draft renstra - bpbd.riau.go.idbpbd.riau.go.id/index.php/download/download_renstra/file... ·...

67
Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 1 DRAFT RENSTRA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI RIAU 2014 - 2019 Jalan Jenderal Sudirman No. 438, Telp. (0761) – 855734 PEKANBARU 28141

Upload: domien

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

1

DRAFT RENSTRA

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)

PROVINSI RIAU

2014 - 2019

Jalan Jenderal Sudirman No. 438, Telp. (0761) – 855734

PEKANBARU 28141

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

sehingga Review Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Riau Tahun 2014-2019 telah berhasil disusun dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan melihat perkembangan

situasi terkini di Provinsi Riau.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana, menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk memberikan

perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan, yang termaktub didalamnya adalah perlindungan

atas terjadinya bencana, guna mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila. BPBD

telah merespon Undang-undang tersebut dengan menyusun Rencana Strategis Tahun 2014-2019

dan menyelaraskan dengan RPJMD Provinsi Riau.

Dengan memperhatikan Prioritas Pembangunan Nasional 2014-2019 tentang Lingkungan

Hidup dan Pengelolaan Bencana, Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah disusun

untuk mempertajam arah kebijakan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, khususnya dengan

memuat indikator kinerja (performance indicator) untuk mengukur tingkat keberhasilan

pelaksanaan program dan kegiatan “Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana” yang akan menjadi

acuan dan dasar dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan dan Rencana Kerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.

Kami ucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun Renstra yang telah mengerahkan seluruh

tenaga dan pikiran demi tersusunnya Renstra yang sesuai dengan harapan dan cita-cita pembangunan

dalam mewujudkan Ketangguhan Bangsa dalam menghadapi Bencana.

Demikian disampaikan, semoga Renstra ini bermanfaat, Terima kasih.

Pekanbaru, 3

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU,

H. EDWAR SANGER, SH, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19610212 198908 1 001

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai

dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang disusun dengan

menyesuaikan kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan

bersifat indikatif.Perencanaan strategis SKPD mutlak diperlukan sejalan pendekatan

perencanaanpembangunan sebagaimana Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan dengan ditetapkannya UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) diamanatkan bahwa setiap Daerah harus

menyusun rencana pembangunan Daerah secara sistimatis, terarah, terpadu,

menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu

perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun perencanaan

tahunan.

Berdasarkan Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 19 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 89 ayat (1)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, disebutkan bahwa

setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan serta

menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan. Di samping itu, sesuai dengan Diktum Kedua Instruksi Presiden Nomor 7

tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disebutkan setiap instansi

pemerintah sampai tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk

melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban

kinerja instansi pemerintah.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

4

Sejak Tahun 2015 Pemerintah Provinsi Riau melalui Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau telah berkomitmen untuk mewujudkan Ketangguhan

Provinsi Riau Dalam Menghadapi Bencana. Intensitas bencana yang semakin tinggi

dikarenakan semakin menurunnya kualitas Lingkungan Hidup ditambah lagi dengan

perubahan iklim sehingga Provinsi Riau memiliki kerentanan terhadap ancaman bencana.

Melihat semakin berat tantangan yang dihadapi dan berdasarkan pengalaman yang

sudah dijalani, perlu dilakukan review terhadap Rencana Strategis Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau 2014 – 2019 agar bisa lebih peka terhadap situasi yang

sedang terjadi dan pengurangan resiko bencana yang menjadi prioritas dalam

penanggulangan bencana bisa dipersiapkan lebih komprehensif, efektif dan tepat sasaran.

Kekuatan sumber daya yang ada, kelembagaan, dan anggaran perlu disinergikan

dalam serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pencegahan bencana, tanggap

darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi dampak bencana yang bersentuhan langsung kepada

masyarakat luas, sehingga arah kebijakan penanggulangan bencana dampaknya bisa

dirasakan secara nyata oleh masyarakat luas. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu

dilakukan penyesuaian rencana strategis, salah satunyauntuk dapat mewujudkan slogan

“Riau Tanpa Asap”.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014-2019

dilandasi oleh beberapa peraturan perundang-undangan, yang mengatur tentang sistem,

mekanisme, proses dan prosedur tentang rencana strategis, yaitu :

1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1646);

2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

5

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4411);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4723);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432);

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

6

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi kegiatan Instansi

vertikal di daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan

Rencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);

16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi

dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4575);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Penanggulangan bencana Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

7

21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4817);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk

Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penanggulangan bencana Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penanggulangan bencana

Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

26. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat;

27. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan

yang Menjadi Kewenangan Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau

Tahun 2008 Nomor 2);

28. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Riau;

29. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penangulangan

Bencana Alam (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2013 Nomor 17);

30. Peraturan Gubernur Riau Nomor 61 Tahun 2015 tentang Prosedur Tetap

Pengendalian Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau (Berita Daerah

Provinsi Riau Tahun 2015 Nomor 61)

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

8

31. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun

2016 Nomor 4);

32. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/Sj Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

33. Rancangan Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun

2014-2018.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014-2019

dimaksudkan sebagai upaya mendokumentasikan rencana strategis organisasi yang

dijadikan acuan dan pedoman atau dasar rujukan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dalam bidang penanggulangan bencana selama periode

tahun 2014-2019 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan Renstra ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi pedoman baku dalam penyelenggaraan tugas-tugas administratif pemerintahan

secara efektif dan sistematis;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi yang baik antar fungsi

pemerintah daerah dalam ruang dan waktu;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif berkeadilan dan berkelanjutan.

1.4 Definisi-Definisi Dalam Penanggulangan Bencana

a. Daerah adalah Provinsi Riau;

b. Kepala Daerah adalah Gubernur Riau;

c. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintah Daerah;

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

9

d. Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disingkat BNPB

adalah lembaga pemerintah non-depertemen yang dipimpin oleh pejabat

setingkat menteri yang dibentuk oleh Pemerintah, sebagai badan yang berwenang

menyelenggarakan penanggulangan bencana pada tingkat nasional.

e. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau yang selanjutnya

disingkat BPBD adalah perangkat Daerah Provinsi Riau yang dibentuk dalam

rangka melaksanakan tugas dan fungsi menyelanggrakan penanggulangan

bencana.

f. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Benacana Daerah Provinsi

Riau secara rangkap (ex-officio) dijabat oleh Sekretaris Daerah yang tugas dan

fungsi sehari-hari dilaksanakan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau.

g. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

factor alam dan/atau factor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, keusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis.

h. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi karena

alam, tsunami, banjir, kekeringan, angina topan, tanah longsor, kebakaran

hutan/lahan karena faktor alam, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa.

i. Penanggulangan Bencana Alam adalah serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, meliputi

pra bencana, tanggap darurat, pemulihan dini dan pasca bencana.

j. Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan

ancaman bencana maupun pengurangan kerentanan pihak yang terancam

bencana.

k. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada

suatu wilayah dan kurun waktu tertentu, berupa kematian, luka, sakit, jiwa

terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta

benda, dan gangguan terhadap kegiatan masyarakat.

l. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi

bencana melalui pengorganisasian, serta melalui langkah yang tepat guna dan

berdaya guna.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

10

m. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan secara

mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu

tempat oleh lembaga yang berwenang.

n. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik

melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana.

o. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah sebuah desa atau kelurahan yang

memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu

mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan

sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

p. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan

segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang

ditimbulkan, meliputi kegiata evakuasi koorban, penyelamatan nyawa dan harta

benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta

pemulihan darurat prasarana dan sarana.

q. Tim Reaksi Cepat BPBD yang selanjutnya disingkat TRC BPBD adalah tim yang

ditugaskan oleh Kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya untuk melakukan

kegiatan kaji cepat bencana dan dampak bencana, serta memberikan

dukunganpendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana.

r. Korban Bencana Alam adalah orang atau kelompok orang yang menderita atau

meninggal dunia akibat bencana alam.

s. Pemulihan adalah upaya yang dilakukan pada saat pasca bencana, yang terdiri

dari rehabilitasi dan rekontruksi.

t. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan public

sampai pada tingkat yang memadai dengan sasaran utama untuk normalisasi atau

berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat

pada wilayah pasca bencana seperti pada kondisi sebelum terjadinya bencana.

u. Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana serta

kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintah maupun

masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan

perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hokum dan ketertiban, dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan masyarakat

pada wilayah pasca bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

11

v. Pengelolaan Bantuan Penanggulangan Bencana Alam adalah kegiatan

penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian bantuan yang disediakan dan

digunakan pada prabencana, saat tanggap darurat, pemulihan dini dan pasca

bencana.

w. Bantuan Tanggap Darurat Bencana Alam adalah bantuan untuk memenui

kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.

x. Dana Penanggulangan Bencana Alam adalah dana yang digunakan bagi

penanggulangan bencana untuk tahap prabencana, saat tanggap darurat,

pemulihan dini dan/atau pascabencana.

y. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat.

z. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjtnya disingkat APBD

adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014-2019 ini

disusun dengan sistemtika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistematika Penyusunan

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN BPBD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD

2.2 Sumber Daya BPBD Provinsi Riau dalam penyelengaraan tugas pokok dan

Fungsi

2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Provinsi Riau

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

12

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPBD

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten/Kota

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis Evaluasi RPJMD Provinsi Riau

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi BPBD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD

4.3. Strategi dan Kebijakan BPBD

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. Rencana Program dan Kegiatan

5.2. Indikator Kerja

BAB VI. INDIKATOR KINERJA BPBD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

BAB VII. PENUTUP

BAB II

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

13

GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BPBD Provinsi Riau

2.1.1 Tugas dan Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Badan

Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi:

a) Penyusunan kebiajakan teknis pada unsur pengarah, unsur pelaksana, sekretariat, bidang

pencegahan dan kesiap siagaan, bidang kedaruratan dan bidang rehabilitasi dan

rekonstruksi;

b) Pelaksanaan tugas dukungan teknis unsur pengarah, unsur pelaksana, sekretariat, bidang

pencegahan dan kesiap siagaan, bidang kedaruratan dan bidang rehabilitasi dan

rekonstruksi;

c) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis pada unsur

pengarah, unsur pelaksana, sekretariat, bidang pencegahan dan kesiap siagaan, bidang

kedaruratan dan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi;

d) Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan pemerintah daerah pada

unsur pengarah, unsur pelaksana, sekretariat, bidang pencegahan dan kesiap siagaan,

bidang kedaruratan dan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi; dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terki dengan tugas dan fungsinya.

2.1.2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagaimana diatur

dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 97 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau sebagai berikut :

I. Kepala Badan Ex. Officio Sekretaris Daerah Provinsi Riau yang membawahi Unsur

Pengaarah dan Unsur Pelaksana, namun hingga saat ini Unsur Pengarah BPBD

Provinsi Riau belum dibentuk dikarenakan keterbatasan anggaran.

II. Unsur Pelaksana dipimpin oleh Kepala Pelaksana Badan, membawahi:

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

14

1. Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penyusunan program,

pengelolaan penatausahaan keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan

perlengkapan, hubungan masyarakat keprotokolan serta administrasi kepegawaian,

membawahi :

1. 1 Sub Bagian Perencanaan Program, dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan dan

penyajian data, penyusunan program dan rencana kegiatan, monitoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan;

1. 2 Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas menyusun rencana anggaran dan mengelola

keuangan serta menyusun laporan pertanggung jawaban pengelolaan

anggaran ;

1. 3 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum, dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas mengelola urusan ketatausahaan, rumah

tangga, peralatan, perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan

serta mengelola administrasi kepegawaian.

2. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,

pembinaan dan fasilitasi penyelenggaran pencegahan pada situasi tidak terjadi

bencana dan kesiapsiagaan dalam situasi terdapat ancaman bencana, terdiri atas :

2.1 Sub Bidang Pencegahan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas menyiapkan bahan dan menyusun rencana

penanggulangan bencana, menfasilitasi upaya pengurangan resiko bencana,

penegakan tata ruang dan penerapan persyaratan standar teknis

penanggulangan bencana; dan

2.2 Sub Bidang kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kesiapsiagaan

terhadap ancaman bencana, pengembangan dan peringatan dini dan

penyelenggaraan kegiatan mitigasi bencana serta bimbingan teknis

penanggulangan bencana.

3. Bidang kedaruratan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan,

pengkajian, penentuan wilayah bencana, status keadaan darurat dan fasilitasi

penyelenggaran penanggulangan bencana, perlindungan, bantuan kebutuhan hidup

dasar dan logistik pada saat tanggap darurat, terdiri atas :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

15

3.1 Sub Bidang penyelamatan dan evakuasi mempunyai tugas menyiapkan

bahan dan melaksanakan kajian keadaan darurat, memfasilitasi pengerahan

sumber daya untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban bencana; dan

3.2 Sub Bidang distribusi dan logistik dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang

yang mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kajian tingkat

kerusakan akibat bencana, perlindungan kelompok rentan, pemenuhan

kebutuhan dasar dan logistik.

4. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,

pembinaan dan pengendalian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan

akibat bencana, terdiri atas :

4.1 Sub Bidang Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi rehabilitasi kerusakan

akibat bencana, memfasilitasi dan melaksanakan kerjasama perbaikan

lingkungan, prasarana dan prasarana umum dan keagamaan, pemulihan

sosial psikologis, sosial ekonomi dan sosial budaya, fungsi pemerintahan dan

fungsi pelayanan masyarakat, keamanan dan ketertiban; dan

4.2 Sub Bidang Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas menyiapkan bahan dan koordinasi rekonstruksi sosial,

ekonomi, budaya dan sarana prasarana, memfasilitasi dan melaksanakan

kerjasama pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat,

pengembangan partisipasi lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia

usaha dan masyarakat, peningkatan fungsi pelayanan publik dan kondisi

sosial, ekonomi dan budaya.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

16

Bidang KedaruratanBidang Kedaruratan

Subbidang Penyelamatan dan

Evakuasi

Subbidang Penyelamatan dan

Evakuasi

Subbidang Distribusi dan

Logistik

Subbidang Distribusi dan

Logistik

Subbagian Keuangan dan

Perlengkapan

Subbagian Keuangan dan

PerlengkapanSubbagian Perencanaan

Program

Subbagian Perencanaan

Program Subbagian UmumSubbagian Umum

Bidang Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

Bidang Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

Subbidang RehabilitasiSubbidang Rehabilitasi

Subbidang RekonstruksiSubbidang Rekonstruksi

Bidang Pencegahan dan

Kesiapsiagaan

Bidang Pencegahan dan

Kesiapsiagaan

Subbidang PencegahanSubbidang Pencegahan

Subbidang KesiapsiagaanSubbidang Kesiapsiagaan

SekretariatSekretariat

SatgasSatgas

Kelompok Jabatan FungsionalKelompok Jabatan Fungsional

Kepala BadanKepala Badan

Unsur PengarahUnsur Pengarah Unsur PelaksanaUnsur Pelaksana

Gambar 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU

Sumber : Peraturan Gubernur Riau Nomor 97 Tahun 2016

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

17

2.2 Sumber Daya Badan Penanggulangan Bencana Daerah

2.2.1 Sumber Daya Aparatur

Sumber Daya yang dimilki baik personil maupun sarana dan prasarana memegang

peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Jumlah pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau adalah

sebanyak 49 orang. Berikut ini disajikan data kepegawaian Badan Penanggulangan

Bencana DaerahProvinsi Riau:

1. Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Gaji.

Tabel 2.1.

Data Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Berdasarkan Golongan Ruang Gaji

No GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH %

1 Golongan IV 9 18, 37 %

2 Golongan III 30 61,22 %

3 Golongan II 10 20, 41 %

4 Golongan I 0 0 %

JUMLAH 49 100 % Sumber Data : Juli 2017

Jika melihat pada tingkat Golongan Ruang Gaji aparatur BPBD Provinsi Riau,

secara total berjumlah 49 orang dengan komposisi pegawai didominasi oleh Golongan III

sebanyak 30 Orang atau 61%, Sedang Golongan Ruang Gajiterkecil adalah Golongan II

berjumlah 10 orang atau sekitar 21%.

Sedangkan bila diklasifikasikan Berdasarkan Golongan Ruang Gaji, maka

sebagaimana terlihat pada Grafik 2.1. pegawai BPBD Provinsi Riau terbanyak berada pada

golongan III, atau sejumlah 30 orang (63%).

9 Org

30 Org

10 Org

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

18

Gambar 2.2.

Keadaan Golongan Ruang Gaji Aparatur Sipil Negara (ASN)

BPBD Provinsi Riau Tahun 2017

2. Data Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut Jabatan

Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau berjumlah 49 orang, berdasarkan

Jabatan terbagi dalam 4 (empat) kelompok sebagaimana data pada Tabel 2.2 berikut

ini :

Tabel 2.2.

Data Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Berdasarkan Jabatan

No JABATAN/ESELON JUMLAH %

1 Eselon II 1 2,04 %

2 Eselon III 4 8,16 %

3 Eselon IV 9 18,37 %

4 Staf/Non Struktural 35 71,43 %

Jumlah 49 100 % Sumber Data : Juli 2017

Dari sejumlah 49 pegawai BPBD Provinsi Riau, terdapat 1 orang dengan jabatan

eselon II, yaitu Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Riau; 4 orang dengan jabatan eselon III,

yang terdiri dari Sekretaris dan 3 Kepala Bidang, serta 9 eselon IV, dan sisanya adalah staf.

Hal ini sesuai dengan Struktur Organisasi BPBD Provinsi Riau.

Hingga Perubahan Renstra BPBD Provinsi Riau tahun 2014 – 2019, kondisi pejabat

Eselon Pada BPBD Provinsi Riau telah terpenuhi dan tidak terdapat kekosongan jabatan

sebagaimana yang ditunjukan pada Tabel 2.2 diatas.

Secara Sederhana Gambaran Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Menurut Jabatan/Eselon dapat dilihat pada Gambar berikut :

1 Org 4 Org

9 Org

35 Org

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

19

Gambar 2.3.

Keadaan Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Berdasarkan Jabatan

3. Data Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Dari data pada Tabel 2.3 diketahui bahwa pendidikan Aparatur Sipil Negara (ASN)

dilingkungan BPBD Provinsi Riau didominasi oleh tingkatan Strata I (S.1) yang

berjumlah 21 orang atau 43%.

Tabel 2.3.

Data Keadaan Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No PENDIDIKAN JUMLAH %

1 Strata 2 (S-2) 10 20,41 %

2 Strata 1 (S-1) 21 42,86 %

3 Diploma 3 5 10,20 %

4 SLTA/SMK/KPAA 12 24,49 %

5 SLTP 1 2,04 %

JUMLAH 49 100 % Sumber Data : Juli 2017

Secara umum tingkat pendidikan Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

cukup Baik, dimana dari 49 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) terdapat 31 orang

atau 63,27 % berpendidikan Sarjana Strata I dan Sarjana Strata II. Secara sederhana

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4.

Keadaan Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

menurut Tingkat Pendidikan Formal

4. Data Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penjenjangan

10 Org

21 Org

5 Org

12 Org

1 Org

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

20

Data pada Tabel 2.4. Mengambarkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah

mengikuti pendidikan penjenjangan berjumlah 19 orang.

Tabel 2.4.

Data Keadaan Aparatur Sipil Negara (ASN) BPBD Provinsi Riau

Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan

No TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 Diklatpim IV 11

3 Diklatpim III 6

4 Diklatpim II 2

5 Diklatpim I 0

JUMLAH 19 Sumber Data : Juli 2017

Secara sederhana gambaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau yang telah mengikuti pendidikan perjenjangan dapat

dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.5.

Tingkat Pendidikan Perjenjangan Pegawi Negeri Sipil

Badan Penanggulangan Bencana daerah Provinsi Riau Tahun 2016

2.2.2. Fasilitas Penunjang (Perlengkapan Kantor)

Dalam kaitannya untuk mendukung pekerjaan, BPBD Provinsi Riau dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau memiliki 1 (satu) Gedung yang terdiri 3 (tiga) lantai. Setiap lantai dan

ruangan kerja dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC)

11 Org

6 Org

2 Org

0 Org

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

21

dan didukung oleh Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) seperti Komputer, Printer,

Mesin Scanner dan Fotocopi, kendaraan dinas, serta jaringan WiFi untuk

mempermudah akses informasi global.

Tabel 2.5

Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) BPBD Provinsi Riau

s.d Tahun Anggaran 2017

No. NAMA BARANG

JUMLAH

(DALAM

BIDANG/UNIT/BUAH)

Mesin dan Peralatan 985

Alat-alat Besar 122

Alat-Alat Besar Darat 5

1 Genset 1 Unit

3 Forklift 1 Unit

4 Alat Pengangkat Lain-lain 3 Unit

Alat-alat Bantu 117

4 Alat Pompa 13 Unit

5 Mesin pompa apung porTabel 10 Unit

6 Mesin pompa air jinjing 36 Unit

7 Tangki lipat 1000 liter 10 Unit

8 Tangki lipat 2000 liter 12 Unit

9 Tangki lipat 4000 liter 5 Unit

10 Selang ukuran 1,5 inchi (50 gulung) 1 Unit

11 Selang ukuran 2,5 inchi (15 gulung) 1 Unit

12 Y connection 10 Unit

13 Nozzle 10 Unit

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

22

14 Tangga 2 Unit

15 Genset 4 Unit

16 Alat Fogging 1 Unit

17 Alat Fogging 1 Unit

18 Mesin Pompa air 1 Unit

Alat-alat Angkutan 27

Alat Angkutan Darat Bermotor 5

19 Mobil Jeep 1 Unit

20 Station Wagon 1 Unit

21 Station Wagon 1 Unit

22 Station Wagon 1 Unit

23 Micro Bus (Penumpang 15-30 orang) 1 Unit

Alat Angkutan Apung Bermotor 10

23 Mesin tempel perahu karet 10 Unit

Alat Angkutan Apung Tidak Bermotor 12

25 Perahu karet Cruiser CRD-al 430R 2 Unit

25 Perahu karet Cruiser CRD-al 500R 10 Unit

Alat Bengkel dan Alat Ukur 50

Alat Bengkel Bermesin 1

26 Perkakas Bengkel Lain-lain 1 Set

Alat Bengkel Tak Bermesin 41

27 Peralatan Tukang Besi Lain-lain 41 Buah

Alat Ukur 8

28 Global Postioning System 7 Buah

29 System Peringatan Dini Banjir 1 Buah

Alat Kantor dan Rumah Tangga 470

Alat Kantor 47

30 AC (Air Conditioner) 2 Unit

31 Alat Pendingin ( AC ) 4 Unit

32 Filling Cabinet 7 Unit

33 Lemari kaca 4 Unit

34 Lemari Arsip Pintu Sorong Kaca 3 Unit

35 Mesin Hitung 1 Unit

36 Lemari kayu 3 Unit

37 Filling Kabinet 8 Unit

38 Air Conditioner 6 Unit

39 AC standing floor 1 Unit

40 Papan visual elektronik 1 Unit

41 Lemari arsip pintu sorong 4 Unit

42 Lemari Tempat Photo 1 Unit

43 Alat Absensi 2 Unit

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

23

Alat Rumah Tangga 150

44 Kursi Kerja 6 Buah

45 Tenda 10 Buah

46 Kulkas 5 Buah

47 Kompor set lapangan 2 Buah

48 Dispenser 1 Buah

49 Penyekat ruangan 1 Buah

50 Matras 8 Buah

51 Sleeping bad 8 Buah

52 Lemari Arsip 2 Buah

53 Vitrage/gorden 1 Buah

54 Tenda 1 Buah

55 Neon box visi misi 1 Buah

56 Vitrage/gorden 1 Buah

57 Neon box logo prov. Riau 1 Buah

58 Neon box logo BPBD 1 Buah

59 Neon box struktur orgnanisasi 1 Buah

60 Neon box plang nama 1 Buah

61 Meja Rapat 1 Buah

62 Lemari Arsip 3 Buah

63 Exhaust Fan 6 Buah

64 Meja Receptionis 1 Buah

65 Televisi LED 60 Inchi 1 Buah

66 Lemari Arsip Pintu Sorong 4 Buah

67 Vacuum Cleaner 1 Buah

68

Rak Besi 30 meter (Ukuran Panjang 4,95 M x

Tinggi 2 m x 3 Buah)

1

Buah

69 Lemari Arsip pintu besi 4 Buah

70 Rak besi gudang logistik (47 meter) 1 Buah

71 Dispenser 3 Buah

72 Pemanas air tenaga surya 1 Buah

73 Televisi LED 32 inchi 2 Buah

74 Lampu hias (2 roll) 1 Buah

75 Lampu gantung 1 Buah

76 Kursi Sofa 2 Buah

77 Kursi Tunggu 6 Buah

78 Tenda pengungsi bencana 4 Buah

79 Velbed 56 Buah

Peralatan Komputer 106

78 Komputer Mainframe / Server 2 Unit

79 PC Unit 2 Unit

80 komputer/PC 1 Unit

81 Komputer Notebook 1 Unit

82 Komputer Mainframe / Server 1 Unit

83 Komputer / Notebook 2 Unit

84 Printer 3 Unit

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

24

85 Unit Power Supply 1 Unit

86 UPS/Stabilizer 1 Unit

87 Komputer/PC 9 Unit

88 Komputer Notebook 2 Unit

89 Printer Laser Jet 1 Unit

90 Printer Ink Jet 4 Unit

91 Komputer/PC 12 Unit

92 Komputer Note Book 2 Unit

93 Printer Ink Jet 5 Unit

94 Printer Laser Jet 5 Unit

95 UPS/Stabilizer 3 Unit

96 Printer 5 Unit

97 Komputer notebook 5 Unit

98 Printer 5 Unit

99 Printer Ink Jet Warna 6 Unit

100 Komputer/PC 4 Unit

101 Laptop 2 Unit

102 Komputer/PC 4 Unit

103 Tabelt/Tab 2 Unit

104 Laptop 2 Unit

105 Standing Computer Pendukung Website 1 Unit

106 Komputer/PC 2 Unit

107 Printer Dot Matrik 1 Unit

108 Printer Laserjet Warna 4 Unit

109 UPS 2 Unit

110 Hardisk External 4 Buah

Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 167

111 Meja Kerja 8 Buah

112 Meja Kerja Anggota TRC 30 Buah

113 Meja Kerja 41 Buah

114 Kursi Kerja Anggota TRC 80 Buah

115 Kursi Kerja 5 Buah

116 Meja staf partisi 3 Buah

Alat Studio dan Alat Komunikasi 119

Alat Studio 17

117 Kamera SLR 1 Buah

118 Proyektor/Infocus Sony VPL-EX 222 1 Buah

119 Proyektor 2 Buah

120 Kamera CCTV Avtech 1 Buah

121 Kamera/CCTV 1 Buah

122 Kamera Digital Nikon 1 Buah

123 Kamera 3 Buah

124 LED Proyektor/Infokus 1 Buah

125 Kamera DSLR + Lensa Kit 1 Buah

126 Kamera DSLR + Lensa Kit 1 Buah

127 Kartu Penyimpanan Media Ukuran 16 GB 4 Buah

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

25

Alat Komunikasi 102

128 Sound System 1 Unit

129 Radio SSB 1 Unit

130 Radio HT/FM 63 Unit

131 Antena/Tower (Repeater) 1 Unit

132 Pesawat UAV Copter (11 unit) 11 Unit

133 Pesawat UAV Fix Wings (1 unit) 1 Unit

134 Battery Choper (22 unit) 22 Buah

135 Battery Fix Wings (2 unit) 2 Buah

Alat-alat Kedokteran

Alat Kedokteran 106

136 Oxigen 101 Buah

137 Oxigen 1 Buah

138 Tandu 2 Buah

139 Folding bad aluminium 2 Buah

Alat-alat Perenjataan/Keamanan

Persenjataan Non Senjata Api 91

140 Gri-gri 2 Buah

141 Binacular 2 Buah

142 Gri-gri 2 Buah

143 Ascender 2 Buah

144 Full body hernes 2 Buah

145 Tendem 2 Buah

146 Kunci pintu otomatis 1 Buah

147 Kunci pintu otomatis 1 Buah

148 Baju lapangan anti flame resistent (12 set) 12 Buah

149 Baju pakaian tahan api pemadam kebakaran 13 Buah

150 Sarung tangan pemadam kebakaran 13 Buah

151 Sepatu pemadam kebakaran 13 Buah

152 Helem pemadam kebakaran 13 Buah

153 Masker 13 Buah Sumber Data : Juli 2017

2.3 Kinerja Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

2.3.1. Evaluasi Kinerja BPBD Provinsi Riau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau terbentuk pada Tahun

2010 dan memiliki anggaran mulai pada Tahun 2011. Dalam kurun waktu 2011 –

2013 BPBD Provinsi Riau terus melakukan pembenahan untuk penguatan

kelembagaan untuk pencapaian Visi dan Misi BPBD Provinsi Riau.

Hasil evaluasi kinerja BPBD Provinsi Riau secara umum dapat dilihat dari

anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan yang bersumber dari APBD Provinsi

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

26

Riau dapat dilihat pada tabel 2.6. sebagai berikut :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

27

Tabel 2.6

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

PROGRAM DAN KEGIATAN Anggaran Tahun Realisasi Anggaran Rata-Rata Pertumbuhan Rata-rata Pertumbuhan

2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BELANJA DAERAH

BELANJA TIDAK LANGSUNG

-Belanja Pegawai 2,120,666,079

3,085,476,800

4,333,783,628

747,121,990

3,078,751,377

3,931,431,529

964,810,721

1,248,306,828

402,352,099

-Belanja Bunga

-Belanja Subsidi

-Belanja Hibah

-Belanja Bantuan Sosial

-Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

-Belanja Tidak terduga

-Belanja langsung

-Belanja Pegawai 79,200,000

110,880,000

74,400,000

102,060,000

31,680,000

8,820,000

-Belanja barang dan Jasa 5,800,000

5,000,000

5,800,000

4,987,600

- 800,000

12,400

Belanja Modal 147,850,000

265,214,250

145,784,100

251,735,000

117,364,250

13,479,250

TOTAL 3,318,326,800

4,714,877,878

3,304,735,477

4,290,214,129

964,810,721

1,396,551,078

424,663,749

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

28

2.3.2. Analisis Akuntabilitas Kinerja

Rincian evaluasi kinerja kegiatan BPBD Provinsi Riau berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dapat dilihat pada capaian kinerja yang telah

dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan pada periode sebelum tersusunnya Renstra ini :

Tabel 2.7

Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau

No Indikator Kinerja Target

SPM Target IKU

Taerget

Indikator

Lainya

Target Renstra SKPD Tahun Target Renstra SKPD Tahun 2017 Target Renstra SKPD Tahun 2018

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah Dokumen Ranperda 1 Dokumen 1 1 100%

tentang Penanggulangan

Bencana

2

Jumlah Dokumen Naskah

Akademik Perda 1 Dokumen 1 1 100%

Provinsi Riau tentang

Penanggulangan Bencana

3

Jumlah Peralatan Tim Reaksi

Cepat 2 Paket 1 1 1 1 100% 100%

4

Jumlah peralatan

Komunikasi 2 Paket 1 1 1 1 100% 100%

5

Jumlah Sarana, Data, dan

Informasi tentang 1 Paket 1 1 100%

Kebencanaan

6

Jumlah DED Pembangunan

Gedung Kantor 1 Dokumen

1

1

100%

7

Persentase Pembagunan

Gedung Kantor 100%

100%

100%

100%

8

Jumlah Dokumen

Perencanaan Pembagunan 1 Dokumen 1 1 1 1 1 1

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

29

No Indikator Kinerja Target

SPM Target IKU

Taerget

Indikator

Lainya

Target Renstra SKPD Tahun Target Renstra SKPD Tahun 2017 Target Renstra SKPD Tahun 2018

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

9

Jumlah Dokumen Rencana

Program dan 1 Dokumen 1 1 100%

Kegiatan APBD

10 Jumlah Dokumen Renja 1 Dokumen 1 1 100%

11

Jumlah Dokumen Renja,

LAKIP, RKT dan 4 Dokumen 4 4 400%

Penja pada SKPD

12

Jumlah Dokumen Potensi

Sumber Daya 2 Dokumen 1 1 1 1 100% 100%

Dalam Penanggulangan

Bencana

13

Jumlah Dokumen Rencana

Kontijensi 2 Dokumen 1 1 1 1 100% 100%

14

Jumlah Dokumen Peta

Resiko Bencana 1 Dokumen 1 1 100%

15

Jumlah Pamvlet tentang

Penanggulangan 1 Paket 1 1 100%

Bencana

16

Jumlah Buku Pemutahiran

Data Daerah 1 Jenis 1 0 1 0 100% 0%

Rawan Bencana

17

Jumlah Anggota Ormas/LSM

yang paham 95 Orang 60 35 60 35 100% 100%

tentang Penanggulangan

Bencana

18

Jumlah Dokumen

Perencanaan 1 Dokumen 1 1 100%

Pengurangan Resiko

Bencana

19

Jumlah Buku Bimbingan

Untuk Pedoman 1 jenis 1 1 100%

20

jumlah Personil yang

Memiliki kemampuan 200 Orang 200 200 100%

dan pengetahuan dalam

Praktek

Penanggulangan Bencana

21

Jumlah Personil yang

memiliki Kemampuan 110 Orang 70 40 70 40 7000% 4000%

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

30

No Indikator Kinerja Target

SPM Target IKU

Taerget

Indikator

Lainya

Target Renstra SKPD Tahun Target Renstra SKPD Tahun 2017 Target Renstra SKPD Tahun 2018

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

Bencana

22

Jumlah Personil dan

Kapasitas 35 Orang 35 35 100%

Pengetahuan tentang

Manajemen Dasar

Penanggulangan Bencana

23

Jumlah Relawan

Kesiapsiagaan 40 Orang 40 40 100%

Penanggulangan Bencana

24

Jumlah Personil dan

Kapasitas 35 Orang 35 35 100%

Pengetahuan tentang

Menejemen Logistik

dan Peralatan

25

Jumlah Personil dengan

Kapasitas 35 Orang 35 35 100%

Pengetahuan tentang

Manajemen

Kedaruratan

26

Persentase tersalurnya

Bantuan Kedaruratan 100% 100% 100% 100%

27

Persentase tersedianya Dana

Siap Pakai 100% 100 100 100%

Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana

28

Jumlah Personil dengan

Kapasitas 35 Orang 35 35 100%

Pengetahuan tentang

Manajemen Pasca

Bencana

29

Jumlah Personil dengan

Kapasitas 35 Orang 35 35 100%

Pengetahuan tentang

Manajemen Pasca

Bencana

30

Tersedianya Prasarana dan

Sarana Umum 1 Paket 1 1 100%

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019

31

No Indikator Kinerja Target

SPM Target IKU

Taerget

Indikator

Lainya

Target Renstra SKPD Tahun Target Renstra SKPD Tahun 2017 Target Renstra SKPD Tahun 2018

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

31

Jumlah Laporan Fasilitas

Sa'at Terjadinya 1 laporan 1 1 100%

Bencana

32

Jumlah Laporan Fasilitas dan

koordinasi 1 laporan 1 1 100%

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

Penanggulangan

Bencana

33

Terkendalinya Kebakaran

Hutan dan Lahan 12 Kab/Kota 12 12 100%

di Kabupaten/Kota

34

Jumlah Laporan Rehabilitasi

dan Rekonstruksi 1 laporan 1 1 100%

Fasilitas dan Infrastruktur

Publik Korban

Bencana

35

Jumlah Lokasi Rehabiliatsi

Fasilitas dan 1 Lokasi 1 1 100%

Infrastruktur Publik Bagi

Korban Bencana

36

Jumlah Laporan Pendataan

Perhitungan Kerugian 1 Laporan 1 1 100%

Pasca Bencana

37

Jumlah Bagunan Gudang

Kantor BPBD 1 Unit 1 1 100%

38 Jumlah Tenda Peleton 1 Paket 1 1 100%

39

Jumlah Anggota Ormas/LSM

yang Mempunyai 120 Orang 120 120 100%

Pemahaman dan

Pengetahuan tentang

Penanggulangan Bencana

Pada Kab/kota

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 31

2.3.3. Kinerja Pelayanan BPBD Provinsi Riau periode 2014 - 2019

Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan mengalami puncaknya pada

periode tahun 2014 di Provinsi Riau dimana data hotspot sebanyak 11.272 titik

hotspot, sehingga mengalami masa yang sulit dalam melaksanakan penanggulangan

bencana. Hal ini disebabkan luasnya jumlah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi

sehingga dampak asap yang ditimbulkan menghambat aktivitas masyarakat diluar

rumah, bahkan mengganggu dan menyebabkan tidak berjalannya kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Dampak bencana asap lainnya terlihat pada sektor transportasi

udara Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru beberapa kali ditutup dikarenakan

jarak pandang yang pendek menyebabkan pesawat mengalami kesulitan untuk

mendarat.

Pada tahun 2015 terjadi penurunan titik hotspot dimana tercatat menjadi 3.400

titik, akan tetapi akibat pergerakan arah angin yang mengarah ke timur laut

menyebabkan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan

mengarah ke Provinsi Riau, sehingga memperburuk dampak pencemaran udara di

Provinsi Riau.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau bersama Satuan Tugas

Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan

Provinsi Riau pada tahun 2016 - 2017 dapat mengurangi jumlah hotpsot dan luas

areal yang terbakar dari tahun ke tahun. hal ini dapat dilihat pada diagram dibawah

ini :

Sumber : Data Hotspot Pusdatin BPBD Riau 2014 - 2017

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hotspot dari tahun 2014 sampai

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 32

2017 mengalami penurunan. pada tahun 2014 sebanyak 11.272 titik hotspot

mengalami penurunan pada tahun 2015 sebanyak 3400 titik hotspot. Pada tahun

2016 mengalami penurunan kembali sebanyak 1397 titik hotspot dan hingga bulan

Juli 2017 sementara sebanyak 190 titik hotspot.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam hal menjalankan peran

sebagai koordinator penanggulangan bencana selalu berupaya menegaskan bahwa

manajemen penanggulangan bencana bukanlah suatu kegiatan yang bersifat

mendadak hanya untuk “tanggap darurat”, akan tetapi juga meliputi berbagai aspek

baik sebelum (prabencana), maupun pada saat bencana dan setelah bencana (pasca

bencana) itu sendiri. Apabila diterapkan kedalam daur program kerja, maka

program dan kegiatan penanggulangan bencana merupakan siklus sistemik

kegiatan.

Secara umum kegiatan itu menyangkut; kesiapsiagaan, identifikasi bahaya,

analisa resiko, tindakan preventif, respon bencana, serta rehabilitasi, dan

rekonstruksi yang konsisten dan berkesinambungan, melibatkan berbagai pihak

(stakeholders) terkait, sesuai ketentuan umum dan tahapan didalam

penanggulangan bencana, sesuai Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana. Dari gambaran diatas, Tantangan dan Peluang

Pengembangan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau,

antara lain dapat dilihat dari berbagai hal sebagai berikut.

1. Tantangan

Tantangan yang dihadapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau dalam melaksanakan Pelayanan adalah sebagai berikut :

1) Luasnya cakupan wilayah yang dilakukan penanggulangan bencana dengan

potensi bencana yang beragam.

2) Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga menghambat

kecepatan penyebaran arus data ke pusat maupun daerah lain.

3) Adanya perubahan iklim global yang sangat ekstrim dan berpotensi

meningkatkan intensitas bencan alam.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 33

4) Degradasi lingkungan akibat pembangunan yang kurang berwawasan

lingkungan.

5) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam upaya

pengurangan risiko bencana.

2. Peluang

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan Bencana dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46

Tahun 2008 Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki 3 (tiga) Fungsi,

yaitu Fungsi Koordinasi, Fungsi Komando, Fungsi Pelaksana ketiga fungsi ini

memberikan kekuatan bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk

melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

Ketiga Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah ini mampu

diimplementasikan dengan baik oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau, hal ini dapat dilihat dari operasional Satuan Tugas Pos Komando

Utama Operasi Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran

Hutan dan Lahan Provinsi Riau yang mampu mengintegrasikan personil dari

background yang berbeda dalam satu kesatuan Pos Komando Utama.

Dukungan Peralatan berupa Helicopter dan Pesawat Teknologi

Modifikasi Cuaca serta Dana Siap Pakai kepada BPBD Provinsi Riau dalam

melakukan tugas penanggulangan bencana di Provinsi Riau menjadi peluang

yang harus dioptimalkan pelaksanaannya.

Demikian juga dari pihak legislatif yang sudah beberapa kesempatan

diikutsertakan dalam tugas penanggulangan bencana sehingga membuka

cakrawala pemikiran semua pihak bahwa keberadaan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Riau sangat penting dan strategis, ketika situasi

genting dan darurat keberadaan lembaga ini menjadi tumpuan dan harapan

semua orang untuk berbuat dengan kondisi tersebut Gubernur, Sekretaris Daerah

selaku ex. Officio Kepala BPBD, Kepala Bappeda dan DPRD memberikan

perhatian dan dukungan yang serius terkait penguatan anggaran yang

ditempatkan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau.

Untuk menyikapi peluang ini agar penggunaan anggaran bisa digunakan

secara efektif, efisien dan tepat sasaran maka perlu dipersiapkan Rencana

Strategis yang komprehensif, terukur dan mengakomodir semua persoalan yang

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 34

ada untuk dicarikan solusinya. Selain itu keberadaan Unit Pelaksana Teknis

Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana (UPT. Pusdalops PB)

dan Unit Pelaksana Teknis Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana

(UPT. Loglat PB) perlu direalisasikan untuk optimalisasi tugas operasional.

Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan beberapa peluang

yang dapat dijadikan dalam analisa SWOT :

1. Adanya komitmen Kepala Daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana.

2. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang

kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana.

3. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dan sinkronisasi serta koordinasi

dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

4. Tersedianya dana dekonsentrasi dan bantuan sosial berpola hibah yang

bersumber dari kementerian/lembaga di Pemerintah Pusat.

5. Adanya peran serta masyarakat dan kerjasama dengan dinas/instansi terkait

serta lembaga non Pemerintah dalam upaya penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 35

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Unsur

Pelaksana BPBD Kabupaten/Kota menyelenggarakan fungsi Pengkoordinasian;

Pengkomandoan, dan Pelaksana.

Didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 Pasal 12, 13 dan 14

dijelaskan Fungsi Koordinasi BPBD adalah Koordinasi dengan satuan kerja perangkat

daerah lainnya didaerah, instansi vertikal yang ada didaerah, lembaga usaha, dan/atau pihak

lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana. Fungsi Komando BPBD

adalah pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari satuan kerja perangkat

daerah lainnya, instansi vertikal yang ada didaerah serta langkah-langkah lain yang

diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Sedangkan Fungsi Pelaksana BPBD

adalah melaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat

daerah lainnya didaerah, instansi vertikal yang ada didaerah dengan memperhatikan

kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Melihat luasnya cakupan Fungsi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

menuntutnya kinerja yang ekstra dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Namun

dalam implementasi dari Undang-undang nomor 24 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 secara kelembagaan permasalahan yang dihadapi

berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Riau dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 36

TABEL 3.1.

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat Ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan

Internal Eksternal

1. Peningkatan kapasitas

Sumber Daya Manusia yang

terlatih dalam

penanggulangan bencana

Setiap tahunnya hanya dapat

melakukan pelatihan terkait

penanggulangan bencana

sebanyak 40 orang sampai

dengan 55 orang relawan

120 orang relawan/tahun Ketersediaan pagu anggaran

yang terbatas

Pemerataan pelatihan untuk

relawan di tiap-tiap

Kabupaten/Kota Provinsi

Riau

1. Belum memadainya jumlah

Sumber Daya Manusia yang

ada di Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau;

2. Belum memadainya

kapasitas Sumber Daya

Manusia yang ada di Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau yang

mengedepankan Integritas

dan kompetensi agar tugas-

tugas kemanusiaan yang

dilaksanakan terlaksana

secara optimal;

3. Belum tersedianya data

relawan yang sudah

mendapatkan pelatihan.

2. Pemenuhan Sarana dan

Prasarana pendukung

penanggulangan bencana

Sarana dan Prasarana masih

belum representatif seperti

Pusdatin dan peralatan

penanggulangan bencana.

Peraturan Kepala BNPB

Nomor 17 Tahun 2009

Keterbatasan pagu anggaran

dalam pembelian peralatan

Penggunaan peralatan

dilapangan dapat

memperpendek massa umur

peralatan

Masih terbatasnya sarana

prasarana operasional dan

sistim informasi

penanggulangan bencana di

lingkungan Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau dalam

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 37

melaksanakan tugas.

3. Update data dan informasi

bencana

Data dan informasi kejadian

bencana sudah terkoordinasi,

hanya saja memerlukan

publikasi yang dapat diakses

seluruh masyarakat yang

membutuhkan

Sistem Informasi Geografis

Kebencanaan yang

diterjemahkan dalam tabel

kejadian bencana

Kurangnya SDM yang

menguasai aplikasi GIS

dalam rangka update data

bencana

Penyampaian data bencana

oleh Kabupaten/Kota masih

mengalami keterlambatan

update

Perlunya peningkatan kapasitas

SDM dan pemerataan SDM di

Kabupaten/Kota dan Provinsi

dalam hal update data dan

informasi kebencanaan

4. Keterlibatan stakeholder

dalam penanggulangan

bencana

Sudah adanya satgas

penanggulangan bencana

yang dibentuk ketika terjadi

bencana

Prosedur Tetap (Protap)

tentang Penanggulangan

Bencana

Respon Time satgas dalam

penanggulangan bencana

Keakuratan data dan

informasi terkait lokasi

kejadian bencana

Belum maksimalnya komitmen

bersama dan kordinasi seluruh

Perangkat Daerah dan institusi

terkait dalam mendukung

perumusan kebijakan

penanggulangan bencana;

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 38

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Riau 2005-2025 adalah :

“Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan

Melayu dalam Lingkungan Masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir dan Bathin, di

Asia Tenggara Tahun 2020.”

Penambahan “Pemantapan Aparatur” dalam visi misi tersebut diatas adalah upaya

meningkatkan kinerja aparatur Pemerintah Daerah sejalan dengan agenda reformasi

birokrasi. Pemantapan aparatur sangat penting guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

dalam menjalankan dan menuntaskan arah kebijakan dan program Pembangunan Daerah

sesuai dengan indikator dan target yang telah ditetapkan.

Visi misi tersebut diatas juga mengalami perubahan dan penambahan sesuai dengan

hasil rapat Panitia Khusus Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DPRD

Provinsi Riau. Penambahan tersebut terdapat pada kata “Berbudaya Melayu”. Adapun

penambahan kata ini mengacu kepada visi RPJPD Provinsi Riau 2020. Dengan demikian

visi Riau Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya

Melayu dan berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja

serta pemantapan aparatur”

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi

dan permasalahan yang ada, tantangan kedepan, serta memperhitungkan peluang yang

dimiliki, maka ditetapkan 9 (sembilan) misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Riau 2014 - 2019, sebagai berikut:

1. Meningkatkan Pembangunan Insfrastruktur;

2. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan;

3. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan;

4. Menurunkan Kemiskinan;

5. Mewujudkan Pemerintahan Yang handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan

Politik;

6. Pembangunan masyarakat yang berbudaya melayu, beriman dan bertaqwa

7. Memperkuat Pembangunan Pertanian dan Perkebunan;

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 39

8. Meningkatkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Pariwisata;

9. Meningkatkan Peran Swasta dalam Pembangunan.

3.3 Telaahan Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Renstra

Kabupaten/Kota.

1. Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Terbentuknya kelembagaan penanggulangan bencana, baik di Pusat maupun di

Daerah merupakan wujud fungsi protektif pemerintah dalam menangkap berbagai

permasalahan yang timbul terkait bencana. Dasar pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah, mengacu kepada Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Pedoman Pembentukan BPBD dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008

tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD. Ruang lingkup penanggulangan

bencana tidak saja pada saat terjadi bencana, namun mulai dari proses deteksi, pencegahan

dini hingga pasca bencana.

Disadari bahwa kita hidup dan tinggal di daerah rawan bencana. Sudah seharusnya

kita harus tangguh menghadapi semua ancaman bencana. Tangguh merupakan kesadaran

yang terinternalisasi dalam sebuah komunitas, sehingga menghasilkan kesiapsiagaan dan

kapasitas yang tinggi dalam menghadapi bencana.

Gambar 3.1.

Data Kejadian Bencana Indonesia

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 40

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana bahwa bencana terbesar

yang terjadi di Indonesia selama tahun 2014 adalah bencana banjir sebesar 31,4 %,

selanjutnya angin puting beliung sebesar 19,4 %, dan disusul longsor dengan presentase

sebesar 16 %. Bencana-bencana tersebut juga telah melanda beberapa Kabupaten/Kota

dalam wilayah Provinsi Riau, dan bahkan ada yang sudah merupakan bencana rutin pada

setiap tahun, seperti bencana banjir dan angin puting beliung. Dan jika dilihat pada awal

tahun 2014, sekitar 96 % kejadian bencana di Indonesia masih di dominasi oleh bencana

hidrometeorologi tersebut, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang,

banjir dan tanah longsor.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana, upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan

berdasarkan pada aspek-aspek yang meliputi aspek ekonomi dan budaya masyarakat,

kelestarian lingkungan hidup, kemanfaatan dan efektivitas serta lingkungan luas daerah.

Dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, visi yang ditetapkan oleh

Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah “Menjadikan Bangsa yang Tangguh

Menghadapi Bencana”. Dalam mewujudkan visi tersebut ditetapkan 4 misi, yaitu :

1. Membangun efektivitas dalam upaya pengurangan risiko bencana pada kawasan yang

memiliki risiko bencana, terutama pada pusat-pusat pertumbuhan pembangunan,

2. Meningkatkan efektivitas penanganan tanggap darurat,

3. Melakukan optimalisasi dan percepatan pemulihan wilayah pasca bencana, dan

masyarakat yang terkena bencana untuk lebih mandiri.

4. Meningkatkan kemampuan dan akuntabilitas dalam tata kelola penanggulangan

bencana.

Sesuai hasil kajian lingkungan strategis secara eksternal maupun internal serta

sinkronisasi terhadap arah kebijakan dan strategi nasional dibidang penanggulangan

bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menetapkan arah kebijakan dan strategi

dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2014-

2019) adalah:

1. Tersedianya perangkat hukum yang mendorong penyelenggaraan penanggulangan

bencana yang efektif dan mandiri di tingkat pusat hingga daerah secara proporsional.

2. Terintegrasinya penanggulangan bencana pada kegiatan pembangunan yang dilakukan

oleh pemerintah dan non pemerintah.

3. Meningkatnya efektivitas mekanisme penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 41

4. Diterapkannya strategi yang menjamin terlaksananya pemberdayaan masyarakat secara

sinergi yang beroritentasi kepada penurunan risiko bencana dengan kearifan lokal dan

kemandirian daerah.

5. Meningkatnya kemitraan multi-pihak (pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat

sipil) dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

6. Meningkatnya upaya pencegahan dan mitigasi untuk mengurangi potensi korban jiwa,

kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan akibat bencana.

7. Meningkatnya kesiapsiagaan dan penanganan darurat untuk menghadapi bencana

secara mandiri dan proaktif.

8. Tersedianya mekanisme pendukung dalam menjamin terselenggaranya pemulihan

dampak bencana secara mandiri, efektif dan bermartabat.

9. Terselenggaranya pemulihan dampak bencana secara lintas sektor sesuai dengan

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.

10. Meningkatnya kapasitas SDM serta kelembagaan pemerintah dan non pemerintah

terkait penanggulangan bencana.

Adapun Program Prioritas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam

penanggulangan bencana mencakup :

1. Peningkatan kapasitas daerah melalui :

a. Pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat

b. Pelaksanaan gladi/simulasi kesiapsiagaan

c. Penyusunan rencana penanggulangan bencana nasional (nasional disaster

management plan)

2. Penerapan standar teknik dalam :

a. Analisis risiko bencana

b. Mitigasi bencana

c. Sistem peringatan dini

3. Mengembangkan sistem logistik dan peralatan untuk mendukung operasi

penanggulangan bencana.

4. Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi bencana dengan melakukan tanggap

darurat yang efektif seperti:

a. Mengaktifkan pusat-pusat pengendali operasi

b. Tim reaksi cepat

c. Melakukan upaya pemulihan akibat bencana dengan mengerahkan seluruh

potensi dan kemampuan sumber.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 42

2. Renstra BPBD Kabupaten/Kota

Ada 10 (sepuluh) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota se-

Provinsi Riau, namun dari kesebelas BPBD Kabupaten/Kota tersebut baru 6 (enam) BPBD

yang telah menyampaikan Rencana Strategis (Renstra) ke Badan Penanggulangan Bncana

Daerah Provinsi Riau yaitu sebagai berikut :

1. BPBD Kabupaten Rokan Hulu

Visi “Mewujudkan Rokan Hulu Tangguh Dalam Menghadapi Bencana Menuju

Rokan Hulu Sebagai Kabupaten Terbaik di Provinsi Riau”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Menyelenggrakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi

dan menyuluruh;

b. Penanggulangan bahaya kebakaran melalui peningkatan kapasitas aparatur; dan

c. Membangun System penanggulangan bencana yang handal.

2. BPBD Kabupaten Pelalawan

Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pelalawan Yang Tangguh Dalam

Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Melindungi masyarakat kabupaten pelalawan dari ancaman bencana melalui

pengurangan resiko bencana;

b. Membangun system penananggulangan bencana yang handal; dan

c. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terenca, terpadu terkoodinir dan

menyeluruh.

3. BPBD Kabupaten Kampar

Visi “Tanggap, Tangguh, Terampil dan Tuntas Dalam Menanggulani Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Memperkuat kapasitas aparatur dan lembaga dalam penanggulangan bencana;

b. Memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana; dan

c. Membangun system penanggulangan bencana yang handal.

4. BPBD Kota Dumai

Visi “Terwujudnya Ketanggapan, Kecepatan dan Ketetapan Kota Dumai dalam

menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Meningkatnya kapasitas aparatur;

b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana;

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 43

c. Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan

bencana; dan

d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam penanggulangan

bencana.

5. BPBD Kabupaten Siak

Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Siak Yang Tangguh Dalam

Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme sumber daya aparatur;

b. Menangani terjadinya bencana secara terpadu dengan instansi terkait;

c. Melaksanakan pemulihan kondisi dari dampak bencana; dan

d. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal.

6. BPBD Kabupaten Indragiri Hilir

Visi “Mewujudkan Indragiri Hilir Tangguh Dalam Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Mengembangkan tata kelola penanggulangan bencana;

b. Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana;

c. Memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana; dan

d. Membangun kerjasama antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan

bencana.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wiayah dan Kajian Lingkup Hidup Strategis

Evaluasi RPJMD Provinsi Riau

3.4.1. Rencana Struktur Tata Ruang

Sejalan dengan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Penanggulangan Bencana Alam, maka pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Provinsi Riau Tahun 2013 diberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan

Pasal 35 UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pengendalian Pemanfaatan

Ruang, antara lain melalui Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Provinsi sebagai pedoman

pengendalian pemanfaatan ruang, yang antara lain meliputi arahan peraturan zonasi

kawasan lindung, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif.

Sesuai arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung, peruntukan kawasan lindung di

Provinsi Riau Tahun 2026 (menurut klasifikasi kawasan lindung yang terdapat dan akan

dikembangkan di Provinsi Riau), terdiri dari :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 44

a. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, meliputi : kawasan

resapan air serta kawasan lindung gambut, dan penelitian gambut.

b. Kawasan perlindungan setempat, meliputi : jalur hijau penahan interusi air laut dan

kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau,

dan kawasan sekitar mata air.

c. Kawasan hutan suaka alam, pelestarian alam, cagar alam dan cagar budaya yang

meliputi : kawasan cagar alam, kawasan suaka margasatwa, dan buffer areal konservasi,

kawasan taman nasional, kawasan hutan wisata, kawasan taman hutan raya, kawasan

pantai berhutan bakau, kawasan pusat latihan gajah, kawasan peninggalan

sejarah/budaya/keagamaan/ilmu pengetahuan dan kawasan masyarakat tradisional

demikian juga :

d. Kawasan Pelestarian Alam

e. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

f. Kawasan rawan bencana

Lokasi kawasan-kawasan lindung di Provinsi Riau (termasuk kawasan pesisir) menyebar

ke seluruh wilayah Kabupaten dan kota, yakni :

1) Kawasan Hutan Lindung

Terutama di wilayah perbatasan Riau bagian barat, meliputi : Kabupaten Kuantan

Singingi, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak dan

Kabupaten Bengkalis.

2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya di Provinsi

Riau

Kawasan Resapan Air

Kawasan Bergambut

a. Kawasan Resapan Air

Terdapat di perbatasan Kota Pekanbaru sebelah Tenggara Kabupaten Kampar dan

di Daerah Bungaraya Kabupaten Siak

b. Kawasan Lindung Kubah Gambut (Total Luas 1.693.030 Ha).

Tersebar di Kabupaten Bengkalis (Kec. Mandau, Kec. Bukit Batu, Rupat),

Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, Kota

Dumai, Kabupaten Pelalawan (Kec. Teluk Meranti/Kerumutan), Kabupaten Rokan

Hulu, Kabupaten Rokan Hilir (terutama Kec. Kubu), dan Kabupaten Siak (Kec.

Sungai Mandau, Sei Apit).

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 45

3) Kawasan Perlindungan setempat di Provinsi Riau, meliputi :

a. Kawasan Sempadan Pantai

Berada di sepanjang pantai Timur wilayah Riau dan pulau-pulau di Kabupaten

Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri

Hilir, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Dumai.

b. Kawasan Sempadan Sungai

Tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota yang memiliki sungai sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Terutama di Kabupaten Kampar (Waduk Koto Panjang) dan Kabupaten/Kota lain

yang memiliki Danau/Waduk.

d. Kawasan Sekitar Mata Air

Terdapat di seluruh wilayah Kabupaten/Kota yang memiliki sumber-sumber mata

air.

4) Kawasan Hutan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Cagar Alam dan Cagar Budaya

adalah :

a. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut, yaitu :

Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, di Kabupaten Siak dan Kabupaten

Bengkalis.

Suaka Margasatwa Bukit Batu, di Kabupaten Bengkalis.

Suaka Margasatwa Tasik Tanjung, di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar, di Kabupaten Siak.

Suaka Margasatwa Danau Pulau Bawah, di Kabupaten Siak.

Suaka Margasatwa Tasik Belat, di Kabupaten Siak.

Suaka Margasatwa Tasik Metas, di Kabupaten Siak.

Suaka Margasatwa Tasik Serkap di Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan.

Suaka Margasatwa Bukit Rimbang-Bukit Baling, di Kabupaten Kampar dan

Kabupaten Kuantan Singingi.

Suaka Margasatwa Kerumutan, di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten

Indragiri Hulu.

Suaka Margasatwa Pusat Pelatihan Gajah.

b. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut, direncanakan di Provinsi Riau meliputi :

Cagar Alam Pulau Berkey di Kabupaten Rokan Hilir.

Cagar Alam Bukit Bungkuk di Kabupaten Kampar.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 46

c. Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Tersebar di Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis,

Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kepulauan Meranti dan

Kabupaten Indragiri Hilir.

d. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut, yaitu :

Taman Nasional bukit Tiga Puluh.

Taman Nasional Tesso Nilo

Kawasan Taman Nasional Laut, terletak di Kabupaten Indragiri Hilir (sebelah

Timur Pulau Busung), merupakan habitat ikan hias.

e. Taman Hutan Raya di Provinsi Riau, yaitu :

Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, di Kabupaten Kampar, Kabupaten

Siak dan Kota Pekanbaru

Taman Wisata Alam dan Taman Wisata alam Laut, meliputi Taman Wisata

Alam Dumai.

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan antara lain di Kabupaten Siak,

Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Indragiri Hulu.

RTRW Propinsi Riau 1994 – 2009 telah habis masa berlakunya dan sampai saat

ini Propinsi Riau belum memiliki RTRW, sehingga hal ini menyulitkan BPBD Provinsi

Riau dalam hal penanggulangan bencana karena pemberian izin HTI dan HGU yang

diberikan oleh Pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan wilayah Riau khusunya tidak

semuanya bisa ditanami sawit dan pohon akasia, hal ini dikarenakan wilayah Riau memiliki

sebaran lahan gambut sebesar 52,82 persen yang mana tidak semua wilayah tersebut

ditanami kelapa sawit dan akasia. Dalam hal ini dapat memicu kekeringan dilahan gambut

dan beresiko terjadinya Karhutla. Hal ini sesuai dalam Konsideran Undang-Undang No. 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana bahwa secara geografis Provinsi Riau juga

dalam berada kawasan bencana sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis Mitigasi

Bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan serta

penghidupan.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 47

3.4.2. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Instrumen pengelolaan lingkungan hidup dalam kebijakan perencanaan

pembangunan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) dan Peraturan

menteri Dalam Negeri RI Nomor 67 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis dalam penyusunan atau evaluasi rencana pembangunan

daerah. Dalam UU PPLH Pasal 1 (angka 10) disebutkan bahwa Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) sebagai “rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau

program”. Sedangkan dalam UU PPLH Pasal 15 (ayat 1) disebutkan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah

dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Senada dengan hal tersebut, dalam

Permendagri RI No. 67 Tahun 2012 pasal 2 disebutkan bahwa “Gubernur dan

Bupati/Walikota wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan RPJPD/RPJMD dan

Renstra SKPD yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup”.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau KLHS antara lain meliputi :

1. Kapasitas daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup untuk pembangunan

2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup

3. Kinerja layanan/jasa ekosistem

4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Selanjutnya hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program

pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya tamping

sudah terlampau, maka :

1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki

sesuai dengan rekomendasi KLHS dan

2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya

tamping lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

Tujuan kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah mengintegrasikan

pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

2014-2018 melalui :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 48

1. Pengkajian pengaruh rumusan visi, misi, dan tujuan dan saran, strategi dan arah

kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah

Provinsi Riau Tahun 2014-2018 terhadap prinsip pembangunan berkelanjutan.

2. Perumusan mitigasi dampak dan/atau alternative program serta saran

penyempurnaan rumus visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan arah keijakan dan

kebijakan umum pembangunan jangka menengah Provinsi Riau periode Tahun

2014-2018.

3. Pengintegrasian rekomendasi ke dalam rancangan awal RPJMD Provinsi Riau

Tahun 2014-2018.

4. Peningkatan kapasitas perencana pembangunan daerah Provinsi Riau dalam

melaksanakan KLHS.

KLHS diharapkan dapat bermanfaat dalam memfasilitasi dan menjadi media

bersama antara pelaku pembangunan, dimana seluruh pihak yang terkait penyusunan dan

evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2014-2018 dapat secara aktif

mendiskusikan seberapa jauh substansi kebijakan, rencana dan atau program yang

dirumuskan telah mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Melalui

proses KLHS, diharapkan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan evaluasi

kebijakan, rencana dan atau program dapat mengetahui dan memahami pentingnya

menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalm setiap penyusunan dan

evaluasi kebijakan, rencana dan atau program.

Melalui workshop pelingkupan KLHS RPJMD Provinsi Riau Tahun 2014-2019

yang diikuti oleh anggota Pokja PL dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan

Provinsi Riau terkait, ditetapkan 15 Isu Strategis KLHS RPJMD Provinsi Riau Tahun

2014-2019, seperti disajikan pada Tabel 3.xx. berikut ini.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 49

Tabel 3.4

Daftar Isu Pendek

Kajian Lingungan Hidup Strategis (KLHS)

RPJMD 2014-2019 Povinsi Riau

TEMA ISU PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN ISU-ISU TERKAIT

LINGKUNGAN 1. Tingginya Tingkat Kerusakan DAS Riau (Kampar, Siak,

Indragiri, Rokan)

2. Tingginya tingkat pencemaran akibat pengeloaan limbah

(cair, padat dan gas)

3. Tingginya tingkat pencemaran akibat pengeloaan limbah

(cair, padat dan gas)

4. Tingginya Degradasi dan penemaran di wilayah pesisir.

5. Tingginya deforestasi dan degradasi hutan dan lahan

khususnya akibat kebakaran dan perambahan

6. Tingginya emisi GRK Riau akibat lemahnya peran para

pihak dalam perubahan iklim.

EKONOMI 7. Terbatasnya infrastruktur transportasi dari dan ke sentra

produksi

8. Tingginya ketimpangan pembangunan antar wilayah dan

ketimpangan ekonomi antar golongan masyarakat

9. Belum berkembangnya industry hilir sector pertanian dan

produk turunannya

10. Masih rendahnya teknologi dan tingkat pendapatan nelayan

SOSIAL 11. Belum optimalnya agenda reformasi birokrasi dalam

mewujudkan good governance dan clean government dalam

peningkatan pelayanan publik

12. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat miski

13. Masih terdapatnya potensi kerawanan social dalam

masyarakat

14. Belum optimalnya pengembangan budaya Melayu dalam

kehidupan masyarakat

15. Belum optimalnya peningkatan kualitas SDM melalui

pendidikan formal

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 50

Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS maka analisis terhadap dokumen hasil

KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan

Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Riau dan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten/Kota yang berimpikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada,

maka program dan kegiatan tersebut perlu revisi kembali.

Sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana, upaya Pengurangan Risiko Bencana diamanatkan

sebagai bagian penting dalam perencanaan penanggulangan bencana. Peraturan

penanggulangan bencana, diturunkan menjadi tujuh afirmasi mendasar dalam

penanggulangan bencana, yang berfungsi sebagai:

1. Menjadi dasar dan payung hukum;

2. Berorientasi/ber-paradigma pengurangan risiko bencana;

3. Mendukung pengarusutamaan pengurangan risiko bencana termasuk pembiayaannya;

4. Mendorong otonomi lokal;

5. Melakukan penetapan status dan tingkatan keadaan bencana;

6. Memiliki lembaga penanggulangan bencana yang kuat; dan

7. Melakukan penjelasan terkait hak dan kewajiban masyarakat.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang penanggulangan

bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selakuKomando, Koordinator

serta sebagai Pelaksana Penanggulangan Bencana. Berdasarkan Perka BNPB Nomor 3

Tahun 2008, pelaksanaan fungsi koordinasi, komando, dan pengendalian meliputi : Fungsi

Komando Koordinasi, dan Pelaksana berdasarkan Perka BNPB nomor 3/2008 yaitu :

Fungsi Komando

1. Dalam hal status keadaan darurat bencana, Gubernur/Bupati/Walikota menunjuk

seorang komandan penanganan darurat bencana atas usulan Kepala BPBD untuk

mengendalikan kegiatan operasional penanggulangan bencana dan bertanggung jawab

kepada Kepala Daerah;

2. Komandan penanganan darurat bencana memiliki kewenangan komando

memerintahkan instansi/lembaga terkait meliputi:

a. Pengerahan sumber daya manusia;

b. Pengerahan peralatan;

c. Pengerahan logistik; dan

d. Penyelamatan;

3. Komandan penanganan darurat bencana berwenang mengaktifkan dan meningkatkan

Pusat Pengendalian Operasi menjadi Pos Komando.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 51

Fungsi Koordinasi

1. Koordinasi BPBD dengan instansi atau lembaga dinas/badan dilaksanakan secara

horisontal pada tahap prabencana, saat tanggap darurat dan Pascabencana;

2. Kerjasama yang melibatkan peran serta negara lain, lembaga internasional dan

lembaga asing non pemerintah dilakukan melalui koordinasi BNPB sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Fungsi Pelaksana

Melaksanakan penanggulangan bencana yang meliputi :

a. Prabencana (berupa pencegahan dan kesiapsiagaan);

b. Tanggap darurat (berupa evakuasi penyelamatan dan distribusi logistik); dan

c. Pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).

Gambar 3.2

Peranan RPJMD dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Gambar 3.2. Peran RPJMD dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Daerah

Isu bidang penanggulangan bencana di daerah terutama, belum menjadi isu

prioritas di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

terkait bidang kebencanaan. Potensi ancaman bencana pada umumnya baru sebatas

dijelaskan dan dideskripsikan dalam aspek geografis serta demografis kedaerahan.

Ancaman bencana ini belum diangkat menjadi isu strategis pembangunan daerah ataupun

telah dicantumkan sebagai isu strategis dalam rancangan teknokratik RPJMD namun tidak

menjadi visi/misi politik calon kepala daerah. Akibat kurangnya perhatian mengenai isu

kebencanaan ini, penganggaran bagi penanggulangan bencana di daerah dari sumber Badan

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 52

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum dapat mencukupi. Sumber pendanaan

yang berasal dari BPBD hanya dapat mengakomodir sebagian kecil dari besarnya dampak

negatif yang dihasilkan oleh kejadian bencana dan sumber pendanaan ini juga tidak

mencukupi kebutuhan pelaksanaan tugas-tugas BPBD maupun SKPD lainnya terutama

dalam hal penanggulangan bencana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada fase pra bencana dituangkan

dalam Rencana Penanggulangan Bencana (RPB). Sebelumnya, terdapat perubahan fase

penanganan bencana dari tanggap darurat menjadi pra bencana. RPB ini memuat

pengenalan ancaman dan kerentanan masyarakat, pilihan tindakan pengurangan risiko

bencana, penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan bencana, serta alokasi tugas,

kewenangan, dan sumber daya yang tersedia di daerah. Proses penyusunan RPB

memberikan kesempatan untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar SKPD

dalam pembagian tugas dan mengenali kewenangan masing-masing. Pengintegrasian RPB

ke dalam RPJMD merupakan upaya strategis untuk memastikan ketersediaan pendanaan

bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah.

Terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan

RPB ke dalam RPJMD salah satunya dengan melakukan peningkatan kapasitas daerah di

daerah. Sesuai dengan kaidah penyelenggaraan penanggulangan bencana, kapasitas

penanggulangan bencana juga ditinjau pada fase terdapat potensi terjadinya bencana dan

fase tanggap darurat. Pelaksanaan penanggulangan bencana pada fase tersebut

mengharuskan adanya kapasitas perencana untuk menetapkan kebijakan dan strategi yang

efektif untuk menanggulangi bencana. Sistem peringatan dini dan analisis risiko merupakan

tuntutan kapasitas untuk mengembangkan skenario, kebijakan dan strategi kontinjensi.

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Selanjutnya isu-isu strategis terkait Penanggulangan Bencana di Provinsi Riau

sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 :

1. Penguatan Pengurangan Resiko Bencana

Penanggulangan Bencana dititikberatkan pada pengurangan resiko bencana, hal

ini menjadi paradigma baru penanggulangan bencana, pemahaman terhadap

pengurangan resiko bencana sangat minim. Dalam menyikapi isu ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mesti menjadi pelopor untuk

pengurangan resiko bencana di Provinsi Riau agar masyarakat Riau terlindungi dari

ancaman bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 53

2. Pembenahan Sistem Penanggulangan Bencana

Penanggulangan Bencana di Provinsi Riau selama ini cenderung bersifat

Responsif, seharusnya dilakukan secara preventif, untuk mewujudkan itu perlu dibuat

Sistem Penanggulangan Bencana yang handal dengan menerapkan Manajemen

Bencana baik pada saat Pra Bencana, Saat Bencana dan Pasca Bencana.

3. Pemulihan Pasca Bencana

Penanganan Bencana selama ini selalu fokus pada saat kejadian bencana, ketika

bencana telah berakhir semua dianggap sudah berakhir, sebagaimana yang kita

saksikan terhadap jalan, turab, bangunan roboh akibat bencana terbiarkan begitu saja

hingga bertahun-tahun.Semestinya sesuai dengan paradigma baru penanggulangan

bencana pemulihan pasca bencana perlu dilakukan.

4. Penguatan Kelembagaan

Sebagai Lembaga yang dituntut eksistensinya agar mampu menjalankan amanat

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau masih sangat terbatas dalam hal sarana, prasarana, serta kapasitas

aparatur tanggap darurat bencana.

5. Pemberdayaan Masyarakat dan Dunia Usaha

Penanggulangan Bencana adalah tanggung jawab bersama yaitu, Pemerintah,

Masyarakat dan Dunia Usaha, namun saat ini pemahaman penanggulangan bencana

adalah tanggung jawab bersama masih sangat minim sehingga perlu disosialisasikan

agar masyarakat dan dunia usaha bisa berperan serta didalam penanggulangan bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 54

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi BPBD Provinsi Riau

4.1.1 Visi BPBD

Visi adalah gambaran ideal yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa yang akan

datang, yang merupakan pernyataan komitmen bersama dari seluruh anggota organisasi

yang akan menerapkan rencana-rencana strategis dalam pencapaian visi organisasi. Visi

Badan Penanggulangan bencana Daerah Provinsi Riau disusun dengan mengacu kepada

Visi pembangunan Provinsi Riau yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014-2019.

Misi merupakan pernyataan singkat dan menyeluruh yang digunakan sebagai alat

dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan-

kegiatan organisasi dalam upaya mewujudkan visi.

Seperti diketahui,Visi Pemerintah Provinsi Riau adalah; “Terwujudnya Provinsi Riau

yang maju, masyarakat sejahtera, berdaya saing tinggi, terhapusnya kemiskinan serta

tersedianya lapangan kerja”. sedang Visi Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB)adalah; “Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana”, maka dengan

semangat dan alasan filosofis itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

merumuskanVisi:

“Terwujudnya Ketangguhan Provinsi Riau Dalam Menghadapi Bencana”

Dengan slogan Riau Tanpa Asap bermaksud merubah paradigma bencana kebakaran

hutan dan lahan di Provinsi Riau, penanganan bencana banjir, serta mengembalikan

kepercayaan masyarakat Riau, bahkan masyarakat negara tetangga.

Penjelasan makna dari penetapan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau adalah :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 55

1) Ketangguhan,

bermakna bahwa kesadaran yang terinternalisasikan dalam sebuah komunitas sehingga

menghasilkan kesiapsiagaan dan kapasitas yang tinggi dalam menghadapi bencana.

Dalam hal ini memiliki kemampuan untuk :

(1)Mengantisipasi ancaman yang ada di sekitarnya;

(2)Melindungi, dapat berupa perlawanan atau menghindari terhadap ancaman;

(3)Mengadaptasi terhadap ancaman yang terjadi;

(4)Bangkit kembali dari akibat bencana yang menimpanya

2) Provinsi Riau

Adalah wilayah kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau dengan

didukung Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota setempat serta

Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

3) Bencana

Bermakna peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis.

Sebagai rencana aksi visi yang telah ditetapkan maka Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau, merumuskan Misi sebagaiberikut:

1) Melindungi masyarakat Riau dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko

bencana.

2) Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal.

3) Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi,

dan menyeluruh.

4) Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana dan membangun

kerjasama antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana.

5) Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha di Provinsi Riau dalam penanggulangan

bencana.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 56

4.1.2 Misi BPBD

Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas dapat dituangkan melalui 5 (lima) Misi sesuai

dengan tugas dan fungsi BPBD sebagai berikut :

1. Melindungi Masyarakat Riau dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko

bencana.

2. Membangun penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal

3. Menyelenggarakan Fasilitasi dan Koordinasi dalam upaya rehabilitasi dan rekontruksi

penanggulangan bencana,meliputi :

1) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber

daya

2) Penentuan status keadaan darurat bencana

3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana

4) Pemenuhan kebutuhan dasar

5) Perlindungan terhadap kelompok rentan

6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

4. Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana dan membangun

kerjasama antar instansi terkait dalam penanggulangan bencana, melalui kebijakan

sebagai berikut :

1) Menjembatani hubungan antar lembaga pusat dan daerah karena kegiatan

penanggulangan bencana adalah merupakan usaha bersama antara Pemerintah dan

Pemerintah Daerah yang dilaksanakan berdasarkan Nota Kesepahaman antara

Kepala BNPB dengan Kepala Daerah.

2) Menggunakan pendekatan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Pemerintah,

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Institusi Non Pemerintah yang terkait.

3) Menggunakan prinsip integrasi dan sinkronisasi sumber daya secara komprehensif

untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

4) Dialokasikan bagi daerah yang telah membentuk BPBD Provinsi.

5) BPBD Provinsi sebagai Koordinator dan Pelaksana dengan melibatkan SKPD

terkait.

5. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha dalam penanggulangan bencana di

Provinsi Riau. Pemberdayaan masyarakat berorientasi pada proses peningkatan

kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menelaah dan mengambil inisiatif untuk

memecahkan permasalahan penanggulangan bencana yang ada secara mandiri yang

berbasis realita dan relative sederhana, sehingga dapat dilakukan masyarakat pada

tingkat desa. Selanjutnya, dunia usaha/lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 57

penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara

bersama dengan pihak lain berdasarkan pasal 28 pada Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Misalnya, melalui pembuatan Business

Continuity Plan. Dokumen ini akan bermanfaat ketika terjadi bencana besar di sekitar

lingkungan usaha ataupun di dalam lingkungan usaha tersebut hancur akibat terkena

dampak bencana.

Demikian pula melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), lembaga usaha

dapat menjalankan kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana dalam hal pengurangan

risiko bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana, kegiatan pada saat tanggap darurat,

serta kegiatan pada saat pasca bencana.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Provinsi Riau

1. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan

sebagai hasil akhir yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada visi dan misi, dan rumusannya harus dapat

menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa depan.

Berdasarkan visi dan misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

serta memperhatikan potensi bencana yang ada di Provinsi Riau, maka penanggulangan

bencana diarahkan kepada pencapaian tujuan :

1) Meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam rangka pengurangan resiko

bencana.

2) Memantapkan pelaksanaan penanggulangan bencana pada setiap tahapan bencana.

3) Meningkatkan upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Infrastruktur public pasca

bencana.

4) Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan dalam efektifitas penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

5) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penanggulangan

bencana.

2. Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur,

dalam kurun waktu tertentu secara konsisten dan berkesinambungan sejalan dengan tujuan

yang ditetapkan.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 58

Dengan mengacu kepada misi dan tujuan penanggulangan bencana, maka sasaran yang

ingin dicapai pada akhir 2019 adalah:

1) Terwujudnya kesiapsiagaan dan kemampuan pemerintah dalam upaya pengurangan

resiko bencana.

2) Terwujudnya penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif dan profesional.

3) Terlaksananya fasilitasi dan koordinasi dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi

dampak bencana.

4) Terwujudnya penguatan kelembagaan melalui pelaksanaan tugas dan fungsi serta

kewenangan penyelenggaraan penanggulangan bencana.

5) Terwujudnya masyarakat dan dunia usaha yang peduli bencana.

Untuk lebih jelasnya tentang tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan SKPD

dapat dilihat pada table 4.1. berikut ini :

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPBD Tahun 2014-2016

No TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

target pada tahun ke

2014 2015 2016

1 Terwujudnya

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan dalam

upaya Pengurangan

Resiko Bencana (PRB)

Meningkatkan Upaya

Pencegahan dan

kesiapsaiagaan dalam

rangka Pengurangan

Resiko Bencana (PRB)

Prosentase Desa

Tangguh Bencana di

Provinsi Riau

10 %

10 %

10 %

2 Terwujudnya

penanganan

kedaruratan bencana

yang efektif dan

profesional.

Terlaksananya

penanganan kedaruratan

bencana di Provinsi Riau

2.1. Prosentase penanganan

evakuasi korban

bencana banjir dan

longsor di Provinsi

Riau

2.2. Angka luasan

kebakaran hutan dan

lahan di Provinsi Riau

100 %

23.380

Ha

100 %

5.614

Ha

100 %

3.902

Ha

3 Terwujudnya

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Pasca

bencana serta

pemulihan masyarakat

Terlaksananya

pemulihan pasca

bencana terhadap sarana

prasarana serta sosial

ekonomi

Jumlah Fasilitas Pasca

Bencana yang

terbangun

- Unit

- Unit

2 Unit

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 59

Tabel 4.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPBD Tahun 2017-2019

No TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

target pada tahun ke

2017 2018 2019

1 Terwujudnya

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan dalam

upaya Pengurangan

Resiko Bencana (PRB)

Meningkatkan Upaya

Pencegahan dan

kesiapsiagaan dalam

rangka Pengurangan

Resiko Bencana (PRB)

Prosentase Desa

Tangguh Bencana di

Provinsi Riau

10 %

20 %

40 %

2 Terwujudnya

penanganan

kedaruratan bencana

yang efektif dan

profesional.

Terlaksananya

penanganan kedaruratan

bencana di Provinsi Riau

2.1. Prosentase penanganan

evakuasi korban

bencana banjir dan

longsor di Provinsi

Riau

2.2. Angka luasan

kebakaran hutan dan

lahan di Provinsi Riau

100 %

1.500

Ha

100 %

1000

Ha

100 %

500

Ha

3 Terwujudnya

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Pasca

bencana serta

pemulihan masyarakat

Terlaksananya

pemulihan pasca

bencana terhadap sarana

prasarana serta sosial

ekonomi

Jumlah Fasilitas Pasca

Bencana yang

terbangun

2 Unit

2 Unit

3 Unit

Dari tabel diatas dapat dilihat indikator-indikator pengukuran capaian sasaran dan

tujuan jangka menengah SKPD. Agar lebih memudahkan pelaksanaan evaluasi dan

pencapaian indikator tersebut, perlu dijelaskan formulasi perhitungan dari masing-masing

indikator. Adapun formulasi masing-masing indikaror dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Formulasi dan Perhitungan Indikator

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

SASARAN FORMULASI PERHITUNGAN INDIKATOR KET

1. Terwujudnya Pencegahan

dan Kesiapsiagaan dalam

upaya Pengurangan Resiko

Bencana (PRB)

Prosentase Desa Tangguh

Bencana di Provinsi Riau

2. Terlaksananya penanganan

kedaruratan bencana di

Provinsi Riau

2.1. Prosentase penanganan

evakuasi korban bencana

banjir dan longsor di Provinsi

Riau

2.2. Angka luasan kebakaran

hutan dan lahan di Provinsi

Riau

Angka luasan kebakaran hutan dan lahan di

Provinsi Riau

3. Terlaksananya pemulihan

pasca bencana terhadap

sarana prasarana serta sosial

ekonomi

3.1. Jumlah Fasilitas Pasca

Bencana yang terbangun

Jumlah Fasilitas Pasca Bencana

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 60

4.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Provinsi Riau

Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam

kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan pada dasarnya merupakan

ketentuan-ketentuan yang dijadikan sebagai pedoman, pegangan atau petunjuk dalam

pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan

keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi dan misi.

Perumusan strategi dan kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Riau, dapat dilakukan dengan menggunakan analisis lingkungan internal dan eksternal.

Analisis lingkungan internal diawali dengan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada

dalam organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kemudian dilanjutkan dengan

analisis eksternal yang meliputi identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Berdasarkan situasi dan kondisi yang ada, dapat disusun analisis Strength,

Weaknesses, Opportunities, and Threat (SWOT), sebagaimana terlihat pada Tabel 4.2.

Hasil analisis SWOT ini digunakan sebagai pertimbangan untuk menetapkan strategi dan

kebijakan yang akan ditempuh dalam periode 2014-2018.

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 61

Tabel 4.2.

Analisis SWOT Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

PELUANG (OPPORTUNITIES)

6. Adanya komitmen Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana

7. Pesatnya perkembangan teknologi untuk

menunjang kegiatan di bidang kebencanaan

yang dapat dimanfaatkan untuk

pengurangan risiko bencana.

8. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dan

sinkronisasi serta koordinasi dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana

9. Tersedianya dana dekonsentrasi dan

bantuan sosial berpola hibah yang

bersumber dari kementerian/lembaga di

Pemerintah Pusat.

10. Adanya peran serta masyarakat dan

kerjasama dengan dinas/instansi terkait

serta lembaga non Pemerintah dalam upaya

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

TANTANGAN (THREATS)

1. Adanya perubahan iklim global yang

sangat ekstrim dan berpotensi

meningkatkan intensitas bencan alam.

2. Adanya keterbatasan sarana komunikasi

di daerah sehingga menghambat

kecepatan penyebaran arus data ke pusat

maupun daerah lain.

3. Luasnya cakupan wilayah yang

dilakukan penanggulangan bencana

dengan potensi bencana yang beragam.

4. Degradasi lingkungan akibat

pembangunan yang kurang berwawasan

lingkungan.

5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat

dan dunia usaha dalam upaya

pengurangan risiko bencana.

KEKUATAN (STRENGTHS) Alternatif Strategi (S - O) Alternatif Strategi (S - T)

1. Adanya peraturan perundang-undangan

sebagai eksistensi dan kewenangan yang

mendukung Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau.

2. Dukungan pimpinan BPBD Provinsi Riau

dan partisipasi stakeholder terkait bencana.

3. Komitmen organisasi melaksanakan

perubahan paradigma dan reformasi dalam

meningkatkan pelayanan Penanggulangan

Bencana.

4. Tersedianya anggaran untuk kegiatan

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

1. Menyusun Regulasi dan Kelembagaan

Melalui upaya pengurangan resiko bencana

yang berbasis masyarakat

2. Menyusun dokumen kebencanaan yang

berbasis masyarakat.

3. Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam

menunjang kegiatan kebencanaan untuk

pengurangan risiko bencana.

4. Penguatan kapasitas Pemerintah, Masyarakat

dan Dunia Usaha dalam upaya pengurangan

risiko bencana.

5. Penggunaan anggaran penanggulangan

bencana secara akuntabel sesuai dengan

aturan yang berlaku.

6. Mengembangkan kelembagaan berbasis

masyarakat.

7. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan

dunia usaha dalam penanggulangan bencana.

1. Mengembangkan sistem peringatan dini

dalam upaya pengurangan resiko bencana

2. Pelaksanaan sosialisasi peraturan

perundang-undangan penanggulangan

bencana.

3. Peningkatan koordinasi BPBD Provinsi

Riau dengan Legislatif tentang anggaran

penanggulangan bencana.

4. Meningkatkan kapabilitas aparatur dan

kelembagaan pada pra bencana, saat

bencana dan pasca becana.

5. Meningkatkan sistem informasi terkait

penanggulangan bencana.

6. Meningkatkan sarana dan prasarana

pendukung penyelenggaran

penanggulangan bencana.

KELEMAHAN (WEAKNESSES) Alternatif Strategi (W - O) Alternatif Strategi (W - T)

1. Kualitas dan kuantitas aparatur

penanggulangan bencana belum memadai.

2. Keahlian dan ilmu pengetahuan aparatur

belum seluruhnya sesuai kebutuhan tupoksi

masing-masing.

3. Belum terbentuknya unsur pengarah sesuai

amanat UU No. 24 Tahun 2007.

4. Terbatasnya anggaran yang tersedia di BPBD

Provinsi Riau untuk kegiatan

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

5. Belum optimalnya koordinasi dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana,

sehingga sistem pengendalian, monitoring

dan evaluasi belum berjalan maksimal.

6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana

BPBD Provinsi Riau dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur

penanggulangan bencana pada BPBD

Provinsi Riau.

2. Pembentukan Unsur Pengarah pada BPBD

Provinsi Riau yang indpenden.

3. Perlunya dana siap pakai/dana tak terduga

untuk penanggulangan bencana.

4. Memperhatikan karakter bencana daerah dan

budaya masyarakat setempat dalam upaya

rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur

publik.

5. Pengembangan sistem informasi data terkait

pasca bencana.

6. Meningkatkan kapasitas aparatur dalam

mendata perhitungan kerusakan dan kerugian

pasca bencana.

7. Mengarahkan kebijakan dunia usaha dalam

mendukung penanggulangan bencana

1. Meningkatkan peranan aparatur dan

kelembagaan dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

2. Meningkatkan peranan aparatur

penanggulangan bencana serta partisipasi

dunia usaha dan masyarakat dalam

penanggulangan bencana.

3. Mengembangkan kelembagaan

penanggulangan bencana yang melibatkan

instansi terkait.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana

pendukung dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

5. Meningkatkan kapasitas aparatur terkait

penanggulangan bencana.

6. Meningkatkan sistem informasi dan

koordinasi antar instansi terkait

penanggulangan bencana.

FAKTOR

INTERNAL

FAKTOR

EKSTERNAL

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 62

Mencermati identifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), serta peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi dalam pencapaian visi dan misi Badan

Pengelola Penanggulangan bencana daerah, maka disusunrumusan strategi melalui : (1)

mengembangkan kekuatan (strengths) dan mengoptimalkan peluang (opportunities); (2)

mengembangkan kekuatan (strengths) untuk mengatasi ancaman (threats); (3) meminimalisir

kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan peluang (opportunities); dan (4)meminimalisir

kelemahan (weaknesses) untuk menghindari ancaman (threats).

Adapun rumusan strategi dan kebijakan yang akan di implementasikan dalam rangka

pencapaiaan sasaran tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Riau adalah sebagaiamana tercantum dalam tabel 4.3 Berikut :

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 63

Tabel 4.3

Strategi dan Arah Kebijakan

VISI: " Terwujudnya Ketangguhan Provinsi Riau Dalam Menghadapi

Bencana

MISI - 1: Melindungi masyarakat Riau dari ancaman bencana melalui

pengurangan resiko bencana

MISI - 5 : Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha di Provinsi Riau

dalam penanggulangan bencana

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Meningkatkan Upaya Pencegahan dan kesiapsaiagaan dalam rangka

Pengurangan Resiko Bencana (PRB)

Terwujudnya Pencegahan dan

Kesiapsiagaan dalam upaya

Pengurangan Resiko Bencana

(PRB)

1. Menyusun Regulasi dan

Kelembagaan melalui upaya

pengurangan resiko bencana.

2. Menyusun dokumen

kebencanaan yang berbasis

masyarakat.

3. Mengembangkan sistem

peringatan dini dalam upaya

pengurangan resiko bencana.

1. Melakukan pendidikan dan pelatihan

2. Sosialisasi pemasangan early

warning system

3. Pembentukan Desa Tangguh

Bencana

4. PRB berbasis Sekolah

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 64

MISI - 2 : Membangun penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal

MISI - 4 : Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana dan membangun kerjasama antar instansi terkait dalam penanggulangan bencana

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Terwujudnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif dan profesional. Terlaksananya penanganan

kedaruratan bencana di

Provinsi Riau

1. Menyusun dokumen

perencanaan penanggulangan

bencana.

2. Pengembangan sistem informasi

terkait penanggulangan bencana.

3. Peningkatan sarana dan

prasarana pendukung

penyelenggaran penanggulangan

bencana.

4. Penyelenggaraan event

penanggulangan bencana dalam

upaya pengurangan risiko

bencana.

1. Memperingati Hari Kesiapsiagaan

Bencana Nasional

2. Pembuatan Regulasi Daerah

3. Penanggulangan Bencana

4. Pembuatan SOP

5. Penyediaan logistik dan peralatan

6. Penyelenggaraan Pekan PRB

7. Pemetaan Kajian Risiko Bencana

8. Pengadaan Peralatan Pemadam

Kebakaran

9. Pembelian peralatan sistem

pemantauan Karhutla

10. Penyusunan Rencana

Penanggulangan Bencana.

11. Membangun Jaringan Sistem

Informasi Penanggulangan Bencana

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 65

MISI - 3 : Menyelenggarakan Fasilitasi dan koordinasi dalam upaya

rehabilitasi dan rekonst ruksi penanggu langan bencana

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Terwujudnya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca bencana serta pemulihan

masyarakat

Terlaksananya pemulihan

pasca bencana terhadap

sarana prasarana serta sosial

ekonomi

1. Pengembangan sistem informasi

data terkait pasca bencana.

2. Meningkatkan kapasitas

aparatur dalam mendata

perhitungan kerusakan dan

kerugian pasca bencana.

1. Pendataan Kerusakan Pasca Bencana

2. Pelatihan Penghitungan Kerusakan

dan kerugian

3. Melakukan perbaikan infrastruktur

pasca bencana

Revisi Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2014-2019 66

BAB VII

P E N U T U P

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau merupakan

dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi,

Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dan memperhitungkan potensi (kekuatan, kelemahan, peluang

dan tantangan). Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau diperlukan

sebagai alat untuk mengarahkan tujuan organisasi. Renstra merupakan awal dari proses

akuntabilitas suatu organisasi.

Keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Riau tergantung pada sikap, mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin para

pelaksana. Dalam kaitan ini diharapkan seluruh aparatur BPBD Provinsi Riau untuk

melaksanakan program ini sehingga dapat berhasil dengan baik. Dengan demikian hasil

pembangunan bidang penanggulangan bencana yang terdiri dari masa Pra Bencana, Saat

Bencana dan Pasca Bencana dapat diterima secara lebih adil dan merata untuk masyarakat.

Sangat dimungkinkan akan terjadi perubahan pesat, tidak menentu yang dipengaruhi faktor

ekonomi, sosial, politik maupun iklim, baik yang bersifat nasional maupun global yang dapat

mengubah situasi maupun kebijakan sehingga rencana strategis yang telah disusun ini

memerlukan penyesuaian.

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau Tahun 2014-

2020, merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi Riau Tahun 2014-2019. Renstra Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau nantinya akan dipakai sebagai pedoman dalam

penyusunan Renja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau dan mengacu pada

RKPD, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung

oleh Pemerintah Provinsi maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau ditetapkan dengan peraturan

pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah disahkan Gubernur Riau.

Akhir kata semoga Rencana Strategis BPBD Provinsi Riau inidapat diimplementasikan

dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka

mendukung terwujudnya goodgovernance.

KEPALA PELAKSANA

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PROVINSI RIAU,

H. EDWAR SANGER, SH, M.Si

Pembina Utama Muda

NIP. 19610212 198908 1 001