draft dokumen(17 desember...
TRANSCRIPT
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 1
DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)
MASTERPLAN PEMBANGUNAN SEKTOR
KESEHATAN
KOTA BALIKPAPAN
PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN
2008
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 2
KATA PENGANTAR
Balikpapan, .... Desember 2008
Kepala Bappeda Kota Balikpapan
.................................................
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 3
DAFTAR ISI
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................................. 6
1.3. Landasan Hukum...................................................................................... 6
1.4. Hubungan Masterplan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (RPJMD) 7
1.5. Sistematika Penulisan............................................................................... 8
BAB II. KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN KONDISI DAERAH
DAN SITUASI SEKTOR KESEHATAN………………………………… 9
BAB III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
3.1. Visi Pembangunan Kesehatan................................................................. 10
3.2. Indikator terwujudnya Visi…………………………………………….. 10
3.3. Misi Pembangunan Kesehatan………………………………………… 11
BAB IV. STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH
4.1. Strategi untuk Peningkatan Status Kesehatan…………………………. 13
4.2. Strategi Peningkatan Lingkungan yang sehat………………………….…. 14
4.3. Strategi Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat………………………… 15
4.4. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan……………………… 15
4.5. Strategi Peningkatan Cakupan Jaminan Kesehatan…………………… 16
4.6. Program Pembangunan Kesehatan……………………………………… 17
4.6.1. Mapping Proyeksi Program Sektor Kesehatan............................... 17
4.6.2. Rencana tercapainya indikator terwujudnya visi Pembangunan
Sektor Kesehatan dan terlaksananya misi ……………………… 18
BAB V. ANALISIS DAN PROYEKSI SUMBER ANGGARAN BIDANG KESEHATAN
DAERAH
5.1. Sumber anggaran pemerintah: Pusat, Propinsi, Kabupaten………………… 31
5.2. Sumber anggaran masyarakat: Untuk pelayanan kesehatan kuratif
dan preventif. Hibah………………………………………………………… 32
5.3. Sumber anggaran swasta: Corporate Social Responsibility…………………. 32
BAB VI. PENUTUP
LAMPIRAN
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, pemerintah pusat telah memberikan kewenangan
yang luas kepada daerah kabupaten/Kota untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan kondisi lokal, sehingga pemerintah daerah
dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pembangunan, termasuk pembangunan
kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026:
“Terwujudnya Balikpapan sebagai Kota Berdimensi Industri, Perdagangan, Jasa dan
Pariwisata budaya dan Pendidikan yang didukung oleh Penyelenggaraan Tata
pemerintahan yang Baik (Good Governance) dan Masyarakat yang beriman, Sejahtera,
Berperadaban Maju (Madinatul Iman)”.
Misi Kota Balikpapan Tahun 2006-2026 (20 tahun kedepan) telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang Beriman, sehat jasmani dan, memiliki daya
saing dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yaitu membangun manusia Balikpapan dengan mengedepankan pembangunan aspek
mental yang didukung oleh kesehatan jasmani dan penguasaan ilmu dan tehnologi dengan
mengutamakan pemenuhan hak-hak dasar manusia secara berkualitas sehingga sebagai
manusia mampu berperan dalam aktualisasi diri dalam kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan pada umumnya dan kehidupan kota pada khususnya.
2. Mewujudkan tersedianya infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan fungsi Kota di masa depan
yaitu membangun infrastruktur kota yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
dan mendukung fungsi kota Balikpapan pada masa yang akan datang baik fungsi internal
maupun fungsi eksternal kota sesuai dengan kedudukan kota Balikpapan dalam konteks
regional maupun nasional.
3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan
yaitu membangun kota dengan mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan
sehingga kota akan menjadi satu kesatuan ekosistem yang layak dihuni oleh warga
kotanya
4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi
ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi Kota dimasa depan
yaitu membangun sistem ekonomi yang memungkinkan potensi ekonomi rakyat dapat
berkembang, disamping mengembangkan basis ekonomi Kota Balikpapan dalam rangka
mempersiapkan peranan Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 5
5. Mew ujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance)
dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas KKN dan mampu
memberikan pelayanan publik dengan baik, serta menerapkan azas penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi/keterbukaan dan akuntabilitas
dari mulai Pemerintahan di tingkat Kota sampai kepada unit pelayanan masyarakat.
6. Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi
masyarakat
dengan membangun suatu sistem regulasi daerah yang dapat menjamin keadilan dan
kepastian hukum bagi masyarakat yang dapat diterapkan dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan.
Sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi kota
Balikpapan dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk kota
Balikapan tidak sehat. Oleh karena itu sektor kesehatan perlu direncanakan sebaikbainya agar
berbagai hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi.
Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan sangat penting mengingat penyelenggaraan
pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan,
perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat.
Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka sektor kesehatan perlu
menggunakan konsep good governance secara baik. Dalam konsep good governance, pihak
pemerintah yang memiliki 3 peran kunci, yakni sebagai: (1) regulator; (2) pemberi dana; dan (3)
pelaksana. Sebagai regulator pemerintah harus menjadi wasit yang adil dalam sistem pelayanan
kesehatan di wilayahnya, harus menyediakan aturan-aturan dasar yang tujuannya adalah untuk
menjamin bahwa sistem bisa berjalan secara fair dan melindungi masyarakat untuk mencapai
status kesehatan masyarakat yang optimal. Sebagai pemberi dana, pemerintah harus menjamin
bahwa layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh
masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang miskin, maka
pemerintah harus bertanggung jawab untuk menyediakan dana dan atau membuat sistem supaya
pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik. Sebagai
pelaksana, maka pemerintah menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi
segmen tertentu yaitu masyarakat miskin dan rentan.
Masterplan Kesehatan merupakan acuan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan daerah.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan upaya yang
dilakukan oleh semua komponen dalam rangka mencapai tujuan bernegara (UU No. 25 tahun
2004). Pembangunan kesehatan itu sendiri membutuhkan suatu perencanaan. Perencanaan adalah
suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Pembangunan kesehatan itu sendiri tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu sektor, atau dalam
hal ini dinas teknis yang terkait secara langsung adalah Dinas Kesehatan. Sebagian upaya
kesehatan, terutama determinan kesehatan terletak pada sektor lain, sehingga membutuhkan suatu
sinergisme perencanaan antar sektor. Oleh karenanya dibutuhkan suatu Masterplan pembangunan
kesehatan di tingkat provinsi yang sejalan juga dengan perencanaan kabupaten/kota yang dapat
memberikan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lain non kesehatan, swasta dan
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 6
masyarakat di Kota Balikpapan dalam menyusun perencanaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Penyusunan Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan ini tidak terlepas dari UU No. 25 tahun
2004, PP No. 8 Tahun 2008 serta dokumen perencanaan yang terkait lainnya.
Diharapkan Dokumen Master Plan Kesehatan dapat berfungsi sebagai pedoman sektor kesehatan
di Kota Balikpapan dan dapat dipergunakan oleh semua lembaga pemerintah dan swasta di sektor
kesehatan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Penyusunan Master Plan ini bertujuan untuk menggambarkan rencana sektor kesehatan untuk
mencapai Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Jangka Panjang Kota Balikpapan 2006-
2026 dan Jangka Menengah Kota Balikpapan 2006 – 2011
Manfaat
Master Plan ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan
masyarakat, serta perorangan yang berperan dalam sektor kesehatan di Kota Balikpapan.
1.3. Landasan Hukum
Penyusunan Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan berdasarkan:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan
Negara
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
6. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 7
8. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah
antara pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota
9. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
10. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi
11. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tata cara penyusunan Rencana
Pembangunan di Daerah
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan
Tahun 2006 – 2011 Pemerintah Kota Balikpapan
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus
2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah
15. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Balikpapan 2005 – 2015.
1.4. Hubungan Masterplan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (RPJMD)
Hubungan dan keterkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya dalam Masterplan
pembangunan sektor kesehatan sebagaimana dijabarkan dalam Undang-undang Nomor
25 Tahun 2004 Pasal 5 adalah sebagai berikut :
1. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan mengacu pada RPJPD Tahun 2006-
2026 dan RPJM Nasional/Propinsi Kalimantan Timur.
2. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan mengacu kepada RPJMD Kota
Balikpapan Tahun 2006-2011
3. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan merupakan acuan utama Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk sektor kesehatan yang merupakan
rencana tahunan, memuat rancangan kerangka pembangunan Daerah, prioritas
pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaan, baik yang dilaksanakan
langsung oleh Pemerintah maupun mendorong partisipasi masyarakat.
4. Masterplan Pembangunan sektor Kesehatan mengacu kepada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan 2005 – 2015 yang merupakan Rencana
Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan pembangunan baik Pemerintah maupun
masyarakat dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 8
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika Penyusunan Dokumen Masterplan Pembangunan Kesehatan Kota
Balikpapan adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Kecenderungan-Kecenderungan Kondisi Daerah dan Situasi Sektor Kesehatan
Bab III. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Daerah
Bab IV. Strategi Pembangunan Kesehatan Daerah
Bab V. Analisis dan Proyeksi Sumber Anggaran Bidang Kesehatan Daerah
Bab VI. Penutup
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 9
BAB II
Kecenderungan-kecenderungan Daerah dan Situasi Sektor Kesehatan
(Trend)
Dalam 10 tahun terakhir ini kebijakan desentralisasi telah membawa dampak positif
terhadap kemajuan pembangunan kota Balikpapan. Pertumbuhan ekonomi meningkat. Mobilisasi
penduduk semakin sibuk dengan ditandai semakin mudahnya sarana transportasi ke Balikpapan.
Penerbangan ke Balikpapan semakin banyak. Kota Balikpapan menjadi pelabuhan bongkar muat
dan bandara internasional yang semakin sibuk. Dalam sektor pertambangan, terjadi
pengembangan besar di Kalimantan Timur yang membawa pengaruh besar pada pertumbuhan
Kota Balikpapan. Kegiatan sosial budaya semakin marak, termasuk kegiatan pariwisata dan
olahraga yang digalakkan dengan kesehatan sebagai penggerak dan diawali dengan
terselenggaranya Pekan Olahraga Nasional.
Berbagai kecenderungan positif tersebut diikuti dengan kecenderungan yang
mengkhawatirkan dimana terjadi berbagai hal sebagai ekses pembangunan. Berbagai gejala yang
sudah dirasakan semakin buruk antara lain: semakin padatnya lalu-lintas darat karena menjadi
pesinggahan antar lintas Provinsi dan Kab/Kota. Tekanan hidup yang semakin meningkat.
Sebagian masyarakat masih mempunyai status ekonomi yang buruk sehingga ada kesenjangan
sosial; dampak topografi wilayah yang berbukit-bukit dan pengembangan wilayah kota yang
kurang baik sehingga sering menimbulkan bencana banjir dan longsor; adanya sektor informal
yang kurang terkendali menyebabkan sanitasi makanan sulit dikendalikan.
Berbagai kecenderungan pembangunan ini terkait dengan sektor kesehatan. Berbagai
kecenderungan mengkhawatirkan di sektor kesehatan antara lain: Ancaman penyakit menular
semakin tinggi, misalnya DBD. Insidensi HIV/AIDS menurun, namun dikhawatirkan masih ada
yang belum terdeteksi; Semakin meningkatnya penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan
stroke; Perilaku merokok dan penggunaan narkoba menunjukkan kenaikan; Kesehatan
lingkungan, khususnya pencemaran udara dan air sungai semakin memburuk; Ancaman penyakit
yang timbul dari lingkungan kerja (industry pengeboran, pertambangan dan pengolahan kayu,
perkantoran); Ancaman kesehatan dari sanitasi makanan yang kurang baik; Kebijakan
desentralisasi kesehatan pelaksanaannya masih belum maksimal;
Namun disamping itu ada kecenderungan yang positif di sektor kesehatan, antara lain:
Semakin meningkatnya anggaran kesehatan pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan
penanggulangan masalah Milennium Development Goal; Semakin meningkatnya peran
masyarakat dan swasta. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan swasta semakin berkembang;
Semakin meningkatnya gerakan mutu pelayanan kesehatan yang dikembangkan di seluruh
Provinsi Kaltim termasuk Kota Balikpapan; Semakin meningkatnya sarana pelayanan kesehatan;
Semakin meningkatnya kegiatan pendidikan, penelitian, dan studi banding sektor kesehatan; dan
dikembangkannya program Jaminan Kesehatan Kota Balikpapan.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 10
BAB III
Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Daerah
Berbagai kecenderungan di sektor kesehatan dapat mempengaruhi terwujudnya
Visi Kota Balikpapan dan misi jangka panjangnya. Oleh karena itu diperlukan pernyataan
Visi Pembangunan sektor Kesehatan dan Misinya.
3.1. Visi Pembangunan Kesehatan
Berdasarkan usulan dari seluruh pelaku sektor kesehatan di kota Balikpapan, Visi
Pembangunan Kesehatan di Kota Balikpapan dinyatakan sebagai berikut:
“Terwujudnya status kesehatan masyarakat setinggi-tingginya setara dengan
standar internasional melalui lingkungan dan budaya hidup sehat serta
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.
3.2. Indikator terwujudnya Visi:
Terwujudnya visi tersebut dapat diukur dari berbagai indikator sebagai berikut:
1. Indikator Status Kesehatan:
Angka Kematian (Mortalitas)
Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka Kecelakaan Lalulintas
Angka Kesakitan dan Kematian akibat Stroke
Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Angka Umur Harapan Hidup (UHH)
Angka Status Gizi
2. Indikator Lingkungan:
Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah Kota sesuai standar
internasional
Pengelolaan sampah: Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.
Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat.
Terjaganya polusi udara: Kualitas udara tidak melanggar nilai ambang
batas yang ditolerir.
Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang
mendapat air bersih. (jadi urutan 1)
Persentase pemukiman yang memenuhi syarat pemukiman sehat
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 11
Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi.
Tersedianya fasilitas lalu lintas : rambu-rambu lalu lintas, sosialisasi
peraturan lalu lintas
Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik : stadion olahraga dan balai
kesehatan olahraga
3. Indikator Perilaku dan Budaya Sehat:
PHBS : 10 indikator (sebutkan)
Jumlah Balita yang mendapat vaksin
Angka bebas jentik di rumahtangga
Ketersediaan tempat mencuci tangan di tempat umum dan pendidikan.
4. Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan:
Tersedianya tenaga dokter dan perawat per 1000 penduduk yang
memenuhi standar internasional (dibandingkan dengan Negara Malaysia,
Amerika, Singapura)
Tersedianya TT RS per 10,000 penduduk yang memenuhi standar
internasional.
Tersedianya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
internasional.(ISO dan clinical)
Keluhan masyarakat akan pelayanan (Survey, keluhan dari surat pembaca,
pengaduan masyarakat)
5. Indikator Cakupan Jaminan Kesehatan:
Persentase masyarakat yang terlindungi oleh jaminan kesehatan dalam
bentuk asuransi kesehatan pegawai negeri, asuransi kesehatan swasta, jaminan
kesehatan masyarakat pemerintah pusat, dan jaminan kesehatan daerah.
3.3. Misi Pembangunan Kesehatan
Misi Pembangunan Kesehatan di Kota Balikpapan adalah :
1. Meningkatkan sumber daya kesehatan
2. Meningkatkan jejaring kerja dan atau kolaborasi antar lintas system dan elemen
pelaku kesehatan
3. Meningkatkan sistem regulasi kesehatan
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 12
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan
5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
6. Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan untuk seluruh masyarakat
7. Meningkatkan kualitas lingkungan berwawasan sehat
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 13
BAB IV
Strategi Pembangunan Kesehatan Daerah
Pembangunan kesehatan di Kota Balikpapan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, kelompok masyarakat, dan lembaga swasta. Indikator tercapainya visi
pembangunan kesehatan hanya dapat tercapai apabila ada kerjasama antar sektor di
pemerintah. Oleh karena itu strategi pembangunan harus melibatkan berbagai pihak
dimana Dinas Kesehatan Kota menjadi koordinator pembangunan. Adapun pelaku yang
terlibat dalam masterplan pembangunan sektor kesehatan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pelaku Lintas Sektoral (Lintas SKPD)
Keterlibatan lintas sektor dalam perencanaan pembangunan sektor kesehatan tidak
dapat diabaikan. Berikut ini adalah berbagai lembaga sector lain (Lintas Sektor di
luar sector kesehatan) yang berperan dalam perencanaan pembangunan kesehatan
antara lain: Pemerintah Kota Balikpapan, Bappeda, Polresta, Dinas Kimpraswil,
Dinas LLAJR, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas
Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian Pertambangan dan Koperasi,
Dinas PU, Dinas Pasar, DKKP, Dinas Perhubungan, KPM, KKP, Biro Organisasi
dan Tata Laksana, Biro Hukum dan Biro Kepegawaian Pemkot Balikpapan.
Koordinasi berbagai lembaga terkait sektor kesehatan ini belum dilakukan dengan
maksimal. Namun disadari bahwa peranan berbagai lembaga ini sangat penting
terutama untuk mengurangi faktor risiko di sektor kesehatan.
2. Pelaku Dinas Kesehatan
Peran Dinas Kesehatan sebagai pelaku utama atau leading unit dalam perencanaan
pembangunan sektor kesehatan di Kota Balikpapan adalah sebagai Penetap
Kebijakan dan Enforcement agency;Sebagai pemberi dana pelayanan kesehatan;
Sebagai koordinator dalam disaster preparedness; Dalam Pelayanan kesehatan:
Pelayanan Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Upaya
Pengembangan Lingkungan Sehat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat; Dalam melakukan surveillance dan
pengukuran status kesehatan masyarakat; Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
3. Peran Serta Masyarakat: (termasuk LSM dan Forum Kota Sehat)
Masyarakat merupakan aktor utama dalam mewujudkan status kesehatan di
wilayah Kota Balikpapan. Lembaga-lembaga masyarakat dan organisasi profesi
berupaya mewujudkan status derajat kesehatan Kota dalam upaya preventif,
promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Dalam perencanaan pembangunan
kesehatan di Kota Balikpapan ini masyarakat diharapkan sebagai penggerak
utama semua program dengan mekanisme pemberdayaan mulai dari perorangan,
keluarga hingga kelompok masyarakat (PKK, Karang taruna, LSM dll).
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 14
4. Peran Serta Swasta
Peran aktif lembaga pelayanan swasta lebih diproyeksikan sebagai pemberi
pelayanan dan pendukung dana. Lembaga Pelayanan kesehatan swasta
mengembangkan kegiatan sesuai dengan misi pelayanan yang dimiliki masing-
masing institusi. Akan tetapi lembaga swasta juga harus memberi pelayanan
kepada masyarakat miskin dengan menggunakan jaminan pemerintah dan dana-
dana kemanusiaan
4.1. Strategi untuk Peningkatan Status Kesehatan:
Angka Kematian (Mortalitas) dan Angka Kesakitan (Morbiditas) di berbagai
penyakit dan masalah kesehatan seperti Kematian Ibu dan Anak dapat diatasi
dengan strategi pencegahan dan pelayanan kuratif. Berbagai kegiatan pencegahan
dapat dilakukan oleh masyarakat, lembaga swasta dan pemerintah. Pelayanan
pengobatan dapat dilakukan oleh rumahsakit pemerintah dan swasta dengan
sistem rujukan yang baik.
Angka Kecelakaan Lalulintas diharapkan dapat ditekan dengan dukungan dari
Dinas LLAJR dan Kepolisian Resor Kota Balikpapan (Polresta). Disamping itu
penyuluhan akan keamanan berkendara di berbagai tempat umum dan di sekolah-
sekolah perlu ditekankan.
Visum et repertum korban kecelakaan, bencana, kekerasan dalam rumah tangga
Pencegahan Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan dengan
mengaktifkan peran masyarakat, kantor pemberdayaan masyarakat, PKK dan
posyandu.
Umur Harapan Hidup (UHH) yang meningkat perlu diimbangi dengan perbaikan
kualitas hidup masyarakat usia tua. Peran serta Kantor Pemberdayaan
Masyarakat, LSM dan kelompok-kelompok di masyarakat sangat dibutuhkan.
Status Gizi. Peningkatan status gizi dapat dilakukan oleh masyarakat, Dinas
pertanian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, tim penggerak PKK,
GOW (Gabungan Organisasi Wanita) dan Kantor Pemberdayaan Masyarkat
Pengolahan bahan makanan : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi bertanggung jawab melakukan pembinaan dalam bentuk
pelatihan-pelatihan dan pembinaan serta memberikan standarisasi
pengolahan bahan makanan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Departemen Kesehatan bertanggung jawab
dalam Karantina, Pengendalian resiko lingkungan, upaya kesehatan
pelabuhan (kegiatan haji, pengamanan jalan embarkasi dan debakarsi) dan
Surveillance penyakit yang dapat menular melalui pelabuhan.
Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan mengurangi penggunaan
insektisida untuk tanaman pangan dan hortikultura.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 15
4.2. Strategi Peningkatan Lingkungan yang sehat:
Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah sesuai standar
internasional. Diharapkan Dinas Pekerjaan Umum dapat mengembangkan
strategi pembangunan infrastruktur sanitasi perkotaan dengan baik.
Pengelolaan sampah: Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemukiman diharapkan
mampu mengusahakan agar Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.
Pengusahaan ini hanya dapat terjadi jika ada kesadaran aktif masyarakat tentang
pengelolaan sampah yang benar.
Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat merupakan tugas dari
Dinas Pasar bersama Dinas Kesehatan. Dinas Pasar perlu untuk meningkatkan
kebersihan pasar sehingga memenuhi standar internasional, termasuk pasar ikan
dan pasar hewan. Pasar-pasar perlu disertifikasi kebersihannya oleh Dinas
Kesehatan.
Terjaganya polusi udara: Usaha agar kualitas udara tidak melanggar nilai ambang
batas yang ditolerir perlu dilakukan oleh Bapedalda, Dinas LLAJR dan Dinas
Perhubungan
Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang
mendapat air bersih perlu ditingkatkan melalui strategi pembangunan oleh Dinas
Pekerjaan Umum. Perluasan jaringan air minum merupakan tanggung jawab
PDAM.
Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi menjadi tanggung
jawab Dinas Kesehatan dan BPID.
Tersedianya fasilitas keamanan berkendara diharapkan dipenuhi oleh Dinas
LLAJR
Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik diharapkan menjadi strategi
pembangunan pemerintah Kota Balikpapan dalam pengembangan sumber daya
manusia kesehatan khususnya pembinaan pemuda dan olah raga
Kebersihan Kota Balikpapan dan perawatan taman kota menjadi kewajiban utama
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di sekolah
menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan yang dibantu oleh Dinas Pendidikan.
Untuk sosialisasi dan pengawasan di perumahaan diharapkan ada kerjasama
dengan pemerintah kalurahan dan lembaga masyarakat .
Kegiatan sosialisasi ke masyarakat untuk melakukan ketertiban bagi masyarakat
yang memiliki hewan ternak, ternak dalam bentuk usaha di daerah permukiman
dilakukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 16
Pembangunan berwawasan kesehatan menjadi tanggung jawab Dinas Penataan
Kota dan Pemukiman
4.3. Strategi Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat:
Prevalensi tingkat merokok masyarakat: Berdasarkan pengamatan belum ada
kebijakan maupun peraturan daerah mengenai larangan kebiasaan merokok
masyarakat di tempat umum. Perlu ada insiatif dari Pemerintah Kota dan DPRD
untuk menyusun Perda aturan merokok di tempat umum dan pemukiman. Dalam
pelaksanaan Perda perlu bekerjasama dengan Dinas Ketertiban atau Satpol dan
masyarakat.
Cakupan imunisasi bayi yang mendapat vaksin pada tahun 2005-2007
menunjukkan kecenderungan meningkat, sedangkan Drop Out Rate imunisasi
mempunyai kecenderungan menurun. Keseluruhannya mencapai derajat UCI
92,59% (Profil kesehatan 2007, Dinas kesehatan). Perlu untuk terus meningkatkan
kesadaran ini bersama PKK dan masyarakat umum.
Kondisi kesehatan rumah yang diperiksa pada tahun 2005 yaitu 18.331 rumah
sebanyak 86,6% memenuhi syarat sehat dan 13,40% tidak memenuhi syarat sehat.
Sedangkan pada tahun 2006, rumah yang diperiksa mencapai 44.886 rumah
sebanyak 83,3% memenuhi syarat sehat dan 16,7% tidak memenuhi syarat sehat.
Tapi yang ditargetkan pada tahun 2006 rumah yang diperiksa sebanyak 90.037
rumah. Hal ini mengindikasikan kemungkinan rumah yang tidak diperiksa dalam
keadaan kosong dan bisa menjadi sumber jentik-jentik di rumah tangga. Perlu ada
kerjasama dengan kalurahan dan masyarakat setempat.
Ketersediaan tempat mencuci tangan di tempat umum dan pendidikan:
berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ketersediaan tempat mencuci tangan di
tempat umum dan pendidikan sudah cukup baik sesuai dengan standar
sanitasinya. Perlu kerjasama dengan sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan.
4.4. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Tersedianya tenaga dokter dan perawat per 100.000 penduduk yang memenuhi
standar internasional : Pada tahun 2007 rasio tenaga dokter 69,76% dan perawat
134,49%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya dimana
pada tahun 2004 rasio tenaga dokter hanya sebesar 51,24% dan perawat sebesar
119,71%. Peningkatna jumlah dan mutu menjadi tanggung jawab bersama dengan
ikatan profesi dokter dan dokter spesialis.
Tersedianya TT RS per 10,000 penduduk yang memenuhi standar internasional.
Perlu ada partisipasi aktif dari Asosiasi RS Daerah dan PERSI.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 17
Tersedianya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar internasional: adanya
puskesmas yang telah memiliki ISO yaitu puskesmas Klandasan Ilir, sedangkan
puskesmas yang lain sedang dalam proses menuju ISO pada tahun 2008 ini.
Keluhan masyarakat akan pelayanan: Berdasarkan hasil pengamatan adanya kotak
saran dan masukan di masing-masing sarana pelayanan kesehatan . Perlu ada
keterlibatan LSM di bidang kesehatan untuk mengelola keluhan ini.
4.5. Strategi Peningkatan Cakupan Jaminan Kesehatan:
Persentase masyarakat yang terlindungi oleh jaminan kesehatan dalam bentuk
asuransi kesehatan pegawai negeri, asuransi kesehatan swasta, jaminan kesehatan
masyarakat pemerintah pusat, dan jaminan kesehatan daerah. Total jumlah penduduk
Balikpapan yang dilindungi asuransi kesehatan pada tahun 2005 yaitu 23,43% dan
mengalami peningkatan di tahun 2006 menjadi 57,1%. Adapun bentuk asuransi kesehatan
yang ada berdasar profil kesehatan 2007 yaitu sebagai berikut:
Askes : Pada tahun 2005 sebanyak 8,10% dan meningkat pada tahun 2006
menjadi 23,67%
Jamsostek : pada tahun 2005 sebanyak 9,10% dan meningkat pada tahun 2006
menjadi 11,84 %
Dana sehat : pada tahun 2005 sebanyak 0,46% dan meningkat pada tahun 2006
menjadi 0,77%
Asuransi Gakin : pada tahun 2005 sebanyak 5,85% dan menurun pada tahun 2006
menjadi 5,07%
Jamkesda : mulai ada pada tahun 2006 mencapai 15,7%
Perlu keterlibatan PT Askes, PT Jamsostek, dan berbagai perusahaan asuransi
lain untuk meningkat, serta Jamkesda untuk mencapai 100% penduduk kota
Balikpapan terlindungi dari risiko sakit.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 18
4.6. Program Pembangunan Kesehatan
4.6.1. Pemetaan Program Pembangunan Kesehatan
Pelaku Kegiatan Pembangunan
Kesehatan
Status
Kesehatan
Lingkungan Perilaku
dan
Budaya
Sehat
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Cakupan
Masyarakat
yang
terlindungi
risiko
Pemerintah kota Balikpapan √ √ √ √ √
Dinas Kesehatan √ √ √ √ √
Dinas Pasar √ √
Dinas LLAJR √ √
Dinas pertanian √ √ √
Dinas perindustrian, perdagangan
dan koperasi
√
Polresta √
Kantor Pemberdayaan Masyarakat
(KPM)
√
√
Tim Penggerak PKK √ √
Dinas Pekerjaan Umum √
Dinas Kebersihan, pertamanan
dan Pemukiman (DKPP)
√
Bapedalda √
PDAM √
Dinas pendidikan √
Dinas perhubungan √
Forkohat (Forum Kota Sehat) √ √
Bagian sosial pemkot √
Kantor Kesehatan Pelabuhan √ √ √
Masyarakat : kader-kader √
Indikator terwujudnya Visi dan terlaksananya misi Pembangunan Kesehatan Kota Balikpapan
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 19
posyandu
Pelaku Kegiatan Pembangunan
Kesehatan
Status
Kesehatan
Lingkungan Perilaku
dan
Budaya
Sehat
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Cakupan
Masyarakat
yang
terlindungi
risiko
Kecamatan dan kelurahan √
RS,puskesmas,posyandu,klinik
dan praktek dokter
√ √ √ √
Asosiasi RS √ √
Ikatan Profesi √ √
Perusahaan asuransi Kesehatan √
Institusi pendidikan kesehatan
LSM kesehatan, Forkohat, √
Pengusaha Obat dan Perbekalan
kesehatan
√
PLN
PDAM
4.6.2. Rencana tercapainya indikator terwujudnya visi Pembangunan Sektor
Kesehatan dan terlaksananya misi
1. Kegiatan: Peningkatan Status Kesehatan
Program Pencapaian
tahun 2011
Pencapaian
tahun 2016
Pencapaian
tahun 2021
Pencapaian
Tahun 2020
Angka Kematian Ibu
Menurunnya angka kematian ibu
melahirkan pada tahun 2005
sejumlah 6 kematian
Turun
menjadi
40%
Turun
menjadi
75%
Turun
menjadi
100%
Turun
menjadi
100%
Angka Kematian Bayi
Menurunnya angka kematian bayi
pada tahun 2005 adalah 3,38 per
1.000 kelahiran hidup
Turun
menjadi
40%
Turun
menjadi
75%
Turun
menjadi
100%
Turun
menjadi
100%
Angka Kematian akibat Kecelakaan
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 20
Pengendalian dan pengamanan lalu
lintas
1. Pengembangan fasilitas lalu
lintas:
a. Pengadaan dan
pemasangan APILL
b. Pembangunan halte
c. Pengadaan/pemasangan
rambu
d. Jembatan penyeberangan
orang (JPO)
2. Penertiban lalu lintas jalan :
a. Operasi tertib lalu lintas
b. Pengujian kendaraan
bermotor
3. Penertiban lalu lintas laut
4. Pemeliharaan prasarana dan
sarana lalu lintas jalan :
a. Pemeliharaan marka jalan
b. Pemeliharaan APILL
Pembangunan sarana dan prasarana
perhubungan
Sosialisasi tertib lalu lintas
3 unit
10 unit
1 paket
2 unit
1 paket
1 paket
1 unit
1 paket
10 unit
5 paket
5 unit
12 unit
3 paket
5 unit
2 paket
3 paket
3 unit
3 paket
13 unit
7 paket
7 unit
15 unit
5 paket
10 unit
3 paket
5 paket
5 unit
5 paket
15 unit
9 paket
10 unit
20 unit
10 paket
15 unit
5 paket
10 paket
10 unit
10 paket
20 unit
15 paket
Angka Kematian akibat Stroke
Angka Usia Hidup 72 Tahun 73 Tahun 73 Tahun
Angka Kesakitan dan Kematian
DBD
Menurunnya Angka kesakitan
Demam Berdarah per.100.000
penduduk tahun 2005 sejumlah
169,11
Turun
menjadi
50%
Turun
menjadi
75%
Turun
menjadi
80%
Turun
menjadi
100%
Angka Kesehatan Jiwa
Penanganan Kasus Jiwa
250 orang
per 100.000
penduduk
500 orang
per 100.000
penduduk
750 orang
per
100.000
penduduk
1000 orang
per
100.000
penduduk
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 21
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan status
kesehatan antara lain:
2. Kegiatan: Peningkatan indikator Lingkungan Program Pencapaian
tahun 2011
Pencapaian
tahun 2016
Pencapaian
tahun 2021
Pencapaian
Tahun 2020
Program Penyediaan
sanitasi lingkungan
Pembangunan sanitasi
dan drainase lingkungan
permukiman :
a. Pembangunan
sanitasi
b. Pembangunan
drainase
lingkungan
Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
1. Pembangunan
drainase
2. Peningkatan Drainase
5 lokasi
5 KM
6.000 M
12.000 M
7 lokasi
7 KM
8.000 M
15.000 M
10 lokasi
10 KM
10.000 M
18.000 M
20 lokasi
20 KM
25.000 M
25.000 M
Program Pengelolaan
sampah
Pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
1. Perluasan
pengembangan TPA
tahap II
2. Penambahan alat
kebersihan
3. Pembangunan TPS
4. Penambahan truk
angkutan sampah
5. Penambahan alat
berat TPA
3,5 Ha
1 paket
135 unit
5 unit
2 unit
7 Ha
3 paket
145 unit
10 unit
7 unit
9 Ha
5 paket
160 unit
20 unit
17 unit
12 Ha
10 paket
180 unit
35 unit
25 unit
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 22
6. Pengelolaan TPA 1 paket 4 paket 10 paket 20 paket
Program Pengelolaan
Pasar agar mencapai
predikat sehat Pengembangan fasilitas
perdagangan
1. Pembangunan pasar induk
2. Pembangunan pasar tradisional di Teritip
3. Pembangunan pasar Buton
4. Pembangunan Shopping/pusat perbelanjaan kebun sayur
5. Lanjutan pembangunan pasar Pandan Sari
6. Rehabilitasi dan perbaikan pasar
7. Optimalisasi pemanfaatan pasar burung dan pasar Damai III
8. Pembangunan pasar tradisional di Manggar
9. Pembebasan lahan untuk pasar tradisional di Manggar dan Teritip
10. Pembangunan sistem terminal Agribisnis
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
50 Ha
1 paket
3 unit
2 unit
2 unit
2 unit
2 unit
5 unit
3 unit
3 unit
70 Ha
2 paket
5unit
3 unit
3 unit
4 unit
3 unit
8 unit
6 unit
5 unit
90 Ha
3 paket
10 unit
5 unit
5 unit
6 unit
5 unit
10 unit
15 unit
10 unit
150 Ha
10 paket
Program mengurangi
Polusi Udara
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
1. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2. Pengendalian, pengawasan dan
1 paket
1 paket
3 paket
3 paket
5 paket
5 paket
10 paket
10 npaket
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 23
penegakan hukum
Program Ketersediaan
Air Bersih
Penyediaan dan pengelolaan air baku
1. Penggantian pipa transmisi
2. Pipa transmisi air baku
3. Pembangunan waduk teritip
4. Pembuatan sumur bor dalam
5. Pompa dan genset
6. Pembebasan lahan waduk manggar dan teritip
Pengembangan kinerja pengelolaan air minum
1. Pengembangan unit produksi :
a. Uprating IPA eksisting (IPA damai & teritip)
b. Rerating IPA batu ampar
c. Bangun IPA teritip (AP)
d. Reservoir
e. Pompa distribusi
2. Pengembangan unit distribusi :
a. Ganti pipa
b. Pasang pipa
c. Reservoir
d. Pompa booster
e. Distrik master
f. Up date data
3. Pengembangan unit pelayanan :
4 km
16 km/dea 300 mm
2,5 juta m3
8 unit
750 l/detik
200 ha
510 lt/detik
550 lt/detik
260 lt/detik
15000 m3
4 buah
45 km
65 km 3000 m3
60 lt/detik
12 titik
1 LS
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 24
a. Sambungan baru
b. Hydrant umum (IPA mini)
c. Hidrant kebakaran
d. Penurunan kehilangan air
e. Peningkatan manajemen
15.000 SR
10 unit
60 lokasi
1 Ls
1 Ls
Program tersedianya
fasilitas keamanan
berkendaraan
Program tersedianya
sarana berolahraga
Pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga
1. Bantuan KONI dalam
rangka pembinaan
prestasi olahraga
2. Bantuan untuk
pembinaan olahraga
lainnya
Peningkatan sarana dan
prasarana olah raga
1. Pembangunan sarana
prasarana olahraga
untuk PON
2. Penyelenggaraan
PON
1 paket
1 paket
8 cabor
8 cabor
2 paket
3 paket
5 paket
5 paket
10 paket
10 paket
Program Sanitasi
Makanan
Peningkatan efisiensi
perdagangan dalam negeri
1. Monitoring dan
evaluasi di bidang
usaha perdagangan
dan barang-barang
yang beredar
2. Sosialisasi dan
pelatihan di bidang
usaha perdagangan
1 paket
1 paket
2 paket
2 paket
5 paket
5 paket
10 paket
10 paket
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 25
Pengembangan usaha
mikro kecil menengah
(UMKM)
Peningkatan
pembinaan, pelatihan
serta pendampingan
usaha secara
berkelanjutan
(sustainable)
1 paket
2 paket
5 paket
10 paket
Program peningkatan
kebersihan kota
Pengembangan Ruang
terbuka hijau
1. Penataan taman
median dan trotoar
jalan
2. Pembangunan dan
rehabilitasi taman
3. Pengadaaan sarana
dan prasarana
4. Pembangunan ruang
terbuka hijau (Ex
SMK-1, SMP 5, dan
Ex SDLB Sepinggan)
38,1 KM
18.300 m2
1 paket
1 paket
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan
indicator lingkungan antara lain:
3. Kegiatan: Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat
Program Pencapaian
tahun 2011
Pencapaian
tahun 2016
Pencapaian
tahun 2021
Pencapaian
Tahun 2020
Penurunan angka
prevalensi tingkat
merokok pada
masyarakat
Program peningkatan
jumlah balita yang
mendapat vaksin
Persentase cakupan
100%
100%
100%
100%
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 26
kelurahan UCI
Program penurunan
angka jentik-jentik di
Rumah tangga
Persentase Rumah
sehat pada tahun 2005
mencapai 90,60%
Persentase
rumah/bangunan bebas
jentik nyamuk aedes
tahun 2005 mencapai
60%
100%
95%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Program untuk
meningkatkan
ketersediaan tempat
mencuci tangan di
tempat umum dan
pendidikan
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan
perilaku dan budaya Sehat antara lain:
4. Kegiatan: Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Program Pencapaian
tahun 2011
Pencapaian
tahun 2016
Pencapaian
tahun 2021
Pencapaian
Tahun 2020
1. Program tersedianya tenaga dokter dan perawat per 100.000 penduduk yang memenuhi standar internasional (Manajemen dan sumber daya kesehatan)
Kegiatan Penyusunan kebutuhan Nakes :
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 27
a. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk
b. Rasio dokter per 100.000 penduduk
c. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
d. Rasio bidan per 100.000 penduduk
e. Rasio perawat per 100.000 penduduk
26
56
25
110
153
36
66
23
120
163
46
76
45
130
173
76
106
75
160
203
2. Program pemenuhan TT RS per 10.000 penduduk yang memenuhi standar internasional
Kegiatan Pengobatan dan Perawatan di Rumah Sakit :
a. RS Kanujoso Djatiwobowo (Pemprov) : jumlah TT th 2008 sebanyak 285 buah
b. RSB Sayang Ibu (Pemkot) : jumlah TT th 2008 sebanyak 18 buah
c. RS Dr.R.Hardjanto (TNI-AD) :jumlah TT th 2008 sebanyak 125 buah
d. RS Bhayangkara (POLRI): jumlah TT th 2008 sebnayak 56 buah
e. RS swasta :
- RS Pertamina Balikpapan : jumlah TT th 2008 sebanyak 165 buah
- RS Restu Ibu: jumlah TT th 2008 sebanyak 142 buah
- RS Harapan Mulia:
Jumlah TT sesuai dengan
standar internasional
Jumlah TT sesuai dengan
standar internasional
Jumlah TT sesuai dengan standar
internasional
Jumlah TT sesuai dengan standar
internasional
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 28
jumlah TT th 2008 sebanyak 18 buah
- RS Balikpapan Baru: jumlah TT th 2008 sebanyak 15 buah
- RS Balikpapan Husada: jumlah TT th 2008 sebanyak 45 buah
- RSB Permata Hati: jumlah TT th 2008 sebanyak 13 buah
- RSB Kasih Bunda: jumlah TT th 2008 sebanyak 20 buah
3. Program untuk
meningkatkan
tersedianya
pelayanan kesehatan
yang memenuhi
standar internasional
Kegiatan : Pengembangan
Puskesmas ISO th. 2008
Puskesmas Klandasan Ilir
telah memiliki sertifikat
ISO dari 27 puskesmas
yang ada
5 Puskesmas
dari 27
Puskesmas
telah di ISO
10 Puskesmas
dari 27
Puskesmas
telah di ISO
20
puskesmas
dari 27
Puskesmas
telah di ISO
Seluruh
puskesmas
berstandar
internasional
dengan
memiliki ISO
4. Program untuk
mengurangi keluhan
masyarakat akan
pelayanan
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan antara lain:
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 29
5. Kegiatan Peningkatan Cakupan Masyarakat yang terlindungi risiko
Program Pencapaian
tahun 2011
Pencapaian
tahun 2016
Pencapaian
tahun 2021
Pencapaian
Tahun 2020
Program Promosi Kesehatan mencakup kegiatan:
1. Penyelenggaraan
Pembiayaan untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. PT Askes b. Jamsostek c. Dana Sehat
100 % dari
jumlah penduduk
tercover asuransi
dan jaminan
100% dari
jumlah
penduduk
tercover
asuransi dan
jaminan
100% dari
jumlah
penduduk
tercover
asuransi
dan jaminan
100%
2. Penyelenggaraan
Pembiayaan untuk Gakin dan
Masyarakat Rentan :
a. Asuransi Gakin
(Cakupan Gakin th 2008
yaitu sebanyak 5 % dari
jumlah penduduk)
b. Jamkesda (pencapaian
tahun 2006-2008, sesuai
dengan perencanaan
awal), yaitu mengelola
Kepesertaan
Pelayanan kesehatan
Mengembangkan
jumlah PPK
(mutunya)
Mengembangkan
kelembagaan
- Penerapan
sosialisasi
Konsep-
konsep
pelayanan
- Penarikan
premi dari
masyarakat
- bagaimana
pengelolaan
keuangan
setelah premi
ditarik,penerap
an penarikan
premi dan
dikelola sesuai
pengaturan
keuangan yang
berlaku
(bentuknya
yaitu PTK
BLU)
- Tercapainya
misi kedua
pemkot BPN
(universal
coverage)
Sudah
berjalan
sistem
jaminan
kesehatan
se-kota
Balikpapan
Masyarakat
Balikpapan
sudah memiliki
1 kartu, single
identity card
(kependudukan,
jamkesda)
Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan
Cakupan Masyarakat yang terlindungi resiko antara lain:
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 30
BAB V
ANALISIS DAN PROYEKSI SUMBER ANGGARAN
BIDANG KESEHATAN DAERAH
5.1. Sumber anggaran pemerintah:
Data Alur Pembiayaan Kesehatan Pemerintah Kota Balikpapan
(Tahun 2005 dan 2006)
SOURCE 2005 2005 2006 2006
TOTAL APBD 27,422.98 79.53% 53,811.90 72.03%
TOTAL APBN 2,209.04 6.41% 2,470.00 3.31%
TOTAL BLN 1,925.40 5.58% 3,065.00 4.10%
TOTAL JAMINAN
SOSIAL 2,921.89 8.47% 15,364.90 20.57%
TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%
LINE ITEMS 2005 2005 2006 2006
TOTAL ADM 12,066.04 35.00% 16,221.52 21.71%
TOTAL INVT 1,183.90 3.43% 13,560.99 18.15%
TOTAL OPS 21,229.37 61.57% 44,929.29 60.14%
TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%
FUNCTIONS 2005 2005 2006 2006
TOTAL ADM GAJI 10,507.14 30.47% 13,426.96 17.97%
TOTAL ADM ALAT
KANTOR 96.40 0.28% 123.18 0.16%
TOTAL ADM LAIN 1,728.28 5.01% 3,011.00 4.03%
TOTAL KURATIF 5,130.93 14.88% 17,834.90 23.87%
TOTAL OBAT
ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%
TOTAL KES.MAS 3,129.34 9.08% 11,057.75 14.80%
TOTAL
INFRASTRUCTURE 1,183.90 3.43% 13,560.99 18.15%
TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%
PROVIDERS 2005 2005 2006 2006
DINKES (KESMAS) 13,732.88 39.83% 24,607.90 32.94%
YANKES (KESORG) 6,314.83 18.31% 31,395.89 42.02%
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 31
YAN.OBAT ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%
TERKAIT
KESEHATAN 1,728.28 5.01% 3,011.00 4.03%
TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%
5.2. Sumber anggaran masyarakat: Untuk pelayanan kesehatan kuratif dan
preventif.
Pembayaran oleh Masyarakat
Dana Kemanusiaan dari Masyarakat/ Hibah.
5.3. Sumber anggaran swasta:
Corporate Social Responsibility
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 32
BAB VI
PENUTUP
Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Pembangunan Sektor Kesehatan di Kota
Balikpapan (Master Plan Kesehatan) untuk periode 5 dan 20 (dua puluh) tahun. Dasar Hukum
yang dipergunakan adalah UU No. 25 Tahun 2004, RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Pada Pasal 5
ayat 1 disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional. Ayat 2 menyebutkan bahwa RPJM Daerah merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah
dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi
pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Master Plan ini
merupakan RPJP dan RPJM Kesehatan Kota Balikpapan.
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 33
LAMPIRAN:
A. Deskripsi Umum Kewilayahan
i. Geografis
Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang berada dalam wilayah administrasi Kalimantan
Timur dengan luas wilayah daratan 50.330,57 Ha atau kurang lebih 0,24% dari luas Propinsi
Kalimantan Timur dan luas wilayah laut sebesar 16.010 Ha. Secara geografis Kota Balikpapan
terletak antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan batas-batas sebagai berikut yaitu
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai, sebelah selatan berbatasan dengan Selat
Makassar sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Pasir. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38
Tahun 1996, maka sejak 24 Pebruari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga)
Kecamatan menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan
Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan
Balikpapan Barat dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan.
Secara Topografi Kota Balikpapan terdiri dari kawasan perbukitan yang bergelombang ±
85% dengan jenis tanah podsolik merah kuning (haplik) dan lapisan topsoilnya tipis serta struktur
tanah mudah tererosi serta ±15% merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang Pantai
Timur dan Selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah Alluvial. Sedangkan kawasan
pinggiran kota banyak terdapat lembah dan rawa yang merupakan Daerah Aliran Sungai Wain
dan Manggar Besar. Secara garis besar dari 50.330,57 Ha luas wilayah Kota Balikpapan 4.559,99
Ha (9,06%) digunakan untuk pemukiman, 9.385,36 Ha (18,65%) penggunaannya untuk pertanian,
14.565,20 Ha (28,94%) sebagai kawasan hutan dan 21.820,02 Ha (43,35%) untuk lain-lain
kegiatan.
Kondisi Iklim Kota Balikpapan memiliki suhu udara rata-rata 27,85˚C dengan suhu udara
rata-rata siang hari 30,2 ˚C, maksimum 32,5˚C dan suhu udara rata-rata malam hari 24,2˚C,
minimum 23˚C sedangkan temperature maksimum rata-rata bulanan 32,4 ˚C dan temperature
minimum 21,9˚C. Balikpapan mempunyai kelembaban udara sekitar 85% dengan kelembaban
udara bulanan rata-rata pagi hari 88% dan siang hari 73%, curah hujan rata-rata yaitu 2.914 mm
dengan serta kecepatan angin 6.
ii. Demografis
Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada
diindonesia, baik dari Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Jawa, Sumatera, Kalimantan sendiri.
Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir Balik yang hampir punah dan terpencar didaerah
Kecamatan Balikpapan seberang. Penduduk Kota Balikpapan umumnya berbahasa Indonesia
dan sedikit yang mempergunakan bahasa daerah.
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK ,JUMLAH RUMAH TANGGA DAN
KEPADATAN MENURUT KECAMATAN, 2004
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 34
Kecamatan/
Sub Distrik
Luas Area
(Km)
Jumlah
Penduduk
Jumlah
R. Tangga
Kepadatan
Penduduk
/Km
[1] [2] [3] [4] [5]
Balikpapan
Selatan 47,95 166.116 40.320 3.464
Balikpapan
Timur 132,16 48.597 11.392 368
Balikpapan Utara 132,17 94.028 21.440 771
Balikpapan
Tengah 11,0 103,770 25.760 9.374
Balikpapan Barat 179,95 82.803 19.376 460
Jumlah/Total
2004 503,30 495,314 188.288 984,13
2003 503,30 486,580 116,937 966,78
2002 503,30 482.573 113.198 958,82
2001 503,30 472.641 107.913 939,08
Sumber : BPS Kota Balikpapan
iii. Perekonomian dan Finansial kewilayahan
A. Analisis Sektor Kesehatan dan Identifikasi Pelaku sektor Kesehatan
i. Analisis Status Kesehatan
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur
mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup
yang digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas telah
disepakati yakni angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1000
kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi (AKB) di Kota Balikpapan menunjukkan kecenderungan yang
makin menurun dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2004 angka kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup adalah 5,4 maka pada tahun 2005 turun menjadi 3,3 per 1000 kelahiran hidup. Di tahun
2006 naik lagi menjadi 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan turun lagi menjadi 3 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2007. Penyebab Angka Kematian bayi tahun 2006 naik di Kota Balikpapan
adalah lahir mati (37,3%), aspixia dan BBLR (14,9%) dan lahir prematur (13,4%).
Angka kematian balita (AKABA) pada tahun 2004 sebesar 2,3 per 1000 kelahiran hidup
dan pada tahun 2005 mengalami penurunan yaitu 1,5 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun
2006 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 10 per 1000 kelahiran hidup dan menurun lagi
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 35
pada tahun 2007 menjadi 3 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita yang tinggi
menggambarkan kondisi perinatal yang tidak sehat oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
menular dan kondisi lingkungan. Umur harapan hidup pada tahun 2004 adalah 71,05 tahun, tahun
2006 umur harapan hidup menjadi 71,30 tahun, dan pada tahun 2007 turun menjadi 71,10 tahun.
Angka kematian ibu merupakan jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin
dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Target
AKI Nasional yang diharapkan pada tahun 2010 yaitu 150/100.000 KH. Sejak tahun 2004 angka
kematian ibu mengalami penurunan, data tahun 2004 angka kematian menunjukkan sebesar 10
orang (68,2/100.000 KH), sementara itu untuk tahun 2005 turun menjadi 6 orang (40,4/100.000
KH), tapi pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 10 orang (65,6/100.000 KH). Proporsi
penyebab kematian ibu Kota Balikpapan pada tahun 2006 adalah eklampsia (40%), perdarahan
(40%) dan kelainan jantung (20%).
Kasus penyakit yang dominan di Kota Balikpapan adalah penyakit saluran pernafasan,
penyakit darah tinggi, penyakit kulit dan jaringan bawah kulit, penyakit saluran pencernaan
termasuk diare, setiap tahun hampir selalu menempati urutan teratas dalam 10 (sepuluh) penyakit
utama yang tercakup di puskesmas. Untuk kasus penyakit menular, beberapa kasus cenderung
mengalami penurunan pada TB paru pada tahun 2006 CDR mencapai 35,64% dan mengalami
penurunan pada tahun 2007 CDR menjadi 23,37%. Sedangkan angka kejadian DBD di Kota
Balikpapan pada tahun 2003-2007 terjadi penurunan kasus namun tahun 2004-2005 terjadi
peningkatan kasus yang cukup besar sekitar 334% dan HIV/AIDS menurut data 2006-2007
cenderung mengalami peningkatan. Untuk jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2006
jumlah yang terdeteksi berjumlah 33 kasus dan pada tahun 2007 naik menjadi 86 kasus.
Sementara pada bulan Oktober Tahun 2008 turun lagi menjadi 68 kasus.
PHBS merupakan tatanan rumah tangga yang dinilai berdasarkan beberapa indikator
yang meliputi (1) perilaku tidak merokok, (2) persalinan oleh tenaga kesehatan/pemeriksaan
kehamilan, (3) imunisasi, (4) penimbangan balita, (5) sarapan pagi, (6) kepesertaan dana sehat,
(7) kebiasaan mencuci tangan, (8) kebiasaan menggosok gigi, (9) oleh raga/aktivitas fisik.
Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) sarana air bersih, (2) jamban, (3) tempat
sampah, (4) sarana pembuangan air limbah, (5) ventilasi rumah, (6) kepadatan rumah, dan (7)
lantai rumah. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 di Kota Balikpapan perilaku hidup
bersih dan sehat cukup tinggi (94,07%). Dari jumlah rumah tangga yang dipantau perilaku hidup
bersih dan sehat didapat sebesar 6.928 rumah tangga dari jumlah yang didata 7.365 rumah tangga.
DATA KALTIM:
ii. Analisis Faktor Determinan (Perorangan, Sosial dan Struktural)
Faktor Determinan Perorangan
Penduduk Kota Balikpapan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jumlah
penduduk pada tahun 2003 sebesar 521.338 jiwa, meningkat menjadi 577.675 jiwa pada tahun
2007 dan per 27 oktober 2008 sudah mencapai 596.653 jiwa. Untuk angka pertumbuhan
penduduk pada periode 2005-2006 2,37% dan pada periode 2006-2007 sebesar 1,79%.
Sedangkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin, terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai
tahun 2007 jumlah penduduk laki-laki di Balikpapan masih lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan. Ratio jenis kelamin (RJK) pada tahun 2006 mengalami penurunan dari
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 36
tahun sebelumnya yaitu dari 113,97 menjadi 112,87. Penurunan RJK juga terjadi pada tahun 2007
menjadi 112,12.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan cenderung fluktuatif tiap
tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2007 sebesar 1,79%, mengalami penurunan
pertumbuhan dibanding tahun 2006 sebesar 2,36%. Persebaran penduduk di Kota Balikpapan
tidak merata sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar
daerah yang cukup besar. Untuk tahun 2007 ada kenaikan tingkat kepadatan penduduk dari
1.127,57/km2 pada tahun 2006 menjadi 1.147,77/km2.
Mayoritas penduduk Kota Balikpapan memeluk agama Islam pada tahun 2006 yaitu
489.779 jiwa atau sekitar 88,68%, berturut-turut sesuai dengan banyaknya pemeluk yaitu Kristen
Protestan, Khatolik, Budha,Hindu dan 146 jiwa yang lainnya. Pada tahun 2006, jumlah penduduk
usia 25-29 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 50.292 jiwa atau sekitar 12,6% sedangkan
yang terendah pada golongan umur 60-64 tahun (1,6%) atau sekitar 7.118 jiwa, dengan melihat
struktur penduduk kelompok umur 0-39 tahun begitu tinggi maka intervensi program dan
kegiatan diarahkan pada kesehatan anak, remaja dan kesehatan kerja.
Tingkat pendidikan masyarakat Kota Balikpapan terbanyak dalam tahun 2007 adalah di
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum yaitu 36,23%. Sedangkan penduduk yang telah
tamat Perguruan Tinggi persentasenya yaitu 11,25%. Penduduk usia 10 tahun ke atas yang
tidak/belum pernah sekolah sebanyak 2,11%dan tidak/belum tamat SD sebanyak 11,55%.
- Perilaku Masyarakat Kota Balikpapan
- Cara Hidup
- Prilaku di Jalan Raya
- Pola Merokok Masyarakat
Faktor Determinan Sosial
Faktor ini mencakup Gizi, Peternakan, Lingkungan Hidup, dan tingkat Kemiskinan
Status Gizi di Kota Balikpapan ditandai dengan adanya kasus BBLR pada tahun 2006
mencapai 568 dari 14.554 bayi lahir, jumlah balita BGM 523 balita dari 48.738 balita dengan
jumlah balita gizi buruk 28 balita. Masih adanya kasus BBLR dan BGM di Kota Balikpapan
disebabkan oleh beberapa factor penyebab, diantaranya karena kesalahan pola asuhan anak
terhadap asupab gizi anak, kurang pengetahuan keluarga terutama ibu terhadap pemberian gizi
seimbang pada bayi dan balita dan masih adanya kelompok keluarga miskin sehingga
mempengaruhi jumlah BBLR dan BGM di Kota Balikpapan.
Pengembangan usaha peternakan di Kota Balikpapan ditujukan untuk menyediakan
protein hewani guna perbaikan gizi masyarakat yang berasal dari daging, telor serta mampu
mendukung pengembangan ekspor melalui pembinaan kemampuan produksi, penggunaan
teknologi maju dan efisiensi usaha guna mendorong peningkatan pendapatan dan perluasan
kesempatan kerja serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi peningkatan produksi ternak dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan. Perkembangan populasi ternak di Kota Balikpapan sangat fluktuasi yaitu setiap jenis
ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 mengalami penurunan dan peningkatan
populasi. Dan selanjutnya perkembangan produksi daging di Kota Balikpapan dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2005 perkembangan berfluktuasi akan tetapi kalau dilihat dari total produksi
ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang paling banyak produksinya adalah ayam
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 37
pedaging dimana pada tahun 2005 sebanyak 7.650 ton, kemudian sapi sebanyak 1.645 ton, dan
Kambing sebanyak 79 ton.
Rata-rata peningkatan produksi Ayam pedaging adalah 0,01%, daging sapi meningkat
0,18%, dan kambing produksi dagingnya meningkat 1,0%. Perkembangan produksi peternakan di
Balikpapan memang relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena
kebutuhan ternak di Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan masih
didatangkan dari luar daerah, sehingga ada persaingan harga yang menyebabkan produksi lokal
relatif stabil.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Balikpapan pada tahun 2006 mencapai angka
yang paling tinggi dibandingkan dengan kota lain yaitu sebesar 76,3. Hal ini berarti Kota
Balikpapan masuk dalam kategori IPM menengah atas (berdasarkan skala internasional), dan
menempati urutan pertama di Kalimantan Timur serta urutan 16 secara nasional. Peningkatan
IPM kota Balikpapan pada tahun 2006 didorong oleh meningkatnya dua komponen IPM yaitu
angka harapan hidup, dan paritas daya beli. Umur harapan hidup penduduk Balikpapan pada
tahun 2006 adalah 71,30 tahun dan pada tahun 2007 adalah 71,10 tahun. Jumlah KK miskin untuk
Kota Balikpapan fluktuatif setiap tahunnya untuk tahun 2005 berjumlah 27.859 KK menjadi
28.039 KK pada tahun 2007.
Faktor Determinan Struktural
Faktor struktural yang yang berpengaruh pada status kesehatan adalah jaminan
pembiayaan, aturan Hukum, Kebijakan Kesehatan, Sistem InformasiKesehatan, dan
Sistem Surveilans
Untuk pembiayaan kesehatan di Kota Balikpapan sejak Oktober 2006 masyarakat informal yang
belum memiliki jaminan pelayanan kesehatan (non asuransi) mendapat jaminan pelayanan
kesehatan yang bernama program Jamkesda, jumlah sasarannya yaitu 320.000 jiwa. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada seluruh masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pembiayaan Jamkesda ini dari APBD 2006
(11 milyar) untuk Premi Rp. 5.500/jiwa/bulan. Dan pada tahun 2007, pembiayaan jamkesda untuk
premi menjadi Rp. 22.000.000,-.
Selain itu, berdasar Perda no.5 tahun 2003 mengenai retribusi Pelayanan Kesehatan ada program
Revolving Fund System (RFS) obat yang menjadi keunggulan puskesmas Kota Balikpapan
dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Latar belakang dari Revolving ini yaitu pelayanan
kesehatan Gakin dibiayai Pemkot, diperlukannya penongkatan operasional puskesmas, pemberian
subsidi sesuai sasaran dan kemandirian puskesmas (puskesmas Mandiri). Tujuan umumnya yakni
untuk menanggulangi keterbatasan anggaran dan belanja penyediaan obat dan bahan/alat
kesehatan habis pakai yang diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Sedangkan tujuan khusus dari RFS Obat ini adalah untuk mengatasi kecukupan ketersediaan obat,
jenis obat yang lebih bervariatif, dan subsidi obat digunakan untuk dana bergulir.
Kebijakan dan regulasi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan selama ini sudah berjalan
optimal, karena didasarkan pada keputusan Walikota No.3 tahun 2002 tentang Uraian Tugas
Organisasi Dinas Daerah yang mendukung regulasi sektor kesehatan sebagai payung hukum
sudah ada. Dinas Kesehatan bertindak sebagai regulator dan yang melaksanakan pihak
puskesmas. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dalam mengembangkan peran regulasi termasuk
perijinan berperan sebagai pengarah atau penetap kebijakan regulasi sekaligus sebagai
pelaksananya.
Dalam regulasi sarana pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang
memberikan surat ijin kepada rumah sakit pemerintah kelas C dan swasta yang setara sesuai PP
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 38
38/2007. Untuk regulasi tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang memberikan ijin
praktek kepada tenaga perawat dan bidan dengan rekomendasi dari organisasi profesi. Walaupun
masalah pelaksanaan perijinan sudah memiliki payung hukum berupa keputusan walikota tersebut
tetapi dalam pengawasan dan pembinaan perijinan berupa monitoring dan evaluasi perijinan
belum maksimal dilaksanakan oleh dinas kesehatan Kota Balikpapan. Hal ini dikarenakan
kurangnya dana dan tenaga kesehatan serta sebagai akibat tidak memanfaatkan sektor lain diluar
kesehatan untuk terlibat dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi.
Sistem informasi kesehatan masih belum berjalan optimal. Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) dan surveilans berjalan sendiri-sendiri. Pengumpulan data surveilans masih menggunakan
metode jemput bola karena masih banyak laporan yang tidak lengkap dan tidak teratur yang
masuk ke Dinas Kesehatan Kota dari Puskesmas-puskesmas yang ada. Sistem online yang
diharapkan akan terealisir belum didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang ada
sehingga masih membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus untuk tenaga programer yang pada
akhirnya akan menjadi tenaga programer yang berkompeten di Dinas Kesehatan Kota dan
masing-masing puskesmas. Namun pada tahun 2008 ini yang dibantu oleh Simkes-UGM
pengembangan sistem informasi kesehatan sedang berjalan baik dari perbaikan sistem informasi
di puskesmas dan dinas kesehatan Kota maupun pelatihan bagi SDM yang ada.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan aktif bekerjasama dengan instansi terkait seperti: Balai
POM, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dalam surveilans pelayanan kesehatan,
Departemen Agama dalam surveilans haji, dan bekerjasama dengan instansi lain terkait seperti
Bapeda, bagian Kesra Pemkot, Dinas Pertanian, Deperindagkop dalam surveilans kesehatan
keluarga serta Bapedalda dan DKPP dalam surveilans penyehatan lingkungan.
iii. Identifikasi Pelaku Sektor Kesehatan
Komponen Pelaku Sistem Kesehatan
Pelaku dalam penetapan kebijakan kesehatan dan pelaksanaan aturan perundangan.
- Dinas kesehatan merupakan lembaga Penetap Kebijakan dan regulator Pelayanan
Kesehatan
- Lembaga dan Unit Pemerintah non Dinkes yang terkait dengan Sektor Kesehatan
(Pemangku Kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan) adalah:
Dinas LLAJR, Dinas PU, Bapedalda.
Pelaku dalam Financing
- Sumber Pendanaan Kesehatan
a. Anggaran Pemerintah Pusat:melalui Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,
Dana Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.
b. Anggaran Pemerintah Propinsi dan Kabupaten :
Jamkesda pelaksanaan pada tahun 2006 (akan menjadi UPTD baru)
c. Anggaran Masyarakat dan Swasta
Pelaku dalam Healthcare Delivery
- RS Pemerintah dan Swasta
- Lembaga Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 39
- Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta
- RS-RS Daerah Milik Kotamadya
- Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya : Apotik/Toko Obat, Klinik,
Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer
- LSM Kesehatan dan Forum Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban menuju Kota
Sehat (Forkohat)
- Organisasi Profesi
Pelaku dalam Resource Generation
- Lembaga Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta