draft dokumen(17 desember...

39
Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 1 DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008) MASTERPLAN PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN 2008

Upload: phamdiep

Post on 30-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 1

DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)

MASTERPLAN PEMBANGUNAN SEKTOR

KESEHATAN

KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

2008

Page 2: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 2

KATA PENGANTAR

Balikpapan, .... Desember 2008

Kepala Bappeda Kota Balikpapan

.................................................

Page 3: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 3

DAFTAR ISI

PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................................... 4

1.2. Tujuan dan Manfaat.................................................................................. 6

1.3. Landasan Hukum...................................................................................... 6

1.4. Hubungan Masterplan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (RPJMD) 7

1.5. Sistematika Penulisan............................................................................... 8

BAB II. KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN KONDISI DAERAH

DAN SITUASI SEKTOR KESEHATAN………………………………… 9

BAB III. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH

3.1. Visi Pembangunan Kesehatan................................................................. 10

3.2. Indikator terwujudnya Visi…………………………………………….. 10

3.3. Misi Pembangunan Kesehatan………………………………………… 11

BAB IV. STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH

4.1. Strategi untuk Peningkatan Status Kesehatan…………………………. 13

4.2. Strategi Peningkatan Lingkungan yang sehat………………………….…. 14

4.3. Strategi Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat………………………… 15

4.4. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan……………………… 15

4.5. Strategi Peningkatan Cakupan Jaminan Kesehatan…………………… 16

4.6. Program Pembangunan Kesehatan……………………………………… 17

4.6.1. Mapping Proyeksi Program Sektor Kesehatan............................... 17

4.6.2. Rencana tercapainya indikator terwujudnya visi Pembangunan

Sektor Kesehatan dan terlaksananya misi ……………………… 18

BAB V. ANALISIS DAN PROYEKSI SUMBER ANGGARAN BIDANG KESEHATAN

DAERAH

5.1. Sumber anggaran pemerintah: Pusat, Propinsi, Kabupaten………………… 31

5.2. Sumber anggaran masyarakat: Untuk pelayanan kesehatan kuratif

dan preventif. Hibah………………………………………………………… 32

5.3. Sumber anggaran swasta: Corporate Social Responsibility…………………. 32

BAB VI. PENUTUP

LAMPIRAN

Page 4: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan adanya kebijakan otonomi daerah, pemerintah pusat telah memberikan kewenangan

yang luas kepada daerah kabupaten/Kota untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,

sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan kondisi lokal, sehingga pemerintah daerah

dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pembangunan, termasuk pembangunan

kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026:

“Terwujudnya Balikpapan sebagai Kota Berdimensi Industri, Perdagangan, Jasa dan

Pariwisata budaya dan Pendidikan yang didukung oleh Penyelenggaraan Tata

pemerintahan yang Baik (Good Governance) dan Masyarakat yang beriman, Sejahtera,

Berperadaban Maju (Madinatul Iman)”.

Misi Kota Balikpapan Tahun 2006-2026 (20 tahun kedepan) telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang Beriman, sehat jasmani dan, memiliki daya

saing dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

yaitu membangun manusia Balikpapan dengan mengedepankan pembangunan aspek

mental yang didukung oleh kesehatan jasmani dan penguasaan ilmu dan tehnologi dengan

mengutamakan pemenuhan hak-hak dasar manusia secara berkualitas sehingga sebagai

manusia mampu berperan dalam aktualisasi diri dalam kehidupan kebangsaan dan

kenegaraan pada umumnya dan kehidupan kota pada khususnya.

2. Mewujudkan tersedianya infrastuktur Kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan fungsi Kota di masa depan

yaitu membangun infrastruktur kota yang mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat

dan mendukung fungsi kota Balikpapan pada masa yang akan datang baik fungsi internal

maupun fungsi eksternal kota sesuai dengan kedudukan kota Balikpapan dalam konteks

regional maupun nasional.

3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan

yaitu membangun kota dengan mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan

sehingga kota akan menjadi satu kesatuan ekosistem yang layak dihuni oleh warga

kotanya

4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi

ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi Kota dimasa depan

yaitu membangun sistem ekonomi yang memungkinkan potensi ekonomi rakyat dapat

berkembang, disamping mengembangkan basis ekonomi Kota Balikpapan dalam rangka

mempersiapkan peranan Kota Balikpapan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa.

Page 5: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 5

5. Mew ujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance)

dengan membangun sistem pemerintahan modern yang bebas KKN dan mampu

memberikan pelayanan publik dengan baik, serta menerapkan azas penyelenggaraan tata

pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi/keterbukaan dan akuntabilitas

dari mulai Pemerintahan di tingkat Kota sampai kepada unit pelayanan masyarakat.

6. Mewujudkan penegakan hukum yang menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi

masyarakat

dengan membangun suatu sistem regulasi daerah yang dapat menjamin keadilan dan

kepastian hukum bagi masyarakat yang dapat diterapkan dalam praktek penyelenggaraan

pemerintahan.

Sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi kota

Balikpapan dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk kota

Balikapan tidak sehat. Oleh karena itu sektor kesehatan perlu direncanakan sebaikbainya agar

berbagai hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi.

Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan sangat penting mengingat penyelenggaraan

pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan,

perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat.

Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka sektor kesehatan perlu

menggunakan konsep good governance secara baik. Dalam konsep good governance, pihak

pemerintah yang memiliki 3 peran kunci, yakni sebagai: (1) regulator; (2) pemberi dana; dan (3)

pelaksana. Sebagai regulator pemerintah harus menjadi wasit yang adil dalam sistem pelayanan

kesehatan di wilayahnya, harus menyediakan aturan-aturan dasar yang tujuannya adalah untuk

menjamin bahwa sistem bisa berjalan secara fair dan melindungi masyarakat untuk mencapai

status kesehatan masyarakat yang optimal. Sebagai pemberi dana, pemerintah harus menjamin

bahwa layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh

masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang miskin, maka

pemerintah harus bertanggung jawab untuk menyediakan dana dan atau membuat sistem supaya

pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik. Sebagai

pelaksana, maka pemerintah menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi

segmen tertentu yaitu masyarakat miskin dan rentan.

Masterplan Kesehatan merupakan acuan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan daerah.

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan upaya yang

dilakukan oleh semua komponen dalam rangka mencapai tujuan bernegara (UU No. 25 tahun

2004). Pembangunan kesehatan itu sendiri membutuhkan suatu perencanaan. Perencanaan adalah

suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan

memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Pembangunan kesehatan itu sendiri tidak dapat dilaksanakan oleh salah satu sektor, atau dalam

hal ini dinas teknis yang terkait secara langsung adalah Dinas Kesehatan. Sebagian upaya

kesehatan, terutama determinan kesehatan terletak pada sektor lain, sehingga membutuhkan suatu

sinergisme perencanaan antar sektor. Oleh karenanya dibutuhkan suatu Masterplan pembangunan

kesehatan di tingkat provinsi yang sejalan juga dengan perencanaan kabupaten/kota yang dapat

memberikan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lain non kesehatan, swasta dan

Page 6: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 6

masyarakat di Kota Balikpapan dalam menyusun perencanaan yang berkaitan dengan kesehatan.

Penyusunan Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan ini tidak terlepas dari UU No. 25 tahun

2004, PP No. 8 Tahun 2008 serta dokumen perencanaan yang terkait lainnya.

Diharapkan Dokumen Master Plan Kesehatan dapat berfungsi sebagai pedoman sektor kesehatan

di Kota Balikpapan dan dapat dipergunakan oleh semua lembaga pemerintah dan swasta di sektor

kesehatan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Penyusunan Master Plan ini bertujuan untuk menggambarkan rencana sektor kesehatan untuk

mencapai Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Jangka Panjang Kota Balikpapan 2006-

2026 dan Jangka Menengah Kota Balikpapan 2006 – 2011

Manfaat

Master Plan ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan

masyarakat, serta perorangan yang berperan dalam sektor kesehatan di Kota Balikpapan.

1.3. Landasan Hukum

Penyusunan Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan berdasarkan:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400);

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan

Negara

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437);

6. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

Page 7: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 7

8. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah

antara pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota

9. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

10. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi

11. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tata cara penyusunan Rencana

Pembangunan di Daerah

12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Balikpapan

Tahun 2006 – 2011 Pemerintah Kota Balikpapan

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah

14. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus

2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM Daerah

15. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor Tahun 2006 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Balikpapan 2005 – 2015.

1.4. Hubungan Masterplan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (RPJMD)

Hubungan dan keterkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya dalam Masterplan

pembangunan sektor kesehatan sebagaimana dijabarkan dalam Undang-undang Nomor

25 Tahun 2004 Pasal 5 adalah sebagai berikut :

1. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan mengacu pada RPJPD Tahun 2006-

2026 dan RPJM Nasional/Propinsi Kalimantan Timur.

2. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan mengacu kepada RPJMD Kota

Balikpapan Tahun 2006-2011

3. Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan merupakan acuan utama Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk sektor kesehatan yang merupakan

rencana tahunan, memuat rancangan kerangka pembangunan Daerah, prioritas

pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaan, baik yang dilaksanakan

langsung oleh Pemerintah maupun mendorong partisipasi masyarakat.

4. Masterplan Pembangunan sektor Kesehatan mengacu kepada Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan 2005 – 2015 yang merupakan Rencana

Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan pembangunan baik Pemerintah maupun

masyarakat dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan.

Page 8: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 8

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika Penyusunan Dokumen Masterplan Pembangunan Kesehatan Kota

Balikpapan adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Kecenderungan-Kecenderungan Kondisi Daerah dan Situasi Sektor Kesehatan

Bab III. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Daerah

Bab IV. Strategi Pembangunan Kesehatan Daerah

Bab V. Analisis dan Proyeksi Sumber Anggaran Bidang Kesehatan Daerah

Bab VI. Penutup

Page 9: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 9

BAB II

Kecenderungan-kecenderungan Daerah dan Situasi Sektor Kesehatan

(Trend)

Dalam 10 tahun terakhir ini kebijakan desentralisasi telah membawa dampak positif

terhadap kemajuan pembangunan kota Balikpapan. Pertumbuhan ekonomi meningkat. Mobilisasi

penduduk semakin sibuk dengan ditandai semakin mudahnya sarana transportasi ke Balikpapan.

Penerbangan ke Balikpapan semakin banyak. Kota Balikpapan menjadi pelabuhan bongkar muat

dan bandara internasional yang semakin sibuk. Dalam sektor pertambangan, terjadi

pengembangan besar di Kalimantan Timur yang membawa pengaruh besar pada pertumbuhan

Kota Balikpapan. Kegiatan sosial budaya semakin marak, termasuk kegiatan pariwisata dan

olahraga yang digalakkan dengan kesehatan sebagai penggerak dan diawali dengan

terselenggaranya Pekan Olahraga Nasional.

Berbagai kecenderungan positif tersebut diikuti dengan kecenderungan yang

mengkhawatirkan dimana terjadi berbagai hal sebagai ekses pembangunan. Berbagai gejala yang

sudah dirasakan semakin buruk antara lain: semakin padatnya lalu-lintas darat karena menjadi

pesinggahan antar lintas Provinsi dan Kab/Kota. Tekanan hidup yang semakin meningkat.

Sebagian masyarakat masih mempunyai status ekonomi yang buruk sehingga ada kesenjangan

sosial; dampak topografi wilayah yang berbukit-bukit dan pengembangan wilayah kota yang

kurang baik sehingga sering menimbulkan bencana banjir dan longsor; adanya sektor informal

yang kurang terkendali menyebabkan sanitasi makanan sulit dikendalikan.

Berbagai kecenderungan pembangunan ini terkait dengan sektor kesehatan. Berbagai

kecenderungan mengkhawatirkan di sektor kesehatan antara lain: Ancaman penyakit menular

semakin tinggi, misalnya DBD. Insidensi HIV/AIDS menurun, namun dikhawatirkan masih ada

yang belum terdeteksi; Semakin meningkatnya penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan

stroke; Perilaku merokok dan penggunaan narkoba menunjukkan kenaikan; Kesehatan

lingkungan, khususnya pencemaran udara dan air sungai semakin memburuk; Ancaman penyakit

yang timbul dari lingkungan kerja (industry pengeboran, pertambangan dan pengolahan kayu,

perkantoran); Ancaman kesehatan dari sanitasi makanan yang kurang baik; Kebijakan

desentralisasi kesehatan pelaksanaannya masih belum maksimal;

Namun disamping itu ada kecenderungan yang positif di sektor kesehatan, antara lain:

Semakin meningkatnya anggaran kesehatan pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan

penanggulangan masalah Milennium Development Goal; Semakin meningkatnya peran

masyarakat dan swasta. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan swasta semakin berkembang;

Semakin meningkatnya gerakan mutu pelayanan kesehatan yang dikembangkan di seluruh

Provinsi Kaltim termasuk Kota Balikpapan; Semakin meningkatnya sarana pelayanan kesehatan;

Semakin meningkatnya kegiatan pendidikan, penelitian, dan studi banding sektor kesehatan; dan

dikembangkannya program Jaminan Kesehatan Kota Balikpapan.

Page 10: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 10

BAB III

Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Daerah

Berbagai kecenderungan di sektor kesehatan dapat mempengaruhi terwujudnya

Visi Kota Balikpapan dan misi jangka panjangnya. Oleh karena itu diperlukan pernyataan

Visi Pembangunan sektor Kesehatan dan Misinya.

3.1. Visi Pembangunan Kesehatan

Berdasarkan usulan dari seluruh pelaku sektor kesehatan di kota Balikpapan, Visi

Pembangunan Kesehatan di Kota Balikpapan dinyatakan sebagai berikut:

“Terwujudnya status kesehatan masyarakat setinggi-tingginya setara dengan

standar internasional melalui lingkungan dan budaya hidup sehat serta

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”.

3.2. Indikator terwujudnya Visi:

Terwujudnya visi tersebut dapat diukur dari berbagai indikator sebagai berikut:

1. Indikator Status Kesehatan:

Angka Kematian (Mortalitas)

Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka Kecelakaan Lalulintas

Angka Kesakitan dan Kematian akibat Stroke

Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Angka Umur Harapan Hidup (UHH)

Angka Status Gizi

2. Indikator Lingkungan:

Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah Kota sesuai standar

internasional

Pengelolaan sampah: Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.

Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat.

Terjaganya polusi udara: Kualitas udara tidak melanggar nilai ambang

batas yang ditolerir.

Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang

mendapat air bersih. (jadi urutan 1)

Persentase pemukiman yang memenuhi syarat pemukiman sehat

Page 11: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 11

Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi.

Tersedianya fasilitas lalu lintas : rambu-rambu lalu lintas, sosialisasi

peraturan lalu lintas

Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik : stadion olahraga dan balai

kesehatan olahraga

3. Indikator Perilaku dan Budaya Sehat:

PHBS : 10 indikator (sebutkan)

Jumlah Balita yang mendapat vaksin

Angka bebas jentik di rumahtangga

Ketersediaan tempat mencuci tangan di tempat umum dan pendidikan.

4. Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan:

Tersedianya tenaga dokter dan perawat per 1000 penduduk yang

memenuhi standar internasional (dibandingkan dengan Negara Malaysia,

Amerika, Singapura)

Tersedianya TT RS per 10,000 penduduk yang memenuhi standar

internasional.

Tersedianya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar

internasional.(ISO dan clinical)

Keluhan masyarakat akan pelayanan (Survey, keluhan dari surat pembaca,

pengaduan masyarakat)

5. Indikator Cakupan Jaminan Kesehatan:

Persentase masyarakat yang terlindungi oleh jaminan kesehatan dalam

bentuk asuransi kesehatan pegawai negeri, asuransi kesehatan swasta, jaminan

kesehatan masyarakat pemerintah pusat, dan jaminan kesehatan daerah.

3.3. Misi Pembangunan Kesehatan

Misi Pembangunan Kesehatan di Kota Balikpapan adalah :

1. Meningkatkan sumber daya kesehatan

2. Meningkatkan jejaring kerja dan atau kolaborasi antar lintas system dan elemen

pelaku kesehatan

3. Meningkatkan sistem regulasi kesehatan

Page 12: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 12

4. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan

5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat

6. Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan untuk seluruh masyarakat

7. Meningkatkan kualitas lingkungan berwawasan sehat

Page 13: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 13

BAB IV

Strategi Pembangunan Kesehatan Daerah

Pembangunan kesehatan di Kota Balikpapan merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah, kelompok masyarakat, dan lembaga swasta. Indikator tercapainya visi

pembangunan kesehatan hanya dapat tercapai apabila ada kerjasama antar sektor di

pemerintah. Oleh karena itu strategi pembangunan harus melibatkan berbagai pihak

dimana Dinas Kesehatan Kota menjadi koordinator pembangunan. Adapun pelaku yang

terlibat dalam masterplan pembangunan sektor kesehatan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pelaku Lintas Sektoral (Lintas SKPD)

Keterlibatan lintas sektor dalam perencanaan pembangunan sektor kesehatan tidak

dapat diabaikan. Berikut ini adalah berbagai lembaga sector lain (Lintas Sektor di

luar sector kesehatan) yang berperan dalam perencanaan pembangunan kesehatan

antara lain: Pemerintah Kota Balikpapan, Bappeda, Polresta, Dinas Kimpraswil,

Dinas LLAJR, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, Dinas

Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian Pertambangan dan Koperasi,

Dinas PU, Dinas Pasar, DKKP, Dinas Perhubungan, KPM, KKP, Biro Organisasi

dan Tata Laksana, Biro Hukum dan Biro Kepegawaian Pemkot Balikpapan.

Koordinasi berbagai lembaga terkait sektor kesehatan ini belum dilakukan dengan

maksimal. Namun disadari bahwa peranan berbagai lembaga ini sangat penting

terutama untuk mengurangi faktor risiko di sektor kesehatan.

2. Pelaku Dinas Kesehatan

Peran Dinas Kesehatan sebagai pelaku utama atau leading unit dalam perencanaan

pembangunan sektor kesehatan di Kota Balikpapan adalah sebagai Penetap

Kebijakan dan Enforcement agency;Sebagai pemberi dana pelayanan kesehatan;

Sebagai koordinator dalam disaster preparedness; Dalam Pelayanan kesehatan:

Pelayanan Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Upaya

Pengembangan Lingkungan Sehat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat; Dalam melakukan surveillance dan

pengukuran status kesehatan masyarakat; Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan.

3. Peran Serta Masyarakat: (termasuk LSM dan Forum Kota Sehat)

Masyarakat merupakan aktor utama dalam mewujudkan status kesehatan di

wilayah Kota Balikpapan. Lembaga-lembaga masyarakat dan organisasi profesi

berupaya mewujudkan status derajat kesehatan Kota dalam upaya preventif,

promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Dalam perencanaan pembangunan

kesehatan di Kota Balikpapan ini masyarakat diharapkan sebagai penggerak

utama semua program dengan mekanisme pemberdayaan mulai dari perorangan,

keluarga hingga kelompok masyarakat (PKK, Karang taruna, LSM dll).

Page 14: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 14

4. Peran Serta Swasta

Peran aktif lembaga pelayanan swasta lebih diproyeksikan sebagai pemberi

pelayanan dan pendukung dana. Lembaga Pelayanan kesehatan swasta

mengembangkan kegiatan sesuai dengan misi pelayanan yang dimiliki masing-

masing institusi. Akan tetapi lembaga swasta juga harus memberi pelayanan

kepada masyarakat miskin dengan menggunakan jaminan pemerintah dan dana-

dana kemanusiaan

4.1. Strategi untuk Peningkatan Status Kesehatan:

Angka Kematian (Mortalitas) dan Angka Kesakitan (Morbiditas) di berbagai

penyakit dan masalah kesehatan seperti Kematian Ibu dan Anak dapat diatasi

dengan strategi pencegahan dan pelayanan kuratif. Berbagai kegiatan pencegahan

dapat dilakukan oleh masyarakat, lembaga swasta dan pemerintah. Pelayanan

pengobatan dapat dilakukan oleh rumahsakit pemerintah dan swasta dengan

sistem rujukan yang baik.

Angka Kecelakaan Lalulintas diharapkan dapat ditekan dengan dukungan dari

Dinas LLAJR dan Kepolisian Resor Kota Balikpapan (Polresta). Disamping itu

penyuluhan akan keamanan berkendara di berbagai tempat umum dan di sekolah-

sekolah perlu ditekankan.

Visum et repertum korban kecelakaan, bencana, kekerasan dalam rumah tangga

Pencegahan Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan dengan

mengaktifkan peran masyarakat, kantor pemberdayaan masyarakat, PKK dan

posyandu.

Umur Harapan Hidup (UHH) yang meningkat perlu diimbangi dengan perbaikan

kualitas hidup masyarakat usia tua. Peran serta Kantor Pemberdayaan

Masyarakat, LSM dan kelompok-kelompok di masyarakat sangat dibutuhkan.

Status Gizi. Peningkatan status gizi dapat dilakukan oleh masyarakat, Dinas

pertanian, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, tim penggerak PKK,

GOW (Gabungan Organisasi Wanita) dan Kantor Pemberdayaan Masyarkat

Pengolahan bahan makanan : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi bertanggung jawab melakukan pembinaan dalam bentuk

pelatihan-pelatihan dan pembinaan serta memberikan standarisasi

pengolahan bahan makanan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Departemen Kesehatan bertanggung jawab

dalam Karantina, Pengendalian resiko lingkungan, upaya kesehatan

pelabuhan (kegiatan haji, pengamanan jalan embarkasi dan debakarsi) dan

Surveillance penyakit yang dapat menular melalui pelabuhan.

Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan mengurangi penggunaan

insektisida untuk tanaman pangan dan hortikultura.

Page 15: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 15

4.2. Strategi Peningkatan Lingkungan yang sehat:

Sanitasi lingkungan: Tersedianya pembuangan limbah sesuai standar

internasional. Diharapkan Dinas Pekerjaan Umum dapat mengembangkan

strategi pembangunan infrastruktur sanitasi perkotaan dengan baik.

Pengelolaan sampah: Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemukiman diharapkan

mampu mengusahakan agar Sampah yang masuk ke TPA menurun 20%.

Pengusahaan ini hanya dapat terjadi jika ada kesadaran aktif masyarakat tentang

pengelolaan sampah yang benar.

Pasar Sehat: Persentase Pasar yang mendapat predikat Sehat merupakan tugas dari

Dinas Pasar bersama Dinas Kesehatan. Dinas Pasar perlu untuk meningkatkan

kebersihan pasar sehingga memenuhi standar internasional, termasuk pasar ikan

dan pasar hewan. Pasar-pasar perlu disertifikasi kebersihannya oleh Dinas

Kesehatan.

Terjaganya polusi udara: Usaha agar kualitas udara tidak melanggar nilai ambang

batas yang ditolerir perlu dilakukan oleh Bapedalda, Dinas LLAJR dan Dinas

Perhubungan

Ketersediaan air bersih di tiap rumahtangga: Persentase rumahtangga yang

mendapat air bersih perlu ditingkatkan melalui strategi pembangunan oleh Dinas

Pekerjaan Umum. Perluasan jaringan air minum merupakan tanggung jawab

PDAM.

Sanitasi makanan: Persentase penjamah makanan yang diawasi menjadi tanggung

jawab Dinas Kesehatan dan BPID.

Tersedianya fasilitas keamanan berkendara diharapkan dipenuhi oleh Dinas

LLAJR

Tersedianya fasilitas berolahraga yang baik diharapkan menjadi strategi

pembangunan pemerintah Kota Balikpapan dalam pengembangan sumber daya

manusia kesehatan khususnya pembinaan pemuda dan olah raga

Kebersihan Kota Balikpapan dan perawatan taman kota menjadi kewajiban utama

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

Kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue di sekolah

menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan yang dibantu oleh Dinas Pendidikan.

Untuk sosialisasi dan pengawasan di perumahaan diharapkan ada kerjasama

dengan pemerintah kalurahan dan lembaga masyarakat .

Kegiatan sosialisasi ke masyarakat untuk melakukan ketertiban bagi masyarakat

yang memiliki hewan ternak, ternak dalam bentuk usaha di daerah permukiman

dilakukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan

Page 16: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 16

Pembangunan berwawasan kesehatan menjadi tanggung jawab Dinas Penataan

Kota dan Pemukiman

4.3. Strategi Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat:

Prevalensi tingkat merokok masyarakat: Berdasarkan pengamatan belum ada

kebijakan maupun peraturan daerah mengenai larangan kebiasaan merokok

masyarakat di tempat umum. Perlu ada insiatif dari Pemerintah Kota dan DPRD

untuk menyusun Perda aturan merokok di tempat umum dan pemukiman. Dalam

pelaksanaan Perda perlu bekerjasama dengan Dinas Ketertiban atau Satpol dan

masyarakat.

Cakupan imunisasi bayi yang mendapat vaksin pada tahun 2005-2007

menunjukkan kecenderungan meningkat, sedangkan Drop Out Rate imunisasi

mempunyai kecenderungan menurun. Keseluruhannya mencapai derajat UCI

92,59% (Profil kesehatan 2007, Dinas kesehatan). Perlu untuk terus meningkatkan

kesadaran ini bersama PKK dan masyarakat umum.

Kondisi kesehatan rumah yang diperiksa pada tahun 2005 yaitu 18.331 rumah

sebanyak 86,6% memenuhi syarat sehat dan 13,40% tidak memenuhi syarat sehat.

Sedangkan pada tahun 2006, rumah yang diperiksa mencapai 44.886 rumah

sebanyak 83,3% memenuhi syarat sehat dan 16,7% tidak memenuhi syarat sehat.

Tapi yang ditargetkan pada tahun 2006 rumah yang diperiksa sebanyak 90.037

rumah. Hal ini mengindikasikan kemungkinan rumah yang tidak diperiksa dalam

keadaan kosong dan bisa menjadi sumber jentik-jentik di rumah tangga. Perlu ada

kerjasama dengan kalurahan dan masyarakat setempat.

Ketersediaan tempat mencuci tangan di tempat umum dan pendidikan:

berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ketersediaan tempat mencuci tangan di

tempat umum dan pendidikan sudah cukup baik sesuai dengan standar

sanitasinya. Perlu kerjasama dengan sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan.

4.4. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:

Tersedianya tenaga dokter dan perawat per 100.000 penduduk yang memenuhi

standar internasional : Pada tahun 2007 rasio tenaga dokter 69,76% dan perawat

134,49%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya dimana

pada tahun 2004 rasio tenaga dokter hanya sebesar 51,24% dan perawat sebesar

119,71%. Peningkatna jumlah dan mutu menjadi tanggung jawab bersama dengan

ikatan profesi dokter dan dokter spesialis.

Tersedianya TT RS per 10,000 penduduk yang memenuhi standar internasional.

Perlu ada partisipasi aktif dari Asosiasi RS Daerah dan PERSI.

Page 17: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 17

Tersedianya pelayanan kesehatan yang memenuhi standar internasional: adanya

puskesmas yang telah memiliki ISO yaitu puskesmas Klandasan Ilir, sedangkan

puskesmas yang lain sedang dalam proses menuju ISO pada tahun 2008 ini.

Keluhan masyarakat akan pelayanan: Berdasarkan hasil pengamatan adanya kotak

saran dan masukan di masing-masing sarana pelayanan kesehatan . Perlu ada

keterlibatan LSM di bidang kesehatan untuk mengelola keluhan ini.

4.5. Strategi Peningkatan Cakupan Jaminan Kesehatan:

Persentase masyarakat yang terlindungi oleh jaminan kesehatan dalam bentuk

asuransi kesehatan pegawai negeri, asuransi kesehatan swasta, jaminan kesehatan

masyarakat pemerintah pusat, dan jaminan kesehatan daerah. Total jumlah penduduk

Balikpapan yang dilindungi asuransi kesehatan pada tahun 2005 yaitu 23,43% dan

mengalami peningkatan di tahun 2006 menjadi 57,1%. Adapun bentuk asuransi kesehatan

yang ada berdasar profil kesehatan 2007 yaitu sebagai berikut:

Askes : Pada tahun 2005 sebanyak 8,10% dan meningkat pada tahun 2006

menjadi 23,67%

Jamsostek : pada tahun 2005 sebanyak 9,10% dan meningkat pada tahun 2006

menjadi 11,84 %

Dana sehat : pada tahun 2005 sebanyak 0,46% dan meningkat pada tahun 2006

menjadi 0,77%

Asuransi Gakin : pada tahun 2005 sebanyak 5,85% dan menurun pada tahun 2006

menjadi 5,07%

Jamkesda : mulai ada pada tahun 2006 mencapai 15,7%

Perlu keterlibatan PT Askes, PT Jamsostek, dan berbagai perusahaan asuransi

lain untuk meningkat, serta Jamkesda untuk mencapai 100% penduduk kota

Balikpapan terlindungi dari risiko sakit.

Page 18: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 18

4.6. Program Pembangunan Kesehatan

4.6.1. Pemetaan Program Pembangunan Kesehatan

Pelaku Kegiatan Pembangunan

Kesehatan

Status

Kesehatan

Lingkungan Perilaku

dan

Budaya

Sehat

Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Cakupan

Masyarakat

yang

terlindungi

risiko

Pemerintah kota Balikpapan √ √ √ √ √

Dinas Kesehatan √ √ √ √ √

Dinas Pasar √ √

Dinas LLAJR √ √

Dinas pertanian √ √ √

Dinas perindustrian, perdagangan

dan koperasi

Polresta √

Kantor Pemberdayaan Masyarakat

(KPM)

Tim Penggerak PKK √ √

Dinas Pekerjaan Umum √

Dinas Kebersihan, pertamanan

dan Pemukiman (DKPP)

Bapedalda √

PDAM √

Dinas pendidikan √

Dinas perhubungan √

Forkohat (Forum Kota Sehat) √ √

Bagian sosial pemkot √

Kantor Kesehatan Pelabuhan √ √ √

Masyarakat : kader-kader √

Indikator terwujudnya Visi dan terlaksananya misi Pembangunan Kesehatan Kota Balikpapan

Page 19: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 19

posyandu

Pelaku Kegiatan Pembangunan

Kesehatan

Status

Kesehatan

Lingkungan Perilaku

dan

Budaya

Sehat

Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Cakupan

Masyarakat

yang

terlindungi

risiko

Kecamatan dan kelurahan √

RS,puskesmas,posyandu,klinik

dan praktek dokter

√ √ √ √

Asosiasi RS √ √

Ikatan Profesi √ √

Perusahaan asuransi Kesehatan √

Institusi pendidikan kesehatan

LSM kesehatan, Forkohat, √

Pengusaha Obat dan Perbekalan

kesehatan

PLN

PDAM

4.6.2. Rencana tercapainya indikator terwujudnya visi Pembangunan Sektor

Kesehatan dan terlaksananya misi

1. Kegiatan: Peningkatan Status Kesehatan

Program Pencapaian

tahun 2011

Pencapaian

tahun 2016

Pencapaian

tahun 2021

Pencapaian

Tahun 2020

Angka Kematian Ibu

Menurunnya angka kematian ibu

melahirkan pada tahun 2005

sejumlah 6 kematian

Turun

menjadi

40%

Turun

menjadi

75%

Turun

menjadi

100%

Turun

menjadi

100%

Angka Kematian Bayi

Menurunnya angka kematian bayi

pada tahun 2005 adalah 3,38 per

1.000 kelahiran hidup

Turun

menjadi

40%

Turun

menjadi

75%

Turun

menjadi

100%

Turun

menjadi

100%

Angka Kematian akibat Kecelakaan

Page 20: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 20

Pengendalian dan pengamanan lalu

lintas

1. Pengembangan fasilitas lalu

lintas:

a. Pengadaan dan

pemasangan APILL

b. Pembangunan halte

c. Pengadaan/pemasangan

rambu

d. Jembatan penyeberangan

orang (JPO)

2. Penertiban lalu lintas jalan :

a. Operasi tertib lalu lintas

b. Pengujian kendaraan

bermotor

3. Penertiban lalu lintas laut

4. Pemeliharaan prasarana dan

sarana lalu lintas jalan :

a. Pemeliharaan marka jalan

b. Pemeliharaan APILL

Pembangunan sarana dan prasarana

perhubungan

Sosialisasi tertib lalu lintas

3 unit

10 unit

1 paket

2 unit

1 paket

1 paket

1 unit

1 paket

10 unit

5 paket

5 unit

12 unit

3 paket

5 unit

2 paket

3 paket

3 unit

3 paket

13 unit

7 paket

7 unit

15 unit

5 paket

10 unit

3 paket

5 paket

5 unit

5 paket

15 unit

9 paket

10 unit

20 unit

10 paket

15 unit

5 paket

10 paket

10 unit

10 paket

20 unit

15 paket

Angka Kematian akibat Stroke

Angka Usia Hidup 72 Tahun 73 Tahun 73 Tahun

Angka Kesakitan dan Kematian

DBD

Menurunnya Angka kesakitan

Demam Berdarah per.100.000

penduduk tahun 2005 sejumlah

169,11

Turun

menjadi

50%

Turun

menjadi

75%

Turun

menjadi

80%

Turun

menjadi

100%

Angka Kesehatan Jiwa

Penanganan Kasus Jiwa

250 orang

per 100.000

penduduk

500 orang

per 100.000

penduduk

750 orang

per

100.000

penduduk

1000 orang

per

100.000

penduduk

Page 21: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 21

Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan status

kesehatan antara lain:

2. Kegiatan: Peningkatan indikator Lingkungan Program Pencapaian

tahun 2011

Pencapaian

tahun 2016

Pencapaian

tahun 2021

Pencapaian

Tahun 2020

Program Penyediaan

sanitasi lingkungan

Pembangunan sanitasi

dan drainase lingkungan

permukiman :

a. Pembangunan

sanitasi

b. Pembangunan

drainase

lingkungan

Pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong

1. Pembangunan

drainase

2. Peningkatan Drainase

5 lokasi

5 KM

6.000 M

12.000 M

7 lokasi

7 KM

8.000 M

15.000 M

10 lokasi

10 KM

10.000 M

18.000 M

20 lokasi

20 KM

25.000 M

25.000 M

Program Pengelolaan

sampah

Pengembangan kinerja

pengelolaan persampahan

1. Perluasan

pengembangan TPA

tahap II

2. Penambahan alat

kebersihan

3. Pembangunan TPS

4. Penambahan truk

angkutan sampah

5. Penambahan alat

berat TPA

3,5 Ha

1 paket

135 unit

5 unit

2 unit

7 Ha

3 paket

145 unit

10 unit

7 unit

9 Ha

5 paket

160 unit

20 unit

17 unit

12 Ha

10 paket

180 unit

35 unit

25 unit

Page 22: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 22

6. Pengelolaan TPA 1 paket 4 paket 10 paket 20 paket

Program Pengelolaan

Pasar agar mencapai

predikat sehat Pengembangan fasilitas

perdagangan

1. Pembangunan pasar induk

2. Pembangunan pasar tradisional di Teritip

3. Pembangunan pasar Buton

4. Pembangunan Shopping/pusat perbelanjaan kebun sayur

5. Lanjutan pembangunan pasar Pandan Sari

6. Rehabilitasi dan perbaikan pasar

7. Optimalisasi pemanfaatan pasar burung dan pasar Damai III

8. Pembangunan pasar tradisional di Manggar

9. Pembebasan lahan untuk pasar tradisional di Manggar dan Teritip

10. Pembangunan sistem terminal Agribisnis

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

50 Ha

1 paket

3 unit

2 unit

2 unit

2 unit

2 unit

5 unit

3 unit

3 unit

70 Ha

2 paket

5unit

3 unit

3 unit

4 unit

3 unit

8 unit

6 unit

5 unit

90 Ha

3 paket

10 unit

5 unit

5 unit

6 unit

5 unit

10 unit

15 unit

10 unit

150 Ha

10 paket

Program mengurangi

Polusi Udara

Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

1. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. Pengendalian, pengawasan dan

1 paket

1 paket

3 paket

3 paket

5 paket

5 paket

10 paket

10 npaket

Page 23: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 23

penegakan hukum

Program Ketersediaan

Air Bersih

Penyediaan dan pengelolaan air baku

1. Penggantian pipa transmisi

2. Pipa transmisi air baku

3. Pembangunan waduk teritip

4. Pembuatan sumur bor dalam

5. Pompa dan genset

6. Pembebasan lahan waduk manggar dan teritip

Pengembangan kinerja pengelolaan air minum

1. Pengembangan unit produksi :

a. Uprating IPA eksisting (IPA damai & teritip)

b. Rerating IPA batu ampar

c. Bangun IPA teritip (AP)

d. Reservoir

e. Pompa distribusi

2. Pengembangan unit distribusi :

a. Ganti pipa

b. Pasang pipa

c. Reservoir

d. Pompa booster

e. Distrik master

f. Up date data

3. Pengembangan unit pelayanan :

4 km

16 km/dea 300 mm

2,5 juta m3

8 unit

750 l/detik

200 ha

510 lt/detik

550 lt/detik

260 lt/detik

15000 m3

4 buah

45 km

65 km 3000 m3

60 lt/detik

12 titik

1 LS

Page 24: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 24

a. Sambungan baru

b. Hydrant umum (IPA mini)

c. Hidrant kebakaran

d. Penurunan kehilangan air

e. Peningkatan manajemen

15.000 SR

10 unit

60 lokasi

1 Ls

1 Ls

Program tersedianya

fasilitas keamanan

berkendaraan

Program tersedianya

sarana berolahraga

Pembinaan dan

pemasyarakatan olah raga

1. Bantuan KONI dalam

rangka pembinaan

prestasi olahraga

2. Bantuan untuk

pembinaan olahraga

lainnya

Peningkatan sarana dan

prasarana olah raga

1. Pembangunan sarana

prasarana olahraga

untuk PON

2. Penyelenggaraan

PON

1 paket

1 paket

8 cabor

8 cabor

2 paket

3 paket

5 paket

5 paket

10 paket

10 paket

Program Sanitasi

Makanan

Peningkatan efisiensi

perdagangan dalam negeri

1. Monitoring dan

evaluasi di bidang

usaha perdagangan

dan barang-barang

yang beredar

2. Sosialisasi dan

pelatihan di bidang

usaha perdagangan

1 paket

1 paket

2 paket

2 paket

5 paket

5 paket

10 paket

10 paket

Page 25: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 25

Pengembangan usaha

mikro kecil menengah

(UMKM)

Peningkatan

pembinaan, pelatihan

serta pendampingan

usaha secara

berkelanjutan

(sustainable)

1 paket

2 paket

5 paket

10 paket

Program peningkatan

kebersihan kota

Pengembangan Ruang

terbuka hijau

1. Penataan taman

median dan trotoar

jalan

2. Pembangunan dan

rehabilitasi taman

3. Pengadaaan sarana

dan prasarana

4. Pembangunan ruang

terbuka hijau (Ex

SMK-1, SMP 5, dan

Ex SDLB Sepinggan)

38,1 KM

18.300 m2

1 paket

1 paket

Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan

indicator lingkungan antara lain:

3. Kegiatan: Peningkatan Perilaku dan Budaya Sehat

Program Pencapaian

tahun 2011

Pencapaian

tahun 2016

Pencapaian

tahun 2021

Pencapaian

Tahun 2020

Penurunan angka

prevalensi tingkat

merokok pada

masyarakat

Program peningkatan

jumlah balita yang

mendapat vaksin

Persentase cakupan

100%

100%

100%

100%

Page 26: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 26

kelurahan UCI

Program penurunan

angka jentik-jentik di

Rumah tangga

Persentase Rumah

sehat pada tahun 2005

mencapai 90,60%

Persentase

rumah/bangunan bebas

jentik nyamuk aedes

tahun 2005 mencapai

60%

100%

95%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Program untuk

meningkatkan

ketersediaan tempat

mencuci tangan di

tempat umum dan

pendidikan

Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan

perilaku dan budaya Sehat antara lain:

4. Kegiatan: Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Program Pencapaian

tahun 2011

Pencapaian

tahun 2016

Pencapaian

tahun 2021

Pencapaian

Tahun 2020

1. Program tersedianya tenaga dokter dan perawat per 100.000 penduduk yang memenuhi standar internasional (Manajemen dan sumber daya kesehatan)

Kegiatan Penyusunan kebutuhan Nakes :

Page 27: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 27

a. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk

b. Rasio dokter per 100.000 penduduk

c. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk

d. Rasio bidan per 100.000 penduduk

e. Rasio perawat per 100.000 penduduk

26

56

25

110

153

36

66

23

120

163

46

76

45

130

173

76

106

75

160

203

2. Program pemenuhan TT RS per 10.000 penduduk yang memenuhi standar internasional

Kegiatan Pengobatan dan Perawatan di Rumah Sakit :

a. RS Kanujoso Djatiwobowo (Pemprov) : jumlah TT th 2008 sebanyak 285 buah

b. RSB Sayang Ibu (Pemkot) : jumlah TT th 2008 sebanyak 18 buah

c. RS Dr.R.Hardjanto (TNI-AD) :jumlah TT th 2008 sebanyak 125 buah

d. RS Bhayangkara (POLRI): jumlah TT th 2008 sebnayak 56 buah

e. RS swasta :

- RS Pertamina Balikpapan : jumlah TT th 2008 sebanyak 165 buah

- RS Restu Ibu: jumlah TT th 2008 sebanyak 142 buah

- RS Harapan Mulia:

Jumlah TT sesuai dengan

standar internasional

Jumlah TT sesuai dengan

standar internasional

Jumlah TT sesuai dengan standar

internasional

Jumlah TT sesuai dengan standar

internasional

Page 28: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 28

jumlah TT th 2008 sebanyak 18 buah

- RS Balikpapan Baru: jumlah TT th 2008 sebanyak 15 buah

- RS Balikpapan Husada: jumlah TT th 2008 sebanyak 45 buah

- RSB Permata Hati: jumlah TT th 2008 sebanyak 13 buah

- RSB Kasih Bunda: jumlah TT th 2008 sebanyak 20 buah

3. Program untuk

meningkatkan

tersedianya

pelayanan kesehatan

yang memenuhi

standar internasional

Kegiatan : Pengembangan

Puskesmas ISO th. 2008

Puskesmas Klandasan Ilir

telah memiliki sertifikat

ISO dari 27 puskesmas

yang ada

5 Puskesmas

dari 27

Puskesmas

telah di ISO

10 Puskesmas

dari 27

Puskesmas

telah di ISO

20

puskesmas

dari 27

Puskesmas

telah di ISO

Seluruh

puskesmas

berstandar

internasional

dengan

memiliki ISO

4. Program untuk

mengurangi keluhan

masyarakat akan

pelayanan

Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan mutu

pelayanan kesehatan antara lain:

Page 29: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 29

5. Kegiatan Peningkatan Cakupan Masyarakat yang terlindungi risiko

Program Pencapaian

tahun 2011

Pencapaian

tahun 2016

Pencapaian

tahun 2021

Pencapaian

Tahun 2020

Program Promosi Kesehatan mencakup kegiatan:

1. Penyelenggaraan

Pembiayaan untuk Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. PT Askes b. Jamsostek c. Dana Sehat

100 % dari

jumlah penduduk

tercover asuransi

dan jaminan

100% dari

jumlah

penduduk

tercover

asuransi dan

jaminan

100% dari

jumlah

penduduk

tercover

asuransi

dan jaminan

100%

2. Penyelenggaraan

Pembiayaan untuk Gakin dan

Masyarakat Rentan :

a. Asuransi Gakin

(Cakupan Gakin th 2008

yaitu sebanyak 5 % dari

jumlah penduduk)

b. Jamkesda (pencapaian

tahun 2006-2008, sesuai

dengan perencanaan

awal), yaitu mengelola

Kepesertaan

Pelayanan kesehatan

Mengembangkan

jumlah PPK

(mutunya)

Mengembangkan

kelembagaan

- Penerapan

sosialisasi

Konsep-

konsep

pelayanan

- Penarikan

premi dari

masyarakat

- bagaimana

pengelolaan

keuangan

setelah premi

ditarik,penerap

an penarikan

premi dan

dikelola sesuai

pengaturan

keuangan yang

berlaku

(bentuknya

yaitu PTK

BLU)

- Tercapainya

misi kedua

pemkot BPN

(universal

coverage)

Sudah

berjalan

sistem

jaminan

kesehatan

se-kota

Balikpapan

Masyarakat

Balikpapan

sudah memiliki

1 kartu, single

identity card

(kependudukan,

jamkesda)

Kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk Peningkatan

Cakupan Masyarakat yang terlindungi resiko antara lain:

Page 30: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 30

BAB V

ANALISIS DAN PROYEKSI SUMBER ANGGARAN

BIDANG KESEHATAN DAERAH

5.1. Sumber anggaran pemerintah:

Data Alur Pembiayaan Kesehatan Pemerintah Kota Balikpapan

(Tahun 2005 dan 2006)

SOURCE 2005 2005 2006 2006

TOTAL APBD 27,422.98 79.53% 53,811.90 72.03%

TOTAL APBN 2,209.04 6.41% 2,470.00 3.31%

TOTAL BLN 1,925.40 5.58% 3,065.00 4.10%

TOTAL JAMINAN

SOSIAL 2,921.89 8.47% 15,364.90 20.57%

TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%

LINE ITEMS 2005 2005 2006 2006

TOTAL ADM 12,066.04 35.00% 16,221.52 21.71%

TOTAL INVT 1,183.90 3.43% 13,560.99 18.15%

TOTAL OPS 21,229.37 61.57% 44,929.29 60.14%

TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%

FUNCTIONS 2005 2005 2006 2006

TOTAL ADM GAJI 10,507.14 30.47% 13,426.96 17.97%

TOTAL ADM ALAT

KANTOR 96.40 0.28% 123.18 0.16%

TOTAL ADM LAIN 1,728.28 5.01% 3,011.00 4.03%

TOTAL KURATIF 5,130.93 14.88% 17,834.90 23.87%

TOTAL OBAT

ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%

TOTAL KES.MAS 3,129.34 9.08% 11,057.75 14.80%

TOTAL

INFRASTRUCTURE 1,183.90 3.43% 13,560.99 18.15%

TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%

PROVIDERS 2005 2005 2006 2006

DINKES (KESMAS) 13,732.88 39.83% 24,607.90 32.94%

YANKES (KESORG) 6,314.83 18.31% 31,395.89 42.02%

Page 31: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 31

YAN.OBAT ALKES 12,703.32 36.84% 15,697.00 21.01%

TERKAIT

KESEHATAN 1,728.28 5.01% 3,011.00 4.03%

TOTAL 34,479.31 100.00% 74,711.80 100.00%

5.2. Sumber anggaran masyarakat: Untuk pelayanan kesehatan kuratif dan

preventif.

Pembayaran oleh Masyarakat

Dana Kemanusiaan dari Masyarakat/ Hibah.

5.3. Sumber anggaran swasta:

Corporate Social Responsibility

Page 32: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 32

BAB VI

PENUTUP

Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun Perencanaan Pembangunan Sektor Kesehatan di Kota

Balikpapan (Master Plan Kesehatan) untuk periode 5 dan 20 (dua puluh) tahun. Dasar Hukum

yang dipergunakan adalah UU No. 25 Tahun 2004, RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Pada Pasal 5

ayat 1 disebutkan bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang

mengacu pada RPJP Nasional. Ayat 2 menyebutkan bahwa RPJM Daerah merupakan penjabaran

dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah

dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi

pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas

Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja

dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Master Plan ini

merupakan RPJP dan RPJM Kesehatan Kota Balikpapan.

Page 33: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 33

LAMPIRAN:

A. Deskripsi Umum Kewilayahan

i. Geografis

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang berada dalam wilayah administrasi Kalimantan

Timur dengan luas wilayah daratan 50.330,57 Ha atau kurang lebih 0,24% dari luas Propinsi

Kalimantan Timur dan luas wilayah laut sebesar 16.010 Ha. Secara geografis Kota Balikpapan

terletak antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan batas-batas sebagai berikut yaitu

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai, sebelah selatan berbatasan dengan Selat

Makassar sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Pasir. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38

Tahun 1996, maka sejak 24 Pebruari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga)

Kecamatan menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Balikpapan Timur, Kecamatan

Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan

Balikpapan Barat dan 27 (dua puluh tujuh) Kelurahan.

Secara Topografi Kota Balikpapan terdiri dari kawasan perbukitan yang bergelombang ±

85% dengan jenis tanah podsolik merah kuning (haplik) dan lapisan topsoilnya tipis serta struktur

tanah mudah tererosi serta ±15% merupakan daerah dataran yang terletak di sepanjang Pantai

Timur dan Selatan wilayah Kota Balikpapan dengan jenis tanah Alluvial. Sedangkan kawasan

pinggiran kota banyak terdapat lembah dan rawa yang merupakan Daerah Aliran Sungai Wain

dan Manggar Besar. Secara garis besar dari 50.330,57 Ha luas wilayah Kota Balikpapan 4.559,99

Ha (9,06%) digunakan untuk pemukiman, 9.385,36 Ha (18,65%) penggunaannya untuk pertanian,

14.565,20 Ha (28,94%) sebagai kawasan hutan dan 21.820,02 Ha (43,35%) untuk lain-lain

kegiatan.

Kondisi Iklim Kota Balikpapan memiliki suhu udara rata-rata 27,85˚C dengan suhu udara

rata-rata siang hari 30,2 ˚C, maksimum 32,5˚C dan suhu udara rata-rata malam hari 24,2˚C,

minimum 23˚C sedangkan temperature maksimum rata-rata bulanan 32,4 ˚C dan temperature

minimum 21,9˚C. Balikpapan mempunyai kelembaban udara sekitar 85% dengan kelembaban

udara bulanan rata-rata pagi hari 88% dan siang hari 73%, curah hujan rata-rata yaitu 2.914 mm

dengan serta kecepatan angin 6.

ii. Demografis

Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada

diindonesia, baik dari Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Jawa, Sumatera, Kalimantan sendiri.

Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir Balik yang hampir punah dan terpencar didaerah

Kecamatan Balikpapan seberang. Penduduk Kota Balikpapan umumnya berbahasa Indonesia

dan sedikit yang mempergunakan bahasa daerah.

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK ,JUMLAH RUMAH TANGGA DAN

KEPADATAN MENURUT KECAMATAN, 2004

Page 34: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 34

Kecamatan/

Sub Distrik

Luas Area

(Km)

Jumlah

Penduduk

Jumlah

R. Tangga

Kepadatan

Penduduk

/Km

[1] [2] [3] [4] [5]

Balikpapan

Selatan 47,95 166.116 40.320 3.464

Balikpapan

Timur 132,16 48.597 11.392 368

Balikpapan Utara 132,17 94.028 21.440 771

Balikpapan

Tengah 11,0 103,770 25.760 9.374

Balikpapan Barat 179,95 82.803 19.376 460

Jumlah/Total

2004 503,30 495,314 188.288 984,13

2003 503,30 486,580 116,937 966,78

2002 503,30 482.573 113.198 958,82

2001 503,30 472.641 107.913 939,08

Sumber : BPS Kota Balikpapan

iii. Perekonomian dan Finansial kewilayahan

A. Analisis Sektor Kesehatan dan Identifikasi Pelaku sektor Kesehatan

i. Analisis Status Kesehatan

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur

mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup

yang digunakan sebagai indikator adalah angka kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas telah

disepakati yakni angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1000

kelahiran hidup dan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian bayi (AKB) di Kota Balikpapan menunjukkan kecenderungan yang

makin menurun dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2004 angka kematian bayi per 1000 kelahiran

hidup adalah 5,4 maka pada tahun 2005 turun menjadi 3,3 per 1000 kelahiran hidup. Di tahun

2006 naik lagi menjadi 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan turun lagi menjadi 3 per 1000 kelahiran

hidup pada tahun 2007. Penyebab Angka Kematian bayi tahun 2006 naik di Kota Balikpapan

adalah lahir mati (37,3%), aspixia dan BBLR (14,9%) dan lahir prematur (13,4%).

Angka kematian balita (AKABA) pada tahun 2004 sebesar 2,3 per 1000 kelahiran hidup

dan pada tahun 2005 mengalami penurunan yaitu 1,5 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun

2006 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 10 per 1000 kelahiran hidup dan menurun lagi

Page 35: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 35

pada tahun 2007 menjadi 3 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita yang tinggi

menggambarkan kondisi perinatal yang tidak sehat oleh para ibu dan atau merupakan akibat dari

lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit

menular dan kondisi lingkungan. Umur harapan hidup pada tahun 2004 adalah 71,05 tahun, tahun

2006 umur harapan hidup menjadi 71,30 tahun, dan pada tahun 2007 turun menjadi 71,10 tahun.

Angka kematian ibu merupakan jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin

dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Target

AKI Nasional yang diharapkan pada tahun 2010 yaitu 150/100.000 KH. Sejak tahun 2004 angka

kematian ibu mengalami penurunan, data tahun 2004 angka kematian menunjukkan sebesar 10

orang (68,2/100.000 KH), sementara itu untuk tahun 2005 turun menjadi 6 orang (40,4/100.000

KH), tapi pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 10 orang (65,6/100.000 KH). Proporsi

penyebab kematian ibu Kota Balikpapan pada tahun 2006 adalah eklampsia (40%), perdarahan

(40%) dan kelainan jantung (20%).

Kasus penyakit yang dominan di Kota Balikpapan adalah penyakit saluran pernafasan,

penyakit darah tinggi, penyakit kulit dan jaringan bawah kulit, penyakit saluran pencernaan

termasuk diare, setiap tahun hampir selalu menempati urutan teratas dalam 10 (sepuluh) penyakit

utama yang tercakup di puskesmas. Untuk kasus penyakit menular, beberapa kasus cenderung

mengalami penurunan pada TB paru pada tahun 2006 CDR mencapai 35,64% dan mengalami

penurunan pada tahun 2007 CDR menjadi 23,37%. Sedangkan angka kejadian DBD di Kota

Balikpapan pada tahun 2003-2007 terjadi penurunan kasus namun tahun 2004-2005 terjadi

peningkatan kasus yang cukup besar sekitar 334% dan HIV/AIDS menurut data 2006-2007

cenderung mengalami peningkatan. Untuk jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS pada tahun 2006

jumlah yang terdeteksi berjumlah 33 kasus dan pada tahun 2007 naik menjadi 86 kasus.

Sementara pada bulan Oktober Tahun 2008 turun lagi menjadi 68 kasus.

PHBS merupakan tatanan rumah tangga yang dinilai berdasarkan beberapa indikator

yang meliputi (1) perilaku tidak merokok, (2) persalinan oleh tenaga kesehatan/pemeriksaan

kehamilan, (3) imunisasi, (4) penimbangan balita, (5) sarapan pagi, (6) kepesertaan dana sehat,

(7) kebiasaan mencuci tangan, (8) kebiasaan menggosok gigi, (9) oleh raga/aktivitas fisik.

Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) sarana air bersih, (2) jamban, (3) tempat

sampah, (4) sarana pembuangan air limbah, (5) ventilasi rumah, (6) kepadatan rumah, dan (7)

lantai rumah. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 di Kota Balikpapan perilaku hidup

bersih dan sehat cukup tinggi (94,07%). Dari jumlah rumah tangga yang dipantau perilaku hidup

bersih dan sehat didapat sebesar 6.928 rumah tangga dari jumlah yang didata 7.365 rumah tangga.

DATA KALTIM:

ii. Analisis Faktor Determinan (Perorangan, Sosial dan Struktural)

Faktor Determinan Perorangan

Penduduk Kota Balikpapan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jumlah

penduduk pada tahun 2003 sebesar 521.338 jiwa, meningkat menjadi 577.675 jiwa pada tahun

2007 dan per 27 oktober 2008 sudah mencapai 596.653 jiwa. Untuk angka pertumbuhan

penduduk pada periode 2005-2006 2,37% dan pada periode 2006-2007 sebesar 1,79%.

Sedangkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin, terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai

tahun 2007 jumlah penduduk laki-laki di Balikpapan masih lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan. Ratio jenis kelamin (RJK) pada tahun 2006 mengalami penurunan dari

Page 36: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 36

tahun sebelumnya yaitu dari 113,97 menjadi 112,87. Penurunan RJK juga terjadi pada tahun 2007

menjadi 112,12.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan cenderung fluktuatif tiap

tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2007 sebesar 1,79%, mengalami penurunan

pertumbuhan dibanding tahun 2006 sebesar 2,36%. Persebaran penduduk di Kota Balikpapan

tidak merata sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar

daerah yang cukup besar. Untuk tahun 2007 ada kenaikan tingkat kepadatan penduduk dari

1.127,57/km2 pada tahun 2006 menjadi 1.147,77/km2.

Mayoritas penduduk Kota Balikpapan memeluk agama Islam pada tahun 2006 yaitu

489.779 jiwa atau sekitar 88,68%, berturut-turut sesuai dengan banyaknya pemeluk yaitu Kristen

Protestan, Khatolik, Budha,Hindu dan 146 jiwa yang lainnya. Pada tahun 2006, jumlah penduduk

usia 25-29 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 50.292 jiwa atau sekitar 12,6% sedangkan

yang terendah pada golongan umur 60-64 tahun (1,6%) atau sekitar 7.118 jiwa, dengan melihat

struktur penduduk kelompok umur 0-39 tahun begitu tinggi maka intervensi program dan

kegiatan diarahkan pada kesehatan anak, remaja dan kesehatan kerja.

Tingkat pendidikan masyarakat Kota Balikpapan terbanyak dalam tahun 2007 adalah di

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Umum yaitu 36,23%. Sedangkan penduduk yang telah

tamat Perguruan Tinggi persentasenya yaitu 11,25%. Penduduk usia 10 tahun ke atas yang

tidak/belum pernah sekolah sebanyak 2,11%dan tidak/belum tamat SD sebanyak 11,55%.

- Perilaku Masyarakat Kota Balikpapan

- Cara Hidup

- Prilaku di Jalan Raya

- Pola Merokok Masyarakat

Faktor Determinan Sosial

Faktor ini mencakup Gizi, Peternakan, Lingkungan Hidup, dan tingkat Kemiskinan

Status Gizi di Kota Balikpapan ditandai dengan adanya kasus BBLR pada tahun 2006

mencapai 568 dari 14.554 bayi lahir, jumlah balita BGM 523 balita dari 48.738 balita dengan

jumlah balita gizi buruk 28 balita. Masih adanya kasus BBLR dan BGM di Kota Balikpapan

disebabkan oleh beberapa factor penyebab, diantaranya karena kesalahan pola asuhan anak

terhadap asupab gizi anak, kurang pengetahuan keluarga terutama ibu terhadap pemberian gizi

seimbang pada bayi dan balita dan masih adanya kelompok keluarga miskin sehingga

mempengaruhi jumlah BBLR dan BGM di Kota Balikpapan.

Pengembangan usaha peternakan di Kota Balikpapan ditujukan untuk menyediakan

protein hewani guna perbaikan gizi masyarakat yang berasal dari daging, telor serta mampu

mendukung pengembangan ekspor melalui pembinaan kemampuan produksi, penggunaan

teknologi maju dan efisiensi usaha guna mendorong peningkatan pendapatan dan perluasan

kesempatan kerja serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat

yang sebesar-besarnya bagi peningkatan produksi ternak dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan. Perkembangan populasi ternak di Kota Balikpapan sangat fluktuasi yaitu setiap jenis

ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 mengalami penurunan dan peningkatan

populasi. Dan selanjutnya perkembangan produksi daging di Kota Balikpapan dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2005 perkembangan berfluktuasi akan tetapi kalau dilihat dari total produksi

ternak dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang paling banyak produksinya adalah ayam

Page 37: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 37

pedaging dimana pada tahun 2005 sebanyak 7.650 ton, kemudian sapi sebanyak 1.645 ton, dan

Kambing sebanyak 79 ton.

Rata-rata peningkatan produksi Ayam pedaging adalah 0,01%, daging sapi meningkat

0,18%, dan kambing produksi dagingnya meningkat 1,0%. Perkembangan produksi peternakan di

Balikpapan memang relatif stabil meskipun beberapa mengalami penurunan, hal tersebut karena

kebutuhan ternak di Balikpapan belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal dan masih

didatangkan dari luar daerah, sehingga ada persaingan harga yang menyebabkan produksi lokal

relatif stabil.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Balikpapan pada tahun 2006 mencapai angka

yang paling tinggi dibandingkan dengan kota lain yaitu sebesar 76,3. Hal ini berarti Kota

Balikpapan masuk dalam kategori IPM menengah atas (berdasarkan skala internasional), dan

menempati urutan pertama di Kalimantan Timur serta urutan 16 secara nasional. Peningkatan

IPM kota Balikpapan pada tahun 2006 didorong oleh meningkatnya dua komponen IPM yaitu

angka harapan hidup, dan paritas daya beli. Umur harapan hidup penduduk Balikpapan pada

tahun 2006 adalah 71,30 tahun dan pada tahun 2007 adalah 71,10 tahun. Jumlah KK miskin untuk

Kota Balikpapan fluktuatif setiap tahunnya untuk tahun 2005 berjumlah 27.859 KK menjadi

28.039 KK pada tahun 2007.

Faktor Determinan Struktural

Faktor struktural yang yang berpengaruh pada status kesehatan adalah jaminan

pembiayaan, aturan Hukum, Kebijakan Kesehatan, Sistem InformasiKesehatan, dan

Sistem Surveilans

Untuk pembiayaan kesehatan di Kota Balikpapan sejak Oktober 2006 masyarakat informal yang

belum memiliki jaminan pelayanan kesehatan (non asuransi) mendapat jaminan pelayanan

kesehatan yang bernama program Jamkesda, jumlah sasarannya yaitu 320.000 jiwa. Tujuannya

yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar kepada seluruh masyarakat

untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pembiayaan Jamkesda ini dari APBD 2006

(11 milyar) untuk Premi Rp. 5.500/jiwa/bulan. Dan pada tahun 2007, pembiayaan jamkesda untuk

premi menjadi Rp. 22.000.000,-.

Selain itu, berdasar Perda no.5 tahun 2003 mengenai retribusi Pelayanan Kesehatan ada program

Revolving Fund System (RFS) obat yang menjadi keunggulan puskesmas Kota Balikpapan

dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Latar belakang dari Revolving ini yaitu pelayanan

kesehatan Gakin dibiayai Pemkot, diperlukannya penongkatan operasional puskesmas, pemberian

subsidi sesuai sasaran dan kemandirian puskesmas (puskesmas Mandiri). Tujuan umumnya yakni

untuk menanggulangi keterbatasan anggaran dan belanja penyediaan obat dan bahan/alat

kesehatan habis pakai yang diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan terhadap pasien.

Sedangkan tujuan khusus dari RFS Obat ini adalah untuk mengatasi kecukupan ketersediaan obat,

jenis obat yang lebih bervariatif, dan subsidi obat digunakan untuk dana bergulir.

Kebijakan dan regulasi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan selama ini sudah berjalan

optimal, karena didasarkan pada keputusan Walikota No.3 tahun 2002 tentang Uraian Tugas

Organisasi Dinas Daerah yang mendukung regulasi sektor kesehatan sebagai payung hukum

sudah ada. Dinas Kesehatan bertindak sebagai regulator dan yang melaksanakan pihak

puskesmas. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dalam mengembangkan peran regulasi termasuk

perijinan berperan sebagai pengarah atau penetap kebijakan regulasi sekaligus sebagai

pelaksananya.

Dalam regulasi sarana pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang

memberikan surat ijin kepada rumah sakit pemerintah kelas C dan swasta yang setara sesuai PP

Page 38: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 38

38/2007. Untuk regulasi tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Kota berwenang memberikan ijin

praktek kepada tenaga perawat dan bidan dengan rekomendasi dari organisasi profesi. Walaupun

masalah pelaksanaan perijinan sudah memiliki payung hukum berupa keputusan walikota tersebut

tetapi dalam pengawasan dan pembinaan perijinan berupa monitoring dan evaluasi perijinan

belum maksimal dilaksanakan oleh dinas kesehatan Kota Balikpapan. Hal ini dikarenakan

kurangnya dana dan tenaga kesehatan serta sebagai akibat tidak memanfaatkan sektor lain diluar

kesehatan untuk terlibat dalam pelaksanaan pengawasan dan evaluasi.

Sistem informasi kesehatan masih belum berjalan optimal. Sistem Informasi Kesehatan

(SIK) dan surveilans berjalan sendiri-sendiri. Pengumpulan data surveilans masih menggunakan

metode jemput bola karena masih banyak laporan yang tidak lengkap dan tidak teratur yang

masuk ke Dinas Kesehatan Kota dari Puskesmas-puskesmas yang ada. Sistem online yang

diharapkan akan terealisir belum didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang ada

sehingga masih membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus untuk tenaga programer yang pada

akhirnya akan menjadi tenaga programer yang berkompeten di Dinas Kesehatan Kota dan

masing-masing puskesmas. Namun pada tahun 2008 ini yang dibantu oleh Simkes-UGM

pengembangan sistem informasi kesehatan sedang berjalan baik dari perbaikan sistem informasi

di puskesmas dan dinas kesehatan Kota maupun pelatihan bagi SDM yang ada.

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan aktif bekerjasama dengan instansi terkait seperti: Balai

POM, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan dalam surveilans pelayanan kesehatan,

Departemen Agama dalam surveilans haji, dan bekerjasama dengan instansi lain terkait seperti

Bapeda, bagian Kesra Pemkot, Dinas Pertanian, Deperindagkop dalam surveilans kesehatan

keluarga serta Bapedalda dan DKPP dalam surveilans penyehatan lingkungan.

iii. Identifikasi Pelaku Sektor Kesehatan

Komponen Pelaku Sistem Kesehatan

Pelaku dalam penetapan kebijakan kesehatan dan pelaksanaan aturan perundangan.

- Dinas kesehatan merupakan lembaga Penetap Kebijakan dan regulator Pelayanan

Kesehatan

- Lembaga dan Unit Pemerintah non Dinkes yang terkait dengan Sektor Kesehatan

(Pemangku Kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan) adalah:

Dinas LLAJR, Dinas PU, Bapedalda.

Pelaku dalam Financing

- Sumber Pendanaan Kesehatan

a. Anggaran Pemerintah Pusat:melalui Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,

Dana Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

b. Anggaran Pemerintah Propinsi dan Kabupaten :

Jamkesda pelaksanaan pada tahun 2006 (akan menjadi UPTD baru)

c. Anggaran Masyarakat dan Swasta

Pelaku dalam Healthcare Delivery

- RS Pemerintah dan Swasta

- Lembaga Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Page 39: DRAFT DOKUMEN(17 Desember 2008)web90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp.../02/Master-Plan-Kes-Balikpapan...kesehatan. Kota Balikpapan berusaha membangun dengan Visi tahun 2006-2026: “Terwujudnya

Dokumen Masterplan Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Balikpapan Page 39

- Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta

- RS-RS Daerah Milik Kotamadya

- Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya : Apotik/Toko Obat, Klinik,

Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer

- LSM Kesehatan dan Forum Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban menuju Kota

Sehat (Forkohat)

- Organisasi Profesi

Pelaku dalam Resource Generation

- Lembaga Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta