draf penentuan metabolit pah dalam urin
DESCRIPTION
Metode analisis metabolit polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dalam urin secara UHPLC-Fluoresens untuk penentuan biormarker pajanan particulate matter PM2.5 pada manusia. Disusun dan dimodifikasi dari beberapa jurnalTRANSCRIPT
1
UNIVERSITAS INDONESIA
PENENTUAN METABOLIT PAH DALAM URIN
Makky Januari Mukti, S.Si
DAFTAR ISI
Pendahuluan................................................................................................................................. 2
Metode Analisis........................................................................................................................... 3
Diagram Alir................................................................................................................................ 5
Daftar Pustaka.............................................................................................................................. 8
DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016
2
PENENTUAN METABOLIT PAH DALAM URIN
Makky Januari Mukti, S.Si
Pemantauan biologis paparan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) telah dengan cepat
meluas sejak 1-hidroksipirena (1-OHP) diusulkan sebagai indeks biologis paparan pirena.
Karena pirena selalu ada dalam campuran PAH, indikator biologis ini tidak hanya menjadi
indikator penyerapan pirena, tetapi juga indikator tidak langsung dari semua PAH. Metabolit
PAH ditentukan dengan kromatografi cair kinerja ultra (UHPLC). Setelah hidrolisis
enzimatik untuk membebaskan metabolit dari bentuk terkonjugasinya, analit dipisahkan dari
matriks dan diperkaya secara ekstraksi fase padat. Komponen dipisahkan dalam kolom UPLC
dan metabolit ditentukan dengan detektor fluoresens.
Pendahuluan
PAH merupakan kelompok besar polutan organik yang ciri struktur molekulnya
terdiri atas setidaknya dua sistem cincin terkondensasi dan selain atom karbon dan hidrogen,
beberapa di antaranya mengandung heteroatom seperti sulfur dan nitrogen. Selain itu, PAH
juga diketahui di mana satu atau lebih atom hidrogen diganti oleh gugus nitro. PAH
dihasilkan dari proses pirolisis dan pembakaran tidak sempurna bahan organik. PAH di
lingkungan sebagian besar berasal dari sumber antropogenik. Mereka terbentuk dalam proses
pirolisis industri seperti karbonisasi suhu tinggi batubara atau dalam proses pengertakan
petrokimia (Lintelmann 1999).
Berbagai penelitian mengkonfirmasi efek karsinogenik PAH pada manusia. Estimasi
kuantitatif risiko kesehatan bagi pekerja di pabrik kokas telah dilaporkan dalam berbagai
penelitian. Insiden kanker diperkirakan sebesar 8 sampai 63 kasus untuk paparan seumur
hidup dari 105 orang untuk setiap nanogram dari benzo[a]pirena per m
3 udara. Sebagai dasar
pertimbangan pencegahan medis, nilai estimasi risiko yang direkomendasikan adalah 7 kasus
kanker per 105 orang yang terpajan untuk setiap nanogram dari benzo[a]pirena per m
3 udara
(Lintelmann 1999).
Jerman telah menetapkan nilai batas paparan teknis benzo[a]pirena yang berfungsi
sebagai indikator pencemaran PAH di udara, yaitu mencapai 5 µg/m3 untuk area produksi
dan dekat tungku pada pabrik kokas. Tempat kerja lainnya adalah 2 µg/m3
(Lintelmann
1999). Namun penentuan PAH di udara ambien di tempat kerja tidak cukup untuk
mengkonfirmasi estimasi risiko kesehatan individu. Oleh karena itu, berbagai upaya dibuat
dengan merancang metode pemantauan biologis.
Pengukuran metabolit terhidroksilasinya dalam urin merupakan titik awal yang
berguna untuk pengembangan metode pemantauan biologis PAH. PAH dimetabolisme secara
ekstensif dan enzim yang terlibat diklasifikasikan ke dalam dua kategori besar: enzim fase 1
yang mengkatalisis reaksi oksidatif, dan enzim fase 2 yang mengkatalisis reaksi konjugatif
PAH teroksidasi dengan senyawa endogen seperti asam sulfat, asam glukuronat dan
3
glutation. Metabolit PAH diekskresikan baik sebagai senyawa bebas atau dalam bentuk
konjugasinya (Jongeneelen et al. 1987).
Estimasi risiko kesehatan akibat paparan terhadap senyawa PAH sangat bergantung
pada kualitas dari metode analisis yang digunakan. Berbagai penelitian melaporkan hasil
pengukuran metabolit PAH secara HPLC sebagai metode yang diandalkan. Berkembangnya
teknologi instrumentasi analitik kemudian mengedepankan UHPLC untuk hasil analisis
dengan sensitivitas dan resolusi yang optimal.
Metode Analisis
Sampling dan penyimpanan
Waktu paruh untuk ekskresi metabolit PAH oleh pekerja yang terpajan PAH adalah
18 jam. Studi kinetika eliminasi menghasilkan kurva bifase dengan waktu paruh 1-2 hari pada
eliminasi pertama diikuti oleh fase eliminasi berikutnya dengan waktu paruh sampai 16 hari.
Oleh karena itu, urin sebaiknya diambil di akhir ingsut pada akhir pekan kerja. Stabilitas
metabolit PAH dalam urin bersifat baik dalam jangka panjang, tidak ada catatan hilangnya
analit selama 12 bulan dalam penyimpanan suhu -18 °C.
Preparasi Sampel
Sampel urin dari penyimpanan beku dicairkan dalam waterbath pada suhu 40 °C dan
selanjutnya dibawa ke suhu kamar. Sebelum aliquot diambil, sampel dipastikan telah
homogen. Sebanyak 10 mL urin dimasukkan ke dalam gelas piala lalu pH diatur sampai 5
dengan penambahan 1 M HCl. Sampel urin secara kuantitatif dipindahkan ke dalam 25 mL
labu ukur (gelas piala dibilas dengan bufer asetat lalu dipindahkan ke dalam labu ukur
tersebut). Akhirnya, labu ukur ditera dengan bufer asetat 0.1 M pH 5.
Larutan yang telah dibuat lalu dipindahkan ke dalam 50 mL tabung sentrifuga. Ke
dalamnya ditambahkan 25 µL larutan β-glukuronidase/arilsulfatase. Campuran diaduk secara
mekanis selama 10 menit dan diinkubasi dalam waterbath pada suhu 37 °C selama 16 jam.
Setelah inkubasi, urin hasil hidrolisis disentrifugasi pada 2700 g. Supernatan diambil dan
diekstrak di kolom SPE C18. Trietilamina sebanyak 0.5% volume ekstrak ditambahkan pada
ekstrak lalu 200 µL diambil untuk analisis UHPLC. Jika analisis tidak segera dilakukan,
sampel dapat disimpan pada suhu -18 °C. Tidak ada catatan kehilangan analit ketika sampel
disimpan hingga empat minggu padah suhu -18 °C.
4
Analisis UHPLC
Standar Kalibrasi dan Deret Standar
Larutan induk dibuat dengan cara sebanyak 1 mg standar ditimbang dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 mL dan ditera dengan metanol sehingga konsentrasinya 10 mg/L.
Selanjutnya dipipet dari larutan induk ke dalam labu ukur 10 mL dan 100 mL masing-masing
sebanyak 500 µL, yang sebelumnya telah diisi metanol masing-masing 5 mL dan 50 mL, lalu
ditepatkan hingga tanda tera dengan metanol sehingga diperoleh larutan standar A 0.5 mg/L
dan larutan standar B 0.05 mg/L. Akhirnya dipersiapkan deret standar antara 0.25 dan 30
µg/L dari larutan standar A dan B melalui pengenceran dengan akuades dengan skema
berikut.
Volume larutan standar (mL) Volume akhir tera
akuades (mL)
Konsentrasi
(mg/L) A (0.5 mg/L) B (0.05 mg/L)
- - 10 0
- 50 10 0.25
- 100 10 0.5
- 400 10 2
100 - 10 5
300 - 10 15
600 - 10 30
Pemrograman Alat
Sistem kolom : Fase terbalik
Detektor : Fluresens, eksitasi 242 nm dan emisi 388 nm
Suhu kolom : 40 °C
Fase gerak : Metanol-air terprogram
Laju alir : 0.8 mL/menit
5
Diagram Alir Metode Penetapan Metabolit PAH dari Sampel Urin secara UHPLC
Disusun oleh: Makky Januari Mukti, S.Si
Preparasi Sampel
Sampel dari
penyimpanan
–18 °C
Truang,
Dikocok
sempurna
Analisis UHPLC
Diinkubasi dalam
waterbath 37 °C 16 jam
10 mL supernatan
Ekstrak
Disentrifugasi 2700 g
Shaker 10'
Diaduk
Tabung sentrifuga 50 mL
25 mL
pH = 5
Aliquot 10 mL
Dicairkan
Waterbath 40 °C
1 M HCl
Ditera dengan bufer NaOAc 0.1 M pH = 5
+ 25 µL β-glukoronidase/arilsulfatase
Pra-kolom (SPE C18 Cartridge)
+ trietilamina (0.5% vol ekstrak)
6
Standar Kalibrasi Tera Me-OH
Lar. Induk 10 ppm
500 µL A = [0.5 ppm]
Tera Me-OH
500 µL B = [0.05 ppm]
Deret Standar
Tera aquades
[Induk] = 10 ppm
5 mL Me-OH
di awal
50 mL Me-OH
di awal
Tera
Me-OH
Aquades
10 mL
100 mL
10 mL
100 mL
1 mg standar
B A
50 µL 100 µL 400 µL 100 µL 300 µL 600 µL
0.25 ppb 0.5 ppb 2 ppb 5 ppb 15 ppb 30 ppb 0
7
Reagen
Larutan HCl 1 M
8.3 mL HCl = [1 M]
HCl 37%
Bufer NaOAc 0.1 M pH 5
8.2 g
NaOAc adjust pH sampai 5
Nb: Shelflife 3 bulan (suhu kamar)
NaOAc = [0.1 M]
pH 5
Tera akuades
50 mL akuades
di awal
tera
akuades
100 mL
1000 mL
+ asam asetat glasial
8
DAFTAR PUSTAKA
Jongeneelen FJ. 2001. Benchmark guideline for urinary 1-hydroxypyrene as
biomarker of occupational exposure to polycyclic aromatic hydrocarbons. Ann Occup Hyg.
45(1):3-13.
Jongeneelen FJ, Anzion RBM, Henderson PT. 1987. Determination of hydroxylated
metabolites of polycyclic aromatic hydrocarbons in urine. J Chrom. 413:227-232.
Li H, Krieger RI, Li QX. 2000. Improved HPLC method for analysis of 1-
hydroxypyrene in human urine specimens of cigarette smokers. Sci Total Environ. 257:147-
153.
Lintelmann J. 1999. PAH metabolites. Biomonitoring Methods. 6:163-
186.doi:10.1002/3527600418.bi0pahmete0006. Cetak ulang dalam The MAK Coll for Occup
Health and Safety. 2012.