draf naskah akademik raqan aceh tentang sistem informasi ... · berdasarkan ketentuan umum uu kip...

46
DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ACEH TERPADU DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN ACEH TAHUN 2018

Upload: lenhi

Post on 22-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

DRAF

NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH

TENTANG

SISTEM INFORMASI ACEH TERPADU

DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN ACEH

TAHUN 2018

Page 2: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

DRAFT

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN QANUN (RAQAN) ACEH

TENTANG SISTEM INFORMASI ACEH TERPADU

TIM PENYUSUN :

Amrizal J. Prang

Afrizal Tjoetra

Ghufron Ibnu Yasa

Miswar Fuady

Halimuddin

T. Zulfikar

Hendri Dermawan

Cut Samsiar Hanum

Zalsufran

DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN ACEH

TAHUN 2018

Page 3: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 9

1.3 Maksud dan Tujuan 9

1.4 Metodologi Penelitian 10

1.5 Sistematikan Penulisan 11

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS 12

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERKAIT

18

BAB IV LANDASAN KEISLAMAN, FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN

YURIDIS

25

4.1. Landasan Keislaman 25

4.2. Landasan Filosofis 29

4.3. Landasan Sosiologis 30

4.4. Landasan Yuridis 31

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN QANUN

33

BAB VI PENUTUP 40

DAFTAR PUSTAKA 41

Page 4: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Aceh merupakan salah satu badan publik negara sebagaimana

ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (UU KIP). Pemerintah Aceh diamanatkan untuk memberikan pelayanan

yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan bertujuan untuk mensejahterakan,

menjaga perdamaian hingga tercapai kemandirian ekonomi dan politik

sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang secara transparan dan

akuntabel, Pemerintah Aceh perlu menyelenggarakan pemenuhan hak atas

informasi bagi publik. Asas pelayanan publik ini mengatur bahwa setiap informasi

publik di Aceh bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi

dan data. Informasi dan data publik harus dapat diperoleh dan diakses oleh

masyarakat dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dinyatakan bahwa perencanaan

pembangunan sebagai satu kesatuan tata cara untuk menghasilkan rencana-

rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat

dan daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 mempunyai tujuan yang sangat

luas, yaitu untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin

terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar

waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah, menjamin

keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

Page 5: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

2

pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya

penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan1.

Dijelaskan pula tentang pendekatan-pendekatan dalam proses perencanaan2,

yaitu:

a. Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan presiden/kepala daerah

adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat memilih menentukan

pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan

masing-masing calon presiden/kepala daerah. Oleh karena itu rencana

pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang

ditawarkan presiden/kepala daerah pada saat kampanye ke dalam rencana

pembangunan jangka menengah.

b. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan

kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

c. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan

semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pelibatan mereka

adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.

d. Sedangkan pendekatan atas-bawah/top-down dan bawah-atas/bottom-up

dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana

hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah

yang dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan dan desa.

Untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang baik, diperlukan

data yang akurat dan valid. Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui

bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk

membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena

1 Lihat Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional. 2Lihat Penjelasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Page 6: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

3

informasi menurunkan ketidakpastian atau meningkatkan pengetahuan informasi

menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat

mengetahui kondisi obyektif instansi atau perusahaannya.

Sedangkan data dimaknai sebagai keterangan objektif tentang suatu fakta

baik dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang

diperoleh baik melalui observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul

dalam bentuk cetakan atau perangkat penyimpan lainnya. Informasi adalah data

sudah diolah yang digunakan untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta.

Informasi dan data yang baik dan valid sangat dibutuhkan dalam

perencanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat, sehingga dibutuhkan

pengelolaan data dan informasi secara baik dan terintegrasi terutama untuk

kepentingan melakukan pemetaan pada kebutuhan pembangunan masyarakat

menuju sejahtera, adil dan makmur. Informasi adalah data yang diolah sedemikian

rupa sehingga memiliki makna atau bentuk bagi penggunanya yang berguna untuk

membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena

informasi menurunkan ketidakpastian atau meningkatkan pengetahuan. Informasi

menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat

mengetahui kondisi obyektif instansi atau organisasinya.

Makna data menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

keterangan yang benar dan nyata atau disebut juga dengan keterangan atau bahan

nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data

memegang peranan penting dalam seluruh sektor kehidupan manusia, termasuk

dalam pembangunan bangsa, negara dan daerah.

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak

sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk

menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf,

angka, bentuk suara, sinyak, gambar dan sebagainya. Data yang diolah melalui

suatu model menjadi informasi penerima kemudian menerima informasi tersebut,

membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan

Page 7: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

4

suatu tindakan yang lain. Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

Sistem data dan informasi adalah suatu sistem informasi yang diperlukan

bagi proses perencanaan untuk menghasilkan kebijakan dan keputusan tentang

rencana pembangunan, sasaran dan hasil-hasil yang telah dicapai. Proses

perencanaan memerlukan kualitas data dan statistik yang baik. Data dan statistik

yang berkualitas merupakan rujukan bagi upaya perumusan kebijakan dalam

menyusun perencanaan, melakukan pemantauan/monitoring dan mengevaluasi

program agar sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Permasalahan saat ini belum terkelolanya data dan informasi

pembangunan secara optimal di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bahkan

sampai tingkat gampong sehingga mengakibatkan proses perencanaan,

penganggaran dan pengambilan keputusan menjadi terhambat dan beresiko salah

sasaran atau bahkan gagal. Oleh karena itu, ketersediaan data dan statistik yang

andal merupakan salah satu kunci keberhasilan perencanaan.

Data dan informasi sangat dibutuhkan oleh suatu lembaga untuk dapat

mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari adanya

perubahan yang sedemikian cepat dan komplek. Penyusunan dokumen

perencanaan daerah sangat membutuhkan ketersediaan data dan informasi yang

valid, akurat, dan up to date. Sehingga tujuan pembangunan, yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat, dapat dicapai dengan efektif.

Kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu akurat, berarti

informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan

maksudnya. Kedua, tepat pada waktunya, berarti informasi yang diterima tidak

boleh terlambat. Sedangkan yang ketiga adalah relevan, berarti informasi tersebut

mempunyai manfaat dari pemakainya.Apabila tidak memenuhi ketiga kriteria

diatas, maka suatu informasi dapat dikatakan tidak baik atau tidak valid. Data dan

informasi yang valid, akurat, dan terkini ini memerlukan suatu sistem yang kita

bangun bersama. Alasan dibutuhkannya suatu data adalah untuk mengetahui

apakah ada persoalan atau tidak serta untuk memecahkan persoalan yang sudah

Page 8: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

5

ada atau baru muncul, dan yang perlu diperhatikan data harus obyektif, yaitu

harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya supaya informasi lebih dapat

dipercaya atau benar, tepat waktu, tidak kadaluwarsa dan relevan dengan

kebutuhan.

Dengan demikian dalam menyusun perencanaan pembangunan dengan

tepat, sesuai dengan kebutuhan diperlukan data dan informasi yang akurat dan

valid. Hal ini sesuai dengan semangat otonomi daerah yang dituntut untuk

memanfaatkan sumber daya (resources) yang ada secara optimal, yaitu:

1. Adanya sistematis data yang akurat dan terintegrasi pada setiap tahapan

perencanaan yang lebih komprehensif.

2. Perlunya ketersediaan data yang valid, akurat, dan terkini dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah.

3. Perlunya dukungan koordinasi antar lembaga (seluruh Satuan Kerja

Perangkat Aceh-SKPA) dalam upaya pengumpulan data, validasi data dan

entry data pada aplikasi, agar aplikasi data dapat berjalan

berkesinambungan.

4. Perlunya penetapan metodologi penghitungan indeks data sektoral terutama

data sektoral yang menyangkut tentang keistimewaan/kekhususan Aceh.

5. Perlu dukungan dan pembinaan sdm yang bertugas entry data ke dalam

aplikasi secara terus menerus dan diperlukan transfer of knowledge antar

sumber daya manusia yang bertugas dalam entry data jika terjadi pergantian

personel.

6. Perlu adanya forum data di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk

mendapatkan data yang valid, akurat, dan terkini dalam mendukung

pentingnya data dan informasi bagi perencanaan pembangunan di daerah.

Khusus dalam hal pengelolaan informasi untuk kepentingan publik dan

perencanaan pembangunan di Pemerintah Aceh, masih terdapat beberapa

kendala, diantaranya pemenuhan pelayanan terhadap kebutuhan informasi untuk

masyarakat, artinya banyak informasi yang seharusnya terbuka dan tersedia setiap

Page 9: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

6

saat belum mampu disediakan oleh masing-masing SKPA, kabupaten/kota,

kecamatan dan gampong untuk mewujudkan penyelenggaraaan negara yang baik

seperti yang dijamin oleh UU KIP.

Kondisi objektif yang sering terjadi pada pengelolaan data perencanaan

pembangunan Aceh adalah:

1. Masih lemahnya penyajian data sektoral, terutama kebutuhan data untuk

kepentingan perencanaan pembangunan di Pemerintah Aceh seperti data

gambaran umum daerah (data demografis, luas wilayah, batas wilayah,

potensi daerah dll);

2. Data sektoral pada SKPA yang tidak up todate dan tidak tepat waktu

penyediaannya sehingga sering terlambat pada saat dibutuhkan oleh

lembaga perencana pembangunan.

3. Terjadinya perbedaan dalam penyajian data yang sama dari sumber data

berbeda (SKPA, instansi vertikal dan BPS), terutama pada data

kependudukan dan kemiskinan;

4. Belum adanya metodologi baku penghitungan indek data sektoral terutama

sektor keistimewaan dan kekhususan Aceh.

5. Pengelola data secara struktural di Pemerintah Aceh belum ditetapkan,

sehingga belum ada penanggung jawab atau wali data yang akan melakukan

pembaruan, koordinasi, komunikasi dan penyediaan data, baik secara tepat

waktu maupun berkala.

Salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2017-

2022 adalah melaksanakan pelayanan publik, yang mudah, cepat, berkualitas dan

berkeadilan melalui Sistem Informasi Aceh terpadu (SIAT). Hal ini sejalan

dengan UU KIP yang memberikan kewajiban pada badan publik untuk

membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi. Upaya ini

untuk memudahkan pengelolaan informasi publik secara baik dan efisien sehingga

dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang dalam rangka menjalankan

Page 10: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

7

kewajiban menyediakan informasi publik yang akurat, benar, dan tidak

menyesatkan.

Terwujudnya sebuah SIAT terpadu ke semua sektor pembangunan dan

pelayanan masyarakat, maka seluruh informasi dan data yang berguna untuk

pembangunan dan pelayanan akan diperbarui dengan cepat, dapat diakses oleh

semua stakeholder melalui satu pintu, serta menjadi acuan bersama dalam

perencanaan pembangunan pada setiap tingkat pemerintahan. Sistem ini perlu

diupayakan untuk menghindari perencanaan pembangunan yang tidak efektif,

tidak efisien, dan tidak tepat sasaran akibat dari ketiadaan data yang valid dan

terintegrasi.

SIAT sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan terpadu dan mengikat

pengembangan pengelolaan informasi dan database di Aceh, yang digunakan

untuk pengambilan keputusan/kebijakan semua sektor pembangunan dan

pelayanan masyarakat dengan seluruh informasi yang berguna untuk

pembangunan dan pelayanan yang efektif, efisien, ekonomis serta menjadi acuan

perencanaan pembangunan pada setiap tingkatan pemerintahan.

Tiga kata kunci utama SIAT adalah integrasi sistem informasi, satu data

dan keterbukaan informasi publik. Integrasi sistem informasi adalah upaya

Pemerintah Aceh untuk menyediakan sistem informasi secara terpadu dan

terintegrasi dalam pemenuhan dan penggunaan data/database terhadap berbagai

layanan (government to goverment, government to citizen, government to bisnis

dan government to employee) Pemerintah Aceh yang berbasis elektronik. Melalui

layanan aplikasi sistem informasi terpadu dan terintegrasi diharapkan proses

pengelolaan data seperti menambahkan data, menghapus data dan merubah data

cukup dilakukan melalui satu pintu aplikasi saja.

Pengelolaan satu data dimaksudkan untuk proses perencanaan

pembangunan sebagai upaya Pemerintah Aceh dalam membangun bank data

yang terpadu dan terintegrasi dalam sebuah portal data daerah dengan format

terbuka seperti layaknya portal satu data pemerintah Indonesia dengan data go.id.

Page 11: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

8

Portal data tersebut diharapkan menjadi acuan bersama oleh seluruh lembaga

pemerintahan dan non pemerintah di Aceh.

Setelah proses integrasi sistem informasi dan pengelolaan data secara

terpadu dilaksanakan di bagian hulu, fokus ketiga adalah keterbukaan informasi

publik. Proses ini merupakan bagian hilir dari alur proses SIAT. Ketentuan lebih

lanjut tentang pengelolaan keterbukaan informasi publik diatur dengan Qanun

tersendiri.

Naskah akademik tentang SIAT menjadi landasan penyusunan draf Qanun

SIAT yang akan memberikan jawaban dalam bentuk regulasi atas permasalahan

tentang data dan pengelolaannya, seperti belum optimalnya pengintegrasian data

pembangunan Aceh, sistem pengelolaan dan penyajian data masih parsial,

kebutuhan informasi data yang valid dan mudah diakses makin tinggi, kebutuhan

tersedianya informasi dan data secara konsisten dan berkesinambungan serta

belum adanya kelembagaan terhadap pengelolaan data sebagai kebutuhan

perencanaan pembangungan Aceh.

Payung hukum SIAT digunakan dalam pengelolaan informasi dan data

untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian pembangunan Aceh, sebagai dasar

analisis kebijakan pembanguan yang terintegrasi antara Pemerintah Pusat,

Page 12: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

9

Provinsi Aceh dan Kabupaten/kota juga sebagai dasar untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam mengakses data dan informasi di Pemerintah

Aceh.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penyusunan naskah akademik rancangan

qanunAceh tentang SIAT mencakup 4 (empat) pokok masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah menyusun peraturan mengenai pengelolaan data dan

informasi terpadu di Aceh?

2. Mengapa harus ada pengaturan terkait dengan pengelolaan data dan

informasi terpadu untuk pembangunan di Aceh?

3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan keislaman, filosofis,

sosiologis, dan yuridis dalam pembentukan rancangan qanun mengenai

SIAT di Aceh?

4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan,

dan arah pengaturan dalam rancangan aanun mengenai SIAT di Aceh?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan naskah akademik rancangan qanun SIAT

sebagai berikut:

a. Merumuskan permasalahan yang dihadapi mengenai SIAT di Aceh, serta

cara-cara mengatasi permasalahannya.

b. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan

pembentukan rancangan qanun sebagai solusi permasalahan terkait dengan

SIAT di Aceh.

c. Merumuskan pertimbangan atau landasan keislaman, filosofis, sosiologis,

dan yuridis pembentukan rancangan qanun mengenai SIAT di Aceh.

d. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan,

jangkauan, dan arah pengaturan dalam rancangan qanun mengenai SIAT di

Aceh.

Page 13: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

10

Penyusunan naskah akademik ini bertujuan sebagai acuan atau referensi

penyusunan rancangan qanun inisiatif Pemerintah Aceh. Berikutnya, rancangan

qanun ini sebagai acuan pada saat pembahasan bersama antara Pemerintah Aceh

dan DPRA untuk masuk dalam Program Legislasi Aceh. Sehingga optimalisasi

pelayanan masyarakat yang baik, perencanaan pembangunan yang berkualitas dan

pengendalian pembangunan yang efektif, melalui pengelolaan data pembangunan

daerah yang akurat, mutakhir, terintegrasi, lengkap, akuntabel, dinamis, handal,

sahih, mudah diakses dan berkelanjutan dapat diwujudkan.

1.4 Metodologi Penelitian

Penyusunan naskah akademik ini dilaksanakan dengan 3 (tiga) metode,

yakni metode kajian kepustakaan(library research),kajian partisipatif

(participatory research), dan kajian lapangan (field research). Kajian kepustakaan

dilakukan dengan mengkaji literatur dan buku-buku yang berkaitan untuk

pengelolaan pemerintahan demokratis dengan menerapkan prinsip-prinsip

transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan partisipasi masyarakat.

Selain itu juga mengkaji dokumen-dokumen publik seperti: Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), undang-undang,

peraturan pemerintah, peraturan pemerintah pengganti undang-undang, keputusan

presiden, qanun, dan keputusan lainnya yang berkaitan dengan transparansi

penyelenggaraan pemerintahan dan partisipasi masyarakat.

Metode kajian partisipatif meliputi serangkaian kegiatan yang dilakukan

melalui diskusi dan konsultasi publik. Kegiatan ini dalam rangka menyerap dan

merumuskan berbagai aspirasi dan kebutuhan para pihak yang berkaitan dengan

Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh(multistakeholders)

menyangkut masalah transparansi penyelenggaraan pemerintahan dan partisipasi

masyarakat.

Metode kajian lapangan dilakukan dengan cara mengamati keadaan yang

terjadi di Aceh, termasuk merujuk data yang dihasilkan oleh Bidang Teknologi

Page 14: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

11

dan Informatika serta Bidang E-Government di Dinas Komunikasi, Informatika

dan Persandian Aceh.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan naskah akademik ini dibagi dalam enam bab, diawali dengan

Bab I tentang pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah,

tujuan dan maksud, serta metodologi penelitian. Berikutnya, Bab II memuat

tentang kajian teoritis dan praktik empiris.

Seterusnya Bab III berisi tentang evaluasi dan analisis peraturan

perundang-undangan terkait dengan pengelolaan data dalam pembangunan.

Selanjutnya, Bab IV terdiri atas landasan keislaman, filosofis, sosiologis dan

yuridis. Sedangkan Bab V mengatur tentang jangkauan, arah pengaturan, dan

ruang lingkup materi muatan qanun. Dan, Bab VI merupakan bab penutup yang

terdiri atas kesimpulan dan saran serta daftar pustaka dan lampiran.

Page 15: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

12

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

Melihat Data Statistik Aceh tahun 2017 (semester 2 Sepetember) dimana

angka kemiskinannya masih berada pada 15,92% diatas rata-rata nasional

(10,12%) dan tertinggal jauh dibandingkan Provinsi Sumatera Utara (9,28%). Dari

segi kualitas layanan pendidikan di Aceh masih sangat rendah terlihat dari masih

rendahnya mutu guru dan hasil lulusan, Begitupun juga layanan kesehatan yang

masih menunjukkan tingginya angka kematian ibu dan anak yang mencapai 167

per 100.000 kelahiran hidup.

Dengan anggaran yang tersedia pada tahun 2017 sebesar Rp. 14,7 T,

seharusnya Aceh bisa lebih maksimal dalam membangun daerahnya. Tingkat

kesejahteraan masyarakat sebenarnya sangat ditentukan oleh beberapa hal

diantaranya dengan terpenuhinya kebutuhan akses terhadap pelayanan publik

bidang kesehatan, pendidikan, perumahan dan kesempatan untuk mendapatkan

pekerjaan serta pendapatan yang layak. Namun pada kenyataannya anggaran Aceh

yang besar, tidak menjadikan Aceh lebih baik. Apa yang salah dengan Aceh?

Inilah yang menjadi cita-cita gubernur dan wakil gubernur terpilih yang

tertuang dalam Visi Gubernur Aceh periode 2017-2022 untuk mewujudkan Aceh

yang damai dan sejahtera melalui pemerintahan yang bersih, adil dan melayani.

Arah perbaikan ini tentunya merupakan tantangan yang harus mampu dijawab

oleh para birokrat Pemerintah Aceh kedalam bentuk pelayanan publik yang tepat

sasaran, adil dan merata bagi seluruh rakyat Aceh. Memang benar bahwa untuk

merealisasikannya tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi Aceh baru

bangkit dari keterpurukan secara infrastruktur dan ekonomi akibat konflik dan

tsunami sehingga wajar masih memiliki kekurangan untuk berbagai urusan

pemenuhan data dasar perencanaan yang sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam

pembangunan daerahnya.

Page 16: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

13

Sistim Informasi Aceh Terpadu (SIAT) dalam program unggulan

Gubernur Irwandi Yusuf merupakan suatu langkah cerdas yang diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan dalam pemenuhan data perencanaan pembangunan

yang selama ini tidak efektif, tidak efisien dan tidak tepat sasaran akibat dari

ketiadaan data yang valid, penggunaan sistim informasi yang belum terintegrasi

serta masih minimnya pengawasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan

yang diakibat keterbukaan informasi publik belum optimal.

Capaian utama yang hendak dihasilkan melalui program ini adalah

penyediaan satu data atau informasi yang akurat, terbuka, mudah, serta saling

terkait dengan sistem lainnya untuk pembangunan dan pelayanan publik. Tujuan

program “Aceh SIAT” adalah membangun sistem informasi yang terpadu untuk

menghindari perencanaan pembangunan yang tidak efektif, tidak efisien, dan tidak

tepat sasaran akibat dari ketiadaan data yang valid dan terintegrasi.

Keadaan ini sesuai dengan ungkapan Tim RPJM Aceh bahwa seringkali

data yang disajikan pada publik khususnya dalam pembangunan terdiri dari

banyak versi dan terkadang diragukan keakuratannya. Padahal dalam proses

pembangunan yang baik, diperlukan data akurat dan valid sehingga rencana yang

dihasilkan sesuai kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya, Tim RPJM Aceh juga menyatakan bahwa gagasan program

“Aceh SIAT” untuk menjawab sejumlah ketimpangan antara ketersediaan dana

yang besar dan rendahnya dampak pembangunan pada masyarakat. Hal ini dapat

dilihat dari pemanfaaatan alokasi dana otonomi khusus yang rata-rata berkisar 7,2

trilyun rupiah pertahun—setidaknya dalam lima tahun terakhir--dibandingkan

pengurangan angka kemiskinan. Proses ini disebabkan pelaksanaan pembangunan

mengabaikan data yang benar dan akurat.

Keadaan ini menjadi pengingat untuk penentu kebijakan dan masyarakat

Aceh karena alokasi dana otonomi khusus yang dimulai pada tahun 2008 akan

berakhir pada tahun 2027 nanti. Jika tidak serius dalam menyusun agenda

pembangunan yang tepat dan berkelanjutan, maka rakyat Aceh akan semakin jauh

dari kesejahteraan.

Page 17: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

14

Pembatasan kucuran dana otonomi khusus ini telah diatur dalam UU

tentang Pemerintahan Aceh pasal 183 ayat (2) bahwa dana Otonomi Khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh)

tahun, dengan rincian untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas

yang besarnya setara dengan 2% (dua persen) plafon Dana Alokasi Umum

Nasional dan untuk tahun keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh yang

besarnya setara dengan 1% (satu persen) plafon Dana Alokasi Umum Nasional.

Proses pembangunan yang menyeluruh dan efektif bermula dari

perencanaan yang baik dengan didukung oleh data akurat dan benar. Penyediaan

data ini memberi manfaat penting bagi penentu kebijakan dan masyarakat,

terutama untuk menghasilkan program dan kegiatan sesuai keperluan serta

menjadi acuan evaluasi program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.

Harapannya, melalui program “Aceh SIAT” seluruh informasi yang berguna

untuk pembangunan dan pelayanan publik akan terupdate dengan cepat, mudah

dan murah dapat diakses oleh semua stakeholder melalui satu pintu, serta menjadi

acuan bersama dalam perencanaan pembangunan pada setiap jenjang

pemerintahan.

Secara umum, program “Aceh SIAT” saling berkait dengan upaya

keterbukaan informasi publik sebagaimana amanah UU KIP. Setidaknya, kaitan

ini dapat dilihat pada salah satu tujuan dibentuknya UU KIP yakni mewujudkan

penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,

akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting bagi kita untuk mendukung

pelaksanaan program “Aceh SIAT” guna memastikan keterbukaan informasi

publik di Aceh. Agenda ini akan memberi jaminan berlangsungnya proses

pembangunan di Aceh yang lebih baik dan terukur sesuai data yang akurat.

Sehingga semakin terbuka pengelolaan informasi publik di Aceh, maka semakin

besar pula manfaat pembangunan yang dirasakan masyarakat.

Oleh sebab itu agar program SIAT dapat berjalan dengan baik dan

berkelanjutan maka ada 3 (tiga) komponen yang harus terpenuhi yaitu : Pertama

komponen suprastruktur, pengertiannya bahwa struktur pemerintahan yang

Page 18: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

15

memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan. Ada tiga hal penting dalam

domain suprastruktur yaitu :

1. Tersedianya payung hukum berupa qanun ataupun peraturan gubernur

(Pergub) yang akan memberikan dukungan politik dan anggaran untuk setiap

program atau kegiatan SIAT yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Pemerintah Aceh (SKPA).

2. Tersedianya kelembagaan, SKPA mana saja yang merupakan leading sektor

pelaksana dan penanggung jawab program SIAT. Kalau merujuk dari

beberapa dasar hukum yang ada saat ini seperti Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah,

Peraturan Menteri Komunikasi Informatika RI nomor 14 tahun 2016 tentang

Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Komunikasi Dan

Informatika dan Peraturan turunannya berupa qanun Aceh nomor 13 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh dan beberapa

Pergub Aceh maka ada 3 (tiga) SKPA yang terlibat yaitu pertama, Bappeda

Aceh (satu data untuk perencanaan pembangunan), kedua, Dinas Registrasi

Kependudukan Aceh (satu data Nomor Induk Kependudukan untuk berbagai

layanan publik) dan ketiga adalah Dinas Komunikasi Informatika dan

Persandian Aceh (Penggelolaan data, Integrasi Sistim Informasi dan

Keterbukaan Informasi Publik).

3. Tersedianya rencana aksi yang berupa Rencana Induk/masterplan atau peta

jalan/roadmap pelaksanaan Program SIAT 2017/2022 yang mengarahkan

tahapan bagi pemerintah Aceh agar fokus dalam menjalankan berbagai

program dan kegiatannya untuk mensukseskan Program Aceh SIAT.Kedua

komponen infastruktur mengandung pengertian infrastruktur konten yang

menjadi dasar utama dalam membentuk basis data secara terstruktur guna

memberikan informasi yang akurat dalam mendukung sistem informasi

terpadu dan terintegrasi. Ada 3 (tiga) hal yang penting dalam bagian

infostruktur yaitu:

a. Penggunaan data kependudukan yang berupa Nomor Induk

Kependudukan (NIK) sebagai satu-satunya kunci utama yang unik dalam

Page 19: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

16

mengintegrasikan berbagai data layanan pemerintah kepada masyarakat

seperti penggunaan NIK untuk menvalidasi dan menverifikasi data

penerima bantuan sosial, kesehatan, pendidikan, rumah, yatim, miskin

dan bantuan lainnya.

b. Penggunaan manajemen integrasi informasi dan pertukaran data menjadi

hal yang wajib dalam membangun keterpaduan dan integrasi berbagai

aplikasi sistim informasi yang ada saat ini. Kementerian Komunikasi dan

Informatika Republik Indonesia telah menyediakan sebuah arsitektur

service bus standar pemerintah yang telah berwujud dalam bentuk

aplikasi dengan nama “MANTRA”. Aplikasi MANTRA merupakan

perangkat lunak pendukung Kerangka Kerja Interoperabilitas Sistem

Informasi Elektronik dengan menerapkan teknologi Layanan Berbasis

Web (Webservices) sebagai media pendukung Aplikasi

Antarmuka/Perantara Akses Data Elektronik dalam rangka melaksanakan

pertukaran data atau berbagi pakai data antar Sistem Informasi

Elektronik. Pemanfaatan teknologi Webservices memberikan

kemampuan MultiPlatform pada Aplikasi Perantara Akses Data

Elektronik dalam penerapan interoperabilitas Sistem Informasi

Elektronik yang mencakup keragaman informasi dan format data.

Dengan kemampuan Aplikasi MANTRA diharapkan proses integrasi

berbagai Sistim Informasi yang ada di pemerintah Aceh saat ini dapat

terlaksana.

c. Pembangunan dan penggunaan portal satu data dengan format terbuka

sebagai upaya menempatkan data publik dalam sebuah portal data yang

dapat diakses oleh masyarakat secara cepat, efektif dan efisien. Ketiga

komponen infrastruktur maksudnya berupa pembangunan dan

penyediaaan akses infrastruktur yang dapat berupa ketersediaan server-

server pada data center pemerintah Aceh maupun penyiapan infrastruktur

jaringan komunikasi data bagi pemerintah maupun publik.

Page 20: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

17

Adapun tahapan yang harus dilalui oleh pemerintah Aceh dalam men-

jalankan program Aceh SIAT sebagai berikut :

1. Pembentukan regulasi Tatakelola Sistem Informasi dan Data serta

pengelolaan keterbukaan informasi publik.

2. Pembentukan Forum Satu Data Aceh.

3. Pengkajian, pengembangan, penerapan, pengelolaan, monitoring, evaluasi

dan optimalisasi sistem informasi yang terintegrasi dalam penggunaan satu

data untuk berbagai layanan publik dan perencanaan pembangunan.

4. Penguatan peran dan fungsi Komisi Informasi Aceh (KIA) dan Pejabat

Pengelola Informasi Dokumentasi (PPID) untuk pemenuhan hak masyarakat

terhadap informasi publik.

5. Monitoring dan evaluasi partisipatif masyarakat terhadap layanan

pemerintah dan pemenuhan hak atas informasi publik.

Dengan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan diatas, maka akan terbentuk

adanya kesamaan sudut pandang terhadap SIAT sehingga sebagai salah satu solusi

cerdas SIAT dapat mewujudkan Satu Data Aceh menuju evidance base planning

yang terbuka bagi masyarakat.

Page 21: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

18

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

3.1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Informasi merupakan kebutuhan manusia dan sebagai bagian dari hak

asasi manusia. Disebabkan sangat esensinya kebutuhan tentang informasi, maka

hak untuk memperoleh informasi dijamin oleh konstitusi sebagaimana diatur di

dalam Pasal 28F UUD NRI 1945, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,

serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia.”

Ketentuan sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan bahwa negara

sebagai duty bearer (pemegang kewajiban) memberikan penghormatan yang

sangat tinggi kepada warga negara (rights holder) dalam memperoleh hak atas

informasi. Implementasi atas hak ini masih menghadapi beberapa tantangan

seperti ketersediaan sumber daya manusia, komitmen lembaga penyelenggara

negara, ketersediaan akses yang terbatas, yang kesemuanya menyebabkan tidak

terwujudnya pemenuhan hak tersebut secara maksimal.

3.2.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai satu kesatuan tata cara perencanaan

Page 22: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

19

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 ini mempunyai tujuan yang

sangat luas, yaitu untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan,

menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antar-

ruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah,

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan

menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

3.3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

Dalam Undang-undang Pemerintahan Aceh diatur dua pasal khusus terkait

data, yaitu pada Pasal 123 ayat (4) yang berbunyi “Untuk penghitungan

penyesuaian alokasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah

melakukan pemutakhiran data pengangkatan, pemberhentian, dan pemindahan

Pegawai Negeri Sipil Aceh/kabupaten/kota”.

Berikutnya, pada Pasal 212 ayat (3) yaitu “Pemerintah Aceh dan pemerintah

kabupaten/kota mengelola data kependudukan sesuai dengan kewenangan”.

Berdasarkan dua pasal tersebut diketahui bahwa pengelolaan dan sistem

informasi menjadi bagian penting untuk dilaksanakan oleh Pemerintah di Aceh.

3.4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

(UU ITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi

dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang.

Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa

instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan

UNCITRAL Model Lawon eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk

Page 23: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

20

mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya

guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik.

Beberapa materi yang diatur, antara lain:

a. Pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat buktihukum yang sah

(Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);

b. Tanda tangan elektronik (Pasal 11 dan Pasal 12);

c. Penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal13 dan

Pasal 14); dan

d. Penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 dan Pasal 16);

Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam

UU ITE, antara lain:

a. Konten ilegal, yang terdiri dari antara lain: kesusilaan, perjudian,

penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan(Pasal 27,

Pasal 28, dan Pasal 29);

b. Akses Ilegal (Pasal 30);

c. Intersepsi Ilegal (Pasal 31);

d. Gangguan Terhadap Data (Data interference, Pasal 32);

e. Gangguan Terhadap Sistem (System Interference, Pasal 33);

f. Penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34).

3.5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tersebut mengatur tentang sistem

informasi pelayanan publik sebagaimana datur di dalam Pasal 23 sebagai berikut:

(1) Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan

pelayanan publik perlu diselenggarakan sistem informasi yang bersifat

nasional.

(2) Menteri mengelola sistem infrmasi yang bersifat nasional.

(3) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi semua informasi

pelayanan publik yang berasal dari penyelenggara pada setiap tingkatan.

Page 24: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

21

(4) Penyelenggara berkewajiban mengelola sistem informasi yang terdiri atas

sistem informasi elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi:

a. profil penyelenggara;

b. profil pelaksana;

c. standar pelayanan;

d. maklumat pelayanan;

e. pengelola pengaduan; dan

f. penilaian kinerja

(5) Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) kepada masyarakat secara terbuka dan mudah diakses.

Dari ketentuan tersebut tampak bahwa adanya kewajiban bagi pengelola

informasi publik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan

akses terhadap informasi publik. Tetapi kewajiban itu belum sepenuhnya

dilaksanakan secara maksimal.

3.6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

Bahwa dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya lainnya serta

penanggulangan bencana dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

wilayah yurisdiksinya diperlukan informasi geospasial, agar informasi geospasial

dapat terselenggara dengan tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna

sehingga terjamin keakuratan, kemutakhiran, dan kepastian hukum, maka perlu

pengaturan mengenai penyelenggaraan informasi geospasial.

Berdasarkan dua pikiran pokok inilah Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2011 akhirnya dirancang dan disahkan. Menurut Pandi Nugroho, kehadiran

undang-undang yang mengatur tentang Informasi Geospasial ini didedikasikan

untuk beberapa tujuan utama yaitu :

a. Untuk mendukung pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya

bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, dimasa kini dan masa yang akan

datang, sebagaimana diamanatkan pasal 33 ayat (3) UUD 1945.

Page 25: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

22

b. Hadirnya Undang-Undang Informasi Geospasial (UU-IG) merupakan satu

jaminan yang melengkapi hak dalam memperoleh informasi untuk

meningkatkan kualitas pribadi dan kualitas lingkungan sosial sebagaimana

dituangkan pada Pasal 28F, UUD 1945 bagi segenap Warga Negara Indonesia

(WNI).

Sementara rumusan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun2011

menyebutkan bahwa kehadiran Undang-Undang ini secara langsung bertujuan

untuk:

a. Menjamin ketersediaan dan akses terhadap Informasi Geospasial (IG) yang

dapat dipertanggungjawabkan;

b. Mewujudkan penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil guna

melalui kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi;

c. Mendorong penggunaan IG dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam

berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Terdapat dua prinsip utama dalam tubuh undang-undang informasi

Geospasial tersebut antara lain: pertama, bahwa informasigeospasial dasar (IGD)

dan secara umum informasi geospasial tematik (IGT) yang diselenggarakan

instansi pemerintah dan pemerintah daerah bersifat terbuka. Hal ini bermakna

bahwa:

a. Bagi segenap WNI diberikan kemerdekaan untuk dapat mengakses dan

memperoleh informasi geospasial dasar (IGD) dan sebagian besar informasi

geospasial tematik (IGT) untuk dipergunakan dan dimanfaatkan dalam

berbagai aspek kehidupan. Masyarakat pun dapat berkontribusi aktif dalam

pelaksanaan penyelenggaraan Informasi Geospasial, untuk dapat

menumbuhkan dan mengembangkan Industri Informasi Geospasial dengan

baik.

b. Bagi Pemerintah, segenap penyelenggaraan pemerintahan baik dipusat

maupun di daerah yang terkait dengan geospasial (ruang kebumian) wajib

menggunakan Informasi Geospasial (IG) yang akurat dan dapat

Page 26: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

23

dipertanggungjawabkan. Penggunaan IG yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan tersebut diharuskan karena mengingat bahwa IG

yang digunakan oleh segenap penyelenggaraan pemerintah tersebut terbuka

untuk umum (WNI) yang sewaktu-waktu dapat diakses dan digunakan pula

oleh masyarakat.

Kedua, bahwa informasi geospasial tematik (IGT) wajib mengacu kepada

informasi geospasial dasar (IGD). Prinsip atau aturan ini diberlakukan untuk

menjamin adanya kesatupaduan (single referency) seluruh IG yang ada sehingga

tidak ada lagi kejadian tumpang tindihIG dan perbedaan referensi geometri pada

IG (peta). Kejadian tumpeng tindih IG mengakibatkan borosnya anggaran

pembangunan. Sementaraitu perbedaan referensi geometris sering berakibat pada

ketidakpastian hukum.

3.7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Dalam UU ini diatur antara lain :

Pasal 86 ayat (1) desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem

informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota.Ayat (2)

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengembangkan sistem informasi desa

dan pembangunan kawasan perdesaan. Ayat (3) Sistem informasi desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi fasilitas perangkat keras dan

perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia. Ayat (4) Sistem informasi

desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data desa, data pembangunan

desa, kawasan perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan

pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan. Ayat (5) sistem

informasi desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola oleh pemerintah

desa dan dapat diakses oleh masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan.

Sedangkan ayat (6) mengatur tentang kewajiban pemerintah kabupaten/kota

menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten/kota untuk desa.

3.8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Page 27: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

24

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, undang-undang

mengharuskan perlunya perencanaan pembangunan daerah berdasarkan

kesediaan data dan informasi. Hal ini sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

Pasal 274 bahwa “Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan

informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah”.

3.9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

Perumpunan urusan pemerintahan tentang statistik berada pada perumpunan

Komunikasi dan informatika, statistik dan persandian sebagaimana tersebut dalam

Dalam Pasal 18 ayat (4) huruf e. Hal ini menegaskan bahwa urusan tentang

pengelolaan data statistik dilaksanakan oleh urusan pemerintahan pada rumpun

dinas komunikasi, informatika dan persandian Aceh.

3.10. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi

Geospasial Nasional.

Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi

Geospasial Nasional (JIGN) menjadi landasan hukum baru bagi penyelenggaraan

jaringan informasi geospasial di pusat dan daerah, khususnya untuk pengelolaan

dan penyebarluasan IG.

Page 28: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

25

BAB IV

LANDASAN KEISLAMAN, FILOSOFIS , YURIDIS, DAN

SOSIOLOGIS

4.1. Landasan Keislaman

“Tidak ada sesuatupun yang Kami luputkan didalam kitab, kemudian

kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”( QS. Al An’am, 38)

” yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquullaaha waltanzhur nafsun maa qaddamat

lighadin wattaquullaaha innallaaha khabiirun bimaa ta'maluuna”.

“ Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (SuratAl-Hasyr, ayat 18 ).

Tafsir atas dua ayat tersebut di atas bahwa Allah sebagai pencipta, Allah

sebagai perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah Maha Merencanakan.

Pada dasarnya manajer atau pemimpin yang harus mempunyai banyak konsep

tentang manajemen termasuk didalamnya perencanaan. Pemimpin yang baik

adalah yang mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar

berjalan sesuai dengan tujuan bersama serta hasil dari perencanaan yang baik dan

matang.

Disamping itu kata perhatikanlah menurut Imam Al-Ghazali mengandung

makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia

Page 29: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

26

kerjakan, serta harus mempersiapkan diri (merencanakan) untuk selalu berbuat

yang terbaik demi hari esok.

Perencanaan dalam menajemen adalah landasan utama untuk mencapai

sebuah tujuan yang baik, sehingga perencanaan yang baik akan menghasilkan

tujuan yang baik. Perencanaan merupakan proses untuk menentukan arah

melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan

cara efektif dan efisien, sehingga perencanaan sesuai yang diinginkan dalam surat

Al-Hasyr ayat 18,mengandung enam pokok pikiran yaitu:

1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang

diinginkan.

2. Keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan

sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.

3. Untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan usaha-usaha.

4. Usaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan

berbagai ikhtiar dan alternatif.

5. Perlu pemilihan alternatif yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan

efisien.

6. Alternatif yang sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menjadi

petunjuk dan pedoman dalam pengambilan keputusan maupun

kebijaksanaan.

Dengan implikasi perencanaan yang benar, maka langkah awal dari sebuah

tatanan proses manajemen sudah tersusun dan terarah dengan baik. Perumusan

dan arah yang benar merupakan bagian yang terbesar jaminan tercapainya tujuan.

Dan jika yangdiinginkan itu adalah sebuah kebaikan, maka kebaikan itulah yang

siap untuk digenggam dan dinikmati.

Perencanaan merupakan salah dari satu empat fungsi manajemen yang

penting dan saling terkait satu sama lain. Kita dihadapkan pada pertanyaan apakah

suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak. Pertanyaan mendasar ini kiranya

aktual diajukanmanakala kita melihat realitas keseharian yang menunjukkan

banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan

Page 30: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

27

perencanaan dapat berada pada tahap awal perencanaan itu sendiri ataupun pada

saat proses perencanaan itu berlangsung, dan sangat tergantung dengan informasi

dan data yang benar dan baik.

Pada dasarnya, Islam hadir dengan masyarakat informasi. Informasi dari

zaman Nabi Adam AS hingga Nabi akhir zaman, Muhammad SAW dikumpulkan

dan terbagi menjadi informasi Islam meliputi Al –Qur’an, Hadits dan penjelasan

serta pendapat ulama mengenai islam secara keseluruhan. Disamping itu

masyarakat Islam juga mengembangkan dan menghimpun informasi-informasi

lain dari pada filosof Yunani dan mengembangkannya, sehingga peradaban Islam

sangat maju.

Kini, di abad 20 kita berada di era revolusi teknologi yang berpuncak pada

proses konvergensi, dimana teknologi informasi menyatu dengan telekomunikasi

membentuk maha jaringan computer global bernama internet sebagai infrastruktur

informasi baru.

Dalam perspektif Islam ada tiga sumber informasi yang selalu digunakan

atau dimanfaatkan oleh manusia, di antaranya pertama, Wahyu (Al Qur’an dan

Hadits) atau lazim disebut sebagai foundamental of information. Inilah salah satu

karakter khusus tentang kajian informasi dalam Islam.

Kedua, manusia. Manusia sebagai sumber informasi terbagai pada dua

aspek. Aspek pertama adalah ide atau gagasan. Ide dan gagasan dari manusia

dapat diolah menjadi informasi. Aspek kedua adalah pendapat atau opini juga

dapat diolah menjadi informasi, yang menghasilkan scientific information; dan

ketiga, peristiwa atau realitas yang mensejarah. Peristiwa adalah kejadian yang

telah diceritakan atau diberitakan dalam kehidupan sosial, dan hal tersebut dapat

diolah atau diproduksi menjadi informasi. Ketiga sumber tersebut tersusun dalam

satu sistem yang saling terkait dalam membentuk dan menghasilkan suatu

informasi. (Abd Ghani, 2001: 76-77).

Teknologi sistem informasi memberikan kemudahan akses penyebaran dan

pengambilan informasi kepada khalayak umum. Media pers sebagai salah satu

Page 31: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

28

mediator yang menyajikan informasi baik berupa fakta ataupun sekedar fiktif

belaka memenuhi pemandangan dalam beragam media. Banyak opini berkembang

dan dapat dengan mudah menarik perhatian masyarakat baik islam maupun non

islam pada media sosial. Hal ini menjadikan para pendakwah menilik kembali

dampak penggunaan media. Al hasil, media dari pengembangan sistem informasi

ini menjadi lebih dekat dengan dai yang ingin menyerukan agama islam secara

lebih efektif dan efisien. Semua perihal pengolahan informasi mengenai data

perkembangan islam yang dibutuhkan untuk para dai, maupun kerapian

administrasi menjadi lebih mudah dengan adanya sistem informasi. Kini teknologi

tersebut semakin lekat dengan islam, sebagai salah satu penanda agama yang

selalu mengikuti perkembangan zaman. Bukan pada perubahan dari segi hal yang

mendasar seperti aqidah, namun karena perihal keduniaan masyarakat islam

dituntut untuk dinamis dan selalu memperkaryakan semua hal yang dapat

memajukan seorang muslim dari yang telah baik menjadi lebih baik lagi. Nabi

bersabda:

أنتم أعلم بأمر دنياكم “Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.”

(HR. Muslim, no. 2363)

Hadits tersebut mengabarkan bahwa sebagai seorang muslim, kita diizinkan

untuk melakukan perkembangan kemajuan dalam hal dunia karena hal tersebut

tidak menjadi hal yang diterangkan oleh Nabi SAW. Dalam hal ini, termasuk

kehadiran sistem informasi yang tidak dilarang keberadaannya. Apalagi jika

sistem tersebut dapat mendukung kemajuan islam.

Dari definisi informasi secara umum turut mempengaruhi para tokoh-tokoh

Islam dalam memberikan artikulasi tentang informasi Islam, di antara definisi

informasi Islam adalah sebagai berikut (Wakidul Kohar, 2005):

1. Informasi Islam adalah penjelasan tentang sesuatu objek, yang sesuai dengan

pola pikir manusia.

Page 32: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

29

2. Informasi Islam adalah sesuatu yang dapat membekali manusia, dengan

penjelasan yang benar dan membantu terbentuknya opini.

3. Informasi Islam adalah transformasi nilai-nilai Islam serta menjelaskan

sesuatu yang bertujuan mencerdaskan dan mencerahkan manusia, dan dalam

proses penyampaikan informasi tesebut sesuai dengan kadar pemikiran masa.

4. Informasi Islam adalah membekali manusia dengan nilai-nilai Islami

berdasarkan al-Qur’an dan sunnah dan membantu bagi pembentukkan opini

publik, serta bertujuan pada aktualisasi pengamalan ibadah dan muamalat.

5. Informasi Islam adalah informasi atau penjelasan yang bersumber dari Allah

dan bertujuan untuk Allah, artinya informasi yang bersumber dari Allah

mempunyai dua dimensi kewahyuan dan dimensi realitas kehidupan manusia.

Dari berbagai bentuk definisi di atas, dapat diartikan bahwa sistem

informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan

menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem

informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan

keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.

Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. Maka,

sistem informasi dalam Islam dapat diartikan sebagai tata hubungan antara satu

komponen dengan komponen yang lain, saling berkaitan dan ketergantungan

dalam mewujudkan satu kesatuan atau kondisi nyata, yaitu mewujudkan kondisi

kebijakan dan strategi informasi yang islami secara publik dan domistik.

4.2. Landasan Filosofis

Pertimbangan filosofis rancangan qanun SIAT berdasarkan Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memberikan

nilai aktualisasi dalam konsepsi penyusunan rancangan Peraturan Daerah atau

Qanun Aceh dengan pencapaian cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara

Indonesia yang diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Page 33: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

30

Indonesia Tahun 1945. Nilai filosofis dari pembukaan tersebut dapat dipaparkan

bahwa negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki pemerintahan

yang berdaulat yang memiliki kewajiban untuk melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

Penyediaan data dan informasi publik merupakan kebutuhan pokok setiap

orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan

bagian penting bagi ketahanan nasional.Tentunya berdasarkan hal tersebut, hak

untuk mendapatkan informasi adalah hak setiap warga negara.Hak atas informasi

ini dijamin oleh Konstitusi atau UUD 1945.

4.3. Landasan Sosiologis

Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan dalam kehidupan

masyarakat. Berbagai hambatan dalam komunikasi antar komponen, telah

mengalami percepatan dan kemudahan melalui alat-alat komunikasi.Setiap

masyarakat punya kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai data dan

informasi dari berbagai sumber. Memperoleh data dan informasi yang sesuai

menjadi kebutuhan bersama untuk melakukan berbagai agenda perubahan.

Sehingga kebutuhan masyarakat terhadap data dan informasi juga terus

meningkat, terutama yang disajikan oleh badan publik negara. Jika sebelumnya,

produksi data dan informasi lebih banyak secara manual namun saat ini lebih

dituntut untuk penyajiannya dalam bentuk digital.

Badan publik negara dituntut untuk mampu menyediakan data secara akurat,

mudah, dan murah. Hal ini memberi dampak pada kemudahan akses publik

terhadap data dan informasi publik bagi pengembangan diri, ilmu pengetahuan,

serta partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Jika ketersediaan data dan

informasi publik tidak dikelola secara baik, maka dalam masyarakat akan

berkembang berita hoax dan informasi yang keliru. Kondisi ini akan menimbulkan

keresahan dan gangguan keamanan hingga berdampak pada ketertiban sosial serta

Page 34: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

31

berkurangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintahan. Sejumlah contoh dapat

disajikan, antara lain mengenai informasi rekruitmen PNS di beberapa instansi

pemerintah, serta simpang siurnya berbagai pernyataan penentu kebijakan yang

diunggah melalui media elektronik.

Pada sisi yang lain, tingkat partisipasi publik dalam pembangunan sangat

ditentukan dengan ketersediaan data dan informasi yang akurat. Semakin mudah

masyarakat memperoleh akses data informasi publik, semakin besar pula potensi

dukungan dari berbagai komponen untuk percepatan pembangunan. Untuk Aceh,

kasus ini dapat ditunjukkan dengan upaya yang dilakukan oleh Edi Fadhil

(seorang aktivis dan kini menjadi PNS di Pemerintahan Aceh) dalam menggalang

donasi pembangunan rumah dhuafa. Upaya yang dilakukan dimulai dengan

identifikasi rumah yang tidak layak huni bersama dengan kontak person pada

lokasi tertentu. Selanjutnya, kondisi rumah dan penghuninya, kebutuhan biaya

pembangunan, serta nomor rekening untuk menampung donasi dipublikasi

melalui laman facebooknya. Berikutnya, sejumlah donatur yang percaya atas

agenda yang dilakukan memberikan dukungan sesuai kemampuan. Dalam

pelaksanaannya, Edi Fadhil melaporkan kemajuan pembangunan yang dilakukan

hingga selesai, termasuk dengan dana yang diperoleh.

4.4. Landasan Yuridis

Pembentukan qanun bertujuan mengatasi permasalahan hukum, mengisi

kekosongan hukum dengan mempertimbangkan peraturan yang telah ada, diubah

dan menjaga tidak tumpang tindihnya peraturan. Permasalahan hukum yang

timbul terkait dengan belum adanya regulasi yang mengatur tentang SIAT. Oleh

karena itu, beberapa peraturan yang dijadikan bahan pertimbangan dalam

penyusunan rancangan qanun ini meluputi:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3683);

Page 35: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

32

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh

(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2006 Nomor 62);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

13. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi

Geospasial Nasional;

Page 36: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

33

14. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 29 Tahun 2017 tentang Pengelolaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Pemerintah Aceh;

BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG

LINGKUP MATERI MUATAN QANUN

A. Sasaran Yang Akan Diwujudkan

Qanun ini dapat menjadi dasar hukum dengan memberikan kepastian

hukum mengenai SIAT agar terwujud pembangunan yang berkualitas dan

pengendalian pembangunan yang efektif yang tujuannya untuk :

1. Memiliki satu basis data pembangunan;

2. Menghasilkan analisis kebijakan pembangunan yang tepat, aktual, bermutu

dan akuntabel bagi Provinsi, Kabupaten/Kota dan pemangku kepentingan;

3. Menghasilkan bahan perencanaan pembangunan secara terukur dan

komprehensif; dan

4. Mewujudkan pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan

pembangunan yang terpercaya.

B. Arah dan Jangkauan

Qanun Aceh tentang SIAT ini untuk memberikan jaminan kepada

masyarakat agar dapat memperoleh akses terhadap data dan informasi

pembangunan di daerah, sehingga Pemerintah Aceh dan masyarakat semakin

mudah memperoleh akses terhadap data dan informasi pembangunan. Lingkup

pengaturan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah dalam Qanun

Aceh ini meliputi:

Page 37: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

34

1. Sistem pengelolaan data dan informasi;

2. Asas;

3. Strategi dan perencanaan;

4. Pengelolaan data informasi;

5. Sumberdaya manusia;

6. Kelembagaan;

7. Sarana dan prasarana;

8. Kerjasama dan kemitraan;

9. Pembagian tugas dan wewenang;

10. Peran serta masyarakat;

11. Pembinaan dan pengawasan;

12. Pembiayaan;

13. Keamanan Informasi

14. Ketentuan penutup

C. Materi Yang Akan Diatur

Adapun materi pokok sebagai materi muatan yang diatur dalam rancangan

qanun ini secara substantif meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem pengelolaan data dan informasi pembangunan yaitu potensi-potensi

yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk pengelolaan data dan informasi

pembangunan yang arahnya untuk mewujudkan pembangunan yang

berkualitas dan pengendalian pembangunan yang efektif. Sistem pengelolaan

data dan informasi pembangunan ini meliputi:

a. Pengumpulan data, sistem pengelolaan data dirancang untuk

mengumpulkan data.

b. Pengubahan data mencakup pengklasifikasian, penyortiran,

pengkalkulasian, pembandingan.

c. Penyimpanan data, data disimpan dalam berbagai media penyimpanan

yang disebut database.

d. Pembuatan dokumen, sistem pengolahan data menghasilkan output yang

dibutuhkan oleh perorangan atau kelompok.

Page 38: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

35

e. Manfaat pengolahan data, dengan meminimalkan kebutuhan tenaga

manusia untuk memproses data yang lebih besar, keakuratan, kecepatan,

pengendalian dan pengolahan secara serentak.

2. Asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu

pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan

pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

3. Strategi dan perencanaan; strategi yaitu pendekatan secara keseluruhan yang

berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah

aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan perencanaan yaitu dengan

menerapkan pengelolaan data dan informasi pembangunan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perencanaan menggunakan

beberapa aspek yakni :

a. Penentuan tujuan yang akan dicapai.

b. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai

tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

c. Usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas

dasar alternatif yang dipilih.

Perencanaan yang baik dalam pengelolaan data dan informasi pembangunan

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

b. Dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan yang timbul sedini mungkin.

c. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan

mengatasi hambatan dan ancaman.

d. Serta yang paling penting dapat menghindari kegiatan pertumbuhan dan

perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

4. Pengelolaan data dan informasi pembangunan adalah penggambaran fakta

yang dapat disampaikan dan diolah oleh manusia dan mesin melalui siklus

atau tiga tahapan dasar yaitu input, processing dan output. Adapun fungsi dan

tujuan dasar pengolahan data yaitu mengambil program dan data, menyimpan

Page 39: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

36

program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan, menjalankan proses

aritmatika dan logika pada data yang disimpan, menyimpan hasil antara dan

hasil akhir pengolahan serta mencetak atau menampilkan data untuk

menghasilkan dan memelihara record yang akurat dan up to date.

5. Sumber daya manusia, merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan

daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber daya manusia tidak

dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencangkup keseluruhan dari

daya pikir dan juga daya fisiknya. Sumber daya manusia dapat dibagi menjadi

dua, yakni sumber daya manusia secara makro dan mikro. Pengertian sumber

daya manusia makro adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada di

sebuah negara, sedangkan pengertian sumber daya manusia mikro lebih

mengerucut pada individu yang bekerja pada sebuah institusi.

6. Kelembagaan yaitu kelembagaan sebagai suatu tatanan dan pola hubungan

antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat

menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antar organisasi yang

diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-

faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal maupun

informal untuk pengendalian perilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama

dan mencapai tujuan bersama.

Pada umumnya, lembaga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lembaga

formal dan lembaga non-formal. Menurut Sitti Bulkis (2011), kelembagaan

lokal dan area aktivitasnya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori sektor

publik (administrasi lokal dan pemerintah lokal); kategori sektor sukarela

(organisasi keanggotaan dan koperasi); kategori sektor swasta (organisasi jasa

dan bisnis swasta). Bentuk resmi suatu lembaga yaitu lembaga garis (line

organization, military organization) lembaga garis dan staf (line and staff

organization); lembaga fungsi (functional organization). Jadi pengertian dari

kelembagaan adalah suatu sistem sosial yang melakukan usaha untuk

mencapai tujuan tertentu yang menfokuskan pada perilaku dengan nilai,

norma, dan aturan yang mengikutinya, serta memiliki bentuk dan area

aktivitas tempat berlangsungnya. Koordinasi yakni kewenangan untuk

Page 40: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

37

menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan dan menyeimbangkan

kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda, agar nantinya semua terarah

pada pencapaian tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Dari sudut

fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negatif

spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.

Tujuan koordinasi untuk :

a. Menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi mungkin

melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan keseimbangan antara

berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.

b. Untuk mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya di

setiap kegiatan interdependen yang berbeda-beda melalui kesepakatan

yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.

c. Untuk menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif-

antisipatif di kalangan unit kerja interdependen dan independen yang

berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh

keberhasilan unit kerja yang lainnya, melalui jaringan informasi dan

komunikasi efektif.

7. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana disediakan untuk memastikan sistem informasi dan

pengelolaan data dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan sarana

dan prasarana ini dilaksanakan oleh Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan

Kabupaten/kota.

8. Kerjasama dan kemitraan sebagai upaya untuk melibatkan berbagai sektor,

kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk

bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan

prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun

kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian,

saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya

kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus

Page 41: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

38

berpijak pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban. Kemitraan

pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama

dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut

Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara

individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk

mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

Adapun unsur-unsur kemitraan yaitu:

a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih.

b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut (equality).

c. Adanya keterbukaan atau trust relationship antara pihak-pihak tersebut

(transparancy).

d. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau

memberi manfaat (mutual benefit).

9. Tugas dan wewenang pemerintah Aceh, yaitu pengaturan tentang tugas dan

kewenangan Pemerintah Aceh dalam kaitannya dengan penyediaan dan

pengelolaan data dan informasi pembangunan. Pengaturan tentang tugas dan

kewenangan Pemerintah Aceh dimaksudkan sebagai tanggung jawab untuk

mengikat Pemerintah Aceh dalam menyusun program kegiatan dan

pengalokasian dana untuk pelaksanaan tugas dan wewenang terkait dengan

pengelolaan data dan informasi pembangunan.

10. Peran serta masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan data dan

informasi pembangunan. Tanggung jawab terkait dengan pengelolaan data

dan informasi pembangunan bukan saja tugas pemerintah daerah, tetapi juga

tanggung jawab masyarakat, sehingga perlu ada kerjasama dan kesadaran

masing-masing.

11. Dalam Qanun ini perlu ada kegiatan pembinaan dan pengawasan

pelaksanaannya. Pembinaan sebagai langkah yang dilakukan dalam bentuk

bimbingan, penyuluhan, pelatihan, pendidikan, penyediaan prasarana dan

sarana.Sedangkan pengawasan dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas

pelaksanaan peraturan daerah dan program-program yang telah disusun.

Page 42: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

39

12. Pembiayaan, terutama pengalokasian dana di Anggaran Pendapatan dan

Belanja Aceh (APBA) serta sumber dana lain yang tidak mengikat.

13. Keamanan informasi, suatu proses yang dilakukan untuk memastikan agar

data yang dikelola tidak mendapat gangguan dari para pihak lainnya.

14. Ketentuan penutup, bagian ini memuat rumusan yang menyatakan hal-hal

yang belum cukup diatur dalam qanun ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Kepala Pemerintah

Aceh, termasuk tanggal mulai berlakunya qanun ini.

Page 43: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

40

BAB VI

PENUTUP

Uraian-uraian terdahulu dari naskah akademik ini memastikan bahwa

kebutuhan terhadap pembangunan sistem pengelolaan data yang terintegrasi dan

terpadu menjadi kebutuhan untuk pembangunan. Selain itu, pembangunan sistem

ini menjadi bagian dari penyediaan informasi publik sekaligus pemenuhan hak

asasi manusia. Kajian-kajian yang bersifat islami, filosofis, sosiologis, dan yuridis

memperlihatkan bahwa kebutuhan tersebut sesuatu yang mutlak harus ada untuk

memastikan suatu pemerintahan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik.

Penyusunan naskah akademik ini diharapkan mampu memberi arah yang

tepat dalam penyusunan Qanun Aceh tentang Sistem Informasi Aceh Terpadu, di

samping untuk memudahkan para legal drafter (penyusun qanun) menyiapkan pra

rancangan qanun demi integrasi sistem dan data serta pelayanan informasi dan

dokumentasi di Pemerintahan Aceh.

Page 44: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

41

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku/Tulisan

Abd Ghani, (2001). Islam Komunikasi dan Teknologi Maklumat, Kuala

Lumpur: UP &D Sdn Bhn, 2001

Bantasyam, Saifuddin dkk (2017). Naskah Akademik Rancangan Qanun Aceh

Tentang Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik. Pemerintah Aceh:

Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh.

Bulkis, Sitti (2011) dalam artikel berjudul Pengertian Kelembagaan yang

ditulis oleh jurnal Pengertian ILMU

(www.pengertianilmu.com/2015/04/pengertian-kelembagaan.html)

Dermawan, Hendri (2017). “Aceh Siat, Apa, Mengapa Dan Bagaimana”.

(Opini Info Aceh, Edisi 2, Tahun I/2018).

Notoatmodjo (2003) “Pendidikan dan Perilaku Kesehatan”. Jakarta: Rineka

Cipta.

Tim Penyusun (2016). Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah

Tentang Pengelolaan Data Dan Informasi Pembangunan Daerah. Nusa

Tenggara Barat: Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tjoetra, Afrizal (2017). “Aceh SIAT dan Tantangan Keterbukaan Informasi

Publik di Aceh”. (Opini Serambi Indonesia, 28 September 2017).

Wakidul Kohar, (2005). “Sistem Informasi Islam Dalam Menghadapi Dunia

Global”(Opini Media Informasi dan Komunikasi Imam Bonjol Net Kom 2005).

B. Peraturan perundang-undangan

Page 45: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

42

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 39, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3683).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421).

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (Lembaran

Negara (Lembara Negara Indonesia Tahun 2006 Nomor 62).

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843).

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

61,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846).

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214).

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5234).

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244).

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737).

Page 46: DRAF NASKAH AKADEMIK RAQAN ACEH TENTANG SISTEM INFORMASI ... · Berdasarkan ketentuan umum UU KIP diketahui bahwa informasi adalah data yang ... Penyusunan dokumen ... lanjut tentang

43

Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi

Geospasial Nasional.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 78).

Peraturan Gubernur Aceh Nomor 29 Tahun 2017 tentang Pengelolaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Pemerintah Aceh

(Berita Daerah Aceh Tahun 2017 Nomor 29).