![Page 1: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ada dua istilah yang kadang-kadang kita sering merancukannya meski
memiliki kesamaan, yaitu diskusi dan diskursus. Dalam makna kamus kedua
istilah ini memiliki keidentikan yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara
lisan, teratur, dan untuk mengungkapkan pikiran mengenai pokok pembiacaraan
tertentu. Tetapi di lapangan para guru lebih suka menggunakan istilah diskusi
karena menggambarkan prosedur yang digunakan guru untuk mendorong para
siswa saling tukar pendapat secara lisan. Sedangkan para ilmuan dan peneliti lebih
menyukai penggunaan istilah diskursus, karena istilah ini mencerminkan
perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang
terdapat dalam forum (Tjokrodiharjo, 2000: 2).
Arrends (1997), mendefinisikan diskusi dan diskursus sebagai komunikasi
seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat.
Kemus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi hampir identik, yaitu
melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur dan untuk mengekspresikan
pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu. Sedang menurut Suryosubroto (1997:
179), diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung
dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan mendapat jawaban dan kebenaran atas suatu
masalah. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada
tingkat kognitif lebih tinggi.
Diskusi yang baik menurut kasmadi (1990:160) bukan semata timbul dari
peran guru, akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami
masalah dan situasi yang dihadapinya. Tetapi dalam hal ini guru dapat pula
memberikan arahan kepada peserta didik dalam memperoleh tema yang tepat
untuk didiskusikan, yang sebelumnya peserta didik diberikan tugas untuk
mempelajari, memahami dan mengganalisis masalah yang akan dijadikan topik
diskusi.
3
![Page 2: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/2.jpg)
Menurut Suryosubroto (1997: 181), bahwa diskusi oleh guru digunakan
apabila hendak:
1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.
2. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing.
3. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang
dirumuskan telah tercapai.
4. Membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat
berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
6. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang dilihat baik dari pengalamannya sendiri maupun dari
pelajaran sekolah.
7. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru
mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan
bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi
selama pembelajaran berlangsung.
B. Tujuan pembelajaran diskusi kelas
Diskusi secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan
keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan keterlibatan siswa di
dalam pelajaran. Namun, secara khusus menurut tjokrodiharjo (2000: 3), diskusi
digunakan oleh para guru untuk tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu:
1. Meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa
membangkitkan pemahaman isi pelajaran.
2. Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa
3. Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses
berpikir.
4
![Page 3: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Sintaks (langkah-langkah)
Dalam hal peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari
aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengajar seperti:
1. Tahap menyampaikan tujuan dan mengatur siswa.
a. Menyampaikan pendahuluan, seperti member motivasi,
menyampaikan tujuan dasar diskusi, dan apersepsi.
b. Menjelaskan tujuan diskusi.
2. Mengarahkan diskusi.
a. Mengajukan pertanyaan awal/ permasalahan.
b. Modeling
3. Tahap menyelenggarakan diskusi
a. Membimbing/ mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKS secara
mandiri.
b. Membimbing/ mengarahkan siswa dalam berpasangan.
c. Membimbing/ mengarahkan siswa dalam berbagi.
d. Menerapkan waktu tunggu.
e. Membimbing kegiatan siswa.
4. Tahap mengakhiri diskusi
a. Menutup diskusi
5. Tahap melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi
a. Membantu siswa membuat rangkuman diskusi dengan Tanya jawab
singkat.
D. Dukungan Teoritis Pembelajaran Diskusi Kelas
Dukungan teoritis pembelajaran diskusi kelas adalah kemampuan untuk
mengembangkan pertumbuhan kognitif, selain itu juga untuk menghubungkan dan
menyatukan aspek kognitif dan aspek social pembelajaran. Sesungguhnya system
diskusi merupakan sentral untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Diskusi membantu menetapkan pola partisipasi dan secara konsekuen
memiliki dampak besar terhadap manajemen kelas. Pembicaraan antara guru dan
5
![Page 4: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/4.jpg)
siswa menjadikan banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup, Arrends,
(1997) dasadur Tjokrodihardjo, (2003).
E. Implementasi Pembelajaran Model Diskusi Kelas
1. Pelaksanaan Pembelajaran Diskusi
Dalam melaksanakan diskusi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain Arends, (1997) disadur Tjokrodihardjo, (2003).
a. Tugas Perencanaan
Perencanaan yang tepat bagi pelajaran diskusi akan meningkatkan
kesempatan untuk terjadinya spontanitas dan fleksibilitas di dalam pelajaran.
1) Mempertimbangkan Tujuan
Memutuskan bahwa diskusi cocok untuk model pembelajaran tertentu
merupakan langkah pertama dalam merencanakan sebuah diskusi. Beberapa
pertanyaan penting untuk dikemukakan sejalan dengan langkah ini:
a) Apakah topik itu cocok dengan diskusi?
b) Siapkah topik itu?
c) Jenis diskusi apa yang dipilih?
d) Strategi apa yang digunakan?
Mempersiapkan pembelajaran dan memutuskan jenis diskusi yang
digunakan serta strategi khusus yang digunakan merupakan langkah berikutnya.
2) Mempertimbangkan Siswa
Dalam merencanakan sebuah diskusi guru harus memperhatikan
kemampuan siswanya, antara lain dalam hal pengetahuan awal siswanya masing-
masing. Selain memilih cara untuk mendorong partisipasi siswa yang heterogen
juga merupakan hal yang harus diperhatikan.
3) Memilih pendekatan
Ada beberapa pendekatan diskusi yang dikemukakan oleh Arends (1997) disadur
Tjokrodihardjo (2003), antara lain:
a) Pertukaran Resitasi
6
![Page 5: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/5.jpg)
Salah satu penggunaan resitasi adalah bila guru meminta siswa untuk
mendengarkan atau membaca informasi suatu topik tertentu. Tahapan tanya jawab
singkat atau resitasi yang meliputi materi tugas akan bermanfaat untuk memeriksa
pemahaman siswa dan memotivasi belajar siswa.
b) Diskusi Berdasarkan Masalah
Pada pendekatan ini guru mendorong para siswa mengajukan pertanyaan,
menggeneralisasi data empiris, dan merumuskan teori dan hipotesis untuk
menjelaskan situasi yang menjadi tanda Tanya.
c) Diskusi Berdasarkan Saling Berbagi Pendapat
Diskusi ini membantu siswa membentuk dan mengekspresikan pikiran dan
pendapat secara bebas. Melalui dialog berbagi pengalaman dan diskusi tentang
makna pengalaman, gagasan akan meningkat dan berkembang serta akan muncul
pertanyaan-pertanyaan pada pelajaran selanjutnya.
b. Memilih Strategi Diskusi
Ada beberapa strategi diskusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
partisipasi siswa, diantaranya adalah:
1) Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)
Terdapat tiga tahap dalam teknik ini, yaitu:
a) Berpikir, guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan dan member
kesempatan berpikir sebelum siswa menjawab permasalahan yang
diajukan.
b) Berpasangan, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab
permasalahan.
c) Berbagi, guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan jawaban
permasalahan pada yang lain.
2) Kelompok Aktif (Buzz Group)
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas
4-5 orang . Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran
dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran
7
![Page 6: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/6.jpg)
dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu
membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan
pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-
masing. Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki
pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan
kekeliruan-kekeliruan.
3) Bola Pantai (Beach Ball)
Guru memberi bola kepada salah seorang siswa untuk memulai diskusi
dengan pengertian bahwa, hanya siswa yang memegang bola yang boleh
berbicara. Siswa lain mengangkat tangan agar mendapat bola jika ingin mendapat
giliran berbicara.
4) Informal debate
kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya , dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan
peraturan perdebatan formal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang
bersifat problematis, bukan yang bersifat faktual.
5) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari
audience. Dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu
manusia sumber, selanjutrnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari
siswa atau mahasiswa lain.
Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan
memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
6) fish bowl
8
![Page 7: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/7.jpg)
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu
diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan
setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat
ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).
7) Sundicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri
dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru
menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-
aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk
mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-
sumber informasi lain.
Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan berdiskusi,
dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke
sidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
8) Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap
anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan
ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang
ditemukannya yang dianggap benar.
Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin
menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua
diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan
kursi setelah selesai bicara.
c. Membuat Perencanaan
Guru harus merencanakan pelaksanaan pembelajaran diskusi sebagai
berikut:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus.
9
![Page 8: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/8.jpg)
2) Menetapkan garis besar isi pelajaran yang ditargetkan.
3) Memikirkan dengan baik fokus pernyataan, mendeskripsikan konsep-
konsep yang membingungkan, dan mendaftar pertanyaan-pertanyaan.
4) Pendekatan dan teknik diskusi yang akan digunakan.
5) Menggali hubungan konseptual yang penting (analisis tugas, analisis
materi, peta konsep)
6) Membuat daftar kata-kata kunci.
7) Menggunakan ruang belajar yang tepat, entuk U digunakan oleh guru
untuk keterampilan diskusi yang tidak jalan atau dapat permasalahan
pengelolaan perilaku siswa, dan bentuk lingkaran digunakan guru untuk
memperkecil jarak emosional dan fisik diantara peserta diskusi dan
memperbanyak kesempatan siswa untuk saling bertukar pendapat secara
bebas dengan yang lain.
8) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk meminta siswa mengevaluasi
proses atau jalannya diskusi. Diskusi yang baik berisi pertanyaan tingkat
tinggi dan tingkat rendah.
9) Pertanyaan fakta lebih efektif untuk menimbulkan hasil belajar siswa yang
lemah, terutama dalam hal penguasaan keterampilan dasar.
10) Pertanyaan kognitif tingkat tinggi lebih efektif bagi siswa dengan
kemampuan rata-rata dan tinggi, dimana cara berpikir bebas diperlukan.
11) Tingkat kesukaran pertanyaan yang diajukan menurut Jere Brophy and
Tom Good seperti yang dikutip Arends (1997) menyimpulkan ada tiga
petunjuk bagi guru untuk memutuskan tingkat kesukaran pertanyaan yang
diajukan antara lain:
a) Kurang lebih tiga perempat pertanyaan guru berada pada tingkat
dimana dijawab dengan benar oleh siswa.
b) Seperempat pertanyaan yang lain berada pada tingkat kesulitan yang
akan memperoleh beberapa tanggapan siswa walaupun tidak
sempurna.
c) Tidak boleh ada pertanyaan yang sangat sulit sehingga tidak dapat
dijawab siswa sama sekali.
10
![Page 9: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/9.jpg)
12) Tingkat kognitif pertanyaan yang diajukan guru dalam diskusi kelas
diklasifikasikan sesuai dengan taksonomi Bloom.
Enam Tingkat Pertanyaan Berdasarkan Taksonomi Bloom
Tingkat Contoh Proses Kognitif
Tingkat 1
Pengetauan
(knowledge)
Di provinsi manakah letak kota Sampit?
Apa rumus molekul air?
Mengingat
kembali
Tingkat 2
Pemahaman
Apakah perbedaan antara stalagmite dan
stalagtit?
Jelaskan isi buku Layar Terkembang!
Menggunakan
informasi
Tingkat 3
Penerapan
(application)
Jika Rio memiliki sebatang kayu sepanjang
10 m, berapa potong kayu yang diperoleh
dari kayu itu jika masing-masing dipotong
dengan panjang 2 m?
Bagaimana rumus molekul besi (III) klorida?
Menerapkan
prinsip
Tingkat 4
Penganalisis
(analysis)
Mengapa pohon jati daunnya rontok pada
musim kemarau?
Mengapa terjadi gerhana matahari?
Menerapkan
keterkaitan atau
menyimpulkan
Tingkat 5
Pensintesisan
(synthesis)
Apa yang terjadi bila blerang direaksikan
dengan flour?
Jika pembakaran hutan berlanjut, apa
dampak yang terjadi bagi kehidupan
manusia?
Meramalkan
Tingkat 6
Pengevaluasian
(evaluation)
Bagaimana pendapat anda mengenai pupuk
kompos?
Kamus Inggris-Indonesia karangan siapakah
yang paling lengkap?
Membuat
penilaian atau
menyampaikan
pendapat
d. Tugas Interaktif
11
![Page 10: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/10.jpg)
Diskusi akan berhasil dengan baik membutuhkan beberapa anggota yang
agak berpengalaman dalam keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi di antara
anggota dari guru dan siswa. Juga dibutuhkan aturan yang mendukung pertukaran
pendapat secara terbuka dan saling member perhatian. Sebagai pemimpin diskusi
guru seharusnyasecara jelas memfokuskan diskusi, mengendalikan siswa tetap
pada jalannya diskusi, mendorong partisipasi siswa dengan mendengarkan seluruh
gagasan dan pandangan siswa, dan membantu siswa mencatat hal-hal penting
dalam diskusi.
1) Menetapkan Aturan Diskusi
Guru menjelaskan tujuan diskusi dan membantu siswa untuk
berpartisipasi. Guru seharusnya mengajukan pertanyaan khusus, memberikan
masalah yang sesuai, atau menyajikan situasi yang menjadi tanda tanya yang
terkait dengan topik. Disamping pengeahuan awal dan pengalaman yang dimiliki
siswa sebelumnya juga dapat menunjukan minat siswa untyuk memulai diskusi.
2) Melaksanakan Diskusi
a) Mencatat hal-hal penting dalam diskusi
b) Mendengarkan gagasan siswa.
c) Mengakhiri diskusi
Salah satu cara yang paling umum untuk menutup diskusi adalah guru dan
siswa bersama-sama menyimpulkan gagasan utama dan mengaitkan dengan topik
permasalahan.
3) Mengulas Jalannya Diskusi yang Telah Dilakukan
Berdasarkan uraian pelaksanaan pembelajaran diskusi yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat langkah-langkah diskusi
pada table berikut:
Langkah-langkah Guna Menyelenggarakan Diskusi
Tahapan Kegiatan Guru
12
![Page 11: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/11.jpg)
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan mengatur
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran khusus dan menyiapkan
siswa untuk berpartisipasi.
Tahap 2
Mengarahkan diskusi
Guru mengarahkan focus diskusi
dengan menguraikan aturan-aturan
dasar, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan awal, menyajikan situasi
yang tidak dapat segera dijelaskan, atau
menyampaikan isu diskusi.
Tahap 3
Menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor antar aksi,
mengajukan pertanyaan, mendengarkan
gagasan siswa, menanggapi gagasan,
meaksanakan aturan dasar, membuat
catatan diskusi, menyampaikan gagasan
sendiri.
Tahap 4
Mengakhiri diskusi
Guru menutup diskusi dengan
merangkum atau mengungkapkan
makna diskusi yang telah
diselenggarkan kepada siswa.
Tahap 5
Melakukan tanya jawab singkat tentang
proses diskusi itu.
Guru meminta para siswa untuk
memeriksa proses diskusi dan berpikir
siswa.
Pada konteks yang lebih luas, diskusi terdiri atas beberapa jenis (Syaiful
Sagala, 2005); seperti: Diskusi Panel, Simposium, Seminar, Lokakarya.
a. Diskusi Panel
Diskusi panel dilakukan oleh beberapa orang terpilih sebagai wakil orang
banyak. Mereka adalah pakar di bidangnya masing-masing dan memiliki wawasan
yang berbeda.
Diskusi panel ini biasanya 3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu,
duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.
13
![Page 12: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/12.jpg)
Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak
langsung (misalnya panel di televisi). Pada suatu panel yang murni, audience
tidak ikut serta dalam diskusi.
b. Simposium
Simposium (KBBI, 2008) dimaknai sebagai bentuk pertemuan dengan
beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tenang topik tertentu
atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.
Pada diskusi ini, beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari
suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta simposium secara singkat
(5-20 menit). Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para
penyanggah, dan juga para pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya
dirumuskan leh panitia perumus sebagai hasil simposium.
c. Seminar
Seminar merupakan bentuk peremuan yang dihadiri oleh sejumlah orang
untuk melakukankajian dan pembahasan suatu masalah melalui gagas pikir dan
tukar pendapat yang dipandu oleh seorang ahli.
d. Lokakarya
Lokakarya adalah bentuk pertemuan yang membahas masaah
praktis/teknis/operasional yang biasanya merupakan tindak lanjut dari hasil
seminar; sehingga hal-hal yang bersifat konseptual dapat diturunkan ke dalam
suatu produk yang siap untuk dikembangkan atau dilaksanakan; dan itulah nuansa
beda antara seminar dan lokakarya.
2. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Lingkungan belajar dan system pengelolaan yang menyangkut diskusi
sangat penting. Lingkungan untuk pelaksanaan diskusi ditandai dengan proses
keterbukaan dan peran aktif siswa . lingkungan juga membutuhkan perhatian
untuk menggunakan bentuk ruangan diskusi. Guru dapat mengatur tempat duduk
14
![Page 13: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/13.jpg)
yang bervariasi dan memusatkan perhatian untuk diskusi tertentu, tergantung pada
kondisi kelas dan tujuan belajar. pendekatan pengajaran ini membutuhkan
berbagai tingkat pengaturan diri siswa dan mengontrol siswa, Arends (1997)
disadur Tjokrodihardjo, (2003).
3. Pembelajaran Diskusi Kelas Strategi Think-Pair-Share
Strategi think-pair-share berkembang dari penelitian belajar kooperatif
dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya
di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa
think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi
membutukan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan
prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat member siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu. Guru
memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atu siswa membaca tugas,
atau siuasi yang menjadi tanda Tanya. Sekarang guru menginginkan siswa
mempertimabngkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru
memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab
kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah berikut:
a. Langkah 1: Berpikir
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri jawaban. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau
mengerjakan bukan bagian berpikir
b. Langkah 2: Berpasangan
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
apa yang mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat
menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diaukan atau menyatukan
gagasan apabila suatu masalah khusus diidentifikasi. Secara normal guru member
waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Langkah 3: Berbagi
15
![Page 14: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/14.jpg)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian
pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan, Arends (1997) disadur
Tjokrodihardjo, (2003).
4. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Diskusi
Setiap jenis pembelajaran mempunyai cirri tersendiri dan mempunyai
keuntungan dan kelemahan. Demikian juga pada pelajaran diskusi kelas, seperti
pada penyajian tabel berikut (suryosubroto, 1997: 185-186).
Keuntungan dan Kelemahan Diskusi
Keuntungan Model Diskusi Kelemahan Model Diskusi
a. Diskusi melibatkan semua
siswa secara langsung dalam
KBM.
b. Setiap siswa dapat menguji
tingkat pengetahuan dan
penguasaan bahan
pelajarannya masing-
masing.
c. Diskusi dapat
menumbuhkan dan
mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah.
d. Dengan mengajukan dan
mempertahankan
pendapatnya dalam diskusi
diharapkan para siswa akan
dapat memperoleh
kepercayaan akan
a. Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya
mengenai bagaimana hasilnya sebab
tergantung kepada kepemimpinan dan
partisipasi anggota-anggotannya.
b. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-
keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
c. Jalannya diskusi dapat dikuasai
(didominasi) oleh beberapa siswa yang
menonjol.
d. Tidak semua topic dapat dijadikan pokok
diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat
problematis saja yang dapat di diskusikan.
e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu
yang banyak.
f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa
sudah berani mengemukakan buah pikiran
mereka, maka biasanya sulit untuk
16
![Page 15: file · Web view... karena istilah ini mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan komunikasi lebih luas yang ... yang baik menurut ... apa yang ada di dalam](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022100809/5a854e327f8b9a882e8c2440/html5/thumbnails/15.jpg)
kemampuan diri sendiri.
e. Diskusi dapat menunjang
usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
membatasi pokok masalah.
g. Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam
kelas akan mempengaruhi kesempatan
setiap siswa untuk mengemukakan
pendapatnya.
17