Download - UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan
UU-11/2014 & PP. 25
tentang KEINSINYURAN
dan Implementasinya
di PERTAMBANGAN MINERBA ?
SOSIALISASI
Pada cara CPD - CPI PERHAPI
(Jumat, 18 Desember 2020)
BADAN KEJURUAN TEKNIK PERTAMBANGAN
( Ir. I GEDE SURATHA, MSc., IPU. )
PERLUUU
N0 11/2014tentang
KEINSINYURAN
Untuk menegaskan Peran insinyurdan iklim keinsinyuran
di Indonesia
Untuk melindungi masyarakat dan melindungi para insinyur ygberpraktik
Untuk memudahkan dalam professional indemnity insurance, dan agar setaradalam tender internasional
Sebagai payung hukum dalamperjanjian & pengakuankeinsinyuran internasional
Untuk ketahanan nasional, menambahjumlah insinyur agar sejajar dengannegara yang teknologinya sudah maju
Menjadi dasar hukum profesi Insinyur, dan pengembangan keinsinyuran
MENGAPA PERLU UU-KEINSINYURAN
Semangat
UU Nomor11/2014
1. Mingkatkankemampuanberkompetisi
secara global di bidang iptek
2.
MenjagaKeselamatan & kemaslahatanmasyarakat , serta fungsilingkungan
hidup3.
Menarik minatgenerasi muda
untuk mengikutipendidikan di
bidang teknik-> menjadiinsinyur
4. MengatasiKesenjanganPendidikan &
industri5.
MeningkatkanPeran Insinyur
dalampembangunan
nasional
6. MengelolaInsinyur Asing
7.
Menghindaripraktik-praktikkeinsinyuran
yang tidakprofesional
8.
Mengikutiperkembangan
/kemajuaniptek di dunia
modern
UU No.11/2014 tentang Keinsinyuran
BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM
Pasal 1BAB II (3 pasal)
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4
BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN
Pasal 5
BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN
Pasal 6
BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR
Pasal 7,8,9
BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM
Pasal 1BAB II (3 pasal)
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4
BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN
Pasal 5
BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN
Pasal 6
BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR
Pasal 7,8,9
BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR
Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING
Pasal 18,19,20,21,22
BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN Pasal 23
BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN
(Pasal 24,25,26,27,28, 29)
Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur
Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat
KeinsinyuranBagian Ketiga
Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran
BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR
Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING
Pasal 18,19,20,21,22
BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN Pasal 23
BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN
(Pasal 24,25,26,27,28, 29)
Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur
Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat
KeinsinyuranBagian Ketiga
Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran
BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA
(Pasal 30,31,32,33,34,35)
BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)
BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN
(Pasal 45,46,47,48,49)
BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)
BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)
BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)
BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA
(Pasal 30,31,32,33,34,35)
BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)
BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN
(Pasal 45,46,47,48,49)
BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)
BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)
BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)
15 BAB dan
56 PASAL
PP. RI No. 25/2019 tentang Peraturan Pelaksanaan (UUK)
BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)
BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN
(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum
Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran
BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)
BAB IV (6 pasal)
REGISTRASI INSINYUR
(Pasal 17,18,19, 20,21,22)
BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)
BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN
(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum
Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran
BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)
BAB IV (6 pasal)
REGISTRASI INSINYUR
(Pasal 17,18,19, 20,21,22)
BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)
BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)
BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF
(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)
Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi
Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi
BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37BAB IX (1 pasal)
KETENTUAN PENUTUPPasal 38
BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)
BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)
BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF
(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)
Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi
Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi
BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37BAB IX (1 pasal)
KETENTUAN PENUTUPPasal 38
9 BAB dan 38 PASAL
a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan
lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan
pengelolaan sumber dayaalam;
e. Pertanian dan hasilpertanian;
f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan
g. Aeronotika danastronotika..
a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan
lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan
pengelolaan sumber dayaalam;
e. Pertanian dan hasilpertanian;
f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan
g. Aeronotika danastronotika..
Disiplin Teknik (7)Disiplin Teknik (7)
Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5) Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5)
a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &
konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,
manufaktur, pengolahan, & proses produk;
e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;
f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &
g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.
( Pasal 7 PP. 25/2019)
a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &
konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,
manufaktur, pengolahan, & proses produk;
e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;
f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &
g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.
( Pasal 7 PP. 25/2019)
Bidang Teknik /keinsinyuran (7)Bidang Teknik /keinsinyuran (7)Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.
Bidang teknik/keinsinyuran :
“Ekplorasi dan Eksploitasi sumber daya mineral”,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e (PP.25/2019)
paling sedikit meliputi 9 kegiatan (keinsinyuran) :
a. Penyelidikan umum/survey pendahuluan
b. Eksplorasi
c. Studi kelayakan
d. Konstruksi
e. Penambangan (eksploitasi)
f. Pengolahan dan pemurnian
g. Pengangkutan dan penjualan
h. Pemanfaatan, dan
i. Pasca tambang/pasca eksploitasi.
STANDAR KEINSINYURAN (bab IV pasal 6 UU.11/2014)
1. STANDAR LAYANAN INSINYUR :
ditetapkan oleh Menteri atas usul PII (belum ?? )
2. STANDAR KOMPETENSI INSINYUR :
ditetapkan oleh DII bersama Menteri, pada saat ini
menggunakan BKIP (Bakuan Kompetensi InsinyurProfesional) →w1, w2, w3, w4, P5, P6, ...s/d. P11.
→ (FAIP sekarang dilakukan online “simponi”)
3. STANDAR PROGRAM PROFESI INSINYUR :
ditetapkan Menteri, disusun atas usulan Perguruan TinggiPenyelenggara PPI bersama Menteri dan DII
REGISTRASI INSINYUR(Bab VI)
TANGGUNG JAWAB PUBLIK
Di 7 BIDANG
UJI KOMPETENSI
SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)
Ir. Asing
(PE)
PPI
INSINYUR
STRISURAT TANDA
REGISTRASI INSINYUR
(7 DISIPLIN &/ 7 BIDANG TEKNIK)
ST STrNonST
IPP
IPM
IPU
APEC E-RAE-R
ACPE-RACPE-RSKA-LPJK
Praktik kensinyuran:memikul tanggung jawab
atas Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan fungsi Lingkungan
Pasal 10(1) Setiap insinyur yang akan
melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur - STRI
(2) Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII
Pasal 11(1) Untuk memperoleh Surat Tanda
Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, seorang Insinyur harus memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur ( SKI )
(2) Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus uji kompetensi LSKI
Pasal 15(1) Insinyur yang melakukan kegiatan Keinsinyuran tanpa memiliki
Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a. peringatan tertulis; dan/ataub. penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran.
(3) Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalamkegiatannya menimbulkan kerugian materiil dikenai sanksiadministratif berupa denda.
→ FAIP
Pendidikan Tinggi TeknikPendidikan Tinggi Teknik
Pasal 8 (1) Penyelenggara PS PPI: PT bekerja sama
dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan
industri.
Pasal 7 (3) Program Profesi Insinyur dapat
diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi
pembelajaran lampau.
Mendaftarke PII
Pengalaman kerjadi KeinsinyuranLebih dari 4 th:
Rekognisipembelajaranlampau (RPL)
3
Bekerjamemupuk
kompetensi untukkualifikasi→ IP
Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 tahun
:
PS PPI(Program Profesi Insinyur)
ST / STTr(Gelar Akademis)
Gelar Profesi INSINYUR
1
Pendidikan Tinggi non ST:Pendidikan Tinggi non ST:
SSi / SPdT
2Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 th:
Program PENYETARAAN
> 3 th kerjaPengalaman kerja
di KeinsinyuranLebih dari 2 th
Program PENYETARAAN
= 3 th kerja
Rekognisipembelajaranlampau (RPL)
11
22
33
PROGRAM PROFESI INSINYUR - PPI
INSINYUR ASING
INSINYUR ASING
WN Asing sertipikat- PE
SistemKompetensi Ir
Diakui APEC/ASEAN
Insinyur Asing yang ingin bekerja sebagai PE di Indonesia, harus ter-registrasi sebagai insinyur profesional di negara asalnya
DibutuhkanPembangunan
Nasional
PEMERINTAH
Insinyur Asing hanya dapat melakukan kegiatan Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Ijin Kerja
SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR
(STRI)
Insinyur asing hanya di bidangyang kekurangan insinyur
UU 11/2014 Pasal 18
(3) Untuk mendapat surat izin kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (2)insinyur asing harus memiliki STRIdari PII berdasarkan surat tandaregistrasi atau sertifikat kompetensiInsinyur menurut hukum negaranya.
Perpanjangan IJIN KERJA
Melakukan alih ilmu pengetahuan
dan teknologi
UU 11/2014 Pasal 18(4) Dalam hal Insinyur Asing tidak memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Insinyur Asing harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (→ FAIP-SKI-STRI)
PE
HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR
BERKEWAJIBAN• Melaksanakan kode etik Insinyur;• Mengupayakan inovasi dan nilai
tambah;• Melaksanakan standar
Keinsinyuran;• Menerapkan keberpihakan;• Memutakhirkan Iptek;• Melaksanakan secara berkala
darma bakti kepada masyarakat yang bersifat sukarela;
• Melakukan pencatatan rekam kerja keinsinyuran.
BERHAK• Memperoleh pelindungan
hukum selama melaksanakan kode etik insinyur dan standar Keinsinyuran;
• Menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja;
• Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi Keinsinyuran.
BERKEWAJIBAN• memberikan informasi dan
dokumen yang lengkap sesuaikebutuhan;
• mengikuti petunjuk Insinyur atashasil kegiatan yang akanditerima;
• memberikan imbalan yang setara dan adil
• mematuhi ketentuan yang berlaku di tempat pelaksanaanPraktik Keinsinyuran.
BERHAK• mendapat cakupan dan mutu
Keinsinyuran sesuai perjanjiankerja;
• mendapat informasi atas hasilkegiatan Keinsinyuran;
• menolak hasil kegiatan Keinsinyuran yang tidak sesuai perjanjian kerja;
BERKEWAJIBAN• mengikuti ketentuan
standar penggunaan hasilkegiatan Keinsinyuran.
BERHAK• mendapatkan informasi
atas keselamatan hasilkegiatan Keinsinyuran;
• memanfaatkan hasilkegiatan Keinsinyuransecara aman dan nyamansesuai dengan standarKeinsinyuran;
•. HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA DAN PEMANFAAT
PENGGUNA KEINSINYURANPEMANFAAT KEINSINYURAN
KETENTUAN PIDANA (Bab XIII. UU no.11/2014)
Bagi Insinyur atau Insinyur Asing yang dalam melaksanakan tugasnya tidak memenuhi standar Keinsinyuran sehingga mengakibatkan kecelakaan, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda
Pidanapenjara paling
lama 5 tahundan/ atau
denda paling banyak
1M rupiah
Bagi bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur
Bagi bukan Insinyur yang bertindak sebagai insinyur sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda
Pidana penjara paling lama dua tahun dan/ atau
denda paling banyak dua ratus
juta rupiah
Pidana penjara paling lama 10 tahun
dan/atau
denda paling banyak 1 M rupiah
KETENTUAN PIDANA
Insinyur tanpa STRIPraktik Keinsinyuran
Insinyur dengan STRI berpraktik Keinsinyuran danmenimbulkankerugian materiil
▪ Sangsi AdministratifPeringatan tertulis
dan/▪ Penghentian sementara
kegiatan keinsinuran
Sangsi administrativeberupa Denda
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Insinyur tanpa STRIpraktik Keinsinyuran ->
dan menimbulkan kerugian materiil
Sangsi Administratif:-peringatan tertulis,-denda-pembekuan STRI-pencabutan STRI
(Pasal 30, 31 PP.no.25/2019)
Tata Cara Pengenaan Sanksi (Pasal 33 PP.25/2019)
(1) Dugaan pelanggaran administratif diperoleh dari
a. hasil pemeriksaan aparat pemerintah;
b. pengaduan;
c. laporan; dan/atau
d. pemberitaan media massa.
(2) PII melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi terhadap dugaan
pelanggaran administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), PII dapat memanggil Insinyur dan/atau
Insinyur Asing yang bersangkutan.
Pasal 34 (PP.25/2019)
(1) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 17 (tanpa STRI), PII menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 30 dan Pasal 31.
(2) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 23 dan Pasal24:
a. PII menjatuhkan sanksi berupa:1). peringatan tertulis;2). penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran;3). tindakan administratif lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan/atau4). denda.
b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangketenagakerjaan menjatuhkan sanksi berupa pembekuan izin kerja
dan pencabutan izin kerja.
KETENTUAN PERALIHAN ( BAB XIV – UU no.11/2014 )
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: (diundangkan 24 maret 2014, PP.25 diundangkan 18 April 2019)
Ir Ira. Yang telah bergelar
Insinyur sebelum UU, tetap berhak menggunakan gelarnya.
Ir Sudah Praktik Keinsinyuran
Memiliki Ijin KERJA
STRI
c. Insinyur yang telah Praktik Keinsinyuran dengan memiliki izin kerja, tetapi belum tersertipikasi sebelum UU ini diundangkan, dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun terhitung sejak UU ini diundangkan.
STr IrST SKI STRI
b. Insinyur, ST, STr yang telah tersertifikasidinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun.
IPP IPM IP
( non SKI )
Kebijakan PII (LSKI)1. Masa peralihan adalah 3 tahun sejak UU 11/2014 diundangkan.
Kebijakan PII, menentukan berlaku 3 tahun sejak PP. 25 diundangkan,
yaitu tanggal 18 April 2019, jadi masih berlaku s/d. 18 April 2022.
2. Pasal 52.c Ketentuan Peralihan.
Insinyur /ST, /STr./D4 yang belum tersertipikasi dan telah melakukan praktik
keinsinyuran sebelum UU keinsinyuran diundangkan pada 24 Maret 2014,
dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi, artinya dapat diberikan STRI, dengan
catatan paling lambat dalam 3 tahun (sebelum 18 April 2022) harus sudah
menyesuaikan dengan UU.→ PS-PPI ( Ir. ),→ FAIP (IP) dan STRI.
Note: - harus ada bukti sudah melakukan praktik keinsinyuran (Surat keterangan),
- Sertipikasi; SKA dari LPJK, CPI dari LSP-Perhapi (tidak disetarakan SKI-PII),
tidak dipersoalkan untuk mendapatkan STRI-Peralihan, tapi yang ditekankan
dalam Kebijakan PII ini, sudah berpraktik keinsinyuran sebelum 24/3/2014.
PEMBINAAN (bab XII/45 adalah tanggungjawab PEMERINTAH
Pemerintah bertanggung jawab :• Menetapkan kebijakan untuk pengembangan
kapasitas Keinsinyuran• Melakukan pemberdayaan keinsinyuran• Mendorong Insinyur kreatif dan inovatif untuk
menciptakan nilai tambah,• Meningkatkan peran Insinyur dalam
pembangunan nasional• Meningkatkan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan;• Mendorong industri melakukan penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah;
• Mendorong peningkatan produksi dalam negeri yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran;
• Remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara dan berkeadilan;
• Melakukan sosialisasi guna menarik minat generasi muda untuk menjadi Insinyur
• Melakukan pengawasan audit kinerja keinsinyuran.
PEMERINTAH = MENTERI &Menteri TERKAIT
KEM PERINDUSTRIAN
KEM ESDM
KEM PERTANIANKEM KEHUTANAN
KEM PU
KEM PERHUBUNGAN
KEM RISTEK
KEM PERTAHANAN
KEMENTERIAN DIKBUDKEMENTERIAN DIKBUD
Pasal 47(1) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur,
dan kriteria (NSPK) untuk Praktik Keinsinyuran.
(2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk dapat memenuhi syarat pemerolehan asuransi profesi bagiInsinyur.
( PP no.25 th. 2019 )
Pasal 27
(1) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat melakukan
audit kinerja Keinsinyuran.
(2) Audit kinerja Keinsinyuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa pemeriksaan dan penilaian terhadap norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK) Praktik Keinsinyuran.
Pasal 28(1) Norma, standar, prosedur, dan kriteria merupakan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedomandalam Praktik Keinsinyuran.
(2) PII melakukan pembinaan kepada anggotanya untuk menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan mengenai norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk PraktikKeinsinyuran diatur oleh Menteri atau Menteri terkait sesuai dengankewenangannya.
RUANG LINGKUP PENGAWASAN DITJEN MINERBA bidang Pertambangan
1 Teknis pertambangan,
7 dari 14
terkait
dengan
bidang
keinsinyuran
2 Pemasaran,
3 Keuangan,
4 Pengolahan data,
5 Konservasi sumber daya mineral dan batubara,
6 K3- Pertambangan (Keselamatan Pertambangan)
7 Pengelolaan LH, reklamasi, & pasca tambang,
8 Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa danrancang bangun dalam negeri,
9 Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan,
10 Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,
11 Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologipertambangan,
12 Kegiatan lain yang menyangkut kegiatan umum,
13 Pengelolaan IUP atau IUP, dan
14 Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan
TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA
PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK
PP. 55/2010 Pembinaan & PengawasanPenyelenggaraan pengelolaanUsaha Pertambangan Minerba
- Pnerapan Standar kompetensi tenaga kerja,- Keselamatan operasi-> tenaga teknis- Pengembangan tenaga teknis→ Uji Kompetensi
PERMEN 42/2016 STANDARISASI KOMPETENSI KERJA
Tenaga Kerja wajib memiliki Kompetensi Kerja di bidangPertambangan, mengacu : SKKNI, SKKK, SKKI
PERMEN 43/2016 PENETAPAN & PEMBERLAKUAN SKKK PENGAWAS OPERASIONAL
POP, POM, POU
PERMEN ESDM 11/2018
Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada Usaha Pertambangan
1. Menerapkan Standar kompetensi tenaga Kerja2. Menyusun Laporan Eksplorasi & FS dan ditanda-tangani
oleh “Orang yg berkompeten” sesuai Peraturan per-UU yang berlaku.
PERMEN ESDM 26/2018
Pelaksanaan kaidahPertambangan Yang Baik, danPengawasan Pertambangan
1. KTT/KTTB = harus memiliki kompetensi teknispertambangan, dan harus memiliki Tenaga TeknisPertambangan yang berkompeten
2. PTL pd IUP-OP khusus = harus memiliki kompetensiteknis pengolahan dan/ pemurnianSerta, memiliki Tenaga Teknis Pertambagan ygBerkompeten
TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA
PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK
3. Pemegang IUJP:- PJO = harus memiliki kompetensi teknis sesuai
bidang IUJP (Jasa Pertambangan)-Memiliki Tenaga Teknis Pertambanganyg Berkompeten
4. Semua wajib menerapkan SKKK, SKKNI, SNI sesuaiketentuan peraturan perundangan
KEP.MEN ESDM 1827
Pedoman Pelaksanaankaidah TeknikPertambangan yang Baik
➢ KTT, PTL, KTTB, harus memiliki Sertipikat Pengawas Operasional ygdiregistrasi
➢ Pengawas Operasional→ sertipikat kompetensi pengawas operasionalsesuai jenjang jabatannya,
➢ Pengawas Teknis (per-listrik/mesin/alat)→ sertipikat sesuai➢ PJO hrs memiliki sertipikat kompetensi pengawas operasional atau
sertipikat kualifikasi yg diakui KAIT
KEPMEN ESDM 1806.K/30/ME
M/2018
Pedoman PelaksanaanPenyusunan, Evaluasi, Persetujuan RKAB & Laporan
KEPMEN KETENAGAKERJAAN no. 222 /Th.2018, tentang Penetapan SKKNI
Katagori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran,
Analisis dan Uji Teknis Bidang Keinsinyuran Pertambangan
P
ERTAMBANGAN
SKI SERTIPIKAT KOMPETENSI INSINYUR : IPP, IPM, IPU
SKK SERTIPIKAT KOMPETENSI KERJA (dari HKK-HKK di luar PII)
BK TEKNIK PERTAMBANGAN
BISA DIIDENTIKKAN SEBAGAI HKK :➢ ASOSIASI AHLI DRILLING-BLASTING➢ AOSIASI AHLI GEOTEKNIK TAMBANG➢ AOSIASI AHLI DESAIN & PERENCANAAN TAMBANG
(KEPMEN Ketenaga-kerjaan No.222/2018)(1) Insinyur Pertambangan adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di
bidang keinsinyuran yang memiliki kemampuan teknis untuk memanfaatkan sumberdaya mineral dan batubara di alam yang bersifat tidak terbarukan agar dapat dieksploitasi secara aman, efisien, berwawasan lingkungan, dan memberikan nilai ekonomi sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(2) Lingkup Bidang Pekerjaan Insinyur Pertambangan (19), mencakup;a. Geologi tambang k. Penirisan tambangb. Geoteknik tambang l. Ventilasi tambang bawah tanahc. Hidrologi-geohidrologi tambang m. Penyanggaan/penguatan tambang
bawah tanahd. Studi kelayakan tambang n. Pengayaan hasil tambang
(mineral/coal beneficiation)e. Perencanaan & penjadwalan o. Kesehatan & Keselamatan Kerja
tambang tambang (K3)f. Persiapan penambangan p. Pengelolaan lingkungan dan
(mine development) reklamasi tambangg. Sipil dan konstruksi tambang q. Penutupan tambangh. Pengukuran dan pemetaan tambang r. Analisis biaya tambangi. Operasi-produksi tambang s. Manajemen kontrakj. Pengeboran dan peledakan tambang
Jenjang karir Insinyur Pertambangan mencakupi: Insinyur Profesional Pratama, Insinyur Profesional Madya, dan Insinyur Profesional Utama
Jabatan Kerja Insinyur Pertambangan yang dapat diperankan dapat mencakupi:a. Manager Ekplorasib. Konsultan Desain dan Studi Kelayakan Tambangc. Valuator tambangd. Estimator Sumber Daya dan Cadangane. Manager Konstruksi Tambangf. Manager Pengukuran dan Pemetaan Tambangg. Konsultan Atau Manager Geoteknikh. Mine Planning dan Scheduling Engineer,i. Mine Development and Production Engineerj. Manager Pengeboran dan Peledakank. Pit Service Managerl. Ventilation Engineerm. Ground Support (UG-Geotech. Engineer)n. Manager Pengayaan/Pengolahan Mineralo. Manager K3 Tambang p. Mine Closure Engineerq. Cost Analystr. Contract Manager
Siapa saja yang wajib /sebaiknyamemiliki Sertipikat IP dan STRI
Menurut pendapat kami:
1. Semua insinyur yang bekerja pada Perusahaan Pertambangan danmempunyai tanggung-jawab pada ;
a) salah satu /lebih dari 9 jenis kegiatan bidang keinsinyuran
“eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral” (PP.25/2019),
dan atau
b) salah satu /lebih dari (19) lingkup bidang pekerjaan Insinyur
Pertambangan (PP Kem. Ketenaker. no.222/2018)
2. Insinyur yang bekerja sebagai konsultan, dan atau bekerja pada PerusahaanKonsultan/Jasa Pertambangan Minerba yang menanda-tangani LaporanPekerjaan keinsinyuran.
3. Inspektur Tambang atau Pengawas Teknik Pertambangan
1. Pemerintah cq. Ditjen Minerba mempunyai tanggung-jawab atas pembinaan dan pengawasanpenyelenggaraan pengelolaan usaha di bidang pertambangan minerba.
- Pembinaan dengan membuat pedoman, standar, bimbingan, konsultasi, supervisi, diklat,penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi.
- Pengawasan dilakukan meliputi pengawasan teknis dan aspek managerial pengusahaan.
2. Pembinaan keinsinyuran sesuai UU 11/2014 juga menjadi tanggung-jawab Pemerintah cq. DitjenMinerba yang tujuan dan spiritnya searah, yaitu untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna secaraberkelanjutan dengan memperhatikan K3, kemaslahatan dan kelestarian fungsi lingkungan.
3. Pembinaan dilakukan dengan membuat; norma, standar, prosedur, dan kriteria yang merupakanketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedoman dalamPraktik Keinsinyuran.
4. Untuk menjawab pertanyaan, “siapa saja yang wajib/harus memiliki STRI” dan ketentuan peraturanperundang-undangan seperti apa yang perlu dibuat” disarankan perlu dilakukan review danharmonisasikan semua peraturan terkait dengan keinsinyuran existing di lingkungan Ditjen. Minerbadengan UU dan PP. tentang keinsinyuran.
Pembentukan working group dari unsur Ditjen Minerba, BKTP, dan Perhapi mungkin dapat membantu
secara efektif.
PENUTUP
REKOMENDASI 1. Bagi ST, STr. SPt., yang memilih berkarir di bidang keinsinyuran atau
terkait keinsinyuran Pertambangan hendaknya segera mengikuti
program PPI→ untuk mendapat gelar Insinyur, dan dilanjutkan
mengajukan FAIP→ untuk mendapatkan Sertipikat IP (IPP/IPM/IPU)
agar lanjut bekerja membina karir dan berkinerja dengan tenang.
2. Khusus bagi ST/STr. yang bersertipikat CPI dan sudah melakukan praktikkeinsinyuran sebelum UU mulai berlaku (24 Maret 2014), dapatlangsung mengajukan perohonan mendapat STRI-peralihan (3 tahun).
Note: Jika pengalaman keinsinyurannya sudah cukup banyak, sebaiknya
langsung saja ngajukan FAIP, menjadi IP, dan langsung mendapat STRI
(tidak bayar STRI 2 kali), dan tetap juga harus mengikuti PS-PPI.
Terima kasih
BKT-PERTAMBANGAN