uu-11/2014 & pp. 25 tentang keinsinyuran dan

32
UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan Implementasinya di PERTAMBANGAN MINERBA ? SOSIALISASI Pada cara CPD - CPI PERHAPI (Jumat, 18 Desember 2020) BADAN KEJURUAN TEKNIK PERTAMBANGAN ( Ir. I GEDE SURATHA, MSc., IPU. )

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

UU-11/2014 & PP. 25

tentang KEINSINYURAN

dan Implementasinya

di PERTAMBANGAN MINERBA ?

SOSIALISASI

Pada cara CPD - CPI PERHAPI

(Jumat, 18 Desember 2020)

BADAN KEJURUAN TEKNIK PERTAMBANGAN

( Ir. I GEDE SURATHA, MSc., IPU. )

Page 2: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

PERLUUU

N0 11/2014tentang

KEINSINYURAN

Untuk menegaskan Peran insinyurdan iklim keinsinyuran

di Indonesia

Untuk melindungi masyarakat dan melindungi para insinyur ygberpraktik

Untuk memudahkan dalam professional indemnity insurance, dan agar setaradalam tender internasional

Sebagai payung hukum dalamperjanjian & pengakuankeinsinyuran internasional

Untuk ketahanan nasional, menambahjumlah insinyur agar sejajar dengannegara yang teknologinya sudah maju

Menjadi dasar hukum profesi Insinyur, dan pengembangan keinsinyuran

MENGAPA PERLU UU-KEINSINYURAN

Page 3: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Semangat

UU Nomor11/2014

1. Mingkatkankemampuanberkompetisi

secara global di bidang iptek

2.

MenjagaKeselamatan & kemaslahatanmasyarakat , serta fungsilingkungan

hidup3.

Menarik minatgenerasi muda

untuk mengikutipendidikan di

bidang teknik-> menjadiinsinyur

4. MengatasiKesenjanganPendidikan &

industri5.

MeningkatkanPeran Insinyur

dalampembangunan

nasional

6. MengelolaInsinyur Asing

7.

Menghindaripraktik-praktikkeinsinyuran

yang tidakprofesional

8.

Mengikutiperkembangan

/kemajuaniptek di dunia

modern

Page 4: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

UU No.11/2014 tentang Keinsinyuran

BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM

Pasal 1BAB II (3 pasal)

ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4

BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN

Pasal 5

BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN

Pasal 6

BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR

Pasal 7,8,9

BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM

Pasal 1BAB II (3 pasal)

ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4

BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN

Pasal 5

BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN

Pasal 6

BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR

Pasal 7,8,9

BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR

Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING

Pasal 18,19,20,21,22

BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN Pasal 23

BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN

(Pasal 24,25,26,27,28, 29)

Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur

Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat

KeinsinyuranBagian Ketiga

Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran

BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR

Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING

Pasal 18,19,20,21,22

BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN Pasal 23

BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN

(Pasal 24,25,26,27,28, 29)

Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur

Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat

KeinsinyuranBagian Ketiga

Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran

BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA

(Pasal 30,31,32,33,34,35)

BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)

BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN

(Pasal 45,46,47,48,49)

BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)

BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)

BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)

BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA

(Pasal 30,31,32,33,34,35)

BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)

BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN

(Pasal 45,46,47,48,49)

BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)

BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)

BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)

15 BAB dan

56 PASAL

Page 5: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

PP. RI No. 25/2019 tentang Peraturan Pelaksanaan (UUK)

BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)

BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN

(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum

Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran

BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)

BAB IV (6 pasal)

REGISTRASI INSINYUR

(Pasal 17,18,19, 20,21,22)

BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)

BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN

(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum

Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran

BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)

BAB IV (6 pasal)

REGISTRASI INSINYUR

(Pasal 17,18,19, 20,21,22)

BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)

BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)

BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF

(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)

Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi

Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi

BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 37BAB IX (1 pasal)

KETENTUAN PENUTUPPasal 38

BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)

BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)

BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF

(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)

Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi

Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi

BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 37BAB IX (1 pasal)

KETENTUAN PENUTUPPasal 38

9 BAB dan 38 PASAL

Page 6: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan

lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan

pengelolaan sumber dayaalam;

e. Pertanian dan hasilpertanian;

f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan

g. Aeronotika danastronotika..

a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan

lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan

pengelolaan sumber dayaalam;

e. Pertanian dan hasilpertanian;

f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan

g. Aeronotika danastronotika..

Disiplin Teknik (7)Disiplin Teknik (7)

Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5) Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5)

a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,

dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &

konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,

manufaktur, pengolahan, & proses produk;

e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;

f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &

g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.

( Pasal 7 PP. 25/2019)

a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,

dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &

konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,

manufaktur, pengolahan, & proses produk;

e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;

f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &

g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.

( Pasal 7 PP. 25/2019)

Bidang Teknik /keinsinyuran (7)Bidang Teknik /keinsinyuran (7)Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.

Page 7: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Bidang teknik/keinsinyuran :

“Ekplorasi dan Eksploitasi sumber daya mineral”,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e (PP.25/2019)

paling sedikit meliputi 9 kegiatan (keinsinyuran) :

a. Penyelidikan umum/survey pendahuluan

b. Eksplorasi

c. Studi kelayakan

d. Konstruksi

e. Penambangan (eksploitasi)

f. Pengolahan dan pemurnian

g. Pengangkutan dan penjualan

h. Pemanfaatan, dan

i. Pasca tambang/pasca eksploitasi.

Page 8: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

STANDAR KEINSINYURAN (bab IV pasal 6 UU.11/2014)

1. STANDAR LAYANAN INSINYUR :

ditetapkan oleh Menteri atas usul PII (belum ?? )

2. STANDAR KOMPETENSI INSINYUR :

ditetapkan oleh DII bersama Menteri, pada saat ini

menggunakan BKIP (Bakuan Kompetensi InsinyurProfesional) →w1, w2, w3, w4, P5, P6, ...s/d. P11.

→ (FAIP sekarang dilakukan online “simponi”)

3. STANDAR PROGRAM PROFESI INSINYUR :

ditetapkan Menteri, disusun atas usulan Perguruan TinggiPenyelenggara PPI bersama Menteri dan DII

Page 9: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

REGISTRASI INSINYUR(Bab VI)

TANGGUNG JAWAB PUBLIK

Di 7 BIDANG

UJI KOMPETENSI

SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)

Ir. Asing

(PE)

PPI

INSINYUR

STRISURAT TANDA

REGISTRASI INSINYUR

(7 DISIPLIN &/ 7 BIDANG TEKNIK)

ST STrNonST

IPP

IPM

IPU

APEC E-RAE-R

ACPE-RACPE-RSKA-LPJK

Praktik kensinyuran:memikul tanggung jawab

atas Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan fungsi Lingkungan

Pasal 10(1) Setiap insinyur yang akan

melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur - STRI

(2) Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII

Pasal 11(1) Untuk memperoleh Surat Tanda

Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, seorang Insinyur harus memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur ( SKI )

(2) Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus uji kompetensi LSKI

Pasal 15(1) Insinyur yang melakukan kegiatan Keinsinyuran tanpa memiliki

Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a. peringatan tertulis; dan/ataub. penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran.

(3) Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalamkegiatannya menimbulkan kerugian materiil dikenai sanksiadministratif berupa denda.

→ FAIP

Page 10: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Pendidikan Tinggi TeknikPendidikan Tinggi Teknik

Pasal 8 (1) Penyelenggara PS PPI: PT bekerja sama

dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan

industri.

Pasal 7 (3) Program Profesi Insinyur dapat

diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi

pembelajaran lampau.

Mendaftarke PII

Pengalaman kerjadi KeinsinyuranLebih dari 4 th:

Rekognisipembelajaranlampau (RPL)

3

Bekerjamemupuk

kompetensi untukkualifikasi→ IP

Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 tahun

:

PS PPI(Program Profesi Insinyur)

ST / STTr(Gelar Akademis)

Gelar Profesi INSINYUR

1

Pendidikan Tinggi non ST:Pendidikan Tinggi non ST:

SSi / SPdT

2Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 th:

Program PENYETARAAN

> 3 th kerjaPengalaman kerja

di KeinsinyuranLebih dari 2 th

Program PENYETARAAN

= 3 th kerja

Rekognisipembelajaranlampau (RPL)

11

22

33

PROGRAM PROFESI INSINYUR - PPI

Page 11: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

INSINYUR ASING

INSINYUR ASING

WN Asing sertipikat- PE

SistemKompetensi Ir

Diakui APEC/ASEAN

Insinyur Asing yang ingin bekerja sebagai PE di Indonesia, harus ter-registrasi sebagai insinyur profesional di negara asalnya

DibutuhkanPembangunan

Nasional

PEMERINTAH

Insinyur Asing hanya dapat melakukan kegiatan Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional.

Ijin Kerja

SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR

(STRI)

Insinyur asing hanya di bidangyang kekurangan insinyur

UU 11/2014 Pasal 18

(3) Untuk mendapat surat izin kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (2)insinyur asing harus memiliki STRIdari PII berdasarkan surat tandaregistrasi atau sertifikat kompetensiInsinyur menurut hukum negaranya.

Perpanjangan IJIN KERJA

Melakukan alih ilmu pengetahuan

dan teknologi

UU 11/2014 Pasal 18(4) Dalam hal Insinyur Asing tidak memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Insinyur Asing harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (→ FAIP-SKI-STRI)

PE

Page 12: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR

BERKEWAJIBAN• Melaksanakan kode etik Insinyur;• Mengupayakan inovasi dan nilai

tambah;• Melaksanakan standar

Keinsinyuran;• Menerapkan keberpihakan;• Memutakhirkan Iptek;• Melaksanakan secara berkala

darma bakti kepada masyarakat yang bersifat sukarela;

• Melakukan pencatatan rekam kerja keinsinyuran.

BERHAK• Memperoleh pelindungan

hukum selama melaksanakan kode etik insinyur dan standar Keinsinyuran;

• Menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja;

• Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi Keinsinyuran.

Page 13: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

BERKEWAJIBAN• memberikan informasi dan

dokumen yang lengkap sesuaikebutuhan;

• mengikuti petunjuk Insinyur atashasil kegiatan yang akanditerima;

• memberikan imbalan yang setara dan adil

• mematuhi ketentuan yang berlaku di tempat pelaksanaanPraktik Keinsinyuran.

BERHAK• mendapat cakupan dan mutu

Keinsinyuran sesuai perjanjiankerja;

• mendapat informasi atas hasilkegiatan Keinsinyuran;

• menolak hasil kegiatan Keinsinyuran yang tidak sesuai perjanjian kerja;

BERKEWAJIBAN• mengikuti ketentuan

standar penggunaan hasilkegiatan Keinsinyuran.

BERHAK• mendapatkan informasi

atas keselamatan hasilkegiatan Keinsinyuran;

• memanfaatkan hasilkegiatan Keinsinyuransecara aman dan nyamansesuai dengan standarKeinsinyuran;

•. HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA DAN PEMANFAAT

PENGGUNA KEINSINYURANPEMANFAAT KEINSINYURAN

Page 14: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

KETENTUAN PIDANA (Bab XIII. UU no.11/2014)

Bagi Insinyur atau Insinyur Asing yang dalam melaksanakan tugasnya tidak memenuhi standar Keinsinyuran sehingga mengakibatkan kecelakaan, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda

Pidanapenjara paling

lama 5 tahundan/ atau

denda paling banyak

1M rupiah

Bagi bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur

Bagi bukan Insinyur yang bertindak sebagai insinyur sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda

Pidana penjara paling lama dua tahun dan/ atau

denda paling banyak dua ratus

juta rupiah

Pidana penjara paling lama 10 tahun

dan/atau

denda paling banyak 1 M rupiah

Page 15: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

KETENTUAN PIDANA

Insinyur tanpa STRIPraktik Keinsinyuran

Insinyur dengan STRI berpraktik Keinsinyuran danmenimbulkankerugian materiil

▪ Sangsi AdministratifPeringatan tertulis

dan/▪ Penghentian sementara

kegiatan keinsinuran

Sangsi administrativeberupa Denda

BAB XIII KETENTUAN PIDANA

Insinyur tanpa STRIpraktik Keinsinyuran ->

dan menimbulkan kerugian materiil

Sangsi Administratif:-peringatan tertulis,-denda-pembekuan STRI-pencabutan STRI

(Pasal 30, 31 PP.no.25/2019)

Page 16: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Tata Cara Pengenaan Sanksi (Pasal 33 PP.25/2019)

(1) Dugaan pelanggaran administratif diperoleh dari

a. hasil pemeriksaan aparat pemerintah;

b. pengaduan;

c. laporan; dan/atau

d. pemberitaan media massa.

(2) PII melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi terhadap dugaan

pelanggaran administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), PII dapat memanggil Insinyur dan/atau

Insinyur Asing yang bersangkutan.

Page 17: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Pasal 34 (PP.25/2019)

(1) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 17 (tanpa STRI), PII menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 30 dan Pasal 31.

(2) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 23 dan Pasal24:

a. PII menjatuhkan sanksi berupa:1). peringatan tertulis;2). penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran;3). tindakan administratif lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan/atau4). denda.

b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangketenagakerjaan menjatuhkan sanksi berupa pembekuan izin kerja

dan pencabutan izin kerja.

Page 18: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

KETENTUAN PERALIHAN ( BAB XIV – UU no.11/2014 )

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: (diundangkan 24 maret 2014, PP.25 diundangkan 18 April 2019)

Ir Ira. Yang telah bergelar

Insinyur sebelum UU, tetap berhak menggunakan gelarnya.

Ir Sudah Praktik Keinsinyuran

Memiliki Ijin KERJA

STRI

c. Insinyur yang telah Praktik Keinsinyuran dengan memiliki izin kerja, tetapi belum tersertipikasi sebelum UU ini diundangkan, dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun terhitung sejak UU ini diundangkan.

STr IrST SKI STRI

b. Insinyur, ST, STr yang telah tersertifikasidinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun.

IPP IPM IP

( non SKI )

Page 19: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Kebijakan PII (LSKI)1. Masa peralihan adalah 3 tahun sejak UU 11/2014 diundangkan.

Kebijakan PII, menentukan berlaku 3 tahun sejak PP. 25 diundangkan,

yaitu tanggal 18 April 2019, jadi masih berlaku s/d. 18 April 2022.

2. Pasal 52.c Ketentuan Peralihan.

Insinyur /ST, /STr./D4 yang belum tersertipikasi dan telah melakukan praktik

keinsinyuran sebelum UU keinsinyuran diundangkan pada 24 Maret 2014,

dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi, artinya dapat diberikan STRI, dengan

catatan paling lambat dalam 3 tahun (sebelum 18 April 2022) harus sudah

menyesuaikan dengan UU.→ PS-PPI ( Ir. ),→ FAIP (IP) dan STRI.

Note: - harus ada bukti sudah melakukan praktik keinsinyuran (Surat keterangan),

- Sertipikasi; SKA dari LPJK, CPI dari LSP-Perhapi (tidak disetarakan SKI-PII),

tidak dipersoalkan untuk mendapatkan STRI-Peralihan, tapi yang ditekankan

dalam Kebijakan PII ini, sudah berpraktik keinsinyuran sebelum 24/3/2014.

Page 20: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan
Page 21: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

PEMBINAAN (bab XII/45 adalah tanggungjawab PEMERINTAH

Pemerintah bertanggung jawab :• Menetapkan kebijakan untuk pengembangan

kapasitas Keinsinyuran• Melakukan pemberdayaan keinsinyuran• Mendorong Insinyur kreatif dan inovatif untuk

menciptakan nilai tambah,• Meningkatkan peran Insinyur dalam

pembangunan nasional• Meningkatkan kegiatan penelitian,

pengembangan, dan perekayasaan;• Mendorong industri melakukan penelitian dan

pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah;

• Mendorong peningkatan produksi dalam negeri yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran;

• Remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara dan berkeadilan;

• Melakukan sosialisasi guna menarik minat generasi muda untuk menjadi Insinyur

• Melakukan pengawasan audit kinerja keinsinyuran.

PEMERINTAH = MENTERI &Menteri TERKAIT

KEM PERINDUSTRIAN

KEM ESDM

KEM PERTANIANKEM KEHUTANAN

KEM PU

KEM PERHUBUNGAN

KEM RISTEK

KEM PERTAHANAN

KEMENTERIAN DIKBUDKEMENTERIAN DIKBUD

Pasal 47(1) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur,

dan kriteria (NSPK) untuk Praktik Keinsinyuran.

(2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk dapat memenuhi syarat pemerolehan asuransi profesi bagiInsinyur.

Page 22: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

( PP no.25 th. 2019 )

Pasal 27

(1) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat melakukan

audit kinerja Keinsinyuran.

(2) Audit kinerja Keinsinyuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa pemeriksaan dan penilaian terhadap norma, standar,

prosedur, dan kriteria (NSPK) Praktik Keinsinyuran.

Pasal 28(1) Norma, standar, prosedur, dan kriteria merupakan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedomandalam Praktik Keinsinyuran.

(2) PII melakukan pembinaan kepada anggotanya untuk menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan mengenai norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk PraktikKeinsinyuran diatur oleh Menteri atau Menteri terkait sesuai dengankewenangannya.

Page 23: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

RUANG LINGKUP PENGAWASAN DITJEN MINERBA bidang Pertambangan

1 Teknis pertambangan,

7 dari 14

terkait

dengan

bidang

keinsinyuran

2 Pemasaran,

3 Keuangan,

4 Pengolahan data,

5 Konservasi sumber daya mineral dan batubara,

6 K3- Pertambangan (Keselamatan Pertambangan)

7 Pengelolaan LH, reklamasi, & pasca tambang,

8 Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa danrancang bangun dalam negeri,

9 Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan,

10 Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,

11 Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologipertambangan,

12 Kegiatan lain yang menyangkut kegiatan umum,

13 Pengelolaan IUP atau IUP, dan

14 Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan

Page 24: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA

PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK

PP. 55/2010 Pembinaan & PengawasanPenyelenggaraan pengelolaanUsaha Pertambangan Minerba

- Pnerapan Standar kompetensi tenaga kerja,- Keselamatan operasi-> tenaga teknis- Pengembangan tenaga teknis→ Uji Kompetensi

PERMEN 42/2016 STANDARISASI KOMPETENSI KERJA

Tenaga Kerja wajib memiliki Kompetensi Kerja di bidangPertambangan, mengacu : SKKNI, SKKK, SKKI

PERMEN 43/2016 PENETAPAN & PEMBERLAKUAN SKKK PENGAWAS OPERASIONAL

POP, POM, POU

PERMEN ESDM 11/2018

Pemberian Wilayah, Perizinan, dan Pelaporan pada Usaha Pertambangan

1. Menerapkan Standar kompetensi tenaga Kerja2. Menyusun Laporan Eksplorasi & FS dan ditanda-tangani

oleh “Orang yg berkompeten” sesuai Peraturan per-UU yang berlaku.

PERMEN ESDM 26/2018

Pelaksanaan kaidahPertambangan Yang Baik, danPengawasan Pertambangan

1. KTT/KTTB = harus memiliki kompetensi teknispertambangan, dan harus memiliki Tenaga TeknisPertambangan yang berkompeten

2. PTL pd IUP-OP khusus = harus memiliki kompetensiteknis pengolahan dan/ pemurnianSerta, memiliki Tenaga Teknis Pertambagan ygBerkompeten

Page 25: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA

PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK

3. Pemegang IUJP:- PJO = harus memiliki kompetensi teknis sesuai

bidang IUJP (Jasa Pertambangan)-Memiliki Tenaga Teknis Pertambanganyg Berkompeten

4. Semua wajib menerapkan SKKK, SKKNI, SNI sesuaiketentuan peraturan perundangan

KEP.MEN ESDM 1827

Pedoman Pelaksanaankaidah TeknikPertambangan yang Baik

➢ KTT, PTL, KTTB, harus memiliki Sertipikat Pengawas Operasional ygdiregistrasi

➢ Pengawas Operasional→ sertipikat kompetensi pengawas operasionalsesuai jenjang jabatannya,

➢ Pengawas Teknis (per-listrik/mesin/alat)→ sertipikat sesuai➢ PJO hrs memiliki sertipikat kompetensi pengawas operasional atau

sertipikat kualifikasi yg diakui KAIT

KEPMEN ESDM 1806.K/30/ME

M/2018

Pedoman PelaksanaanPenyusunan, Evaluasi, Persetujuan RKAB & Laporan

Page 26: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

KEPMEN KETENAGAKERJAAN no. 222 /Th.2018, tentang Penetapan SKKNI

Katagori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis

Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran,

Analisis dan Uji Teknis Bidang Keinsinyuran Pertambangan

P

ERTAMBANGAN

SKI SERTIPIKAT KOMPETENSI INSINYUR : IPP, IPM, IPU

SKK SERTIPIKAT KOMPETENSI KERJA (dari HKK-HKK di luar PII)

BK TEKNIK PERTAMBANGAN

BISA DIIDENTIKKAN SEBAGAI HKK :➢ ASOSIASI AHLI DRILLING-BLASTING➢ AOSIASI AHLI GEOTEKNIK TAMBANG➢ AOSIASI AHLI DESAIN & PERENCANAAN TAMBANG

Page 27: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

(KEPMEN Ketenaga-kerjaan No.222/2018)(1) Insinyur Pertambangan adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di

bidang keinsinyuran yang memiliki kemampuan teknis untuk memanfaatkan sumberdaya mineral dan batubara di alam yang bersifat tidak terbarukan agar dapat dieksploitasi secara aman, efisien, berwawasan lingkungan, dan memberikan nilai ekonomi sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(2) Lingkup Bidang Pekerjaan Insinyur Pertambangan (19), mencakup;a. Geologi tambang k. Penirisan tambangb. Geoteknik tambang l. Ventilasi tambang bawah tanahc. Hidrologi-geohidrologi tambang m. Penyanggaan/penguatan tambang

bawah tanahd. Studi kelayakan tambang n. Pengayaan hasil tambang

(mineral/coal beneficiation)e. Perencanaan & penjadwalan o. Kesehatan & Keselamatan Kerja

tambang tambang (K3)f. Persiapan penambangan p. Pengelolaan lingkungan dan

(mine development) reklamasi tambangg. Sipil dan konstruksi tambang q. Penutupan tambangh. Pengukuran dan pemetaan tambang r. Analisis biaya tambangi. Operasi-produksi tambang s. Manajemen kontrakj. Pengeboran dan peledakan tambang

Page 28: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Jenjang karir Insinyur Pertambangan mencakupi: Insinyur Profesional Pratama, Insinyur Profesional Madya, dan Insinyur Profesional Utama

Jabatan Kerja Insinyur Pertambangan yang dapat diperankan dapat mencakupi:a. Manager Ekplorasib. Konsultan Desain dan Studi Kelayakan Tambangc. Valuator tambangd. Estimator Sumber Daya dan Cadangane. Manager Konstruksi Tambangf. Manager Pengukuran dan Pemetaan Tambangg. Konsultan Atau Manager Geoteknikh. Mine Planning dan Scheduling Engineer,i. Mine Development and Production Engineerj. Manager Pengeboran dan Peledakank. Pit Service Managerl. Ventilation Engineerm. Ground Support (UG-Geotech. Engineer)n. Manager Pengayaan/Pengolahan Mineralo. Manager K3 Tambang p. Mine Closure Engineerq. Cost Analystr. Contract Manager

Page 29: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Siapa saja yang wajib /sebaiknyamemiliki Sertipikat IP dan STRI

Menurut pendapat kami:

1. Semua insinyur yang bekerja pada Perusahaan Pertambangan danmempunyai tanggung-jawab pada ;

a) salah satu /lebih dari 9 jenis kegiatan bidang keinsinyuran

“eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral” (PP.25/2019),

dan atau

b) salah satu /lebih dari (19) lingkup bidang pekerjaan Insinyur

Pertambangan (PP Kem. Ketenaker. no.222/2018)

2. Insinyur yang bekerja sebagai konsultan, dan atau bekerja pada PerusahaanKonsultan/Jasa Pertambangan Minerba yang menanda-tangani LaporanPekerjaan keinsinyuran.

3. Inspektur Tambang atau Pengawas Teknik Pertambangan

Page 30: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

1. Pemerintah cq. Ditjen Minerba mempunyai tanggung-jawab atas pembinaan dan pengawasanpenyelenggaraan pengelolaan usaha di bidang pertambangan minerba.

- Pembinaan dengan membuat pedoman, standar, bimbingan, konsultasi, supervisi, diklat,penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi.

- Pengawasan dilakukan meliputi pengawasan teknis dan aspek managerial pengusahaan.

2. Pembinaan keinsinyuran sesuai UU 11/2014 juga menjadi tanggung-jawab Pemerintah cq. DitjenMinerba yang tujuan dan spiritnya searah, yaitu untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna secaraberkelanjutan dengan memperhatikan K3, kemaslahatan dan kelestarian fungsi lingkungan.

3. Pembinaan dilakukan dengan membuat; norma, standar, prosedur, dan kriteria yang merupakanketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedoman dalamPraktik Keinsinyuran.

4. Untuk menjawab pertanyaan, “siapa saja yang wajib/harus memiliki STRI” dan ketentuan peraturanperundang-undangan seperti apa yang perlu dibuat” disarankan perlu dilakukan review danharmonisasikan semua peraturan terkait dengan keinsinyuran existing di lingkungan Ditjen. Minerbadengan UU dan PP. tentang keinsinyuran.

Pembentukan working group dari unsur Ditjen Minerba, BKTP, dan Perhapi mungkin dapat membantu

secara efektif.

PENUTUP

Page 31: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

REKOMENDASI 1. Bagi ST, STr. SPt., yang memilih berkarir di bidang keinsinyuran atau

terkait keinsinyuran Pertambangan hendaknya segera mengikuti

program PPI→ untuk mendapat gelar Insinyur, dan dilanjutkan

mengajukan FAIP→ untuk mendapatkan Sertipikat IP (IPP/IPM/IPU)

agar lanjut bekerja membina karir dan berkinerja dengan tenang.

2. Khusus bagi ST/STr. yang bersertipikat CPI dan sudah melakukan praktikkeinsinyuran sebelum UU mulai berlaku (24 Maret 2014), dapatlangsung mengajukan perohonan mendapat STRI-peralihan (3 tahun).

Note: Jika pengalaman keinsinyurannya sudah cukup banyak, sebaiknya

langsung saja ngajukan FAIP, menjadi IP, dan langsung mendapat STRI

(tidak bayar STRI 2 kali), dan tetap juga harus mengikuti PS-PPI.

Page 32: UU-11/2014 & PP. 25 tentang KEINSINYURAN dan

Terima kasih

BKT-PERTAMBANGAN