PENGHAWAAN ALAMI
Memiliki posisi geografis yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, menyebabkan
Indonesia memiliki jenis iklim panas lembab. Iklim tropis lembab memiliki karakteristik
curah hujan dan kelembaban relatif tinggi, temperatur udara moderat dengan variasi
perbedaan temperatur yang kecil sepanjang hari maupun sepanjang musim, kecepatan angin
rendah, serta intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi. Kondisi tersebut membutuhkan
desain pada bangunan yang tanggap terhadap iklim. Pada desain bangunan hotel ini,
bangunan dirancang untuk mampu mengantisipasi kondisi tersebut yaitu bangunan yang
mampu beradaptasi dengan iklim sekitar. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan kualitas
penghawaan alami.
Melalui penghawaan alami bangungan hotel ini dapat meningkatkan kenyamanan.
Diantaranya kenyamanan yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis
penghuni. Dengan kondisi iklim tropis dan lembab, pencegahan panas dan pengoptimalan
pelepasan panas hingga tercapainya keseimbangan termal, menjadi faktor penting dalam
menciptakan kondisi yang nyaman. Kenyamanan termal dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
antara lain temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan dipengaruhi oleh
lingkungan non fisik, antara lain jenis kelamin, umur, pakaian yang digunakan dan jenis
aktifitas yang sedang dikerjakan. Temperatur udara, kelembaban relatif dan kecepatan angin
mempunyai hubungan yang saling berkaitan untuk mencapai kenyamanan termal bagi
penghuni. Hal ini dapat dikatakan bahwa kenyamanan fisiologis akan dapat tercapai jika nilai
kecepatan angin berada pada kondisi seimbang antara temperatur dan kelembaban relatif
tertentu.
Di iklim tropis lembab, seperti di kawasan pantai selatan Bali pada umumnya
bangunan-bangunan didesain dengan sistem penghawaan alami yang memaksimalkan
kecepatan angin untuk dapat mendinginkan struktur bangunan ataupun pencapaian
kenyamanan fisiologis. Beberapa ciri desain bangunan di iklim tropis yang diterapkan pada
desain hotel ini antara lain adanya bukaan lebar, atap dengan sudut kemiringan cukup,
berplafon, dan memaksimalkan banyak naungan di sekitar bangunan. Konsep desain dengan
sistem penghawaan alami yang memaksimalkan kecepatan angin, selain memperhatikan
pergerakan aliran angin, juga melihat pengaruh lingkungan dan bangunan sekitar terhadap
aliran angin tersebut. Beberapa faktor bangunan dan lingkungan yang berpengaruh adalah
posisi bangunan terhadap lingkungan sekitar, orientasi bangunan, tata letak massa bangunan
terhadap arah matahari dan arah datang angin. Hal ini disebabkan oleh tanah mempunyai
kapasitas panas yang lebih tinggi dari air. Panas akan berpindah ke laut atau sering disebut
sebagai angin darat ketika siang hari dan akan berpindah ke daratan atau sering disebut
sebagai angin laut ketika malam hari. Disebut sebagai angin darat karena terjadinya
pergerakan angin berasal dari darat ke laut dan disebut sebagai angin laut karena terjadinya
pergerakan angin dari laut ke darat. Pergerakan angin dari laut di siang hari dan pergerakan
angin dari darat di malam hari disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur di kedua
permukaan yang berbeda antara permukaan laut dan permukaan tanah. Hal ini mempunyai
pengaruh kondisi iklim disekitarnya, dimana lokasi yang dekat dengan laut akan
mempengaruhi kondisi iklim disekitarnya Kelembaban relatif juga terpengaruhi oleh kedua
perbedaan permukaan tersebut, karena udara yang berasal dari laut akan memiliki
kelembaban lebih tinggi karena membawa uap air yang merupakan hasil proses penguapan
yang dilakukan oleh laut. berdasarkan keadaan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kenyamanan penghuni dapat dicapai dengan memperhatikan tata letak
massa dan kepadatan bangunan (jarak antar bangunan, orientasi dan bangunan, posisi laut
terhadap permukiman) dan pengaruh penghalang, baik vegetasi maupun bangunan
yang berakibat pada menurunnya kualitas penghawaan pada permukiman karena pengaruh
desakan dalam suatu luasan.
Fenomena pada lokasi studi adalah posisi pantai berada di arah barat, agak menyirang
dari barat laut kearah tenggara. Sementara posisi bangunan terletak di timur pantai dengan
orientasi agak ke tenggara. Bentuk bangunan dengan tiga bagian menonjol yaitu penonjolan
ke depan dengan orientasi tenggara – timur laut, dengan satu segmen yang mengarah
langsung ke laut, dan dua bagian bangunan lainnya membentang dari arah barat kearah timur
dan agak menyirang kea rah timur laut. Dengan posisi dan orientasi bangunan hotel yang
demikian, pola aliran dan kecepatan angin di sekitar bangunan hotel akan dapat dimanfaatkan
dengan maksimal oleh adanya bukaan pada bangunan hotel untuk menunjang penghawaan
alami. Adapun penjelasan penghawaan alami dengan dua orientasi bangunan hotel tersebut
diantaranya:
1. Bagian bangunan hotel yang menonjol kedepan, yaitu salah satu bagian
bangunan yang terbentang dari arah barat laut kearah tenggara. Dengan salah
satu orientasi bukaan mengarah ke barat daya, dan satu orientasi bukaan
mengarah ke timur laut. Dengan posisi demikian, maka penghawaan alami
berlangsung dengan maksimal pada saat terjadinya angin laut, maka bagian
bangunan yang menghadap ke laut mendapatkan angin maksimal, dan
sebaliknya, jika terjadi angin darat, maka bagian bangunan yang menghadap
ke timur laut atau yang berada dibaliknya mendapatkan penghawaan alami
secara maksimal.
2. Bagian bangunan hotel yang terbentang dari arah barat ke timur laut,
merupakan bangian hotel utama. Dengan orientasi view dan bukaan
menghadap ke tenggara, dan barat laut. Penghawaan terjadi dengan intensitas
angin yang sedang, dan tidak terlalu kencang. Kebutuhan udara per ruang
dapat dipenuhi dengan penggunaan bukaan yang menerima masuknya angin
dengan intensitas yang sedang, dan tidak terlalu kencang, menunjang
kenyamanan penghuni kamar hotel.
Sistem penghawaan alami dalam ruang kamar hotel
Beberapa uraian tentang sistem penghawaan alami dalam ruangan kamar hotel yang
dibedakan dengan kelas ruang.
1. Quincy G-Suite
Fasilitas yang terdapat pada pilihan ruang ini adalah 2 master bed, yaitu ruangan
dipisahkan menjadi 2 bagian, dengan pembatas yaitu connecting door. Memudahkan
penghuni berinteraksi dengan penghuni di di bed satunya. Disetiap ruang tidur,
dilengkapi dengan toilet. Pada tengah tengah terdapat living room, dan mini bar. Pada
ruang ini terdapat 6 buah bukaan yang lebar, yaitu penggunaan jendela sekaligus yang
dapat difungsikan sebagai pintu geser. Sistem sirkulasi udara pada ruang ini
didapatkan melalui ventilasi atau lubang angin. Untuk ruangan diwilayah terluar
bangunan menggunakan ventilasi untuk mengalirkan udara, sementara untuk ruangan
yang posisinya ditengah bangunan menggunakan channel penangkap angin, atau biasa
disebut saluran penangkap angin. Untuk membuat udara bisa mengalir alami lubang
ventilasi dibuat pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar
bangunan akan membantu udara mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang
satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara pada
bangunan ruang ini sudah cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara ,
mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruangan. Bentuk ventilasi udara yang
digunakan adalah jendela konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel
kayu yang bisa dibuka lebar pada siang hari. Selain itu, juga dibuat ventilasi udara
berbentuk lubang kisi-kisi angin dengan susunan horizontal pada dinding bangunan.
Sistem yang digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara (penghawaan) yang
alami pada ruang ini adalah dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation), pada
sistem ventilasi silang sirkulasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari
satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya.
Dengan adanya perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan, maka aliran udara
tidak akan ‘terjebak’ di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan
panas.
2. Quincy Suite, dan Quincy Typical
Dengan ukuran ruang 6,725 x 8,576 m dan 4 x 740 m, serta memiliki bukaan yang
lebar sangat menunjang sistem penghawaan alami pada ruang. Sama seperti konsep
ruangan sebelumnya, ruangan ini juga memiliki bukaan yang lebar sehingga pola
aliran udara dapat ditangkap dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi
udara pada ruang.
Untuk membuat udara bisa mengalir alami lubang ventilasi dibuat pada dua buah
bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan akan membantu
udara mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang satu menuju vetilasi pada
bidang dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara pada bangunan ruang ini sudah
cukup untuk mendukung proses sirkulasi udara , mengalirkan udara segar dari luar
kedalam ruangan. Bentuk ventilasi udara yang digunakan adalah jendela konvensional
dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa dibuka lebar pada siang hari.
Jika dirasa cuaca dan udara dalam keadaan yang baik, maka ruang ruang ini dibantu
dengan sistem penghawaan buatan seperti AC (air conditioner )
Dengan tata letak massa tersebut yang berlokasi di pantai selatan Bali, perilaku angin
mempunyai pola aliran dan kecepatan bervariasi yang dalam hal ini dapat mempengaruhi
kualitas kinerja penghawaan alami pada bagunan hotel.Ditambah letak massa bangunan yang
berada di pesisir pantai yang memiliki arah angin yang tidak menentu, begitu juga dengan
kekuatan angin yang berbeda dari waktu ke waktu. Maka, untuk mengatasi hal tersebut,
ditempatkanlah vegetasi pada site, guna membelokkan arah angin agar tidak terpusat pada
suatu titik, jika cuaca dalam keadaan yang tidak baik. Selain memperhatikan orientasi
ventilasi atau bukaan, dan ukuran bukaan, salah satu hal efektif yang dapat memaksimalkan
penghawaan alami yaitu dengan menyediakan ruang atau space untuk Peletakan Taman Di
Dalam Ruang Bangunan (indoor garden) pada bangunan Bali Quincy Hotel membuka ruang
ditengah-tengah bangunan sebagai solusi untuk menciptakan pencahayaan dan penghawaan
alami. Yang difungsikan sebagai taman kering dengan vertical garden. Diharapkan mampu
menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik dan suhu ruangan terasa lebih sejuk. Sehingga
tinggal di dalamnya pun terasa lebih fresh dan sehat. Tak hanya itu, ini pun berdampak pula
pada konsumsi energi listrik yang lebih irit.