TESIS
ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN
POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN
MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA
I GUSTI AYU MADE WULANDARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
TESIS
ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN
POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN
MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA
I GUSTI AYU MADE WULANDARI
0991462020
PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN
BENDUNGAN POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN
MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I GUSTI AYU MADE WULANDARI
NIM 0991462020
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 27 OKTOBER 2011
Pembimbing I,
Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
NIP. 19610620 198603 1 001
Pembimbing II,
Drs. I Made Jember, M.Si
NIP. 19550904 198601 1 002
Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU
NIP. 19500510 197803 1002
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP 1959021519 8510 2001
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 27 Oktober 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No : 1842 / UN 14.4 / HK / 2011 , Tanggal : 27 Oktober 2011
Ketua : Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
Anggota :
1. Drs. I Made Jember, M.Si
2. Dr. I G W Murjana Yasa, SE., M.Si
3. Drs. I B Darsana, M.Si
4. Drs. I Nengah Kartika, M.Si
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari
NIM : 0991462020
Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 12 Mei 1988
Alamat : Jl. Tibung Sari No. 50, Br. Kwanji
Telepon/Hp : 081999963008
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak menjiplak setengah atau sepenuhnya tesis orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, dan
apabila dikemudian hari ternyata tidak benar, maka saya bersedia dituntut dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Denpasar, 28 Oktober 2011
(I Gusti Ayu Made Wulandari)
NIM. 0991462020
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :
ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN POH SANTEN DI DESA POH
SANTEN KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA.
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana.
Selama proses penyusunan tesis penulis banyak mendapat bimbingan, baik secara moral maupun
material serta kritik dan saran yang akhirnya sangat bermanfaat dalam menyelesaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini perkenanlah penulis mengucapkan terima yang sebesar-besarnya
kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, pembimbing I yang telah memberikan
dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya
dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Drs. I
Made Jember, M.Si selaku pembimbing II yang juga telah memberikan dorongan dan semangat
sehingga penyelesaian tesis ini tepat waktu.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Made
Bakta, Sp.PD (KHOM) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister pada Program Pascasarjana di
Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan
Ramantha, SE., MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister.
Ungkapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada para dosen penguji, yaitu Dr. I
G W Murjana Yasa, M.Si, Drs. I B Darsana, M.Si dan Drs. I Nengah Kartika, M.Si yang telah
memberikan masukan serta kritik yang mampu menyempurnakan tesis yang penulis buat. Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Aji Ir. I Gusti
Nyoman Sura Adnyana, M.Sc, Ibu Dra. Nyoman Widarti, M.Si, I Gusti Ayu Putu Wahyundari,
ST., serta I Gusti Ngurah Bayu Wiranata, keluarga yang selalu mendukung penulis dalam
penyelesaian program studi Magister, juga suami tercinta, I Made Surya Putra, SH. serta buah hati
yang selalu membuat penulis terdorong untuk menyelesaikan studi tepat waktu, I Putu Ngurah
Abisaka Putra Ariwangsa. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang
memberi motivasi dalam penyelesaian tesis ini, Ratih Iswari, Gek Tya, Ari Sintya, Mba Elly dan
teman-teman Magister Ilmu Ekonomi Angkatan XVII.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di
masa yang akan datang. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan
penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar, 28 Oktober 2011
Penulis
Judul : Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh
Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari
Nim : 0991462020
ABSTRAK
Air merupakan salah satu unsur terpenting bagi ketersediaan pangan. Kebutuhan
masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air
di banding nilai dan fungsi sosialnya. Sejalan dengan semakin dirasakannya masalah pemenuhan
air bagi berbagai sektor kehidupan yang semakin berat di masa yang akan datang pemerintah me-
lalui instasi teknisnya telah melaksanakan berbagai studi mengenai potensi dan kebutuhan air saat
ini dan kecendrungan proyeksinya.
Kecamatan Mendoyo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jembrana yang
memiliki potensi pertanian namun belum terkelola dengan baik akibat kurangnya air untuk irigasi,
terutama pada musim tanam ketiga. Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali me-
rencanakan Pengembangan Bendungan yang berlokasi di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo
Kabupaten Jembrana. Pengembangan bendungan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air baik
untuk air bersih maupun irigasi agar potensi pertanian dapat dikembangkan dan dikelola dengan
baik.
Penelitian ini menggunakan analisis ekonomi dengan indikator Net Present Value (NPV)
dari arus benefit dan biaya, Internal Rate of return (IRR) dan Net Present Cost Ratio (Net B/C
Ratio) untuk mengetahui kelayakan proyek pengembangan bendungan ini.
Hasil penelitian menunjukkan Pengembangan Bendungan Poh Santen dimana dalam
keadaan normal NPV= Rp. 12.777.587.850,67 ; Net B/C =. 1,21 persen dan IRR= 14,43 persen,
bila terjadi peningkatan biaya 10 persen NPV= Rp. 6.544.732.327,00; Net B/C = 1,10 persen dan
IRR= 13,05 persen dan bila terjadi peningkatan biaya 20 persen maka NPV= Rp. 311.876.805,00
B/C R= 1,0042 persen, dan IRR= 12,19 persen.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pemerintah diharapkan dapat
mempercepat upaya realisasi pembangunan Bendungan Poh Santen ini dengan pengembangannya
sehingga kebutuhan air baik air baku maupun irigasi dapat terpenuhi.
Kata Kunci : Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal
Rate of Return (IRR)
Judul : Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh
Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari
Nim : 0991462020
ABSTRACT
Water is one of the most important element for the availability of food. Public demand for
water is increasing further encourage the strengthening of the economic value of water in the ap-
peal of the value and social function. In line with the more he felt the issue of water for various
sectors of the fulfillment of life is increasingly heavy in the future government through technical
instasi have carried out many studies on the potential and the water needs of current and projected
trends.
Mendoyo Subdistrict is one of the Jembrana district in which agricultural potential but
have not been managed properly due to lack of water for irrigation, especially in the third growing
season. Government through the Public Works Department to plan the Bali Provincial Develop-
ment Dam located in the village of Poh Santen Mendoyo Jembrana district. Development of the
dam is intended to improve the water needs for clean water and irrigation for agricultural potential
can be developed and managed properly.
This study uses economic analysis to the indicators Net Present Value (NPV) of the cur-
rent benefits and costs, the Internal Rate of Return (IRR) and Net Present Cost Ratio (Net B / C
ratio) to determine the feasibility of this dam developmentprojects.
The results showed Poh Santen Dam Development in normal circumstances where NPV =
Rp. 12,777,587,850.67; Net B / C = 1,21 percent and IRR = 14.43 percent, when increased costs
10 percent NPV = Rp. 6.544.732.327.00 ; Net B / C = 1,10 percent and IRR = 13.05 percent and if
there is an increase in the cost of 20 percent, NPV = Rp. 311.876.805,00 Net B/C = 1.0042 per-
cent, and IRR = 12,19 percent.
In order to improve the welfare of the Government is expected to accelerate the realiza-
tion of this Santen Poh dam construction with its development so that the water needs of both raw
water and irrigation can be met.
Keywords : Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal
Rate of Return (IRR)
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM............................................................................. i
PRASYARAT GELAR....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................ iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................... iv
SURAT PERNYATAAN................................................................... v
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................... viii
ABSTRACT......................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan...................................... 7
2.2 Konsep Evaluasi Proyek Ekonomi.......................................... 8
2.3 Konsep Biaya………….......................................................... 10
2.4 Konsep Analisis Ekonomi....................................................... 15
2.5 Konsep Analisis Finansial....................................................... 16
2.6 Analisis Sensitivitas………………………………………… 20
2.7 Konsep Eksternalitas……………………............................... 20
2.8 Penelitian Sebelumnya…..………………………………….. 21
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Berpikir................................................................... 25
3.2 Kerangka Konsep…………………………………..….......... 28
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian..................................................................... 30
4.2 Obyek Penelitian..................................................................... 30
4.3 Identifikasi Variabel................................................................ 30
4.4 Definisi Operasional Variabel................................................. 31
4.5 Jenis dan Sumber Data............................................................ 32
4.6 Responden Penelitian.............................................................. 33
4.7 Metode Penentuan Sampel...................................................... 33
4.8 Metode Pengumpulan Data..................................................... 36
4.9 Teknik Analisis Data............................................................... 37
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian....................................... 41
5.1.1 Keadaan Geografis ..................................................... 41
5.1.2 Tata Guna Lahan.......................................................... 43
5.2 Kondisi Geografis Bendungan Poh Santen............................ 44
5.2.1 DAS Tukad Pergung.................................................... 45
5.3 Karakteristik Responden......................................................... 46
5.3.1 Masyarakat.................................................................... 47
5.3.2 Petani............................................................................ 49
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 51
6.1.1 Rencana Pembiayaan Proyek........................................ 51
6.1.2 Manfaat Pengembangan Bendungan............................ 53
6.1.3 Analisis Kelayakan....................................................... 60
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan................................................................................. 65
7.2 Saran....................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 67
LAMPIRAN......................................................................................... 70
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009................... 4
4.1 Jumlah Penduduki di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh
Santen di Kabupaten Jembrana ..................................................... 34
4.2 Jumlah Sampel Penelitian............................................................... 35
4.3 Jumlah Petani di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen
Di Kabupaten Jembrana.................................................................. 36
4.4 Jumlah Sampel Petani..................................................................... 36
5.1 Luas Desa Adat yang Berada di Kecamatan Mendoyo.................. 42
5.2 Luas Desa Penerima Manfaat Rencana Pengembangan Bendungan
Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten
Jembrana......................................................................................... 43
5.3 Penggunaan Lahan di Daerah Penerima Manfaat Rencana
Bendungan Poh Santen................................................................. 44
5.4 Pola Tanam Daerah Irigasi di Hilir Rencana Bendungan Poh
Santen............................................................................................ 46
5.5 Distribusi Usia Responden Masyarakat pada Daerah Penerima
Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 47
5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima
Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......................... 48
5.7 Distribusi Mata Pencaharian Utama Responden pada Daerah
Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......... 48
5.8 Distribusi Usia Responden Petani pada Daerah Penerima
Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 49
5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima
Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......................... 50
6.1 Rencana Biaya Konstruksi Bendungan Poh Santen..................... 52
6.2 Distribusi Penggunaan Sumber Air Bersih di Daerah Penerima
Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 54
6.3 Distribusi Lokasi Sumber Air Bersih di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen........................................ 54
6.4 Distribusi Kelayakan Air di daerah Penerima Manfaat Pengem-
bangan Bendungan Poh Santen..................................................... 55
6.5 Manfaat Pertanian Sebelum Adanya Proyek Pengembangan
Bendungan Poh Santen.................................................................. 57
6.6 Manfaat Pertanian Setelah Adanya Proyek Pengembangan
Bendungan Poh Santen.................................................................. 57
6.7 Distribusi Penderita Penyakit di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen......................................... 58
6.8 Distribusi Lokasi Berobat Masyarakat di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen........................................ 59
6.9 Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Biaya Meningkat 10 persen
dan 20 persen................................................................................. 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan
Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo
Kabupaten Jembrana............................................................... 27
3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan
Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo
Kabupaten Jembrana............................................................... 29
5.1 Peta Geografis Lokasi Bendungan Poh Santen....................... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen................. 70
Lampiran 2 Kuesioner................................................................. 71
Lampiran 3 Biaya OP pengembangan Bendungan Poh Santen.. 77
Lampiran 4 Manfaat Air Baku dari Pengembangan Bendungan
Poh Santen............................................................... 78
Lampiran 5 Total Benefit Pengembangan Bendungan Poh Santen
Selama 30 Tahun...................................................... 79
Lampiran 6 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12%................... 80
Lampiran 7 Analisis Data pada Tingkat Bunga 17%................... 81
Lampiran 8 Analisis Data pada Tingkat Bunga 18%................... 82
Lampiran 9 Hasil Perhitungan...................................................... 83
Lampiran 10 Biaya Meningkat 10 persen dan 20 persen............... 84
Lampiran 11 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12% (Biaya
Meningkat 10 %)...................................................... 85
Lampiran 12 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12% (Biaya
Meningkat 20 %)....................................................... 86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu unsur penting bagi ketersediaan pangan. Jika keterse-
diaan air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang
menyangkut sumberdaya air dan irigasi dibagi dalam dua, yaitu (1) masalah kebanyakan air
seperti yang terjadi pada lahan-lahan pertanian yang mengalami terlalu banyak genangan air
pada wilayah rawa dan pasang surut dan (2) persoalan kekurangan air yang akan
mempengaruhi sektor pertanian kurangnya curah hujan. Kebutuhan air untuk budidaya per-
tanian dengan teknologi yang maju harus dilaksanakan dengan sebuah sistem yang di-
namakan sistem irigasi
Secara teknik dan ekonomi permasalahan yang sedang dihadapi dalam sistem ir-
igasi dewasa ini adalah buruknya sistem saluran irigasi serta penggunaan air yang tidak
efisien, sehingga menyebabkan sering terjadi kekurangan air terutama di daerah lahan kering.
Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan Proyek Pengembangan Ben-
dungan untuk menanggulangi masalah kekurangan air yang melanda Indonesia pada musim
kemarau. Pada penelitian ini, yang akan dibahas adalah pengembangan bendungan di Provin-
si Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana.
Rencana pengembangan Bendungan Poh Santen telah dimulai pada tahun 2010
dan akan dilaksanakan pada tahun 2013. Tujuan dari dikembangkannya bendungan ini adalah
untuk memenuhi pasokan air di Desa Poh Santen, baik air bersih untuk konsumsi maupun ir-
igasi. Desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen adalah : Desa
Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dangin Tukad, sebagian Desa Poh Santen, sebagian Desa
Pergung, Desa Penyaringan, Delod Berawah dan Yeh Kuning (Dinas Pekerjaan Umum,
2011) dapat dilihat pada lampiran 1.
Kondisi curah hujan dan debit air yang rendah pada musim kemarau menyebab-
kan kurangnya jumlah air pada musim kemarau. Pemerintah melakukan rencana pengem-
bangan Bendungan Poh Santen di Kabupaten Jembrana ini, dengan harapan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat akan air bersih di Kabupaten Jembrana, khususnya di desa-desa yang
berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen dan Kabupaten Jembrana umumnya.
Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pelayanan air bersih yang belum merata.
PDAM Kabupaten Jembrana melakukan pengadaan air bersih dengan memanfaatkan air
sumur dalam dengan kapasitas 139 lt/dt, sedangkan kebutuhan sebesar 159 lt/dt. Instalasi
pelayanan air bersih yang dikelola PDAM dengan tingkat pelayanan ± 24,4 persen dari
seluruh penduduk di Kabupaten Jembrana (Dinas PU Kabupaten Jembrana, 2010). Dengan
demikian masih sebagian besar penduduk yang belum tertangani oleh pelayanan air bersih
dari PDAM terutama untuk masyarakat pedesaan.
Permasalahan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air irigasi dan air bersih saat
ini dialami masyarakat Desa Poh Santen, Desa Tegal cangkring, Desa Pergung dan Desa
Petanahan. Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air (air irigasi dan air bersih) di daerah
tersebut adalah dengan memanfaatkan aliran air dari Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur.
Namun, penurunan debit air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur mengakibatkan
masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi dan air bersih
terutama pada musim kemarau.
Pembangunan sarana penyediaan air baku bagi Kabupaten Jembrana merupakan
salah satu kebutuhan yang utama bagi kelangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut.
Tersedianya sarana penyediaan air baku yang memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas dan
kontinuitas akan mengurangi permasalahan pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut.
Sarana penyediaan air baku berupa bendungan sebagai tempat tampungan air merupakan
suatu alternatif dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut. Selain
itu, sumber air permukaan memiliki fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau
yang cukup besar, dengan debit normal 142 lt/dt dan belum dimanfaatkan secara maksimal.
Pembangunan bendungan merupakan suatu usaha konservasi sumber daya air,
sehingga diharapkan dapat mengurangi degradasi sumber air. Penyediaan air melalui
pengembangan bendungan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih serta untuk ir-
igasi pertanian. Bila air yang tersedia cukup memadai maka akan memberi dampak positif
bagi sektor pertanian, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di sekitarnya.
Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009
No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
1
Pertanian,
Peternakan,
Kehutanan dan
Perikanan
572,531.74
28.04
611,602.64
27.45
669,535.64
27.05
758,355.40
26.23
857,113.42
26.15
2 Pertambangan dan Penggalian
968.81 0.05 11,237.36 0.50 12,297.37 0.50 14,236.99 0.49 15,894.51 0.48
3 Industri Pengolahan
139,384.98 6.83 153,654.02 6.90 173,226.42 7.00 211,185.16 7.30 244,703.82 7.47
4 Listrik, Gas dan Air
Bersih
29,874.98 1.46 34,132.16 1.53 38,626.42 1.56 46,479.57 1.61 54,449.25 1.66
5 Bangunan
108,979.86 5.34 130,442.09 5.85 144,732.49 5.85 178,073.18 6.16 211,532.26 6.45
6 Perdangan, Hotel dan
Restaurant
500,078.35 24.49 540,892.40 24.28 616,909.85 24.92 704,045.71 24.35 802,114.90 24.47
7 Pengangkutan dan
Komunikasi
316,730.37 15.51 345,564.50 15.51 383,709.19 15.50 473,999.84 16.39 528,851.81 16.14
8 Keuangan Persewaan
dan Jasa perusahaan
94,905.40 4.65 107,621.00 4.83 116,993.11 4.73 136,040.37 4.70 158,883.19 4.85
9 Jasa-jasa 269,662.86 13.21 292,868.60 13.14 319,310.72 12.90 369,242.58 12.77 403,766.27 12.32
PDRB
2,041,834.35
100.00
2,228,014.77
100.00
2,475,341.21
100.00
2,891,658.80
100.00
3,277,309.44
100.00
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertanian masih memberikan kontribusi yang
paling besar bagi Kabupaten Jembrana. Sehubungan dengan hal di atas, maka pengembangan
bendungan di lahan kering perlu diteliti sampai dimana pembangunan bendungan tersebut
memberikan dampak bagi lingkungannya. Dampak yang mungkin timbul adalah mampu
menciptakan kegiatan ekonomi, pelayanan sosial bagi masyarakat ataupun sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasala-
han dalam penelitian ini, yaitu apakah Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh
Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana layak untuk dilaksanakan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan pokok permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui layak tidaknya Pengembangan Ben-
dungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut.
1) Manfaat teoritis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan wawasan yang lebih luas mengenai dampak sosial ekonomi dari pengembangan ben-
dungan di wilayah lahan kering serta menambah daftar pustaka yang sudah ada di ling-
kungan akademis, sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dalam
menentukan kebijakan yang tepat bagi daerah-daerah lahan kering yang membutuhkan air
untuk irigasi dan kebutuhan sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan
Bendungan adalah bangunan penampung kelebihan air hujan pada musim hujan
dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah
No. 37 Tahun 2010 tentang bendungan,studi kelayakan bendungan harus disertai dengan
studi analisis tentang dampak lingkungan.
Bendungan dibuat dengan tujuan.
1) Menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau
2) Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam dan pendapatan petani di lahan tadah
hujan.
3) Mengaktifkan tenaga kerja petani pada musim kemarau sehingga mengurangi urbanisasi
dari desa ke kota.
4) Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir.
5) Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan pembuatan ben-
dungan yaitu.
a. Tekstur tanah
Agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi, bendungan sebaiknya
dibuat pada lahan dengan tanah liat berlempung. Pada tanah berpasir yang porous (mudah
meresapkan air) tidak dianjurkan pembuatan bendungan karena air cepat hilang. Kalau
terpaksa, dianjurkan memakai alas plastik atau ditembok sekeliling bendungan.
b. Kemiringan Lahan
Bendungan sebaiknya dibuat pada areal pertanaman yang bergelombang dengan
kemiringan antara 8 – 30 persen. Agar limpahan air permukaan dapat dengan mudah
mengalir kedalam bendungan dan air mudah disalurkan ke petak-petak tanaman, maka
harus ada perbedaan ketinggian antara bendung dan petak tanaman.
c. Lokasi
Penempatan bendungan sebaiknya dekat dengan saluran air yang ada disekitarnya, supa-
ya pada saat hujan, air di permukaan tanah mudah dialirkan kedalam bendungan.
2.2 Konsep Evaluasi Proyek Ekonomi
Proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk
memperoleh manfaat; atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan un-
tuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai
dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah, 2001).
Adapun tahapan-tahapan dalam siklus proyek (Gray,dkk: 1997), adalah sebagai beri-
kut.
a. Tahap Pertama : Identifikasi
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi, yaitu menentukan calon-
calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Beberapa pegangan
menyangkut perlu tidaknya suatu gagasan proyek perlu diteliti lebih lanjut adalah jawa-
ban atas pertanyaan-pertanyaan berikut.
1) Apakah proyek termasuk dalam sektor yang diprioritaskan?
2) Apakah proyek secara garis besar akan menguntungkan?
3) Adakah bantuan dari pemerintah bagi jenis proyek tersebut?
b. Tahap Kedua : Formulasi
Tahap selanjutnya adalah formulasi, yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan
prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon-calon proyek tersebut dapat dil-
aksanakan menurut aspek-aspek teknis, institusional, sosial dan eksternalitas.
c. Tahap Ketiga : Analisis
Tahap analisis yaitu mengadakan appraisal atau evaluasi terhadap laporan-laporan studi
kelayakan yang ada. Studi kelayakan proyek tadi dianalisis untuk memilih yang terbaik di
antara berbagai alternatif proyek yang ada, berdasarkan suatu ukuran tertentu.
d. Tahap Keempat : Implementasi
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan proyek tersebut. Dalam tahap ini,
tanggung jawab utama dari para perencana serta penilai proyek adalah mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final
design-nya.
e. Tahap Kelima : Operasi
Tahap berikutnya adalah operasi proyek. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan metode-
metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan-laporan tersebut diper-
lukan untuk tahapan selanjutnya.
f. Tahap Keenam : Evaluasi Hasil
Tahapan terakhir adalah evaluasi atas hasil-hasil pelaksanaan serta operasi proyek, ber-
dasarkan laporan-laporan yang masuk pada tahap-tahap sebelumnya. Di sini diper-
bandingkan antara apa yang direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diper-
lukan untuk mengadakan perbaikan bagi proyek-proyek berikutnya atau untuk mengem-
bangkan gagasan baru dalam memilih proyek-proyek baru.
2.3 Konsep Biaya
Menurut Mardiasmo (1994), biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
diatur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek atau
tujuan tertentu. Hermanto (1989), mengelompokkan biaya menjadi empat bagian, yaitu:
a. Biaya tetap (fixed cost)
Yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap ada-
lah biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada kapasitas ter-
tentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi
dan metode serta strategi menajemen.
b. Biaya variabel (variable cost)
Yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya variabel merupa-
kan biaya yang secara langsung, sebanding dengan jumlah produksi.
c. Biaya tunai
Yaitu biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk segala kebutuhan dalam produksi seperti
pajak, tenaga kerja diluar petani.
d. Biaya tidak tunai
Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan namun tidak dalam bentuk uang tunai dan lebih
cenderung dalam bentuk tenaga atau barang.
Menurut Mulyadi (1991), yang dihitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek (pro-
ject expenditure) adalah hanya biaya-biaya atau ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di ma-
sa yang akan datang (future costs) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan da-
tang (future returns).
Yang dimasukkan dalam biaya proyek antara lain.
a. Biaya angsuran hutang dan bunga
Di dalam hal ini, pengeluaran angsuran hutang dan bunga akan dimasukkan dalam biaya
ekonomis tergantung apakah terdapat beban sosial yang dianggap harus ditanggung
masyarakat sehubungan dengan angsuran pembiayaan suatu proyek atau tidak.
b. Penyusutan (depreciation)
Penyusutan adalah merupakan pengalokasian biaya investasi (penanaman modal) suatu
proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut dan untuk menjamin
agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca rugi/laba tahunan dapat menc-
erminkan adanya biaya modal yang digunakan.
c. Biaya konstruksi dan peralatan
Di dalam hal ini perlu dihindari adanya double-counting, artinya jika biaya-biaya tersebut
telah dibebankan pada saat dikeluarkannya investasi, maka waktu pelunasannya nanti tid-
ak boleh dimasukkan sebagai biaya lagi.
Di dalam hubungannya dengan ini, yang dimaksudkan.
1) Peralatan adalah termasuk segala peralatan yang dipergunakan dalam mengerjakan
proyek tersebut.
2) Bahan-bahan adalah segala bahan yang diperlukan di dalam kegiatan proyek. Harga
yang digunakan untuk menilai bahan-bahan tersebut adalah harga yang berlaku.
3) Tenaga kerja (yang berhubungan dengan gaji dan upah), yaitu tenaga kerja yang
digunakan untuk mengerjakan suatu proyek. Mengenai tenaga kerja ini perlu
dibedakan dalam: tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour) dan tenaga kerja terlatih
(skilled labour), artinya kalau terdapat biaya latihan yang dikeluarkan merupakan
economic cost.
d. Biaya Tanah
Biaya ini dihitung jika tanah yang digunakan untuk proyek tersebut merupakan tanah
yang memberikan hasil, seperti misalnya tanah sawah, tanah perkebunan dan lain se-
bagainya.
e. Biaya modal kerja
Modal kerja adalah modal yang digunakan dan terkait dalam suatu proyek. Di dalam hal
ini modal kerja tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk tujuan investasi yang lainnya.
Di dalam perhitungannya, modal ini dimasukkan sebagai biaya tahun pertama proyek ter-
sebut berjalan.
f. Biaya bunga masa konstruksi
Apabila bunga harus dibayar selama masa konstruksi, maka hal-hal yang perlu diper-
hatikan adalah.
1) Misalkan terdapat social opportunity cost daripada investasi dibebankan pada saat in-
vestasi dikeluarkan, maka pembayaran bunga selama masa konstruksi tidak diperhi-
tungkan dalam biaya ekonomis.
2) Juga misalkan terdapat social opportunity cost daripada investasi dianggap terdiri dari
arus pelunasan hutang beserta bunganya selama waktu yang akan datang, maka pem-
bayaran bunga selama masa konstruksi perlu diperhitungkan dalam biaya ekonomis.
g. Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan secara rutin dalam setiap tahunnya
selama proyek mempunyai umur ekonomis, yang meliputi.
1) Bahan baku
2) Bahan bakar
3) Air, listrik dan telekomunikasi
4) Gaji dan upah atau tunjangan karyawan
5) Biaya lainnya, seperti jasa konsultan, keperluan kantor dan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan proyek
h. Biaya pembaharuan atau pengganti
Biaya ini adalah merupakan tambahan biaya-biaya yang diperlukan selama proyek terse-
but berjalan. Misalnya di dalam jangka waktu 40 tahun, pada setiap 10 tahun sekali
proyek tersebut memerlukan pembaharuan atau penggantian terhadap peralatannya terten-
tu.
i. Sunk costs
Sunk costs merupakan biaya yang telah dikeluarkan pada masa yang lalu sebelum
kegiatan proyek dilaksanakan. Di dalam analisis proyek, sunk cost ini tidak dihitung dan
tidak mempengaruhi pemilihan proyek. Biaya yang dihitung dalan analisis proyek adalah
biaya-biaya proyek yang digunakan di masa yang akan datang.
j. Biaya feasibility studies dan engineering studies
Biaya-biaya yang akan dimasukkan di dalam kegiatan ini meliputi:
1) Preliminary design cost
Biaya untuk feasibility studies, yang termasuk di dalam pleliminary design, tidak di-
perhitungkan di dalam biaya investasi suatu proyek karena merupakan sunk cost ju-
ga.
2) Final design cost
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat final design perlu dimasukkan di da-
lam biaya investasi. Apabila final design dibiayai oleh supplier credit, maka nilai
yang dimasukkan dalam biaya proyek adalah besarnya angsuran kredit.
k. Intangible costs
Intangible cost merupakan hal-hal yang riil, akan tetapi sulit diperhitungkan dalam nilai
uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya. Bentuk daripada biaya ini
misalnya seperti adanya polusi, suara bising, pemandangan yang kurang nyaman dan
lainnya.
l. Biaya tak terduga (contingencies)
Contigencies adalah merupakan biaya-biaya yang harus ditambahkan pada biaya kon-
struksi karena adanya perubahan-perubahan atau adanya kesalahan-kesalahan di dalam
perhitungan (adanya under-estimates).
2.4 Konsep Analisis Ekonomi
Hasil produksi suatu proyek adalah pertambahan jumlah barang dan jasa dalam
masyarakat sehubungan dengan adanya proyek tersebut (Gray, 2002). Dengan kata lain, hasil
produksi suatu proyek adalah perbedaan jumlah persediaan barang dan jasa termasuk dalam
masyarakat dengan adanya proyek dan seandainya tidak ada proyek. Disamping tujuan pen-
ingkatan barang dan jasa untuk konsumsi, pendirian proyek juga dapat mempunyai tujuan so-
sial yang bersifat khusus, misalnya dalam hal penyediaan kesempatan kerja dan pemerataan
pendapatan.
Menurut Kadariah (2001), analisis ekonomi suatu usaha dilihat dari sudut pandang
perekonomian secara keseluruhan, berupa hasil total atau produktivitasnya dari semua sumber
yang dipergunakan dalam usaha untuk masyarakat. Dengan demikian yang diperhatikan ada-
lah hasil total atau produktivitas suatu proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara
keseluruhan (Pudjokusumarto,1991).
2.5 Konsep Analisis Finansial
Menurut Pudjokusumarto (1991), analisis finansial adalah analisis yang melihat sua-
tu proyek dari sudut lembaga-lembaga atau badan-badan yang mempunyai kepentingan lang-
sung dalam proyek atau yang menginvestasikan modalnya ke dalam proyek. Dalam analisis
finansial yang menjadi alat ukur untuk menentukan secara menyeluruh mengenai layak tid-
aknya suatu proyek dilaksanakan adalah dengan menggunakan kriteria investasi (Gittinger,
1997). Ada beberapa kriteria investasi yang dapat dipergunakan dalam evaluasi proyek, yaitu :
(1) Net Present Value (NPV), (2) Internal Rate of Return (IRR), (3) Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C), (4) Payback Period.
1) Net Present Value
Merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dan cost (pengeluaran) yang telah
dipresent valuekan (Mulyadi, 1991). Jika NPV bernilai positif berarti proyek menguntungkan,
sedangkan bila NPV bernilai negatif proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak
menguntungkan.
Rumus:
Bt - Ct
NPV = ∑ (1)
(1 + i)
Keterangan:
Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1
Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya
overhead, biaya administrasi dan umum.
n : umur ekonomis proyek
i : discount rate
Kriteria:
Jika NPV ≥ 0, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0, maka sistem pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-
aksanakan.
2) Tingkat penerimaan/ Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit (penerimaan)
yang telah dipresent valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan sama
dengan nol. Dengan demikian IRR menunjukkan kemampuan proyek untuk menghasilkan re-
turns atau tingkat keuntungan yang dapat dicapainya.
Rumus:
NPV1
IRR = i1 + (i2 - i1) (2)
NPV1 + NPV2
Keterangan :
NPV1 = NPV yang bernilai positif (terkecil)
NPV2 = NPV yang bernilai negatif ( terbesar)
i1 = Tingkat bunga pada NPV bernilai positif
i2 = Tingkat bunga pada NPV bernilai negatif
i2 – i1 = Tidak boleh lebih dari 5%
Kriteria:
Jika IRR ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika IRR < 1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.
3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value net bene-
fit dari tahun-tahun yang bersangkutan (pembilang/bersifat positif) dengan present value arus
biaya dalam tahun dimana Bt-Ct (penyebut/bersifat negatif).
Rumus:
Keterangan:
Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1
Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya
overhead, biaya administrasi dan umum.
n : umur ekonomis proyek
i : discount rate
Kriteria :
Jika Net B/C ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika Net B/C <1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-
aksanakan.
4) Payback Periods
Payback periods merupakan jangka waktu/ periode yang diperlukan untuk membayar
kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu
proyek.
Rumus :
Keterangan:
I = besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya
n
∑ Bt-Ct untuk Bt-Ct > 0
t=0
(1 + i)
Net B/C Ratio = ----------------------------------- ( 3)
n
∑ Ct-Bt untuk Bt-Ct < 0
t=0
(1-i)t
I
Payback Period = (4)
Ab
2.6 Analisis Sensitivitas
Dalam evaluasi proyek selalu berhadapan dengan masa mendatang (futurity), baik
benefit yang akan diperoleh maupun segala macam cost yang dikeluarkan. Dimasa yang akan
datang banyak hal-hal atau perubahan-perubahan yang tidak pasti yang mungkin dapat terjadi.
Ketidak-pastian tersebut dicoba dilihat dengan Analisis Sensitifitas. Jadi Analisis Sensitifitas
sesungguhnya merupakan suatu alat untuk menganalisis masalah resiko dan ketidakpastian
yang mungkin dihadapi oleh suatu proyek di masa-masa mendatang.
2.7 Eksternalitas
Dalam suatu perekonomian modern setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan
aktivitas lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar dan semakin banyak
kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan
lainnya yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas
(Mangkoesoebroto, 2001).
Jadi yang dimaksud eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai
dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi apapun
juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.
Ditinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagi dua, yaitu eksternalitas negatif
dan eksternalitas positif. Yang dimaksud eksternalitas positif adalah dampak yang
menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain
tanpa adanya kompensasi dari pihak yang menguntung, sedangkan eksternalitas negatif apabi-
ala dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan.
Adanya eksternalitas dalam suatu aktivitas akan menimbulkan inefisiensi (Mang-
koesoebroto, 2001). Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi orang
lain dan tidak tercermin dalam sistem harga. Secara umum, adanya eksternalitas tidak akan
mengganggu tercapainya efisiensi masyarakat apabila semua dampak yang merugikan mau-
pun yang menguntungkan (eksternalitas negatif dan positif) dimasukkan dalam perhitungan
produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksi.
2.7 Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian sebelumnya dilaksanakan oleh Widiantara (2004) dengan Judul Analisis Kelayakan
Pembangunan Waduk Muara Tukad Unda di Kabupaten Klungkung. Penelitian ini
menggunakan metode statistika dengan indikator Net Present Value (NPV) dari arus benefit
dan biaya, Internal Rate of return (IRR) dan Net Present Cost Ratio (Net B/C Ratio) dan
analisis sensitifitas (Peningkatan biaya 10 persen dan kemunduran penyelesaian pelaksanaan
selama dua tahun)
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembangunan Waduk Muara Tukad Unda
layak secara ekonomis dimana dalam keadaan normal NPV= Rp. 20.464.000.000,- B/C R=
Rp. 1,19 persen dan IRR= 23, 47 persen, bila trjadi perubahan biaya 10 persen NPV= Rp.
12.698.000.000,- B/C R= 1,11 persen dan IRR= 17, 23 persen dan bila terjadi kemunduran
penyelesaian proyek NPV= Rp. 1.380.000.000,- B/C R= 1,01 persen, dan IRR= 12,38 persen.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jenis proyek
yang diteliti. proyek pada penelitian sebelumnya adalah merupakan proyek pembangunan
waduk, sedangkan pada penelitian ini proyek yang diteliti adalah proyek pembangunan ben-
dungan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
menggunakan metode analisis finansial, yaitu dengan menggunakan kriteria investasi. Selain
itu, dalam penelitian ini akan diteliti dampak sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar proyek, baik dari segi peningkatan pendapatan maupun kehidupan sosial.
Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan adalah penelitian dari Zamdial
Ta’aladin (2001) dengan Judul “Analisis Ekonomi Untuk Investasi Usaha Penangkapan Ikan
dengan bagan Perahu”. Pada penelitian ini NPV>1 dan IRR>1 dan disimpulkan, bahwa
Usaha penangkapan ikan dengan perahu layak atau menguntungkan. Persamaan penelitian ini
adalah pada metode yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan kriteria investasi untuk
meneliti kelayakan proyek. Perbedaannya adalah pada obyek atau proyek yang diteliti.
Acuan lain yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian yang berjudul
“Analisis Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
Lamongan Jawa Timur” (Suherman dan Dault, 2009). Penelitian ini menggunakan metode
NPV, IRR dan Net B/C dengan hasil NPV sebesar Rp.26.830.858.999,29 pada tingkat bunga
12 persen, IRR sebesar 18,24 persen dan Net B/C sebesar 1,37. Hal ini menunjukkan kebera-
daan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong layak untuk dilaksanakan,
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suherman dan Dault adalah pada alat análisis yang menggunakan kriteria NPV, IRR dan Net
B/C. Sedangkan, perbedaannya adalah pada obyek penelitian, yaitu pada penelitian ini obyek
yang diteliti adalah proyek pengembangan bendungan, sedangkan pada penelitian sebelumn-
ya obyek yang diteliti adalah keberadaan pelabihan perikanan.
Penelitian sebelumnya yang menyangkut Bendungan Poh Santen ini juga digu-
nakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu penelitian oleh Dinas PU Provinsi Bali.
Walaupun tela hada penelitian dari dinas terkait, penelitian ini tetap perlu dilakukan karena
penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan memasukkan
variabel-variabel non ekonomi pada penelitian. Hasil dari penelitian sebelumnya, pada ting-
kat bunga 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 8.043.520.000,00, Net B/C sebesar 1,15
dan IRR 13,66 persen.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Berpikir
Kabupaten Jembrana memiliki beberapa permasalahan yang terkait dengan pela-
yanan air bersih dan lahan kering. Permasalahan yang terjadi adalah luasnya lahan kering,
kekurangan air baku serta potensi pertanian yang belum terkelola dengam maksimal. Masa-
lah pemenuhan kebutuhan air baku untuk air irigasi dan air bersih, saat ini dialami
masyarakat Desa Poh Santen, Desa Tegal Cangkring, Desa Pergung dan Desa Petanahan.
Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air (air irigasi dan air bersih) di daerah tersebut
dengan memanfaatkan aliran air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur. Akan tetapi akibat
menurunnya debit air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur mengakibatkan masyarakat
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi dan air bersih terutama pada
musim kemarau.
Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Pekerjaan Umum mengadakan proyek
pengembangan bendungan untuk menanggulangi permasalahan yang ada. Pengembangan
Bendungan Poh Santen merupakan proyek pemerintah yang diselenggarakan melalui Dinas
Pekerjaan Umum provinsi Bali, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indo-
nesia Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan. Rencana dan studi pengembangan proyek
ini telah dilaksanakan pada tahun 2010 dan kemungkinan akan dilaksanakan pada tahun
2013. Sebelum pelaksanaan proyek dilaksaksanakan sejumlah penelitian dan studi kelayakan
untuk mengetahui layak tidaknya proyek untuk dilaksanakan.
Pembangunan bendungan ini merupakan upaya pemerintah untuk mengan-
tisipasi, mengoptimalkan potensi sumberdaya wilayah untuk memberi manfaat terutama
kepada Kabupaten Jembrana itu sendiri. Dengan dibangunnya Bendungan Poh Santen di De-
sa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana ini sangat diharapkan kekurangan
air yang akan datang dapat diatasi dan pemenuhan masyarakat akan air untuk berbagai keper-
luan akan dapat dipenuhi.
Selain itu, bagi Kabupaten Jembrana dan masyarakat disekitar bendungan, kes-
empatan ini diharapkan akan memberi manfaat langsung berupa hasil penjualan air baku ser-
ta peningkatan hasil pertanian. Manfaat tidak langsung yang terjadi dapat berupa pendapatan
meningkat, perbaikan kesehatan dan tingkat pendidikan meningkat. Penjelasan kerangka ber-
pikir di atas terangkum dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa
Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
3.2 Kerangka Konsep
Pada kerangka konsep dapat diuraikan, bahwa sasaran pengembangan ben-
dungan adalah pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi pada musim hujan, namun san-
Permasalahan :
-Luasnya Lahan Kering
-Kekurangan air baku
-Potensi pertanian belum
dikelola dengan maksimal
PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2010
TENTANG
BENDUNGAN
Pembangunan
Bendungan Poh Santen
Manfaat Langsung:
-Hasil penjualan air bersih
-Peningkatan hasil pertanian
Manfaat Tidak Langsung:
-Pendapatan meningkat
-Perbaikan kesehatan
-Tingkat Pendidikan meningkat
Dinas PU
Provinsi Bali
gat terbatas pada musim kemarau. Umumnya di daerah ini tidak dapat dikembangkan per-
sawahan dan pertanian yang berkembang sebagian besar berupa tanaman keras seperti ke-
lapa, mangga dan sebagainya dan terbatas pada daerah-daerah tertentu saja. Daerah pertanian
disini memiliki luas yang terbatas dengan jenis tanaman terbatas, serta produktivitasnya juga
rendah.
Penelitian ini mencoba mengkaji kelayakan proyek dari sisi ekonomi. Analisis
kelayakan proyek dilakukan dengan menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Inter-
nal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dengan asumsi umur proyek
mencapai 30 tahun.
Biaya-biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk pembangunan bendungan, baik biaya konstruksi maupun biaya pemeli-
haraan. Sedangkan benefit yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah benefit yang
dihasilkan dengan adanya pengembangan proyek bendungan ini. Menurut Peraturan
Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang bendungan, pembangunan bendungan harus disertai
dengan studi kelayakan yang disertai dengan analisis dampak lingkungan. Analisis dampak
lingkungan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Kerangka Konsep penelitian
ini terangkum pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Kerangka Konsep Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa
Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana
Pembangunan Ben-
dungan Poh Santen
Biaya Proyek adalah Biaya Konstruksi,
Biaya O&P
Manfaat Proyek:
1. Manfaat langsung:
- Hasil Penjualan Air Bersih
- Peningkatan hasil pertanian
2. Manfaat tidak langsung
- Pendapatan meningkat
- Perbaikan Kesehatan Masyarakat
- Tingkat Pendidikan meningkat
PV. Biaya PV. Benefit
Analisis NPV, IRR,
Net B/C, Analisis Sensitivi-
tas
GO/ NO GO
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten
Jembrana. Lokasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan sebagai berikut.
1) Kecamatan Mendoyo merupakan daerah pertanian yang memiliki curah hujan tinggi di
musim hujan, namun curah hujan sangat rendah saat musim kemarau.
2) Keseriusan petani dalam pengelolaan usaha tanam, terbukti dengan kontribusi sektor per-
tanian memiliki persentase paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya.
4.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian disini adalah proyek pengembangan Bendungan Poh Santen,
yang akan diteiti kelayakannya serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyara-
kat, khususnya di daerah penerima manfaat.
4.3 Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
1) Biaya Pembangunan (konstruksi)
2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P)
3) Manfaat (Benefit)
4) Perbaikan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
4.4 Definisi Operasional variabel
1) Biaya Pembangunan (konstruksi)
Biaya Pembangunan (konstruksi) adalah biaya yang diperlukan secara langsung untuk
pelaksanaan konstruksi baik untuk pembangunan saluran irigasi, penggalian, dan lain-lain
dalam satuan rupiah.
2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P)
Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan operasional, saluran irigasi dan perbaikan badan bendungan dalam satuan rupiah.
3) Manfaat (Benefit)
Manfaat (benefit) adalah manfaat yang diperoleh berupa hasil penjualan air bersih dalam
periode tiga puluh tahun dalam satuan rupiah.
4) Perbaikan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek
adalah berkurangnya biaya yang dikeluarkan masyarakat dalam satuan rupiah yang
diakibatkan perubahan kondisi lingkungan di lokasi proyek, dari bentang alam yang
berkubang, berdebu, berpasir, dengan genangan airnya disana-sini pada musim hujan
yang rentan menjadi habitat vektor beberapa penyakit, menjadi bentang alam yang lebih
tertata secara ekologis dan estetika. Penilaian terhadap perbaikan tingkat kesehatan ini
dilihat dari jumlah kunjungan pasien ke pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat
setempat yang menderita penyakit tertentu yang ada hubungannya dengan kondisi sanitasi
lingkungan saat ini dengan menghitung pengurangan atas biaya yang dikeluarkan dalam
periode tiga tahun dalam satuan rupiah.
4.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan untuk mendukung analisis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Jenis data menurut sifatnya
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah suatu data yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa ket-
erangan-keterangan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti yang diperoleh dari
berbagai institusi yang relevan.
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah suatu data yang berupa angka-angka dan dapat diukur. Dalam
penelitian ini data kuantitatif berupa biaya-biaya proyek yang diperoleh dari Dinas PU
Provinsi Bali.
2) Jenis data menurut sumbernya
a. Data Primer
Data primer adalah data yang besumber pada hasil wawancara terstuktur terhadap re-
sponden dengan mempergunakan kuisioner yaitu tentang luas lahan garapan, jenis
tanaman, sistem irigasi, dan sebagainya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa instasi terkait yaitu Dinas PU,
Dinas Pertanian, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
4.6 Responden Penelitian
Yang menjadi responden penelitian adalah masyarakat dan petani yang berada di
daerah penerima manfaat, yaitu dengan mengambil sampel dari tiap desa dan daerah irigasi.
4.7 Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode proportionate
purposive sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu tanpa memper-
hatikan strata dalam populasi (Sugiyono, 2008). Adapun jumlah sampel yang diambil di
dapat dari perhitungan rumus Slovin sebagai berikut:
Rumus:
N
n =
1+ N .e2
Keterangan:
n = sampel
N= populasi
e = standar eror/ tingkat kesalahan = 10%
Jumlah penduduk di bawah lokasi rencana bendungan Poh Santen di Kabupaten Jembra-
na dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen
di Kabupaten Jembrana (Orang)
No. Desa Kecamatan Jumlah Penduduk
1
Mendoyo dangin tukad
Mendoyo
2.854
2
Poh Santen
Mendoyo
6.501
3
Pergung
Mendoyo
4.870
4
Delod Berawah
Mendoyo
2.217
5
Tegal Cangkring
Mendoyo
7.630
6
Penyaringan
Mendoyo
8.864
7
Yeh Kuning
Jembrana
2.538
Total 35.474
Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1, maka didapat jumlah populasi sebanyak 35.474 jiwa yang
kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai berikut.
35.474
n = = 99,72 ≈ 100
1+ 35.474 (0,1)2
Hasil perhitungan menunjukkan, bahwa jumlah sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 100 orang yang akan dibagi pada tiap desa. Penetapan jumlah sampel pada tiap desa
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Jumlah Sampel Penelitian (Orang)
No. Desa Populasi
Sampel
1
Mendoyo Dangin tukad
2.854
8
2
Poh Santen
6.501
18
3
Pergung
4.870
14
4
Delod Berawah
2.217
6
5
Tegal Cangkring
7.630
22
6
Penyaringan
8.864
25
7
Yeh Kuning
2.538
7
Total 35.474
100
Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Selain melakukan survei pada masyarakat, penyebaran kuesioner terhadap
petani, yaitu untuk mengetahui luas lahan dan variasi tanaman yang ditanam. Daerah irigasi
yang mendapatkan manfaat pengembangan bendungan adalah Subak Semanggong dan Pe-
celengan. Jumlah petani di Daerah Irigasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Jumlah Petani di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen
No Nama Subak Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani (orang)
1 Pecelengan 150 203
2 Semanggong 24.02 51
Jumlah 174.02 254 Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2011
Berdasarkan Tabel 4.3, maka didapat jumlah populasi sebanyak 254 orang yang
kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai berikut.
254
n = = 72
1+ 254 (0,1)2
Hasil perhitungan menunjukkan, bahwa jumlah sampel petani pada penelitian ini adalah
sebanyak 72 orang yang akan dibagi pada tiap subak. Penetapan jumlah sampel pada tiap subak
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Jumlah Sampel Petani (Orang)
No Nama Subak Jumlah Petani Sampel
1 Pecelengan 203 58
2 Semanggong 51 14
Jumlah 254 72 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
4.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
menggunakan metode observasi langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan kuesion-
er untuk mendapatkan data primer. Untuk mendapat data sekunder, pengumpulan data dil-
akukan dengan observasi non partisipan yaitu dengan cara membaca, menyalin dan mengolah
dokumen dan catatan tertulis yang ada (Sugiyono: 2008). Adapun data yang dikumpulkan
melalui literatur ataupun jurnal yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Provinsi Bali, Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS).
4.9 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat kelayakan sistem pengembangan bendungan di Desa Poh
Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana,maka akan dilakukan analisis Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).
Adapun formula yang digunakan dalam analisis data ini adalah :
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara present value arus benefit (pen-
erimaan) dengan present value arus cost (pengeluaran) (Clive Gray,dkk,1997).
Rumus:
Bt - Ct
NPV = ∑ (1)
(1 + i)
Keterangan:
Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1
Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya
overhead, biaya administrasi dan umum.
n : umur ekonomis proyek
i : discount rate
Kriteria:
Jika NPV ≥ 0, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.
2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value net
benefit dari tahun-tahun yang bersangkutan (pembilang/ bersifat positif) dengan
present value arus biaya dalam tahun dimana Bt-Ct (penyebut/bersifat negatif).
Rumus:
Keterangan:
n
∑ Bt-Ct untuk Bt-Ct > 0
t=0
(1 + i)
Net B/C Ratio = ----------------------------------- 2
n
∑ Ct-Bt untuk Bt-Ct < 0
t=0
(1-i)t
Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1
Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya
overhead, biaya administrasi dan umum.
n : umur ekonomis proyek
i : discount rate
Kriteria:
Jika Net B/C ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika Net B/C <1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-
aksanakan.
3) Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang menggambarkan biaya antara benefit (pen-
erimaan) yang teleh dipresentvaluekan dengan cost (pengeluaran) yang telah
dipresentvaluekan sama dengan nol, sehingga IRR menunjukkan kemampuan
proyek untuk menghasilkan return, atau tingkat keuntungan yang telah dicapai.
NPV1
Rumus : IRR = i1 + (i2 - i1) (3)
NPV1 + NPV2
Keterangan :
NPV1 = NPV yang bernilai positif (terkecil)
NPV2 = NPV yang bernilai negatif ( terbesar)
i1 = Tingkat bunga pada NPV bernilai positif
i2 = Tingkat bunga pada NPV bernilai negatif
i2 – i1 = Tidak boleh lebih dari 5%
Kriteria:
Jika IRR ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan
Jika IRR < 1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.
4) Analisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas sesungguhnya merupakan suatu alat untuk
menganalisis masalah resiko dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh
suatu proyek di masa-masa mendatang. Pada penelitian ini analisis sensitivitas
dilakukan pada peningkatan biaya sebesar 10 persen dan 20 persen.
Untuk mengetahui sejauh mana dampak pengembangan bendungan terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat dilakukan dengan teknik analisis deskriptif melalui tabulasi data
yang dirancang pada program excel, selanjutnya dilakukan pengukuran meliputi.
1) Karakteristik petani , yaitu umur, pendidikan dan jenis kelamin
2) Luas lahan dan hasil panen sehingga dari data ini dapat menilai pendapatan petani dengan
atau tanpa adanya pengembangan irigasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
5.1.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Jembrana merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bali yang terletak dibe-
lahan barat pulau Bali membentang dari arah barat ke timur, tepatnya pada 8° 09’30”- 8° 28’02”
LS dan 114° 25’53”- 114° 56’38” BT dengan luas wilayah 84.180 Ha, hingga tahun 2011 masih
terdiri dari 5 Kecamatan yang masing - masing dari arah barat ke timur berikut luasnya adalah
sebagai berikut :
1. Kecamatan Melaya dengan luas wilayah : 19.719 Ha
2. Kecamatan Negara dengan luas wilayah : 12.650 Ha
3. Kecamatan Jembrana dengan luas wilayah : 9.937 Ha
4. Kecamatan Mendoyo dengan luas wilayah : 29.449 Ha
5. Kecamatan Pekutatan dengan luas wilayah : 12.965 Ha
Batas administrasi Kabupaten Jembrana adalah :
Sebelah Utara : Pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten
Buleleng
Sebelah Barat : Selat Bali
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Tabanan
Kecamatan Mendoyo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jembrana yang
terdiri dari 11 desa adat dengan 64 banjar dinas atau dusun. Adapun desa adat yang berada di
Kecamatan Mendoyo seperti pada tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1
Luas Desa Adat yang berada di Kecamatan Mendoyo (Ha)
No. Desa Luas
1
2
Mendoyo Dauh Tukad 1.931
2 Mendoyo Dangin tukad 314
3 Poh Santen 3.050
4 Pergung 2.100
5 Delod Berawah 269
6 Tegal cangkring 2.234
7 Penyaringan 5.112
8 Yeh Embang Kauh 2.031
9 Yeh Embang 3.549
10 Yeh Embang Kangin 4.579
11 Yeh Sumbul 4.280
Total Luas 29.449
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2010
Pengembangan Bendungan Poh Santen akan dilaksanakan di Desa Poh Santen yang ter-
letak di Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Daerah-daerah yang berada di bawah lokasi
rencana Bendungan Poh Santen adalah daerah-daerah yang akan menerima manfaat dari adanya
pengembangan bendungan ini, yaitu terdiri dari 6 (enam) desa di Kecamatan Mendoyo dan 1 (sa-
tu) desa di Kecamatan Jembrana. Adapun daerah penerima manfaat dari rencana pengembangan
bendungan ini adalah dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Luas Desa Penerima Manfaat Rencana Pengembangan Bendungan
Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo dan Jembrana Kabupaten Jembrana
(Ha)
No. Desa Kecamatan Luas
1 Mendoyo Dangin tukad Mendoyo 314
2 Poh Santen Mendoyo 3.050
3 Pergung Mendoyo 2.100
4 Delod Berawah Mendoyo 269
5 Tegal Cangkring Mendoyo 2.234
6 Penyaringan Mendoyo 5.112
7 Yeh Kuning Jembrana 385
Jumlah 13.464
Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2010
5.1.2 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di daerah-daerah penerima manfaat sebagian besar berupa hutan,
sawah dan perkebunan. Sumber air irigasi yang utama adalah dari air hujan selama musim hujan,
dan hanya beberapa petani yang menggunakan sumur dangkal. Keadaan yang demikian ini
diakibatkan karena terbatasnya sumber air irigasi permukaan. Oleh karena itu, pengembangan
bendungan tepat untuk dilaksanakan di wilayah ini guna menyediakan sarana air irigasi pada saat
musim kemarau. Penggunaan lahan di daerah penerima manfaat secara lebih rinci dapat dilihat
pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Penggunaan Lahan di Daerah Penerima Manfaat Rencana
Bendungan Poh Santen (Ha)
No. Desa Sawah Tegal /
Huma
Perkebunan Hutan Pekarangan Tambak Lainnya Luas
desa
1 Mendoyo
dangin tukad
151 - 99 - 42 - 22 314
2 Poh Santen 58
12
686 2028 116 - 150 3050
3 Pergung 87
12
461 1314 98 - 128 2100
4 Delod Berawah 130
8
42 - 35 2 52 269
5 Tegal Cangkring 284
16
572 1087 124 - 151 2234
6 Penyaringan 723
18
989 2951 186 37 208 5112
7 Yeh Kuning 4
126
109 - 56 - 90 385
Total 1437 192 2958 7380 657 39 801
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2010
5.2 Kondisi Geografis Bendungan Poh Santen
Secara geografis posisi Bendungan Poh Santen berada pada koordinat 114o 41’ 38” BT
dan 8o 20’ 32” LS. Secara lebih spesifik desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Embung
Poh Santen adalah : Desa Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dangin Tukad, sebagian Desa Poh
Santen, sebagian Desa Pergung, Desa Penyaringan, Delod Berawah, Yeh Kuning.
Untuk mencapai lokasi studi Embung Poh Santen dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaraan roda empat melalui jalan provinsi dari Denpasar sampai di Desa Mendoyo, kemudian
dilanjutkan dengan jalan lokal menuju arah utara sampai di desa Poh Santen berupa jalan aspal
Gambar 5.1
Peta Geografis Lokasi Bendungan Poh Santen
Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2010
5.2.1 DAS Tukad Pergung
Lokasi rencana Bendungan Poh Santen berada di wilayah DAS Tukad Pergung di
Kecamatan Mendoyo. Aliran Tukad Pergung saat ini dimanfaatkan untuk irigasi dari 2 (dua) dae-
rah irigasi (DI), yaitu Daerah Irigasi Semanggong (24,02 Ha) dan Daerah Irigasi Pecelengan (150
Ha). Berdasarkan hasil penelitian maka pola tanam di daerah irigasi tersebut dapat ditunjukkan
pada Tabel 5.4.
Lokasi Rencana Ben-
dungan Poh Santen
Tabel 5.4
Pola Tanam Daerah Irigasi di Hilir Rencana Bendungan Poh Santen
Daerah Irigasi Luas
(Ha)
Pola Tanam
MT I (%) MT II (%) MT III (%)
Semanggong dan
Pecelengan 174.02
Padi 100 Padi 32.50 Padi 0
Plwj 0 Plwj 59.72 Plwj 24.31
Bero 0 Bero 7.78 Bero 75.69
Total 100 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa pada masa tanan pertama (MT I) 100 persen lahan seluas
174,02 Ha ditanami padi. Pada musim tanam kedua lahan yang ditanami padi sebesar 32,5 persen
lahan ditanami padi, 59,72 persen ditanami palawija dan sisanya sebesar 7,78 persen bero atau
tidak menghasilkan. Musim tanam ketiga tanaman yang dapat ditanam adalah palawija sebesar
24,31 persen dan sisanya sebesar 75,69 persen bero. Hal ini disebabkan oleh kurangnya air untuk
irigasi pada musim tanam ketiga. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan Bendungan Poh
Santen diharapkan pola tanam petani meningkat dengan penggunaan lahan yang maksimal.
5.3 Karakteristik Responden
Penelitian dilakukan terhadap 100 orang masyarakat yang tersebar pada tujuh desa yang be-
rada di bawah lokasi rencana pengembangan Bendungan Poh Santen serta 72 orang petani yang
berada di daerah penerima manfaat, yaitu petani pada Subak Semanggong dan Pecelengan. Selan-
jutnya dari hasil penelitian akan dikaji karakteristik responden tersebut guna memperoleh informa-
si mengenai jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dari masyarakat dan petani tersebut.
5.3.1 Masyarakat
Berdasarkan survei, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
sebanyak 47 orang atau persentase sebesar 47 persen, sedangkan responden perempuan sebanyak
53 orang atau persentase sebesar 53 persen dari total responden. Kelanjutnya karakteristik usia
responden ditunjukkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Distribusi Usia Responden Masyarakat pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan
Bendungan Poh Santen
Usia Jumlah
Orang (%)
≤ 20 tahun 4 4.00
21-30 tahun 11 11.00
31-40 tahun 29 29.00
>40 tahun 56 56.00
Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasakan hasil penelitian dan dirangkum pada Tabel 5.5 sebagian besar responden
masyarakat berada pada rentang usia > 40 tahun. Responden pada rentang usia 31-40 tahun
sebanyak 29 orang dan 11 orang responden berada pada rentang usia 21-30 tahun. Responden
dengan persentase paling kecil yaitu responden pada rentang usia ≤ 20 tahun yaitu sebanyak 4 per-
sen dari total responden.
Apabila ditinjau dari tingkat pendidikan, persentase tingkat pendidikan responden tertinggi
adalah pada tingkat SD yaitu sebesar 38 persen atau 38 orang. Jumlah distribusi responden terkecil
adalah pada tingkat perguruan tinggi yaitu sebanyak 19 orang atau 19 persen. Distribusi tingkat
pendidikan responden pada daerah penerima manfaat pengembangan Bendungan Poh Santen dapat
dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan
Bendungan Poh Santen
Pendidikan Jumlah
Orang (%)
SD 38 38
SMP 23 23
SMA 20 20
Perguruan Tinggi 19 19
Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011
Distribusi mata pencaharian utama responden terbanyak adalah pedagang / jasa yaitu
sebanyak 34 orang (34 persen).sedangkan distribusi mata pencaharian responden terkecil yaitu
pekerjaan lainnya. Distribusi mata pencaharian utama responden dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Distribusi Mata Pencaharian Utama Responden
pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen
Pekerjaan Jumlah
Orang Persen
PNS 13 13.00
Pedagang/ Jasa 34 34.00
Petani 32 32.00
Buruh 14 14.00
Lainnya 7 7.00
Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
5.3.2 Petani
Berdasarkan survei, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
sebanyak 70 orang atau persentase sebesar 97,2 persen, sedangkan responden perempuan sebanyak
2 orang atau persentase sebesar 2,8 persen dari total responden. Selanjutnya karakteristik usia
responden ditunjukkan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Distribusi Usia Responden Petani pada Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen
Usia Jumlah
Orang (%)
≤ 20 tahun - 0
21-30 tahun - 0
31-40 tahun 17 23.6
>40 tahun 55 76.4
Jumlah 72 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berada pada rentang usia > 40 tahun
yaitu sebanyak 55 orang atau 76,4 persen. Sisanya sebanyak 23,6 persen adalah responden dengan
rentang usia 31-40 tahun. Dalam penelitian tidak ditemukan responden dengan rentang usia ≤20
tahun dan 21-30 tahun.
Persentase distribusi tingkat pendidikan responden tertinggi adalah pada tingkat SD yaitu
sebesar 63,89 persen atau sebanyak 46 orang. Sebanyak 20 orang atau 27,78 persen responden
adalah lulusan SMP dan sisanya adalah tamatan SMA. Distribusi tingkat pendidikan responden
dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9
Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Petani pada
Daerah Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen
Jumlah
Pendidikan Orang (%)
SD 46 63.89
SMP 20 27.78
SMA 6 8.33
Perguruan Tinggi - 0
Jumlah 72 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Penelitian
6.1.1 Rencana Pembiayaan Proyek
Biaya proyek adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diatur dengan satuan uang
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek atau tujuan tertentu. Biaya proyek
pengembangan Bendungan Poh Santen dibagi menjadi dua, yaitu biaya konstruksi dan Biaya OP
(Operasional dan Pemeliharaan).
a) Biaya Konstruksi
Dengan kelaziman dan kemampuan penganggaran yang dimiliki pemerintah dalam pem-
bangunan bangunan bendungan, direncanakan proses konstruksi Bendungan Poh Santen akan
dilaksanakan secara bertahap masing-masing selama tiga tahun dengan proses pentahapan yang
sama, dimulai dari kegiatan mobilisasi, pembuatan coverdam, pembuatan bangunan utama
(bendungan), dan pelimpah samping yang dilakukan tahun pertama.
Pada tahun kedua masih akan dilakukan pelaksanaan coverdam, bendungan utama, pem-
buatan pelimpah samping dan bangunan intake baik untuk air bersih maupun air irigasi. Hingga
tahun ketiga akan dilakukan penyelesaian sisa pekerjaan bendungan utama, intake, dan
bangunan pelengkap lainnya. Rencana biaya konstruksi pembangunan Bendungan Poh Santen
dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Rencana Biaya Konstruksi Bendungan Poh Santen
No Kegiatan
Biaya
(000 Rp)
Jadwal Pelaksanaan Tahun ke
I II III
1 Mobilisasi-demobilisasi 40.000,00 40.000,00
2 Coverdam & pengelak 7.938.140,90 6.350.512,72 1.587.628,18
3 Bendungan Utama 3.567.668,26 356.766,83 1.605.450,72 1.605.450,72
4 Bangunan Pendukung
- Pelimpah samping 33.655.410,06 11.779.393,52 21.876.016,54
- Intake 13.882.940,23 2.776.588,05 11.106.352,18
Jumlah 59.084.659,44 18.527.173,06 27.845.683,48 12.711.802,90
Consultant fee ( 5 %) 2.954.232,97 926.358,65 1.392.284,17 635.590,15
Jumlah setelah fee 62.038.892,42 19.453.531,72 29.237.967,65 13.347.393,05
PPN (10 %) 6.203.889,24 1.945.353,17 2.923.796,77 1.334.739,30
Jumlah 68.242.781,66 21.398.884,89 32.161.764,42 14.682.132,35
Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2010
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa rencana pembiayaan dibagi menjadi 3 tahun dengan jum-
leh pembiayaan terbesar adalah pada tahun kedua yaitu sebesar Rp. 32.161.764.420,00.
b) Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Biaya Operasi dan Pemeliharaan yaitu biaya rutin yang harus dikeluarkan untuk operasi
dan pemeliharaan fungsi bangunan, termasuk pemeliharaan kawasan yang memungkinkan
dicapainya manfaat maksimal dari bangunan yang dibuat, dalam hal ini nilainya diasumsikan
sejumlah 0,1 persen dari biaya konstruksi. Termasuk dalam hal ini biaya pergantian peralatan/
hardware yang dipergunakan untuk operasionalisasi bangunan atau perbaikan bagian-bagian
dari bangunan yang mengalami depresiasi fungsi sehingga dapat beroperasi selama umur
fungsional bangunan. Biaya ini setiap lima tahun nilainya meningkat 15 persen. Rincian biaya
operasional selama 30 tahun dapat dilihat pada lampiran 3.
6.1.2 Manfaat Pengembangan Bendungan
1) Manfaat Langsung
Manfaat langsung yang diperoleh dengan adanya pengembangan Bendungan Poh Santen ini
adalah hasil penjualan air bersih dan peningkatan hasil pertanian akibat adanya tambahan pasokan
air untuk irigasi.
a) Hasil dari Penjualan Air Bersih
Manfaat dari penjualan air bersih merupakan manfaat yang diperoleh melalui produksi air
yang ditampung oleh bendungan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masyarakat yang
berada di daerah penerima manfaat menggunakan air sumur pompa sebagai sumber air bersih
utama, yaitu sebanyak 59 orang dari total responden atau 59 persen. Pengguna air PDAM ber-
dasarkan survei adalah sebanyak 31 persen atau 31 orang. Sebesar 10 persen masyarakat
mendapatkan air sumber air bersih pada media lainnya, yaitu mata air, gunung dan sebagainya.
Dalam penelitian tidak ditemukan masyarakat yang menggunakan kali sebagai sumber air ber-
sih utama. Penggunaan sumber air bersih ditunjukkan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2
Distribusi Penggunaan Sumber Air Bersih di Daerah
Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen
Sumber Air bersih Jumlah
Orang (%)
Sumur pompa 59 59.00
Kali - -
PDAM 31 31.00
Lainnya 10 10.00
Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Masyarakat di daerah penerima manfaat umumnya tidak mempunyai kesulitan untuk
mencapai akses sumber air bersih. Berdasarkan penelitian, akses untuk mencapai lokasi sumber
air ditunjukkan pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3
Distribusi Lokasi Sumber Air di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen
Lokasi Sumber Air Jumlah
Orang (%)
Pada Halaman rumah 97 97.00
Jauh 3 3.00
Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Tabel 6.3 menujukkan bahwa masyarakat tidak sulit dalam mencapai akses sumber air,
ditunjukkan dengan 97 persen masyarakat memiliki akses sumber air pada halaman rumah.
Namun perlu diteliti juga apakah apakah air tersebut layak minum atau tidak. Kelayakan air di
daerah penerima manfaat ditunjukkan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4
Distribusi Kelayakan Air di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen
Kualitas air bersih Jumlah
Orang (%)
Layak diminum langsung - -
Layak diminum dg dimasak 74 74.00
Tidak layak diminum 26 26.00
Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan Tabel 6.4 diketahui bahwa masih ada masyarakat yang menerima kondisi air
yang tidak layak diminum. Hal ini berarti pengembangan bendungan untuk menambah pasokan
air perlu untuk diteliti, yaitu dengan meneliti manfaat-manfaat yang diterima dengan adanya
pembangunan bendungan ini.
Manfaat langsung yang berasal dari penjualan air bersih dinilai dengan jumlah volume air
yang direncanakan untuk diproduksi dikalikan dengan nilai jual yang seharusnya terjadi. Nilai
jual yang seharusnya terjadi adalah nilai jual yang seharusnya dibayarkan oleh masyarakat
pemakai air untuk setiap liter volume air yang dimanfaatkan sehingga memungkinkan kegiatan
usaha pengolahan air bersih dan distribusinya tetap berjalan kepada para pelanggannya.
Saat ini nilai jual air dipandang belum berada pada nilai jual yang sebenarnya dan
cenderung menghasilkan kondisi pengusahaan yang tidak sehat. Seharusnya nilai jual yang
diterima perusahaan air minum daerah lebih tinggi lagi agar mampu menutupi biaya-biaya
produksi dan konservasi yang diperlukan untuk mempertahankan kelancaran pasokan
(ketersediaan air baku) bagi keberlangsungan usahanya. Pada penelitian ini analisis atas harga
ekonomis air baku dari bagunan pelepasan pada outlet bendungan ditetapkan harga sebesar Rp.
1.250,00/m3
(Dinas PU Provinsi Bali, 2011). Dari nilai air tersebut dan rencana produksi air
bersih yang dihasilkan maka akan dicapai penerimaan investasi dari penjualan air bersih dalam
tiga puluh tahun umur proyek adalah Rp. 149.736.870.000,00 dengan asumsi bahwa manfaat
diterima mulai dari tahun ketiga dengan jumlah produksi hanya mencapai 30% dan tahun
keempat sebanyak 75% dari jumlah yang seharusnya. Pada tahun pertama dan kedua manfaat
air belum dperoleh karena bendungan masih dalam proses konstruksi. Manfaat penjualan air
bersih selama 30 tahun dapat dilihat pada lampiran 4.
b) Manfaat Hasil Pertanian
Manfaat dari hasil pertanian dihitung berdasarkan pertambahan manfaat yang
dihasilkan dengan adanya pengembangan bendungan. Manfaat ini dihitung dengan pengu-
rangan manfaat yang diharapkan dengan adanya proyek dengan manfaat tanpa adanya
pengembangan bendungan. Manfaat pertanian tanpa adanya proyek pengembangan bendungan
dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5
Manfaat Pertanian Tanpa Adanya Proyek Pengembangan Bendungan Poh Santen
Masa Tanam Tanaman (%)
Luas (Ha)
Panen/ Ha
(Ton)
Harga per ton
(Rp.) Total (Rp)
MT I Padi 100,00 174,02 6,67 2.776.920 3.223.208.254,73
MT II Padi 31,25 174,02 4,57 2.776.920 690.126.580,03
Palawija 59,72 174,02 1,95 4.500.000 911.939.628,60
MT III Palawija 24,31 174,02 1,8 4.500.000 342.664.522,20
Total Benefit = 5.167.938.985,56 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Berdasarkan Tabel 6.5 diketahui bahwa total benefit sebelum proyek pengembangan
bendungan adalah sebesar Rp. 5.167.938.985,56. Dengan adanya proyek pengembangan Ben-
dungan Poh Santen diharapkan pasokan air irigasi dapat mencukupi untuk tiga musim tanam.
Apabila pasokan air telah tercukupi maka pola tanam petani dapat ditingkatkan menjadi tiga
musim tanam dengan pemanfaatan lahan sebesar 100 persen. Manfaat pertanian yang diesti-
masi setelah adanya proyek ditunjukkan pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6
Manfaat Pertanian Dengan Adanya Proyek Pengembangan
Bendungan Poh Santen
Masa Tanam Tanaman (%)
Luas (Ha)
Panen/ Ha
(ton)
Harga per ton
(Rp) Total (Rp)
MT I Padi 100 174,02 7,5 2.776.920 3.624.297.138
MT II Padi 100 174,02 7,5 2.776.920 3.624.297.138
MT III Palawija 100 174,02 2,6 4.500.000 2.036.034.000
Total Benefit = 9.284.628.276 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Tabel 6.6 menunjukkan bahwa total benefit dari pengembangan Bendungan Poh San-
ten adalah sebesar Rp. 9.284.628.276,00. Benefit yang dimasukkan ke dalam perhitungan ada-
lah selisih dari total benefit dengan proyek dengan total benefit tanpa proyek yaitu Rp.
4.116.689.290,44.
2) Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung adalah suatu manfaat yang tidak langsung bisa dinikmati dan
atau masih diperlukan adanya investasi baru untuk dapat memperoleh manfaat yang dimaksud.
Dalam hal ini manfaat tidak langsung terdiri dari peluang adanya penigkatan pendapatan, per-
baikan kesehatan masyarakat serta meningkatnya tingkat pendidikan.
a) Perbaikan kesehatan masyarakat
Perbaikan kesehatan masyarakat sebagai konsekuensi dari terpenuhinya
kebutuhan air bersih untuk konsumsi maupun mandi cuci anggota keluarga. Berdasarkan
hasil penelitian distribusi jenis penyakit yang sering dialami oleh masyarakat ditunjukkan
pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7
Distribusi Penderita Penyakit di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen
Penyakit Jumlah
Orang (%)
Panas 12 12.00
Batuk 24 24.00
Diare 30 30.00
Sakit kulit 23 23.00
Lainnya 11 11.00
Total 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
Tabel 6.7 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyakit dengan per-
sentase tertinggi yaitu sebanyak 30 persen. Dengan adanya pengembangan Bendungan Poh
Santen diharapkan dapat meminimalisir penyakit yang diderita masyarakat sehingga terjadi
perbaikan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan lokasi, masyarakat di daerah penerima manfaat paling banyak bero-
bat ke puskesmas, yaitu sebesar 79 persen. Distribusi lokasi berobat masyarakat di daerah
penerima manfaat ditunjukkan pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8
Distribusi Lokasi Berobat Masyarakat di Daerah Penerima Manfaat
Pengembangan Bendungan Poh Santen
Lokasi berobat Jumlah
Orang (%)
Puskesmas 79 79.00
Rumah Sakit 7 7.00
Dokter 12 12.00
Dukun - -
Lainnya 2 2.00
Total 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011
b) Peningkatan Pendapatan
Melalui peningkatan kesehatan masyarakat diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat diharapkan tidak hanya dialami oleh
petani yang mengalami pengingkatan dalam hal hasil panen, tetapi diharapkan dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat melalui efek multiplier.
c) Tingkat Pendidikan Meningkat
Peningkatan pendapatan masyarakat diharapkan dapat memberi dampak pada
peningkatan tingkat pendidikan. Bila pendapatan meningkat maka kemampuan masyarakat
untuk membayar atau mengeluarkan biaya pendidikan akan meningkat. Hal ini
mengakibatkan tingkat pendidikan masyarakat di daerah penerima manfaat akan meningkat.
Secara umum semua dampak di atas mengarah kepada terjadinya peningkatan
kegiatan ekonomi kawasan yang dalam kajian ini diasumsikan dapat mencapai nilai sebesar
30 persen dari nilai manfaat langsung.
6.1.3 Analisis Kelayakan
Kelayakan proyek pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana dianalisis berdasarkan data arus manfaat yang
diperoleh dan data arus biaya yang dikeluarkan selama 30 tahun. Kriteria yang digunakan
untuk mengetahui kelayakan pengembangan Bendungan Poh Santen ini adalah Net Present
Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR).
Untuk kepentingan analisis kelayakan secara ekonomis, maka pada kajian ini
ditetapkan beberapa asumsi sebagai berikut:
1) Umur proyek adalah 30 tahun semenjak dimulainya pembangunan pada tahun pertama
2) Perhitungan biaya pembangunan tidak memasukkan peluang pemanfaatan material
galian dan tambang yang tersedia di tempat (lokasi pekerjaan).
3) Debit air tidak berubah atau sesuai dengan perencanaan.
4) Tidak terjadi alih fungsi lahan di daerah penelitian serta semangat petani dalam meng-
garap lahan tetap (tidak berubah)
5) Biaya operasional dan pemeliharaan (OP) bangunan sudah harus dikeluarkan semenjak
tahun kedua dengan nilai 0,1 persen dari akumulasi nilai investasi tahun sebelumnya
dan mengalami peningkatan sebanyak 15 persen setiap lima tahun dari nilai OP periode
sebelumnya.
6) Durasi masa produksi setiap tahun adalah 24 jam per hari sepanjang tahun (365 hari)
7) Manfaat tidak langsung diperhitungkan setara dengan 30 persen dari nilai seluruh
manfaat langsung yang diperoleh.
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun bendungan ini adalah sebesar Rp.
68.242.781,66 yang dibagi mendadi tiga tahap, yaitu pada tahun pertama
Rp.21.398.884.890,00, tahun kedua Rp. 32.161.764.420,00 dan tahun ketiga
Rp.14.682.132.350,00. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya mobilisasi, pembuatan
coverdam, pembuatan bangunan utama (bendungan), dan pelimpang samping. Biaya
operasional bendungan diasumsikan sebesar 0,1 persen dari biaya konsruksi dengan pen-
ingkatan sebesar 15 persen tiap lima tahun (lihat lampiran 5).
Manfaat yang dimasukkan dalam analisis adalah manfaat yang diperoleh oleh dae-
rah-daerah dibawah lokasi rencana pengembangan Bendungan Poh Santen. Adapun
manfaat-manfaat tersebut adalah manfaat air minum, manfaat pertanian dan manfaat tidak
langsung (lihat lampiran 6).
a) Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih biaya dan manfaat yang telah
dipresent valuekan. Dengan mempergunakan rumus yang telah disebutkan pada
metodologi, diperoleh nilai NPV proyek pada tingkat bunga 12 persen adalah sebesar
Rp.12.777.587.850,67. Kriteria pengambilan keputusan menurut analisis NPV
mensyaratkan nilai > 0 untuk menerima proyek. Jadi dengan nilai NPV yang mencapai
Rp.12.777.587.850,67 maka proyek pengembangan bendungan ini layak untuk dil-
aksanakan.
b) Net benefit Cost Ratio (Net B/C)
Metode untuk mengevaluasi kelayakan proyek dalam hal mana informasi pasar
dari biaya dan manfaat yang tersedia tidak lengkap atau akurat dengan mempergunakan
formula, maka diperoleh nilai Benefit Cost Ratio pada tingkat bunga 12 persen sebesar 1,21
persen yang berarti dari jumlah 100 persen biaya yang dikeluarkan akan memperoleh
manfaat sebesar 121 persen manfaat. Sesuai dengan kriteria, dimana nilai B/C ratio > 1
maka proyek pengembangan Bendungan Poh Santen layak untuk dilaksanakan.
c) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return tingkat bunga yang menyatakan total NPV manfaat dan
biaya sama dengan 0 (nol). Dengan mempergunakan rumus yang telah disebutkan pada
metode penelitian, diperoleh nilai IRR proyek adalah sebesar 14,43 persen. Kriteria
pengambilan keputusan menurut analisis IRR mensyaratkan nilai r atau tingkat bunga lebih
besar dari tingkat bunga pasar (12 persen) untuk menerima proyek. Jadi dengan nilai IRR
yang mencapai 14,43 persen maka proyek pengembangan Bendungan Poh Santen layak un-
tuk dilaksanakan.
d) Analisis Sensitivitas
Terjadinya peningkatan biaya konstruksi secara proposional terhadap manfaat
proyek sangat mungkin terjadi baik oleh karena kekeliruan dalam menyusun estimasi
volume dan biaya, adanya perubahan rencana secara signifikan, maupun apresiasi harga-
harga bahan. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap dua kemungkinan yaitu terjadinya
peningkatan biaya konstruksi sebesar 10 persen dan 20 persen. Peningkatan biaya selama
tiga puluh tahun terlampir pada lampiran 10.
Dengan menggunakan analisis sensitivitas, hasil perhitungan yang diperoleh
disajikan pada Tabel 6.9.
Tabel 6.9
Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas
Biaya Meningkat 10 persen dan 20 persen
Alat Analisis Biaya meningkat 10% Biaya meningkat 20%
NPV
Rp 6.544.732.327 Rp 311.876.805
Net B/C
1,10 1,0042
IRR 13,05 12,19 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Tabel 6.9 menunjukkan bahwa nilai NPV apabila biaya meningkat 10 persen
adalah Rp. 6.544.732.327,00, Net B/C sebesar 1,10 dan IRR sebesar 13,05 persen. Ber-
dasarkan kriteria kelayakan maka apabila biaya meningkat sebesar 10 persen, proyek
pengembangan bendungan Poh Santen tanah masih memiliki kelenturan untuk menanggung
perubahan biaya pada peningkatan biaya sampai 10 persen.
Begitu pula untuk analisis NPV, Net B/C ratio dan IRR terhadap kemungkinan
peningkatan biaya sebesar 20 persen dari jumlah biaya yang direncanakan semula, di-
peroleh nilai IRR 12,19 persen, NPV pada tingkat bunga 12 persen sebesar Rp.
311.876.805,00 dan Net B/C ratio 1,0042. Ini berarti proyek pengembangan Bendungan
Poh Santen masih memiliki kelenturan untuk menanggung perubahan biaya pada pening-
katan hingga 20 persen.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan atas hasil pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil kes-
impulan, bahwa Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan
Mendoyo Kabupaten Jembrana layak untuk dilaksanakan.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan serta penjelasan dari bab-bab sebelumnya maka saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
1) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi diupayakan agar tidak melebihi tiga tahun atau pro-
gram yang telah direncanakan sehingga tidak terjadi pergeseran biaya yang akan
mempengaruhi analisis kelayakan.
2) Dalam rangka penyediaan air bersih agar diprioritaskan pada masyarakat di wilayah-
wilayah penerima manfaat terutama yang berada di sekitar proyek.
3) PDAM atau pengelola air bersih sebaiknya menyiapkan instalasi air bersih mulai tahun
kedua atau paling lambat tahun ketiga agar manfaat air baku lebih cepat dapat terealisasi.
4) Jaringan irigasi yang mendapat pelayanan dari bendungan agar tetap mandapat pemeli-
haraan sebagaimana mestinya, bila perlu pada tempat-tempat tertentu dapat diadakan re-
habilitasi.
5) Petani-petani pemakai air atau anggota subak yang ada perlu mendapat penyuluhan baik
mengenai tata pengelolaan air (pemanfaat air yang efektif dan efisien) maupun dari segi
teknik pertanian sehingga dapat memberikan benefit yang lebih tinggi.
6) Pada pengkajian proyek bendungan perlu didukung dengan kajian budaya dan sosial se-
hingga analisis sesuai atau paling tidak mendekati dengan keadaan sesungguhnya.
7) Pendidikan dan kesehatan masyarakat perlu dimonitoring lebih lanjut agar manfaat yang
dihasilkan tidak kurang dari 30 persen.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nuhung, Iskandar. 2003. Membangun Pertanian Masa Depan Suatu Gagasan Pembaharuan.
Semarang : CV.Aneka Ilmu.
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Benny, Guido. Sap 2 evaluasi proyek: Pengertian Evaluasi Proyek, Aspek-aspeknya dan Metode
Memperoleh Gagasan. (serial online), Available : www. Google.com
Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jembrana 2010. Bali :
BPS.
__________. 2010. Kecamatan Mendoyo Dalam Angka 2010. Jembrana : BPS.
__________. 2010. Kecamatan Jembrana Dalam Angka. 2010. Jembrana : BPS.
__________. 2010. Kabupaten Jembrana Dalam Angka. 2010. Jembrana : BPS.
Clive Gray, dkk. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Dinas PU Provinsi Bali. 2004. Prosiding seminar Pengelolaan Wilayah Lahan Kering Beririgasi
yang Berkelanjutan dengan Orientasi Agrobisnis. Singaraja: Project Management Unit.
___________. 2011. Laporan Akhir Studi Kelayakan Embung Poh Santen dan Embung Gelar di
Kabupaten Jembrana.
___________. 2011. Laporan Hidrologi Studi Kelayakan Embung Poh Santen dan Embung Gelar
di Kabupaten Jembrana.
Gittinger, JP. 1997. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta: CI css.
Harto Br., Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ignacio Velez-Pareja. 2000. The Weighted Internal Rate Of Return (Wirr) And The Expanded
Benefit - Cost Ratio (Eb/Cr). (serial online). Available : Social Science Research Network
www.ssrn.com
Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fak. UI.
Kumar Sahu, Santosh. Cost Benefit Analysis of Watershed Development Programme : A Study of
Bichhiwada Watershed Project, Udaipur, Rajasthan, India. (Jurnal). http:/journal.uii.ac.id
Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Mantau, Zulfkifli. 1995. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas dan Nila dalam
Keramba Jaring Apung Ganda di Pesisir Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara.
(Jurnal). Available : http:/www.google.com
Mugeraya, Srinivasa. Critical Analysis of Deficiencies of IRR and NPV with Solutions to
Deficiencies. (Jurnal). Available : Social Science Research Network www.ssrn.com
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 Tentang
Bendungan. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.
Pudjosumarto, Mulyadi. 1991. Evaluasi Proyek Uraian singkat dan Soal-Jawab. Yogyakarta :
Liberty
Purnomo, Eddy. 1994. Embung Kolam Penampung Air. Puslitbang Tanaman Pangan, Badan
Litbang Pertanian Deptan. Surabaya.
Sufa, Milla Faila. Analisis Sensitivitas Pada Keputusan Pembangunan Meeting Hall untuk
Mimimasi Resiko Investasi. (Jurnal). Available : http://eprints.ums.ac.id.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suherman, Agus dan Adhyaksa Dault. 2009. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan
Pelabuhan Nusantara Brondong Lamongan Jawa Timur. (Jurnal ). Jurnal Saintek
Perikanan Vol. 5 No. 1 halaman 25 – 30. Available : www. Google.com
Sutawan, Nyoman. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Air: Masalah dan Saran Kebijaksanaan.
Disampaikan pada seminar dengan tema Optimalisasi Pemberdayaan Sumberdaya Tanah
dan Air yang Tersedia untuk Keberlanjutan Pembangunan, Khususnya Sektor Pertanian,
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosial ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Udayana pada tanggal 28 April 2001.
Syahrani, H.A. Husaini. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Kebun Hutan dengan Tana-
man Buah Durian di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. (Jurnal).
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Available : http://journal.uii.ac.id
Ta’alidin, Zamdial. 2001. Analisis Ekonomi Untuk Investasi Usaha Penangkapan Ikan Dengan
Bagan Perahu. (Skripsi). Fakultas Petanian UNIB.
Widarti, Nyoman. 2004. “Dampak Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng” (Thesis).
Denpasar :Universitas Udayana.
Widiantara. 2004. Analisis Kelayakan Pembangunan Waduk Muara Tukad Unda di Kabupaten
Klungkung. (Thesis) .Denpasar :Universitas Udayana.
Lampiran 1
Sumber : Dinas PU Prov. Bali, 2011
Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen
Lampiran 2
Lokasi Rencana Ben-
dungan Poh Santen
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Tesis yang berjudul ”Analisis Ekonomi Pengembangan
Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana” pada
Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana, mohon kesediaan
Bapak/Ibu masyarakat yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen untuk mengisi
kuesioner yang telah kami persiapkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan segala informasi
serta identitas anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
I Gusti Ayu Made Wulandari, SE.
FORM 1 : PETANI
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Yang dimaksud responden dalam penelitian ini adalah petani yang berada di bawah lokasi
rencana Bendungan Poh Santen. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda lingkaran
pada jawaban yang anda pilih dan memberikan jawaban pada ruang isian.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan
3. Usia anda saat ini :
≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun
4. Pendidikan terakhir :
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
PERTANIAN
1. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu/Saudara garap?.......................are / ha
2. Bagaimana pola tanam di daerah irigasi Bapak/Ibu/Saudara saat ini dalam setahun?
Padi-padi-padi
Padi-padi-palawija
Padi-palawija
Padi-bero
................................................?
3. Luas tanam :
Luas tanam I ...........................%
Luas tanam II ...........................%
Luas tanam III ...........................%
FORM 1 : PETANI
4. Hasil padi rata-rata per panen?
Panen I .................................................?
Panen II .................................................?
Panen III.................................................?
5. Jenis Palawija yang ditanam?
Kacang tanah
Kedelai
Jagung
Lainnya ..............................................
6. Hasil Palawija per panen .............................. ton/Ha
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Tesis yang berjudul ”Analisis Ekonomi Pengembangan
Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana” pada
Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana, mohon kesediaan
Bapak/Ibu masyarakat yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen untuk mengisi
kuesioner yang telah kami persiapkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan segala informasi
serta identitas anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
I Gusti Ayu Made Wulandari, SE.
FORM 2 : MASYARAKAT
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Yang dimaksud responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di bawah
lokasi rencana Bendungan Poh Santen. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda
lingkaran pada jawaban yang anda pilih dan memberikan jawaban pada ruang isian.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan
3. Usia anda saat ini :
≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun
4. Pendidikan terakhir :
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
PENDAPATAN
1. Mata pencaharian utama dalam keluarga :
PNS Pedagang /jasa Petani Buruh
Lainnya:………………………………………………………………………………..
2. Sumber air bersih saat ini?
Sumur
Kali
PDAM
Lainnya (......................................)
3. Jarak Lokasi Sumber Air Bersih?
Pada halaman rumah
Jauh dari rumah
........................... km
4. Kapasitas air bersih?
Melebihi
Cukup
Kurang
FORM 2 : MASYARAKAT
5. Kualitas air bersih?
Layak diminum langsung
Layak diminum dengan dimasak
Tidak layak diminum
6. Penyakit apa yang paling sering diderita Bapak/Ibu/Saudara/i?
Panas
Batuk
Diare
Sakit kulit
Lainnya .............................
7. Dimana Bapak/Ibu/Saudara/i berobat bila sakit?
Puskesmas
Rumah Sakit
Dokter
Dukun
Lainnya............................
Lampiran 3
Biaya OP Pengembangan Bendungan Poh Santen
Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Tahun Tahun ke- biaya
2014 0 -
2015 1 -
2016 2 -
2017 3 68,242,781.66
2018 4 68,242,781.66
2019 5 68,242,781.66
2020 6 68,242,781.66
2021 7 68,242,781.66
2022 8 78,479,198.91
2023 9 78,479,198.91
2024 10 78,479,198.91
2025 11 78,479,198.91
2026 12 78,479,198.91
2027 13 90,251,078.75
2028 14 90,251,078.75
2029 15 90,251,078.75
2030 16 90,251,078.75
2031 17 90,251,078.75
2032 18 103,788,740.56
2033 19 103,788,740.56
2034 20 103,788,740.56
2035 21 103,788,740.56
2036 22 103,788,740.56
2037 23 119,357,051.64
2038 24 119,357,051.64
2039 25 119,357,051.64
2040 26 119,357,051.64
2041 27 119,357,051.64
2042 28 137,260,609.39
2043 29 137,260,609.39
2044 30 137,260,609.39
Lampiran 4
Manfaat Air Baku dari Pengembangan Bendungan Poh Santen
Tahun
ke- Lt/dtk 000 m3/th Nilai jadi air baku
1 - - -
2 - - -
3 42.6 1,343.434 1,679,292,000.00
4 106.5 3,358.584 4,198,230,000.00
5 142 4,478.112 5,597,640,000.00
6 142 4,478.112 5,597,640,000.00
7 142 4,478.112 5,597,640,000.00
8 142 4,478.112 5,597,640,000.00
9 142 4,478.112 5,597,640,000.00
10 142 4,478.112 5,597,640,000.00
11 142 4,478.112 5,597,640,000.00
12 142 4,478.112 5,597,640,000.00
13 142 4,478.112 5,597,640,000.00
14 142 4,478.112 5,597,640,000.00
15 142 4,478.112 5,597,640,000.00
16 142 4,478.112 5,597,640,000.00
17 142 4,478.112 5,597,640,000.00
18 142 4,478.112 5,597,640,000.00
19 142 4,478.112 5,597,640,000.00
20 142 4,478.112 5,597,640,000.00
21 142 4,478.112 5,597,640,000.00
22 142 4,478.112 5,597,640,000.00
23 142 4,478.112 5,597,640,000.00
24 142 4,478.112 5,597,640,000.00
25 142 4,478.112 5,597,640,000.00
26 142 4,478.112 5,597,640,000.00
27 142 4,478.112 5,597,640,000.00
28 142 4,478.112 5,597,640,000.00
29 142 4,478.112 5,597,640,000.00
30 142 4,478.112 5,597,640,000.00 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Lampiran 5
Total Benefit Pengembangan Bendungan Poh Santen selama 30 tahun
Tahun ke- Air Baku Pertanian Manfaat tidak Langsung Total Benefit
1 - - - -
2 - - - -
3 1,679,292,000.00 4,116,689,290.44 1,738,794,387.13 7,534,775,677.58
4 4,198,230,000.00 4,116,689,290.44 2,494,475,787.13 10,809,395,077.58
5 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
6 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
7 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
8 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
9 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
10 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
11 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
12 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
13 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
14 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
15 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
16 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
17 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
18 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
19 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
20 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
21 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
22 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
23 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
24 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
25 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
26 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
27 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
28 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
29 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58
30 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011
Analisis Data Pada Tingkat Bunga 12 % Lampiran 6
Tahun
Tahun
ke- Biaya Benefit Net Benefit DF(12%) PV Benefit PV Biaya NPV
2014 0 21,398,884,890 - (21,398,884,890) 1.0000 - 21,398,884,890.00 (21,398,884,890.00)
2015 1 32,161,764,420 - (32,161,764,420) 0.8929 - 28,717,239,450.62 (28,717,239,450.62)
2016 2 14,682,132,350 - (14,682,132,350) 0.7972 - 11,704,595,909.42 (11,704,595,909.42)
2017 3 68,242,782 7,534,775,678 7,466,532,896 0.7118 5,363,253,327.30 48,575,211.94 5,314,678,115.36
2018 4 68,242,782 10,809,395,078 10,741,152,296 0.6355 6,869,370,571.80 43,368,287.71 6,826,002,284.09
2019 5 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.5674 7,165,483,571.22 38,720,954.28 7,126,762,616.94
2020 6 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.5066 6,397,662,984.10 34,571,793.16 6,363,091,190.94
2021 7 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.4523 5,711,928,479.49 30,866,210.12 5,681,062,269.37
2022 8 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.4039 5,100,702,880.53 31,697,748.41 5,069,005,132.12
2023 9 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.3606 4,553,883,284.77 28,299,599.10 4,525,583,685.67
2024 10 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.3220 4,066,418,240.98 25,270,302.03 4,041,147,938.95
2025 11 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.2875 3,630,730,572.30 22,562,769.67 3,608,167,802.64
2026 12 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.2567 3,241,768,827.51 20,145,610.34 3,221,623,217.17
2027 13 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.2292 2,894,481,555.38 20,685,547.23 2,873,796,008.15
2028 14 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.2046 2,583,817,304.67 18,465,370.70 2,565,351,933.98
2029 15 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1827 2,307,250,349.77 16,488,872.07 2,290,761,477.70
2030 16 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1631 2,059,729,239.45 14,719,950.93 2,045,009,288.52
2031 17 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1456 1,838,728,248.10 13,140,557.05 1,825,587,691.04
2032 18 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1300 1,641,721,650.09 13,492,536.26 1,628,229,113.82
2033 19 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1161 1,466,183,719.81 12,049,872.77 1,454,133,847.04
2034 20 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1037 1,309,588,731.64 10,762,892.39 1,298,825,839.26
2035 21 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.0926 1,169,410,959.98 9,610,837.37 1,159,800,122.62
2036 22 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.0826 1,043,124,679.21 8,572,949.96 1,034,551,729.25
2037 23 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0738 931,992,752.13 8,808,550.40 923,184,201.72
2038 24 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0659 832,226,590.31 7,865,629.70 824,360,960.62
2039 25 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0588 742,563,330.96 7,018,194.63 735,545,136.33
2040 26 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0505 637,114,286.51 6,021,563.25 631,092,723.26
2041 27 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0425 536,969,265.86 5,075,061.83 531,894,204.03
2042 28 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0346 436,824,245.20 4,747,844.47 432,076,400.73
2043 29 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0267 336,679,224.55 3,659,367.84 333,019,856.71
2044 30 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0187 236,534,203.89 2,570,891.21 233,963,312.68
75,106,143,077.53 62,328,555,226.86 12,777,587,850.67