PENGARUH UNDANG-UNDANG N0.38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DAN UNDANG-UNDANG PAJAK
PENGHASILAN N0.17 TAHUN 2000 TERHADAP PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK (Study Kasus Pada Wajib Pajak Di KPP Pratama ,Jakarta Cilandak)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilnrn Sos al
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sm:1m t Ekonomi
.. ...,, 11
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JURUSAN AKUNT ANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
lJNIVERSITAS !SLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATlJLLAH JAKARTA
<Di Vfufl 'l'imur 'Xflu (]3enfiri (})afam (]3ayangan :M.entari Senja £ang/(szfimu 'J{ini £untur Q(efi ©e6u, O(efi}lngin, ©an 'l'erpaan J{ujan }lli.,u :M.enatap aaram Jfati IParasmu :M.enge[ufi Pada 'Wa/(Ju 'Wa(au (]3i6irmu <Diam :M.em6isu }lli.,u :M.engerti
. 'J{etif(g :Matamu 'l'erporos Padaflu }l[ismu 'J{utu6 (]3erair IPipimu Pefluli :M.engafir 'J{ufifiat Le!afi <Dimatamu I6u aan (]3apaf(, ..
Vntuli.,16u dan (]3apak,'fercinta ....... . ,
Terima Kasih atas Kasih Sayangnya yang Tak Terhingga Semoga Nok mampu memberikan Kebahagiaan di Hari-hari Tua
J 6u aan \Bapa/i., .. (Amin ... )
"JfI{afiumma <;;ji.rfii 'Waa Ei.wa[itfayya 'Warfiamfiumaa fla:nuui '1{,a66ayanii Sfiagfiiro"
sembahkan skripsi ini untuk orang -orang te1·~iJ1ta: a Rawen, Bapak Syamsu, Aa Satori, Aa lw;an Sa.tibi dan
Aa Isya Adzanofa Kamal
PENGARUH UNDANG-UNDANG N0.38TAHU!\'1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DAN UNDANG-UNDANG PAJAK
PENGHASILAN N0.17 TAHUN 2000 TERHADAP PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI PE:NGURANG PE:NGHASILAN KENA PAJAK
(Study Knsus Pada Wajib Pajak Di Kccanrntan Pamulang)
Skripsi Uia1t1ka11 l(cpada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
LJ11tt1k Mcrnenuhi Syarat Meraih Gelar Sa~jana Ekonomi
Pernbirnbing J
Oleh Halimah Nurrushobah
103082029341
Di bawah Bimbingan
Pembimbing lI
Muhammad Yani SE. MM
,JURUSAN AKUNTANSI FAKUGfAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAJVI NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Jum'at Tanggal Dua Betas Bulan Dcsember Tahun Dua Ribu Delapan tclah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Halimah Nurrushobah NIM: I 03082029341 dengan judul Skripsi "PEN GAR UH UNDANG-UNDANG N0,38 TAHUN 1999 TENTANG l'ENGELOLAAN ZAKAT DAN llNDANC-UNDANG PA.JAK PICNGHASILAN N0,17 TAHUN 2000 TEIUIADAP PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK (Study Kasus Palla Wajib Pajak Di KPP Pratama .Jakarta Cilandak)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian bcrlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif I lidayatullah Jcrknrta,
~~•Hl', Ketua
Jakrrla, 12 Dcsember 2008
Tim Pcnguji Ujian Skripsi
tJ Hepi Prav(cliawan SE,Ak, MM
Sekretaris
Drs, Abdul H, nid Cebba SE,Akt, MBA Penguji Ahli
Hari ini Jum'at Tanggal Lima Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas narna Halimah Nurrushobah NrM: 103082029341 dengan judul Skripsi "PENGARUH UNDANG-UNDANG N0.38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN N0.17 TAHUN 2000 TERHADAP PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN KENA PAJAK (Study Kasus Pada Wajib Pajak Di KPP Prata ma .Jakarta Cilandak)". Mernperhatikan penarnpilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan llrnu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
-~ Amifln SE, Ak, Msi
Ketua
(cj~~ I
Afif Sulfa SE,Ak, Msi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Sekretaris
DATA PRISADI
Nama Tempat & Tanggal Lahir Alamat Rumah
Tip E-Mail
'.!>ENDIDIKAN FORMAL
1990- 1996 1996 1997 1997 -2000 2000-2003 2003 - 2008
: Halimah Nurrushobah : Majalengka, 24 Mei 1984 : Jl.S.Parman No.07, Rt/03 Rw/04 Bongas, Sumber Jaya, Majalengka 45455
: 0817676 2356 : [email protected]
: SON Ill Bongas, Sumber Jaya Majalengka : Tazhijiyyah, Pesantren PERSIS 92 Majalengka : MTS Pesantren PERSIS 92 Majalengka : MA Pesantren PERSIS 92 Majalengka : S 1 Jurusan Akuntansi-Pajak Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial U1N Syarif Hidayatuilah Jakarta
l>ENGALAMAN ORGANISASI
1999 - 2000
2001 - 2002
2003 -- 2004
2004-2005 2005- 2006
2005-2006
: Sekretaris Umurn UG Pesantren PERSIS 92 Majalengka
: Sekretaris Umum UG Pesantren PERSIS 92 Majalengka
: Bendahara Umurn Pim. Komisariat DISTEKPERTUM UJN lkatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Ciputat
: Ketua Asrama Puteri (ASTRI) IMM Cabang Ciputat : Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) UIN .Takaiia.
: Manager Vocalis Sweet Paduan Suara IMM Cabang Cinutat.
PENGALAMAN KEGIATAN DAN KERJA
September, 2006
Okt-Nov 2006
2005 - 2008 Mei,2007
Sept-Okt 2007
Januari, 2008
April, 2008
Mei, 2008
: Relawan Gerai Zakat LAZNAS Baetul Maal Hidayatullah (BMH)
: Magang di PT.Bank Tabungan Negara, Tbk. Kantor Cabang Syari'ah Harmoni Jakarta.
: Surveyor LSI (Lembaga Survei Indonesia) : Pelatihan Advokasi KIA oleh HSP dan DINKES Tangerang : Relawan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa
: Relawan zakat Banking Channel BAZNAS-Dompet Dhuafa
: Peserta Seminar dan Lokakarya Antar Umat Beragama (Ke~jasama Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri RI dengan IDIF)
: Tim Pemantau Independen DIG Jakarta Ujian Nasional (UN) Tingkat SMU dan SMP.
ABSTRACT
Halimah Nurrushobah, in a "The Influence ofUU No.38 Jn 1999 and Law No.17 In 2000 for Axecution of zakat as substraction of income tax (Case Study In KP P Pratama .Jakarta Cilandak) ", Graduatefiwn department of Accounting Faculty of Economics and Social Science State Islamic University Syari.f Hidayatul/ah .Jakarta lhe pwpose of this research is to /mow the law No.38 in 1999 and lmv No.17 in 2000 amount for axecution of zakat as substraction of income tax (Jn KPP Pratama .Jakarta Ci/andak). This research uses method p11111osive sampling. The data outcome by spread the questioner from tax users in KPP Pratama .Jakarta Cilanda. And is obtained by way of by know the impact of independent to dependent variables, multiple regression analysis on SPSS 15, 00 for windows are use(/. Research output indicates that law No. 38 in 1999 and law No.17 in 2000 simultaneously influenced on axecution ofzakat as substraction of income tax. Its showed on F test value 24,823, higher than F table 3,44 (24,823 > 3,44) or significant 0, 000 < 0, 05. And partialy, variable law No.38 in 1999 hast value 4,553 >on I table 2,000. and law No.17 in 2000 has t value 2, 953 > t label 2, 000. that means all of independent variables influenced on Axecution of zakat as substraction of income tax that means h1jJotes1:1· reszife of Ho was accepted of H"
Keywords : lmv No.38 in 1999, law No.17 in 2000, Axecution of zakat as substraction [![income lax.
ABSTRAK
Halimah Nurrushobah, judul skripsi "Pengaruh Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 Terhaclap Pelaksanaan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak", Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Universitas i>:lam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Unclang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang Pajak penghasilan No.17 tahun 2000 terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak (pada KPP Pratama Jakarta Cilandak).Untuk penelitian ini digunakan metoclc sampel purposive sampling. Data diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner terhaclap Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Cilandak sebanyak 80 responden. Dan untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat cligunakan analisis regresi berganda clengan SPSS 15,00 for windows. Hasil pcnelitian menginclikasikan bahwa Unclang-Undang No.38 Tahun 1999 tcntang pengelolaan zakat clan Unclang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tal1lm 2000 secara bersama-sama berpengaruh terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. Hal ini terlihat dalam nilai F Hitung 24,823 jauh lebih besar dari F tabel 3,44 (24,823 > 3,44) atau signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Dan seeara parsial variabel Undang-Undang No.38 Tahun J 999 · tenlang pengelolaan zakat memiliki nila t Hitung 4,553 > dari l label 2,000. clan UndangUndang Pajak penghasilan No.17 tahun 2000 memiliki nilai t Hitung sebesar 2,953 > t label 2,000. artinya keclua variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan zakal sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak clengan basil hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima.
Kata kunci : Undang-Undang No.38 tahun 1999, Undang-Undang No.17 tahun 2000, Pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur adalah milik Allah SWT, yang memiliki apa-apa yang
ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dialah Maha Kuasa atas segala sesuatu
yang di kehendaki. Dengan Ridho serta KaruniaNya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul "PEN GAR UH UNDANG-UNDANG
N0.38 TAHUN 1999 TENTANG ZAKAT DAN UNDANG-UNDANG
PAJAK PENGHASILAN N0.17 TAHUN 2000 TERHADAP
PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASILAN
KENA PAJAK (Study Kasus Pada 'Wajib Pajak Di KPP Pratam
.Jakarta Cilandak". Dan Shalawat se1ia salam semoga selalu tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna karena keterbatasan penulis sehagai manusia biasa.
Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat, bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Adapun terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagi pihak. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya penulis menyampaikan
penghargaan setinggi-tingginya sebagai wujud rasa terima kasih kepada yang
terhormat:
I. Teruntuk Kedua Orang Tua yang penulis sangat cintai dan sangat sayangi.
Ja::akumullah Khairan Katsiran atas segala rasa yang tak henti-hentinya
tercurah, atas rasa lelah dan air mata yang Bapak dan !bu abaikan demi
kebahagiaan Nok, Atas Cinta dan Kasihnya yang tiada terhingga, atas Do'a
yang !bu dan Bapak kirimkan untuk mengiringi langkah Nok, dan atas
segalanya yang tak ternilai. (Nok akan berusaha men;adi "Cahaya" untuk
keluarga tercinta ini)
2. Kakak-kakaku, A' Satori AM, dan A' !wan Syatibi S.Psi yang sangat Nok
banggakan. Jazakumu!lah Khairan Katsiran atas tanggungjawabnya
kata-kata. (Semoga kalian tetap menjadi kakaku yang terbaik seperti dulu
dan kita bisa menjadi keluarga yang utuh serta senantiasa menjadi anak
yang berbakti pada orang tua).
3. Kanda Mochammad Isya Adzanofa Kamal S.Hum, Terima kasih atas
dukungan, pengertian, \Vaktu yang ,4 1 korbankan clan atas segala rasa yang
A' curahkan selama ini. (Semoga Allah 111e11ya1uka11 kila dalam Rid/Jo dan
IkatanNYa).
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. Sclaku Doscn Pembimbing I yang telah
banyak membantu clengan mengamalkan ilmu serta waktunya untuk
penulis hingga skripsi ini dapat~~ctcsai.
5. Bapak Muhammad Yani, SE. MM. selaku Dosen Pcmbimbing II atas
\vaktu clan scgala pengarahan ilrnu pajaknya hingga skripsi ini dapat
terselesaikan. (Semoga B11pak menjadi haji lv!abrur, Amin)
6. Bapak Ors. Muhamma·II Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Univcrsitas Islam Negcri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Penasehat Akademik Fakultas
Ekonomi clan Ilmu Sosial Universitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah
.Jakarta.
8. Bapak Ors Abdul Hamid Cebba, MBA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Bapak Amilin, SE, Ak, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Ncgeri Syarif 1-liclayatullah Jakarta. Yang tclah mcmbcrikan ilmunya.
I I. Bapak Agah clan segenap pegawai KPP Pratama Jakarta Cilanclak, terima
kasih atas izin dan scgala infOrn1asinya.
12. Keluarga Besar IMM Cabang Ciputat, ASTRI, ASTRA, terima kasih atas
rasa pcrsaudaraannya. Untuk tcn1an scperjuangan : Fc~jar Suryani,
Maghfirah Realis Murphi SE, Siti Rufi'ah dan untuk teman satu atap :
Tarsih, Nunung, Arsy dan Ningsih terima kasih ata~; pengalaman dan rasa
kekeluargaannya (ka/ian adalah teman terbaik yang pernah aku temui,
semoga ukh11w1vah kita selalu te1jaga).
13. Teman sepe1juangan di Akuntansi A : Yuyun Yuliana, Fitriah, Dina
Ramadhani, Fazriyah Rizki Handini, terima kasih atas segala pengertian
dan ke1jasamanya. Dan unluk seluruh leman-teman Akuntansi angkatan
2003 yang tidak dapat discbutkan satu persatu.
Atas segala kebaikannya, penulis mengucapkan terima kasih teriring do'a
.Jazak1111111lla/111 Khairan Katsiran. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
dengan balasan yang setimpal. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis
inohon a1npunan atas scga kekhilafan sebagai n1anusia biasa.
Jakarta, 07 September 2008
Peneliti
DAFTARISI
LEMEAR PENGESAHAN ........................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFT AR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFT AR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
2. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pajak .............................................................................. 7
1. Definisi Pajak ........................................................................ 7
2. Arti dan Landasan Hukum pajak Penghasilan ....................... 8
3. Objek dan Subjek Pajak Penghasilan ...................................... 9
4. Penghasilan Kena Pajak .......................................................... 15
5. Penghasilan Tidak Kena Pajak ................................................ 19
B. Konsep Zakat .............................................................................. 21
1 . Makna Zakat ........................................................................... 21
2. Landasan Kewajiban dan Dasar Hukum Zakat ....................... 21
3. Subjek dan Objek Zakat .......................................................... 26
4. Zakat Profesi ............................................................................ 28
C. Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
1. Sejarah Undang-Undang No.38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat ................................................ 31
2. Penjabaran Undang-Undang No.38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat ................................................ .32
D. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 ......... .37 ,
E. Pelaksanaan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena ~ajak.39
F. Kerangka Pemikiran ................................................................... .42
G. Hipotesis ..................................................................................... .42
H. Penelitian Terdahulu ................................................................... .43
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup penelitian ....................................................... 45
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 46
D. Metode Analisis Data .............................................................. 46
1.Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 48
2. Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Asumsi Klasik) ............ 49
3. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 52
4. Uji Hipotesis ....................................................................... 52
5. Regresi Linier Berganda ...................................................... 53
E. Operasional variabel Penelitian .................................................... 54
BAB IV : BASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 56
I. Sejarah dan Perkembangan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Cilandak ..................................................... 56
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas KPP Pratama
Jakarta Cilandak .................................................................. 58
3. Sumber Daya Manusia KPP Pratama Jakarta Cilndak. .......... 61
B. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
1. Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat. ................................................................. 62
2. Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 ....... 66
3. Pelaksanaan Wajib Pajak Tentang Zakat Sebagai
Pengurang Penghasilan Kena Pajak ....................................... 68
C. Penemuan dan Pembahasan
I. Karakteristik Responden ........................................................ 71
2. Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat. ................................................................. 74
3. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 ...... 83
4. Pelaksanaan Wajib Pajak Tentang Zakat Sebagai
Pengurang Penghasilan kena Pajak ........................................ 89
5. Analisis Deskriptif .............................................................. 97
6. Analisis Uji Asumsi Klasik ...................................................... 97
7. Uji Koefisien Determinasi ................................................... IOI
8. Uji Hipotesis ............................................................................ 102
9. 1-lasil Uji Regresi Berganda .................................................. 104
BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................. I 06
B. lmplikasi ................................................................................. l 07
DAFT AR PUSTAKA ................................................................................... 109
LAMPIRAN .................................................................................................. 111
DAFTAR TABEL
Nomor Ketenmg•m
2.l Tarifpajak orang pribadi
2.2 Truifpajak badan
20
20
2.3 Nisab dan kadar zakat profesi 29
2.4 Perbedaan Wajib Pajak daiam negeri dan Wajib Pajak luar negeii: 40
3. l Bobot dan kalagori skala liker/ 47
3.2 Bobot dan katagori skala liker! 47
4.1 Sumber daya mru1usia KPP Jakarta Cilandak 61
4.2 Hasil output validitas Undang-Undang No.38 tahl.!ll 1999 (Xl) 63
4.3 Hasil l!y out butir pertru1yaan pengaruh Undang-Undang No.38
tahun 1999 64
4.4 Hasil output reliabilitas Undang-Umlang No.38 tahun 1999 65
4.5 Hasil validitas try out Undang-Undang No.17 Tatum 2000 (X2) 66
4.6 Hasil Validitas Try Ont butir Pertimymm Undang--Undang Pajak
Penghasilan No.17 Talnm 2000 (X2) 67
4.7 Hasil Output Reliabi!itas Undang-Undang Pajak Penghasihm No.
17 Tahun 2000 67
4.8 Hasil Output Validilas Pelaksanaan Zalrnl sebagai pengllfang
Pengbasilan Kena Pajak 68
4.9 Hasil Try Out Item Burir Pertru1yaan Pelaksanaan Zmkat
sebagai pengurang penghasilan kena pajak (Y) 69
4.10 Hasil Output Uji Relfabi!ilas 70
4.11 Jenis Kelrunin 71
4. l 2 Usia Responden 7l
4.B Latar Belakimg Pendidikan Responden 72
4.14 Pekerjaan 73
4.15 Penghasilan Rata-Rata Perbulan 74
4.16 Saya Mennnaikan Zakal ke Badan/Lembaga Zakat 74
4.17 Pengelolmm Zakat Dilakukan Oleb Lembaga Zakat Yang
Dibenmk Oleh Pemerintah 75
4.18 Zakat Perin Mengurangi Pajak, Agar Muslin1 lndone:sia
Tidak Mengelmukan Kewajiban Ganda 76
4.19 Zakat Yang Telah Dibayarkan Ke Badan/Lembaga Zakat
Dapat Dikimmgkan Atas Pendapatan Sisa Kena Pajak 77
4.20 Undang-Undang Pengelolaan Zakat No.38 Talmn 1999 Menjadi
Soiusi Persoalan Zakat 78
4.21 Saya Lebih Suka Menunaikan Zakat Langsnng Kepada Musta:hik
(Dhuafa) Daripada ke Lembaga 79
4.22 Mennrut Saya Undang-Undang Tentang Pengelolaan Zakat
Telah Memberikall Pengaruh Terliadap Sistem Pengelolmm Zakat
di Lembaga-lembaga Zakat. 80
4.23 Meskipnn Ada Undang-Undang Pengelolaan Zakai, Nam1m
Belum Berpengamh Bagi Kinerja Lembaga Zakat 81
4.24 Zakat Yang Telal1 Diwulang-undangkan BelWJJ lvler~adi
Solusi Untuk Pennasalahan Zakat Saat Jui 82
4.25 Saya mendukwig Undang-U11dang Pajak Penghasilall No.17
Talnm 2000 Telah Mengakomodir Zakat 83
4.26 Saya Mendukung Undang-Undang Pajak Disesuaikan De11gau
Undang-Undang Zakat Terkait Masalah Zakat Dapait Dikurangkan
Atas Penghasi!an Kena Pajak 84
4.27 Zakat Yang Diakni Oleh U11dimg-Uudang Perpaj11ikau Hanya
Zakat Atas Penghasilan 85
4.28 Me1mrut Saya Zakat Tidak Perlu Mengurangi P(mgbasihm Kena
Pajak (PKP) Karena Memiliki Aspek Y img Berbeda 86
4.29 Saya Me11d11kung zakat Akan Mengurangi Penghasilian Kena Pajak
jika men1miliki BSZ dari Lembaga Zakat 87
4.30 Meuurut Saya Meskipun Zakat Dapat Mengimmgi Penglmsilan Kena
Pajak, Namun Tidak Akan Mempengaruhi Wajib Pajak Unmk
Membayar Pajak dan Zakat 88
4.31 Sebagai Muslim saya berkewajibim untuk menimaikan zakat
dan memanfaatkan zakat sebagai pengurang PKP 89
4.32 Saya Mendlli.<mg Zakat Bisa Dikurangkan Atas Penghasilan Kena
Pajak, Karena Mengurangi Behan Ganda Membayar Pajak dan Zakat
Bagi Muslim Indonesia 90
4.33 Meimmt Saya Zakat Sebagai Pengurang Pengbasilan Kena Pajak
Berpengaruh Bagi Wajib Pajak Untiik Membayar Zakat 91
4.34 Memm11 Saya Dengan Adanya Zakat Dapal Meng11rnngi Penghasila11
Kena Pajak Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Negara 92
4.35 Mem1rut Saya Memberatkan Jika Membayar Zak;11t d1au Pajak
Pengahasilau (Donbel) 93
4.36 Merealisasikan Zakat Mengurangi Penghasilan Kenai Pajak Sangat
Merepotkan 94
4.37 Zakat Me111,,'ln1111gi Penghasilim Kena Pajak Tidal;: Mempengaruhi
Perekooomimi Negara 94
4.38 Meskipnn telah diimb1mgkan UU Pajak dan zakat, tetapi muslim
lndonesia belum ban yak berpmtisipasi aktif mJtnk membayar pajak
dan zakal 95
4.39 Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Dapat
Me1ingankan Behan Pengel11anm Ga11da. 96
4.40 Deskriplive Statistik 97
4.41 Uji Multikoli11earitas 99
4.42 HasiJ U ji Autokorelasi 99
4.43 Koefisien determinasi 100
4.44 Tingkat Huboogan Antar Varnabel j()J
4.45 Basil. Uji t Hittmg 102
4.46 Hasil Uji F Hitung 103
4.47 Uji regresi W4
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 42
4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Cilandak 58
4.2 Uj i Normalitas 98
4.3 1-lasil Uji Heterokedastisitas 100
No. Keterangan
Kuesioner Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
111
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Undang-Undang No.38 Tahun 1999 115
3 Uji Validitas dan Reliabilitas Undang-Undang No.17 Tahun 2000 117
4 Uji Validitas dan Reliabilitas Pelaksanaan Zakat Sebagai
5.
6.
7
8.
Pengurang Penghasilan Kena P::,jak.
Uj i Regresi Berganda
Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun '.WOO
Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat
Bagan Organisasi KPP Pratama Jakarta Cilandak
119
121
124
134
140
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Dalam ajaran Islam, ada dua hubungan yang harus dipelihara oleh
pemeluknya, keduanya disebut dengan dua kalimat yaitu hablum min Allah
wa hablum min An-nas, yaitu adanya hubungan yang selaras antara manusia
dengan Allah sebagai khaliknya dan hubungan manusia dengan manusia
dalam masyarakat, lingkungan dan dengan diri sendiri selama hidup di dunia.
Ibadah yang memiliki kedua dimensi tersebut adalah ibadah zakat.
Dalam sistem pemerintahan yang tidak menggunakan Islam sebagai
dasar negaranya termasuk negara Indonesia. Maka zakat bukanlah merupakan
sumber pendapatan negara sebagaimana halnya seperti pajak, melainkan zakat
merupakan sumber pendapatan sebagian umat Islam yang diperoleh dari
muzaki dan diperuntukan bagi para mustahiq (pihak yang menerima zakat).
Sedangkan pajak sendiri merupakan salah satu sumber pendapatan negara
yang dipergunakan untuk membiayai sarana dan prasarana umum.
Walaupun Indonesia bukan negara Islam, tapi karena penduduk
Indonesia adalah mayoritas umat Islam, maka tidak salah jika pemerintah ikut
mengatur kepentingan umat Islam dalam menjalankan syariat Islam khususnya
zakat. Dengan demikian pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 23
September 1999 mengeluarkan Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, yang mengatur bagaimana caranya agar dapat menghimpun
potensi dana umat Islam dari sektor zakat secara proporsional.
Selain itu, Undang-Undang Pajak Penghasilan juga memberikan
insentif kepada Wajib Pajak (WP) perorangan maupun badan (badan yang
berstatus agama Islam);, Melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yang
diberlakukan tahun 2001 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yang memberikan
kompensasi keringanan pajak yaitu dapat dikurangkan atas penghasilan kena
pajak dalam perhitungan pajak penghasilan pribadi maupun badan bila telah
membayar zakat kepada lembaga-lembaga yang telah ditetapkan pemerintah.
Secara umum alasan dicantumkannya zakat dalam yuridikasi pajak
penghasilan adalah agar selaras dengan ketentuan yang berlaku dalam
Undang-Undang Pengelolaan Zakat. Barangkali itulah yang menjadi prioritas
dalam pembenahan mekanisme pembayaran zakat. Pengurangan biaya pajak
dari pembayaran zakat merupakan keinginan dari masyarakat Indonesia yang
mayoritas muslim, Sehingga tidak merasa terbebani dengan pengeluaran
ganda.
Meskipun pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yang kemudian disempurnakan
dengan Undang-Undang No.17 tahun 2000. Namun faktanya Undang-Undang
tersebut belum mampu menggugah kesadaran masyarakat muslim Indonesia
yang mampu untuk menunaikan zakat dan memanfaatkan kompensasi
masyarakat, khususnya Wajib Pajak yang membayar pajaknya di KPP
Pratama Jakarta Cilandak mempunyai persepsi yang beragam tentang adanya
Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang
Undang pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 yang akan berpengaruh
terhadap pelaksanaannya dalam menunaikan zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena Pajak.
Herry Yarmanto (Tesis 2003) dalam penelitian "Analisis Zakat
Sebagai Faktor Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Tinjauan Aspek Sinergi
antara Zakat dan Pajak)" dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
zakat dan pajak dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam kebijakan
fiskal Negara Indonesia yang berpenduduk (mayoritas muslim) fasilitas zakat
sebagai pengurang pajak penghasilan masih terbatas pada pajak penghasilan,
sedangkan potensi zakat cukup besar menyangkut pada zakat harta (maa[).
Penelitian dari Siti Arifah (2004) dalam penelitiannya dengan judul
"Konstitusi Negara Berbicara : Zakat Mengurangi Penghasilan Kena Pajak".
Hasil penelitiannya adalah bahwa adanya Undang-Undang Pajak Penghasilan
No.17 Tahun 2000 basil sinergi dengan Undang-Undang No.38 Tahun 1999
tentang pengelolaan zakat, akan meningkatkan penerimaan zakat.
Eko Novianto Nugroho (2005) dalam penelitiannya "Optimalisasi
Relasi Zakat dan Pajak", menjelaskan relasi zakat dan pajak di Indonesia.
Menurutnya Problem dari optimalisasi peran pajak dan zakat dalam
meningkatkan kesejahteraan publik bermuara pada p1;numbuhan kepercayaan
perunc\angan pajak clan perunc\angan zakat, aparat pajak clan amil zakat yang
memiliki kreclibilitas clan kemampuan untuk berkembang. Dan harmonisasi
relasi pajak clan zakat akan mempengaruhi penerimaan pajak ataupun zakat.
Hasil penelitian terc\ahulu oleh Suc\irman (Tesis 2004) c\engan juclul
"Relasi Zakat clan Pajak Study Tentang Zakat Sebagai Pengurang Kena
Pajak". Dengan memotret BAZNAS, Dompet Dhuafa Republika clan Forum
Zakat, basil penelitiannya menjelaskan bahwa pelaksanaan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak di Indonesia belum maksimal, karena
beberapa kenclala cliantaranya kurangnya sosialisasi kepac\a masyarakat.
Dan Nur Hiclayat pac\a tahun 2002 clalam penelitiannya "Perpajakan
clalam Islam" clijelaskan bahwa sektor perpajakan clalam ekonomi Islam cliatur
sec\emikian rupa bahkan kitab suei Al-Qur'an juga telah membicarakan ha! ini
meskipun ticlak seeara rinci clan masyarakat muslirn mempunyai kewajiban
untuk mematuhi perintah membayar pajak, karena atas har!a clan penghasilan
yang climiliki orang muslim clidalammya terclapat kewajiban lain selain
menunaikan zakat.
Dengan melihat fonomena cliatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh Unc\ang-Unclang Zakat clan Unc\ang
Unclang Pajak c\alam bentuk skripsi yang be1judul "PENGARUH UNDANG
UNDANG N0.38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
DAN UNDANG-UNDANG PAJAK l'ENGHASILAN NO. 17 TAHUN
2000 TERHADAP PELAKSANAAN ZAKAT SEBAGAI l'ENGURANG
PENGHASILAN KENA PA.TAK (Study Kasus Pada Wajib Pajak Di
KPP Pratama .Jakarta Cilandak)".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh Undang-Undang No. 38
tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang Pajak Penghasilan
No.17 Tahun 2000 terhadap pelaksanaan Wajib P~jak dalam mernbayar dan
memanfaatkan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak?.
C. Tujuan clan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tt~uan dan rnanfaat
penelitian ini adalah :
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh adanya lJndang
lJndang No.38 tahun 1999 dan Undang-Undang P~jak Penghasilan No.17
Tahun 2000 tentang Pengelolaan Zakat terhadap pelaksanaan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi Penulis
1) Hasil penelitian ini akan rner\jawab keingintahuan peneliti akan
pengelolaan zakat dan Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17
Tahun 2000 terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena Pajak.
2) Penelitian ini juga dapat dijadikan wadah untuk rnengaplikasikan teori
teori ekonomi dan khususnya akuntansi berkaitan dengan pajak.
b. Bagi Akademisi
1) Sebagai referensi tentang pengaruh Undang-Undang No.38 tahun
1999 tenatng pengelolaan zakat dan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 Tahun 2000 terhaclap pelaksanaan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak.
2) Dapat melengkapi clan menambah khazanah pustaka bagi pengetahuan
bidang akuntansi khususnya akuntansi terkait pajak dengan zakat.
c. Bagi Pihak lain
1. Memberikan informasi kepacla pihak tertentu tentang tentang pengaruh
Unclang-Unclang pengelolaan zakat No.38 tahun 1999 dan Undang
Unclang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 terhaclap pelaksanaan
zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak
2. Penelitian ini sebagai bahan evaluasi clalam peningkatan kine1ja
Baclan/Lembaga Zakat clan Pemerintah atas aclanya Unclang-Unclang
No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang dihubungkan
clengan Unclang-Unclang Pajak Penghasilan No.17 Talrnn 2000 untuk
pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.
A. Konsep Pajak
1. Definisi Pajak
BABU
TINJAUAN PUST AKA
Banyak ahli atau pemerhati pajak yang menyajikan definisi pajak.
Menurut DR. Rochmat Soemitro, SH (1987 :5), pajak adalah iuran
masyarakat atau rakyat kepada leas Negara berdasarkan Undang-Undang
(yang dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timba1 balik yang langsung
dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sedangkan menurut pendapat Prof Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran
masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan berdasarkan Undang
Undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum.
Banyak lagi para ahli yang mengemukakan definisi pajak, namun
tidak ada perbedaan yang prinsipil. Dari definisi t•ersebut dapat dijabarkan
terdapat lima unsur yang menjadi ciri pajak :
1) Iuran rakyat atau keikutse1iaan masyarakat dalam pembiayaan negara
dan pembangunan nasional.
2) Pajak harus disetorkan pada kas negara.
3) Berdasarkan Undang-Undang (dapat dipaksakan).
4) Tidak mendapat balas jasa langsung.
2. Arti dan Landasan Hukum Pajak Penghasilau
a. Arti Pajak Penghasilan
Penghasilan dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2000, Pasal 4
ayat (I), (2) adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh oleh Wajib Pajak dari manapun asalnya (baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia) yang dapat dipergunakan
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pengelompokan penghasilan berdasarkan aliran tambahan
kemampuan ekonomis dibagi menjadi
1) Penghasilan dari peke1jaan dalam lmbungan kerja dan pekerjaan
be bas.
2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan
3) Penghasilan dari modal yang berupa harta bergerak maupun harta
tidak bergerak.
4) Penghasilan lain-lain, seperti hadiah, pembebasan utang, keuntungan
selisih kurs, selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap dan
lain sebagainya.
Sedangkan Pajak Penghasilan (PPh) berdasarkan Undang-Undang
No.10 tahun 1994 yang disempurnakan dengan Undang-Undang No.17
Tahun 2000 dijelaskan bahwa Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan
resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan/atas
untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup bernegara sebagai
suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
b. Landasan Hukum Pajak Penghasilan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah mengalami perubahan kedua dengan adanya Undang
Undang No. I 0 Tahun 1994 yang digunakan sebagai dasar hukum
pemungutan Pajak Penghasilan yang merupakan perpaduan dari beberapa
ketentuan.
Karena disesuaikan dengan perkembangan di berbagai bidang,
maka Undang-Undang Pajak Penghasilan dilakukan perubahan menjadi
Undang-Undang No.17 Tahun 2000 sebagai perubahan ketiga atas
Undang-Undang No.7 Tahun 1983. Dan sampai sekarang Undang
Undang tersebut dijadikan sebagai landasan hukum Pajak Penghasilan.
3. Objek dan Subjek Pajak Penghasilan
a. Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, meliputi
antara lain:
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya.
2) Hadiah dari undian atau peke1jaan atau kegiatan, dan penghargaan.
3) Laba usaha
4) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta,
seperti :
a) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
b) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan
badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu, atau anggota;
c) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebank.an
sebagai biaya.
6) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
7) Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi.
8) Royalti
10) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
12) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
14) Premi Asuransi
15) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
peke1jaan bebas.
16) Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak.
Dilihat dari sumber mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis
kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat dikelompokan menjadi:
1) Penghasilan dari peke1jaan dalam hubungan ke1ja dan pekerjaan
be bas seperti gaj i, honorarium, penghasilan dari praktek dokter,
notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya;
2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan;
3) Penghasilan dari modal, yang berupa hatia gerak ataupun harta
tidak gerak seperti bunga, dividen, royalti, sewa, keuntungan
penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha, dan
lain sebagainya;
Karena Undang-Undang ini n1enganut pengertian penghasilan
yang luas (global income tax), maka semua jenis penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak digabungkan untuk
mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam
satu tahun pajak suatu usaha atau kegiatan n1enderita kerugian, n1aka
kerngian tersebut dikompensasikan dcngan penghasilan lainnya kecuali
kerugian yang diderita di luar ncgcri. Na111un de1nikian, apabila suatu
jenis penghasilan dikenakan p1ijak dengan tarif yang bersifat final atau
dikccualikan clari Objck Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh
digabungkan dengan penghasilan lain yang clik.enakan tarifun1un1.
b. Subjek Pajak Penghasilan
Subjek Pajak/Wajib Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang
mempunyai potensi untuk memperoleh pengliasilan. Undang-Undang
Pajak Penghasilan di Indonesia mengatur pengenaan Pajak Penghasilan
terhadap Subjek Pajak berkcnaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya clalam tahun pajak.
Dalam Pasal I Undang-Undang No.16 tahun 2000, KUP
menyebutlrnn bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
mcnurut ketentuan peraturan perunclang-unclangan perpajakan ditentukan
untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak clan
pemotong pajak tertentu.
Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek
Pajak luar negeri.
I) . Subjek Pajak Dalam Negeri adalah:
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia;
b. Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan;
c. Orang pribadi yang dalarn suatu tahun pajak berada di Indonesia
dan rnernpunyai niat untuk berternpat tinggal di Indonesia;
d. Warisan yang belurn terbagi sebagai satu kesatuan, rnenggantikan
yang berhak;
e. Badan yang didirikan atau berternpat kedudukan di Indonesia.
2). Subjek Pajak Luar Negeri adalah:
a. Orang pribadi yang tidak berternpat tinggal di Indonesia;
b. Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalarnjangka waktu 12 bulan;
c. Badan yang tidak didirikan dan tidak berternpat kedudukan di
Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
rnelalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
d. Orang pribadi yang tidak berternpat tinggal di Indonesia;
e. Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalarn jangka waktu 12 bulan;
f. Badan yang tidak didirikan dan tidak berternpat kedudukan di
Indonesia, yang yang dapat menenma atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari me:njalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Wajib Pajak penghasilan dalam negeri dan luar negeri dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak
Pribadi/Peroranga:n. Wajib Pajak badan antara lain:
a. Perseroan Terbatas (PT).
b. Perseroan Komanditer (CV).
c. Persekutua:n.
d. Firma (Fa).
e. Kongsi.
f. Koperasi.
g. Y ayasan atau Lembaga.
h. Perseroan atau perkumpulan lainnya.
1. Badan Usaha Milik Negara dan Daerah (BU!v!N I BUMD)
j. Bentuk Usaha Tetap di Indonesia oleh badan/perusahaan yang
tidak didirikan atau berkedudukan di Indonesia.
Sementara itu, menurut Undang-Undang Pajak Penghasila:n maka
setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan diatas penghasilan tidak
kena pajak (PTKP) setahun. Selanjutnya dikukuhkan sebagai Wajib
Pajak Orang Pribadi clan kepadanya akan cliberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP). Adapun Wajib Pajak pribadi meliputi :
a. Orang yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka 12
bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia
se1ia berminat untuk tinggal di Indonesia.
b. Karyawan/karyawati yang memperoleh penghasilan diluar
penghasilan sehubungan dengan penghasilan pekerjaannya.
c. Orang-orang yang wajib menyampaikan laporan pajak pribadi serta
kuasa atas warisan yang terbagi.
Dalam sistem Self Assessment, Wajib Pajak Orang Pribadi
mempunyai kewajiban untuk memperhitungkan sendiri besarnya pajak
terutang atas penghasilan yang diperoleh sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Kemudian menyetorkan sendiri pembayaran pajak yang
terutang serta melaporkannya dalam surat pemberitahuan (tahunan)
kepada Direktorat Jenderal Pajak.
4. Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar perhitungan untuk
menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang.
Sesuai dengan pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No.17 tahun 2000
besarnya PKP bagi Wajib Pajak dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) ditentukan berdasarkan penghasilan bruto, dikurangi :
a. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan,
termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga
sewa, royalli biaya perjalanan biaya pengolahan limbah, premi
asuransi, biaya adminislrasi, dan pajak kecuali pajak penghasilan.
b. Penyusulan alas pengeluaran unluk memperoleh harta berwujud
dan arnorlisasi alas pengeluaran unluk memperoleh hak dan alas
biaya lain yang mempunyai masa manfaal lebih dari 1 (satu) lahun.
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya lelah disahkan oleh
Menteri Keuangan.
d. Kerngian karena penjualan atau pengalihan harla yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan alau yang dimiliki unluk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.
f. Biaya penelilian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia. Biaya beasiswa, magang clan pelalihan
g. Piulang yang nyala-nyala lidak dapal dilagih, dengan syaral :
I) Telah dibebankan sebagai biaya yang da:lam laporan laba rugi
komersil.
2) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri alau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BPULN) alau adanya pe1janjian lertulis mengenai
penghapusan piulang I Pembebasan utang anlara kredilur dan
debilur yang bersangkulan.
4) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) tidak boleh
dikurangkan;
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, seperti :
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
b. Biaya atau pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan
piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan
hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya
reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat
syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi J 1wa,
asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib
Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan
premi terse but dihitung sebagai penghasilan bagi Waj ib Pajak yang
bersangkutan.
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di
daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan peke1jaan
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan yang
bukan merupakan Objek Pajak, kecuali zakat atas penghasilan yang
dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan
atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk
agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
h. Pajak Penghasilan.
1. Biaya atau pengeluaran pribadi Wajib Pajak yang bersangkutan
atau orang yang menjadi tanggungannya.
J. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
perundang-undangan di bidang perpajakan.
Dalam menentukan besarnya laba suatu BUT, pembayaran kepada
kantor pusat yang tidak boleh dikurangkan adalah:
a. Royalti atau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan
harta, paten, atau hak-hak lainnya;
b. Imbalan sehubungan denganjasa manajemen danjasa lainnya;
c. Bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan.
Pembayaran serupa yang diterima atau diperoleh dari kantor pusat
tidak dianggap sebagai Objek Pajak BUT, kecuali bunga yang berkenaan
dengan usaha perbankan.
5. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan Tidak Kena Pajak, disingkat PTKP adalah pengurangan '
terhadap kewajiban Pajak Penghasilan yang harus dibayar Wajib Pajak di
Indonesia. Sejak diatur pertama kali clalam Pasal 7 Unclang-Unclang Nomor
7 Tahun 1983, besaran nilai PTKP telah beberapa kali berubah sampai yang
terakhir diatur pacla Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005
berlaku mulai 1 Januari 2006 sebesar:
a. Rp. 13.200.000,00 (tiga belasjuta clua ratus ribu rupiah) untuk cliri WP
b. Rp. 1.200.000,00 (satu juta clua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang telah menikah.
c. Rp. 13.200.000,00 (tiga belas juta clua ratus ribu rupiah) tambahan untuk
Rp. 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiab) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Berdasarkan pasal 17 ayat (1) tahun 2000 bahwa tarif pajak yang
ditentukan alas Penghasilan Kena Pajak (PKP) bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan dalam negeri.
a. Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Tabel 2.1 Tarif Pajak Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
Diatas Rp.25.000.000,00 s/d Rp.50.000.000,0 ..
Diatas Rp.50.000.000,00 s/d Rp. l 00.000.000,
0
00
,OC I Diatas Rp. l 00.000.000,00 s/d Rp.200.000.000
Diatas Rp.200.000.000,00
Sumber : Buku Undang-Undang Pajak RI
Tarif Pajak
5%
10%
15 %
25%
35 %
b. Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tarif Pajak Badan
No Lapisan Penghasailan Kena Pajak
1 Sampai dengan Rp. 50.000.000,00
2 Diatas Rp.50.000.000,00 s/d Rp.100.000.00(
Tarif Pajak
10%
),00 15 %
'\0%
B. Konsep Zakat
l. Makna Zakat
Secara bahasa (lughat) berarti : tumbuh; berkembang dan berkah
(HR.At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan
(QS. At-Taubah:l03). Seorang yang membayar zakat karena keimanannya
niscaya akan memperoleh kebaikan yang ban yak. Allah SWT berfirman :
.Ji -t ~;Ji ''~· - ~ - ,,,~1- ~ ((~' , 4\J , ~d- -- ~ J
" Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka .......... "(QS. At-Taubah:l03).
Sedangkan menurut terminologi syari'ah (syara~ zakat berarti
kewajiban atas harta atau kewajjiban atas sejuml.ah haiia tertentu untuk
kelompok tertentu dalam waktu tertentu. Dan menurut pendapat lain, zakat
adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkai1 kepada
yang berhak (Yusuf Qardhawi, 1999:34)
2. Landasan Kewajiban dan Dasar Hukum Zakat
Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, pelaksananan zakat awalnya
diwajibkan pada masa nabi Muhammad SAW bagi umat muslim yang
berada di kota Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah
diwajibkaimya puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Landasan kewajiban zakat
disebutkan dalain Al-Qur'an dan As-Sunnah (Al-Hadits).
a. Al-Qur'an
Di dalam Al-Qur'an terdapat dua puluh tujuh ayat yang menyatakan
kewajiban zakat yang disejajarkan dengan kewajiban shalat (Yusuf
Qardhawi, 1991) dan sebagian ulama berpendapat terdapat delapan puluh
ayat tentang kewajiban zakat yang disejajarkan dengan kewajiban shalat
(Daar el-Bayan, 1968).
1) Al-Baqarah : 110.
"Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya disisi Allah. Sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan".
2) Al-Baqarah : 267.
"Hai orang-orang yang beriman, najkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambinya melainkan dengan memicingkan mata terhadannva. Dan ketahuilah. Allah maha kava la£i maha terpuii ".
3) Al-An'am :141.
" .... Apabila dia berbuah, maka tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); danjanganlah kamu berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan".
4) At-Taubah : 34, 35, 60, I 03.
Ayat 34:
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak tidak menajkahkannya pada jalan Allah (tidak mengeluarkan zakat), maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan siksa yang pedih ".
Ayat 35:
"Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka lambung dan punggung mereka (lalu diokatakan ) kepada mereka: Inilah harta yang kamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakan sekarang akibat dari yang kamu simpan itu ".
Ayat60:
" Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana".
"Ambilah zakat dari sebagian harta mereka yang berada bagi membersihkan dan mensucikan mereka dan do'akan mereka setelah menerimanya. Sesungguhnya do'a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui ".
5) Al-Mu'minuun : I- 4
6) Fushilat : 6 - 7
" ... Yaitu orang-orang yang yang tidak rnenunaikan zakat dan rnereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat ".
7) Adz-Dzariyaat : 19
"Dan di dalarn harta benda rnereka ada hak untuk orang rniskin yang rnerninta dan orang mis kin yang tidak rnendapat bagian ".
8) Al-Hasyr: 7
,;,,
:&I 0J :&\ i)Jlj \,~;.,[; ~ rs4 L:j ~./:JJ 0;.,r ~J.51; l:j ~
" ... Agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja di antara kamu ... .. "
9) Al-Bayyinah : 5
" dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama yang lurus"
b. Al-hadits
Posisi hadits/sunah rasul adalah menguatkan dan menjelaskan apa
yang dinyatakan secara umum dalam Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an
adalah konstitusi dan sumber perundang-undangan Islam yang utama.
Oleh karena itu Al-Qur'an hanya memuat fungsi umum tentang suatu
masalah. Sebagaimana salah satu penjelasan tentang kewajiban zakat
bagi seorang muslim dalam hadits riwayat Imam Muslim, bahwa Rasul
SAW bersabda :
"Tidaklah seseorang yang memiliki harta simpanan ( emas dan perak dan tidak mengeluarkan zakatnya kecuali harta tersebut akan dipanaskan kelak di neralca jahanam, lalu d\jadikan piring-piring (setrika) yang disetrikakan pada punggung dan jidatnya, sampai Allah SWT menetapkan keputusan diantara para hamba-Nya, pada suatu hari yang ukuran waktunya lima puluh ribu tahun kemudian diperlihatkan jalannya, mungkin ke surga atau ke neraka".
3. Subjek dan Objek Zakat
Yang dimaksud dengan pengertian zakat adalah harta yang wajib
disisihkan oleh muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai
Menurut Undang-Undang No.38 tahun 1999 pasal 14 ayat 3
dinyatakan bahwa zakat yang telah dibayarkan kepada amil zakat/lembaga
zakat dikurangi dari laba/pendapatan sisa kena pajak clari wajib pajak yang
bersangkutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Subjek zakat atau disebut muzzaki menurut Undang-Unclang Nomor
38 tahun 1999 adalah setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam
yang memiliki kemampuan untuk menunaikan kewajibannya. Dan
badan/perusahaan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban
menunaikan zakat.
Objek zakat menurut Unclang-Unclang No. 38 Tahun 1999, Barta
yang clikenai zakat aclalah sebagai berikut :
a. Emas, perak clan uang
b. Perclagangan dan perusahaan
c. Basil pertanian, perkebunan, clan perikanan
cl. Basil pertambangan
e. Basil peternakan
f. Basil pendapatan jasa
g. Rikaz (barang temuan)
Perhitungan besarnya zakat atas harta tersebut menurut nisab, kadar
dan waktu ditetapkan berdasar lrnkum agama. Nishab adalah jumlah harta
kekayaan yang wajib clikeluarkan zakatnya. Kadar zakat aclalah besarnya
perhitungan atau persentase zakat yang harus di keluarkan. Waktu zakat
bulan Hijriah (satu tabun Hijriah), panen atau pada saat menemukan suatu
barang (rikaz).
4. Zakat Profesi
Selain zakat fitrah dan zakat maal (zakat harta) dipekenalkan juga
zakat profesi. Sebagian kecil masyarakat masih mempertanyakan legalitas
zakat profesi tersebut. Mereka yang menentang penerapan syariat zakat
profesi ini beranggapan bahwa zakat profesi tidak pernah dikenal
sebelumnya di dalam syariat Islam dan merupakan ha! baru yang diada-
adakan. Sedangkan mayoritas ulama kontemporer telah sepakat akan
legalitas zakat profesi tersebut. Bahkan, zakat profesi telah ditetapkan
berdasarkan keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 tahun
2003.
Setiap penghasilan dari suatu profesi atau pekerjaan, apapun jenis
peke1jaannya semisal profesi dokter, Pegawai Negeri Sipil (PNS), akuntan,
konsultan, artis, entrepreneur dan sebagainya yang menyebabkan timbulnya
penghasilan diharuskan untuk mengeluarkan atau membayar zakat bila telah
mencapai nisabnya. Kewajiban zakat tersebut berdasarkan pada firman
Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, injaqkanlah (zakat) sebagian dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu." (QS Al Baqarah:267)
Selain ayat di atas, masih banyak ayat-ayat di dalam Al Qur'an dan
hadits yang bisa dijadikan sebagai dalil yang memperkuat legalitas zakat
profesi. Penerapan zakat profesi telah sejak lama berlangsung dalam
pemerintahan Islam sebagaimana pernah terjadi pada masa Ibnu Abbas,
lbnu Mas'ud, Muawiyali, serta Umar bin Abdul Aziz yang memberlakukan
pemotongm1 gaji para pegawai pemerintahan (Dr. Yusuf Qardawi, 1991:
487).
Lebih lanjut dalam menentukan nisab, kadar dan waktu
rnengeluarkan zakat profesi ada beberapa kernungkinan serta kesimpulan.
Hal ini bergantung pada analogi (qiyas) yang dilakukan. Terdapat empat
analogi (qiym) hukmn untuk menentukan nisab dan tarif zakat profesi.
Sebagairnana dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2.3:
Nisab dan Kadar Zakat Profesi
Katagori Nisab Kadar
Zakat pertanaian= 653 kg gabah 5%
B Zakat Emas = 85 gram emas 2,5% , .. ----·--·------
c Pertanian konversi = 520 kg Beras 2,5 %
D Pertanian siap saji = 653 kg beras 2,5% ··- - . -- .. -
Sumber: Buku Panduan Zakat RA7NA."-n"'""p' nhnofo
Ada dua cara dalam menghitung zakat profesi, yakni dari
penghasilan netto atau bruto. Cara yang pertarna, untuk menentukan
besarnya zakat profesi yang dikeluarkan pemilik hmia terlebih dahulu
mengurangi penghasilan yang mereka terima dengan kebutuhan pokok
minimum pemilik harta tersebut. Sedangkan cara yang kedua, setelah
menerima penghasilan pemilik hmia tersebut segera rnenentukan zakatnya
tanpa menguranginya dengan kebutuhan pokok minimum.
C. Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengeiolaan Zakat
Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
disett~jui dan disahkan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 23
September 1999. Jadi Undang-Undang pengelolaan zakat ini termasuk produk
hukum positif yang termasuk baru dan perlu disosialisasikan se1ia
dilaksanakan oleh masyarakat.
Sesuai dengan namanya, Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Undang-Undang ini lebih menekankan kepada aspek
pengelolaan zakat. Yaitu kegiatan perencanaan pengorganisasian, pelaksmman,
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan
zakat (Pasal I ayat I UU N0.38 Tahun 1999). Bukan penjelasan yang detail
tentang zakat, kecuali pasal 11 ayat I & 2, serta penjelasan pasal 16 ayat 2,
yang menjelaskan jenis-jenis harta yang dikenai zakat dan jenis-jenis mustahiq
1. Sejarah Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentani~ Pengelolaan Zakat
Undang-Undang pengelolaan zakat memiliki sejarah yang panjang,
karena keinginan umat muslim Indonesia untuk melahirkan Undang-Undang
zakat sudah ada sejak tahun 1950-an. Tetapi kondisi politik masa itu tidak
memberi peluang bagi pengaturan dan pengorganisasian zakat secara baik
dan benar sehingga bermanfaat secara optimal bagi kepentingan umat Islam.
Dorongan untuk mewujudkan Undang-Undang tentang zakat mengkristal
dalam Musyawarah Ke1ja Nasional I (MUKERNAS I) Lembaga Pengelola
ZIS dan Forum Zakat yang dibuka oleh Presiden B.J Habibie di Jakmia pada
tm1ggal 7 Januari 1999. Salah satu rekomendasi Munas Lembaga Pengelola
ZIS dan Forum Zakat (FOZ) adalah mengusulkan perlunya dipersiapkan
RUU zakat.
Kemudian Dirktorat Jenderal (Diijen) BIMAS Islam dan Haji
berinisiatif membentuk Tim Penyusun draft RUU tentang pengelolaail
Zakat. Sehingga tim ini memnghasilkan draft RUU tentang pengelolaan
zakat terdiri atas X BAB dan 26 Pasal.
Proses lahirnya Undang-Undang pengelolaan zakat diawali dengan
surat Menteri Agama yang dikirim kepada Presiden RI, tanggal 4 Februari
1999 perihal persetujuan prakarsa penyusunm1 Rancangan Undffilg-Undang
tentm1g pengumpulan dm1 pendayagunaan zakat, infaq dan sadaqah.
Selanjutnya Menteri Sekertaris Negara mengirimkim surat kepada Menteri
Agama tanggal 30 April 1999 bernomor : B/283/M.SEKNEG/l 999 yffilg
memberitahukan persetujuan Presiden atas prakarsa penyusunan Rancangan
Undang-Undang di maksud.
Kemudian pada tanggal 24 Juni 1999 dengan Nomor :
R.31/PU/IV /1999 Presiden RI menyiapkan RUU tentang pengelolaan zakat
kepada Pimpinan DPR RI untuk dibicarakan dalam sidang DPR guna
mendapat persetujuan. Pada hari Senin tanggal 29 Juli 1999 DPR RI
mengadakan rapat Paripurna dengan acara pembicaraan tingkat I yakni
meminta keterangan pemerintah atas RUU tentang pengelolaan zakat.
Akhirnya pada tanggal 23 September 1999 di terbitkan Undang
Undang RI Nomor. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Kemudian
dikeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor : 581 tahun 1999 tentang
pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 dan ditetapkan tanggal 13 Oktober 1999.
kemudian diterbitkan juga pedoman teknis pengelolaan zakat dengan
keputusan Dirjen BIMAS Islam dan Urusan Haji dengan nomor: 0/291/tahun
2000. dan disamping itu juga telah dikeluarkan Undang-Undang No.17 tahun
2000 atas perubahan ketiga Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan, yang diantaranya mengatur tentang pembayaran zakat yang
dapat mengurangi penghasilan kena paj ak.
2. Penjabaran Undang-Undang No.38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Zakat
Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat terdiri
berisikan asas dan tujuan, bah 3 berisikan organisasi pengelola zakat, bah 4
berisikan tentang pengumpulan zakat, bah 5 berisikan tentang pendayagunaan
zakat, bah 6 berisikan tentang pengawasan, bab 7 berisikan tentang sanksi,
bab 8 berisikan tentang ketentuan-ketentuan lain, bab 9 tentang ketentuan
peralihan dan bab 10 sebagai penutup.
Menurut Undang-Undang No.38 tahun 1999 bahwa pengelolaan
zakat adalah kegiatan perencanaan, pegorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan
zakat (pasal 1 ayat 1 ).
Demikian dalam pasal 6 dan 7 disebutkan baik perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dilakukan oleh Badan Amil
Zakat di semua tingkatan, baik tingkat, kecamatan, kabupaten, propinsi
maupun nasional yang dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah.
Pengelolaan zakat ini berasaskan kepada iman dan taqwa,
keterbukaan da kepastian hukum sesuai dengan pancasila dan UUD 1945
(pasal 4), serta bertujuan meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam
menunaikan ibadah zakat sesuai dengan tuntunan agama (pasal 5 ayat 1 ),
mengangkat fungsi dan peranan pranata keagamaan dalarn upaya rnewttjudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial (pasal 5 ayat 2), serta
rneningkatkan has ii dan day a guna zakat (pasal 5 ayat 3)
Dalarn Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, yang wajib membayar zakat adalah warga Indonesia baik yang di dalam
dimiliki oleh seorang muslim. Dan negara berkewajiban memberikan
perlindungan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat.
Pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang
dibentuk oleh pemerintah (Pasal 6 ayat 1) dan Lembaga Amil zakat (LAZ)
yang telah dikukuhkan oleh pemerintah
Tugas pokok BAZ dan LAZ adalah mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai ketentuan agama. Dan
Berikut ini penjelasan mengenai Lembaga Pengelola Zakat di Indonesia
menurut Departemen Agama RI Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf
(2003: 15) :
a. Badan Amil Zakat
Badan Amil Zakat (BAZ) adalah organisasi pengelola zakat yang
dibentuk oleh pemerintah terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah
dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
sesuai dengan ketentuan agama. BAZ yang dibentuk di pusat di sebut
BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan BAZ di daerah disebut Badan
Amil Zakat Daerah (BAZDA) yang terdiri dari BAZDA Kabupaten hingga
BAZDA Kecamatan.
Badan Amil Zakat Nasional berkedudukan di Jakaiia sebagai
Ibukota Negara. Pengurus BAZNAS diangkat dengan Keputusan Presiden
atas usu! Menteri Agama. Kepengurusan BAZNAS terdiri atas Dewan
pe1iimbangan dan komisi pengawas yang masing-masing terdiri dari
bendahara dan seorang wakil bendahara serta dilengkapi divisi
pengumpulan, divisi pendistribusian, divisi pendayagunaan dan divisi
pengembangan.
b. Lembaga Amil Zakat
Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi pengelolaan zakat yang
sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah,
pendidikan sosial atau kemaslahatan ummat Islarn, yang selanjutnya
dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Kegiatan LAZ
mengumpulkan mendistribusikan dan mendayagunakan zakat dari
masyarakat muzaki kepada masyarakat mustahiq. Selain berkedudukan di
tingkat pusat, juga ada di tingkat Provinsi.
Lembaga Amil Zakat tingkat pusat di bentuk oleh ormas Islam,
yayasan atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang bertaraf Nasional dan
beroperasi secara Nasional dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Agama.
Lembaga Amil Zakat tingkat Provinsi dikukuhkan oleh Gubnernur Provinsi
yang bersangkutan alas rekomendasi dari kepala kantor Wilayah Provinsi
setempat. Adapun Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah disahkan, Y aitu :
1) LAZ Dompe! Dhuafa Republika
2) LAZ Yayasan Amanah Takaful
3) LAZ Pos Keadilan Peduli Umat
4) LAZ Muhammadiyah
5) LAZ Baitulmaal Muamalat
7) LAZ Yayasan Dana Sosial Al-Falah
8) LAZ Persatuan Islam
9) LAZ Bamis Bank BNI
Dalam Undang-Undang ini yang berhak menerima zakat adalah :
orang fakir, orang miskin, amil (pengelola zakat), muallaf (orang yang
keislaman dan keimanaannya masih lemah), budak belian, gharimin
(orang-orang yang banyak hutang), fisabilillah (orang yang berada dijalan
Allah) dan ibnu sabil (dalam pe1jalanan).
Peran serta masyarakat diwujudkan dalarn beberapa bentuk,
diantaranya adalah memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang
dikelola oleh Badan Amil Zakat dan Lembaga Zakat, menyampaikan saran
dan pendapat kepada Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat serta
dapat memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan pengelolaan
zakat.
Pengawasan pengelolaan zakat dijabarkan dalam tiga pasal yaitu
pasal 18, 19 dan pasal 20 yang berisi pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas badan/lembaga zakat dilakukan oleh unsur pengawas yang bisa
dipilih oleh anggota, dan dapat meminta bantuan akuntan publik.
Masyarakat juga dapat berperan se1ia dalarn pengawasan Badan/Lembaga
zakat.
Dan apabila pengelola zakat yang karena kelalaiannya tidak
mencatat atau mencatat dengan tidak benar harta zakat, infaq, sadaqah,
1 Undang-Undang ini diancam dengan hukuman kumngan selama-lamanya
tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.30.000.000. Untuk tindak
pidana (pelanggaran) yang apabila dilakukan oleh pengelolaan zakat.
Menurut pasal pasal 21 ( ayat 2 dan 3 ), maka hukumannya dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan lain ini disebutkan dalam pasal 22 yang menjelaskan
tentang muzakki yang berada atau menetap di luar negeri, maka
pengumpulan zakatnya dilakukan oleh unit pengumpul zakat pada
perwakilan Republik Indonesia, yang selanjutnya diteruskan kepada Badan
Amil Zakat Nasional. Sedangkan untuk pasal 23 menjelaskan bahwa
pemerintah berkewajiban membantu operasional badan amil zakat.
Untuk Ketentuan peralihan dalam Undang-Undang ini disebutkan
dalam pasal 24 yang terdiri dari dua ayat. Ayat pe1iama menjelaskan semua
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan zakat
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan atau belum diganti
dengan peraturan yang barn berdasarkan undang··undang. Dan ayat dua
menjelaskan semua badan/lembaga pengelola zakat yang ada wajib
menyelesaikan menurut ketentuan undang-undang ini (Undang-Undang
No.38 tahun 1999).
C. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 talrnn 2000
Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut pnns1p
C. Undang-Unclang Pa.iak Penghasilan No.17 talrnn 2000
Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prms1p
perpajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak
dikenakan atas setiap tambahan kernampuan ekonornis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk
konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut.
Pajak Penghasilan di Indonesia diatur pertama kali dengan Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan pada Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50. Selanjutnya berturut-turut
peraturan ini diamandemen oleh :
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994
c. Undang-Undang Nomor I 7 Tahun 2000
Undang-Undang Pajak No.17 Tahun 2000 adalah Undang-Undang yang
ditetapkan sebagai perubahan ketiga atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983
tentang pajak Penghasilan yang diberlakukan mulai tahun 2001.
Undang-Undang Pajak Penghasilan No 17 tahun 2000 ini terdiri dari 32
pasal. Selain itu, Undang-Undang Nomor 17 talmn 2000 tentang Pajak
Penghasilan juga telah mencoha mengakornodir zakat. Sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan dalam pasal 9 ayat (I) huruf g,
Pasal 4 ayat (3) huruf a.
(3) Yang tidak termasuk objek pajak adalah: a. 1. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.
Dalam Pasal 9 ayat ( 1) huruf g :
" Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) tidak boleh dikurangkan harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi muslim dan atau badan milik muslim lepada BAZ dan LAZ yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah."
Penjelasan dari pasal tersebut hanya menunjukkan bahwa zakat yang
diakui oleh Undang-Undang Perpajakan hanya zakat atas penghasilan. Zakat
atas penghasilan tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak.
Namun, dengan kelnarnya Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tersebut
dapat dipandang sebagai langkah untuk menghentikan pembayaran ganda
tersebut. Pasalnya, mnlai takwim 200 l para muzakki yang mengeluarkan zakat
penghasilan, bisa menjadikan besarnya zakat yang dibayarkan sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak dari Pajak Penghasilan.
D. Pelaksanaan VVajib Pajak Tentang Zakat Sebagai Peng11ra11g Penghasilan
Kena Pajak.
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2000 pasal 1 disebutkan
bahwa definisi dari Wajib Pajak adalah orang Pribadi atau Badan yang
menurut ketetapan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan
pajak tertentu. Terdapat dua golongan Wajib Pajak, yaitu Wajib Pajak dalam
Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri.
1
2
3
4
Tabel 2.4
Perbedaan Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri
Wajib Pajak dalam negeri
Dikenakan pajak atas penghasilan baik yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia dan dari luar Indonesia.
Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan neto
Tarif pajak yang digunakan adalah tari pajak umum (tarif UU PPh pasal 17)
Wajib menyampaikan SPT
Wajib Pajak luar negeri
Dikenakan penghasilan
pajak hanya atas yang berasal dari
hasilan di Indonesia. sumber peng
Dikenakan p penghasilan --··
ajak berdasarkan bruto ----·
Tarif pajak y ang digunakan adalah padan (tarifUU PPh tarif pajak se
pasal 26)
Tidak wajib menyampaikan SPT
Di Indonesia yang pendudulmya mayoritas muslim, Wajib Pajak
merasa terbebani karena harus membayar ganda. Yaitu pajak sebagai
kewajiban sebagai warga Negara dan menunaikan zakat sebagai muslim.
Dengan adanya Undang-Undang No.38 Talmn 1999 tentang pengelolaan
zakat Pada Pasal 14 point (3) disebutkan bahwa:
"Zakat yang telah dibayarkan kepada badan ami I zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku."
Ditambah dengan lahirnya Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17
tahun 2000. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan
dalam pasal 9 ayat (I) huruf g, yakni :
Pasal 4 ayat (3) huruf a.
(3) Yang bukan termasuk objek pajak adalah: a. 1. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.
Dalam Pasal 9 ayat (1) huruf g :
" Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) tidal'- boleh dikurangkan harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi muslim dan atau badan milik muslim lepada BAZ da11 LAZ yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah."
Penjelasan dari pasal tersebut hanya menunjukkan bahwa zakat yang
diakui oleh Undang-Undang Perpajakan hanya zakat atas penghasilan. Zakat
atas penghasilan tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak.
Nanrnn meskipun demikian, dengan keluarnya Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang No. 17
talmn 2000 tersebut dapat dipandang sebagai langkal1 untuk menghentikan
pembayaran ganda pajak dan zakat. Pasalnya, mulai takwim 2001 para
muzakki yang mengeluarkan zalcat penghasilan, bisa menjadikan besarnya
zakat yang dibayarkan sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak dari
Pajalc Penghasilan.
E. Kerangka Pemikiran
Undang-Undang No.38 Undang-Undan< ,sPPh] 000 tahun l 999 tentang zakat No. 17 Tahun 2
l<. Hipotesis
-Zakat Sebagai Pengurang
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pelaksanaan (Wajib Pajak) atas Zakat
Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
1. Ho: ~ 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan antara adanya Undang-
Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan
Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000 terhadap
pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.
2. Ha: ~ cf. 0, Terdapat pengaruh signifikan antara adanya Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-
Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000 terhadap
pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak
G. Penelitian Terdahulu
Herry Yarmanto (Tesis 2003) dalam penelitian "Analisis Zakat
Sebagai Faktor Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Tinjauan Aspek Sinergi
antara Zakat dan Pajak)" dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
zakat dan pajak dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam kebijakan
fiskal Negara Indonesia yang berpenduduk (mayoritas muslim) fasilitas zakat
sebagai pengurang pajak penghasilan masih terbatas pada pajak penghasilan,
sedangkan potensi zakat cukup besar menyangkut pada zakat harta (maal).
Penelitian dari Siti Arifah (2004) dalam penelitia1111ya dengan judul
"Konstitusi Negara Berbicara : Zakat Mengurangi Penghasilan Kena Pajak".
Hasil penelitiannya adalah bahwa dengan adanya Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 Tahun 2000 yang hasil sinergi dengan Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, akan meningkatkan penerimaan
zakat di lembaga-lembaga pengelola zakat.
Eko Novianto Nugroho (2005) dalam penelitiannya "Optimalisasi
Relasi Zakat dan Pajak", menjelaskan relasi zakat dan pajak di Indonesia.
Menurutnya Problem dari optimalisasi peran pajak dan zakat dalam
meningkatkan kesejahteraan publik bermuara pada penumbuhan kepercayaan
publik. Hal yang mempengaruhi kepercayaan pubhk adalah kesiapan
perundangan pajak dan perundangan zakat, aparat pajak dan amil zakat yang
memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk berkembang. Dan harmonisasi
relasi pajak dan zakat akan mempengaruhi penerimaan pajak ataupun zakat.
Basil penelitian terdahulu oleh Sudirman (Tesis 2004) dengan judul
"Relasi Zakat dan Pajak Study Tentang Zakat Sebagai Pengurang Kena
Pajak". Dengan memotret BAZNAS, Dompet Dhuafa Republika clan Fonun
Zakat, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pelaksanaan zakat sebagai
pengurang penghasilan kena pajak di Indonesia belum maksimal, karena
beberapa kendala cliantaranya kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.
Dan Nur Hiclayat pacla tahun 2002 clalam penelitiannya "Perpajakan
clalam Islam" clijelaskan bahwa sektor perpajakan clalam ekonomi Islam cliatur
seclemikian rupa bahkan kitab suci Al-Qur'anjuga telah membicarakan ha! ini
r,,eskipun ticlak secara rinci clan masyarakat muslim mempunyai kewajiban
untuk mematuhi perintah membayar pajak, karena alas hmia clan penghasilan
yang dimiliki orang muslim cliclalammya terdapat kewajiban lain selain
n1e11unaik:a11 zal(at.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Pcnclitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Undang
Undang Pengelolaan Zakat No.38 tahun 1999 dan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 tahun 2000 terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena Pajak. Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap Wajib
Pajak yang membayar pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Jakarta Cilandak.
B. Mctode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakaiia Cilanclak. Untuk menentukan
indiviclu yang clijaclikan sampel maka digunakan teknik Pw7Josive Sampling,
yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai
pe1iimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya. Adapun kriteria
kriteria dan sifat-sifat yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :
1. Sampel yang dipilih adalah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama
Jakarta Cilandak
2. Sampel yang dipilih adalah Wajib Pajak yang beragama Islam.
Sampel yang clipilih adalah sebanyak 80 sampel, ha! ini dikai·enakan
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini mencakup
data primer dan data skunder. Yaitu :
I. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsnng dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk me11iawab pertanyaan penelitian
(Indiantoro dan Supomo, 1999) data ini diperoleh berupa opini subjek yang
dilakukan secara individual melalui angket atau wawancara.
2. Data Sekunder dan Kepustakaan
Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
dengan tidak langsung (melalui media perantara). Data tersebut dapat
berupa literature research. yaitu data-data yang diambil dari literatur
berupa buku atau jurnal-jurnal dan referensi yang i:erkait dengan judul
penelitian.
D. Metode Analisis Data
Sejalan dengan tujuan peneltian, pengujian dilakuakan dengan alat
bantu komputerisasi paket program SPSS V .15 00. sedangkan teknik analisis
data dilakukan dengan menggunakan cleskriptif kualitatif yang merupakan
analisis data yang dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden tentang
adanya Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan dan
responclen tersebut atas zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak yang
tercantum clalam Unclang-Unclang tersebut clengan menggunakan Skala Likert.
Skala Liker/ menurut Sugiono (1999 :86) aclalah skala yang clipergunakan
untuk mengukur sikap, penclapat clan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial clengan bobot clan katagori sebagai berikut :
Tabel 3.1 Bobot clan Katagori Skala Liker/
Bo bot Katagori 1 Sangat Ticlak Setuju 2 Ticlak Setuju " Ragu-ragu y
4 Setuju 5 Sangat Setuju
Dalam penelitian ini akan acla clua jenis pertanyaan pacla variabel
Unclang-Unclang no.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat clan Unclang-
Unclang Pajak penghasilan no.17 Tahun 2000, yaitu pertanyaan favorabel atau
pertanyaan yang mengharapkan responclen menjawab sangat setuju atau
setuju. Dan pertanyaan unfavorabel, yaitu mengharapkan responclen menjawab
sangat ticlak setuju atau ticlak setuju. Hal ini untuk mengukur konsistensi
responclen clalam menjawab clan bobot untuk penilaian pertanyaan unfavorabel
ini aclalah :
Tabel 3.2 Bobot clan Katagori Skala Liker/ Bo bot Katagori
1 Sangat Setuju 2 Setuju " Ragu-ragu y
4 Ticlak S_etuju - ~ ,_,.....' . ~
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu instrumen pengukur yang mengukur apa
yang seharusnya diukur dengan constuct sesuai dengan yang diharapkan.
Y aitu mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor
pertanyaan secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan validitas eksternal
instrument yang diuji untuk mencari kesanman antara kriteria yang ada
pada instrumen dengan fakta empiris di lapangan.
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan kestabilan dalam
mengukur, kestabilan disini berarti kuesioner tersebut berarti konsisten
jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi
ke kondisi yang lain.
Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One shot yaitu
pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan
perbandingan dengan pertanyaan yang lain dengan menggunakan
program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Cronbach's Alpha,
dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha
lebih besar dari 0.60.
Rumus Cronbach's Alpha:
[K] [! - Icr2b]
Dimana:
r; = Reabilitas instrument
K = Banyaknya butir pertanyaan
621 = Variant Total
Icr2b= Jumlah Varian Butir
2. Pengujian Analisis (Uji Asumsi Klasik)
Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukkan hubungan
yang valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada
model regresi yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang hams
dipenuhi antara lain:
1 ). Nom1alitas
Menurut Singgih Santoso (2000:213) normalitas bertujuan
untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen,
variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal.
2). Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda (multicolinearity) diciptakan oleh
Ranger Frish di dalam bukunya "Statistical Confluence Analysis by
Means of Complete Regression system" istilah tersebut berarti
adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak (perfect of exact)
Uji multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa variabel independen atau semua variabel
independen dalam model regresi. Multikolinearitas mempakan
keadaan di mana satu atau lebih variabel independen dalam
dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya. Artinya
bahwa jika di antara peubah-peubah bebas yang digunakan sama
sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Untuk menguji asumsi multikolinearitas clapat digunakan VIF
(Variace Inflation Factor), di mana Gujarati (2003) mengatakan bila
nilai VIF lebih besar dari 10 berarti terdapat kolinearitas sangat
tinggi dan sebalilmya apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas.
3). Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) . .Jika
terjadi korelasi, maka clinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
wakatu berkaitan sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai terjadinya korelasi
diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa
munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk
mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui
nilai Durbin Watson (DW).
Menurut Singgih Santoso (2000: 218) secara umum angka
D-W yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan
adalah :
a). Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b ). Angka D-W diantara -2 sampai dengan 2 berarti tidak ada
autokorelasi
c ). Angka D-W diatas 2 berarti terdapat autokorelasi negatif
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang
seharusnya signifikan ( dilihat angka F dan signifikannya), menjadi
tidak layak untuk dipakai. Uji F (uji secara simultan). Autokorelasi
dapat diatasi dengan berbagai macam cara, antara lain dengan
melakukan transpormasi data dan menambah data observasi.
4). Heteroskedasitisitas
Heteroskedasitas adalah keadaan dimana varian dari kesalahan
pengganggu tidak konstant untuk semua nilai variabel bebas (J.
Supranto. 1983) Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedasitas dan jika berbeda, maka disebut
heteroskedastisitas. Model yang baik adalah homoskeclasitas atau
tidak terjadi herteroskeclastisitas.
3. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berganda (R1 ) berguna untukmengukur
seberapa besar pengaruh atau sumbangan variabel-variabel independen
yaitu pengaruh Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat dan Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan.
Nilai R mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 :5 R :5 I). Semakin besar
R (mendekati I) semakin baik hasil untuk model regresinya.
4. Pengujian Hipotesis (Uji Signifikasi)
l ). Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk meliihat kemaknaan dari hasil model
regresi tersebut. Bila nilai F hitung lebih besar clari F tabel atau
tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (a:5% = 0.05%) maka ha!
ini menunjukan fi-0 ditolak clan Ha cliterima yang bera11i bahwa
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel clependen secara simultan (Unclang-Unclang No.38 tahun
1999 Tentang Pengelolaan Zakat clan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 tahun 2000 terhadap pelaksanaan zakat sebagai
2). Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t yaitu pengujian yang dilakukan untuk rnenganalisis
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial. Bila t hitung lebih besar atau lebih kecil dari t tabel atau nilai
signifikan t (u: 5%=0.05) rnaka Ho ditolak dan Ha diterirna, yang
berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian
ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial (Undang
Undang No.38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dan Undang
Undang PPh No.17 tahun 2000 terhadap Wajib Pajak dalarn
rnelaksanakan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.
4. Regresi Linier Berganda
Untuk rnelihat pengaruh variabel Independen (bebas) yaitu
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang
Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000 terhada.p variabel dependen
yaitu pelaksanaan Wajib Pajak tentang zakat sebagai pengurang Penghasilan
Kena Pajak Maka penulis rnenggunakan model Analisis Regresi Linier
Berganda (Multiple Linear Regression Method)
Y=a+b1X1 +b2X2+e
Keterangan:
Y = Pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak
b1 = Koefisien regresi XI.
b2 = Koefisien regresi X2.
XI = Undang-Undang tentang pengelolaan zakat No.38 tahun 1999
X2 = Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000
e =Error
E. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun
dalam landasan teori maka variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai beriku :
1. Variabel bebas (lndependen Variabel)I X
a. Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat (X1).
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 adalah Undang-Undang
tentang Pengelolaan Zakat. Undang-Undang ini dibuat dan disahkan oleh
pemerintah Republik Indonesia guna tercapainya keadilan sosial bagi
sel uruh rakyat Indonesia, sehingga tumbuh ghirah yang tinggi bagi
ummat Islam untuk menunaikan zakat dan sekaligus Undang- Undang ini
menjadi pedoman bagi lembaga-lembaga zakat yang ada di Indonesia
agar dapat meningkatkan kine~janya.
b. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000 (X2)
Undang-Undang Pajak No.17 Tahun 2000 adalah Undang
Undang yang ditetapkan sebagai perubahan atas Undang-Undang
mulai tahun 2001. perubahaan yang terkait dengan zakat, menegaskan
zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan kepada Badan Amil
Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk dan disahkan oleh
pemerintah dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dalam
perhitungan pajak penghasilan orang pribadi maupun badan.
2. Variabel Terikat (Dependen)
a. Pelaksanaan Wajib Pajak tentang zakat sebagai pengurang Penghasilan
Kena Pajak (Y)
Pelaksanaan Wajib Pajak perorangan atau badan atas zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak yang tercantum dalam Undang
Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaaan Zakat dan Undang
Undang Pajak penghasilan No.17 Tahun 2000. yaitu zakat atas
penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan kepada Badan Amil Zakat atau
Lembaga Amil Zakat yang dibentuk clan disahkan oleh pemerintah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
I. Sejarah dan Perkembangan KPP Cilandak
Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cilandak (KPP Jakarta Cilandak)
berkedudukan di Jalan T.B Simatupang Kav. 32 Cilandak, Jakarta Selatan
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
DJP Jakarta III.
KPP Jakarta Cilandak merupakan KPP tipe A yang didirikan pada
bulan April 1994, dengan surat keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 94 KMK.01/1994. Wilayah ke1:ja adalah se-kecamatan
Cilandak, yang berada di bawah Kantor Wilayah Jakarta Raya III
Direktorat Jenderal Pajak. Pada awalnya KPP Jakarta Cilandak menempati
gedung di JI. T.M. Pahlawan Kalibata (masuk wilayah Kecamatan Pasar
Minggu) sejak 22 Agustus 1994. Wilayah ke1ja KPP Jakarta Cilandak saat
ini meliputi kelurahan Cilandak Barat, Cipete Selatan, Gandaria Selatan,
Pondok Labu dan Lebak Bulus.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 443 KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan
Tata Cara Kantor DJP, KPP, KP PBB, Karikpa, dan Kantor penyuluhan
dan Pengawasan Potensi Perpajakan, serta, Surat Sekretaris Direktur
tentang pengaturan lokasi di wilayah DKI Jakarta, maka terhitung mulai
Februari 2002 KPP Jakarta Cilandak dipindahkan ke gedung yang barn di
Jalan Letjen. T.B. Simatupang Kav.32 Jakarta Selatan l2560.
Di dalam menjalankan tugasnya KPP Jakarta Cilandak
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
I. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan perpajakan dan ekstensifikasi Wajib P<jjak;
2. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat
Pemberitahuan Masa serta Wajib Pajak;
3. Pengawasan dan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak
Pe1iambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan pajak
tidak langsung lainnya;
4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding dan penyelesaian restitusi Pajak
Penghasilan, Pajaka Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
mewah dan pajak tidak langsung lainnya;
5. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan;
6. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak;
7. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak;
8. Pengurangan sanksi pajak;
9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan;
I 0. Pelaksanaan administrasi KPP Jakarta Cilandak.
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
a. Struktur Organisasi K.PP Pratama Jakarta Cilandak
Kegala Kantor Latief Budianto
KasubBag Umum Budi M.fadjar
I
KASI PD! EASJ Pemeriksaan Stefanus Hajar Andi Tirlang Banu Sujita
KASI Waskon I '- KASI Waskon IV Yulianingsih Tonizar L
KASI Pelayanan Pis KASI Penagihan Hanifah K
~
Wawan Hendratno
KASI Waskon 11 KASJ Waskon III J Tegowati Wawan Hendratrn
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak
Dan Fungsional penilai PBB
Sumber: Subbagian Um um, Profil KPP Pratarna Jakarta Cilandak
Garn bar. 4. 1 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Cilandak
l
b. Uraian Tugas
Berdasarkan susunan organisasi uraian tugas KPP Jakarta
Cilandak terdiri dari :
I) Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas :melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga.
2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi PDI mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data
dan penyajian informasi, pembuatan monografi pajak, penggantian
potensi perpajakan serta ekstensifikasi Wajib Pajak.
3) Seksi Tata Usaha Perpajakan
Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan pendaftaran,
pemidahan dan pencabutan identitas Wajib P:ijak, penerimaan dan
penelitian Surat Pemberitahuan Pajak dan surat Wajib Pajak
lainnya, penataan arsip I berkas Wajib Pajak se1ta penerbitan Surat
Ketetapan Pajak.
4) Seksi PPh Orang Pribadi
Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan
perekaman Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi,
pengawasan pembayaran masa, pemeriksaan berdasarkan kriteria
yang ditentukan, dan fiskal luar neger.
5) Seksi PPh Badan
Seksi PPh Badan mempunyai tugas melakukan urusan
penatausahaan dan perekaman Surat Pemberitahuan Pajak
Penghasilan Badan, pengawasan masa, dan pemeriksaan sederhana
berdasarkan kriteria yang ditentukan.
6) Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh
Tugas adalah melakukan urusan penatausahaan dan perekaman
Surat Pemberitahuan pemotongan dan pemungutan Pajak
Penghasilan, pengawasan pembayaran masa serta melakukan
pemeriksaan sederhana berdasarkan kritetia yang ditentukan.
7) Seksi PPN dan PTLL
Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan
perekaman Surat Pemberitahuan Masa pajak PPN, PPnBM, dan
Pajak tidak langsung lainnya, pengawasan pembayaran masa,
kon:firmasi Faktur Pajak, setia pemeriksaan sederhana berdasarkan
kriteria yang ditentukan.
8) Seksi Penagihan
Mempunyai tugas melakukan urusan penata usahaan piutang pajak,
pengaihan, penundaan dan angsuran, d<m pembuatan usulan
penghapusan piutang.
9) Seksi Penerimaan dan Keberatan
Mempunyai tugas melakukan urusan rekonsiliasi penenmaan,
perhitungan pajak, penyipan surat keputusan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dan surat perintah membayar
kelebihan pajak, penyelesaian keberatan dim uraian banding,
pembetulan surat Ketetapan Pajak serta pengurangan modal.
3. Sumber Daya Manusia
Pegawai pada KPP Jakarta Cilandak untuk saat ini berjumlah 114
orang dengan perincian sebagai berikut:
Tabel.4.1 Sun1ber Daya Manusia KPP Jakarta Cilandak
Jabatan JumlahSDM
Kepala Kantor I Orang
Subbagian Umum 13 Orang
Seksi PDI 8 Orang
Seksi TUP 13 Orang
Seksi PPh Orang Pribadi 12 Orang
Seksi PPh Badan 13 Orang
Seksi Pemotongan dan pemungutan PPh 14 Orang
Seksi PPN & PTLL 18 Orang
Seksi Penagihan 10 Orang
Seksi penerimaan dan Keberatan 12 Orang
Jumlah 114 Orang
Sumber : Subbagian Umum, Profil KPP Jakarta Cilandak
B. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas dan reliabilitas merupakan persyaratan untuk dapat
melanjutkan tahapan pembagian kuesioner agar mendapatkan data primer
yang dibutuhkan bagi penelitian. Jika lolos pada uji ini artinya pertanyaan
pada kuesioner tersebut memang layak dan bisa mengukur indikator yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti membagikan try out kuesioner atau
pra survey pada 30 responden sebanyak 26 butir pe1ianyaan. Hal ini
dikarenakan peneliti menggunakan dua variable independen dan satu variabel
clependen.
Dari basil t1y out ini diperoleh 24 butir pertanyaan yang dinyatakan
valid dan reliabel, selebihnya sebanyak 2 butir pertanyaan adalah tidak valid
yang artinya tidak layak untuk dijadikan indikator pertanyaan variabel yang
diteliti. Sebanyak 9 pertanyaan variabel Undang-Undang No.38 Tahun 1999
(X 1) dari I 0 pertanyaan adalah valid, semua butir pertanyaan variabel
Undang-Undang No.17 tahun 2000 (X2) dinyatakan valid dari 6 butir
pertanyaan dan 9 butir Pertanyaan dari Variabel Pelaksanaan zakat sebagai
Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Y) adalah valid.
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
Z6
Z7
ZS
Z9
Z1 0
u u. 38
1. Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
a. Hasil Uji Validitas
Tabel.4.2 Hasil Output Validitas Undang-Undang No.38 Tahun 1999
Z1 Z2 Z3 Z4 Pearson Correlatlo 1 .376(•) .161 .244 n Sig. (2- .040 .394 .193 tailed) N 30 30 30 30
Pearson .376( 1 .597( .459( Corr ") .. ) ") Sig. (2-t) .040 .001 .011
N 30 30 30 30
Pearson .161 .597(00) 1 .846(
Corr .. ) Sig. (2-ta) .394 .001 .000
N 30 30 30 30
Pearson .244 .459("1 .846(
1 Corr .. I Sig. (2-tal .193 .011 .000
N 30 30 30 30
Pearson .438( .416('1
.412( .313 Corr ·1 ·1
Sig. (2-tail .015 .022 .024 .092
N 30 30 30 30
Pearson .380( .455(.1 .311 .323 Corr ·1 Sig. (2-tai) .039 .011 .094 .082
N 30 30 30 30
Pearson .000 .320 .492( .286
Corr .. ) Sig. (2-tail 1.000 .084 .006 .125
N 30 30 30 30
Pearson .155 .133 .458( .494(
Corr ·1 -1 Sig. (2-
.413 .485 .011 .006 tailed) N 30 30 30 30
Pearson .082 .267 .503( .323
Corr .. I Sig. (2-tai) .666 .154 .005 .082
N 30 30 30 30
Pearson .105 .214 .295 .287 Cor Sig. (2-tail .582 .256 .114 .124
N 30 30 30 30
Pearson .380( .819( .723( Corre
·1 .670( .. 1 .. I .. I
Sig. (2-tail .039 .000 .000 .000
Correlations
Z5 Z6 Z7
.438( ·i
.380(.) .000
.015 .039 1.000
30 30 30
.416( .455(•) .320 ·i .022 .011 .084
30 30 30
.412( .311
.492( ·i .. I
.024 .094 .006
30 30 30
.313 .323 .286
.092 .082 .125
30 30 30
1 .214 .328
.257 .077
30 30 30
.214 1 .169
.257 .372
30 30 30
.328 .169 1
.077 .372
30 30 30
.095 .267 .399( ·i
.616 .153 .029
30 30 30
.362( .271 .262 ·1
.049 .147 .131
30 30 30
.398( .044 .535(
·1 .. I .029 .817 .002
30 30 30
.618( .684( .. I .470(**} -1
.000 .009 .000
Z8
.15 5
.41 3
3 0
3
5
0
.13
.48
3
158('
.01
3
·' ')
.4
1
0
)
6
94(""
.00
3
.09
.61
3
.26
0
5
6
0
7
3 .15
3
399('
.02
3
0
)
9
0
1
0 s 388(' )
.4
.6
4
0
67(** )
.0(1
:1 9
0
16("* )
.Oil 0
Z9 Z10
.082 .105
.666 .582
30 30
.267 .214
.154 .256
30 30
.503( .. ) .295
.005 .114
30 30
.323 .287
.082 .124
30 30
.362(•) .398( ·i
.049 .029
30 30
.271 .044
.147 .817
30 30
.282 .535( .. )
.131 .002
30 30
.388(•) .467( .. ) .034 .009
30 30
1 .438( ")
,015
30 30
.438(•) 1
.015
30 30
.592( .. ) .656( ··i
.001 .000
UU.38
.380(·1
.039
30
.670( .. 1
.ooo 30
.819( .. )
.ooo 30
.723(**)
.000
30
.618( .. )
.ooo 30
.470( .. )
.009
30
.684(**)
.ooo 30
.616( .. )
.ooo 30
.592("*)
.001
30
.656( .. )
.ooo 30
1
Tabel.4.3 Hasil Try Out Item Butir Pertanyaan Pengaruh Unclang-Unclang No.38
Tahun 1999 (XI)
Butir r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan
I 0.380 0,38! Tidak valid
2 0.670 0,381 Valid
3 0.819 0,381 Valid
4 0.723 0,381 Valid
5 0.618 0,381 Valid
6 0.470 0,381 Valid
7 0.684 0,381 Valid
8 0.616 0,381 Valid
9 0.592 0,381 Valid
10 0.656 0,381 Valid
Sumber: Data primer yang telah diolah
Dari hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 butir
pertanyaan untuk Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, 1 diantaranya adalah tidak valid. Hal ini dapat clilihat dari
perbandingan r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel), yaitu
pertanyaan Butir ke-1 sedangkan untuk butir pe1tanyaan lainnya yaitu 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9 clan 10 adalah valid. Karena r hitung lebih besar dari r label
(r hitung > r tabel) (Agung Bhuwono, 2005:68).
b. Hasil Uji Reliabelitas
Tabel.4.4 Hasil Output Reliabilitas Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat
Reliability Statistics
I
!
Cronbach's Alpha Cronbach's Based on i N of Items
Alpha Standardized Items .823 .831 ! 10
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan
untuk Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
diatas, dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan ini adalah reliabel yang
artinya konstruk variabel dikatakan baik jika 111emiliki nilai Cronbach's
Alpha > 0,60 (Agung Bhuwono, 2005 : 72) hal ini dapat dibuktikan
dengan rnelihat tabel diatas yang ditunjukan dengan nilai 0,823 > 0,60.
2. Undang-Undang Pajak penghasilan No.17 Tahun 2000
a. Hasil Uji Validitas
Tabel.4.5 Hasil Validitas Try Out butir Pertanyaan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 Tahun 2000 (X2)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 UU N017 P1 Pearson
Correlatio 1 .545(") .450(') n Sig. (2- .002 .013 tailed) N 30 30 30
P2 Pearson Correlatio .545(") 1 .496(") n Sig. (2- .002 .005 tailed) N 30 30 30
P3 Pearson Correlatio .450(') .496("") 1 n Sig. (2- .013 .005 tailed) N 30 30 30
P4 Pearson Correlatio .318 .630("") .183 n Sig. (2- .087 .000 .334 tailed) N 30 30 30
P5 Pearson Correlatio .042 .327 .134 n Sig. (2- .827 .078 .480 tailed) N 30 30 30
P6 Pearson Correlatio .374(') .358 .178 n Sig. (2- .042 .052 .346 tailed) N 30 30 30
uu_ Pearson N01 Correlatio .614(") .785(") .588(") 7 n
Sig. (2- .000 .000 .. 001 tailed) N 30 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Data primer yang telah diolah
.318 042 .374(') .614('")
.087 827 .042 .000
30 30 30 30
.630( .. ) :m .358 .785(")
.000 078 .052 .000
30 30 30 30
.183 ·134 .178 .588(")
.334 480 .346 .001
30 30 30 30
1 565 ('") .680('") .824("")
001 .000 .000
30 30 30 30
.565("') 1 .363(') .623('")
.001 .049 .000
30 30 30 30
.680('") .36 3(") 1 .713('")
.000 049 .000
30 30 30 30
.824(") 623 (") .713('") 1
.000 000 .000
30 30 30 30
Tabel.4.6 Hasil Validitas Try Out Butir Perlanyaan Undang-Undang Pajak
Penghasilan No.17 Tahun 2000 (X2)
Butir r hilung r tabel Keterangan Pertanyaan
I 0.614 0,381 Valid
2 0.785 0,381 Valid
3 0.588 0,381 Valid
4 0.824 0,381 Valid
5 0,623 0,381 Valid
6 0.713 0,381 Valid
Sumber: Data pnmer yang telah diolah
Dari basil uji SPSS dialas dapat disirnpulkan bahwa butir semua
butir pertanyaan pada variabel ini adalah valid. Perlanyaan inilah yang
akan dipakai untuk pengujian selanjutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa r
hitung lebih besar dari r label (r hitung > r label) (Agung Bhuwono,
2005:68).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel.4.7 Hasil Output Reliabililas Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17
Tatum 2000
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Standardized
Alpha Items N of Items
.771 .783 6 ·-Sumber: Data pruner yang telah d1olah
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan
untuk Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak penghasilan
diatas, dapat disimpulkan bahwa butir pe1ianyaan ini adalah reliabel
yang artinya konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach's Alpha > 0,60 (Agung Bhuwono, 2005 : 27) hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat data diatas yang ditunjukan dengan nilai
0,771 > 0,60.
4. Pelaksanaan Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak
1. Hasil Uji Validitas
Tabel.4.8 Hasil Output Validitas Pelaksanaan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan
Kena Pajak (Y) Correlations
I I I I ! Y1 Y2 I Y3 I Y4 Y5 Y6 Y7 I Plksn Y8 Y9 Y10 n
Y1 Pears on 1 .286 .040 .030 .120 -.031 .061 Correll .281 .299 -.026 .291
ation Sig. (2- .125 .834 .875 .528 .872 .749 .132 .108 .891 .119 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y2 Pears .286 1 .357 .419(' .465( .. ) 300 .448(" on Co ) )
.5H2( .. ) ,315 .212 .584('
") Slg. (2- .125 .053 .021 .010 .108 .013 .001 .090 .260 .001 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y3 Pears 040 .357 1 .652(" .226 .496("')
.408(" on Co ') )
.521( .. ) .445(' .370(• .701(" ) ) ')
Sig. (2- -834 .053 .000 .229 .005 .025 .003 .014 .044 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y4 Pears .030 .419(") .652
1 .544(") .796("") .ss1e
on Co (") ') ,5,12( .. ) .323 .502{" .821{'
") ") Sig. (2- .875 .021 .ooo .002 .ooo .001 .002 .082 .005 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y5 Pears .544(• .694(" on .120 .465{"") .226 I .499("") C0<
') ') .719( .. ) .061 .513(" .721("
·1 ")
Sig. (2- .528 .010 .229 .002 .005 .000 .000 .747 .004 .000 tailod) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y6 Pears -.031 .300 .496 .796(• 499( .. ) 1 .472('
-- r--, .. ,
" ., .481(") .100 .247 .646(' .,
N 30 30 30 30 30 30 I 30 30 30 30 30
Y7 Pears .061 .448(') .408 .557(' .694("} .472( .. ) 1 on Co 11 ')
600(") .000 .618(' 721(' ') ')
Sig. (2· .749 .013 .025 .001 .000 .008 .000 1.000 .000 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
YB Pears
'" .281 .562(*') .521 .542('
.719(") .481('') 600('
Correl ( .. ) ·1 ') ation
1 \ .372{' .660(' .851(*
I ) ') ·1
Sig. .ooo I (2· .132 .001 .003 .002 .007 .000
tailed) ! i N 30 30 30 30 30 I 30 30 j
I I
Y9 Pears .299 .445 .100 ' on Co .315 (') 323 061 ooo I Sig. _, (2· .108 .090 014 .082 .7: I .598 1.000 I tai!od) N 30 30 30 30 30 30 I
Y1 Pears -.026 .212 370 . 502('
.513(") I .247 618(' .
0 on Co (') ') ') ! Sig.
.0041 .000 1 (2· .891 .260 .044 .005 .188 tailed) N 30 30 30 30 30 I 30 30 \
Plk Pears .291 .584( .. ) .701 .821{' .721(") l 646('')
721!; I snn on Co ( .. ) ') ' Sig. I (2· .119 .001 .000 .000 ooo I .000 .000 tailed) l N 30 30 30 30 30 I 30 I 30 I
l
' .043 .000 .000 I '
30 I 30 30 30
.496(' 372(') I .159 ')
'
0:: I .401 .005
30 30 30
.560(") I .159 .654('
000 I ')
.401 .000
30 I '° I 30 30
.496(' .654(" _,3$1( .. ) I ') i ')
.000 oos j .000
so I 30 I 30 I 30
Corre!at1on 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-lailcd). ·• Corrolation is significant nt the 0.01 Jeve! (2-tailed),
Sumber : Data primer yang telah diolah
Tabel.4.9 Hasil Try Out Item Butir Pertanyaan Pelaksanaan Zakat Sebagai
Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Y)
Buiir Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
0.291 l 0,381 Tidak Valid ~---------~-----------1"-------·-1---------l
2 0,584 0,381 Valid
3 0.701 0,381 Valid
4 0.821 0,381 Valid 1-----------1--------+------------+--------1
5 0.721 0,381 Valid ~-------···-~·-----· ----+----------1-----·-----1
6 0.646 0,381 Valid ------··---1----------+---------1----------1
7 0.721 0,381 Valid ;----·-------;-----------1---------+---------<
8 0.851 0,381 Valid -··---·-·-----l---------·--+--------1-----------1
9 0.496 0,381 Valid
10 0.654 0,381 Valid ~ .:_-----L---------~--------~-------~
Dari hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa butir
pertanyaan 1,3,4,5,6,7,8,9 dan 10 adalah valid. Pertanyaan inilah yang
akan dipakai untuk pengujian selanjutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa r
hitung lebih besar dari r label (Agung Bhuwono, 2005:68), sedangkan
untuk pertanyaan butir I dinyatakan tidak valid. Karena r hitung lebih
kecil dari r tabel (r hitung < r tabel).
b. Hasil Uji Reliabelitas Tabel4. 10
Hasil Output Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.864 [ .855 10
Sumber: Data prnner yang telah d1olah
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan
untuk Pelaksanaan Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak (Y)
diatas, dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan ini adalah reliabel
yang artinya konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach's Alpha > 0,60 (Agung Bhuwono, 2005 : 72) hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat data diatas yang ditunjukan dengan nilai
0,864 > 0,60.
C. Penemuan dan Pembahasan
l. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini karakteristik responden yng dipakai adalah
Jems kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan Terakhir, Pekerjaan dan
Penghasilan rata-rata perbulan r esponden.
Responden
Tabel. 4.11 Jenis Kelamin
Laki-Laki
60
Sumber : Data pnmer yang telah d10lah
Perempuan
20
Dilihat dari jenis kelamin pada data respondcn yang telah diolah,
responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 60 orang atau
75% dari 80 responden. Sedangkan sebanyak 20 orang atau 25 % adalah
responden be1jenis kelamin perempuan.
Usia
17-30 Tahun
31-45 Tahun
46-60 Tahun
Lebih dari 60 Tahun
Total
Tabel .4.12 Usia Responden
--···
Sumber : Data pnmer yang telah d10lah
Responden
20
43
16
1
80
Dilihat dari usia responden pada data yang diolah, responden yang
berusia 17-30 tahun adalah sebanyak 20 orang atau 25% dari 80 responden.
responden yang berusia 31-45 Tahun adalah sebanyak 43 orang atau
53,75%. Responden yang berusia 46-60 tahun adalah 16 orang atau 20%
dari 80 responden. Sedangkan sebanyak 1 Orang atau 1,25% dari 80
responden adalah berusia diatas 60 tahun. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dari 80 responden yang diambil secara acak, 42 orang diantaranya
atau yang paling banyak menjadi responden dalam penelitian ini adalah
yang berusia 31-45 tahun. Hal ini menyimpulkan bahwa kebanyakan Wajib
Pajak PPh di KPP Jakarta Cilandak adalah berusia 31-45 Tahun.
Tabel.4.13 Latar Belakang Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
-··-----SD 0
SMP 0
SMU 26 ' I ------
Diplomat 12
-------------------~-
Sai:iana (S 1) 36
-· ..
Master (S2) 6
Doktor (S3) 0
r----.. - ··--·--Total 80
Sumber: Data pnmer yang telah d1olah
Dari data yang telah diolah, responden yang telah menyelesaikan
pendidikan jenjang pendidikan SMU berjumlah 26 orang atau 32,5 % dari
80 responden. 12 orang atau 15% adalah lulusan diplomat. 36 orang atau
45% dan 6 orang atau 7,5% dari 80 orang adalah berpendidikan Master (S2)
sedangkan Doktor (S3) adalah 0% atau tidak ada, begitu juga dengan
lulusan SD dan SMP adalah 0% atau tidak ada.
Hal ini dapat diartikan bahwa dari 80 responden yang diambil
secara acak di KPP Pratama Jakiia Cilandak, adalah kebanyakan responden
yang memiliki jenjang pendidikan sa1jana (S 1 ).
Jenis Peke1jaaan
Pegawai Swasta
F·-··
Wiraswasta
Lain-lain
-··-· Total
Tabel.4.14 Pekerjaan
----
·-
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Jumlah Responden
48
.
20
·---12
80
·--
·-
Dilihat dari pekerjaan responden pada data yang telah diolah,
responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 48 orang atau
60%, 20 orang atau 25% adalah bekerja sebagai wirausaha dan sisanya lain-
lain sebanyak 12 responden atau sekitar 15%.
Tabel.4. 15 PeE:ghasilan Rata-Rata Perbulan
Jumlah Penghasilan Jumlah Responden
·--· < Rp. 1.000.000 0
Rp. 1.000. I 00 -2.000.000 30
·--· Rp.2.000. lOO;tl-3.000.000 27
-· > Rp. 3.000. 100 22
Total 80
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dapat dilihat dari tabel penghasilan rata-rata responden adalah 0
atau tidak ada dari 80 responden yang berpenghasilan dibawah Rp
1.000.000, 30 responden atau 37,5% adalah berpenghasilan Rp. l.000. 100 -
2.000.000, 35% atau 28 dari 80 responden adalah berpenghasilan antara
Rp.2.000. l 000-3.000.000 dan sisanya 22 responden atau 27,5% adalah
berpenghasilan lebih dari Rp. 3.000. l 00.
2. Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Tabel.4. 16 Saya Menunaikan Zakat ke Badan/Lembaga Zakat ---
Skala Like1i Frekwensi Persent, ase
Sangat Setuju 20 25% ·-
Setuju 44 55% . -
Ragu-Ragu 5 6,25o/t 0
Tidak Setuju 8 10% -
Sangat Tidak Setuju 3 3,75o/t 0
Total 80 100
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang No.38 Tahun 1999 atau butir pertanyaan yang
mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau setuju karena
artinya responden mengetahui Undang-Undang No.38 Tahw1 1999 tentang
pengelolaan zakat dan menunaikan zakat ke lembaga zakat yang sudah
disahkan oleh pemerintah.
Dari 80 responden 20 orang atau 25% menjawab sangat setuju, 44
orang atau 55% menjawab setuju, 5 orang atau 6,25% menjawab ragu-
ragu, 8 orang atau 10% menjawab tidak setnju dan 3 orang atau 3,75% dari
80 responden adalah menjawab sangat tidak setuju. Ini artinya kebanyakan
responden membayar zakatnya ke badan/lembaga zakat.
Tabel.4.17 Pengelolaan Zakat Dilakukan Oleh Lembaga Zakat Yang
Dibentuk Oleh Pemerintah
-Skala Likert Frekwensi Persentase
----- ....
Sangat Setuju 10 12,5%
Setuju 44 55% .
Ragu-Ragu 6 7,5% .
Tidak Setuju 15 18,75% ---··
Sangat Tidak Setuju 5 6,25% .
Total 80 100% ..
Sumber : Data pt mer yang telah d10lah
.. ·-
Butir pe1ianyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Atau butir pe1ianyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat
setuju atau setuju karena artinya responden mengetahui salah satu isi dari
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan zakat.
Dari 80 responden \ 0 orang atau 12,5% menjawab sangat setuju,
44 orang atau 55% menjawab setuju, 6 orang atau 7,5% menjawab ragu-
ragu, 15 orang atau 18,75% menjawab tidak setuju dan 5 orang atau 6,25%
yang menjawab sangat tidak setuju. Ini artinya sebagian besar responden
mengetahui dan memahami bahwa zakat sebaiknya dikelola oleh lembaga
yang telah disahkan oleh pemerintah.
Tabel.4.18 Zakat Perlu Mengurangi Pajak, Agar Muslim Indonesia Tidak
Mengeluarkan Kewajiban Ganda
Skala Likert Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 15 18,75%
--·-Setuju 33 41,25%
.
Ragu-Ragu 12 15%
Tidak Setl\iu 14 17,5%
Sangat Tidak Setuju 6 7,5%
Total 80 100%
-Sumber : Data p1mer yang telah drolah
·-
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel. pada
variabel Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
Atau butir perianyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat
setuju atau setuju karena artinya responden memiliki tingkat pelaksanaan
Dari 80 responden 15 orang atau 18,75% 11aenjawab sangat seruju,
33 orang atau 41,25% menjawab setuju, 12 orang atau 15% menjawab
ragu-ragu, 14 orang atau 17 ,5% menjawab tidak setuju dan 6 orang atau
7 ,5% dari 80 responden yang menjawab sangat tidak setaju.
Data ini menunjukan babwa setengah populasi lebih menyelujui
zakat dapat mengurangi Penghasilan Kena Pajak agar nmat !slam tidak
terbebani dengan pembayarnn ganda.
Tabel.4.19 Zak.al Yang Telah Dibayarkan Ke Badan/Lembaga Zakat Dapal
Dik'lHangkan Alas Peadapatan Sisa Keaa Pajak
Skala Likert Fre!kwensi
Sangal Setujn I 10
·---~--~---.---------·~ ···+-----~·· ···-··------Setuju 37
Ragu-Ragu
I 15
Tidak Sentju 15
Sangat Tidak Se!uju ; 3
...... ---------- -----
·-
Persenlllse
12,5%
······--
J
46,25%
8,75o/~ 18,75%
Butir pertanymm ini adalab bul:ir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang No.38 Tallnn 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
Atau butir pertanyaan yang mengl:larapkan responden menjawab sangat
setuju atau setuju karena artinya responden memiliki tingkat pelaksruiaan
yang cukup tinggi atas zakat sebaglri pengurang Pengbasilan Kena Pajak.
Dari 80 responden 10 orang atan 12,5% rnenjawab sangat setuju,
37 orang atau 46,25% rnenjawab setuju, 15 orang atau 18,75% menjawab
ragu-ragu, 15 orang atau 18,75% menjawab tidak setuju dan 3 orang atau
3,75% dari 80 responden yang rnenjawab sangat tidak setuju. Hal ini
rnenunjukan bahwa sebagian besar responden rnengetahui bahwa zakat
dapat dikurangkan atas pengahsilan kena pajak.
Tabel.4.20 Menurut Saya Undang-Undang Pengelolaan Zakat No.38 Tahun 1999
Menjadi Solusi Persoalan Zakat.
··-Skala Likert Frekwensi Persentase
--- ..
Sangat Setuj u 12 15% ------f-·
Sett\iu 33 41,25% . -· -·----·· --Ragu-Ragu 13 16.25%
--Tidak Setuju 14 17,5%
i------------· --Sangat Tidak Setuju 8 10%
f---· --Total 80 100%
·------Surnber : Data p1111er yang tel ah d10lah
Butir pe1ianyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel, responden
diharapkan rnenjawab sangat setuju atau setuju. Karena pada kenyataannya
Undang-Undang zakat belum menjadi solusi untuk seluruh persoalan
zakat.
Dari 80 responden 12 orang atau 15% menjawab sangat setuju, 33
orang atau 41,25% rnenjawab setuju, 13 orang atau 16,25% rnenjawab
ragu-ragu, 14 orang atau 17,5% menjawab tidak setuju dan 8 orang atau
10% cfari 80 resnonrlen arlalah meniawah sarnmt tidak setuiu.
Tabel.4.21 Saya Lebih Suka Menunaikan Zakat Langsung Kepada Mustahik
(Dhuafa) Daripada ke Lembaga
·---~·
Skala Likert Frekwensi Persentase
·----·--Sangat Setuju 10 12,5%
Setuju 16 20%
.
Ragu-Ragu 7 8,75%
··--·· Tidak Setuju 29 36,25%
. r
Sangat Tidak Setuju 18 22,5%
Total 80 100%
Sumber : Data pimer yang tel ah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel, Artinya
responden diharapkan menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju.
Karena dalam seharusnya zakat dibayarkan pada lembaga zakat yang telah
diakui oleh pemerintah.
Dari 80 responden 10 orang atau l 2,5% menjawab sangat setuju,
16 orang atau 20% menjawab setuju, 7 orang atau 8,75% menjawab ragu-
ragu, 29 orang atau 36,25% menjawab tidak setuju dan 18 orang atau
22,5% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak settliu.
Data ini memberikan informasi bahwa sebagian besar responden
membayarkan zakatnya ke badan/lembaga zakat yang artinya kebanyakan
responden telah mengetahni pentingnya ada Badan/lembaga zakat.
Tabel .4.22 Menurut Saya Undang-Undang Tentang Pengelolaan Zakat Telah
Memberikan Pengaruh Terhadap Sistem Pengelolaan Zakat di Lembagalembaga Zakat.
Skala Liker! Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 10 12,5%
Setuju 34 42,5%
-Ragu-Ragu 11 13,75%
Tidak Setuju 17 21,25%
Sangat Tidak Setuju 8 10%
-·-Total 80 100%
Sumber: Data pimer yang telah cliolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pe1ianyaan favorabel, responden
diharapkan menjawab sangat setuju atau setuju. Dari 80 responden 10
orang atau 12,5% menjawab sangat setuju, 34 orang atau 42,5% menjawab
setuju, 11 orang atau 13, 75% menjawab ragu-ragu, 17 orang atau 21,25%
menjawab tidak setuju dan 8 orang atau 10% dari 80 responden adalah
menjawab sangat ticlak setuju.ini menunjukan bahwa sangat beragam
persepsi responden atas pengaruh Unclang-Undang No38 Tahun 1999
terhadap sistem pengelolaan zakat di lembaga zakat.
Tabel.4.23 Meskipun Ada Undang-Undang Pengelolaan Zakat, Namun Belum
Berpengaruh Bagi Kine~ja Lembaga Zakat
Skala Likert Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 8 10%
Setuju 16 20%
Ragu-Ragu 6 7,5%
.•
Tidak Setuju 38 47,5%
Sangat Tidak Setuju 12 15%
Total 80 100%
Sumber : Data pimer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel, Artinya
jika responden menjawab sangat setuju atau setuju maka responden
memang mengetahui salah satu ayat dalam Undang-Undang No.38 Tahun
1999 tentang pengelolaan zakat.
Dari 80 responden 8 orang atau 10% menjawab sangat setuju, 16
orang atau 20% menjawab setuju, 6 orang atau 7,5% menjawab ragu-ragu,
38 orang atau 47,5% menjawab tidak setuju dan 12 orang atau 15% dari 80
responden adalah menjawab sangat tidak setuju. Ini artinya kebanyakan
responden memang memiliki persepsi bahwa Undang-Undang No.38
tahun 1999 tentang pengelolaan zakat belum berpengaruh terhadap kinerja
lembaga zakat.
Tabel.4.24 Zakat Yang Telah Diundang-undangkan Bel um Menjadi Solusi Untuk
Permasalahan Zakat Saat Ini
--- . -- -----Skala Likert Frekwensi Persentase
----~·
Sangat Setuju JO 12,5%
-· Setuju 10 12,5%
·--t-· Ragu-Ragu 7 8,75%
··-------· Tidak Setuju 36 45%
-Sangat Tidak Setuj u 17 21,25%
---·---- ---Total 80 100%
Sumber : Data p1mer yang tel ah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel, pada
pertanyaan ini responden diharapkan untuk menjawab sangat tidak setuju
atau tidak setuju.
Dari 80 responden JO orang atau 12,5% yang menjawab sangat
setuju, 10 orang atau 12,5% me11jawab setuju., 7 orang atau 8,75%
menjawab ragu-ragu, 36 orang atau 45% menjawab tidak setuju dan 17
orang atau 21,25% dari 80 responden adalah rnenjawab sangat tidak
setuju.
Melalui tabel diatas dapat diketahui setengah populasi dari
responden sepakat bahwa Undang-Undang No.38 tahun 1999 menjadi
solusi persoalan zakat saat ini.
3. Undang-Undang Pajak Penghasilan No. l 7 Tahun 2000
Tabel.4.25 Saya Mendukung Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000
Telah Mengakomodir Zakat
Skala Likert
Sangat Settij u
Setuju
Ragu-Ragu
Ti dak Set~j u
Sangat Tidak Setuju
t=-T_o_t_al---~
Frekwensi
8
-·-·-"·-~·~·-----~---~·
41
-·---~··-·- -··-11
-·----.··--·--··----·--~-~·
12
-···-·- ..•
8
.~
80
-·-----·-Sumber: Data pimer yang telah diolah
p,::~~,,-1
51,25%
13,75%
15%
10%
100%
--
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel, ini Artinya
jika responden menjawab sangat setuju atau si~tuju malm responden
memang mengetahui bahwa ada Undang-Undang Pajak penghasilan (UU
No.17 tabun 2000) telah mengakomodir zakat.
Dari 80 responden 8 orang atau I 0% menjawab sangat setuju, 41
orang atau 51,25% menjawab setuju, 11 orang atau 13,75% menjawab
ragu-ragu, 12 orang atau 15% menjawab tidak setuju dan 8 orang atau
I 0% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak sett~ju. lni artinya
lebih dari setengah populasi sampel telah mengetabui bahwa Undang-
Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak penghasilan telah mengakomodir
masalah zakat.
Tabel.4.26 Saya Mendukung Undang-Undang Pajak Disesuaikan Dengan Undang
Undang Zakat Terkait Masalah Zakat Dapat Dikurangkan Atas Penghasilan Kena Pajak.
I --·--~. -
Freh~ensi ·--·-··-- ---Skala Likert Pers entase
-.. ·-~-~-- -- -----·------Sangat Setuju 14 17, 5%
- -- -----Setuju 42 52, 5%
-·-------· Ragu-Ragu 13 16, 25%
--· -·----·-Tidak Setuju 8 1 0%
-·-··~--·~-r--- ---- ~--
Sangat Tidak Setuju ' 3, -' 75%
~- ...
Total 80 10
··-.--- - ·----· 0% ___ J
Sumber : Data pi mer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel, artinya jika
responden menjawab sangat setuju atau setuju maka responden
mengetahui salah satu isi dari Undang-Undang No. l 7 Tahun 2000 tentang
Pajak Penghasilan ..
Dari 80 responden I 4 orang atau 17,5% menjawab sangat setuju,
42 orang atau 52,5% mertjawab setuju, 13 orang atau 16,25% mer\iawab
ragu-ragu, 8 orang atau l 0% menjawab tidak setuju dan 3 orang atau
3,75% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak setuju.
Data ini menunjukan bahwa sebagian besar responden mendukung
Undang-Undang Pajak Pengahsilan disesuaikan dengan Undang-Undang
zakat terkait rnasalah zakat dapat clikurangkana atas Penghasilan Kena
Pajak.
Tabel.4.27 Saya Mendukung Zakat Yang Diakui Oleh Undang-Undang Perpajakan
Hanya Zakat Atas Penghasilan
Skala Likert Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 8 10%
Setuju 39 48,75%
-----·-" --Ragu-Ragu 20 25%
--·----·------ -· Tidak Setuju 9 11,25%
---··----Sangat Tidak Setuju 4 5%
---·---~
Total 80 100 ~-----·------.1__ ________ _..L
Sumber : Data pimer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel, karena
memang zakat seharusnya dibayarkan pada lembaga/badan yang telah
diakui oleh pemerintah. Artinya jika responden menjawab sangat setuju
atau setuju maka responden mernang mengetahui salah satu ayat dalam
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan zakat.
Dari 80 responden 8 orang atau 10% menjawab sangat setuju, 39
orang atau 48,75% menjawab setuju, 20 orang atau 25% rnenjawab ragu-
ragu, 9 orang atau 11,5% menjawab tidak setuju dan 4 orang atau 5%
yang menjawab sangat tidak setuju.
Garnbaran dari data diatas adalah bahwa populasi dari responden
rnengetahui bahwa zakat yang dapat dikurangkan atas Penghasilan Kena
Pajak hanya pajak penghasilan saja.
Tabel.4.28 Menurut Saya Zakat Tidak Perlu Mengurangi Penghasilan Kena Pajak
(PKP) Karena Memiliki Aspek Yang Berbeda
Skala Liker! Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 5 6,25%
----Setuju 13 16,25%
----Ragu-Ragu 11 13,75%
-·-· Tidak Setuju 39 48,75%
Sangat Tidak Setuju 12 15%
Total 80 100%
Sumber : Data p1mer yang telah d10lah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan unfavorabel,
diharapkan responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju .
Dari 80 responden 5 orang atau 6,25% menjawab sangat setuju, 13
orang atau 16,25% menjawab setuju, II orang atau 13,75% menjawab
ragu-ragu, 39 orang atau 48, 75% menjawab tidak setl\iu dan 12 orang atau
15% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak setuju. Ini artinya
bahwa sebagian besar responden merasa perlu zakat dapat mengurangi
penghasilan kena pajak.
TabeL4.29 Saya Mendukung Zakat akan mengurangi Penghasilan Kena Pajakjika
memiliki Bukti Setor Zakat (BSZ) dari Lernbaga zakat
..
Skala Like1t Frekwensi Persentase
--Sangat Setuju - 8 10%
Setuju 38 47,5%
Ragu-Ragu 21 26,25%
-- -~·-·--
Tidak Setuju 3 10%
-Sangat Tidak Setuju 5 6,25%
Total 80 100%
---Sumber : Data pimer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000, atau butir
pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat setuju atau
setuju karena artinya responden mengetahui zakat dapat mengurangi
Penghasilan Kena Pajak jika memiliki Bukti Setor Zakat (BSZ) dari
lembaga zakat
Dari 80 responden 8 orang atau l 0% menjawab sangat setuju, 38
orang atau 47,5% menjawab setuju, 21 orang atau 26,25% menjawab ragu-
ragu, 8 orang atau 10% menjawab tidak setuju dan 5 orang atau 6,25% dari
80 responden yang menjawab sangat tidak setuju.
TabeL4.30 Menurut Saya Meskipun Zakat Dapat Mengurangi Penghasilan Kena
Pajak, Namun Tidak Akan Mempengaruhi Wajib Pajak Untuk Membayar Pajak dan Zakat
----- I Skala Likert Fcekwo"'; I Persentase
-----·----Sangat Seltliu 13 16,25%
·-----·--·----Setuju 40 50%
~-
Ragu-Ragu 10 12,5%
-Tidak Setuju 12 15%
----·-----·-- ~- --Sangat Tidak Setuju 5 6,25%
---~-----·--·--~-·-------------·-
Total 80 100%
I
~--------------~--------~-----------
Sumber : Data pi mer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,
atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat
setuju atau setuju karena artinya responden mengetahui zakat dapat
mengurangi Penghasilan Kena Pajak dan melaksanakan pembayaran pajak
serta zakat.
Dari 80 responden 13 orang atau 16,25% menjawab sangat setujn,
40 orang atau 50% menjawab setuju, l 0 orang atau 12,5% menjawab ragu-
ragu, 12 orang atau 15% menjawab tidak setuju clan 5 orang atau 6,25%
dari 80 responden yang menjawab sangat tidak setujn.
4. Pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak
Tabel.4.31 Sebagai Muslim Saya Berkewajiban Untuk Menunaikan Zakat dan Memanfaatkan Zakat Sebagai Pengmang Penghasilan Kena Pajak
Skala Like1t Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 24 30%
Setuju 47 58,75%
Ragu-Ragu I 1,25%
Tidak Setuju 6 7,5%
Sangat Tidak Setuju 2 2,5%
Total 80 100%
Sumber: Data pimer yang telah diolah
Butir pertanyaan ini adalah butir pertanyaan favorabel pada
variabel Undang-Undang No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,
atau butir pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab sangat
setuju atau setuju karena artinya responden menyadari kewajibannya untuk
membayar zakat dan pajak serta memanfaatkan dapat mengurangi
Penghasilan Kena Pajak.
Dari 80 responden (Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Cilandak)
adalah 24 orang atau 30% menjawab sangat setuju., 47 orang atau 58, 75%
menjawab setuju, I orang atau 1,25% menjawab ragu-ragu, 6 orang atau
7,5% menjawab tidak setuju dan 2 orang atau 2,5% dari 80 responden
adalah menjawab sangat tidak setuju.
Tabel.4.32 Sa ya Mendukung Zakat Bisa Dikurangkan Atas Penghasilan Kena Pajak,
Karena Mengurangi Beban Ganda Membayar Pajak dan Zakat Bagi Muslim Indonesia
Skala Likert Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 19 23,75%
Setuju 52 65%
--Ragu-Ragu 0 0%
Ti dak Setuj u 9 11,25%
f----·"·-----· Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 80 100%
Sumber : Data pnner yang telah d1olah
Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No.38 Tahun
1999 tentang pengelolaan zakat dan begitupun Undang-Undang Pajak
telah disesuaikan agar zakat dapat dikurangkan atas Penghasilan Kena
Pajak dengan tujuan umat muslim Indonesia tidak membayar beban
ganda.Dan dapat diketahui dukungan masyarakat akan adanya zakat dapat
dikurangkan atas Penghasilan Kena Pajak. Dari 80 responden (Wajib
Pajak di KPP Pratama Jakarta Cilandak) adalah 19 orang atau 23,75%
menjawab sangat setuju, 52 orang atau 65% menjawab setuju, tidak ada
atau 0% menjawab ragu-ragu, 9 orang atau 11,25% menjawab tidak setuju
dan dari 80 responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.
Tabel.4.33 Menurut Saya Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Berpengaruh Bagi Wajib Pajak Untuk Mernbayar Zakat
----Skala Likert Frekwensi Persentase
------f--Sangat Setuju 19 23,75%
Setuju 34 42,5%
-·-----r-----·-·--Ragu-Ragu 13 16,25%
Tidak Setuju 10 12,5%
Sangat Tidak Setuju 4 5%
Total 80 100%
Sumber : Data pimer yang tel ah diolah
Seharusnya dengan zakat dapat mengurangi Penghasilan Kena
Pajak akan berpengaruh bagi wajib pajak muslim untuk membayar zakat.
Dapat dilihat dari 80 responden ada 19 orang atau 13,75% mer\jawab
sangat setuju, 34 orang atau 42,5% menjawab setuju, 13 orang atau
l 6,25% menjawab ragu-ragu, l 0 orang atau 12,5% menjawab tidak setuju
dan 4 orang atau 5% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak
setuju bahwa adanya Undang-Undang yang menyatakan zakat dapat
mengurangi Penghasilan Kena Pajak berpengaruh terhadap kesadaran
membayar zakat.
Tabel.4.34 Menurut Saya Dengan Adanya Zakat Dapat Mengmangi Penghasilan
Kena Pajak Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Negara
-----· Skala Likert Frekwensi Persentase
·------Sangat Setuju 21 26,25%
--~-.
Setuju 37 46,25%
·-----·-· Ragu-Ragu 9 11,25%
Ti dak Setuj u 10 12,5%
·-------------Sangat Tidak Setuju 0
" 3,75%
--Total 80 100%
··----Sumber : Data pimer yang tel ah diolah
Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, dengan adanya
sinergi antara pajak dengan zakat melalui zakat dapat mengurangi
Penghasilan Kena Pajak diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Pada kenyataannya dari 80 responden adalah 21 orang atau 26,25%
menjawab sangat setuju, 37 orang atau 46,25% menjawab settrju, 9 orang
atau 11,25% menjawab ragu-ragu, 10 orang atau 12,5% menjawab tidak
setuju dan 3 orang atau 10% dari 80 responden adalah menjawab sangat
tidak setuju bahwa dengan adanya zakat dapat dikurangkan atas
Penghasilan Kena Pajak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
-
Tabel 4.35 Menurut Saya Memberatkan Jika Membayar Zakat dan Pajak
Pengahasilan (Double)
Skala Likert Frekwensi Persentase
··-·----·-- ,__ Sangat Setuju 11 13,75%
Setuju 40 50%
----- \-----· -----·-Ragu-Ragu 14 17,5%
Tidak Setuju 11 13,75%
-Sangat Tidak Setuju 4 5%
Total 80 100%
Sumber: Data pimer yang telah diolah
Adanya keringanan dari pemerintah melalui Undang-Undang yang
menyatakan bahwa zakat dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia agar tidak
merasa keberatan membayar pajak penghasilan dan membayar zakat.
Dari 80 responden 11 orang atau 13,75% mer\jawab sangat setuju,
40 orang atau 50% menjawab setuju, 14 orang atau 17,5% menjawab ragu-
ragu, 11 orang atau 13,75% menjawab tidak setuju dan 4 orang atau 5%
dari 80ksponden adalah menjawab sangat tidak setuju.
I
Tabel.4.36 Merealisasikan Zakat Mengurangi Penghasilan Kena Pajak Sangat
Merepotkan
Skala Liker! Frekwensi Persentase
Sangat Setuju 17 21,5% r·
Setuju 39 41,25%
Ragu-Ragu 6 7,5%
Tidak Setuju 9 11,5%
Sangat Tidak Setuju 9 11,5%
Total 80 100% -----'---
Sumber : Data pimer yang telah diolah
·-
Wajib pajak merealisasikan zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena Pajak sangat merepotkan. Pendapat dari 80 responden
menyatakan sangat setuju 17 orang atau 21,5%,menyatakan setuju
sebanyak 39 orang atau 48,75%, menyatakan ragu--ragu sebanyak 6 orang
atau 7,5%, menyatakan tidak setuju 9 orang atau 11,5% dan menyatakan
sangat tidak setuju sebanyak 9 orang atau 11,5%
Tabel.4.37 Zakat Mengurangi Penghasilan Kena Pajak Tidak Mempengaruhi
Perekonomian Negara
Skala Likert Frekwensi Persentase ·---------·-
Sangat Setuju 19 23,75% ·- ···--·--- ·----------~------·---·
Setuju 34 42,5%
Ragu-Ragu JO 12,5%
Tidak Setuju 12 15%
Sangat Tidak Setttju 5 6,5%
'T"' - ~ - 1 OA 1AAl\/
Dari 80 responden 19 orang atau 23,75% menjawab sangat setuju,
34 orang atau 42,5% menjawab setuju, 10 orang atau 12,5% me1\jawab
ragu-ragu, 12 orang atau 15% menjawab tidak settliu dan 5 orang atau
6,5% dari 80 responden adalah menjawab sangat tidak setuju bahwa zakat
mengurangi penghasilan Kena Pajak tidak mempengaruhi perekonomian
Negara.
-
Tabel.4.38 Meskipun Telah Dihubungkan Undang-Undang Pajak dan Zakat, Tetapi Muslim Indonesia belum Banyak Berpartisipasi AkiifUntuk Membayar
Pajak dan Zakat
Skala Likert Frekwensi Persentase
··-·- -· Sangat Setuju 15 18,75%
Setuju 42 52,5%
Ragu-Ragu 7 8,75%
---·---··---.~-----··--·
Tidak Setuju 13 16,25%
·----·--··-·· Sangat Tidak Setuju 3 3,75%
.
Total 80 100%
Sumber : Data pnner yang telah d10lah
Dari 80 Wajib Pajak sebagai responden meskipun telah
dihubungkan Undang-Undang pajak dan zakat, tetapi muslim Indonesia
belurn banyak berpartisipasi aktif untuk membayar pajak dan zakat 15
orang atau 18,75% menjawab sangat setuju, 42 orang atau 52,5%
menjawab setuju, 7 orang atau 8,75% menjawab ragu-ragu, 13 orang atau
16,25% menjawab tidak setuju dan 3 orang atau 3,75% dari 80 responden
adalah menjawab sangat tidak setuju.
Tabel.4.39 Melaksanakan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Dapat
Meringankan Beban Pengel uaran Ganda.
----I Skala Likert Frekwensi Persentase
----··-·--·---·--Sangat Setuju 8 10%
-·--~
Setuju 37 46,25%
. . ---r--
Ragu-Ragu 10 12,5%
·-----·-r·-
Tidak Setuju 17 21,25%
- ··+--Sangat Tidak Setuju 8 10%
-------~-
Total 80 100%
--Sumber: Data pimer yang telah diolah
Dari 80 Wajib Pajak sebagi responden melaksanakan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak karena dapat meringankan beban
pengeluaran ganda pembayaran pajak dan zakat adalah 8 orang atau 10%
menjawab sangat setuju, 37 orang atau 46,25% merrjawab setuju, 10 orang
atau 12,5% menjawab ragu-ragu, 17 orang atau 21,25% menjawab tidak
setuju dan 8 orang atau I 0% dari 80 responden adalah menjawab sangat
tidak setuj u.
5. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil pengolahan regres1 berganda dengan
menggunakan SPSS 15,0 for windows data diketahui deskripsi statistik
data ini melalui tabel dibawah ini :
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan
Pelaksanan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Valid N (listwise)
Tabel 4.40 Deskriptive Statistik
Descriptive Statistics
I
I I I I
N Min I Max I ' '
I I
I I 80 11.00 I 43.00 I
I I I I
80 10.00 1 27.00
' i I
80 ' 16.oo I 43.00
80 I Sumber : Data primer yang telah diolah
Me
Std. I Deviatio
an I n Variance -+1 --------...-....---i
31.1 125
20. 9250 I
I 35 .. 36251
I I
8.203·11 I
4.809731
I
6.76410 I I
67.291
23.134
45.753
Melalui Tabel 4.40 dapat dilihat mean (rata-rata) dari Undang-
Undang No.38 Tahun 1999 sebesar 31,1125 dengan standar deviasi
8,20311. untuk Undang-Undang No.17 Tahun 2000 memilki mean
20,9250 dengan standar deviasi 4,80973. dan mean untuk pelaksanaan
zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar 35,3625
dengan standar deviasi 6,764 l 0.
6. Analisis Uji Asumsi Klasik
Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen, variabel
a.Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengi.lii apakah dalam model regresi
variable dependen, variabel independen dan keduanya mernpunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati non11al.
Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, independen
dan keduanya berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dalarn
gambar berikut :
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residua!
Dependent Variable: Pelakirnmm Zakat Sebagal Pengurang Penghasffan Kena Pajak
b. Multikolinearitas
, ! A' I
-~,,~ '1· a .,,¢ ,
~ /_,,.,5j' I J I
1°·1 i
~ . ,£P !
"'i / i
"~J __ ~:~------,--ov fi".~-- ' - --,---------1---- ----i--"
oo oi 04 05 oa tJ
Observed Cum Prob
Surnber : Data primer yang telah diolah
Gambar4.2 Uji Normalitas
Uji rnultikolinearitas digunakan untuk rnendeteksi ada atau
tidaknya hubungan antara beberapa variabel independen atau semua
variabel independen dalarn model regresi. Multikolinearitas merupakan
kearlnan dln1nnn sn111 atn11 h~hih vnrinh~l lncfr~nenrlen ri::::il:::nn clinvntnkfln
sebagai kondisi Iinier dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika
diantara peubah-peubah bebas yang digunakan sama sekali tidak
berkorelasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan bahwa tidak
te1jadi multikolinearitas.
Tabel.4.41 Hasil Uji Multikolinearitas T---V-IF-1
,__U_n_d-an_g_, __ U_n_da_n_g_N_o_._3_8_T_a-hu_1_1 _19_9 __ .. ~--~-~-~-ta_n_g_~-~-l~-,tl !217
Undang-Undang PPh No.17 Th 2000 1,217
Variabel
~------ .. -·-··---· .. --··-·--.. -· _____ L ______ _ Sumber : Data primer yang telah diolah.
Berdasarkan tabel 4.41 Hasil Uji dapat dilihat melalui Variance
Inflation (VlF) masing-masing variabel independen memilki VIF tidak
lebih dari I 0 dan nilai 1tJ!erance > 0, 1. Maka clapat dinyatakan model
regresi linier berganda terbebas dari asumsi multikolinearitas.
c. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi
yang disusun menurut urutan waktu atau menurut urutan tempat atau
korelasi pada clirinya sendiri
Tabel.4.42 Basil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
I ' Std. Error of the I R Adjusted R Model R ' Square Square Estimate i Durbin-Watson I
1 .626(a) i .392 . .376 5.34230 I 1.595 I . a Predictors: (Constant}, Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pa1akPenghas1lan,
•' - "" .,.. - '- - A""" ..,.. - --• - - - ..... - - - -,_ L_.L
Dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW) data penelitian ini
dengan melihat tabel.4.42 ditunjukan angka DW ada diantara -2 dan 2
yaitu sebesar 1,595 yang miinya tidak te1jadi autokorelasi pada data
penelitian ini.
d. Heterokedastisitas
Sco.tterplot
Dependent Variable; Pelaksllnnn Zo.kat Sebo.gal Pongurang Penghasilon Kena Pajak
0
0
0 0
.,
0
0 0 •
0
0 0
0
.1 ·--------.r----··---i·-·------r--Regression Stanclardiz.ed Predicted Value:
Sumber : Data primer yang telah diolah
Gambar.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Output SPSS 15,0 pada gambar.4.1 terlihat bahwa data tersebar di
bawah dan diatas (sekeliling) angka 0 (no!), titik data tidak berkumpul
dan tidak membuuat pola. Maka dapat dikatakan bahwa persyaratan
Heterokedastisitas dapat terpenuhi.
7. Uji Koefisien Determinasi
Tabel.4.43 Uji Koefisien Determinasi ! R
! Adjusted R I Std. Error of the ! I I Model R ' Sau are !
Sauare I
Estin1ate Durbin-Watson i '
I I . 1 .626(a) ! .392 .376 I 5.34230 i
I a Predictors. (Constant), Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pa1akPenghas1lan,
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Penge!olaan Zakat -- --'--L''--'-L'-. "-'-'-----·• ""'-'--• ,..._,_ ___ ,,.-, ___ •--- '"'---'---''-·- ·~
1.595
_J
Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) menunjukan
seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2002:45). Hasil Output SPSS pada tabel diatas
menunjukan koefisien detenninasi sebesar 0,376 artinya Undang-
Undang No38 Tahun l 999 dan Undang-Undang No.17 tahun 2000
mempengaruhi pelaksanaan zakat mengurangi Penghasilan Kena Pajak
sebesar 37,6% sedangkan sisanya 62,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.
8. Uji 1-lipotesis
a. Uji t Hitung
Mode!
1 (Constant)
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penahasilan
Tabel. 4.45 Hasil Uji t Hitung
Coefficients(a)
I '"""~~j Unstandardized 1 d Coeffic1ef!1S I Coeff1c1ents _
Std B Error Beta
15 39 5
2.979 i
.368 081 .446
·•
.4071 138 .289
t Sig.
5.167 .000
4.553 .000
2.953 .004
a Dependent Variable: Pelaksanan Zakat Sebagai Pengurang Penghas1lan Kena Pa1ak
Sumber: Data primer yang telah diolah
Dari hasil pengolahan data pada label 4.45 nilai t hitung pada
variable X adalah :
I). Variabel Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat memiliki nilaip-va/ue 0,000 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan
t hitung 4,553 > dari t label 2,000 artinya signifikan, Yang artinya
secara parsial Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat mempunyai pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan zakat
sebagai pengurang Pengahsilan Kena Pajak.
2). Variabel Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000
memiliki nilai p value 0,004 < 0,05. sedangkan hasil t Hitung 2,953 > t
tabel 2,000 berarti variabel ini signifikan. Yang A1tinya secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan anatara Undang-Undang No.17
tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan zakat
sebagai pengurang Pengahsilan Kena Pajak
Hasil penelitian ini yang fokus pada daerah penelitian Wajib Pajak
yang terdaftar di KPP Jakarta Cilandak, peran Undang-Undang No.38
tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang No.17 tahun
2000 tentang pajak Penghasilan secara parsial (sendiri-·sendiri) memiliki
pengaruh terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena
Pajak.
b. Uj i F Hitung
Model 1 Regression
Residual
Total
Tabel.4.46 Hasil Uji F
ANOVA(bl
Sum of Squares
1416.896
2197.591
3614.488
Mean df Square F Siq.
2; 708.448 24.823 .OOO(a)
77 28.540
79 a Predictors: {Constant), Undang~Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghas1!an,
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 Tentang Penge!olaan Zakat b Dependent Variable: Pelaksanan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Surnber: Data primer yang telah diolah. Dari tabel hasil uji F diatas dapat dilihat bahwa niali F hitung
aclalah 24,823 dan F tabel sebesar 3.44 artinya F hitung > F label atau
signifikansi sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka regresi bisa
clipakai untuk memprediksi variable pelaksanaan zakat sebagi pengurang
Penghasilan Kena P!\jak atau dengan kata lain variabel independen
(Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan
Unclang-Undang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000) secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan zakat
sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak.
9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.47 Uji regresi Coefficients(a)
Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients
1
1·· Std. ---·---·-
B I Error Beta I 1 Sio. (Constant) 15.395 2.979. 5.167 .000 Undang-Undang No.38 Tahun 1999
.368 .081 .446 4.553 .000 Tentang ' ' Pengelolaan Zakat Undang-Undang No.17 Tahun 2000 .407 138 .289 Tentang Pajak Penghasilan ± . ·-:-i.....
a Dependent Variable: Pelaksanan Zakat Sebaga1 Pengurang Penghas1lan Kena Pa1ak
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan sebagai berikut:
Pelaksanaan zakat sebagai pengurang PKP = 15,395 + 0,368 UU
No.38 tahun 1999 + 0,407 UU No.17 tahun 2000
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa 15,395 merupakan
nilai konstanta (a) menunjukan jika variabel Undang-Undang No.38 tahun
1999 dan Undang-Undang No.17 tahun 2000 dianggap konstan, maka
pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak adalah
sebesar 15,395.
Variabel Undang-Undang No.38 tahun 1999 mempunyai pengaruh
positif terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena
Pajak dengan koefisien regresi 0,368 yang artinya jika faktor pelaksanaan
terhadap Undang-Undang No.38 tahun 1999 meningkat sebesar 1 tingkat,
maka pelaksanaan zakat mengurangi penghasilan Kena Pajak akan
meningkat sebesar 0,368. Dan hasil uji signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
artinya signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Sudinnan (2004) dan Eko Novianto Nugroho (2005) yang menyatakan
bahwa adanya Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat belum berpengaruh terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang
penghasilan kena pajak.
Dan untuk variabel Undang-Undang No.17 tahun 2000 mempunyai
pengaruh positif terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena Pajak dengan koefisien regresi 0,407 artinya jika faktor
pelaksanaan terhadap Undang-Undang No.17 Tahun 2000 meningkat
sebesar I tingkat, maka pelaksanan zakat mengurangi Penghasilan Kena
Pajak akan meningkat sebesar 0,407. Dan hasil Uji t menunjukan nilai
signifikansi sebesar 0,004 < 0,05 artinya variabel ini adalah signifikan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian siti Arifah yang
menyatakan bahwa adanya sinergi Undang-Undang PPh No.17 tahun 2000
dan Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang penghasilan
kena pajak dan tidak mempengaruhi penerimaan :rnkat dan pajak
meskipun.
Dari dua pengtijian secara parsial (t), maim dapat dibuat
kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. A11inya Undang-Undang
No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang PPh
No.17 Tahun 2000 berpengaruh terhadap Pelaksanaan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak.
A. Kcsimpulan
BABY
KESIMPULAN DAN IMPLIKASJ
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan diatas pada bab
sebelumnya, rnaka dapat ditarik beberapa kesirnpulan sebagai berikut:
I. Koefisien determinasi (Adjusted JI Square) sebesar 0,376 artinya
Undang-Undang No38 Tahun 1999 dan Undang-Undang No.17 tahun
'.WOO mempengaruhi pelaksanaan zakat rnengurangi Penghasilan Kena
Pajak sebesar 37,6% sedangkan sisanya 62,3% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini
2. Hasil Uji F (simultan) menunjukan F hitung sebesar 24,823 dan F tabel
sebesar 3,44 artinya F hitung > F label atau signifikansi sebesar 0,000
jauh lebih kecil dari 0,05 berarti penelitian ini rnenolak Ho dan
menerima Ha. Yang artinya variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
3. Hasil L\ji t (parsial) pada variabel Undang-Undang No.38 tahun 1999
tentang pengelolaan zakat mempunyai angka signifikan t hitung 4,553 >
dari t tabel 2,000 m1inya signifikan, sehingga hipotesis yang berbunyi
adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Dan variabel Undang-Undang No.17
tahun 2000 Tentang pajak penghasilan memiliki t Hitung 2,953 > t tabel
2,000 berarti variabel ini signifikan. Sehingga hipotesis yang muncul
adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Y m1g Artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara Undang-Undang No.38 Tahun 1999
tentang pengeloalan zakat dan Undang-Undang No. I 7 tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan terhadap pelaksanaan zakat sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak.
B. Implikasi
Berdasarkan kcsi111pulan diatas diketahui secara parsial dan simultan
pelaksanaan zak.at scbagai pengurang Penghasilan I(ena Pajak secara
signifikan dipcngaruhi oleh adanya Undang-Undang No.38 tahun I 999
tentang pengelolaan zakat dan Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang
Pajak Pengahsilan. Maka d'iharapkan penerimaan zakat maupun pajak akan
akan terus meningkat, khususnya penerimaan pajak di KPP pratama Jakarta
Cilandak.
Meskipun Wajib P[\jak di KPP Pratama Jakarta Cilandak melaksanakan
zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena pajak. Namun ha! ini tidak
mempengaruhi penerimaan Pajak penghasilan (PPh Orang Pribacli maupun
Badan) di KPP Pratama Jakarta Cilandak. (ha! ini terlihat dalam laporan
tahunan penerimaan pajak (khususnya PPh) di KPP Pratama Jakarta Cilandak
dari tahun ke tahun terus meningkat.
Dan n1cngacu pada hasil pcnclilian ini diharapkan 111enjadi indikator bagi
pemcrintah untuk mcningkalkan sosialisasi Undang-Undang yang bcrkaitan
dcngan pelnksunaan zakcH sebagi pcngurang pcnghasi!an f(cna Pajak. Ynitu
Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tenlang pengclolaan zakat dan Undang
No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Karena sebagian masyarakat
belum mengetahui bahwa zakat dapat dikurangkan alas Penghasilan Kena
Pajak.
Selain ilu, pemcrinlah diharapkan lidak hanya mcmbcrlakukan zakat dapat
dikurangkan alas Pcnghasilan Kena Pajak letapi dapat dikurangkan alas pajak
terhulang. !--!al ini karena jika zakat n1engur1.1ng,i Pcnghasilan J(ena Pajak ticlak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan pembayaran pajak
alas zakat. Namun jilrn zakat dapm dikurangkan atas pajak terhutang
masyarakat muslim Indonesia akan lebih terbantu untuk meringankan
pen1bayaran gancla antara pajak clan zakat.
DAI<TAR l'USTAKA
Adriana Dadi, "Peraturan Perpajakan Buku !",Andi, Yogyakarta, 2003.
Ghozali Imam, "Analisis fvfultivariale dengan program SPSS'', Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.
Gusfahrni, "Pajak Menurut Syari'ah", Rajawali Press, Jakarta, 2007.
Hafifuddin Didin, "Zakat Dalam Perekonmnian Modern", Cetakan Pertama, Gema Insani Press, Jakarta, 2002.
Yarmanto Herry, "Analisis Zakat Sebagai jliktor Pengurang Penghasilan Kena Pajak (Tinjauan A.1pek Sinergi Antara Zakat dan Pajak)". Program Pasca Saijana Program Study Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Kebijakan Perpajakan Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
Hamid Abdul, "Pedoman Penulisan Skripsi" Cetakan 1 FEIS UlN Press, Jakmia, 2005
Inayah Gaz," Teori Komprehensh/l Tentang Zakal dan Pl!iak", Cetakan Pertama, Tiara Wacana, Y ogyakarta, 2003.
lndiantoro Nur dan Supomo Bambang, "fvfetodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen", Edisi Pertama, BEFE, Y ogyakarta, 2002.
lsmawan lndra, "Memahami Refimnasi Perpa1akan 2000", Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2004.
Jumal Etikonomi, Halaman 544-556, Volume 3, Nomor. 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
Jumal Perpajakan lndonesia, Halaman 23-25, Volume 1, Nornor 8, Jakarta, 2002.
-·--- ___ , Halarnan 23-25, Volume 2, Nomor 1, .Jakarta, 2002.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Musthofa, Ali Yafie, "Menjawab Seputar Zakat lnfi.1q dan Shadaqah ", Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Nasar Fuad. M, "Pengalaman Indonesia dalwn l\lfengelola Zakat;Sefarah Realitas Baru dan Orientasi Jv!asa Depan", UI Press, Jakarta, 2006.
Nugroho, Bhuwono Agung, "Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS" Penerbit Andi, Y ogyakmia, 2005
Purnawan Herman, "Undang-Undang Perpafakan 2000 Gabunagn Pasal-Pasal Yang Berubah dan Tidak Berubah Serta Pe1y'elasannya'", Erlangga, Jakarta. 2001.
Pandiangan Liberty, "Pemahaman Praktis Undang-Undang Perpafakan Indonesia", Erlangga, Jakmia, 2002.
Resmi Siti, "Perpajakan Teori dan Kasus", Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Rusli Achyar, "Zakat··Pafak;Kafian Hermeneutik Terhadap Ayat-Ayat Zakat dalam Al-Qur'an ", Renada, Jakarta, 2005.
Sosrodjoyo Indra, "Kiat Sukses Membangun Bisnis Sendiri : Cara A!fudah Menghilung PPh 21 Sesuai Peraturan 2004", Elex Media Komputindo Kelompok Grarnedia, Jakarta, 2004.
Sudirrnan, "Relasi ::akat dan Pafak Study Tentang Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak". Program Pasca Smjana UIN Syarif H.idayatullah Jakarta, 2004.
Sugiono, "A!fetode Penelitian Bisnis", Cetakan ke Delapan, CV. Alfabeta, Bandung, 2005.
Republik Indonesia, Undang-Undang Perpajakan republic Indonesia No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan.
_ .. ____ , Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Depag Cet.Ke-1, Jakarta, 1999.
Uyanto,Stanislaus S, "Pedornan Analisis Data Dengan SPSS", Edisi Kedua, Graha llrnu, Yogyakarta, 2006
www.pkpu.or.id/z001.php?id=24, diakses pada hari Rabu 03 Oktober 2007
www.klikpajak.com, diakses pada hari Senin tanggal 01 Oktober 2007
www.e-zaka/.coJ.t!, diaskses pada hari Sen in tanggal 0 I Oktober 2007
Lampiran 1 : K11esioner
Kepada YTh:
Bapak/lbu/Saudara/i
Di
Tempat
Dalam rangka penyelesaian study saya
Nam a : Ha!imah Nmrnshobah
NlM : 103082029341
Fak/Jur/Smstr : Ekonomi/ Akunlansi/X
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Saya bennaksud melakukan pene!itian dengan judnl "PENGARUH UNDANG
UNDANG N0.38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOIAAN ZAKAT DAN
UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN N0.17 TAHUN 2000 TERufDAP
PELAKSANAKAN ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PENGHASlLAN KENA
PAJAK (Smily Kas11s Palla wajib pajaik iii KPP P1·a1tama ,Jakarta Cilandaik)"
untuk itu saya mohou bantmm Bapak/lbu agar sudi kirauya mengisi angket ini.
Mengingat mutn/knalitas penelitian ini simgat terganrung dari angkel yang akall
Saudara/i isi, maka saya mohon agar Bapak/!bu mengisi sejujumya. Atas perbatian dan
ke1jasama yang Bapak/lbu berikau, Saya ucapkan lerima kasih.
Perunjuk Pengisian:
Beri ta!lda ceklis ("I/ ) alall lauda silang ( X ) pada seliap pertauymm yang ada di bawab
!Il.l:
SS = Sangat Se111j11
s = Setitju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Saugat Tidalc Set
Nama
Status WP
Agama
Alamat
Jenis Keiami11
Usia
Karalkteristik Responde!i[
: a. Pere:mpuan
b. Laki-Laki
a. 17-30 Tahtm
c. 31-45 Talluu
b. 46-60 Tahun
d. Lebih dari 60 ialnm
Pemfalilum Ter..ikliir :
a. SD b. SMP c. SMIJ
d. S 1 e. Diplomat f. S2
g. Doktor h. Lain-lain ..................... .
Pekerjaim Sekanmg
a. Pegawai Swasla
c. Lain-lain
b.Wiraswasla
Pengllasil:m rata-rnm a1ula perbulan :
a. < RpJ .000.000 e. > Rp.3.001.000
b. Rp.LOOLOOO- Rp. 2.000.000
c. Rp.2.001.000- Rp.3.000.000
l. Umhmg-Umi:mg No.J8 Tailu11 1999 Tentimg Pengelola:m Zakat
!No I Perta11yaim TSSl S f---·~1~~+---+----1
I 1 I Setiap muslim lmlonesia yang mampu atau badan I ! I I yang dimiliki o!eh muslim berkewajibau I l I ! I- merriba)'1!r zakat I , , 2-[Sayaliienw1aikan zakat ke badan/lembaga zakat I f--•.--..-· -~>----I I 3 Pengelolaan zakat dilakulrnn oleh lembaga zakat i--1 i I '1 ~ L_ yang dibentuk oleh pemerintah . -1-- --i--·· ··--
1 4 Zakat perlu mengurnngi pajak, agar mnslim r-- I I L Indonesia tidak mengelnaikan kewajiban ganda L __ --.---~--1 5 Zakat yang telah dibayarkan ke badan/!embaga j I I j zakat dapat dilrurangkan alas pendapa!an sisa t i I 1 i kena p4jak I I I 2 Menurnt saya Undang-Undang pengelolrum zakat
1
1 j I h No.38 tahm1 I 999 meniadi solusi ~soalau zakat . . 1
I
7 Saya lebih sulrn memmaikan zakat langsung I .1
I kepada mustallik (dhuafa) daripada ke lembaga 1 __ ,_·--+---+---1----i
11
1 8 Mennmt saya UU tentaug pengelolaan zakat telall 1
1
1
memberikan pengamh terhadap sistem ! , pengelolrum zakat di lembaga-lembaii:a zakat f---t--+----t----1
l-:0-~~~~~~~rii~3~~E~~~~~~~~~::~i- l- ·····l 1
- - ····
1
. ·-···-
1 menjadi sohlsi untuk nermasalahan zakal saat mi. i i J L-_.L _ _,,_ ________ _cc___ccc.._.__c ___ _cc_~----'---'----'-----''--"--·
R STS TS
2. Undimg- Undang Pajak Penghasi!an No.17 Talmn 2000:
INo Per~mvaan ISsl-s~. R -TS- srsl 11 'I Saya mendukung Undang-Undang Pajak I I I I I Penghasilan NoJ7 talum 2000 telah I
1 1, ,~
h, I mengakomodir zakat .
1 2 Saya mendukung Undaug-lJndang Pajak I f disesuaikan dengan Undang-Undang zakat terkait I I masalah zakat dapat dilmrangkan atas
4 Mennrnl saya zakat tidak perlu mengurangi
Penghasilan Kena Pajak (PKP) karena memiliki -~+- I amek vang berbeda I --·I--·
1 5 Saya mendukung zakat zakat akan mengumngi
Penghasilan Kena Pajak jika memiliki Bnkti I I I Setor zakat (BSZ) dari lembaga zakat -+--+--.J----1
6 Menumt saya meskiprni zakat dapa! mengurnngi I I I Penghasilan Kena Pajak, uamun tidal; akau !'
I mempengaruhi Wajib Pajak unruk membayar L__I pajak dan zakat _J_ __ _
3. Pelaksalla:m zakat seb1>1gai pellgRUallg Penglilasilall Kem1 Pa.iak :
[ No I Pert:myaan '1 SS I S R TS STS
ti™-1 Sebagai warga lndonesia Sliya berkewajiban un!Uk I I I membayar pajak. rz:-1 Sebagai muslim saya berkewajibim mittik I I I j memmaikan zakat dan memanfaatkan zakat I ~
, sebagai pengu:rang Penghasilan Kena Pajak I 3. I Saya rnendulmng zakat bisa dikurangkan atas !--·--·- --,--
1 Penghasilan Kena Pajak, karnna rnengmangi beban ,
1
I
I ganda mernbayar pajak dan zakat bagi rnnslim ~ Iudonesia I
~ Memrrut saya zakat sebagai pengu:rang penghasilan 1-c--- ---- ---I __ ---~;b~;;k!'.:::~1garuh ba~-Wa~b--Paiak_un~k
1 __ __ _ __ _ .. ____ _
\ s Menumt saya dengan adanya zakat dapat
I mengunmgi Penghasilan Kena Pajak dapa! menin!!katkan keseiahternan Negara Menurnt saya memberntkan jika membayar zakat _____________ ---i- ----dan pajak pengahasilan (double) f
~ Merealisasikan zakat mengurnngi penghasilan kena · ~-I ___ _ I pajak sangat mereootkan I I
-r-~--+--+---1 l ;:;~~!:::t~i::;;;e::;~~~~e;:: pajak tidak I I I .I
I! 9 Meskipnn telah dihubtmgkan UU pajak dan zakat, I' ' I
tetapi mnslim Indonesia belum banyak i
~--~~~£:::ll a~ti:a::u-k-:::::;-_ a_r;;:rr::-I--- ___ _ __ 1_____ __ -I 110 penghasiJan kena pajak dapat meringankan beban I I , pengeh1aran ganda. i
6
Lampirim 2 : Uji Validit!as dan Realibilitas Try Out Vairiabc~ Xl : Umlimg_1milang No.38 Taimn 1999
Reliallilily Statistics
I Cronbach's
Alpha Based on
Cronba.OO's Standardized Aloha Items Nol l!ems
.823 .s31 I 10
Z1 Z2 Z3 I
Z4 ZS ZS zr I ZB I I
Z< Pearson ,I .4'l5( Cmrcl;Rio .376f) .1'61 ·""" ·"""<') .000 .iSS
" ·1
Si!j.(2· I .... .394 .m J)i§ ·""· 1.00{1 .41S ti.lilted)
29 I
ZiO I UU.38 I I _..,,. I .""2' ·'""fl I
. ... -1 .039
N "" 30 "" ""' so 30 "" 30 so "" 30
.22 Pearson .376'
' .0311 I .<M( I .4151 .4"5f') .320 .133 Corr ') .. ) I ·; ·1 Sig. (2-!i .fM3 ·"'"I .011 .022 .011 .004 .4ll5
.2"7 .214 .670{")
.154 .256 .OC{.I
M I 30 30 so I 30 30 30 30 30 30 30 30
Z3 Pears.on .161 .597('') , I .... ( .412( -"" .492\ _. .. l'I
Corr '") ., -1 Sig. (2-taj .394 .001 ·""" .024 .•JM .005 .011
.503("') .... .819(") .... .114 .llOO
ru "" "" ""I ,.
"" 30 30 "" 30 30 30
24 Pearsnn 2""1 MS\'i .84G( ! ' I .3'13 .323 .:Ill$ .-(") Coo ") Sig. {2.rn) _,.,I .1}11 ·"""I I .... .... ·'"" .006
" ,. "" 30 I "" "" "" "" "" Zli Pearson .4'l!i{ .415fl .412( I .3'!3 ' 214 .323 .005 Corr ') ') I Sig. (2-<ai) .. ,. .ll22 --1 .002 .2151 . rm .. , . " "" 30 ""I '"I
,. "" 30 "" Z6 Pt'WIS-Ori .3ll{l( .456{')
Corr ') .• ,, I .323 .214 1 :""1 .2'07
Sig. (2-<ai) .... 1 .011 .... .0!!2 .''l.57 .m .'1'53
" .. :1 30 ""I 33 30 30 30 30' Z7 Pearson
.320 .4112( I .m .m :f69 ' .391WJ C-Off ") Si{?. (2-tai}
•·••• 1
.004 .... .125 .017 -'>12 .... N 30 30 ··I ,. 30 30 30 30
Z3 Pearson .155 I • 133 .4"6( .4114( .... .390( Corr ·i I I
.267 ·1 1
Sig. {2- A13 .... .Hi I .oos .6111 .153 .020 tailOOl
" ,. "" .50~ I ,. ,. ,. 30 30
29 Pearson .m :m .323 .3"2{
271 .2!12 .3001) Corr -11 ") Sig. (2.,.;) .eios .1M .Ollfi ' .01'12 .... .147 :131 .034
.323 .237 .723('~}
Jl82 .iU .000 ,. 30 "" .sti2{')
.... , .61'!{'") ')
. ... ·"'-" .... ,. 30 30 I
.'Zl'I .... I .<?on
.147 .817 .... "" 30 30
.232 .53${
.6114{") .. , .13-1 ·""' .000
30 "" 30
.3!iilf'} .467( .616( .. 1 -1 .034 .... . ...
30 "" , . 1 .... {I .0112\) ')
.615 ·""' N so 30 ,. ,. 30 30 30 30 30 30 ,. Z1 Pearson
·'"" .2·14 .... .'lfJ7 .3911( .11'4 ... ~ ·'"''rl I • Cor ·1 -1
Sig. {2..tai} .5112 .2" .n• I .124 .G2$ .•fl .002 ·-N 30 ,. 3{J ! Si} 30 ,. 30 ""I II Peat son .SIW( .. ,.(I .123( I ..... , .694{ ti. Corre .670{~) .. ,.,., '_j ,. ') -1 -1 I ") ")
Sig. (2.,.;j .039 .000 .... ·"""1 . 000 .... .000 .000
N ,. so "" 30 ,. 30 30 30
.@lf} 1 .666{")
JJ15 .000
30 .. .. .S!J;~f""i .65'!( i .,
-) '
.001 .... I ,. 3') ,.
Lampiran 3 : Uji Validitas dan ReaUbilitas Try Out Vari11bei X2 : UndangUm:hmg No.17 T11bm1 2000
K-14 4 I 4 2 5 23
I 141 4 ·4 4 5 25
3 4 2 4 4 4 21
2 3 4 2 4 2117 4 4 4 I 4 4 I 4 I 4 I 4 I ~ [ : ;~
. : 1- ~ ... : .. ~ l--:+1~!!-·1 I 4 4 I 4 4 4 4 24 I
4 4 3 4 3 3 21 4 i 4 3 4 4 4 23 ut 4 ~'LL-5 I 4 4 25
L3_~~ ·-k-} : r1- 17 ,...........~-
14 4 27 14 4 4 4 i 4 4 24
5 I 5 4 4 4 I 4 26 ·~
4 4 4 5 4 4 25 4 4 4 4 4 4 24 3 3 2 3 i. 2 i 3 16 4 .4 4 4 4 4 '24
[.:!_ 4 4m[4 24 4 --4--5--·-4· 4 f-4 25 4 4 4.3 2 3 20 ~ ·r-r-4 4 4 ~ . 26
4 3 4 1 1 2 15 I 4 4 4 4 4 .4 24
4 ' 4 4 4 5 3 24 I 5 3 .. 4 3 3 4 2~_ r---4-[ 5 I 4 ( 3 4 4 24
Reliability
Roliability Slalislics
Cronbacli's I Alpha ,
.111 I
I Cronbach's I
Alpha Based on I
Standardized I Items . N of t!ems
.783 [ 6
Correla.l:ilons
P1 ! P2 P3 P4 PS P6 UU N017 P1 Pearson I
Correiatio -, .545(-) .450(") .318 .042 .374(") I .614("") n Sig. (2- .002 .013 .087 .827 .042 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson I Correla1io .545(-) ·1 .496("*} 630(-) .327 .358 I .785(~)
n Sig. (2- .002 .005 .000 .078 .052 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Correlatio .450(") .496(-) 1 .183 .134 .178 .588(.") n Sig. (2- .013 .005 .334 .480 .346 .001 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Corre!atlo .318 .630{"'"') .183 1 .565{*"} .680(-) .824("") n Sig. (2- .087
000 I .334 .00·1 .000 .000 tailed) N 30 30 30 30 30 30 30
PS Pearson Correlatio .042 .327 ! .134 565(") 1 .363(') .623(-) n I Sig. (2- I
.049 i tailed}
.827 .078 i .480 .OOi' .000
N 30 30 I 30 30 30 30 30
P6 Pearson Corre!atto .374(•) .35B I .17B 6!l0(-) .363(""} 1 .713{~')
n Sig. (2- I
.042 .0521 .346 .ODD .049 , .ODD laile<I) N 30 30 I 30 30 30 I 30 30
uu Pearson I 623(-) 1 NO'f Correlatio .614(#) .78snl .588(-) 824(-) .713(-) ·;
7 n I .ooo I ' Sig. (2- .000
~ .00'} .000 I
tailed) 301 .000 I N 30 30 30 30 30
*"' Correlation ts sigrnficant at the 0. 01 level (2-taited). ~ Corretatfon !s significant at the 0.05 Level. (2~tai&ed).
Lampinm 4 : Validitas dim l'lealibilitas Try 011t Vanabel Y : Prelaksamm Zakat se!Jagi pe11gurang Pe11gbasibm Kena Pajak
ReliabiHty Statistics
, Cronl>acil's Alpha I Based on
Cmnbacll's Alpha I Standardized llems N of ilems
.864 .855 I 10
Correlations
1-,,,.--.,,,---ir~Y~1_,~~Y2~_,.l_Y3~-r-y*4~r[~v~o~-i-~Yn,·._,~Y7~-,.l~_v_o~l"",_vo~.,._Y_1_0_,_l~~n•. Y1 Pean• \
on -; 286 040 030 120 - 03i 06"1 281 I 299 CO!rell ation S:g (2· taiiOO) N
Y2
Y3
Y4
YO
YO
YO
Y1 0
P1k snn
Pears on Co Sig, (2· tmlu:I} N
P<mm on Co s~ (2· tailed) N
PeafS on co Sig {2· t'cti\ed) N
Peers on Ooc S:g (2· tai1ed) N
Pems on Co Sig (2· tai\edl N
Pears on Co s~ {2-tai\OO) N
Peers
'" Corr et atmn S\g. (2· tailed}
" Pears on Co Sig. 12· taded) N
Pearo on Co S~:;i. (2· Ulikld} N
Peers 011Co Sig. {2· ta1!W) N
3D
286
125
30
040
il34
030
875
3D
12D
528
. 031
872
30
06'1
749
30
281
132
30
290
108
-025
891
291
119
30
125
30
30
357
053
021
30
465( .. )
OiO
30
300
108
448(')
013
562( .. }
001
30
315
000
30
212
260
30
584('")
001
30
834
3-0
357
30
30
652 (")
ODD
3D
226
220
30
400 1··i
005
400 (")
025
30
521 , .. ) 003
30
445 (')
014
30
370 (")
044
30
701 (")
ODD
30
875
30
4'!9{' )
021
30
652{~ ., 000
30
30
544(' ")
002
30
796{" ")
000
30
557{• ·;
oo·;
30
0[}2
323
082
30 I 5U2(' •)
0051 30 I
821(.
"l I ODD
30
Ccrrelotion IB mgruf=nt ill the 1}05 lev"'I (2·ii'<iled) •• Ctiil'e!Mil'.ln is mgnificant m the 0 Ot level (2-ta1ted)
528
30
465('0)
010
30
226
:m
544('")
002
30
30
005
30
694('~)
000
719("'!
747
004
GOO
30
872
30
108
30
400{'')
D05
30
"'. , .. ) I DOD
30 II 499\/
005
30
472{")
000
749
30
448(' )
8'3
30
4Dae )
025
30
557(" ")
001
30
694(' ')
ornJ
30
472(" ")
008
30
1
30
481("")
30
I 0001· ")
007
31}
100
598
,: I 1881
,4B(:~ I ODD
30
000
30
ODO
1(00
30
618( 0
")
000
30
721(" •)
000
30
132 106
3G 30
562{"(
001
52'1("")
30
542(••;
002
719( .. )
000
30
481(""}
007
30
6001'")
OOf>
30
372(")
660{"')
ODO
30
851( .. l
ODO
3{1
315
OBO
30
445\" )
0'14
30
323
082
30
OM
30
100
590
30
'l.000
'.)72(" )
043
30
159
40i
30
f,96f" ")
005
30
-_026
891
30
212
260
30
370\ )
30
513(~
")
30
247
30
610{* ')
000
660t" ')
000
30
1
30
60.1(' ")
000
30
291
119
30
584(' ~
001
30
701(* ")
000
30
821(" ")
30
721("
~
30
6<l6[' ")
coo
30
721(" ")
000
851(" ')
000
30
4SC(* ")
005
000
30
30
Lampinm 5 : lfasii Uji Regn·esi
a. lnput Data Uji Regresi Bergimda
r~~·1··--·-~~·r:~ 35 [:23 4·1
33 I 2e 4Q..i• 24 I 25 31 38 27 40 37 23 I 40
r~ I ~rt-~~-1 17 I 20 ! 28 ~I 26 41 ·
31 ., 213 41 f 27 27 40
~' 15 37 L.1.QT 23 -·41
1.,34\ 2~1· 1241 251 36 1341 21·~ f 29 I 21 I 31 I 139 2~ I 4fil ' 31 23 34
I 2"- ·- 25.J. .. ?ll 121 ~Q.I 37 I
12s1~~ 142 18 ~ 140 20 38 1· 161 21 ' 19
f33j 26 43
~~~-· ~- ~~-t~fs 37 23 18
1-'-'.+-~10 23 18' 34 20 f 37
~ ~~T~fl 15 1J 1-mi 20 12 24 41 26 [ 36 40 25 r42·1 ~ol 161
r -~! i·;~l·!~ · ~
43 25 I 41 25 24 I 40 11 I 14 f 22
~37122, 33'
43 27 3e -41 23 f 41 35 24 3B
16 17 I 28 33 ~~~ r-1~ ~. 41
19 16 '· 28 1
16 11 I 171 I fs-1-%u~ I I 37 25 41
I 33 :25· 31 30' 22 39 32 24 I 35 I 23 22 41 '
~-42 ... 25 + .. :4.'.!. 27 23 29 30 26 40 25 ·;3 28
:: I ;: fil1~ 31 I 25 i-~-25 2~1' 42 22 19 37 -· -
28 25_1 35 !. 17 14 ' 38 38 23 40
Std. N Minimum i\4aximun1 Mean Deviation Variance 11
Umlang-Undang No. 38 Tahun 1999 Temang 80 11.00 43.00 31.n2s I 5.20311 67.291 Penge~o!aan Zak.at
Um!ang-Uodaog No.17 I Tahuo 2000 Teolang Pajak 80 10.00 27.00 20.s2so 1 4.80973 23.134 Penghasilan I
Pelaksanan Zakat Sellagru I Pengurang Penghasi!an 80 16.00 43.00 35.36251 5.76410 45.753 Kena Pajak
VaU<l N (lislwise) 80
Unstandardized Standardized I I I Collinearily Model Coefficients ___ Coeffici_~!J1S ~l~·-·---__!__~_t__§yk{7,.""L ___ §!§~.~!~
r-:~~;-B Beta Tolerance BIF B VtF 1 {Constan!) 15. 395 2. 979 5.1671.000
Undang-I Undang No.38 I
Tahun 1999 .36ll .081 .446 I 4.5531.!lOO .822 Temang
I Pengelo!aan
I Zakat I
Undang- I Urn!ang No.17 I Tahun2000 .407 .138 .2891 2.953 I .IJ04 .822 Tentang Pajak
I Peoghasilan I a Dependent Variable: Pe!aksanan Zaka! Sebagai Peogurang Penghasilaa Kena Pajak
I
Model R I 1 .626(a)\
Model Summary(b)
I Mjus!ed R R "'-uare I Sau am
.392.\ .376
Std. Ei~or of j Ille Eslimale I Durbin-111.£!!!o'on
1.595 s.34230 I a Predictors: (Constanl), Un<lang-Undang N-0.H Tanun 2000 Tenlang Pa1a!1 Pengllasilan,
Undang-Undang No.38 Tahun 1900 Ten!ang Pengelolaan Zakat b Oepenaenl Variable: Pelaksanan Zakal Sebagai Peogurang Pengnasiloo Keno Pajak
Al\IOllA(b)
Sum of I I Model Snuares di I Mean ~uare F Sin.
1.217
1.217
1 Regression 1416.896
7~ I 708.448 241.823 JJOO(a)
Residual 2197.591 I 28.540 Tolal 3614.488 79 I -a Predictors: (Conslani), Um!ang-Uodang l\lo.17 Tahun 2000 Tenlang Pajak Penghasilan,
Uooang-Undaog No.38 Tahun 1999 Ten!ang Pengelo!aan Zakal b Dependent Variable: Pelaksanan Zakal Sebagai Pengurnng Pengimsilan Kena Pajak
!lltP"fldant Variable: l'o!ai<sa""" Z.kal Se~•i Pangt1r'1flil P•n!lh•sil•n Ken•Pajak
' ~ ~ 0 1
R@gressh:m SUMWanfu:ed Pred~ VOO:oo
Dependent Variable: Pe!al<sanan Zakl!I S<lbagai l'e11g11rallil Pengloasilan Kena Pajak
0.8 ... §-. ~D.6 0
l·· .I!
0.0 o.o 02 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum l'rol>
Lampiran 6: Undang-Undang No.17 Tahun 2000
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000
TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa dalam upaya untuk lebih memberi.kan keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada Waj ib Pajak serta agar lebih dapat diciptakan kepastian hukum, perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana tel.ah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1994;
Mengingat
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), dan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana tel.ah diubah dengan Perubahan Pertama Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang I<etentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262)sebagaimana tel.ah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara R·2publik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3984);
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 ten tang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republi.k Indonesia Talnm 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3263) sebagaimana tel.ah diubah terakhi.r dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3567);
Dengan Persetojoan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESII'.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTA.NG
PA,JAK PENGHASILAN. Pasal I
Undang-ondang Nomor 7 Tahon 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Repobl.ik Indonesia Tahon 1983 Nornor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 32 63) yang tel ah beberapa kali diobah dengan Undang-ondang a.Nornor 7 Tahun 1991 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahon 1991 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nornor 3459); b.Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nornor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3567);diobah sebagai berikut :
1. Ketentoan Pasal 2 ayat (1) huruf b dan ayat (6) diubah, sehingga keseloruhan Pasal 2 berbunyi sebagai berikut :
(l)Yang menjadi Sobjek Pajak adalah : a.l) orang pribadi; 2)warisan yang belum terbagi sebagai sato kesatoan, menggantikan yang berhak; b.badan; c.bentuk usaha tetap.
(2)Subjek Pajak terdiri. dari. Sobjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak loar negeri.
(3)Yang dimaksod dengan Sobjek Pajak dalam negeri adalah : a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia a tau orang pribadi. yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratos delapan puluh ti.ga) hari dalam jangka waktu 2 (doa belas) bulan, atao orang pribadi yang dalam soatu tahun pajak berada di Idonesia dan rnempunyai niat ontok bertempat tinggal di Indonesia; b. badan yang didi.ri kan a tau bertempat kedodukan di Indonesia; r,. vvarisan yang belum terbagi sebagai sato kesatuan,
(4}Yang dimaksud dengan Subjek Pajak luar negeri adalah : a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga} hari dalam jangka waktu 12 (dua belas} bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; b.orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
( 5) Yang dimaksud dengan bentuk us aha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas} bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa : a.tempat kedudukan manajemen; b.cabang perusahaan; c.kantor perwakilan; d.gedung kantor; c-:. pabrik; f.bengkel; g.pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi h.perikanan, peternakan, kehutanan;
pertambangan; pertanian, perkebunan,
i.proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
a tau
j .pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain 1
sepanjang dilakukan jangka waktu 12 (dua belas) bulan; k. orang a tau bad an
lebih dari 60 (enam puluh)
yang bertindak selaku
hari dalam
a gen yang
(4)Yang dirnaksud dengan Subjek Pajak luar ne9eri adalah : a. orang pribadi yang tidak berternpat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak berternpat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh t:iga) hari dalarn jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak berternpat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
(5) Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak berternpat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak berternpat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau rnelakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa : a.tempat kedudukan manajemen; b.cabang perusahaan; c.kantor perwakilan; d.gedung kantor; e. pabrik; f.bengkel; g.pertambangan dan penggalian sumber alarn, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan; h.perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, a tau kehutanan; i.proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; j.pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; k. orang a tau badan yang kedudukannya tidak bebas;
bertindak selaku a gen yang
l.agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima prem.:. asuransi atau menanggung resiko di Indonesia. (6)Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya. 11
2. Ketentuan Pasal 3 huruf b, huruf c, dan huruf d diubah, sehingga keseluruhan Pasal 3 berbunyi sebagai berikut :
11 Pas al 3
Tidak termasuk Subjek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah :
a.badan perwakilan negara asing;
b.pejabat-pejabat perwakilan diplornatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sarna mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerirna atau rnemperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
c.organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat : l)Indonesia rnenjadi anggota organisasi tersebut; 2)tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;
d.pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha a tau kegiatan a tau pekerjaan lain unt:uk rnemperoleh penghasilan dari Indonesia.''
3.Ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf k, huruf o, dan ayat (3) huruf a dan huruf f diubah, sehingga keseluruhan Pasal 4 berbunyi sebagai berikut
11 Pasal 4
(l)Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :
a. penggantian a tau imbalan berkenaan dengan pekerj aan a tau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaj i 1 upah, tunj angan, honorarium 1
komisi, bonus 1 gratifikasi, uang pensiun 1 atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini; b.hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c.laba usaha; d.keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; 2)keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota; 3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha; 4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan a tau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; e.penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; f.bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. di viden, dengan nama dan dalam bentuk apapun 1 termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembaqian sisa hasil usaha koperasi; h.royalti; i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j.penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l.keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m.selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n.premi asuransi; o.iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dad. penghasilan yang belum dikenakan pajak.
(2)Atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungantabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan serta penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(3)Yang Tidak termasuk sebagai Objek Pajak adalah : a.l) bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak; 2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; b.warisan;
pekerjaan,
c. harta termasuk set or an tunai yang di ter.ima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d.penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah; e.pernbayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; f.dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat l)dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2)bagi perseroan terbatas, Sadan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daer ah yang menerima di viden, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua ;iuluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;
g.iuran yang diterima atau diperoJ.eh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; h. penghasilan dari modal yang di tanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang di tetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; i.bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi; j.bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha; k.penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan us aha yang didiri kan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut : l)merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalnkan kegiatan
dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; dan 2)sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.''
4.Ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a, huruf e, dan ayat (2) diubah, serta ditambah 1 (satu) huruf yaitu huruf h, sehingga keseluruhan Pasal 6 berbunyi sebagai berikut :
11 Pasal 6
Ill Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi : a.biaya untuk mendapatkan, menagih, dan rnemelihara penghasilan, terrnasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bung a, sew a, royal ti, bi a ya perj alanan, bi a ya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya adrninistrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan; b.penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh hart a berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal llA; c.iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; d.kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dirniliki untuk rnendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; e.kerugian dari selisih kurs mata uang asing; f.biaya penelitian dan pengembangan perusahaan dilakukan di Indonesia; g.biaya bea siswa, rnagang, dan pelatihan;
yang
h.piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat : 1) tel ah dibebankan sebagai biaya dalarn laporan laba rugi kornersial; 2) tel ah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Sadan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian
tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; 3) telah dipublikasikan dalam penerbitan umum a tau khusus; dan 4) Waj ib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak, yang pelaksanaannya diatur lebih lanj ut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. (2)Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didapat kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. ( 3 I Kepada orang pribadi sebagai Waj ib Pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. 11
5.Ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 7 berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 7
(l)Penghasilan Tidak Kena Pajak diberikan sebesar a.Rp 2.880.000,00 (dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) untuk diri wajib Pajak orang pribadi; b.Rp 1.440.000,00 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; c.Rp 2.880.000,00 (dua juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (l); d. Rp 1.440.000,00 (satu juta empat ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
(2)Penerapan ayat (1) ditentukan oleh keaclaan pacla awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak.
UNJD/i.NG-UNDANG REPUBLIJI( INDONESIA NOMO'ft :.:8 T AHIUN l 999
TE\1•ITANG PENGJ&:LOLAAN ZAK.AT
l"FtESIDEN Rli\PUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a. bahwn Republik lndonesia menjarnin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beribadat menurnt agmnanya ma.sing-masing;
b. bahwa penunalan zakat mcrnpakan kewi\jiban umat Islam Indonesia yang mampu clan hasil, pengumpulrn·, zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya
n1e\11ujudkan,kesejahteram1 masyarakat; c. bahwa zakat mernpakan pranata keaga.maaan untuk mewujudkan keadilan sosiaI
bagi scluruh rakyat Indonesia deng;an memperhatikan masyarakat yang kurang mampu;
d. bahwa upaya penyernpumaan sistem pcngelolann zakat perlu terns ditingkatkan agar pdaksanaan , zakat lebih, berhasil guna dan berdaya guna serta
pelak!:anaan zakat dapat dipertangqungjawabkan; e. bahwa herdasarkac<1 hal-hal.tersebut pada butir a, b, c, dan d, perlu dibentuk
Unclang-undang trnlang Pcngel11lam1 Zakat;
Mcngingat:
l. Pasal 5, ayat (l }, Pasal 20 ayat ( 1 ), Pasal 29, dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 945;
2. Kektap:m Mejeli.s Pemrnsyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-pokok Refonmisi Pembangunan dalam rangk.•1 Penye!amatan dan J\iormalisasi
Kchidupan Nasional sebagai Hduan Negara; 3. Undcmg··llndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agmna (Lembaran Negara
Rcpublik Indonesia Tafam 1989 Norn.or 49, Tunbahan Lemba.ran Negara Nomor 3400); 4. Und:mg··imdang Nomor 22 Talmn 11199 tentang Pemerintahan Daerah (Lembm·an
Negaxa Tahun 1999 Nomor 60, Tambal1an Lembaran Negara Nomor 3839);
Dengan persetujuan ()EWAN Pm:nvv AKILAN FLAKY AT
f<EPP1'!L!~( INDONESIA
Me mu t11skan:
Me11etaplrn11 :
IUNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
BABI KETENTUAN UM:JM
P:iitsal l Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dcngan :
I. Peng•elol.aau zakat adalah kegiatan pcrencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pevgawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta
pendayagunmm zakat 2. Zakat adalah harta yimg wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh ora:i1r1. muslim sesuai dengan ket1mtua:i1 aga:JTia untuk diberikan kepada yang berhak mencrimanya;
3. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaika11 za}(at.
4. Mustahiq adalah orang atau badan yang, berhak menerima zakat. 5. Agarna adalali Aga:JTia Islam.
6. Menteri adalah menteri ya:i1g rua:i1g lingkup lugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang agan"Ja.
Pasal 2 Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam da:Jl mampu atau badan ya:Jlg
dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
K'asal 3 Pcrncrintah berkewajiban memberilrnn perlindungan, pembinaan, dan pelayanan
Kq1ada muzakki. mustahiq, dmi amil zakat.
!l'AB H ASAS DAN TU.IUAN
Pasal 4 Penge:J ola<m zabt bcrasaskan i:na:i1 dan taqwa, keterbukaan, dan kepastian
hukum sesuai d·~ngan Pancasila dan TJndz~ig-undang Dasar 1945.
Pasal 5 Pengelo.!aan zakat bertujuan :
l. meningkatnya pelaya nan bagi masyarakat dalam memmaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama;
2. mcningkatnya rungsi dan pcrnnnn pranal:! kcaga111aa:i1 dalarn upaya mewujudkan kescjahternan masyarakat dun kcadilan sosial;
3. meningkatnya hasil guna dc;n cfaya guna zakat.
!BAB HI ORGAN~SASI PENGELOLAAN ZAKA T
Pasal 6 (l) Pcngelolaan zak.at dilakukan okh badan amil zakat yang dibentuk oleh
pcmerintah. <2) Pembentukan badan amiI wkat :
a. nasional olch Presidcn atas mail Menteri; b. daerah propinsi oleh gubemm atas usu! kepala <:antor wilayah deparlemen
agama propinsi; c. daen.h kabnpal.en atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usu!
k1;p&.la kantor departemen agama kabupaten atau kota; d. kecarnatan oleh 1;amat atas usu! kepala kantor urusan agama kecamatan.
(3) Badan amil za.kat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsulatif, dan in rormatif.
( 4) Pengums badan arnil zakat terdiri atas unsur mLsyarakat dan pemerintah yang mcmenuhi persyaratan tcr,cntu.
(5) Organisasi badan mnii zakat terdiri atas unsur pe11imbangan, unsur pengawas, can pelaksana.
li'asal 7 (l) Lcrnbaga zakat dikukuhkan, dibina, clan diiindw1gi oleh pemerinta11.
(2) Lembaga amil zaka1 sebagaimana dimaksucl pad1 ayat (1) hqrus memenuhi persyaratan yang cliatur lebih lanjut oieh Menteri.
Pasal 8 Badan ami.l zakat sebagaimana dimaksud dala'l1 Pasal 6 dan lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud clalam Pasai 7 mempunyai !ugas pokok mengwnpulkan, menclistribusikan. clan mcndayagunakan 7,akat sesuai dengan kctcntuan agama.
Pasal 9 Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zalcat dan lembaga amil zakat
bertanggung jawab z<ikat bertanggtmg jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatnya.
Pasal 10 Ketentuan lebih lanju\ mengenai :msu:nan organisasi dan tata kerja badan amil
zakat ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
~.:;b IV PENGUMPULAN ZA!KAT
Pa~al 11 { l) Zakat terdiri aLas zakat ma] dan zakat fitrah
(2) Harta yang dikenai zakat adalah : a. em~., perak dan uang
b. perdagmigan clan peru~il'iliaan c. hasil peltanian, hasil perkebt1J1an, drn1 hasil perikanan;
d. hasil pertan1bru1gah; p_ h!11;!il nf'tPmf-l'k::tn·
f hasil pendapatan dan j asa; g. rikaz.
(3) Peughit•mgan zakat ma! menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasark:m hukum agrn1a.
Ptisal 12 (I) Pcngurnpulan zakm dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara mcncrima atau
mengarnbil dari muz.akki alas dasar pemberit'lhuan muzakki; (2) Badan amil zakat dapat bekerja :sama dengan bank dal:un pengumpulan zakat
harta muzakki yang berada di bank atas permintaan muzakki.
Pa11al 13 jawab k::pada pem::rintah sesuai dengan selain :r:.·~.::at, S•~perti infaq, shadaqah,
hibah tingkatann~·a, wafat, waris, dan kafarat.
BAB IV Pl~NGUMPULAN ZAXA T
Pa!!al 14 (I) Muzakki mclakukan penghitungan scndiri haitanya dan kewajiban zakatnya
berdasarkan hukum agruna. (2) Dalam hal tidak dapat mcnghiltlng sendiri ha!ianya dan kewajiban zakatnya scbag::1imana dimaksud pada ayat ( J ), muzakki dapat rneminta bantuan kepada badan amil zakat atau badan amil zakat memberikan bantuan kepada muzakki
untuk rncnghitungnya. (3) Zakat ya.ng \elah dibayai·kan kepqda badan amd 7.akat atau lembaga :mil zakat
dikurn.ngkan dari laba/pendap:i.tan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bers3ngkutan sesua.i dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
l''asal 15 Lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh badan amil zakat ditet'.lpkan
dengan k.eputusan ment"''ri.
HABV PEND A Y AGUNAAN Z.AKA T
Pasal 16 (!) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan
agan1a. (2) Pendayagunaan hasil pengurnpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan
rnustahiq dan dapat dimanfoatkan untuk usaha yang produktif. (3) Pcrsyaratan dan prosedur pcndayagunaan has ii pcngumpulan 7.akat scbagaimana
dirnaksud dalam ayat (2) diat1ll' dengan keputusan menteri.
Pima! 17 Has.ii ~enerim:rnn infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat
sebagaimana dimaks•.1d dalam Pasal 13 didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif.
"'r·u~,·- 01'.>-\;\~i' l\.i: u-rAfvt' IllAB VI
PENGAWASAN Pa$al 18
n . lf"<.K~ J->1
(lj Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas badru1 arnil zakat dilakukabn oleh unsur pengawas ;:ebagaimana dimaksud clalarr, (3) Pasal 6 ayat (5)
12) Pimpinan unsm pengnwas dipilih langsung oleh anggota. (3) Ur.sur pengawas berkedudukan di semua fr:1gkatan badan amil zakat.
( 4) Dalatn rnelakukan perneriksaan keuangan badan amil zakat, unsur pengawas dapat meminta ba.ntuan akuntan publik.
Pasal 19 Badan runil 7Akat memberikru1 laporan tahunan pelakSllilaan tugasnya kepada
Dewan Perwakilan Rakyv.t Republik Indonesia atau kepada Dewan Perwakila11 Rakyat Daerah sesuai dengllil tingkcitllilnya.
Pasal 20 Masyarakat dapat berperan serta dalam penga wasan bada11 amil zakat da11
Lemhaga runil zakaL
BAB Vil SANKS I
Pasal 21 (l) Setiap pcngclola znkat yang karena kelalainnya tidak mencatat atau mencatat
dengan tidak benar harta zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, da11 kafarat scbagaimana dimaksud dalarn Pasal 8, Pasal 12, dan Pasal 13 dalam
undang-undang ini dialli~am dengan hukwnan kurungan selama-lamanya tiga bulan dan/atnu denc.a sebanyak-banyaknya Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). (2) Ti:ndak pidana yang dimaksud pada ayat (l) d' atas rnerul'akm1 pelanggara11.
(3) Sct!ap petugas badm'l amil zakat dan petugns lembaga amil zakat yang melakukan tindak pidana kejahaLan dikenai sru1ksi sesuai dengan peraturan
perundru1g-unda.ngan yang berlalm.
BABVUI KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Pm1al22 Da1r1m lml murnkki berada atau menetap di har negeri, pengumpula11
z,1katnya cli:IHkukaE old1 unit pcngumpuI zakat pada oerwakilru1 Republik Indonesia, y<:ng i;el.injuJ1ya ditmuskan k•::pada badan runil zakat Nasional.
Plllsnil 23 Dalam mcnunjang pclaksanaan tugas baclan amil zakat scbagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, pemerintah wajib rnembru1tu biaya opcrasional badru1 amil zakat.
E:ABIX KJ:TEN'l\UAN PEHALHJIAN
P:~sal 24
(1) Semua peratura11 perundang-undangan yan:! . mengatur pengelolaan zakat ma:;ih tetap berl.Jrn sepanjang tidak bertentor1gan dan/atau belum diganti
dengan p(:n1tman yang bnru berdasarbn Undang-undang ini. (2) Selambat-lam.ba:tnya dua tahun sejak diund:mgkannya undang-undang ini,
setiap organisa:;i pengdolaan ;'.akat yang tel.:th ada wajib menyesuaikan menurnt ketc:n~uan Undang·undang ini.
BABX KE'J!'ENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Undang-1.mdang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar si;tiap orang mrngetahuinya, memerintahkan pengunmnum U ndang-undang ini
Deng:m penempatannya dalmn Lembaran Hegara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggul 23 September 1999
f'RESJJilEN REPUBLIK l~~Jl)ONESIA,
ttd. EIACHARllDJ!)ilN JlJSUF HABHHE
Diundangkan di Jak:l.lta pada tanggal 23 Septem':•er 1999
r,JEJllTERI NEGARA SEKRETAIUS NEGARA TI:EPUJJ:LiiK INDONESIA,
ttd. liifULADI