Download - UAS TPAI Mahjati Abidah 09412141026
Analisis Fundamental dan Teknikal pada PT. BISI International Tbk. dan
PT. Bukit Darmo Property Tbk.
Tugas Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester 6 Mata Kuliah Teori Portofolio dan
Analisis Investasi
Dosen Pengampu : Mahendra Adi Nugroho, M.Sc
Disusun Oleh :
Mahjati Abidah 09412141026
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
PT BISI International Tbk
PT BISI International yang didirikan pada tahun 1083 merupakan perusahaan
penghasil benih hibrida terbesar di Indonesia untuk benih padi, jagung dan hortikultura
sekaligus salah satu penghasil utama pestisida di Indonesia serta distributor berbagai jenis
pupuk. Kantor pusat perseroan berada di Sidoarjo, Jawa Timur dan tempat pengelolaan
berada di Kediri, Jawa Timur.
Perseroan didirikan di Indonesia atas nama PT Bright Indonesia Seed Industry
berdasarkan akta pendirian yang dimuat dalam akta no.35 tanggal 22 Juni 1983 sebagaimana
diubah dengan Akta No.20 tanggal 23 Agustus 1984. Sejak tanggal 28 Mei 2007 perusahaan
telah mencantumkan seluruh sahamnya di bursa efek Indonesia dan hingga tahun 2011 belum
ada perubahan jumlah saham yang beredar.
Profil PT. Bukit Darmo Property Tbk.
PT Bukit Darmo Property Tbk. Yang dahulunya bernama PT. Adhibaladika didirikan
di Surabaya pada tahun 1989 dan tercatat di bursa efek Jakarta dan Surabaya sejak tahun
2007. PT Bukit Darmo Property Tbk beserta anak perusahaannya yaitu PT IPAC Graha
Sentosa dan PT. Sentra Multi Unggul membangun dan mendesain kawasan pertokoan, real
estate untuk tujuan komersial, industri dan rekreasi. PT IPAC Graha Sentosa berkedudukan
di Jakarta didirikan berdasarkan akta No. 5 tanggal 8 Maret 2005. Keguatan usaha berupa
jasa, pengembang (developer) dan pembangunan, dan perdagangan. PT Sentra Multi Unggul
berkedudukan di Surabaya didirikan atas akta pendirian No.1 tanggal 19 April 2007. Usaha
bergerak di bidang pengadaan tanah dan bangunan (real estate).
BAB II
ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian -
kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk
membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka
panjang. analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi,
analisis industri, dan analisis perusahaan.
Analisis ekonomi adalah mempelajari kondisi ekonomi secara keseluruhan. Apakah
tingkat inflasi tinggi atau rendah apakah suku bunga naik atau turun apakah neraca
perdagangan untung atau rugi. Apakah supplai uang naik atau turun. Ini adalah sebagian
pertanyaan seorang fundamental analis menanyakan untuk memperhitungkan jika kondisi
ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham.
Analisis industri adalah mempelajari kondisi industri secara keseluruhan. Dalam
analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk
bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling baik ataupun
sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis industri, investor akan menggunakan informasi
tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri
mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan
penting Pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda.
Analisis kondisi perusahaan adalah mempelajari keadaan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuanagan. Rasio keuangan secara garis besar dibagi dalam empat
katagori utama antara lain : rasio profitabilitas, market value, likuiditas, dan leverage.
Rasio Profitabilitas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya. Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas adalah sebagai
berikut :
a. Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return on Asset/ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang telah ditanamkan pada aktiva untuk operasi perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Rasio ini juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan.
Rumusnya sebagai berikut: ROA= Net income/total asset
b. Rasio Atas Ekuitas ( Return on Equity/ ROE )
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi modal sendiri dan menunjukkan laba bersih yang
dapat diperoleh dari modal pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin memperkuat
posisi modal pemilik perusahaan. Rumusnya: ROE = Net income/ total equity
Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh hutang. Rasio yang digunakan untuk mengukur adalah sebagai berikut:
a. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Debt Rasio)
Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total hutang terhadap
keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya merupakan
persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Semakin rendah rasio
utang, semakin bagus kondisi perusahaan itu. Sebab, artinya hanya sebagian kecil aset
perusahaan yang dibiayai dengan utang. Buat calon kreditur atau pemberi pinjaman,
informasi rasio utang ini juga penting. Sebab, melalui rasio utang, mereka bisa
mengukur seberapa tinggi risiko utang yang diberikan kepada suatu perusahaan.
Rumusnya sebagai berikut: Debt Ratio = total liabilities/total asset
b. Total Hutang terhadap Ekuitas (Total Debt To Equity/DER)
Rasio ini sebenarnya mirip dengan rasio utang, tapi kita ingin membandingkan total
utang dengan modal sendiri perusahaan itu. Cara menghitungya adalah membagi total
utang dengan total modal. Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi
perusahaan tersebut. Para analis menilai, tingkat DER yang aman adalah kurang dari
50%. Rumusnya adalah sebagai berikut :
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio yang digunakan
adalah current ratio atau rasio lancar. Rasio ini mengukur sejauhmana aktiva lancar
perusahaan dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Tidak ada standar baku yang menyebutkan berapa sebaiknya nilai dari tingkat
likuiditas ini, tapi selama ini diyakini sebuah perusahaan berada dalam taraf yang aman bila
rasionya berada di kisaran 2:1. Current Ratio = aktiva lancar/kewajiban lancar
Rasio Nilai Pasar
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham dengan
laba, nilai buku per saham, dan dividen. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apayang
dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang
(Moeljadi, 2006:75). Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor)
atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham
perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.
a. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor
sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke
perusahaan.Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang
tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi.
DPR = (Dividen per lembar saham / Pendapatan per lembar saham)
b. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham.
Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
EPS = (Laba bersih bagi pemegang saham biasa) / jumlah saham beredar
c. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar
untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
PER = Harga pasar per lembar saham / Pendapatan per lembar saham
d. Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang
ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar
tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan,
2006:76). Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang
bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimis atas prospek
suatu saham, maka banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya.
Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas nilai
bukunya. Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi
ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang beredar.
PBV = Harga pasar per saham / Nilai buku per sahaa
Analisis Fundamental PT. BISI International Tbk.
1. Analisis Ekonomi
Beberapa trend positif yang dapat menunjang pertumbuhan prospek kinerja PT. BISI
International Tbk. Adalah sebagai berikut :
a. Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang membaik yaitu sebesar 6,5%,
akibat dari kuatnya pasar domestik, fundamental ekonomi yang solid dan
meningkatnya tingkat pendapatanakibatnya, tahun 2011 telah menempatkan
Indonesia pada kinerja terbaiknya sejak krisis finansial Asia tahun 1998.
b. Perekonomian Indonesia yang terus meningkat, pertumbuhan positif selama lima
tahun dan kebijakan fiskal yang tepat telah menjadi dasar yang kuat bagi beberapa
lembaga pemeringkat seperti Moody’s dan Fitch untuk menaikkan status utang luar
negeri Indonesia menjadi investmen grade. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif
bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia.
c. Jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan menengah terus bertambah. Di tahun
2011, pendapatan per kapita Indonesai melampaui AS$3,500 yang disebabkan oleh
semakin baiknya pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir dankuatnya
konsumsi domestik. Meningkatnya masyarakat kelas menengah ini sangat positif
bagi perusahaan, dimana peningkatan pendapatan akan meningkatkan pengeluaran
yang lebih besar untuk makanan berkualitas tinggi.
2. Analisis Industri
Pangsa pasar untuk benih jagung pada tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar
54% dan 52% . pesaing utama perusahaan dalam memasarkan benih jagung adalah
perusahaan global seperti Monsanto, Pioneer dan Syngenta yang memiliki jaringan
sumber genetik global yang mampu meraih pasar benih subsidi.
Pangsa pasar untuk benih buah sayur dan buah di tahun 2011 dan 2010 adalah
49% dan 50% . pesaing utama perusahaan adalah beberapa perusahaan multinasional
yang memiliki fasilitas penelitian di Indonesia, importir dan beberapa perusahaan
perdagangan serta perusahaan skala kecil baru yang banyak bermunculan.
Pangsa pasar untuk benih padi hibrida di tahun 2011 dan 2010 adalah sebesar
2% dan 4%. Pesaing utama perusahaan adalah beberapa perusahaan multinasional
yang memiliki fasilitas penelitian di Indonesia, importir dan beberapa perusahaan
perdagangan.
3. Analisis Perusahaan
Ringkasan Analisis Rasio PT. BISI International Tbk tahun 2010/2011
No. Rasio Tahun Keterangan
2011 2010
1. ROA 0,10 0,11 Menurun
2. ROE 0,11 0,12 Menurun
3 Deviden Payout Ratio 0,2 - Deviden pada Rp 10 /
lembar saham
5. Earning Per Share (EPS) 49 48 Meningkat
6. Price Earning Ratio (PER) 19 39 Menurun
7. Price Book Value (PBV) 9,1 18,7 Menurun (nilai buku
saham Rp 100)
8. Debt Ratio 0,16 0,11 Naik
9. Debt to Equity 0,19 0,13 Naik
10. Current Ratio 6,08 8,46 Menurun
*Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada tahun 2010 dan 2011
yaitu 1870 dan 910 ( kuartal ke-4)
Keterangan tabel :
1. ROA tahun 2010 ke tahun 2011 menurun ini menunjukkan produktivitas penggunaan
seluruh dana perusahaan untuk menghasilkan laba juga menurun.
2. ROE tahun 2010 ke tahun 2011 menurun ini menunjukkan posisi pemilik modal
perusahaan semakin lemah dalam menghasilkan laba.
3. Tahun 2011 terjadi pembagian deviden sebesar Rp 10 per lembar saham. Saham yang
beredar sejumlah 3.000.000.000 lembar. Maka total deviden yang dibagi ada 30
miliyar. Sedangkan tahun 2010 tidak terjadi pembagian deviden.
4. EPS dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan. Semakin besar EPS
maka semakin besar pula keuntungan yang diterima oleh pemegang saham.
5. PER tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Pemurunan ini menunjukkan
kesediaan para investor untuk membayar saham untuk tiap keuntungan yang
dihasilkannya berkurang.
6. PBV tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan terjadi
penurunan penilaian tehadap prospek perusahaan.
7. Debt ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat. Hal ini menunjukkan pembiyaan
yang dibiayai dengan utang juga semakin meningkat. Pada umumnua pembiyaan yang
dilakukan dengan utang bukanlah suatu kondisi yang baik jika dinilai di mata
investor.
8. Debt to equity ratio (DER) dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat. Peningkatan ini
menunjukkan peningkatan utang yang harus ditanggung pemilik modal. Peningkatan
DER merupakan sinyal yang buruk bagi investor.
9. Current ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 menurun. Hal ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya juga menurun.
Kesimpulan analisis rasio :
1. Kenaikan laba tahun berjalan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar Rp 2,6 miliyar
atau sekitar 1,8% menyebabkan kenaikan EPS sebesar Rp 1, yaitu dari Rp 48 ke
angka Rp 49.
2. Kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek maupun jangka
panjang semakin meningkatdari tahun 2010 ke tahun 2011 hal ini dapat dilihat dari
rasio utang (debt ratio) dan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) yang
keduanya menunjukkan peningkatan. Namun dengan meningkatnya rasio ini juga
memberikan sinyal bahwa pembiayaan operasional perusahaan dengan utang semakin
meningkat juga.
3. Adanya pembagian deviden di tahun 2011 yaitu sebesar Rp 30 miliyar rupiah pada
tanggal 14 Juli 2011. Deviden per lembar saham adalah Rp 1.
4. Adanya peningkatan utang di tahun 2011 yaitu sebesar Rp 239,2 miliar, naik Rp 91,1
miliar dibanding tahun 2010.
5. Harga pasar saham mengalami penurunan yang cukup drastis di kuartal ke-4 yaitu
dari Rp 1870 ke angka Rp 910. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor akan
prospektus saham PT BISI International Tbk. Mulai berkurang sehingga harga saham
menjadi anjlok. Namun harga pasar saham PT BISI masih berada di atas harga buku
saham yaitu Rp 100.
Analisis Fundamental PT. Bukit Darmo Property Tbk.
1. Analisis Ekonomi
Era perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin pesat dewasa ini, yang
ditunjukkan dalam pembangunan dalam sektor riil menyebabkan bidang usaha ini
dilirik oleh banyak pelaku industri sebagai pasar yang memiliki potensi tinggi di
masa depan, baik itu dalam persepsi pembangunan dan pengembangan dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri.
Jumlah penduduk Indonesia dengan pendapatan menengah terus bertambah. Di tahun
2011, pendapatan per kapita Indonesai melampaui AS$3,500 yang disebabkan oleh
semakin baiknya pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir dankuatnya
konsumsi domestik. Meningkatnya masyarakat kelas menengah ini sangat positif
bagi perusahaan, dimana peningkatan pendapatan akan meningkatkan pengeluaran
yang lebih besar untuk makanan berkualitas tinggi.
2. Analisis Industri
Seiring dengan perkembangan kota Surabaya yang pesat, beberapa mall dengan
berbagai segmen kelas menengah yang saat ini sudah ada dan atau dalam proses tahap
akhir penyelesaian dapat ditemukan di lokasi sebagai berikut Tunjungan Plaza,
Surabaya Town Square, Grand City, Galaxy Mall dll. Dari segi persaingan usaha mall
ritel perusahaan memiliki kemampuan daya saing yang sangat kompetitif karena
peluang pasar mall ritel di Surabaya khususnya untuk kelas menengah atas masih
cukup besar. Meskipun sudah ada mall di Surabaya yang sudah dipasarkan dengan
sistem sewa namun mall-mall ini memiliki segmen pasar yang berbeda dengan
Lenmarc mall, yang menekankan segmen pada kelas menengah atas.
3. Analisis Perusahaan
Ringkasan Analisis Rasio PT. Bukit Darmo Property Tbk tahun 2010/2011
No. Rasio Tahun Keterangan
2011 2010
1. ROA (2,13) (1,45) Menurun
2. ROE (2,93) (2,02) Menurun
3. Deviden Payout Ratio - -
4. Deviden Yield Ratio - -
5. Earning Per Share/loss per share (3,03) (2,30) Menurun
6. Price Earning Ratio (37,9) (51,30) Naik
7. Price Book Value 1,15 1,18 Menurun
8. Debt Ratio 0,27 0,28 Menurun
9. Debt to Equity 0,37 0,40 Menurun
10. Current Ratio 1,5 1,4 Naik
* Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan pada kuartal ke-4 tahun 2010
dan 2011 yaitu 118 dan 115
Keterangan tabel :
1. ROA tahun 2010 ke tahun 2011 menurun ini menunjukkan produktivitas penggunaan
seluruh dana perusahaan untuk menghasilkan laba juga menurun.
2. ROE tahun 2010 ke tahun 2011 menurun ini menunjukkan posisi pemilik modal
perusahaan semakin lemah dalam menghasilkan laba.
3. Deviden Payout Ratio tidak bisa dihitung karena perusahaan belum membagi deviden.
4. Deviden Yield Ratio tidak bisa dihitung karena perusahaan belum membagi deviden.
5. Loss per share tahun 2010 ke tahun 2011 semakin meningkat. Hal ini menunjukkan
kemampuan melaba perusahaan semakin menurun.
6. PER tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Pemurunan ini menunjukkan
kesediaan para investor untuk membayar saham untuk tiap keuntungan yang
dihasilkannya berkurang.
7. PBV tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan terjadi
penurunan penilaian tehadap prospek perusahaan.
8. Debt ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat. Hal ini menunjukkan pembiyaan
yang dibiayai dengan utang juga semakin meningkat. Pada umumnua pembiyaan yang
dilakukan dengan utang bukanlah suatu kondisi yang baik jika dinilai di mata
investor.
9. Debt to equity ratio (DER) dari tahun 2010 ke tahun 2011 menurun. Penurunan ini
menunjukkan penurunan utang yang harus ditanggung pemilik modal. Penurunan
DER merupakan sinyal yang baik bagi investor.
10. Current ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik. Hal ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya juga naik.
Kesimpulan analisis rasio :
1. Jumlah aktiva perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 976.488 juta,
dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 41.055 juta. Hal
ini dikarenakan karena kenaikan aktiva tetap dan persediaan.
2. Jumlah kewajiban perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 268.303 juta,
dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp 20.271 juta.
Penurunan ini disebabkan karena adanya pembayaran utang kepada pihak ketiga.
3. Terjadi penurunan ekuitas di tahun 2011 karena adanya kerugian tahun berjalan 2011.
4. Sampai tanggal 31 Desember 2011 perusahaan belum juga membagikan deviden.
BAB III
ANALISIS TEKNIKAL
Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan saham dan
indikator saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga saham
dan volume. Penganut analisis teknikal percaya bahwa saham bergerak dalam suatu trend
tertentu dan akan terjadi berulang. Dalam analisis teknikal bukti disajikan dalam berbagai
indikator dan prinsip dasar antara lain pola-pola (pattern), garis trend (trendline), rata-rata
pergerakan dan momentum harga. Ada beberapa macam teknik penggunaan grafik dalam
analisis teknikal yaitu The Dow Theory, chart pola harga saham, analisis rata-rata bergerak
(moving average), analisis strength. Dalam analisis teknikal kali ini moving average dipakai
sebagai teknik untuk menganalisis pergerakan saham.
Teknik Analisis Moving Average ( Rata-rata Bergerak)
Moving Average (MA) adalah indikator pertama yang digunakan oleh para sesepuh
Analis Teknikal diawal perkembangannya. Moving Average tidak lain adalah rata–rata harga
beberapa periode lalu yang ditempatkan pada harga sekarang. Harga rata–rata tersebut
digabungkan menjadi suatu garis yang membentuk Moving Average.
Dalam menganalisis menggunakan setidaknya 2 periode MA untuk membandingkan
periode waktu naik turunnya harga saham. Ada konvensi atau kesepakatan mengenai jangka
waktu MA yang sering digunakan di dunia analisa teknikal, yaitu 5, 20, 50, dan 200. MA5
adalah rerata bergerak satu minggu bursa (lima hari), disebut juga MA jangka pendek,
digunakan oleh swing trader. MA20 adalah rerata bergerak satu bulan bursa, disebut juga MA
jangka menengah, digunakan oleh trend trader. MA ini juga yang biasanya diambil menjadi
garis tengah Bollinger Band. Digunakan oleh trend trader. MA50 adalah rerata bergerak tiga
bulan bursa, disebut juga MA jangka menengah, digunakan oleh trend trader. MA200 adalah
rerata bergerak satu tahun bursa, disebut juga MA jangka panjang, digunakan oleh investor.
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk menentukan arah pergerakan harga saham dan
besarnya tingkat pergerakan. Dalam perhitungan rata-rata bergerak data yang dipakai adalah
harga penutupan pada periode tertentu. Ketentuan dalam teknik analisis rata-rata bergerak
adalah sebagai berikut :
Ketentuan dalam Menggunakan MA
Aplikasi MA paling banyak digunakan untuk memprediksi arah trend. Kali ini
kegunaan MA akan dititik beratkan pada kegunaan utamanya yaitu untuk memprediksi trend.
Dengan penggunaan dua MA dengan dua periode yang berbeda kita dapat lebih akurat
lagi memprediksikan kemana harga akan bergerak. Apabila telah terjadi perpotongan antara
harga dengan kedua MA maka akan dipastikan harga kan berubah arahnya. Apabila MA
dengan periode yang lebih kecil berada dibawah dari MA yang periodenya lebih besar maka
itu merupakan indikasi harga sedang dalam trend turun (bullish) dan sebaliknya apabila
periode lebih kecil di atas dari periode yang lebih besar maka trend mata uang sedang dalam
trend naik (bearish).
Dapat kita catat juga bahwa apabila rentang antara kedua MA semakin besar maka
kemungkinan trend akan terus berlangsung dan bila mulai terjadi penyempitan jarak diantara
keduanya dan sampai terjadi perpotongan kembali, bisa disimpulkan bahwa trend sudah
berakhir.
Investor dianjurkan membeli saham saat :
1. Garis rata-rata bergerak mendatar dan harga saham melampaui garis tersebut.
2. Harga saham dibawah garis rata-rata bergerak yang sedang menaik
3. Harga saham saat ini berada di atas garis rata-rata bergerak yang cenderung menurun,
kemudian naik sebelum mencapai garis tersebut.
Investor dianjurkan menjual saham saat :
1. Harga saham saat ini dibawah garis rata-rata bergerak yang mendatar.
2. Harga saham bergerak naik di atas garis rata-rata bergerak, namun malah garis rata-
rata bergerak justru menurun.
3. Harga saham cenderung mengalami kenaikan (berada di bawah garis rata-rata
bergerak) tetapi kembali menurun sebelum mencapai garis rata-rata bergerak tersebut.
No
.
Posisi Garis MA Arti
1. MA di bawah harga Kondisi bullish/trend naik
2. MA di atas harga Kondisi bearish/trend turun
3. MA memotong harga dari atas Perubahan trend menuju bullish
4. MA memotong harga dari bawah Perubahan trend menuju bearish
5. MA periode lebih pendek memotong MA
periode lebih panjang dari bawah.
Perubahan trend menuju bullish
(trend naik)
6. MA periode lebih pendek memotong MA
periode lebih panjang dari atas.
Perubahan trend menuju bearish
(trend turun)
7. MA dengan periode lebih panjang berada
diatas MA berperiode lebih pendek.
Kondisi bearish / trend turun
8. MA dengan periode lebih panjang berada
dibawah MA berperiode lebih pendek.
Kondisi bullish / trend naik.
Interactive Chart harga saham PT BISI International Tbk Tahun 2010/2011
Trend turun
Trend turun
Trend naik
Trend mendatar
Analisis Pergerakan Saham :
1. Titik yang diberi lingkaran adalah titik perpotongan dimana terjadi perubahan trend
menuju bullish ataupun bearish. Lingkaran warna hijau menunjukkan perpotongan
garis MA-50 dan MA-20 yang berada di atas harga saham sehingga trend akan
menurun (bearish), sedangkan lingkaran kuning menunjukkan perpotongan kedua
garis di bawah harga saham sehingga trend akan naik (bullish).
2. Pada tahun 2010 hingga 2011 trend naik nampak jelas terjadi pada bulan Agustus
hingga Desember 2010, dimana garis MA (merah) dengan periode yang lebih pendek
berada di atas garis MA (hijau) yang memiliki periode lebih panjang.
3. Pada tahun 2010 hingga 2011 trend turun nampak jelas terjadi pada bulan Desember
2010 hingga Maret 2011, dimana garis MA (hijau) dengan periode yang lebih panjang
berada di atas garis MA (merah) yang memiliki periode lebih pendek.
4. Pembelian saham tepat dilakukan di antara bulan maret dan april 2011 ( lihat
lingkaran kuning ) karena trend yang terjadi sebelum bulan itu merupakan trend
menurun, dan titik perubahan trend pada perpotongan garis mengarah pada trend naik.
4. Penjualan saham tepat dilakukan di antara bulan November dan December 2010 (lihat
lingkaran hijau) dimana terjadi perpotongan garis MA. Harga saham bergerak naik di
atas garis rata-rata bergerak, namun malah garis rata-rata bergerak justru menurun.
5. Pada trend mendatar antara bulan Maret hingga Agustus 2010 pembelian saham tepat
dilakukan di bulan Juni dimana terjadi perpotongan garis MA di atas harga saham
karena setelah itu harga saham akan mengalami trend naik.
Interactive Chart harga saham PT. Bukit Darmo Property Tbk tahun 2010/2011
Trend turun
Trend mendatar
Trend naik
Analisis Pergerakan Saham :
1. Titik yang diberi lingkaran adalah titik perpotongan dimana terjadi perubahan trend
menuju bullish ataupun bearish. Lingkaran warna hijau menunjukkan perpotongan
garis MA-50 dan MA-20 yang berada di atas harga saham sehingga trend akan
menurun (bearish), sedangkan lingkaran kuning menunjukkan perpotongan kedua
garis di bawah harga saham sehingga trend akan naik (bullish).
2. Trend naik ditunjukkan pada bulan Mei hingga Juli tahun 2010 dimana garis MA
(hijau) berada di atas garis MA (merah) dan harga saham berada di atas garis MA.
Penjualan saham bisa dilakukan setelah trend naik ini yaitu di Juli saat trend mulai
mengalami penurunan.
3. Trend turun ditunjukkan pada bulan Agustus hingga Oktober 2010 dimana garis MA
(merah) dengan periode yang lebih panjang berada di atas garis MA (hijau).
4. Trend mendatar ditunjukkan pada bulan Oktober 2010 hingga Mei 2011. Pembelian
saham dapat di lakukan pada trend ini dilakukan karena garis MA bergerak mendatar
dan harga saham melampaui garis tersebut. pembelian tepatnya dilakukan di bulan
Oktober 2010 karena ini merupakan titik setelah trend menurun.
LAMPIRAN
Data Keuangan PT. Bukit Darmo International Tbk.
Data Keuangan PT. BISI International Tbk.
DAFTAR PUSTAKA
Annual Report BISI 2010
Annual Report BISI 2011
Annual Report BKDP 2010
Annual Report BKDP 2011
Financial Report BISI 2011/2010
Financial Report BKDP 2011/2010
www.pojoksaham.
www.pefindo.com
www.Belajarforex.com
www.Finance.yahoo.com
www.ipotnews.com