Download - Tugas KP saja

Transcript

KEGIATAN OPERASI PRODUKSI MIGAS DAN OPTIIMASI PRODUKSI DENGAN ARTIFICIAL LIFT DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA AREA PRABUMULIH

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan Kerja Praktek di PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA Area Prabumulih

Oleh

Anton Sujarwo

(03053120080)

Andrie

(03033120091)

Dedi Santoso

(03053120093)

JURUSAN PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2009

KEGIATAN OPERASI PRODUKSI MIGAS DAN OPTIIMASI PRODUKSI DENGAN ARTIFICIAL LIFT DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA AREA PRABUMULIHLAPORAN KERJA PRAKTEK

Disetujui pada jurusan Teknik Pertambangan oleh Pembimbing Lapangan

Hadiyan Dwi RachmawanABSTRAKKEGIATAN OPERASI PRODUKSI MIGAS DAN OPTIIMASI PRODUKSI DENGAN ARTIFICIAL LIFT DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA AREA PRABUMULIH (Anton Sujarwo, Andrie, Dan Dedi Santoso,2009,halaman)

PT. Pertamina EP Region Sumatera Area Prabumulih merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi di industri perminyakan. Memiliki lima wilayah kerja yang dibagi menjadi distrik I di lapangan Gunung Kemala (GNK), Prabumulih Barat (PBM), Lembak (LBK),Kemang (KMG), Pandan (PDN), Tapus (TPS), dan Petanang(PTG).Distrik II di lapangan Talang Jimar (TLJ),Tanjung Miring Barat (TMB), Bunian (BNN), Ogan (OGN), Tanjung Tiga Barat (TTB), Tanjung Tiga Timur (TTT), Sialingan, Tundan, Sukananti. Distrik III di lapangan Beringin (BRG),Pagar Dewa(PGD), Merbau (MBU), Kuang (KAG),Prabu Menang, Tika, Pemanat,Talang Babat, Karang dewa, dan Sigoyang. Distrik IV di Lapangan Kampung Minyak (KPM), Suban Jeriji (SBJ), Sungai Taham (SIT), Batu Keras (BTK), dan Kijahan.Pusat Penampungan Produksi(PPP) dan Transportasi Minyak (TM). Metode produksi yang digunakan di PT. Pertamina EP Region Sumatera Area Prabumulih adalah sucker rod pump,Hydraulic pump, gas lif dan electric submersible pump. Selain itu, juga ada beberapa sumur yang berproduksi secara natural (natural flow). Karena sebagian besar sumur yang terdapat di lapangan merupakan sumur tua (matured well) memiliki water cut yang tinggi, permasalahan yang ditimbulkan oleh tingginya water cut tersebut adalah masalah scale. Untuk mengatasinya dapat dilakukan program acidizing yaitu menjkesikan bahan kimia kedalam tubing atau flow line pada sumur-sumur yang sudah tidak berproduksi. Program yang dilakukan oleh Pertamina EP Region Sumatera Area Prabumulih dengan menggunakan Air Asin yang di dapat sewaktu produksi dan diinjeksikan kembali ke dalam sumur untuk mendorong sisa-sisa minyak yang masih terdapat di dalam suatu reservoir untuk dapat di produksikan. Program ini merupakan salah satu sistem enhanced oil recovery (EOR) yaitu suatu metode untuk menguras sisa cadangan minyak yang masih tertinggal di reservoir. KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan anugrahNya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul Kegiatan Produksi Minyak Bumi di PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA AREA PRABUMULIH tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat guna melengkapi syarat penyelesaian Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

Selesainya laporan ini berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. H. Abu Amat Hak, MSc. IE., Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. 2. Rr. Harminuke Eko H, ST. MT., Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.3. Ir. Endang Wiwik, MT., selaku Koordinator Pembimbing Kerja Praktek pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

4. Bapak Hadiyan Dwi Rachmawan selaku Pembimbing Lapangan, serta Seluruh Pimpinan dan Karyawan PT. Pertamina EP Region Sumatera Area Prabumulih.

Prabumulih, Maret 2007 Penulis,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak dan gas bumi selama ini merupakan salah satu penyumbang devisa yang sangat strategis di Indonesia. Namun bukan sedikit yang memperkirakan bahwa cadangan minyak yang berada didalam perut bumi lambat laun akan mengalami penyusutan di kemudian hari.

Beberapa ahli ekonomi perminyakan memperkirakan bahwa Indonesia dalam beberapa dekade kedepan akan mengalami proses pengimporan minyak dari luar negeri. Hal ini tentu akan jadi suatu ironi dan sangat mengkhawatirkan bila tidak segera ditemukan cadangan minyak yang baru atau industri minyak dan gas bumi di Indonesia tidak mampu meningkatkan produksi dari cadangan yang ada. Para pengusaha minyak di Indonesia harus selalu meningkatkan produksi minyak dan gas dari sumur-sumur yang ada sekarang melalui sistem peningkatan perolehan minyak (EOR) dan disertai usaha-usaha untuk mencari/ eksplorasi cadangan-cadangan yang baru.

Dalam perkembangannya di Indonesia pengelolaan industri minyak dan gas sebagian besar masih dipegang oleh PT. PERTAMINA (Persero). Sebagai perusahaan besar yang memiliki kemampuan untuk mencari dan memproduksi migas yang ada dibumi Indonesia, PT. PERTAMINA (Persero) tentu terus melakukan eksplorasi. Khususnya PERTAMINA EP Region Sumatera yang mempunyai kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Dimana dalam proses eksplorasi memiliki banyak sekali pemakaian aplikasi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Teknik Pertambangan. Sehingga Penulis dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk melakukan kerja praktek dibidang pertambangan yang sesuai dengan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan.

B. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek ini dilaksanakan yaitu sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum di Jurusan Teknik Penambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Dimana tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah :

1. Untuk melihat dan memahami secara langsung proses kegiatan operasi produksi minyak menggunakan Sucker rod pump di PT. PERTAMINA EP Region Sumatera Area Prabumulih.

2. Melihat dan melakukan perbandingan terhadap penerapan ilmu pengetahuan tentang perminyakan yang didapat dibangku kuliah dengan aplikasinya secara langsung dari lapangan.C. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini masalah yang dibahas oleh penulis adalah mengenai proses kegiatan operasi produksi minyak dengan menggunakan Sucker Rod Pump Unit di PT. PERTAMINA EP Region Sumatera Area Prabumulih.

D. Metode Penulisan

Laporan ini disusun berdasarkan pada sumber primer berupa wawancara, tanya jawab dan peninjauan secara langsung dilapangan serta sumber sekunder berupa beberapa literatur yang berhubungan dengan segala jenis kegiatan yang berhubungan dengan operasi produksi minyak bumi.

BAB II

KEADAAN UMUMA.Sejarah singkat PT. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera area Prabumulih adalah salah satu wilayah penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia dengan wilayah kerja seluas 15.972 km2. Indikasi awal adanya minyak bumi di kawasan Prabumulih diketahui sejak tahun 1870 setelah dilakukan pemetaan geologi permukaan yang berupa rembesan minyak pada puncak antiklin Kampung Minyak.

Produksi awal dilakukan oleh perusahaan minyak Muara Enim Co. pada tahun 1896. Pada awal tahun 1907 muncul badan usaha pemerintah Hindia Belanda yaitu The Koninklye Shell Group yang beroperasi di wilayah Sumatera Bagian Selatan yaitu BPM (Bataafsche Petrolium MY) dan IPC (Inglosan petrolium Company).Badan usaha ini menggunakan kontrol pemerintah hindia belanda untuk melakukan eksplorasi sehingga kemudian ditemukan lapangan minyak pertama di Suban Jeriji. Selanjutnya berturutturut ditemukan lapangan minyak di Tanjung Tiga, Tanjung Miring, Gunung Kemala, Prabumulih Barat, Limau, Benuang. B.Keadaan umum lapangan PT. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera. Secara geografis Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera terletak pada koordinat 020 50 sampai 030 40 lintang selatan dan 1030 00 sampai 1040 00 bujur timur, terletak kirakira 90 km barat daya dari Palembang. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera area Prabumulih terdiri atas distrik operasi meliputi :

1. Distrik I terdiri dari lapangan Gunung Kemala (GNK), Prabumulih Barat (PBM), Lembak (LBK), Kemang (KMG), Pandan (PDN), Tapus (TPS), dan Petanang (PTG).2. Distrik II terdiri dari lapangan Talang Jimar (TLJ), Tanjung Miring Barat (TMB), Bunian (BNN), Ogan (OGN), Tanjung Tiga Barat (TTB), Tanjung Tiga Timur (TTT), Sialingan, Tundan dan Sukananti.3. Distrik III terdiri dari lapangan Beringin (BRG), Pagar Dewa (PGD), Merbau (MBU), Kuang (KAG), Prabu Menang, Tika, Pemaat, Talang Babat, Karang dewa, dan Sigoyang.4. Distrik IV terdiri lapangan Kampung Minyak (KPM), Suban Jeriji (SBJ), Sungai Taham (SIT), Batu Keras (BTK), Kijahan, dan Bako.5. Distrik V merupakan pusat penampungan produksi (PPP) Dan Transportasi Minyak (TM).

Sumber : Arsip Pertamina Prabumulih

GAMBAR 1

PETA LOKASI PT. PERTAMINA EKSPLORASI PRODUKSI (EP) REGION SUMATERA AREA PRABUMULIHB. Struktur Organisasi Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera Area Prabumulih

Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera memiliki sturktur organisasi yang menjelaskan rincian kerja dan tanggung jawab tiap-tiap bagian, tugas-tugas tersebut diantaranya sebagai penyelenggara dan pengoptimalan sumber daya aset, operasi pengembangan lapangan meliputi optimasi produksi migas melalui kegiatan operasi produksi, well service dan work over serta pemeliharaan fasilitas produksi untuk menjamin pencapaian target produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Sumber : Arsip Pertamina PrabumulihGAMBAR 2

STRUKTUR ORGANISASI PERTAMINA EKSPLORASI PRODUKSI (EP) REGION SUMATERA AREA PRABUMULIHBAB III

TINJAUAN PUSTAKAA. KEGIATAN OPERASI PRODUKSIMengetahui mekanisme kerja pada operasi produksi yang meliputi :1. Mengkoordinir, merencanakan, menyelenggarakan dan mengoptimalkan operasi produksi yang meliputi pengelolaan fasilitas produksi, pengoperasian sumur migas, pengelolaan operasi secondary recovery, operasi penyaluran dan pengusahaan kualitas migas sesuai dengan permintaan konsumen, pengkoordinasian operasional penyaluran produksi dengan mitra usaha, pengelolaan anggaran sesuai dengan rencana kerja untuk mencapai sasaran produksi yang ditetapkan secara efektif, effisien, memenuhi kaidah good oil and gas practices, penerapan GCG dan HSE serta memaksimalkan keuntungan perusahaan. 2. Mengkoordinir kegiatan operasi produksi dari kepala sumur sampai ke sales point secara aman, efektif dan efisien.3. Menentukan rencana kerja operasi meliputi upaya-upaya strategi pencapaian sasaran existing dengan menurunkan Low & Off, usaha-usaha optimasi produksi serta mengupayakan sumur berproduksi secara optimal sesuai performance sumur.4. Mengkoordinir, mengelola dan mengoperasikan seluruh fasilitas produksi, mencari solusi permasalahan fasilitas produksi meliputi fasilitas sumur, system penyaluran, proses dehydrasi/treatment migas dan penampungan serta penyaluran produksi sampai ke sales point.5. Mengkoordinir pengelolaan fasilitas uji produksi dan pelaksanaan pekerjaan uji produksi untuk sumur-sumur bor baru (EPT) dan existing.6. Mengupayakan kualitas migas sesuai dengan persyaratan konsumen (Pertamina UP III Plaju) meliputi BS&W kurang dari 0.5% dan kadar garam kurang dari 7 Ptb, dan gas sesuai dengan komitment kontrak.7. Mengoptimalkan system saluran minyak dengan cara melakukan utilisasi system transportasi minyak sebagai Common Use Facilities bersama Mitra Usaha.8. Mengkoordinir dan mengoptimalisasi pemanfaatan gas untuk gas lift dan penjualan ke konsumen sehingga mengarah ke zero flare gas.9. Merencanakan, mengendalikan, merealisasikan dan evaluasi anggaran operasi produksi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi.10. Mengkoordinir pelaksanaan operasi secondary recovery/EOR dan tercapainya zero discharge.11. Mengkoordinasi dan memonitor kegiatan transportasi produksi mitra usaha JOB EOR dan TAC.12. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi arus migas. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Region Sumatera area Prabumulih terdiri atas distrik operasi meliputi :

1. Distrik I terdiri dari lapangan Gunung Kemala (GNK), Prabumulih Barat (PBM), Lembak (LBK), Kemang (KMG), Pandan (PDN), Tapus (TPS), dan Petanang (PTG).2. Distrik II terdiri dari lapangan Talang Jimar (TLJ), Tanjung Miring Barat (TMB), Bunian (BNN), Ogan (OGN), Tanjung Tiga Barat (TTB), Tanjung Tiga Timur (TTT), Sialingan, Tundan dan Sukananti.3. Distrik III terdiri dari lapangan Beringin (BRG), Pagar Dewa (PGD), Merbau (MBU), Kuang (KAG), Prabu Menang, Tika, Pemaat, Talang Babat, Karang dewa, dan Sigoyang.4. Distrik IV terdiri lapangan Kampung Minyak (KPM), Suban Jeriji (SBJ), Sungai Taham (SIT), Batu Keras (BTK), Kijahan.5. Distrik V merupakan pusat penampungan produksi (PPP) Dan Transportasi Minyak (TM).

B. Teknik Reservoar

Secara umum Reservoir adalah suatu batuan / lapisan / formasi yang berpori dan permeable dimana terdapat akumulasi Hidrokarbon. Terjebaknya Hidrokarbon tersebut disebabkan adanya lapisan impermeable yang membatasi suatu reservoir.Evaluasi terhadap suatu reservoir dimulai sejak reservoir migas ditemukan oleh suatu satu pemboran eksplorasi. Apabila reservoir tersebut dinilai prospektif sehingga kemudian dikembangkan, serta diproduksikan migasnya, maka evaluasi reservoir merupakan pekerjaan rutin yang tidak dapat diabaikan, yang harus dilakukan berkesinambungan guna menentukan strategi pengurasan (recovery) yang dilakukan.

Teknik reservoir merupakan bagian dari ilmu teknik perminyakan yang mempelajari masalah pengurasan cadangan suatu reservoir, termasuk pemahaman sifat dan kelakuan reservoir masa lalu, sekarang dan yang akan datang untuk perencanaan strategi pengurangan yang paling ekonomis.

Akumulasi migas yang terdapat di dalam bumi, ada yang telah dibuktikan keberadaannya dengan pemboran eksplorasi ada yang masih belum bisa dibuktikan dengan pemboran eksplorasi, biasanya disebut sumber daya dan jumlahnya diperkirakan secara geologis. Sedangkan cadangan (reserves) adalah akumulasi migas yang telah dibuktikan keberadaannya dengan pemboran eksplorasi.1. Menghitung Perhitungan Cadangan

Untuk menghitung perkiraan jumlah cadangan migas, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu :

a. Metode Volumetrik

Metode volumetrik adalah suatu metode untuk menentukan besarnya cadangan migas pada awal operasi pemboran sumur eksplorasi. Volume minyak dan gas yang semula terakumulasi di dalam reservoir disebut Stock Tank Oil Initially In Place (STOIP) atau biasa disebut Originally Oil In Place (OOIP) untuk minyak bumi. Sedangkan untuk gas, disebut Gas Initially In Place (GIIP) atau Original Gas In Place (OGIP).

Data-data yang diperlukan :

-Peta Net Pay dari Ahli Geologi untuk menentukan Volume Reservoir

- Porositas, Saturasi minyak dan gas Reservoir

- Faktor Volume Formasi dari analisa Laboratorium ( PVT )

- Recovery Factor

b. Metoda Material Balance

Metode Material Balance ini gunanya untuk menentukan besarnya cadangan migas ketika sumur sudah mulai berproduksi. Prinsip dari metode ini sebenarnya sederhana yaitu bahwa jumlah minyak, gas dan air yang diproduksikan akan sama dengan jumlah minyak dan gas yang mula-mula ada dalam reservoir dikurangi dengan jumlah minyak dan gas yang tertinggal di dalam reservoir ditambah dengan jumlah air aquifer yang berinvasi ke dalam reservoir.

Data-data yang diperlukan :

- Data sejarah produksi sumur

- Data sejarah tekanan reservoir.

- Data PVT & Parameter Reservoir

c. Metoda Decline Curve

Pada prinsipnya dengan metode ini kitamembuat perkiraan cadangan minyak atau gas berdasarkan kurva penurunan laju produksi (Decline Curve). Sejarah kinerja produksi suatu sumur atau reservoir atau bahkan suatu struktur dapat dianalisa untuk memprediksi produksi masa datang dan menentukan jumlah maksimum minyak atau gas yang dihasilkan dari sumur atau reservoir atau struktur tersebut. Cara ini disebut analisa penurunan produksi (decline curve analysis). Penurunan tersebut mempunyai syarat, yaitu : selama produksi tidak ada pembatasan produksi, selama produksi tidak ada perubahan kondisi opersi (lifting method, flowline system, processing system, dll), tidak ada perubahan selang perforasi dan tidak ada pekerjaan stimulasi, untuk reservoir telah sempurna jumlah titik serapnya, untuk struktur tidak ada perubahan sumur atau jumlah sumur.

Jenis jenis dari decline curve analysis ada tiga macam yaitu :

-Penurunan Eksponensial, apabila hasil plot log laju produksi terhadap waktu atau plot log laju produksi terhadap produksi kumulatif cenderung garis lurus.

-Penurunan Harmonik, hasil plot log laju produksi terhadap produksi kumulatif cenderung lurus.

-Penurunan Hiperbolik, apabila hasil plot antara log laju produksi terhadap waktu dan log laju produksi terhadap produksi kumulatif tidak merupakan garis lurus; tetapi dengan menggunakan prinsip pergeseran sumbu plot log q terhadap log t cenderung lurus.2. Survey Seismik

1. Gelombang dipancarkan oleh sumber getaran (truk / dinamit)2. Pantulan gelombang diterima oleh geophone.3. Data disimpan dalam komputer di truk.Sumber getaran permukaan memancarkan gelombang suara, sebagian menembus batuan dannsebagiannlagindipantulkan. Menggunakan microphone yang sangat sensitif (geophone), ahli geofisika mendengarkan pantulan gelombang dan merekam waktu penjalaran gelombang.3. Uji Sumur (Well Testing)

Well testing adalah kegiatan untuk menentukan suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian ini dirancang secara baik dan memadai, kemudian hasilnya dianalisa secara tepat, banyak sekali informasi-informasi yang sangat berharga akan didapatkan seperti : permeabilitas efektif fluida, kerusakan atau perbaikan formasi disekeliling lubang bor yang diuji, tekanan reservoir, batas suatu reservoir, bentuk radius pengurasan dan juga keheterogenan suatu lapisan. Tujuan dilakukan well testing adalah untuk mengetahui karakteristik dari reservoir, mengetahui seberapa besar cadangan minyak, produktifitas index sumur, dan kinerja dari gas lift.

Prinsip dasar pengujian ini sangat sederhana yaitu dengan memberikan suatu gangguan tekanan terhadap sumur yang diuji. Ini dilakukan baik dengan memproduksi dengan laju aliran yang konstan (drawdown) atau penutupan sumur (buidup). Adapun jenis jenis well testing, yaitu :

1. Gradient Tekanan AlirPengukurannya dilakukan pada saat sumur berproduksi dan data yang didapat adalah tekanan flowing (Pwf).

2. Gradient Tekanan StaticPengukurannya dilakukan pada saat sumur statik atau diam dan data yang didapat adalah tekanan static (Pws) dan isi kandungan dari formasi.3. Pressure Draw DownAdalah suatu pengujian yang dilakukan dengan jalan membuka sumur dan mernepertahankan laju produksi tetap selama pengujian berlangsung. Perolehan informasi dari pengujian ini berupa permeabilitas formasi, faktor skin dan volume pori-pori yang berisi fluida.4. Pressure Build UpPengujian ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi sumur selama selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu. Data yang didapat dari pengujian ini kita dapat menentukan permeabilitas formasi, factor skin, radius investigasi, adanya kerusakan atau perbaikan formasi, batas reservoir dan keheterogenan suatu formasi.5. Multi Rate TestingPengujian dilakukan pada sumur yang memiliki produksi besar, sehingga dapat dilakukan pengujian dengan laju aliran yang bervariasi. Pengukuran laju aliran akan menjadi lebih kritis dibandingkan dengan pengukuran pada test yang conventional atau pada test dengan laju aliran yang tetap seperti draw down atau build up test.6. Back Pressure, Isochronal, Modified Isochronal Pengujian ini biasanya dilakukan pada sumur gas.7. Interference TestInterference Test dilakukan dengan memproduksikan dari atau menginjeksikan ke sekurang-kurangnya sebuah sumur (sumur aktif) dan dengan mengamati respon tekanan pada sekurang-kurangnya satu sumur lain yang ditutup (observation well). Singkat kata, interference test adalah sebuah test untuk mengamati perubahan tekanan pada sumur-sumur yang berdekatan.8. Pulse TestPulse Test dilakukan dengan mengirimkan suatu kode signal atau pulse secara beruntun dari sebuah sumur aktif (sumur produksi atau sumur injeksi) kepada suatu sumur pengamat yang ditutup.9. Drill Stem Test (DST)Drill Stem Test dilakukan setelah pemboran selesai dilaksanakan dan sebelum perforasi dilakukan, jadi sebelum fluida diproduksikan, dilakukan DST untuk mengetahui isi kandungan dari formasi yang telah diperforasi.

Alat-alat yang sering digunakan pada Well Testing :

1. Amerada (mekanik)

-Pressure Gauge

-Temperature Gauge

2. Electronic Memory Recorder

Pengukuran tekanan dan temperature secara simultan yang bekerja secara electronicPada kerja praktek ini, kami membahas mengenai pembacaan well test dengan Amerada Tools. Amerada berbentuk seperti alat logging, tetapi alat Amerada ini bentuknya lebih kecil daripada alat logging. Cara kerja dari alat ini yaitu diturunkan dengan menggunakan wireline untuk dimasukkan kedalam sumur. Amerada ini akan mencatat defleksi-defleksi tekanan terhadap kedalaman dengan jangka waktu pendiaman yang telah diprogram sebelumnya.

Kedalaman yang diukur ini juga harus disetting, misalnya pada kedalaman berapa yang mau diukur tekanannya. Defleksi-defleksi tekanan terhadap waktu ini dicatat di elemen plat kuningan yang ditempatkan didalam Amerada. Plat kuningan inilah yang nantinya dibaca agar kita dapat mengetahui nilai tekanannya. Pembacaan plat kuningan Amerada ini dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat Amerada Chart Reader.

Di plat kuningan Amerada ini bisa terdapat goretan-goretan chart karena didalam alat ini terdapat paku yang bergerak sesuai dengan timer yang terdapat pada Amerada. Lama pendiaman dan lama Amerada didalam sumur ini diatur dengan menggunakan timer. Amerada memiliki mobil khusus, yang digunakan untuk pemasangan dan pengambilan alat Amerada serta untuk penggulungan kabel wireline.

Prinsip kerja Amerada Chart Reader adalah pertama-tama plat kuningan ini ditaruh ditempatnya, di dalam Amerada Chart Reader ini terdapat kaca pembesar dengan tanda X tipis sebagai acuan garis defleksi yang akan kita baca. Di bagian kanan alat ini terdapat angka-angka skala. Sebelum kita memulai pembacaan kita harus menentukan Base Line sebagai factor koreksi, Base Line ditentukan dari garis lurus yang terletak paling bawah dari plat kuningan yang sudah diletakkan di Amerada Chart Reader yang diukur bertepatan dengan tanda X di kaca pembesar. Setelah sama rata, defleksi dibaca sesuai skala yang ada di Amerada Chart Reader. Defleksi dibaca sesuai dengan kedalaman yang diminta, penbacaan secara manual ini setidaknya dilakukan sebanyak 3 kali karena factor ketelitian, setelah didapat defleksi setiap kedalaman, defleksi ini di konversi ke tekanan dengan menggunakan rumus :

P = (Defleksi x modulus elemen) + Faktor koreksi + 14,7 .... (psia)

Modulus dan factor koreksi ini didapatkan dari kalibrasi Amerada, karena setiap pembacaan modulus dan factor koreksi ini berbeda-beda tergantung dari jenis Amerada. Setelah kita dapatkan nilai tekanan per kedalaman, maka kita dapat menentukan Gradien Tekanan. Dari gradien tekanan ini, dapat kita tentukan Static Fluid Level dari sumur yang telah kita test, kita dapat mengetahui apakah isi kandungannya air, minyak atau gas, dari range gradien tekanan untuk masing-masing liquid dan gas yang sudah ada angka pastinya. Untuk gradient tekanan air= 1-1,05 ksc/10 m, gradient tekanan minyak = 0,65-0,90 ksc/10 m , gradient tekanan gas = 0,1-0,3 ksc/10 m. Static Fluid Level harus kita ketahui agar kita tahu pada kedalaman berapa end of tubing berada. Dan apabila Statik Fluid Level turun dari keadaan awal, kita dapat mengetahui apakah kolom minyak dapat diproduksikan kembali. Kita juga harus mengetahui tekanan dan gradient tekanan dari kedalaman perforasi kita agar dapat diketahui isi kandungannya4. Menghitung Potensi SumurMenghitung potensi suatu sumur minyak yang mencerminkan kemampuan reservoir mengalirkan minyak ke dalam sumur tersebut. Kemampuan ini dinyatakan dalam hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap laju produksi (kurva IPR).

Penentuan potensi sumur menggunakan :

-Persamaan Darcy untuk aliran minyak.

-Persamaan Vogel dan Perluasan Persamaan Vogel untuk aliran gas dan minyak.

-Perhitungan berdasarkan hasil uji Back Pressure dan Isochronal.

Productivity Index

PI= Productivity Index, bpd/psi

Q= laju produksi, bbl

Pst= Tekanan statik sumur, psi

Pwf= Tekanan alir sumur, psi

5. Memilih Metode Enhanced Oil Recovery (EOR)

Tujuannya yaitu memilih metode EOR secara teknis yang dapat digunakan untuk menaikkan tingkat pengurasan reservoir. Pilihan didasarkan kepada karakteristik minyak, batuan reservoir dan air formasi.

Metode Enhanced Oil Recovery

-Immiscible Displacement (water, gas)

-Miscible Displacement (CO2, N2)

-Thermal Recovery (Surfactant, Polymer)

-Microbial EOR

-Vibro Seismic

Reservoir yang mempunyai sifat berikut bukanlah calon yang baik untuk EOR:

banyak rekahan (fractures)

jumlah patahan kedap aliran yang banyak

sifat-sifat yang tidak berkesinambungan secara lateral (diskontinuitas)

tudung gas

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan EOR :

Wettability

Petrophysical Properties

Rock Type

Oil Type

P & T of the Reservoir

Reservoir Driving Mechanism

Formation Water Salinity

Heterogenity

Present Oil Saturation

Remaining Oil Reserves

Reservoir Dip

EconomicsProduksi sumur-sumur di daerah Area Operasi Timur dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

1.Natural Flow

Natural Flow yaitu sumur-sumur produksi yang tekanannya dinilai bagus dan kuat untuk mengangkat fluida ke permukaan. Sehingga pihak engineer memutuskan untuk memproduksinya secara alami.

Pada sumur produksi ini, fluida reservoir dapat mengalir dengan sendirinya ke permukaan melalui tubing karena memiliki tekanan reservoir (Pr) yang lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik kolom fluida yang berada di dalam lubang sumur tersebut. Ada tiga mekanisme pendorong untuk sumur-sumur natural flow, yaitu:a. Gas Cap Drive

Gas Cap Drive ialah tenaga pendorong yang disebabkan oleh adanya pemisahan antara fluida berat dengan fluida ringan sebagai akibat adanya gaya gravitasi. Reservoir yang mempunyai tenaga pendorong segregation drive pada umumnya mempunyai kemiringan lapisan yang besar. Sumur ini memiliki produksi alami yang digerakkan oleh akumulasi gas yang berada dalam reservoir tersebut.

Mekanisme pergerakkannya disebabkan oleh sifat gas yang merupakan fluida kompresibel mengalami penurunan tekanan reservoir dan mengalami pengembangan ke bawah sehingga akan menekan minyak untuk berproduksi.

b.Water Drive (Tenaga pendorong air)

Jenis tenaga pendorong ini adalah tenaga pendorong yang cukup baik, karena secara alami lapisan minyak akan selalu berada di atas lapisan air, sehingga saat formasi dibor, maka air dengan tekanan yang telah terakumulasi selama jutaan tahun akan menggerakkan fluida yang berada di atasnya. Dengan berlangsungnya proses produksi, maka tekanan reservoir tersebut akan menurun hingga luas daerah resapan air (water influx) akan semakin besar dan naik.c. Solution Gas Drive (Tenaga pendorong gas)

Solution Gas Drive ialah tenaga pendorong yang disebabkan oleh adanya pemisahan antara fluida berat dengan fluida ringan sebagai akibat adanya pembesasan gas yang terlarut dalam minyak. Reservoir yang mempunyai tenaga pendorong Mekanisme pengangkatan fluida dari reservoir dimana kondisi tekanan reservoir lebih besar dari tekanan bubble point sehingga kondisi fluida dl reservoir berada dalam keadaan satu fasa. Saat sumur diproduksikan, gas yang terassosiasi itu akan ikut terproduksi sambil membawa minyak untuk ikut ke permukaan. Sumur yang memproduksikan minyak jenis reservoir ini memiliki GOR (Gas of Rate) yang tinggi dikarenakan gas yang ikut terproduksi.

Kenyataannya di lapangan seringkali sumur yang ditemukan memiliki reservoir drive yang merupakan gabungan dari ketiga macam reservoir drive di atas.2. Artificial lift

Artificial lift well, yaitu sumur-sumur yang dipasangi peralatan pengangkatan buatan. Pertimbangan untuk memasang alat bantu tersebut bukan hanya karena faktor kecilnya tekanan sumur. Bisa juga karena alasan pihak engineer untuk mengejar target produksi, sehingga sumur-sumur yang memiliki tekanan bagus pun bisa di pasang peralatan artificial.

Reservoir yang telah diproduksikan akan mengalami penurunan tekanan resrvoir. Dimana akan tercapai suatu harga dimana perbedaan tekanan reservoir dengan tekanan hidrostatik sumur tidak dapat mengangkat fluida ke permukaan secara a.lami. Untuk itulah metode artificial lift digunakan. Selain tujuan itu artificial lift digunakan juga di natural.flow well yang produksinya ingin ditingkatkan. Jenis jenis artificial lift method antara lain:

a.Gas Lift

Injeksi gas ke aliran fluida di dalam sumur akan membuat densitas fluida berkurang. Sehingga berat kolom fluida yang diterima di dasar sumur lebih kecil. Dengan demikian akan didapatkan tekanan aliran di dasar sumur yang lebih kecil sehingga dengan tekanan reservoir yang ada dapat terjadi perbedaan tekanan yang lebih kecil sehingga dengan tekanan reservoir yang ada dapat terjadi perbedaan tekanan yang lebih besar untuk mengalirkan fluida ke permukaan.

Ada dua jenis gas lift yaitu continous gas lift dan intermittent gas lift. Untuk sumur dengan produksi index (PI) dan tekanan dasar sumur (BHP) yang besar digunakan Continous Gas Lift. Sedangkan sumur yang PI dan BHP rendah dan PI tinggi dan BHP rendah digunakan metode intermittent.

GAMBAR 3

KONFIGURASI GAS LIFT

b. Electric Submersible Pump (ESP)

Electric submersible pump adalah pompa electric yang dibenamkan ke dalam fluida yang memiliki multistage dimana setiap stage mempunyai impeller yang bergerak (rotor) dan diffuser yang diam (stator). Rotor dari pompa ini akan melemparkan fluida ke samping, kemudian ditangkap oleh sudu-sudu stator yang diarahkan kembali. ESP ini menggunakan prinsip sentrifugal. Rotor dari pompa ini akan melemparkan fluida ke samping, kemudian ditangkap oleh sudu-sudu stator yang diarahkan kembali ke bagian tengahnya di terima oleh rotor berikutnya di sebelah atas. Proses ini terus berlangsung hingga fluida tersebut memiliki energi yang cukup untuk mengalir ke permukaan.

GAMBAR 4

BAGIAN-BAGIAN ESP

c. Sucker Rod Pump

Sucker rod pump sekarang ini makin banyak digunakan, karena terjadinya penurunan tekanan dari beberapa sumur natural flow. Sucker rod pump lebih banyak digunakan dari jenis lainnya karena lebih efektif penggunannya jika dibandingkan dengan metode yang lainnya, disamping itu SRP tidak mudah rusak dan lebih baik digunakan pada reservoir pasir.

GAMBAR 5

SUCKER ROD PUMP

Cara kerja dari pompa ini adalah saat up stroke yang mana powernya di suplai dari permukaan dengan menggunakan berat horse head dan putaran dari prime mover, posisi traveling valve tertutup, sedangkan posisi dari standing valve terbuka fluida dari tubing masuk menuju pump barrel. Ketika down stroke standing valve tertutup dan traveling valve terbuka maka fluida dari pump barrel akan menuju plunger. Proses itu terjadi berulang sehingga fluida masuk kedalam sucker rod hingga akhirnya keluar melalui tubing produksi.

Komponen utama yang ada pada sucker rod pump dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.Prime Mover

Prime Mover adalah mesin yang berfungsi sebagai penggerak sucker rod pump, dapat berupa electric maupun combustion engine. Combustion enggine lebih banyak digunakan karena letak sumur-sumur yang berpencar dan jauh dari sumber listrik.

2. Peralatan diatas permukaan.

a)V-Belt

V-Belt adalah sabuk untuk memindahkan gerakkan dari prime mover ke gear reducer.

b) Polish rod

Berfungsi menghubungkan peralatan diatas permukaan dengan sucker rod.

c) Sucker rod string

Sucker rod string merupakan alat yang berfungsi mentransmisikan gaya dari pompa dipermukaan ke peralatan bawah permukaan.

d) Gear reducer

Gear reducer adalah roda-roda bergigi yang berdiameter tidak sama satu dengan yang lainnya dan saling berhubungan. Gear reducer ini ditempatkan dalam gear box dengan fungsi mengubah kecepatan putaran prime mover ke gear reducer dengan menggunakan V -belt dimana V-belt ini dipasang pada prime mover dan unit sheave pada gear reducer digunakan untuk merubah kecepatan rpm prime mover hingga tercapai kecepatan yang diinginkan.

e) Crank shaft

Crank shaft merupakan penghubung antara crank pada gear reducer dengan counter balance dan berfungsi untuk mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerakan.

f) Counter balance (Counter weight)

Counter balance adalah sepasang pemberat yang berfungsi menyimpan tenaga prime mover pada saat down strock atau pada saat counter balance menuju keatas yaitu saat kebutuhan tenaga kecil atau minimum, membantu prime mover pada saat up stroke (pada saat counter balance bergerak ke bawah) sebesar tenaga pontensialnya karena kerja prime mover terbesar pada saat up stroke (pompa bergerak keatas) dimana seluruh rangkaian dan sejumlah minyak ikut terangkat ke pennukaan.

g) Pitman

Pitman adalah sepasang tangkai yang menghubungkan aliran crank pada pitman bearing, berfungsi mengubah dan menuruskan gerak putar menjadi gerak naik turun.

h) Walking beam

Walking beam merupakan tangkai horisontal dibelakang kepala kuda (horse head) berfungsi meneruskan gerak naik turun yang di hasilkan oleh pasangan pitman - crank - counter balance ke rangkaian pompa didalam sumur melalui tangkai rod, dengan kata lain walking beam ini berfungsi merubah gerak rotasi menjadi gerakan naik turun pada horse head.

i) Horse head

Horse head merupakan kepala dari walking beam yang menyerupai kepala kuda, yang berfungsi menjaga posisi polish rod agar tetap naik turun vertikal sehingga tidak bergoyang kearah horizontal dan tidak terjadi gesekan pada stuffing box.

j) Stuffing box

Stuffing box adalah suatu alat yang dipasang di kepala sumur pompa untuk menahan, mencegah kebocoran fluida agar tidak keluar bersama naik turunnya polished rod, dengan demikian seluruh fluida hasil pemompaan akan mengalir melalui pump tree.

3. Peralatan Di Bawah Permukaan.

a)Working barrel

Merupakan ruang kosong berbentuk silinder yang akan terisi fluida, sebagai tempat naik turunnya plunger dan dibagian dalamnya terdapat down hole pump yang berfungsi mengangkat fluida jika tidak flowing.

b) Down hole pump

Pompa yang terletak di dalam working barrel, terdiri dari tubing pump, insert pump, casing pump dan gas chaser pump.

1) Tubing pump

Pada jenis ini working barrel dipasang dibagian paling bawah tubing dan bekerja di dalam sumur sebagai suatu bagian dari tubing, di-run di sumur bersamaan dengan tubing yang sebelumnya di-run pump barrel dan standing valve.

2) Insert pump

Pada jenis ini working barrel dimasukkan di dalam tubing. Insert pump lebih solid karena merupakan suatu rangkaian.

3)Casing pump

Pompa yang memiliki diameter yang lebih besar dari tubing. Di-run bersamaan dengan plungger, standing valve dan travelling valve.

4) Gas chaser pump

Digunakan pada saat sumur dengan kandungan gas tinggi, secara umum rangkaiannya sama dengan insert tubing tetapi inletnya ada pemisahan gas.

c) Plunger

Plunger adalah komponen pompa yang bergerak naik-turun untuk mengangkat kolom fluida yang terbuat dari baja yang khusus dilapisi dengan chrom yang berada di dalam working barrel.

d) Travelling valve

Travelling valve adalah valve yang berada di dalam plunger. Sewaktu plunger bergerak naik (up-stroke), maka valve ini menutup sehingga minyak terdorong keatas. Sedangkan pada saat plunger bergerak ke bawah (down stroke), maka valve ini membuka sehingga minyak bisa masuk ke dalam plunger.

e) Standing valve

Standing valve adalah valve yang duduk di working barrel. Pada saat plunger bergerak keatas standing valve akan membuka sehingga minyak masuk kedalam working barrel, sedangkan pada saat plunger bergerak ke bawah, standing valve menutup sehingga minyak masuk ke plunger.

f) Gas anchor

Gas anchor adalah katup tempat mengeluarkan gas dari tubing dan masuk ke dalam annulus casing, sehingga gas tidak dapat masuk kedalam pompa.B. Water Injection

Water injection merupakan unit yang berfungsi menginjeksikan kembali air yang terproduksi dari sumur-sumur produksi. Air yang terproduksi dari sumur tidak boleh dibuang dipermukaan karena bisa mencemari lingkungan sehingga air tersebut harus diinjeksikan kembali ke dalam formasi.

Peralatan yang digunakan adalah :

1. Tank

Berfungsi untuk tempat menampung air sebelum diinjeksikan ke formasi.

2. Booster pump

Berfungsi memompakan air dari tangki suction pump injection.

3. Pump injection

Berfungsi memompakan air ke dalam formasi.

C. Proses Produksi di Area Operasi Timur

Fluida yang dihasilkan pada sumur-sumur produksi Area Operasi Timur akan dialirkan menuju Stasiun Pengumpul. Fluida yang dialirkan menuju Stasiun Pengumpul dialirkan melalui pipa-pipa (Trunk line) menuju header manifold. Setelah sampai ke manifold di Stasiun Pengumpul, fluida dialirkan ke tanki penampungan sementara, dimana sebagian dari fluida telah dipisahkan antara air dengan crude oil. Setelah tanki penuh dan diukur volumenya. Fluida yang terkumpul dipompakan menuju Pusat Pengumpul Produksi.

Pada Pusat Pengumpul Produksi terdapat tanki-tanki dengan volume berbeda. Sebelum fluida masuk kedalam tanki, fluida tersebut disatukan didalam suatu header line yang kemudian akan diinjeksikan bahan kimia berupa demulsifire, corrosion inhibitor dan scale inhibitor. Reagen kimia demulsifire berfungsi untuk mempercepat reaksi pemisahan emulsi minyak dengan air, corrosion inhibitor berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi pada pipa yang mengalirkan fluida yang masih mengandung H2S yang terlarut bersama air formasi, sedangkan fungsi dari scale inhibitor berfungsi untuk mencegah terbentuknya endapan CaC03 pada peralatan yang akan menyebabkan penyumbatan pada pipeline produksi.

Untuk Stasiun Pengumpul Talang Jimar tidak memakai Separator karena fluida yang berasal dari sumur produksi Talang Jimar tidak mengandung gas yang terlalu tinggi. Proses pemecahan emulsi dengan cara pemanasan, dan dengan menggunakan bahan kimia. Proses pemanasan berlangsung sampai temperatur 122 F dengan tekanan sekitar 45 psig. Air yang terkumpul di bagaian di bawah akan keluar melalui treated water outlet. Sedangkan minyak bergerak ke atas dan keluar melaui clean oil collection header (swing) dan menuju oil outlet.

Minyak dalam tanki produksi dibiarkan sampai mengandung kadar air dibawah 0.5 %. Setelah itu minyak dipompakan Plaju tempat penyulingan minyak dengan menggunakan pompa multistage Centrifugal atau Resiprocating dan melalui alat pengukur yang bernama pumping device meter diperoleh volume minyak yang telah dialirkan ke Plaju. Air yang telah dipisahkan di Pusat Penampungan Produksi dipompakan kembali ke Stasiun Penampungan. Sebelum sampai di Stasiun Penampungan air terlebih dahulu dicampur chemical antara lain : Scale Inhibitor, Biocide, Oksigen sclavenger, Corrosion inhibitor, selanjutnya dialirkan menuju FWKO. Pada FWKO terdapat seapon untuk memisahkan film-film minyak selanjutnya air menuju Skimer Tank. Dari Skimer Tank dialirkan melalui sand filter, selanjutnya dipompakan kedalam Water Storage.

Air asin yang berada dalam water storage diinjeksikan kembali kedalam sumur, fungsinya untuk mempertahankan tekanan formasi sehingga produksi tetap stabil atau meningkat. A. PML ( Pemeliharaan )

GAMBAR

STRUKTUR ORGANISASI PEMELIHARAAN1. Bengkel Mekanik

Bengkel Mekanik ini mencakup perbaikan pompa(sucker rod pump) dan Rig.2. Topografi dan sipil

Top/sip ini dibagi 3 yaitu:

a. PWS TDP.BJ

Jalan, Jembatan, Gorong, Sarana lain (Parit, Pagar)

b. PWS SIPIL

PWS. FAS. Produksi ( Mencakup sarana produksi )

PWS.UM

c. PWS SURFEY TANAH

Survey, Pemetaan Topografi3. Power PlantAlat yang digunakan untuk pembangkit listrik dengan tenaga gas dimana digunakan untuk keperluan di lapangan seperti Untuk menggerakan Sucker rod pump, ESP, Listrik rumah,serta mesin-mesin di stasiun Pengumpul.

Swit GearKapasitas swit gear tiap daerah berbeda-beda, untuk didaerah prabumulih A kapasitasnya 115A.

Rincian mesin untuk daerah prabumulih A adalah sebagai berikut :NEX

Year : 2008

Serial no. NXSCL 0817027

Type : NEX IF

Dimension

H 2745 x W650 x D 1780 mm

Weight 620 kg

IP

3

Ur 7,2 Kv

Ud/Up20/60 Kv

Ir

630 A

Ik/Tk 25KA/35

IP

62,5 KAFr

50 HzAux. Voultage 110 Vdc

DOC Nbr : 51226360 FO

IEC 62271-200

B. WorkOver / WellServis

1. Hoist system

a. HoistHoist system ini digunakan untuk memperbaiki sumur-sumur yang mati (Statik) sehingga dapat berproduksi lagi, revarasi,serta perawatan sumur minyak dan gas bumi.

b. Tubing

Pada jenis ini working barrel dipasang dibagian paling bawah tubing dan bekerja di dalam sumur sebagai suatu bagian dari tubing, di-run di sumur bersamaan dengan tubing yang sebelumnya di-run pump barrel dan standing valve.

1. Pump Shop (Bengkel pompa)

a. Ball and Seat

b. Gas anchorGas anchor adalah katup tempat mengeluarkan gas dari tubing dan masuk ke dalam annulus casing, sehingga gas tidak dapat masuk kedalam pomp

c. Plunger

Plunger adalah komponen pompa yang bergerak naik-turun untuk mengangkat kolom fluida yang terbuat dari baja yang khusus dilapisi dengan chrom yang berada di dalam working barrel.

2. Amerada, Bengkel Gas Lift, Bengkel ESP, Sonolog, dan Dynagraph

a. AmeradaDilakukan apabila terjadi penurunan produksi secara signifikan atau bila diperlukan data-data reservoirAmerada berfungsi :

1. Untuk mengetahui tekanan dasar sumur

2. Untuk mengetahui kinerja dari katub sumur buatan

3. Untuk mengetahui flot evel

Peralatan amerada terdiri dari beberapa bagian, antara lain :

1. Termometer well

2. Hoil trap

3. Presure element

4. Recorder section (Holder, Stilus, dan Clock amerada)Cara kerja amerada tool :

a. Memasang Lubricatorb. Memasukkan hingga kedalaman yang ditentukan pada program pengukuran tekananc. Memasang pressure element untuk mengukur gradien flowingd. Jika sumur sembur alam, ablas casing dan tubing sampai nol. Jika sumur sembur buatan, tutup wing valve.e. Element tetap di dasar, melakukan PBU selama waktu yang ditentukanf. Mencabut pressure element ke permukaan sambil mengukur gradien statik pada kedalaman ukurg. Membongkar lubricatorh. Memproduksikan sumurChat readerSetelah dilakukan PBU dengan menggunakan Amerada Tool, maka kita dapat membaca chart yang terekam pada Black Flanged Chart.Chart dapat dibaca secara manual maupun secara digital.b. Sonolog

Sonolog berfungsi untuk melakukan pengukuran (well testing) untuk mengetahui level fluida sumur sehingga akan diperoleh submergence sebagai dasar dalam design sumur.Cara penggunaan sonolog yaitu Gan dipasang pada anulus kemudian dimasukan gas hidrogen kedalam gan untuk mengetahui level fluida yang kemudian pantulannya di baca oleh sonolog.

Sonolog sisir pembaca hasil sonologc. DynagraphDynagraph merupakan alat pengukuran (testing) yang digunakan untuk mengetahui performance sumur pompa yang meliputi:

1. Kinerja pompa (travelling valve dan standing valve)

2. Kinerja pumping unit (beban rangkaian, counter balance)

3. Sebagai dasar re_design sumur. d. Gas Lift and ESP Shop

Gas Lift adalah Gas yang digunakan pada sumur buatan yang diinjeksikan kedalam casing untuk memperingankan kolom-kolom dari fluida untuk dapat diangkat keatas permukaan.

ESP (electric submersibel pump) adalah pompa electric yang dibenamkan ke dalam fluida yang memiliki multistage dimana setiap stage mempunyai impeller yang bergerak (rotor) dan diffuser yang diam (stator). Rotor dari pompa ini akan melemparkan fluida ke samping, kemudian ditangkap oleh sudu-sudu stator yang diarahkan kembali.

Kepala HSE

Field Manager Prabumulih

VP REGION SUMATERA

Sekretaris

Asst. Manager WO & WS

Kepala layanan Operasi

Asst. Manager Pemeliharaan

Asst. Manager Operasi Produksi

Asst. Manager Perencanaan dan Engineering

Asst. Manager Pemeliharaan

Field Manager Prabumulih

Kepala

Top/Sip

Kepala

Ultolities

Kepala

Mekanik

Kepala Perencanaan Pemelih

araan

_1298343501.unknown


Top Related