perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
KONSEP RANCANGAN DAN RENCANA DASAR PENYEDIAN AIR BERSIH, PENYALURAN AIR BUANGAN DAN VEN
PADA GEDUNG SOLO CENTER POINT SURAKARTA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Di susun oleh :
HANIFA FIRDAUSI NIM : I 8708005
PROGRAM D3 INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200 I g0s66r 920
SNlf {Iu)TEJd
I00 I 70166t 1060116I 'dIN
sNn JJ lrdrs {nryeJ rrssrunf
{F{eJ III-C urerEord snle)rm{qBsro
rrc{ec'u'"'mr1u1e8uetr41
ldls {FqeJ rmsrunf ente)1nqe1eEue141
I00 z I0986LZI ItS6I'dIN@: eloEEuy.g
I00 t z0L66t VZZ0ZL6I 'dIN5s'ilm$-o:tr0]te-S : elo?Erty .7
IOOI I0986I SOI IZS6I'dINm: enle).t
: rrer?p?pue4 rfn8ue4 urrltt0z\p|6z :
l?.umf :
pEEtml
IJBII"psd'e,(pe4 rlqy releE ne4zdepueu {nlrm ueprer(sred
uelEeqes nmueruelu emE ?uruelrp Tr"p €gqems IaJBIAI suleqes ssllsre^run{r-u{eJ selln{gd rr?.rBp?pued uulln rfnEue4 unJ uedepeq Ip ue4requgedrq
: qelo ue>pfte4rq
EIICXW SVSTLIvluv)tvuns rNtod utrNtf, o10s
ltlooNof, NVo Nlwlluvdv 9Nno39 VOVdNtn NVO NVgNVn€ UlV NVUntVANSd ',HtSU38 UtV NVtOtANtd
UVSVO VNVf,NSU NVO NV9NVf,NVU dSSNOX
I00 I 10986I 8Z80656I'drN
s00g0l,g r : IAtrrN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
MOTTO
ننننییییممممالالالالععععالالالالببببررررھھھھلللللللليييياتاتاتاتمممممممموووومحیایامحیایامحیایامحیایاووووييييككككسسسسننننووووةةةةالالالالالصالصالصالصانانانان “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam”
(QS. Al-An’am : 162 )
ریسراریسراریسراریسراسسسسمعالعمعالعمعالعمعالعانانانان “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyiroh : 6)
Do’a adalah senjata (alat kerja) orang yang beriman.
(Muhammad SAW)
Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam
dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas.
(Ali bin Abi Thalib)
Hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran.
(Blaise Pascal)
Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan anda merasakan pikiran bahagia.
(Erbe Sentanu)
Manusia dibimbing oleh kekuatan yang lebih tinggi yang berupa perasaan daripada
pikiran. Dan, ketika anda memahami kekuaan perasaan itu, anda tahu pasti bahwa
kekuatan itu datangnya dari Tuhan.
(Oprah Winfrey)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Teruntuk...
Allah...
Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan nikmat meski hamba-Nya sering
berbuat dosa, memberi kemudahan di setiap ujian dan cobaan meski hamba-Nya
lupa meminta, dan memberikan rahmat sehingga semua ini dapat tercapai dengan
lancar dan baik. Karena tidak ada satupun hal di dunia ini yang terjadi tanpa
campur tangan dari-Nya.
Umy dan Aby tercinta...
Orang-orang yang meskipun banyak tersakiti hatinya olehku, tetap dengan sangat
tulus mendo’akan, memberikan semangat dan dukungan, memberikan nasehat dan
bimbingan, serta memberikan cinta tak terbatas. Maafkan anakmu ini.., yang masih
jauh dari sempurna dalam baktinya. I just wanna say.., I’ll never give up to make
you smile and pride on me...
De’ Ima & de’ Faza..
Yang selama ini memberikan inspirasi dan kekuatan untuk bertahan...
Yang memberikanku dorongan untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab...
Sist.., I luv u because Allah.
Sahabat-sahabatku...
Dear Irma, Rosa & Yanti... Takdir Allahlah yang mempertemukan kita. Dan aku
berharap takdir ini akan kekal hingga ke Jannah-Nya... Terima kasih untuk
segalanya.. ^_^
Crew of ”Super PB3”
Tanks to mb’ ”Cucuk wanna be”, atas pinjeman printer, modem dan ”tips n
trik”nya; Onew, atas ”entertain download” dan ”tips n trik”nya (NB: SKKSnya
dilanjutin dunk.. ^_^ Pleaseee..); mb’ ”Imunk”, atas masukan-masukan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
diskusinya; mb’ ining atas pinjeman buku n motivasinya; mb’ CTR atas masukan,
omelan, omelan dan omelannya ^_^v (perhatian yang berlebihan.red); mb’ Dong
Hae atas kesediaanya untuk menggila bersamaku saat penat (NB: ada yang mau
usul lagu dan koreografi baru?wkwkwk); Sodara Aplo, kegosonganmu sungguh
sangat menghibur.. :P, sodara ”5m45h6145h”, lie to me & city hunter to be
continued.., ok??hhehe..; and mb’ TE (tanpa ekspresi.red), yang dengan polosnya
menunjukkan ”wajah polosnya” dalam pembuatan video klip, :-D. Guys.., I’ll never
forget all of you...
”Infras, Gedung n Transport Squad”
’Afwan tidak bisa menyebut satu demi satu... Tapi insyaAllah nama kalian ada di
hatiku.. :O. Tanks for everything... Tiada kesan tanpa kalian, pren...
Rekan ”seperjuangan”..
Mb’ Dewi, Mb’ Rahma, Dinia, Tutik, Anis, Angga, Retno, Citra, de’ putri, de’ bais,
de’ diella, de’ pipi, de’ nia dan segenap pejuang-pejuang Allah... Tanpa kalian aku
tak akan mengenal indahnya ukhuwah...
Keluarga besarku..
Inspirasi dan motivasi kalian sungguh tak ternilai harganya.
Bapak Budi Utomo,,
Yang dengan sabar membimbingku dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Terima kasih bapak...
Segenap orang-orang yang telah berjasa dalam hidupku...
Meski tak bisa kusebutkan semua di sini.., tapi jasa-jasamu akan terkenang di
hatiku..
Tanks for everything.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK Hanifa Firdausi, 2011, “Konsep Rancangan dan Rencana Dasar Penyediaan Air Bersih, Penyaluran Air Buangan dan Ven pada Gedung Solo Center Point Surakarta” Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Dalam hal ini, fasilitas dalam gedung harus direncanakan dengan baik termasuk fasilitas sanitasi, mengingat aspek-aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat. Laporan ini akan membahas mengenai konsep rancangan dan rencana dasar penyediaan air bersih, penyaluran air buangan dan ven pada gedung Solo Center Point. Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, yaitu sebagai Luxury Apartment, Condotel dan Exclusive Floor, maka persediaan air dengan kualitas dan kuantitas yang baik, pembuangan air kotor dan air hujan yang tiada hambatan mutlak diperlukan. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk: 1. Memetakan jenis fasilitas plambing yang harus ada pada gedung yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta standar yang telah ditentukan; 2. Menganalisis dan merencanakan beberapa point dari dua tahap perencanaan,
yaitu konsep rancangan dan rencana dasar penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan yang tepat pada Gedung Solo Center Point;
. Data diambil dari denah arsitektural setiap lantai Gedung Solo Center Point Surakarta, beserta detail dan potongannya; kondisi dan volume saluran drainase di sekitar areal gedung (survey lapangan); kualitas dan kuantitas sumber-sumber air yang melayani sistem distribusi wilayah Purwosari. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi-instansi terkait dalam hal ini adalah PDAM Surakarta dan PT MAS. Perkiraan jumlah penghuni gedung Solo Center Point yang dihitung dengan metode luas lantai efektif adalah sebanyak 2075 orang (termasuk pengunjung). Terdapat 2 titik penyambungan dengan sumber air, yaitu dari sumur dalam dan PDAM. Sedangkan untuk penyambungan dengan saluran drainase perkotaan sejumlah lima titik (pada As 11 - 11,5 / Y6; 1 / F; 1 / D – E; 3 – 4 / A; 11 – 11,5 / A). Perkiraan anggaran pembangunan sistem penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan sebesar Rp 6.300.000.000,00. Sumber air bersih berasal dari deep well dan PDAM. Untuk air yang disuplai dari PDAM itu merupakan air dari sumber mata air Cokrotulong, dengan kapasitas laju aliran air sebesar 387 l/s. Kebutuhan air sehari pada gedung tersebut sebesar kurang lebih 240 m3, atau sekitar 240.000 liter. Sehingga dapat dihitung volume air buangannya sebesar 192.000 liter, dengan asumsi air buangan sebanyak 80% dari total pemakaian air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Jaringan pipa utama terletak pada shaft core pada bangunan. Sedangkan jalur pipa sekunder yang dimulai pada lantai 5 terletak pada shaft yang ada di bagian depan kamar, yang dekat dengan toilet sehingga menghemat pemakaian pipa. Kapasitas efektif ground water tank sebesar 80 m3. Kapasitas efektif roof water tank sebesar 5.9187,5 liter. Kata kunci : plambing, konsep rencana, rencana dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT Hanifa Firdausi, 2011, “Design Concept and Basic Plan of Fresh Water Supply, Sewage Water channel and Ven in Solo Center Point Building of Surakarta ” Health constitute is the one of important man asset . In this case, facility in building shall be plotted with every consideration sanitary facility included, remembering environmental aspects shall be noticed environment reach healthy. This reporting will work through to hit design concept and basic plan of fresh water supply, sewage water channel and ven on Solo Center Point building. To back up capacity and its function, which is as Luxury Apartment, Condotel and Exclusive Floor, therefore stockpilling of water with quality and questing good amount, gross water discharge and rainwater that no absolute interference to be required. To the effect of inscriptive this Final Task is subject to be: 1. Mapping plumbing facility type that shall be there is on building that adjusted
by requirement and standard already being determined; 2. Analysis and plots many point of 2 planning phases, which is design concept
and basic plan of fresh water supply and sewage water channel that right on Solo Center Point building;
. The taken data is architectural lay out each floor of Solo Center Point Building of Surakarta, detail therewith and its abatamen; condition of and drainage channel volume around building acreage (field survey); quality and water source that service distribution system of Sondakan. Collecting quantity water resources data is done through study of literature by institutions concerning in this case is PDAM Surakarta and PT MAS. Estimate foots up Solo Center Point building occupant who accounted by effective floor extent method are 2075 persons (including visitor). Available 2 point connect with water sources, which is of deep well and PDAM. Meanwhile for connect with urban drainage channel a number five points (on As 11 11,5 / Y6; 1 / F; 1 / D. – E; 3 – 4 / A; 11 – 11,5 / A). System development estimate cost of fresh water supply and sewage water channel as big as Rp 6.300.000.000,00. Drinking water source comes from deep well and PDAM. For water what do at supply from PDAM it constitutes Cokrotulong's wellspring waters, with capacity as big as 387 l / s. Water demand of that building per dar is more than less 240 m 3 , or amount 24.000 liters. So can be account by sewage water volume as big as 21.000 liters, with sewage water assumption as much 80% of total water demand.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Pipe major network lays in shaft core on building. Meanwhile secondary pipe that started in by floor 5 lays in shaft who is at room frontage, one that close to w.c. so economize pipe using up. Waters tank effective capacity down as big as 80 m3 . efective capacity of water tank on as big as 5.9187,5 liters. Key word: Plumbing, design concept, base plan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk meraih
gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan adanya Tugas Akhir ini, penyusun berharap semoga laporan ini berguna bagi
para pembaca untuk menambah pengetahuan secara teori yang diperoleh di bangku
kuliah, menambah wawasan serta pengalaman kerja di lapangan secara langsung.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Budi Utomo, MT. selaku Dosen Pembimbing;
2. Ibu Ir. Koosdaryani, MT. selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji;
3. Bapak Setiono, ST., M.Sc. selaku penguji;
4. Segenap civitas akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta;
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan UNS
angkatan 2008;
6. seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran tugas kerja hingga terwujudnya laporan ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman serta masih kurangnya pemahaman yang penyusun
miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka penyusun
berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi
semua yang memerlukanya.
Surakarta, Juli 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
PENGANTAR ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ....................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
1.6. Sistematika Laporan .................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN TEORI ......................................................................... 5
2.1. Sistem Plambing ....................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Sistem Plambing ............................................. 5
2.1.2 Cakupan Sistem Plambing ................................................ 5
2.1.3 Alat Plambing .................................................................. 22
2.1.4 Aspek Perancangan Sistem Plambing ............................... 24
2.2. Sistem Penyediaan Air Bersih ................................................... 37
2.2.1 Sumber dan Kualitas Penyediaan Air ............................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2.2.2 Perlindungan Penyediaan Air Minum ............................... 40
2.2.3 Jenis Sistem Penyediaan Air ............................................ 40
2.3 Sistem Penyaluran Air Buangan ................................................ 44
2.3.1 Jenis Air Buangan ............................................................ 44
2.3.2 Jenis Sistem Pembuangan ................................................ 44
2.3.3 Dasar-Dasar Sistem Ven .................................................. 45
2.3.4 Jenis Sistem Ven .............................................................. 46
2.3.5 Persyaratan Pipa Ven ....................................................... 49
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 51
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 51
3.2. Objek Penelitian ........................................................................ 51
3.3. Langkah-Langkah Penelitian ..................................................... 52
3.4. Permohonan Ijin ........................................................................ 52
3.5. Mencari Data dan Informasi ...................................................... 52
3.6. Mengolah Data .......................................................................... 54
3.7. Penyusunan Laporan ................................................................. 54
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 56
4.1. Konsep Rancangan .................................................................... 56
4.1.1. Penggunaan Segmen Bangunan dan Perkiraan Jumlah
Penghuni ....................................................................... 56
4.1.2. Gambar Tapak Lokasi Penyambungan ........................... 60
4.1.3. Denah Tata Letak Alat Plambing ................................... 64
4.1.4. Perkiraan Anggaran Pembangunan................................. 67
4.1.5. Kapasitas dan Kualitas Air Minum................................. 68
4.1.6. Perkiraan Kebutuhan Air Minum ................................... 70
4.1.7. Perkiraan Volume Air Buangan ..................................... 73
4.2. Rencana Dasar .......................................................................... 75
4.2.1. Penentuan Jaringan Utama, Jalur Pipa dan Diagram
Plambing ....................................................................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.2.2. Perkiraan Ukuran dan Berat Tangki Air Bawah dan tangki
Air Atas ......................................................................... 76
4.3 Pembahasan .............................................................................. 78
4.3.1 Konsep Rencana ............................................................ 78
4.3.2 Rencana Dasar ............................................................... 80
BAB 5 KESIMPULAN................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Warna Pipa yang Dibutuhkan ........................................................ 7
Tabel 2.2 Standar Kualitas Air Minum di Indonesia ...................................... 38
Tabel 4.1 Perkiraan Jumlah Penghuni ............................................................ 58
Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Alat Plambing..................................................... 65
Tabel 4.3 Perkiraan Kebutuhan Pipa .............................................................. 66
Tabel 4.4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ........................................... 68
Tabel 4.5 Hasil Analisa Laboratorium Mata Air Cokro Tulung...................... 69
Tabel 4.6 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih .................................................... 71
Tabel 4.7 Rekapitulasi Perhitungan Volume Air Buangan ............................. 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tipikal Saluran Pipa Air Bersih dan Air Kotor .......................... 6
Gambar 2.2 Skema Pemipaan untuk Bangunan Tinggi ................................. 8
Gambar 2.3 Sistem Pasokan Air Bersih ........................................................ 10
Gambar 2.4 Pompa Air untuk Bangunan Tinggi ........................................... 10
Gambar 2.5 Alat Penyaring Air Bertekanan .................................................. 11
Gambar 2.6 Alat Pemberi Kaporit ................................................................ 11
Gambar 2.7 Diagram Isometrik Saluran Air Kotor dan Ventilasi .................. 12
Gambar 2.8 Percabangan Jaringan Pipa Air Kotor dan Ventilasi ................... 13
Gambar 2.9 Perangkap Udara Pipa dan Tabung ............................................ 14
Gambar 2.10 Bak Kontrol .............................................................................. 15
Gambar 2.11 Leher Angsa .............................................................................. 15
Gambar 2.12 Perangkap Lemak ...................................................................... 16
Gambar 2.13 Lubang Kontrol untuk Pembersihan .......................................... 16
Gambar 2.14 Tipikal Letak Lubang Saluran Pemipaan ................................... 17
Gambar 2.15 Sistem Pencegahan Kebakaran .................................................. 20
Gambar 2.16 Sistem Tata Udara Langsung ..................................................... 21
Gambar 2.17 Sistem Air Conditioner Central ................................................. 22
Gambar 2.18 Sewage Treatment Plan ............................................................. 23
Gambar 2.19 Contoh Tangki Air dengan Konstruksi Panil FRP ...................... 33
Gambar 2.20 Sistem Penyambungan Langsung .............................................. 41
Gambar 2.21 Sistem Tangki Atap ................................................................... 42
Gambar 2.22 Sistem Tangki Tekan ................................................................. 43
Gambar 2.23 Sistem Ven Tunggal .................................................................. 46
Gambar 2.24 Sistem Ven Lup......................................................................... 46
Gambar 2.25 Sistem Ven Tegak ..................................................................... 47
Gambar 2.26 Ven Bersama ............................................................................. 47
Gambar 2.27 Ven Basah ................................................................................. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Gambar 2.28 Ven Menerus ............................................................................. 48
Gambar 2.29 Ven Sirkit .................................................................................. 49
Gambar 2.30 Ven Pelepas .............................................................................. 51
Gambar 3.1 Debah Lokasi Penelitian ............................................................ 51
Gambar 3.2 Diagram Alir Penlitian .............................................................. 55
Gambar 4.1 Gambar Tapak Lokasi Penyambungan dengan Sumber Air Bersih 61
Gambar 4.2 Penampang Melintang Drainase di Utara Gedung ...................... 62
Gambar 4.3 Penampang Melintang Drainase di Timur Gedung..................... 62
Gambar 4.4 Penampang Melintang Drainase Rencana .................................. 63
Gambar 4.5 Gambar Tapak Lokasi Penyambungan dengan Saluran Drainase 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Denah Luasan Fungsional
Denah Luasan Fungsional Lantai Dasar ..................................... A-1
Denah Luasan Fungsional Lantai -1 .......................................... A-2
Denah Luasan Fungsional Lantai -2 .......................................... A-3
Denah Luasan Fungsional Lantai -3 .......................................... A-4
Denah Luasan Fungsional Lantai -4 .......................................... A-5
Denah Luasan Fungsional Lantai -4 Mezanin ............................ A-6
Denah Luasan Fungsional Lantai -5 s/d -13 ............................... A-7
Denah Luasan Fungsional Lantai -14 s/d 18 dan Penthouse ....... A-8
Lampiran B Denah Arsitektural
Denah Lantai Basement -2 ........................................................ B-1
Denah Lantai Basement -1 ........................................................ B-2
Denah Lantai Dasar ................................................................... B-3
Denah Lantai -1......................................................................... B-4
Denah Lantai -2......................................................................... B-5
Denah Lantai -3......................................................................... B-6
Denah Lantai -4......................................................................... B-7
Denah Lantai -4 Mezanin .......................................................... B-8
Denah Lantai -5, -6 dan Denah Tipikal Lantai -7 s/d -13 ........... B-9
Denah Lantai Tipikal Lantai -14 s/d -18, Penthouse dan Denah
Atap ........................................................................................ B-10
Tampak Depan .......................................................................... B-11
Tampak Samping Kiri ............................................................... B-12
Tampak Belakang ..................................................................... B-13
Tampak Samping Kanan ........................................................... B-14
Potongan -01 ............................................................................. B-15
Potongan -02 ............................................................................. B-16
Potongan -03 dan -06 ................................................................ B-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Potongan -04 ............................................................................. B-18
Potongan -05 ............................................................................. B-19
Lampiran C Denah Tata Letak Alat Plambing
Instalasi Plambing Lantai Basement -2 ...................................... C-1
Instalasi Plambing Lantai Basement -1 ...................................... C-2
Instalasi Plambing Lantai Dasar ................................................ C-3
Instalasi Plambing Lantai -1 ...................................................... C-4
Instalasi Plambing Lantai -2 ...................................................... C-5
Instalasi Plambing Lantai -3 ...................................................... C-5
Instalasi Plambing Lantai -4 ...................................................... C-6
Instalasi Plambing Lantai -4 Mezanin ........................................ C-7
Instalasi Plambing Lantai -5 ...................................................... C-8
Instalasi Plambing Lantai -6 s/d -13........................................... C-9
Instalasi Plambing Lantai -14 s/d 18 .......................................... C-10
Instalasi Plambing Lantai -19 dan Atap ..................................... C-11
Lampiran D Daftar Harga dan Upah
HSPK Kegiatan Dikontrakkan Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011
(Tanpa PPN) Untuk Pekerjaan Tanpa Alat Berat ....................... D-1
HSD Kegiatan Dikontrakkan Pemerintah Kota Surakarta Tahun
Anggaran 2011-08-12 ............................................................... D-12
Lampiran E Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Lampiran F Rencana Anggaran Biaya
Lampiran G Jaminan Kualitas dan Kuantitas Air Bersih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Lampiran H Detail dan Sistem Isometrik Toilet
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Lantai Basement -1 ............. H-1
Detail Sistem Isometrik Toilet Lantai Dasar .............................. H-2
Detail Toilet Lantai -1 s/d Lantai -4 AS (A’-B’/4-5) (Tipikal) ... H-3
Sistem Isometrik Toilet Lantai -1 s/d Lantai -4 AS (A’-B’/4-5)
(Tipikal) .................................................................................... H-4
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Lantai -4 AS (B/11)............. H-5
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Kolam Renang AS (3/C)
Lantai -5.................................................................................... H-6
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe: C-A11 s/d C-A20,
C-A22, C-A23dan Toilet AS (8-9/C) Lantai -5 .......................... H-7
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe C-B1 Lantai -5 ............ H-8
Detail dan Sistem Isometrik Toilet C-B2 dan Tipe C-A10 (Tipikal)
Lantai -5.................................................................................... H-9
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe C-C1, C-C2 (Tipikal) dan
Tipe C-A1 (Tipikal) Lantai -6 s/d -13 ........................................ H-10
Detail dan Sistem Isometrik Toilet C-A2 s/d C-A7, C-A11 s/d
C-A20, C-A22, dan C-A23 (Tipikal) dan Tipe C-B2 (Tipikal)
Lantai -6 s/d -13 ........................................................................ H-11
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe C-B1 (Tipikal)
Lantai -6 s/d -13 ........................................................................ H-12
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe A-A’ (Tipikal) Lanti -14
s/d -18 dan Toilet Tipe C-A10 (Tipikal) Lantai -6 s/d -13 .......... H-13
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe –B (Tipikal) dan Tipe –AE2
(Tipikal) Lantai -14 s/d -18 ....................................................... H-14
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe PH-C Lantai -19
Penthouse.................................................................................. H-15
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe PH-A dn PH-A’
Lantai -19 Penthouse ................................................................. H-16
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe PH-B Lantai -19
Penthouse.................................................................................. H-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
Detail dan Sistem Isometrik Toilet Tipe PH-C’ Lantai -19
Penthouse.................................................................................. H-18
Lampiran I Detail Ruang Pompa, GWT, Sum Pit, Sewage Pit dan Peralatan
Sanitary
Detail Ruang Pompa dan Ground Water Tank ........................... I-1
Detail Sum Pit dan Sewage Pit .................................................. I-2
Detail Peralatan Sanitary ........................................................... I-3
Lampiran J Diagram Sistem Plambing
Diagram Sistem Air Bersih........................................................ J-1
Diagram Sistem Air Kotor ......................................................... J-2
Lampiran K Surat-Surat dan Kelengkapan Administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKOONNSSEEPP RREENNCCAANNAA DDAANN RREENNCCAANNAA DDAASSAARR PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR BBEERRSSIIHH,,
PPEENNYYAALLUURRAANN AAIIRR BBUUAANNGGAANN DDAANN VVEENN PPAADDAA GGEEDDUUNNGG SSOOLLOO CCEENNTTEERR PPOOIINNTT
SSUURRAAKKAARRTTAA
BBAABB 11
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 1
Bab 1 Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga
kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan
kerja maupun lingkungan pemukimannya. Dalam hal ini, fasilitas dalam gedung
harus direncanakan dengan baik termasuk fasilitas sanitasi, mengingat aspek-
aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat.
Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna memberikan
kenyamanan dan kepuasan kepada pengguna gedung dimana dalam kondisi
normal penggunanya tidak memberikan bahaya potensial pada kesehatan manusia
maka salah satu upayanya adalah dengan merancang sistem plambing yang baik
pada bagian dalam gedung dan lingkungan gedung tempat bekerja maupun
pemukimannya. Yang meliputi sistem penyediaan air minum, sistem penyaluran
air buangan dan ven, sistem pencegah kebakaran dan sistem penyaluran air hujan
(Noerbambang, Morimura; 1991).
Gedung dan lingkungannya dirancang dan harus dilihat sebagai kesatuan yang
memberikan kesenangan, daya tarik, keakraban serta digunakan dan dirawat
dengan baik. Perlengkapan gedung semakin canggih serta harus dapat memenuhi
kebutuhan serta menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya.
Demikianlah hal tersebut berlaku bagi sistem plambing yang jika tidak dirancang
dengan baik, selain mahal, tidak efektif serta memberikan banyak masalah operasi
dan perawatan (Wiranto Arismunandar, 1993).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 2
Bab 1 Pendahuluan
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan plambing
harus dilakukan secara bersamaan dan sesuai dengan tahapa-tahapan perencanaan
dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama
hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta peralatan lainnya
yang ada dalam gedung tersebut.
Begitu pula dengan Solo Center Point. Area dengan luas area 4,7 Hektar, terletak
di jantung kota Solo yaitu Jl. Slamet Riyadi, Solo. Bangunannya terdiri dari 21
lantai Luxury Apartment, Condotel dan Exclusive Floor berdiri megah didalam
kompleks terpadu Solo Center Point yang akan memberikan masyarakat Solo
kenyamanan saat menikmati suasana di Citywalk dan kelengkapan berbelanja di
Lifestyle Mall. Demi mendukung kapasitas serta fungsinya, maka persediaan air
dengan kualitas dan kuantitas yang baik, pembuangan air kotor dan air hujan yang
tiada hambatan, serta sistem pencegah kebakaran yang memadahi mutlak
diperlukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepuasan bagi pengguna
gedung sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan reputasi gedung itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahn
yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimanakah konsep rancangan sistem penyediaan air bersih dan
penyaluran air buangan?
2. Bagaimanakah rencana dasar sistem penyediaan air bersih dan penyaluran
air kotor?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini agar masalah tidak melebar dan menjauh maka penulis akan
menetapkan batasan-batasan pembahasan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 3
Bab 1 Pendahuluan
1. Studi kasus dilaksanakan pada Gedung Apartemen Solo Center Point
Surakarta;
2. Perencanaan mencakup beberapa point pada konsep rancangan, yang terdiri
dari jenis atau penggunaan hunian dan jumlah penghuni; gambar tapak yang
menunjukkan lokasi penyambungan dengan sumber air dan lokasi sistem
pembuangan; gambar denah tata letak alat plambing, jenis dan jumlahnya;
perkiraan anggaran pembangunan; kualitas dan kuantitas air bersih yang
dijamin oleh Perusahaan Daerah Air Minum; serta kebutuhan air minum dan
volume air buangan;
3. Perencanaan juga mencakup beberapa point pada rencana dasar yang
meliputi pnentuan jaringan utama, jalur pipa dan diagram sistem plambing;
serta perkiraan ukuran dan berat tangki air bawah dan tangki air atas.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Memetakan jenis fasilitas plambing yang harus ada pada gedung yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta standard yang telah ditentukan;
2. Menganalisa dan merencanakan bebrapa point dari 2 tahap perencanaan,
yaitu konsep rancangan dan rencana dasar instalasi penyediaan air bersih
dan penyaluran air buangan yang tepat pada gedung Solo Center Point;
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai teori yang
didapat di bangku perkuliahan.
2. Manfaat praktis
Memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 4
Bab 1 Pendahuluan
1.6 Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang signifikasi mengapa penelitian ini layak dan menarik untuk
dilakukan; berisikan abstraksi perihal yang dibahas dalam tulisan ini; perumusan
dan pembatasan masalah; tujuan penelitian serta sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang dipakai sebagai dasar hokum atau landasan
dlm pembuatan laporan tugas khir yang meliputi definisi plambing, dasar
perundangan dn peraturan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodolgi survei pengambilan data lapangan di proyek
pembangunan Gedung Apartemen Solo Center Point.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi paparan tentang pembahasan dari hasil perencanaan instalasi
plumbing penyediaan air bersih dan penyaluran air kotor di Gedung Apartemen
Solo Center Point Surakarta.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini memuat kesimpulan dari laporn Perencanaan Instalasi Plambing
Penyediaan Air Bersih dan Air Kotor di Gedung Apartemen Solo Center Point
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKOONNSSEEPP RREENNCCAANNAA DDAANN RREENNCCAANNAA DDAASSAARR PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR BBEERRSSIIHH,,
PPEENNYYAALLUURRAANN AAIIRR BBUUAANNGGAANN DDAANN VVEENN PPAADDAA GGEEDDUUNNGG SSOOLLOO CCEENNTTEERR PPOOIINNTT
SSUURRAAKKAARRTTAA
BBAABB 22
TTIINNJJAAUUAANN TTEEOORRII
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Sistem Plambing
2.1.1 Pengertian Sistem Plambing
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan
air bersih ke tempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air bekas (kotor) dari tempat-
tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya, untuk mencapai kondisi
higenis dan kenyamanan yang diinginkan (Anonim, 2002).
Dalam SNI 03 – 6481 – 2000, disebutkan bahwa plambing merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan
peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan
dengan air hujan, air buangan dan air minum yang dihubungkan dengan sistem
kota atau sistem lain yang dibenarkan.
2.1.2 Cakupan Sistem Plambing
Pengertian plambing secara umum adalah sistem penyediaan air minum dan
penyaluran air buangan di dalam bangunan. Secara khusus, pengertian plambing
merupakan sistem perpipaan dalam bangunan yang meliputi sistem perpipaan
untuk penyediaan air minum, penyaluran air buangan dan ven, penyediaan air
panas, penyaluran air hujan, pencegahan kebakaran, penyediaan gas dan AC (air
conditioner).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 6
Bab 2 Tinjauan Teori
Jenis pipa yang digunakan juga beragam jenisnya. Air bersih dialirkan melalui
pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis, pipa Poly Vinyl Chloride
(PVC) atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran (hidran dan sprinkler),
dituntut untuk mampu menahan tekanan tertentu.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertical (riser, down feed, atau stand pipe) yang
disembunyikan di dalam saluran tembok (shaft) sebagaimana terlihat pada
Gambar 2.1, sedangkan pada arah horizontal, biasanya ditempatkan di atas langit-
langit atau di lantai instalasi (lantai mekanik dan elektrik).
Gambar 2.1 Tipikal Saluran Pipa Air Bersih dan Air Kotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 7
Bab 2 Tinjauan Teori
Dan untuk membedakan antara pipa yang satu dengan yang lainnya, maka pipa-
pipa tersebut diberi warna dan diberi arah alirannya, sebagaimana terangkum
dalam Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Warna Pipa yang Dibutuhkan
Fungsi Pipa Warna Pipa
Air Bersih
Air Kotor
Air Kotoran
Air Panas (supply)
Air Panas (return)
Air Hujan
Ventilasi
Biru
Kuning
Hijau
Merah
Magenta (garis tebal)
Orange
Magenta (garis tipis)
Untuk memasok kebutuhan air bersih pada bangunan tinggi, biasanya digunakan
pompa agar air dapat disalurkan ke tempat yang letaknya jauh dari permukaan
tanah dan jika bangunannya sangat tinggi, maka jaringan pemipaan dibagi atas
beberapa zona.
Diagram air bersih (air dingin dan air panas), pasokan untuk kotak hidran dan
menara pendingin, serta jaringan air buangan untuk bangunan tinggi yang dibagi
atas beberapa zona (zona utilitas biasanya melayani sekitar 15 lantai),
diperlihatkan pada Gambar 2.2 (Jimmy S. Juwana, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 8
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.2 Skema Pemipaan untuk Bangunan Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 9
Bab 2 Tinjauan Teori
Adapun uraian dari beberapa jenis sistem plambing dalam bangunan adalah
sebagai berikut:
1. Penyediaan air minum
Sistem penyediaan air minum ini pada dasarnya menyediakan segala
kebutuhan air bersih (air yang layak dikonsumsi) pada suatu gedung. Dalam
sistem ini, kita harus benar-benar memperhitungkan segala hal hingga air
dapat dialirkan ke tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran.
Pada umumnya terdapat dua sistem pasokan air bersih yaitu sistem pasokan
ke atas (up feed), baik dengan atau tanpa tangki penampung air, dan pasokan
air ke bawah (down feed). Pada sistem pasokan ke atas (up feed) air bersih
dialirkan dengan tekanan pompa (Gambar 2.3.a dan Gambar 2.3.b),
sedangkan pada pasokan ke bawah (down feed), pompa digunakan untuk
mengisi tangki air di atas atap. Dengan menggunakan saklar pelampung,
pompa akan berhenti bekerja apabila air dalam tangki sudah penuh dan
selanjutnya air dialirkan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (Gambar
2.3.c). Pompa yang biasa digunakan untuk bangunan tinggi adalah pipa
sentrifugal, yang diperlihatkan pada Gambar 2.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 10
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.3 Sistem Pasokan Air Bersih
Gambar 2.4 Pompa Air untuk Bangunan Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 11
Bab 2 Tinjauan Teori
Pada bangunan yang membutuhkan pasokan air dengan mutu terjamin (bebas
dari polutan) atau penggunaan air yang didaur ulang, seperti halnya pada
keperluan untuk kolam renang, maka pasokan air perlu disaring melalui alat
penyaring air bertekanan (pressure filter) sebagaimana terlihat dalam Gambar
2.5. Selanjutnya pasokan air tersebut ditambahi untuk mematikan kuman
yang ada melalui alat pemberi kaporit, seperti yang terlihat pada Gambar 2.6
di bawah ini (Jimmy S. Juwana, 2004);
Gambar 2.5 Alat Penyaring Air Bertekanan
Gambar 2.6 Alat Pemberi Kaporit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 12
Bab 2 Tinjauan Teori
2. Penyaluran air buangan dan ven
Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya
mengandung bagian-bagian yang padat harus mampu dialirkan dengan cepat.
Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan
kemiringan yang cukup dan sesuai dengan banyak dan jenis air buangan yang
dialirkan (Isnanto, 2009).
Dalam praktek, gambar pemipaan biasanya menggunakan diagram isometrik,
seperti yang terlihat dalam jaringan pemipaan air buangan, air kotor dan
ventilasi (Gambar 2.7). Penggunaan diagram isometrik dimaksudkan agar
secara rinci kita dapat mengetahui jenis, jumlah dan ukuran pipa beserta alat
penyambungnya.
Gambar 2.7 Diagram Isometrik Saluran Air Kotor dan Ventilasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 13
Bab 2 Tinjauan Teori
Untuk lebih menjelaskan bagaimana pipa-pipa pembuangan air kotor dan pipa
ventilasi tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, Gambar 2.8
memperlihatkan salah satu contoh aplikasi yang biasa dilakukan pada
bangunan tinggi (highrise building).
Gambar 2.8 Percabangan Jaringan Pipa Air Kotor dan Ventilasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 14
Bab 2 Tinjauan Teori
Untuk menghindari masuknya udara yang baunya tidak sedap, maka pada
saluran pembuangan dipasang perangkap udara, berupa genangan air yang
tertahan akibat adanya sekat perangkap (menggunakan konsep pipa bejana
berhubungan). Perangkap udara dapat berbentuk pipa, tabung (Gambar 2.9),
bak kontrol (Gambar 2.10), atau leher angsa (Gambar 2.11). Perangkap udara
ini juga dapat mencegah masuknya binatang kecil (kecoa, tikus, dll) ke dalam
ruangan melalui pipa.
Gambar 2.9 Perangkap Udara Pipa dan Tabung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 15
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.10 Bak Kontrol
Gambar 2.11 Leher Angsa
Selanjutnya, untuk air buangan atau air kotor yang mengandung lemak (air
buangan dari dapur), perlu digunakan perangkap minyak (grease trap) seperti
yang terlihat pada Gambar 2.12. Dan untuk memudahkan perbaikan atau
pembersihan saluran pipa, jika terjadi penyumbatan oleh benda-benda atau
kotoran, pada saluran pembuangan disediakan lubang kontrol untuk
pembersihan (clean out), yang dapat ditempatkan pada lantai atau berupa
sumbat pada ujung pipa (Gambar 2.13).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 16
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.12 Perangkap Lemak
Gambar 2.13 Lubang Kontrol untuk Pembersihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 17
Bab 2 Tinjauan Teori
Untuk menghemat penggunaan pipa vertikal, lubang saluran pemipaan
(plumbing shaft) untuk distribusi air bersih, air kotor, air buangan dan pipa
ventilasi biasanya diletakkan di dalam dinding di antara ruang WC yang
bersebelahan sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2.14 (Jimmy S.
Juwana, 2004);
Gambar 2.14 Tipikal Letak Lubang Saluran Pemipaan
3. Penyediaan air panas
Merupakan istalasi yang menyediakan air panas dengan menggunakan
sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat
pemanas ataupun melalui sistem perpipaan yang harus memenuhi syarat
sanitasi (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 18
Bab 2 Tinjauan Teori
Dalam garis besarnya ada dua macam instalasi, yaitu instalasi “lokal” dan
instalasi “sentral”. Pada instalasi lokal, suatu pemanas air dipasang di suatu
tempat atau berdekatan dengan alat plambing (plumbing fixture) yang
membutuhkan air panas. Pemanas dapat menggunakan gas, listrik ataupun
uap sebagai sumber kalor. Kelebihan dari cara iniadalah bahwa air panas
dapat lebih cepat diperoleh, kehilangan kalor pada pipa kecil sekali,
pemasangan instalasi dan perawatannya sederhana, dan harganya cukup
rendah.
Sedangkan pada jenis instalasi sentral, air panas dibuat pada suatu tempat di
dalam gedung, kemudian dengan pipa distribusi dialirkan untuk seluruh
lokasi alat plambing yang membutuhkan air panas, dan biasanya
menggunakan bahan bakar minyak. Belakangan ini di beberapa negara
menggunakan bahan bakar gas karena persyaratan lingkungan yang semakin
berat. Listrik sebagai sumber kalor jarang sekali digunakan mengingat
harganya yang mahal. Walaupun harga alat pemanas sentral mahal, tetapi
untuk gedung-gedung yang banyak menggunakan air panas, harga air panas
secara keseluruhan mnjadi lebih murah. Oleh karena itu instalasi sentral
dipasang pada hotel, rumah sakit, perkantoran besar, dan lain sebagainya
(Soufyan M. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005);
4. Penyaluran air hujan
Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing harus dilengkapi dengan
sistem drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun
jalur terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam sistem
plambing ini harus disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan.
Hal ini karena tidak boleh air hujan disalurkan ke dalam sistem plambing air
buangan yang hanya bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau
disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan
umum, menyebabkan erosi atau genangan air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 19
Bab 2 Tinjauan Teori
Bila terdapat sistem plambing air buangan dan air hujan dalam satu gedung
maka tidak dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling
bawah saja.
5. Pencegahan kebakaran
Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan
menggunakan media air. Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant halaman
(pilar) dan hydrant gedung (box). Hydrant halaman atau biasa disebut dengan
hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan
pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan
oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil.
Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.
Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu sistem
pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam
bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding
dan menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa
dalam tanah khusus kebakaran.
Sedangkan sistem hydrant sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Wet Riser System
Seluruh instalasi pipa hydrant berisikan air bertekanan dengan tekanan air
selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry Riser System
Seluruh instalasi pipa hydrant tidak berisikan air bertekanan, peralatan
penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika katup selang
kebakaran dibuka.
Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser. Dan pada
sistem ini biasanya dilengkapi dengan Fire Brigade Connection yang
diletakkan diluar bangunan (Jimmy S. Juwana, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 20
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.18 di bawah ini merupakan contoh diagram sistem hidran;
Keterangan gambar:
a) EP : Electric Pump
b) DP : Diesel Pump
c) JP : Jockey Pump
d) GWT : Ground Water Tank
e) FHC : Fire House Cabinet
Gambar 2.15 Sistem Pencegahan Kebakaran
6. Penyediaan gas
Merupakan jaringan pipa yang meliputi instalasi jaringan pipa bahan bakar
minyak dan gas, instalasi jaringan pipa gas medis dan vacuum, instalasi
jaringan pipa compressed air dan instalasi jaringan pipa uap;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 21
Bab 2 Tinjauan Teori
7. AC (Air Conditioner)
Sistem ini adalah salah satu dari 2 cakupan penerapan teknologi tata udara,
yaitu sistem tata udara langsung (direct cooling) dan sistem tata udara tidak
langsung (indirect cooling). Pada siustem tata udara langsung, udara
diturunkan suhunya oleh refrigerant dan disalurkan ke dalam ruangan tanpa
saluran udara (ducting). Jenis yang umum digunakan adalah AC Window
dengan kapasits antara 0,5 - 2 pk, AC Split Unit dengan kapasitas 0,5 – 3 pk,
dan AC Package Unit dengan kapasitas sampai 10 pk. Di bawah ini
merupakan sistem tata udara langsung.
Gambar 2.16 Sistem Tata Udara Langsung
Berbeda dengan sistem tata udara langsung, dalam sistem tata udara tidak
langsung refrigerant yang digunakan bukan freon tetapi air es (chilled water)
dengan suhu sekitar 50C. Air es dihasilkan dalam chiller (mesin pembuat es
yang menggunakan refrigerant sebagai zat pendingin). Sistem ini dikenal
sebagai sistem udara terpusat (Central Air Conditioning System) yang secara
umum dapadilihat pada Gambar 2.20 (Jimmy S. Juwana, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 22
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.17 Sistem Air Conditioner Central
2.1.3 Alat Plambing
Dalam SNI 03 – 6481 – 2000, dijelaskan bahwa alat plambing adalah penampung
yang terpasang pada sistem plambing yang data menerima air minum atau air
buangan dan mengalirkannya ke saluran pembuangan sistem plambing tersebut.
Fungsi dari peralatan plambing adalah untuk menyediakan air bersih ke tempat-
tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, yang dilakukan oleh sistem
penyediaan air bersih, dan membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencmarkan bagian penting lainnya, yang dilaksanakan oleh sistem pembuangan.
Dalam pengertian khusus, peralatan plambing meliputi:
1. Peralatan untuk penyediaan air minum;
2. Peralatan untuk penyediaan air panas;
3. Peralatan untuk pembuangan dan ven;
4. Peralatan saniter (plumbing fixtures).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 23
Bab 2 Tinjauan Teori
Dalam artian yang lebih luas, selain peralatan-peralatan tersebut di atas, istilah
“peralatan plambing” seringkali digunakan untuk mencakup (Soufyan M.
Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005):
1. Peralatan pemadam kebakaran;
2. Peralatan pengolah air kotor (tangki septik);
Atau biasa dikenal dengan istilah Sewage Treatment Plan (STP) ini
melakukan proses pemaksaan proses demineralisasi dengan menggunakan
zat kimia. Normalnya proses demineralisasi (penguraian) berlangsung
selama 24 jam, dengan STP cukup 2 jam saja.
Gambar 2.18 Sewage Treatment Plan
3. Peralatan penyediaan gas;
4. Peralatan dapur;
5. Peralatan untuk mencuci (laundry);
6. Peralatan pengolah sampah;
7. Berbagai instalasi pipa lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 24
Bab 2 Tinjauan Teori
2.1.4 Aspek Perancangan Sistem Plambing
Dalam merencanakan sistem plambing dilakukan secara bertahap. Sistem
plambing yang direncanakan biasanya mencakup perencanaan sistem penyediaan
air bersih, penyaluran air buangan, dan perencanaan ven.
Perencanaan itu meliputi (Isnanto, 2009):
a. Perhitungan kebutuhan fasilitas sanitasi dan tata letak fasilitas sanitasi sesuai
dengan kebutuhan gedung.
b. Perancangan perpipaan untuk penyediaan air bersih pada gedung bertingkat
c. Perancangan perpipaan untuk penyediaan air buangan dan ven pada gedung
bertingkat
d. Perhitungan dan pendimensian peralatan yang digunakan
e. Perhitungan volume reservoar air minum
f. Membuat isometrik & diagram sistem plambing yang ada.
Perencanaan sistem plambing pada gedung bertingkat dengan jumlah penghuni
lebih dari 500 atau pengunjung lebih dari 1500 harus dilakukan sesuai dengan
prosedur perencanan yang telah ditentukan, yaitu dalam 4 tahap, yaitu tahap
konsep rencana, tahap rencana dasar, tahap rencana pendahuluan dan tahap
rencana pelaksanaan (SNI, 2005).
1. Konsep rencana
Data dan informasi awal yang dibutuhkan adalah meliputi jenis/penggunaan
hunian dan jumlah penghuni; gambar rencana arsitektural gedung pada tahap
konsep; jaringan air minum dan fasilitas pembuangan air buangan kota; serta
peraturan yang berlaku umum maupun yang berlaku setempat.
Untuk informasi mengenai jumlah penghuni belum ada, karena bangunan masih
dalam tahap pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 25
Bab 2 Tinjauan Teori
perkiraan jumlah penghuni. Ada beberapa metode atau cara perhitungan jumlah
pnghuni, salah satunya yaitu dengan memperkirakan berdasarkan luas lantai
efektif, serta menetapkan kepadatan hunian, dengan menganggap atau
mengasumsikan bahwa masing-masing orang / penghuni gedung memerlukan
ruang gerak 5 hingga 10 m2, dengan rumus sebagai berikut:
� � � � � � � …………………………………………………….... (2.1)
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � �
� � � ……………………………….. (2.2)
Dengan:
Lef = Luas efektif (m2)
Lbruto = Luas bruto (m2)
Lkeb = Luas kebutuhan masing-masing orang (m2)
c = luas lantai efektif / total
Sedangkan data dan informasi akhir yang harus dipersiapkan adalah (SNI, 2005):
a. Gambar tapak yang menunjukkan lokasi penyambungan dengan sumber air
dan lokasi sistem pembuangan;
b. Gambar denah yang menunjukkan tata letak alat plambing, jenis dan
jumlahnya ditentukan berdasarkan SNI 03-6481-2000, Sistem Plambing.
Karena gambar denah arsitektural sudah sampai pada tahap finishing, maka
tata letak, jenis dan jumlah alat plambing menyesuaikan dengan yang sudah
direncanakan;
c. Perkiraan anggaran pembangunan sitem plambing;
d. Rencana jangka panjang untuk pelaksanaan pembangunan, konsep cara
membangun, pembagian paket pekerjaan. Untuk poin ini, karena tidak
terangkum dalam rumusan masalah, maka tidak akan dijelaskan lebih detail;
e. Dokumen yang diperlukan untuk mengurus persetujuan prinsip membangun
dari instansi yang berwenang dan pihak lain yang terkait. Dokumen-dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 26
Bab 2 Tinjauan Teori
ini tidak akan penulis cantumkan, karena tidak tercakup dalam rumusan
masalah yang telah penulis tentukan;
f. Data sumber air minum dari pengelola air minum, kapasitas dan kualitas yang
dijamin dari sumber air baku untuk air minum dengan perkiraan kapasitas dan
kualitas yang dapat dijamin sepanjang tahun. Data ini diperoleh dari
Perusahaan Daerah Air Minum Surakarta, dan dapat dilihat pada lampiran ;
g. Sistem pembuangan ke Riol kota, kapasitas, arah dan jalur pembuangan, dan
ijin dari instansi yang berwenang serta ke instalasi pengolahan air buangan
setempat. Namun karena dalam gedung Solo Center Point telah menggunakan
teknologi pengolahan air limbah sendiri, maka tidak memerlukan sambungan
ke instalasi pengolahan air buangan setempat;
h. Perhitungan kasar mengenai kebutuhan air minum per hari, banyaknya air
buangan per hari dan kebutuhan daya listrik untuk sistem plambing. Dengan
memilih standar pemakaian air per orang sehari berdasarkan jenis
penggunaan gedung, jumlah pemakaian air per hari seluruh gedung dapat
dihitung. Pemakaian air rata-rata dapat pula dihitung, dengan membaginya
untuk 24 jam. Pemakaian air rata-rata dinyatakan sebagai berikut:
……………………………………………………………… (2.3)
di mana Qh : Pemakin air rata-rata (m3/jam)
Qd : Pemakaian air rata-rata sehari (m3)
T : Jangka Waktu Pemakaian (jam)
Pada waktu-waktu tertentu pemakaian air ini akan melebihi pemakaian air
rata-rata, dan yang tertinggi dinamakan pemakaian air jam puncak. Yang
dinyatakan sebagai berikut:
� � � …………………………………………………… (2.4)
di mana konstanta “c1” biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2,0 bergantung
kepada loksi, sifat penggunaan gedung, dan sebagainya. Laju aliran air pada
jam puncak inilah yang digunakan untuk mnentukan ukuran pipa dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 27
Bab 2 Tinjauan Teori
ataupun pipa utama (dari tangki atap), pompa penyediaan air. Sedangkan
pemakaian air pada menit-puncak dapat dinyatakan sebagai berikut:
� � � � �
…………………………………………………… (2.5)
di mana konstanta “c2” berkisar antara 3,0 sampai 4,0.
2. Rencana dasar
Merupakan penelitian atau survey keadaan lingkungan, ciri geografis dan
topografis, kondisi air bawah tanah, dsb, dan kemudian menentukan beberapa hal
dengan data yang didapat. Penelitian lapangan tidak hanya berarti kunjungan ke
lokasi pembangunan gedungnya dan melihat situasi setempat, tetapi mencakup
pola perundingan dengan instansi Pemerintah yang berwenang, menjajagi
pendapat instansi pengairandan perikanan setempat, serta penelitian yang
menyangkut hak penggunaan air dan pembuangan air (Soufyan M. Noerbambang
dan Takeo Morimura, 2005).
Menurut SNI 03-7065-2005, penyusunan rencana dasar terdiri dari :
a. Perhitungan kebutuhan air minum berdasarkan perkiraan total hunian. Namun
karena penulis menghitung kebutuhan air berdasarkan jumlah penghuni saja,
maka point ini tidak dibahas secara detail;
b. Penentuan jaringan utama, jalur pipa dan diagram sistem plambing. Untuk
penentuan jaringan utama dan jalur pipa, harus memprhitungkan efisiensi
penempatan, baik itu dalam hal efisiensi ruang maupun efisiensi biaya, serta
memanfaatkan shaft-shaft yang sudah direncanakan. Setelah itu baru
menggambar diagram sistem plambing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 28
Bab 2 Tinjauan Teori
Pekerjaan pemasangan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu
(anonim, 2010):
1) Di atas tanah,
Pemasangan pipa diatas tanah dapat dilakukan pada rak pipa (pipa rack),
diatas penyangga-penyangga pipa, diatas dudukan pipa (sleeper).
Pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula dimasukkan pipa equipment
yaitu :
a) Pipa kolom dan vessel
Pipa yang akan dipasang pada kolom dan vessel harus ditempatkan
secara radial disekitar kolom dibagian jalur pipa jalan orang platform
dibagian access. Untuk pipa 18” ke atas bisa langsung dilas ke veseel,
kecuali pertimbangan pemeliharaan dan akan digunakan sambungan
flens. Pengguaan vent atmosferis berkatup dan bertudung harus
disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari veseel, sedangkan
drain dipasang pada lokasi rendah yang akan ditentukan oleh P dan ID.
Katup pelepas tekanan yang membuang ke dalam sistem blowdown
tertutup harus ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran
pengaliran sendiri kedalam blowndown. Katup pelepas tekanan yang
membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi dengan pipa paling
sedikit tiga meter di atas setiap platform radius 7,5 meter juga
disediakan lubang pembuangan yang besarnya 6 mm atau seperempat
inch dibawah guna mencegah akumulasi cairan.
b) Pipa exchanger
Pada pemasangan pipa exchanger tidak boleh boleh dipasang diatas
daerah-daerah kanal, tutup shell dan fasilitas –fasilitas lain yang telah
terpasang pada exchanger atau handling yang suka digunakan. Ruang-
ruang bebas untuk pemasangan flens exchanger harus disediakan. Spool
dipasang diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel
pipa exchanger.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 29
Bab 2 Tinjauan Teori
c) Pipa pompa dan turbin
Pada sunction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap
harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan
kantung uap yang dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler.
Apabila perubahan ukuran diperlukan untuk mempercepat atau
memperlambat aliran, maka reducer eksentris harus dipakai bilamana
kantung tanpa ven tak dapat dihindari.
Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa,
Sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk
mencegah pembongkaran besar yang tak perlu pada pemeliharaan dan
perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus pada inlet
pompa dan turbin. Sedangkan untuk aliran panas dan dingin harus
diperhatikan fleksibilitas, begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga
haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yang diakibatkan
motor pipa serta aliran.
d) Pipa kompresor
Pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan
pemeliharaannya. Sambungan pipa dengan menggunakan flens lebih
diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan
pemeliharaannya. Sambungan pipa dengan menggunakan flens lebih
diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan.
Pipa hisap (suction) dan buang (discharge) harus benar-benar
diperhatikan eksibitasnya, terutama untuk temperatur rendah atau tinggi
dan tekanan tinggi. Masalah getaran termasuk bagian terpenting pada
pipa kompresor ini, akibat adanya beban dinamis yang berhubungan
dengan kompresor ini karena itu masalah penyangga,
guide dan anchor juga harus menjadi perhatian perencana dan divisi
teknik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 30
Bab 2 Tinjauan Teori
e) Pipa utilitas
Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar dierencanakan sehingga
kebutuhan utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaannya. Pipa
utilitas seperti pipa yang lain haruslah direncanakan beroperasi dengan
temperatur dan tekanan berapa. Perencana atau subheader haruslah
dapat memenuhi daerah equipment proses atau kelompok peralatan
lainnya yang memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang haruslah
dibuat dari atas header. Apabila aliran utilitas berupa uap, jangan lupa
membuat kantung-kantung uap pada setiap titik-titik terendah dimana
aliran akan mendaki dan diperhitungkan tidak lebih dari 40%
tekanannya dalam jarak yang dihitung dalam ft. Penggunaan katup-
katup blok untuk pipa cabang perlu diadakan, sehingga distribusi aliran
dapat diatur dengan baik ketempat tempat yang membutuhkan.
2) Di bawah tanah,
Pipa di bawah tanah dapat dibagi dalam 2 bagian :
a) Pipa proses
b) Pipa utilitas
Untuk pipa proses dibawah tanah sedapat mungkin harus dihindarkan,
sedangkan pipa utilitas dibawah tanah dapat di klasifikasi menjadi 2
bagian yaitu :
a) Pipa dengan sistem aliran gravitasi
b) Pipa dengan sistem aliran bertekanan.
3) Di bawah air.
c. Penentuan ukuran dan perkiraan berat tangki air bawah dan atau air tangki atas,
serta diameter pipa transfer. Ground water tank, karena letaknya di bawah,
maka biasanya konstruksinya menggunakan konstruksi beton bertulang. Air
dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan ditampung dalam
tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam jaringan pipa penyediaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 31
Bab 2 Tinjauan Teori
air gedung. Ukuran dan kapasitas tangki harus cukup besar. Hal ini
dikarenakan apabila air diam terlalu lama di tangki maka akn dapat
menimbulkan pencmaran. Air yang diam (stagnant) tersebut dapat disebabkan
oleh rancangan perletakan yang kurang baik, volume air yang terlalu besar
dibandingkan pemakaian air, ataupun oleh bentuk tangki . volume air yang
terlalu besar dibandingkan dengan pemakaian air juga akan menyebabkan
“pergantian” air dalam tangki terlalu lambat. Untuk mencegah hal tersebut
biasanya tangki air dibuat untuk melayani kebutuhan air sehari saja. Bentuk
tangki yang tidak beraturan juga dapat mnimbulkan air yang diam.
Ada beberapa tahapan untuk menghitung kapasitas ground water tank. Karena
tangki trsebut juga digunakan untuk kebutuhan pemadam kebakaran, maka
ukuran tangkinya adalah:
…………………………………………………… (2.6)
Keterangan Qd : Jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)
Qs : Kapasitas pipa dinas (m3/jam)
T : Rata-rata pemakaian per hari (jam/hari)
Vr : Volume tangki air minum (m3)
Vf : Cadangan air untuk pemadam kebakaran (m3)
Sedangkan Pipa dinas ini perencanaan dari instalasi pipa air bersih dari PDAM
ke dalam gedung ini dan harus mempunyai ukuran yang cukup agar dapat
mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan jam puncak dan mencari nilai
kelebihan laju aliranya dengan menggunakan persamaan 2.7 dapat diketahui
sebagai berikut :
Sedangkan untuk roof water tank, ada beberapa jenis bahan dan konstruksi.
Yaitu tangki air pelat baja, pelat baja tahan karat, tangki air FRP, tangki air
kayu dan beton bertulang. Adapun konstruksi tanki yang diaplikasikan pada
gedung Solo Center Point yaitu tangki air FRP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 32
Bab 2 Tinjauan Teori
FRP, singkatan dari Fiberglass Reinforced Plastic, sebagai bahan tangki air
mulai digunakan sekitar tahun enam puluhan. Serat gelas dalam bahan
komposisi berfungsi sebagai penguat structural. Bahan plastik yang banyak
digunakan terutama unsaturated polyester resin. Kelebihan dari bahan FRP
terutama adalah jauh lebih ringan dari baja; mudah dibentuk dan diwarnai;
tahan terhadap karat dan beberapa bahan kimia; dan kurang merambatkan
panas.
Kelemahan dari bahan FRP yang perlu diperhatikan terutama adalah
dibandingkan dengan baja, kekuatan mekanis lebih rendah terutama terhadap
tumbukan; koefisien pemuaian termal besar; akan terjadi gejala kelelahan
(fatigue); dapat menumbuhkan algae dan kurang tahan terhadap alkali. Gejala
kelelahan akan terjadi setelah tangki tersebut digunakan untuk menampung air
selama 3 sampai 4 tahun, dan ini diduga sebagai klemahan bahan. Algae
ditemukan tumbuh dalam tangki dengn dinding FRP tipis dan ditaruh di bawah
sinar matahari.
Konstruksi satu lapis biasanya hanya setebal sekitr 2 mm, dengan dasar tangki
yang agak lebih tebal. Kontruksi dua lapis dibentuk dari dua lembar FRP satu-
lapis direkatkan pada kedua sisi dari suatu bahan inti (biasanya busa resin
sinteti yang keras). Konstruksi ini dengan demikian akan mempunyai hambatan
panas dan juga kekuatan mekanis yang lebih besar dibandingkan dengan
konstruksi satu-lapis, demikian pula kemungkinan timbulnya kondensasi pada
permukaan luar tangki akan lebih jarang disbanding dengan tangki konstruksi
satu-lapis. Sekarang ini sudah ada tangki air FRP dengan volume 100 m3, dan
ada pula yang telah digunakan selama 20 tahun. Berikut ini merupakan salah
satu contoh tangki air dengan bahan FRP (Gambar 2.22).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 33
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.19 Contoh Tangki Air dengan Konstruksi Panil FRP
Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan biasanya
disedikan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak
tersebut, yaitu sekitar 30 menit. Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa
kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air terendah dalam tangki atas,
sehingga perlu diprhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu
10 sampai 15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki
bawah ke tangki atas). Untuk menhitung kapasitas efektif tangki, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mnghitung kebutuhan air pada jam
puncak, kemudian kebutuhan air puncak (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 34
Bab 2 Tinjauan Teori
Kebutuhan air pada jam puncak dinyatakan dengan rumus:
� � � ……………………………………………………… (2.7)
dimana : Q maks = Kebutuhan air pada jam puncak (m3/jam )
Qh = Pemakaian air rata-rata per jam ( m3/jam )
c1 = Konstanta ( 1,5 – 2 )
Sedangkan kebutuhan air puncak adalah:
� �
……………………………………………..………… (2.8)
di mana : Qp = air pada menit puncak ( m3/menit )
c2 = Konstanta ( 3-4)
Sehingga kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus:
� � � � � � � � ………………………………… (2.9)
Keterangan Ve : Kapasitas efektif tangki atas (liter)
Qp : Kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmax : kebutuhan jam puncak (liter/menit)
Qpu : kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Tp : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpu : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)
Untuk mengetahui dimensi pipa air bersih dari ground water tank ke roof tank
yaitu dengan beberapa langkah perhitungan. Penentuan ini diperlukan untuk
menentukan ukuran pipa yang digunakan pada gedung ini, dan untuk
mengetahui dimensi pipa air bersih dengan menentukan debit pengaliran.
Berikut adalah perhitungan penentuan dimensi pipa air bersih dari ground
water tank menuju ke roof tank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 35
Bab 2 Tinjauan Teori
Langkah pertama yaitu menghitung debit air pipa transfer dengan rumus:
� � ……………………………………………………………… (2.10)
Keterangan Ve : Kapasitas efektif tangki atas (m3)
Qpt : Debit air pipa transfer (m3/s)
Tp : Jangka waktu kebutuhan puncak (detik)
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung diameter pipa transfer dengan
rumus sebagai berikut:
� �
……………………………………………………..… (2.11)
dimana : Qpt = Debit air pipa transfer ( m3/s )
v = Kecepatan rata-rata aliran air (m/s)
D = Diameter pipa transfer (m)
d. Penentuan cara penumpuan dan penggantungan pipa utama. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penggantungan dan penumpuan pipa, yaitu:
1) Berat pipa;
2) Jenis pipa;
3) Mencegah perambatan getaran;
4) Ekspansi pipa;
5) Jarak antara pipa;
6) Pertimbangan untuk pekerjaan lainnya;
7) Beberapa pipa sejajar;
8) Penggantungan pipa pada pipa lainnya;
9) Baut penggantung pipa;
10) Kebebasan arah lateral.
Namun karena tidak penulis rumuskan dalam rumusan masalah, maka cara
penumpuan dan penggantungan pipa tidak akan penulis jelaskan lebih rinci;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 36
Bab 2 Tinjauan Teori
e. Penentuan alternatif sistem dan pelengkapannya, rencana dasar mesin-mesin
utama yang diperlukan.
Gambar yang dipersiapkan meliputi :
a. Diagram sistem plambing;
b. Gambar denah ruang mesin dan tangki, yang menunjukkan ukuran kasar mesin
dan tangki tersebut.
Sedangkan dokumen dalam bentuk laporan yang disiapkan sekurang-kurangnya
meliputi:
a. Penjelasan alternatif sistem dan perlengkapannya;
b. Hasil perhitungan sistem plambing,
c. Ukuran kasar dan jalur pipa utama;
d. Perkiraan berat pipa dan isinya untuk informasi bagi perencana struktur
gedung;
e. Kapasitas mesin-mesin yang diperlukan; perkiraan biaya pelaksanaan yang
lebih rinci untuk sistem plambing;
f. Spesifikasi bahan dan peralatan.
3. Rencana pendahuluan
Pada tahap rencana pendahuluan, diadakan perhitungan yang meliputi perhitungan
untuk menentukan ukuran semua pipa cabang dan perhitungan laju aliran dalam
pipa ditentukan dengan metode yang mengacu pada SNI 03-6481-2000 tentang
Sistem Plambing.
Gambar yang harus disiapkan adalah:
a. Diagram satu garis sistem penyediaan air bersih, penyaluran air buangan, ven
dan air hujan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 37
Bab 2 Tinjauan Teori
b. Gambar denah ruang mesin dan tangki, yang menunjukkan ukuran kasar mesin
dan tangki tersebut;
c. Gambar detil potongan yang penting atau khusus.
Selain itu, ada beberapa dokumen yang harus disiapkan, yaitu (SNI, 2005):
a. Hasil perhitungan dan penentuan ukuran ukuran seluruh pipa;
b. Perkiraan biaya pendahuluan;
c. Perkiraan beban terhadap struktur gedung dan perkiraan kebutuhan daya listrik.
4. Rencana pelaksanaan
Gambar dan dokumen rencana detil pelaksanaan yang harus disiapkan adalah
(SNI, 2005):
a. Gambar detil pelaksanaan;
b. Perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan sistem plambing;
c. Spesifikasi lengkap dan persyaratan umum pelaksanaan.
2.2 Sistem Penyediaan Air Bersih
2.2.1 Sumber dan Kualitas Penyediaan Air
Sumber air yang digunakan harus memenuhi beberapa ketentuan, yaitu bangunan
yang dilengkapi dengan sistem plambing harus mendapat air minum yang cukup
dari saluran air minum kota. Bila penyambungan tersebut tidak dapat dilakukan,
karena tidak tersedianya saluran air minum kota atau karena sebab lain, maka
harus disediakan sumber air lain yang memenuhi persyaratan air minum (Tabel
2.2). Selain itu, tiap persil berhak mendapatkan sambungan dari saluran air minum
kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 38
Bab 2 Tinjauan Teori
Tabel 2.2 Standar Kualitas Air Minum di Indonesia
No Unsur Satuan
Standar Indonesia
Uraian Minimum yang
diperoleh
Maksimum yang
dianjurkan
Maksimum yang diper-bolehkan
I. 1 2 3 4 5
II 1
2
3
4 5
6 7 8 9
10 11 12 13 14 1516 17
18 19
20 21 22 23
24 25
26 27 28 29
Fisika Temperatur Warna Bau Rasa Kekeruhan Kimia: Nitrogen (sbg amoniak) Nitrogen (sbg NO2) Nitrogen (sbg NO3) Ion Klorida Zat organik (sbg KMnO4) Ion sianida Air raksa Fosfor organik Tembaga Besi Mangan Seng Timah hitam Kronium valensi-6 Arsenik Flourida Zat padat sisa penguapan Phenolik Anionic aktif (sbg CaCO3) Kadmium Selenium Magnesium Ion belerang (sbg SO4) Sulfide (sbg H2S) Karbon agresif (sbg CO2) Kalsium (sbg Ca) Oksigen (larut) Berilium Molybdenum
0C
Pt-Co - -
Silika
Mg / l
Mg / l
Mg / l
Mg / l Mg / l
Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l
Mg / l Mg / l
Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l
Mg / l Mg / l
Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
- 5 - - 5
- - -
200 - - - -
0,05 0,1
0,05 1 - - - -
500
0,001 - - -
30 200
- -
75 - - -
= udara
50 Tidak bau
Netral 25
0
0
20
600 10
0,05
0,001 -
1,5 1
05 15 0,1
0,05 0,05
2 1500
0,002
-
0,01 0,01 150 400
0 0
200 - - -
Sumber: 1. Peraturan
Menteri Kesehatn R.I. 01/BIRHUKMAS/1/1975
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 39
Bab 2 Tinjauan Teori
30 31 32 33
34
35 36 37 38 39 40 III
1 2 3
4 5 6
IV 1 2 3 4
Poli-akriloamida Strontium Aluminium (sisa) Asam Heksa Metafosforik Asam Tri Polifosforik Minyak mineral Perak Balium Derajad keasaman Kesadahan Kromatisitas Radioaktivitas: Sinar alva Sinar beta Uraium alami dan U-238 Radium 226 Strontium 90 Tritium Mikrobiologik: Kuman parasitic Kuman patogenik Bakteri koli Bakteri, umum
Mg / l Mg / l Mg / l Mg / l
Mg / l
Mg / l Mg / l Mg / l
pH derajad derajad
uc/ml uc/ml
/100 ml /100 ml /100 ml /100 ml
- - - - - - - -
6,5 5D - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - -
-
- - -
9,2 1 D
-
10-9 10-8
-
- - -
- - - -
Air minum yang dihasilkan oleh sumber airpun harus memenuhi ketentuan (SNI,
2000):
1. Hanya air yang memenuhi persyaratan air minum sesuai dengan SNI No.01-
0220-1987 tentang “Air Minum” yang boleh dialirkan ke alat plambing dan
perlengkapan plambing yang dipergunakan untuk minum, masak, pengolahan
makanan, pengalengan atau pembungkusan, pencucian alat makan dan
minum, air dapur atau untuk keperluan rumah tangga sejenis lainnya;
2. Air bersih yang tidak memenuhi persyaratan air minum hanya dibatasi untuk
kloset, peturasan dan alat plambing serta perlengkapan lainnya yang tidak
memerlukan ar yang memenuhi persyaratan air minum. Semua kran dan alat
yang dialiri air yang tidak memenuhi prsyaratan air minum harus diberi tanda
dengan jelas bahwa air tersebut membahayakan kesehatan;
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 40
Bab 2 Tinjauan Teori
3. Jet washer atau perangkat pembersih lainnya atau pancuran yang dipasang
pada kloset dan peturasan untuk membersihkan bagian badan harus dialiri
dengan air yang memenuhi persyaratan air minum;
4. Semua kran untuk wudhu harus dialiri dengan air yang memenuhi persyaratan
air minum.
2.2.2 Perlindungan Penyediaan Air Minum
Pencegahan pencemaran lebih ditekankan pada sistem penyediaan air bersih, dan
merupakan satu faktor yang sangat penting apabil ditinjau secara kesehatan. Hal-
hal ang dapat menyebabkan pencemaran antara lain (Soufyan M. Noerbambang
dan Takeo Morimura, 2005):
1. Masuknya kotoran, tikus maupun serangga ke dalam tangki;
2. Terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki dan pipa;
3. Terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya;
4. Tercampurnya air minum dengan air kualitas lainnya;
5. Aliran balik (back flow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum.
2.2.3 Jenis Sistem Penyediaan Air
Sistem penyediaan air bersih yang sekarang ini sering digunakan dan
diaplikasikan di dalam bangunan adalah (Soufyan M. Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2005):
1. Sistem sambungan langsung
Dalam sistem sambungan lansung pipa distribusi dalam gedung disambung
langsung dalam pipa utama penyediaan air bersih. Tangki pemanas air
biasanya tidak disambung langsung pada pipa distribusi, dan di beberpa
daerah tidak diijinkan memasang katup gelontor (flush valve). Sistem
sambungan langsung memiliki dua cara penempatan katup penutup, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 41
Bab 2 Tinjauan Teori
ditempatkan dalam persil dan ditempatkan di bawah jalan, seperti yang
terlihat pada Gambar 2.23;
Gambar 2.20 Sistem Sambungan Langsung
2. Sistem tangki atap
Dalam sistem ini air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka air tanah),
kemudian dipompakan ke tangki atas atap atau di atas lantai tertinggi
bangunan, yang kemudian dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh
bangunan (Gambar 2.24);
Sistem ini sering diterapkan karena beberapa kelebihan, antara lain yaitu
selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka
air dalam tangki atap. Yang kedua yaitu sistem pompa yang menaikkan air ke
tangki atap bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat sederhana
sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan
dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap. Dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 42
Bab 2 Tinjauan Teori
terakhir yaitu perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan,
misalnya tangki tekan;
Gambar 2.21 Sistem Tangki Atap
3. Sitem tangki tekan
Prinsip kerja dari sistem ini adalah sebagai berikut. Air yang telah ditampung
dalam tangki bawah (seperti halnya dalam sistem tangki atap), dipompakan
ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udar di dalamnya
terkompresi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik pnggerak pompa, yang
pompanya akan berhenti bekerja apabila tekanan tangki telah mencapai suatu
batas maksimum yang telah ditetapkan dan bekerja kembali setelah tekanan
mencapai batas minimum yang telah ditetapkan pula. Udara yang terkompresi
akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan setelah berulangkali
mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena larut ke
dalam air atau ikut terbawa air air keluar tangki (Gambar 2.25);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 43
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2.22 Sistem Tangki Tekan
4. Sistem tanpa tangki (booster system)
Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa
menghisap air langsung dari pipa utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 44
Bab 2 Tinjauan Teori
2.3 Sistem Penyaluran Air Buangan
2.3.1 Jenis Air Buangan
Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang
baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan
maupun yang mengandung sisa-sisa proses industri.
Air buangan dibagi menjadi:
1. Air kotor
Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;
2. Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak mandi
(bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;
3. Air buangan khusus
Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya, seperti:
yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan,
rumah sakit, tempat pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif
atau mengandung bahan radioaktif, dan air buangan yang mengandung lemak.
2.3.2 Jenis Sistem Pembuangan
Sistem pembuangan air terdiri atas (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura,2000):
1. Sistem pembuangan air kotor dan air bekas
Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:
a. Sistem tercampur: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan
mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 45
Bab 2 Tinjauan Teori
b. Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan
mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda.
2. Sistem penyaluran air hujan
Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang
terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika dicampurkan,
maka apabila saluran tersebut tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan
mengalir balik dan masuk kedalam alat plambing terendah dalam sistem
tersebut.
Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya mengandung
bagian-bagian padat harus mampu dialirkan dengan cepat. Untuk maksud tersebut
pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup dan
sesuai dengan banyak dan jenis air buangan yang akan dialirkan. Sistem
penyaluran air hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan yang terjadi
di atap bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti: drainase perkotaan.
2.3.3 Dasar-Dasar Sistem Ven
Sistem ven merupakan bagian penting dalam sistem suatu pembuangan,
sedangkan tujuan dari sistem ven ini antara lain (Soufyan M.Noerbambang dan
Takeo Morimura,2000):
1. Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;
2. Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;
3. Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.
Karena tujuan utama dari sistem ven ini adalah menjaga agar perangkap tetap
mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa ven harus dipasang sedemikian rupa
agar mencegah hilangnya sekat air tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 46
Bab 2 Tinjauan Teori
2.3.4 Jenis Sistem Ven
Sistem itu sendiri dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):
1. Sistem ven tunggal (individual)
Pipa ven dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan
kepada sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar (Gambar
2.26);
Gambar 2.23 Sistem Ven Tunggal
2. Sistem ven lup
Pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing dan
disambungkan kepada ven pipa tegak (Gambar 2.27);
Gambar 2.24 Sistem Ven Lup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 47
Bab 2 Tinjauan Teori
3. Sistem ven tegak
Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan diatas cabang
mendatar pipa air buangan tertinggi (Gambar 2.28);
Gambar 2.25 Sistem Ven Tegak
4. Sistem ven lainnya, diantaranya:
a. Ven bersama
Pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang dipasang
bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua
pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama (Gambar
2.29);
Gambar 2.26 Ven Bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 48
Bab 2 Tinjauan Teori
b. Ven basah
Ven yang juga berfungsi sebagai pipa pembuangan (Gambar 2.30);
Gambar 2.27 Ven Basah
c. Ven menerus
Ven tegak yang merupakan kelanjutan dari pipa pembuangan yang
dilayaninya (Gambar 2.31);
Gambar 2.28 Ven Menerus
d. Ven sirkit
Ven cabang yang melayani dua perangkap atau lebih dan berpangkal dari
bagian depan penyambungan alat plambing terakhir suatu cabang datar
pipa pembuangan sampai ke pipa tegak ven (Gambar 2.32);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 49
Bab 2 Tinjauan Teori
Gambar 2 .29 Ven Sirkit
e. Ven pelepas
Pipa ven yang dipasang pada tempat khusus untuk menambah sirkulasi
udara antara sistem pembuangan dan sistem ven (Gambar 2.33);
Gambar 2.30 Ven Pelepas
2.3.5 Persyaratan Pipa Ven
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem plambing antara lain
(Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):
· Kemiringan pipa ven
Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk
atau air yang terbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara gravitasi ke
pipa pembuangan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 50
Bab 2 Tinjauan Teori
· Cabang pada pipa ven
Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan
terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa ven untuk
cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan secara vertikal pada
bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut, jika terpaksa dapat
disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45o terhadap vertikal. Syarat ini
bertujuan untuk mencegah masuknya air buangan pada pipa yang dalam
keadaan penuh ke dalam pipa ven;
· Letak bagian mendatar pipa ven
Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air buangan,
pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di
atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani oleh ven tersebut,
sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang pipa ven.
Walaupun demikian cukup banyak ditemukan keadaan di mana terpaksa
dipasang “pipa ven di bawah lantai”. Pipa ven semacam itu melayani pipa
cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan cabang
mendatar tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dari sambungannya dari arah
tegak kemudian langsung dibelokkan mendatar masih dibawah lantai (tetapi
letaknya masih berada di atas cabang mendatar tersebut);
· Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang
tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKOONNSSEEPP RREENNCCAANNAA DDAANN RREENNCCAANNAA DDAASSAARR PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR BBEERRSSIIHH,,
PPEENNYYAALLUURRAANN AAIIRR BBUUAANNGGAANN DDAANN VVEENN PPAADDAA GGEEDDUUNNGG SSOOLLOO CCEENNTTEERR PPOOIINNTT
SSUURRAAKKAARRTTAA
BBAABB 33
MMEETTOODDEE PPEENNEELLIITTIIAANN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 51
BaB 3 Metode Penelitian
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Gedung Solo Center Point, Jl. Slamet Riyadi no 371-
373 Surakarta, dan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2011. Adapun lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian
3.2 Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah Areal Gedung Solo Center Point, Jl.
Slamet Riyadi no 371-373 Surakarta.
U
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 52
BaB 3 Metode Penelitian
3.3 Langkah-langkah Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian yang berlangsung secara bertahap, penulis
melakukan tahapan atau langkah sebagai berikut:
1. Permohonan ijin;
2. Mencari data dan mengumpulkan referensi;
3. Mengolah data;
4. Penyusunan laporan.
3.4 Permohonan Ijin
Permohonan ijin ditujukan kepada Engineer Manager PT Mukti Adhi Sejahtera,
sebagai pihak kontraktor yang memiliki wewenang untuk memberikan ijin
penelitian dan data-data yang penulis butuhkan, yaitu data mengenai denah dan
detail Gedung Solo Center Point Surakarta.
3.5 Mencari Data dan Informasi
Tahap-tahap yang digunakan dalam mencar data dan informasi adalah:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dimaksudkan untuk mempermudah penulis dalam melaksanakan
penilitian, seperti pengumpulan data, analisis serta penyusunan laporan.
Tahap persiapan meliputi:
a. Studi pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan
sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun
dalam penyusunan hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 53
BaB 3 Metode Penelitian
b. Observasi lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi
lokasi penelitian, sehingga dapat dilakukan anilisis secara tepat sesuai
dengan kebutuhan serta kondisi lahan atau gedung.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data yang dimiliki oleh
kontraktor Proyek Pembangunan Gedung Solo Center Point Surakarta, serta
pengamatan atau observasi langsung di lapangan (lokasi proyek) sebagai
pembanding dan pelengkap.
Data yang dikumpulkan meliputi:
- Denah arsitektural setiap lantai Gedung Solo Center Point Surakarta,
beserta detail dan potongannya;
- Data mengenai kondisi dan volume saluran drainase di sekitar areal
gedung (survey lapangan);
- Data kualitas dan kuantitas sumber-sumber air yang melayani sistem
distribusi wilayah Purwosari.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan yaitu peralatan yang dipakai dalam pencatatan
dan penyimpanan hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 54
BaB 3 Metode Penelitian
3.6 Mengolah Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya yaitu mengolah
data tersebut. Pada tahapan pengolahan dan analisis data ini dilakukan dengan
metode perhitungan data dengan rumus yang sesuai.
Hasil dari pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk analisis lanjutan
terkait dengan perancangan hingga medapatkan hasil akhir mengenai perencanaan
sistem penyediaan air bersihdan penyaluran air kotor di gedung tersebut.
3.7 Penyusunan Laporan
Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul
kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang
dapat memberikan solusi mengenai perencanaan sistem penyediaan air bersih dan
penyaluran air kotor pada Gedung Solo Center Point Surakarta.
Untuk memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian ini, penulis
menggunakan metode dalam bentuk diagram alir, seperti pada Gambar 3.2
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 55
BaB 3 Metode Penelitian
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pengumpulan Data:
1. Denah arsitektural setiap lantai Gedung Solo Center
Point;
2. Kondisi dan volume saluran drainase di sekitar areal
gedung (survey lapangan);
3. Kualitas dan kuantitas sumber air sistem distribusi
wilayah Sondakan;
4. Studi pustaka
Pembuatan Konsep Rancangan dan Rencana Dasar
sistem penyediaan air bersih dan penyaluran air kotor
Pembahasan dan Kesimpulan
Selesai
Hasil Rancangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKOONNSSEEPP RREENNCCAANNAA DDAANN RREENNCCAANNAA DDAASSAARR PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR BBEERRSSIIHH,,
PPEENNYYAALLUURRAANN AAIIRR BBUUAANNGGAANN DDAANN VVEENN PPAADDAA GGEEDDUUNNGG SSOOLLOO CCEENNTTEERR PPOOIINNTT
SSUURRAAKKAARRTTAA
BBAABB 44
AANNAALLIISSIISS DDAANN PPEEMMBBAAHHAASSAANN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 56
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Konsep Rancangan
4.1.1. Penggunaan Segmen Bangunan dan Perkiraan Jumlah Penghuni
Gedung Solo Center Point memiliki beberapa jenis dan segmen fungsional.
Sebagian besar area basement 1 dan 2 digunakan sebagai parking area. Selain itu
juga digunakan untuk menempatkan beberapa alat plambing inti (ground water
tank, sewage treatment plan, dan ruang pompa). Pada area ini, umumnya
pengunjung hanya melakukan proses parking dan setelah itu menuju ke tempat
yang lain, sehingga tidak memerlukan fasilitas plambing yang ditujukan untuk
pengunjung. Sedangkan untuk pekerja yang bertugas memantau fan room
disediakan 1 unit toilet pria dan wanita.
Lantai dasar difungsikan untuk area supermarket (Superindo), 14 unit pertokoan,
area bazaar, lobi hotel, ruang genset, beberapa unit ruko dan ruangan-ruangan
untuk karyawan. Selain itu juga terdapat ruangan sebagai tempat perletakan
generator set. Pada lantai 3 dan 4, terdapat office suit, ruang serbaguna, ruang
rapat, gudang, dining room dan dapur. Lantai 5 hingga lantai 19 merupakan
segmen hunian, yang meliputi condominium hotel (pada lantai 5 sampai dengan
13), apartment (pada lantai 14 sampai dengan 18) dan penthouse (lantai 19).
Untuk jumlah penghuni, penulis menggunakan metode perbandingan luas
bangunan efektif, yaitu dengan mengalikan luas lantai keseluruhan dengan
perbandingan luas lantai efektif, kemudian membaginya dengan asumsi kebutuhan
ruang masing-masing orang, sesuai dengan tipe dan jenis penggunaan area.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 57
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Berikut ini merupakan contoh hitungan jumlah penghuni pada lantai 19, yang
memiliki 5 unit penthouse. Dan untuk rekapitulasi dari hasil perhitungan
keseluruhan jumlah penghuni pada masing-masing sgmen dapat dilihat pada Tabel
4.1.
a. Penthouse tipe 1
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �
206,46 0,5
10
10,32 � � � � � 11 � � � � �
b. Penthouse tipe 2
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �
111,76 0,5
10
5,59 � � � � � 6 � � � � �
c. Penthouse tipe 3
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �
239,46 0,5
10
11,97 � � � � � 12 � � � � �
d. Penthouse tipe 4
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �
117,33 0,5
10
5,87 � � � � � 6 � � � � �
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 58
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
e. Penthouse tipe 5
� � � � � � � � � � � � � � � � � � �� � �
119,30 0,5
10
5,97 � � � � � 6 � � � � �
Tabel 4.1 Perkiraan Jumlah Penghuni
No Lantai Jenis Penggunaan Tipe Jumlah
Unit Luas (m2)
luas lantai
efektif / total (%)
Luas bangunan
efektif
Ruang yang dibutuhkan (m2/orang)
Perkiraan Jumlah
Penghuni
1 19 Penthouse 1 1 206,46 0,5 103,23 10 11 2 1 111,76 0,5 55,88 10 6 3 1 239,46 0,5 119,73 10 12 4 1 117,33 0,5 58,665 10 6 5 1 119,3 0,5 59,65 10 6
2 14 s/d 18
Apartemen A-A1 5 148,85 0,5 74,425 5 15 A-A2 5 139,5 0,5 69,75 5 14 A-A3 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A4 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A5 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A6 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A7 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A8 5 139,55 0,5 69,775 5 14 A-A9 5 148,9 0,5 74,45 5 15
A-A10
5 141,4 0,5 70,7 5 15 A-
A11 5 139,55 0,5 69,775 5 14
A-B1 5 230,7 0,5 115,35 7,5 16 A-B2 5 233,75 0,5 116,875 7,5 16 A-B3 5 233,75 0,5 116,875 7,5 16 A-B4 5 230,7 0,5 115,35 7,5 16 A-B5 5 230,7 0,5 115,35 7,5 16 A-B6 5 233,75 0,5 116,875 7,5 16 A-B7 5 233,75 0,5 116,875 7,5 16 A-B8 5 230,7 0,5 115,35 7,5 16 A-C1 5 311,65 0,5 155,825 10 16 A-C2 5 311,65 0,5 155,825 10 16
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 59
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
3 6 s/d 13 Condotel C-A1 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A2 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A3 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A4 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A5 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A6 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A7 8 206,88 0,5 103,44 5 21 C-A8 8 202,4 0,5 101,2 5 21 C-A9 8 222,08 0,5 111,04 5 23
C-A10 8 212,16 0,5 106,08 5 22 C-A11 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A12 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A13 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A14 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A15 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A16 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A17 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A18 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A19 8 210,72 0,5 105,36 5 22 C-A20 8 219,76 0,5 109,88 5 22 C-B1 8 548,64 0,5 274,32 7,5 37 C-B2 8 535,12 0,5 267,56 7,5 36 C-C1 8 223,92 0,5 111,96 10 23
4 5 Condotel C-A10 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A11 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A12 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A13 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A14 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A15 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A16 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A17 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A18 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A19 1 26,25 0,5 13,125 5 3
C-A20 1 27,27 0,5 13,635 5 3
C-A21 1 32,61 0,5 16,305 5 4
C-A22 1 31,36 0,5 15,68 5 4
C-B1 1 68,17 0,5 34,085 7,5 5
C-B2 1 66,57 0,5 33,285 7,5 5
C-C1 1 54,19 0,5 27,095 10 4
C-C2 1 54,19 0,5 27,095 10 4
C-D 1 80,04 0,5 40,02 10 4
à dilanjutkan
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 60
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
5 4 Ruang serbaguna - 1 388,87 0,6 233,322 5 47
Ruang rapat - 2 365,68 0,6 219,408 5 44 Dining room - 1 438,57 0,7 306,999 5 61
Dapur - 1 651,41 0,7 455,987 5 92 6 3 Office suite - 14 1636,36 0,6 981,816 5 197 7 2 Toko - 18 702,84 0,8 562,272 5 113
Spa - 1 273,72 0,6 164,232 5 33
Fitnes - 1 197,33 0,6 118,398 5 24 8 1 Toko - 1 506,2 0,8 404,96 5 81
Toko/resto - 6 558,15 0,7 390,705 5 79 9 Dasar Superindo - 1 1508,8 0,8 1207,04 5 242
Toko - 14 361,7 0,8 289,36 5 58
Ruko 1 3 229,5 0,6 137,7 5 28
Ruko 2 5 216,8 0,6 130,08 5 26
Jumlah 19052,46 - 11110,544 - 2041
Dari rekapitulasi di atas dapat dilihat bahwa jumlah total perkiraan penghuni pada
gedung Solo Center Point adalah sebanyak 2.041 orang, atau bisa dibulatkan
menjadi 2.050 orang. Sedangkan apabila pembulatan dilakukan pada setiap
perhitungn ruangan, maka jumlah penghuninya menjadi 2075 orang.
4.1.2. Gambar Tapak Lokasi Penyambungan
1. Lokasi Penyambungan dengan Sumber Air
Terdapat dua sumber air yang menyuplai kebutuhan air bersih pada gedung
Solo Center Point, yaitu pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum dan
sumur dalam (deep well). Sedangkan lokasi penyambungan keduanya terletak
pada As A’-B’. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 61
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Keterangan:
= Lokasi penyambungan
Gambar 4.1 Gambar Tapak Lokasi Penyambungan dengan Sumber Air Bersih
2. Lokasi Penyambungan dengan Sistem Pembuangan atau Drainase
Karena gadung telah menyediakan sewage treatment plan, maka
penyambungan dengan saluran pengelolaan limbah tidak diperlukan. Yang
dibutuhkan hanyalah sambungan ke arah drainase setempat. Ada lima titik atau
lokasi penyambungan pipa outlet dengan saluran drainase perkotaan setempat
(Gambar 4.5). Adapun lokasi penyambungannya terdapat di 5 titik, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 62
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
a. As 11 - 11,5 / Y6
Pada titik ini, pipa tersambung pada drainase perkotaan yang sudah ada,
yaitu yang terletak di sebelah utara gedung, dengan ukuran sisi atas 180
cm, sisi bawah 150 cm, dan tinggi saluran 150 s/d 175 cm. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2;
Gambar 4.2 Penampang Melintang Drainase di Utara Gedung
b. As 1 / F
Lokasi penyambungan pipa dengan saluran drainase terletak pada bagian
timur gedung. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3, saluran drainase
tersebut memiliki dimensi lebar sisi atas sebesar 100 cm, sisi bawah 80 cm,
dengan tinggi saluran sedalam 100 cm;
Gambar 4.3 Penampang Melintang Drainase di Timur Gedung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 63
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
c. As 1 / D – E
Lokasi penyambungan berdekatan dengan penyambungan pada As 1 / F,
yaitu dengan saluran drainase perkotaan pada bagian timur gedung.
d. As 3 – 4 / A
Pipa outlet pada titik ini tersambung pada saluran drainase yang rencananya
akan dibuat, karena sebelumnya belum ada, yang letaknya di sebelah utara
gedung. Adapun penampang melintang saluran rencana tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4 Penampang Melintang Drainase Rencana
e. As 11 – 11,5 / A
Seperti pada As 3 – 4 / A, penyambungan pipa outlet pada titik ini juga
dengan saluran drainase rencana yang akan dibangun secara swadana oleh
pihak Solo Center Point, karena belum adanya saluran drainase
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 64
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Keterangan:
= Lokasi penyambungan
Gambar 4.5 Gambar Tapak Lokasi Penyambungan dengan Saluran Drainase
4.1.3. Denah Tata Letak, Jenis dan Jumlah Alat Plambing
Berdasarkan denah arsitektural yang telah ada (Lampiran B), maka dapat
direncanakan jenis dan jumlah alat plambing, serta perletakannya terhadap gedung
(Lampiran D). Pada gedung Solo Center Point, terdapat berbagai macam jenis alat
plambing, sesuai dengan fungsi dan penggunaannya pada masing-masing lantai
dan segmen bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 65
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Adapun perkiraan jenis dan jumlah alat plambing yang akan diplikasikan pada
gedung Solo Center Point adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Alat Plambing
No Lantai Nama Alat Plambing Tipe
Jumlah unit per lantai
Jumlah lantai
Total unit
1 19 Lavatory LW 526 J 10 1 10 522 V3 2 1 2 Bath Tube PPY 1920 W 2 1 2 FB 1700-80 H 2 1 2
Kloset CW 826 J / SW 826 SP 10 1 10
CW 868 J 2 1 2 CE 7 3 1 3 Shower - 7 1 7 Floordrain - 15 1 15 Sink - 7 1 7
2 14 s/d 18 Lavatory CW 640 J 21 4 84 L 522 V 3 2 4 8 L 548 21 4 84
Kloset CW 420 J / SW 420 JP 23 4 92
Shower - 23 4 92 Floordrain - 23 4 92
3 6 s/d 13 Lavatory LW 526 J 23 9 207 L 548 2 9 18 LW 540 J 0 9 0 Kloset CW 868 J 23 9 207
CW 826 j / SW 826 JP 2 9 18
Bath Tube PPY 1920 W 2 9 18 Shower - 25 9 225 Floordrain - 25 9 225
4 5 Lavatory LW 526 J 18 1 18 L 548 2 1 2 LW 540 J 1 1 1 Kloset CW 868 J 19 1 19
CW 826 J / SW 826 JP 2 1 2
Bath Tube PPY 1920 W 3 1 3 Shower - 21 1 21
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 66
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Floordrain - 21 1 21 5 4 Lavatory L 522 V 3 7 1 7
L 237 VIB 4 1 4 Kloset CW 705 L 10 1 10 CU 714 V 4 1 4 Urinal UW 447 JT 1 5 1 5 U 57 2 1 2 Sink SKW 322 B 1 1 1 Shower - 4 1 4 Floordrain - 13 1 13 Kran - 9 1 9
6 3 s/d 1 Lavatory L 522 V 3 7 3 21 Kloset CW 705 L 10 3 30 Urinal UW 447 JT 1 5 3 15 Sink SKW 322 B 1 3 3 Floordrain - 9 3 27 Kran - 5 3 15
7 dasar Lavatory Avante LW 824 CJ 4 1 4 Kloset CW 705 L 3 1 3 Urinal U 57 1 1 1 Sink SKW 322 B 1 1 1 Floordrain - 1 1 1
8 Basement 1
Lavatory L 237 VIB 3 1 3 Kloset CW 705 L 4 1 4 Urinal U 57 2 1 2 Sink SKW 322 B 1 1 1
Sedangkan perkiraan kebutuhan pipa adalah:
Tabel 4.3 Perkiraan Kebutuhan Pipa
No Jenis Pipa Diameter
pipa (mm)
Panjang total netto
(m)
Panjang total keseluruhan (m) Pembulatan
1 Pipa Air Bersih 100 304,962 381,2025 382 80 155,549 194,43625 195 65 235,784 294,73 295 50 194,235 242,79375 243 40 83,985 104,98125 105 32 238,869 298,58625 299 25 187,319 234,14875 235
à lanjutan
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 67
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
20 40,56 50,7 51 2 Pipa Ven 200 50,113 62,64125 63
150 117,831 147,28875 148 100 1756,887 2196,10875 2197 80 199,607 249,50875 250 65 43,229 54,03625 55 50 93,698 117,1225 118
3 Pipa Air Kotor 250 51,987 64,98375 65 200 98,077 122,59625 123 100 706,432 883,04 884 80 275,331 344,16375 345
4 Pipa Air kotoran 200 98,077 122,59625 123 150 706,432 883,04 884 100 275,331 344,16375 345
4.1.4. Perkiraan Anggaran Pembangunan
Tahap awal utnuk menghitung perkiraan anggaran biaya pembangunan adalah
menentukan terlebih dahulu volume pekerjaan secara keseluruhan . Perhitungan
volume pekerjan memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek,
karena digunakan untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan biaya yng
diperlukan, dan untuk mngantisipsi adanya kekurangan dalam penyediaan sumber
daya manusia (pekerja) maupun alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan.
Kemudian dilanjutkan dengan menganalisa harga pada masing-masing satuan
pekerjan, dengan mengalikan koefisien analisa dengan harga satuan (Lampiran E).
Pada tahap akhir, menghitung Rencana Anggaran Biaya keseluruhan proyek.
Adapun rekapitulasi dari Rencana Anggaran Biaya tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.4 di bawah ini.
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 68
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO URAIAN PEKERJAAN TOTAL
A Pekerjaan Persiapan Rp 1.500.000,00 B Pekerjaan Alat Plambing Rp 1.649.504.400,00 C Pekerjaan Air Bersih Rp 3.545.261.650,80 D Pekerjaan Air Buangan dan Venting Rp 117.397.941,85 E Pekerjaan Finishing Rp 4.051.200,00
JUMLAH Rp 5.317.715.192,65 Jasa Konstruksi 7% Rp 372.240.063,49 Rp 5.689.955.256,14 PPN 10 % Rp 568.995.525,61 Rp 6.258.950.781,75 Dibulatkan Rp 6.300.000.000,00
Terbilang : Enam Milyar Tiga Ratus Juta Rupiah
4.1.5. Kapasitas dan Kualitas Air Minum
1. Kapasitas
Sumber air baku PDAM kota Surakarta berasal dari jenis sumber air baku,
yaitu mata air Cokrotulung dengan kapasitas terpasang 387 liter/detik, 26
buah sumur dalam dengan kapasitas total 350,10 liter/detik yang dilengkapi 5
instalasi pengolahan air (IPA) serta instalasi pengolahan air kapasitas
terpasang 100 liter/detik (air baku sungai Bengawan Solo).
Karena terletak pada wilayah distribusi tengah dan Selatan kota Surakarta,
Kelurahan Sondakan mendapatkan suplai air baku dari suber air Cokrotulung
dengan kapasitas produksi 380 liter/detik (Litbang PDAM, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 69
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
2. Kualitas
Berikut ini merupakan hasil analisa fisika dan kimia mata air Cokrotulung
yang pengujiannya telah diakukan oleh laboratorium PDAM.
Tabel 4.5 Hasil Analisa Laboratorium Mata Air Cokrotulung
No Parameter Satuan Batas Syarat Air
Minum Keterangan Hasil Uji
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
I. SIFAT FISIKA
Bau
Rasa
Suhu
Kekeruhan
Warna
II. SIFAT KIMIA
pH
Daya hantar listrik
Karbon dioksida bebas
Karbon dioksida agresi
Alkalinitas
a. Phenol phtialin
b. Total
c. Hidroksida
d. Karbonat
e. Bikarbonat
Kesadahan
Kalsium
Magnesium
Besi
Mangan
Ammonium
Nitrit
0C
Unit
Unit
µS / cm
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Mg / L
Tak berbau
Tak berasa
Suhu udara ± 3 0C
5
15
6.5-8.5
500
0.3
0.4
3
10
Skala NTU
Skala TCU
Sbg CO2
Sbg CO2
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg CaCO3
Sbg Fe
Sbg Mn
Sbg NH4
Sbg NO2
Tak berbau
Tak berasa
27.00
0.30
-
6.70
268.00
20.94
16.00
0.00
115.93
0.00
0.00
115.93
92.45
19.62
10.55
0.00
0.00
0.00
0.00
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 70
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
17
18
19
Zat organic
Klorida
Sulfat
Mg / L
Mg / L
Mg / L
250
250
Sbg KMnO4
Sbg Cr
Sbg CO42-
0.00
32.4
4.40
4.1.6. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Berikut merupakan contoh perhitungan perkiraan kebutuhan air bersih pada
gedung Solo Center Point Surakarta pada lantai 19, untuk unit penthouse 1.
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
11 0,25
2,75
� � � � � 1,20
2,75 1,20
3,30 / � � �
8
3,30
8
0,41 / � � �
� � �
0,41 2
0,825 /� � �
� � � 60
0,41 3
60
0,021 /� � � � �
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 71
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.6 berikut ini merupakan rekapitulasi hasil perkiraan kebutuhan air bersih
dengan menggunakan metode perhitungan berdasarkan jumlah penghuni.
Tabel 4.6 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
No Lantai Jenis hunian tipe Perkiraan Jumlah
Penghuni
Pemakaian air sehari
(m3)
pemakaian air rata-
rata sehari
pemakaian air selama
8 jam (m3/jam)
pemakaian air jam puncak
(m3/jam)
pemakaian air menit puncak
(m3/menit)
1 19 Penthouse 1 11 2.750 3.300 0.413 0.825 0.021 2 6 1.500 1.800 0.225 0.450 0.011 3 12 3.000 3.600 0.450 0.900 0.023 4 6 1.500 1.800 0.225 0.450 0.011 5 6 1.500 1.800 0.225 0.450 0.011
2 14 s/d 18
Apartemen A-A1 15 1.800 2.160 0.270 0.540 0.014 A-A2 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A3 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A4 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A5 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A6 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A7 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A8 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-A9 15 1.800 2.160 0.270 0.540 0.014
A-A10 15 1.800 2.160 0.270 0.540 0.014 A-A11 14 1.680 2.016 0.252 0.504 0.013 A-B1 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B2 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B3 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B4 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B5 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B6 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B7 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-B8 16 2.880 3.456 0.432 0.864 0.022 A-C1 16 4.000 4.800 0.600 1.200 0.030 A-C2 16 4.000 4.800 0.600 1.200 0.030
3 6 s/d 13 Condotel C-A1 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A2 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A3 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A4 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A5 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A6 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A7 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A8 21 2.520 3.024 0.378 0.756 0.019 C-A9 23 2.760 3.312 0.414 0.828 0.021
C-A10 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A11 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A12 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020
à dilanjutkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 72
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
C-A13 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A14 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A15 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A16 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A17 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A18 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A19 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-A20 22 2.640 3.168 0.396 0.792 0.020 C-B1 37 6.660 7.992 0.999 1.998 0.050 C-B2 36 6.480 7.776 0.972 1.944 0.049 C-C1 23 4.140 4.968 0.621 1.242 0.031
4 5 Condotel C-A10 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A11 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A12 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A13 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A14 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A15 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A16 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A17 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A18 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A19 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A20 3 0.360 0.432 0.054 0.108 0.003 C-A21 4 0.480 0.576 0.072 0.144 0.004 C-A22 4 0.480 0.576 0.072 0.144 0.004 C-B1 5 0.900 1.080 0.135 0.270 0.007 C-B2 5 0.900 1.080 0.135 0.270 0.007 C-C1 4 0.720 0.864 0.108 0.216 0.005 C-C2 4 0.720 0.864 0.108 0.216 0.005 C-D 4 1.000 1.200 0.150 0.300 0.008
5 4 Ruang serbaguna 47 9.400 11.280 1.410 2.820 0.071 Ruang rapat 44 1.100 1.320 0.165 0.330 0.008 Dining room 61 1.830 2.196 0.275 0.549 0.014 Dapur 92 9.200 11.040 1.380 2.760 0.069
6 3 Office suite 197 19.700 23.640 2.955 5.910 0.148 7 2 toko 113 22.600 27.120 3.390 6.780 0.170
spa 33 6.600 7.920 0.990 1.980 0.050 fitnes 24 7.200 8.640 1.080 2.160 0.054
8 1 toko 81 3.240 3.888 0.486 0.972 0.024 toko/resto 79 2.370 2.844 0.356 0.711 0.018
9 Dasar superindo 242 7.260 8.712 1.089 2.178 0.054 toko 58 2.320 2.784 0.348 0.696 0.017 Ruko 1 28 2.800 3.360 0.420 0.840 0.021 Ruko 2 26 2.600 3.120 0.390 0.780 0.020
Jumlah 2075 237 284 35.513 71.025 1.776
à lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 73
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Seperti yang terlihat pada tabel, volume air yang dipakai sehari sebesar 237 m3,
pemakaian air rata-rata sehari sebesar 284 m3, pemakaian air selama 8 jam sebesar
35,513 m3/jam, pemakaian air jam puncak sebesar 71,025 m3/jam, dan pemakaian
air pada menit-menit puncak sebesar 1,776 m3/menit.
4.1.7. Perkiraan Volume Air Buangan
Karena pada penghitungan volume air buangan tidak terpaut dengan koefisien
apapun, maka dapat dihitung dengan menjumlahnya setiap lantai, seperti berikut:
1. Lantai 19
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
41 80%
32,8 / � � �
2. Lantai 14 s/d 18
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
317 80%
253,6 / � � �
3. Lantai 6 s/d 13
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
529 80%
423,6 / � � �
4. Lantai 5
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
63 80%
50,4 / � � �
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 74
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
5. Lantai 4
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
244 80%
195,2 / � � �
6. Lantai 3
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
197 80%
157,6 / � � �
7. Lantai 2
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
170 80%
136 / � � �
8. Lantai 1
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
160 80%
128 / � � �
9. Lantai dasar
� � � � � � � � � � � � � � � 80%
354 80%
283,2 / � � �
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 75
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.7 Rekapitulasi PerhitunganVolume Air Buangan
No Lantai Pemakaian air sehari (m3)
Volume air buangan sehari (m3)
1 19 10,25 8,20 2 14 s/d 18 49,88 39,90 3 6 s/d 13 69,24 55,39 4 5 9,16 7,33 5 4 21,53 17,22 6 3 19,70 15,76 7 2 36,40 29,12 8 1 5,61 4,49 9 Dasar 14,98 11,98
Jumlah 236,75 189,40 Dibulatkan 240 192
Dari perhitungan dan rekapitulasi di atas (Tabel 4.7), dapat dilihat bahwa volume
air buangan selama satu hari sebesar 192 m3 (80 % dari 240 m3).
4.2 Rencana Dasar
4.2.1. Penentuan Jaringan Utama, Jalur Pipa dan Diagram Plambing
Seperti yang telah dijelaskan pada tinjauan teori, dalam menentukan jaringan
utama dan jalur pipa haruslah memenuhi beberapa macam persyaratan. Setelah
tahap penentuan, maka proses selanjutnya yaitu menggambar rancangan dan
jalurnya, yang kemudian dijadikan sebuah kesatuan gambar berupa diagram
plambing (gambar dapat dilihat pada lampiran L). Yang diperhatikan dalam
gambar perletakan pipa dalam gedung yaitu:
1. Gambar denah, skala, elevasi dan arah utara;
2. Gambar batas yang jelas dalam perbedaan diameter dan jenis pipa;
3. Sertakan notasi diameter, fungsi, dll.
4. Tuliskan posisi titik penting dan jaraknya terhadap titik referensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 76
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
4.2.2. Perkiraan Ukuran dan Berat Tangki Air Bawah dan tangki Air Atas
1. Tangki Air Bawah (Ground Water Tank)
Seperti yang telah penulis hitung sebelumnya, kebutuhan air bersih gedung
adalah 258,951 m3/hari. Apabila dianggap kapasitas pengaliran pipa dinas (Qs)
sebesar dua per tiga dari air rata-rata per jam, dan pemakaian air (T) per hari
rata-rata 8 jam, dari rumus diperoleh volume tangki bawah:
23
23 35,5125
23,675
258,951 23,675 8 300
369,551
Jadi volume tangki bawah dengan volume kira-kira 369,551 m3, atau bisa
dibulatkan menjadi 400 m3 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasokan
air bersih.
2. Tangki Air Atas (Roof Water Tank)
Dari perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa Qpu = Qmax; Tp = 30
menit dan Tpu = 10 menit. Maka kapasitas efektif tangki atas untuk kebutuhan
air bersih adalah:
60
4 35.512,5
60
4.735 /� � � � �
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 77
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
� � �
2 35512,5
71.025 � � � � � / � � �
1.183,5 � � � � � / � � � � �
� � � � � � �
4.735 1.183,5 30 1.183,5 10
47.350 � � � � �
47,35
Maka dari hitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kapasitas yang harus
dimiliki tangki adalah 47.350 liter atau sekitar 47,35 m3, sehingga dapat
dibulatkan menjadi 50 m3.
3. Pipa Transfer
Diketahui bahwa volume tangki air atas = 50 m3; kecepatan rata-rata air = 2
m/s; waktu pemompaan = 30 menit = 1800 detik; dan volume tangki bawah =
400 m3. Maka diameter pipa transfer dapat dihitung sebagai berikut:
� �
501800
0,027778 /� � � � �
27,778 � � � � � / � � � � �
4 � �
4 0,027778 2
0,017693
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 78
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
0,133014
133,014 � �
Dari perhitungan di atas, dapat kita ketahui bahwa diameter pipa transfer
minimum adalah 133,014 mm, sehingga dapat dibulatkan menjadi 150 mm.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konsep Rancangan
Pada analisis data pada bagian konsep rancangan yang telah dipaparkan
sebelumnya, ada beberapa hal yang masih perlu dijabarkan, antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Hitungan perkiraan jumlah penghuni dilakukan penulis berdasarkan konsep
luas bangunan efektif. Hal ini dilakukan karena telah adanya luasan
pembagian segmen fungsional gedung, sehingga lebih mudah dalam proses
penghitungannya. Dengan adanya luasan bruto area fungsional, proses
hitungan langsung dilakukan dengan mengalikannya dengn koefisien luasan
relative, kemudian membaginya dengan kebutuhan luasan setiap penghuni,
yaitu dalam kisaran 5 m2 sampai dengan 10 m2, sesuai dengan tipe hunian;
2. Perletakan sambungan pipa dengan instalasi pipa PDAM terletak pada AS
A’-B’ ditujukan agar letaknya dengan lokasi ground water tank dan pompa
transfer, sehingga pemakaian pipa dapat efektif. Sedangkan letak
penyambungan saluran pembuangan dengan drainase setempat dialokasikan
sedekat mungkin dengan posisi masing-masing (hal ini dilakukan untuk
menghmat pemakaian pipa dan mengantisipasi agar ketika terjadi kebocoran
dapat segera ditangani);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 79
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
3. Denah alat plambing dan sistem perletakan pipa didasarkan pada denah
rencana arsitektural, serta peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia,
yang meliputi SNI 03-6481-2000, SNI 03-7065-2005 serta teori-teori dari M.
Noerbambang dan Takeo Morimura;
4. Untuk perkiraan biaya pembangunan, perhitungan disesuaikan dengan harga
satuan dasar dan harga satuan pokok kegiatan pekerjaan konstruksi bangunan
gedung dan perumahan Kota Surakarta edisi bulan Januari tahun 2011, dan
RSNI T-15-2002 mengenai biaya satuan pekerjaan saniter;
5. Kapasitas dan kualitas air minum seperti yang telah disebutkan, digunakan
untuk memperkirakan volume dan kualitas air yang dihasilkan, sehingga
perencana mampu memperkirakan berapa jumlah deep well dan debit air yang
harus dipenuhi oleh deep well tersebut;
6. Perhitungan perkiraan kebutuhan air didasarkan pada jumlah penghuni yang
telah dihitung sebelumnya, yaitu mengalikannya dengan pemakaian air rata-
rata setiap 1 orang hingga diketahui kebutuhan air sehari. Pemakaian rata-rata
tiap orang diketahui dari standar pemakaian air yang telah ada. Begitu pula
dengan koefisien pengali pada perhitungan pemakaian air pada jam dan menit
puncak;
7. Besar volume air buangan merupakan 80 % dari total pemakaian air, karena
terjadi pengurangan volume saat dipaki, misalnya menguap, terminum atau
terserap oleh barang lain saat dipakai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 80
Bab 4 Analisis dan Pembahasan
4.3.2 Rencana Dasar
Ada lima poin yang seharusnya direncanakan dalam tahap konsep rancangan,
yaitu perhitungan kebutuhan air minum berdasarkan total hunian; penentuan
jaringan utama, jalur pipa dan diagram sistem plambing; perkiraan ukuran dan
berat tangki air bawah dan atau tangki air atas; penentuan cara penumpuan dan
penggantungan pipa utama; serta penentuan alternatif sistem dan
perlengkapannya, dan rencana dasar mesin-mesin yang dibutuhkan. Poin pertama
tidak penulis jabarkan karena sebelumnya penulis telah melakukan
perhitungannya dengan menggunakan luas lantai efektif.
Untuk penentuan cara penumpuan dan penggantungan pipa tidak penulis
rencanakan. Sedangkan penentuan alternatif sistem dan perlngkapannya, dan
rencana dasar mesin-mesin yang dibutuhkan juga tidak penulis rencanakan karena
hal tersebut merupakan salah satu aspek dalam manajemen proyek.
Adapun penentuan jaringan utama, jalur pipa dan diagram sistem plambing
berdasarkan denah rencana arsitekturl yang sudah ada, sehingga tepat guna dan
efektif. Dan untuk perkiraan ukuran tangki air bawah dan tangki air atas dihitung
dengan metode yang dilakukan oleh Takeo Morimura dan M. Noerbambang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KKOONNSSEEPP RREENNCCAANNAA DDAANN RREENNCCAANNAA DDAASSAARR PPEENNYYEEDDIIAAAANN AAIIRR BBEERRSSIIHH,,
PPEENNYYAALLUURRAANN AAIIRR BBUUAANNGGAANN DDAANN VVEENN PPAADDAA GGEEDDUUNNGG SSOOLLOO CCEENNTTEERR PPOOIINNTT
SSUURRAAKKAARRTTAA
BBAABB 55
KKEESSIIMMPPUULLAANN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 81
Bab 5 Kesimpulan
BAB 5
KESIMPULAN
Dalam tahap konsep rancangan dan rencana dasar sistem penyediaan air bersih,
penyaluran air buangan dan ven dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konsep rancangan yang telah dilakukan adalah:
a. Perkiraan jumlah penghuni gedung Solo Center Point yang dihitung
dengan metode luas lantai efektif adalah sebanyak 2075 orang (termasuk
pengunjung).
b. Terdapat 2 titik penyambungan dengan sumber air, yaitu dari sumur dalam
dan PDAM. Sedangkan untuk penyambungan dengan saluran drainase
perkotaan sejumlah lima titik (pada As 11 - 11,5 / Y6; 1 / F; 1 / D – E; 3 –
4 / A; 11 – 11,5 / A).
c. Perkiraan anggaran pembangunan sistem penyediaan air bersih dan
penyaluran air kotor sebesar kurang lebih Rp 6.300.000,00.
d. Sumber air minum berasal dari deep well dan PDAM. Untuk air yang
disuplai dari PDAM itu merupakan air dari sumber mata air Cokrotulong,
dengan kapasitas laju aliran air sebesar 387 l/s.
e. Kebutuhan air sehari pada gedung tersebut sebesar kurang lebih 240 m3,
atau sekitar 240.000 liter. Sehingga dapat dihitung volume air buangannya
sebesar 192.000 liter, dengan asumsi air buangan sebanyak 80% dari total
pemakaian air.
2. Pada tahap rencana dasar diperoleh:
a. Jaringan pipa utama terletak pada shaft core pada bangunan. Sedangkan
jalur pipa sekunder yang dimulai pada lantai 5 terletak pada shaft yang ada
di bagian depan kamar, yang dekat dengan toilet sehingga menghemat
pemakaian pipa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laporan Tugas Akhir 82
Bab 5 Kesimpulan
b. Kapasitas efektif tangki air bawah sebesar 80 m3, sedangkan kapasitas
efktif tangki air atas sebesar 5.9187,5 liter, dengan diameter pipa transfer
sebesar 150 mm.