Transcript

Rancangan APBN Republik Indonesia tahun 2013 sebagai Pendukung Pembangunan Nasional dalam bidang Infastruktur

BAB I PENDAHULUAN1.1 . Latar BelakangIndonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang menggiliat. Meskipun dalam tahun 2013, kondisi perekonomian global tetap dibayangi oleh ketidakpastian. Krisis utang negara-negara maju terutama Eropa, ketegangan politik di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Semenanjung Korea, perubahan iklim dan potensi bencana alam di tingkat global, serta harga energi yang tinggi dapat mempengaruhi stabilitas keuangan global dan pemulihan ekonomi dunia yang pada gilirannya akan berpengaruh pada perekonomian nasional. Kebutuhan infrastruktur merupakan salah satu hal penting sebagai pendukung aktivitas ekonomi dalam pembangunan nasional. Untuk mewujudkan salah satu agenda pembangunan nasional, pemerintah mengupayakan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dengan penyediaan jaringan yang ada, terpadu, dan berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan ekonomi, perbaikan tata kelola pemerintahan, dan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Menurut Rencana Kerja Pemerintah tahun 2013, pembangunan nasional merupakan upaya semua komponen bangsa yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan berdasarkan Pancasila. Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan yang bersifat jangka panjang, menengah, dan tahunan. Pada tahun 2013, pemerintah merencanakan belanja Kementerian/Lembaga sebesar Rp 539,1 triliun atau lebih tinggi Rp 30,8 triliun dari belanja Kementerian/Lembaga APBN Tahun 2012. Alokasi belanja operasional tahun 2013 mencapai Rp 164,2 triliun.Dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2013 ini tuntutan dan harapan masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan dan hasil-hasilnya agar dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat menjadi semakin meluas dan membesar. Sehingga dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2013 ini pemerintah harus dapat mengelola sumber daya yang dimiliki untuk dapat memenuhi kebutuhan yang kompleks dengan hasil berkualitas tinggi.

1.2 Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut:a. Penyusunan dan Penetapan APBN tahun 2013?b. APBN tahun 2013 dalam bidang infrastuktur?c. Apa dan bagaimana MP3EI?

BAB II PEMBAHASANMenurut Nota Keuangan dan Rancangan Anggara Pendapatan dan Belanja Negara, Sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan kewajiban konstitusi, setiap tahun Pemerintah menyusun dan mengajukan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) beserta Nota Keuangannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal tersebut didasarkan pada ketentuan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah menjadi pasal 23 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amendemen keempat yang berbunyi: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah; (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu. Penyusunan RAPBN tahun 2013 ini, merupakan perwujudan dari pelaksanaan amanat pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen keempat tersebut.Selain itu, penyusunan RAPBN 2013 juga mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sejalan dengan itu, penyusunan RAPBN 2013 berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 20102014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal tahun 2013, sebagaimana telah disepakati dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tanggal 29 Mei 2012 s.d. 3 Juli 2012 yang lalu. Selain itu, proses dan mekanisme penyiapan, penyusunan, dan pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2013, juga dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.Berdasarkan kinerja yang telah dicapai, potensi yang dimiliki, tantangan dan masalah yang dihadapi serta keinginan untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 2014 yaitu Mewujudkan Indonesia yang Demokratis, Sejahtera dan Berkeadilan, TEMA RKP tahun 2013 adalah : Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan yang bersifat jangka panjang, menengah, dan tahunan. RKP Tahun 2013 disusun agar menjadi pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013, di mana kebijakan APBN ditetapkan secara bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di samping itu, RKP Tahun 2013 juga disusun agar menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan klasifikasi belanja negara dalam APBN menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Klasifikasi belanja menurut organisasi merupakan rincian belanja untuk masing-masing bagian anggaran kementerian negara/lembaga (K/L) maupun bagian anggaran bendahara umum negara (BABUN). Sementara itu, klasifikasi belanja menurut fungsi merupakan rincian belanja atas 11 fungsi yang menggambarkan berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang meliputi: (1) fungsi pelayanan umum, (2) fungsi pertahanan, (3) fungsi ketertiban dan keamanan, (4) fungsi ekonomi, (5) fungsi lingkungan hidup, (6) fungsi perumahan dan fasilitas umum, (7) fungsi kesehatan, (8) fungsi pariwisata dan budaya, (9) fungsi agama, (10) fungsi pendidikan, dan (11) fungsi perlindungan sosial. Selanjutnya, klasifikasi ekonomi merupakan rincian belanja pemerintah pusat atas delapan jenis belanja, yang meliputi: belanja pegawai; belanja barang; belanja modal; pembayaran bunga utang; subsidi; belanja hibah; bantuan sosial; dan belanja lain-lain. Namun dalam pembahasan program-program pembangunan nasional dan anggaran, data mengenai perkembangan alokasi dan realisasi anggaran dalam APBN terkait dengan kegiatan pada bidang-bidang tertentu, juga dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Salah satu informasi terkait anggaran bidang tertentu dalam APBN yang cukup strategis adalah anggaran untuk mendukung kegiatan di bidang infrastruktur.Mengingat infrastruktur merupakan terminologi dari salah satu output pembangunan, maka informasi mengenai anggaran infrastruktur perlu disiapkan sebagai upaya untuk mendukung penerapan performance based budgeting, dalam arti penganggaran yang telah dan akan dilakukan disertai dengan capaian dan target yang akan dihasilkan di bidang infrastruktur. Selain itu, informasi mengenai anggaran infrastruktur juga dapat digunakan untuk menunjukkan pertanggungjawaban dan/atau komitmen Pemerintah atas target-target pembangunan nasional yang terkait dengan bidang infrastruktur, antara lain pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Secara substansi ekonomi, di samping karena adanya tingkat keperluan yang mendesak, pembangunan infrastruktur diyakini merupakan pendorong paling efektif bagi proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan.RAPBN Tahun 2013 sebagian besar akan ditopang oleh sumber-sumber penerimaan negara yang berasal dari kemampuan bangsa Indonesia sendiri. Dalam tahun 2013, Pendapatan Negara direncanakan Rp1.507,7 T, naik 11 % dari target APBN-P 2012, atau meningkat dua kali lipat dibanding realisasi tahun 2007. Peningkatan pendapatan negara yang signifikan tersebut telah memperbesar kemampuan membangun, memperluas ruang gerak pendanaan bagi berbagai program peningkatan kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kemandirian bangsa. Dalam lima tahun terakhir, peranan Penerimaan Pajak dalam Pendapatan Negara meningkat dari 60% menjadi hampir 70%, kontribusi Penerimaan Kepabeanan & Cukai stabil sekitar 10%, sedangkan sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menurun dari 30% menjadi lebih dari 20%. Termasuk dalam pendapatan negara di atas adalah Penerimaan Hibah sebesar Rp4,5T.Sejalan dengan makin bertambah besarnya kemampuan penerimaan negara untuk membiayai pembangunan, anggaran belanja negara dalam RAPBN tahun 2013 direncanakan Rp1.657,9 T, naik Rp109,6 T (7,1%) dari pagu APBNP 2012, atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2007 (Rp757,6 T). Anggaran tersebut dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat Rp1.139,0 T, dan belanja untuk daerah Rp518,9 T.Komitmen peningkatan kualitas belanja dalam RAPBN 2013 diwujudkan melalui kebijakan penghematan guna dialihkan bagi peningkatan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur dalam upaya meningkatkan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional menghadapi perlambatan ekonomi global, maupun dalam rangka memperluas dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Dalam bidang pembangunan infrastruktur mencakup pembangunan sarana dan prasarana pengairan dan irigasi; transportasi; perumahan dan permukiman; komunikasi dan informatika; serta pertanahan dan penataan ruang. Fokus prioritas pembangunan infrastruktur adalah peningkatan dukungan daya saing sektor riil dan penyediaan infrastruktur dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di seluruh bagian negara kepulauan Republik Indonesia dengan mendorong partisipasi masyarakat.Untuk mendukung keterhubungan antar wilayah infrastruktur perhubungan dianggarkan dalam RAPBN 2013 adalah sebesar Rp62,1 Triliun. Peningkatan kapasitas jalan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, serta Papua sepanjang 4.431 km. Pembangunan lebih dari 380 km jalur kereta api baru, termasuk jalur ganda, serta pengadaan 92 unit lokomotif, kereta rel disel (KRD), kereta rel listrik (KRL), tram, dan railbus, termasuk kereta ekonomi dan sarana kereta api yang dimodifikasi. Pembangunan terminal transportasi jalan pada 24 lokasi. Pembangunan 15 bandar udara baru, serta pengembangan dan rehabilitasisekitar 120 bandar udara. Pembangunan prasarana 61 dermaga penyeberangan. Pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan di 25 lokasi.Pembangunan infrastruktur transportasi mencakup transportasi jalan, perkeretaapian, transportasi laut dan udara. Selama tahun 2011 telah diselesaikan antara lain preservasi jalan sepanjang 36.347 Km dan jembatan sepanjang 215.638 m; peningkatan kapasitas jalan (pelebaran) sepanjang 3.160 km dan jembatan sepanjang 8.180 m. Selain itu, dalam rangka mengembangkan sistem transportasi massal berbasis bus, telah dilaksanakan program pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di 13 lokasi, yaitu Bogor, Yogyakarta, Pekanbaru, Manado, Palembang, Gorontalo, Batam, Semarang, Bandung, Solo, Tangerang, Provinsi Maluku dan Bali, serta pengadaan dan pemasangan converter kit untuk BRT.Untuk mendukung program penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegrasi (national connectivity) telah dilaksanakan pembangunan Terminal Tipe A (antar propinsi) dan terminal antarlintas batas negara yang tersebar di 5 lokasi dari 15 lokasi yang direncanakan. Di samping itu, telah dilaksanakan pembangunan 15 unit dermaga penyeberangan baru, 38 unit dermaga penyeberangan lanjutan dan 11 unit dermaga penyeberangan yang telah selesai pembangunannya yang tersebar di 12 lokasi. Disamping itu, pada transportasi laut telah dilaksanakan pembangunan pelabuhan baru sebanyak 18 kegiatan dan untuk lanjutan pembangunan pelabuhan sebanyak 133 pelabuhan, serta terdapat tujuh pelabuhan strategis yang telah dibangun dan dikembangkan antara lain Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Probolinggo, Pelabuhan Kariangau, Pelabuhan Pantoloan, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ternate dan Pelabuhan Arar-Sorong. Selain itu telah diselesaikan pembangunan pelabuhan di 5 lokasi (BeoLirung-Sulawesi Utara, Kakorotang-Lirung- Sulawesi Utara, Belang-Sulawesi Utara, Karimun Jawa-Jawa Tengah, dan Ilwaki-Maluku).Dalam rangka penyediaan infrastruktur dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya untuk mendukung pelayanan transportasi di wilayah terpencil dan perdalaman, pembangunan jalan di wilayah terpencil, terluar dan perbatasan sepanjang 294 km telah dilakukan penetapan 157 trayek angkutan jalan perintis di 25 provinsi (tumbuh 9,8 persen dari tahun 2010); penyelesaian pembangunan 17 kapal berupa kapal penyeberangan perintis baru dan kapal kerja; penyelesaian pembangunan 9 kapal penyeberangan perintis lanjutan; penyelesaian pembangunan breakwater, yaitu di pelabuhan penyeberangan Kendal, Lamongan, Waikelo dan Merak.Pembangunan infrastruktur irigasi adalah sebesar Rp18,7 Triliun untuk mendukung ketahanan pangan. Diantaranya adalah peningkatan luas layanan jaringan irigasi lebih dari 107.302 ha; pembangunan 164 embung/situ; pembangunan 6 waduk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.Pembangunan infrastruktur Energi dan Lainnya adalah sebesar Rp56,6 Triliun untuk menunjang ketahanan energi infrastruktur. Diantaranya adalah peningkatan kapasitas 188 megawatt, pembangunan transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms), gardu induk 4.740 MVA, jaringan distribusi 9.319 kms, dan gardu distribusi 213 MVA. Penambahan jaringan gas pada empat kota. Peningkatan sambungan-sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa sejumlah 16.000 Saluran Rumah (SR). Peningkatan rasio elektrifikasi mencapai sekitar 77,6%.Untuk infrastruktur perumahan dan permukiman adalah sebesar Rp18,1 Triliun. Pembangunan 110 twin block rusunawa dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan sebanyak 65.000 unit. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sasaran pembangunan 110 twin block rusunawa dan rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan sebanyak 65.000 unit.Sebagai pendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional, pada tanggal 27 Mei 2011 Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas dan berkelanjutan. Pelaksanaan MP3EI diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan wilayah di seluruh wilayah tanah air.Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama yaitu:1. Mengembangkan 6 (enam) koridor ekonomi indonesia, yaitu: Koridor Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, Koridor Bali Nusa Tenggara, dan Koridor Papua Kepulauan Maluku. Pembangunan 6 (enam) koridor ekonomi dilakukan melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan klaster industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang berbasis sumber daya unggulan di setiap koridor ekonomi.2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara internasional (locally integrated, internationally connected). Penguatan konektivitas nasional ditujukan untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, dan mengurangi biaya transaksi (transaction cost) logistik, Hal ini akan dilakukan melalui:a. Penguatan konektivitas intra dan antar pusat-pusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan,b. Penguatan konektivitas antar koridor (pulau) untuk memperlancar pengumpulan dan pendistribusian (collection and distribution) bahan baku, bahan setengah jadi dan produk akhir dari dan keluar koridor (pulau), dan;c. Penguatan konektivitas internasional sebagai pintu keluar dan masuk perdagangan dan pariwisata antar negara;3. Mempercepat peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi. Elemen utama untuk percepatan kemampuan SDM dan IPTEK meliputi:a. Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan tinggi, kejuruan, dan pelatihan terutama untuk yang terkait dengan pengembangan program utama.b. Meningkatkan kompetensi teknologi dan ketrampilan/ keahlian tenaga kerja.c. Meningkatkan kegiatan dan membangun pusat-pusat pengembangan R & D di pusat-pusat pertumbuhan (KEK dan Klaster Industri) di setiap koridor ekonomi melalui kolaborasi antar Pemerintah, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi.d. Mengembangkan institusi sistem inovasi nasional yang berkelanjutan.MP3EI merupakan produk dari hasil kerja sama dan kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, swasta, dan akademisi. Sementara itu, pendanaan kegiatan MP3EI dilakukan melalui keterpaduan pendanaan dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, serta pihak swasta dan masyarakat. Pelaksanaan MP3EI ini semaksimal mungkin memberikan peran yag besar kepada pelaku usaha domestikterutama untuk dapat meningkatkan nilai tambah pemanfaatan sumberdaya dalam negeri. Agar pelaksanaan MP3EI berjalan efektif, anggaran yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga, benar-benar diarahkan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan MP3EI. BUMN diharapkan dapat menjadi pilar dan kontributor utama investasi dalam pelaksanaan MP3EI.Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) bukan Business As Usual, melalui: pertama, pihak swasta akan diberikan peran penting dalam pengembangan MP3EI, sedangkan pihak pemerintah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Dari sisi regulasi, Pemerintah akan melakukan deregulasi (debottlenecking) terhadap regulasi yang menghambat pelaksanaan investasi di 8 (delapan) program utama. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh Pemerintah melalui penyediaan infrastruktur maupun pemberian insentif fiskal dan non fiskal.Dalam rangka penguatan kebijakan, pemerintah akan melakukan penguatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan antar Kementerian/Lembaga dan antara Kementerian/Lembaga dengan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan MP3EI, dunia usaha akan menjadi aktor utama dalam kegiatan investasi, produksi dan distribusi.Tujuan dari pelaksanaan MP3EI adalah untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan) program utama yang meliputi: sektor industri manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional. Fokus dari 8 (delapan) program utama Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) meliputi 22 (dua puluh dua) kegiatan utama yaitu: industri besi-baja, makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, perkayuan, nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, karet, kakao, peternakan, perikanan, food estate, pariwisata, telematika, batubara, alutsista, minyak dan gas, serta pengembangan Metropolitan Jabodetabek dan pembangunan Kawasan Selat Sunda.Sejak MP3EI diluncurkan sampai dengan akhir Desember 2011, telah dilaksanakan groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur dengantotal nilai investasiRp. 499,5 Triliun yang terdiri dari nilai investasi untuk sektor riil Rp. 357,8 Triliun (56 proyek) dan infrastruktur Rp. 141,7 (38 proyek), yang akan dibiayai oleh Pemerintah senilai Rp. 71,6 Triliun (24 proyek), BUMN senilai Rp. 131 Triliun (24 proyek), swasta senilai Rp. 168,6 Trilliun (38 proyek) dan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta/KPSsenilai Rp. 128,3 Triliun (8proyek). Selengkapnya rekapitulasi kegiatan MP3EI yang telah di groundbreaking hingga Desember 2011Pada tahun 2012, telah direncanakan akan dilakukan groundbreaking terhadap 84 proyek yang terdiri dari investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur dengan nilai total Rp. 536,3 Triliun, yang akan dibiayai oleh Pemerintah Rp. 66,2 Triliun (15 proyek), BUMN Rp. 90,3 Triliun (20 proyek), Swasta Rp. 301,6 Triliun (38 proyek), campuran Rp. 78,2 Triliun (11 proyek).Selain pembangunan infrastruktur, pada tahun 2012 telah direncanakan akan dilakukan sejumlah kegiatan untuk mendukung penguatan SDM dan IPTEK di setiap koridor ekonomi.Terkait dengan penguatan SDM telah direncanakan sebanyak 76 programdengan nilai total investasi Rp. 580 Miliar. Sedangkan untuk pengembangan IPTEK, direncanakan 134 program dengan nilai total investasi Rp. 3,8 Triliun.Selain itu, Pemerintah akan terus melakukan sejumlah perbaikan iklim investasi dan iklim usaha, antara lain melalui debottlenecking regulasi (deregulasi) terhadap peraturan yang dinilai menjadi penghambat bagi pelaksanaan investasi. Sejak MP3EI diluncurkan, Pemerintah telah selesai melakukan revisi terhadap 28 regulasi dan saat ini sedang menyelesaikan 18 regulasi lainnya.Upaya-upaya debottlenecking di atas tentunya tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dari pemerintah daerah terutama untuk melakukan upaya debottlenecking guna memperbaiki iklim investasi dan iklim usaha di daerah masing-masing. Hal ini juga terkait untuk memastikan penetapan peraturan-peraturan daerah yang dapat mendukung terciptanya iklim investasi dan kepastian berusaha.BAB III PENUTUPDengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2013 ini tuntutan dan harapan masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan dan hasil-hasilnya agar dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat menjadi semakin meluas dan membesar. Sehingga dengan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2013 ini pemerintah harus dapat mengelola sumber daya yang dimiliki untuk dapat memenuhi kebutuhan yang kompleks dengan hasil berkualitas tinggi.Sejalan dengan makin bertambah besarnya kemampuan penerimaan negara untuk membiayai pembangunan, anggaran belanja negara dalam RAPBN tahun 2013 direncanakan Rp1.657,9 T, naik Rp109,6 T (7,1%) dari pagu APBNP 2012, atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2007 (Rp757,6 T). Anggaran tersebut dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat Rp1.139,0 T, dan belanja untuk daerah Rp518,9 T.Dalam rangka penyediaan infrastruktur dasar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat infrastruktur perhubungan dianggarkan dalam RAPBN 2013 adalah sebesar Rp62,1 Triliun Untuk mendukung keterhubungan antar wilayah. Pembangunan infrastruktur irigasi adalah sebesar Rp18,7 Triliun untuk mendukung ketahanan pangan. Pembangunan infrastruktur Energi dan Lainnya adalah sebesar Rp56,6 Triliun untuk menunjang ketahanan energi infrastruktur. Untuk infrastruktur perumahan dan permukiman adalah sebesar Rp18,1 Triliun.MP3EI merupakan produk dari hasil kerja sama dan kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, swasta, dan akademisi. Sementara itu, pendanaan kegiatan MP3EI dilakukan melalui keterpaduan pendanaan dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, serta pihak swasta dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2012. Nota Keuangan & Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013. Republik Indonesia. 2012. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 Buku I: Tema, Prioritas Pembangunan dan Kerangka Ekonomi Makro. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

10


Top Related