1 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG
Oleh:
P. N. Sahanaya, D. Sungkawa *), B. Waluya *)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Email:
[email protected] [email protected]
ABSTRAK
Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menarik baik berupa daya
tarik wisata budaya, sejarah, buatan maupun alam yang dapat dijadikan tempat
rekreasi bagi msyarakat Kota Bandung dan wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung. Museum adalah salah satu daya tarik wisata yang terdapat di Kota
Bandung. Museum merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan sarana
edukatif dan rekreatif. Wisatawan yang berkunjung ke tiap daya tarik wisata
museum memiliki jumlah kunjungan yang tidak merata, sehingga menarik untuk
dikaji bagaimanakah kemenarikan museum, motivasi wisatawan yang berkunjung
ke museum, upaya pemerintah dalam mengembangkan museum. Untuk mengkaji
hal tersebut, digunakan metode survey. Metode pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling dan proporsionate stratified random
sampling. Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan rumus
kemenarikan daya tarik wisata model Fishbein dan Rosenberg. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pendapat responden terhadap nilai kemenarikan keamanan
dan keselamatan di museum memiliki nilai tinggi, sedangkan nilai kemenarikan
cinderamata dan souvenir memiliki nilai yang rendah, hal ini dikarenakan pada
beberapa museum tidak tersedianya cinderamata dan toko souvenir. Motivasi
wisatawan yang berkunjung ke museum sebagian besar adalah untuk berekreasi,
sementara itu peran pemerintah dalam mengembangkan museum yaitu dalam hal
standar pelayanan museum, perawatan koleksi, penambahan koleksi museum,
pembenahan ruang pamer, promosi dan penyebar luasan informasi mengenai
museum kepada masyarakat luas serta pembenahan dan perawatan sarana dan
prasarana museum. Diharapkan peran pemerintah dalam mengembangkan
museum dapat menjadikan museum sebagai daya tarik wisata andalan.
Kata Kunci: Tingkat Kemenarikan, Museum, Kota Bandung
2 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Bandung City has a lot of interesting tourism place which form as an attraction in culture,
history, artificial or nature which can be created as a recreation place for Bandung citizens
and tourist who go to Bandung city. Museum is one of tourism attraction which exist in
Bandung City. Museum is a tourism attraction which can give education facilities and
recreative. Tourists who visit to every museum tourism attraction has an unspread
visitation in amount, so that is attracted to considered about how the conspicuousness of
museum, motivation of tourist who go to museum, government effort in museum
developing. To considered that circumstance, survey methods are used. The method that
used in sample withdrawal are a non probability sampling and proporsionate stratified
random sampling. Data analysis is using a percentage analysis technique and a
conspicuousness formula of tourism attraction in Fishbein and Rosenberg models. The
result of research shows that the opinion of respondent toward the value of security and
safety conspicuousness in museum has a high value, although the value of memento and
souvenir conspicuousness has a low value, this condition caused by the unavailable of
memento and souvenir store in several museum. The motivation of tourist who go to
museum are most for recreation, meanwhile the role of government in museum
developing that is in matter of museum service standart, collection maintenance,
increasing of museum’s collection, tidying up the exhibit room, promotion and
dissemination of information about museum to considerable people along with tidying up
and maintenance of museum facilities and infrastuctures. Hoped that the role of
government in museum developing are able to make museum as a pledge tourism
attraction.
Keywords : Conspicuousness level, Museum, Bandung City
PENDAHULUAN
Pariwisata adalah sektor yang
sangat strategis untuk menaikan atau
menambah devisa bagi suatu negara dan
dapat membuka lapangan pekerjaan.
Pariwisata merupakan kebutuhan naluriah
manusia karena setelah lama melakuan
aktifitas bekerja, sekolah, dan aktifitas
lainnya, tidak hanya itu pariwisata juga
dapat mengangkat kedudukan suatu negara
sehingga dikenal oleh negara lain. Jawa
Barat merupakan salah satu Provinsi tujuan
wisata di Indonesia yang menjadi prioritas
untuk dikembangkan setelah Bali dan DKI
Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan
oleh Maryani di dalam Jurnal
Pengembangan Pariwisata Bandung
Persepsi Wisatawan (2010), Kota Bandung
adalah Kota yang relatif dekat dengan
Jakarta sebagai pintu gerbangnya Indone-
sia, menjadi pusat pelayanan (Services
center) dan kutub pertumbuhan (Growth
pole) bagi Provinsi Jawa barat. Kota
Bandung memiliki banyak tempat wisata
3 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
yang menarik baik berupa objek wisata
atau daya tarik wisata budaya, sejarah,
buatan maupun alam yang dapat dijadikan
suatu tempat rekreasi bagi masyarakat Kota
Bandung dan wisatawan yang berkenjung
ke Kota Bandung.
Salah satu objek atau daya tarik
wisata yang banyak terdapat di Kota
Bandung adalah museum, museum
merupakan daya tarik wisata yang dapat
memberikan sarana edukatif dan rekreatif
bagi pengunjungnya. Wisatawan yang
berkunjung ke setiap museum di Kota
Bandung memiliki jumlah pengunjung
yang tidak merata. Berikut data jumlah
wisatawan yang berkunjung ke museum di
Kota Bandung :
Tabel 1. Data kunjungan wisatawan
ke Musem di Kota Bandung No. Nama Museum Jumlah
Pengunjung
1. Museum Geologi 509.269
2. Museum Sri Baduga 71.053
3. Museum Mandalawangsit 12.944
4. Museum Pos Indonesia 44.950
5. Museum Konferensi Asia Afrika 149.729
6. Museum Barli Tidak terdapat
data
7. Museum Perjuangan Rakyat Jawa
Barat
2.590
8. Museum Virajati Tidak terdapat data
9. Museum Keris Tidak terdapat
data
10. Museum Biofarma Tidak terdapat
data
11. Museum Nike Ardila Tidak terdapat data
12. Museum Mobil Antik Tidak terdapat
data
13. Museum Miniatur Kereta Api Tidak terdapat
data
14. Museum Pinpad Tidak terdapat data
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
2014
Akan tetapi jumlah kunjungan
wisatawan ke museum di Kota Bandung
tidak merata dan terlihat sangat signifikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kemenarikan museum di
Kota Bandung.
2. Mengidentifikasi motivasi wisatawan
yang berkunjung ke museum di Kota
Bandung.
3. Memperoleh gamabaran upaya
pemerintah dalam mengembangkan
museum di Kota Bandung.
METODE
Menurut Sugiyono (2009:2)
metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode pada penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Metode deskriptif itu
sendiri Menurut Tika (2005:4) adalah
penelitian yang lebih mengarah pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan
sebagaimana adanya dan mengungkapkan
fakta-fakta yang ada walaupun kadang-
kadang diberikan interpretasi atau analisis.
Populasi adalah kumpulan yang lengkap
dari elemen sejenis yang dapat dibedakan
berdasarkan karakteristiknya. Sedangkan
menurut Sumaatmadja (1981 ; 112) yaitu
populasi penelitian geografi akan meliputi
kasus ( masalah peristiwa tertentu ),
4 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Gambar 1. Peta Sebaran Museum di Kota Bandung
Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas
Keudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
individu ( fisik, sosial, ekonomi,
budaya dan politik ) yang ada pada ruang
geografi tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut maka populasi wialayah dalam
penelitian ini adalah semua museum di
Kota Bandung, sedangkan populasi
manusia adalah wisatawan yang datang ke
museum di Kota Bandung.
Variabel dalam penelitian ini adalah
tingkat kemenarikan museum, motivasi
wisatwan dan peran pemerintah.
5 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi penelitian ini berada di
Kota Bandung, Letak geografis Kota
Bandung di antara 107°32’38,91” BT dan
6°55’19,94” LS. Kota Bandung memiliki
luas wilyah 167,29 Km². Batas
administrative Kota Bandung sebagai
berikut
a. Utara : Kabupaten Bandung Barat
b. Selatan : Kabupaten Bandung
c. Barat : Kabupaten Bandung Barat
dan Kota Cimahi
d. Timur : Kabupaten Bandung
Kota Bandung terletak pada
ketinggian ± 791 meter di atas permukaan
laut rata-rata (mean sea level), dengan di
daerah utara pada umumnya lebih tinggi
dari pada di bagian selatan. Ketinggian di
sebelah utara adalah ± 1050 msl,
sedangkan di bagian selatan adalah ± 675
6 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
msl. Kota Bandung dikelilingi oleh
pegunungan, sehingga Kota Bandung
merupakan daerah cekungan. Kota
Bandung pada umumnya memiliki tanah
yang subur. Jenis tanah di Kota Bandung
termasuk dalam tanah alluvial dan juga
memiliki air tanah dalam jumlah yang
banyak dengan kualitas yang baik. Salah
satu sungai yang mengalir di Kota
Bandung adalah Ci Kapundung. Ci
Kapundung merupakan anak sungai Ci
Tarum. Jika dilihat dari sisi fungsi tata
ruang kota proses pertumbuhan alami Kota
Bandung memiliki enam fungsi dominan
yaitu fungsi pemerintahan, fungsi industri,
fungsi pusat perdagangan, fungsi pusat
pendidikan, fungsi pusat pariwisata, dan
sebagai etalase Jawa Barat.
Kota Bandung, menurut Koppen,
termasuk iklim Af (iklim tropika). Iklim
Bandung dipengaruhi oleh iklim
pegunungan yang lembab dan sejuk, hal ini
dikarenakan Kota Bandung dikelilingi oleh
pegunungan. Suhu rata-rata Kota Bandung
adalah 23,1°C, sedangkan curah hujan rata-
rata Kota Bandung adalah 148,35 mm/th
dan jumlah hujan rata-rata Kota Bandung
adalah 16hari/bulan.
7 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Gambar 3. Peta Administrasi Kota Bandung
Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang
Jumlah responden dalam penelitian ini
adalah 100 responden dibagi kedalam tiap
museum, museum Geologi 63 responden,
museum Pos Indonesia 7 responden,
museum Sribaduga 9 responden, museum
Konferensi Asia Afrika 18 responden,
museum Mandalawangsit 2 responden,
museum Monumen perjuangan rakyat Jawa
Barat 1 responden. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah
proporsionate stratified random sampling
yaitu pengambilan sampel yang digunakan
bila anggota populasi tidak homogen yang
terdiri atas kelompok homogen atau
berstrata secara proporsional (Alimul,
2009).
Kemenarikan dalam bahasa Inggris
berarti Attraction yang artinya atraksi,
Menurut Pendit (2006:21) atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang menarik dan
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat
disebut atraksi atau lazim pula dinamakan
daya tarik wisata. Sehingga dalam hal ini
kemenarikan museum adalah sesuatu yang
8 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
dapat dilihat atau disaksikan yang dapat
mendorong wisatawan datang ke museum.
Wisatawan dalam mengunjungi museum di
Kota Bandung tentunya memiliki motivasi
tersendiri, wisatawan akan berkunjung ke
tempat tersebut bila di tempat tersebut
terdapat kondisi yang sesuai dengan
motivasi yang dikehendaki wisatawan itu
sendiri.
Kemudian dalam menarik
wisatawan ke museum di Kota Bandung
terdapat unsur-unsur daya tarik wisata
museum, yaitu : keamanan dan
keselamatan wisatawan di museum,
ketertiban berwisata di museum,
kebersihan di Museum, Kenyamanan
dimuseum, Keindahan,keunikan serta
kelangkaan artefak di museum, keramahan,
kenangan, cinderamata, variasi aktivitas
wisata bersifat edukasi, sarana dan
prasarana, serta kemudahan transportasi.
Pengukuran kemenarikan daya tarik wisata
museum dilandasi oleh beberapa indikator
yang ditanyakan kepada wisatawan.
Sebelum mencari nilai kemenarikan
dari daya tarik wisata Musem di Kota
Bandung, perlu diketahui terlebih dahulu
nilai Bij untuk masing-masing indikator.
Berikut hasil dari perhitungan nilai Bij dari
100 responden, untuk masing-masing
indikator :
Tabel 2. Nilai Kemenarikan
Musem di Kota Bandung No Indikator Vi Bij (Vi)(Bij)
1 Keamanan dan keselamatan di Museum
369 9,391703 3465,538
2 Ketertiban berwisata di
Museum
341 8,679053 2959,557
3 Kebersihan di Museum 360 9,162637 3298,549
4 Aktivitas wisata ini memberikan kenyamanan
353 8,984474 3171,519
5 Variasi aktivitas wisata
bersifat edukasi
361 9,188089 3316,9
6 Keindahan , keunikan serta
kelangkaan koleksi di
Museum
366 9,315347 3409,417
7 Keramahan pengelola
kepada wisatawan
353 8,984474 3171,519
8 Memberikan kenangan untuk mengunjungi lagi
363 9,238992 3353,754
9 Tersedianya souvenir atau
cinderamata
330 8,399084 2771,698
10 Penyediaan sarana dan
prasarana Museum
364 9,264444 3372,258
11 Kemudahan transportasi dalam mengunjungi
Museum
369 9,391703 3465,538
Jumlah 3929 100 35756,25
Sumber : Hasil pengolahan data
Nilai kemenarikan daya tarik wisata
museum di Kota Bandung menunjukan,
bahwa nilai kemenarikan tersedianya
souvenir dan cinderamata perlu
diperhatikan oleh pengelola daya tarik
wisata museum karena penyediaan
souvenir atau cinderamata dapat menjadi
variasi kegiatan berwisata di museum,
selain melihat artefak yang dipamerkan
wisatawan dapat berbelanja souvenir atau
cinderamata khas dari museum itu sendiri
dan menjadi kenang-kenangan bagi
wisatawan yang telah berkunjung. Nilai
kemenarikan keamanan dan keselamatan di
museum dapat dijadikan indikator yang
penting dalam menunjang kenyaman
9 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
wisatawan untuk berwisata, untuk sarana
dan transportasi merupakan aksesibilitas
penting untuk memudahkan wisatawan
mengunjungi museum dengan pola
rombongan. Keindahan artefak perlu
dikelola secara baik oleh pengelola
museum, karena atraksi wisata utama di
museum adalah koleksi artefak itu sendiri.
Variasai aktifitas wisata yang disediakan
oleh pengelola museum untuk wisatawan
perlu diperhatikan, karena karekteristik dan
motivasi wisatawan yang berkunjung ke
museum berusia 17-25 tahun.
Salah satu faktor untuk
mengembangkan daya tarik wisata museum
di Kota Bandung perlu diketahui terlebih
dahulu karakteristik dan motivasi
wisatawan dalam mengunjungi daya tarik
wisata museum di Kota Bandung. Menurut
Marpaung (2002:39), wisatawan memiliki
karakteristik spesifik dari jenis-jenis
wisatawan yang berbeda dan berhubungan
erat dengan kebiasaan, permintaan dan
kebutuhan mereka dalam melakukan
perjalanan. Oleh karena itu setiap jenis
wisata memiliki segmentasi wisata tertentu
yang dikenal dengan profil wisatawan.
Berdasarkan penelitian, kota asal tempat
tinggal wisatawan yang mengunjungi
museum di Kota Bandung ,wisatawan yang
berasal dari luar Kota Bandung memiliki
jumlah yang besar, yaitu 56% hal ini
dikarenakan Kota Bandung memiliki
kemudahan aksesibilitas baik dari segi
sarana dan prasarana transportasi.
Kemudian untuk jenis kelamin wisatawan
yang mengunjungi museum di Kota
Bandung adalah 58% laki-laki dan 42%
perempuan. Tingkat pendidikan
pengunjung museum didominasi oleh
lulusan SMA/MA/MTS, Tingkat
pendidikan wisatawan mempengaruhi
keputusan dalam mengunjungi suatu daya
tarik wisata. Daya tarik wisata museum
diminati oleh wisatawan yang ingin
mengetahui warisan budaya yang memiliki
nuansa sejarah masa lampau tentang suatu
daerah serta sebagai media pendidikan dan
pembelajaran. Kemudian untuk jenis
profesi wisatawan yang mengunjungi
museum di Kota Bandung didominasi oleh
pelajar atau mahasiswa, yaitu sebesar 62%,
hal ini dimanfaatkan oleh wisatawan yang
berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar
sebagai sarana pembelajaran budaya dan
sejarah di masa lampau yang sangat
bermanfaat bagi generasi masa depan.
Kemudian untuk usia wisatawan yang
mengunjungi museum didominasi oleh usia
antara 17-25 tahun.
10 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Tabel 3. Wisatawan Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi %
1 14-16 26 26
2 17-25 54 54
3 27-35 6 6
4 36-43 7 7
5 47-55 6 6
6 >58 1 1
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pendapatan wisatawan dapat
mempengaruhi mereka dalam melakukan
kegiatan berwisata, wisatawan akan
mempertimbangkan daya tarik wisata apa
yang akan dikunjungi sesuai dengan
pendapatan wisatawan itu sendiri mulai
dari biaya transportasi sampai dengan
seseuatu yang akan dibeli di daya tarik
wisata. Dari hasil penelitian pendapatan
wisatawan didominasi yaitu oleh
wisatawan yang belum berpendapatan, hal
ini dikareanakan banyaknya wisatawan
yang berprofesi sebagai pelajar dan
mahasiswa, belum berpendapatan yang
dimaksud adalah karena mereka belum
memiliki pekerjaan sehingga belum
memiliki pendapatan. Sebagian besar
tujuan wisatawan yang berkunjung ke
museum adalah untuk rekreasi dan tugas
pembelajaran, dilihat dari karakteristik
wisatawan seperti profesi wisatawan yang
sebagian besar pelajar dan mahasiswa dan
mengunjungi museum saat libur sekolah.
Dengan karakteristik tersebut wisatawan
memanfaatkan museum selain sebagai
tempat memperoleh ilmu tentang
kebudayaan dan sejarah masa lampau
wisatawan juga memanfaatkan museum
sebagai tempat rekreasi.
Tabel 4. Wisatawan Berdasarkan Tujuan
Kunjungan Ke Museum di Kota Bandung
No Tujuan Frekuensi %
1 Rekreasi 55 55
2 Tugas Pembelajaran 25 25
3 Selingan Perjalanan 2 2
4 Pendidikan atau Budaya 18 18
5 Keperluan Keagamaan (Ziarah) 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kemudian berdasarkan penelitian,
motivasi wisatawan yang berkunjung ke
museum di Kota Bandung hampir
seluruhnya terpenuhi, dilihat dari tujuan
wisatawan yang mengunjungi museum
untuk berekreasi, tugas pembelajaran,
selingan perjalanan, pendidikan dan
budaya serta ziarah atau keagamaan.
Motivasi merupakan faktor penting bagi
calon wisatawan di dalam mengambil
keputusan untuk mengunjungi daerah
tujuan wisata yang akan dikunjunginya.
Wisatawan akan mempersepsi daerah
tujuan wisata yang memungkinkan dimana
persepsi ini timbul dari preferensi
11 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
individual, pengalaman sebelumnya, dan
informasi yang telah didapatkannya.
Dalam hal ini pengelola museum perlu
lebih baik lagi dalam mengelola museum
yang ada, agar motivasi wisatawan yang
berkunjung dapat terpenuhi dan mereka
akan kembali mengunjungi museum
dikemudian hari.
Tabel 5. Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan
Ke Museum di Kota Bandung
No Terpenuhi Frekuensi %
1. Ya 92 92
2. Tidak 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kemudian wisatawan yang berkunjung ke
museum di Kota Bandung didominasi baru
pertama kali berkunjung. Lama tinggalnya
wisatawan di museum dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Kepuasan berwisata
dengan ditunjang oleh kelengkapan
fasilitas penunjang dan variasi atraksi
wisata merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi lamanya wisatawan tinggal
di museum. Lamanya kunjungan
wisatawan pada saat di Museum lebih dari
1 jam, hal ini bisa disebabkan oleh
beragam, keindahan, keunikan serta
kelangkaan artefak yang dipamerkan di
museum, sehingga wisatawan tertarik
untuk melihat koleksi yang ada dan
memungkinkan wisatawan tinggal lebih
lama di museum. Kunjungan wisatawan
berdasarkan waktu berkunjung didominasi
pada saat libur sekolah, yang kebanyakan
wisatawan berasal dari luar Kota Bandung.
Hal ini juga dipengaruhi oleh wisatawan
yang didominasi jenis profesinya sebagai
pelajar dan mahasiswa sehingga
memanfaatkan waktu libur sekolah
mengunjungi museum untuk berekreasi
bersama keluarga ataupun teman.
Berdasarkan hasil penelitian sumber
informasi wisatawan mengenai keberadaan
museum di Kota Bandung diperoleh
melalui cerita teman/saudara, yaitu dengan
persentase 68%. Pola berwisata wisatawan
didominasi oleh rombongan, dilihat dengan
siapa wisatawan mengunjungi museum,
biasanya wisatawan dengan karakteristik
terebut adalah anak-anak sekolah yang
melakukan kegiatan study tour dan
wisatawan yang berkunjung dengan
membawa keluarganya.
Tabel 6. Pola Berwisata Wisatawan
No Pola berwisata Frekuensi %
1 Sendiri 1 1
2 Keluarga 22 22
3 Teman 38 38
4 Rombongan 39 39
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
12 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Berdasarkan hasil penelitian
wisatawan yang berkunjung ke museum
didominasi melakukan kegiatan melihat
artefak yang dipamerkan, wisatawan lebih
terarik melihat keunikan , keindahan dan
kelangkaan artefak yang dipamerkan ,
dalam hal ini pengelola dapat melakukan
pengelolaan artefak seperti perawatan dan
pengembangan atraksi wisata yang lebih
beragam di museum, agar tidak
membosankan bagi wisatawan yang
berkunjung.
Tabel 7. Aktivitas Wisatawan
No Kegiatan yang Dilakukan Frekuensi %
1 Berjalan-jalan 12 12
2 Melihat Koleksi Artefak yang
Dipamerkan
54 54
3 Berfoto-foto 24 24
4 Lainnya 10 10
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pemerintah turut andil dalam
pengelolaan museum guna menciptakan
kemenarikan tiap musem agar wisatawan
yang berkunjung dapat menikmati dengan
nyaman museum yang dikunjunginya.
Pengelolaan museum perlu direncanakan
secara terintegrasi dan berkesinambungan,
agar dalam pengeloaan museum bisa terus
berjalan dan memberikan hasil yang
maksimal untuk kemenarikan tiap museum
dan diharapkan dapat memberikan
kenyamanan bagi wisatawan yang
berkunjung dan meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke tiap museum di
Kota Bandung. Berdasarkan hasil
wawancara kepada pengelola Museum di
Kota Bandung peran pemerintah dalam
pengelolaan Museum yaitu standar pelayan
Museum, perawatan koleksi Museum,
penambahan koleksi museum, pembenahan
ruang pamer agar lebih interaktif dan
menarik bagi para pengunjung museum,
promosi dan penyebar luasan informasi
mengenai Museum kepada masyarakat luas
,serta pembenahan dan perawatan sarana
dan prasarana Museum.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul .(2009). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika
DISBUDPAR Kota Bandung (2014). Data
Objek dan Daya Tarik Wisata Di
Kota Bandung Tahun 2014.
Marpaung, Happy.2002. Pengetahuan
Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.
Maryani, E.(2010) Jurnal Pengembangan
Pariwista Bandung Presepsi
Wisatawan
13 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015
Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata
(Sebuah Pengantar Perdana).
Jakarta: Pradnya Paramita.
Sumaatmadja, Nursid. (1981) Studi
Geografi Suatu Pendekatan dan
Analisis Keruangaan. Bandung :
Alumni
Sugiyono.(2009). Metode penelitian
bisnis.Bandung : Alfabeta
Tika.Pabundu. (2005). Metode Penelitian
Geografi. Jakarta : BumiAksara.