Download - Term of Reference Pagelaran Wayang
TERM OF REFERENCE
KOMUNITAS KEBANGSAANmempersembahkan :
PAGELARAN SENI BUDAYA RAKYAT
“WAYANG KAMPUNG SEBELAH”
Seni budaya tradisi, hari ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Surutnya
minat masyarakat tersebut diakibatkan oleh gagalnya proses regenerasi seni budaya
tradisi dan munculnya penetrasi budaya asing yang cenderung tidak memperhatikan
itikadnya untuk bersanding dengan kebudayaan lokal dan nasional. Runtuhnya karekter
dan jati diri bangsa mengiringi runtuhnya nilai seni budaya tradisi.
Televisi sebagai wadah sosial baru masyarakat dalam menginternalisasi diri,
memberikan sebuah realitas sosial yang jauh dari aktivitas mendukung berkembangnya
seni budaya tradisi bangsa. Menurut Peter L. Berger, masyarakat merupakan fenomena
dialektis dalam pengertian bahwa masyarakat adalah suatu produk manusia yang akan
selalu memberi tindak balik kepada produsennya. Masyarakat tidak memiliki bentuk lain
kecuali untuk yang diberikan padanya oleh aktivitas dan kesadaran manusia. Setiap
masyarakat manusia adalah suatu usaha pembangunan dunia. Proses dialektik
fundamental dari masyarakat terdiri dari tiga momentum atau langkah yaitu eksternalisasi,
obyektivasi dan internalisasi (Poloma, 2000 : 302).
Eksternalisasi, adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke
dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mentalnya. Objektivasi adalah
disandangnya produk-produk aktifitas itu (baik fisik maupun mental), suatu realitas yang
berhadapan dengan para produsennya semula, dalam bentuk suatu kefaktaan (faktisitas)
yang eksternal terhadap dan lain dari produsen itu sendiri. Internalisasi adalah peresapan
kembali ralitas tersebut oleh manusia, dan mentransformasikannya sekali lagi dari
struktur-struktur dunia objektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif. Melalui
internalisasi, maka manusia merupakan produk masyarakat (Poloma, 2000 : 303-304).
Problematika lunturnya karakter dan jati diri bangsa adalah lemahnya posisi tawar
seni budaya tradisi dalam proses internalisasi masyarakat. Dalam seni budaya tradisi
terdapat nilai historis yang bilamana kita dapat menginternalisasikannya, maka tak ubah
Bangsa Indonesia akan berubah menjadi bangsa yang dijunjung tinggi di Mata
Internasional. Ketika kita melupakan sejarah sebagai dasar berdirinya negara kita, maka
negara seakan tidak memiliki fondasi dan konstruksi yang tepat dalam membangun NKRI.
Amerika dengan amerikanisasinya dan Korea dengan K-POP-nya telah menjadi
bukti bagi peradaban sebuah negara dimulai dari internalisasi seni budaya. Ketika negara
sudah tuntas dengan fondasi dan konstruksinya, maka proses internalisasi sebuah cita-cita
akan sangat mudah terwujud. Bagaimana dengan Indonesia? Banyak yang mengakui,
bahwa Indonesia adalah gudangnya Warisan Budaya Dunia, termasuk UNESCO. Akan tetapi
kenyataannya Indonesia belum bisa memposisikan diri sebagai sebuah kekuatan
Internasional yang mampu menempatkan diri sebagai penjaga ketertiban dunia. Padahal
secara kependudukan Indonesia berada pada posisi kelima dunia, secara sumber daya alam
Indonesia sangat kaya, dan keaneka ragaman budaya serta hayati Indonesia tidak ada
duanya di muka bumi ini.
Lemahnya posisi Indonesia tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh lemahnya
proses Internalisasi Masyarakat dalam menyerap seni budaya tradisi yang harusnya
mampu memunculkan jati diri dan karakter sebuah bangsa dan telah termaktub dalam
Dasar Negara kita, Pancasila. Padahal Fouding Father kita, Soekarno, telah menyebutkan
adigium JAS MERAH (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah) pada tahun 17 Agustus
1966, dengan harapan instrumen sejarah bangsa adalah sebuah bagian dari masa depan
bangsa itu sendiri. Bilamana Sejarah hilang karena masyarakat banyak yang telah
meninggalkan sejarah tersebut, maka niscaya masa depan sebuah bangsa juga akan
dipertanyakan. Dalam hal ini kami mencoba untuk mengingatkan jika Seni Budaya Tradisi
juga merupakan sebuah bagian dari sejarah, maka dari itu jika bangsa kita sudah
meninggalkan seni budaya tradisi, maka niscaya sejarah tersebut juga akan ditinggalkan
begitu saja.
Untuk itulah, dalam posisi memperkuat nilai seni budaya tradisi yang semakin hari
ditinggalkan oleh masyarakat, Komunitas Kebangsaan bermaksud menggelar kesenian
Wayang Kampung Sebelah. Besar harapkan kami dapat mengembalikan Jati Diri dan
Karakter Bangsa sebagai identitas bagi seni budaya tradisi Indonesia melalui media diskusi
dan pertunjukan. Wayang merupakan salah satu aset Seni Budaya Tradisi yang mulai
dipinggirkan oleh masyarakat. Munculnya Wayang Kampung Sebelah di Indonesia,
khususnya di Jawa Timur, diharapkan mampu menginternalisasi masyarakat akan
pentingnya tradisi bagi tumbuh kembangnya sebuah bangsa. Terlebih lagi wayang
kampung sebelah merupakan sebuah pertunjukan yang mengiovasikan seni budaya tradisi
dengan menggabungkan antara konsep Tradisional dan konsep Modern, sehingga wajar
kita harapan kami dalam menumbuhkan semangat kebangsaan terhadap masyarakat dapat
segera terwujud.