PERATURANMENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIANOMOR115/PMK.03/2021
TENTANG
TATACARAPEMBERIANFASILITASDIBEBASKANDARIPENGENAANPAJAK
PERTAMBAHANNILAIATASIMPORDAN/ATAUPENYERAHANBARANGKENAPAJAKTERTENTUYANGBERSIFATSTRATEGIS,TATACARAPEMBAYARANPAJAK
PERTAMBAHANNILAIBARANGKENAPAJAKTERTENTUYANGBERSIFATSTRATEGISYANGTELAHDIBEBASKANDARIPENGENAANPAJAKPERTAMBAHANNILAIYANG
DIGUNAKANTIDAKSESUAIDENGANTUJUANSEMULAATAUDIPINDAHTANGANKAN,DANPENGENAANSANKSIATASKETERLAMBATANPEMBAYARANPAJAKPERTAMBAHAN
NILAI
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESAMENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA,
Menimbang : a. bahwauntukmeningkatkankepastianhukumdankemudahandalamberusaha
(ease of doing business), perlu dilakukan integrasi prosedur untukmeningkatkan pelayanan dalam pemberian fasilitas dibebaskan daripengenaanPajakPertambahanNilaiatasimpordan/ataupenyerahanbarangkenapajaktertentuyangbersifatstrategis;
b. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor268/PMK.03/2015 tentang TataCaraPemberianFasilitasDibebaskandariPengenaanPajakPertambahanNilaiatas Impor dan/atau PenyerahanBarangKena Pajak Tertentu yangBersifatStrategis dan TataCara Pembayaran Pajak PertambahanNilai BarangKenaPajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Telah Dibebaskan sertaPengenaan Sanksi, belum dapat menampung perkembangan kebutuhanintegrasi prosedur pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan PajakPertambahanNilaisehinggaperludiganti;
c. bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksuddalamhurufadanhurufb, sertauntukmelaksanakanketentuanPasal6PeraturanPemerintahNomor81Tahun2015tentangImpordan/atauPenyerahanBarangKenaPajakTertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PajakPertambahanNilai sebagaimana telahdiubahdenganPeraturanPemerintahNomor48Tahun2020 tentangPerubahanatasPeraturanPemerintahNomor81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena PajakTertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PajakPertambahan Nilai, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentangTataCaraPemberianFasilitasDibebaskandariPengenaanPajakPertambahanNilai atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yangBersifat Strategis, Tata Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai BarangKena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Telah Dibebaskan dariPengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang Digunakan Tidak Sesuai denganTujuan Semula atau Dipindahtangankan, dan Pengenaan Sanksi atasKeterlambatanPembayaranPajakPertambahanNilai;
Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor8Tahun1983 tentangPajak PertambahanNilai atasBarangdanJasadanPajakPenjualanatasBarangMewah(LembaranNegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor42 Tahun 2009 tentang PerubahanKetigaatasUndang-UndangNomor8Tahun1983 tentangPajakPertambahanNilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5069);
3. Undang-Undang Nomor39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4916);
4. Undang-UndangNomor11Tahun2020 tentangCiptaKerja(LembaranNegaraRepublik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor6573);
5. Peraturan Pemerintah Nomor81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atauPenyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yangDibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 247, Tambahan Lembaran NegaraRepublikIndonesiaNomor5750)sebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanPemerintah Nomor48 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau PenyerahanBarang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dariPengenaan Pajak Pertambahan Nilai (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2020 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor6549);
6. Peraturan Presiden Nomor57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2020Nomor98);
7. PeraturanMenteriKeuanganNomor217/PMK.01/2018tentangOrganisasidanTata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2018Nomor1862)sebagaimanatelahbeberapakalidiubahterakhirdenganPeraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang PerubahanKedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara RepublikIndonesiaTahun2019Nomor1745);
MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS
DIBEBASKANDARIPENGENAANPAJAKPERTAMBAHANNILAIATASIMPORDAN/ATAUPENYERAHANBARANGKENAPAJAKTERTENTUYANGBERSIFATSTRATEGIS,TATACARAPEMBAYARANPAJAKPERTAMBAHANNILAIBARANGKENAPAJAKTERTENTUYANG BERSIFAT STRATEGIS YANG TELAH DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAKPERTAMBAHANNILAI YANGDIGUNAKAN TIDAK SESUAI DENGAN TUJUAN SEMULAATAU DIPINDAHTANGANKAN, DAN PENGENAAN SANKSI ATAS KETERLAMBATANPEMBAYARANPAJAKPERTAMBAHANNILAI.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal1 DalamPeraturanMenteriini,yangdimaksuddengan:
1. Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya disingkat PPN adalah pajak yangdikenakan berdasarkan Undang-Undang Nomor8Tahun1983 tentang PajakPertambahanNilaiBarangdanJasadanPajakPenjualanatasBarangMewahbesertaperubahannya.
2. BarangKenaPajakyangselanjutnyadisingkatBKPadalahbarangyangdikenaipajak berdasarkan Undang-Undang Nomor8 Tahun 1983 tentang PajakPertambahanNilaiBarangdanJasadanPajakPenjualanatasBarangMewahbesertaperubahannya.
3. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,pemotong pajak, dan pemungut pajak, yangmempunyai hak dan kewajibanperpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.
4. PengusahaKenaPajakyangselanjutnyadisingkatPKPadalahpengusahayangmelakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa KenaPajak yangdikenai pajakberdasarkanUndang-UndangNomor8Tahun1983tentang Pajak PertambahanNilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atasBarangMewahbesertaperubahannya.
5. Nomor PokokWajib Pajak adalahnomor yangdiberikan kepadaWajib Pajaksebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagaitandapengenaldiriatau identitasWajibPajakdalammelaksanakanhakdankewajibanperpajakannya.
6. Mesin adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yangdijalankandenganrodadandigerakkanolehmotorpenggerak,baikmekanikmaupunmenggunakanbahanbakarminyakataunonminyak, tenaga listrik,atautenagaalam.
7. Peralatanadalahaktivayangmemilikimasamanfaatlebihdarisatutahundandipergunakanuntukproduksi barangyangdigerakkandenganmekanikataumenggunakan bahan bakar minyak atau non minyak, tenaga listrik, atautenagaalam.
8. Masterlistadalah Keputusan Menteri Keuangan mengenai Pembebasan BeaMasuk yang diterbitkan oleh Kementerian Investasi/Badan KoordinasiPenanamanModalyangberisidaftarMesindanPeralatanyangmendapatkanfasilitaspembebasanBeaMasuk.
9. PeraturanPemerintahtentangImpordan/atauPenyerahanBarangKenaPajakTertentu yang Bersifat Strategis yang selanjutnya disebut PeraturanPemerintahBKPTertentuyangBersifatStrategisadalahPeraturanPemerintahNomor81Tahun2015tentangImpordan/atauPenyerahanBarangKenaPajakTertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PajakPertambahanNilai sebagaimana telahdiubahdenganPeraturanPemerintahNomor48Tahun2020 tentangPerubahanatasPeraturanPemerintahNomor81 Tahun 2015 tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena PajakTertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PajakPertambahanNilai.
10. Kerja Sama Operasi atau operasi bersama yang selanjutnya disebut KSOadalahpengaturanbersamayangmengaturbahwaparapihakyangmemilikipengendalianbersamaataspengaturan,memilikihakatasaset,dankewajibanterhadapliabilitas.
11. Pekerjaan konstruksi terintegrasi yang selanjutnya disebut Pekerjaan EPCadalah gabungan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi konstruksi,termasuk di dalamnya penggabungan fungsi layanan dalam modelpenggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering,procurement,andconstruction).
12. PenyediaPekerjaanEPCadalahPKPyangberbentukbadantermasukKSOdanbentukusahatetapyangmelakukanPekerjaanEPC.
13. PemilikProyekadalahPKPyangmenghasilkanBKP,yangmemperolehMesindanPeralatanpabrikmelaluikontrakdenganPKPPenyediaPekerjaanEPC.
14. SuratKeteranganBebasPajakPertambahanNilaiBarangKenaPajaktertentuyang bersifat strategis yang selanjutnya disebut SKB PPN adalah suratketerangan yang menyatakan bahwa PKP memperoleh fasilitas dibebaskandari pengenaan PPN atas impor dan/atau penyerahan BKP tertentu yangbersifatstrategis.
15. BeaMasukadalahpungutannegaraberdasarkanUndang-UndangKepabeananyangdikenakanterhadapbarangyangdiimpor.
16. Rencana Kebutuhan Impor dan Perolehan yang selanjutnya disingkat RKIPadalah daftarMesin dan Peralatan pabrik yang direncanakan untuk diimpordan/atau diperoleh, yang digunakan untukmemperoleh fasilitas dibebaskandaripengenaanPPN.
17. Laporan Realisasi Impor dan Perolehan adalah laporan yang memuatinformasi realisasi impor dan perolehan Mesin dan Peralatan pabrik yangmenggunakanfasilitasdibebaskandaripengenaanPPN.
18. SuratKeteranganBebasPajakPertambahanNilaiPenggantiyangselanjutnyadisebut SKB PPN Pengganti adalah surat keterangan yang diterbitkan untukmenggantiSKBPPNdalamhalterdapatkesalahandalampenerbitanSKBPPN.
19. RumahSusunSederhanaMilikadalahrumahsusunumummiliksesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangrumahsusun.
20. Orang Pribadi adalah Orang Pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempattinggalatauberadabaikdiIndonesiamaupundiluarIndonesiasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
21. Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yangmelakukanpenyerahanBKPataupenyerahanJasaKenaPajak.
22. SistemIndonesia National SingleWindow yang selanjutnya disingkat SINSWadalah sistem elektronik yang mengintegrasikan sistem dan/atau informasiberkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan, dokumenkekarantinaan, dokumen perizinan, dokumenkepelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang terkait denganekspordan/atau impor, yangmenjaminkeamanandatadan informasi sertamemadukanalurdanprosesinformasiantarsisteminternalsecaraotomatis.
23. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal adalahkementerianyangmemimpindanmengoordinasikanpenyelenggaraanurusanpemerintahandibidanginvestasidanpenyelenggaraantugaspemerintahandibidang penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
24. Harmonized System Code yang selanjutnya disebut Kode HS adalah nomorkode dari suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematisdengan tujuan mempermudah penarifan, transaksiperdagangan, pengangkutan dan statistik yang telah diperbaiki dari sistemklasifikasi yang didasarkan kepadaHarmonized System dan dituangkan kedalamsuatudaftartarifyangdisebutBukuTarifKepabeananIndonesia(BTKI).
25. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidangkeuangan.
Pasal2 (1) Impordan/ataupenyerahanBKP tertentuyangbersifatstrategisdibebaskan
daripengenaanPPN.
(2) Pembebasan dari pengenaan PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan:
a.denganmenggunakanSKBPPN;atau b. tanpamenggunakanSKBPPN. (3) SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(2)diberikanatas: a. impor Mesin dan Peralatan pabrik yang diajukan permohonan fasilitas
pembebasanBeaMasukdanmendapatkanfasilitaspembebasanBeaMasuk;atau
b. impordan/atauperolehanMesindanPeralatanpabrikyang tidakdiajukanpermohonanfasilitaspembebasanBeaMasuk.
(4) SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufadiberikankepada: a.PKPyangmenghasilkanBKPatauPemilikProyek;atau b.PenyediaPekerjaanEPC. (5) SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(3)hurufbdiberikankepada: a.PKPyangmenghasilkanBKPatauPemilikProyek;atau b.PenyediaPekerjaanEPC. (6) Atas SKB PPN yang telah diterbitkan kepada PKP yang menghasilkan BKP,
Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC, Direktur Jenderal Pajakdapatmelakukan:
a.penggantian, baik berdasarkan permohonan maupun secara jabatan;dan/atau
b.pembatalanataupencabutanSKBPPNsecarajabatan. (7) Terhadap impor dan/atau perolehanMesin dan Peralatan pabrik yang telah
memperoleh fasilitas pembebasan PPN dengan menggunakan SKB PPN,namunatas:
a.SKBPPNtersebutdilakukanpenggantian; b.SKBPPNtersebutdilakukanpembatalan; c. SKBPPNtersebutdilakukanpencabutan;atau d.MesindanPeralatanpabriktersebutdigunakantidaksesuaidengantujuan
semula atau dipindahtangankan kepadapihak lain, baik sebagianmaupunseluruhnya,dalamjangkawaktu4(empat)tahunsejaksaatimpordan/atauperolehan,
PPNterutangmenjadiwajibdibayarolehPKPyangmenghasilkanBKP,PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPC.
BABII
TATACARAPEMBERIANFASILITASDIBEBASKANDARIPENGENAANPAJAKPERTAMBAHANNILAIATASIMPORDAN/ATAUPENYERAHANBARANG
KENAPAJAKTERTENTUYANGBERSIFATSTRATEGIS
Pasal3 (1) BKP tertentu yang bersifat strategis yang atas impornya dibebaskan dari
pengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal2ayat(1)meliputi: a.Mesin dan Peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam
keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan secara langsungdalamprosesmenghasilkanBKPolehPKPyangmenghasilkanBKPtersebut,termasuk yang atas impornya dilakukan oleh pihak yang melakukanpekerjaankonstruksiterintegrasi,tidaktermasuksukucadang;
b.barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan danperikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana tercantumdalamLampiranPeraturanPemerintahBKPTertentuyangBersifatStrategis;
c. jangatdankulitmentahyangtidakdisamak; d. ternak yang kriteria dan/atau rinciannya diatur dengan PeraturanMenteri
setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakanurusanpemerintahandibidangpertanian;
e.bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,peternakan,atauperikanan;
f. pakanternaktidaktermasukpakanhewankesayangan; g.pakanikan; h.bahanpakanuntukpembuatanpakanternak,danpakanikan,tidaktermasuk
imbuhanpakandanpelengkappakanyangkriteriadan/ataurincianbahanpakan diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat pertimbangandari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan dan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahandibidangpertanian;
i. bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran dan/atau dalambentukperakbatangan;dan
j. liquifiednaturalgas. (2) BKPtertentuyangbersifatstrategisyangataspenyerahannyadibebaskandari
pengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal2ayat(1)meliputi: a.Mesin dan Peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam
keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan secara langsungdalamprosesmenghasilkanBKPolehPKPyangmenghasilkanBKPtersebut,termasuk yang atas perolehannya dilakukan oleh pihak yang melakukanpekerjaankonstruksiterintegrasi,tidaktermasuksukucadang;
b.barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang kelautan danperikanan, baik penangkapan maupun budidaya, sebagaimana tercantumdalamLampiranPeraturanPemerintahBKPTertentuyangBersifatStrategis;
c. jangatdankulitmentahyangtidakdisamak; d. ternak yang kriteria dan/atau rinciannya diatur dengan PeraturanMenteri
setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakanurusanpemerintahandibidangpertanian;
e.bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,peternakan,atauperikanan;
f. pakanternaktidaktermasukpakanhewankesayangan; g.pakanikan; h.bahanpakanuntukpembuatanpakanternakdanpakanikan,tidaktermasuk
imbuhanpakandanpelengkappakan,yangkriteriadan/ataurincianbahanpakan diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat pertimbangandari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkelautan dan perikanan dan menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahandibidangpertanian;
i. bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran dan/atau dalambentukperakbatangan;
j. unit hunian Rumah Susun Sederhana Milik yang perolehannya dibiayaimelalui kredit atau pembiayaan kepemilikan rumah bersubsidi yangmemenuhiketentuansebagaiberikut:
1. luas untuk setiap hunian paling sedikit 21 m2 (dua puluh satu meterpersegi)dantidakmelebihi36m2(tigapuluhenammeterpersegi);
2.pembangunannya mengacu kepada peraturan menteri yangmenyelenggarakanurusanpemerintahandibidangpekerjaanumumdanperumahanrakyat;
3.merupakanunithunianpertamayangdimiliki,digunakansendirisebagaitempat tinggal,dan tidakdipindahtangankandalam jangkawaktusesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang rumahsusun;dan
4.batasanterkaithargajualunithunianRumahSusunSederhanaMilikdanpenghasilan bagi Orang Pribadi yang memperoleh unit hunian RumahSusun Sederhana Milik ditetapkan dengan Peraturan Menteri tersendirisetelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakanurusanpemerintahandibidangpekerjaanumumdanperumahanrakyat,
k. listrik,termasukbiayapenyambunganlistrikdanbiayabebanlistrik,kecualiuntuk rumah dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) VoltaseAmpere;dan
l. liquifiednaturalgas. Pasal4 (1) Pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN atas impor dan/atau
penyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan Pasal 3 ayat (2) huruf a dilakukanmenggunakanSKBPPN.
(2) Pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN atas impor dan/ataupenyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis sebagaimana dimaksuddalamPasal3ayat(1)hurufbsampaidenganhurufj,sertaPasal3ayat(2)hurufbsampaidenganhurufl,dilakukantanpamenggunakanSKBPPN.
Pasal5 (1) KriteriaMesindanPeralatanpabrikyangatasimpordan/ataupenyerahannya
dibebaskandaripengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(1)hurufadanPasal3ayat(2)hurufa,harusmemenuhiketentuansebagaiberikut:
a.MesindanPeralatanpabrikyangdigunakansecaralangsungdalamprosesmenghasilkan BKP di bagian produksi, dari mulai dilakukannya prosespengubahan bentuk atau sifat suatu barang sampai dengan barang baruatau barang yang mempunyai daya guna baru terwujud, tidak termasukkegiatanmempertahankanataumengubahkualitasdankegiatantransmisiataudistribusi;
b.Mesin dan Peralatan pabrik dalam keadaan terpasang maupun terlepas,tidaktermasuksukucadang;dan
c. PeralatanpabrikyangmelekatpadaMesin. (2) Suku cadang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
komponendariMesinatauPeralatanyangdicadangkanuntukperbaikanataupenggantianbagianMesinatauPeralatanyangmengalamikerusakan.
(3) TermasukdalamkriteriaMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpada ayat (1) berupa unit pembangkit listrik yang merupakan bagianterintegrasi dari industri pengolahan yang sudah memiliki izin usahapenyediaantenagalistrikatauizinpengoperasianyangdiberikanolehmenteriyangmenyelenggarakanurusanpemerintahandibidangenergidansumberdayamineral.
(4) Industripengolahansebagaimanadimaksudpadaayat (3)merupakansuatukegiatan ekonomi yangmelakukan kegiatanmengubah suatu barang dasarsecara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barangjadi/setengahjadi,dan/ataubarangyangkurangnilainyamenjadibarangyanglebihtingginilainya,dansifatnyalebihdekatkepadapemakaiakhir,termasukjasaindustri/maklundanpekerjaanperakitan.
Pasal6 (1) Mesin dan Peralatan pabrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
hurufadanPasal3ayat (2)hurufadiberikanpembebasandaripengenaanPPN denganmenggunakan SKB PPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat(1)denganketentuanMesindanPeralatanpabriktersebut:
a.diimporsecaralangsungoleh: 1.PKPyangmenghasilkanBKP;atau 2.Penyedia Pekerjaan EPC sebagai bagian dari kontrak Pekerjaan EPC
denganPemilikProyekyangmenghasilkanBKP, danPKPatauPemilik Proyek tersebut telahmengajukanpermohonandan
memperoleh fasilitas pembebasan Bea Masuk sebagaimana dimaksuddalamPasal2ayat(3)hurufa;
b.diimpordan/ataudiperolehsecaralangsungoleh: 1.PKPyangmenghasilkanBKP;atau 2.Penyedia Pekerjaan EPC sebagai bagian dari kontrak Pekerjaan EPC
denganPemilikProyekyangmenghasilkanBKP, dan PKP atau Pemilik Proyek tersebut tidak mengajukan permohonan
fasilitaspembebasanBeaMasuksebagaimanadimaksuddalamPasal2ayat(3)hurufb.
(2) Untukmemperoleh fasilitas pembebasan dari pengenaan PPN sebagaimanadimaksudpadaayat(1),PKPatauPenyediaPekerjaanEPCharusmemilikiSKBPPNyangdilampiriRKIPyangtelahdisetujui:
a. sebelum pemberitahuan pabean dalam rangka impor barang diajukandan/ataupenyerahandilakukan;atau
b. sebelumpenerimaanpembayaranolehPKPpenjualdalamhalpembayaranmendahuluipenyerahan.
(3) Dalam hal terdapat penerimaan pembayaran oleh PKP penjual yang terjadisebelum penerbitan SKB PPN yang dilampiri RKIP yang telah disetujui ataspenyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis, fasilitas dibebaskan daripengenaanPPNdiberikanatasbagianPPNyangbelumterutang.
(4) Mesin dan Peralatan pabrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aangka2danhurufbangka2,harusdiserahkanolehPenyediaPekerjaanEPCkepadaPemilikProyeksesuaidenganketentuandalamkontrakPekerjaanEPC,yang dibuktikan dengan berita acara serah terima dari Penyedia PekerjaanEPCkepadaPemilikProyek.
(5) Dalam hal impor dan/atau perolehan Mesin dan Peralatan pabrik dilakukanoleh Penyedia Pekerjaan EPC yang merupakan pihak yang melakukantransaksidenganpihakpenyediadiluarnegeriatauPKPpenjual,pembebasanpengenaan PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 danhuruf b angka 2 dapat diberikan sepanJang dibuktikan dengan kontrakpembelianataudokumenyangdisamakandengankontrakpembelianantaraPenyediaPekerjaanEPCdanpihakpenyediadiluarnegeriatauPKPpenjual.
Pasal7
(1) Atas perolehan Mesin dan Peralatan pabrik sebagaimana dimaksud dalamPasal6ayat(1)hurufbangka2,FakturPajakdibuatdenganmencantumkanPenyediaPekerjaanEPCsebagaipembeliBKP.
(2) Dalam hal Penyedia Pekerjaan EPC merupakan KSO, perolehan Mesin danPeralatan pabrik dilakukan oleh anggota KSO atau KSO sesuai denganketentuanyangdiaturdalamkontrakPekerjaanEPC.
(3) AtasperolehanMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(2), Faktur Pajak harus dibuat dengan mencantumkan anggota KSO yangmelakukanperolehanatauKSOsebagaipembeliBKP.
Pasal8 (1) AtasimporMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksuddalamPasal6
ayat (1) huruf a angka 2 dan huruf b angka 2, Penyedia Pekerjaan EPCmerupakanpemilikbarangdalampemberitahuanpabeandalamrangkaimpor.
(2) Dalam hal Penyedia Pekerjaan EPC merupakan KSO, impor Mesin danPeralatanpabrikdilakukanolehanggotaKSOyangmemilikiangkapengenalimpor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan,yangdiaturdalamkontrakPekerjaanEPC.
(3) AtasimporMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(2): a. invoiceharusdibuatatasnamaanggotaKSOyangmelakukanimpor;dan b.pemilik barang dalam pemberitahuan pabean dalam rangka impor
merupakananggotaKSOyangmelakukanimpor. Pasal9 (1) PenyediaPekerjaanEPCmelakukanpenyerahanMesindanPeralatanpabrik
yang: a.mendapatkan fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN sebagaimana
dimaksuddalamPasal7danPasal8;dan b.merupakanbagiandarikontrakPekerjaanEPC, kepadaPemilikProyek,sesuaidengankontrakPekerjaanEPC. (2) Atas penyerahan Mesin dan Peralatan pabrik sebagaimana dimaksud pada
ayat(1)dikenaiPPN. (3) PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung menggunakan dasar
pengenaanpajaksebesarnilaiimpordan/atauperolehanMesindanPeralatanpabrikolehPenyediaPekerjaanEPC.
(4) Dalam hal terdapat margin dan nilai tambah lain yang diperoleh atauditambahkan oleh Penyedia Pekerjaan EPC dalam fungsi pengadaan(procurement),margindannilaitambahlaintersebutdiperhitungkankedalamtagihanJasa.
Pasal10 (1) UntukmemperolehSKBPPNatasimporMesindanPeralatanpabrikyangjuga
diajukan permohonan fasilitas pembebasan Bea Masuk sebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufaangka1,PKPharusterlebihdahulumemilikiMasterlist.
(2) DalamhalPKPmerupakanPemilikProyekyangmenunjukPenyediaPekerjaanEPCuntukmelaksanakanPekerjaanEPCsebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufaangka2,PenyediaPekerjaanEPCmemperolehSKBPPNatasimporatauperolehanMesindanPeralatanpabriksetelahPemilikProyek:
a.memilikiMasterlistyangdiperlukanuntukpengajuanpermohonanSKBPPNbagiPemilikProyektersebut;dan
b.mengajukandanmemperolehSKBPPNbagiPemilikProyektersebut. (3) Masterlistsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) huruf a
diterbitkan berdasarkan permohonan fasilitas pembebasan Bea Masuk atasimporMesindanPeralatanpabrikyangdisampaikanPKPatauPemilikProyeksecaraelektronikmelaluisisteminformasiyangdisediakanolehKementerianInvestasi/BadanKoordinasiPenanamanModal.
(4) PKPatauPemilikProyekyangtelahmemperolehMasterlistdapatmengajukanpermohonan SKB PPN kepada Direktorat Jenderal Pajak secara elektronikmelaluiSINSW,segerasetelahMasterlistditerbitkanmelaluisisteminformasiyang disediakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi PenanamanModalsebagaimanadimaksudpadaayat(3).
(5) Permohonan SKB PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindaklanjutiapabilaPKP:
a. telahmenyampaikansuratpemberitahuantahunanPajakPenghasilanuntuk2 (dua) tahun pajak terakhir dan surat pemberitahuanmasa PPN untuk 3(tiga)masapajakterakhir,yangsudahmenjadikewajibannyasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan;
b. tidak mempunyai utang pajak di kantor pelayanan pajak tempat PKPdikukuhkanmaupun cabangnya dikukuhkan, ataumempunyai utang pajaknamunataskeseluruhanutangpajaktersebuttelahmendapatkanizinuntukmenunda atau mengangsur pembayaran pajak sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan;dan
c. telahmenyampaikan Laporan Realisasi Impor dan Perolehan yang sudahmenjadikewajibannya.
(6) PermohonanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(4)diajukandenganmelengkapiinformasidanmemilihMesindanPeralatanpabrikyangdiajukanpermohonanfasilitaspembebasanPPNdariMasterlistsebagaimanadimaksudpadaayat(3).
(7) DalampermohonanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(6)atasimpordan/atau perolehan Mesin dan Peralatan pabrik untuk pembangunan ataupengembangan industri dalam rangka penanamanmodal, PKP atau PemilikProyekharusmelengkapiinformasidengancara:
a.memasukkaninformasinomorizinusaha; b.mengisijenisbarang,spesifikasiteknisdanKadeHS,dankuantitasbarang;
dan c. mengunggah: 1.uraian ringkasproses produksi bahwaMesin dan Peralatanpabrik yang
diimpordan/ataudiperolehakandipergunakandalamunitproduksiuntukmenghasilkanBKP;
2.kalkulasikapasitasMesinproduksiyangdisesuaikandenganjenisusaha; 3.gambarteknisataudenahtataletakMesinpabrikdiunitproduksi; 4.datateknisataubrosurMesin;dan 5.pernyataan bahwa Mesin dan Peralatan pabrik yang diimpor atau
diperoleh tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannyadalam jangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan.
(8) Dalamhal impordan/ataupenyerahanMesindanPeralatanpabrikdilakukanoleh PKP atau Penyedia Pekerjaan EPC untuk industri pembangkitan tenagalistrikuntukkepentinganumum,PKPatauPemilikProyekharusmenyampaikantambahan informasi selain informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)dengancaramengunggah:
a. izinusahapenyediaantenagalistrik;dan b.perjanjianjualbelitenagalistrik. (9) Dalam hal impor Mesin dan Peralatan pabrik dilakukan oleh Penyedia
Pekerjaan EPC sebagai bagian dari kontrak Pekerjaan EPC dengan PemilikProyeksebagaimanadimaksudpadaayat(2),PemilikProyekmenyampaikaninformasinamadanNomorPokokWajibPajakPenyediaPekerjaanEPC.
(10) Informasisebagaimanadimaksudpadaayat(7),ayat(8),danayat(9)harustelah disampaikan pada saat pengajuan permohonan pembebasan fasilitasdibebaskanBeaMasuksebagaimanadimaksudpadaayat(3).
(11)Daftar Mesin dan Peralatan pabrik yang dipilih untuk diajukan permohonanfasilitaspembebasanPPN sebagaimanadimaksudpadaayat (2)merupakanRKIPyangmenjadisatukesatuandenganpermohonanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(4).
Pasal11 (1) Berdasarkan permohonan SKB PPN yang dilengkapi RKIP sebagaimana
dimaksuddalamPasal10ayat(11),DirektoratJenderalPajaksecaraotomatismelaluiSINSWmenerbitkanSKBPPNbesertaRKIPyangtelahdisetujuibagi:
a.PKPyangmenghasilkanBKPsebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufaangka1;atau
b.Pemilik Proyek yang berkontrak dengan Penyedia Pekerjaan EPCsebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufaangka2,
segera setelah permohonan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksuddalamPasal10ayat(5),ayat(7),ayat(8)danayat(9).
(2) SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)berlakusampaidenganbataswaktuberlakunyaMasterlist.
(3) PKPatauPemilikProyeksebagaipihakyangmemilikiSKBPPNsebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus membuat Laporan Realisasi Impor danPerolehan.
(4) Dalamhal terjadiperubahan lokasiproyek,SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dinyatakantidakberlakudanPKPatauPemilikProyeksebagaipihakyangmemilikiSKBPPNharusmengajukanpermohonanSKBPPNkembalidilokasiproyekyangbaru.
(5) Ketentuan untuk mengajukan SKB PPN kembali di lokasi proyek yang barusebagaimanadimaksudpadaayat(4)tidakberlakudalamhalPKPatauPemilikProyek:
a. telahdikukuhkandikantorpelayananpajakyangwilayahkerjanyameliputilokasiproyekyangbaru;dan
b. lokasi proyek yang baru merupakan tempat tinggal, tempat kedudukan,dan/atautempatkegiatanusahayangtelahditetapkansebagaitempatPPNterutang atau tempat PPN terutang yang dipusatkan sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(6) DalamhalMesindanPeralatanpabrikyangtelahdiimporataudiperoleholehPenyediaPekerjaanEPCbelumdiserahkankepadaPemilikProyekdanmasaberlakuSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbtelahberakhir,Pemilik Proyek harus mengajukan permohonan SKB PPN tanpa didahuluidengan pengajuan permohonan fasilitas pembebasan Bea MasuksebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufbangka1.
(7) Ketentuan mengenai contoh format SKB PPN bagi PKP atau Pemilik Proyekyang juga mengajukan permohonan fasilitas pembebasan Bea Masuksebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal12 (1) SetelahPemilikProyekmemperolehSKBPPNsebagaimanadimaksuddalam
Pasal 11 ayat (1) huruf b, Penyedia Pekerjaan EPC selanjutnya dapatmengajukan permohonan SKB PPN kepada Direktorat Jenderal Pajak secaraelektronikmelaluiSINSWdengan:
a.memasukkan informasinomorSKBPPNdanRKIPyang telahdisetujuidariPemilikProyeksebagaimanadimaksudpadaPasal11ayat(1)hurufb;dan
b.mengunggahkontrakPekerjaanEPCdenganPemilikProyekdalambahasaIndonesiaataubahasaInggrisdengantulisanLatin.
(2) Penyedia Pekerjaan EPC mengunduh RKIP Pemilik Proyek sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufadanmelengkapidenganinformasi:
a.namakantorpabeandannamapelabuhankedatanganuntuk imporMesindanPeralatanpabrik;atau
b.namaPKPpenjualuntukperolehanMesindanPeralatanpabrik. (3) Unduhan RKIP Pemilik Proyek yang sudah ditambahkan informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi RKIP yang merupakan satukesatuandenganpermohonanSKBPPNdariPenyediaPekerjaanEPC.
(4) Berdasarkan permohonan SKB PPN yang dilengkapi RKIP sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal Pajak melakukan verifikasikelengkapandokumendansecaraelektronikmelaluiSINSWmenerbitkan:
a.SKB PPN bagi Penyedia Pekerjaan EPC beserta RKIP yang telah disetujui,dalamhalpermohonanmemenuhiketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2),atau
b.pemberitahuan penolakan, dalam hal permohonan tidak memenuhiketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)atauayat(2),
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan SKB PPN disampaikansecaralengkap.
(5) SKBPPNbagiPenyediaPekerjaanEPCsebagaimanadimaksudpadaayat(4)huruf a berlaku terhitung sejak tanggal diterbitkan sampai dengan tanggalberakhirnyaSKBPPNbagiPemilikProyeksebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1)hurufb.
(6) PenyediaPekerjaanEPCyangmemperolehSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufaharusmembuat:
a.LaporanRealisasiImpordanPerolehan;dan b. laporan realisasi penyerahan Mesin dan Peralatan pabrik kepada Pemilik
Proyek. (7) Penyedia Pekerjaan EPC harusmelakukan penyerahanMesin dan Peralatan
pabrikkepadaPemilikProyeksesuaidengankontrakPekerjaanEPC. (8) PenyerahanMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(7)
merupakan penyerahan BKP yang dikenai PPN sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(9) Dalam hal terjadi perubahan lokasi proyek sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 ayat (4), SKB PPN bagi Penyedia Pekerjaan EPC sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf a dinyatakan tidak berlaku, dan PenyediaPekerjaan EPC harus mengajukan permohonan SKB PPN kembali di lokasiproyek yang baru setelah Pemilik Proyek memiliki SKB PPN sebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1)hurufadilokasiproyekyangbaru.
(10)Ketentuan mengenai contoh format SKB PPN sebagaimana dimaksud padaayat (4) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal13 (1) Untuk memperoleh SKB PPN atas impor dan/atau perolehan Mesin dan
Peralatanpabrikyang tidakdiajukanpermohonan fasilitaspembebasanBeaMasuksebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufb,PKPatauPemilikProyekharusmengajukanpermohonanSKBPPNyangdilampiridenganRKIPkepadaDirektoratJenderalPajaksecaraelektronikmelaluiSINSW.
(2) Dalam hal impor dan/atau perolehan Mesin dan Peralatan pabrik dilakukanoleh Penyedia Pekerjaan EPC sebagai bagian dari kontrak Pekerjaan EPCdenganPemilikProyek,PemilikProyekmenyampaikaninformasiberupanamadanNomorPokokWajibPajakPenyediaPekerjaanEPCpadasaatmengajukanpermohonanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1).
(3) RKIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat informasi mengenaijumlah dan jenis Mesin dan Peralatan pabrik yang akan diimpor dan/ataudiperoleh.
(4) DalampermohonanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1),PKPatauPemilikProyekmenyampaikaninformasidengancara:
a.memasukkaninformasinomorizinusaha; b.mengisi jenis barang, spesifikasi teknis dan Kode HS, dan kuantitas di
permohonanRKIP;dan c. mengunggah: 1.uraian ringkasproses produksi bahwaMesin dan Peralatanpabrik yang
diimpor/diperoleh akan dipergunakan dalam unit produksi untukmenghasilkanBKP;
2.kalkulasikapasitasMesinproduksiyangdisesuaikandenganjenisusaha; 3.gambarteknisataudenahtataletakMesinpabrikdiunitproduksi; 4.datateknisataubrosurMesin;dan 5.pernyataan bahwa Mesin dan Peralatan pabrik yang diimpor atau
diperoleh tidak akan dipindahtangankan atau diubah peruntukannyadalam jangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan.
(5) Dalamhal impordan/ataupenyerahanMesindanPeralatanpabrikdilakukanoleh PKP atau Penyedia Pekerjaan EPC untuk industri pembangkitan tenagalistrikuntukkepentinganumum,PKPatauPemilikProyekharusmenyampaikantambahaninformasiselainsebagaimanadimaksudpadaayat(4)dengancaramengunggah:
a. izinusahapenyediaantenagalistrik;dan b.perjanjianjualbelitenagalistrik. (6) Berdasarkan permohonan SKB PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
DirekturJenderalPajakmelakukanverifikasikelengkapandokumendansecaraelektronikmelaluiSINSWmenerbitkan:
a.SKBPPNdanRKIPyangtelahdisetujuibagi: 1.PKPyangmenghasilkanBKPsebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat
(1)hurufbangka1;atau 2.Pemilik Proyek yang berkontrak dengan Penyedia Pekerjaan EPC
sebagaimanadimaksuddalamPasal6ayat(1)hurufbangka2, dalamhalpermohonanmemenuhiketentuansebagaimanadimaksudpada
ayat(2),ayat(3),ayat(4),danayat(5);atau b.pemberitahuan penolakan, dalam hal permohonan tidak memenuhi
ketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(2),ayat(3),ayat(4),danayat(5),
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan SKB PPN sebagaimanadimaksudpadaayat(1)disampaikansecaralengkap.
(7) SKBPPNbagiPKPyangmenghasilkanBKPsebagaimanadimaksudpadaayat(6)hurufaangka1berlaku1(satu)tahuntakwim,yaituuntukperiode:
a. sejak1Januarisampaidengan31Desemberselama1(satu)tahuntakwimdilakukan impor dan/atau perolehan, dalam hal permohonan untukmemperolehSKBPPNdiajukansebelumtahuntakwimdimaksud;atau
b. sejak tanggal penerbitan SKB PPN sampai dengan 31 Desember tahunpenerbitan SKB PPN, dalam hal permohonan untukmemperoleh SKB PPNdiajukandalamtahuntakwimdimaksud.
(8) SKBPPNbagiPemilikProyekyangberkontrakdenganPenyediaPekerjaanEPCsebagaimanadimaksudpadaayat(6)hurufaangka2berlaku2(dua)tahuntakwim,yaituuntukperiode:
a. sejak1Januarisampaidengan31Desemberselama2(dua)tahuntakwimdilakukan impor dan/atau perolehan, dalam hal permohonan untukmemperolehSKBPPNdiajukansebelumtahuntakwimdimaksud;atau
b. sejaktanggalpenerbitanSKBPPNsampaidengan31Desembertahunkeduapenerbitan SKB PPN, dalam hal permohonan untukmemperoleh SKB PPNdiajukandalamtahuntakwimdimaksud.
(9) PKPatauPemilikProyeksebagaipihakyangmemilikiSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(6)hurufaharusmembuatLaporanRealisasiImpordanPerolehan.
(10)Dalamhal terjadiperubahan lokasiproyek,SKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(6)hurufadinyatakantidakberlaku,danPKPatauPemilikProyeksebagaipihakyangmemilikiSKBPPNharusmengajukanpermohonanSKBPPNkembalidilokasiproyekyangbaru.
(11)Ketentuan untuk mengajukan SKB PPN kembali di lokasi proyek yang barusebagaimanadimaksudpadaayat(10)tidakberlakuapabilaPKPatauPemilikProyek:
a. telahdikukuhkandikantorpelayananpajakyangwilayahkerjanyameliputilokasiproyekyangbaru;dan
b. lokasi proyek yang baru merupakan tempat tinggal, tempat kedudukan,dan/atautempatkegiatanusahayangtelahditetapkansebagaitempatPPNterutang atau tempat PPN terutang yang dipusatkan sesuai denganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(12)Ketentuan mengenai contoh format SKB PPN bagi PKP atau Pemilik Proyekyang tidak mengajukan permohonan fasilitas pembebasan Bea Masuksebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a tercantum dalam Lampiran IyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal14 (1) SetelahPemilikProyekmemperolehSKBPPNsebagaimanadimaksuddalam
Pasal13ayat(6)hurufaangka2,PenyediaPekerjaanEPCdapatmengajukanpermohonan SKB PPN kepada Direktorat Jenderal Pajak secara elektronikmelaluiSINSWdengan:
a.memasukkan informasinomorSKBPPNdanRKIPyang telahdisetujuidariPemilik Proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) huruf aangka2;dan
b.mengunggahkontrakPekerjaanEPCdenganPemilikProyekdalambahasaIndonesiaataubahasaInggrisdengantulisanLatin.
(2) Penyedia Pekerjaan EPC mengunduh RKIP Pemilik Proyek sebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufadanmelengkapidenganinformasi:
a.namakantorpabeandannamapelabuhankedatangan,untuk imporMesindanPeralatanpabrik;atau
b.namaPKPpenjual,untukperolehanMesindanPeralatanpabrik. (3) Unduhan RKIP Pemilik Proyek yang sudah ditambahkan informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi RKIP yang merupakan satukesatuandenganpermohonanSKBPPNdariPenyediaPekerjaanEPC.
(4) Berdasarkan permohonan SKB PPN yang dilengkapi RKIP sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal Pajak melakukan verifikasikelengkapandokumendansecaraelektronikmelaluiSINSWmenerbitkan:
a.SKB PPN bagi Penyedia Pekerjaan EPC beserta RKIP yang telah disetujui,dalamhalpermohonanmemenuhiketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2);atau
b.pemberitahuan penolakan, dalam hal permohonan tidak memenuhiketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2),
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan SKB PPN disampaikansecaralengkap.
(5) SKBPPNbagiPenyediaPekerjaanEPCsebagaimanadimaksudpadaayat(4)huruf a berlaku terhitung sejak tanggal diterbitkan sampai dengan tanggalberakhirnyaSKBPPNbagiPemilikProyeksebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(6)hurufaangka2.
(6) PenyediaPekerjaanEPCyangmemperolehSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufaharusmembuat:
a.LaporanRealisasiImpordanPerolehan;dan b. laporanrealisasipenyerahanMesindanPeralatankepadaPemilikProyek. (7) Penyedia Pekerjaan EPC harusmelakukan penyerahanMesin dan Peralatan
pabrikkepadaPemilikProyeksesuaidengankontrakPekerjaanEPC. (8) PenyerahanMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(7)
merupakanpenyerahanBarangKenaPajakyangdikenaiPPNsesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(9) Dalam hal terjadi perubahan lokasi proyek sebagaimana dimaksud dalamPasal 13 ayat (10), SKB PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf adinyatakan tidak berlaku, dan Penyedia Pekerjaan EPC harus mengajukanpermohonan SKB PPN kembali di lokasi proyek yang baru setelah PemilikProyek memiliki SKB PPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6)hurufaangka2dilokasiproyekyangbaru.
Pasal15 (1) Atas impor Mesin dan Peralatan pabrik, PKP yang melakukan impor
menyatakan dalam RKIP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (11),Pasal12ayat(2),Pasal13ayat(1),danPasal14ayat(2)yangdisampaikansecaraelektronikbahwaMesindanPeralatanpabrikdiimporsecarautuhataudalamkeadaanterlepas.
(2) DalamhalMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat (1)diimpor atau diperoleh secara utuh, jenis barang dalam RKIP diisi denganinformasiberupajenisMesindanPeralatanpabrik.
(3) DalamhalMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat (1)diimporataudiperolehdalamkeadaanterlepas,jenisbarangdalamRKIPdiisidenganinformasiberupa:
a.namaMesindanPeralatanpabrik;dan
b. jenisbarangkomponendanKodeHSkomponenMesindanPeralatanpabrik. (4) DalamhalMesindanPeralatanpabrikdiimpordalamkeadaanterlepastanpa
disertaijenisbarangkomponendariMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat (3), SKBPPN tidakdapat digunakanuntukmemperolehfasilitaspembebasanPPN.
(5) AtasimporMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(4)tetapterutangPPNdanharusdilakukanpemungutanPPN.
(6) KetentuanmengenaicontohformatRKIPsebagaimanadimaksudpadaayat(1)tercantumdalamLampiran I yangmerupakanbagian tidak terpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal16 (1) PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC dapat mengajukan
permohonanperubahanRKIPkepadaDirekturJenderalPajakmelaluiSINSW. (2) PKP atau Pemilik Proyek yang mendapatkan fasilitas dibebaskan dari
pengenaanPPNdenganSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1)hurufadapatmengajukanpermohonanperubahanRKIPdalamhalterdapatperubahanberupapenambahanpada:
a. jenisMesindanPeralatanpabrik; b. jumlahMesindanPeralatanpabrik; c. pelabuhankedatangan,dalamhalimpor; d.PKPyangmenyerahkanMesindanPeralatanpabrik,dalamhalpenyerahan,
dan/atau e. rincianjenisbarangkomponenMesindanPeralatanpabrik,apabilasemula
diajukanpengirimandilakukansecarautuh, yang mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk melalui Kementerian
Investasi/BadanKoordinasiPenanamanModal. (3) PKP atau Pemilik Proyek yang mendapatkan fasilitas dibebaskan dari
pengenaanPPNdenganSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(6) huruf a dapat mengajukan permohonan perubahan RKIP, dalam halterdapatperubahanberupapenambahanpada:
a. jenisMesindanPeralatanpabrik; b. jumlahMesindanPeralatanpabrik; c. pelabuhankedatangan,dalamhalimpor; d.PKPyangmenyerahkanMesindanPeralatanpabrik,dalamhalpenyerahan;
dan/atau e. rincianjenisbarangkomponenMesindanPeralatanpabrik,apabilasemula
diajukanpengirimandilakukansecarautuh. (4) PenyediaPekerjaanEPCmengajukanpermohonanperubahanRKIPatas: a.SKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal12ayat (4)hurufa, setelah
disetujuinyapermohonanperubahanRKIPSKBPPNyangdiajukanolehPKPatauPemilikProyeksebagaimanadimaksudpadaayat(2);atau
b.SKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal14ayat (4)hurufa, setelahdisetujuinyapermohonanperubahanRKIPSKBPPNyangdiajukanolehPKPatauPemilikProyeksebagaimanadimaksudpadaayat(3).
(5) DalampengajuanpermohonanperubahanRKIPsebagaimanadimaksudpadaayat (3) huruf a dan huruf b, PKP atau Pemilik Proyek harus mengunggahdokumenpendukungsebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(4)danayat(5)melaluiSINSW.
(6) BerdasarkanpermohonanperubahanRKIPsebagaimanadimaksudpadaayat(2),ayat(3),danayat(4),DirekturJenderalPajaksecaraotomatismemberikanpersetujuanRKIPsecaraelektronikmelaluiSINSW.
(7) Ketentuanmengenai contoh formatperubahanRKIP sebagaimanadimaksudpada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal17 (1) PKP,PemilikProyek,danPenyediaPekerjaanEPCyangmendapatkanfasilitas
SKB PPN harus menyampaikan Laporan Realisasi Impor dan Perolehansebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), Pasal 12 ayat (6) huruf a,Pasal13ayat(9),danPasal14ayat(6)hurufasetiaptahun,palinglamaakhirbulanJanuarisetelahtahuntakwimyangbersangkutan.
(2) Atas RKIP yang merupakan lampiran dari SKB PPN sebagaimana dimaksuddalamPasal10ayat(11),Pasal12ayat(3),Pasal13ayat(1),danPasal14ayat(3),pemanfaatanfasilitasdibebaskandaripengenaanPPNdilakukandengan:
a.untukimporMesindanPeralatanpabrik: 1.PKP membuat proforma Pemberitahuan Impor Barang setiap akan
melakukan imporMesin dan Peralatan pabrik, secara elektronikmelaluiSINSW;dan
2. realisasi Pemberitahuan Impor Barang akan mengurangi kuota imporMesin dan Peralatan pabrik yang mendapat fasilitas pembebasan daripengenaanPPNdalamRKIP;
b.untukperolehanMesindanPeralatanpabrik: 1.PKP menambahkan nomor Faktur Pajak pada kolom rincian Mesin dan
PeralatanataukomponenMesindanPeralatan;dan 2. realisasi perolehan sebagaimana dimaksud pada angka 1, akan
mengurangikuotaperolehanMesindanPeralatanpabrikyangmendapatfasilitaspembebasandaripengenaanPPN.
(3) Realisasi impor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan realisasiperolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan dasarpenyusunanLaporanRealisasiImpordanPerolehanolehPKP.
(4) PKPmelengkapi data realisasi impor danperolehan sebagaimanadimaksudpadaayat(3)danmengunggahrealisasiimpordanperolehantersebutmelaluiSINSW.
(5) Unggahansebagaimanadimaksudpadaayat(4)merupakanLaporanRealisasiImpordanPerolehanMesindanPeralatanpabriksebagaimanadimaksudpadaayat(1).
(6) Atas Laporan Realisasi Impor dan Perolehan Mesin dan Peralatan pabriksebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan tanda terima secaraelektronik.
(7) PenyediaPekerjaanEPCharusmembuatlaporanrealisasipenyerahanMesindan Peralatan pabrik kepada Pemilik Proyek sebagaimana dimaksud dalamPasal12ayat (6)hurufbdanPasal14ayat (6)hurufb setiap tahun,palinglamaakhirbulanJanuarisetelahtahuntakwimyangbersangkutan.
(8) Ketentuanmengenaicontohformat: a.LaporanRealisasi ImpordanPerolehansebagaimanadimaksudpadaayat
(1);dan b. laporan realisasi penyerahan Mesin dan Peralatan pabrik kepada Pemilik
Proyeksebagaimanadimaksudpadaayat(7),
tercantumdalamLampiran I yangmerupakanbagian tidak terpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal18 (1) PembebasandaripengenaanPPNataspenyerahanRumahSusunSederhana
MiliksebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)hurufjdiberikankepadaOrangPribadi.
(2) Untuk mendapatkan pembebasan dari pengenaan PPN atas penyerahanRumahSusunSederhanaMilik sebagaimanadimaksudpadaayat (1),OrangPribadi harus menyampaikan pernyataan kepada PKP yang melakukanpenyerahanRumahSusunSederhanaMiliksebelum:
a.dilakukannyapenyerahan;atau b. saatpembayaranuangmuka. (3) Rumah Susun Sederhana Milik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
sudah memiliki kode identifikasi rumah dalam sistem aplikasi informasipengembang perumahan yang disediakan oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum danperumahanrakyat.
(4) Pernyataansebagaimanadimaksudpadaayat(2)terdiriatas: a.pernyataanbermeteraidari: 1.pemberi kerja mengenai besarnya penghasilan yang diterima setiap
bulan,dalamhalpembelimerupakankaryawan; 2.pembeli mengenai besarnya penghasilan yang diterima setiap bulan,
dalam hal pembeli merupakan Orang Pribadi yangmelakukan kegiatanusahaataupekerjaanbebas;atau
3.pemberikerjamengenaibesarnyapenghasilanyangditerimasetiapbulandan dari pembelimengenai besarnya penghasilan yang diterima setiapbulan,dalamhalOrangPribadimerupakankaryawandanJugamelakukankegiatanusahaataupekerjaanbebas.
b.pernyataanbermeteraidaripembelibahwaRumahSusunSederhanaMilikmerupakan unit hunian pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagaitempat tinggal dan tidak akan dipindahtangankan dalam jangka waktu 4(empat)tahun;dan
c. fotokopibuktipenyampaiansuratpemberitahuantahunanPajakPenghasilan2(dua)tahunpajakterakhiryangmenjadikewajibannyabagiOrangPribadiyangmemilikiNomorPokokWajibPajak.
(5) Unithunianpertamayangdimilikisebagaimanadimaksuddalamayat(4)hurufbmerupakanunithunianpertamayangdimilikiolehOrangPribadi:
a. sebagai kepala keluarga, yang dibuktikan dengan kedudukan dalam kartukeluarga;
b.yang merupakan anggota keluarga yang sudah melakukan kewajibanperpajakannyadenganNomorPokokWajibPajaktersendiri;atau
c. yang belum atau tidak berkeluarga, dan sudah tidakmenjadi tanggungankepala keluarga, yangdibuktikandenganumurdi atas 18 (delapanbelas)tahunatausudahmelakukankewajibanperpajakannyadenganNomorPokokWajibPajaktersendiri.
(6) Ketentuanmengenaicontohformatsuratpernyataanbermeterai: a.pemberi kerja mengenai besarnya penghasilan sebagaimana dimaksud
padaayat(4)hurufaangka1; b.pembeli mengenai besarnya penghasilan yang diterima setiap bulan
sebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufaangka2;
c. pemberikerjamengenaibesarnyapenghasilanyangditerimasetiapbulandan dari pembeli mengenai besarnya penghasilan yang diterima setiapbulan,dalamhalOrangPribadimerupakankaryawandan jugamelakukankegiatanusahaataupekerjaanbebassebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufaangka3;dan
d.daripembelibahwaRumahSusunSederhanaMilikmerupakanunithunianpertamayangdimiliki,digunakansendiri sebagai tempat tinggaldan tidakakandipindahtangankandalamjangkawaktu4(empat)tahun,
tercantumdalamLampiran IIyangmerupakanbagian tidak terpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal19 (1) PKP yang melakukan impor Mesin dan Peralatan sebagaimana dimaksud
dalamPasal3ayat(1)hurufa,harusmencantumkaninformasinomorSKBPPNyang menjadi dasar pemberian fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPNdalampemberitahuanpabeandalamrangkaimporbarang.
(2) PKP yangmelakukan penyerahanBKP tertentu yang bersifat strategis yangdibebaskandaripengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)hurufa,wajibmenerbitkanFakturPajaksesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(3) FakturPajaksebagaimanadimaksudpadaayat(2)dibuat: a.atas penyerahan yang sesuai dengan ketentuan diberikan fasilitas
pembebasandaripengenaanPPN; b.denganmencantumkanketerangan"PPNDIBEBASKANSESUAIPPNOMOR81
Tahun2015SEBAGAIMANATELAHDIUBAHDENGANPP48Tahun2020". (4) Dalamhal keterangan "PPNDIBEBASKANSESUAI PPNOMOR81 Tahun 2015
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PP48 Tahun 2020 " belum tersediadalamaplikasipembuatanFakturPajak,PKPdapatmelakukanpembaharuanatas keterangan yang dapat dicantumkan di Faktur Pajak melalui aplikasidimaksud.
(5) TerhadapFakturPajakyangdibuatataspenyerahanRumahSusunSederhanaMilik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 berlaku ketentuan sebagaiberikut:
a.FakturPajakdiisidenganlengkapdanbenar,termasuk: 1. identitaspembeliberupanamapembeli; 2.NomorPokokWajibPajakataunomorindukkependudukanpembeli;dan 3.kode identifikasi rumah dalam sistem aplikasi informasi pengembang
perumahan milik kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, yangdiisidalamreferensi.
b.Faktur Pajak dilaporkan dalam surat pemberitahuan masa PPN oleh PKPyangmelakukanpenyerahanRumahSusunSederhanaMilik;dan
c. tidakberlakuketentuanpembuatanFakturPajakbagiPKPpedagangeceranataspenyerahantersebut.
(6) DalamhalFakturPajakataudokumenyangdipersamakandenganFakturPajaktidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),ayat (3) dan ayat (4), atas impor dan/atau penyerahan BKP tertentu yangbersifatstrategisdiperlakukansebagaiimpordan/ataupenyerahanyangtidakmemperolehfasilitaspembebasandaripengenaanPPN.
(7) Ketentuan mengenai contoh transaksi dan pembuatan Faktur Pajak bagiPenyedia PekerjaanEPCpada saat penyerahan kepada Pemilik Proyek atasMesindanPeralatanpabrikyangmemperolehfasilitaspembebasanPPNdanJasa yang tidak mendapatkan fasilitas pembebasan PPN, tercantum dalamLampiranIIIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
BABIII
TATACARAPENGGANTIAN,PEMBATALAN,DANPENCABUTANSURATKETERANGANBEBASPAJAKPERTAMBAHANNILAISERTAPEMBAYARAN
KEMBALI,PENGKREDITAN,DANPENGENAANSANKSI
Pasal20 (1) Kepala kantor pelayanan pajak tempat PKP dikukuhkan atas nama Direktur
Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKB PPN Pengganti dalam hal terdapatkesalahanpenerbitanSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1),Pasal12ayat(4)hurufa,Pasal13ayat(6)hurufa,danPasal14ayat(4)hurufa.
(2) PenerbitanSKBPPNPenggantisebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukansecarajabatanatauberdasarkanpermohonanPKPyangdisampaikankepadaDirekturJenderalPajakmelaluiSINSW.
(3) Kesalahan penerbitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputikesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuanperaturanperundang-undangan.
(4) KepalakantorpelayananpajakatasnamaDirekturJenderalPajakmelakukanpenelitiandanmemberikankeputusanberupapenerbitan:
a.SKB PPN Pengganti, dalam hal permohonan disetujui atau dilakukanpenggantiansecarajabatan;atau
b.pemberitahuan penolakan, dengan menyebutkan alasan, dalam halpermohonantidakdisetujui,
palinglama5(lima)harikerjasetelahpermohonanditerimalengkapmelaluiSINSW.
(5) SKB PPN Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku terhitungsejaktanggalmulaiberlakunyaSKBPPNyangdilakukanpenggantian.
(6) Ketentuan mengenai contoh format SKB PPN Pengganti sebagaimanadimaksudpadaayat(4)hurufatercantumdalamLampiranIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal21 (1) Dalamhaldiperolehdatadan/atau informasiyangmenunjukkanbahwaPKP,
Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC tidak berhak mendapatkanfasilitasdibebaskandaripengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1),Pasal12ayat(4)hurufa,Pasal13ayat(6)hurufa,danPasal14ayat (4)hurufa,kepalakantorpelayananpajak tempatPKP,PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPCdikukuhkanatasnamaDirektur Jenderal Pajakmembatalkan pemberian fasilitas pembebasan dari pengenaan PPN denganmenerbitkan surat keterangan pembatalan SKB PPN disertai alasan tertulispembatalanSKBPPN.
(2) Dalamhaldiperolehdatadan/atauinformasiyangmenunjukkanbahwaMesindanPeralatanpabrik tidakmemenuhikriteriasebagaimanadimaksuddalamPasal 5, baik sebagian maupun seluruhnya, kepala kantor pelayanan pajaktempat PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC dikukuhkan atasnamaDirekturJenderalPajak:
a.mengimbau PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC untukmembayar PPN terutang atas impor dan/atau perolehan Mesin danPeralatan pabrik yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksuddalamPasal5,dalamhaltidakseluruhMesindanPeralatanpabrikyangtidakmemenuhikriteria;atau
b.membatalkanpemberian fasilitasdibebaskandaripengenaanPPNdenganmenerbitkansuratketeranganpembatalanSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1),Pasal12ayat(4)hurufa,Pasal13ayat(6)hurufa,danPasal14ayat(4)hurufadengandisertaialasantertulispembatalanSKBPPNdalamhalseluruhMesindanPeralatanpabriktidakmemenuhikriteriasebagaimanadimaksuddalamPasal5.
(3) AtaspembatalanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)hurufb,PKP,PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPCwajibmembayarPPNyangdibebaskandenganmenggunakansuratsetoranpajakatausaranaadministrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak berupa buktipenerimaan negara paling lama 1 (satu) bulan sejak surat keteranganpembatalanSKBPPNditerbitkan.
(4) Atas imbauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, PKP, PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPCwajibmembayarPPNyangdibebaskandenganmenggunakansuratsetoranpajakatausaranaadministrasilainyangdisamakandengansuratsetoranpajakberupabuktipenerimaannegarapalinglama1(satu)bulansejakdikirimkannyaimbauan.
(5) DalamhalPKP,PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPCtidakmelakukanpembayaran PPN yang seharusnya terutang sebagaimana dimaksud padaayat(3)danayat(4),kantorpelayananpajaktempatPKP,PemilikProyek,atauPenyedia Pekerjaan EPC dikukuhkan mengusulkan dilakukan pemeriksaansesuaidenganketentuanperundang-undangandibidangperpajakan.
(6) PPN yang telah dibayar sebagaimanadimaksudpada ayat (3) dan ayat (4),dapatdikreditkansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(7) Ketentuan mengenai contoh format surat keterangan pembatalan SKB PPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)danayat(2)hurufbtercantumdalamLampiranIyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturanMenteriini.
Pasal22 (1) Dalam hal dilakukan pencabutan pengukuhan PKP terhadap PKP, Pemilik
Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC dalam periodemasa berlakunya SKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(2),Pasal12ayat(5),Pasal13ayat(7)danayat(8),danPasal14ayat(5),kepalakantorpelayananpajaktempatPKPdikukuhkanatasnamaDirekturJenderalPajakmenerbitkansuratketerangan pencabutan SKB PPN yang berlaku terhitung sejak tanggalpencabutanpengukuhanPKP.
(2) Sisa kuota yang belum direalisasikan dari SKB PPN yang telah dilakukanpencabutansebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakdapatdigunakanuntukmemperolehfasilitaspembebasandaripengenaanPPN.
(3) PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC wajib membayar PPNterutang yang telah diberikan pembebasan PPN setelah penerbitan suratketeranganpencabutanSKBPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1).
(4) DalamhalpencabutanpengukuhanPKPsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukankarenatempatterutangPPNtersebuttelahdipusatkanberdasarkanKeputusanDirekturJenderalPajakmengenaipemusatantempatPPNterutang,kepalakantorpelayananpajak tempatpemusatanPKP,PemilikProyek,atauPenyediaPekerjaanEPCmenerbitkanSKBPPNbarusecarajabatanatassisakuota.
Pasal23 (1) PPNterutangatasimpordan/atauperolehanMesindanPeralatanpabrikyang
telah mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN denganmenggunakanSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1),Pasal12ayat (4)hurufa,Pasal13ayat (6)hurufa,danPasal14ayat (4)hurufawajibdibayar,apabiladalamjangkawaktu4(empat)tahunterhitungsejaksaatimpordan/atauperolehanMesindanPeralatanpabriktersebut:
a.digunakantidaksesuaidengantujuansemula;atau b.dipindahtangankankepadapihaklain,baiksebagianatauseluruhnya. (2) Dikecualikandari kewajibanmembayarkembaliPPNsebagaimanadimaksud
pada ayat (1) huruf b, dalam hal Mesin dan Peralatan pabrik tersebutdipindahtangankan oleh PKP pusat ke PKP cabang atau sebaliknya dan/atauantarPKPcabangdariWajibPajaksepanjangdigunakansesuaidengantujuansemula.
(3) PPNyangwajibdibayarsebagaimanadimaksudpadaayat(1)terutangpadasaatimpordan/ataupenyerahanyaitupadasaatFakturPajakataudokumenyangkedudukannyadipersamakandenganFakturPajakdibuat.
(4) PembayaranPPNsebagaimanadimaksudpadaayat (1)wajibdilakukanolehPKP yang menghasilkan BKP atau Pemilik Proyek yang melakukan impordan/atau perolehan Mesin dan Peralatan pabrik dalam jangka waktu palinglama1(satu)bulanterhitungsejakMesindanPeralatanpabrikdigunakantidaksesuai dengan tujuan semula atau dipindahtangankan kepada pihak lainsebagianatauseluruhnya.
(5) PPNterutangsebagaimanadimaksudpadaayat(1)disetorkankekasnegaradenganmenggunakansuratsetoranpajakatausaranaadministrasilainyangdisamakandengansuratsetoranpajakberupabuktipenerimaannegara.
(6) Atasketerlambatanpembayaransebagaimanadimaksudpadaayat(4)dikenaisanksi administrasi berupa bunga terhitung sejak saat terutang hinggadilakukannya pembayaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandibidangperpajakan.
(7) PPN yang telah dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dapatdikreditkan.
Pasal24 (1) PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC wajib membayar PPN
terutangyangtidakataukurangdibayar,dalamhal: a.PKP, Pemilik Proyek, atau Penyedia Pekerjaan EPC melakukan impor
dan/atauperolehanMesindanPeralatanpabrik,yangmenggunakanfasilitasdibebaskandaripengenaanPPNsebelummemilikiSKBPPN;
b.PKPmelakukanimpordan/atauperolehanMesindanPeralatanpabrikyangmenggunakan fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN, melebihi jumlahMesindanPeralatanpabrikyangdisetujuidalamSKBPPNataujumlahyangdisetujuidalamRKIPatauRKIPperubahan;
c. Penyedia Pekerjaan EPC menyerahkan Mesin dan Peralatan pabrik yangdiimpor atau diperoleh dengan menggunakan SKB PPN bagi PenyediaPekerjaan EPC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf akepada pihak selain Pemilik Proyek yangmemiliki SKB PPN sebagaimanadimaksuddalamPasal11ayat(1)hurufb;
d.Penyedia Pekerjaan EPC menyerahkan Mesin dan Peralatan pabrik yangdiimpor atau diperoleh dengan menggunakan SKB PPN bagi PenyediaPekerjaan EPC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) huruf akepadapihakselainPemilikProyekyangmempunyaiSKBPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal13ayat(6)hurufaangka2;
e. terdapatkekeliruanpenerapanketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakandantelahditerbitkanSKBPPNPengganti;
f. diperoleh data dan/atau informasi yang menunjukkan bahwa Mesin danPeralatanpabriktidakmemenuhiketentuansebagaimanadimaksuddalamPasal21dantelahditerbitkansuratketeranganpembatalanSKBPPNatausuratimbauan;dan/atau
g. terjadi penggunaan fasilitas pembebasan dari pengenaan PPN setelahpencabutan pengukuhan PKP dalam periode masa berlakunya SKB PPN,sehingga sisa kuota yang belum direalisasikan dari SKB PPN yang telahdicabut tidak dapat dimanfaatkan dan telah diterbitkan surat keteranganpencabutan SKB PPN yang berlaku sejak tanggal pencabutan pengukuhanPKP.
(2) PPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufa,hurufb,hurufe,huruff,danhuruf g terutang pada saat dilakukannya impor atau saat terutang sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(3) PPNsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufcdanhurufdterutangpadasaatMesindanPeralatanpabrikyangdiserahkankepadapihakselainPemilikProyek diimpor atau saat terutang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(4) Pembayaran PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak saat Mesin danPeralatan pabrik diimpor atau saat terutang sesuai dengan ketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(5) Pembayaran PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak saat Mesin danPeralatanpabrikdiserahkankepadapihakselainPemilikProyekdiimporatausaat terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan.
(6) PPNterutangsebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat(3)disetorkankekas negara dengan menggunakan surat setoran pajak atau saranaadministrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak berupa buktipenerimaannegarasesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangandibidangperpajakan.
(7) PPN yang sudah dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatdikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan.
(8) PengkreditanPPNsebagaimanadimaksudpadaayat(5)dilakukanpadaMasaPajakdilakukannyapembayaran.
Pasal25 (1) PPN terutang atas perolehan Rumah Susun Sederhana Milik yang telah
dibebaskandaripengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal18,wajibdibayarapabiladiperolehdatadan/atauinformasiyangmenunjukkanbahwaOrangPribaditidakberhakmemperolehfasilitasdibebaskandaripengenaanPPNataspenyerahanRumahSusunSederhanaMiliksebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)hurufj.
(2) KepalakantorpelayananpajaktempatOrangPribadidiadministrasikandalamhalOrangPribadimemilikiNomorPokokWajibPajakataukantorpelayananpajak yang wilayah kerjanya meliputi domisili Orang Pribadi yang tidakmemiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, atas nama Direktur Jenderal Pajakmengimbau Orang Pribadi untuk membayar PPN terutang atas perolehanRumah Susun Sederhana Milik yang tidak berhak memperoleh fasilitasdibebaskandaripengenaanPPNsebagaimanadimaksuddalamPasal18.
(3) SaatterutangnyaPPNyangwajibdibayarsebagaimanadimaksudpadaayat(1)yaitupadasaatpenyerahanRumahSusunSederhanaMiliksebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)hurufj.
(4) PembayaranatasPPN terutangsebagaimanadimaksudpadaayat (1)dapatdilakukanolehOrangPribadimeskipuntidakdilakukanimbauansebagaimanadimaksudpadaayat(2).
(5) Pembayaran PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalamjangkawaktupalinglama1(satu)bulansejakimbauansebagaimanadimaksudpadaayat(2)disampaikan.
(6) PPNterutangsebagaimanadimaksudpadaayat(4)danayat(5)disetorkankekas negara dengan menggunakan surat setoran pajak atau saranaadministrasi lain yang disamakan dengan surat setoran pajak berupa buktipenerimaannegara.
Pasal26 (1) PPN terutang atas perolehan Rumah Susun Sederhana Milik yang telah
mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN sebagaimana dimaksuddalamPasal 18wajib dibayar, apabila dalam jangkawaktu 4 (empat) tahunterhitungsejaksaatperolehanRumahSusunSederhanaMiliktersebut:
a.digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula, termasuk dipergunakanhanya sebagai tempat kegiatan usaha, disewakan atau tidak digunakansebagaitempattinggal;atau
b.dipindahtangankankepadapihaklain,baiksebagianatauseluruhnya. (2) PPNyangwajibdibayarsebagaimanadimaksudpadaayat (1)yaitusebesar
keseluruhan PPN dan terutang pada saat penyerahan Rumah SusunSederhanaMilikdariPKPpenjualkepadapembeli.
(3) Pembayaran PPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kasnegara denganmenggunakan surat setoran pajak atau sarana administrasilain yang disamakan dengan surat setoran pajak berupa bukti penerimaannegara paling lama akhir bulan berikutnya terhitung sejak Rumah SusunSederhanaMiliktersebut:
a.digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula, termasuk dipergunakanhanya sebagai tempat kegiatan usaha, disewakan atau tidak digunakansebagaitempattinggal;atau
b.dipindahtangankankepadapihaklain,baiksebagianatauseluruhnya.
(4) Atasketerlambatanpembayaransebagaimanadimaksudpadaayat(3)dikenaisanksi administrasi berupa bunga terhitung sejak saat terutang hinggadilakukannya pembayaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandibidangperpajakan.
(5) PPN yang telah dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapatdikreditkan.
Pasal27 Kepalakantorpelayananpajak,menerbitkan: a. surattagihanpajaksesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan
dibidangperpajakan,dalamhalpembayarandilakukansetelahjangkawaktusebagaimanadimaksuddalamPasal21ayat(3)danayat(4),Pasal23ayat(4),Pasal24ayat(2)danayat(3),Pasal25ayat(4)danayat(5),danPasal26ayat(3);atau
b. surat ketetapan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dalam hal terdapat kewajiban pembayaranPPN sebagaimanadimaksuddalamPasal 21ayat (1) danayat (2), Pasal 23ayat(1),Pasal24ayat(1),Pasal25ayat(1),danPasal26ayat(1)yangbelumterpenuhi.
Pasal28 Pajak masukan yang berkaitan dengan penyerahan BKP tertentu yang bersifat
strategissebagaimanadimaksuddalamPasal3ayat(2)tidakdapatdikreditkan. Pasal29 DalamhalPPNyangterutangatasimpordan/ataupenyerahanBKPtertentuyang
bersifat strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 telah dipungut ataudibayar,berlakuketentuansebagaiberikut:
a. PPNyangdipungutharusdisetorkankekasnegara; b. PPNyangdibayaratasperolehanBKPtertentuyangbersifatstrategisolehPKP
pembeli dapat dikreditkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidangperpajakan;dan/atau
c. PPN yang dibayar atas perolehan BKP tertentu yang bersifat strategis olehpembeliyangbukanPKP,pembelitersebutdapatmemintakembaliPPNyangtidak seharusnya dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandibidangperpajakan.
BABIV
KETENTUANPERALIHAN
Pasal30 PadasaatPeraturanMenteriinimulaiberlaku: a. permohonan SKB PPN yang telah diterima kepala kantor pelayanan pajak
sebelumberlakunyaPeraturanMenteri ini diselesaikan sesuai tata caradanpersyaratansaatdiajukannyapermohonan;
b. SKB PPN yang telah diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganNomor268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskandari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor dan/atau PenyerahanBarang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata CaraPembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang Kena Pajak Tertentu yangBersifatStrategisyangTelahDibebaskanSertaPengenaanSanksi,danbelumdigunakan, tetap dapat digunakan paling lama 31 Desember 2021 sesuaidenganrincianMesindanPeralatanpabrikyangdisetujui;dan
c. terhadappenggantianataupembatalanatasSKBPPNyang telahditerbitkandan berlaku berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan dariPengenaanPajakPertambahanNilaiatasImpordan/atauPenyerahanBarangKenaPajakTertentuyangBersifatStrategisdanTataCaraPembayaranPajakPertambahanNilaiBarangKenaPajakTertentuyangBersifatStrategisyangTelahDibebaskanSertaPengenaanSanksi,dilakukansesuaidenganketentuandalamPeraturanMenteriini.
BABV
KETENTUANPENUTUP
Pasal31 PadasaatPeraturanMenteriinimulaiberlaku,PeraturanMenteriKeuanganNomor
268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan dariPengenaanPajakPertambahanNilaiatasImpordan/atauPenyerahanBarangKenaPajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata Cara Pembayaran PajakPertambahanNilaiBarangKenaPajakTertentuyangBersifatStrategisyangTelahDibebaskanSertaPengenaanSanksi(BeritaNegaraRepublikIndonesiaTahun2015Nomor2066),dicabutdandinyatakantidakberlaku.
Pasal32 PeraturanMenteriinimulaiberlakupadatanggal1September2021. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
MenteriinidenganpenempatannyadalamBeritaNegaraRepublikIndonesia. DitetapkandiJakartapadatanggal30Agustus2021MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA,ttd.SRIMULYANIINDRAWATIDiundangkandiJakartapadatanggal31Agustus2021DIREKTURJENDERALPERATURANPERUNDANG-UNDANGANKEMENTERIANHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,ttd.BENNYRIYANTOBERITANEGARAREPUBLIKINDONESIATAHUN2021NOMOR987