2
1. Pendahuluan Perkembangan dunia informasi yang semakin meningkat seiring dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi komputer, membuat
informasi telah menjadi suatu kebutuhan utama dalam suatu organisasi.
Organisasi dituntut tetap hidup dan bertumbuh di dalam situasi yang terus berubah
dengan kecepatan dan akselarasi yang semakin tinggi. Untuk mencapai hal ini
maka adanya media informasi sebagai sarana penyampaian informasi bagi suatu
organisasi menjadi penting. Website merupakan salah satu media informasi yang
terus dikembangkan saat ini untuk memenuhi kebutuhan informasi di segala
bidang kehidupan. Disamping penyebaran informasi menggunakan website lebih
merata, dengan website informasi mengalir dengan lebih cepat.
Gereja merupakan lembaga non-profit dan salah satu organisasi yang
bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Sebagai lembaga non-profit, gereja
memiliki berbagai macam informasi. Demikian halnya dengan Gereja Kristen
Sumba Waingapu, saat ini GKS Waingapu yang memiliki berbagai macam
informasi seperti informasi gereja, informasi jemaat, informasi majelis wilayah,
informasi pendeta, informasi jadwal kebaktian pendalaman Alkitab (PA), jumlah
pemasukan dan pengeluaran keuangan gereja, informasi atestasti masuk/keluar,
informasi sakramen baptis/sidi, dan informasi-informasi lainnya. Media yang
digunakan dalam penyampain informasi-informasi tersebut masih menggunakan
warta gereja yang hanya bisa didapatkan pada hari Minggu saat pelaksanaan
ibadah mingguan. Permasalahan lain yang ditemukan yaitu sebagian besar
informasi mengenai warga jemaat masih tersimpan dalam bentuk hardcopy (arsip
fisik atau dokumen tercetak), termasuk catatan atau riwayat masing-masing
jemaat, sehingga apabila dibutuhkan, bagian administrasi harus mencari kembali
arsip–arsip untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Media informasi gereja
seperti ini dapat menyusahkan bagian adminitrasi gereja dalam bekerja. Untuk itu,
maka diperlukan media yang dapat dijadikan sarana penyimpanan dan
penyampain informasi yang sudah lebih maju dengan menggunakan teknologi
informasi.
Perancangan dan Implementasi Media Informasi Gereja Berbasis Web
yang akan dibangun diharapkan dapat membantu bagian administrasi gereja dalam
mengolah informasi gereja baik itu informasi jemaat, pendeta, majelis, keluarga,
sidi/baptis, atestasi masuk/keluar, kebaktian Pendalaman Alkitab, maupun
kegiatan yang akan dilakukan maupun sudah dilakukan, sehingga ketika akan
melakukan penambahan, pencarian, pengecekan informasi-informasi seputar
gereja dapat dilakukan dengan mudah, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan di Gereja Kristen Sumba Waingapu.
2. Tinjauan Pustaka Penelitian berjudul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Gereja
(Studi Kasus di Gereja Kristen Indonesia Salatiga)”. Pada penelitian yang
dilakukan tersebut membahas tentang bagaimana merancang sistem informasi
yang memungkinkan jemaat dapat berkomunikasi dengan administrasi gereja dan
juga agar jemaat bisa mendapatkan arsip seputar kehidupan jemaat di lingkungan
Gereja Kristen Indonesia Salatiga. Perancangan Sistem Informasi Manajemen
3
Gereja tersebut dapat mengolah data tentang data jemaat beserta riwayatnya,
informasi yang dapat di akses secara online oleh warga jemaat, dan tersedianya
aplikasi yang dapat digunakan oleh warga jemaat untuk berkomunikasi dengan
pihak administrasi gereja [1].
Penelitian berjudul “Sistem Informasi Manajemen Jemaat Gereja Kristen
Jawa Sidomukti Salatiga menggunakan konsep MVC (Model, View, Controller)”.
Pada penelitian ini membahas bagaimana sistem informasi yang dibangun dapat
menjawab kebutuhan informasi yang berkaitan dengan pendataan jemaat, kegiatan
jemaat dan pencatatan jumlah, jenis persembahan, juga bagaimana sistem
informasi jemaat dapat menyajikan laporan statistik yang berkaitan dengan
kehidupan jemaat. Aplikasi yang di bangun menghasilkan sebuah sistem
informasi berbasis web yang bisa mengelola manajemen jemaat di Gereja Kristen
Jawa Sidomukti Salatiga [2].
Penelitian berjudul “Perancangan dan Implementasi Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Gereja Berbasis Web Menggunakan MVC (Studi Kasus :
Gereja Kristen Alkitab Indonesia)”. Penelitian ini membahas bagaimana
merancang dan mengimplementasikan sebuah aplikasi sistem informasi
manajemen gereja menggunakan MVC. Aplikasi ini menghasilkan sebuah sistem
sebagai pusat informasi yang melipu ti sejarah dan perkembangan GKAI,
pelayanan, acara, renungan, artikel, kesaksian, doa, database gereja, dan info
kontak [3].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan
manajemen Gereja, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang
media informasi gereja di Gereja Kristen Sumba Waingapu. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian terdahulu yaitu dalam penelitian yang dilakukan, informasi
pengelolaan data jemaat, data wilayah dan data keluarga disajikan dalam bentuk
grafik. Hasil dari sistem ini berupa media informasi yang akan ditampikan dalam
web, yaitu informasi gereja secara umum, informasi individu jemaat, informasi
pendeta, informasi keluarga, informasi wilayah, informasi baptis sidi, informasi
atestasi, informasi pengumuman yang meliputi pengumuman jadwal kebaktian
Pendalaman Alkitab (PA), pengumuman surat atestasi masuk/keluar,
pengumuman surat baptis/sidi pengumuman kegiatan gereja, dan laporan data
individu jemaat berdasarkan status hidup, laporan data keluarga, laporan usia
jemaat berdasarkan kelompok umur. Penelitian yang dilakukan tidak mengelola
informasi gaji pegawai kantor gereja maupun pendeta, tidak mengelola informasi
keuangan gereja dan sistem yang akan dibangun menggunakan framework
Codeigniter. Penelitian ini diharapkan dapat menangani permasalahan-
permasalahan yang mencakup media informasi gereja baik itu seperti informasi
individu jemaat, pendeta, majelis, wilayah, keluarga, atestasi, baptis, sidi, kegiatan
gereja, kebaktian Pendalaman Alkitab,dan laporan yang berkaitan dengan
kehidupan jemaat.
Media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami
bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
4
Para ahli di dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi arah
dan tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium.
Media adalah sarana yang juga disebut channel, karena pada hakekatnya
media memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,
mendengarkan, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu yang
hampir tak terbatas lagi [4]. Dalam kaitannya dengan komunikasi interaksi dalam
bentuk organisasi, media komunikasi adalah suatu media atau alat bantu yang
digunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja
dengan hasil yang maksimal [5].
Dari pengertian media serta batasan-batasan yang dikemukakan oleh para
ahli di atas, terdapat beberapa persamaan diantaranya, bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Infomasi Dalam membentuk suatu sistem informasi, diperlukan komponen masukan
berupa data-data, yang diperlukan sebagai komponen pembangun sistem tersebut.
Data adalah fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data dinyatakan dengan
nilai (angka, deretan karakter atau simbol) [6]. Setelah melalui suatu proses, data
diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna informasi tersebut.
Adapun definisi informasi yaitu hasil analisis dan sintesis terhadap data [6].
Dengan kata lain, informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah
diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.
Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti [7].
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
suatu hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data sehingga bermanfaat bagi
seseorang (pengguna informasi). Kualitas informasi sangat dipengaruhi dan
ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) Akurat, berarti informasi harus bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan juga berarti informasi
harus jelas mencerminkan maksudnya; (2) Tepat pada waktunya, berarti informasi
yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi yang sudah
usang tidak akan mempunya nilai lagi; (3) Relevan, berarti informasi tersebut
mempunyai manfaat untuk pemakainya, dan relevansi informasi untuk tiap-tiap
orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Media Informasi
Media informasi merupakan gabungan dari kata media dan informasi.
Pada umumnya, definisi media informasi selalu didasarkan pada proses
komunikasi. Media informasi merupakan perantara bagi pengirim (sender) dan
penerima (receiver) dalam melakukan pertukaran informasi [8].
Media informasi mempunyai beberapa karakteristik yang dapat dijadikan
sebagai dasar untuk membuat klasifikasi. Karakteristik tersebut yaitu: (1) kemampuan dalam mempresentasikan gambar; (2) faktor warna; (3) faktor gerak; (4) faktor bahasa; (5) faktor keterkaitan antara unsur gambar dan suara.
Semua karakteristik ini dapat membedakan jenis media informasi yang
satu dengan jenis media informasi yang lain. Pemilihan jenis media informasi
5
yang akan digunakan untuk keperluan komunikasi informasi sebaiknya
mempertimbangkan karakteristik dan klasifikasi media.
Kontribusi media dalam proses komunikasi informasi adalah sebagai
berikut: (1) informasi yang dikomunikasikan menjadi lebih standar; (2) penyajian
informasi dapat menjadi lebih menarik; (3) kualitas penerimaan informasi menjadi
lebih efektif; (4) memungkinkan terjadinya proses belajar secara individual.
Konsep MVC (Model, View, Controller)
Arsitektur Model-View-Controller (MVC) adalah sebuah pola yang
terbukti membangun proyek secara lebih efektif. Hal ini dilakukan dengan
memilah komponen antara Model, View, dan Controller pada bagian-bagian
dalam proyek [9]. Struktur MVC terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Arsitektur MVC [9]
Gambar 1 menunjukkan 3 (tiga) komponen yang terdapat dalam pola
MVC dan interaksi yang terjadi. Model, layer Model merepresentasikan data yang
digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan
terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan
data, persistence, serta proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi; View,
layer View mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface.
Komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan menuntun
alur interaksi user terhadap aplikasi; Controller, Layer Controller menyediakan
detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggung jawab akan
penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan melakukan update
terhadap komponen model menggunakan data yang dimasukkan oleh user.
Framework CodeIgniter
CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu
mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP
dibandingkan dengan menulis semua kode program dari awal. CodeIgniter juga
merupakan framework PHP yang dibuat berdasarkan konsep MVC [10].
CodeIgniter mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain : (1) Free of Charge.
Lisensi CodeIgniter adalah lisensi Apache/BSD style open source license, yang
berarti dapat digunakan secara gratis sesuai kebutuhan; (2) Kompatibel dengan
PHP 4.0 maupun PHP 5.0. CodeIgniter mendukung web hosting ataupun
developer web yang masih menggunakan PHP versi 4.0, namun juga tetap
powerfull walau digunakan bersama PHP 5.0; (3) Ringan dan cepat. Penggunaan
resource yang sedikit sehingga aplikasi akan terasa ringan dan cepat; (4)
6
Dokumentasi yang lengkap. Salah satu hal yang bisa dijadikan barometer
apakah sebuah aplikasi benar-benar dikembangkan atau tidak, bisa dilihat dari
dokumentasinya. Pada CodeIgniter terdapat dokumentasi yang lengkap tentang
semua hal yang ada dalam CodeIgniter, mulai dari langkah instalasi sampai
dokumentasi fungsi-fungsinya tersedia. Adanya dokumentasi sangat memudahkan
bagi pemula dalam mempelajari lingkungan pengembangan website dengan
CodeIgniter; dan (5) Pustaka yang lengkap. CodeIgniter dilengkapi dengan
berbagai pustaka siap pakai untuk berbagai kebutuhan, misalnya saja koneksi
database, email, session dan cookies, keamanan, manipulasi gambar dan banyak
lagi.
3. Metode Pengembangan Sistem Dalam pelaksanaan perancangan media informasi gereja pada GKS
Waingapu, menggunakan model waterfall dengan melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap
analisis, desain, coding, testing/verification, dan maintenance. Secara umum
tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Tahapan Waterfall Model [11]
Tahapan pengembangan sistem berdasarkan waterfall model, dijelaskan
sebagai berikut: Pada tahapan Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis and
Definition), analisis kebutuhan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mengamati
secara langsung proses bisnis pada Gereja Kristen Sumba Waingapu, melakukan
tanya jawab dengan ibu Yuliana Piga Lao selaku pegawai Tata Usaha GKS
Waingapu terkait proses bisnis gereja, dengan tujuan untuk mengetahui
kelemahan dari sistem yang telah berjalan serta harapan untuk sistem yang baru,
melihat data, catatan, dan dokumen yang terkait dengan Media Informasi Gereja
yang terdapat pada GKS Waingapu, serta mengumpulkan data dengan mencari,
membaca kemudian mempelajari buku-buku pustaka dan sumber-sumber referensi
lain yang relevan dengan penelitian yaitu mengenai media informasi gereja. Pada
tahap Perancangan Sistem dan Aplikasi (System and Software Design), dilakukan
perancangan aplikasi Media Informasi Gereja Berbasis Web pada GKS Waingapu
yaitu dengan membuat UML (Unified Modeling Language), perancangan
database meliputi tabel dan relasi antar tabel (relationship), dan perancangan
tampilan antarmuka pengguna (user interface). Pada Tahap Implementasi Sistem
7
(Implementation System), dilakukan penerapkan aplikasi Media Informasi Gereja
di Web Hosting sehingga dapat diakses oleh setiap jemaat, pendeta, majelis dan
pengunjung. Tahap selanjutnya yaitu Tahap Pengujian (Unit Testing), dilakukan
pengujian secara menyeluruh terhadap aplikasi Media Informasi Gereja yang telah
diimplementasikan di Web Hosting untuk mengetahui apakah semua fungsi dari
sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik dan dapat digunakan oleh staf
Administrasi dan user.
Deskripsi Sistem
Sistem informasi manajemen gereja adalah sebuah sistem informasi yang
dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan
manajemen gereja. Sistem informasi ini terintegrasi dengan sebuah database
dimana bagian administrasi dapat mengolah data jemaat di GKS Waingapu.
Analisa Proses Bisnis
Analisa proses bisnis diperoleh dari hasil wawancara di GKS Waingapu.
Alur kerja sistem harus dipahami dengan baik karena akan sangat dibutuhkan
dalam pembuatan aplikasi. Selain itu juga dapat membantu untuk pengembangan
media informasi pada GKS Waingapu.
Gambar 3 Proses Bisnis
Gambar 3 menunjukkan Proses bisnis pada GKS Waingapu yaitu dengan
melakukan pengumpulan data menggunakan sistem manual. Langkah pertama
dilakukan oleh bagian adminitrasi gereja yaitu membuat dan mecetak form input
data jemaat kemudian dibagikan kepada majelis wilayah. Majelis wilayah
kemudian membagikan kepada jemaat dan akan diisi oleh jemaat. form tersebut
kemudian dikembalikan kepada bagian adminitrasi melalui majelis wilayah,
kemudian data akan disimpan oleh bagian administrasi gereja.
Analisis Kelemahan Sistem Manual
Analisis terhadap kelemahan sistem informasi manajemen gereja secara
manual yang saat ini masih diterapkan bertujuan untuk mengenali lebih dalam
apakah sistem yang ada masih layak untuk digunakan. Beberapa kelemahan dari
manajemen gereja yang saat ini digunakan pada GKS Waingapu berdasarkan
hasil wawancara adalah sebagai berikut: (1) Kesulitan dalam pencarian data-data
gereja dan jemaat pada saat diperlukan, dikarenakan data tidak terkumpul dalam
suatu tempat; dan (2) Dokumen yang ada atau arsip-arsip dan buku-buku yang
8
digunakan dalam proses manajemen gereja terlalu boros dan memungkinkan
terjadi kehilangan serta kerusakan data.
Tujuan Perancangan Sistem
Aplikasi media informasi gereja yang dibangun bertujuan untuk
menangani semua persoalan dari proses media informasi gereja secara manual
yang ada yaitu seperti : (1) Membuat sistem yang berfungsi sebagai media
penyimpanan berkas administrasi gereja, berkas jemaat, berkas pendeta, dan
berkas lainnya sehingga penyimpanan berkas tersebut tidak membutuhkan ruang
yang besar; (2) Sistem yang akan dibuat memiliki fasilitas administrator yang
bertugas untuk mengolah data gereja dan melakukan pemeliharaan terhadap data
tersebut; (3) Sistem yang akan dibuat memiliki fasilitas menyajikan informasi-
informasi yang berkaitan dengan informasi anggota keluarga, atestasi, baptis, sidi,
kegiatan gereja, artikel, keuangan gereja, dan laporan yang berkaitan dengan
kehidupan jemaat.
Perancangan Sistem
Pada penelitian ini, perancangan sistem menggunakan UML (Unified
Modelling Language) meliputi usecase diagram, activity diagram, sequence
diagram dan class diagram.
Gambar 4 Use Case Diagram
Gambar 4 menunjukkan use case diagram sistem yang aplikasi terdiri
dari 2 (dua) aktor yaitu, administrator dan user. Administrator bertindak sebagai
aktor yang mempunyai hak mengelola data yaitu menambah, mengubah maupun
menghapus data individu, pendeta , majelis, dan data-data lainnya. User bertindak
sebagai aktor yang dapat melihat info gereja, info pendeta, info majelis,
pengumuman berupa info kegiatan, serta jadwal kebaktian pendalaman Alkitab
(PA). User juga dapat mengisi buku tamu dan melihat galery.
edit data
input datadelete data
info gereja
info jemaat
info majelis
info pendeta
info kegiatan
buku tamu
galery
pengumuman
kebaktian_PA
Manajemen User
login
User
Lihat data
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>mengolah data
<<extend>><<extend>>
<<extend>><<extend>>
Admin
<<include>>
Surat Atestasi Masuk/keluar
Surat Baptis/Sidi
9
Gambar 5 Class Diagram Sistem
Gambar 5 menunjukkan class diagram sistem yang dapat dijelaskan
sebagai berikut. Class diagram sistem terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu
entity, boundry, dan controller. Pada class diagram sistem terdapat 8 (delapan)
entity yaitu individu, pendeta, majelis, keluarga, wilayah, atestasi, SidiBaptis, dan
PA. Individu adalah entity yang menampung fields data individu, pendeta adalah
entity yang menampung fields data pendeta, majelis adalah entity yang
menampung fields data majelis, keluarga adalah entity yang menampung fields
data keluarga, wilayah adalah entity yang menampung fields data wilayah, atestasi
adalah entity yang menampung fields data atestasi, SidiBaptis adalah entity yang
menampung fields data baptis dan sidi, PA adalah entity yang menampung fields
data kebaktian Pendalaman Alkitab. Setiap Entity terhubung dengan Controller
masing-masing. Contohnya entity individu yang terhubung dengan
IndividuController yang berfungsi untuk menampung fungsi-fungsi manipulasi
database. IndividuController juga terhubung dengan sebuah boundry yang berupa
user interface.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam implementasi sistem terdapat dua macam bentuk antarmuka yaitu
antarmuka utama untuk user dan antarmuka utama untuk administrator.
KeluargaUI
SidiBaptisUI
IndividuUI
atestasiUI
Controllersuratatestasi
tambahAtestasi()
ubahAtestasi()
hapusAtestasi()
ControllerSidiBaptis
TambahSidiBaptis()
UbahSidiBaptis()
HapuSidiBaptis()
Pendeta
id
nama
tgl_penthabisan
emiritus
biografi
foto
tambahPendeta()
ubahPendeta()
hapusPendeta()
ControllerPendeta
tambahPendeta()
UbahPendeta()
HapusPendeta()
PendetaUI
MajelisUi
PAUI
ControllerKeluarga
tambahKeluarga()
ubahKeluarga()
hapusKeluarga()
atestasi
id
tgl_surat
tgl_atestasi_keluarmasuk
gereja_tujuan_asal
alamat_gereja_tujuan_asal
alamat_tinggal
tanggal_masukkluar
individu
keluarga
tambahAtestasi()
UbahAtestasi()
hapusAtestasi()
ControllerPA
tambahPa()
UbahPa()
HapusPa()
keluarga
id
nama
wilayah
alamat
notelp
tambahKeluarga()
editKeluarga()
hapusKeluarga()
*1 *1
controllerMajelis
tambahMaj leis()
UbahMajel is()
HapusMajelis()ControllerWilayah
tambahWilayah()
ubahWilayah()
hapusWilayah()
Majelis
id
nama
wilayah
tgl_penthabisan
tambahMajelis()
MubahMajel is()
hapusMajelis()
PA
id
wilayah
keluarga
tgl_kebaktian
pemimpin
pendamping
tambahPA()
ubahPA()
deletePA()
*
1
*
1
1
1..*
1
1..*
IndividuController
tambahIndividu()
ubahIndividu()
hapusIndividu()
SidiBaptis
ID_sidi
ID_jemaat
tgl_sidi
no_surat
name
tempat_sidi
ID_pendeta
keterangan
tambahSidiBaptis()
UbahSidiBaptis()
HapusSidiBaptis()
*
1
*
1
WilayahUI
individu
id_individu
nama_individu
nama_wil
jenis_kelamin
tempat_lahir
tanggal_lahir
alamat
telp
pekerjaan
status nikah
baptis
sidi
li fe
foto
tambahIndividu()
ubahIndividu()
hapusIndividu()
1
1
1
1
1
1
1
1
Wilayah
id
nama
tambahwi layah()
ubahwilayah()
hapuswi layah()
1*
1*
*
1
*
1
1*1
*
10
Gambar 6 Halaman User
Gambar 6 menunjukkan halaman user. Halaman user akan muncul
pertama kali saat pengunjung melakukan browsing site Gereja Kristen Sumba
Waingapu. Halaman user akan menampilkan beberapa menu antara lain Home,
Renungan Minggu, Pengumuman, Gallery, Artikel, Buku Tamu, dan Laporan.
Menu login hanya bisa digunakan oleh administrator.
Gambar 7 Halaman Login
Gambar 7 menunjukkan halaman login. Halaman login terdiri dari dua
textbox dan dua button. Pada textbox Username dimasukkan nama login dan
textbox password dimasukkan password. Jika berhasil login, maka akan tampil
halaman home baru untuk administrator. Jika tidak berhasil, maka proses login
akan diulangi lagi.
11
Gambar 8 Halaman Admin
Gambar 8 menunjukkan halaman admin. Halaman admin mempunyai
menu yang terdiri dari profil gereja untuk melakukan proses edit profil gereja,
visi misi untuk melakukan proses edit visi misi gereja, struktur organisasi untuk
melakukan proses edit struktur organisasi gereja, info jemaat untuk melakukan
proses edit info jemaat , info pendeta untuk melakukan proses edit info pendeta,
info majelis untuk melakukan proses edit info majelis, info keluarga untuk
melakukan proses edit info keluarga, info wilayah untuk melakukan proses edit
wilayah, renungan minggu untuk melakukan proses edit renungan minggu,
pengumuman untuk melakukan proses edit pengumuman kegiatan, Ibadah
Pendalaman Alkitab, surat astetasi masuk keluar, dan surat baptis sidi, gallery
untuk menambahkan foto, laporan keuangan untuk melakukan proses edit laporan
keuangan, management user untuk melakukan proses edit user.
Gambar 9 Halaman Profil Gereja
Gambar 9 menunjukkan halaman profil gereja. Halaman profil gereja
digunakan untuk melakukan proses edit profil gereja dengan mengisi kolom info
gereja dan memilih button save untuk menyimpan, clear untuk menghapus, dan
back untuk kembali ke halaman sebelumnya.
12
Gambar 10 Halaman Data Individu Jemaat
Gambar 10 menunjukkan halaman data individu jemaat. Halaman data
individu jemaat digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan menghapus
data individu jemaat. Button view digunakan untuk melihat data jemaat sesuai
wilayah. Textbox cari nama individu digunakan untuk mencari data jemaat
berdasarkan nama jemaat.
Gambar 11 Halaman Data Pendeta
Gambar 11 menunjukkan halaman data Pendeta. Halaman data Pendeta
yang digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan menghapus data
Pendeta.
Gambar 12 Halaman Data Majelis
Gambar 12 menunjukkan halaman data Majelis. Halaman data Majelis
digunakan untuk melihat, menambah, mengubah, dan menghapus data majelis.
13
Gambar 13 Halaman Data Keluarga
Gambar 13 menunjukkan halaman data keluarga. Halaman data keluarga
digunakan untuk melihat, menambah, mengubah, dan menghapus data keluarga.
Button view digunakan untuk melihat data keluarga berdasarkan wilayah.
Gambar 14 Halaman Data Wilayah
Gambar 14 menunjukkan halaman data wilayah. Halaman data wilayah
digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan menghapus data wilayah.
Gambar 15 Halaman Data Renungan Minggu
Gambar 15 menunjukkan halaman data renungan Minggu. Halaman data
renungan Minggu digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan
menghapus data renungan Minggu.
14
Gambar 16 Halaman Kegiatan Gereja
Gambar 16 menunjukkan halaman kegiatan gereja. Halaman kegiatan
gereja digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan menghapus data
kegiatan gereja.
Gambar 17 Halaman Surat Atestasi Masuk/Keluar
Gambar 17 menunjukkan halaman surat atestasi masuk/keluar. Halaman
surat atestasi masuk/keluar digunakan untuk melihat, menambah, mengubah, dan
menghapus data atestasi masuk/keluar.
Gambar 18 Halaman Surat Baptis/Sidi
Gambar 18 menunjukkan halaman surat baptis/sidi. Halaman surat
baptis/sidi digunakan untuk melihat, menambah, mengubah, dan menghapus data
baptis/sidi.
Gambar 19 Halaman Management User
15
Gambar 19 menunjukkan halaman management user. Halaman
management user digunakan untuk melihat, menambah, mengubah, dan
menghapus user.
Administrator maupun user dapat melihat laporan dalam bentuk grafik
berdasarkan data usia jemaat, kehidupan jemaat yang masih hidup ataupun sudah
meninggal, dan keluarga di setiap wilayah.
Gambar 20 Grafik Berdasarkan Data Usia Jemaat
Gambar 20 menunjukkan laporan berbentuk grafik berdasarkan data usia.
Pada saat administrator menambahkan data jemaat pada halaman individu, data
jemaat tersebut secara otomatis akan dikelompokkan sesuai kelompok umur, dan
laporan akan ditampilkan dalam bentuk grafik berdasarkan data usia di setiap
wilayah. Grafik laporan data usia berisi informasi usia jemaat sesuai kelompok
umur yaitu kelompok balita, remaja, pemuda, orangtua, dan manula.
Gambar 21 Grafik Berdasarkan Data Jemaat
Gambar 21 menunjukkan laporan dalam bentuk grafik berdasarkan data
jemaat. Grafik laporan data jemaat yang berisi informasi data jemaat sesuai status
hidup. Pada saat administrator menambahkan data jemaat pada halaman individu,
data jemaat tersebut secara otomatis akan dikelompokkan sesuai status hidup, dan
16
laporan akan ditampilkan dalam bentuk Grafik berdasarkan data jemaat yang
dapat dilihat di setiap wilayah.
Gambar 22 Grafik Berdasarkan Data Keluarga
Gambar 22 menunjukkan laporan dalam bentuk grafik berdasarkan data
keluarga. Grafik berdasarkan data keluarga berisi informasi data keluarga sesuai
wilayah. Pada saat administrator menambahkan data keluarga pada halaman
keluarga, data keluarga tersebut secara otomatis akan dikelompokkan sesuai
wilayah,
Pengujian Sistem Agar mengetahui sejauh mana keberhasilan aplikasi yang dibuat, maka
dibutuhkan suatu pengujian pada aplikasi Sistem Informasi Manajemen Gereja
Kristen Sumba Waingapu. Tahapan pengujian atau testing dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada aplikasi yang
dibangun. Bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin ditemukan pada tahapan
pengujian antara lain seperti kesalahan kode program, kesalahan memasukan data,
kesalahan proses. Apabila dalam proses pengujian ditemukan kesalahan program,
maka program harus diperbaiki sehingga diperoleh program yang benar-benar
bersih dari kesalahan.
Pengujian Black Box
Guna mengetahui kinerja dari sistem yang telah dibangun maka dilakukan
pengujian menggunakan Unit testing blac kbox yaitu dengan mencari bug/error
yang terdapat pada aplikasi yang dibuat. Hasil pengujian black box terlihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Pengujian Black Box
Aktivitas dan
Event
Input Ouput Status
Pengujian
Login dengan
memilih tombol
login
Username dan
Password Jika berhasil login,
maka bisa mengakses
menu-menu yang
terdapat dalam aplikasi.
Jika password dan
username salah maka
Valid
17
akan muncul pesan
bahwa username dan
password salah.
Tambah data
kemudian pilih
save
Memasukkan data
data jemaat,
pendeta, majelis,
keluarga, wilayah,
renungan Minggu,
Pengumuman,
Gallery, artikel,
buku tamu
Jika belum
memasukkan data
sesuai prosedur
(terdapat nama, tempat
tanggal lahir, alamat,
pekerjaan),
maka akan muncul
peringatan untuk
melengkapi field yang
masih kosong.
Valid
Lihat data
kemudian pilih
lihat detail
Memilih data yang
ingin dilihat
Menampilkan detail
data yang dipilih.
Valid
Ubah data
kemudian pilih
ubah
Mengubah data
yang ada
Jika masih ada data
yang masih kurang
(tidak sesuai prosedur),
maka proses edit gagal,
dan harus dilengkapi.
Valid
Mencari data
kemudian pilih
tombol cari
Memasukkan data
yang ingin dicari
Jika data yang akan
dicari tidak ada, maka
data tidak akan muncul.
Valid
Menghapus data
kemudian pilih
hapus
Memilih data yang
ingin dihapus
Data terhapus Valid
Pengujian Performance
Pengujian performance sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan
Software Web Application Testing 7.5 (WAPT). WAPT dapat digunakan untuk
menguji performa web yang berjalan pada jaringan intranet maupun internet.
Hasil dari pengujian menggunakan software WAPT dapat digunakan untuk
menganalisis performa dari sebuah aplikasi web.
Gambar 23 Grafik Performance Aplikasi
Gambar 23 menunjukkan grafik performance aplikasi dengan WAPT.
Grafik pada Gambar 23 menunjukkan hasil pengujian menggunakan WAPT yang
18
disimulasikan menggunakan 10 user. Dalam sistem penilaian respon server
terdapat tiga batas penting, yaitu sebagai berikut:
- 0.1 detik, Merupakan waktu respon ideal. Pengguna sistem akan
merasakan reaksi sistem yang singkat, cepat dan tidak terasa adanya
interupsi (gangguan).
- 1.0 detik, Merupakan waktu respon terlama yang masih dapat ditoleransi.
- 10 detik, Merupakan batas waktu terlama yang sudah tidak dapat
ditoleransi lagi. Berdasarkan hasil pengamatan dan survey, waktu respon
berada di atas 8 detik akan membuat user meninggalkan akses ke sistem.
Hasil pengujian yang didapat menunjukkan bahwa waktu respon rata-rata
sistem masih berada di antara batas 0.1 detik sampai dengan 0.5 detik, sehingga
respon server terhadap client masih berada dalam batas toleransi.
Berdasarkan pengujian black box dan perfomance sistem dapat
disimpukan bahwa sistem dapat berjalan dengan baik
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Perancangan dan
Implementasi Media Informasi Gereja Berbasis Web pada Gereja Kristen Sumba
Waingapu, disimpulkan bahwa sistem dapat memberikan informasi berupa
informasi individu jemaat, majelis, pendeta, surat atestasi masuk/keluar, surat
baptis/sidi, kegiatan gereja, informasi jadwal Kebaktian Pendalaman Alkitab
(PA), informasi kegiatan gereja, laporan data individu jemaat berdasarkan wilayah
dan status hidup, laporan data usia jemaat berdasarkan kelompok umur dan
wilayah serta laporan keluarga berdasarkan wilayah yang disajikan dalam bentuk
grafik. Aplikasi yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sebagai media
informasi di GKS Waingapu. Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan
selanjutnya dari aplikasi Media Informasi Gereja Kristen Sumba Waingapu adalah
perlu ditambahkan juga sistem untuk mengelola informasi keuangan gereja dan
informasi penggajian pegawai dari Gereja Kristen Sumba Waingapu.
6. Pustaka [1] Tompira, Merry, 2010, Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Gereja, Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi, Univeristas Kristen Satya
Wacana.
[2] Widiatmo, Lukito, 2010, Sistem Informasi Manajemen Jemaat Gereja
Kristen Jawa Sidomukti Salatiga menggunakan konsep MVC (Model,
View, Controller), Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi, Univeristas
Kristen Satya Wacana.
[3] Fedora, Deflinda, 2011, Perancangan dan Implementasi Aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Gereja Berbasis Web Menggunakan MVC (Model,
View, Controller), Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi, Univeristas
Kristen Satya Wacana.
[4] Sadiman. S. Arief (1984). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatanya. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada.
19
[5] Hamalik, Oemar, 1994, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
[6] Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi.
[7] Raymond McLeod, Jr. 2001, Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2, Jakarta :
Prenhallindo.
[8] Maswarita, Mery, 2009, Pemanfaatan Media Dan Jenis-Jenis Media
http://merymaswarita.wordpress.com/2009/11/06/pemanfaatan-media-
dan-jenis-jenis-media/. Diakses tanggal 18 Maret 2012.
[9] Jeni, 2009, pengenalan arsitektur MVC, http://poss.ipb.ac.id/files/JENI-
Web%20Programming-Bab%207-Pengenalan%20MVC.pdf. Diakses
tanggal 15 maret 2012.
[10] Basuki, Awan Pribadi, 2010, Membangun Web Berbasis PHP Dengan
Framework CodeIgniter, Yogyakarta : Penerbit : Lokomedia.
[11] Pressman, Roger S., 2001, Software Engineering a Practitioner’s
Approach, New York : McGraw-Hill Higher Education.