Edisi I
Dindi Paizer, S.Kep.,M.Kes
[TYPE THE
COMPANY
NAME] BAHAN AJAR PERKESMAS
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia dan rahmat-Nya dan serta kesempatan yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
pengabdian kepada masyarakat ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan pengabdian kepada
masyarakat ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari susunannya
maupun isinya, karena masih banyak kekurangan mengingat terbatasnya
kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu,
dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun sebagi bahan masukan demi
membangun kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan pengabdian kepada masyarakat ini bermanfaat di
masa yang akan datang dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan rahmat dan karunianya kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Palembang, Januari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
RINGKASAN ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB II TARGET DAN LUARAN ........................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
UNIT 1
KONSEP DASAR PERKESMAS TA
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar-upaya program dan sektor,
serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit
ini diperolehnya pengetahuan mahasiswa meliputi:
1. Mengetahui definisi perkesmas
2. Mengetahui Tujuan perkesmas
3. Mengetahui Sasaran perkesmas
4. Mengetahui Kegiatan perkesmas
5. Mengetahui Pelaksana perkesmas
6. Mengetahui Pelaksanaan perkesmas
7. Mengetahui Kegiatan perkesmas
2. BAHAN BACAAN
1. Definisi perkesmas
Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang
sudah ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan. Perkesmas pada
dasarnya adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional
yang merupakan perpaduan konsep kesehatan masyarakat dengan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal dilakukan melalui upaya promotif dan
preventif disemua tingkat pencegahan yang menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Depkes, 2006).
2. Tujuan perkesmas
Tujuan perkesmas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan secara optimal. Pelayanan
keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh lapisan
masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan
seberapa jumlah masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi
individu, keluarga, kelompok resiko tinggi seperti kelompok
masyarakat di wilayah kumuh, terisolasi, daerah konflik, daerah yang
tidak terjangkau pelayanan kesehatan (Depkes, 2006).
3. Sasaran perkesmas
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes, 2006).
4. Kegiatan perkesmas
Ruang lingkup kegiatan perkesmas dilakukan didalam dan luar
gedung Puskesmas. Kegiatan di luar gedung Puskesmas merupakan
kegiatan pelayanan yang dilakukan terhadap semua sasaran baik
yang berada dalam suatu institusi atau diluar institusi. Menurut
Sualman (2009) bentuk kegiatan perkesmas dapat berupa :
a. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang
berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu),
Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes des.
1) Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran
prioritas)
2) Penyuluhan kesehatan
3) Tindakan keperawatan (direct care)
4) Konseling keperawatan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Rujukan pasien atau masalah kesehatan
7) Dokumentasi keperawatan
b. Kunjungan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana,
bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
komperhensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya,
pelayanan kesehatan diberikan ditempat tinggal pasien dengan
melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subjek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan
dikelola oleh suatu unit/sasaran/institusi baik aspek administrasi
maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai
kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional,
dibidang kesehatan maupun non kesehatan. Ruang lingkup home
visit memberi asuhan keperawatan komprehensif, melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya,
mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
c. Kunjungan keluarga ke kelompok prioritas terencana (posyandu
usila, posyandu balita, panti ashuan dan lain-lain)
1) Pengkajian keperawatan individu di kelompok
2) Pendidikan atau penyuluhan kesehatan dikelompok.
3) Pengobatan (sesuai kewenangan)
4) Rujukan pasien atau masalah kesehatan
5) Dokumentasi keperawatan
d. Asuhan keperawatan pasien diruang rawat inap Puskesmas
1) Pengkajian perawatan individu
2) Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak
langsung (lingkungan)
3) Pendidikan atau penyuluhan kesehatan
4) Pencegahan infeksi di ruangan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Penanggulangan kasus gawat darurat
7) Rujuk pasien atau masalah kesehatan
8) Dokumentasi keperawatan
5. Pelaksana perkesmas
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat
adalah semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas.
Sebagai pelaksana keperawatan kesehatan masyarakat di
Puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran dan fungsi,
yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2) sebagai pemberi
pelayanan (care giver); (3) sebagai pendidik/penyuluh kesehatan
(health teacher/educater); (4) sebagai koordinator dan kolaborator; (5)
pemberi nasehat (counseling); (6) sebagai panutan (role model)
(Depkes, 2006). Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat perawat bekerja sama dengan petugas
kesehatan lain serta masyarakat. Kerjasama dengan petugas
kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang memerlukan
kemampuan teknis tertentu yang bukan kewenangan perawat. Kerja
sama dengan kader/masyarakat terutama dalammelaksanakan
kegiatan yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat (Depkes, 2006).
6. Pelaksanaan perkesmas
Pelaksanaan perkesmas terdiri dari pelaksanaan (P1),
penggerakan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian dan
penilaian (P3). Tahap proses perencanaan (P1) yaitu mempelajari
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tingkat kabupaten atau
kodya, pengumpulan data kesenjangan pelayanan kesehatan,
pengumpulan data permasalahan keperawatan yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan, menetapkan masalah dan prioritasnya,
menetapkan upaya penanggulangan, menetapkan target sasaran,
menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan, dan menetapkan sumber
daya pendukung yang dapat dipadukan dengan program kegiatan
lainnya (Depkes, 2006).
Tahap penggerakan pelaksanaan (P2) meliputi organisasi dan
tata laksana pengelolaan perkesmas, desiminasi informasi lintas
program, melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan,
menggerakkan peran serta masyarakat, menyediakan kesempatan
konsultasi, dan bimbingan teknis kegiatan perkesmas. Desiminasi
informasi lintas program ditujukan agar diperoleh perpaduan kegiatan
perkesmas dengan kegiatan pokok lain. Pelayanan keperawatan
dilaksanakan dengan menggunakan metode proses keperawatan
terhadap individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat yang
kemudian didokumentasikan pada format sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (Tafwidhah, 2010).
Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi
pencatatan kegiatan perkesmas, pelaporan kegiatan perkesmas,
pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan tiap bulan terhadap hasil
cakupan program dan penerapan proses keperawatan, dan penilaian
pencapaian hasil kegiatan tiap akhir tahun melalui statifikasi
Puskesmas (Tafwidhah, 2010).
LATIHAN
1. Coba sebutkan definisi perkesmas ?
2. Coba sebutkan tujuan perkesmas ?
3. Coba sebutkan Sasaran perkesmas ?
4. TES FORMATIF
1. Jelaskan Kegiatan yang ada di perkesmas ?
2. Sebutkan siapakah Pelaksana kegiatan perkesmas ?
3. Jelaskan Pelaksanaan kegiatan perkesmas ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan
perawatan kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga.
Tesis: UMS
Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan
analisis kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien.
Mojokerto: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip
pengajar dan pendidikan. Jakarta : EGC
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan
RI. 2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas. Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan
komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan
profesional. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan
komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.
Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of
Medicine University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).
UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta:
Persiden Rebublik Indonesia.
UNIT 2
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
PERKESMAS TAN
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Perawat menurut Undang-Undang Kesehatan No 23, tahun 1992
menyebutkan bahwa perawat adalah mereka yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan.
Perawat di Puskesmas adalah semua tenaga lulusan pendidikan
keperawatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pelayanan
perawatan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai
pelaksana keperawatan di Puskesmas (Depkes, 2006).
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mampu menjelaskan peran perawat kesehatan masyarakat
2. Mampu menjelaskan fungsi perawat kesehatan masyarakat
2. BAHAN BACAAN
1. Peran perawat kesehatan masyarakat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu
sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam
ataupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier & Barbara dalam Mubarak
& Chayatin, 2009).
Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, dan institusi
pendidikan, sebagai pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan
(Lokakarya Nasional dalam Mubarak & Chayatin, 2009).
Peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah
memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah,
sekolah, panti, dan sebagainya sesuai kebutuhan (Depkes, 2004).
Dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat,
perawat idealnya memiliki 12 peran dan fungsi. Peran tersebut antara
lain pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, sebagai
pendidik/penyuluhan kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan,
konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan,
konsultan, advokat, pengelola, peneliti dan pembaharu (inovator)
(Depkes, 2004). Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan
yaitu mayoritas tingkat pendidikan SPK dan D3, dari seluruh peran dan
fungsi yang harus dilakukan oleh perawat hanya 6 saja yang menjadi
prioritas (Depkes, 2004). Keenam fungsi tersebut adalah :
a. Peran perawat perkesmas sebagai care provider
Peran perawat pelaksana(care provider) bertugas untuk
memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara
langsung kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas)
sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan ini dapat
dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan, sehingga masalah yang
muncul dapat ditentukan diagnosis keperawatannya,
perencanaannya, dan dilakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang
diberikan melalui hal yang sederhana sampai dengan masalah
yang kompleks (Mubarak & Chayatin, 2009).
Peran sebagai care provider menuntut perawat untuk
memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak
dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang,
memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan
berusaha mengembalikan kesehatan klien.
Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat
berupa asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistik) serta
berkesinambungan (komprehensif). Keperawatan yang diberikan
kepada klien/keluarga bisa diberikan secara langsung (direct care)
maupun secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai
tatanan kesehatan yaitu meliputi di Puskesmas, ruang rawat inap
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, sekolah,
panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) (Depkes, 2004).
b. Peran perawat perkesmas sebagai penemu kasus
Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi serta
dalam menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya
penyakit. Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari
langsung ke masyarakat (active case finding) dan dapat pula
didapat tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke
Puskesmas (passive case finding).
c. Peran perawat perkesmas sebagai pendidik kesehatan
Peran sebagai pendidik kesehatan (educator) menuntut
perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik setting
dirumah, di Puskesmas, serta dimasyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal (Mubarak & Chayatin, 2009).
Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan harus mampu
mengkaji kebutuhan klien yaitu individu, keluarga, kelompok
masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit menyusun
program penyuluhan/pendidik kesehatan baik sehat maupun sakit,
seperti nutrisi, latihan olah raga, menajemen stres, penyakit dan
pengelolaan penyakit; memberikan informasi tepat untuk
kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat
tentang penyakit, pengobatan; serta menolong klien menyeleksi
informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran,
televisi atau teman. (Depkes, 2004).
d. Peran perawat perkesmas sebagai coordinator dan kolaborator
Peran koordinator perawat dilakukan dengan mengkoordinir
seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
Puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama
dengan tim kesehatan lainnya, sehingga tercipta keterpaduan
dalam sistem pelayanan kesehatan (Fataria dalam Fauziah, 2012).
Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan
kesehatan yang diterima keluarga diberbagai program, dan
bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau
keluarga dalam perencanaan pelayanan kesehatan serta sebagai
penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan 25 dan sektor
terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk
kerjasama antar bidang kesehatan di Puskesmas.
e. Peran perawat perkesmas sebagai konselor
Perawat sebagai konselor melakukan konseling
keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.
Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan
data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur
seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami
hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta melibatkan
sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran
yang direncanakannya (Pery & Potter, 2005).
Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu, dan tatanan
pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Kegiatan yang dapat
dilakukan perawat Puskesmas antara lain menyediakan informasi,
mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan
dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah
dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan,
dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes,
2004).
f. Peran perawat perkesmas sebagai role model
Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang
dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah,
2012).
Perawat Puskesmas sebagai role model diharapkan
berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan
yang pertama, kedua, maupun pencegahan ketiga yang dalam
kehidupan sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan
yang dapat dilakukan perawat antara lain memberi contoh praktik
menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental makanan
bergizi, menjaga berat badan, olah raga secara teratur, tidak
merokok, menyediakan 27 waktu untuk istirahat setiap hari,
komunikasi efektif, dll (Depkes, 2004).
2. Fungsi perawat
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai
dengan peran seseorang. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke
keadaan lain (Mubarak & Chayatin, 2009). Dalam menjalankan
perannya, perawat akan melakukan berbagai fungsi yaitu:
a. Fungsi independen
Adalah fungsi dimana perawat melakukan perannya secara mandiri,
tidak bergantung pada orang lain, atau tim kesehatan lain. Perawat
harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, baik bio-psiko-
sosio-kultural, maupun sepiritual, mulai dari tingkat individu yang utuh
mencangkup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat
masyarakat yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini
dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung
jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan tindakannya.
b. Fungsi Dependen
yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang
perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi,
radiologi dan lainnya).
c. Fungsi Interdependen,
fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik
dalam keperawatan maupun kesehatan.
LATIHAN
1. Coba jelaskan peran perawat kesehatan masyarakat ?
2. Coba jelaskan fungsi perawat kesehatan masyarakat ?
3. TES FORMATIF
1. Jelaskan dengan tepat peran perawat kesehatan masyarakat ?
2. Jelaskan dengan tepat fungsi perawat kesehatan masyarakat ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan
perawatan kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga.
Tesis: UMS
Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan analisis
kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Mojokerto:
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip
pengajar dan pendidikan. Jakarta : EGC
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan RI.
2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas. Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan
komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan
profesional. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan
komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.
Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of Medicine
University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).
UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta: Persiden
Rebublik Indonesia.
UNIT 3
KOMPETENSI PERAWAT PERKESMAS
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup
kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Keadaan ini semakin dipersulit dengan masih
terbatasnya jumlah sumber daya manusia baik dari aspek kuantitas
maupun dari aspek kualitasnya. Rasio tenaga kesehatan dengan
jumlah penduduk masih rendah, seperti halnya tenaga perawat.
Perkesmas merupakan upaya program pengembangan
puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan lainnya.
Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS) adalah suatu
bidang yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat.
Perawat puskesmas memerlukan kompetensi untuk
melaksanakan kegiatan di puskesmas. Menurut Assoiation of
Stateand Territorial Directors of Nursing (ASTDN) (2003), yang
menyebutkan bahwa kompetensi yang diperlukan untuk menganalisa
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat hingga
melakukan evaluasi. Kompetensi yang diharapkan meliputi
keterampilan menganalisis pengkajian kesehatan masyarakat,
mendiagnosis, menyusun intervensi, mengimplementasikan serta
melakukan evaluasi.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mengetahui dasar hokum pelaksanaan perawat perkesmas
2. Mengetahui bentuk kegiatan perkesmas
3. Mengetahui kompetensi perawat perkesmas
2. BAHAN BACAAN
1 . D AS AR HUKUM PERKESM AS
A DA PUN DASA R HUKUM PELA KSANAA N PERKESMAS
YAIT U :
a. UU no 23 th 1992 tentang kesehatan
b. UU no 32/2004 tentang pemerintahan daerah
c. Kepmenkes no 1575 /menkes/SK/XI/2005 tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia
d. Kepmenkes no 1239/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
e. Kepmenkes no 1457/menkes/SK/X/ 2003 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kotaKepmenkes no
128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat
f. Kepmenkes 836/2005 tentang pengembangan manajemen kinerja
perawatan/bidan
g. Kepmenkes no 279/ 2006 tentang pedoman upaya penyelenggaraan
Perkesmas di Puskesmas.
2. Bentuk Kegiatan Perkesmas
Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:
a. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang
berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu),
Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes desa :
1) Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran
prioritas)
2) Penyuluhan kesehatan
3) Tindakan Keperawatan (direct care)
4) Konseling keperawatan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Rujukan pasien/masalah kesehatan
7) Dokumentasi keperawatan
b. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana,
bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan. Home visit
adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan
kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan melibatkan
pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi
merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu
unit/ sarana/ institusi baik aspek administrasi maupun aspek
pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga
profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan
maupun non kesehatan. Ruang Lingkup home visit yaitu memberi
asuhan keperawatan secara komprehensif, melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan
pemberdayaan pasien dan keluarga.
c. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu
usila, posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain)
1) Pengkajian keperawatan individu di kelompok
2) Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok
3) Pengobatan (sesuai kewenangan)
4) Rujukan pasien/masalah kesehatan
5) Dokumentasi keperawatan
d. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas :
1) Pengkajian keperawatan individu
2) Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung
(lingkungan)
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
4) Pencegahan infeksi di ruangan
5) Pengobatan (sesuai kewenangan)
6) Penanggulangan kasus gawat darurat
7) Rujukan pasien/masalah kesehatan
8) Dokumentasi keperawatan
3. Kompetensi Perawat Puskesmas
Shermon dalam Tafwidhah (2010) menyebutkan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik individu yang terlihat dalam bentuk
perilaku dan mampu menampilkan kinerja dalam suatu pekerjaan,
peran, atau situasi tertentu. Kompetensi mengandung dua hal, yaitu
kemampuan individu dalam menampilkan kinerja dan karakteristik
responden.
Kompetensi minimal keperawatan Puskesmas yaitu memberikan
pelayanan keperawatan/asuhan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan
komitmen global, nasional, maupun daerah seperti malaria, tuberkolosis,
demam berdarah dangue, HIV/AIDS, dan sebagainya dalam tindakan
keperawatan langsung (direct care) pengobatan dasar sesuai
kewenangan dan tata laksana standar program, penanggulangan gawat
darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam, dan
pencegahan infeksi (Depkes, 2006).
Kompetensi lainnya yang juga harus dimiliki perawat Puskesmas
yaitu melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka
promosi kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat agar hidup secara mandiri, pengamatan penyakit
menular dan tidak menular (survaillance) khususnya mengidentifikasi
faktor resiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan, menemukan kasus
secara dini, dan melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB).
Selain itu perawat juga mampu untuk memberikan motivasi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pembentukan
pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat seperti pos
pelayanan terpadu (posyandu), pos obat desa (POD), dan sebagainya,
membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat,
melakukan konseling keperawatan/kesehatan, memberikan latihan
kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan, melakukan
kerjasama tim dengan tenaga kesehatan lain, monitoring dan evaluasi,
dan membuat pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan
pelaporan sesuai ketentuan (Tafwidhah, 2010).
LATIHAN
1. Coba sebutkan apa yang kamu ketahui dasar hokum pelaksanaan
perawat perkesmas ?
2. Coba sebutkan apa yang kamu ketahui bentuk kegiatan
perkesmas ?
3. Coba sebutkan apa yang kamu ketahui kompetensi perawat
perkesmas ?
4. TES FORMATIF
1. Sebutkan dan jelaskan dasar hokum pelaksanaan perawat
perkesmas ?
2. Sebutkan dan jelaskan bentuk kegiatan perkesmas ?
3. Sebutkan dan jelaskan kompetensi perawat perkesmas ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan
perawatan kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga.
Tesis: UMS
Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan analisis
kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Mojokerto:
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip
pengajar dan pendidikan. Jakarta : EGC
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan RI.
2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas. Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan
komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan
profesional. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan
komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.
Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of Medicine
University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).
UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta: Persiden
Rebublik Indonesia.
UNIT 4
KONSEP DASAR PUSKESMAS
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem
upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat
(UKM). UKM terutama diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peran
serta aktif masyarakat dan swasta, sedang UKP dapat
diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan pemerintah.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh,
terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang,
profesional dan bermutu.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM
maupun UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan di Kabupaten / Kota.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Kinerja Puskesmas, sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar yang
paling dekat dengan masyarakat sangat menentukan kinerja
Kabupaten/Kota untuk mewujudkan masyarakat sehat di wilayahnya.
Prinsip penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu,
terjangkau dan bermutu merupakan prinsip yang seharusnya.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mampu menjelaskan system kesehatan nasional
2. Mampu menjelaskan definisi puskesmas
3. Mampu menjelaskan peran puskesmas
4. Mampu menjelaskan fungsi puskesmas
5. Mampu menjelaskan prinsip penyelenggaraan puskesmas
6. Mampu menjelaskan jaringan pelayanan kesehatan puskesmas
2 . B AH AN B AC AAN
1. System kesehatan nasional
System Kesehatan Nasional (SKN) sebagaimana dimaksudkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 bertujuan untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga
swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan pembangunan
kesehatan adalah kombinasi dari pendekatan sistem, kontingensi, dan
sinergi yang dinamis melalui pengelompokan subsistem dari SKN yang
terdiri dari tujuh subsistem berikut :
a. Subsistem Upaya Kesehatan.
b. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
c. Subsistem Pembiayaan Kesehatan. Subsistem Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
d. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan.
e. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan.
f. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat.
Percepatan pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia
Sehat dilakukan dengan melakukan penguatan subsistem-subsistem
dari SKN. Dengan diterapkannya pendekatan keluarga, maka
penguatan subsistem upaya kesehatan, subsistem pembiayaan
kesehatan, dan subsistem pemberdayaan masyarakat menjadi
penting untuk dilakukan.
Penguatan subsistem upaya kesehatan dilakukan dengan
menciptakan keseimbangan pelaksanaan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) melalui
pengutamaan kegiatan promotif dan preventif. Harus diciptakan
kondisi agar Puskesmas tidak terfokus hanya melaksanakan UKP,
melainkan 36 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
juga UKM secara seimbang.
Sasaran upaya kesehatan harus ditegaskan bukan sekedar
individu/perorangan, melainkan juga keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Setiap program kesehatan hendaknya mengarahkan
juga kegiatannya kepada keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Penguatan subsistem pembiayaan kesehatan untuk UKP dan
UKM dilakukan, salah satunya, melalui pemberian Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) berdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Untuk itu, sejak 1 Januari 2014 telah diberlakukan Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan atau Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan Pemberian Bantuan Operasional
(BOK) Puskesmas oleh pemerintah pusat.
SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh subsistem
pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya memberdayakan
perorangan, melainkan juga keluarga dan masyarakat. Masyarakat
termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran pembangunan
kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan
pelaku pembangunan kesehatan. Dengan diterapkannya pendekatan
keluarga, maka subsistem pemberdayaan masyarakat harus
diperkuat dengan mengembangkan kegiatankegiatan yang
menjangkau keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Definisi puskesmas
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM
maupun UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan di Kabupaten / Kota.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
3. Peran puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat).
Puskesmas bertanggung jawab atas satu wilayah administrasi
pemerintahan, yakni kecamatan atau bagian dari kecamatan. Di setiap
kecamatan harus terdapat minimal satu Puskesmas. Untuk
membangun dan menentukan wilayah kerja Puskesmas, factor
wilayah, kondisi geografis, dan kepadatan/ jumlah penduduk
merupakan dasar pertimbangan.
4. Fungsi puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
menegaskan adanya dua fungsi Puskesmas sebagai berikut.
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, yakni kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama, yakni kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
Fungsi UKM dan UKP harus seimbang, agar upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. UKP saja dengan
program JKN yang diikuti oleh seluruh rakyatpun belum cukup untuk
mengangkat derajat kesehatan masyarakat. Memang rakyat merasa
senang karena setiap kali sakit mendapat pelayanan kesehatan gratis.
Tetapi derajat kesehatan tidak akan naik selama UKM tidak dikerjakan.
Untuk itu penguatan UKM di Puskesmas mutlak diperlukan, yang
mencakup dua macam UKM, yaitu UKM esensial dan UKM
pengembangan. Puskesmas wajib melaksanakan UKM esensial yang
meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (baik penyakit
menular maupun penyakit tidak menular).
4. Prinsip penyelenggaraan puskesmas
Didalam Penyelenggaraan Puskesmas ada 6 (enam) prinsip
berikut yang harus ditaati :
a. Prinsip Paradigma Sehat.
Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas wajib
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Paradigma
adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya, yang
akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (psikomotorik).
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep,
nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas di
sebuah komunitas. Dengan demikian, Paradigma Sehat dapat
didefinisikan sebagai cara pandang, asumsi, konsep, nilai, dan
praktik yang mengutamakan upaya menjaga dan memelihara
kesehatan, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Prinsip Pertanggungjawaban Wilayah.
Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah,
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan
kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan Puskesmas
bertanggungjawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya. Sebagai penanggung jawab wilayah,
Puskesmas bertugas untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan guna mewujudkan Kecamatan Sehat.
c. Prinsip Kemandirian Masyarakat.
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
individu, keluarga, dan kelompok/ masyarakat agar dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki,
serta merencanakan dan melakukan pemecahan masalah tersebut
dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pemberdayaan mencakup pemberdayaan perorangan,
keluarga, dan kelompok/ masyarakat. Pemberdayaan perorangan
merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna
meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan perorangan dalam
membuat keputusan untuk memelihara kesehatannya.
Pemberdayaan keluarga merupakan upaya memfasilitasi
proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan keluarga dalam membuat keputusan untuk memelihara
kesehatan keluarga tersebut. Sedangkan pemberdayaan kelompok/
masyarakat merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan
masalah guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan
kelompok/masyarakat dalam membuat keputusan untuk
memelihara kesehatan kelompok/masyarakat tersebut.
Pemberdayaan dilaksanakan dengan berbasis pada tata nilai
perorangan, keluarga, dan kelompok/masyarakat, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, dan sosial budaya setempat. Pemberdayaan
dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, serta
kepedulian dan peran aktif dalam berbagai upaya kesehatan.
d. Prinsip Pemerataan.
Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan
kepercayaan. Dalam hal ini Puskesmas harus dapat membina
jejaring/kerjasama dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama
lainnya seperti klinik, dokter layanan primer (DLP), dan lain-lain
yang ada di wilayah kerjanya.
e. Prinsip Teknologi Tepat Guna.
Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Prinsip Keterpaduan dan Kesinambungan.
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor
serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.
5. Jaringan pelayanan kesehatan puskesmas
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan,
Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas
mencakup fasilitas berikut :
a. Puskesmas pembantu yang memberikan pelayanan kesehatan
secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas.
b. Puskesmas keliling yang memberikan pelayanan kesehatan yang
sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan
mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang
belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas.
c. Bidan desa yang ditempatkan dan bertempat tinggal pada satu desa
dalam wilayah kerja Puskesmas. Sedangkan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan adalah klinik, rumah sakit, apotek,
laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, Puskesmas dapat
memberikan instruksi langsung kepada jaringannya dan berkoordinasi
dengan jejaringnya untuk dapat melaksanakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam mencapai tujuan menuju
Indonesia Sehat.
LATIHAN
1. Coba uraikan apa yang kamu ketahui tentang system kesehatan
nasional ?
2. Coba jelaskan definisi puskesmas ?
3. Coba uraikan peran puskesmas yang kamu ketahui ?
4. TES FORMATIF
1. Uraikan fungsi- fungsi puskesmas ?
2. Uraikan prinsip-prinsip penyelenggaraan puskesmas ?
3. Sebutkan dan jelaskan jaringan pelayanan kesehatan puskesmas ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan
perawatan kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga.
Tesis: UMS
Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan analisis
kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Mojokerto:
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip
pengajar dan pendidikan. Jakarta : EGC
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan RI.
2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas. Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan
komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan
profesional. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan
komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.
Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of Medicine
University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).
UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta: Persiden
Rebublik Indonesia.
UNIT 5
PROMOSI KESEHATAN DALAM PERKESMAS
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan
bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan
ketenteraman hidup.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat
tentang hidup sehat dan pelaksanaannya bagaimana cara ahidup
sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak
hanya didapat dibangku sekolah tapi juga biasa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim kesehatan, yang biasa disebut dengan promosi
kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim kesehatan adalah salah
satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan
masyarakat maka didalam unit ini kami akan membahas tentang
“Promosi Kesehatan”.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mengetahui apa definisi dari promosi kesehatan
2. Mengetahui apa tujuan dari promosi kesehatan
3. Mengetahui siapa saja sasaran dari promosi kesehatan
4. Mengetahui bagaimana strategi dari dari promosi kesehatan
5. Mengetahui bagaimana metode promosi kesehatan
6. Mengetahui apa media untuk promosi kesehatan
2. BAHAN BACAAN
1. Definisi dari promosi kesehatan
WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri.D.J.
Maulana (2009) hal. 19, mendefinisikan promosi kesehatan adalah
suatu proses yang memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan
seseorang untuk meningkatkan control dan peningkatan
kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri (Maulana,2009).
2. Tujuan promosi kesehatan
Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi
kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program, Refleksi dari fase social dan epidemiologi
berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam
periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang,
contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan, Pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan
jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke
klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku, Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam
mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka
pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya
di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan
berjalan 6 bulan.
3. Sasaran promosi kesehatan
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat
adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Agar
promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka sasaran
tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui
pengelompokkan sasaran promosi kesehatan, meliputi:
a. Sasaran primer, yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima
perilaku baru.
b. Sasaran sekunder, yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran
primer.
c. Sasaran tersier, yaitu mereka yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kegiatan seperti para pengambil keputusan atau
penyandang dana.
4. Strategi promosi kesehatan
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa
1986) ialah sebagai berikut :
a. Kebijakan berwawasan kebijakan, Strategi promosi kesehatan
yang mana ditujukan kepada para penentu kebijakan agar
mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang menguntungkan
bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam
menentukan keputusan diperhatikan dampaknya bagi
kesehatan masyarakat.
b. Lingkungan yang mendukung, Strategi ini dikelola oleh para
pengelola tempat umum, termasuk pemerintah kota. Dimana
mereka dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi
masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga
nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat untuk mendukung
prilaku sehat masyarakat.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan, Realisasi dari reorintasi
pelayanan kesehatan ini adalah para penyelenggara kesehatan
baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan dalam
memberdayakan masyarakat agar dapat berperan bukan hanya
sebagai penerima pelayan kesehatan namun dapat menjadi
menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.
d. Keterampilan Individu, Strategi ini mewujudkan adanya
keterampilan individu-individu dalam meningkatkan dan
memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk strategi ini
adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam bentuk
metode atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk
massa.
e. Gerakan Masyarakat, Adanya gerakan dari masyarakat itu
sendiri dalam meningkatkan dan memelihara kesehatannya.
Hal ini akan tampak dari prilaku masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya tanpa harus ada kegiatan
namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.
Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994),
strategi promosi kesehatan secara global dibagi menjadi tiga yang
akan dibentuk dalam intervensi, yaitu :
a. Advokasi (Advocacy).
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain
agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap
apa yang diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran
kepada para pembuat keputusan atau penentu keputusan
sesuai sektornya. Intinya adalah strategi advokasi kesehatan
merupakan pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau
pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi ini ada dalam
bentuk formal dan informal. Advokasi dalam bentuk formal
misalnya : penyajian presentasi, seminar, atau suatu usulan
yang dilakukan oleh para pejabat terkait. Advokasi informal
misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau dukungan
dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan
dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat
dilakukan secara perseorangan kepada pejabat ialah dengan :
lobi, dialog, negosiasi dan debat. Sehingga diharapkan
mendapatkan hasil adanya tindakan yang nyata, kepedulian,
serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga terjadi
kelanjutan kegiatan.
b. Dukungan sosial (Social Support).
Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk
mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat.
Dimana tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat
sebagai jembatan antara sektor kesehatan atau pengembang
kesehatan dengan masyarakat. Intervensi keperawatan yang
diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah : pelatihan bagi
para tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para tokoh
masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif
dalam pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga
dimana meningkat pengetahuannya tentang kesehatan, adanya
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada misalnya posyandu.
c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment).
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang
langsung kepada masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan
untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. Intervensi
keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa :
penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain
sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber daya
manusia yang berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan.
5. Metode promosi kesehatan
Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu.
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode
didaktif dan metode sokratik.
a. Metode Didaktif, Metode ini didasarkan atau dilakukan secara
satu arah. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit
dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya
pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet,
poster dan siaran radio.
b. Metode Sokratif, Metode ini dilakukan secara dua arah.
Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta
didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi kelompok,
debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus, lokakarya dan penugasan
perorangan.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan
Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima
dari sasaran promosi. Metode berdasarkan tekhnik komunikasi:
a. Metode Penyuluhan Langsung, Dalam hal ini para penyuluh
langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran.
Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan
diskusi, pertemuan di balai desa pertemuan di posyandu, dll.
b. Metode Penyuluhan Tidak Langsung, Dalam hal ini para
penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya
dengan perantara media. Contohnya, publikasi dalam bentuk
media cetak, melalui pertunjukkan film dan sebagainya
berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai.
6. Media promosi kesehatan
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran ( Herry D.J.
Maulana). Media promosi kesehatan adalah alat yang dipakai
untuk mengirimkan pesan kesehatan (Ferry Efendy & Makhfudli).
Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga karena
berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses
pendidikan atau pengajaran. Pembuatan alat peraga atau media
mempunyai prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
orang diterima dan ditangkap melalui pancaindra.
Semakin banyak pancaindra yang digunakan maka semakin
jelas juga pengetahuan yang didapatkan. Hal ini menunjukan
bahwa penggunaan alat peraga dapat melibatkan indra sebanyak
mungkin pada suatu objek sehingga dapat memudahkan
pemahaman bagi peserta didik.
LATIHAN
1. Coba jelaskan Definisi dari promosi kesehatan ?
2. Coba jelaskan Tujuan promosi kesehatan ?
3. Coba jelaskan Sasaran promosi kesehatan ?
4. Coba jelaskan Strategi promosi kesehatan ?
5. Coba sebutkan Metode promosi kesehatan ?
6. Coba sebutkan Media promosi kesehatan ?
3. TES FORMATIF
1. Jelaskan Definisi dari promosi kesehatan ?
2. Jelaskan Tujuan promosi kesehatan ?
3. Jelaskan Sasaran promosi kesehatan ?
4. Jelaskan Strategi promosi kesehatan ?
5. Sebutkan Metode promosi kesehatan ?
6. Sebutkan Media promosi kesehatan ?
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan
perawatan kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga.
Tesis: UMS
Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan analisis
kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Mojokerto:
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip
pengajar dan pendidikan. Jakarta : EGC
Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan RI.
2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
puskesmas. Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan
komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan
profesional. EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan
komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.
Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of Medicine
University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).
UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta: Persiden
Rebublik Indonesia.
53 | P a g e
UNIT 6
SASARAN PERKESMAS
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Setiap tindakan maupun kegiatan memiliki sasaran atau tujuan
yang ingin dicapai agar kegiatan tersebut memiliki arti, begitupun
dengan perksemas memiliki sasaran dalam pelaksanaannya .
Modul ini secara khusus akan membahas mengenai sasaran dari
perksemas secara mendalam.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mengetahui apa definisi dari sasaran perkesmas
2. Mengetahui apa definisi dari prioritas sasaran
3. Mengetahui apa saja prioritas pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat
54 | P a g e
2. BAHAN BACAAN
1. Definisi dari sasaran perkesmas
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan
ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
(Depkes, 2006).
2. Tujuan prioritas sasaran
Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah
kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah
yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau
sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Fokus
utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang
rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang
tidak mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial
dan ekonomi serta dapat berdampak buruk terhadap masyarakat
lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi
kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan
kesehatan terutama bagi keluarga yang memiliki hambatan untuk
mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk rawan ini
telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di
Puskesmas.
55 | P a g e
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
3. Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu:
A. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu
keluarga dengan:
1. Ibu hamil tertenti yang belum ANC
56 | P a g e
2. Ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neonatusnya
3. Balita tertentu
4. Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program
5. Penyakit endemis
6. Penyakit kronis tidak menular
7. Kecacatan tertentu (mental atau fisik)
B. Keluarga dengan resiko tinggi
a. Ibu hamil dengan masalah gizi (anemia gizi berat (HB kurang
dari 8 gr%) dan Kurang Energi Kronis (KEK)
b. Ibu hamil dengan resiko tinggi lai (perdarahan, infeksi,
hipertensi)
c. Balita dengan BGM
d. Neonatus dengan BBLR
e. Usia lanjut jompo
f. Kasus percobaan bunuh diri
C. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
a. Drop out tertentu itu pada Ibu hamil, bayi. balita dengan
keterlambatan tumbuh kembang dan penyakit kronis atau
endemis
b. Kasus pasca keperawatan, antara lain kasus pasca
keperawatan yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan,
57 | P a g e
kasus katarak yang dioperasi di Puskesmas, persalinan
dengan tindakan, kasus psikotik, dan kasus yang seharusnya
dirujuk yang tidak dilaksanakan rujukannya
D. Pembinaan kelompok khusus
Kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah kesehatan
terikat dalam institusi, misalnya panti, rutan/lapas, pondok
pesantren, dan lokalisasi/WTS. Sedangkan tidak terikat dalam
institusi, misalnya karang wredha, karang balita, KPKIA, kelompok
pekerja informal, perkumpulan penyandang penyakit tertentu
(jantung, asma, DM dan lain-lain ), kelompok remaja.
E. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
1. Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya
endemis malaria, filariasis, DHF, diare.
2. Masyarakat didaerah dengan keadaan lingkungan kehidupan
buruk, misalnya derah kumuh di kota besar.
3. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol
dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB
tinggi.
4. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan
pelayanan kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya
cakupan ANC rendah, immunisasi rendah.
5. Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan
mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi
58 | P a g e
kehidupannya, seperti daerah transmigrasi, pemukiman
masyarakat terasing.
LATIHAN
1. Coba jelaskan Definisi dari sasaran perkesmas ?
2. Coba jelaskan Tujuan prioritas sasaran ?
3. Coba jelaskan priorotas pelayanan perkesmas ?
3. TES FORMATIF
1. Coba jelaskan Definisi dari sasaran perkesmas ?
2. Coba jelaskan Tujuan prioritas sasaran ?
3. Coba jelaskan priorotas pelayanan perkesmas ?
DAFTAR PUSTAKA
Effendy. 2008. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.
EGC: Jakarta
Effendy. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika:
Jakarta
Hidayat. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Salemba Medika:
Jakarta
59 | P a g e
59 | P a g e
UNIT 7
KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
� 100 Menit
1. PENGANTAR
Keperawatan Kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu
kesehatan masyarakat dan keperawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan. Dalam
perkesmas memiliki keperawatan kelompok khusus, yang bertujuan
untuk memudahkan dalam melaksanakan tugas perawat, dengan
adanya kelompok ini maka kinerja dan hasil akan lebih maksimal.
TUJUAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari unit ini
mahasiswa mampu menjelaskan yang meliputi:
1. Mengetahui apa definisi dari kelompok khusus
2. Mengetahui apa saja tujuan dari kelompok khusus
3. Mengetahui apa saja sasaran dari kelompok khusus
4. Mengetahui apa saja prinsip dasar dari kelompok khusus
5. Mengetahui apa saja tahap-tahap perawatan kelompok khusus
60 | P a g e
2. BAHAN BACAAN
1. Definisi dari kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau
individu yang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya
dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanankesehatan
Perawatan Kelompok khusus ini :
a. Ditujukan pada elompok yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta
rawan terhadap masalah
b. Dilaksanakan terorganisir
c. Meningkatkan kemampuan kelompok & derajat kesehatannya
d. Mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan
kepada mereka yang tinggal di panti dan kepada kelompok
yang ada di masyarakat
e. Diberikan oleh tenaga Kesehatan dengan pendekatan
pemecahan masalah
2. Tujuan kelompok khusus
Tujuan dari keperawatan kelompok khusus untuk
meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk
dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu
61 | P a g e
tergantung kepada pihak lain, sedangkan tujuan khusus dari
keperawatan kelompok khusus bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah sesuai dengan macam, jenis dan tipe
kelompok.
b. Menyusun perencanaan asuhan berdasarkan permasalahan
yang terdapat pada kelompok.
c. Penanggulangan masalah dihadapi berdasarkan rencana yang
telah disusun.
d. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan.
e. Mengurangi ketergantungan dalam pemeliharaan dan
perawatan diri sendiri.
f. Meningkatkan produktivitas rangka meningkatkan kemampuan
diri
g. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan
pelayanan kesehatan mayarakat.
3. Sasaran kelompok khusus
Sasaran pokok pembinaan yaitu :
1. Melalui institusi – institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terhadap kelompok khusus
62 | P a g e
Pelayanan terhadap lembaga-lembaga social kemasyarakatan
yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan
kelompok-kelompok khusus tertentu :
a) Panti werdha
b) Panti asuhan
c) Pusat rehabilitasi anakcacat (fisik, mental, sosial)
d) Penitipan balita
Sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di
institusi:
1) Penghuni panti
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan
terhadap masalah kesehatan dan umumnya merekalah yang
bermasalah baik secara individu maupun kelompok.
Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan
profesi kesehatan lain maupun dengan petugas – petugas
terkait
2) Petugas panti:
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung
dengan pelayanan penghuni panti dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang paling
mengetahui.
3) Lingkungan panti:
Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit
63 | P a g e
2. Pelayanan kelompok khusus dimasyarakat
Dilakukan melalui kelompok–kelompok yang terorganisir
dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh
puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok khusus
masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap
kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok
lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
4. Prinsip Dasar Kelompok Khusus
1) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus
dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
2) Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak
melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.
3) Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses
keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan
4) Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan
dan kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.
5) Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap
kelompok khusus yang mempunyai masalah yang sama
64 | P a g e
6) Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas
panti, lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat
yang mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat
5. Tahap – Tahap Perawatan Kelompok Khusus
A. Tahap persiapan
a) Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada
dimasyarakat dan jumlah panti atau pusat – pusat
rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan.
b) Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal
pembinaan kelompok khusus terhadap institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap
kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di
masyarakat.
c) Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di
panti /institusi melalui pengumpulan data.
d) Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan
diinstitusi
e) Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan
kelompok khusus di masyarakat dan institusi.
f) Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data,
perumusan masalah dan prioritas masalah
kesehatan/keperawatan kelompok khusus melibatkan
kader kesehatan dan petugas panti
B. Tahap perencanaan
a) Menyusun perencanaan penanggungan masalah
kesehatan bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi)
dan kader kesehatan (yang dimasyarakat).
65 | P a g e
b) Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya,
criteria hasil).
c) Jadwal kunjungan.
d) Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.
C. Tahap pelaksanaan
a) Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah
disepakati bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan
yang ada.
b) Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.
c) Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
d) Penyuluhan kesehatan
e) Imunisasi
f) Penemuan khusus dini
g) Rujukan bila dianggap perlu
h) Pencatatan dan pelaporan kegiatan
D. Tahap penilaian
a) Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas
kriteria yang telah disusun.
b) Penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung
dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan
LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok khusus ?
2. Sebutkan tujuan dari keperawatan kelompok khusus ?
3. Sebutkan sasaran dari keperawatan kelompok khusus ?
4. Sebutkan prinsip dasar dari keperawatan kelompok khusus ?
5. Sebutkan tahap – tahap perawatan kelompok khusus ?
66 | P a g e
3. TES FORMATIF
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok khusus ?
2. Sebutkan tujuan dari keperawatan kelompok khusus ?
3. Sebutkan sasaran dari keperawatan kelompok khusus ?
4. Sebutkan prinsip dasar dari keperawatan kelompok khusus ?
5. Sebutkan tahap – tahap perawatan kelompok khusus ?
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. EA. & Mc. Farlane.J. (2001). Buku Ajar Keperawatan Komunitas:
Teori dan Praktek. Edisi 3 (AlihBahasa). Jakarta: EGC
Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Masyarakat. EGC:
Jakarta
1
UNIT 11
KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
UHN PASIEN STROKE
� 120 Menit
A. PENGANTAR
KeperawatanKesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu
kesehatan masyarakat dan keperawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan. dalam
perkesmas memiliki keperawatan kelompok khusus, yang bertujuan
untuk memudahkan dalam melaksanakan tugas perawat, dengan
adanya kelompok ini maka kinerja dan hasil akan lebih maksimal
2
TUJUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapunkompetensi yang
diharapkansetelahmempelajarimodulinimahasiswamampumemah
ami:
1. Pengertian Kelompok khusus
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Prinsip dasar
B. B AH AN B AC AAN
I. KELOMPOK KHUSUS
Kelompok khusus adalah sekelompokmasyarakatatauindividu yang
karenakeadaanfisik, mental
maupunsosialbudayadanekonominyaperlumendapatkanbantuan,
bimbingandanpelayanankesehatan
Perawatan Kelompok khusus
a. Ditujukankelompokmempunyaikesamaanjeniskelamin, umur,
permasalahankesehatandankesehatansertarawanterhadapmasalah
b. Dilaksanakanterorganisir
c. Meningkatkankemampuankelompok&derajatkesehatannya
d. Mengutamakanupayapromotifdanpreventifdengantidakmelupakanupayak
uratifdan rehabilitative yang ditujukankepadamereka yang tinggal di
pantidankepadakelompok yang ada di masyarakat
e. DiberikanolehtenagaKesehatandenganpendekatanpemecahanmasalah
II. TUJUAN
Tujuan dari keperawatan kelompok khusus
Untukmeningkatkankemampuandanderajatkesehatankelompokuntukdapa
3
tmenolongdirimereksendiri (self care)
dantidakterlalutergantungkepadapihak lain, sedangkan tujuan khusus dar
i keperawatan kelompok khusus
a. Mengidentifikasimasalahsesuaidenganmacam,
jenisdantipekelompok.
b. Menyusunperencanaanasuhanberdasarkanpermasalahan yang
terdapatpadakelompok.
c. Penanggulanganmasalahdihadapiberdasarkanrencana yang
telahdisusun.
d. Meningkatkankemampuandalammemeliharakesehatan.
e. Mengurangiketergantungandalampemeliharaandanperawatandiris
endiri.
f. Meningkatkanproduktivitasrangkameningkatkankemampuandiri
g. Memperluasjangkauanpelayanankesehatandalammenunjangfungs
ipuskesmasdalamrangkapengembanganpelayanankesehatanmay
arakat.
III. SASARAN
Sasaranpokokpembinaanyaitu:
1. Melaluiinstitusi – institusiyang
menyelenggarakanpelayanankesehatanterhadapkelompokkhususdan
2. Pelayanankelompokkhususdimasyarakat
1. Pelayanan kelompok khusus di Institusi
Pelayananterhadaplembaga-lembagasosialkemasyarakatan yang
menyelenggarakanpemeliharaandanpembinaankelompok-
kelompokkhusustertentu:
a) Pantiwerdha
b) Pantiasuhan
c) Pusatrehabilitasianakcacat (fisik, mental, sosial)
d) Penitipanbalita
4
Sasaranpembinaandanpelayanankelompokkhusus di institusi:
a. Penghunipanti
• Merupakanprioritasutamakarenamereka yang
rawanterhadapmasalahkesehatandanumumnyamerekalah yang
bermasalahbaiksecaraindividumaupunkelompok.
• Dalammengatasipermasalahanperlukolaborasidenganprofesikese
hatan lain maupundenganpetugas – petugasterkait
b. Petugaspanti:
• Merupakan orang yang
setiapberhubunganlangsungdenganpelayananpenghunipantidala
mmengatasipermasalahan yang dihadapidanmerekalah yang
paling mengetahui.
c. Lingkungan panti:
• Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit
2. Pelayanankelompokkhusus di masyarakat
Dilakukanmelaluikelompok–kelompok yang
terorganisirdenganmelibatkanperansertaaktifmasyarakat,
melaluipembentukankaderkesehatandiantarakelompoktersebut yang
telahmendapatkanpendidikandanpelatihanolehpuskesmas,
selainitulahanpembinaankelompokkhususmasyarakatdapatdilakukanmelal
uiposyanduterhadapkelompokibuhamil,
bayidananakbalitasertakelompoklainnya yang mungkindapatdilakukan.
3. Kelompokkhususdapatdiklasifikasikanberdasarkanpermasalahandanke
butuhan yang merekahadapi, diantaranya:
a. Kelompokkhususdengankebutuhankhusus yang
memerlukanpengawasanakibatpertumbuhandanperkembangannya
misal:
• KelompokIbuhamil
• KelompokIbubersalin.
• KelompokIbunifas.
• KelompokBayidananakbalita.
5
• KelompokAnakusiasekolah.
• KelompokUsialanjut.
b. Kelompokkhususdengankesehatankhusus yang
memerlukanpengawasandanbimbingan, diantaranya
• Kelompokpenderitapenyakitmenular (kusta, TBC, AIDS, Peny.
Kelamin)
• KelompokPenderitapenyakittidakmenular (DM, Jantung, Stroke)
• KelompokCacat yang memerlukanrehabilitasi (Fisik, mental,
social)
• KelompokKhusus yang mempunyairesikaterserangpenyakit (WTS,
penyalahgunaanobat&narkotika, pekerjatertentu).
4. Ruanglingkupkegiatan, upaya–upayapromotif, preventif, kuratif,
rehabilitative danresosialitatifmelaluikegiatan–kegiatan yang
terorganisasisebagaiberikut
• Pelayanankesehatandankeperawatan.
• Penyuluhankesehatan.
• Bimbingandanpemecahanmasalahterhadapanggotakelompok,
kaderkesehatandanpetugaspanti.
• Penemuankasussecaradini.
• Melakukanrujukan medic dankesehatan.
• Melakukankoordinasidankerjasamadenganmasyarakat,
kaderdanpetugaspantiataupusat –
pusatrehabilitasikelompokkhusus.
• Alihtegnologidalambidangkesehatandankeperawatankepadapetug
aspanti, kaderkesehatan.
IV. PRINSIP DASAR
• Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam
meningkatkankesehatanmerekasendiri.
• Menekankankepadaupayapreventifdanpromotifdengantidakmelupakanup
ayakuratifdan rehabilitative.
• Pendekatan yang menyeluruhmenggunakan proses
keperawatansecarakonsistendanberkesinambungan
6
• Melibatkanperansertaaktifpetugaspanti,
kaderkesehatandankelompoksebagaisubyekmaupunobyekpelayanan.
• Dilakukandiinstitusipelayanan yang
menyelenggarakanpelayanankesehatankelompokkhususdimasyarakatter
hadapkelompokkhusus yang mempunyaimasalah yang sama
• Ditekankanpadapembinaanperilakupenghunipanti, petugaspanti,
lingkunganpantibagi yang diinstitusidanmasyarakat yang
mempunyaimasalah yang samakearahperilakusehat
V. TAHAP – TAHAP PERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
1. tahap persiapan
a) Mengidentifikasijumlahkelompokkhusus yang
adadimasyarakatdanjumlahpantiataupusat – pusatrehabilitasi
yang adadisuatuwilayahbinaan.
b) Mengadakanpendekatansebagaipenjajaganawalpembinaankelom
pokkhususterhadapinstitusi yang
menyelenggarakanpelayanankesehatanterhadapkelompokkhusus
dankelompokkhusus yang ada di masyarakat.
c) Identifikasimasalahkelompokkhusus di masyarakatdan di panti
/institusimelaluipengumpulan data.
d) Menganalisa data kelompokkhususdimasyarakatdandiinstitusi
e) Merumuskanmasalahdanprioritasmasalahkesehatankelompokkhu
sus di masyarakatdaninstitusi.
f) Mulaidaritahapmengidentifikasimasalah, analisa data,
perumusanmasalahdanprioritasmasalahkesehatan/keperawatanke
lompokkhususmelibatkankaderkesehatandanpetugaspanti
2. tahap perencanaan
a) Menyusunperencanaanpenanggunanganmasalahkesehatanbersa
mapetugaspanti (bagi yang diinstitusi) dankaderkesehatan (yang
dimasyarakat). Yang manyangkut:
b) Jadwalkegiatan (Tujuan, sasaran, jenispelayanan, biaya,
kriteriahasil).
7
c) Jadwalkunjungan.
d) Tenagapelaksanapengorganisasiankegiatan.Dsb.
3. tahap pelaksanaan
a) Pelaksanaandidasarkanatasrencanakerja yang
telahdisepakatibersama, yang
disesuaikandengankebutuhan yang ada.
Pelaksanaankegiatandapatberupa:
b) Pendidikandanpelatihankaderdanpetugaspanti.
c) Pelayanankesehatandankeperawatan.
d) Penyuluhankesehatan.
e) Imunisasi.
f) Penemuankhasusdini.
g) Rujukanbiladianggapperlu.
h) Pencatatandanpelaporankegiatan.
4. tahap penilaian
a) Penilaianataskeberhasilankegiatandidasarkanatas criteria yang
telahdisusun.
b) Penilaiandapatdilakukanselamakegiatanberlangsungdansetelahke
giatandilaksanakansecarakeseluruhan
I I . I N I T I AL ASSESMI I I .PENGELOL AAN J AL AN N AP A
LATIHAN
I. TES FORMATIF
KasusSoal
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok khusus
2. Sebutkan Tujuan dari keperawatan kelompok khusus
3. sebutkan tujuan khusus dari keperawatan kelompok khusus
4. Apa yang dimaksud dengan petugas panti
5. Sebutkan Tahap – tahapperawatankelompokkhusus
8
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. EA. & McFarlane.J. (2001).Buku Ajar kperawatankomunitas:
TeoridanPraktek. Ed.3. (AlihBahasa). Jakarta: EGC
EffendyNasrul. (1998). Dasar- dasarkeperawatanmasyarakat. EGC: Jakarta