-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Peranan Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Persiapan Menyongsong
Asean Economic Comunity 2015 .
Abstrak :
Dalam menghadapi realisasi Asean Economic Community 2015, negara-negara
anggota ASEAN termasuk Indonesia harus melakukan upaya guna
mempersiapkan diri. Salah satu perangkat yang perlu dipersiapkan adalah
pengaturan pemerintah suatu negara melalui peraturan atau kebijakan (policy).
Hal ini penting karena dapat menciptakan alur serta panduan bagi suatu negara
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan juga dapat mengarahkan masyarakat
serta perangkat negara lainnya menuju tahap yang ingin dicapai, sehingga
pengaturan melalui kebijakan (policy) ini merupakan langkah pertama sebagai
upaya mempersiapkan Indonesia dan negara negara anggota ASEAN lainnya
dalam menghadapi Asean Economic Community pada tahun 2015 kelak. Kajian
ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pandangan bagaimana kesiapan
Indonesia dalam hal pengaturan kebijakan sebagai upaya persiapan menyongsong
Asean Economic Community 2015. Metode pendekatan yang digunakan dalam
kajian ini adalah deskriptif analitis yang menjelaskan dan menganalisis bagaimana
pengaturan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam persiapan
menuju AEC 2015. Teknik pengumpulan data pada kajian ini menggunakan studi
kepustakaan yang menggunakan data sekunder yang bersumber dari buku,
literatur, jurnal, laporan, dan informasi resmi lembaga-lembaga negara maupun
yang didapat dari internet. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa pemerintah
Indonesia telah melakukan upaya persiapan melaui pengaturan kebijakan guna
mempersiapkan menyongsong AEC 2015 walaupun dari segi pelaksanaan belum
optimal dan belum menyentuh seluruh segi kehidupan bernegara, sehingga
pemerintah Indonesia harus segera mengoptimalkan pengaturan kebijakan guna
memastikan kesiapan Indonesia bersaing dalam Asean Economic Community
2015 kelak. KATA KUNCI : Asean Economic Community, Persiapan,
Pemerintah Indonesia, Tujuan.
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Latar Belakang
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-19 yang
diselenggarakan di Bali, 17 November 2011, para pemimpin negara-negara
ASEAN telah merumuskan kesepakatan bersama berupa pencapaian ASEAN
Community yang dimulai dengan penerapan ASEAN Economic Community pada
2015. Pada 2015 nanti, ASEAN akan terintegrasi menjadi satu masyarakat
ekonomi yang tergabung dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau
disebut juga Masyarakat Ekonomi Asean.
ASEAN economic community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu
program bagi negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi
khususnya perdagangan sebagaimana terdadapat dalam AEC Blueprint. AEC
Blueprint sebagai arahan atau acuan perwujudan AEC 2015 kelak. Dalam AEC
Blueprint terdapat beberapa pilar, namun dalam kajian ini fokus penulis terletak
pada pilar Asean sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang
didukung dengan unsur aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik,
dan aliran modal yang lebih bebas dan terintregasi dalam satu kawasan di regional
Asia Tenggara. Asean Community dibentuk dengan tujuan untuk lebih
mempererat integrasi Asean dalam menghadapi perkembangan konstelasi
internasional baik dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun keamanan dan pertahanan.
Sudah seharusnya pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya guna
meningkatkan kinerja lembaga-lembaga dalam menghadapi integrasi
perekenomian melalui Asean Economic Community. Beberapa kementerian telah
melakukan persiapan melalui kebijakan-kebijakannya, salah satunya yaitu
Kementerian Perdagangan yang telah mempersiapkan kebijakan terkait pasar
tunggal ASEAN.
Tetapi penguatan Kinerja bukan hanya tugas dari kementerian terkait
seperti Kementerian Perdagangan serta Kementerian Perekonomian saja,
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
melainkan seluruh kementerian atau lembaga selaku organ negara pun harus turut
serta meningkatkan kinerja sebagai upaya meningkatkan daya saing untuk
menghadapi Asean Economic Community 2015 kelak, karena pemberlakuan AEC
akan berdampak luas bahkan sangat luas terhadap segi kehidupan bernegara.
Pemerintah selaku organ negara yang diberikan kewenangan untuk melakukan
pengaturan melalui kebijakan harus dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya,
karena peluang besar yang terdapat dalam pemberlakuan AEC 2015 dapat
menjadi pedang bermata dua jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Peraturan kebijakan (policy ) dalam kaitannya dengan asas-asas umum
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dibuat untuk menjaga ketaat-asasan
tindakan administrasi negara yang dilakukan oleh pemerintah selaku pihak yang
berwenang, antara lain asas persamaan perlakuan, asas kepastian hukum, dan asas
dapat dipercaya. Dalam praktik, peraturan kebijakan dapat berupa keputusan,
instruksi, edaran, petunjuk, pengumuman, dll.
Hingga Tahun 2012, populasi ASEAN mencapai 617,68 juta jiwa dan
Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di kawasan
regional Asean pun dapat menjadi kondisi yang membahagiakan sekaligus
menjadi suatu bentuk kekhawatiran bagi Indonesia dalam menghadapi pasar
tunggal 2015, maka dibutuhkan pengaturan melaui kebijakan yang tepat agar
tujuan Asean dan Tujuan Nasional dapat tercapai secara beriringan.
Tidak sedikit pendapat atau kritikan terkait ketidaksiapan Indonesia dalam
menghadapi AEC. Kondisi ini tentu bukanlah hal yang baik bagi Indonesia karena
hal ini pun dapat mempengaruhi pandangan negara-negara lain terhadap
Indonesia. Kekhawatiran serta stigma yang terdapat di masyarakat baik nasional
maupun internasional harus disikapi dan ditangani dengan hati-hati oleh
pemerintah karena seluruh upaya yang ditempuh maupun yang akan ditempuh
harus sesuai tujuan agar menghilangkan atau meminimalisir anggapan pesimis
tersebut, karena sedikit kekeliruan dapat menjadi ancaman bagi Indonesia
dipenghujung tahun 2015 kelak.
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Dampak luas pemberlakuan AEC 2015 sudah seharusnya membuat
pemerintah berpikir lebih keras karena terintegrasinya perekonomian seantero
Asia Tenggara akan benar-benar memperluas potensi masing-masing negara.
Model ini berhasil diterapkan sebelumnya di Eropa melalui Uni Eropa. Akankah
Indonesia berhasil mencapai tujuan AEC sekaligus meningkatkan pertahanan
nasional, atau AEC justru menjadi ancaman bagi Indonesia? Guna menjawab
pertanyaan atau keraguan tersebut, penulis memfokuskan untuk menjawab
sejumlah pertanyaan spesifik sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Indonesia sebagai upaya
persiapan AEC 2015?
2. Apakah upaya-upaya Pemerintah Indonesia melaui kebijakan terkait
persiapan menyongsong AEC 2015 berdampak pada masyarakat
Indonesia?
Kedua sub pokok permasalahan tersebut akan menjadi fokus permasalahan dalam
kajian ini.
Tinjauan Pustaka
Dalam waktu dekat, negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan
memasuki fase baru dalam percaturan perekonomian global. Indonesia sebagai
salah satu negara anggota Asean yang sedang melakukan upaya-upaya untuk
mempersiapkan diri menyongsong Asean Economic Comunity 2015, melakukan
upaya-upaya persiapan yang tentunya seiring dengan rekomendasi dalam pilar
AEC Blue print 2015 yang mengharuskan setiap negara Asean melakukan
upgrade standardisasi unsur-unsur utama yang berkaitan langsung dengan
implementasi AEC 2015.
Konsep utama dari AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah
menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal
serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian
diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara
negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling
menguntungkan. Konsep tersebut diharapkan dapat membentuk kawasan ini lebih
dinamis serta kompetitif dibanding kawasan lainnya melalui mekanisme dan
pengukuran baru.
Secara garis besar langkah yang harus dilakukan oleh Indonesia antara lain
dengan pembenahan sektor-sektor potensial strategis yang terkait implementasi
perwujudan AEC 2015. Langkah startegis tersebut diantaranya peningkatan daya
saing, percepatan aliran barang, reformasi regulasi, perbaikan infrastruktur,
reformasi kelembagaan dalam pemerintahan, dan peningkatan partisipasi seluruh
unsur negara. Fokus kajian ini terletak pada reformasi regulasi yang dilakukan
Pemerintah Indonesia sebagai upaya persiapan menuju AEC 2015, baik yang telah
dilakukan maupun yang akan dilakukan .
Reformasi regulasi harus sesuai dengan rencana jangka panjang maupun
jangka menengah pembangunan Indonesia dan harus terdapat harmonisasi antara
kebiijakan yang dikeluarkan dengan tujuan sehingga dapat menciptakan kondisi
yang dapat meningkatkan iklim usaha, tentunya suatu pengaturan baik itu undang-
undang, kebijakan ataupun produk hukum lainnya harus menjadi jurus pamungkas
yang dapat menjawab pertanyaan ataupun menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Menurut Satjipto Rahardjo, salah seorang pakar hukum terkenal, suatu
hukum atau produk hukum yang baik harus memenuhi syarat syarat tertentu yakni
syarat yuridis, filosofis, dan sosiologis agar hukum atau produk hukum tersebut
dapat berlaku dan dapat diterapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Penjabaran dari syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
- Syarat Yuridis
Artinya suatu produk hukum harus dibuat, dikeluarkan atau ditetapkan
oleh lembaga yang berwenang, dimana kewenangan itu diberikan oleh
undang-undang ataupun atas dasar pelimpahan wewenang .
- Syarat Filosofis
Artinya suatu tujuan atau dasar suatu produk hukum harus sesuai atau
tidak bertentangan dengan tujuan dan dasar negara.
- Syarat Sosiologis
Artinya suatu produk hukum harus sesuai dengan keadaan atau kebutuhan
dari masayarakat.
Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi maka suatu produk hukum dapat
diberlakukan dan memiliki daya taat yang kuat untuk mengatur masyarakat.
Begitu pula dalam mempersiapkan diri menghadapi AEC 2015 dibutuhkan
kebijakan yang memiliki daya taat yang tinggi serta kebijakan yang berisi
pengaturan yang sesuai dengan tujuan AEC dan juga tujuan Indonesia tanpa
pertentangan atau ketimpangan konsentrasi pengaturan dalam kebijakan yang
dikeluarkan.
Harus disadari pula dalam menetapkan kebijakan untuk menghadapi AEC
2015 Pemerintah Indonesia perlu memperhatikan berbagai hal antara lain kondisi
sosial budaya masyarakat Indonesia dan indeks kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukung pembangunan nasional, yang juga mendukung
penyelenggaran Asean Economic Community 2015.
Metode Penelitian
Kajian ini menggunakan tipe penelitian Deskriptif Analitis yang
memberikan gambaran dan menganalisis bagaimana pengaturan kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam persiapan menuju Asean Economic
Community 2015. Teknik pengumpulan data pada kajian ini menggunakan studi
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
kepustakaan dengan data-data sekunder yang bersumber dari buku-buku, literatur-
literatur, jurnal-jurnal, laporan, dan informasi resmi lembaga-lembaga negara
maupun sumber lain yang didapat dari internet berkaitan dengan topik yang dikaji
dan data yang didapat tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Teknik analisis data
dalam kajian ini menggunakan metode content analysis yakni dengan
menjelaskan dan menganalisis data-data berkaitan dengan topik yang dikaji dari
sumber yang ada.
Peranan Utama Kebijakan Pemerintah terhadap pencapaian dan kesiapan
Indonesia mengahadapi AEC 2015.
Tugas Pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pemerintahan
Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan dalam menjalankan kehidupan bernegara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama sama melakukan pengaturan
sebagaimana tugas dan wewenang yang telah diberikan pada masing-masing.
Dalam kehidupan bernegara, untuk melaksanakan tugas dan wewenang serta
melaksanakan amanat undang-undang Pemerintah diberikan kewenangan untuk
menetapkan atau mengeluarkan suatu pengaturan baik berupa undang-undang,
peraturan hingga kebijakan sesuai dengan porsi kewenangannya.
Dalam rangka pengaturan negara, untuk menghadapi AEC 2015
dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang terdiseminasi penuh antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat secara keseluruhan walaupun saat ini
masih terdapat ketidak-harmonisan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah serta masyarakat sehingga muncul isu adanya ego-sektoral kelembagaan
dalam upaya persiapan menuju AEC 2015.
Kekompakan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh
masyarakat sangat dibutuhkan guna menghadapi Asean Economic Community
2015 nanti, karena berdampak besar dan akan dirasakan oleh seluruh rakyat
Indonesia. Dengan pengetahuan dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
serta didukung kebijakan yang tepat sasaran akan semakin menguatkan Indonesia
menghadapi tantangan besar di depan, dan akan tercipta sinkronisasi antara
kebijakan sebagai pengaturan dan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan
berkesadaran akan persiapan yang harus dilakukan.
Belum lama ini Indonesia memperingati 68 Tahun kemerdekaannya, dan
di usia yang 68 tahun sudah seharusnya Indonesia siap menerima tantangan AEC
2015 sebagai peluang dan melakukan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan
daya saing Indonesia dimata negara lainnya. Untuk meningkatkan peranan
Indonesia dalam AEC dibutuhkan langkah kebijakan strategis yang dapat diambil
oleh pemerintah. Langkah strategis yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu
menengah antara lain:
- Pemerintah mengoptimalkan penyusunan Roadmap kebijakan nasional
yang terpadu dan terkoordinir serta disusun berdasarkan keadaan dan
kebutuhan masyarakat melalui kementerian terkait selaku wakil dari
negara untuk menghadapi AEC 2015.
- Pemerintah harus melakukan penyusunan kebijakan untuk edukasi serta
sosialisasi terkait Asean Community kepada masyarakat secara
keseluruhan, sehingga tercipta masyarakat yang berpengetahuan dan
berkesadaran.
Arah kebijakan seharusnya bukan hanya terkonsentrasi pada sektor
perekonomian saja karena dengan terintregasinya perekonomian dan
pemberlakuan pasar tunggal dikawasan regional Asean akan membuat batas antar
negara memudar, sehingga dibutuhkan kesiapan dari seluruh sektor kehidupan
bernegara. Salah satu tantangannya adalah kualitas sumber daya manusia yang
handal dan memiliki kompetensi yang relevan dengan dunia kerja serta sumber
daya manusia yang memiliki karakter serta bertanggung jawab sehingga sumber
daya manusia Indonesia dapat bersaing dengan sumber daya manusia dari negara
lain, bukan justru semakin terpuruk dengan persaingan dengan sumber daya
manusia dari negara lain.
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Kesiapan menghadapi Asean Economic Community juga harus dipahami
bukan hanya oleh pemerintah selaku organ negara melainkan oleh masyarakat
secara keseluruhan, karena dengan pemberlakuan AEC pada tahun 2015 kelak
masyarakat Indonesia akan merasakan atau terkena dampak sehingga dibutuhkan
sosialisasi dan edukasi terkait Asean Economic Community kepada masyarakat
dan dibutuhkan kebijakan menyikapi hal ini, karena bukan rahasia bahwa negara-
negara anggota Asean lainnya juga turut mempersiapkan diri menghadapi AEC
2015.
Tagline Asean Community yang terdapat dalam Roadmap for Asean
Community yakni One Vision, One Identity, One Community merupakan
tantangan bagi seluruh anggota Asean, dan juga Indonesia. Satu tujuan, satu
identitas, dan satu komunitas merupakan standar yang harus bisa dicapai oleh
Indonesia untuk dapat sejajar dan sama dihadapan negara-negara sahabat lainnya .
Ubi societas ibi ius, yang artinya dimana ada masyarakat disitu ada
hukum. Pendapat tersebut mendasari pemahaman penulis bahwasanya kebijakan
dari penguasa (Pemerintah) memiliki peran sebagai pedoman atau arahan pada
masyarakat untuk mencapai suatu keadaan yang ingin dicapai, begitu pula halnya
dengan kebijakan pemerintah dalam persiapan diri menyongsong AEC 2015,
Pemerintah harus segera menetapkan kebijakan dan pengaturan lainnya agar
masyarakat dapat turut serta dalam upaya negara mencapai tujuan yang
diharapkan.
Upaya Pemerintah Indonesia melalui Kebijakan terkait Persiapan
Menyongsong AEC 2015 dan Dampaknya pada Masyarakat Indonesia
Suatu pengaturan atau kebijakan dapat menjadi arahan atau pedoman
untuk mencapai suatu tujuan dan sudah seharusnya pula kebijakan tersebut dapat
mengakomodir kebutuhan dan sesuai dengan kedaan masyarakat.
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Kebijakan sebagai salah satu bentuk persiapan Indonesia untuk
menghadapi AEC 2015, juga harus dapat menyentuh seluruh segi kehidupan
bernegara secara merata, bukan hanya sosialisasi dan edukasi semata, melainkan
juga dapat memberikan ruang bagi sektor-sektor strategis untuk dapat bekerja
lebih lagi, misalnya sektor pendidikan. Kebijakan yang dibuat sepantasnya
memberikan terobosan terhadap sektor pendidikan karena melalui sektor
pendidikan ini merupakan variabel penentu keberhasilan kreatifitas serta inovasi
generasi muda suatu negara dan universitas sebagai salah satu fondasi usaha
pembangunan negara sebagai tempat pembelajaran serta penyedia individu-
individu yang mempelopori peningkatan sosial dan kejayaan dengan penerapan
usaha yang terintegrasi dikalangan multi etnik dimana hal tersebut merupakan
salah satu nilai yang akan diusung dalam Simposisum Kebudayaan Indonesia-
Malaysia pada bulan September nanti.
Kebijakan yang telah ada dan yang akan ada akan terlihat dampak atau
keberlakuannya ketika kebijakan tersebut berisi pengaturan yang bersinggungan
langsung dengan kehidupan masyarakat. Hingga saat ini kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait persiapan menghadapi AEC 2015
belum dirasakan berdampak pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan,
artinya dampak kebijakan tersebut masih berdampak pada minoritas masyarakat
Indonesia. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat kesiapan seluruh lapisan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka persiapan menghadapi Asean
Economic Community 2015.
Kebijakan yang telah dikeluarkan atau ditetapkan belum terlalu berdampak
pada kehidupan bermasyarakat, selain itu masih ditemukan kendala kurang
kompaknya pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam mengantisipasi hal ini,
padahal AEC merupakan momentum yang akan menentukan masa depan
Indonesia dan Asean secara keseluruhan.
Kebijakan yang dibuat diharapkan benar benar mampu menjadi pedoman
atau arahan bagi seluruh stake holders di Indonesia, selain kebijakan yang
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
mengatur secara keseluruhan juga dibutuhkan kesadaran dan kesiapan dari
masyarakat untuk diterapkan sebagai upaya persiapan dan dibutuhkan persiapan
seluruh hal dengan matang, karena kesiapan dari seluruh elemen juga menjadi
penentu keberhasilan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 kelak.
Kesimpulan :
AEC adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan akan dicapai
pada penghujung tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut, maka ASEAN akan
menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi dimana terjadi arus barang, jasa,
investasi, dan tenaga kerja serta aliran modal yang lebih bebas.
Banyak upaya yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan guna
menyongsong Asean Economic Community salah satu upaya yang perlu
mendapat perhattian adalah kebijakan. Kebijakan memiliki peran yang sangat
besar karena pada dasarnya pengaturan melalui kebijakan dapat menjadi arahan
atau pedoman dalam untuk mencapai suatu keadaan yang ingin dicapai.
Pro - kontra terkait kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 merupakan
upaya introspeksi dan juga alert warning system bagi pemerintah agar
menerapkan upaya dan menetapkan kebijakan yang tepat sasaran. Kesiapan dari
seluruh lapisan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat menentukkan
kekuatan dan hasil yang akan dicapai Indonesia dalam implementasi pasar tunggal
ASEAN 2015 kelak.
Pemerintah telah melakukan tugasnya dengan menetapkan kebijakan-kebijakan
terkait persiapan menghadapi AEC 2015, walaupun belum optimal menyentuh
seluruh bagian kehidupan bernegara. Kebijakan yang telah dikeluarkan atau
ditetapkan belum terlalu berdampak pada kehidupan bermasyarakat, selain itu
masih ditemukan kendala kurang kompaknya pemerintah ditingkat pusat dan
daerah dalam mengantisipasi hal ini, padahal AEC merupakan momentum yang
akan menentukan masa depan Indonesia dan Asean secara keseluruhan sehingga
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat saja melainkan tugas kita
semua, sebagai warga negara Indonesia, dan juga Masyarakat ASEAN .
Once you make a decision , The Universe conspires to make it happen - Ralph
Waldo Emerson .
Daftar Pustaka :
Buku :
Satjipto Rahardjo, 2006, Ilmu Hukum Jakarta : Citra Aditya
Departemen Perdagangan Republik Indonesia ,2010 ,Menuju Asean Economic
Community 2015. Jakarta : Dir. Jen. Kerjasama Perdagangan Internasional
Departemen Perdagangan .
Jurnal dan Artikel :
Jurnal Internasional Kajian Lemhanas Republik Indonesia , 2012, Peran
Indonesia dalam mewujudkan Asean Sosio Cultural Community guna
mendukung Ketahanan Nasional . Jakarta.
Sholeh e-journal, 2013 Persiapan Indonesia dalam menghadapi Asean Economic
Community 2015 . ejournal .hi.fisip-unpad.org
Ridwan Roy, 2012 Materi Kebijakan Kemendikbud untuk Pendidkan Tinggi
Kesehatan Dir. Jen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
-
Raisa Samantha Sudana (FH UNPAD) 2013
Laporan Resmi :
Bank Indonesia , 2007, Working paper; Intregasi Ekonomi regional mobilitas
faktor produksi serta peran otoritas mooneter , Jakarta.
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia , 2008 Asean Economic Blueprint 2015 , Jakarta.
Sumber lain :
http://m.kompasiana.com
http://kemlu.go.id
http://triwidodoutomo.blogspot.com