STRATEGI PENERJEMAHAN NOVEL KIFÂH
AHMAS KARYA NAJÎB MAHFÛẔ
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora
(S.Hum)
Oleh:
Lia Mulyani
NIM : 1113024000029
JURUSAN TARJAMAH (BAHASA ARAB)
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta, bapak Soleh
Rahmatulloh dan ibu Asih, serta kaka Siti Kusmiati dan adik-adik tercinta
Muhammad Yahya dan Abdul Latif.
i
ABSTRAK
Strategi Penerjemahan Novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ
Lia Mulyani
1113024000029
Mayoritas masyarakat dalam membaca karya-karya terjemahan itu tanpa
melihat dan mempertimbangkan kembali apakah hasil terjemahan yang mereka baca
sudah termasuk karya terjemahan yang layak atau tidak. Untuk itu, kualitas
terjemahan itu sendiri harus mendapat perhatian khusus dari penerjemah teks Sumber
ke dalam teks sasaran agar terjemahan yang dihasilkan dapat mudah dipahami
terlebih pesan dalam teks terjemahan tidak keluar dari teks sumber.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analitis. Sumber data yang dianalisis berupa satuan bahasa dalam novel
Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ. Sumber yang ada diterjemahkan dengan
menggunakan srategi semantis kemudian mendeskripsikan hasil terjemahan.
Setelah dilakukan penelitian, peneliti dapat melihat hasil terjemahan dalam
novel ini sesuai dengan teori dalam buku Translation (Bahasan Teori dan Penuntun
Praktis Menerjemahkan) karya Zuchriddin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto dan
hasil dari terjemahan dirasa mudah dipahami. Di samping itu, peneliti juga dapat
memberikan informasi terkait budaya yang ada pada teks sumber yaitu pada novel
Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ.
ii
PRAKATA
Puji Syukur kepada Allah SWT. Yang dengan izin, rahmat, karunia-Nya,
penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Penerjemahan Novel Kifâh Ahmas Karya
Najîb Mahfûẕ Ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada junjungan alam, Nabi
Muhammad SAW yang telah menyebarkan cahaya ilmu dan menghilangkan zaman
kebodohan, semoga sampai saat ini kita semua selalu berada dalam golongan orang-
orang yang istiqomah dalam menuntut ilmu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan tentunya berkah dari Allah SWT, kendala-kendala yang dihadapi dapat
diatasi.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku ketua Jurusan yang selalu memberikan
saran dan nasihat yang berharga, juga kepada Ibu Rizqi Handayani, MA selaku
sekretaris jurusan yang juga banyak memberikan saran dan nasihat yang berharga.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Satori Ismail, MA selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya juga atas kesabarannya untuk
iii
membaca, mengoreksi, memotivasi, dan menasihati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Soleh Rahmatullah dan Ibu Asih selaku kedua orang tua penulis yang
telah mendidik dan membesarkan penulis. “Pak, Mi, hatur nuhun tos
ngadukung, ngamotivasi kana sadaya langkah Mul.”
3. Abi Drs. KH. Wawan Khaerul Anwar, M.Pd dan Mamah Hj. Wiwih Rahilah,
S.Pd selaku guru yang juga penulis anggap sebagai orangtua, yang telah
mendidik dan selalu mendukung langkah penulis hingga sampai di titik ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Karlina Helmanita, MA selaku pembimbing akademik Penulis yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
8. Abi KH. Bahrudin, S. Ag dan Umi Hj. Tutik Rosmaya, A.Md selaku guru di
Pesantren sekaligus orang tua penulis yang selalu mendoakan kebaikan dan
kesuksesan untuk anak-anak santrinya.
iv
9. Sahabat sewaktu „nyantren‟ di Pondok Pesantren Al-Atiqiyah Sukabumi, Siti
Ummu Kultsum, Siti Fatimah Asyayuti, Siti Fatimah, Ana Nurhasanah, Siti
Amsiah yang selalu nyindir sambil memberikan semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan Pengurus ISDAH Putri Daar el-Hikam, Siti Fauziyaturrohmah,
Nurmakiyyah, Lili Kursila, Wilda Aqthori, Dewi Purnamasari, solihati,
Munawwaroh, Alwi Alawiyah, Puput Roniansyah, Halimatussa‟diah, Tria
Meldiana, Desi Ariyani, Naufal Fitriyah, dan Anisaul Khoiriyah yang selalu
memberikan motivasi, doa, senyuman, canda tawa saat berkumpul di kobong.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan-kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 22 Maret 2018
Penulis.
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
HURUF ARAB HURUF LATIN KETERANGAN
tidak dilambangkan ا
b be ب
t te ت
ts te dan es ث
j je ج
h h dengan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sy es dan ye ش
s es dengan garis di bawah ص
d de dengan garis di bawah ض
t te dengan garis di bawah ط
vi
z zet dengan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap kanan „ ع
gh ge dan ha غ
f ef ؼ
q ki ؽ
k ka ؾ
l el ؿ
m em ـ
n en ف
w we ك
h ha ق
apostrof ` ء
y ye م
Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN
a Fathah
vii
i Kasrah
u Dammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai
berikut:
TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN
ـ ي ai a dan i ـــ
ـ و au a dan u ـــ
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
TANDA VOKAL ARAB TANDA VOKAL LATIN KETERANGAN
â a dengan topi di atas ى ا
î i dengan topi di atas ى ي
û u dengan topi di atas ى و
viii
Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu اؿ, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun
huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.
Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda ـ) ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tdak berlaku
jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضريكرىةي tidka ditulis aḏ-ḏarûrah
melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.
Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/, contoh
menjadi tarîqah. Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti طىريػقىة
oleh kata sifat (na‟t), contoh الإلسالىميىة .menjadi al-jâmi‟ah al-islâmiyyah اذىامعىة
Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /t/, contoh ةيالويجيود menjadi waẖdat al-wujû كىحدى
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. i
PRAKATA ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 4
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 5
E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 8
1. Fokus Penelitian .................................................................................. 8
2. Sumber Data ........................................................................................ 9
3. Metode Penyediaan data ...................................................................... 10
4. Analisis Data ........................................................................................ 12
5. Metode Penyajian Hasil Analisi Data .................................................. 13
6. Teknik Penulisan ................................................................................. 13
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14
x
BAB II KERANGKA TEORI .............................................................. 15
A. Pengertian Penerjemahan .......................................................................... 15
B. Penerjemahan Karya Sastra ....................................................................... 16
C. Proses Penerjemahan ................................................................................. 17
D. Strategi Penerjemahan Semantis ............................................................... 20
1. Pungutan (Borrowing) ......................................................................... 20
2. Padanan Budaya (Cultural Equivalent) ............................................... 22
3. Padanan Deskriptif dan Analisis Komponensial (Descriptive
Equivalent)........................................................................................... 23
4. Sinonim ................................................................................................ 24
5. Terjemahan Resmi ............................................................................... 25
6. Penyusutan dan Perluasan ................................................................... 26
7. Penambahan ......................................................................................... 27
8. Penghapusan ........................................................................................ 28
9. Modulasi .............................................................................................. 29
E. Metode Adaptasi ...................................................................................... 30
BAB III SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KARYANYA ....... 31
A. Biografi Najîb Mahfûẕ ............................................................................... 31
B. Pendidikan Najîb Mahfûẕ .......................................................................... 32
C. Penghargaan Yang Diraih Atas Karya Najîb Mahfûẕ ............................... 33
xi
D. Karya-karya Najîb Mahfûẕ ........................................................................ 35
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN STRATEGI
PENERJEMAHAN YANG DIGUNAKAN ........................................ 37
A. Pungutan (Borrowing) .............................................................................. 38
B. Padanan Budaya (Cultural Equivalent) .................................................... 41
C. Analisis Komponensial (Componential Analysis) ................................... 42
D. Sinonim .................................................................................................... 44
E. Penyusutan ............................................................................................... 46
F. Perluasan .................................................................................................. 47
G. Penambahan ............................................................................................. 49
H. Penghapusan (Omission) .......................................................................... 51
I. Modulasi ................................................................................................... 53
BAB V PENUTUP ................................................................................. 55
A. Kesimpulan .............................................................................................. 55
B. Saran ......................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57
LAMPIRAN ........................................................................................... 61
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak karya terjemahan yang kita jumpai sekarang ini mulai dari
terjemahan buku-buku islami sampai naskah fiksi maupun non fiksi dan yang
lainnya, itu artinya kegiatan alih bahasa atau penerjemahan sudah berkembang
sangat pesat.
Kenyataannya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peran seorang penerjemah
sangatlah dibutuhkan demi kelancaran komunikasi dan informasi dunia yang
manfaatnya untuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dunia yang
setiap waktunya semakin berjalan cukup pesat. Bila cakupannya sudah dunia
artinya informasi yang ada itu tertuang dalam ragam bahasa baik dalam bentuk
buku atau naskah penelitian.
Karya terjemahan yang sudah beredar di masyarakat merupakan sebuah
„hasil‟ yang hanya tinggal dinikmati oleh pembaca, di sisi lain mereka tidak
mengetahui bagaimana „proses‟ pengambilan keputusan menerjemahkan kata
demi kata, frasa demi frasa, hingga kalimat yang dilakukan oleh penerjemah saat
2
menghadapi teks sumber.1 Saat menerjemahkan teks dengan bahasa sumbernya
Arab misalnya, seorang penerjemah akan mengalami kesulitan jika dia tidak
benar-benar memahami BSu (bahasa sumber) dan BSa (bahasa sasaran) , karena
sebagaimana yang dinyatakan oleh Mu‟min (tt: 11-18), Kamalie dalam
Hidayatullah (2014: 40-46) karakteristik kedua bahasa ini berbeda satu sama lain,
mulai dari genus, pola dasar kalimat, penempatan objek, partikel, verba majhul
(berdiatesis pasif), kata ganti, konjungsi, ketakrifan, bentuk dual, pronominal
relatif, demonstrativa, bentuk komparatif dan superlatif, dan adverbial. 2
Sebagai contoh misalnya dalam menerjemahkan kalimat التا يىشتىم جري
الزرىاعيةى jika kita terjemahkan sesuai dengan susunan dalam bahasa ,اراىصالىت
sumbernya maka akan dihasilkan terjemahan „membeli pedagang hasil pertanian‟,
karena pola dasar kalimat dalam bahasa Arab adalah P(V) + S(N). Namun kita
harus menyesuaikan dengan pola dasar kalimat dalam bahasa sasaran yang dalam
hal ini adalah bahasa Indonesia yaitu S(N) + P (N/V), sehingga hasil
terjemahannya adalah „pedagang membeli hasil pertanian‟. Pemadanan seperti ini
harus dilakukan agar hasil terjemahannya berterima secara struktural di dalam
bahasa sasaran, dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Jika tidak maka hasil
terjemahannya akan tidak berterima secara struktural dalam BSa, atau mungkin
1 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 9.
2 Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,
(Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014), hal. 40-46.
3
sekali tidak wajar.3 Proses menerjemahkan seperti ini disebut sebagai strategi
penerjemahan struktural.
Saat ini banyak karya sastra dunia berupa roman, novel dan puisi telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketika kita berkunjung ke toko buku
akan segera terlihat bahwa karya fiksi hasil terjemahan baik untuk pembaca
orang dewasa maupun anak-anak jauh melampaui jumlah karya asli pengarang
Indonesia.4
Namun, apakah aspek kualitas ini disertai dengan kualitas yang memadai?
Bagaimana sebenarnya proses yang menghasilkan karya fiksi terjemahan seperti
novel, yang baik? Pertanyaan- pertanyaan seperti itu pasti sempat terbesit dalam
hati seseorang. Melalui penelitian ini saya berharap akan dapat menjawab kedua
pertanyaan mendasar tadi.
Oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“STRATEGI PENERJEMAHAN NOVEL KIFÂH AHMAS KARYA NAJÎB
MAHFÛẔ.” Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji mengenai penerapan
strategi penerjemahan semantis yang digunakan saat menerjemahkan novel
tersebut. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi seorang penerjemah khususnya
mahasiswa Prodi Tarjamah yang tengah belajar mendalami penerjemahan teks
berbahasa asing ke dalam bahasa sasaran, bahasa Indonesia.
3 Zuchriddin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto , Translation : Bahasan Teori dan Penuntun
Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kasinius, 2003), h. 67. 4 Frans Sayogi, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008), hal. 193.
4
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Agar tidak ada kesalahpahaman dalam penelitian ini dan untuk menyelaraskan
persepsi pada penelitian ini agar tidak melebar pembahasannya, peneliti perlu
memberikan batasan dan rumusan masalah yang akan dikaji yaitu “Apakah
terjemahan yang dihasilkan sesuai dengan teori strategi semantis dalam buku
Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan) karya
Zuchriddin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto yang digunakan dalam
menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian terjemahan dengan teori strategi semantis dalam buku Translation
(Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan) karya Zuchriddin
Suryawinata dan Sugeng Hariyanto yang digunakan dalam menerjemahkan novel
Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti dalam
menghasilkan terjemahan yang berterima dalam bahasa sasaran dan sesuai
dengan pesan bahasa sumber juga mudah dipahami pembaca.
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan khususnya bagi
mahasiswa Prodi Tarjamah yang tengah belajar terkait penerjemahan agar
5
terdorong untuk meningkatkan kompetensi dalam penerjemahan teks sastra,
yang dalam hal ini adalah novel.
3. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan penelitian terkait penerjemahan teks
sastra.
D. Tinjauan Pustaka
Setelah mencari berbagai macam literatur sebagai bahan rujukan skripsi
peneliti menemukan beberapa penelitian tentang penerjemahan novel. Satu
penelitian mengenai novel diteliti oleh Umar Mukhtar (2013) mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitiannya “Terjemahan Novel
Aulad Haratina Karya Najib Mahfuz : Studi Stilistika Terhadap Serial „Rifaat
Sang penebus‟.” Pada penelitiannya Umar memaparkan tentang gaya bahasa yang
digunakan oleh pengarang dan penerjemah novel dan kesesuaian gaya bahasa
antara pengarang dan penerjemah.
Umar melakukan penelitian yang sama dengan peneliti, yaitu sama-sama
melakukan penerjemahan, setelah menghasilkan terjemahan kemudian dia
membandingkan gaya bahasa yang digunakan dalam teks sumber dengan gaya
bahasa yang digunakan oleh penerjemah. Jika Umar meneliti tentang gaya
bahasa, maka dalam skripsi ini peneliti mendeskripsikan strategi semantis yang
digunakan dalam menerjemahkan novel.
6
Peneliti juga menemukan satu penelitian yang dilakukan oleh Wieka
Barathayomi, mahasiswa Universitas Indonesia dalam tesisnya dengan judul
penelitiannya “Strategi Penerjemahan Istilah Budaya dalam Novel Olive
Kitteridge: Kritik Terjemahan Berdasarkan Model Analisis Teks yang
berorientasi Pada Penerjemahan (2012).” Pada penelitiannya Wieka mengkritik
apakah strategi yang digunakan penerjemah dan penyunting sudah mencapai
tujuan atau belum, sehingga memperoleh terjemahan yang dapat diterima. Kritik
disusun dengan menggunakan model analisis teks yang berorientasi pada
penerjemahan dengan menggunakan pencapaian tujuan penerjemahan sebagai
kriteria utama keberhasilan penerapan strategi penerjemahan.
Yang menjadi perbedaannya adalah, kalau Wieka Barathayomi mengkritik
hasil terjemahan penerjemah, sedangkan di sini justru peneliti yang langsung
melakukan penerjemahan dengan menggunakan strategi dalam menerjemahkan
novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ dan mendeskripsikan proses
penerjemahan.
Penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi penerjemahan juga
dilakukan oleh Parlindungan Pardede (2010), mahasiswa Universitas Kristen
Indonesia dalam tesisnya dengan judul penelitiannya “Strategi Penerjemahan
Metafora Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dalam Antologi Puisi On
Foreign Shores: American Image In Indonesian Poetry.” Tujuan penelitian
Pardede adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang strategi
7
penerjemahan metafora bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dengan adanya
indikasi yang menyatakan bahwa metafora sulit untuk diterjemahkan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muhammad Yunus Anis dan Khundaru
Saddhono mahasiswa Universitas Sebelas Maret dengan judul penelitiannya
“Strategi Penerjemahan Arab-Jawa Sebagai Sebuah Upaya dalam menjaga
Kearifan Bahasa Lokal (Indigenous Language): Studi Kasus dalam Penerjemahan
Kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam al-Ghazali”. Sebuah penelitian yang
memuji keunikan terjemahan kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam al-Ghazali
dengan menggunakan strategi kata-perkata sehingga menghasilkan adanya
simbiosis mutualisme antara bahasa Arab dan bahasa Jawa, di mana bahasa Arab
sebagai bahasa sumber dapat dipahami oleh orang-orang yang berbahasa ibu
Jawa. Juga merupakan salah satu penelitian yang berusaha mempertahankan
bahasa ibu yang kian memprihatinkan akan keberadannya di Indonesia.
Muhammad Yunus Anis dan Khundaru Saddhono melakukan penelitian yang
sama dengan peneliti, yaitu menggunakan strategi penerjemahan, yang berbeda
adalah mengani strategi apa yang digunakan dalam menerjemahkan, kalau
Muhammad Yunus Anis dan Khundaru Saddhono menggunakan strategi kata-
perkata, di sini peneliti menggunakan strategi semantis dalam menerjemahkan
novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ.
Dalam sekian penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti, belum ada
yang menajdikan novel Kifâhu Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ sebagai objek
8
penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan penelitian ini dengan
menerjemahkan novel tersebut dengan menggunakan strategi semantis.
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif. Penelitian
kualitatif ini menjadikan latar alamiah sebagai alat untuk “memahami” hakikat
fenomena, dengan berporos pada data deskriptif yang disediakan dengan
trianggulasi untuk dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman yang holistik
berdasarkan perspektif partisipan yang sesuai dengan konteksnya.5
Deskriptif sendiri merupakan sifat dari data penelitian kualitatif.6 Data yang
dikumpulkan ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.7
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis terjemahan
teks sastra pada novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ dari bahasa Arab ke
bahasa Indonesia. Adapun hal-hal yang dapat diasumsikan menjadi objek
penelitian dalam terjemahan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ ini yaitu
mendeskripsikan strategi penerjemahan semantis yang digunakan dalam
5Muhammad, Metode Penelitian bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 31.
6 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, h. 34.
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 11.
9
menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ dari bahasa Arab ke
bahasa Indonesia.
2. Sumber Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode kepustakaan (library search)
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian dan untuk
menghasilkan penelitian yang akurat. Agar hasil penelitian lebih maksimal,
peneliti juga menggunakan sumber data primer dan sekunder. Untuk data
primer terkait dengan penelitian dan dalam proses menerjemhakan, peneliti
akan merujuk pada buku karya Zuchriddin Suryawinata dan Sugeng
Hariyanto “Translation Bahasan Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan”, buku karya Frans Sayogie “ Penerjemahan Bahasa
Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia”, buku karya M. Rudolf Nababan “Teori
Menerjemah Bahasa Inggris”, buku karya Ibnu Burdah “Menjadi
Penerjemah”, buku karya M. Zaka Al-Farisi “ Pedoman Penerjemahan Arab
Indonesia”, buku karya Moch. Syarif Hidayatullah “Seluk-Beluk
Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer”, buku karya Rochayah Machali
“Pedoman Bagi Penerjemah” dan buku karya Peter Newmark “A Textbook
Of Translation”, buku karya Rofi‟i “دليلىفالتمجة”, buku karya Moch. Syarif
Hidayatullah “Cakrawala Linguistik”.
Adapun kamus yang digunakan sebagai rujukan dalam menerjemahkan
adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus karya Risa Agustin
10
“Kamus Ilmiah Populer”, buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan” yang disalin dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, kamus karya
Ahmad Warson Munawwir “Kamus Munawwir Arab-Indonesia.” Mengingat
tidak semua unit kata yang dicari ada dalam kamus munawwir ini, maka
peneliti menggunakan kamus aplikasi “Almaaniy” baik Arab-Indonesia
maupun Arab-Arab yang dirasa cukup lengkap dalam pencarian unit kata.
Untuk data sekunder itu sendiri peneliti merujuk pada ensiklopedi dan internet
sebagai jalan mencari intertekstual dalam proses menerjemahkan.
3. Metode Penyediaan Data
Untuk menyediakan data, peneliti harus menggunakan cara yang dalam
metodologi penelitian disebut metode atau teknik. Metode dan teknik adalah
cara dalam upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan
teknik adalah cara melaksanakan metode.8
Paling tidak ada tiga kegiatan dalam penyediaan data, yaitu
mengumpulkan, memilih, memilah, dan menata. Data yang akan dianalisis
dikumpulkan terlebih dahulu. Namun meskipun telah dikumpulkan, data tetap
akan sulit dianalisis jika belum dipilah dan ditata. Untuk itu, data dipilah
terlebih dahulu. Satu alternatif untuk memilah dan menata data atau bahan
analisis adalah dengan mengelompokkannya berdasarkan konteks data. Data
dalam ini adalah yang merujuk pada fenomena bahasa yang mengandung dan
8Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 203.
11
berkaitan langsung dengan masalah penelitian.9 Dalam penelitian digunakan
metode simak (pengamatan/observasi) dan teknik catat untuk memperoleh
data.
a. Metode Simak
Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak objek
penelitian yang dalam hal ini adalah penggunaan bahasa. untuk menyimak
objek penelitian dilakukan dengan menyadap, baik menyadap
pembicaraan seseorang atau beberapa orang maupun menyadap
penggunaan bahasa tulisan. Penyadapan penggunaan bahasa secara lisan
dimungkinkan jika peneliti tampil dengan sosoknya sebagai orang yang
sedang menyadap pemakaian bahasa seseorang (yang sedang berpidato,
berkhotbah dan lain-lain) atau beberapa orang yang sedang menggunakan
bahasa atau bercakap-cakap.
Untuk penyadapan secara tulisan bisa melalui bahasa tertulis
misalnya naskah-naskah kuno, teks narasi, bahasa-bahasa pada massmedia
dan lain-lain.10
Metode simak ini juga disejajarkan dengan metode
pengamatan yang dilakukan dengan mengamati objek penelitian.11
b. Teknik Catat
9Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, , h. 200-202.
10Mahsun, Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode , dan Tekniknya (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012), h. 92. 11
Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, , h. 206-207.
12
Teknik adalah cara melaksanakan metode. Teknik catat atau taking
note method ini merupakan “teknik lanjutan.”penggunaan teknik catat ini
sangat fleksibel. Bila metode simak sebagai metode dasar dan metode
simak libat cakap sebagai metode lanjutan digunakan, peneliti dapat
langsung mencatat data yang diperoleh . kemudian mengklasifikasikan
dan memilah data agar kemudian dapat dianalisis.12
Wujud data yang disediakan melalui metode simak adalah transkip
fonetik, fonemik, atau ortografis. Dalam pencatatan, peneliti dapat
menandai data yang disediakan tersebut sesuai dengan kiat masing-masing
peneliti.
4. Analisis Data
Metode analisis data adalah cara menguraikan dan
mengelompokkan satuan lingual sesuai dengan pola-pola, tema-tema,
kategori-kategori, kaidah-kaidah dan masalah-masalah penelitian.13
Dalam
penelitian ini, peniliti akan menjelaskan langkah-langkah analisis agar
penelitian ini berjalan secara sistematis dan bertahap. Adapun tahap
penelitian yang akan digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Membaca teks sumber secara perlahan.
b. Menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ dengan
menggunakan berbagai macam kamus yang dijadikan sebagai
12
Ibid, h. 211. 13
Ibid, h. 233.
13
rujukan, termasuk di dalamnya kamus offline dan online, juga internet
sebagai bahan pembantu proses penerjemahan.
c. Mengumpulkan data yang dijadikan bahan penelitian.
d. Mendeskripsikan strategi penerjemahan dalam menerjemahkan novel
Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ.
5. Metode Penyajian Hasil Analisi Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi
atau megelompokkan data. dalam rangka pengelompokkan data tentu
harus didasarkan pada tujuan penelitian. Hasil penelitian ini akan disajikan
dengan metode informal yaitu disajikan melalui perumusan dengan
menggunakan kata-kata biasa termasuk penggunaan terminologi yang
bersifat teknis.14
6. Teknik Penulisan
Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDa
(Central for Quality Development and Assurance) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2013.
14
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode , dan Tekniknya (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012), h. 123.
14
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima Bab, yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Bagian bab pendahuluan ini terdiri dari beberapa
sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II adalah pembahasan. Bagian pembahasan ini akan menguraikan tentang
teori penerjemahan, proses penerjemahan dan strategi penerjemahan semantis
yang dijadikan fokus masalah dalam penelitian.
Bab III akan membahas korpus dalam penelitian. Bagian ini akan membahas
sekilas tentang novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ, biografi penulis novel
Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ, dan karya-karya novelnya yang lain.
Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan membahas mengenai
penerapan strategi penerjemahan dan pertanggungjawaban strategi semantis yang
digunakan dalam menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ
dengan menggunakan strategi penerjemahan semantis.
Bab V adalah penutup. Ada dua hal yang perlu disampaikan pada bagian ini,
yaitu kesimpulan dan saran.
15
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Penerjemahan
Banyak definisi yang diungkapkan oleh pakar ahli penerjemahan terkait
penerjemahan. Menurut Hidayatullah (2014: 17) Penerjemahan adalah proses
memindahkan pesan yang diungkapkan dalam bahasa yang satu (BSu) ke dalam
bahasa yang lain (BSa) secara sepadan dan wajar dalam pengungkapannya
sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi dan kesan asing dalam
menangkap pesan tersebut.15
Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam mengamati
kegiatan penerjemahan, Catford (1965) dalam Machali (2000: 5) memberikan
definisi penerjemahan sebagai “the replacement of textual material in one
language by equivalent textual material in another language” (mengganti bahan
teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa
sasaran).16
15
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer
(Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014), h. 17. 16
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5.
16
Newmark memberikan definisi “ rendering the meaning of a text into
another language in the way that the author intended the text”17
(menerjemahkan
makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan
pengarang). Sementara Machali memberikan definisi penerjemahan dengan
mengembangkan definisi kedua ahli di atas, Catford dan Newmark yaitu
penerjemahan merupakan penyampaian kembali isi sebuah teks dalam bahasa lain
yang penyampaian ini bukan hanya sekedar kegiatan „penggantian‟, karena
penerjemah dalam hal ini melakukan kegiatan komunikasi baru melalui hasil
kagiatan komunikasi yang sudah ada (dalam bentuk teks), tetapi juga dengan
memperhatikan aspek-aspek sosial ketika teks baru itu akan dibaca atau
dikomunikasikan. Dalam kegiatan komunikasi baru tersebut, penerjemah
melakukan upaya membangun “jembatan makna” antara produsen teks sumber
dan pembaca teks sasaran.18
B. Penerjemahan Karya Sastra
Karena kekhususan tugasnya, diperlukan syarat khusus bagi penerjemah
karya sastra. Menurut Nida (1975) dan Savory (1968) seorang penerjemah karya
sastra perlu memiliki syarat-syarat berikut ini:
1. Memahami BSu secara hampir sempurna. Dalam tingkat rekognisi
kemampuannya diharapkan mendekati seratus persen;
17
Peter Newmark, A Textbook of Translation (China: Shanghai Foreign language Education
Press, 1988), h. 5. 18
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjamah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 5-6.
17
2. Menguasai dan mampu memakai BSa dengan baik, benar,dan efektif;
3. Mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra,serta teori terjemahan;
4. Mempunyai kepekaan terhadap karya sastra;
5. Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural;
6. Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat.19
C. Proses Penerjemahan
Menurut Hidayatullah (2014: 20), ada empat proses yang harus dilalui
oleh suatu teks atau ujaran berbentuk sruktur BSu hingga akhirnya berubah
menjadi struktur BSa.20
Proses penerjemahan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses pemahaman leksikal dan gramatikal bahasa sumber (BSu), di sini
penerjemah harus memiliki kepekaan leksikal agar bisa memahami
penggunaan makna kosakata yang terlihat pada teks atau ujaran dalam bahasa
sumber (BSu) sesuai peruntukannya berdasarkan makna yang tersedia di
kamus. Pada tahap ini juga seorang penerjemah harus memiliki kepekaan
morfologis teks atau ujaran sehingga dia bisa mengerti perubahan bentuk
kosakata pada teks atau ujaran dalam bahasa sumber (BSu) yang dapat
berimbas pada perubahan makna. pemahaman sintaksis teks atau ujaran juga
19
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation (Bahasan Teori & Penuntun
Praktis Menerjemahkan) (Yogyakarta: Kanisius, 2003),h. 153. 20
Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer (Tangerang
Selatan: Alkitabah, 2014), h. 20.
18
harus dimiliki oleh seorang penerjemah karena tuntutan agar dia dapat
memahami pola kalimat dalam teks sumber (TSu) sehingga mampu
memadankannya dengan struktur kalimat yang berlaku dalam bahasa sasaran
(BSa).
2. Proses pemaknaan bahasa sumber (BSu), di sini seorang penerjemah harus
memahami struktur pemaknaan (semantik) yang berlaku pada teks atau ujaran
dalam Bsu, juga pemaknaan (pragmatik) yang dikaitkan dengan konteks
situasi yang berlaku pada teks atau ujaran dalam BSu.
3. Proses sinkronisasi struktur dalam BSu dan BSa. Pada tahap ini, struktur luar
BSu telah bertransformasi menjadi struktur dalam. Struktur dalam ini, oleh
penerjemah disinkronisasi untuk memperoleh penyelarasan pemahaman teks
atau ujaran dalam BSu ke dalam teks atau ujaran dalam BSa.
4. Proses pemadanan makna ke dalam bahasa sasaran (BSa). Hasil penyelarasan
itu dikonversikan menjadi teks atau ujaran dalam BSa yang dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca atau pendengar BSu. Dalam proses ini penerjemah
tidak hanya memperhatikan aspek leksikal atau gramatikal saja, tetapi juga
harus benar-benar memperhatikan aspek semantis dan pragmatis pada teks
atau ujaran dalam BSu saat dihadirkan dalam bentuk struktur BSa.
19
Berbeda dengan Hidayatullah, Nida dan Taber (1969) mengemukakan
bahwa penerjemah yang baik harus melalui tiga tahap dalam proses
menerjemahkan:21
1. Analysis, in which the surface structure (i.e., the message as given in
language A) is analyzed in term of (a) the grammatical relationship and (b)
the meang of the words and combinations of words;
Pada tahap analisis penerjemah mempelajari teks bahasa sumber baik dari segi
bentuk maupun isinya. Tujuan dari analisis ini adalah agar penerjemah benar-
benar memahami pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber serta cara
pengungkapannya secara kebahasaan.22
2. Transfer, in which the analyzed material is transferred in the mind of the
translator from language A to language B;
Proses pengalihan ini masih terjadi dalam pikiran penerjemah. Pada tahap ini
penerjemahan dilakukan dengan mulai mengalihkan bahasa setelah
melakukan analisis lengkap yang mencakup aspek gramatikal dan semantis.23
3. Restructuring, in which the transferred material is restructured in order to
make the final massage fully acceptable in the receptor language.
Pada tahap penyerasian ini, penerjemah menyusun kembali teks dengan ragam
yang sesuai dan gaya bahasa yang wajar dalam bahasa sasaran.24
21
Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, The Theory Practice of Translation (Leiden: United
Bible Societies, 1969; reprint, Leiden: United Bible Societies,1982), h. 33. 22
Frans Sayogi, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 20. 23
Sayogi, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, h. 20.
20
Pada kenyataannya, dalam proses penerjemahan, seorang penerjemah
melakukan rangkaian tindakan dalam mencurahkan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan kebiasaannya untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran melalui beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur
penerjemahan, metode penerjemahan, teknik penerjemahan dan sebagainya.
D. Strategi Penerjemahan Semantis
Strategi penerjemahan di sini adalah taktik seorang penerjemah dalam
menerjemahkan kata atau kelompok kata, atau bahkan kalimat penuh bila kalimat
tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit yang lebih kecil untuk
diterjemahkan. Strategi yang langsung berkaitan dengan makna atau kalimat yang
sedang diterjemahkan disebut dengan strategi semantis. Strategi semantis ini
dilakukan dengan pertimbangan makna, strategi ini juga ada yang dioperasikan
pada tataran kata, frase maupun klausa atau kalimat. Strategi semantis ini terdiri
dari stategi berikut:25
1. Pungutan (Borrowing)
Pungutan adalah strategi penerjemahan yang membawa kata BSu ke
dalam BSa, penerjemah sekedar memungut kata BSu yang ada. Alasan
digunakan strategi ini adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-
24
Ibid, h. 20. 25
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng hariyanto, Translation (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h.
70.
21
kata tersebut di samping alasan lain karena belum ditemuinya padanan di
dalam BSa.
Pungutan bisa mencakup transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi
adalah strategi penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu tersebut
secara utuh, baik bunyi atau tulisannya. Sementara naturalisasi adalah
kelanjutan dari transliterasi. Dengan naturalisasi kata-kata dalam BSu baik
ucapan maupun penulisannya disesuaikan dengan aturan BSa. Naturalisasi ini
juga sering disebut sebagai adaptasi. Perhatikan contoh berikut:
Kata Bsu Transliterasi Naturalisasi
Mall Mall mal (bunyi dan tulisan)
Sandal Sandal sandal (bunyi)
orangutan Orangutan orangutan (bunyi)
Lebih lanjut bisa dikatakan bahwa strategi pungutan ini biasanya
digunakan untuk kata-kata atau frase-frase yang berhubungan dengan nama
orang, nama tempat, nama majalah, nama jurnal, gelar, nama lembaga dan
istilah-istilah pengetahuan yang belum ada di BSu.
Sebagai contoh untuk nama gelar seseorang:
اريجاجيبيزدىلفىةى يىبيتي26
Jamaah haji menginap di Muzdalifah
26
Rofi‟i, Dalîlu Fî al-Tarjamah 1 (Jakarta Selatan: Persada Kemala, t.t.), h. 3.
22
Kata ميزدىلفىةي dipungut dari teks BSu nya. Nama tempat ini tidak mengalami
perubahan makna dalam BSa.
2. Padanan Budaya (Cultural Equivalent)
Melalui strategi ini penerjemah menggunakan kata khas dalam BSa untuk
mengganti kata khas di dalam BSu. Oleh karena itu kemungkinan besar
strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan makna karena budaya dari suatu
bahasa dengan budaya dari bahasa yang lain kemungkinan besar berbeda.
Namun, strategi ini bisa membuat kalimat dalam BSa menjadi mulus dan enak
dibaca. Perhatikan contoh berikut ini:
27ادصىتقالربزكىبيصنتػىدبهىفػىكلمىالةيلىالىجىلىضفىتػى
Yang Mulia Raja Fahd berkenan melantik menteri perekonomian
ةن لمى امىةيالرئيسكى 28اىلقىىفىخى
(Yth) Presiden menyampaikan pidato
Kata ةيلىالىجى dan فىخىامىةي adalah dua kata penghormatan khusus, hanya saja
kata جىالىلىةي adalah penghormatan khusus untuk untuk Raja, sehingga
27
Rofi‟i, Dalîlu Fî al-Tarjamah 1 (Jakarta Selatan: Persada Kemala, t.t.), h. 5. 28
Rofi‟i, Dalîlu Fî al-Tarjamah 1, h.5.
23
menggunkan „Yang Mulia‟, sementara kata فىخىامىةي adalah penghormatan
khusus untuk Presiden, sehingga menggunakan „Yang Terhormat‟.
3. Padanan Deskriptif dan Analisis Komponensial (Descriptive Equivalent)
Seperti yang tercermin dalam namanya, padanan ini berusaha
mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu (Newmark, 1988: 83-84).
Strategi ini dilakukan karena kata BSu tersebut sangat terkait dengan budaya
khas BSu dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan
derajat ketepatan yang dikehendaki. Sebagai contoh, kata “samurai” di dalam
bahasa Jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum bangsawan saja kalau
teks yang bersangkutan adalah teks yang menerangkan budaya Jepang. Kaum
Samurai harus diterjemahkan dengan menjadi aristokrat Jepang pada abad XI
sampai XIX yang menjadi pegawai pemerintahan. Padanan deskriptif ini
seringkali ditempatkan menjadi satu dalam daftar kata-kata atau glossary.
Strategi lain yang sangat mirip dengan strategi deskriptif ini adalah
analisis komponensial. Di sini sebuah kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa
dengan cara merinci komponen-komponen makna kata BSu. Hal ini karena
tidak ada padanan satu-satu di BSa dan juga penerjemah menganggap bahwa
pembaca perlu tahu arti yang sebenarnya. Analisis komponensial digunakan
tidak hanya untuk menerjemahkan kata yang terkait budaya saja namun juga
untuk kata umum.
24
Contoh 1:
BSu: Gadis itu menari dengan luwesnya.
BSa: The girl is dancing with great fluidity and grace.
Dengan strategi ini, „luwes‟ bisa diterjemahkan menjadi “bergerak dengan
halus dan anggun” atau “move with great fluidity and grace” di dalam bahasa
Inggris.
Contoh 2:
فػىتىاةهديكفىالميرىاىىقىة
Gadis yang belum puber
Dengan strategi ini kalimat الميرىاىىقىة bisa diterjemahkan dengan فػىتىاةهديكفى
„ABG‟ atau Anak Baru Gede‟ karena ABG adalah masa di mana remaja
perempuan belum mencapai masa puber . Dalam kamus ilmiah popular
dikatakan bahwa puber memiliki arti masa menjelang remaja.29
4. Sinonim
Jika analisis komponensial dirasa bisa mengganggu alur kalimat BSa,
penerjemah bisa menggunakan kata BSa yang kurang lebih sama untuk kata-
kata BSu yang bersifat umum kalau enggan menggunakan analisis
komponensial (Newmark, 1988: 83-84).
29
Risa Agustin, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Serba Jaya, t.t.), h. 441.
25
Contoh 1:
BSu: What a cute baby you‟ve got!
BSa: Alangkah lucunya bayi Anda!
Kata “cute” diterjemahkan menjadi “lucu”. Cute dan lucu hanyalah
sinonim. Cute mengindikasian ukuran kecil ketampanan atau kecantikan, dan
daya tarik untuk diajak bermain, sementara lucu hanya menunjukkan bahwa
anak tersebut menarik hati untuk diajak bermain.
Contoh 2:
Kata ثىالىثىةي قػيريكءو pada potongan surat al-Baqarah ayat 228 dijelaskan
dengan ارثىالىثىةي أىطهى yang artinya tiga kali suci.30 Melalui starategi sinonim ini
hasil terjemahan pada BSu dapat memudahkan pemahaman.
5. Terjemahan Resmi
Dalam hal ini penerjemah perlu memiliki “Pedoman pengindonesiaan
Nama dan Kata Asing” yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Depdikbud R.I. Melalui strategi ini penerjemah bisa
memperoleh dua keuntungan. Pertama, ia bisa menyingkat waktu dan, kedua
ia bisa ikut serta memberi arah perkembangan bahasa Indonesia pada jalur
yang benar. Sebagai contoh, “read-only memory” diterjemahkan menjadi
“memory simpan tetap” di dalam buku itu.
30
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala LInguistik Arab (Tangerang Selatan: Alkitabah,
2012), h. 113.
26
6. Penyusutan dan Perluasan
Penyusutan artinya penyusutan komponen kata BSu. Contohnya adalahh
kata “automobile” menjadi “mobil”. Elemen kata “auto” dihilangkan.
Perhatikan contoh berikut:
لىصدقىانضيىمدوكىحىسىنوكىعىلىو ـيالشيكرى 31أيقىد
Saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat saya
Muhammad, Hasan dan Ali.
Menerjemahkan kalimat كىعىلى كىحىسىنهضيىمده adalah ‘Muhammad, Hasan dan
Ali‟, bukan „Muhammad dan Hasan dan Ali‟. Mengganti kata „dan‟ dengan
tanda koma (,).
Menggunakan tanda koma (,) untuk mengganti kata „dan‟ dalam perincian
atau pembilangan, itu yang sesuai menurut Ejaan Yang Disempurnakan dalam
bahasa Indonesia.32
Perluasan ini maksudnya, unsur kata diperluas di dalam BSa. Contohnya
penerjemahan “whale” menjadi “ikan paus”. Penambahan kata “ikan” ini akan
memperjelas makna, karena dalam bahasa Indonesia “Paus” berarti pemimpin
umat Katolik sedunia.
Contoh lainnya:
31
Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h. 83. 32
Anggota IKAPI cabang Jabar , Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah (Bandung: Pustaka Setia, 1992), h. 39.
27
بوىىذىاتىاخىهىتػييػطىعأى
Saya memberinya cincin yang terbuat dari emas.
Kalimat بوىىذىاتيخى merupakan frase idhafi. Frase idhafi ini terdiri dari
mudhaf (pokok atau yang disandari) dan mudhaf ilahi (tambahan atau yang
disandarkan), maka makna idhofi ini kurang lebih adalah penambahan atau
penyandaran. 33
Dalam frase idhafi ini terkandung dua partikel bermakna yaitu partikel
lam (ؿ) yang mengandung makna milik dan partikel min (من) yang
mengandung makna dari,34
meski dalam literatur lain ditambah dengan
partikel fî (ىف) yang berarti di atau di dalam.35
Penambahan kata “yang terbuat dari” sebagai perwujudan dari partikel
min yang terkandung pada kalimat بوىىذىاتيخى dapat memperjelas makna
terjemahan kalimat بوىىذىاتىاخىهىتػييػطىعأى .
7. Penambahan
33
Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h. 79. 34
Sayyid Ahmad Zaini Daẖlân, Syarẖ Mukhtashor Jiddan ( Semarang: Karya Toha Putra,
t.t.), h. 26. 35
Jamâluddîn Muhammad bin „Abdullah bin Mâlik, Syarẖ ibnu „Aqîl (T.tp.: Al-Haramain,
2005), h. 101.
28
Di sini penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks
terjemahannya karena ia berpendapat bahwa pembaca memerlukannya.
Informasi tambahan ini bisa diletakkan di dalam teks, di bagian bawah
halaman (berupa catatan kaki), atau dibagian akhir dari teks (Newmark, 1988:
91-92).
Prosedur ini biasanya digunakan untuk membantu menerjemahkan kata-
kata yang berhubungan dengan budaya, teknis, atau ilmu-ilmu lainnya.
Perhatikan contoh berikut:
....... جاضىرىمىللايميىيادىزىفػىلضهرىمىمبوليقػيف
Dalam hati mereka ada penyakit (keraguan dan kesesatan), lalu Allah
menambah penyakit itu atas mereka.36
Penambahan kata keraguan ( ك شى ) dan kesesatan ( ةهمىلظي ) dirasa dapat
memberikan informasi tentang penyakit yang dimaksud pada ayat مبوليقػيف
ضهرىمى .
8. Penghapusan
Penghapusan berarti tidak diterjemahkannya kata atau bagian teks BSu di
dalam teks BSa. Pertimbangannya adalah kata atau bagian teks BSu tersebut
36
Syeikh Muhammad Nawawî al-Jâwî, Murôh labîd Tafsîri al-Nawawî (Semarang: Karya
Toha Putra, t.t.), h. 4.
29
tidak begitu penting bagi keseluruhan teks BSa dan biasanya agak sulit untuk
diterjemahkan. Jadi, mungkin penerjemah berpikir, daripada harus
menerjemahkan kata atau bagian teks BSu itu dengan konsekuensi pembaca
agak bingung, maka lebih baik penerjemah menghilangkan bagian itu karena
perbedaan maknanya tidak signifikan.
Perhatikan contoh berikut ini:
BSu: “Sama dengan raden ayu ibunya,” katanya lirih.
Bsa: “Just like her mother,” she whispered.
9. Modulasi
Strategi ini digunakan untuk menerjemahkan frase, klausa, atau kalimat.
Di sini penerjemah memandang pesan dalam kalimat BSu dari sudut pandang
yang berbeda atau cara berpikir yang berbeda (Newmark, 1988: 88). Strategi
ini digunakan jika penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak
menghasilkan terjemahan yang wajar atau luwes. Perhatikan contoh berikut:
ويانيسىلاؿىطىويتيجحيترىصيقىنمى
Terjemahan yang dihasilkan adal ah “Orang yang pendek argumennya
maka panjang lisannya.”
Melalui strategi modulasi ini seorang penerjemah akan memberikan
terjemahan dengan sudut pandang yang berbeda yaitu dengan memperhatikan
aspek keperibahasaan dari kalimat tersebut. Karena terlihat pesan yang akan
30
disampaikan pada kalimat ويانيسىلاؿىطىويتيجحيترىصيقىنمى sesuai dengan ungkapan
dalam bahasa Indonesia tong kosong nyaring bunyinya.37
E. Metode Adaptasi
Dengan metode ini seorang penerjemah biasanya tidak terlalu memperhatikan
keteralihan struktur Tsa. Ia hanya memperhatikan apakah terjemahannya dapat
dipahami dengan baik oleh si penutur Bsa atau tidak. Meskipun metode ini
dianggap sebagai metode paling bebas dan paling dekat dengan Tsa namun
penerjemah tidak mengorbankan hal-hal penting dalam Tsu, sepeti tema, karakter,
atau alur.38
Newmark mengemukakan hal yang serupa bahwa metode adaptasi ini „It is
used mainly for plays (comediesl and poetry; the themes, characters, plots are
usually preserved, the SL (Source language) culture converted to the TL (Target
Language) cultur.‟39
(Metode adaptasi ini digunakan untuk menerjemahkan drama
(komedi dan puisi; dengan tetap mempertahankan tema, karakter dan alur,
budaya dalam bahasa sumber dialihkan menjadi budaya dalam bahasa target).
37
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer
(Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014), h. 72. 38
Hidayatullah, Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer,h. 61. 39
Peter Newmark, A Textbook of Translation (China: Shanghai Foreign language Education
Press, 1988), h. 46.
31
BAB III
SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KARYANYA
A. Biografi Najîb Mahfûẕ
Nama lengkap Najîb Mahfûẕ adalah Najîb Mahfûẕ adalah „Abd al-„Azîz
Ibrâhîm Ahmad Fasyâ. Nama ini diambil orang tuanya dari nama dokter
kandungan sangat terkenal pada waktu itu yang beragama Kristen Koptik yang
mengurus kelahirannya. Mahfûẕ lahir di Jalan Bait al-Qâḏî, perkampungan al-
Husein, Distrik Jamâliyah tanggal 11 Desember 1911. Jamâliyah adalah kawasan
kairo lama yang masih memiliki banyak bangunan lama yang hingga kini ramai
dikunjungi orang karena segitiga emasnya: Mesjid al-Azhar, Pasar Khân Khalîlî,
dan Mesjid Husein yang di dalamnya terdapat makam cucu Nabi sebagai tempat
Ziarah.40
Mahfûẕ merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Yang terdiri dari
empat perempuan dan tiga laki-laki.41
Mahfûẕ mempunyai dua kaka kandung
laki-laki dan empat orang kakak perempuan. Jarak usia antara dirinya dengan
kaka terdekatnya sangat jauh, yaitu sekitar 10 tahun.
40
Sukron Kamil, Najîb Mahuẕ (Sastra, Islam dan politik-Studi Semiotik terhadap Novel
Aulâd Hâratinâ) (Jakarta: Dian Rakyat, 2013), h. 130. 41
Ridwan, Novel-Novel Realis Karya Najîb Mahuẕ: Kajian sosiologis atas perubahan Sosial,
Politik, dan Keagamaan, Disertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.
44.
32
Kaka laki-laki pertamanya menjadi guru ilmu fisika dan kimia, sedang yang
keduanya sebagai polisi di Sudan (saat itu sudan bagian dari Mesir). Sedangkan
dua kakak perempuannya telah menikah ketika ia masih kecil. Situasi seperti ini
membuat Mahfûẕ hidup sendiri dan yang paling banyak ditemani oleh ibunya.
Hal ini membuat Mahfûẕ sering berimajinasi mengenai tokoh-tokoh hidup di
sekelilingnya dan alam.42
B. Pendidikan Najîb Mahfuẕ
Pendidikan pertama Mahfûẕ diperolehnya dari Kuttâb Syeikh Buhairâ,
kemudian sekolah dasar Husainiyyah di Jamâliyyah. Sementara pendidikan
menengahnya diperoleh Mahfûẕ di „Abbâsiyah.43
Pada tahun 1930 Mahfûẕ kuliah di Universitas Raja Fuad I, sekarang disebut
Universitas Kairo. Dengan mengambil jurusan filsafat yang merupakan
kecenderungan pertamanya. Dia berkeyakinan dengan memasuki jurusan filsafat,
ia akan menemuni jawaban dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
menghantuinya, terutama mengenai rahasia wujud dan nasib manusia. Di akhir
studi S1-nya, Mahfûẕ kemudian berkecenderungan tinggi untuk mendalami
sastra.44
Sebagai sebuah pilihan yang dipilih dengan penuh kesadaran , pilihan Mahfûẕ
untuk berkiprah dalam dunia sastra membuat dirinya merasa tenang luar biasa.
42
Sukron Kamil, Najîb Mahuẕ (Sastra, Islam dan politik-Studi Semiotik terhadap Novel
Aulâd Hâratinâ) (Jakarta: Dian Rakyat, 2013), h. 134. 43
Kamil, Najîb Mahuẕ (Sastra, Islam dan politik-Studi Semiotik terhadap Novel Aulâd
Hâratinâ,h. 136. 44
Ibid., h. 137.
33
Namun konsekuensinya Mahfûẕ harus dihadapkan dengan kesulitan besar, di
samping sastra bukan tradisi keluarga dan bukan kekuatan intelektual pertamanya,
juga realitas bahwa secara bahasa, sastra lebih sulit, dari karya ilmiah biasa.
Mahfûẕ pun merasa seolah berjalan tanpa petunjuk.45
Pada tahun 1934, kuliahnya di Universitas kairo selesai dengan memperoleh
gelar Lc. Ia sempat dinominasikan sebagai salah seorang calon mahasiswa yang
akan dikirim ke Perancis untuk belajar filsafat. Namun namanya yang identik
dengan orang koptik yang biasanya berafiliasi dengan partai Wafd, sementara saat
itu ada resistensi terhadap orang yang berafiliasi dengan partai Wafd, membuat
namanya terhapus dari daftar yang diberangkatkan. Akhirnya, pada tahun itu pula
Mahfûẕ menjadi pegawai di administrasi umum universitas tersebut. Mahfûẕ
melanjutkan S2 nya di jurusan yang sama.
C. Penghargaan Yang Diraih Atas Karya Najîb Mahuẕ
Najîb Mahfûẕ adalah novelis yang karyanya dianggap kontroversial dan
masuk daftar buruan kelompok Islam fundamentalis di negaranya.46
Ada banyak
penghargaan yang diperoleh Mahfûẕ. Tahun 1943, Mahfûẕ memperoleh
penghargaan “Qût al-Qulûb” (Makanan Pokok Hati) atas Novel Rodubis-nya.
Tahun 1944, memperoleh penghargaan dari Departemen Pendidikan Mesir atas
Novel Kifâẖ Thîbah (Perjuangan Tebe)-nya. Tahun 1946, memperoleh
45
Ibid., h. 138. 46
Eka Kurniawan, “Naguib-Mahfouz” journal diakses pada 27 Februari 2015 dari
https://ekakurniawan.com/tag/naguib-mahfouz.
34
penghargaan dari lembaga Bahasa Mesir atas Novel Khân Khalilî (nama tempat)-
nya. Tahun 1957, memperoleh penghargaan “ad-Daulah at-Tasyji‟iyyah”
(Dorongan Negara) atas Novel Qoshr as-Syauq (Istana Kerinduan, nama jalan)-
nya. Tahun 1962, memperoleh bintang tanda Jasa Tingkat 1. Tahun 1970, meraih
penghargaan Negara dalam bidang Sastra. Tahun 1985, memperoleh penghargaan
dari Organisasi Solidaritas Perancis-Arab atas Novel Tsulasiyah (Trilogi)-nya.
Tahun 1984, memperoleh Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Maniya dan
tahun 1989 memperoleh Doktor Honori Causa yang sama dari Universitas Cairo,
almamaternya. Tahun 1988 Mahfûẕ memperoleh medali an-Nîl Yang Agung dari
Presiden Husnî Mubârak.47
Pada tahun itu juga, Mahfûẕ memperoleh Hadiah Nobel, sebuah hadiah yang
awalnya dipersembahkan oleh Alfred Nobel (1833-1896) tetapi kemudian oleh
Pemerintah Swedia antara lain kepada siapa saja yang memberi kontribusi luar
biasa dalam bidang sastra dengan kecenderungan idealistiknya. Komite Nobel
menganugerahkan hadiah tersebut kepada Mahfûẕ setelah mempelajari 40
novelnya yang semula agaknya dipacu oleh novel kontroversialnya, Aulâd
Harâtina yang mendunia akibat diterjemahkna ke dalam bahasa Inggris oleh Dr.
Philip Stewart.48
Dengan hadiah Nobel itu, Mahfûẕ adalah salah satu dari sedikit Non-Barat
(Eropa, Amerika Utara, dan Australia) yang memperoleh Hadiah Nobel sastra.
47
Ibid., h. 162. 48
Ibid., 163.
35
Dilihat dari jagat sastra Mesir, Mahfûẕ dalam hal ini adalah sastrawan Mesir
yang sejak tahun 1970-an memiliki beberapa nama sastrawannya yang sering
disebut sebagai calon penerima hadiah Nobel, yaitu Thâhâ Husein, Taufîq Hakîm,
dan Muhammad Husein Kâmil. Dilihat dari sisi dunia Islam, Mahfûẕ adalah satu
dari 6 rang Muslim yang mendapat hadiah Nobel. 5 orang lagi adalah Abdus
Salam, fisikawan asal Pakistan peraih Nobel fisika 1979; Anwar Sadat, peraih
Nobel Perdamaian tahun 1978; Yasser Arafat, peraih Nobel Perdamaian tahun
1995; Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian tahun 2006 asal Bangladesh
karena program kredit mikronya; dan Orhan Pamuk peraih Nobel Sastra tahun
2006.49
D. Karya-karya Najîb Mahuẕ
Mahfûẕ pertama kali menulis karya fiksinya bukan pada novel, melainkan
cerpen. Semua itu terkumpul dalam antologinya yang berjudul Hams al-Junûn,
yang diterbitkan pada tahun 1939. Di antara antologi cerpennya Najîb, yaitu:
Dunyallah yang berisi 14 cerpen (1962), Bait Sayyi al-Sum‟ah yang berisi 18
cerpen (1965), Khammarah al-Qit al-Aswâd dengan 9 cerpen (1969), That al-
Mizallah dengan 11 cerpen (1969), Hikâyah bi Lâ Bidâyah wa Lâ Nihâyah
dengan 5 cerpen (1971), Syahr al-Asl yang berisi 7 cerpen (1971), al-Jarîmah
yang berisi 9 cerpen (1973), al-Hubb Fauq Qadâbah al-Harâm (1979), al-Syaitân
49
Ibid., 164.
36
Ya „izû (1979), Ra‟aitu fi Mâ Yarâ al-Na‟im (1982), al-Tanzîm al-Sirrî (1984),
Sabbah al-Ward (1987), dan terakhir al-Fajr al-Kadzîb.50
Selain itu, menurut para kritikus sastra, ada empat fase dalam karya-karya
Najîb Mahfûẕ. Pertama fase historis atau romantik (1939-1944), yang melahirkan
tiga novel yang latarnya diambil dari sejarah Mesir Kuno, yaitu berjudul Abbâs
al-Aqdâr (1939), Radûbîs (1943), dan Kiffah Tibbah (1944). Yang kedua adalah
fase realistis atau naturalistis (1945-1952). Fase ini ditandai dengan lahirnya al-
Qahîrah al-Jadîdah (1945), Khan al-Khalîlî (1946), Zuqâq al-Midâq (1947), al-
Sarâb (1948), Bidâyah wa Nihâyah (1949), dan trilogi Kairo, yakni Bain al-
Qasrâm (1956), Qasr al-Syauq (1956), dan al-Sukkâriyyah (1957). Kemudian
ketifa ada fase simbolis atau filosofis dan modern atau eksperimental dengan
munculnya Aulâd Hâratinâ (1967). Novel ini sebuah alegorik unik sejarah
manusia dari awal sampai akhir. Keempat, fase asli atau tradisional. Dalam fase
ini muncul beberapa karya, seperti Lailah Alfu Lailah (1982), al-Marayâ (1972),
al-Karnak (1974), Hikâyah Haratina (1976), Qalb al-Lail (1975), Hadrah al-
Muhtarâm (1975), dan Malhamah al-Harâfish (1977).51
50
Ridwan, Novel-Novel Realis Karya Najîb Mahuẕ: Kajian sosiologis atas perubahan Sosial,
Politik, dan Keagamaan, h. 74. 51
Umar Mukhtar, Terjemahan Novel Aulâd Hâratinâ karya Najîb Mahuẕ Studi Stilistika
Terhada Serial „Rifa‟at Sang penebus, Skrripsi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 55.
37
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN STRATEGI PENERJEMAHAN
YANG DIGUNAKAN
A. Strategi penerjemahan
Pada bab ini peneliti akan memberikan pertanggungjawaban terhadap
terjemahan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ. Peneliti akan
mendeskripsikan penerapan strategi penerjemahan semantis yang digunakan
dalam menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ. Di sini peneliti
hanya akan mengambil beberapa sampel sebagai data yang digunakan untuk
mendeskripsikan penerapan strategi penerjemahan semantis. Karena jumlah
kalimat dalam TSu, dalam hal ini novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ
berjumlah 92 halaman, akan tidak memungkinkan untuk mendeskripsikan
semuanya dalam skripsi ini. Berikut ini pertanggungjawaban mengenai
terjemahan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ.
38
1. Strategi Pungutan (Borrowing)
Teks BSa Teks BSu
Kehidupan keluarga Firaun di
diaspora, tercerai berai dan tidak
memiliki Negara, bukanlah
kehidupan yang menyenangkan dan
tanpa aktivitas , melainkan
kehidupan yang digunakan dengan
bekerja dan mempersiapkan masa
depan yang jauh. Bunda Tetri Shri
adalah yang menjadi pumpunan
kehidupan keluarga ini. Dia tidak
kenal putusasa. Tepat setelah
kedatangannya, dia meminta kepada
ketua Ra‟ūm52 agar mengumpulkan
para pekerja terampil dari teknisi
Nubia dan Mesir yang tinggal di
Nubia. Dia juga meminta Raja
Kamose agar memerintahkan mereka
،رجىهمىالىفةينوعىرفالةرىسليااةييىحىنكيتىلى
بىؿووخييكىةوعىدىاةىيىحى لومىعىاةىيىحىتانىكىل،
كىديعبىاللبىقتػىسميللادودىعإكى ـيلياتانىكى.
اةيىارىهذىىرىوىلضيشيتوتػى . سىأيىالؼرعتػىلى
ماكارىنىا،مهىمكديقيرىو،فػىتبىلى.طىةىاحىالركأى
أى ،يىيبوالنػاعنالصينىمةىرىهىمىالعىمىيىفرءـك
تبىلىطى.كىةبىولنػبيىميقمياليىيرصماليىينفىالكى
أىواميكىكلمىالنىم عنصىبمهيلىإدىهىعيػىفس
كىةيبرارىابيالثكىاتذىوازيكىحالىالس اءنىب،
52
Hans Wehr, A Dictionary Of Modern Written Arabic (Itachan:
www.alhassanain.org/english, 1976), h. 540.
39
untuk membuat senjata, topi baja,
dan baju perang, juga membuat kapal
dan rudal. Bunda Tetri Shri berkata
kepada Raja
كىاؿتىقالتالىجىعىكىنفيالس ؿيوقيتػىتانىكى.
:ويلى53
a. Kata ةيبىوالنػ
Kata ةيبىوالنػ dalam kamus aplikasi Al-Ma‟âniy Arab-Arab memiliki arti نيطىكى
رىصمدالىبنمبونػياذىءزاذيىفعيقىيػى،كىلياذكىلذى maksudnya “tanah air bangsa itu dan
terletak di bagian selatan Mesir.
Setelah penerjemah melakukan intertekstual melalui internet terkait kata
maka dihasilkan padanan Nubia, yang mana Nubia ini adalah wilayah النػوبىةي
di bagian selatan Mesir di sepanjang sungai Nil, dan kini berada
di Sudan utara. Untuk itu strategi yang digunakan dalam menerjemahkan kata
yang merupakan nama sebuah tempat ini adalah strategi pungutan النػوبىةي
53
Najîb Mahfûẕ, Kifâhu Ahmas (Kairo: Dârul Syurûq, 1990), h. 5.
40
(borrowing), yang mana di sini penerjemah memungut kata pada BSu ke
dalam BSa.54
Artinya, penerjemah memungut pesan pada BSu ke dalam BSa.
Kata سواميكى
Kata سواميكى diterjemahkan dengan Kamose. Sama halnya dengan kata
Naubah, strategi penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan kata
سواميكى adalah strategi pungutan, karena setelah melakukan intertekstual
dihasilkan bahwa سواميكى merupakan nama seorang Raja Mesir, raja terakhir
dari Dinasti ke tujuh belas, yang merupakan ibu kota Taiba.
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Karena teks yang diterjemahkan merupakan teks sastra yang dalam
hal ini adalah novel. Di samping itu, dengan metode adaptasi ini seorang
penerjemah tidak terlalu memperhatikan keteralihan struktur Tsa, yang
terpenting bagi penerjemah adalah hasil terjemahan itu dapat dipahami dengan
baik oleh si penutur Bsa.
54
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h. 71.
41
Pada kalimat تانىكىل،بىؿووخييكىةوعىدىاةىيىحى،رجىهمىالىفةينوعىرفالةرىسليااةييىحىنكيتىلى
ديعبىاللبىقتػىسميللادودىعإكىلومىعىاةىيىحى (Kehidupan keluarga Firaun di diaspora,
tercerai berai dan tidak memiliki Negara, bukanlah kehidupan yang
menyenangkan dan tanpa aktivitas , melainkan kehidupan yang digunakan
dengan bekerja dan mempersiapkan masa depan yang jauh). Bila
memperhatikan terjemahan di atas, ada upaya dari penerjemah untuk
melepaskan diri dari kungkungan struktur gramatika. Yaitu menerjemahkan
teks sumber dengan mnegikuti gramatika yang berlaku dalam bahasa sasaran
dalam hal ini bahasa Indonesia yang pola dasar S (N)-P(V)-O. Sementara
yang dimunculkan dalam teks sumber adalah pola P(V)-S(N).
2. Strategi Padanan Budaya
Teks Bsa Teks Bsu
Aku diminta untuk membawa surat ini
kepada yang mulia putra Mahkota.
ؾىودييلىإةىالىسىالرهذىىلىحأىفأىنمبىلطي
pada frase و ديي diterjemahkan dengan Yang Mulia Putra Mahkota. Padahal
jika kita lihat makna kata و ديي pada kamus aplikasi Al-Ma‟âny Arab-Indonesia
(Atef Sharia, versi 1.2) adalah kebesaran, kehebatan. Di sini penerjemah
42
memberikan informasi kepada pembaca bahwa kata و ديي adalah kata
penghormatan khusus untuk Putra Mahkota.55
Maka dalam hal ini
penerjemah menggunakan strategi padanan budaya Sehingga terjemahan
yang dihasilkan oleh penerjemah di sini adalah Yang Mulia Putra Mahkota.
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Karena biasanya metode adaptasi ini digunakan untuk
menerjemahkan drama, puisi, atau film, sementara teks مبىلطي هذىىلىحأىفأىن
ؾىودييلىإةىالىسىالر merupakan salah satu dialog yang terdapat di dalam novel
Kifâh Ahmas. Dalam hal ini penerjemah juga melepaskan diri dari
kungkungan gramatika teks sumber agar menghasilkan terjemahan yang
mudah dipahami dengan baik oleh penutur bahasa sasaran.
3. Stategi Analisis Komponensial (Componential Analysis)
Teks Bsa Teks Bsu
Tuhan Amon mencintai kalian, dia yang
menjaga Mesir, yang berkuasa atas
pemimpin umat. Ketika keluar kalimat
المصرييى حىامىى آميوف، الربي حيباكيم
55
Rofi‟i, Dalîlu Fî al-Tarjamah 1 (Jakarta Selatan: Persada Kemala, t.t.), h. 4.
43
Amon datanglah sihir pada telinga
mereka. Mereka tuli selama sepuluh
tahun, dan kini kehagiaan telah
menerangi wajah mereka. Sebagian dari
mereka bertanya
كىقىعى آميوف ةي لمى كى فػىوىقػىعىت الر عىاةى كىقىاىىرى
آ ىف االسحري دىاعىهى حىرميوا كىقىد ذىانم،
كيجيوىىهيم، البتهىاجي كىأىضىاءى ، أىعوىاـو عىشىرىةى
بػىعضيهيم كىتىسىاءىؿى
Kalimat كىقىدحىرميوادىاعىهىاعىشىرىةىأىعوىاـو diterjemahkan dengan “mereka tuli
selama sepuluh tahun.” Jika kita memaknai kalimat tersebut secara literal,
dengan melihat kamus untuk mengetahui makna setiap kata, maka terjemahan
yang dihasilkan adalah “mereka telah menghalangi pendengaran mereka
selama sepuluh tahun. ” terjemahan ini mengindikasikan bahwa mereka
dengan sengaja menutup pendengaran mereka. Hal ini dinyatakan dengan kata
yang merupakan verba perfektif (fi‟l mâdhî)/ kata kerja, dengan حىرميو
pelakunya yaitu ك yang merupakan kata ganti dari مصرييى (penduduk Mesir).
Namun jika kita perhatikan pada kalimat ىف لمىةيآميوفكىقىعىالسحري كى فػىوىقػىعىت
dengan terjemahan “Ketika keluar kalimat Amon datanglah sihir pada آذىانم
telinga mereka.” Kalimat ini mengindikasikan bahwa „mereka tersihir dengan
44
kata Amon yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka. Terjemahan ini
mengindikasikan bahwa mereka tak sadar dengan ketidakmendengaran
mereka. Maka di sini penerjemah menerjemahkan ketidakmendengaran
mereka dengan kata tuli. Sehingga terjemahan yang dihasilkan adalah mereka
tuli selama sepuluh tahun. Dengan strategi Analisis komponensial kalimat
“tidak mendengar” bisa diterjemahkan dengan “tuli.”
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Metode yang dianggap paling bebas dan paling dekat dengan teks
sasaran. Penerjemah menyajikan terjemahan yang mudah dipahami dengan
baik oleh penutur bahasa sasaran. Penerjemah memunculkan corak baru
dalam pemaknaan terhadap teks sumber tanpa menghilangkan pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis Tsu, juga mengikuti perkembangan
pemaknaan pada teks sasaran. Karena bila tidak demikian, terjemahan kalimat
أىعوىاـ عىشىرىةى دىاعىهىا حىرميوا bisa saja dalam bentuk seperti ini “mereka telah كىقىد
menghalangi pendengaran mereka selama sepuluh tahun.”
4. Strategi Sinonim
Teks Bsa Teks Bsu
Ahmose mengomentari perhatian
Nevertari sambil membelai
كىهىتظىحىالىميلبىرىطىاضفى اىىرىائفىضىبىاعىدىا، ا:منستىبػمياؿىقى،كىولمنىبى
45
kepangan rambutnya dengan ujung
jari-jemarinya, dia berkata sambil
tersenyum:
Dalam menerjemahkan teks 4 ini, penerjemah menggunakan srategi
sinonim. Di sini penerjemah menemukan kalimat بىىىرىائفىضىبىاعىدىكى ولمنىا yang
jika diartikan secara literal maka makna yang dihasilkan adalah “Dia
memainkan ikatan rambutnya dengan jari-jemarinya.” Dalam kamus aplikasi
Al-Ma‟âny Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) kata بىاعىدى sendiri
memiliki arti memainkan, menggoda, olok-olok. Sementara kata رىفىضى
memiliki arti mengepang, menjalin, mengayam.
Dapat kita katakan bahwa memainkan kepangan rambut sama halnya
dengan membelai rambut. Dan terjemahan membelai rambut dirasa terkesan
lebih sesuai untuk keadaan seorang suami dan istri yang sedang
bercengkerama dengan lembut.
Alasan penerjamah menerjemahkan kata رائفىضى dengan kepangan, ini
sesuai dengan budaya wanita Mesir kuno yaitu memiliki gaya rambut yang
dikepang rumit. Maka terjemahan yang dihasilkan oleh penerjemah adalah
“Dia membelai kepangan rambutnya dengan ujung jari-jemarinya.”
46
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Perlu diketahui bahwa salah satu dari ciri metode adaptasi adalah
peralihan budaya Tsu ke budaya Tsa. Dengan kata lain, ada penyesuaian
kebudayaan dan struktur kebahasaan.
5. Strategi Penyusutan
Teks BSa Teks BSu
Dalam berlatih mereka tidak
berlaku lemah lembut. Mereka
berlatih mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari
.ةهدىاوىىىكأىقهفر-بيردالتىف-مىيذخييىلىكى
يػىوانػيكىفى يلىإرجفىالعلىطمىنمفىوليمىعا بكري
56.سمالش
Kata قهفر merupakan kalimat nomina verba (ism mashdar) yang
diderivasikan dari bentuk dasar verba رىفىقى. Menurut kamus Al-Munawwir
(Pustaka Progresif, 2002) kata قهفر memiliki arti keramahan, kelemah-
lembutan, kehalusan. Sementara kata ةهدىاوىىى memiliki makna kehalusan,
kemurahan hati, kesejukan.
56
Najîb Mahfûẕ, Kifâhu Ahmas (Kairo: Dârul Syurûq, 1990), h. 5.
47
Dapat kita lihat, di sini penerjemah menerjemahkan kata ةهدىاوىىىكأىقهفر
hanya dengan satu frase yaitu lemah lembut. Penerjemah menganggap kedua
kata BSu itu memiliki arti yang sama, yaitu lembut dan atau halus, maka
penerjemah menggunakan strategi penyusutan, yaitu dengan tidak
menerjemahkan satu dari dua kata BSu itu karena dianggap memiliki makna
yang sama, dan kalaupun hanya diterjemahkan salah satunya tidak akan
merubah pesan pada BSa.57
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Menerjemahkan kata ةهدىاوىىىكأىقهفر dengan satu makna saja yaitu
lemah lembut dirasa sudah cukup menyampaikan makna yang hendak
disampaikan oleh penulis dan tidak menimbulkan pemborosan kata atau
redundan.
6. Strategi perluasan
Teks Bsa Teks Bsu
Melihat Negeri Mesir dan bercampur
dengan bangsanya adalah obat bagi
luka di hatiku wahai Raja
شهىلىبىطيالىتخلاكىرىصمةييىؤري ىفمىلاءهفىا، ا
57 Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h. 74.
48
ىبلقػى للىومى
Di sini penerjemah menerjemahkan kata ريصم dengan Negeri Mesir.
Mengapa demikian? Karena terdapat beberapa makna kata ريصم yang tertera
di kamus. Seperti pada kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002),
makna kata ريصم adalah debu merah, batas, kota, negara Mesir. Sementara
dalam kamus aplikasi Al-Ma‟âny Arab-Indonesia (Atef Sharia, versi 1.2) kata
ريصم memiliki arti kota, Mesir, negeri Mesir, di Mesir. Maka dari itu
penerjemah mengambil makna negeri Mesir. Menghadirkan kata “negeri”
yang memiliki arti tanah tempat tinggal suatu bangsa, ini karena sesuai
dengan konteks yang sedang dibicarakan dalam dialog antara Pangeran
dengan Raja Kamose, yang dalam novel ini mereka sedang memperjuangkan
Negeri Mesir. Maka dari itu penerjemah menggunakan strategi perluasan
dalam menerjemahkan kata ريصم .
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Karena biasanya metode adaptasi ini digunakan untuk
menerjemahkan drama, puisi, atau film, sementara tek طيالىتخلاكىرىصمةييىؤري
49
شهىلىبى ىفمىلاءهفىا، ىبلقػىا للىومى merupakan salah satu dialog yang terdapat di
dalam novel Kifâh Ahmas.
7. Strategi Penambahan
Teks Bsa Teks Bsu
Kehidupan keluarga Firaun di
diaspora, tercerai berai dan tidak
memiliki Negara, bukanlah
kehidupan yang menyenangkan dan
tanpa aktivitas
،رجىهمىالىفةينوعىرفالةرىسليااةييىحىنكيتىلى
بىؿووخييكىةوعىدىاةىيىحى لومىعىاةىيىحىتانىكىل،
ديعبىاللبىقتػىسميللادودىعإكى
Kata رهجىهمى
kata رهجىهمى menurut kamus Al-Munawwir (Pustaka Progresif, 2002)
memiliki arti tempat pindah atau hijrah yang merupakan nomina temporaris
(ism makân) dari verba perfektif (fi‟l mâdhî) رىجىىى yang memiliki arti
meninggalkan negeri asal. Sementara menurut kamus Oxford Arabic
Dictionary (Oxford University Press 2014) kata المىهجى رىف memiliki arti
abroad yang artinya di luar negeri.
50
Di sini penerjemah menerjemakan kata رهجىهمى dengan diaspora.
Diterjemahkan dengan kata diaspora, karena setelah penerjemah melakukan
intertekstual kata diaspora ini memiliki arti masa tercerai berainya suatu
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia dan bangsa tersebut tidak
memiliki Negara.58
Alasan penerjemah mengambil kata diaspora sebagai terjemahan kata
رهجىهمى karena melihat teks BSu بالىدىؾى ،كىامتػىلىكى عىرشىكى تىصىبى الذلا yang عىلىىالعىديك
artinya “musuh yang telah merampas tahtamu dan menguasai Negerimu” pada
paragraf selanjutya. Kata diaspora dalam BSa ini sangat cocok sebagai
padanan kata رهجىهمى pada Bsu. Mengapa demikian, karena pada kalimat عىلىى
بالىدىؾ كىامتػىلىكى ، عىرشىكى تىصىبى ا الذل terdapat verba perfektif (fi‟l mâdhî) العىديك
yaitu kata تىصىبى yang mana verba perfektif ini memiliki makna امتػىلىكى dan ا
telah lampau (sudah). Jadi bisa dikatakan bahwa keluarga Fir‟aun ini telah
terusir dari negeri mereka.
Kata diaspora memerlukan penjelasan agar pembaca terjemahan tidak
merasa kebingungan dengan istilah ini. Di sini penerjemah memasukkan
informasi tambahan dengan menambahkan kalimat tercerai berai dan tidak
58
Ebta Setiawan, “Diaspora,” KBBI Online © 2012-2017 versi 2.0 dari http://KBBI web.
Id/diaspora.
51
memiliki Negara. Mengapa demikian? karena penerjemah merasa bahwa
pembaca memang memerlukannya, maka di sini digunakan strategi
penambahan. Penambahan ini dilakukan karena pertimbangan kejelasan
makna juga pertimbangan stilistika atau kelancaran kalimat Bsa.59
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa metode adaptasi ini adalah
metode yang dianggap paling bebas dalam menghasilkan terjemahan yang
mudah dipahami oleh penutur bahasa sasaran maka penambahan kata tercerai
berai dan tidak memiliki Negara untuk menjelaskan kata diaspora merupakan
corak baru yang dihasilkan oleh penerjemahn dengan dikuatkan dengan
adanya teori strategi penambahan dalam menerjemahkan.
8. Strategi Penghapusan (Ommotion atau Deletion)
Teks Bsa Teks Bsu
Pangeran mendapati intonasi suara
Raja yang mengatakan kalimat
terakhirnya. Dia menundukkan
kepalanya tanda setuju. Dia
kemudian menahan kesabaran dan
berlalu menuju kemah berlatih,
sementara hatinya sedih lagi muram
ويتىمىلكىاؿىقىوينأىكلمىالةجىشىنمابيالشؾىرىدأى
فىةىرىيػخلىا .ؿوبػيقىالكىميلسلتبويسىأرىنىحى،
إضىمىكىدىلتىىكى بيردىتىيػىثييحىركىسعىمياللىى
بهيئكىنهيزحىويبيلقػى،كىاؿيجىالر
59
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h. 74.
52
Kalimat كلمىالةجىشىنم
Pada kalimat كلمىالةجىشىنم penerjemah menghilangkan partikel ن م
yang memiliki makna 1) التبعيض (sebagian); 2) اذنس (3 ;(menjelaskan) بياف
.(awal puncak sebuah tempat) ابتداءالغايةىفاسكاف60
Saat menerjemahkan kata كلمىالةجىشىنم penerjemah menggunakan
strategi penghapusan, yaitu tidak menerjemahkan partikel من. Meski
menghapus partikel من pada kalimat كلمىالةجىشىنم namun tidak akan
mengubah makna pesan yang disampaikan oleh BSu. Karena jika dihadirkan
makna partikel من pada kalimat كلمىالةجىشىنمابيالشؾىرىدأى terjemahan yang
dihasilkan adalah “ pemuda mendapati dari intonasi suara Raja.”Terjemahan
seperti ini yang penerjemah anggap kurang wajar atau kurang enak dibaca61
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa metode adaptasi ini adalah
60
„Abdul Qâhir al-Jurjânî, Syarh „Awâmil al-Jurjânî (Indonesia: Dârul Ihyâ, t.t.), h. 5. 61
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h. 75.
53
metode yang dianggap paling bebas dalam menghasilkan terjemahan yang
mudah dipahami oleh penutur bahasa sasaran maka menghilangkan makna
dari partikel yang ada dalam teks sumber bukanlah sebuah masalah.
9. Strategi Modulasi
Teks Bsa Teks Bsu
Pangeran mendapati intonasi suara
Raja yang mengatakan kalimat
terakhirnya. Maka dia menundukkan
kepalanya sebagai tanda setuju dan
menerima. Dia kemudian menahan
kesabaran dan berlalu menuju kemah
tempat berlatih, sementara hatinya
sedih lagi muram
ويتىمىلكىاؿىقىوينأىكلمىالةجىشىنمابيالشؾىرىدأى
فىةىرىيػخلىا .ؿوبػيقىالكىميلسلتبويسىأرىنىحى،
إضىمىكىدىلتىىكى بيردىتىيػىثييحىركىسعىمياللىى
بهيئكىنهيزحىويبيلقػى،كىاؿيجىالر
Kalimat ابيالشؾىرىدأى
Pada kalimat ةىرىيػخلىاويتىمىلكىاؿىقىوينأىكلمىالةجىشىنمابيالشؾىرىدأى penerjemah
menggunakan strategi modulasi, yaitu dengan mengubah pola dasar kalimat
dalam bahasa Arab menjadi pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia. pola
dasar kalimat dalam bahasa Arab adalah P(V) + S(N), sesuai dengan kalimat
ابيالشؾىرىدأى . Sementara pola dasar dalam bahasa Indonesia adalah S(N) + P
54
(N/V). Sehingga terjemahan yang dihasilkan adalah dengan mendahulukan
subjek yaitu kata ابيالش lalu disusul dengan Predikat yaitu kata ؾىرىدأى menjadi
Pangeran mendapati. Jika kita mengikuti pola dasar Bsu saat menerjemahkan,
maka terjemahan yang dihasilkan terlihat tidak luwes, maka saat
menerjemahkan maka yang digunakan pola dasar dalam Bsa yang dalam hal
ini adalah bahasa Indonesia, sehingga terjemahan untuk kata ابيالشؾىرىدأى
adalah Pangeran mendapati.
Metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah metode
adaptasi. Dengan metode ini penerjemah tidak terkungkung dengan struktur
gramatikal dalam bahasa sumber. Penerjemah mengubah pola dasar bahasa
sumber dengan pola dasar bahasa sasaran pada kalimat ابيالشؾىرىدأى dengan
hasil terjemahannya adalah Pangeran mendapati.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menerjemahkan novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ ini, peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan teori strategi penerjemahan
semantis dalam buku Translation (Bahasan Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan) karya Zuchriddin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto terhadap
novel Kifâh Ahmas Karya Najîb Mahfûẕ dapat memudahkan penerjemah
menghasilkan terjemahan yang baik dan mudah dipahami pesannya dalam bahasa
sasaran dengan tidak menyimpang jauh dari pesan teks sumber. Meskipun ada
beberapa kesulitan yang penerjemah temui dalam proses menerjemahkan, seperti
kesulitan menyesuaikan arti setiap kata Tsu dengan pola-pola dasar bahasa
sumber yang mencakup unit kata, frasa, dan klausa serta kontek untuk
memperoleh makna yang sesuai dengan Tsu, kesulitan memahami makna teks
sumber secara kompleks, namun berbentuk kalimat pendek, juga
mempertahankan gaya bahasa penulis teks sumber dalam bahasa sasaran.
56
B. Saran
Setelah menerjemahkan dan mempertimbangkan kemudahan juga kesulitan
dalam menggunakan strategi semantis dalam penerjemahan novel Kifâh Ahmas
Karya Najîb Mahfûẕ, penerjemah menyarankan agar sebelum menerjemahkan
novel terlebih dahulu pahami kekhasan teks sastra itu sendiri, mempertahankan
gagasan penulis dibagian-bagian tertentu, namun hasil terjemahannya berterima
dalam bahasa sasaran. Penerjemah juga disarankan untuk menggunakan strategi-
strategi penerjemahan yang diperlukan untuk membantu mendapatkan terjemahan
yang mudah dipahami sesuai kaidah dan norma dalam bahasa sasaran.
57
DAFTAR PUSTAKA
A. Nida, Eugene dan Charles R. Taber. The Theory and Practice of Translation.
Leiden: United Bible Societies, 1982.
Agustin, Risa. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Surabaya: Serba Jaya, -.
Ahmad Zaini Daẖlân, Sayyid. Syarẖ Mukhtashor Jiddan. Semarang: Karya Toha
Putra,-.
Al farisi, M. Zaki. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2011.
Anggota IKAPI cabang Jabar. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia, 1992.
Alen, Rogen. Pengantar Kajian Novel Arab. Yogyakarta: Era Baru Pressindo, 2012.
Burdah, Ibnu. Menjadi Penerjemah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004.
Depertemen Pendidikan Nasional. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan
Idiom dan Peribahasa Indonesia. Tangerang Selatan: Lima Publishing, 2013.
Hidayatullah, Moch. Syarif. Cakrawala Lingistik Arab. Tangerang Selatan:
Alkitabah, 2012.
Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk-Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia
Kontemporer. Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014.
Hoedoro Hoed, Benny. Penerjeahan dan Kebudayaan. Bandung: Pustaka Jaya, 2006.
58
Kamil, Syukron. Najîb Mahfuẕ: Sastra, Islam, dan Politik (Studi Semiotika terhadap
Novel Aulâd Hâratinâ. Jakarta: Dian Rakyat, 2013.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Mahfûdz, Najîb. Karnak Cape. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2008.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum, 2008.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-unawwir Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progressif, 2002.
Machali, Rochayah. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012.
Mukhtar, Umar. Terjemahan Novel Aulâd Hâratinâ karya Najîb Mahuẕ Studi
Stilistika Terhada Serial „Rifa‟at Sang penebus. Skrripsi (UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010).
Mufid, Nur dan Rahman, Kaserun AS. Buku Pintar Menerjemahkan Arab-Indonesia
(Cara paling Tepat, Mudah dan Kreatif). Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Muhammad, Jamaluddin bin „Abdullah bin Mâlik. Syarẖ ibnu „Aqîl Al-Haramain,
2005.
Muhammad Nawawî al-Jâwî, Syeikh. Murôh labîd Tafsîri al-Nawawî. Semarang:
Karya Toha Putra,-.
59
Nababan, M. Rudolf. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008.
Newmark, Peter. A Textbook of Translation. China: Shanghai Foreign language
Education Press, 1988.
Oxford Arabic Dictionary. Oxford: Oxford University Press, 2014.
Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandun:
Refika Aditama. 2008.
Qâhir al-Jurjânî, „Abdul. Syarh „Awâmil al-Jurjânî. Indonesia: Dârul Ihyâ.-.
Ridwan. Novel-Novel Realis Karya Najîb Mahfuẕ: Kajian Sosiologis atas Perubahan
Sosial, Politik, dan Keagamaan, Disertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010).
Rofi‟i. Dalîlu fî al-Tarjamah: Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia 1. Jakarta
Selatan: Persada Kemala,
Rofi‟i. Dalîlu fî al-Tarjamah: Bimbingan Tarjamah Arab-Indonesia 2. Jakarta
Selatan: Persada Kemala, 2002.
Sayogi, Frans. Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Sharia, Atef. Almaany Arab Indonesia. Atef Sharia. Versi 1.2, 2016.
Suryawinata, Zuchriddin dan Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasa Teori dan
penuntun Praktis Menerjemahkan. Malang: Kanisius, 2003.
Tim Penyusun. Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri
60
Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2014. Jakarta: Biro Administrasi
Akademik, kemahasiswaan, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Wehr, Hans. A Dictionary Of Modern Written Arabic. Itachan:
www.alhassanain.org/english, 1976.
61
LAMPIRAN
Teks Bahasa Sasaran Teks Bahasa Sumber
Kehidupan keluarga Firaun di diaspora,
tercerai berai dan tidak memiliki Negara,
bukanlah kehidupan yang menyenangkan
dan tanpa aktivitas , melainkan kehidupan
yang digunakan dengan bekerja dan
mempersiapkan masa depan yang jauh.
Bunda Tetri Shri adalah yang menjadi
pumpunan kehidupan keluarga ini. Dia
tidak mengenal keputusasaan atau
istirahat. Tepat setelah kedatangannya, dia
meminta kepada Hakim Ra‟ūm agar
mengumpulkan para pekerja terampil dari
teknisi Nubia dan Mesir yang tinggal di
Nubia. Dia juga meminta Raja Kamose
agar memerintahkan mereka untuk
membuat senjata, topi baja, dan baju
perang, juga membuat kapal dan rudal.
رجىهمىالىفةينوعىرفالةرىسليااةييىحىنكيتىلى اةىيىحى،
بىؿووخييكىةوعىدى ادودىعإكىلومىعىاةىيىحىتانىكىل،
كىديعبىاللبىقتػىسميلل ضـيلياتانىكى. رىوىتوتيشيل
اةيىارىهذىى . طىةىاحىالركأىسىأيىالؼرعتػىلى ،تبىلى.
أىماكارىنىا،مهىمكديقيرىوفػى نىمةىرىهىمىالعىمىيىفرءـك
كىيىيبوالنػاعنالصي يىميقمياليىيرصماليىينفىال،
كىةبىولنػب أىواميكىكلمىالنىمتبىلىطى. دىهىعيػىفس
،ةيبرارىابيالثكىاتذىوازيكىحالىالسعنصىبمهيلىإ
:ويلىؿيوقيتػىتانىكى.كىاؿتىقالتالىجىعىكىنفيالس اءنىبكى
62
Bunda Tetri Shri berkata kepada Raja
“Akan datang hari di mana kamu
menyerang musuh yang telah merampas
tahtamu dan memiliki negerimu. Kamu
harus menyerang dengan armada yang
besar dan kekuatan dari rudal-rudal yang
tak terkalahkan … seperti yang telah
musuh lakukan terhadap ayahmu”
اللىعىويفميجيهلتػىذالـيويػىالئيجيىسى لذالكديعىى
كىكىشىرعىبىصىتىا فػىؾىدىالىبكىلىتػىام، أىغبىنػيػى. فى
كىيوبكىؿووطيسبيمىجيهتػى لىتالىجىعىالنىمةووقيب،
كىريهىقتػي كىيبأىعىمىك ديعىاللىعىافػىمى..
Selama 10 tahun, tumbuh-tumbuhan
berubah menjadi pabrik besar pembuatan
kapal, kereta, dan alat-alat perang lainnya
dengan berbagai macam jenisnya.
ىفاتنبىنػىتلىوتىىكى إرشعىالاتوىنػىالسءناىثأى، لى،
تآللىاكىتالىجىعىالكىنفيالس ةاعىنىصليوبكىعونىصمى
اهىاعوىنػأىعيمبىةيبرارى
Ketika orang-orang tiba di konvoi
pertama, mereka mendapati senjata dan
perlengkapan yang telah siap. Mereka
menerima pelatihan tersebut dengan
antusias dan penuh harapan, setelah
mereka semua bergabung dalam
pengkaderan militer. Mereka berlatih seni
bela diri dan menggunakan berbagai
جىملىفػى كىلىكلياةلىافقىالىفاؿيجىالراءىا كاديجى،
ميزناىجىادىتىعىالكىحىالىالس فىرنفوىتػىا عىوليبػىقػأىا. ىلىا
ارىىىؤيلىيىبووليقيببيردالت بػىليمىلىاكىاسيما فأىدىع،
مجىوطيرىػىا ىفعنيػا يػىكذيخىأى.كىةيدناذيكلسا فىوبػيردىتىا
63
senjata di bawah pengawasan petugas
garnisun62
Mesir yang menetap- setelah
invasi- di Nubia.
فػيلىعى كىاؿتىقالفونػيى ،ةحىلسلىافلتىطياؿمىعتاس،
-تيىقبىتالةيرصمالةيىامارىاطبىضىاؼرىشإتىتى
ةبىوالنػىف-كزغىالدىعبػى
Saat berlatih mereka tidak berlaku lemah
lembut. Mereka berlatih mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari, baik yang
besar maupun yang kecil. Raja Kamose
sendiri yang mengawasi latihan tentara,
membentuk tim, juga memilih siapa yang
layak untuk dijadikan armada. Sementara
itu Putra Mahkota Ahmose,
membantunya. Tiga ratu dan seorang
Tuan Putri bersikeras bekerja bersama
para pekerja. Visi Bunda Tetri Shri
sungguh luar biasa, Dia sibuk dengan
pekerjaannya yang penuh semangat tanpa
rasa bosan, dia berjalan di antara prajurit,
اوانػيكى.فىةهدىاوىىىكأىقهفر-بيردالتىف-مىيذخييىلىكى
يلىإرجفىالعلىطمىنمفىوليمىعيػى .سمالشبكري
يػىوانػيكىكى لىعنيػمجىفىوليمىعا .يوغصىكىيوبكىيىبػىؽىرفػىا
بيردىتىلىعىوسفنػىبؼيرشسييواميكىكيلمىالافىكىكى
كىدونػياذي كىؽرفىالنيوكتى، يىارالصاريىتاخ،
كىؿوطيسليل .وينياكعىيػيسيحىأىدهعىالليكىافىكى.
ىلىعىةيرىيػغالصةيرىيػملىاكىثيالىالثىاتيكىلمىالترصىأىكى
توتيشيلـلياريظىنميافىكى.كىيىلامعىالعىمىنىلمىعيػىفأى
62
Garnisun adalah angkatan bersenjata yang mempunyai kedudukan/tempat pertahanan yang tetap
(dalam sebuah benteng pertahanan atau sebuah kota)
64
menyaksikan latihan dan menyampaikan
kalimat-kalimat semangat dan harapan
kepada mereka. Sementara para lelaki
telah mengubah semangat berlatih mereka
menjadi binatang-binatang pemangsa,
yang ketika mereka melihatnya mereka
lupa diri lalu membakar semangat dan
terus berlatih. Bunda Tetri Shri tersenyum
gembira dan berkata kepada mereka
كىعنائرى عىلىعىةهبكنمييىىا، بهىلمىى ؼيرعتػىلىةوما
أىلىلىمىال تيدونػياذييىبػىةهرىائسىك، مهيبػىيػردتىدياىشى،
عىقلتػيكى كىلمىلىاكىاسمارىاتمىلكىمهيلىى افىكى.
بوبػيلىقىنػادقىاؿيرجىال شووحيكيلىإبيردالتلضفىا
كىةورىاسكى عوانػيكى. يػىمىدىنا، يػىهىنػىكرىا ،مهيسىفينػأىفىوسينا،
كىسناحىفىوليعتػىشيىكى التلىعىالنبىقػإا كىبيردى تانىكى،
:مشىيؿيوقيتػىا،كىارنشىبتساميستىبػتػى
“Bersiaplah dengan baik wahai kalian
untuk mengahadapi pertempuran. setiap
satu orang dari kalian harus membebaskan
sepuluh rakyat jelata. Sehingga hilanglah
ketakutan pada hati mereka.”
ىكد عتىسا ىلىعىفيوكييىؼىو.سىةكىرىعمىللةنبىيطىاؿيجىرا
،اععىالرنىمةورىشىعىلىعىقيضىنػيػىفأىمكينمداحوىال
مبوليقػيىفبيعالر ؿيزنيػىفػى
Portir Hor, pergi untuk menyiapkan
kafilah kedua. Dia melipatgandakan
jumlah kapal dan memenuhi perahu
.ةيانالثةلىافقىالاددىعإلىورإحيبياجارىؼىرىصىانكى
65
dengan emas, perak, kurcaci dan hewan-
hewan aneh. Bunda Tetri Shri melihat Hor
membawa sejumlah kelompok orang
Naubah yang layak, mengantarkan
mereka menuju peperangan yang baik.
Hor tampak seperti seorang budak dari
luar, namun seorang agen dari dalam.
Mereka (orang-orang Naubah) menikam
musuh dari belakang ketika berkelahi
bersama portir. Sebuah pikiran yang
membuat kagum Raja sebagimana
membuat kagum Portir Hor. Portir Hor
bekerja atas penyelidikan Bunda Tetri
Shri tanpa ada penentangan.
كىاىشىنفيالس دىدىعىفىاعىضىفى بىىلىمى. بىىلذا
ـزىقػلىاكىةضفالكى كىةبىيػرغىالتانىوىيػىارىكىا الـتأىرى.
أى يىيبوالنػنىماتواعىمجىىويعىمىلىميىفتوتيشيل
ىلىإمهييػىدهيػي،ليىصلىخميال ادنيبعىفيوكييى.فػىةوبىيطىاةوزى
نىمكديعىالفىونػيعىط،يىناطبىالىفاننوىعأى،كىراىالظىف
كىويعىمىاؾبىتشلادىنعفلىازى ةيرىكفالتبىجىعأى.
أىمىكىكىلمىال كىبىاجارىتبىجىعا ىلىعىلىمىعىحور،
دود رىتػىيغىابهىقيقتى
Selesainya Hor mempersiapkan konvoi,
Semuanya menunggu izin untuk
berangkat. Pangeran Ahmose menunggu
saat ini dengan hati yang penuh kerinduan
dan cinta, dia akan pergi sebagai seorang
kepala konvoi. Akan tetapi Raja telah
mengetahui bencana dan bahaya yang
حيهىتػىانػكى مى كىةلىافقىالاددىعإنور عييماذىرىظىتىانػ.
كىرفىلسبفىذلا هذىىريظتىنػيػىسيحىأىرييػملىاافىكى.
ىلىعىلىحىريػىل،لوىشىاكىؽيوالشاهينىضأىبولقى،بةىاعىالسى
انكلى.كىةلىافقىالسأرىىاثدىحلىبمىلعىدقىافىكىكىلس
66
akan dihadapi konvoi kedua seperti yang
telah terjadi pada konvoi pertama. Maka
Raja tidak mau mengambil risiko
perjalanannya lagi. Raja mengagetkan
pangeran dengan ucapannya
فػىلىكلياةلىافقىالىفاىشىضيرعىتػيتالارطىخلىاكى ملى،
ولوقىبةنأىاجىفىل.كىرىخأيةنرمىهرفىسىبؼىازييىفأىضىريػى
“Wahai pangeran, untuk sekarang kamu
tidak boleh pergi!”
اتنبىنػىىفاءقىبػىللؾىوعيد،يىرييػملىااهىيػ ،أىآلفىاكىبياجكى
Ucapan raja telah memadamkan harapan
yang menyala dalam dada pangeran
seperti air dingin yang memadamkan bara
api yang menyala. Pangeran benar-benar
memohon kepada Raja
ىاعىقىكىافىكىهردصىفـرطىضمياللمىلىىالىعىةيأىاجىفىس
كلمىللاؿىقى.فػىةودىقتميةورىىمجىلىعىدياربىالاءيمىالعىقىوىكى
ؽوادصىاءوجىرىب
“Melihat Negeri Mesir dan bercampur
dengan bangsanya adalah obat bagi luka
di hatiku wahai Raja”
ىفمىلاءهفىا،شهىلىبىطيالىتخلاكىرىصمةييىؤري بلقػىا
مىلىومىى
Raja berkata:
لكيمىالاؿىقىفػى
“Kamu akan menemukan obat yang
sempurna, di mana kamu berperang pada
hari itu dan tampil sebagai seorang
ـىالتاءىفىالشديجتىسى ىهىليخيدتىـهو،يػىا سأىرىلى،عىنازا
67
kepala konvoi yang pantas.” صالىازىشيجى
Pangeran kembali memohon, namun Raja
tetap menolak dengan mantap
ـوزبىكيلمىالدرى،كىاءىجىالرابيالشدىاكىعى
“Kita tidak akan menunggu lama,
bersabarlah sampai tiba waktunya
peperangan.”
فىنىاريظىتانؿىوطييىنلى ىتحىباص. ةياعىسىفىذى
احفىكال
Pangeran mendapati intonasi suara Raja
yang mengatakan kalimat terakhirnya. Dia
menundukkan kepalanya tanda setuju. Dia
kemudian menahan kesabaran dan berlalu
menuju kemah berlatih, sementara hatinya
sedih lagi muram
ويتىمىلكىاؿىقىوينأىكلمىالةجىشىنمابيالشؾىرىدأى
فىةىرىيػخلىا كىؿوبػيقىالكىميلسلتبويسيأرىنىحى، دىلتىى.
ويبيلقػى،كىاؿيجىالربيردىتىيػىثييحىركىسعىمياللىىإضىمىكى
بهيئكىنهيزحى
Ahmose menghabiskan harinya dengan
bekerja keras. Dia tidak berhenti kecuali
sesaat sebelum tidur, dia menenangkan
diri pada saat itu sambil mengundang
kenangan-kenangan manis. Dia larut
يػىحىأىافىكى ضقس كىاؽالشلمىعىالىفهيارىهىنػىى لى.
يىـوالنػلىيبػىقػيةورىيػصقىةواعىسىبلإريفىظيىنكييى ولي،
إهىيػف يػيوسفنػىلىا حيادنى، كىتىرىكالذوىلل ـيويىي،
68
dalam khayalannya di sekitar kamar kecil
yang indah dalam kapal Fir‟aun dengan
disaksikan oleh waktu perpisahan. Saat
berkhayal dia mendengar suara halus lagi
parau yang mengatakan (( “sampai
bertemu!”)). Ahmose menghela nafas
dalam-dalam dan berkata dengan persaan
sedih : “bertemu di mana? Sungguh
perpisahan itu tidak ada pertemuan
setelahnya”.
ةنىيػفالسىفةلىيػماذىةرىوصيقمىالؿىوحىواليىبى
وينأىلىيخىتىيػى،كىاعدىوىالةياعىسىتدىاىىشىت،الةينوعىرفال
ىقىتػىلمياللى))إالنائقىميتمتىيػيمىيخالرتىوالصعيمىسيى
ثي كىوبلقػىاؽمىعأىنمديهنػىتػىيػى((. افنيػسأىؿيوقييػى،
أىننكزيضى إقىتػىلميالنىي: للىذالاعيدىوىالافىكىوينى؟
هيدىعبػىاءىقىل
Dia mampu tetap di pabrik perlahan-
lahan., dengan kesedihannya, dan
menyibukan diri dengan pekerjaan yang
lebih besar dan berbahaya. Sementara
orang-orang bekerja dengan sungguh-
sungguh tanpa henti. Hari-hari mereka
lalui sehingga mereka tidak percaya
bahwa di dunia ini tidak ada hal lain
selain bekerja, atau besok tidak ada
pekerjaan apa-apa selain itu
ا،ادنيكى،رياتنبىنػىتاعىطىتىاسكى ابيالشىىىسنتػيفأىريكىيدن
كىويهىكىويسىفنػى ىيبىليغشىنيػىفأى، .ريطىخأىكىل جىأىوىا
ترمى.كىاعوطىقانيغىبنىيادجىفىوليمىعيػىاؿيجىالرافىكىكى
ىئنيػاشىيىنػالد ىففأىفىوقػيدصىييلىمىيكىـيلىامب رىيػا
لمىعىلالوىاسئنيػشىدغىالىففأىك،أىلمىعىال
69
Konvoi telah kembali dengan tentara baru,
mereka berteriak kepada Mesir seperti
halnya Mesir berteriak kepada mereka
pada hari kedatangan mereka. Mereka
berteriak saling merindu : “Di mana raja
kita, Kamose? Di mana Bunda kita Tetri
Shri dan di mana pangeran kita Ahmose?”
Kemudian mereka bergabung ke kemah
untuk bekerja dan berlatih
امىكىرىصملفىوفيتهيػىدودجىاؿوجىربةيلىافقىالتادىعىكى
ىيوفيتػىىى مهيلىثػميىفهلىتػىميفىوحييصيى،كىمهئيصىـىويػىما
كىنىكييلمىنىي:أى نىيأىاتوتيشيل؟كىنىمأينىيأىس؟كىواميا
فىوليمىعيػىركىسعىمياللىإفىوم ضىنيػىس؟ثيحىأىنىرييػمأى
فىوبػيردىتىيػىكى
Portir Hor datang menghadap pangeran
Ahmose dan mendekatinya. Kemudian dia
menyerahkan surat, sambil berkata :
إبياجارىاءىجىكى ثياهييحىسكىحىأىيملىالىحور .
اؿىقى،كىةوالىسىربهيديىويلىدمى
“Aku diminta untuk membawa surat ini
kepada Yang Mulia Putra Mahkota”
ؾىودييلىإةىالىسىالرهذىىلىحأىفأىنمبىلطي
Ahmose bertanya kepada portir dengan
heran sambil mengambil suratnya
اشنىادىشيىاكىنىتػىيػىوىىيسكىحىأىويلىأىسىفى
“Siapa yang mengirimnya?”
ا؟هىليسرمينمى
70
Portir hanya terdiam. Terlintas oleh
pangeran pikiran yang mendebarkan
hatinya. Pangeran kemudian membuka
surat dan membaca paraf. Maka
gemetarlah sendi-sendinya, pukulan
menghantam hatinya. Matanya terus
berjalan atas tiap-tiap baris surat. Surat itu
dibawa kepadanya sebagai peringatan
peperangan secara tidak langsung. Dalam
surat itu dibahas tentang seorang kurcaci
dari sekian kurcaci yang mereka saling
mengasihi satu sama lain, dia melarikan
diri dan tak kembali? Surat itu bertanya
pada pangeran: “apakah kamu bisa
mengutus kepadaku seorang kurcaci baru
yang tahu akan kesetiaan?”
رهاطخىيملىلرىطخىـ.فىوجيكيىفتىمحورالص ـىزلى
كىويبيلقػىويلىقىفىخى كىةىالىسىالرضفى. .عىيقوالتػأىرىقػى،
كىويلياصفىمىتدىعىتػىارفى ،ويبىلقػىتهبىرضىتدتىاش،
ويلىإليمىاتيهىنػى.إةالىسىالررطيسىأىلىعىاهينىيػعىترىجىكى
نعىثيدحىتىتػىيىه.فىةورىاشىبىمييىةقىيػرطىابي كذىابنتىع
؟دعييػىلىكىبىرىا،ىىبىسىنأىكىوبتسىنأىوامزىقػأىنمـوزىقػى
ؼيرعيػىدويدجىـوزىقىبلىإثىعىبػتػىفأىكىلىل:ىىويليأىستىكى
؟اءىفىوىال
Selesai membaca surat itu, dia merasakan
sengatan hatinya, dan tanah bergerak di
bawah kakinya. Dia berlalu dalam keadaan
bersedih kehilangan akal, dia berkata pada
dirinya: “Bagaimana mengetahui apa yang
ءوالىعىةنىعطىبسحى،أىةالىسىالرةاءىرىقنموائهىتاندىنع
كىويبىلقػىبييصتى .ويمىدىقىتىتىؾيرحىتىتػىضرلىب،
ىفضىمىكى يػىادؤىفيالرييػسكىننكزيضىوليبسىى ؿيوقي،
71
mencegahnya kembali ke sana?” Kamu akan
melihat bahwa selamanya kurcaci itu
tidak pernah setia.
ىىوسفنػىل بىردتىفأىاتىهىيػ: مىل ةدىوعىالنىمويعىنػىا
اءفىوىاليىدعىـىزىقىاالمنائدىويلفرىتػىسى.كىاهىيػلىإ
Pangeran menyembunyikan rasa sakitnya,
tidak ada yang mengerti keadaannya
kecuali yang paling dekat dengannya,
Nevertari. Nevertari terperosok dalam
kebingungan dari urusan Pangeran.
Nevertari heran dengan apa yang ada di
belakang kebingungan dan kelinglungan
Pangeran, juga ekspresi kesedihan yang
memuncak di kedua bola mata indahnya.
Pada suatu malam, nevertari bertanya
pada pangeran
ةدىئفلىابيرىقػأىلإوبس يى،لىومىآلىلىلعىوىطىانكى
ااذىمىتبىجىعى،كىهرمأىنمتارىتىاحل.فىرتىيفىيػ،نػىويلىإ
حىوليتػىتالفزاريةىرىظنى،كىهدكريشي،كىولوىيذياءىرىكىنكييى
ويلىتالى،قىاءوسىمىاتىذى.كىيتػىلىيػماذىوينػىيػعىىف
“Tidakah Aku seperti janjiku padamu
wahai Ahmose?”
س.حىأىىكىلبدهعىكىتيسلى
Ahmose mengomentari perhatian
Nevertari sambil membelai kepangan
rambutnya dengan ujung jari-jemarinya,
كىهىتظىحىالىميلبىرىطىاضفى بىىىرىائفىضىبىاعىدىا، ،ولمنىا
ا:منستىبػمياؿىقىكى
72
dia berkata sambil tersenyum:
“Lelah wahai kekasihku… tidakkah kamu
melihat kita akan berjuang meruntuhkan
gunung?
احوفىكنمويفنياغىمىنىيرىتػىلى..أىتبىيػبحىىبيعىالتػى
؟اؿىبىاذد هيى
Nevertari menganggukkan kepalanya dan
tidak mengatakan sesuatu pun… esok
harinya Ahmose lebih berhati-hati. Bahwa
Nabat tidak akan meninggalkan manusia
tenggelam dalam kesedihnnya. Maka
pekerjaan itu mengalahkan kesedihan. Dia
telah menyaksikan mukjijat bekerja yang
tidak ia saksikan sebelum dan
sesudahnya. Nabat melatih para lelaki,
membuat kapal , rudal , senjata, juga
mengutus konvoi-konvoi yang membawa
emas agar kembali dengan membawa para
lelaki.
د شىسأىحىاأىدنى..كى.ائنيػشىلقيتػىلىا،كىهىسىأرىتزىهىفػى
ىفؽيرغيػىاننسىنإؾرتػىلنكيتىلىاتنبىنػىفىأىلىا.عىرنذحى
فىوانزىحأى كىافىزىحلىارهاىقىليمىعىال. نمتدىهشىدقى.
.ديعبػىنملىكىليبقػىنمهيديهشتيالىمىلمىعىالاتزىجعمي
كتىاؿىجىالربىردىتى تالىجىعىالكىنىفيالس عينىص،
كىحىالىالس كى دىوعيتػىلىبىىلذبةهلىمىضيلىافوىقىالليسرتػي،
اؿجىلربةهلىمىضي
73
Hari dan bulan telah berlalu. Tibalah hari
yang dinanti lagi bahagia. Raja Kamose
menghampiri nenek pangeran, Tetri Shri,
Raja tidak dapat mengendalikan dirinya
dari rasa bahagia, dia mencium kening
Bunda Tetri Shri dan berkata dengan
suara gemetar:
ـيويػىالاءىجىفأىلى،إاؿيوىالطيريوهيالش كىـيلىاتضىمىكى
فػىدييعالسىبيقىتػىرميال إواميكىكىلمىالدىصىقى. لىس
مىثىلى.كىحرفىالنىمكيالىمىتىيػىلىوىىيتوتيشيل،كىوتدجى
جودهىتػىميتووصىباؿىقىا،كىهىنػىيػبجى
“Berbahagialah wahai ibu… tentara kita
telah siap”
ىرشبأى صالىازىشيجىاديدىعإاه..تىمىأىل
Genderang perjalanan telah berbunyi,
pasukan tentara telah tersusun, Armada
juga telah mengangkat jangkarnya.
Sementara Bunda Tetri Shri memohon
kepada Raja, Putra Mahkota, Para Kepala
dan prajurit, dengan mengucapkan
الرحيل،فىانػتىظمىت اذىيش،كىرىفىعىدىقتطيبػيوؿي فرىؽي
ل المى توتيشيل الـ كىدىعىت ميرىاسيىوي. اليسطيوؿي كى
القيوىادكىالضبىاط،كىقىالىتشىيمكىكىلىالعىهدكىكبىارى
“Ini adalah hari yang bahagia… Aku telah
lama menantinya, sampaikanlah pada
prajurit kalian yang kuat bahwa Tetri Shri
memohon kepada mereka agar mereka
menghancurkan belenggu yang
فىأىبػلىغيوا لىوي. انتظىارل طىاؿى .. السىعيدى اليػىوـي ا ىىذى
أىف إلىيهم تيضىرعي توتيشيل أىف البػىوىاسلى جينػيودىكيم
كىليىكين . مصرى أىعنىاؽى تيطىوؽي الت الىؿى الى يىطميوا
74
membebani leher Mesir. Jadikanlah
slogan kalian seluruhnya bahwa “kalian
bisa menjalani kehidupan Amenhotep
atau mati. Tuhan Amon telah
memberkati dan menetapkan hati kalian.”
تىيػيوا أىف يػعنا مجى تىيوتيواشعىارىكيم أىك تىب أىمينحى يىاةى حى
تىةىسينكنزع.بى آميوفى،كىثػىبمىيػ قػيليوبىكيمرىكىكيمالرىب تى
Para prajurit mencium tangan Bunda Tetri
Shri. Raja Kamose berkata kepadanya:
كىاميوس شىىاالمىلكي يىدىىا،كىقىاؿى فػىقىبلىالرجىاؿي
“Ini akan menjadi slogan kita semuanya.
Akan mati orang yang mati dari kami
sebagai mayat yang paling mulia, dan
akan hidup orang yang tersisa dari kami
dengan kehidupan paling mulia.
يىيوتي مىن كىسىيىميوتي يػعنا. مجى شعىارىنى ا ىىذى سىيىكيوفي
يىاةومنا حى تىةو،كىيىيىامىنيػىبػقىىمناأىعىز مىيػ أىشرىؼي
Konvoi keluar dari Nabat, di pimpin oleh
keluarga Fir‟aun dan Hakim Raúm,
prajurit berteriak mengucapkan selamat
tinggal. Genderang telah berbunyi, musik
pun telah disuarakan, mulai bergeraklah
الفرعىونية اليسرىةي ا رىأسهى كىعىلىى ، نػىبىاتن كىخىرىحىت
تػىوىد ، رىءيـك كىدىكىارىاكم . الصاخبي اذىيشي تقعى
، اذىيشي كىتىىرؾى الميوسيفى، كىعىزىفىت ، الط بػيوؿي
75
para prajurit. Di muka, ada pasukan
pemandu yang membawa panji. Raja
berjalan di barisan depan di tengah para
pembesar rombongan. Disusul pengawal
Fir‟aun dengan keretanya yang elegan.
Disusul pasukan kereta yang besar yang
berjalan berbaris-baris dan tidak terbatas
oleh pandangan mata. Konvoi itu
mengutus kereta-keretanya di angkasa,
berdering menyumbat telinga. Disusul
kelompok pemanah yang penuh dengan
anak panah, baju besi, juga tempat anak
panah. Kemudian pasukan penombak
yang siap dengan tombak dan perisainya.
Kemudian pasukan senjata-senjata ringan.
Kereta senjata, bahan makanan dan tenda
dikawal oleh pasukan berkuda. Armada
juga berlayar dengan kapal-kapalnya yang
besar. Telah siap prajurit atas pelayaran
ini dengan perlengkapan senjata mereka
تػىتػىقىد قػيوةي تىمىوي الكىشافىة كىيىسيػري الىعالىـى، ملي
ارىاشيىة منى ىىالىةو كىسىطى عىتو طىليػ ىف المىلكي
كىالقىواد، ىف كىارجىاب الفرعىون ارىرىسي بػىعيهىا يػىتػ
تػىقىدمىتفرقىةيالعىجىالىتاذىبىارىة عىجىالىتوالىنيػفىة.ثي
تػىبػعىثي ، البىصىري يىيد ىىا لى صيفيوفنا صيفيوفنا تىسيػري
عىجىالىتىاىفاذىوصىلصىلىةنتىصيم اآلذىاف،كىتىليػهىافرقىةي
عبىات كىجى كىديريكعهىا بىقػوىاسهىا لىة الثىقيػ ى القس
الميدى الرمىاح فرقىةي بػىعيهىا تػىتػ ، اـ هى االس برىمىاحهى ربىة
تي فػىعىرىبى ازىفيػفىة، ة الىسلحى فرقىةي ثي كىتػيريكسهىا،
كى الفىرسىافي. تىريسيهىا كىازيىاـ كىالمىؤيف أىبىرىالس الح
اليسطيوؿي لكى كىذى استػىعىد كىقىد اذىبىارىة، بسيفينو
بكى عىلىيو القىاذينػيودي منى اتم ميعىد كىالرمىاحسامل ى
76
seperti panah, tombak dan pedang كىالسييػيوؼ
Semua pasukan bersenjata ini maju terus
seiring irama musik. Semangat terbakar
dalam hati mereka yang muda. Hilang
perasaan takut dalam diri mereka. Mereka
menghabiskan siang dengan berjalan,
istirahat dan tidur setelah gelap tiba.
Mereka tidak kenal lelah dan letih.
Mereka tidak henti-hentinya berjalan
hingga sampai di Dabu, negara terakir di
Nubia di utara. Dan tampak atas wajah
mereka ruh neger Mesir yang baik,
kemudian mereka berkemah, mendirikan
tenda untuk beristirahat dari lelahnya
perjalanan, dan meluangkan waktu untuk
pertempuran.
أىنػغىاـ عىلىى يػعيهىا مجى القيواتي ذه ىى تػىقىدمىت
الفىتية قػيليوبىا ىف ارىمىاسىةي تػىتقدي الميوسيقى،
ىفالنػ فيوس.تػىقطىعيالغىاضبىة،كىيػىلقىىمىن االر عبى ظىريىى
الظىالىـي. يىيل أىف بػىعدى ـي كىتػىنىا كىتػىهجىعي يػرنا، سى النػهىارى
نىةنعىلىىمىشىاؽ بػيهىاالعيىاءي،ميستىعيػ لىتىكل كىلىيىصيػ
يىضربػيو كىمىازىاليو . اذبىاؿي تػىزىحزىحى بعىزىائمو ىفالرىحلىة فى
ىف النػوبىة اف بػيلدى آخر دىابيورى بػىلىغيوا حىت الىرض
مصرى ريكحي كيجيوىهم عىلىى كىنىسىمىت الشمىاؿ.
من ليىستىييوا ـى ازيىا كىأىقىاميوا فػىعىسكىريكا، الطيبىةي،
يىخيذيكاأىبتهمللنضىاؿ كىعثىاءالسىفىر،كى
77
Raja mengatur rencana perang yang
pertama beserta para prajuritnya . Mereka
mengerjakan perancangan. Raja
mengamanatkan pada Ahmose – Ahmose
merupakan paling mahir dari seluruh
Armada - untuk mengemudikan sebagian
armada agar berjalan bersamanya ke
perbatasan Mesir, menjadi pasukan
penjaga perbatasan . pada waktu Fajar
hari ke-empat armada kecil berlayar, dan
sampai di perbatasan Mesir di pagi hari.
Ahmose, bapak kita berdiri di atas
punggung perahu dengan mengenakan
baju pedagang yang lebar, dia
mengeluarkan perintah kepada para
penjaga untuk boleh memasuki Mesir.
Ahmose masuk dengan armadanya
dengan selamat. Ahmose mengetahui
bahwa kekuatan penjaga perbatasan
dibentuk dari kapal yang sedikit dan
penjagaan yang longgar. Rencana
مىعى المىلكي ،كىدىبػرى اليكلى الغىزك خطةى الو رجى
نى أىبى أىحىس إلى كىعىهدى . التىدبيػرى كىكىافى-كىأىحكىميوا
كىافةن اليسطيوؿ رجىاؿ منى-أىمهىري جيزءو بقيىادىة
أىنوي عىلىى ، مصرى كد حيدي إلى بو ليىسيػرى اليسطيوؿ
ظ فىجرقىافلىةي كىعندى ميريكرىىىا. اريديكد حيرىاس أىلفي ا
اريديكدى ،فػىبػىلىغى الصىغيػري اليسطيوؿي الرىابع،أىبىرى اليػىوـ
نى أىبى أىحىس كىكىافى الصىبىاح، إشرىاؽ عندى المصريةى
التىاجر ثيىاب ىف نىة السىفيػ ظىهر عىلىى يىقفي
الديخيوؿللحيراس،كىدىخىلى جىوىازى الفىضفىاضىة،فىأىبػرىزى
قػيوةى أىف يػىعلىمي أىحىس كىكىافى . سىالىـو ىف بيسطيولو
اميىةو كىحى لىةو قىليػ سيفينو من ميكىونىةه اريديكد حىرىاسىة
مىفى إلى تػىرمى خطتيوي فىكىانىت ذهصىغيػرىةو. ىى اجىأىة
78
Ahmose ini bermaksud mengejutkan
kapal-kapal ini dan merebutnya.
Kemudian Ahmose melakukan
pengepungan di sekitar wilayah Beija
sehingga tentara dan armada dapat
memasuki bumi Mesir. Sangat mudah
menggulingkan Sipen sebelum ia
mengambil kesiapannya.
حىوؿى ارصىارى السيفينكىالستيالىءعىلىيػهىا،ثيضىرىبى
أىرضى كىاليسطيوؿي اذىيشي يىدخيلى حىت بػىيجىةى جىزيػرىة
ىخيذى أىف قػىبلى بػىي سيػ ضىربي فػىيىسهىلي . مصرى
ادىىىا استعدى
Konvoi maju pada garis horizontal. Saat
mendekati pinggir Beja selatan, di mana
berlabuh kapal-kapal penjaga, munculah
tentara di atas permukaan konvoi dengan
panah di tangan. Ahmose melepas jubah
kebesarannya dan tampak dengan baju
perang. Dia memerintahkan untuk
meluncurkan anak panah kepada para
penjaga kapal. Menjadi dekatlah armada
kecilnya dengan kapal-kapal yang
berlabuh dengan cepat. Dia membanting
kapal dan melempar jaring ke kapal.
Tentara melompat ke permukaan kapal-
أىفػقىى،فػىلىمااقػتػىرىبىتمن كىتػىقىدمىتالقىافلىةيىفخىط
اريراسىة تػىرسيوسيفيني ةىاذىنػيوب،حىيثي ،شىاطئبػىيجى
ىي بىيديهمالقس اذينػيوديعىلىىسىطحالقىافلىةكى ،ظىهىرى
ىفثيىابالضبىاط.كىخىلىعىأىحىسي أى ارفػىبىدى عىبىاءىةىالتجى
عىلىىحىرىسالسيفين،كىاقػتػىرىبى اـ هى بطالىؽالس كىأىمىرى
ا منى بسيرعىةو الصىغيػري الرىاسيىة،أيسطيوليوي لسيفين
اذينػيودي عىلىيػهىا،كىأىلقىىعىلىيػهىاشيباكىوي،كىقػىفىزى كىانػقىض
79
kapal dan menangkap kapal-kapal itu.
Mereka bertempur dalam kapal dengan
para penjaga yang sedikit dalam
pertempuran kecil. Para tentara Ahmose
dapat menyingkirkan para penjaga kapal
dengan cepat. Di tengah-tengah
pertempuran kapal Ahmose meluncurkan
anak panah ke penjaga yang ada di
pinggir untuk mencegah mereka dari
menolong teman-temannya di dalam
kapal. Sempurnalah perebutan atas kapal-
kapal penjaga dengan cepat. Armada kecil
melakukan pengepungan di sekitar
wilayah. Penjaga Beija memperhatikan
gerak-gerik para pembajak. Maka cepat-
cepat mereka ke pinggir. Akan tetapi
penjaga Beija mendapati dirinya
terpenjara dan terkepung akhirnya perahu-
perahu penjaga telah tertawan
سىطحهىاليىستػىوليوا عىلىيػهىا،كىاشتػىبىكيوامىعىاريراسإلى
ىفزىمىنو ديكىيم رىةو،كىأىبى صىغيػ مىعرىكىةو ىف ا فيػهى القىليليى
ري يىسيػ نىةيأىحىستيطلقي كىانىتسىفيػ ذىلكى .كىىفأىثػنىاء
ميعىاكىنىة من لتىمنػىعىهيم الشىاطئ حىرىس عىلىى سهىامنا
سيفين عىلىى الستيالىء فػىتىم السيفين. ىف زيمىالىئهم
ار ري الصىغيػ اليسطيوؿي اريراسىةبسيرعىةو،كىضىرىبى صىارى
ة ارىرىكى إلى ةى بػىيجى اميىةي حى كىتػىنػىبػهىت اذىزيػرىة. حىوؿى
كىجىدىت الشىاطئ،كىلىكنػهىا فىأىسرىعىتإلى ازىاطفىةى،
قىد ارراسىة سيفينى كىأىف ضىصيورىةن بيسىةن حى نػىفسىهىا
كىقػىعىتىفالىسر
Belum berakhir pertempuran yang besar,
tampak persatuan sisa armada Mesir di
حىت المىعرىكىة، انتهىاء عىلىى بيػره كى كىقته يىضى كىلى
80
tepi masuk menuju perbatasan. Kemudian
menerobos Mesir tanpa ada perkelahian.
Mereka bergabung dengan armada
Ahmose bapak kami, menjadilah pulau di
tengah putaran kapal-kapal yang dahsyat.
Hal ini mengharuskan penjaga Beija
mundur ke pusat wilayah. Jauh dari
sasaran anak panah armada Ahmose yang
megejutkan penjaga Beija dari segala arah
بىقية كىحىدىاتي اليفيقبىدىت ىف المصرل اليسطيوؿ
ميقىاكىمىةو. ديكفى اجتىازىتػهىا ثي اريديكد. صىوبى قىادمىةن
كىأىصبىحىت ، نى أىبى أىحىس أيسطيوؿ إلى كىانضىمت
السيفينالضىخ دىائىرةومنى اذىزيػرىةيكىسىطى ة،ظااضطىر مى
ابػىحىاميىةي بىعيدن قػىلباذىزيػرىة، إلى التػىقىهقير إلى ةى يجى
اـاليسطيوؿالتانػهىالىتعىلىيػهىامن عىنمىرمىىسهى
يعاذهىات مجى
Kemudian masuklah sinyal tentara ke
perbatasan. Diikuti oleh pasukan-pasukan
dengan rombongan besar dan berteriak.
Para pengepung di Beija menyadari
bahwa yang datang adalah penyerbu dan
bukanlah bajak laut seperti yang mereka
sangka di awal. Kemudian memberikan
perintah kapten armada Komkaf untuk
menyerbu wilayah, maka mereka
اريديك اذىيش طىالىئعي لىت دىخى ـ الفرىؽي بػىعيهىا تػىتػ دى،
ةىذىاتي بػىيجى ىف الميحىاصريكفى أىدرىؾى كىاذىلىبىة، ثػرىة الكى
أىكؿى تػىوىهيوا كىمىا قػىرىاصنىةن يزىاةه،كىلىيسيوا القىادميى أىف
أىمىرىهيالى قىمكىاؼي اليسطيوؿ قىائدي رى أىصدى ثي مر.
من االسيفيني عىلىىاذىزيػرىة،فىانػقىضىتعىلىيػهى بشيجيوـ
81
menyerang wilayah kapal-kapal dari
segala arah. Turunlah tentara yang
bersenjata busur dan panah. Para tentara
menyerang penjaga dari segala penjuru.
Tentaranya melihat arus kekuatan Mesir
di darat dan di sungai. Kekuatan mereka
membiarkan mereka. Mereka
melemparkan senjata dan menyelamatkan
diri dengan merayap.
جيى الميدىج اذينػيودى كىأىنػزىلىت اذهىات، يع مجى
كى . هىاـ كىالس الىقػوىاس حىايىة تىتى الىح، بلس زىحىفى
النػوىاحاذي يع مجى من كىرىأىلنػيودي ارىاميىة. غىوى ى
كىالنيل، البػىر ىف المصرية القيوات ف قى تىدى جينػيوديىىا
كىسىلميوا الىحى الس كىأىلقىوا شيجىاعىتػيهيم لىتػهيم فىخىذى
أىنػفيسىهيمأىسرىل
Ahmose bapak kami sebagai kepala
tentara, memasuki istana gubernur dan
tampil sebagai pemenang, mengangkat
panji Mesir atas gubernur,
memerintahkannya untuk menyerahkan
para tentara, orang-orang penting, para
pegawai dan pemimpin umat.
أىبى أىحىس فىدىخىلىكىكىافى الميهىامجيى، رىأس عىلىى نى
الىعالىـى عىلىيو تىصر،كىرىفىعى المينػ ديخيوؿى ارىاكم قىصرى
كىالىعيىاف اذينػيود عىلىى بلقىبض كىأىمىرى المصريةى،
ةاكىميوىظفيىالريكىال
Penduduk jazirah dari kalangan petani,
pekerja, juga tentara Mesir, menyaksikan
hal itu dan mereka mempercayainya.
كىالعيماؿ،اذينػيودىأىىليكىرىأىل الفىالحيى اذىزيػرىة،منى
82
Mereka menyuruh cepat-cepat kepada
perempuan dan laki-laki untuk menuju
istana gubernur yang baru. Keluarlah
Ahmose bapak kami menemui mereka,
dan berkata kepada mereka
نسىاءن كىىىرىعيوا أىعيػينػىهيم. ييصىدقػيوا فػىلىم المصرييى
إلىيهم فىخىرىجى اذىديد. ارىاكم قىصر إلى كىرجىالن
شىيم ،كىقىاؿى نى أىحىسأىبى
Tuhan Amon mencintai kalian, dia yang
menjaga Mesir, yang berkuasa atas
pemimpin umat. Ketika keluar kalimat
Amon datanglah sihir pada telinga
mereka. Mereka tuli selama sepuluh
tahun, dan kini kebahagiaan telah
menerangi wajah mereka. Sebagian dari
mereka bertanya
الر عىاةى كىقىاىىرى آميوف،حىامىىالمصرييى حيباكيمالربي
كىقىد آذىانم، ىف السحري آميوفكىقىعى ةي لمى كى فػىوىقػىعىت
البتهىاجي كىأىضىاءى ، أىعوىاـو عىشىرىةى دىاعىهىا حىرميوا
بػىعضيهيم كيجيوىىهيم،كىتىسىاءىؿى
“Apakah kalian benar-benar datang untuk
menyelamatkan kami?”
ل تيمحىق ا ؟نػقىاذنىىىلجئػ
Ahmose berteriak مىتػىهىدجو بصىوتو نى أىحىسأىبى فػىقىاؿى
“Telah selamat Mesir yang diperbudak,
berbahagialah. Apakah kalian tidak
melihat kekuatan yang sangat besar ini?
Sesungguhnya ini adalah prajurit yang
ذه ىى أىلىتػىرىكفى فىأىبشريكا. الميستػىعبىدىةى. مصرى كىإنػقىاذى
ازىالىصي اشىائلىةى؟إنػهىاجىيشي القيواتى
83
hebat”
Kaum bersorak lama. Kemudian mereka
sembahyang secara berjamaah, dalam
sembahyang mereka memanjatkan doa
kepada Amon di langit dan Kamose di
bumi
جىامعىةن، صىالىةن صىل وا ثي طىويالن. القىوـي فػىهىتفى
اءكىكىاميوس ىفالسمى آميوفى فيػهىاالد عىاءىإلى تىصىاعىدى
ىفالىرض