Solidaritas Sosial Komunitas Etnis Batak Toba di Kota Depok
Skripsi
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh :
Novi Dwi Indrayani
1113111000043
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
Solidaritas Komunitas Etnis Batak Toba di Kota Depok
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
pernyataan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Januari 2019
Novi Dwi Indrayani
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Novi Dwi Indrayani
NIM : 1113111000043
Program Studi : Sosiologi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
Solidaritas Sosial Komunitas Etnis Batak Toba di Kota Depok
Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 18 Januari 2019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Guntur Alting, M.Si.
NIP. 1976091820031222003 NIP: 19730321999031005
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
Solidaritas Sosial Komunitas Etnis Batak Toba di Kota Depok
Oleh
Novi Dwi Indrayani
1113111000043
Telah dipertimbangkan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Januari 2019. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program
Studi Sosiologi
Jakarta, 21 Februari 2019
Ketua Sidang Pembimbing
Cucu Nurhayati, M.Si. Dr. Muhammad Guntur Alting, M.Si.
NIP : 197609182003122003 NIP : 19730321999031005
Penguji I Penguji II
Husnul Khitam, M.Si. Drs. Ida Rosyidah, M.A
NIP : 198308072015031003 NIP : 196306161990032002
Ketua Program Studi Sosiologi
FISIP UIN JAKARTA
Cucu Nurhayati, M.Si.
NIP : 197609182003122003
iv
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Solidaritas Sosial Komunitas Etnis Batak Toba di
Kota Depok. Penelitian ini melihat adanya keterkaitan antara nilai dan norma
(kebiasaan) adat yang dilakukan oleh etnis Batak Toba sebagai terbentuknya
solidaritas sosial mereka ketika merantau di Kota Depok. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana solidaritas masyarakat
Batak Toba di Kota Depok, mendeskripsikan unsur-unsur pembentuk solidaritas
sosial dan menjelaskan tipologi solidaritas sosial mereka. Dalam prosesnya
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Subjek dalam penelitian
ini adalah perantau Batak Toba di Kota Depok. Proses analisis data dilakukan
dengan mereduksi data, menyajikan data hasil penelitian dan menyimpulkan data
penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori solidaritas
sosial.
Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa
wujud solidaritas sosial masyarakat Batak Toba di Kota Depok berupa intensitas
hubungan antara sesama daerah asal dan gotong royong dalam berbagai kegiatan
seperti kegiatan pernikahan, kelahiran, kematian dan kegiatan ketika warga sakit.
Kemudian dari penelitian ini didapatkan bahwa ada beberapa unsur yang menjadi
dasar pembentuk solidaritas sosial masyarakat Batak Toba di Kota Depok, yaitu:
semangat kedaerahan dan primordialisme, perasaan senasib dan rasa empati,
kebersamaan (saling memberi informasi dan memperluas networking atau
jaringan sosial. Serta tipologi solidaritas sosial masyarakat Batak Toba adalah
solidaritas mekanik. Kemudian peneliti mengambil kesimpulan bahwa
masyarakat Batak Toba di Kota Depok memiliki sikap solidaritas yang tinggi
karena mereka masih menjalankan dan melestarikan nilai-nilai budaya serta
kegiatan adat seperti halnya di kampung halaman yaitu Sumatera Utara.
Kata kunci: solidaritas sosial, gotong royong, tipologi
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil „alamin. Segala puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkab kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang senantiasa
istiqomah dalam menjalankan sunnahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan pada program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Solidaritas Sosial Komunitas Etnis Batak
Toba di Kota Depok”.
Skripsi ini, penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam melakukan
penelitian dan terselesaikannya skripsi ini, penulis sangat terbantu dari berbagai
pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, doa doronagn dan bantuan
dengan keikhlasannya baik secara fisik, moril maupun materil hingga skripsi ini
selesai. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang turut membantu, diantaranya;
1. Ibu Prof Dr. Hj Amany Burhanuddin Lubis, Lc, Ma selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M. Si selaku ketua program studi Sosiologi yang
telah memberikan ilmu dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
4. Ibu Joharatul Jamilah, S.Ag., M.Si selaku sekertaris jurusan program studi
Sosiologi yang telah mendukung dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Guntur Alting, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dan memberikan motivasi yang luar biasa kepada
penulis dalam mengerjakan skripsi ini, baik dalam keadaan sibuk maupun
santai dan senantiasa memberikan inspirasi bagi penulis, keikhlasan,
kesabaran serta perhatiaanya dalam memberikan arahan kepada penulis
dari awal hinga akhir, semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan
kemudahan serta kesehatan Jasmani maupun Rohani kepadanya.
6. Segenap dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Program Studi
Sosiologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala ilmu
dan pengetahuan selama penulis menempuh studi di kampus ini , baik di
dalam maupun di luar kelas perkuliahan.
7. Surga dan ridho dari Sang Rahman Kedua orangtua penulis yang tercinta
kepada ayahanda Indra Ruchdiana dan Ibunda Saidah Aini yang telah
mendidik, selalu mendukung, memberi motivasi yang luar biasa dan
mendoakan penulis setiap waktu, semoga Adinda dapat menjadi anak yang
vii
shaleha, berbakti dan berguna bagi kalian dam keluarga serta orang-orang
yang membutuhkan Adinda. Kakakku Intan Dewi Yuli Ani, Kukuh Satria
Utama, dan adikku Putri Irayani, Egis yang selalu menghibur,
menyemangati dan mendoakan penulis.
8. Mumammad Akbar Gumilar teman setia di Depok, yang tidak ada
lelahnya dalam memberikan waktu, dukungan, motivasi dan semangatnya
kepada penulis hingga penulis mempunyai kekuatan dan semangat yag
ekstra dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman perkumpulan WSS almarhum Arif Rinova, Kurnia Alif Adi
Cahya, Fakri Faranttaqi, Rifnu Dian Haryadi, Wahyu Kholillah, Ahmad
Hudzaifi, Abdul Malik, Gaung, Rikal Dikri atas pertemanan yang penuh
dengan berbagai cerita selama ini.
10. Teman-teman RAMON, Faizah, Rowdoh, Ica, Eza, Tape (Erika), Uul,
yuni dalam kebersamaan yang penuh kehangatan.
11. Farah, Riri, Ferbian, Eza, Rudi, kak Rifqi, bang Ulum dan Nailu atas
semangat dorongan dan motivasi yang membuat penulis semangat dalam
menyelesaikan skirpsi diakhir-akhir semester.
12. Teman-teman Sosiologi angkatan 2012 sampai 2015, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
13. Teman-teman organisasi dan perhimpunan yang penulis ikuti selama
penulis menjadi mahasiswa di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik
intra kampus maupun ekstra kampus yang senantiasa memberikan ilmu
viii
dan pengalaman luar biasa kepada penulis , yang tidak pernag penulis
dapatkan sebelumya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang tak bisa
penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan kata memang tidak akan cukup untuk
kebaikan kalian semua. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang
berlibat ganda. Amin. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Jakarta, 18 Januari 2019
Novi Dwi Indrayani
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 4
1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 4
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 5
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5
E. Kerangka Teori
Teori Solidaritas Sosial ................................................................. 13
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Peneilitian ............................................................. 16
2. Teknik Penentuan Informan ..................................................... 17
x
3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 18
4. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 19
5. Subyek dan Objek Penelitian ................................................... 19
6. Sumber dan Jenis data .............................................................. 20
7. Analisis Data ............................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 22
BAB II : GAMBARAN UMUM
A. Profil Kota Depok
1. Sejarah Kota Depok .................................................................... 24
2. Penduduk dan Ketenagakerjaan ............................................... 25
a. Penduduk ................................................................................. 25
b. Tenaga Kerja ............................................................................ 26
3. Sosial Ekonomi ............................................................................ 27
B. Deskripsi Etnis Batak Toba
1. Latar Belakang Etnis Batak Toba ................................................... 28
2. Sejarah Batak Toba ........................................................................ 29
3. Struktur Masyarakat Batak Toba (Dalihan Na Tolu) ..................... 31
4. Sistem Kekerabatan (Marga) ......................................................... 34
A. Falsafah Hidup Batak Toba
1. Hagabeon ....................................................................................... 36
2. Hamaraon ...................................................................................... 37
xi
3. Hamajuon ....................................................................................... 37
4. Hasangapon .................................................................................... 37
BAB III : ANALISA DATA
A. Wujud Solidaritas Sosial Batak Toba
1. Intensitas Hubungan Antara Sesama Daerah Asal ........................ 39
2. Kelompok Sosial Masyarakat Batak Toba ..................................... 44
3. Gotong Royong .............................................................................. 49
a. Gotong Royong dalam Kegiatan Pernikahan (Parbagosan) ..... 50
b. Gotong Royong dalam Kegiatan Kelahiran (Hasorangan) ...... 52
c. Gotong Royong dalam Kegiatan Kematian (Parmondingan) ... 53
d. Gotong Royong dalam Musibah Warga Sakit .......................... 54
B. Tipologi Solidaritas Sosial Masyarakat Batak Toba .................55
C. Unsur-Unsur Pembentuk Solidaritas Sosial Masyarakat Batak
Toba
1. Semangat Kedaerahan dan Primordialisme ................................... 60
2. Perasaan Senasib dan Rasa Empati ................................................ 62
3. Kebersamaan (Saling Memberi Informasi) .................................... 63
4. Memperluas Networking atau Jaringan .......................................... 65
a. Network Keluarga .................................................................... 67
b. Network Lingkungan ............................................................... 67
c. Network Kerja .......................................................................... 68
xii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 69
B. Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73
LAMPIRAN ................................................................................................... ....xiv
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Data Informan Penelitian .......................................................... 19
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kota Depok tahun 2015 ....................................... 25
Tabel 2.2 Jumlah dan Presentase Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Kegiatan
Utama dan Jenis Kelamin di Kota Depok Tahun 2015 ..................... 26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkip Wawancara ................................................................... xiv
Lampiran 2. Dokumentasi ................................................................................ cxxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Seseorang tentunya mempuyai cita-cita, keinginan dan pengharapan.
Keinginan untuk mengubah hidup lebih baik inilah yang membuat orang-
orang di daerah banyak yang pergi merantau ke ibu kota untuk mengubah
nasib mereka. Adanya kepercayaan bahwa merantau menjadi salah satu cara
dalam mengubah hidup menjadi lebih baik membuat seseorang
berkeinginan untuk pindah dari tempat asalnya ke kota yang menurutnya
mempunyai peluang lebih baik, kemudian tidak sedikit dari mereka yang
akhirnya memutuskan untuk menetap di kota tersebut. Banyak hal yang
membuat seseorang untuk pergi dari kota kelahirannya menuju tempat lain
yang menjanjikan, diantaranya tradisi dan budaya dari suatu kelompok
etnis, ekonomi, tuntutan hidup, membantu orangtua serta keluarga,
menyukai tantangan dan lain sebagainya.
Sesuai dengan perjalanan hidup peneliti, etnis Batak salah satu etnis
yang paling sering ditemui di berbagai wilayah, oleh karenanya peneliti
ingin mencari tahu lebih dalam lagi terkait perantau Batak Toba di wilayah
kota Depok. Menurut Jakarta Netralnews.com April 2017, umumnya
sebagaian besar orang Batak memang sudah biasa merantau. Mereka bisa
pergi dan tinggal dimana saja. Adapun yang ingin peneliti ketahui adalah
bagaimana solidaritas masyarakat Batak Toba serta unsur-unsur solidaritas
tersebut.
2
Tindakan seseorang di dalam kehidupan tidak terlepas dari nilai dan
norma. Di mana mereka meyakini nilai dan norma sebagai pandangan hidup
atau pedoman mereka dalam melakukan sesuatu. Kemudian hal tersebut
melekat dan mendarah daging pada individu maupun kelompok. Begitu juga
bagi masyarakat etnis Batak Toba dalam adatnya pun mereka mempunyai
nilai dan norma yang dipercayai sebagai pedoman hidupnya. Adapun yang
menjadi hal unik dari masyarakat etnis Batak Toba adalah walaupun mereka
merantau dan tidak tinggal di kampung halaman, mereka tetap melestarikan,
menjalankan serta melaksanakan kegiatan adat istiadatnya. Tentunya untuk
melaksanakan serta melestarikan adat di tanah rantau, masyarakat Batak
Toba tidak bisa menjalankannya secara individu, melainkan mereka harus
bersama-sama dan berkelompok.
Kemudian adaptasi sangat diperlukan oleh para perantau yang
merantau di Kota Depok. Adaptasi ditunjukan salah satunya dengan
interaksi sosial yang terbangun diantara mereka. Bagi mereka membangun
komunikasi sesama etnis merupakan suatu kewajiban. Membentuk
paguyuban-paguyuban di Kota Depok merupakan salah satu cara mereka
untuk dapat menjaga hubungan etnis, kemudian bagi mereka menjalankan
dan melestarikan nilai, norma dan kegiatan adat leluhur di Kota Depok tidak
dapat berjalan dengan sempurna tanpa adanya penyatuan individu-individu
yang beretnis Batak itu sendiri. Sehingga, oleh karenanya rasa solidaritas
yang tinggi dan nilai, norma serta kegiatan adat leluhur tetap dapat mereka
lestarikan dan jalankan di Kota Depok ini.
3
Mengenai uraian di atas, menjadi menarik bagi peneliti untuk
mengungkap bagaimana wujud solidaritas masyarakat Batak Toba yang ada
di Kota Depok. Etnis Batak sendiri merukapak suku ketiga setelah Jawa dan
Sunda yang penduduknya terbanyak di Indonesia. Dengan penduduk
berjumlah 95.217.022 atau 40,22% untuk Jawa dan 36.701.670 atau 15,5%
untuk Sunda. Sementara Batak urutan ketiga dengan jumlah penduduk
sebanyak 8.466.969 atau 3,58% di tahun 2010, data tersebut berdasarkan
BPS (Badan Pusat Statistik) 2010 dalam kategori suku bangsa. Kemudian
etnis Jawa sendiri sudah banyak yang melakukan riset, jika peneliti
melakukan riset terhadap etnis Sunda, dikhawatirkan menimbulkan sifat
subjektifitas karena peneliti berstatus suku Sunda berdasarkan ascribed
status. Atas dasar tersebut maka peneliti memutuskan memilih suku Batak
sebagai riset dalam penelitiannya.
B. Pertanyaan Penelitian
Dari pernyataan masalah penelitian di atas, maka untuk menangkap
esensi penelitian yang ada, adapun pertanyaan penelitian yang relevan
dengan judul penelitian yang diangkat sebagai berikut:
1. Bagaimana tipologi dan wujud solidaritas sosial masyarakat Batak
Toba di kota Depok?
2. Bagaimana unsur-unsur pembentuk solidaritas sosial dan masyarakat
Batak Toba?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian, adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan tipologi dan solidaritas masyarakat Batak
Toba di Kota Depok.
2. Untuk menjelaskan apa saja yang menjadi unsur-unsur pembentuk
solidaritas sosial.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis :
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan sumbangan kepada peneliti lain sebagai bahan
referensi serta perbandingan dalam meneliti suatu fenomena
yang mirip atau serupa dengan penelitian ini.
b. Serta bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam
bidang sosiologi tertentu dan sosiologi etnisitas khususnya
tentang solidaritas sosial etnis Batak Toba di Kota Depok.
c. Kemudian penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
rujukan bagi mahasiswa Sosiologi Fisip UIN Jakarta mengenai
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi pembaca, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
menambah wawasan serta informasi mengenai permasalahan
yang ada pada penelitian ini.
5
b. Bagi pengambil kebijakan, diharapkan dengan adanya penelitian
ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan rujukan dalam
pengambilan keputusan.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penulisan ini, peneliti juga telah membaca beberapa
skripsi dan jurnal penelitian terdahulu yang terkait dengan tema yang
diangkat oleh peneliti.
1. Tinjuan pustaka yang pertama jurnal berjudul Solidaritas Kekerabatan
suku bangsa Bantik di Kelurahan Malalayang Manado. Penelitian ini
disusun oleh Jetty E.T. Mawara tahun 2015. Fokus utama jurnal ini
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa solidaritas sosial suku
bangsa Bantik yang ada di Kelurahan Malalayang Manado. Suku
bangsa Bantik ini adalah salah satu suku yang ada di Minahasa,
kemudian dijelaskan juga di tempat tinggal mereka sudah banyak para
pendatang yang menetap di tempat mereka, akan tetapi mereka tidak
melupakan adat istiadat dan tetap melestarikan serta mempertahankan
nilai-nilai budaya yang mereka anggap sangat bernilai dan layak untuk
dilestarikan, seperti kegiatan sosial yang dilakukan secara bersama,
yaitu solidaritas kerabat dalam berbagai bidang. Dalam penelitian ini
penyusun menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Untuk
menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini penyusun
menggunakan teori solidaritas sosial Emile Durkheim dan teori
6
kekerabatan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada suku
bangsa Bantik ditemukan solidaritas sosial yang diperoleh dari
kegiatan-kegiatan sosial, yang terbentuk dalam sistem gotong royong
tolong menolong pada aktivitas di bidang kematian dan perkawinan.
Walaupun adanya pengaruh perkembangan era globalisasi yang sangat
modern tetapi kebersamaan di dalam prilaku tolong menolong yang
mengikat mereka dalam satu ikatan kekerabatan suku bangsa Bantik
tetap terpelihara sampai sekarang karena masyarakat Bantik yakni
orang-orang tua, tokoh-tokoh agama sangat mendukung dalam
melaksanakan kegiatan adat tersebut. Adapaun 3 pandangan hidup
dalam suku bangsa Bantik, yaitu: Hintakinang adalah saling
menghormati, Hintulunggang adalah saling membantu dan
Hinggilidang adalah saling menyayangi.
2. Tinjuan pustaka yang kedua jurnal berjudul Solidaritas Sosial
Masyarakat Jawa perantau di kampung Jawa kota Tanjungpinag.
Penelitian ini disusun oleh Fatimah, Suryaningsih dan Nanik
Rahmawati tahun 2017. Fokus utama jurnal ini adalah
mendeskripsikan tentang solidaritas sosial masyaralat Jawa yang ada
di kampung Jawa kota Tanjungpinang. Dalam penelitian ini penyusun
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam
menganalisa pertanyaan dan perumusan masalah yang ada, penyusun
menggunakan teori solidaritas sosial, kelompok sosial, konsep gotong
royong. Adapun hasil penelitian ini adalah tradisi solidaritas pada
7
masyarakat Jawa di kampung Jawa Pangkalpinang ada karena orang
Jawa hidup saling membantu, merasakan hidup senasib dan
sepenanggungan dalam hal ini karena menyadari bahwa sama-sama
satu daerah. Selain itu, terdapat nilai dan norma yang masih mereka
pertahankan, sehingga solidaritas sosial masih bisa saling terjaga.
Terdapat pula etika dalam kehidupan bertetangga, perasaan saling
memiliki.
3. Tinjauan pustaka yang keenam jurnal yang berjudul Ikatan Solidaritas
Sosial Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Pekerja di PT Sari
Bumi Kusuma. Penelitian ini disusun oleh Nurul Kurnia, Yohanes
Bahari dan Fatmawati. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode kualitatif dengan bentuk penelitian deskriptif. Dalam
menganalisa pertanyaan dan perumusan masalah yang ada, penyusun
menggunakan teori solidaritas sosial Emile Durkheim (Mekanik dan
Organik). Adapun hasil penelitian ini adalah solidaritas mekanik di PT
Sari Bumi Kusuma terbentuk karena adanya kebersamaan pekerja,
kebersamaan tersebut berkaitan dengan cara pekerja melakukan
pekerjaannya secara manual tanpa menggunakan mesin. Dalam
melakukan pekerjaannya untuk menghasilkan barang yang akan
diproduksi mereka bergotong royong dan saling memberi bantuan satu
dengan yang lainnya. Cara kerja mereka tersebut dapat menyatukan
dari individu satu dengan individu yang lainnya. Kemudian dalam
penelitian ini dikatakan bahwa solidaritas organik di PT Sari Bumi
8
Kusuma terbentuk karena adanya spesialisasi pekerjaan, saling
ketergantungan tinggi yang meyebabkan kesadaran kolektif rendah.
Lokasi kerja yang terpisah antara kantor dan pabrik menyebabkan
kesadaran kolektif lemah karena kesibukan kerja baik di bagian
pengelolaan, teknik dan administratif, kesibukan ini menunjukan
harus adanya ketergantungan antar bidang kerja baik dari segi
pengerjaan bahan baku dari logging hingga finishing.
4. Tinjaun pustaka yang keempat jurnal berjudul Leuit si Jimat: Wujud
Solidaritas Sosial Masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi. Penelitian ini
disusun oleh Risa Nopianti. Dalam penelitian ini penyusun
menggunakan metode penelitian kualitatif. Kemudian dalam
penelitiannya penyusun menggunakan pendekatan teoritis berupa
solidaritas sosial, kekuasaan dan wewenang. Adapun hasil dari
penelitiannya bahwa peneliti menemukan adanya solidaritas sosial
pada tradisi Leuit. Solidaritas yang terbentuk sebagai perwujudan
sikap kebersamaan dan keterikatan sebagai anggota masyarakat adat
Kasepuan Sinarresmi, hal tersebut diperkuat dengan adanya sikap
patuh terhadap aturan-aturan adat yang dijaga oleh pemimpin adat.
5. Tinjuan pustaka yang enam berjudul solidaritas kekerabatan
masyarakat Batak Toba di Perantauan (Studi Etnografi di Kabupaten
Pelalawan Riau). Penelitian ini disusun oleh Humindo Douglas
Simanjuntak tahun 2018. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Fokus Penelitian adalah Soidaritas
9
kekerabatan masyarakat Batak Toba di perantauan Kabupaten
Kepulauan Riau pada kelompok STM (Serikat Tolong Menolong) dari
toga Nainggolan. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam menganalisa pertanyaan
dan perumusan masalah yang ada, penyusun menggunakan teori
konsep solidaritas sosial dan konsep kekerabatan. Adapun hasil
penelitian ini adalah masyarakat Batak Toba pergi dan menjadi
perantau di Kabupaten Riau untuk mengubah nasib. Mereka
membentuk serikat yang dinamakan dengan STM (Serikat Tolong
Menolong), pada penelitian ini dijelaskan STM tersebut diperuntukan
untuk toga Nainggolan. Di mana mereka berjuang menjadi pekerja di
berbagai perusahaan di Riau dan mereka juga mempertahankan nilai
adat mereka melalui Dalihan Na Tolu.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mencoba melihat bagaimana
solidaritas sosial yang terbangun pada beberapa masyarakat (kelompok
sosial) dan bagaimana seseorang dapat menjaga hubungan tersebut agar
senantiasa harmonis dan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Dari
beberapa tinjauan pustaka yang peneliti dapatkan sebagai sumber
perbandingan, maka terdapat beberapa persamaan dan perbedaan yang
sangat terlhat. Adapun persamaan yang terlihat salah satunya adalah pada
metode penelitiannya yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan
metoe kualitatif ini dipilih karena dapat dikatakan metode inilah yang paling
cocok untuk mengkaji penelitian yang peneliti lakukan.
10
Selain itu kesamaan lain dapat kita lihat dari tektik pengumpulan data
di lapangan dimana teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik
wawancara dengan narasumber, serta didukung oleh dokumentasi-
dokumentasi yang didapat di lapangan berupa foto maupun rekaman dengan
cara mewawancarai narasumber yang dapat mewakili dari penyusunan
penelitian. Walaupun pembahasan penelitian sebelumnya terkait tentang
solidaritas sosial juga, namun dalam hal ini tentunya juga terdapat
perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya salah satunya yaitu objek dan subyek
penelitian, kemudian dalam penggunaan teori juga terdapat beberapa
perbedaan.
Adapun hal yang menjadi pembeda adalah fokus kajian penelitian dan
teori yang digunakan begitupun dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan. Sebagai pembanding berikut persamaan dan perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Literatur dari penelitian pertama
yang disusun oleh Jetty E.T. Mawara persamaan terdapat pada metode
penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif. Terdapat
perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Perbedaannya itu terdapat pada falsafah hidupnya, mereka mempunyai tiga
falsafah yang mereka yakini: Hintakinang adalah saling menghormati,
Hintulunggang adalah saling membantu dan Hinggilidang adalah saling
menyayangi. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan mereka
11
mempunyai empat falsafah hidup, yaitu: Hagabeon, Hasangapon, Hamaraon
dan Hamajuon.
Pada literatur kedua, yang disusun oleh Fatimah, Suryaningsih dan
Nanik Rahmawati. Dalam hal ini persamaan terdapat pada metode
penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian kualitatif
deskriptif. Dari penelitian sebelumnya sama-sama ingin meneliti tentang
solidaritas sosial. Perbedaan terdapat pada objek dan subyek yang akan
diteliti. Perbedaan lainnya juga terletak dalam penggunaan kerangka teori di
mana dalam penelitiannya penyusun menggunakan teori solidaritas sosial
dan konsep kelompok sosial.
Pada literatur ketiga, yang disusun oleh Nurul Kurnia, Yohanes Bahari
dan Fatmawati. Dalam hal ini persamaan terdapat pada metode penelitian
yang digunakan. Perbedaan yaitu dalam menggunakan tipologi solidaritas
sosial Emile Durkheim di mana penelitian ini menggunakan dua bentuk
solidaritas di dalam penelitiannya, yaitu solidaritas sosial mekanik dan
solidaritas sosial organik. Kemudian jika peneliti mengkaji solidaritas sosial
di dalam ruang lingkup budaya dan adat, pada penelitian yang dilakukan
oleh Nurul Kurnia, Yohanes Bahari dan Fatmawati, di mana mereka
mengkaji solidaritas sosial di dalam ruang lingkup pekerjaan (PT Sari Bumi
Kusuma).
Pada literatur keempat, yang disusun oleh Risa Nopianti terdapat
beberapa kesamaan, yaitu penggunaan metode penelitian yang
12
menggunakan metode kualitatif, mengkaji solidaritas sosial dalam ruang
lingkup budaya atau adat. Perbedaan tentunya dilihat dari objek dan subyek
yang akan diteliti.
Khusus untuk literatur kelima, yang disusun oleh Humindo Douglas
Simanjuntak terdapat sedikit kesamaan dalam hal subyek dan objek
penelitian yaitu sama-sama membahas perantau Batak Toba dan
Solidaritasnya. Akan tetapi terdapat juga perbedaannya diantaranya
studikasusnya di Kepulauan Riau, sedangkan peneliti sendiri melakukan
studinya di Kota Depok Jawa Barat. Selain itu terkait identitas peneliti,
peneliti sebelumnya berstatus sebagai etnis dari pada Batak Toba itu sendiri
yang dikhawatirkan akan berdampak pada hasil yang tidak objektif.
Kemudian dari masalah pembahasan penelitian sebelumnya hanya
membahas tentang solidaritas sosial satu komunitas Serikat Tolong
Menolong (STM) dan pada satu toga saja yaitu toga Nainggolan. Sementara
penelitian yang akan dilakukan ini tidak hanya membahas tentang
solidaritasnya saja, melainkan adanya interaksi sosial yang dimana interaksi
sosial ini berdampak pada proses dari terbentuknya solidaritas tersebut. Jika
pada penelitian sebelumnya Dalihan Na Tolu dijelaskan hanya untuk tradisi
semata, namun pada penelitian yang disusun ini Dalihan Na Tolu berfungsi
sebagai alat untuk berinteraksi dan juga sebagai pembentuk adanya
paguyuban-paguyuban Batak di Kota Depok. Jika solidaritas sebelumnya
hanya dikaji di dalam etnis sesama Batak, di penelitian selanjutnya
solidaritas juga dikaji diluar etnis Batak Toba, karena mereka juga
13
bekerjasama dengan di luar dari etnis Batak Toba. Perbedaan signifikan
juga terlihat dari penelitian sebelumnya tidak mendeskripsikan secara detail
terkait falsafah etnis Batak Toba seperti: Hagabeon, Hamaraon, Hamajuon
dan Hasangapon, penelitiannya langsung fokus ke solidaritas sesama etnis
padahal mereka juga harus bersosialisasi dengan etnis di luar Batak Toba.
Nilai dari Dalihan Na Tolu itu sendiri fokus hanya pada titik dari kegiatan
tradisi saja.
E. Kerangka Teori
Teori Solidaritas Sosial
Kehidupan sosial merupakan suatu keadaan dimana kita sebagai
manusia memiliki tempat secara sosial untuk menjalani kehidupan dan
rutinitas masing-masing dengan berbagai cara untuk bertahan dan mampu
beradaptasi di lingkungan tempat tinggalnya. Manusia sebagai makhluk
sosial pastinya tidak lepas dari manusia lainnya, artinya adalah manusia
hidup di dunia ini pasti membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain.
suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok guna untuk saling
bantu membantu akan menciptakan sebuah rasa solidaritas diantara para
anggotanya. Solidaritas sosial merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam
sebuah kelompok sosial, karena pada dasarnya setiap masyarakat
membutuhkan seseorang di dalam hidupnya.
Secara terminologi “solidaritas” berasal dari bahasa solidus. Secara
sosiologi manusia adalah makhluk sosial yang hidup dengan membentuk
kelompok-kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
14
solidaritas sosial mempunyai arti solider, sifat saling rasa, perasaan setia
kawan. Sedangkan menurut Lawang, bahwa dasar pengertian solidaritas
tetep dipegang yakni kesatuan, persahabatan, saling percaya yang muncul
akibat tanggung jawab bersama dan kepentingan-kepentingan bersama
diantara para anggotanya Selanjutnya, Soekanto juga berpendapat bahwa
solidaritas sosial merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi,
kelompok kelas sosial atau kasta dan diantara berbagai pribadi (Elisabeth
Koes Soedjati 1995:14).
Durkheim menyatakan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu
keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh
pengalaman emosional bersama. Wujud nyata dari hubungan bersama
melahirkan pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar
mereka (D. Paul Johnson 1994:81). Durkheim membagi solidaritas sosial
menjadi dua macam, yaitu solidaritas sosial organik dan mekanik.
Solidaritas organik merupakan sebuah ikatan bersama yang dibangun
atas dasar perbedaan, mereka justru dapat bertahan dengan perbedaan yang
ada di dalamnya. Solidaritas mekanik pada umumnya terdapat pada
masyarakat primitif, terbentuk karena mereka terlibat dalam aktivitas yang
sama dan memiliki tanggung jawab yang sama dan memerlukan keterlibatan
secara fisik (George Ritzer 2011:93). Solidaritas mekanik didasarkan pada
tingkat homogenitas yang tinggi. Kesadaran kolektif yang didasarkan pada
15
sifat ketergantungan individu yang memiliki kepercayaan dan pola normatif
yang sama.
Selanjutnya menurut Jeffrey Alexander dalam jurnal yang berjudul
Morality as a Cultur System: on solidarity civil and uncivil, menyatakan
bahwa solidaritas sosial adalah dimensi utama dari sebuah tatanan sosial, di
mana dengan adanya solidaritas sosial akan berdampak pada terjadinya
integrasi. Dalam karyanya, “The Civil Sphere” Jeffrey Alexander
menyatakan bahwa solidaritas tetap menjadi dimensi sentral dari budaya,
kelembagaan dan kehidupan interaksional dalam masyarakat modern.
Solidaritas menjadi kekuatan utama dalam membangun sebuah hubungan di
dalam masyarakat, di mana hubungan-hubungan tersebut akan menjadi
sempurna dan harmonis jika solidaritas sosial ini menjadi kekuatan utama di
dalam kehidupan.
Pandangan tentang Civil Sphere sediri di mana masyarakat itu tidak
dapat diatur oleh kepentingan sendiri dan juga oleh suatu kekuasaan,
melainkan ada solidaritas struktur yang terbangun di dalamnya. Konten dari
solidaritas, sejauhmana ia membentang, selalu menjadi percakapan dalam
setiap tatanan sosial yang sudah pasti memiliki tujuan terciptanya kehidupan
yang lebih baik. Solidaritas menjadi mungkin bisa terwujud karena orang
tidak hanya memiliki orientasi tentang sekarang dan disini, tetapi juga pada
cita-cita, yang ideal, transenden, dan pada apa yang diharapkan menjadi
solidaritas yang abadi (Tedi Kholiludin, https://elsaonline.com/selebrasi-
budaya-dan-kehendak-menjaga-civil-sphere/, akses pada 13 April 2019).
16
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa solidaritas sosial
adalah kesadaran kolektif yang melahirkan adanya suatu rasa saling
percaya, cita-cita dan keinginan bersama, rasa kebersamaan serta
kesetiakawanan diantara individu sebagai anggota kelompok karena
merasakan ikatan secara emosional dan adanya nilai moral yang dianut
bersama, yang akan menghasilkan adanya rasa tanggungjawab bersama
diantara anggota kelompok.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Suatu metode penelitian di dalam karya ilmiah memiliki peran
penting. Dalam penelitian ini penulis menjelaskannya dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Di mana
pada penelitian ini, peneliti mengkaji solidaritas masyarakat yang ada di
Kota Depok. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif agar
dapat mendeskripsikan bagaimana wujud solidaritas sosial masyarakat
Batak Toba yang ada di Kota Depok.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan
mengenai fakta-fakta atas fenomena yang ingin diteliti ini. Dengan data-
data tersebut peneliti berusaha menggambarkan dan menganalisa suatu
fenomena itu. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma
penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu
17
keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk
narasi (Djam‟an Satori, 2013: 236).
Adapun penelitian ini bertjuan untuk menjelaskan solidaritas etnis
Batak Toba di kota Depok. Berdasarkan masalah yang dijadikan pusat
perhatian dan tujuan yang akan dicapai, maka perlu dikumpulkan data-
data yang diperlukan, adapun data-data itu didapat dari perantau yang
beretnis Batak Toba di kota Depok, dimana perantau inilah menjadi
subyek yang akan peneliti wawancarai. Dalam memperoleh informasi
peneliti membutuhkan informan yang tepat, yaitu orang yang mengetahui
nilai dan adat masyarakat Batak Toba yang tinggal di Kota Depok.
2. Teknik Penentuan Informan
Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian kualitatif
adalah orang yang dapat mengetahui situasi sosial dengan mengobservasi
dan wawancara. Adapun mereka yang menjadi informan ditentukan
dengan metode purposive dan snowballing, teknik ini dipilih berdasarkan
pertimbangan dari peneliti yaitu sesuai dengan maksud dan tujuan
tertentu serta untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan informan
maka perlu adanya rujukan informan dari informan sebelumya yang telah
peneliti wawancarai.
Dengan kata lain, penentuan subyek penelitian dengan teknik
purposive dengan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud antara lain:
a. Beretnis Batak Toba tinggal di kota Depok
18
b. Mereka yang mengetahui adat istiadat Batak Toba
kemudian peneliti mempertimbangkan teknik snowballing karena
mereka rata-rata sangat susah untuk diminta wawancara, sehingga
peneliti mengalami sedikit kesulitan dalam mencari dan bertemu dengan
informan, sehingga peneliti juga membutuhkan teknik snowballing dalam
penentuan informan. Di mana informan yang diwawancari biasanya
adalah rekomendasi dari informan yang sebelumnya telah dilakukan
wawancara oleh peneliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik yang dilakukan dengan cara bertanya
langsung kepada sumber informan. Pemilihan informan dalam hal ini
dirasa cukup pening, dikarenakan dia benar-benar mengetahui secara
mendetail atau tidaknya mengenai apa yang ingin peneliti teliti.
Adapun pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara ke para
perantau yang beretnis Batak Toba, dan peneliti mengambil beberapa
profesi atau jenis pekerjaan sebagai dasar perbandingan peneliti
nantinya.
2. Studi Pustaka
Pada metode studi dokumentasi ini maksudnya adalah
diperoleh dari buku-buku, kajian-kajian oleh peneliti terdahulu, arsip
majalah bahkan dokumen perusahaan atau dokumen resmi yang
terkati dengan penelitian ini.
19
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini Januari - Desember 2018 dan tempat
penelitian ini adalah di kota Depok Provinsi Jawa Barat.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah dari berbagai perantau Batak
Toba di Kota Depok. Kemudian dari subjek ini saya akan mengambil
objek penelitian berupa interaksi sosial dan solidaritas sosial mereka.
Berikut adalah tabel identitas subyek penelitian yang telah
peneliti wawancara secara langsung dan mendalam sebagai acauan dalam
penyajian data guna menjawab rumusan masalah secara keseluruhan,
untuk lebih jelasnya mengenai data subyek dalam penelitian ini yang
telah diwawancarai dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Daftar Data Informan Penelitian
No. Nama
Informan Usia
Jenis
Kelamin Profesi Keterangan
1. Binsar
Simamora 56
Laki-Laki Staf BPN (Badan
Pertanahan Nasional)
Depok
-
2. Beni Siboya 38 Laki-Laki Pemilik Bengkel -
3. Robert
Manurung 46
Laki-Laki Supir
Rekomendasi dari
abang Beni Siboya
4. Idris Pasaribu 66
Laki-Laki Redaktur Budaya Harian
Analisa dan Dosen USU
(Universitas Sumatera
Utara)
-
5. Sutan
Simatupang 57
Laki-Laki Kabusi Tematik di BPN
(Badan Pertanahan
Nasional) Depok
Rekomendasi dari
Bapak Binsar
Simamora
6. Panorangan
Simbolon 49
Laki-Laki Dosen
Rekomendasi dari
Bapak Idris Pasaribu
20
5. Sumber dan Jenis Data
Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Jenis data yang diungkapkan dalam penelitian
ini adalah bersifat narasi, uraian dan juga penjelasan data dari informan
baik lisan maupun data dokumen yang tertulis, perilaku subjek yang
diamati di lapangan juga menjadi data dalam pengumpulan hasil
penelitian ini, dan berikutnya di deskripsikan sebagai berikut:
a. Rekaman Audio
Dalam melakukan penelitan ini, maka peneliti merekam
wawancara dengan beberpa pihak terkait dengan yang dianggap
peneeliti perlu untuk dikumpulkan datanya, dari data hasil rekaman
tersebut maka dideskripsikan dalam bentuk transkip wawancara.
7. Rachmin
Siahaan 61
Laki-Laki Anggota DPRD Kota
Depok -
8. Ramses
Hutagalung 61
Laki-Laki Pensiun Dini Kemendagri,
Pengusaha dibidang
properti
Rekomendasi dari
Bapak Rachmin
Siahaan
9. Yuni Yanti
Sirait 49
Perempuan Notaris dan PPAT
(Pejabat Pembuatan Akte
Tanah) Kota Depok
Rekomendasi dari
Bapak Sutan
Simatupang
10. Rudi
Hutajulung 48
Laki-Laki
PNS TNI AD
Rekomendasi dari
Bapak Rachmin
Siahaan
11. Helwi
Silitonga 29
Laki-Laki Pegawai Swasta -
21
b. Dokumentasi
Data ini dikumpulkan dengan melalui berbagai sumber data
yang tertulis, baik yang berhubungan dengan masalah kondisi objektif,
juga silsilah dan pendukung data lainnya.
c. Foto
Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan
kata-kata namun menurut peneliti foto sangan mendukung kondisi
objektif penelitan berlangsung. Dalam hal ini foto-foto selama peneliti
melakukan peneltian yang berkaitan dengan subyek yaitu Orang Batak
Toba di Kota Depok
6. Analisis Data
Maksud dari pengolahan data adalah bagaimana menyusun data-
data yang sudah terkumpul tadi agar menjadi suatu laporan dan
mempermudah kita dalam melakukan analisa dalam penelitian
(menganalisa data yang sudah ada).
Adapun teknik pengolahan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data yang sudah peneliti dapatkan melalui teknik
pengumpulan data melalui baik primer dan sekunder tadi. Berawal dari
merangkum atau meringkas data yang sudah dengan
mengkategorisasikan hasil temuan tersebut, dalam hal ini melakukan
reduksi data. Langkah selanjutnya adalah penyajian data,
pengelompokan kategorisasi, dan tahap akhir adalah pengambilan
22
keputusan. Namun jika sekiranya peneliti belum puas tehadap data yang
didapatkan maka peneliti akan mengulangi proses pencarian sampai data
yang terkumpul menurut peneliti sudah cukup mewakilkan dari apa yang
ingin dianalisa oleh peneliti.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan dan memperoleh gambaran secara
jelas, maka dalam skripsi ini, dikelompokan menjadi beberapa bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Dalam BAB I ini terdiri dari pernyataan masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian
yang mencangkup 1). Pendekatan penelitian. 2). Teknik
penentuan informan. 3). Teknik pengumpulan data. 4).
Waktu dan tempat penelitian. 5). Subyek dan objek
penelitian. 6). Sumber dan jenis data. 7). Teknis dan
analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II Pada BAB II ini menjelaskan tentang gambaran umum
profil kota Depok yang meliputi sejarah kota Depok,
penduduk dan ketenagakerjaan, dan sosial ekonomi.
Deskripsi etnis Batak Toba dan falsafah hidup masyarakat
Batak Toba.
BAB III Pada BAB III berisi tentang hasil analisis dari penelitian
ini mengenai solidaritas masyarakat Batak Toba di Kota
23
Depok, yaitu wujud solidaritas masyarakat Batak Toba 1).
Intensitas hubungan antar sesama daerah asal. 2).
Paguyuban masyarakat Batak Toba. 3). Gotong royong.
Tipologi solidaritas sosial masyarakat Batak Toba dan
unsur-unsur pembentuk solidaritas masyarakat Batak
Toba di Kota Depok.
BAB IV Pada BAB IV dalam penelitian skripsi ini merupakan
penutupan dari hasil penelitian yang berisi kesimpulan
dan saran.
24
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Profil Kota Depok
1. Sejarah Kota Depok
Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan
Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor,
kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum
Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan
dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya
perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan
pelayanan (Profil Kota Depok, https://www.depok.go.id, diakses pada
tanggal 10 September 2018).
Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif
Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang
peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri
(H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh
belas) Desa, yaitu :
a. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu
Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoram Mas, Desa
Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya
Baru.
25
b. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu : Desa
Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah
Baru, Desa Kukusan.
c. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu :
Desa Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa
Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.
2. Penduduk dan Ketenaga Kerjaan Kota Depok
a. Penduduk
Jumlah penduduk Kota Depok tahun 2015 berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 mencapai 2.106.100 jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki 1.061.889 jiwa dan penduduk
perempuan 1.044.211 jiwa.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kota Depok tahun 2015
No Kecamatan Laki-Laki/
Male
Perempuan
/Female
Jumlah /
Total
1 Sawangan 76.254 73.441 149.695
2 Bojongsari 62.392 59.426 120.818
3 Pancoran Mas 128.384 126.632 255.016
4 Cipayung 78.785 76.173 154.958
5 Sukmajaya 139.707 141.711 281.418
6 Cilodong 76.545 74.896 151.441
7 Cimanggis 148.301 144.831 293.132
26
8 Tapos 131.705 130.218 161.923
9 Beji 101.824 99.152 200.976
10 Limo 53.963 52.582 106.545
11 Cinere 65.029 65.149 130.178
Kota Depok 1.061.889 1.044.211 2.106.100
b. Tenaga Kerja
Hasil Survey Angkatan Kerja Nasional 2015, dapat diperoleh
gambaran bahwa pada tahun 2015, penduduk Kota Depok yang
bekerja 896.981 jiwa sedanglan yang menganggur sekitar 72.521 jiwa.
Jadi penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja sebanyak
969.502 jiwa, Penduduk yang bekerja masih didominasi laki-laki dari
pada perempuan. Status pekerjaan masih didominasi sebagai
buruh/karyawan/pegawai sebanyak 72,19%, kemudian berusaha
sendiri 11,17%.
Tabel 2.2 Jumlah dan Presentase Penduduk 15 Tahun keatas
Menurut Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Depok Tahun
2015
No Kegiatan Utama /
Type of Activity
Laki-laki / Male Perempuan /
Female
Laki-laki+
Perempuan /
Male+Female
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 ANGKATAN KERJA
/ Economically active 640.844 81,27 328.658 41,87 969.502 61,62
a. Bekerja/ 588.692 91,86 308.289 93,80 896.981 92,52
27
Working
b. Pengangguran
/unemployment 52.152 8,14 20.369 6,20 72.521 7,48
3. Sosial Ekonomi
Dari segi ekonomi, ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan
sebagai acuan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.
1. Pertama, indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks daya
beli dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 586,49 pada tahun
2009.
2. capaian laju pertumbuhan ekonomi (LPE) kota Depok pada tahun
2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan
barang dan jasa.
3. Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor
tersier, yaitu dari 50,42 % pada tahun 2006 menjadi 52,77% pada
tahun 2009.
4. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2012
pertumbuhan perekonomian kota Depok mencapai 7,1%.
28
B. Deskripsi Etnis Batak Toba
1. Latar Belakang Etnis Batak
Salah satu golongan etnis di Indonesia adalah suku bangsa Batak
yang berada di Pulau Sumatera. Di bagian utara tanah Batak tinggal
orang aceh, di bagian timur dan barat diam orang Melayu dan di bagian
selatan orang Minangkabau (Togar Nainggolan 2012:45). Pada tahun
1991 jumlah orang Batak diperkirakan sudah ada sebanyak tiga juta
orang. Orang Batak adalah kelompok etnis keempat terbesar Indonesia
sesudah orang Jawa, Sunda dan Bali.
Tanah leluhur dari bangsa Batak terletak di Sumatera Utara,
mengitari Danau Toba. Menurut Bangarna Sianipar (2012:2) Dahulu kala
ada satu pelabuhan yang sangat terkenal di Sumatera Utara yaitu Baros
(sekarang ini bernama Barus). Barus ini sangat terkenal sampai kemana-
mana, terutama ke India, Arab (Timur Tengah), Eropa, Tiongkok (Asia),
karena Baroslah satu-satunya pelabuhan untuk pengiriman kemenyang
dan kapur barus ke India, dan selanjutnya dikirim sesuai pesanan dari
Arab, Eropa, Tiongkok, dan lain lain.
Suku bangsa Batak ini terdiri dari beberapa sub Batak. Diantaranya
adalah Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Angkola, Batak
Simalungun, Batak Karo, dan Batak Pakpak Dairi. Logat bahasa yang
dipergunakan oleh sub-sub suku ada empat logat yaitu, Karo,
Simalungun, Dairi dan Pakpak. Sub Batak Toba, Batak Angkola dan
29
Batak Mandailing menggunakan logat bahasa yang sama yaitu logat
Toba.
Nama suku bagsa „Batak‟ sebenarnya bukan terjadi begitu saja. Di
dalam buku „Hang Tuah‟ cetakan- III yang diterbitkan oleh Balai Pustaka
(1956), disebutkan bahwa perkataan „Negeri Batak‟ telah dijumpai di
tanah Melayu. „Batak‟ adalah salah satu di antara kampung atau negeri di
Bunna Siam dahulu, yaitu negeri asal orang Batak sebelum berkembang
ke kepulauan Nusantara (Napitulu 1997:18-19). Maka dari itu kata
“Bataha” berubah menjadi “Batak”.
Pembentukan permukiman merupakan keharusan bagi masyarakat
Batak (Bungaran Antonius Simanjuntak 2015:7). Bagi masyarakat
tradisional, perkembangan satuan permukiman baru terjadi karena
berbagai hal yang dialami di tempat permukiman lama. Seperti lahan
pertanian yang semakin sempit, lokasi permukiman yang sudah padat.
Munculnya penyakit yang banyak membawa kematian, pertikaian sosial
sesama penduduk memaksa sebagian penduduk untuk mencari dan
membentuk kehidupan di luar permukiman lama.
2. Sejarah Batak Toba
Orang Batak Toba tinggal di sekitar Danau Toba dan bagian selatan
Danau Toba. Daerah ini berada pada ketinggian antara 300-2000 meter di
atas permukaan laut. Tanah-tanah datar di antara daerah pegunungan dan
pantai merupakan daerah subur untuk pertanian. Hal ini menyebabkan
30
mata pencaharian utama orang Batak Toba adalah bercocok tanam.
Bercocok tanam di sawah adalah pencaharian utama orang Batak Toba,
dengan beras menjadi makanan pokok sehari-hari. Bagi orang Batak
Toba beras juga berfungsi dalam memenuhi kebutuhan dari setiap
upacara-upacara adat dalam masyarakat Batak Toba (Bungaran Antonius
Simanjuntak 2015: 7).
Toba merupakan sebuah pemukiman yang terletak di Sumatera
Utara. Kita tahu bahwa pemukiman sebagai kawasan berlangsungnya
proses kehidupan, merupakan sarana yang dimiliki oleh setiap kelompok
manusia. Pada umumnya, mata pencaharian masyarakat Batak Toba
adalah bertani, beternak, menangkap ikan dan membuat kerajinan
(Napitulu 1997:21).
Mata pencaharian orang Batak Toba yang lain adalah berternak,
menangkap ikan bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran Danau Toba
dan membuat kerajinan tangan. Mata pencaharian beternak bagi orang
Batak Toba juga didasari oleh kebutuhan upacara adat, yang mengambil
hewan ternak yang berfungsi sebagai mas kawin. Hal ini berdasarkan
kepercayaan tradisional yang dimiliki orang Batak Toba dimana hewan
ternak ini dipercaya dapat mengusir segala kejahatan dan mendatangkan
kesuburan sehingga hewan ternak ini digunakan pada upacara adat
perkawinan maupun kematian serta upacara adat lainnya. Tetapi di
daerah perantauan masyarakat Batak Toba sudah banyak yang
berkecimpung dalam departemen pemerintahan dan berwiraswasta.
31
3. Struktur Masyarakat Batak Toba
Masyarakat Batak mempunyai marga dalam sistem kekerabatan
mereka. Mereka yang satu marga, dengan arti satu asal keturunan, satu
nenek moyang disebut dongan sabuhuta (Toba), artinya “teman satu
perut”, satu asal. Jadi, marga merupakan suatu kesatuan kelompok yang
mempunyai garis keturunan yang sama berdasarkan nenek moyang yang
sama. Orang Batak menganut paham garis keturunan bapak (patrilineal),
maka dengan sendirinya marga tersebut juga disusun berdasarkan garis
bapak.
Masyarakat Batak Toba mempunyai banyak klan atau marga.
Masyarakat Batak Toba sistem marga tersebut diatur berdasarkan apa
yang disebut dengan Dalihan Na Tolu. Dimana sistem itu terdiri dari tiga
unsur, yaitu: dongan sabutuha, hula-hula, boru. Ketiga unsur ini
merupakan satu kesatuan yang integral bagi masyarakat Batak, yang
selalu bersama-sama dalam setiap aktvitas adat.
Berdasarkan etimologinya, Dalihan na Tolu adalah Bahasa Batak
Toba yang terdiri atas tiga suku kata, yaitu dalihan, na dan tolu. Dalihan
artinya tungku yang terbuat dari batu, na artinya yang, dan tolu artinya
tiga (Robert Siburian 2004:59). Dengan demikian, pengertian Dalihan na
Tolu secara harafiah adalah “tungku nan tiga”.
32
a. Dongan Tubu
Dongan tubu adalah teman lahir. Akan tetapi dongan tubu yang
dikenal oleh orang Batak Toba bukanlah dalam arti teman lahir secara
biologis, sebab dalam realitasnya kelompok dongan tubu ini lahir dari
rahim ibu yang berbeda-beda dengan percabangan yang sudah sampai
ratusan cabang. Dengan demikian, pengertian dongan tubu lebih kepada
keanggotaan klan, di mana seluruh individu dongan tubu merupakan
anggota dari klan yang sama, yang dikenal dengan istilah marga.
Dongan tubu adalah pihak keluarga yang semarga dalam hubungan
bapak (patrilineal), sehingga anak laki-laki dan anak perempuan yang
semarga tidak boleh kawin. Tertib patrilineal ini menjiwai sendi-sendi
hukum adat, hak milik, warisan dan upacara-upacara. Si sada, anak si
sada boru, si sada hasuhuton (satu kesatuan terhadap anak laki-laki dan
perempuan, dan satu kesatuan dalam upacara adat) adalah ugkapan yang
menggambarkan hubungan antarkerabat. Kelompok dongan tubu
(saudara sekandung, saudara semarga) saling berhubungan dengan erat
karena mereka merupakan kelompok yang sedarah, sehingga orang Batak
Toba manat mardongan tubu, artinya hatihati bersaudara semarga.
b. Hula – Hula
Hula-hula adalah unsur kedua dalam sistem kekerabatan Dalihan na
Tolu. Secara sederhana hula-hula adalah klen pihak pemberi istri. Mereka
yang masuk ke dalam golongan hula-hula (klen pemberi istri)
mempunyai kedudukan yang tinggi, hula-hula diibaratkan sebagai mata
33
ni ari binsar, matahari terbit. Maksudnya adalah yang memberi cahaya,
hidup dalam segala bidang. Bahkan hula-hula juga disebut debata na ni
indah, maksudnya adalah dewa-dewa atau Allah yang tampak. Itulah
sebabnya maka hula-hula selalu dihormati, dianggap sebagai pemberi
berkat bahan dipandang sebagai gambaran Tuhan.
c. Boru
Boru merupakan unsur ketiga dalam sistem kekerabatan Dalihan na
Tolu yaitu kelompok yang menerima perempuan dalam perkawinan.
Boru harus memandang hula-hulanya dengan rasa hormat dan segan,
bukan karena keuntungan yang akan diperolehnya, melainkan karena
hula-hula itu dianggap sebagai megie atau pribadi yang diutamakan
karena mereka telah memberikan anak perempuannya sebagai sumber
keturunan. Boru atau parboruon adalah kelompok penerima istri. Mereka
yang digolongkan sebagai boru adala hela (menantu, suami dari
kelompok istri), pihak keluarga hela, termasuk orangtua dan keturunan
mereka.
Bagi hula-hula, boru adalah bungkulan (tiang penumpang atap)
yang artinya sebagai penompang dan penanggung jawab dalam segala
tugas pekerjaan upacara, sebagai realisasi rasa hormatnya terhadap
hulahula. Sebalinya, pihak hula-hula tetap harus nerasa sayang terhadap
borunya, sehingga borunya bukan merupakan pesuruh atau budak,
melainkan sebagai boru yang dikasihi dan dicintai (elek marboru).
34
Agar suatu keluarga dapat berkedudukan (merasakan) sebagai hula-
hula dan boru maka keluarga tersebut harus mempunyai anak laki-laki
dan perempuan, karena melalui anak-anak inilah kedudukan tersebut
diperoleh. Jika satu keluarga hanya memiliki anak laki-laki maka
keluarga itu selalu berkedudukan sebagai boru. Sebaliknya, kalau
keluarga tersebut hanya mempunyai anak perempuan saja, selain tidak
ada yang dapat meneruskan keturuanannya, keluarga itupun hanya
berkedudukan sebagai hula-hula. Dengan demikian keluarga yang tidak
memiliki anak laki-laki tidak pernah merasa bagaimana rasanya diulosi
oleh hula-hula. Berdasakan itulah mendorong keluarga Batak Toba untuk
memiliki anak laki-laki dan perempuan.
Dengan pedoman inilah orang Batak Toba melaksanakan kegiatan
adat dan menyelesaikan persoalanpersoalan mereka. Perlu ditambahkan
bahwa setiap orang Batak Toab bisa berstatus hula-hula sekaligus
berstatus dongan sabutuha dan boru pada setiap saat. Ini tergantung dari
pihak mana seseorang itu dilihat. Kedudukan mereka ini tidak mutlak
selamanya demikian, bisa berubah-ubah. Dalam adat Dalihan na Tolu,
masing-masing orang dalam golongan fungsi ini dipanggil dengan istilah
dalam bahasa Batak “partuturan”.
4. Sistem Kekerabatan (Marga)
Marga adalah istilah keturunan yang diturunkan oleh nenek
moyang mereka. Nenek moyang ini dianggap sebagai leluhur yang
dihormati oleh semua keturunanya. Menurut tarombo Batak Toba
35
terdapat dua kelompok besar marga Batak Toba, yaitu kelompok marga
keturunan Guru Tatea Bulan dan kelompok marga Isumbaon. Kedua
kelompok inilah akhirnya lahir marga-marga pada Batak Toba dimana
pada awalnya marga tersebut adalah nama seseorang. akan tetapi karena
pertumbuhan keturunan Batak Toba yang berkembang sangat pesat
membuat nama seseorang tersubut diputuskan sebagai sesuatu untuk
menjaga tali keturunan yang diwariskan oleh nenek moyang / leluhur dari
generasi sebelumnya.
Masyarakat satu marga merupakan satu klan yang berdasarkan
patrilineal. Susunan marga yang terdapat pada orang Batak Toba
didasarkan atas genealogis atau turunan sedarah. Urutan silsilah turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang berikutnya sampai kepada
berpuluh-puluh angkatan ke bawah tetap dipertahankan, dengan maksud
agar tidak terjadi hubungan yang terputus atau mata rantai yang hilang
dalam hubungan silsilah tersebut.
Dalam mempertahankan agar marga dapat terus berlangsung agar
marga terus berlangsung, keturunan anak laki-laki sangatlah diutamakan,
sebab laki-lakilah yang menurunkan marga sesuai dengan prinsip
keturunan patrilineal. Jika seseorang pasangan suami istri tidak
mempunyai anak laki-laki, biasanya mereka selain berdoa sama Tuhan,
mereka juga mendatangi hula-hula dari pihak istri mereka untuk meminta
doa restu, karena mereka percaya bahwa doa hula-hula itu didengar, pada
adat itu dinamakan “mengupa-upa”. Kegiatan mengupa-upa ini biasanya
36
mensajikan atau membawa berupa hidangan, di mana hidangan tersebut
dipersembahkan untuk hula-hula itu dan setelah dilakukan adat tersebut
biasanya pasangan itu memakan juga hidangannya.
C. Falsafah Hidup Batak Toba
1. Hagabeon
Nilai Hagabeon adalah nilai keturunan. Orang Batak Toba sangat
menginginkan keturunan yang banyak. Orang Batak Toba juga menganut
garis keturunan laki-laki (patrilineal, oleh karena itu orang Batak Toba
sangat menginginkan memiliki anak laki-laki.) akan tetapi pada hagabeon
ini tidak dengan anak laki-laki saja, tetapi mempunyai anak perempuan
juga. Jadi yang dimaksud dengan nilai hagabeon adalah panjang umur
dan banyak keturunan (Rani Nainggolan 2010:36). Sumberdaya manusia
bagi orang Batak sangat penting. Kekuatan yang tangguh hanya dapat
dibangun dengan jumlah manusia yang banyak. Keturunan ini yang
nantinya akan menciptakan kekerabatan. Sistem kekerabat yang
terbentuk nantinya akan diperlukan untuk para perantau di Kota Depok
ini.
Sistem kekerabatan yang dianut oleh suku Batak Toba adalah
sistem patrilineal. Dengan demikian dasar yang digunakan untuk
menetapkan mana orang yang masuk ke dalam satu kerabat keturunan
adalah garis keturunan dari ayah. Berdasarkan sistem kekerabatan
tersebut ia akan mengetahui bagaimana hubungan dirinya dengan
anggota kerabat yang lain serta kedudukan, hak dan kewajiban. Melalui
37
marga, orang Batak Toba dapat menelusuri rantai silsilah kekerabatan
(partuturon) yang disebut dengan dalihan na tolu. Jika seorang Batak
Toba bertemu dengan Batak Toba lainnya, maka partuturon-lah yang
pertama ditanyakan untuk mencari titik temu.
2. Hamaraon
Nama lain dari Hamaraon adalah Kekayaan. Kekayaan yang sejati
bagi masyarakat Toba adalah anak. Hal ini diperkuat dengan ungkapan
Anakkon hi do hamaraon di ahu (anakku adalah kekayaan bagiku).
Batak Toba merealisasikan istilah anakku adalah kekayaan bagiku
dengan cara mengutamakan pendidikan pada anak-anaknya, dengan
harapan melalui pendidikan inilah anak-anak mereka pada nantinya akan
memperoleh pekerjaan dan hidupnya tidak sengsara.
3. Hamajuon
Nilai hamajuon (kemajuan) pada Batak Toba adalah selalu
berusaha untuk mencapai kemajuan dengan cara aktif dan pandai dalam
menggunakan berbagai kesempatan yang ada. Bagi orang Batak sebuah
kemajuan diraih melalui merantau dan menuntut ilmu. Nilai budaya
hamajuon ini sangat kuat untuk mendorong orang Batak untuk merantau
dan melakukan urbanisasi.
4. Hasangapon
Setelah orang Batak Toba memiliki hagabeon, hamoraon, dan
hamajuon maka selanjutnya akan disusul dengan hasangapon.
38
Hasangapon adalah kehormatan atau kemuliaan dimana kehormatan ini
dikarenakan atas wibawa atau martabat yang dimiliki oleh seseorang.
kemuliaan, kewibawaan, karisma, suatu nilai utama yang memberi
dorongan kuat untuk merahi kejayaan.
39
BAB III
ANALISA DATA
A. Wujud Solidaritas Sosial Masyarakat Batak Toba di Kota Depok
1. Intensitas Hubungan Antara Sesama Etnis Batak (Interaksi)
Interaksi Sosial adalah suatu hubungan, di mana hubungan ini
berkaitan dengan beberapa hubungan individu, baik individu dengan
individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Secara definitif, interaksi sosial sendiri adanya hubungan dua orang atau
lebih yang prilaku atau tindakannya direspon oleh orang lain. Interaksi
seseorang yang terjadi antara orang perorangan atau orang dengan
kelompok mempunyai hubungan timbal balik dan dapat tercipta oleh adanya
kontak sosial dan komunikasi sosial. Interaksi sosial mencerminkan
bertemunya orang perorang yang nantinya akan menghasilkan pergaulan
hidup dalam suatu kelompok sosial, untuk bekerjasama, saling berbicara,
saling memperhatikan, bahkan perkelahian dan pertikaian pun ikut di
dalamnya.
Tidak sedikit yang mengira bahwa orang beretnis Batak itu mereka
memeluk agama non-Islam. Faktanya adalah tidak semua orang Batak itu
beragama non-Islam, banyak juga yang beragama Islam. Batak Toba yang
identik dengan beragama nasrani, nyatanya ada juga yang memeluk agama
Islam. Maka dari itu, peneliti ingin membahas tentang interaksi Batak Toba
yang ada di Kota Depok ini, baik sesama etnis Bataknya, maupun etnis
Batak yang berinteraksi di luar etnisnya, baik satu agama, maupun berbeda
40
agama. Interaksi sosial yang dibangun oleh orang Batak itu sangat baik,
karena di kampung halamannya juga memang diajarkan seperti itu, sehingga
ketika mereka pun merantau, mereka bisa hidup selaras dan saling
berdampingan, memiliki rasa toleransi yang tinggi, khususnya berkaitan
dengan sebuah keyakinan. Interaksi sosial umat nasrani sebagai keyakinan
mayoritas bagi suku Batak Toba kepada umat Islam sangat berjalan mulus,
mereka tidak dibatasi hanya sebatas keyakinan. Hal itu terbukti seperti
wawancara peneliti kepada bapak Idris Pasaribu :
“religi bagi orang Batak adalah suatu yang sangat hakiki dan diyakini
adalah suatu anugerah, jadi anugerah itu harus dijunjung tinggi,
kepada saya diberikan anugerah sebagai pemeluk Kristen, kepada adik
saya diberikan anugerah sebagai seorang pemeluk Islam, kepada adik
saya yang lain diberikan anugerah sebagai sebagai seorang katolik,
bagi kami agama itu bukan untuk difanatikan , tetapi ditaatu, kita
harus taat kepada agama tetapi tidak bisa melupakan adat istiadat.”
Dari beberapa informan mengatakan bahwa interaksi internal mereka
dipengaruhi oleh Dalihan Na Tolu, yang merupakan struktur sosial
masyarakat Batak Toba. Interaksi internal adalah hubungan interaksi yang
dilakukan antar pihak-pihak di dalam satu komunitas dan kelompoknya.
Interaksi internal yang dilakukan orang Batak Toba biasanya didasarkan
pada struktur sosial yang dinamakan “Dalihan na Tolu”. Dalihan Natolu
merupakan adat yang sangat penting pada kehidupan masyarakat Batak
Toba dimana ketiga unsur tersebut saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan
satu sama lain.
Secara harfiah dalihan natolu merupakan tungku masak yang terdiri
dari tiga kaki penyangga yang terbuat dari batu. Pada rumah tradisional
41
Batak Toba tungku ini diletakan di dalam rumah. Yang kemudian secara
simbolis menunjukan sistem kekerabatan di masyarakat Batak Toba.
Dalihan Natolu merupakan pusat atau inti dari struktur sosial masyarakat
Batak Toba.
Nilai moral dari Dalihan na Tolu adalah kewajiban untuk saling
menolong satu sama lain. Dalihan Natolu memiliki peranan penting yang
mengatur kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kebudayaan Batak Toba.
Dalam kegiatan ritus tradisional Batak Toba, dalihan na tolu mengatur
berbagai rangkaian seperti berbicara, lamanya berbicara, tempat duduk,
luasnya ruang fisik yang diperbolehkan untuk diduduki. Dalam pelaksanaan
ritual kegiatan adat, orang yang mempunyai kuasa lebih besar memiliki
peranan lebih penting dan mengambil waktu dalam kegiatan lebih banyak.
Kaitannya dengan pengadopsian tri tunggal Dalihan na Tolu sebagai
sistem kekerabatan orang Batak Toba, Sihombing memberi alasan bahwa
walaupun tritunggal Dalihan na Tolu tempatnya berada di dapur, Dalihan na
Tolu memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak terdapat pada tritunggal lain.
unsur-unsur dalam Dalihan na Tolu sebagai sistem kekerabatan orang Batak
Toba dengan ketiga unsur batu tungku tempat memasak itu terdapat
beberapa persamaan. Pertama, dengan menggunakan tungku untuk
memasak, hal ini memberi dua keuntungan yaitu; makanan yang ditaruh di
atasnya menjadi matang, dan api yang berada dalam tungku dapat
menghilangkan perasaan dingin.
42
Adapun Unsur-unsur Dalihan na Tolu yaitu, dongan tubu, hula-hula,
elek marboru. Sistem kekerabatan berdasarkan prinsip Dalihan na Tolu
terbentuk melalui dua proses, yaitu melalui hubungan darah (keturunan) dan
perkawinan. unsur yang terbentuk melalui hubungan darah (descent) ini
disebut dongan tubu, sementara dua unsur terakhir yaitu hula-hula dan boru
terbentuk melalui hubungan perkawinan (affines). Dengan demikian
“Dalihan na Tolu” dibangun oleh tiga unsur utama, yaitu dongan tubu, hula-
hula dan boru.
Interaksi internal ini, sangat erat kaitannya dengan falsafah hidup
orang Batak Toba, seperti yang disampaikan dalam ungkapan tradisional
Batak Toba:
Molo naeng gabe, hormat ma marhula-hula
Molo naeng sangap, denggan ma marsabutuha
Molo naeng mamora, elek ma marboru
Kalau ingin memiliki hagabeon, harus hormat kepada hula-hula
Kalau ingin memiliki hasangapon, harus rukun bersaudara
Kalau ingin memiliki kekayaan, harus pintar mengambil hati boru
Dari ungkapan tradisional tersebut, kita melihat bahwa begitu besar
peran Dalihan Na Tolu dikehidupan mereka, di mana mereka menjunjung
tinggi posisi-posisi tersebut di dalam kehidupannya, bagaimana berperilaku
ketika menjadi hula-hula, bagaimana berinteraksi ke hula-hula, bagaimana
bersikap ketika menjadi boru dan berinteraksi sesama dongan sabutuha.
Dalihan na tolu ini mengajarkan seseorang harus bersikap salig hormat,
saling sayang dan saling mengayomi, untuk itu mereka harus bisa
berkomunikasi dengan tepat sesuai dengan posisi individu pada adat
43
“marga”. Berikut penjelasnnya dari wawancara dengan bapak Manurung ,
yang mengatakan :
“Sangat penting banget dalihan natolu, karena dalihan natolu ini 3
tungku karena saling menghargai satu marga, menghargai ipar,
menghargai saudara kita. Dan menghargai anak perempuan . itu
merupakan bagian adat dari orang batak.”
Bagi mereka marga yang ada pada mereka, yang mereka dapatkan dari
sejak lahir ini, yang menentukan posisi mereka di dalam adat itu sebagai
apa. Marga bagi mereka adalah sebuah identitas, sebuah garis keturunan
untuk mengetahui asal usul diri mereka, serta mereka masuk kegenarasi
berapa dari keturunan patrilinealnya. Oleh karena itu, bagi orang Batak
Toba kerabat menjadi sangat penting, karena kerabat merupakan keluarga
dan orang yang memiliki hubungan dengan mereka. Marga dan kerabat
inilah yang nantinya akan membawa kita pada posisi apa dan siapa kita di
Dalihan Na Tolu itu.
Adapun fungsi Dalihan Na Tolu bagi mereka salah satunya adalah
seperi pemaparan dari bapak Idis Pasaribu, sebagai berikut:
“Fungsi dari Dalihan Natolu ini dia terjadi sirkulasi , sekarang saya
sebagai hula-hula , besok saya menjadi boru, lusa saya menjadi
dongan tubu. Jadi pada saat satu horja sekarang (Hajatan) saya
menjadi hula-hua, nah kamu menjadi boru. Akan tetapi dalam hajatan
kamu menjadi hula-hula dan saya yang menjadi dongan tubu, dalam
arti hajat yang lain. Mungkin kamu menjadi boru saya menjadi hula-
hula lagi dan sebagainya. Terjadi rotasi pemutaran, jadi ketika kita
menjadi hula-hula kita harus menjaga diri karena pada suatu saat kita
menjadi dongan tubu atau bisa jadi kita menjadi boru sehingga kita
harus tetap bersedia tetap mawas diri , jangan sampai kita membuat
kesalahan, seperti salah berucap dan sebagainya.”
Maka dari itu, dari Dalihan Na Tolu inilah nantinya dapat kita ketahui
bagaimana pembawaan diri mereka di kehidupan dan cara bersikap serta
44
berperilaku ini lah yang mengatur bagaimana mereka dalam berinteraksi dan
berkomunikasi sesama etnis Batak Toba.
2. Paguyuban Masyarakat Batak Toba
Dasar hubungan individu dalam kelompok sosial adalah rasa cinta
yang di dalamnya ada ikatan hubungan batin yang murni dan biasanya
kekal. Pola hubungannya intimate, private dan exclusive. Kelompok sosial
(paguyuban) ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim dan
pribadi, yang merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Pada
masyarakat Batak Toba di Kota Depok ini, paguyuban adalah tempat atau
wadah perkumpulan serta perhimpunan orang-orang yang satu etnis dan satu
suku dengannya. Mereka mengatakan bahwa setiap orang Batak Toba pasti
mempunyai paguyuban.
Paguyuban ini nantinya akan mempunyai manfaat yang sangat positif .
salah satunya adalah untuk saling tolong menolong. Kehidupan mereka di
tanah rantau akan terus berjalan seiring dengan waktu, merekapun tetap
menjalankan rutinitas sehari-hari seperti di kampung halamannya, seperti
bekerja, menikah, mempunyai keturunan dan bahkan tidak sedikit pula para
perantau yang tinggal di kota Depok ini yang sudah berumur dan akhirya
meninggal dunia. Ketika mereka di kota Depok ini menjadi kelompok
minoritas maka mereka harus mempunyai sikap untuk saling menguatkan
satu sama lain, untuk saling menjaga satu sama lain sehigga mereka akan
senantiasa menjaga komunikasi dengan jalan silaturahmi yang medianya
45
adalah melalui perhimpunan atau paguyuban ini, seperti penjelasan dari
bapak Binsar Simamora:
“bagi orang batak itu selalu berhimpun , membentuk suatu organisasi ,
guna untuk saling membantu dalam kemalangan dan dalam hal-hal
yang lain, nah nanti itu di handle, makannya kalau pesta orang batak,
yang handle-handle itu bukan yang punya acaranya, tapi justru
perhimpunannya ini, dia menghandle dan mengorganisir. Contoh jika
seseorang nikahan atau lahiran di tanah rantaupun, pasti dia ada yang
jenguk . kalau misalnya laki-laki di Muslim kan anak kecil ada yang
namanya sunat, nah siapa yang akan dia undang? Ya pasti yang
pertamakali dia bisa undang adalah orang-orang satu marganya. Nah
orang batak sendiri setiap marga itu pasti ada perkumpulannya , justru
kalau dia tidak punya perkumpulan dia biasanya malu.”
Dalam satu orang biasnya minimal memiliki dua tempat paguyuban.
Alasan mereka memiliki paguyuban lebih dari satu, karena memang
paguyuban tersebut dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kategori. Misalnya
paguyuban satu kampung halaman (Sumatera Utara), paguyuban satu
wilayah tempat tinggal, paguyuban satu agama, paguyuban satu marga,
paguyuban marga istri / suami dll. Sehingga oleh karenanya orang Batak di
Kota Depok ini minimal memiliki dua paguyuban.
Paguyuban yang terbentuk pada masyarakat Batak Toba di Kota
Depok, tidak semata-mata berlandaskan kepercayaan “religi”, akan tetapi
justru yang menonjol adalah paguyuban satu daerah asalnya yang dimana
mereka menamakan sebagai satu perut, artinya satu tempat kelahiran.
Menurut peneliti hal itu merupakan suatu hal yang sangat unik, karena di
Batak sendiri satu margapun bisa berbeda agama pula. Misalnya seperti
Bapak Ramses Hutagalung yang beragama Islam, dia masuk ke dalam
46
paguyuban berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, di paguyuban tersebut
membaur menjadi satu perkumpulan, apapun agamanya, apapun marganya
nah dia bisa bergabung dengan paguyuban tersebut. Berikut peryataan dari
bapak Ramses Hutagalung:
“Selain itu saya ikut dalam perhimpunan masyarakat Tapanuli Tengah
Sibolga , apapun agamanya , apapun sukunya yang merasa dari
Kabupaten Tapanuli Tengah dan Sibolga nah maka ikutlah dia di
perhimpunan ini, saya itu banyak ikut perhimpunan-perhimpunan baik
perhimpunan batak berdasarkan marga, baik berdasarkan asal muasal
kelahiran dan perhimpunan berdasarkan agamanya, kemudian
perhimpunan Batak karena kulturnya. Kegiatan rutin orang batak
tersebut biasanya dilakukan untuk bersilaturhami tatap muka ,
berkomunikasi , nah perkumpulan ini kan merupakan suatu media
(perantara kan) . Bagi Islam berupa pengajian dan bagi Kristen
biasanya arisan. Ada juga yang tidak berbau agama, ada juga yang
berkumpul atas dasar satu marga. Jadwalnya itu tergantung
kesepakatan anggota perkumpulan tersebut.”
Contoh lain adalah paguyuban dari PNBC (Punguan Naposo Bulung
Cilodong), paguyuban ini diketua oleh Abang Hewi Silitonga, abang Hewi
sendiri memeluk agama Kristen, namun abang Hewi mengaku bahwa
paguyuban atau komunitasnya ini memang berdasarakan “kita berdarah
Batak” jadi mau apapun agamanya, mau apapun marganya, abang Hewi
menampung para pemuda dan pemudi yang memiliki etnis Batak,
khususnya Batak Toba. PNBC sendiri mempunyai ADART (Anggaran
Dasar Rumah Tangga), seperti yang diketahui bahwa berhimpun merupakan
kegiatan yang bersifat sukarela dan tidak memaksa maka mereka yang
bergabung ikut serta dalam perhimpunan ini, dia adalah orang yang
mempercayai bahwa belajar dan melestarikan nilai adat itu sangat penting,
47
mengingat mereka di Depok adalah masuk ke dalam kategori kelompok
minoritas dan bukan warga pribumi. Pada PNBC ada kegiatan rutin yang
mereka lakukan. Seperti penjelasan dari abang Helwi Silitonga:
“kalau kegiatan rutin kita untuk ibadah sebulan sekali, itu di rumah-
rumah anggota bergantian biasanya. Kebetulan kan kita sebentar lagi
mau mengadain natal, tempatnya juga di gereja sini. Jadi kita untuk
sekarang fokus ke penyambutan natal. Akan tetapi tidak hanya
kegiatan agama nasrani saja, ini kan gereja okuineme, okuineme itu
artinya semua boleh bersatu di sini, dari mana saja boleh yang penting
dia mau belajar dan kita intinya sama-sama beretnis Batak, nanti kita
adakan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai kebutuhan. Seperti kemarin
kami melakukan kegiatan santunan juga ke warga sekitar, kan
sebelumnya pasti kita nyardan (cari dana) bareng-bareng anggota
menjual kerajinan tangan, buka bazar di pasar pagi dan sebagainya.
Ada juga misalnya kegiatan santunan untuk warga kita yang kira-kira
kena musibah seperti misalnya sakit dan membutuhkan bantuan ya
sebisa mungkin kita juga bantu. Nah jadi buat masyarakat Batak
sendiri di kota Depok ini kalau dia tidak berkumpul dan berhimpun
ikut paguyuban apapun ini menurut saya dia akan rugi, ya karena tidak
ada saudara nantinya, buat acara-acara kegiatan lainnya seperti
pernikahan , kematian dan sebagainya dia akan kebingungan sendiri
nantinya.”
Paguyuban inilah yang nantinya membuat mereka sebagai perantau di
kota Depok tidak membuat mereka merasa sebagai kaum minoritas, karena
walaupun mereka bukan penduduk pribumi namun mereka saling
menguatkan satu sama lain. paguyuban-paguyuban yang mereka ikuti
memang lebih dari satu paguyuban karena di dalam kekerabatan atau di
Batak dinamakan dengan martarombo terdapat cabang-cabangnya lagi yang
sangat banyak. Dari hal terdekat misalnya yaitu yang satu marga dengannya
(marga yang diambil dari ayahnya), kemudian dari ibunya juga berbeda,
terlebih ketika dia sudah mempunyai isteri berarti dirinya juga mempunyai
tanggungjawab untuk menjaga nama baik marga yang dimiliki istrinya,
48
terlepas dari itu ada juga paguyuban atau perkumpulan yang misalnya dari
lingkungan tempat tinggal, dan lain sebaginya.
Mengikuti paguyuban pada Batak Toba di kota Depok ini bersifat
tidak memaksa dan dari kesadaran diri mereka sendiri. Maka dari itu ketika
mereka ikut bergabung ke dalam perkumpulan mereka sudah tahu manfaat
dan hal-hal positif yang mereka dapatkan dari adanya mereka bergabung di
dalam paguyuban Batak. Walaupun mereka tingga bukan di kampung
halaman, namun kehidupan ini tetap berjalan mengikuti waktu. Mereka juga
pastinya menikah, mempunyai keturunan dan kehidupan mereka tentunya
membutuhkan bantuan dari orang lain yang dalam hal ini mereka
menyebutnya dengan kerabat.
Ketika di tanah rantau (Depok) mereka tidak menjalin komumikasi
serta relasi yang baik dengan sesama etnis maka ketika nanti mereka ada
keperluan seperti menikah, melahirkan dan musibah baik sakit atau
kematian tentunya tidak ada yang perduli dan membantu mereka, terlebih
mereka di sini merupakan pendatang dan bukan penduduk pribumi. Untuk
itu menjaga komunikasi sangat diperlukan bagi masyarakat Batak Toba di
kota Depok, karenanya media yang diperlukan oleh mereka adalah
mengikuti paguyuban ini. Ketika mereka tidak ada yang membantu maka itu
merupakan hal yang memalukan untuk dirinya dan itu merupakan aib di
dalam keluarga besarnya di kampung, karena pastinya ada yang salah pada
pribadi orang tersebut.
49
3. Gotong Royong
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan
memerlukan bantuan orang lain dalam berbagai hal, seperti bekerja,
bersosialisasi, menjalin kerjasama dan lain sebagainya. Keadaaan di mana
seseorang memerlukan bantuan orang lain ini lah dalam menjalin suatu
kerjasama sama dan saling membutuhkan akan menciptakan suatu keadaan
yang dinamakan dengan gotong royong. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) gotong royong adalah bersama-sama tolong menolong,
bantu membantu dalam mengerjakan sesuatu.
Bagi masyarakat Batak Toba gotong royong sangat penting, karena itu
mereka harus bisa menjalin kekerabatan dengan sebaik mungkin dan
seharmonis mungkin. Kekerabatan ini dibangun melalui komunikasi rutin
melalui paguyuban seperti yang sudah dipaparkan di atas. Seperti
pemaparan dari bapak Robert Manurung :
“Sangat penting banget, tanpa kerabat tidak ada arti kita di dalam
bersosialisasi, baik di dalam tetanga, baik di dalam satu suku ini
sangat peting bagi orang batak. Karena di perantauan itu yang
terpenting adalah kerabat yang pertama, karena saling tolong
menolong, gotong royong dan bersosialisasi . kekerabatan ini akan
berdampak baik bagi kami sebagai perantau di Depok ini, karena
gotong royong pula yang membuat kami menjadi kuat walaupun kami
ini termasuk kategori minoritas karena sebagai perantau ya. contoh
ketika saya kesusahan, mengalaimi musibah misalnya kecelakaan
sakitlah saya, nah siapa yang akan menolong selain kerabat , kerabat
kan dihasilkan oleh kita berhimpun dan seringnya kita berkumpul kan.
Di situlah yang menjadi nilai lebih dari etnis batak ini , kami
wujudkan rasa solidaritas kami ini salah satunya dengan gotong
royong yang tanpa batas.
50
Gotong royong yang dilakukan masyarakat Batak Toba di kota Depok
ada kaitannya dengan kebiasaan upacara adat yang mereka lakukan di
kampung halamannya. Adapun kegiatan gotong royong di dalam adat Batak
ada tiga yaitu gotong royong kegiatan pernikahan, kelahiran dan kematian.
Namun yang berbeda di kota Depok yang mereka lakukan adalah gotong
royong dalam musibah warga sakit. Berikut penjelasnnya dari masing-
masing kegiatan gotong royong tersebut.
a. Gotong Royong dalam Kegiatan Pernikahan (Parbagosan)
Pernikahan ini dalam bahasa Batak adalah Parbagosan
diselenggarakan secara resmi dan secara adat. Adapun pada tahap ini dibagi
menjadi beberapa sesi sampai acara pernikahan itu berlangsung. Yaitu;
manurship adalah membahas tentang persiapan pernikahan, biasanya acara
ini kumpul-kumpul tetapi sifatnya tidak formal, marhata sinamot adalah
kegiatan sebelum pernikahan yang membahas tentang mahar yang akan
diberikan pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan, sifat
pada kegiatan marhata sinamot lebih kepada formal dan lebih serius karena
sudah menghadiri hula-hula dan tulang, ulon unjuk adalah kegiatan puncak
yaitu puncak hari pernikahannya, adapun rangkaian kegiatannya yaitu pihak
laki-laki menjemput pihak perempuan, kemudian pengantin memasuki
pelaminan (Bangarna Sianipar 2012:38).
Dalam pernikahan adat Batak yang menjadi ciri khas tersendiri adalah
mengenai mahar. Mahar bagi orang Batak yang mempunyai anak
perempuan itu sangat penting, semakin besar mahar maka semakin pihak
51
perempuan merasa terhormat dan anak perempuannya dihargai oleh pihak
laki-laki. Di sini pihak perempuan dengan terang-terangan meminta kepada
pihak laki-laki secara terbuka, dan pihak laki-laki harus menyediakannya,
jika pihak laki-laku tidak menyanggupi biasanya pernikahan itu tidak dapat
dilangsungkan. Berikut pernyataan dari bapak Sutan Simatupang terkait
mahar di dalam Batak Toba:
“Mahar bagi orang Batak Toba sangat penting , karena itu merupakan
suatu penilaian dan penghargaan dari pihak laki-laki kepada pihak
perempuannya, hal ini tidak main-main, dimana pihak perempuan
menyebutkan mahar secara terang-terangan, misalnya perempuan
minta mahar 100 juta dan kerbau 20 ekor serta lain sebaganya maka
pihak laki-laki walaupun berat harus menyanggupinya, jika tidak
sanggup maka banyak dari mereka yang hubungannya kandas di
tengah jalan karena tidak sesuai kesepakatan tadi.”
Untuk itu mereka pihak laki-laki biasanya bergotong royong dalam
mengadakan pesta pernikahan sesuai dengan keinginan dari pihak
perempuannya. Gotong royong ini dibangun untuk meringankan beban dari
keluarga inti mempelai laki-laki, itulah mengapa pada pesta pernikahan
orang Batak Toba pesta bisa dilakukan dengan meriah dan tidak hanya
sekali, karena dari pihak perempuan juga bahwa mengambil anak
perempuannya harus dengan nilai yang tinggi, karena anak perempuan
merupakan aset berharga yang nantinya sebagai orang yang dapat
melahirkan dan meneruskan keturunan untuk pihak laki-laki tersebut.
52
b. Gotong Royong dalam Kegiatan Kelahiran (Hasorangan)
Dalam kegiatan kelahiran ini di kelompokan ke dalam empat tahap
kegiatan yaitu Pasahat Ulos Mula Gabe, Mamoholi, Mangkaroani dan
Mebat ke rumah opung atau tulang. Pasahat ulos mula gabe adalah suatu
kegiatan penantian kelahiran, di mana pada kegiatan ini persiapan-persiapan
adat sebelum seseorang Batak Toba melahirkan. Acara ini adalah salah satu
dari budaya Batak yang masih dilakukan. Adapun maksud dan tujuan acara
ini adalah memberi dorongan moral kepada yang akan melahirkan tanpa
dibayang-bayangi rasa takut. Setelah melahirkan ada yang dinamakan
dengan mamoholi yaitu kegiatan sanak saudara dari para kerabat datang
untuk menjenguk anak yang baru lahir.
Mangkaroani adalah semacam kegiatan syukuran atas kelahiran anak,
yang prinsipnya dilakukan oleh semarga dan dengan sanak saudara. Mebat
ke rumah opung atau tulang, biasanya pada kegiatan ini ketika si anak bayi
sudah bisa diajak keluar rumah dia main ke rumah opungnya (kakeknya)
kalau ada rezeki dan kakeknya ada di kampung mereka biasanya pulang ke
kampung halamannya untuk sekedar berkunjung, dan kalau tidak cukup
mendatangi tulang (paman) abang dari orangtua anak bayi itu. Maksud dari
mendatangi ini adalah mereka berterimakasih karena sebelumnya telah
mendoakan dari dikandungan sampai anak bayi itu lahir dengan selamat,
mereka (orangtua) bayi berkunjung ke rumah tidak hanya dengan tangan
kosong, melainkan membawa makanan seperti daging yang telah dimasak.
53
c. Gotong Royong dalam Musibah Kematian (Parmondingan)
Batak Toba menyebut musibah kematian ini dengan nama
parmondingan. Adapun di Batak Tiba jika ada seseorang anggota
keluarganya meninggal, maka dilakukan serangkaian acara, maksud dan
tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai penghormatan terakhir kepada
jenazah (orang yang meninggal). Acara tersebut biasanya dilakukan dengan
makan bersama selama paling sedikit tiga hari sebelum jenazah
dimakamkan, bermusik-musikan / musik batak (gondang samarangguan),
jika dia beragama Islam maka biasanya hanya dengan pemberian ulos,
makan bersama dan pengajian. Berikut pernyataan dari bapak Sutan
Simatupang:
“Sama saja seperti di kampung halaman, bagi orang Batak Toba di
perantau itu kematian haruslah diadatkan. Jika tidak sanggup si
jenazah dibawa ke kampung halamannya, maka akan di adatkan di
perantauan sini. Tetapi jika mereka mempunyai uang lebih maka
jenazah tersebut akan dibawa ke kampung halaman dan diadatkan di
sana. Banyak pertanyaan dari orang-orang kenapa di Batak orang
sudah mati saja diadatkan, padahal dia sudah tidak bisa melihat dan
mendengar suara kita. Bagi orang Batak Toba , melakukan proses adat
kepada orang yang sudah meninggal adalah suatu cara semacam
penghormatan terakhirlah untuk orang yang meninggal tadi. Pada
kegiatan ini ada semacam proses pemberian ulos terakhir, kemudian
makan-makan, ada musik-musik batak yang dilantunkan kita namakan
dengan gondang saparangguan sekurang-kurang-kurangnya tiga hari
sebelum proses pemakaman tersebut, namun jika dia islam biasanya
hanya pemberian ulos , makan dan doa pengajian.”
54
d. Gotong Royong dalam Musibah Warga Sakit
Perbedaan kampung halaman dengan di kota Depok adalah di sini
masyarakat Batak Toba melakukan kegiatan dalam musibah warga sakit.
Seperti penjelasan abang ibu Yuni Sirait:
“pertemuan-pertemuan dilakukan agar silaturahmi tetap berjalan,
kekerabatan ini sangat penting banget yang nantinya untuk kita saling
bahu membahu, bergotong royong dalam apapun yang kita hadapi
baik acara pernikahan, kematian dan juga kelahiran. Kemudian di
Depok sendiri ini selain itu ada kegiatan juga gotong royong dalam
ketika anggota dari perhimpunan yang kita ikuti itu mengalami
musibah sakit ntah itu anaknya, suaminya ataupun istrinya pastilah
anggota dari perhimpunan yang diikuti senantian bergotong royong
membantu, jadi dengan begitu setidaknya sedikit mengurangi beban
anggotanya, untuk itu sangat penting bagi masyarakat Batak Toba
yang ada di Depok ini untuk mempunyai himpunan atau perkumpulan
Batak itu. Mungkin kalau di kampung halaman sakit kan banyak yang
membantu, nah bagi perantau Batak Toba ini memang membuat
kegiatan dalam musibah sakit ini guna untuk membantu mereka yang
mengalami agar sedikit ringan bebannya paling tidak mengurangi
masalah finansial.”
Mereka bergotong royong memberikan bantuan jika ada yang sakit,
biasanya dilakukan oleh perhimpunan dan untuk anggota perhimpunannya
tersebut. Ketika seseorang dari mereka ada yang sakit maka biasanya
anggota perhimpunan ada yang mengkordinasikan untuk mengumpulkan
dana atau bantuan lainnya, jika sudah terkumpul mereka berikan kepada
warga yang terkena musibah sakit itu. Gotong royong ini dimaksudkan
untuk meringankan beban dari anggota yang terkena musibah, paling tidak
mereka tidak merasa kesepian karena sudah pasti ketika sakit ada yang
bersedia menjenguknya dan memberi dukungan positif kepada mereka yang
tertimpa musibah.
55
B. Tipologi Solidaritas Sosial Masyarakat Batak Toba di Kota Depok.
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logis
yang berarti ilimu. Jadi tipologi adalah pengetahuan yang berusaha
menggolongkan atau mengelompokan sesuatu menjadi tipe-tipe tertentu atas
dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh
dominan, nilai-nilai budaya dan seterusnya (Abdul Mujib 2006:171).
Sehigga tipologi solidaritas adalah pengelompokan tipe / bentuk solidaritas
sosial yang terjadi.
Pada masyarakat Batak Toba di Kota Depo, tipologi solidaritas
sosialnya yaitu termasuk pada jenis solidaritas mekanik. Solideritas mekanis
sendiri umumnya terdapat pada masyarakat primitif. Secara singkat,
solidaritas mekanik terbentuk karena adanya rasa kesamaan antaraggota
masyarakat, yang dimaksud dengan kesamaan tersebut bisa dilihat dari
tujuan masyarakat itu sendiri dan adat yang biasa mereka lakukan sehingga
terciptanya rasa solidaritas di dalam diri mereka. Pada umumnya kekuatan
solidaritas mekanik begitu besar sehingga ikatan solidaritas ini dapat
berlangsung lama. Solidaritas mekanis didasarkan atas persamaan dan
kecenderungan dalam keseragaman yang membentuk struktur sosial
masyarakat di mana masyarakat bersifat homogen dan mirip satu sama
lainnya.
Dalam masyarakat, manusia hidup bersama dan berinteraksi, sehingga
timbul rasa kebersamaan diantara mereka. Rasa kebersamaan yang timbul
dalam masyarakat kemudian dapat menimbulkan perasaan kolektif.
56
Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik yang diutamakan adalah
perilaku dan sikap. Kesadaran kolektif tesebut sangat diyakini dan sangat
mendarah daging oleh seluruh anggotanya. Menurut Durkheim, solidaritas
mekanik didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama (collective
consciousness / conscience), yang menunjuk pada “totalitas kepercayaan
dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat
yang sama itu (Johnson 1994:183).
Kota Depok secara ciri kota bukan termasuk dalam kategori desa,
secara pemikiranpun bukan bersifat tradisional, akan tetapi bagi masyarakat
Batak Toba di Kota Depok, nilai-nilai serta tradisi-tradisi di kampung
halaman dari nenek moyangnya masih dibawa ketika mereka merantau.
Bagi orang Batak Toba di Kota Depok menjalankan dan melestarikan nilai-
nilai adat dan tradisi adalah suatu hal yang diharuskan dan dari kecil
memang mereka sudah diajarkan untuk mencintai serta menjalankan nilai-
nilai tersebut. Sehingga ketika mereka berada di luar kampung halamannya,
di manapun mereka berada, mereka tetap menjalankan dan melestarikan
niai-nilai adat dan pedoman hidup yang sudah ada dari nenek moyang
mereka.
Menjalankan dan melestarikan kebiasaan budaya nilai-nilai leluhur
ini, seiring berjalannya waktu disadari maupun tidak membuat mereka
mempunyai suatu rasa saling mencintai dan saling menjaga satu sama lain,
sehingga mulailah tertanam rasa emosinal yang menjiwai di dalam darah
daging mereka, bahwa meraka adalah satu nenek moyang yang sama,
57
sehingga dari hal tersebut menimbulkan rasa solidaritas sosial mekanik ini
di dalam orang Batak Toba, tidak terkecuali ketika mereka merantau yang di
mana awalnya mereka di kota rantau tidak saling mengenal, jika mereka
tahu bahwa mereka sama-sama etnis Batak Toba maka mereka punya
keinginan untuk saling menjaga dan saling membantu satu sama lain,
mereka merasa bahwa mereka adalah satu saudara yang dilahirkan ke dunia
ini dikodratkan memiliki darah Batak di dalam dirinya. Seperti penjelasan
dari bapak Ramses Hutagalung terkait makna marga (kerabat) itu sendiri:
“Nah di dalam perantauan sendiri misalnya ketika seseorang merantau
dia akan mencari marga ayahnya dulu , kemudian baru marga ibunya ,
jika tidak ada juga dia aka mencari marga amangtuanya artinya paman
dia (pak le kalau di jawa) nah atau juga marga namboru (bu lenya
kalau di jawa) kalau tidak dapat juga dia mencari yang sekampung
dengannya . nah begitu sampai di tempat perantauan khususnya
Depok misalnya dia mencari-cari itulah nanti berhimpun masuk dia ke
perkumpulan orang batak biasanya guna untuk bersilaturahmi.”
Dalam solidaritas mekanik pada masyarakat Batak Toba mereka bisa
saling bantu satu sama lain, paling tidak memberikan informasi yang
sekiranya dibutuhkan untuk kerabatnya. Mereka biasanya memberikan
informasi satu sama lain pada perkumpulan-perkumpulan yang mereka
ikuti, sehingga tidak sedikit orang Batak Toba di Kota Depok yang
mengikuti perkumpulan lebih dari satu perkumpulan yang dimilikinya.
Kekerabatan yang erat akan menciptakan rasa emosianal yang kuat.
Sehingga bagi masyarakat Batak Toba kekerabatan / martarombo ini sangat
penting bagi mereka di Kota Depok. Penjelasan dari bapak Panorangan
Simbolon memperkuatnya:
58
“kekerabatan inilah yang nantinya membuat orang batak untuk saling
tolong menolong . kalau kita tahu sesama orang batak apalagi nanti
kalau bicara dengan silsilah “martarombo” namanya itu langsung ada
kedekatan itu . oh ini masih saudara, oh ini masih kelompok hula-hula
saya (yang harus saya hormati) , oh ini dari kelompok marga boru atau
marga dari keluarga adik saya , nah langsung martarombo itu, disitu
juga munculah kedekatan, langsung muncul saling kedekatan,
menanyakan kekeluargaan akhirnya muncul kedekatan. Ketika
muncul kedekatan hati pada umumnya masalah pekerjaan atau
masalah apa yang bisa kita bantu , sudah tidak ada jarak lagi , jika bisa
kita bantu pastilah kita bantu, kalau ada yang bisa kita tolong pastilah
kita tolong. karena sudah mengenal secara kekerabatan tadi yang
diikat dari marga-marga yang Dalihan Natolu tadi itu akhirnya saling
enaklah untuk membangun komunikasi, kan ada pribahasa “tak kenal
maka tak sayang” kalau sudah kenal maka akan muncul keihklasan,
kedekatan sacara emosional untuk tolong menolong, sehingga masalah
bisa kita bantu, ntah itu pekerjaan. Ada misalnya kalau di sini saya
tahu dan dekat sama saya maka saya jadikan prioritaslah urusannya
(ini misalnya ya). ya seperti itulah kurang lebihnya karena kedekatan
marga itu.”
Adanya rasa kesamaan daerah membuat mereka mempunyai ikatan
kedaerahan yang sangat kental di kota Depok dan hal itu merupakan suatu
keuntungan tersendiri bagi mereka ketika memutuskan untuk menjadi
seorang perantau di kota Depok dikarenakan masyarakat Batak Toba yang
telah merantau lebih awal senantiasa mempunyai keinginan untuk
membantu mereka yang baru berjuang di Kota Depok ini sebagai seorang
perantau. Walaupun mereka di kota tetapi ketika mereka mengetahui bahwa
mereka satu etnis maka mereka menurunkan rasa individualitas dalam
dirinya, menurunkan rasa egonya, di mana mereka lebih memilih untuk
saling tolong menolong dan membantu sesama etnis Batak Toba ini. Seperti
pernyataan dari ibu Yuni Sirait:
“Kita ini kan seperti apa ya, ya seperti satu kesatuan yang susah untuk
dipisahkan lah secara rasa kebatinan dan bisa dibilang ikatan
59
emosianal yang sudah ngebatin, walaupun kita tidak saling kenal
namun ntah kenapa rasa itu muncul ketika kita tahu dia etnis Batak,
dimana kita harus menurunkan ego kita, kemudian rasa atau hal-hal
yang bersifat pribadi harus kita nomor duakan lah ketika menyangkut
membantu atau memberi bantuan sesama etnis. Alasannya apa?
Alasannya adalah kita dilahirkan dan memegang amanah darah Batak
dan kita wajib untuk saling memberi membantu, karena kerabat adalah
saudara, saudara adalah keluarga, sehingga kita memperlakukan
kerabat sesama etnis itu ya seperti keluarga kandung kita sendiri. Jadi
otomatis hal-hal tersebut membuat orang Batak ini mempunyai sifat
tolong dan saling bantu yang tinggi, dimana saja dan siapa saja dia
kalau kita bisa bantu ya kenapa tidak.”
Seperti yang telah kita ketahui bahwa ciri dari solidaritas mekanik salah
satunya adalah hubungan masyarakat yang terjalin akrab dan memiliki rasa
kekeluargaan yang tinggi (kesadaran kolektif), adanya gotong rorong untuk
saling membantu satu sama lain serta tingkat individualitas yang rendah.
Dilihat dari ciri-cirinya bahwa masyarakat Batak Toba ini ketika mereka
merantau ke kota namun secara tindakan yang mereka lakukan adalah
mereka masih menerapkan kebiasan-kebiasan yang dibawa dari kampung
halamannya, bahkan menurut peneliti bahwa ikatan yang terjalin pada
mereka satu sama lain lebih erat dibandingkan dengan mereka yang ada di
kampung halaman, karena mereka di sini merupakan warga pendatang yang
bisa dikatakan minioritas. Di kampung halaman misalnya, mereka lebih
bersifat homogen dari hal bekerja sehingga mungkin mereka mempunyai
keahlian atau profesi yang sama, sementara di kota ini mereka lebih
heterogen artinya mereka menggeluti profesi dan memiliki pekerjaan yang
beraneka ragam pula, sehingga ikatan yang terjalin dimereka itu lebih erat
60
dibandingkan di kampung halaman, karena mereka saling membutuhkan
satu sama lain
C. Unsur- Unsur Pembentuk Solidaritas Sosial Masyarakat Batak Toba di
Kota Depok
1. Semangat Kedaerahan dan Primordialisme
Semangat kedaerahan menjadi kata kunci dalam terbentuknya
solidaritas etnis Batak Toba di Kota Depok, alasannya karena mereka
berasal dari daerah yang sama, maka dari itu mereka lebih memiliki rasa
keperdulian yang tinggi dibandingkan mereka dengan di luar etnisnya.
Interaksi sosial orang Batak Toba di Kota Depok sangat ditentukan oleh
ikatan-ikatan primordialisme kesukuan dan kedaerahanya. Marga misalnya,
merupakan dasar untuk menentukan partuturan, hubungan persaudaraan,
baik hubungan persaudaraan satu marga maupun berbeda marga tetapi
dalam istilah Batak mereka masih masuk ke dalam satu ikatan darah Batak,
yaitu martarombo, sehingga di Batak juga ada istilah “Martarombo Batak”.
Oleh karena itu orang Batak dalam mengkonsepsi marga dengan makna satu
asal dan satu kelompok keturunan. Dari marga tersebut maka dapat
diketahui identitas diri mereka.
Pada orang Batak Toba biasanya melekat identitas yang disebut
“marga”. Marga bermakna adat jika dikalangan orang Batak (satu
paguyuban) dan bermakna suku jika berhubungan sosial dengan suku
bangsa lain. Meskipun orang Batak Toba banyak yang merantau dan
61
terpencar di berbagai tempat yang salah satunya ada di Kota Depok, marga
ini tetap berfungsi adat untuk di kehidupan internal mereka.
Jika berbicara tentang kedaerahan maka tidak lepas dari identitas.
Identitas adalah sesuatu yang dengannya seseorang memperkenalkan diri,
bersikap sebagai anggota, suatu kelompok, dan demikian mereka diterima
oleh orang lain sebagai anggota dari kelompok tersebut. Identitas yang ada
pada mereka tercipta dari mereka terlahir ke dunia ini. Maka dari itu unsur-
unsur primordial menjadi pengikat utama dalam membentuk solidaritas dan
identitas mereka. Identitas etnis adalah suatu fenomena yang menyangkut
perasaan di mana orang tersebtuh atas cara yang khas.
Semangat primordial ini juga menjadi kata kunci bagi mereka dalam
membentuk solidaritas. Seperti yang dilakukan oleh informan bapak
Panorangan Simbolon sesuai pernyataanya, yaitu:
“kalau orang batak itu sangat kuat untuk tolong menolong dan tarik
menarik dan di samping keinginan kita. Nah misalnya gini saya sudah
kerja dulu nah saya punya adik di kampung, bisanya orangtua saya
mengirim adik saya ke sini , ikut merantau bersama saya (tinggal di
rumah saya). Ketika nanti dia berhasil kerja kemudian dia juga begitu
membantu yang lainnya (saling tolong menolong).”
Tidak hanya sebatas kaka dan adik saja sikap keperdulian tolong
menolong mereka, mereka juga membantu keponakan serta sanak saudara
lainnya jika membutuhkan pertolongan. Hal ini tentunya dikarenakan
mereka berasal dari daerah yang sama, maka mereka lebih memiliki
kepedulian yang lebih dengan sesama mereka.
62
2. Perasaan Senasib dan Rasa Empati
Perasaan senasib merupakan suatu rasa yang dimiliki seseorang
karena perasaan kesamaan. Bagi masyarakat Batak Toba di Kota Depok
mereka memiliki perasaan senasib yang sama, yaitu mereka di sini sama-
sama merantau, meraka di sini sama-sama menjadi kaum minoritas. Menjadi
perantau adalah perasaan senasib bagi sesama etnis Batak Toba di Kota
Depok, artinya mereka perantau jauh dari keluarga jauh dari sanak saudara,
maka hal ini sangat mempengaruhi mereka dalam memiliki rasa empati
yang tinggi pula.
Rasa empati adalah rerspon afaktif yang berasal dari pemahaman
kondisini emosional orang lain, perasaan yang sama dengan apa yang
dirasakan orang lain. Empati merupakan kemampuan sikap untuk
memberikan rasa saling menghargai terhadap orang lain, ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain, dan kita terlibat di dalamnya, ikut serta dan
berperan di dalamnya. Perasaan senasin dan rasa empati ini dilahirkan atas
dasar mereka dari satu daerah yang sama, hal tersebut juga merupakan hal
pokok dalam membentuk solidaritas mereka. Pada hasil wawancara, mereka
memiliki sikap untuk saling membantu satu sama lain, rasa keperdulian
mereka muncul ketika satu diantara mereka ada yang kesusahan, mereka
bersama-sama dalam kesusahan dan ikut merasakan apa yang dialami oleh
orang yang sedang mengalami kesusahan tersebut.
Kemudian, sikap yang muncul dari mereka adalah sikap tanpa unsur
paksaan, meraka melakukan hal tersebut karena didorong rasa kekeluargaan
63
yang sangat mendalam, artinya mereka menunjukan perasaan senasib dan
sedaerah, maka dari itu ada suatu keharusan bagi mereka dalam membantu
teman, saudara, kerabat yang beretnis Batak Toba di Kota Depok ini dan
mereka saling memberi dukungan sosial sesuai dengan kemampuannya
tentunya.
Sementara rasa empati muncul karena kepedulian mereka sesama
perantau dan sesama etnis Batak Toba. Rasa perduli ini nantinya
menimbulkan hubungan timbal-balik, saling memberi dan saling tolong
menolong sehingga diantara mereka mempunyai ikatan solidaritas yang
sangat kuat.
3. Kebersamaan (Sikap Saling Memberi Informasi)
Setiap etnis Batak Toba di Kota Depok pasti memiliki perhimpunan
masing-masing. Perhimpunan dirasa sangat penting guna mempererat
silaturahmi dan sikap kekeluargaan diantara mereka. Mengingat begitu
penting perhimpunan tersebut, maka dari perhimpunan tersebut saling tukar
pikiran, saling tukar informasi, kemudian mereka menyatukan kekuatan dan
pikiran mereka menuangkan ide-ide mereka tersebut ke dalam perhimpunan
yang mereka ikuti. Biasnya ide-ide itu dan informasi-informasi yang ada
merupakan hal-hal yang berguna dalam mereka sesama etnis Batak Toba di
Kota Depok, dalam hal ini berarti adanya kepentingan bersama yaitu
tentunya ingin saling memberikan yang terbaik sesama anggota. Misalnya
mereka saling bertukar informasi tentang pekerjaan, di perusahaan A ada
lowongan kerja, kebetulan kriterianya sangat cocok untuk beberapa orang
64
yang ada diperhimpunan tersebut, maka informasi tersebut disebarkan.
Begitu seterusnya, mereka ada kepentingan bersama yaitu ingin saling
memajukan sesama etnis Batak Toba di Kota Depok.
Seperti misalnya bapak Sutan Simatupang yang mengaku beliau
bekerja di instansi BPN (Badan Pertanahan Nasional) salah satunya karena
rekomendasi dari temannya. Kemudian selain hal itu kebersamaan dan
saling tukar menukar informasi ini dirasa cukup sangat penting karena
disitulah orang Batak merasa bahwa dirinya membutuhkan dan dibutuhkan
oleh sesama etnis Batak Toba dan mereka merasa bahwa mereka satu
keluarga yang diciptakan untuk saling tolong menolong dan saling memberi
bantuan dan tidak malu untuk menerima bantuan. Seperti pernyataan dari
bapak Panorangan Simbolon yang mengatakan bahwa:
“kekerabatan inilah yang nantinya membuat orang Batak untuk saling
tolong menolong kalau kita tahu sesama orang Batak, apalagi nanti
kalau bicara istilah martarombo, namanya itu langsung ada
kedekatan”.
Ketika rasa kebersamaan, kedekatan dan saya kekeluargaan, maka
munculah rasa saling memiliki satu sama lain dan keinginan untuk saling
tukar menukar informasi yang pada akhirnya masalah pekerjaan atau
masalah apapun sudah tidak ada jarak lagi dan pasti mereka ada keinginan
untuk membantu. Kelanjutan dari pernyataan bapak Panorangan Simbolon,
mengatakan bahwa:
“kalau kita tahu sesama orang batak apalagi nanti kalau bicara dengan
silsilah “martarombo” namanya itu langsung ada kedekatan itu . oh ini
masih saudara, oh ini masih kelompok hula-hula saya (yang harus
saya hormati) , oh ini dari kelompok marga boru atau marga dari
keluarga adik saya , nah langsung martarombo itu, disitu juga
65
munculah kedekatan, langsung muncul saling kedekatan, menanyakan
kekeluargaan akhirnya muncul kedekatan. Ketika muncul kedekatan
hati pada umumnya masalah pekerjaan atau masalah apa yang bisa
kita bantu , sudah tidak ada jarak lagi , jika bisa kita bantu pastilah
kita bantu , kalau ada yang bisa kita tolong pastilah kita tolong”.
4. Memperluas Networking atau Jaringan
Mereka sadar bahwa mereka adalah kaum minoritas di sini, artinya
bukan penduduk asli maka dari itu bagi mereka sebagai perantau menyadari
bahwa networking atau jaringan sangat diperlukan untuk memperluas
pertemanan, memperluasa kedekatan dan memperluas kekerabatan. Network
adalah sekelompok pribadi yang mempunyai relasi satu sama lain. Network
orang Batak Toba di Kota Depok meniru Network mereka di daerah asal, hal
ini dibuktikan dengan perkumpulan marga di Kota Depok.
Pemahaman tentang network berkaitan dengan hubungan antar
pribadi, di mana hubungan pribadi tersebut pastinya mempunyai ikatan
antara individu, kerabat, teman ataupun kelompok-kelompok sosial,
hubungan tersebut biasanya
Salah satu contohnya di Kota Depok sendiri mereka ini terdiri dari
berbagai macam profesi, maka dari itu ada keuntungan jika mereka
memperluas networking untuk kehidupan mereka di rantau.
Solidaritas marga yang kuat sekali pada masyarakat Batak Toba sudah
dikenal secara luas. Rantau atau tempat pemukiman baru merupakan suatu
huta yang baru juga untuk para perantau Batak Toba. Di tempat yang baru
ini mereka mendirikan perkumpulan, marga dohot boruna dan perkumpulan
huta yang terdiri dari berbagai marga. Dengan demikian sistem kekerabatan
66
dipertahankan. Keakraban-keakraban di tempat yang baru dengan anggota
kerabat yang baru itu dipertahankan antara lain dengan cara
mempertahankan anggota perhimpunan itu. Dengan demikian anggota
saling mengenal dan mengetahui kesulitan-kesulitan anggotanya jika
mengalami suatu permasalahan dalam hidupnya. Anggota yang mengalami
kesulitan hidup akan segera mendapat pertolongan.
Jaringan solidaritas yang beraneka skala itu terus dibangun dan dibina
untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu kemakmuran, kebahagiaan, dan
kehormatan. Mereka menyadari betapa pentingnya jaringan solidaritas ini.
Oleh karena itu mereka tidak akan merusak mekanisme jaringan itu. Adapun
jalan yang ditempuh oleh mereka salah satunya adalah melalui jalan prestasi
dan berprestasi.
Eksistensi jaringan solidaritas ini dapat dilihat dalam seluruh
kehadiran orang Toba dalam profesi apapun. Dengan kata lain, dimana ada
orang Batak Toba maka disitu ada jaringan solidaritas yang terbentuk. Sikap
menghormati dan memahami satu sama lain menjadi salah satu yang
membuat mereka kompak di perantauan ini. Adanya sikap saling
menghormati, sikap kekerabatan yang erat serta sadar akan rasa senasib dan
memiliki identitas yang sama, maka akan memunculkan solidaritas yang
tinggi artinya ada kesetiakawanan bagi mereka sesama Etnis Batak Toba di
Kota Depok.
67
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, maka peneliti membagi
network meeka menjadi beberapa bagian, yaitu: Network Keluarga,
Network Lingkungan, Network Kerja.
a. Nework Keluarga adalah di mana jaringan tersebut berasal dari
keluarga inti dan ataupun keluarga besar dia yang merupakan
satu kakek buyut yang sama, yang termasuk dalam network
keluarg ini seperti, kakek, nenek, paman, bibi, ayah, ibu dan
anak-anaknya.
b. Network Lingkungan adalah di mana jaringan tersebut berasal
dari lingkungan yang mereka sama-sama perantayu yang
berasa dari tempat kelahiran yang sama, yaitu Sumatera Utara.
Masyarakat Batak Toba di Kota Depok sampai sekarang masih
kuat mempertahankan dan memelihara kultur tradisionalnya
melalui sistem keturunan (marga), daerah asal (huta) dan
aliansi dalihan na tolu. Pada kelompok ini peneliti melihat
bahwa mereka menganggap bahwa ketika mereka sesama
Batak, mau apapun marganya, agamanya serta apapun
pangkatnya, ketika dia tahu bahwa seseorang tersebut adalah
orang yang satu kelahiran dengannya (satu huta / kampung
halaman) maka mereka adalah termasuk bagian dari kelurga,
dan hal tersebut merupakan salah satu relasi atau jaringan bagi
mereka.
68
c. Network kerja adalah di mana jaringan tersebut berasal dari
lingkungan kerja mereka, dari hal ini peniliti melihat bahwa
selain mereka berinteraksi dengan sesama etnis ternyata
mereka juga melakukan interaksi di luar dari etnis Batak itu
sendiri. Mereka sadar bahwa di Kota Depok ini pentingnya
sebuah network atau jaringan ini, sehingga mereka harus
melakukan interaksi tidak hanya pada internalnya tetapi juga
eksternal, karena tidak mungkin kita bekerja dan melakukan
kerjasama hanya satu kelompok saja, tetapi juga membutuhkan
dan membaur dengan diluar dari komunitas Batak tersebut,
sehingga di sini ada kepentingan yang ingin dicapai dan
menjadi tujuannya. Kota Depok yang termasuk dalam wilayah
Jabodetabek, nyatanya memiliki penduduk yang cukup banyak,
dan termasuk ke dalam kota peri-urban. Oleh karena itu kota
Depok menjadi salah satu incaran dari perantau Batak Toba
untuk mengembangkan potensi dan mejadikan tempat
berkompetisi.
69
BAB IV
PENUTUP
Dalam bab terakhir akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari
hasil penelitian ini terkait strategi bertahan masyarakat Batak Toba di Kota
Depok.
A. Kesimpulan
Batak merupakan salah satu etnis yang ada di Indonesia. Etnis Batak
dibagi lagi menjadi beberapa subetnis diantaranya Angkola, Karo,
Mandailing, Pakpak, Simalungun dan Toba. Adapun pada penelitian ini
peneliti melakukan riset kepada etnis Batak Toba.
Kota Depok Jawa Barat adalah salah satu kota, yang menjadi pilihan
masyarakat Batak Toba untuk merantau dan mangadu nasib. Mereka
memutuskan untuk merantau dan menetap di Kota Depok dikarenakan
Depok merupakan sebuah kota yang dekat dengan Ibu Kota, namun
penduduknya tidak sebanyak di Jakarta, akses menuju ke pusat-pusat kota
pun bisa dilalui dengan angkutan umum. Kemudian mereka beranggapan
bahwa Kota Depok memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas
hidup, artinya mereka bisa bekerja apa saja dan di mana saja karena
letaknya yang strategis (mencari peluang yang ada dan memanfaatkannya
sebaik mungkin jika peluang tersebut datang pada mereka).
70
Pada masyarakat Batak Toba nilai, norma serta kegiatan adat leluhur
merupakan suatu hal yang sangat penting dan menjadikannya sebagai
sebuah pedoman hidup. Sehingga ketika mereka merantau ke kota Depok
membawa nilai-nilai dan kebiasaan adat yang ada di kampung halamannya.
Namun, mereka sadar bahwa di Kota Depok ini merupakan kaum minoritas
karena mereka pendatang (perantau), tentunya untuk menjalankan nilai,
norma serta kegiatan adat leluhur diperlukan partisipasi dari individu-
individu yang beretnis Batak Toba di Kota Depok. Sehingga ketika mereka
merantau di Kota Depok ini, mereka membentuk beberapa paguyuban
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dengan menjalankan nilai,
norma dan kegiatan adat lelur inilah yang menjadi dasar dari terbentuknya
solidaritas tinggi pada masyarakat Batak Toba di Kota Depok.
Solidaritas sosial adalah kesadaran kolektif yang melahirkan adanya
suatu rasa saling percaya, cita-cita dan keinginan bersama, rasa
kebersamaan serta kesetiakawanan diantara individu sebagai anggota
kelompok karena merasakan ikatan secara emosional dan adanya nilai moral
yang dianut bersama, yang akan menghasilkan adanya rasa tanggungjawab
bersama diantara anggota kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bahwa wujud solidaritas
sosial Batak Toba di Kota Depok dilihat berdasarkan 1). Intinsites
hubungan masyarkat Batak Toba antar sesama daerah asal. 2). Paguyuban
etnis Batak Toba. 3). Gotong-royong dalam berbagai kegiatan seperti,
kegiatan pernikahan, kegiatan kelahiran, kegiatan kematian dan kegiatan
71
ketika warga sakit. Kemudian tipologi solidaritas yang terlihat pada
masyarakat Batak Toba di Kota Depok ini adalah solidaritas mekanik, hal
tersebut terihat jelas dengan masyarakat Batak Toba di Kota Depok, masih
menjalankan, melestarikan nilai, norma dan kegiatan adat tradisi leluhur di
kampung halaman (Sumatera Utara) di Kota Depok. Ketika mereka
mengetahui bahwa mereka satu etnis maka mereka menurunkan rasa
individualitas, rasa ego di dalam dirinya, di mana mereka lebih memilih
untuk saling tolong menolong dan membantu sesama etnis Batak Toba.
Adapun unsur-unsur pembentuk solidaritas sosial masyarakat Batak
Toba di kota Depok, adalah sebagai berikut:
1. Semangat kedaerahan dan primordialisme
2. Perasaan senasib dan rasa empati
3. Kebersamaan (sikap saling memberi informasi)
4. Memperluas networking atau jaringan
B. Saran
Kepada para peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini mampu
menjadi bahan acuan yang bisa memberi informasi yang mungkin dibutuhkan
untuk penelitian mendatang. Khususnya bagi penelitian mengenai masyarakat
Batak Toba perantau, jika ingin mengambil tema sejenis diharapkan untuk
memberi perbandingan yang lebih tegas tentang perantau Batak Toba, dengan
memberikan perbandingan yang lebih jelas akan lebih terlihat keunikan-
keunikan lainnya. Semoga dengan adanya penelitian ini mampu mendorong
72
para peneliti selanjutnya agar mampu mengadakan penelitian dengan tema
serupa jauh lebih mendalam dan lebih baik dari penelitian yang dibuat ini.
Untuk pengambil kebijakan, baik instansi formal maupun non formal,
diharapkan dengan adanya penelitian ini nantinya dapat menjadi salah satu
rujukan dan perbandingan dalam bersikap serta pengambilan keputusan
tentunya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Simanjuntak, Bungaran. Arti dan Fungsi Tanah Batak Toba, Karo,
Simalungun. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.
Johnson, Paul D. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Penerjemah Robert
M.Z Lawang. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta, 1994.
Kholiludin, Tedi. Diakses pada 13 April 2019 dari
Koes Soedjati, Elisabeth. “Solidaritas dan Masalah Sosial Kelompok
Waria.” Skripsi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung, 1995.
Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006.
Nainggolan, Rani. “Hubungan Gaya Penyelesaian Konflik Dengan Motif
Afiliasi pada Batak Toba di Jakarta.” Skripsi S1 Fakultas
Psikologi, Universitas Indonesia, 2010.
Nainggolan, Togar. Batak Toba di Jakarta: kontinuitas dan perubahan
identitas. Medan: Bina Media Perintis, 2012.
Napitupulu. Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara. Jakarta: CV.
Eka Dharma, 1997.
Profil Kota Depok Jawa Barat. Diakses pada 10 September 2018 dari
http://www.depok.go.id
Ritzer, George. Teori Sosiologi: dari Sosiologi Klasik sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Post Modern. Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2011.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana, 2011.
Sianipar, Bangarna. Horas dari Batak untuk Indonesia. Jakarta: CV. Eks
Dharma, 1997.
Siburian, Robert. “Dalihan Na Tolu dan Kegiatan Ekonomi, Studi Kasus:
Pada Orang Batak Toba di Porsea.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2004.
74
Simanjuntak, Bungaran Antonius. Karakter Batak: Masa Lalu, Kini, dan
Masa Depan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indoesia, 2015.
Berikut Beberapa Pertanyaan yang Akan diajukan kepada Narasumber, diantaranya:
1. Siapa nama saudara / bapak / ibu?
2. Tempat Tanggal lahir?
3. Profesi ?
4. Mengapa memilih jenis profesi tersebut?
5. Apakah saudara bangga akan etnis yang saudara miliki? Alasannya?
6. Mengapa batak itu dibagi lagi menjadi beberapa bagian? Seperti batak toba, bata karo,
batak mandailing, batak pak-pak, batak simalungun dan sebagainya?
7. Apa sih marga bagi saudara?
8. Mengapa di dalam marga terdapat sub marga lagi? Jelaskan
9. apa saja nilai-nilai yang ada di masyarakat batak toba, terkait dengan etos kerja?
10. Apa faktor yang membuat saudara semangat dalam bekerja / bekerja keras selain
mencari uang?
11. Menurut saudara apa saja faktor-faktor yang membuat status sosial / derajat sosial
seseorang meningkat ?
12. Apa strategis saudara dalam bertahan hidup di Ibu Kota yang tingkat kompetisinya
lebih besar dibandingkan di kota lain?
13. Apakah batak toba ini ada perhimpunan/perkumpulan? Khususnya di pasar minggu
ini karena peniliti mengambil studi kasus di pasar minggu.
14. Fungsi dan maksud dari Dalihan Natolu?
15. Peniliti membaca di buku referensi terkait budaya batak. Ada 4 yang diketahu ketahui.
Yaitu:
1. Nilai Hagabeon (Keturunan)
2. Nilai Hasangapon (Kehormatan)
3. Nilai Hamaraon (kekayaan)
4. Nilai Hamajuon (Kemajuan)
Apa maksud dari nilai-nilai di atas ? bagaimana nilai tersebut bisa jadi salah
satu pedoman bagi masyarakat batak di Kota Depok?
16. Apakah memiliki kegiatan rutin yang diikuti oleh masrakat batak toba?
17. Apakah lebih menyukai bekerja bersama komunitas batal atau di luar batak toba?
18. Apakah hubungan keturunan sangat penting dalam masyarakat batak toba dalam
kaitannya dengan semangat kerja?
19. Apakah memiliki cara penyelesain konflik berdasarkan budaya adat batak toba jika
terdapat perselisihan di Kota Depok?
20. Apakah kekayaan material menjadi tolak ukur yang diharapkan dicapai dalam
masyarakat batak toba?
21. Apakah memiliki budaya saling mengayomi sesama masyarakat batak toba di Kota
Depok dari berbagai garis keturunan?
22. Apakah masyarakat toba perantauan memiliki budaya disiplin yangg tinggi?
23. Apakah masyarakat batak toba di pasar Kota Depok masih mengikuti nilai-nilai di
daerah?
24. Apakah bekerja keras sudah menjadi budaya masyarakat batak toba?
25. Apakah materi menjadi tujuan yang utama dalam masyarakat batak perantauan?
26. Apakah ada tuntutan dari masyarakat batak toba sendiri atau orangtua agar sukses di
perantaun?
xiv
Narasumber 1
Nama : Bapak Binsar Simamora
Agama : Kristen
Lahir : Tarutung , 11 November 1962
Profesi : Staf BPN (Badan Pertanahan Nasional) Depok
Apakah arti dan fungsi marga untuk bapak?
Sebenarnya dulu pada awalnya marga itu adalah sebuah nama, jadi
sebenernya nama itu turun ke bawah turun ke bawah jadi bikin marganya, untuk
agar tidak putus hubungan darahnya . nama tersebut itulah kemudian dibuat
marga. Seperti saya contohnya, saya masuknya ke simamora, tapi saya marga
Debataraja, jadi dulu nenek moyang saya itu Simamora, nah Simamora punya
anak tiga yaitu Purba, Manalu terus Debataraja. Kemudian dari yang ke tiga ini
biar nantinya sampai keturunan keberapa, jika bertemu dimana saja dan dia tahu
dia punya marga (Purba, Manalu, Debataraja) kita tahu bahwa kita semua itu
bersaudara. Jadi sampai keturunan keberapapun kita tetap saudara sama dia.
Misalnya nih saya merantau dari kampung yang di mana saya tidak kenal sama
dia, dan kita bertemu di Jakarta, kemudian kita berkenalan dan saling sama-sama
tahu dan berasa saudara jadinya.
Prinsip-prinsip kemudian Dalihan Na Tolu itu apa sih?
Adat-adat yang jelas kita memang ya kalau adat ya mengikuti adat dari
kampung kita, walaupun kita sudah merantau. Dalihan Na Tolu itu sebenarnya,
gimana sih kalau untuk diterapkan ke bahasa Indonesia agak susah juga ya. Jadi,
Dalihan Na Tolu itu kalau di bahasa Batak itu Somba Marhula-Hula (Tulang) ,
Elek Marboru (Boru) dan Manat Mardongan Tubu (Semarga). Kalau dijabari yang
agak luas memang.
Jadi kesimpulannya seperti ini, jadi pada intinya di situ kita tidak boleh
egois, kita itu tidak boleh sombong artinya bagi orang Batak semua orang itu
sama (miskin kaya sama aja). Kalau dalam peradaban sekalipun orang kaya
banget dan dibandingkan dengan orang yang miskin banget tapi kalau di
peradaban itu sama. Karena suatu saat jika sudah masuk di dalam adat Batak,
kalaupun misalnya dia kaya , seperti Hotman Paris misalnya banyak duit ,
kemudian dengan saya yang pas pas begini, nah tapi kalau di adat Batak saya dan
dia itu sama (walaupun dari materi dia memang kaya). Karena di adat Batak itu
nanti ada waktunya jadi raja dan saya pun sewaktu-waktu bisa jadi raja di dalam
adat tersebut.
Ada waktunya nanti posisi seeorang menjadi hula-hula, nah ada juga dia
berubah posisi menjadi seorang raja, kemudian pada dongan sabutu itu ada
kesetaraan / sederajat. Kemudian ada waktunya dia juga disuruh-suruh . jadi di
dalam adat istiadat Batak itu semua orang sama.
Kalau namanya hula-hula adalah paman (pihak dari mamak kita) jadi itu
orang keluarga dari pihak mamak kita dan juga pihak istri dan itu benar-benar
dihormati. Intinya dari pihak mamak lah/cewe . contohnya kamu punya adek yang
laki-laki (nah itu hula-hula kamu). Misalnya gini kamu punya adek nih yang cowo
ya, mau abang mau adek tapi yang laki-laki ya itu kamu harus menghormati dia.
xv
Itu lah yang dibilang seumparma hula-hula”hormat”. Hula-hula itu keluarganya
mamak, keluarganya istri , itu sama kita di atas banget.
Seumpamalah ini mertuaku, sama adek dan abangnya yang laki-laki nah
aku harus hormat sama orang itu. Sementara, kalau manat dongan tubu itu adalah
bersaudara harus berhati-hati dan saling menjaga, karena biasanya namanya
saudara (ini saudara kandung ya) itu sering ada gesekan (selisih paham) sama aja
seperti umpamanya pohon, pohon jika berdempetan dan ketiup angin pasti akan
bergesekan (ini satu marga semua ya, khususnya adek kakak). Nah kalau dibilang
tadi, elek marboru adalah seperti orangtua kamu, bapak umpanyanya kan, jadi
bapak itu punya anak cewe (sama pihak bori kita, ya kita harus pintar merayu,
atau membujuk). Membujuk siapa? Ya membujuk pihak hula-hula itu
Bagi orang batak itu selalu berhimpun , membentuk suatu organisasi ,
guna untuk saling membantu dalam kemalangan dan dalam hal-hal yang lain, nah
nanti itu di handle, makannya kalau pesta orang batak, yang handle-handle itu
bukan yang punya acaranya, tapi justru perhimpunannya ini, dia menghandle dan
mengorganisir. Contoh jika seseorang nikahan atau lahiran di tanah rantaupun,
pasti dia ada yang jenguk . kalau misalnya laki-laki di Muslim kan anak kecil ada
yang namanya sunat, nah siapa yang akan dia undang? Ya pasti yang pertamakali
dia bisa undang adalah orang-orang satu marganya. Nah orang batak sendiri setiap
marga itu pasti ada perkumpulannya , justru kalau dia tidak punya perkumpulan
dia biasanya malu
Hagabeon, Hasangapon dan Hamaraon?
Hagabeon Hasangapon dan Hamaraon , semua orang memang mengejar
itu. Hagabeon itu dia lengkap artinya punya anak , punya keturunan , yang lebih
bagus jika punya anak laki-laki. Bagi orang Batak harta yang paling berharga itu
adalah seorang anak khususnya adalah anak laki-laki . jadi jika sudah punya anak
laki-laki ya lengkap sudah ke tiga unsur ini. Hagabeon kesuksesan, Hasangapon
kehormatan dan hamaraon kekayaan.
Akan tetapi di zaman yang modern sekarang ya perempuan juga hampir
sama lah sama laki-laki , Cuma memang tadi di Adat kalau anak laki-laki ini kan
bisa mewariskan keturunan. Pada umumnya memang karena kita orang Batak itu
yang membawa kita itu ya memang dari laki-laki, dan pastinya sangat
mengharapkan harus punya anak laki-laki.
Strategi-strategi untuk bertahan hidup di perantauan?
Saya sendiri merantau sudah 20 tahunan. Ya alasan merantau tidak lain
tidak bukan ya untuk merubah hidup. Karena kan ketika di kampung saja tidak
bisa berubah itu itu saja, kalau tidak bertani ya nelayan karena kan ada danau
juga.
Proses bapak sampai pada profesi ini?
Sebelum seperti sekarang ini, saya sudah coba berbagai jenis pekerjaan.
Pada awalnya saya bekerja di bengkel ikut ikut orang aja tapi sambil sekolah juga.
Nah sudah lulus sekolah kerja lah kan . namanya dulu kita masih remaja
pengennya kerja lah ya (kerja kantoran) biar dilihat orang , pengen dong pakaian
bersih segala macem . kemudian saya bisa bekerja di BPN ini (Badan Pertanahan
Nasional) karena memang ada kesempatan untuk penerimaan, jadi saya melamar
dan ternyata keterimalah di BPN ini.
xvi
Kamu jangan kaget saya pernah bekerja jadi tukang bengkel yang bisa
tambal ban, saya dulu kerja ikut orang aja , tapi itu sambil sekolah juga saya. Satu
hal yang perlu kamu ketahui pada dasarnya orang batak itu pekerja keras, dan mau
memulai dari nol, orang mau berkata apa kita mah masa bodo, yang penting kita
tidak mencuri dari orang. Rela kerja kotor – kotor tidak berpakaian rapih tidak di
kantoran , yang penting kita bisa menanggung keluarga . prinsip-prinsip orang
batak memang kuat dari sananya, dari orangtua kita. Pada umumnya orang batak
rela melakukan apapun bahkan dengan pekerjaan sangat keras itu dia pun mau,
selagi itu tidak mencuri atau mengambil punya orang . tapi kan balik lagi, tidak
semua orang rezekinya sama. Kadang-kadang kita sudah puluhan tahun kerja
keras dan belum seperti yang kita mauin. Kadang-kadang kita bekerja belum lama
udah dapat rezeki, kalau seperti itu kan berarti urusan di atas dari Tuhan. Tapi
dalam ajaran kita , ya hidup itu kalau bisa jangan mengeluh dan jangan sampai
merugikan orang lain. Ya memang kita sudah diajarkan sama orangtua dari
sananya begitu.
Perbedaan gaya hidup di kampung dan di kota?
Ya berbeda lah neng, jelas di sini lebih banyak kebutuhan. Di kampung
pasti kebutuhan tidak begitu banyak , karena di kampung juga kan sumber daya
terbatas jadi kita tidak banyak maunya. Tetapi setidaknya kita itu khususnya saya
seorang laki-laki ada rasa kepuasan sendiri jika merantau di kota orang.
xvii
Narasumber 2
Nama : Beni Siboya
Ttl : Sumatera Utara , 24 Desember 1980
Profesi : Bengkel.
Bagaimana proses abang bisa berkecimpung pada profesi ini?
Ketika itu bapak saya pensiun , nah dari kantornya kan dia sudah tidak
bekerja lagi karena pensiun, kemudian bapak saya diajak sama temannya
berkecimpung di bengkel AHAS ini sebagai usahanya. Karena saya ini dikeluarga
cuma berdua, yaudah saya yang nerusin, sambil belajar.
Abang bangga tidak menjadi seseorang yang terlahir dari etnis batak?
Bangga sih bangga, tapi sekarang biasa aja di dalam usaha. Karena kita
pure bisnis, kadang-kadang orang suka memanfaatkan hal itu. Begini maksudnya,
oh mentang-mentang sesama orang batak terkadang minta diskon segala macam.
Mengapa batak dibagi lagi menjadi beberapa bagian?
Orangtua saya dulu memberitahu dan mengajarkan kepada saya bahwa di
sana itu terdapat danau . nah kemudian karena danau itu jauh dari tempat tinggal,
kemudian orang batak suka berpindah pindah berkelana lah bahasanya, tidak mau
satu tempat saja. Sebenarnya pada awalnya itu semuanya asalnya dari danau toba.
Karena berkelana itulah , sampai pada akhirnya mereka menetap dan menjadi
terbagi di mana-mana
Apa sih Marga itu?
Marga itu apa ya, ya marga itu biar kita tahu asal usul kita, disatu sisi
mungkin zaman dulu waktu orang Batak dulu belum mengenal agama dan kan
biar tidak menikah dengan satu darah, ( mungkin mereka karena sudah memahami
itu, maka dibentuklah marga)
Apa sih tujuan hidup abang?
Setiap orang pastilah ingin berhasil kan, karena saya di bengkel ya, saya
juga melihat temen-temen saya yang di bengkel ya (sebagai salah satu patokan)
nah misalnya dia aja bisa berhasil kenapa saya tidak bisa . bukan ingin kaya juga
akan tetapi pengen nyaman, pengen punya penghasilan yang tetap dan sebagainya,
ya kalau kita menginginkan yang lebih ya kita harus bisa bekerja lebih ekstra lagi
dari yang sudah kita kerjakan sekarang.
Apa yang membuat orang batak merasa bahwa derajat sosial dirinya bisa
meningkat? Keberhasilan di bidangnya, tergantung orangnya juga, apakah ingin dilihat
orang banyak atau teman-temannya atau bagaimana . yang terpenting begini, kata
berhasil sendiri itu dari setiap orang kan berbeda-beda, karena yang paling tahu
untungnya kan kita, angkanya kan kita, mungkin kelihatan bengkelnya sepi,
padahal perhitungan pribadi kita itu untung, belum tentu juga bengkel yang
terlihat ramai tapi belum tentu dia untung, yang tahu itungan angka untungnya itu
xviii
ya kita. Kalau keberhasilan saya dilihat orang lain jujur saya tidak terlalu perduli
akan hal itu.
Strategi abang dalam bertahan hidup di kota Depok ini? Yang pasti kalau kita berbicara bisnis kita harus tau yang akan kita kejar
itu apa? Angkanya berapa? Dan misalnya ketika kita mau bersaing kita juga
harus melihat kelemahan teman kita yang sebidang dengan kita itu apa? Jangan
kita bersaing diarus persaingan yang di mana kita tidak mampu. Misalnya begini,
sesama bengkel . bengkel yang bagus belum tentu bengkel yang baik, bengkel
yang ramai. Banyak kejadian bengkel yang bagus tapi bayar spertpartnya tidak
bagus (kan jadi aneh ada yang salah dong) karena itu kita memainkannya di situ,
misalnya bengkel saja tidak ramai, tapi paling tidak saya punya kemampuan
membeli spertpart dan saya tidak selalu menjual ke costumer saya tetapi saya juga
menjual ke temen saya di mana dia tidak mempunyai kemampuan itu (daya lebih)
kita melihat lawan kita itu siapa, kita melihat kelemahannya itu apa.
Batak Toba di Depok , ada perhimpunannya?
Kalau masalah Batak Toba ada perhimpunannya , setiap marga di seluruh
daerah pasti ada perkumpulannya. Misalnya Siboya marga saya ada biasanya di
Jakarta Selatan, di Sub lagi ketempat yang lebih kecil misalnya Pasar Minggu ,
tergantung sudah berapa banyak jumlah Kepala Keluarga (KK) semakin banyak
KK nya maka akan semakin banyak bermunculan sub sub yang kecil-kecil (dalam
hal ini cabangnya). Misalnya kaya di Depok, ada tidak Siboya Sioatananya
mungkin karena kecil dia masih bergabung dengan Siboya Sibarani (masih satu
persaudaraan) mungkin bisa dibilang sub marga. Nanti ada lagi Siboya Sibarani
mana lagi nih. Bisa juga adalah satu marga sub marganya dipisah lagi.
Arti dan fungsi dari Dalihan Na Tolu?
Kalau dulu ajaran orangtua ya, dalihan na tolu merupakan standar dalam
kehidupan orang Batak kaya gimana sih. Bisa juga tata cara dalam pembawaan
diri dalam kehidupan itu. Ini merupakan suatu hal yang wajib diterapkan dalam
kehidupan orang Batak.
Nilai kekerabatan buat abang apa?
Nilai kekerabatan harusnya ini ketemu satu kalimat yang tadi sudah saya
jelaskan, orang Batak itu sukanya merantau , makannya dari danau Toba, keluar
danau Toba dulu, kemudian ke Medan dan perlahan-lahan ke luar kota. Kalau
nilai kerabat saya ingat begini, zamannya opung saya “kita kenal tidak kenal, tapi
kalau satu marga dia akan bertanya dulu urutan ke berapa”. Kalau saya ini Siboya
nih, saya ini urutan ke 16 dari Siboya yang pertama angkatan 1, angkatan 2 nanti
barulah ia akan bertanya kenalanya itu angkatan keberapa, dan itu akan tau karena
wajib dikasih tau. Jadi kaya kalau orang Ingris kan Raja Charles 1, 2, 3 nah kalau
kita ini, siboya saya urutan ke 16 nih (dari yang pertama dari sisiboya). Nanti ada
petua petua yang rajin mencatat nanti larinya kemana (ada akar pohon keluarga).
Jadi pas dia udah bertanya barulah dia, kalau misalnya dia lebih tinggi apakah ia
akan memanggil opung dalam artinya hormat ya (walaupun misalnya dia umurnya
xix
lebih muda) jadi dengan adanya marga, di mana ada satu daerah ditanya ada
perkumpulan siboya tidak? Dan orang itu wajib bertanya, karena marga itu satu
darah siapa lagi yang mau menolong kalau bukan darah/satu perut (satu marga).
Nilai religi bagi abang, ada tidak sih kaitannya dengan etos kerja
masyarakat ini?
Kalau nilai religi apapun religinya , harusnya ada. Karena sebelum kita
kerja kan harus meminta dalam bentuk rezeki dan dipermudah urusannya. Kalau
rezekinya tidak dapat minimal dipermudahkan dalam bekerjanya saja , sama
diberikan keselamatan dalam bekerja.
Nilai hagabeon (keturunan) di batak toba itu apa?
Ini merupakan karunia dari yang di atas . tetapi janganlah keturunan ini
menjadi salah satu tolak ukur juga kita jadi semangat kerja, andai kita tidak dan
belum dikasih keturunan sama Tuhan lantas menjadikan kita untuk tidak
bersemangat dalam bekerja.
Nilai hasangapon (kehormatan) dan kaitannya dengan etos kerja? Yang saya perhatiin, apapun perusahaannya orang batak selalu menempati
posisi yang penting. Apapun itu mau di kantor dan sebagaianya. Misalnya kaya
bengkel di Honda , walaupun jabatan Astranya itu orang manapun, pasti ada itu di
kantor orang Batak pasti. Mungkin bukan mereka gila hormat dan gilai kerja,
kalau untuk mendapat yang lebih selalu ingin menjadi yang terbaik , dari segi
penghasilan, mau dari posisi atau jabatan, makannya mereka selalu ingin dalam
posisi yang terbaik.
Apakah Nilai hamaraon (kekayaan) bagi masyarakat batak toba ?
Biasanya kan kekayaan itu identik dengan kebendaan ya, atau material.
Kalau saya sih biasa aja ya, kalau saya tidak mau. Tapi kebanyakan orang Batak
memang keberhasilan itu ditunjukan dalam kekayaan . kekayaannya nanti akan
kita pahami bertahap. Karena ini ditanya pribadi saya makanya saya biasa aja gitu
. orang Batak tahun 90an itu kalau paling standarnya dianggap berhasil kalau
sudah mempunyai mobil (dia akan pulang kampung dulu atau bagaimana gitu).
Tukang tambal ban nih misalnya, pokoknya kalau dia udah punya mobil kijang
aja sudah berhasil pokoknya dia (terlihat di kasat mata), padahal kita tidak tahu itu
apakah mobil bekas atau mobil sewaan misalnya. Pokoknya kebanyakan kalau
belum sukses dan berhasil biasanya dia enggan pulang kampung . tapi kalau bagi
saya pribadi itu tidak terlalu saya pusingin (saya nyantailah ya).
Nilai hamajuon (nilai kemajuan) untuk orang batak toba seperti apa?
Ya tadi ada suatu yang ingin ditunjukan dari orang Batak itu sendiri,
minimal sama keluarga dan kerabatnya di kampung.
xx
Kegiatan rutin yang diikuti ? termasuk masyarakat Batak Toba yang di
rantau?
Sebenarnya kalau mau kita ikuti itu banyak, bisa-bisa kita tidak dapat hari
minggu. Yang kaya tadi saya bilang kan , kalau sekarang mungkin karena
keterbatasan waktu saya , ya saya tidak full mengikutinya. Tapi dulu ketika saya
masih remaja sambil nemeni orangtua ya saya rutin mengikuti tuh . (perkumpulan
tahunan berbagai marga) . nanti ada lagi yang lainnya (ada sejabodetabek) nanti
ada lagi seIndonesia, ada lagi hanya se-Jakarta Selatan. Karena mereka ada
dimana2 mereka cari tahu nih yang satu marga dengan mereka, karena bila ada
kesusahan ya satu marga tadilah yang kemungkinan besar dapat membantu kita .
kalaupun invidual tidak tidak bisa membantu kesusahan, tapi jika ada kesusahan
sekalipun itu akan cepat sampai ke kampung. Jadi, kalau orang Batak itu karena
dia marga kembali lagi ke dalam nilai norma-norma, dalam bersikap pun harus
berhati-hati . jelek di rantau akan tetap ketahuan di kampungnya (harus bisa
membawa diri Marganya tersebut).
Lebih suka bekerja sesama orang Batak, atau di luar komunitas Batak itu
sendiri?
Pada kenyataanya saya lebih suka diluar komunitas, karena generasi yang
sekarang berbeda dengan generasi yang dulu . kalau gambarannya generasi yang
sekarang . contohnya begini, dulu pereman jakarta itu yang megang orang Batak,
sekarang bukan mayoritas orang Batak. Karena sekarang orang Bataknya udah
pinter , jadi sekarang kebanyakan pengacara dan pejabat-pejabat . dulu kondektur
bus sekarang udah naik. Kenapa ? ya karena kalau kita bekerja ya kita melihat
individu ya, saya tidak perduli dia mau orang Batak atau bukan, kalau dia cocok
dengan cara kerja kita ya sesuai dengan SOP kita ya saya welcome – welcome saja
(jadi tidak menjadi jaminan maupun dia orang Batak sekalipun atau tidak).
Keturunan itu sangat penting tidak sih bagi masyarakat Batak Toba?
Ya, misalnya mereka punya anak . orang Batak itu memiliki pemikiran.
Jangan mereka (anaknya) mengalami apa yang orangtuanya alami. Jadi kalau
misalnya bapaknya SMP anaknya SMA, kalau dia anaknya tamatan SMA berarti
punya keturunan lagi nanti kuliah S1,kemudian punya keturunan lagi S2 misalnya
seperti itu (nilainya seperti itu) karena dia harus lebih baik dari saya orangtuanya.
Salah satu yang menjai tolak ukurnya.
Kekayaan material menjadi tolak ukur, dalam salah satu pencapaian orang
Batak Toba?
Material kalau menurut saya pribadi tidak terlalu memikirkannya ya, tetapi
mungkin kalau bagi orang Batak si penonton orang yang melihat ya memang yang
menjadi tolak ukur itu ya di materialnya . keberhasilan itu ya yang dilihat oleh
orang lain itu adalah apa yang terlihat dari mereka punya. Makannya tadi saya
bilang, kaya mobil kijang dulu, kalau orang sudah kelihatan punta mobil kijang oh
berarti dia dipandang oleh orang lain sudah sukses dan berhasil tahun 90. Mereka
sangat senang dihargai. Kalau kita tidak berhasil sama saudarapun tidak dihargai.
xxi
Cuma tolak pandang yang di kampung kebanyakan dan memintanya seperti itu.
Agar menjadi inspirasi.
Apakah batak selalu memiliki sifat mengayomi?
Iya, kalau orang Batak ini misalnya kalau dia sakit ya dia akan dibantu,
dan minimal saudaranya di kampung tau kalau dia lagi sakit . si A susah nih, pasti
dari perkumpulan orang itu yang pertama kali membantu. Orang Batak sendiri
antara agama dan adat itu tidak bisa dipisahkan menjadi satu kesatuan , kaya di
gereja HKBP apa yang berlaku di sana itulah yang seperti yang dibawakan oleh
adat juga. Jadi sebelum gereja ada, sebelum gereja masuk adatnya pun memang
sudah seperti itu . jadi apa yang ada di HKBP itu aplikasinya tidak jauh berbeda
dengan apa yang ada di budaya Batak itu sendiri.
Mengapa masyarakat Batak Toba di perantauan memiliki budaya disiplin
yang tinggi?
Jadi pertama itu disiplinnya yang tinggi, kedua bagi mereka yang tidak
disiplin . kebanyakan orang Batak yang merantau itu karena ikut saudara. Pada
tanya ditanya di siplin ya seperti itulah.. karena mereka dirantau ikuti aturan, mau
gak mau yang mereka mengikuti aturan tersebut baik secara ikhlas maupun secara
terpaksa . akhirnya mereka disiplin. Orang Batak merantau kemana-mana itu
jadinya gampang karena memang sudah di gembleng seperti itu . (karena bisa
berubah mengikuti aturan yang berlaku dan keadaanya). Kalau mereka tidak bisa
mengikuti keadaan dan aturan pasti mereka akan balik ke kampung tidak akan
kuat hidup merantau, dalam setahun aja kemungkinan sudah balik.
Apakah merantau sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi orang Batak Toba?
Iya memang menjadi kebiasaan, dan kebanyakan memang orang Batak itu
suka merantau. Mengapa? karena ada rasa malu. Merantau itu kan salah satu
tujuannya adalah untuk berahasil dan menjadi orang yang lebih dari sebelumnya,
nah kemudian dari dasar itulah ada tuntunan merantau bagi orang Batak,
khususnya Batak Toba. kalau kita ya tidak berhasil hidup, malunya itu ya dari kita
. maksudnya dari dirinya. Saya pengen berhasil nih, disatu sisi juga pengen
membanggakan orangtua yang ada di kampung nih . maka nanti secara tersirat ada
persaingan anatara keluarga . sebenarnya bukan ingin kaya-kayaan hanya saja
orang Batak menilainya itu kebanyakan dari kekayaan. Oh si dia udah punya ini
oh si dia udah punya ini . dan kepunyaanya ini harus dilihat di mata. Ada juga
orang sederhana yang tidak ingin menunjukan keberhasilannya juga ada. Kalau
mereka gak berhasil ya mereka ada rasa malu. Karena kalau anaknya berhasil
derajat sosial orangtua akan naik di mata keluarga.
Kemudian tidak hanya merantau, orang batak bisa berhasil karena nabung.
Bukan hanya duit tapi juga ilmu dan lainnya. Misalnya di kampung dulu buat
makan itu aja gk perlu ada duit yang penting rajin menabung sayur sayuran
artinya mereka harus bertanam, jadi walaupun mereka tidak punya uang tetapi
mereka masih bisa makan dan bertahan hidup. Sama halnya dengan sekarang ya
kita juga dituntut untuk rajin menabung dalam hal apapun untuk ke depannya kita
xxii
nanti. Iya saya sudah menanbung, kebutulan saya belum menikah maka wajib
untuk saya mempunyai tabungan sebanyak-banyaknya.
xxiii
Narasumber 3
Nama : Robert Manurung
TTL : Medan , 25 Agustus 1972
Agama : Kristen Protestan
Profesi : Supir
Apa saja Pengalaman Hidup Bapak selama ini ?
Awalnya saya itu main main angkot saja sama temen2 saya ( bisnis jual
beli), saya udah kemana-mana merantau, udah pernah ke Padang , Bengkulu,
Jawa. Pengalaman hidup di rantauan ini pernah tidak makan, dan saya pernah
tidak tinggal sama keluarga saya hidup menyendiri sambil bawa lamaran di salah
satu perusahaan, karena duit tidak ada terpaksa mengamen di terminal Bekasi.
Akhirnya lama-lama saya melamar ke astra dan saya keterima, jadi 4 tahun saya
kerja di perusahaan terus waktu tahun 1998 itu ya yang kebakaran itu ya banyak
penjaharan juga di mana-mana, akhirnya perusahaan menyuruh di rumahkan
(diliburkan) karyawan , terus 3 bulan lagi dipanggil lagi, karena masih ribut ini
Indonesia, akhirnya saya mengundurkan diri dan bukan di phk .
kemudian dari Pekanbaru, terus melamar lagi di perusahaan swasta
namanya pt sabar ganda group, ini perusahaan sejenis kontraktor , yang punya
bapak Deli Sitorus (orang ternama pada saat itu) sebagai kontraktornya dan dia
juga seorang raja minyak yang sangat terkenal. dari 2001 Sampai tahun 2006
saya kerja (sampai sayapun mengundurkan diri) karena ada tugas-tugas di luar
kota terus. Akhirnya saya memutuskan untuk berwiraswasta sampai sekarang.
Alhamdulillah Puji Tuhan, bisalah wiraswasta saya , usaha saya ini kecil-kecilan
dengan modal usaha sendiri. Walaupun getirnya pahit kehidupan ini itulah sebuah
usaha melalui proses semuanya . sampai sekarang inilah usaha saya.
Fungsi dan arti marga?
Marga bagi orang batak itu adalah garis keturunan dari ayah, jadi sangat
berarti marga karena dari situ kita tahu bahwa identitas kita itu dari garis
keturunan Manurung, dari zaman nenek moyang kita dan ini diturunkan juga sama
anak turun temurun sampai selanjutnya. Itulah arti garis keturunan itu dan lagi-
lagi membawa garis keturunan bagi orang batak, jadi sangat penting banget garis
keturunan ini apalagi bagi laki-laki. Buat adat orang batak.
Batak di bagi lagi beberapa bagian?
Karena batak itu berbagai macam dari keturunan nenek moyang , karena
batak toba dominan dulu identik dengan nasrani . jadi batak karo itu ya garis
keturunan nenek moyang orang batak juga, namun karena mereka menetap di
tanah karo dibuatlah istilah orang karo (batak karo) .
Dalihan na tolu?
Sangat penting banget dalihan natolu, karena dalihan natolu ini 3 tungku
karena saling menghargai satu marga, menghargai ipar, menghargai saudara kita.
Dan menghargai anak perempuan . itu merupakan bagian adat dari orang batak.
xxiv
Perkumpulan sesama etnis batak?
Ya benar saya ikut perkumpulan satu marga, perkumpulan ini saya rasa
sangat penting banget , karena suatu waktu kegiatannya salah satu contohnya
adalah ibarat pesta perkawinan , otomatis kita undang dari ujung ke ujung itu yang
satu marga sama kita , itulah yang dinamakan kerabat orang batak. Nah
perkumpulan orang batak itu salah satunya untu hal-hal seperti itu nantinya.
Nilai Religi?
Kalau nilai religinya ya positif thingking ya. Kalau religi ini tergantung
dari prilaku kita, jika kita percaya kepada Tuhan, Tuhan yang akan menurunkan
rezeki ini di bumi maka dari itu kita harus bekerja dengan keras di dunia ini.
karena kita dalam kegiatan bersosialisasi orang batak itu tidak pernah mengotak
ngatik yang hal-hal lain-lain atau membuat gosip yang kurang bagus di luar suku
kita , dan orang batak itu sifatnya profesional. Sehingga ketika imannya sudah
baik maka dia dapat diterima dimanapun dia bekerja.
Nilai kekerabatan bagi orang batak?
Sangat penting banget, tanpa kerabat tidak ada arti kita di dalam
bersosialisasi , baik di dalam tetanga, baik di dalam satu suku ini sangat peting
bagi orang batak. Karena di perantauan itu yang terpenting adalah kerabat yang
pertama, karena saling tolong menolong , gotong royong dan bersosialisasi .
kekerabatan ini akan berdampak baik bagi kami sebagai perantau di Depok ini,
karena gotong royong pula yang membuat kami menjadi kuat walaupun kami ini
termasuk kategori minoritas karena sebagai perantau ya. contoh ketika saya
kesusahan, mengalaimi musibah misalnya kecelakaan sakitlah saya, nah siapa
yang akan menolong selain kerabat , kerabat kan dihasilkan oleh kita berhimpun
dan seringnya kita berkumpul kan. Di situlah yang menjadi nilai lebih dari etnis
batak ini , kami wujudkan rasa solidaritas kami ini salah satunya dengan gotong
royong yang tanpa batas.
Nilai hagabeon?
Kalau nilai hagabeon ini menandakan , artinya bagi orang batak dia punya
anak, punya cucu, dan punya cicit dan itulah yang di namakan kesuksesan
orangtua bagi orang batak . bukan berarti kekayaan semata.
Nilai hasangapon?
Hasangapon itu sudah sangat lengkap semuanya , di samping materi, dia
sempurna orangtua ini dikala umurnya sudah tua, sudah punya anak. Nah disitulah
ada penghormatan buat dia. Bisa dikatakan dia sudah sempurna hidup di dunia ini.
Baik materi maupun di dalam kekeluargaan dia. Makannya di orang batak
hasangapon ini sudah sempurna, karena dia sudah punya semuanya (sudah
lengkaplah).
xxv
Nilai pengayoman?
Itu sangat penting, karena orangtua selalu memberikan dukungan positif
ketika anaknya merantau atau sedari kecil kita sudah di ajarkan menghargai
sesama. Terutama di dalam pendidikan sangat penting, ketika merantau inilah kita
sudah dimodalin pendidikan ketika merantau.
Nilai hamajuon?
Hamajuon itu adalah nilai kemajuan itulah salah satunya karena
pendidikan , karena pendidikan itulah salah satunya orang batak ini bisa maju .
contohnya kaya Hotman Paris Hutapea, ini dari kampung dia bukan dia dari lahir
di ibu kota . karena dia menyelesaikan pendidikan di kampung dan pas rezekinya
bagus dan makanya dia bisa berhasil menjadi pengacara terkenal.
Hamaraon ?
Hamaraon itu kekayaan, yang pertama itu anak laki-laki khususnya karena
dia merupakan penerus generasi (marga). Di segala agamapun punya anak itu
dapat dikatakan hebat, karena apa? Karena kalau orang gak punya anak kan
biasanya menangis walaupun tidak diperlihatkan tetapi hati kecilnya itu bersedih
dan berduka. Jadi kenapa orang Batak itu ada dari bawah sampai pengacara
sampai menteri itu karena sekolah itu nomor satu. Kenapa dia bisa keterima
dimana-mana, karena orang batak itu pekerja dan pemikir. Jadi pemerintah, dari
zaman dulu dari jaman bung Karno makannya ada orang Batak dipakai jadi
politisi . kaya misalnya Nasution, TB. Simatupang, Raja gukguk , tidak pernah
tidak dipakai di kementerian, karena orang Batak ini memang punya kemampuan .
“hanakon hi do hamoraon di au” anak adalah kekayaan tertinggi bagi orang
batak . jadi, itu kelihatan di perantauan. Kelihatannya di mana? Dia bekerja jadi
tukang tambalpun diotaknya itu anaknya harus sekolah. Bekerja siang malam, dari
terbit matahari adalah anaknya yang utama. Itulah etos kerja tadi dipaksa oleh
filosofi tadi harus sekolah.
Seperti ini, saya bekerja pulang malem bahkan tidak pulang-pulang, bukannya
saya tidak capek bukan, saya capek tapi kan anak saya ada dua yang kuliah , nah
jadi ya harus kuliah. Nah malu saya kalau sampai anak saya tidak kuliah , bisa-
bisa tidak pulang kampung lagi nanti saya. Karena bapak saya aja dulu waktu
masih di kampung aja bisa nguliahin saya. Apalagi sekarang saya sudah tinggal di
kota. Gara-gara semangat tadi, berawal dari filosofi tadi harus semangat bekerja
supaya sekolahin anak saya sampai.
Apakah masyarakat batak memiliki budaya disiplin yang tinggi?
Ya pasti, dibilang disiplin ini di dalam batak sudah masuk ke adat.
Contohnya dari hal adat saya budaya batak ini kan mempunyai disiplin yang
tinggi , di mana dia konsisten menerapkan atau memeilihara nilai-nilai leluhur
seperti adat perkawinan misalnya (konsisten kan berarti disiplin yang tinggi).
Contohnya sepupu saya menikah dengan orang Sunda, nah dia digiring suruh ke
kampung dan nanti akan kita beri dia marganya kan.
xxvi
Kekayaan material menjadi tolak ukur pencapaian?
Bukan materi yang sebenernya bagi orang batak. Untuk pencapaian
sesuatu itu dilihat dari gelar dari pendidikan, berhasil tidaknya itu sewaktu-waktu
itu ditandakan dengan anaknya sudah berhasil di ibu kota , udah lulus dan jadi
sarjana kemudian bisa kerja .
Menurut bapak Pendidikan itu apa sih, dan seberapa penting penidikan buat
orang Batak Toba khususnya bagi seseorang yang merantau?
di dalam pendidikan sangat penting, ketika merantau inilah kita sudah
dimodalin pendidikan ketika merantau. Tingkat pendidikan bagi orang Batak itu
tinggi . jadi kalau rata-rata penduduk Indonesia itu, masih sampai kelas 5 SD saja,
tapi rata-rata orang batak sampai kelas SMP . Kenapa orang batak berpendidikan?
1. Karena filosofi etos orang batak itu adalah sekolah . jadi makannya hasangapon
tadi , anak kekayaan tertiggi. Tidak ada diorang batak yang lebih tinggi
dibandingkan anak dan sekolah. Jadi tidak usah heran, jika orang batak
mempunyai rumah reot-reot tapi anak bisa sekolah bahkan sampai ke luar negeri.
2. Bekerja, orang batak pantang meminta, harga diri, gengsi tinggi, walaupun dia
teroyong-oyong dia pantang meminta, udah pasti itu. Bahkan kalau dia matipun
itu pantang minta. Karena dari sistem orang Batak, kenapa tadi bilang ada
pengacara segala karena bagi orang Batak semua sama . Duduk sama rendah ,
berdiri sama tinggi. Jadi orang kayapun, orang miskinpun sama. Jadi tidak boleh
dikangkangin dalam arti bicara dan berfikir . kalau bergaul sama tukang tambal
ban sekalipun, kalau sudah diadat / masuk di adat kita semua sama posisinya .
kalaupun jendral jika dia sudah memasukin ranah adat, maka dia tidak ada apa-
apanya . jadi orang batak ingat merantaunya, mau di sampingnya orang muslim
kek (jika dia nonis), mau orang arab kek gak mau tau yang penting dia bekerja
dengan baik . orang batak itu bagi saya bersifat realistis. Makannya orang batak
itu dimanapun dia hidup dia dapat beradaptasi dan dapat bekerja diterima sama
orang lain, inilah salah satu faktor orang Batak dapat bekerja dan diterima di
mana-mana.
xxvii
Narasumber 4
Nama : Idris Pasaribu
Ttl : Delitua, 5 oktober 1952
Agama : kristen
Profesi : Redaktur Budaya Harian Analisa dan Dosen di USU.
Alasan memilih Profesi tersebut?
Karena sejak kecil saya sudah ikut-ikut orangtua mengikuti kebudayaan
dan ketika mahasiswa saya juga mempelajari banyak hukum adat, karena saya
dari fakultas hukum. Kemudian menulis itu memang hobi saya dan kemudian saya
menjadi wartawan kemudian saya diangkat menjadi redaktur budaya karena
memang saya menggeluti kebudayaan.
Riwayat pendidikan?
Sd, smp , sma dan saat kuliah saya mengambil fakultas hukum di usu.
Pengalaman organisasi?
Ketika saya sekolah saya di geseni (Gerakan Siswa Seni Indonesia) ,
kemudian saat kuliah saya aktif di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia) kemudian saya masuk di lembaga kebudyaan nasional dan sekarang
aktif memimpin teater anak negeri dan menjadi salah satu wakil ketua umum
komunitas sastra Indonesia.
Marga itu apa ?
Marga adalah garis keturunan leluhur dari generasi pertama sampai
sekarang, dan saya adalah dari marga saya adalah generasi ke 15. Jadi betapa
pentingnya bagi kami marga itu, artinya di manapun dia berada, bila kita sebutkan
marganya dan kita runtun lantas kita tahu apa fungsi dan kedudukan dia. Batak di
bagi menjadi beberapa bagian karena sebenarnay batak itu sebuah rumpun besar
dan kemudian ada batak Toba, Mandailing, Kar, Simalungun dan Pakpak dairi
kemudian Mandailing terbagu lagi menjadi Angkola . nah semua itu kita lihat dari
topografi dan teritorialnya kita melihat di situ ada adat istiadat yang sangat
bersamaan kemudian linguistiknya (bahasanya) serta penerapan adat istiadatnya,
kemudian daerah-daerah itu bisa berubah karena agama sangat mempengaruhi
juga.
Dalihan Natolu dan prisnip hidup etnis Batak?
Dalihan itu artinya tungku, di mana tiga tungku yang tidak bisa
terpisahkan, satu kesatuan , apabila salah satu lumpuh maka yang berada di atas
tungku itu akan ambruk. Maka tiga tunggu tersebut mempunyai fungsi masing-
masing ada namanya hula-hula, ada namanya boru dan ada pula dongan sabutuha.
Jadi somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Jadi kalau kita
hula-hula kalau mengawini marga X maka semua marga X ke atas itu hula-hula
kita maka kita harus hormat kepada dia, tetapi karena kita yang mengambil adik
kita atau anak kita yang perempuan nah itu yang disebut boru maka kita harus
pandai memperhatikan dia , mendekati dia dan diplomatis menyuruh dia , karena
xxviii
semua pekerjaan berada di tangan dia, dan dongan tubu adalah jajaran ke samping
kiri kanan, apabila kita punya satu hajatan maka jajaran ke kiri kanan inilah yang
akan gotong royong untuk masalah dana, tenaga , pemikiran , waktu dan
sebagainya.
Fungsi dari Dalihan Natolu ini dia terjadi sirkulasi , sekarang saya sebagai
hula-hula , besok saya menjadi boru, lusa saya menjadi dongan tubu. Jadi pada
saat satu horja sekarang (Hajatan) saya menjadi hula-hua, nah kamu menjadi boru.
Akan tetapi dalam hajatan kamu menjadi hula-hula dan saya yang menjadi dongan
tubu, dalam arti hajat yang lain. Mungkin kamu menjadi boru saya menjadi hula-
hula lagi dan sebagainya. Terjadi rotasi pemutaran, jadi ketika kita menjadi hula-
hula kita harus menjaga diri karena pada suatu saat kita menjadi dongan tubu atau
bisa jadi kita menjadi boru sehingga kita harus tetap bersedia tetap mawas diri ,
jangan sampai kita membuat kesalahan, seperti salah berucap dan sebagainya.
Perkumpulan sesama etnis batak?
Kita ikut diperkumpulan itu,, dan setiap orang batak pasti ada
perkumpulannya masing-masing. Kebetulan kalau perkumpulan saya adalah
perkumpulan yang tidak membedakan agama jadi sesama etnis batak semua
berkumpul , artinya kami di Barus itu orang yang sangat kompak . seperti saya,
nama saya Idris, tetapi kenapa saya beragama Kristen karena adik ayah kakek
saya, setelah kakek saya meninggal maka saya sebagai anak tertua, ada kewajiban
sebagai kakek saya yang kedua itu untuk memberi nama saya ya harus dia yang
memberinya , maka karena dia muslim maka dia memberi nama saya nama
muslim yaitu Idris . karena di kampung saya itu ada Burhanudin Raja gukguk, dan
ada juga misalnya nurdin Tampubolon , itu bukan berarti dia muslim, tetapi ada
yang namanya Johanes Isya belum tentu dia Kristen. Dalam satu rumpun keluarga
kami bisa seperti itu. Bagi kami itu hal yang sangat lumrah , karena bagi kami itu
keyakinan tidak boleh dipaksakan dan keyakinan tidak boleh dipengaruhi karena
keyakinan itu merupakan anugerah sehingga tidak boleh dipaksakan. Jadi dalam
kumpulan itu kita diikat dalam satu tatanan yaitu dengan hukum adat.
Nilai religi bagi orang Batak?
Bagi orang Batak ada satu keyakinan bahwa instrukturasi budaya bisa
masuk ke dalam agama, jadi budaya itu makannya agama-agama ekstrim yang
sangat ekstrim itu tidak berarti di tanah Batak, jadi Islam pun dia, Kristen pun dia,
dia tetap menjalankan adat istiadatnya. Kalau dia kristen ya mungkin dia potong
kambing potong lembu atau potong apa, tetapi bagi yang kristen selain dia potong
babi dan lembu dia tetap menyediakan untuk saudaranya yang bukan kristen
(kambing, ayam ataupun lembu). Nah berarti maksudnya begini, religi bagi orang
Batak adalah suatu yang sangat hakiki dan diyakini adalah suatu anugrah, jadi
anugrah itu harus dijunjung tinggi , kepada saya diberikan anugrah sebagai
seorang pemeluk kristen, kepada adik saya diberikan anugerah sebagai seorang
pemuluk agama Islam. Kepada adik saya yang lain diberikan anugrah sebagai
seorang katolik , kepada yang lain diberikan anugrah agama leluhur yang lain dan
sebagainya. Jadi kita, bebas menentukan pola hidup agama kita . bagi kami agama
itu bukan untuk difanatikan tetapi “taat” . kita harus taat kepada agama tetapi
xxix
tidak bisa melupakan adat istiadat (inilah bagi orang Batak itu religi begitu
agung).
Nilai kekerabatan?
Bagi orang Batak saya kasih contoh umpamanya, saya Pasaribu misalkan
saya kawin lari , saya melarikan boru Siregar ke Lampung. Saya cukup liat rumah
orang ketak ketok ketak ketok, saya memperkenalkan diri saya Pasar Ribu, saya
asal dari ini, nenek moyang saya si anu. Terus dia cari itu siapa Pasaribu yang di
sana nenek moyangnya yang sama dengan saya. Kemudian saya diterima di sana,
makan di sana, minum dan tidur segala macem dan kemudian mereka yang akan
mencari, siapa marga Siregar di sana. Artinya, sejak saya lahir, dan sejak dia lahir
belum pernah ketemu , belum pernah berjumpa, ayah saya dengan ayahnya ,
kakek saya dan kakeknya juga belum pernah berjumpa, tetapi begitu saya
mengatakan , “saya adalah Pasaribu dari keturunan ini” mereka-mereka pasti
menerima saya. Begitulah nilai kekerabatan bagi orang Batak. Artinya saya
Pasaribu, dia juga Pasaribu walau dari Lampung, anak saya adalah anak dia, anak
dia adalah anak saya. Walaupun saya dengan dia tidak saling mengenal , tetapi
kami punya prisnip : kami anak sisa naboru. Artinya kami punya anak bersama,
dan kami punya anak perempuan bersama.
Nilai Hagabeon (nilai Keturunan bagi orang Batak) ?
Hagabeon itu asal bahasanya Gabe dan itu yang menjadi satu terjadi . tapi
bagi orang batak anak lelaki adalah penerus garis keturunan . menjadi penerus dari
si marga , menjadi penerus garis leluhur . Artinya, kalau orang Batak apapun
agamanya kalau dia tidak punya anak laki-laki menurut adat dia boleh menikah
lagi, sampai dia punya anak laki-laki. Tetapi Kristen melarang hal itu, Kristen
tidak boleh bercerai dan tidak boleh beristri dua , di sana sering terjadi (pindah
agama) , karena garis leluhur itu, begitu pentingnya bagi orang Batak, tetapi
bukan berarti ketika ia pindah agama menjadi putus hubungan. Dari Islam ke
Kristen, dari Kristen ke Islam, begitu pindah jadi tidak putus hubungan . beda
dengan etnis lain mungkin, dia diputuskan hubungannya dengan anaknya, dengan
saudaranya, namun di Batak tidak. Begitu pentingnya gabe bagi orang batak . bagi
orang batak anak laki-laki itu sangat penting, karena di Batak itu menganut sistem
Patriarki yang sangat amat kental .
Nilai Hasangapon (Nilai Kehormatan) ?
Hasangapon itu adalah apabila dia sudah memilki anak laki-laki , dia
punya anak perempuan, kemudian dia mempunyai cucu dari anak laki-laki,
kemudian dia punya cucu dari anak perempuan dan anak-anaknya itu mampu
mandiri . bagaimana supaya anak mampu mandiri , maka anak itu harus di
sekolahkan, harus didik, harus punya modal . maka jadilah dia anak laki-laki yang
mandiri, anak perempuan yang mandiri punya cucu dari anak laki-laki, punya
cucu dari anak perempuan, maka orang Batak itu sangat bahagia. Nah apabila dia
tidak punya anak maka dia sedih sangat dan begitu juga ketika dia hanya
mempunyai anak perempuan saja, maka putuslah generasi tersebut buatnya .
xxx
Begini , menjadi orang yang mempunyai hasangapon itu bagi orang batak
diyakini adalah sebuah anugrah juga, artinya kalau saya dianugrahkan tuhan
hanya punya anak laki laki (punya garis keturunan) tetapi saya tidak punya anak
perempuan (berarti saya tidak punya boru) berarti saya tidak bisa dikatakan
“sanga” karena saya tidak mempunyai tadi. Seharusnya saya mempunyai cucu
dari anak laki-laki, saya harus punya cucu dari anak perempuan , itu lah yang
disebut dengan hasangapon. Jadi it anugerah. Jadi hasangapon itu tidak bisa
diraih, tetapi kita harus jalani sendiri , dan kemudian tunggu anugerah tuhan .
Nilai hamoraon (kekayaan)?
Banyak yang salah tafsir bahwa hamoraon atau mora itu adakah kekayaan
harta, tetapi bagi orang Batak bukan semata-mata harta . jadi mora bagi orang
batak itu dia terpandang di wilayahnya menjadi panutan , menjadi tempat
bertanya, menjadi tempat berguru , menjadi tempat berlindung bagi dia itu sudah
masuk kategori mora. Jadilah orang batak yang seperti itu. Tapi tidak semua orang
batak mampu seperti itu.
Nilai pengayoman (mengayomi) bagi orang Batak ?
Nah itu tadi , kalau dia tadi udh mendapat hamoraon , maka jelas dia akan
memberi pengayoman, dia akan memberi perlindungan, akan memberi nasihat .
orang batak yang seperti itu adalah orang batak yang sudah mumpuni (sudah bisa
dijadikan empu/orang yang dituakan) . jadi kalau saya tinggal di sebuah desa, dan
saya menjadi tempat bertanya dalam hal adat, bertanya dalam hal agama.
Kemudian orang yang seperti ini memang harus mempunyai pengetahuan yang
sangat luas , pergaulan juga yang sangat luas. Punya tatanan hidup yang mapan ,
dan lain sebagainya. Banyak orang yang dalam hal ekonominya mapan, tetapi
tidak bisa didekati umpamanya,tidak mau membantu, tidak mau menolong, tidak
mau berbagi (batak tidak boleh seperti itu) pada dasarnya, tetapi ada juga batak
yang kurang ajar kok . copet juga banyak orang batak.
Nilai hamajuon (kemajuan) ?
Lagi-lagi kemajuan, kemajuan bagi orang batak jangan disalah tafsirkan,
karena banyak salah ditafsirkan oleh orang-orang yang muda sekarang, bahwa
apabila dia punya mobil, punya jabatan, punya rumah mewah, punya kebun sawit
berhektar-hektar , yang diharapkan orang batak hamajuon itu bukan seperti itu.
Hamajuon adalah orang yang mampu mempertahankan, melestarikan
mengembangkan, mempertahankan dan melaksanakan nilai-nilai budayanya
terus menerus . bukan hamajuon yang ditafsirkan oleh orang muda jaman
sekarang , maju punya mobil, punya istri cantik, punya rumah mewah, punya
segala macam, bukan itu. Jadi banyak orang yang salah menafsirkan itu.
Patik Dohot Uhum (baik adat maupun negara) bagi orang batak?
Patik itu artinya peraturan ya, uhum itu artinya hukum . Orang batak
mengikuti satu falsafah “berikanlah apa yang pantas engkau berikan kepada
negaramu, kepada harajaon /negara dan apa yang pantas engkau berikan kepada
adat istiadatmu” jadi, bagian negara berilah kepada negara, bagian adat berilah
xxxi
kepada adat . misalnya buat negara membayar pajak. Jadi taat kepada hukum
negara yang memberikan negara, tetapi juga harus taat kepada aturan dan juga
hukum adat , jadi ada orang batak itu terlalu terikat dia, di satu sisi dia harus taat
kepada aturan dan hukum negara, tetapi dia juga harus taat kepada aturan adat .
jadi dia tidak boleh mengutamakan hukum adatnya saja dan mengabaikan hukum
negara , atau sebaliknya taat kepada hukum dan aturan negara, tetapi mengabaikan
aturan dan hukum adat batak (harus sejalan dan selaras).
Jika berselisih paham, baik selisihnya dengan etnis sendiri maupun dengan
di luar etnis (penyelesaian konflik)?
Itu kita bagi dua dulu, sesama etnis batak dan di luar batak. Kalau sesama
etnis batak di sinilah peran dalihan natolu , kita bertikai dengan marga apa, lantas
kita panggil marga itu, atau kita yang mendatangi marga itu dengan membawa
boru dan hula-hula marga kita, kemudian kita juga menghadapi boru dan hula-
hula mereka, kemudian di sana nanti kita berembuk, adakah sanki adat yang harus
kita bayar atau mereka bayar , kalau ada sanggupkah kita, kalau sanggup iya,
kalau tidak sanggup maka terjadi tawar menawar .
Apabila terjadi dengan etnis yang bukan batak, kita juga harus mendatangi
dulu sebelum sampai kepada aturan dan hukum negara, kita harus upayakan dulu
damai. Karena hukum yang paling tinggi adalah damai, itu yang dipercayai oleh
orang batak, “tidak ada hukum yang lebih tinggu dari pada damai” maka yang
utama adalah damai , kalau sudah mentok baru kita selesaikan lewat hukum
negara . tetapi biasanya kalau orang batak ini juru bicaranya banyak sekali, atara
kecap dan kesap, antara camat dan samat itu susah dibedakan, jadi biasanyakita
berbagai cara mencari jalam damai dulu, karena bagi orang batak satu falsafah
“hukum tertinggi adalah damai”
Hukum adat adalah hukum perdata tidak tertulis artinya dia sangat
fleksibel, di sini dia begini, di sini dia begini, besok mungkin berbeda dan bisa
berbeda lagi, karena dia hukum tidak tertulis maka maknanya adalah
“kesepakatan” kalau sudah terjadi kesepakatan maka namanya hukum tidak
tertulis, kembali lagi . jadi kesepakatan itu jalan utama mencari titik damai.
Memiliki budaya disiplin yang tinggi? Alasannya?
Jadi begini, tanah batak adalah tanah tandus dia bisa menanam bawang
disela-sela batu, menanam ubi di sela-sela batu , menanam padi disela-sela batu
dan lain sebagainya, kalau dia tidak disiplin, kalau dia tidak bekerja keras ya
resikonya adalah dia tidak makan , makannya kepada orang batak selalu
ditekankan “bangun pagi-pagi , kerja, jam 8 sarapan, istirahat kerja lagi, balik dan
lain sebagainya” makanya bagi batak disiplin dan kerja keras adalah modal utama
untuk hidup. Bagi orang batak selalu dikatakan “ patun hangoloan” jadi kita harus
mempunyai tata krama dan sopan santun terhadap semua, bukan hanya sesama
manusia tetapi juga sama alam, artinya kita hidup dari tanah, kalau kita tidak
sopan santun menggali mereka, dan menani mereka dan kemudian kita bekerja
keras dengan disiplin yang teratur orang batak tidak menjadi manusia (karena
alamnya keras) itulah kenapa orang batak menjadi disiplin dan mempunyai
semnagat yang tinggi dan kerja keras serta memiliki etos kerja yang baik.
xxxii
Silsilah marga?
Awalnya kita tidak tahu apakah mitos , tetapi kalau orang mengatakan
bahwa mitos itu bisa dipelajari dengan ilmu mitologi. Ilmu tentang mitos. Ada
kataya si Raja batak ini turun dari langit, sementara kalau adam dan hawa
diciptakan dari tanah kan , tetapi bagi orang batak si raja batak ini turun dari langit
. siapa si raja batak ini kan tidak diketahui, tapi kita mengakui dan kemudian si
raja batak ini punya anak dua, satu yang namanya Guru Tatea Bulan, yang kedua
Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan menurunkan marga-marga, begitu juga Raja
Isumbaon menurunkan marga-marga . dalam tatanannya ada marga yang boleh
kawin mengawin sesuai kesepakatan, ada marga juga yang tidak boleh kawin
mengawin sesuai kesepakatan juga , inilah perkembangan marga-marga sampai ke
bawah juga.
Kalau kita membahas sampai ke bawah juga perkembangan marga-marga
itu sudah ribuan marga yang ada di tanah batak, yang kemudian kita hanya bisa
menyebutkan toganya (rumpunnya). Marga ini rumpun apa, marga ini rumpun
apa, marga ini rumpun apa dari situ kita bisa ketahui bagaimana silsilahnya dan
itu masih panjang sekali.
Sejarah Batak Toba?
Bahwa batak toba itu meyakini bahwa nenek moyang mereka diturunkan
oleh sang khalik di pusuk bumi ini yang bernama si Raja Batak, nah kemudian si
raja batak ini punya anak dua dan itulah yang disebut dengan Guru Tatea Bulan,
dan Raja Isumbaon . dari Guru Tatea Bulan ini ada yang menyebar ke Mandailing
dan ada yang menyebar ke Simalungun. Dan dari yang Isumbaon menyebar ke
tanah Karo dan ke Pak-Pak kemudian ini menjadi satu rumpun yaitu “tanah
batak”. Nah itulah sejarahnya batak.
Kemudian batak toba itu dari si Raja Batak dan dari Isumbaon di mana
mereka ada keturunan mereka yang kawin mawin kemudian ada yang tingal di
seputaran danau toba dan di seputaran gunung toba (itulah yang meletus
sekitaran74.000 tahun yang lalu) yang merupakan salah satu gunung tertinggi di
dunia ketika dia belum meletus, dan ketika dia meletus enam tahun ini dunia gelap
(nah ini yang dinamakan kaldera toba sekarang dan dijadikan keopark) nah itulah
sejarahya batak toba yang mendiami wilayah toba.
Kekayaan material menjadi tolak ukur yang di harapkan (suatu pencapaian)
dalam kehidupan masyarakat Batak?
Tidak semuanya, karena begini bagi orang batak mau kaya dia atau tidak
dia tetep bisa melaksanakan ritual adat batak, karena tadi atas bantuan dari
saudara-saudara yang biasanya satu marga. Jika dia dikehidupan dunia kaya
mempunyai material yang banyak ya itu suatu bonus dan dia bisa membantu
saudara-saudaranya yang kurang mampu dalam hal material (demi kesuksesan
acara adat tersebut) biasanya seperti itu, maka dari itu kan banyak dari orang
batak yang bekrja di mana-mana , miskinpun dia menjadi supir angkot tidak
masalah buatnya, yang terpenting dia sudah bisa menyekolahkan anak ya itu
sudah lebih cukup baginya .
xxxiii
Ada tuntunan dari orangtua, atau dari budaya batak sendiri untuk orang
Batak itu merantau, dan harus sukses diperantauannya?
Iya betul kami memang dituntut untuk merantau dan harus mandiri,
disitulah dengan adanya disiplin , kerja keras, maka dia akan sukses. Apabila dia
telah sukses maka dia akan membangun kampungnya, maka dia akan membangun
saudara- saudaranya, akan membantu saudara-saudaranya , akan banyak yang
akan dia bisa berikan apabila dia sukes. Makanya orang batak itu , seperti mata
rantai dimana ia saling kait mengkaitkan (saling bantu membantu), maka itu sudah
pasti.
Menurut bapak bagaimana orang Batak di perantauan dapat bertahan
hidup (strategi bertahan hidup)?
Terutama, orang batak apabila dia disebut “namaju” atau mencapai
“hamajuon” apabila anak-anaknya semua orang-orang terdidik (minimal slta
anaknya harus tamat, itu minimal loh ya). Dengan demikian, maka orang batak itu
ya bagaimana anak-anaknya itu bisa berhasi ya dia harus hemat, tetapi bukan
berati orang batak dengan hemat orang batak itu kekurangan gizi, mengapa? Dia
hemat, dia menyisihkan semua penghasilannya. Jadi gini sekarang dia makan ikan
asin, nah besok ada pesta , dia makan puas di sana , kan setiap pesta itu orang
batak kan tidak berharap ada sumbangan (tetapi atas dasar kebersamaan dan
solidaritas memang dengan sendirinya sumbangan itu pasti ada, namun orang
batak kalau pesta bukan mengarapkan sepunuhnya sumbangan itu), kalau dia
sudah berpesta berarti dia sudah menyiapkan dana khusus. Maka bergiliran lah
kita makan enak dalam satu minggu itu (sekarang di sini, besok di sini, sampai
giliran dia dan seterusnya) untuk itu kita harus hemat supaya kita bisa membantu
dia walau ala kadarnya dan sebaliknya. Jadi hidup hemat bukan berarti
menganggu kebutuhan hidup primer.
Kami punya pemikiran bahwa ketika kita hidup hemat berarti kita punya
tabungan, ketika kita punya tabungan berarti kita bisa menyekolahkan anak kita
lebih tinggi lagi, dan kita pun punya pengharapan nantinya anak kita tersebut akan
menjadi orang sukses dan bisa membantu sesama dalam kesehariannya khususnya
untuk kekerabatan batak itu sendiri , yang memang banyak mengadakan pesta
adat istiadat.
xxxiv
Narasumber 5
Nama: Sutan Simatupang
Agama : Kristen
Profesi : Kasubsi Tematik di BPN (Badan Pertanahan Nasional) kota Depok.
TTL : Tebing Tinggi 11 Desember 1961
Mengapa bisa jadi / berkecimpung di BPN ini?
Dulu juga saya masuk karena orang Batak juga membantu, sd saya di
Pekalongan, smp di Surabaya, Sma di Jakarta, akademi agraria di Yogyakarta,
kuliah di USU (Universitas Sumatera Utara) Medan.
Pengalaman organisasi?
Sejak kecil saya jadi ketua terus, smp aktif di musik gereja, sma saya ketua
kelas, di akademi saya kepala polisi batalion, di senat saya juga bagian musik
(jika ada mahasiswa baru) saya yang menseleksi orang tersebut layak atau tidak
ikut perhimpunan musik , bahkan acara maulid pun saya yang mengurus
walaupun saya beragama kristen ini di akademinya.
Marga itu apa sih? Kemudian fungsi marga itu sendiri apa ya?
Sangat penting, karena marga berati saya punya abang atau adek dari satu
marga. Jadi jika saya ada acara saya tinggal panggil mereka.
Mengapa Batak dibagi lagi beberapa bagian?
Karena tempat hidupnya. Kalau kami kan dekat danau. Kalau pak pak itu
di gunung sama seperti orang Karo. Kalau pak-pak dan karo kebanyakan petani
dia. Namun kalau kami itu petani dan nelayan juga karena dekat danau itu.
Dalihan na tolu itu apa?
Semua batak, baik pria maupun wanita pastilah menikah . jadi temen
semarga membantu kita dalam selamatan, kematian . mereka yang membantu.
Untuk boru artinya itu saudara perempuan (yang punya suami) itu yang
membantu. Terus kalau yang keluarga istri itu sebagai pengambil kebijakan,
seperti kita meninggal, peti itu tidak akan ditutup sebelum paman kita (keluarga
istri) mensahkan / oh ya itu benar atau tidak posisinya dan sebagainya, kapan
dikuburnya mereka yang menentukan . kemudian begitu juga kalau dalam
pernikahan (yang memberi / mengasih ulos itu keluarga ibu / istri / mertualah )
dan posisinya mereka itu harus dihormati. Namun saya jika dikeluarga saya, saya
itu sebagai raja. Itulah fungsinya kurang lebihnya.
Membentuk perkumpulan?
Ya bermarga. Jadi kan nenek moyang saya punya anak banyak, dari situ
aja cabangnya banyak. Nah kita ambil dari yang satu kakek . jadi kakek satu itu
kakak beradik (udh itu saja). Jadi kalau udah turun ke bawah lagi, itu sudah sangat
ramai dan sangat banyak. Bahkan saya tidak hafal, namun yang pasti di Batak ini
marga sendiri punya nomornya masing-masing. Dan saya di sini adalah ketua
arisan perkumpulan tersebut di daerah Jati Jajar.
xxxv
Nilai religi ?
Nilai religi itu suatu perintah, bisa juga contohnya dengan menghormati
orangtua. Orangtua itu kan juga ada mertua di dalamnya, pokoknya yang
dituakan. Agar apa? Kita percaya jika menghormati orangtua , maka kita akan
diberi umur yang panjang oleh Tuhan. (dan ini ada di ayat) dan ini menjadi
nempel mendarah daging.walaupun kita di dunia ini jendral sekalipun, kita harus
wajib menghormati orangtua.
Di orang Batak sendiri pendidikan menjadi nomor satu, dan harta menjadi
nomor dua. Kenapa pendidikan menjadi nomor satu, karena jika sudah sekolah
berarti dia menjadi orang normallah bahasanya. Misalnya bagi seorang wanita,
kalau dia sudah berpendidikan maka uang maharnya pun jauh lebih tinggi jika
punya gelar dibandingkan dengan yang tidak sekolah.
Nilai kekerabatan bagi orang Batak?
Ya kan orang Batak itu kampungnya bukan di Sumatera saja, kan ada yang
merantau . kekerabatan itu penting karena untuk saling membantu. Seperti saya
nih, di rumah itu ada keponakan yang tinggal sama saya. Dan ini kita canangkan,
ketika anak tersebut berhasil misalnya ya semata-mata bukan buat kita, melainkan
buat keluarga dia (buat ibu dan bapaknya) yang merupakan saudara saya juga
(misalka itu anak kakak / adik saya) . dan ketika seorang itu berhasil, maka yang
menyekolahkannya itu nanti akan menjadi kebanggaan juga untuknya . ohhh ini
keponakan saya, dia sudah menjadi polisi misalnya.
Nilai hagabeon?
Jika punya anak biasanya dihormati? Banyak yang bilang kalau anak laki-
laki adalah suatu anugrah. Lalu bagamaimana jika tidak mempunyai anak laki-
laki? Saya sendiri tidak mempunyai anak laki-laki. Anak saya semuanya
perempuan. Ya kalau itu sudah dikasih Tuhan mau bagaimana lagi? Masa iya
nikah lagi, lagian bagi orang Batak, pantang jika menikah lagi (dan menghindari
dari suatu perceraian di dalam pernikahan). Alasannya kan yang kita ambil / kita
nikahin itu kan punya marga, masa kita melecehkan mereka, kan mereka juga
punya raja juga. Maka dari itu perempuan itu dikatakan sebagai borunya raja.
(umurnya 70 misalnya, dianggap sudah bonus dari Tuhan, apalagi anaknya sudah
menikah semua dan baerhasil, wah itu suatu kebanggaan sekali) dan nanti ketika
dia meninggal ada tandanya di kepala dikasih pucuk pohon jati sebagai orangtua.
Nilai hasangapon?
Dia semakin tua semakin dihormati, apalagi sudah punya cucu itu lebih di
hormati dari anak laki-laki.
Nilai hamaraon ?
Tidak semata-mata dilihat dari materi, punya anak laki-laki banyak,
keturunannya banyak dia. Walaupun hidupnya melarat .
Nilai pengayoman?
Mengayomi kekeluarga kakak atau adik perempuan.
xxxvi
Nilai hamujon?
Tidak ada, bagi saya kesuksesan itu anak, dan anak itu bisa kita
sekolahkan (pendidikan). Walaupun dia hidupnya di ufuk.
Nilai patik dohot uhum ?
Patik itu perintah, jadi kalau adat memang sudah ada yang ngatur (dalihan
natolu tadi kan). Kekeluarga sendiri maupun kekeluarga istri (nomor satu) . kepala
kampung.
Berselisih paham (cara penyelesaian konflik)?
Panggil orang2 yang lebih tua, atau dituakan. Yang pertama itu paman
untuk mendamaikan (keluarga istri atau keluarga ibu) pihak mediatornya . jadi
kalau keluarga ibu atau keluarga istri kalaupun lebih muda harus dituruti .
Hukum adat menjadi salah satu yang dapat membantu dalam penyelesaian
konflik?
Iya sudah jelas,
Masyarakat Batak memiliki budaya disiplin yang tinggi?
Karena kita dulu hidupnya bertani, jadi bangun pagi itu memang perlu.
Terus ajaran orangtua itu kan perumpaan seperti matahari kan tidak pernah telat,
jadi diharuskan bangun pagi. Karena ada mitos rezeki bisa dipatok ayam .
walaupun misalnya belum bekerja, nah dia diharuskan bangun aja jangan tidur
yang penting. Nah dalam hal yang mungkin sepele ini tapi orang Batak itu sudah
diterapka harus berdisiplin yang tinggi. Harus mengikuti alam, karena kan
memang kita berasal dari alam kan .
Apakah kekayaan material menjadi tolak ukur?
Tidak begitu saja menjadi tolak ukur, karena kalau harta material itu
misalkan besok kita mati, apakah harta material itu kita bawa? Tidak kan!!! Jadi
jangan bangga dengan kekayaan material di dunia.
Mengapa melakukan perkerjaan dengan sebaik mungkin dan tidak gegabah
sangat penting bagi Masyarakat Batak Toba? Adakah manfaat yang didapan
menurut bapak?
Karena kalau kita terjadi apa-apa yang malu bukan kita sendiri, tetapi juga
marga yang kita bawa. Kalau misalnya gegabah yang kebawa-bawa juga marga
yang melekat di dalam diri kita . misalnya Gubernur xxx marga Siregar kena
kasus, nah yang malu seluruh marga siregarnya . jadi berimbas juga ke
keluarganya . saya misalnya di sini ditangkap polisi, bisa-bisa malu satu kampung
saya juga . maka dari itu harus melakukan pekerjaan sebaik mungkin, hati-hati
dan tidak gegabah.
xxxvii
Apakah ada suatu tuntutan dari orangtua/ budaya Batak itu sendiri agar
menjadi orang yang sukses diperantauan?
Nah itu begini, kalau anak berhasil di perantauan yang bangga itu orangtua
kan. Makannya sudah ditanamkan dan anak dituntut untuk kelak menjadi orang
yang sukses . maka dari itu juga orang Batak Toba banyak yang merantau. Dan
dipastikan pasti di setiap daerah ada itu yang namanya orang Batak, dan di
instansi juga pasti selalu ada orang Batak. Karena apa? Karena memang kita
dituntut dari awal sama orangtua kita untuk menjadi pribadi yang mandiri, maka
salah satu jalannya adalah dengan cara merantau seperti ini. Dan kita menunjukan
kepada orangtua kita, keluarga , kerabat dan teman kita bahwa kita mampu dan
bisa berhasil / maju di perantauan ini.
Apakah tradisi lokal seperti pernikahan, kelahiran dan kematian masih
dipertahankan dan diberlakukan di Kota Depok?
Ya memang masih dipertahankan, kita orang Batak Toba di Kota Depok ini
masih melakukan kegiatan tersebut. Jika ada sanak saudara yang membutuhkan
pertolongan kita tentunya akan kita bantu. Itu tadi makanya fungsi dari Dalihan
Na Tolu ini lah yang nantinya sangat berperan dalam kegiatan ini. Tidak sedikit
yang juga membawa sanak saudaranya jauh-jauh ke Kota Depok ini jika ada
kegiatan menikahkan anak. Alasan kita masih melakukan kegiatan ini adalah
karena kami percaya ini merupakan peninggalan dari nenek moyang kami,
sehingga kami harus menjaga dan tetap melestarikan adat ini, tidak terkecuali
ketika kami merantau di manapun tempat kami merantau.
Lalu bagaimana sebenarnya kegiatan dalam tradisi adat pernikahan itu ?
Sebelum membahas panjang, yang perlu diketahui adalah bahwa di sinilah
anak perempuan di Batak itu dihargai dan dinilai. Bukan berarti orangtua
semacam menjual anak, akan tetapi ketika anak itu dihargai maka semakin
terhormatlah orangtuanya. Di dalam kegiatan pernikahan ada beberapa bagian
yang terjadi yaitu Manurship, Marhata Sinamot dan ulon unjuk. Ini semua
merupakan step-step tata adat pernikahan Batak . manurship ini adalah kegiatan
semacam prepare lah, tapi sifatnya masih santai dan terbuka belum meranah ke
keluarga inti, nah apa yang biasa kita lakukan pada tahap ini? Yang kita lakukan
adalah kalau bahasa gaulnya ngopi-ngopi cantik lah sama sama pihak calon,
biasanya tidak formal yang bisa datang ini masih umum bisa di dengar oleh
kerabat terdekat.
Marhata sinamot nah pada kegiatan inilah yang tadi saya bilang tentang
“mahar” di sini kegiatannya membicarakan mahar. Kegiatan ini sudah masuk
kategori formal dan dilakukan di tempat tertutup. Acara ini formal karena sudah
ada pihak hula-hula dan tulang. Acaranya ngapain aja? Nah acaranya yaiitu
makan bersama. Mahar bagi orang Batak Toba sangat penting , karena itu
merupakan suatu penilaian dan penghargaan dari pihak laki-laki kepada pihak
perempuannya, hal ini tidak main-main, dimana pihak perempuan menyebutkan
mahar secara terang-terangan, misalnya perempuan minta mahar 100 juta dan
kerbau 20 ekor serta lain sebaganya maka pihak laki-laki walaupun berat harus
menyanggupinya, jika tidak sanggup maka banyak dari mereka yang
xxxviii
hubungannya kandas di tengah jalan karena tidak sesuai kesepakatan tadi.
Kemudian ulaon unjuk, nah ini adalah pesta pernikahan tersebut. Setelah mahar
disepakati, tanggal dan acara seperti apa kemudian puncaknya adalah ulaon unjuk
ini. Pada kegitan ini biasanya ada pihak laki-laki yang menjemput pihak
perempuan ke tempat pernikahannya untuk memasuki pelaminan, nah pada acara
ini hula-hula dan tulang membawa beras dan ikan , kemudian beras dan ikan itu
disantap bersama. Kalau di Islam sesudah akad, kalau di nasrani sesudah upacara
pemberkatan gereja. Setelah selesai makan kemudian ditutup dengan doa. Oiya
biasanya ini dipisah ya acara adat dengan resepsi buat umum, kalau adat bisanya
memang dihadiri oleh kita-kita kerabat sanak saudara tarombo batak itu. Maka
dari itu biasanya di Batak ini ada beberapa kali pesta, pesta adat, pesta kalau kata
orang Jawa ngunduh mantu dan juga buat umum karena kita dirantau tidak semua
bisa masuk ke dalam prosesi adat Batak itu.
Bagaimana kegiatan adat dalam ritusl kelahiran itu sih? Sebenarnya apa sih
adat kelahiran ini? Dan ada tidak sih tata caranya ?
Nah setelah menikah pastinya mengandung selama 9 bulan dong mempelai
perempuan tadi, kemudian setelahnya melahirkan. Di Batak ini melahirkan pun
ada acara kumpul-kumpulnya. Seperti yang sudah saya singgung bahwa orang
Batak ini senang sekali berkumpul dan berhimupun karena biar mempererat
silaturahmi tadi, maka dalam kelahirannya diadakan suatu acara , orang Batak
menyebutnya dengan Hasorangan. Hasorangan sendiri adalah persiapan dalam
penyambutan kelahiran anak. Step-step atau rnagkaiannya ada pasahat ulos mula
gabe, mamoholi, mangkaroani dan mebat. Adapun pasahat ulos mula gabe ini
dimaksud untuk memberi semangat dan dukungan kepada si ibu (yang hamil) agar
tidak takut dalam melahirkan, apalagi jika ini anak pertama, nah acara ini tidak
begitu formal, santai tapi tetap masuk ke dalam salah satu proses adat, biasaya
makan bersama dan mendoakan ibu dan calon bayinya. Di sini peran dari hula-
hula, dimana hula-hula mengupa-ngupai, upa-upa ini dimaksud mendoakan yang
baik-baik kepada ibu dan calon bayi agar lancar sampai hari kelahirannya.
Kemudian setelah melahirkan kita menjenguk dong, dijenguk oleh sanak saudara ,
kerabat serta rekan , nah kegiatan ini dinamakan mamoholi yang artinya
menjenguk . kemudian setelah lahiran orangtua dari bayi tersebut mengadakan
syukuran mengundang sanak saudara untuk datang ke rumahnya sembari
mendoakan kembali anak tersebut, yang terakhir dari proses acara kelahiran ini
adalah Mebat, mebat itu artinya mengunjungi rumah kakek atau paman dari bayi
tersebut. Jika kakeknya di kampung , maka mereka mendatangi abang atau
kakaknya (paman dari bayi tersebut).
Lalu bagaimana kegiatan adat kematian bagi orang Batak Toba di Kota
Depok ini?
Sama saja seperti di kampung halaman, bagi orang Batak Toba di perantau
itu kematian haruslah diadatkan. Jika tidak sanggup si jenazah dibawa ke
kampung halamannya, maka akan di adatkan di perantauan sini. Tetapi jika
mereka mempunyai uang lebih maka jenazah tersebut akan dibawa ke kampung
halaman dan diadatkan di sana. Banyak pertanyaan dari orang-orang kenapa di
xxxix
Batak orang sudah mati saja diadatkan, padahal dia sudah tidak bisa melihat dan
mendengar suara kita. Bagi orang Batak Toba , melakukan proses adat kepada
orang yang sudah meninggal adalah suatu cara semacam penghormatan
terakhirlah untuk orang yang meninggal tadi. Pada kegiatan ini ada semacam
proses pemberian ulos terakhir, kemudian makan-makan, ada musik-musik batak
yang dilantunkan kita namakan dengan gondang saparangguan sekurang-kurang-
kurangnya tiga hari sebelum proses pemakaman tersebut, namun jika dia islam
biasanya hanya pemberian ulos , makan dan doa pengajian.
Bagi Batak menjalankan adat sama saja dengan menghargai para leluhur
kita, kegiatan-kegiatan seperti ini memang dijalankan oleh masyarakat Batak di
manapun berada, meratau tidak menjadi halangan bagi kami. Walaupun misalnya
tidak ada saudara sekandung tapi tetap saja kami ada saudara semarga dan semarta
rombo itu . kembali lagi ke martarombo dan kekerabatan dari Batak. Semua
kegiatan tersebut tidak akan berjalan tanpa rasa saling memiliki dari kami yang
memang suah dikodratkan oleh Tuhan menjadi dan berdarah Batak ini, untuk itu
solidaritas kami di sini dimunculkan dan terlihat. Rasa saling bantu sangat
dirasakan pada kegiatan acara adat. Tidak hanya dari materil tetapi juga dari hal
tenaga dan lain sebagainya, untuk itu kami perantau di Kota Depok ini senantiasa
melakukan perkumpulan dengan rutin. Bila mana ada anggota yang sedang
membutuhkan pertolongan dan bantuan, maka kami akan bermusyawarah mencari
jalan keluar dan membantu paling tidak mengurangi beban anggota yang
membutuhkan bantuan kita.
xl
Narasumber 6
Nama : Panorangan Simbolon
Ttl : Parapat, 26 Oktober 1969
Profesi : Dosen
Menagapa batak dibagi lagi beberapa bagian?
Sejarahnya dulu orang batak itu kan diambil dari silsilah yang orang
pertama batak yaitu si Raja Batak itu lahir di Pusuk Buhit itulah yang kita ketahui
sebagai orang batak pertama. Kemudian dia menikah dan punya keturunan. Nah
keturunan-keturunan ini ada yang merantau keliar dari pulau Samosir dan ke
Tobalah. Ada juga yang merantau ke tanah Karo, misalnya disebut batak karolah
seperti Ginting dan lain-lainlah. Ada yang merantau ke Tapanuli sana kaya
Nasution, Siregar. Ada yang merantau ke Nias yaitu disebut batak Nias. Nah yang
seperti itu . jadi keturunan Raja Batak itu, karena merantau dari Batak Toba
akhirnya keturunannya berkembang biak di daerah asal mereka , di daerah
perantauan mereka , akhirnya mereka membentuk komunitas sendiri (itu yang
disebut Batak Tapanuli Selatan, Batak Toba, Batak Karo, Batak Nias , Batak
Mandailing, Batak Pakpak ) tapi asal mulanya dari si Raja Batak yang di Pusuk
Buhit Samosir.
Marga itu apa? Dan fungsinya?
Jadi marga itu buat orang batak sangat penting karena menentukan. Jadi
pada umumnya manusia ini dibagi ke dalam beberapa struktur / Silsilah . ada yang
patrilineal ada yang matrilineal ada yang parental. Kalau batak umumnya
menganut Patrilineal garis keturunan bapak. Mempunyai anak laki-laki suatu
kebanggaan sendiri karena untuk melanjutkan keturunan tadi , jadi bagi orang
batak anak perempuan itu tidak bisa meneruskan garis keturunan keluarga karena
dia akan menikah dengan marga lain, sehingga hilang akan cenderung hilang
marganya. Patrilineal itu anak memakai marga dari bapaknya jadi terus
bersambung dan tidak putus itu marganya (terus aja begitu).
Bagaimana Falsafah hidup orang Batak Toba yang Hasangapon, Hagabeon ,
hamaraon dan Hamajuon?
Jadi pada umumnya orang batak sejak kecil sudah di doktrinasikan , sudah
diajarkan difilsafahkan dalam hidupnya , di dalam keluarga , yaitu harus
hamoraon (kekayaan), hagabeon (punya anak keturunan laki-laki dan perempuan)
, kemudian Hasangapon (dikenal orang/dihormati orang). Tiga ini pada umumnya
kita lakukan melalui kerja keras. Hamoraon itu tidak akan didapat jika kita tidak
bekerja keras (kekayaan mungkin ya lebih tepatnya). Kedua kalau kita sudah
punya kekayaan tentunya kita ingin kan dihormati orang , nah untuk dihormati
orang kan tentunya kita harus berbuat sesuatu di masyarakat ini , berbuat
kebaikanlah, berbuat kegiatan sosial sejenisnya lah .baru kalau hagabeon itu
karunia tuhan, karena memang tidak semua itu dapat . banyak juga ko orang batak
yang anaknya Cuma perempuan, banyak juga yang gak punya anak sampai
meninggal, ya itu berarti nasibnya lah berarti putuslah generasi silsilah
kandungnya ya kan.
xli
Orang batak di samping telah dimasuki hukum adat, tetapi juga telah
dimasuki hukum agama (agama Kristen / nilai religi) . kalau agama Kristen kan
tidak dibolehka kawin lagi , nah tapi ada juga yang melanggar biar dia punya anak
laki-laki ada juga itu, tapi pada prinsipnya tidak boleh. Yaudah kalau tidak ada ya
sudah nasibnya seperti itu berarti. Tapi kalau yang berani melangar agama ya dia
kawin lagi sampai dapat (sampai punya keturunan) tapi ingat ya tidak semua.
Strategi apa aja yang bapak lakukan untuk bertahan hidup di Ibu Kota ini?
Jadi pada umumnya orang batak pergi merantau itu dia tidak punya modal
(bekal) karena orangtua kita di kampung itu ya bisa dibilang miskinlah misalnya ,
dia cuma modal baju beberapa pasang lah ya di koper itu. Nah makannya pada
umumnya orang batak jika merantau, yang dicari itu pertama tempat makan dulu
yaitu saudara (tempat numpang sementara lah bisa saya katakan). Nah itulah
fungsi marga tadi, kalau kita satu marga biasanya ada hubungan keluarga (satu
kakek kita ke atas) , kalau yang lain kan biasanya dari Bapak sampai cucu juga
sudah kan yang diatas atasnya biasanya jauh kan, nah tapi kalau di batak tidak
sampai generasi puluhan pun kenal dan tau.
Fungsi dan maksud dari Dalihan Natolu?
Jadi orang batak percaya kalau Dalihan Natolu itu kan segitiga ya , jadi
kalau meja itu didukung tiga kaki nah lebih kuat dia dari pada empat kaki itu.
Dalihan natolu itu kan tiga tungku, jadi kalau ada tempat masak itu di tompang
tiga kakinya, maka di batak itu tempat masak itu tiga bukan empat , kaau empat
kan segi empat, kalau tiga itu dianggap lebih kuat lah. Jadi filsafat batak yang
dilaksanakan sampai sekarang, dilaksanakan dari nenek moyangnya yang sah ,
sangat membuat orang batak itu maju. Artinya maju itu mereka itu sejak lahir
telah diajarkan nilai-nilai hukum (hukum adat) yang memang jika dipraktekan itu
membuat orang bisa maju dan mempunyai filosofi yang sangat tinggi.
Dalihan Natolu itu kan terdiri dari tiga unsur kan, dongan sabutuha (satu
marga), seluruh simbolon berarti itu dogan sabutuha, hula-hula nah hula-hula ini
biasanya orangtua istri saya atau keluarga istri saya (di orang batak hula-hula ini
sangat dihormati karena ini dianggap pemberi berkah, dan masih menggap doa
hula-hula ini di dengar Tuhan) jadi makannya kalau orang batak ngumpul pasti
kalau ada acara nah berdoa itu ya si hula-hula lah itu yang berdoa. Karena hula-
hula dianggap tempat untuk mendapatkan berkat. Maka orang batak sangat
mengahargai hula-hula yaitu dari pihak istri , jadi paling pantang melawan sama
orangtua istri, sama adik dan kakak istri (gak boleh saya suruh suruh gak boleh
saya macem macem lah) , karena kita menaggap bahwa istri itulah yang
membawa kebahagiaan lahir batin buat kita , kenapa harus hormat sama orangtua
istri karena kan dia yang telah melahirkan istri kita, dan istri kita kan perannya
sangat besar salah satunya memberikan keturnan buat kita , si anak sudah
dibesarkan, dirawat dan mau dikasih / diberikan ke kita nah itu suatu kehormatan
terssendiri buat kita , maka dari itu kita paling pantang melawan hula-hula kita.
Karena kita percaya bahwa istri itu adalah salah satu pembawa rezeki , apalagi
kalau di kampung seorang istri itu sangat besar jasanya, dia bertani bercocok
xlii
tanam (ke sawah berladang) kalau tidak ya berdagang pasar di pasar (jual bawang
, jual cabai) maka dari itu istri adalah pembawa rezeki.
Ketiga itu adalah boru, boru adalah dari pihak perempuan . nah kalau saya
punya adik perempuan terus kawin nah maka suaminya adik perempuan saya itu
adalah boru bagi saya , nah itu biasanya bisa kita suruh . adapun filosofi ini somba
marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu . jadi kita satu marga itu
harus hati-hati artinya jangan sembarangan, harus saling menghargai . ke hula-
hula kita harus hormat, ke boru kita harus bujuk, nah kalau itu kita bisa jalankan
dikehidupan sehari-hari maka harmonislah hidup kita sebagai orang batak ini.
Tapi bagi orang perantauan hula-hula itu bisa aja orang orang sukses,
pejabat-pejabat , orang yang menolong kita artinya tetap yaitu orang yang pantas
kita hormati. Nah kalau itu juga kita terapkan di dalam lingkungan pekerjaan ,
artinya kita hormat ke atasan , kita loyal ke atasan itu berarti kita berhasil dan
pasti diperhatikan oleh atasan kita . nah kalau ke bawahan misalnya kurir – kurir
atau pekerja yang di bawah kitalah pokoknya nah saya anggap aja dia boru
(artinya bisa disuruh-suruh) tapi harus berhati-hati juga kita ke boru ini, jagan
sampai kita menyakiti hati dia, misalnya kita menyuruh dia tidak sopan atau
seenaknya aja (kalau dia sakit hati malah repot yang ada kita) karena kan kita juga
membutuhkan mereka (para pekerja yang ada di bawah kita). Nah ketika kita juga
memperlakukan bawahan kita dengan pantas, maka mereka pun bekerja sama kita
jadi hati-hati dan sungguh-sungguh ikhlas tanpa beban lah .
Kemudian sesama satu derajat saya (yang posisinya sama dengan saya)
sesama pegawai satu derajat saya hati-hati juga dengan tidak sembarangan
ngomong atau mengeluarkan kata-kata . nah itu filosofi adat itu dari dalihan
natolu itu saya terapkan di tempat kerja saya . kan banyak orang batak sukses di
situ, karena apa? Karena menerapkan sistem ini dikehidupannya . jadi flsafat ini
dari kecil sudah ditanamkan oleh orangtua. (nilai-nilai hukumnya itu terdapat di
dalam kerja kita dengan sadar maupun tanpa kita sadari). Ke atas kita hormat, ke
bawah kita lembut, ke sedarajat kita hati-hati , sukses kita tuh.
Perhimpunan atau perkumpulan sendiri di kota Depok bagi orang Batak?
Ada, jadi setiap orang batak selalu ada ikut kumpulan selalu itu . paling
tidak ada tiga kumpulan orang batak yang pasti diikuti , kumpulan marga sendiri,
kumpulan marga istri, terus kumpulan dongan sahuta artinya satu wilayah baik
kecil maupun luas. Makanya kalau suka liat orang batak kumpul arisan rt rw
kelurahan (satu batak perantau, sama-sama orang batak) . ini nanti masuknya
kedalam kekerabatan, kekerabatan inilah yang nantinya membuat orang batak
untuk saling tolong menolong . kalau kita tahu sesama orang batak apalagi nanti
kalau bicara dengan silsilah “martarombo” namanya itu langsung ada kedekatan
itu . oh ini masih saudara, oh ini masih kelompok hula-hula saya (yang harus saya
hormati) , oh ini dari kelompok marga boru atau marga dari keluarga adik saya ,
nah langsung martarombo itu, disitu juga munculah kedekatan, langsung muncul
saling kedekatan, menanyakan kekeluargaan akhirnya muncul kedekatan. Ketika
muncul kedekatan hati pada umumnya masalah pekerjaan atau masalah apa yang
bisa kita bantu , sudah tidak ada jarak lagi , jika bisa kita bantu pastilah kita bantu
, kalau ada yang bisa kita tolong pastilah kita tolong . karena sudah mengenal
xliii
secara kekerabatan tadi yang diikat dari marga-marga yang Dalihan Natolu tadi itu
akhirnya saling enaklah untuk membangun komunikasi , kan ada pribahasa “tak
kenal maka tak sayang” kalau sudah kenal maka akan muncul keihklasan,
kedekatan sacara emosional untuk tolong menolong, sehingga masalah bisa kita
bantu , ntah itu pekerjaan. Ada misalnya kalau di sini saya tahu dan dekat sama
saya maka saya jadikan prioritaslah urusannya (ini misalnya ya) . ya seperti itulah
kurang lebihnya karena kedekatan marga itu .
Kelebihan orang batak menurut saya adalah kemanapun dia merantau maka
adatnya itu akan di bawa . nah termasuk di Kalimantan, di Sulawesi biasanya di
sana kalau orang batak merantau yang dicarikan orang batak dulu biasanya yang
lain-lain marga pun tidak masalah , nah kalau sudah bertemu biasanya bikin
perkumpulan itu . misalnya di Irian Jayalah ketemu sama-sama orang batak ,
marganya beda-beda macam-macam nah mereka kemudian bikin perkumpulan itu
, nah kemudian kalau makin lama kan makin banyak dan ketemulah yang satu
marga , nah itupun kalau sudah lumayan kalau sudah dikira cukup bikin arisan
bikin kumpulan maka dibentuk lagi perkumpulan satu marga . kita lagi bergaul
bertemu berkumpul bertemu lagi marga keluarga istri nah begitulah dirasa sudah
cukup bikin lah perkumpulan lagi yang semarga degan istri. Misalnya wah kita
udh 10 orang nih, wah sudah bisa kita bentuk lagi nih arsisan , berawal dari arisan
inilah kemudian berkembanglah semuanya . lama-lama karena makin banyak
makin banyak terus makin kecil itu perkumpulannya maksudnya diperkecil dan
dipecah-pecah sesuai kebutuhan.
Nilai Patik Dohot Uhum ?
Orang batak itu di samping dari adat itu tidak bisa dilepaskan dari agama
kristen. Nah di agama kristen tadi itu kan ada 10 patik tadi itu . jadi pati itu adalah
10 hukum tuhan yang tadi itu, jadi ada isinya itu : jangan mencuri, jangan
membunuh, hormatilah bapak ibumu supaya panjang umurnya yang diberikan
tuhan di tanahmu, ada 10 itu jangan menyebut nama allah sia-sia , jangan
meninginkan harta tetaggamu, ada 10 itu patik. Nah yang 10 itu memang di
tanamkan di dalam adat . termasuk itu ke dalam jangan berzinah juga. Nah itu
memang batak ditanamkan itu buat orang batak.
Pengaruh 10 perintah tuhan tadi itu ada kaitannya dengan etos kerja . yang
pertama karena dilarang mencuri, dilarang merampok itulah yang membuat kita
mencari kerja yang halal . terus dalam langkah bekerja (berkegiatan sosial lah
kurang lebihnya) itu kita tidak boleh menginginkan harta tetangga apapun itu
bentuknya, makannya kita tidak boleh dan tidak mau makannya kita satu-satu cara
untuk mendapatkan itu ya kita bekerja lah mencari duit biar bisa membeli apa
yang kita inginkan (dalam hal ini untuk dunia dulu ya) misalnya pengen mobil
kan msa kita mencuri ya gak mungkin kan , nah hal-hal yang kaya gitu yang
membuat kita bekerja keras . dan nilai-nilai itu yang membuat etos kerja batak
dengan mencari kerja semaksimal mungkinlah.
xliv
Kekayaan material yang menjadi tolak ukur / ada yang lain yang ingin
dicapai oleh orang batak?
Pada awalnya hamoraon itu kekayaan itu sangat diagung-agungkan buat
orang batak. Karena bagi orang batak kalau tidak punya harta nanti dianggap
sebelah mata (tidak dihormati orang, gak dianggap orang) makannya orang batak
itu banyak kental mencari kekayaan harta supaya di hormati orang , makanya bagi
orang batak tidak punya harta itu tidak dianggap orang. Makannya kalau kita
punya hajatan misalnya ada pejabat tiggi datang pasti ditunggu, tapi kalau yang
belum datang tukang tambal ban atau supir mikrolet ah udah lah biarkan saja dia
menyul nanti dia (dan pasti diacuhkan ditinggalkan begitu aja). Jadi dalam
kehidupan sehari-hari itu sangat dilaksanakan dans angat terasa di kehidupan ini,
pasti itu.
Tuntutan dari orang batak itu sendiri / orangtua agar sukses di daerah
perantauan?
Ada, jadi orang batak pada umumnya “anak koki da hamoraon” anak itu
ialah kekayaan bagiku. Makannya bagi orangtuanya anak itu pasti diusahakan di
sekolahkan apapun itu alasannya, dan apapun itu pekerjaan orangtuanya (ntah itu
orantuanya tukang tambal ban pun sekalipun, yang petani , yang pedagang sayur-
sayuran). Itu prinsip pertama orang batak anaknya harus sekolah , berapapun
biayanya, gimanapun caranya ya itu mungkin ada sampe mencopet (mungkin
jalan orang yang ingin instan) semua demi anak . karena orang batak punya
pemikiran : hanya dengan bersekolah lah kita bisa maju , bisa kaya. Kalau orang
batak mau dia setinggi apapun pangkatnya, sekaya apapun materialnya kalau tidak
punya anak ya dia jadi gak punya apa-apa. Kedua, kalau punya anakpun kalau
anaknya tidak berhasil misalnya narkoba, preman, sekolah tidak tamat-tamat
artinya tidak berguna meskipun dia pejabat tinggi / hartanya banyak nah itu sia-sia
juga dia (orangtua). Nah filosofi itu dipegang tinggi orang batak, makannya orang
batak itu menyekolahkan anaknya itu menjadi prioritas utama . makannya orang
batak banyak yang berhasil karena tadi pendidikan nomor satu. Di mana ada
kemauan disitu ada jalan, ya mungkin dia ngutang-ngutang misalnya, jual tanah,
jual kerbau dsb ya kita tidak tahu. Jadi seperti itu kurang lebihnya . misalnya dia
udah tahu punya anak nah sebelum anaknya itu bersekolah dia itu sudah
memelihara hewan ternak atau membeli tanah buat investasi (udah planing udah
nabung udah di rencanakan) . hidup hemat misalnya dengancara prihatin.
Hamajuon atau kemajuan sendiri itu seperti apa sih pak ?
Hamajuon itu artinya kemajuan, kemajuan apa? Kemajuan zaman menurut
saya. Artinya orang batak kalau tidak ada maju atau lari-lari di tempat tidak
berguna dia. Makannya prinsip orang batak kalau mau maju dia ya memang harus
merantau dia. Karena kalau semua di kampung misalnya bapaknya punya harta
sawah satu hektar , kerbau lima, anaknya sepuluh, semua tinggal di kampung, ya
pasti golok-golakan itu bunuh-bunuhan itu dalam hal pembagian harta warisan
misalnya . nah karena mereka di rantau makannya harta orangtua tidak direcokin
lagi, karena mereka di rantau sudah ada rezekinya masing-masing. Maju...
makanya hamajuon itu sangat dipegang orang batak. Makanya dimanapun orang
xlv
batak berada merantau biasanya ya maju-maju itu. Sangat dikejar hamajuon ini,
makannya di instansi manapun pasti ada orang batak.
Menurut bapak, solidaritas dari orang Batak Toba di Kota Depok ini seperti
apa sih pak? Ada, kalau orang batak itu sangat kuat untuk tolong menolong dan tarik
menarik dan di samping keinginan kita. Nah misalnya gini saya sudah kerja dulu
nah saya punya adik di kampung, bisanya orangtua saya mengirim adik saya ke
sini , ikut merantau bersama saya (tinggal di rumah saya). Ketika nanti dia
berhasil kerja kemudian dia juga begitu membantu yang lainnya (saling tolong
menolong). Pada umumnya begitu, karena jika ada abang kita yang di sini berhasil
nah kita dikirim oleh orangtua dan di sekolahkan sama abangnya yang paling
terdekat , dan di sini tentu nasib kita itu peluang untuk berhasil jauh lebih tinggi
dari pada di kampung . makannya urbanisasi itu, kenapa orang dari kampung
banyak ke kota karena peluang hidup sukses itu lebih banyak di kota besar dari
pada di kampung. Jadi saya katakan polanya itu seperi sebuah siklus , siklus itu
kan berputar dia (seperti roda) rantai berantai saling menyambung.
xlvi
Narsasumber 7
Nama : Rachmin Siahan
Ttl : Balige, 24 Maret 1957
Profesi : Anggota DPR KOTA Depok
Alasan memilih profesi ini?
Bukan cita2 tapi perjalanan waktu, di mana 25 tahun lalu masuk di dalam
struktur partai. Yang mempunyai tujuan banyak mengenal orang masyarakat.
Bangga menjadi orng batak?
Sangat bangga, Karena di dalam budaya saling menghargai, Dalihan
Natolu (satu marga). Marga Siahaan satu darah. Hula2 pihak mertua (dimana raja)
mereka tidak bisa disuruh dan harus dilayani dengan baik, sekalipun punya hajat
ya kita yang bantu, dan tidak melihat jabatan atau kekayaan. Walaupun mentri
sekalipun, kalau hula2 ya wajib di hormati sama kita. Boru pihak mantu , kalau
saya menghadap mertua saya ya harus hormat. Boru harus bagaimana kita
ngemong, jangan seenaknya. Tanggung jawab boru terhadap hula2 sangat
menghargai hula2 karena dia raja. Kadang seseorang bisa menjadi anak mantu,
kadang bisa juga jadi raja (raja dari anak perempuannya). Dongan Tubu itu
sedarah satu marga. Kalau mau ada acara/hajat dibicarakan dulu ke dongan tubu.
Sebagai orang Batak ya kita bangga. Kalau dalam Batal Nasrani itu dilarang
bercerai (ajaran) dan kalaupun ada yang cerai belum mengerti arti dari pernikahan
itu. (Tuhan mengajarkan untuk dilarang bercerai).
Batak dibagi lagi menjadi beberapa bagian?
Sebenarnya bukan di bagi, negara di Indonesa itu kan kaya b. Batak Karo,
Batak Pakpak, Simalungun, Batak Toba dsbnya banyaklah. Jadi bahasanya pun
beda2, saya sendiri batak toba belum tentu saya bisa berbahasa karo saya tidak
mengerti, dairi gak ngerti. Kalau batak itu terdiri dari beberapa bahasa, ya bahasa
itu ya masing2 tidak sama.
Marga itu apa sih pak?
Marga itu nama asal mulanya . tuan saribu raja kalau kita nonton di
youtube2 suka ada. Marga mahal karena tempat kelahiran. Raja ihat manisia yang
merupakan permulaan dari raja Batak . Nomor 2 Guru Tatean Bulan dan Raja
Isombaon, nomor 3 Tuan Saribu Raja dan Tuan Sorimangaraja, nomor 4, 5 , 6, 7 .
sudut (tingkatan). Kalau di Siahaan saya (sombadebata) yang merupakan anak
dari Tuan Somanimbil. Dari raja batak lah kita diambil awalnya dari raja
isombaon , kemudian turun kebawah Ruan Sorimangaraja (ada dua) dan saya
masuk ke Tuan Sorba Dibanua, baru turun lagi dari Sibagot Nipohan ini saya,
dari sinilah saya masuklah ke tuan somanimbil terus masuklah ke sombadebata,
dari sombadebata sayalah di hitung, Raja Sitongo turunlah ke Raja Sidodong, dari
raja si Dodong turun lah ke Tuan Lojur , dari Tuan Lojur baru ke jadi Siahaan.
Kakek saya nomor 12, bapak saya nomor 13, Dan saya ke 14. (bisa di lacak)
xlvii
Faktor-faktor yang membuat derajat sosial seseorang Batak Toba
meningkat?
Orang Batak itu banyak yang susah, karena kesusahan itu mereka sadar
mau merantau untuk mebrubah hidup bagaimana ya harus berjuang demi
persaingan harga diri. Antara tetangga, misalnya keturunanya opungnya siapa kok
dia bisa berhasil ya kita juga harus bisa dengan kerja keras.
Yang membuat bapak untuk maju (terkait hamajuon pada Batak Toba) ?
Siapapun itu dia harus mengenal dirinya pasti maju artinya siapa saya
siapa rng tua saya. Kalau sudah sampai disitu pemikirannya pasti akan berhasil.
Tapi kalau tidak mengenal dirinya, Kadang sampai di jakarta merasa punya.. dan
dia tidak mau mungkin tinggal di rumah keluarga. Nah kalau tinggal di rumah
kelarga misalnya kita numpang hidup sama orang ya kita harus sadar diri, kita
dibimbing sama keluarga kita. Kalau tidak mau dibimbing ya kita Cuma bisa supir
angkot.. Kalau sudah di ranah angkot ya kebanyakan bakal diangkot terus. Contoh
saya nyari kerja sulit, dan saya menerima saya terus berjuang. Bahwa dunia ini
sama dengan roda, dari pada kita nganggur yang penting punya duit. Dengan
catatan kita punya pengharapan (sama dengan mencari pekerjaan) kalau kita
berpikir pesimis ya sudah kita down, dan kalau kita berpikir positif dan mencari2
mudah2an dapat. Kalau dalam agama kita carilah pasti kau dapat, ketoklah pasti
dibukakan, mintalah maka diberi. Makannya kita harus mudah membangun
komunikasi.
Kalau sudah ada hamajuon kan pola pikirnya kan sudah berbeda. Contoh
saya ini orang kampung, kalau saya masih dikampung saja saya komunikasi hanya
terbatas di situ2 aja. Begitu sudah merantau untuk mencarii kerja kita ada
kemajuan dari pola pikir juga jelas sudah berbeda. Bagaimana kita memberikan
satu pemahaman ke orang yang dikampung jika kita nanti pulang ke halaman.
Mengenal dirinya yang sesungguhnya, pasti maju, kenapa? Karena dia harus
memeneg. mi Isal nya dia punya penghasilan dia bisa mengatur engeluaran dan
beraoa bersisa dalam sebulan. contoh saya punya gaji erpa saya tulis tiap hari satu
bulan untuk apa aja, dengan haisnya uag, kenapa saya harus beli ini... Kita harus
nabung bukam dituntut kita harus nabung untuk masa depan. (baik2
diperantauan). Kalau kita mengenal diri , kita tau siapa saya siapa orangtua kita.
Strategi dalam bertahan hidup di ibu kota?
Kita tidak akan pernah mundur untuk masalah kehidupan, yang penting
kita mau ada kemauan dan kejuuran, tanpa ada ini kita tidak akan bisa. Saya
pernah jadi pemulung, orang bilang pemulung itu hina. Siapa bilang kotor? Itu
duitnya aja banyak. kenapa orang Madura masuk ke ramai2 pemulung, ya karena
duit. Untuk masalah persaingan itu ya betul. Contoh sudah semua saya kerjakan
dari naik gerobak. Itu semua tergantung bagaimana kita bisa membangun
komunikasi dengan masyarakat. Pada saat saya nyalon jadi anggota dewan 2009
saya tidak pakai duit, tapi temen2 bapak kamulah dari BPN yang salah satunya
membantu saya (pejabat2 Bpn) kenapa itu terjadi karena hubungan komunikasi.
Komunikasi ini semacam hubungan emosional itu sudah menjadi saudara, dan
komunikasi menjadi suatu modal. Saya tidak akan pernah melihat siapapu tidak
xlviii
melihat ekonominya. Karena tidak ada di dunia ini tidak ada yang langsung jadi
orang. Semua butuh proses. Salah satunya karena kebesaran yang di atas.
Bagaimana kita kepakai ya kita harus menjaga komunikasi, harus tau kultur.
Menyambung kekerabatan mengetahui lingkungan kita dimana kita tinggal dan
kita harus mampu juga membaur dan menyesuaikan kultur yang ada, tentunya
tidak juga melupakan asal mula kita berasal.
Batak toba perkumpulan di Depok?
Setiap namanya orang Batak di kita Depok. Contoh satu marga semua ada.
Marga itu berdasarkan wilayah. Saya sekertataris sombadebata PPSD (SEKJEN
SIAHAAN SEKOTA DEPOK WILAYAH 16). Untuk membentuk suau
organisasi/ perkumpulan/ paguyuban itu tidak mudah. Ada mugkin ekonomi
lemah, pendidikan lemah. Bagaimana menciptakan mereka ikut di dalamnya.
Sebagai warga siahaan apaan pun dia siapaun dia sebagai marga siahaan dia
adalah tanggugjawab siahan, dan berusaha dia ikut perkumpulan (biar bisa saling
membantu). Dan dia akan belajar sendiri, tidak semata2 uang minimal waktu,
misalnya ada yg punya uang tetapi tidak punya waktu (jadi subsidi silang) siahaan
sendiri cimanggis, jatijajar, depok... 6 sub wilayah. Wilayahnya yang megang kita
(saya sebagai sekertaris). Semuanya punya arisan masing2, ii dari sisi warga
siahaan, lain lagi dari perkumpulan2 marga batak, dan ada ADRTnya disaat suka
dan duka semua siap. Kalau orang batak itu misalya ada yang duka berapa banyak
yang kita ikuti organisasi itu ada tinngkatannya... (maka ada anggarannya
masing). Dan mereka punya porsi masing2.... misalnya ketika meninggal ada
ikatan. Maknnya ketika orang Batak itu membutuhkan maka merasa saling
mengikat (maka tata kramanya tersambung). Kalau kita ketemu satumarga tinggal
nanya nomor berapa kau? Siahaan berapa, dari mana? Kalau saya lebih tinggi dia
manggil saya bapaktua. Kalau saya dia lebih rendah dari bapaknya dia manggil
bapakuda.
Nilai hagabeon ?
Yang dimaksud hagabeon itu kita ada hagebeon diketurunan ada di
maslaah kekayaan dalam arti bisa juga mingkin karena pekerjaan dan jabatan yag
tinggi. Hagabeon . kalau gabe itu anak2nya itu sudah berkeluarga, kalau sudah
hagabeon itu sudah anak cucu dan sudah punya materi, mungkin kekayaan dari
situ, kekayaannya banyak.
Nilai hasangapon ?
Hasangapon itu dengan contoh misalnya salah seorang pejabat sudah
pensiun dan anak2nya sudah berhasil, berarti yang di dampakan sama dia ya
hasangapon. Apasih yang mau diberikan pada keluarga besar, yang selama ini
sudah diperbuat. Dan dia tinggal menikmati hidup, melihat anak cucunya.
Diamana ada pesta dia ikut. (penghormatan suatu kebanggan tersendiri yang
dibagakan oleh orang lain / pihak lain) wah enak si bapak ini sudah berhasil dan
sebagainya. Jadi dia menjadi panutan dan cerminan bisa menjadi contoh.
xlix
Nilai patik dohot uhum
Ada hukum taurat kita, tidak boleh nyolong, tidak boleh zina, tidak boleh
bohong dan disitu kalau di tingkat itu ada istilah CD setelah dibaptis. Dimana
dosanya sudah ditanggung sendiri. Dan ada hukum taurat ke 5 hormatilah
orangtuamu agar (ateus). Budaya batak dengan agama itu sejalan.
Nilai konflik dengan penyeesaian konflik ?
Pasti ada yang namanya konflik,,, di dalam keluarga misalnya dalam
urusan warisan. Saling berebut.... setelah ada nilai tanah yang sejengkal pun jadi
permasalahan. Yang dulu sudah diserahkan bapaknya dituntut sekarang.
Penyelesain konflik biasanya dilakukan dengan musyawarah.
Hukum tidak tertulis di batak toba mengatur hidup bermasayarakat?
Bagaimana mereka bisa mengenal dirinya masing2. Makannya kita
bersaing itu secara sehat. Misalya bagaimana kita sama2 maju. Contoh mereka
bekerja sementara kita yang menghasilan pekerjaan itu. Contohnya lagi ini saya
baru pulan dari reunian satu sekolah dan satu leting dengan saya. Lulusan dari
kota Balige. Kota balige di situ dulu ada SMEA ada STM, ada SMP 1, SMP
KATOLIK banyak dan luas.itu orang-orang pintar semua, mereka masih
mempunyai rencana bagaimana membangun kota Balige (pulang ke kampung
untuk memperbaiki kampung halamannya).
Kekayaan material menjadi tolak ukur yang di capai orang Batak?
Tidak, tidak selamanya menjadi tolak ukur. Komunikasi juga bisa menjadi
modal. Contoh Cuma melihat dari sisi harta tidak melihat sama sekali . contoh di
kota depok ada pejabat, ada direktur dsbnya. Sejauh mana mereka terlibat dalam
perkumpulan, dalam saling membantu sesama, bisa gak bermanafaat untuk orang
banyak, bukan hanya untuk sesama Batak saja.
Bagaimana cara bapak berinteraksi dan berkomunikasi dengan di luar dari
etnis Batak Toba sih pak?
Cara saya berinteraksi dan berokomunikasi karena saya wakil rakyat ya,
Cotoh saya sebagai wakil rakyat saya tidak pernah bilang sebagai anggota dewan,
tetepi sebagai pesuruh rakyat, apabila aspirasi itu bisa tersampaikan .. saya hanaya
bisa menciptakan suatu program... dan saya yang hanya memprogramkan akata
kelahiran gratis, saya yang nyalon jadi caleh yang menciptakan program itu. Kita
dituntut kita bagaimana supaya cerdas membaca situasi. Kalau prng menjadi org
pinter itu tidak pernah dihargai orang, karena dia tidak pernah menghargai dirnya
sendiri, jadi merasalah jadi orang bodoh. Artinya selalu belajar . artinya dan
menhgargai orang siapapun. Tidak melihat fisik ekonominya tidak melihat
siapapun.
l
Narasumber 8.
Nama : Ramses Hutagalung
Ttl : Tapanuli Tengah,
Agama : Islam
Profesi : Pensiun dini di Kementerian Dalam Negeri dan pengusaha di bidang
properti
Pengalama Hidup?
Pensiun dini di Kementerian Dalam Negeri, saya salah satu seorang yang
lulus so eselon-eselon kelembagaan dan kepegawaian pangkat daerah. Saya
pensiun dini karena mencalonkan diri di pilkada, (itu sudah aturan) jadi saya
mengundurkan diri di kementerian dalam negeri tersebut. Pengalaman saya di
Nusantara ini adalah pernah tinggal di Padang, di Riau, sekolahnya bahkan dari
SMAN 1 Medan ke SMAN 1 Dumai. Lalu saya masuk di Universitas Indonesia
kemudian pindah ke Universitas Mulawarman di Samarinda , karena saya
keterima jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada tahun 1980 di sana.
Kemudian saya melihat gajih atau upah pns ini sangatlah sedikit berkisar
seratus sampai dua ratus ribu pada tahun 80an . maka pada tahun 1984 saya hijrah
menjadi direktur di salah satu perusahaan . Kemudian saya hijrah lagi ke Papua
dan alhamdulillah di sana saya menjadi PNS lagi, kemudian saya hijrah lagi ke
Jawa Tengah . Dari sinilah sekiranya pengalaman saya yang sudah saya lewati
selama ini sampai akhirnya saya menetap di Depok ini dan mempunyai beberapa
usaha di sini , kontrakan dan properti lainnya. Menurut saya, orang batak itu
memang dituntut untuk mempunyai etos kerja yang sangat kuat.
Perhimpunan dan organisasi?
Saya dalam berorganisasi atau berhimpun walaupun saya beragama Islam,
tetapi dalam keorganisasian orang batak, saya salah satu pengurus dari marga
Hutagalung di Jabodetabek dan sekitarnya untuk marga Hutagalung ya. Di
samping itu untuk khusus batak muslimnya saya sebagai cendikianya artinya salah
satu yang memiliki pengaruh positif di perhimpunan tersebut. Kemudian saya
juga salah satu pengurus di DJMI (Djamiah Batak Muslim Indonesia) . selain itu
saya juga ikut sebegai presidium masyarakat Sumatera Utara dan saya ketuanya,
artinta kan Sumatera Utara ini kan banyak Puak-Puaknya . Puak-Puak itu adakah
berbagai macam suku bangsa seperti misalnya Puak Cina, Puak Melayu, Puak
Batak, Puak Nias, Puak Mandailing dsb.
Selain itu saya ikut dalam perhimpunan masyarakat Tapanuli Tengah
Sibolga , apapun agamanya , apapun sukunya yang merasa dari Kabupaten
Tapanuli Tengah dan Sibolga nah maka ikutlah dia di perhimpunan ini/ saya itu
banyak ikut perhimpunan-perhimpunan baik perhimpunan batak berdasarkan
marga, baik berdasarkan asal muasal kelahiran dan perhimpunan berdasarkan
agamanya, kemudian perhimpunan Batak karena kulturnya.
Kegiatan rutin orang batak tersebut biasanya dilakukan untuk
bersilaturhami tatap muka , berkomunikasi , nah perkumpulan ini kan merupakan
suatu media (perantara kan) . Bagi Islam berupa pengajian dan bagi Kristen
biasanya arisan. Ada juga yang tidak berbau agama, ada juga yang berkumpul atas
li
dasar satu marga. Jadwalnya itu tergantung kesepakatan anggota perkumpulan
tersebut.
Batak menjadi beberapa bagian ? dan bagaimana dengan batak toba itu
sendiri?
Jadi kita harus terlebih dahulu mengetahui , karena batak itu banyak, batak
ini batak itu dan juga banyak sub etnis bataknya. Jadi suku bangsa batak itu
sebenarnya adalah bangsa batak, yang diambil dari kata “bangso”. Dari etnis
batak ini juga lahir sub etnis batak. Etnis batak itu terdiri dara Batak Toba, Batak
Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Sipirok, Batak Mandailing dan ada
juga yang batak abu-abu kalau saya katakan yaitu Batak Pesisir dan masih banyak
lagi.
Kemudian kita fokus ke batak toba, ruang lingkup dari teritorial batak toba
itu mulai dari Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten
Kumbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah
dan Kota Sibolga. Ini semua suku Batak Toba. Pola hidup batak Toba ini
dipengaruhi oleh lingkungannya (pada awalnya) dan membentuknya suatu
kebiasaan habit. Batak toba ini pada umumnya sebagian besar di daerah
pegunungan, jadi dari satu tempat ke tempat yang lain itu sangat jauh. Oleh sebab
itu mereka tidak heran jika banyak bergerak. Dari tempat tinggal mereka ke
tempat sawah mereka itu sangat jauh. Nah dari situ kan berarti tantangan mereka
sangat berat kan, di samping banyak pegunungan, kemudian ada juga mereka ke
danau dan ke laut untuk mencari makan. Hal ini lah yang membuat mereka penuh
dengan tantangan. Tantangan iklim misalnya , itu mempengaruhi mereka untuk
meningkatkan mereka dalam memiliki etos kerja, karena mereka ini ya harus
tahan banting kan.
Karena sumberdaya yang semakin terbatas dari tahun ke tahun , berebutan
sumberdaya antar manusia di sana dan teknologi juga di sana terbatas, sehingga
mereka banyak yang memutuskan untuk merantau dari kampung halamannya.
Karena kan ada pepatah “carilah ilmu ke negeri sebrang” negeri sebrang itu bagi
orang batak pada saat itu ada dua ke Cina atau ke Jawa , nah Jakarta dan
sekitarnya masuk kategori pulau Jawa bagi mereka. Orang batak menilai
kesempatannya lebih banyak, makannya mereka memutuskan merantau ke dua
tempat tersebut. Ketika mereka merantau selalu mereka orang batak ini diantar
oleh orangtuanya, dan melakukan kegiatan tradisi upa-upa... artinya dia diantar,
diberikan doa, tujuannya adalah supaya anaknya di rantau betul-betul dia kuat,
baik keimananya, kemudian tidak lupa akan kulturnya (seperti pepatah yang
bunyinya : “di mana kaki melangkah atau berpijak di situlah langit dijunjung”)
dan janganla kau sampai mati kelaparan maka bekerjalah dengan keras. Maka
mereka pergilah memberanikan diri untuk merantau.
Nah dari hal ini yang datang ke kota Depok ini lebih dominan orang yang
beragama kristen . tetapi bukan berarti di Depok yang batak Muslim tidak
berhimpun. Di depok melakukan kegiatan misalnya dengan wirit / pengajian ,
yang kristen misalnya berkumpul bersama keluarga . nah akan tetapi bukan berarti
agama Kristen dan agama Islam tidak menyatu dalam sebuah perhimpunan
(karena satu marga dan satu kampung) maka muncullah “agamamu untukmu,
lii
agamuku untukku”. Jadi walaupun kita beda keyakinan tetapi tetap
berkomunikasi, tetap bersilaturahmi itu gambarannya dan ini mempengaruhi etos
kerja nantinya.
Marga itu apa sih , lalu fungsinya untuk orang Batak Toba?
Marga adalah garis keturunan, dari generasi ke generasi selanjutnya . ada
marga yang serumpun dengan dia, dan ada marga yang universal artinya setiap
orang batak pasti mempunyai marga. Nah marga yang serumpun adalah yang satu
marga dengannya . marga ayahnya misalnya. Nah di dalam perantauan sendiri
misalnya ketika seseorang merantau dia akan mencari marga ayahnya dulu ,
kemudian baru marga ibunya , jika tidak ada juga dia aka mencari marga
amangtuanya artinya paman dia (pak le kalau di jawa) nah atau juga marga
namboru (bu lenya kalau di jawa) kalau tidak dapat juga dia mencari yang
sekampung dengannya . nah begitu sampai di tempat perantauan khususnya
Depok misalnya dia mencari-cari itulah nanti berhimpun masuk dia ke
perkumpulan orang batak biasanya guna untuk bersilaturahmi.
Di dalam silaturahmi inilah nantinya ada sharing (bertukar informasi)
apapun agama dia, apaun marga dia tetap menukar informasi. Nah salah satu
menukar informasi itu kan ada juga tentang lapangan pekerjaan misalnya. Nah
kenapa orang batak banyak yang menjadi supir? Karena kan yang paling cepat
dan mudah itu ya memang menjadi seorang supir, yaudah ada mobil siapa yang
punya izin minta pakai atau pinjamlah dulu nanti dari hasilya ntah bagi dua atau
bagaimana, kemudian yang punya pun langsung bilang (kau bawa sana).
Kemudian kan yang para supir-supir tadi itu kan dalam perjalannya ntah bisa
kempes bannya, perlu diganti bannya, bocor dan sebagainya kemudian dari situ
terpikirlah orang batak untuk menjadi tukang tambal ban, dari sekedar isi ban dan
benerin ban bocor sampai punya bengkel yang lumayan. Nah itu kan berarti
peluang kan. Dari situ mereka tekuni , mereka kerja keras walau pekerjaannya
kasar tidak apa-apa bagi mereka yang penting dia bisa makan, dia bisa bertahan
hidup di ibu kota ini.
Pendidikan sendiri bagi orang batak ?
Kemudian di kota ini, orang batak terkenal liar liar atau seram dan
menakutkan, mengapa? Karena kan dia dari awal ya memang modal nekat,
mereka jadi tukang tambal ban buka lapak di tanah tidak resmi , bisa disewa bisa
saja tanah milik negara banyak yang bilang “Kota keras dan kita jangan lembek di
ibu kota, bisa diinjak-injak nanti” artinya apapun pekerjaan itu yang penting orang
batak ini bisa bertahan hidup. dia tidak lupa tujuan dia merantau adalah mencari
ilmu dan pengetahuan, kalaupun dia jadi supir, tukang tambal ban, pedagang dia
tidak lupa untuk mencari ilmu dan biasanya dia bersekolah walaupun mereka
terkadang tidak sampai duduk di bangku sarjana karena keterbatasanya tersebut.
Mau itu sekolah malam, mau itu sekolah pagi atau sekolah apapun namanya yang
penting dia sekolah . dia kejar yang namanya ilmu tadi . Disitulah mereka
menyadari bahwa ilmu adalah sebuah bekal mereka untuk mendapatkan suatu
posisi / kedudukan atau mereka bisa berhijrah dari tambal ban hijrah dia menjadi
liii
office boy / girl dari itu dia menambah skli menjadi apa apa misalnya . nah inilah
cara orang batak dalam pentingnya pendidikan.
Bagaimana orang Batak Toba dapat bertahan hidup di tanah rantau? Dalam
hal ini strategi – strategi.
Bertahan hidup ini menurut saya sangat ada loh nanti dengan kaitan etos
kerjanya, begini penjabarannya. Terkait etos kerja menurut saya di dalam etos
kerja itu ada sebuah tantangan , diperlukan sebuah keberanian, kesiapan mental,
kesiapan skil dan kesiapan kompetensi (kemampuan) di depok ini orang batak
Toba bervariatif mulai dari pegawai negeri, tentara , polisi ada yang jadi
pengacara ada yang bekerja di lsm lsm, ada yang menjadi supir, ada yang menjadi
kenek, ada yang menjadi tambal ban, ada yang menjadi pedagang bahkan ada
yang jadi pengusaha – pengusaha yang berhasil. Orang Batak Toba ini di Depok
ini sangat tinggi IPN nya dia juga sangat signifikan dalam membangun anak
bangsa. IPN itu Indeks Pembangunan Manusia atau HDI Human Development
Index.
Variabel IPN sendiri ada tiga hal, dilihat dari pendidikan, kesehatan dan
ekonomi. Bahasa kampungnya itu otak pintar, badan sehat, kantongpun tebal.
Otak pintar diukur dengan lama bersekolah. Kalau dia sekolah hanya lima tahun
berarti dia hanya sampai kelas lima sd (sekolah dasar), kalau dia sampai dua puluh
lima tahun berarti dia sudah doktor begitukan. Orang doktor pasti dia mempunyai
skill yang luar biasa. Kalau orang sehat diukur dengan panjang umur. Orang
panjang umurnya pasti sehat. Maka orang yang sehat menurut WHO orang yang
umurnya di atas 70 tahun. Lihatlah orang batak di sini kan sudah tua-tua berarti
dia panjang umur dapat dikatakan.
Kemudian pendidikan orang Batak di Depok, tinggi-tinggi banyak juga
doktor, ya minimal memang tingkatan SMA lah. Ekonomi (kantong tebal tadi)
dilihat dari adanya daya beli. Daya beli orang batak Toba itu sangat tinggi. Karena
ekonominya sudah bagus , daya beli untuk rumah, daya beli untuk sandang, daya
beli untuk pangan. Mengapa mereka semua bisa seperti itu? Jawabannya adalah
karena mereka mempunyai etos kerja yang tinggi. Ada juga yang percaya (tapi ini
jangan dicontohnya) “bahwa dari pada aku mati kelaparan mending aku
ngerampok” artinya dia berfkir masih bisa ada kata tobat. Jadi intinya jangan
sampai mati kelaparan bahasa kasarnya, bodoh sekali dia kalau sampai mati
kelaparan. Sehingga berusahalah dia apapun itu. Dari semua itu artinya bagaimana
dia bertahan hidup di tanah rantau ini, dia juga harus menunjukan identitas dia
“aku orang Batak, harus punya banyak taktik”.
Dalihan Na tolu bagi orang Batak?
Pertama kali atau filosifi atau filsafat orang batak itu (pandangan hidup)
adalah dalihan na tolu ini. Artinya tiga tungku. Dalihan na tolu adalah manat
mardogan tubu, adalah yang semarga (sabutuha) / satu perut satu rahim, yang laki-
laki. Elek marboru kalau ada saudara perempuan apakah itu sudah berkeluarga
(pasangan dia) , ataupun yang belum dia harus pintar merayu, fungsi dari boru ini
adalah membantu pihak laki-laki dalam segala hal aktifitas suka dan duka dalam
keluarganya ( keluarga dia dari keluarga laki-laki) , yang ketiga adalah somba
liv
marhula-hula karena dia atau orang ini berkeluarga, ada istri dan istrinya punya
saudara laki-laki ataupun orangtuanya maka harus menghargai , mengormati
dengan sungguh-sungguh tidak boleh menanggap enteng karena mereka percaya
doa dari mertua atau ipar itu sangat bisa tersampai dengan Tuhan sehingga akan
mendapat balasan.
Meningkatnya Derajat Sosial Orang Batak ?
Tingkat sosial orang batak diukur 3 variabel. Satu, keturunan adalah orang
yag berkeluarga pasti tujuannya adalah memiliki keturunan , karena kita orang
beragama Islam kita ingin ada yang mendoakan , siapa yang mendoakan? Yang
mendoakan adalah anak kita yang sholeh dan sholeha . maka nanti ketika kita
sudah mati maka sedihlah kita karena tidak ada yang mengirimkan hadiah berupa
doa. Orang batak menyebut kalau kau punya keluarga maka jadilah kau menjadi
“hagabeon” jadi orang itu kalau tidak mempunyai keturunan rasanya sepi. Seperti
ada pohon tetapi tidak ada buahnya, kelihatannya subur tetapi tidak bisa dinikmati
orang artinya dia hidup di dunia ini sia-sia.
Kedua, hamaraon . hamaraon ini di orang batak artinya kekayaan “carilah
harta sebanyak-banyaknya karena harta itu merupakan suatu identitas bagi dia”
membuat dia dipandang di masyarakat , tingkat sosialnya tinggi di masyarakat,
akan tetapi jangan salah hamaraon itu diukur dari dermawan tidaknya seseorang .
ukuran dermawan itu : “parbahulahula nabolun” artinya bukan semata-mata kaya
materi akan tetapi juga kaya pengetahuan, kaya ilmu , dan dia harus memberikan
itu atau berbagi dengan orang lain dan ketika dia pelit memberikan , itu dia bukan
termasuk hamaraon bukan kriteria kaya menurut orang batak .
Ketiga, Hasangapon. Hasangapon ini adalah misalnya orang banyak anak
tapi miskin misalnya nah itu tidak apa2. Tetapi dia dikatakan hasangapon ketika
dia sudah banyak anak, dan rezekinya lancar. Makannya ada pepatah “banyak
anak banyak rezeki” sehingga orang batak tidak takut kalau punya anak banyak
dulu, karena dia percaya anak itu pembawa rezeki . ketika semua itu sudah didapat
maka di masyarakat dia mempunyai prestise tersendiri , kemudian dia disegani
orang . nah dimana kita bisa benar-benar melihat seseorang itu sudah termasuk
hasangapon atau belum? Jawaban yang lebih tepat adalah ketika orang tersebut
meninggal dunia. Apakah banyak yang datang atau tidak ke rumahnya , jika
banyak yang datang kemudian mengirim doa ke rumahnya, kemudian umurnya
juga sudah tua (artinya dia sudah mempunyai anak dan cucu generasi berikutnya
sudah ada) maka hasangapon lah dia. Hasangapon ini dibentuk selain dari
keturunan terbentuk karena dia dermawan tadi, suka membantu, berjiwa sosial
yang tinggi , maka pada saat orang itu meninggal nah banyak yang merasa
kehilangan dia artinya dia mempunyai nama tersendri buat orang-orang, ntah itu
jadi panutan atau contoh atau juga karena sering membantu mereka.
Untuk apa kita menjadi orang kaya tapi kita tidak mempunyai amal di
dunia, sehingga ketika kita wafat tidak ada orang yang perduli malah sebaliknya
misalnya orang bersuka cita. Hasangapon harusnya dia punya anak, punya
kekayaan dan bisa memberikan amal yang baik kepada orang lain sehingga
dirinya ada prestise , maka orang lain itu menghargai dia, kalau dia pelit , kirir
dan tidak mau membantu maka dia tidak akan dihargai oleh orang lain.
lv
Contoh si A beragama Islam tingkat sosialnya sudah baik di kota Depok,
sehingga dia berusaha menunjukan ke masyarakat umum (bukan karena pamer)
untuk membagi rezekinya ke orang lain (disisihkan) dimana iya ingin menunjukan
identitasnya “ini loh saya”. Belum lagi saat hari raya idul adha di mana dirinya
menyisihkan uangnya tersebut untuk berqurban membeli kambing ataupun sapi
terlepas itu karena nazar kah dia, ataupun karena sunnah namun yang jelas
pastilah orang tersebut ingin di cap atau sekedar labbelling oleh orang lain
minimal tetangga.
Kemudian si B beragama Kristen, begitupun dengan dia, dimana dia juga
berlomba-lomba dalam menunjukan status sosialnya / identitas dirinya di dalam
masyarakat. Misalnya dengancara membangun gereja, atau gak pulang ke
kampung halaman untuk membangun kampungnya dan lain sebagainya .
Nilai – nilai budaya batak toba?
1. Religi, ini suatu keyakinan bisa berupa agama misalnya. Nah agama ini
tidak bisa lepas dengan budaya / kultur bagi masyarakat Batak Toba.
Agama ini nanti ada kaitannya dengan patih dohot uhum.
2. Patik dohot uhum , patik itu firman atau perintah , perintah di sini
maksudnya bisa saja perintah dari tuhan . dan uhum itu adalah hukum.
Kemudian perintah itu jika tidak dikerjakan maka akan mendapatkan
hukum atau sanki. Perintah ini bisa dari adat bisa juga dari tuhan / Allah .
3. Pengayoman , artinya gini kita harus mengayomi, di batak disebutnya
“parbaulbaul nabolon” , misalnya jika ada orang yang bersalah tidak harus
kita hakimi. Harus bijak dan jangan dipengaruhi oleh setan . dia harus
mengayomi dengan rasa adil , dia tidak bisa mendikotomikan , tidak bisa
menyudutkan , tidak boleh meminggirkan seseorang dengan dzolim.
4. Hamajuon / kemajuan artinya kita melihat ke depan, kita jangan melihat ke
belakang terus jangan hanya melihat ke bawah bagaimana mau maju kalau
seperti itu. Pandangannya harus ke depan.
lvi
Narasumber 9
Nama : Yuni Yanti Sirait
Tttl : Medan, 10 Juni 1969
Agama : Islam
Profesi : Notaris dan PPAT Kota Depok .
Alasan memilih profesi ini?
Ya karena orangtua saya juga notaris dan keluarga besar memang di
bidang hukum, ayah saya lawyer juga. Jadi biar sama dengan profesi orangtua.
Dan ini memang cita-cita saya dari dulu, saya menjadi notaris ini di angkat dari
tahun 2000 berarti sudah 18 tahun saya berkecimprung sebagai notaris ini .
Riwayat pendidikan ?
Kalau S1 saya itu dari Universitas Jaya Baya, kemudian pendidikan
kenotariatan saya di Unpad (Universitas Padjajaran) dulu belum S2 namanya tapi
sekolah spesialis kenotariatan kemudian saya lanjutkan lagi ke Universitas
Indonesia namanya menjadi MKN (Master Kenotariatan) .
Pengalaman organisasi?
Dulu saya pernah bergabung di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) di Jaya Baya dan juga ikut PMR (Palang Merah Remaja ketika
Sekolah. Nah untuk saat ini organisasi ya Cuma sekedar kumpul saja berhimpun
sesama marga biasanya, seminggu sekali pengajian (orang Batak memang begitu)
dia memang suka mencari perkumpulan dan pasti ada itu satu atau dia himpunan
aktif.
Pengalam hidup dan prestasi?
Saya rasa untuk prestasi ini ya sampai titik inilah saya sudah berprestasi,
karena pasalnya tidak mudah untuk seorang wanita berkarir sendiri membuka
kantor dan mempunyai pegawai. Banyak tanggungjawab yang harus saya pikul
juga. Pengalaman hidup saya ya menenpuh pendidikan yang panjang hingga
akhirnya pada tahun 2000 saya berhasil diangkat menjadi seorang notaris di Kota
Depok ini. Sudah mencapa sesuai cita-cita saya lah.
Fungsi dan arti marga?
Menurut saya marga adalah sebuah identitas lah ya, kalau saya ini orang
dan keturunan Sumatera Utara. Mempunyai gelar yang dibawa sampai mati, dan
gelar ini berasal dr ayah saya serta nenek moyang dari pihak ayah saya , sebab kan
memang di Batak ini sangat sangat menganut sistem patrilineal.
Dalihan natolu?
lvii
Dalihan na tolu itu sistem struktur di dalam masyarakat batak Toba. Jadi di
batak toba ini ada tingkatannya ada fungsi dan perannya masing-masing. Biasa
terlihat pada saat pesta, contoh pesta pernikahan misalnya kan ada potong sapi
dan kerbau, nah kepala kerbau tersebut nanti suapan pertama bisanya itu buat
hula-hula. Kemudian ada juga namanya boru, artinya saudara perempuan dan kita
harus momong ini saudara perempuan, bisanya pihak cowo itu yang memomong
si baru ini.
Menurut ibu nilai Religi itu apa sih bu?
Kalau orang Batak Toba itu lebih dominan beragama Kristen, kemudian
nilai religi ini adalah sesuatu yang kita pegang dan menjadi pedoman buat kita,
nah menurut saya religi ini juga masuk ke dalam budaya , karena ada nilai-nilai
budaya yang diambil dari perintah-perintah Tuhan.
Nilai kehormatan “Hasangapon” bagi orang Batak?
Dalam pestapun ini cukup dijunjung tinggi juga, dalam pesta itu ada yang
bagian tertentu diserahkan yang lebih tua adat. Nah berarti kan begitu
dijunjungnya kehormatan dan tata krama di dalam adat batak ini.
Nilai kekayaan “Hamaraon” bagi orang Batak?
Memang kalau orang batak ini adalah pendidikan yang menjadi aset
kekayaan lahir batin. Seperti saya misalnya walaupun saya anak perempuan tetapi
ayah saya berhasil menyekolahkan saya sampai tinggi, karena orang batak sadar
betapa pentingnya pendidikan bagi orang batak, jadi di sini tidak semata-mata
kekayaan itu bersifat material mutlak.
Nilai pengayoman bagi orang Batak?
Iya saling mangayomi , saling mengasihi, kental
Nilai Hamajuon / Kemajuan orang Batak?
Nah ini maksudnya adalah kita itu dituntut untuk selalu menjadi manusia
yang berprogres, artinya dari hari kehari menjadi lebih baik lebih baik dalam
segala hal, begitu juga masalah pendidikan tadi. Nah dari hal pendidikan saja
orang Batak itu percaya bahwa salah satu jembatan kesuksesan itu adalah
memalui pendidikan . kurang lebih seperti itulah.
Nilai hukum / Patik Dohot Uhum menurut ibu?
Saya rasa orang Batak itu adalah salah satu orang yang taat akan hukum .
karena dia dari masalah hukum adat aja dia konsisten kan menerapkannya. Cuma
ya balik lagi namanya manusia terkadang mempunya sifat khilaf, makannya tidak
sedikit juga yang kena kasus korupsi misalnya. Akan tetapi bagi orang batak
melanggar patik ini adalah sebuah aib, mengapa? Karena marga yang melekat tadi
di dirinya. Sanki tersebut akan membekas di setiap generasi marga tersebut
lviii
tentunya. Kaya saya nih ya, Sirait itu masih satu rumpun dengan Butar-Butar nah
kan perampok dulu itu kan Butar-Butar dia, kemudian kebawa-bawa lah jadinya
karena satu rumpun tadi itu.
Nilai konflik? Dan bagaimana penyelesaiannya?
Konflik itu kan lebih baik dihindari, akan tetapi dalam hidup kita juga
tidak lepas dari namanya konflik. Terkadang konflik muncul tiba-tiba tanpa di
undang. Dan bagi orang batak sendiri jika ada konflik di dalam keluarga biasnya
diadakan musyawarah terlebih dahulu, mediasi damai. Nah nanti ada kepala
adatnya, namun jika di rantau bagaimana? Nah jika dirantau yang dilihat adalah
orang yang berumur di sini yang satu marga dengan yang berkonflik, karena
dianggap dialah yang pantas karena senior dan pengalamannya lebih banyak dari
yang lain.
Budaya disiplin tinggi orang Batak, benar tidak?
Ya benar, karena dia mematuhi hukum adatnya nah dari dia berawal
mematuhi hukum adat ini maka ketika dikehidupan sehari-haripun nantinya
kedisiplinan itu muncul sebagai kebiasaan dan tertanam. Itulah mengapa orang
batak memiliki disiplin yang tinggi.
Budaya gotong royong, saling membantu sudah menajdi kebiasaan bagi
orang Batak Toba?
Iya, karena memang sudah dari sananya memang begitu, dan kan dari
nenek moyang sudah diajarkan keras di kampung mulai dari mencari makan dulu
kan itu harus menempuh jarak berpuluh-puluh kilo meter, kemudian untuk
mengambil air juga harus ke danau dan sebagainya. Nah itu lah yang membuat
orang batak itu mempunyai kebiasaan untuk selalu bersama-sama saling
mengasihi, saling merasakan, saling memberi. Jadi otomatis karena hal itulah
yang membuat orang Batak itu mempunyai sifat tolong menolong yang tinggi, dan
saling bantu membantu yang tinggi pula. Mau dia di mana saja, kalau ada orang
Batak yang kesusahan maka kita harus menolong dia, sesuai kepasitas kita ya.
Kita ini kan seperti apa ya, ya seperti satu kesatuan yang susah untuk
dipisahkan lah secara rasa kebatinan dan bisa dibilang ikatan emosianal yang
sudah ngebatin , walaupun kita tidak saling kenal namun ntah kenapa rasa itu
muncul ketika kita tahu dia etnis Batak, dimana kita harus menurunkan ego kita,
kemudian rasa atau hal-hal yang bersifat pribadi harus kita nomor duakan lah
ketika menyangkut membantu atau memberi bantuan sesama etnis. Alasannya
apa? Alasannya adalah kita dilahirkan dan memegang amanah darah Batak dan
kita wajib untuk saling memberi membantu, karena kerabat adalah saudara,
saudara adalah keluarga, sehingga kita memperlakukan kerabat sesama etnis itu ya
seperti keluarga kandung kita sendiri. Jadi otomatis hal-hal tersebut membuat
orang Batak ini mempunyai sifat tolong dan saling bantu yang tinggi, dimana saja
dan siapa saja dia kalau kita bisa bantu ya kenapa tidak
lix
Kekerabat penting kah bagi seorang perantau ? alasannya?
Iya penting itu, kan itu merupakan suatu relasi kan jaringan kita.
pertemuan-pertemuan dilakukan agar silaturahmi tetap berjalan, kekerabatan ini
sangat penting banget yang nantinya untuk kita saling bahu membahu, bergotong
royong dalam apapun yang kita hadapi baik acara pernikahan, kematian dan juga
kelahiran.
Kemudian di Depok sendiri ini selain itu ada kegiatan juga gotong royong
dalam ketika anggota dari perhimpunan yang kita ikuti itu mengalami musibah
sakit ntah itu anaknya , suaminya ataupun istrinya pastilah anggota dari
perhimpunan yang diikuti senantian bergotong royong membantu, jadi dengan
begitu setidaknya sedikit mengurangi beban anggotanya, untuk itu sangat penting
bagi masyarakat Batak Toba yang ada di Depok ini untuk mempunyai himpunan
atau perkumpulan Batak itu. Mungkin kalau di kampung halaman sakit kan
banyak yang membantu, nah bagi perantau Batak Toba ini memang membuat
kegiatan dalam musibah sakit ini guna untuk membantu mereka yang mengalami
agar sedikit ringan bebannya paling tidak mengurangi masalah finansial
Maka dari itu nantinya penting sekiranya di Depok ini kita ikut dalam
perhimpunan untuk kita saling kenal satu sama lainnya, Nah tujuan dari
pertemuan-pertemuan ini kan nantinya ke dunia kita bekerja juga. Pertemuan-
pertemuan itu dilakukan, bersilaturahmi kita tetap berjalan. Kekerabatan ini
penting banget loh, bisa membantu kita. Di perkumpulan itu kan nanti ada aja kita
tukar informasi dan lain sebagainya.
Nilai kehormatan “hasangapon” merupakan salah satu pencapaian dari
orang Batak Toba?
Iya salah satu memang. jika seseorang makin sukses maka dia kan
dihormati oleh orang lain. Maka dari itu kita harus kejarlah sukses itu. Dan ukuran
sukses itu tidak semata-mata menjadi seorang yang kaya raya ya. nah nanti
terlihat pada saat pesta adat. Misalnya dia sukses dia akan disebut, dan dihormat-
hormati lah orang.
Tuntutan dari orangtua agar ibu menjadi seorang yang berguna (sukses) dan
feedbacknya?
Iya memang ada , dan bisanya bagi orang batak melawan orangtua itu
paling pantang. Sehingga kita biasanya menurut apa yang disuruh orangtua.
Karena kan orangtua pasti tau yang terbaik untuk anaknya. Makanya kita
disekolahkan dengan harapan orangtua kelak kita menjadi apa menjadi apanya .
kan gitu kan. Seperti saya di sekolahkan ini, nah orangtua pasti punya harapan
tinggi kan ke saya. Nah seperti itulah kurang lebihnya. Ketika saya sampai pada
tahap maksimal dalam karir saya, maka nantinya saya diharapakan bisa membantu
adik-adik saya, keponakan saya dan kerabat keluarga saya. Ketika saya dapat
membantu mereka orangtua saya sendiri juga yang ada kebanggaan tersendiri buat
mereka kepada saya.
lx
Narasumber 10
Nama : Rudi Hutajulung
Agama : Islam
TTL : 26 Juni 1968
Profesi : PNS (TNIAD)
Profesi TNI?
Saya memilih profesi tersebut karena memang ini cita-cita saya sejak kecil.
Kemudian saya bangga juga sebagai seorang TNI yang bersuku Batak. Menjadi
seorang batak menjadi anugrah tersendiri buat saya, karena bisa dikatakan ini
kodrat dari Allah SWT kepada saya sebagai putera batak.
Batak dibagi menjadi beberapa bagian ?
Itu sudah merupakan sejarah yang saya ketahui. Yang saya ketahui
memang batak itu mempunyai beberapa bagian suku batak itu sendiri, kebetulan
marga saya hutajulung, di dalam marga terdapat sub marga lain, memang ada
beberapa sub marga di dalam marga itu . contohnya hutajulung dalam tubuh
hutajulung itu sendiri dia satu rumpun dengan hutahayan, arwan dengan sitorus .
sitorus inilah yang paling tua, namun yang kandung itu adalah hutahayan,
hutajulu, dan hutaarwan tetapi dengan adanya satu rumpun mereka berempat ini
tidak boleh saling menyakiti atau juga tidak boleh mengambil satu keturunan
untuk saling menikah (ada pantangannya) di adat.
Marga itu apa sih?
Marga itu merupakan suatu regenerasi kekelanjutan dari sebuah keluarga,
memang kalau orang batak sifatnya patrialis lebih dominan marga itu jatuh dilaki-
laki sebagai penerusnya. Kalau perempuan itu istilahnya boru.
Status sosial meningkat?
Kita selalu bisa membuka diri dengan lingkungan keluarga yang terdekat
dulu baik internal keluara inti maupun eksternal keluarga selain keluarga ini,
kemudian membuka diri juga di lingkungan kita. Kemudian selain itu kita juga
harus menghargai status sosial orang lain, barulah kita merasa status sosial kita
sendiri menjadi lebih meningkat. Kalau lebih sering kita “janganlah kita
memandang sebelah mata terhadap orang lain, janganlah kita menganggap remeh
orang lain, kita juga harus menghargai orang lain”. Tetapi kita jangan
merendahkan diri kita. Kita boleh rendah hati tetapi kita jangan rendah diri.
Strategi bertahan hidup di ibu kota?
Kalau saya rasa strategi itu begini ya, kita kan sudah diberi Allah / Tuhan
suatu takdir ke kita , jalan hidup dengan pilihan status pekerjaan kita dalam satu
bidang. Saya berpendapat tekuni saja itu, kita konsistem, fokus dalam pekerjaan
kita, kemudian kita bisa bekerja dan berbuat lebih baik dan kemudian kita mau
berbagi dengan sesama kita, apabila kita ada rezeki ya kita berbagi dengan kita.
Nah dengan berbagi itu kan semakin banyak teman kita, maka musuh kita pun
semakin sedikit seharusnya (logikanya kan begitu).
lxi
Perhimpunan / perkumpulan di Depok?
Kalau untuk perkumpulan / perhimpunan batak itu sendiri memang ada,
tapi sebetulnya saya lihat itu tujuan dari perhimpunan tersebut bukan berati kita
ingin mengkotak-kotakan ya. ini sebenarnya hanya sebagai wadah kita untuk bisa
silaturahmi, karena kan ketika kita bersosialisasi pasti kita cenderung ingin
mencari siapa yang terdekat dengan kebiasaan kita sehari-hari dan adat kita
terlebih dahulu. Ya minimal yang terdekat itu ya satu suku, nah kalau di batak
sendiri ketika sudah satu suku barulah diperkecil lagi jadi satu marga misalnya .
jadi dia akan mencari tau perkumpulan marga a dimana, perkumpulan marga b di
mana.
Fungsi dan makna dari dalihan natolu?
Pertama somba marhula-hula, elek marboru dan manat mardongan tubu itu
artinya kita terhadap mertua harus hormat, kita harus menaggap bahwa mertua itu
adalah orangtua kita (mertua buat perempuan) lelaki ke pihak istri/orangtua si
perempuan juga bisa. Elek marboru itu bapak pasti sayang kan sama anak
perempuannya , nah itu dia. Kemudian gini ketika menikah nanti mertuamu juga
sayang kan sama kamu, karena nanti kamu menghasilkan/melahirkan anak kan,
nah itu dia .artinya harus dieman-eman, makannya nama perempuan itu betul-
betul dijaga, nah ada pepatah bilang “menjaga satu anak perempuan lebih susah
dari pada menjaga seribu anak laki-laki” . karena satu anak perempuan ini bisa
membawa cacat nama keluarga kalau terjadi yang tidak diinginkan (aib lah bisa
dikatakan) makannya perempuan di batak betul-betul juga harus dijaga. Manat
mardongan tubu itu artinya tetangga atau bisa juga satu marga sederajat lah.
Nilai kekerabatan ?
Nah nilai kekerabatan ini juga nanti masuknya ke manat mardongan tubu,
di dalam penjelasannya itu ya tadi di dalam lingkungan kita.
Nilai religi?
Pada umumnya orang batak itu dia memang dididik baik itu batak toba,
baik itu batak karo dsbnya dia memang ditanamkan nilai-nilai agama yang kuat .
diharapkan kalau orang batak ini kan banyak merantau ya, makannya dengan
bekal itu dia bisa kuat untuk membawa diri, karena dia kan memegang tadi itu
marga. Rusak namanya, maka rusak pula marga itu buat orang batak secara
keseluruan, kurang lebihnya seperti itu.
Nilai hagabeon?
Di dalam adat ini anak laki-laki betul-betul dijunjung tinggi karena untuk
melanjutkan garis keturunan tersebut.
Nilai hasangapon?
Kehormatan ini begini, kalau laki-laki dia pulang ke kampungnya.
Kehormatan itu kalau bagi laki-laki ya salah satunya dengan merantau , misalkan
lxii
gini saya baru dianggap sukses jika mampu merantau, dan jika sukses itu menjadi
suatu kehormatan bagi dia. Berlomba-lomba dalam kesuksesan, positif lah ya itu
untuk terkait etos kerja, bisa membanggakan orangtua lah yang paling pertamanya
dulu . bisa sekolah yang tinggi.
Nilai patik dohot uhum?
Nah ini saya kurang tau maksudnya. Yang jelas kan setiap adat memang
ada aturan-aturan nah aturan yang tadi saya sebutkan kan itu juga merupakan
patik ya kan, dari misalnya adat menikah atau gak ada kematian, nah itu di batak
semuanya ada aturannya. Dan pastinya ada sanki jika melnggar aturan tersebut.
Dari sanki yang paling kecil misalkan dia dikucilkan di lingkungannya. Contoh
tadi misalnya si A puna anak perempuan, nah anak perempuannya misalkan hamil
di luar nikah, nah itu kan merupakan aib dan itu nanti ada sanki yang
diberlakukan tergantung musyawarah bisanya. Musyawarah adat.
Nilai penyelesaian konflik?
Kalau dalam penyelesaian konflik di keluarga seperti di atas, memang dia
akan cenderung kebanyakan dia dengan musyawarah. Biasanya penyelesaiannya
itu diputuskan oleh orang yang dianggap tua, biasanya dari ayah, dan kalau ayah
tidak bisa berarti dari saudara ayah yang laki-laki juga (nah sampai seterusnya
seterusnya) karena tadi sistem patrilineal tadi.
Nilai Hamoraon?
Sebenarnya ini ya memang kan relatif bagi orang batak kan, karena kan
ukuran standar kekayaan seseorang kan tergantung orang itu dalam menyikapinya.
Kekayaan orangtua itu adalah terutama dia berhasil mengantarkan anak menjadi
seseorang kalau zaman om dulu “sarjana” / pendidikan lah. Bukan berdasarkan
uang, misalnya orangtua kaya nih , kemudian anaknya tidak berhasil nah sama aja
boong. Makannya di kampung ini orang batak itu secara material banyal yang
miskin, karena apa? Uangnya habis untuk menyekolahkan anaknya, dia jual apa
saja yang dia bisa jual, sawah kah , kerbaukah, nah seperti itu.
Nilai pengayoman ?
Umumnya kalau orang batak itu dilihat dari sudut pandang
tanggungjawabnya, artinya begini seorang laki-laki orang batak kepada siapapun
dia menikah , dia pasti bertanggungjawab, dan dia tidak akan rela istrinya untuk
kerja / menghidupi keluarga nah tidak mau seperti itu dia , walaupun misalnya si
perempuannya itu sarjana, itu orang batak itu “kamu di rumah”. Nah bukan berarti
membatasi perkembangan istri tetapi justru dia mengayomi sebagai rasa
tanggungjawab dia sebagai seorang suami kepada wanita pilihannya itu . Bahwa
tanggungjawab keluarga itu dipikul di pundaknya laki-laki.
Nilai hamajuon atau kemajuan?
Kalau nilai kemajuan ini , contoh gini bagi orang batak kalau . dulu waktu
zaman gubernur orang batak selatan bapak raja ini siregar, ada istilah
lxiii
“marsipature sitanabe” ayu kembali kita urus kampung masing-masing. Batak
toba itu ruhut panjaitan, ruhut sitompul, banyak lagi lah.
Kegiatan rutin?
Saat ini saya kurang aktif karena kesibukan di kantor, akan tetapi begini
karena waja membawa marga hutajulu tadi , dan saya tidak bisa maka digantikan
oleh adik saya yang laki-laki jadi sebagai perwakilannya biasanya.
Kekayaan material menjadi tolak ukur bagi masyarakat batak Toba?
Tidak, karena kekayaan material itu kan bisa dinilai sekejap saja artinya
bagaimana kalau kita bisa memberikan suatu kebanggaan kepada orangtua, contoh
rumah tangga kita langgeng, pekerjaan kita baik, menjaga nama baik keluarga.
Artinya kehormatan adalah di atas segalanya. Esensi orang batak , orang batak itu
menonjolkan nilai kehormatan, nilai harga diri nomor segalanya.
Di dalam bekerja sendiri saya ingin memberikan seluruh kemampuan saya untuk
bisa berguna untuk banyak orang , hak yang saya terima saya ingin juga
memberikan suatu kewajiban yang seimbang. Makannya ada istilah hak dan
kewajiban itu harus semibang .
lxiv
Narasumber 11.
Profil dan Identitas
Nama : Hewi Silitonga
Tempat Tanggal Lahir : Siantar, 12 Januari 1989
Pendidikan terakhir : Sarjana
Status : Single
Profesi : Akunting di Salah Satu Perusahaan di Jakarta
Pengalaman Organisasi : di sekolah dan sekarang fokus ke organisasi gereja dan
organisasi di lingkungan tinggal
Fungsi dan arti marga ?
Fungsinya buat identitas dari dia nih orang batak, kaya saya ini misalnya
Silitonga . nah berarti di situ ada partuturannya. Nah disitu nanti penting buat
partuturannya . misalnya sama marga ini bilangnya apa, sama marga ini bilangnya
apa.
Fungsi dan maksud dari Dalihan Na Tolu? Dan apakah Dalihan na Tolu
masih diterapkan di Kota Depok ini?
Masih, karena memang dia orang Batak mau dia di Sumatera, mau dia di
luar Sumatera , karena pegagannya Dalihan Na Tolu?
Pandangan abang tentang merantau? Fungsi dan Manfaat merantau bagi
abang sendiri apa sih?
Merantau itu sebenarnya kan kita juga merantau ya di sini, orangtua
awalnya juga merantau ya . jadi maksudnya supaya mencari pengalaman,
biasanya orang batak kalau dia udah lulus SMA dia pasti merantau, dan yang di
kampung biasanya orang-orang yang tua-tua yang sudah sepuh. Adapun di sana
misalnya anak mudanya dia adalah orang yang tidak kuat dan tidak sangup
merantau dan tidak bisa membawa diri di perantauannya itu. Karena memang
mereka udah dewasa maunya merantau, maunya mandiri, biasanya sih begitu.
Kalau masalah kebiasaan merantau, memang orang Batak yang sudah dewasa
kebanyakan memang merantau. Karena dia pengen nunjuki ke minimal
saudaranya kalau dia adalah orang yang hebat dan pantang menyerah .
Strategi beryahan hidup di ibu kota? Sementara daya saing kan di sini jauh
lebih besar padahal.
Karena adat batak, karena orang batak yang pertama itu buat anak adalah
pendidikan. Mau orangtuanya Cuma petani di kampung, mau pemulung atau
orang susah sekalipun tetap anak di sekolahi. Strateginya yang pertama adalah si
anak harus mempunyai ilmu terlebih dahulu . kalau sudah punya ilmu dia, mau
ntar terjun ke daerah manapun paling tidak kan dia punya dasar.
Sama kan kalau orang Batak ini kan dia dari kecil didik dengan keras ya,
dengan di siplin yang tinggi ya sehingga dia dalam kehidupan sehari-hari ini
terbentuk karakter yang disiplin dan konisten tidak mudah menyerah. Dari didikan
orangtua itulah yang membuat salah satu orang Batak jika merantau itu memiliki
lxv
kelebihan sendiri. Orangtua berpesan, jangan lembek-lembek, kalau lembek-
lembek ya kita kalah, ya kita bisa diinjak orang . keras itu supaya kita kuat,
apalagi kan kalau di rantau ini kita kan tidak tahu karakter orang-orang itu seperti
apa, pasti juga kan banyak dari daerah lain yang merantau juga ke sini . jadi harus
kuat dan tahan banting , ya kalau tidak begitu ya bisa-bisa tidak makan nanti kita.
Kalau di daerah misalnya kita mau leyeh-leyeh pun bisa hidup misalnya
menyangkul, tapi kalau di sini ya habis lah kalau kita lembek, kalau kita leyeh-
leyeh dan sejenisnya.
Dari merantau ini kan yang pertama kali dia cari pastinya siapa? Pastinya
orang yang satu batak kan ya, minimal satu batak (satu kampung), kemudian
kalau bisa yang satu marga. Dari awal merantau saja disitu sudah terlihat kan jiwa
solidaritas dari orang Batak itu sendiri. Dia ada sikap saling bahu membahu,
saling tolong menolong , karena apa? Karena mereka merasa bahwa mereka
adalah satu kesatuan, satu ikatan, satu perut, satu nenek moyang yang sama yaitu
Suku Batak.
Apakah sistem nilai adat Batak masih diterapkan di Kota Depok ini?
Masih, karena adat itu fungsinya untuk saling menghormati yang pertama,
kedua untuk saling menghargai. Kita kan juga ada partuturan jadi tidak melenceng
dari adat . mau dia di perantauanpun nah pasti dia tahu adat. Adat itu kan bukan
untuk gaya-gayaan, tapi untuk identitas, untuk saling menghargai . jadi kalau
sama yang lebih tua bilangnya itu seperti apa. Bilang yang sama muda, hormat itu
bagaimana, jadi tidak sama mereka. Yang kecil aja bisa kita panggil opung
misalnya , karena menurut patuturannya memang dia lebih tua . jadi saling
menghargai.
Jika ada pelanggaran adat siapa sih yang menegur atau memberi nasihat?
Kalau dirantau gini, kan biasanya kita ada perkumpulan marga, ada
perkumpulan satu kampung (kampungnya juga ada yang di wilayah dan ada yang
di medan misalnya). Di sini aja ada 7 perkumpulan, ada ppc, ppdc, himitahi, dll.
Kalau untuk misalkan ada yang salah gitu ditegur, biasanya dia marga apa?
Biasanya raja adatnya itu ada. Biasnaya di perantauan ini juga ada raja adat. Jadi
kalau misalkan mau nikah nah ada itu raja adatnya, kalau misalnya dia bersalah
nih , misalnya melanggar norma agama atau norma adat , dia yang tegur raja
adatnya. Raja adat itu adalah dia yang mengerti adat, sebenernya kalau siapapun
dia ngerti adat dia bisa disebut dengan raja adat ya kalau di perantauan ini.
Apakah PNBC ?
Singkatan Punguan Naposo Bulung Cilodong. Punguan itu kaya
organisasi, perhimpunan, perkumpulan atau paguyuban. Nah Naposo Bulung itu
artinya Pemuda, Cilodong itu wilayah.
Sudah berapa lama perhimpunan ini berdiri?
Ini sebeneranya udah lama, tapi aktif kembali mulai februari 2018
kemarin. Kalau yang buat wilayah cilodong ya sebenernya udah dari tahun
2000an lah kurang lebihnya , tapi karena kesibukan ya satu-satu misalnya
lxvi
menghilang, atau dia ada di perkumpulan mana lagi. Karena kan orang Batak itu
tidak ikut satu organisasi saja dia, pasti lebih dari satu. Kemudian sepakat dan
anggotanya juga sudah mulai banyak, maka disepakati kalau PNBC ini diadakan
lagi, dibentuk lagi kepengurusan dan struktur ke organisasian.
Struktur organisasinya apa aja bang? Dan abang sendiri di PNBC ini
sebagai apa?
Kalau saya kebetulan dipilih sebagai Ketuanya. Nah di sini kita juga ada
wakil, sekertaris, bendahara dan seksi-seksi lainnya. Nanti saya kasih ADARTnya
(Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga).
Mengapa Orang Batak itu selalu membentuk perkumpulan / paguyuban?
Ya alasan terbesar adalah agar kita sebagai darah Batak yang memiliki
keturunan ini tidak lupa dengan adat. Karena kan kebanyakan misalnya maaf ,
mungkin perantau dari etnis lain kalau di sudah merantau dia lupa akan adat
istiadat daerahnya. Misalnya kalau kita sebagai orang Batak, kalau kita tidak
melestarikan budaya ini, dengan perhimpunan paguyuban seperti ini, terkadang
kita bisa tidak tau dan tidak saling mengenal , si A dari marga apa, si B dari marga
apa, kita ke si A sebagai apanya, kita ke si B sebagai apanya. Kita memanggil dia
apa, posisinya sebagai apa dan lain sebagainya. Apakah namboru atau tulang .
Nah dengan kita organisasi atau perhimpunan ini diharapkan kita tidak lupa akan
asal mula kita, dan tahu posisi kita ini sebagai apa walau kita berada di perantauan
ini.
Misalnya kaya di kita itu tidak boleh menikah dengan yang masih ada satu
garis keturunan, walaupun bukan saudara kandung tapi kalau ditarik dari garis
keturunan ada kaitannya, maka itu haram buat kita menikah. Nah dengan kita
membentuk perhimpunan ini diharapkan kita jadi tahu asal mula kita, kita
keturannya sama siapa saja, siapa yang bisa kita nikahi dan tidak bisa kita nikahi.
Kegiatan Rutin dari PNBC ini apa aja sih bang?
kalau kegiatan rutin kita untuk ibadah sebulan sekali, itu di rumah-rumah
anggota bergantian biasanya. Kebetulan kan kita sebentar lagi mau mengadain
natal, tempatnya juga di gereja sini. Jadi kita untuk sekarang fokus ke
penyambutan natal. Akan tetapi tidak hanya kegiatan agama nasrani saja, ini kan
gereja okuineme, okuineme itu artinya semua boleh bersatu di sini, dari mana saja
boleh yang penting dia mau belajar dan kita intinya sama-sama beretnis Batak,
nanti kita adakan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai kebutuhan. Seperti kemarin
kami melakukan kegiatan santunan juga ke warga sekitar, kan sebelumnya pasti
kita nyardan (cari dana) bareng-bareng anggota menjual kerajinan tangan, buka
bazar di pasar pagi dan sebagainya. Ada juga misalnya kegiatan santunan untuk
warga kita yang kira-kira kena musibah seperti misalnya sakit dan membutuhkan
bantuan ya sebisa mungkin kita juga bantu. Nah jadi buat masyarakat Batak
sendiri di kota Depok ini kalau dia tidak berkumpul dan berhimpun ikut
paguyuban apapun ini menurut saya dia akan rugi, ya karena tidak ada saudara
nantinya, buat acara-acara kegiatan lainnya seperti pernikahan , kematian dan
sebagainya dia akan kebingungan sendiri nantinya
lxvii
Kalau di Batak itu kalau sudah masuk dia ke Adat dia tidak pandang bulu,
baik dari agama, tahta dan lainnya dia gak ngaruh, kalau sudah dalam dan masuk
ke ranah adat ya kita memang fokus ke adat tersebut. Misalnya ngasih apa, ngasih
apa, motong apa gitu. Tapi tetap toleransi, toleransi agamanya juga sangat kuat
loh orang Batak ini. Misalnya kalau waktu itu opung saya meninggal kan motong
kerbau , nah yang motong itu yang muslim, karena yang kristen gak mau dia kalau
disuruh motong , karena kalau kristen yang motong itu darahnya diambil dan
digabungi biasanya darahnya, di Islam kan tidak dilarang makan darah kan.
Marganya kebetulan opung saya kan Sitorus ya, nah yang motong itu dari
keluarga Opung saya deh muslim.
Alasan Terbentuknya organisasi PNBC ini?
Kalau alasannya awalnya kita itu dulu orangtua kita merantau ke sini terus.
Kan dulu tidak banyak ya cuma satu dua tiga paling banyak dulu lima lah dan
seiring waktu berjalan lama-lama ada sepuluh lah. Nah mereka sepakatlah bikin
perkumpulan, nah naposo juga memang awalnya itu, udah pada menikah, terus
datang lagi juga perantau yang sudah pada menikah juga, dibentuklah
perkumpulan lainnya. Namanya kita di sini sebagai perantau bersifat
minoritasnya, nah bagaimana caranya biar kuat dan saling menguatkan, makannya
dibentuklah perkumpulan-perkumpulan kecil ini awalnya.
Dibentuklah perkumpulan parsahutaon, jadi dimana perkumpulan yang
dibentuk berupa perkumpulan orang-orang Batak di setiap wilayah, misalnya
seperti di Cilodong ini. Awalnya Cilodong ini namanya PCC, dan berkembang-
berkembang terus berkembang sampai satu rumah ini sudah tidak bisa
menampung lagi para anggotanya , dipecah lagi dia, di daerah Bendungan satu, di
daerah Gang Liman, terus di daerah mana daerah mana, jadi di setiap daerah
memang sudah ada perkumpulan kecil-kecilan . nah terus regenarsi lah punya
anak mereka, dan anak-anaknya sudah ada remaja, nah anak-anaknya ini ketemu
dan saling berkomunikasi berinteraksi dan sepakat mereka tiga atau empat orang,
nah “eh kita sudah banyak nih, kita bikin dan buat punguan parsahutaon”. Nah
jadi dari ide-ide itu terbentuklah. Dulu awalnya juga kan dari orangtua-orangtua,
nah supaya kita anak-anaknya juga membentuk perhimpunan dan organisasi. Di
dukung dari orangtua awalnya begitu juga mereka-mereka awalnya juga. Nah
yang ngajari adat itu juga awal mula ya orangtuanya, nanti di situ kita diajar adat,
kita diajar partuturannya, jadi memang sudah di backup dari kumpulan
parsahutaon yang ada tujuh tadi misalnya untuk wilayah sini sendiri ya.
Satu kumpulan itu bisa dari 30 sampai 35 keluarga, makannya kalau
kumpul lumayan. Kalau di Cilodong sendiri secara keseluruhan kurang lebihnya
ada 200san anggota lah untuk pemudanya saja ya dan itu dipecah pecah lagi kan.
Untuk PNBC sendiri ini kurang lebihnya ada 37 orang lah. PNBC ini hadir bukan
untuk gaya-gayaan tapi lebih kepada karena adat itu tadi.
Kalau ADART kita disitu disebutkan kalau kita itu menjunjung adat
Batak, jadi bukan agamanya, jadi mau orang Batak yang ada di Cilodong ini, mau
dia agamanya apa (tidak memandang agama), jadi memandang adat. Jadi kita ini
adat bukan agama, jadi semua yang ada keturunan Batak, mau misalnya bapaknya
daoang, atau ibunya doang sekalipun bisa gabung. Yang penting dia mau
lxviii
memahami dan agar mengerti partuturan yang ada di Batak itu seperti apa sih ,
dan mereka dapat bergabung di PNBC sini. Jadi misalnya maupun dia Islam ya
tidak jadi masalah. Jadi kita belajar adat di sini, bukan belajar agama. Nah tapi
kebetulan di sini lebih banyak nasrani, dan kegiatannya lebih banyak yang
berkaitan dengan agama (ya masih dibackup sama agama lah), seperti ini kan
mereka lagi latihan untuk acara natal nanti. Di sini juga kan dari semua gereja
juga ada
Kebetulan juga kan kita di sini ada Raja Hata. Raja Hata ini biasanya kalau
di nikahan dia hampir sama kaya Raja adat, Cuma kalau Raja Hata dia itu ngerti
namanya adat Batak dari pernikahan, dari kelahiran maupun dari kematian juga
dia tahu. Fungsi Raja Hata nanti pas dia orang ada yang nikahan , nah di situlah
dia fungsinya kalau bahasanya mah sebagai palang pintunya gitu lah, jadi dia
menjelaskan.
Menurut abang apakah Solidaritas itu penting?
Solidaritas itu penting banget. Karena kalau tidak solid kita maka kita akan
terpecah belah kan, tidak ada persatuan, dan bagaimana kita mau kuat kalau kita
jalan sendiri-sendiri . jadi orang batak juga pun dari adatnya memang sudah
diajarkan sifat solidaritas yang kuat itu, ini dari marga ini, ini dari kumpulan ini.
Dari sini juga kan kelihatan bisa saling menjaga suatu keharmonisasian, saling
menghormati , dan penting banget jadi, agar tetap kompak lah. Makannya di
Batak itu kan terkenal dengan sistem kekerabatannya yang sangat kuat . ada
martarombonya sendiri dia.
Bagaimana cara abang dalam menjaga ke kompakan?
Kekompakan ya kita dari kata-kata misalnya. Kalau orang batak itu kan
dari kata-kata biasanya kan keras ya , nah di situ kita penengah lah, kalau
misalnya ada yang keras dikit, maka kita mulai masuk lah ke dia , kita lunakin
dengan mengajak ngobrol misalnya, kita nanti cari solusinya dari permasalahan
itu . kalau misalkan ada masalah pribadi misalnya, ya kita bisa masuk, bisa juga
tidak. Kalau misalnya pribadi dia sudah tidak mau cerita ya kita tidak mau ikut
campur.
Bagaimana jika terjadi konflik dan cara penyelesaian konflik tersebut?
Kalau misalkan ada konflik, biasanya kita itu melakukan pendekatan
seperti kita mengunjungi atau medekati orang yang bermasalah itu (langsung
ditemui), karena kalau via telepon / tidak langsung orang batak itu suka susah,
karena sifatnya yang keras tadi, tapi kalau sudah didekati secara langsung
biasanya itu orang suka luluh kok, begitu biasanya orang Batak , tunggu tenang
dulu, kalau udah tenang barulah kita dekati, setelah kita dekati barulah biasanya
kita tanya, kita kasih saran dan masukan kemudian biasanya itu langsung selesai
permasalahannya itu. Kalau misalnya dia gak ngerti juga, biasanya kita serahkan
dulu ke orang yang paling dekat dengan dia , yaitu orangtuanya, kita ajak, kita
panggil orangtuanya dulu. Orang batak itu memang kelihatannya saja keras,
ngomongnya keras kaya mau ngajakin ribut dan berantem padahal sebenarnya
tidak cuma logat saja mungkin ya.
lxix
Apakah perhimpunan dan komunitas Batak Toba ini nantinya ada
kaitannya dengan kegiatan pernikahan, kelahiran dan kematian?
Oiya, kegiatan sudah pasti kita berperan ya. karena kan biasanya
organisasi itu pasti banyak hal-hal positif yang ingin diperlihatkan. Kemudian dari
kami sendiri ini kan memang organisasi yang berbau sosial ya. jadi misalnya ada
lahiran, kita pasti jenguk misalnya. Kalau misalnya lagi ada pernikahan, kita pasti
ikut itu di situ, kita misalnya ngisi pujian, misalnya dia di gereja misalnya kita
nyanyi (kita ngisi pujian), misalnya kita dibutuhi ya kita tampil di situ, kita bisa
menyesuaikan. Terus juga misalnya ada kematian, kaya kemarin tuh walaupun
bukan anggota PNBC tapi orang Batak, ya kita juga bantu , misalnya parhobas
(bantu-bantu bersih-bersih, bantu-bantu masak-masak, ada pasang tenda dll)
soalnya kita organisasinya ya sosial, ya bukan untuk komersil dan untuk
belajarlah intinya.
Interaksi sosial buat apa itu apa sih? Dan bagaimana cara abang
membangun interasi tersebut secara internal dan maupun eksternal.
Menurut saya interaksi sosial itu kan hubungan ya biasanya, hubungan
antar anggota, hubungan antar masyarakat. Kita PNBC ini bagaimana sih
hubungannya dengan masyarakat , hubungan kita ke punguan , punguan itu adalah
organisasi-organisasi yang sudah terbentuk , yang biasanya organisasi-organisasi
orangtua , organisasi-organisasi marga juga, nah kemudian di situ kita biasanya
interaksinya kita itu datang, biasanya mereka itu juga ada ibadahnya , misalnya
dibulan pertama pada hari sabtu / minggu pertama, nah mereka tuh malam
biasanya, kemudian kita tuh datang ke kegiatan tersebut. Terus kita ngisi pujian
dan nyanyi , nah jadi mereka pun tau pnbc ini ada. Kemarin-kemarin kita ada
orangtua kumpul, nah kita juga ikut kumpul juga, kita juga ada nyari dana untuk
kegiatan sosial.
Cara abang membentuk solidaritas sesama etnis ini seperti apa sih?
Untuk solidaritas biasanya kita ada kopdar (kopi darat), nah ketemunya
juga kan gak tiap hari. Kebetulan ini karena ada mau natal, makanya kita hampir
setiap minggu kita bertemu. Jadi kita lahitah-latihan. Nah itu kan ada group wa ,
dari situ kita komunikasi , “komdar di mana kita”. Ngobrol-ngobrol, nah biasanya
kalau sudah ada yang kerja yang dibahas adalah, “eh nih di sini nih ada lowongan,
coba masukin deh” terus misalnya ada yang buka usaha, nah biasanya kita juga
ditawari dan menawarkan diri, jadi kumpul itu juga ada manfaatnya. Menukar
informasi dan saling sharing.
Menjaga keutuhan itu bagaimana?
Kita harus menjaga solidaritas, harus kompak apalagi kita kan perantau.
Yang utama ya harus bisa jaga diri , jaga sikap, karena orang batak kan biasnya
sikapnya ini kan keras-keras, nah kita juga kan harus bisa menyesuaikan dengan
lingkungan, dengan di mana tempat kita bekerja juga, karena kan beda, beda adat,
beda cara bicata juga. Misalnya kalau sunda kan halus-halus dia, nah kita kan
keras ngomongnya, nah disangka mereka kita itu mau berantem dari cara
ngomongnya, padahal kan tidak , memang cara orang Batak itu seperti itu kalau
lxx
berbicara. Harus bisa menyesuaikan, harus bisa beradaptasi, harus bisa
menyamakanlah . makannya kita di sini juga sama-sama belajar juga.
Apakah tradisi lokal seperti pernikahan, kelahiran dan kematian masih
dipertahankan dan diberlakukan di Kota Depok?
Iya memang masih kami orang Batak mempertahankan tradisi-tradisi adat
pada saat kegiatan pernikahan, kelahiran dan kematian . walaupun Kota Depok
merupakan Kota perantauan bagi kami, hal itu tidak menurunkan kami melakukan
tradisi adat pada berbagai kegiatan penting . mungkin kalau etnis yang lain ya
ditingalkan begitu saja, karena mereka tidak sering berkumpul dalam hal ini
masing-masing diri individunya sedikit yang tergerak hatinya untuk kumpul
paguyuban. Kalau kami di Batak melakukan kumpul dan membentuk paguyuban
itu kan semacam keharusan ya. jadi ya ketika ada acara penting ya kita pasti
dilakukan juga prosesi adat tersebut, yang datang ya orang-orang satu adat juga
kan kan ritual adat. Jadi ya walaupun kita ngertantau bagi kami proses adat itu
tetap harus berjalan.
Bagaimana sebenarnya kegiatan dalam tradisi adat pernikahan itu ?
Oh itu dibagi menjadi tiga kelompok lah ya saya katakan. Yang pertama
manurship adalah perkumpulan awal yang tidak bersifat formal, ini bisa dilakukan
di ruang terbuka dan santai, contoh gini sebelum berbicara dengan orangtua dan
orangtua, pada kegiatan ini misalnya si kakak atau abang bisa juga misalnya
paman dengan paman cuma sekedar bertemu dan membicarakan awal pernikahan
itu, seperti membicarakan kira-kira kondisi situasi bisa gak ya ini calon pasangan
kini kita nikahkan, kapan ya kira-kira waktu yang tepatnya, biar bisa diajak
ketahap selanjutnya pertemuan yang lebih formal. marhata sinamot dan yang
ketiga ulon unjuk. Setelah kedua perwakilan sepakat dan mereka masing-masing
dari kedua mempelai dan calon pasangan ini membujuk dan memberitahu
orangtuanya masing-masing kalau sebelumnya sudah ada omongan kalau
pasangan ini sudah siap dan bisa untuk melakukan pernikahan, ketika orangtua
sudah mendengarnya jika sepakat maka orangtua dari masing-masing pasangan
akan bertemu , dan pada kegiatan inilah masuk kepada kelompok kegiatan yang
dinamakan maharta sinamot.
Maharta sinamot itu kalau kata orang umum iu seperti pertunangan lah
lebih kurang. Karena di dalam Batak itu sangat banyak yang masuk ke dalam
kategori kerabat, maka yang dapat hadir dalam proses kegiatan maharta sinamot
adalah keluarga inti saja dan ditambah dengan kakek atau nenek jika masih ada.
Kemudian yang dibicarakan dalam proses adat ini adalah membicarakan mahar,
dan biasanya yang banyak meminta itu pihak dari perempuan, karena kan kita
ibaratnya ingin mengambil anak perempuan orang lain, sehingga ya kitapun tidak
mempermasalahkan juga jika mahar tersebut tinggi, di Batak semakin tinggi
mahar maka si anak tersebut semakin dihargai , bisa dikatakan ketika seeorang
ingin mengambil anak perempuan orang lain maka yang perlu diingat anak
perempuan itu tidak sembarangan (bukan wanita murahan, yang seenaknya saja
tanpa harga). Bukan berarti di kita itu menjual anak ya, tapi lah itu perempuan
sangat dihargai bagi orang Batak ini. Pada kegiatan ini membicarakan mahar
lxxi
sangat penting dan dilakukan dalam ruang tertutup kemudian termasuk dalam
kategori formal dan intens.
Yang terakhir adalah ulaon unjuk, ini ya acara pernikahannya tersebut.
Ulaon unjuk ini di tanah perantauan biasanya dilakukan dua kali, satu hanya
dengan satu adat dengannya karena kan ada proses adat seperti pemberian ulos
dsbnya. Ada juga yang nanti setelah itu resepsi umum artinya ya segala teman dan
relasi , umum lah buka cuma satu etnis saja yang ikut hadir.
Bagaimana kegitan dalam tradisi adat kelahiran?
Ada yang dinamakan pasahat ulos mula gabe, nah ini adalah kegiatan
memberi semacam motivasi kepada ibu, biar ibunya lebih siap dan kuat dalam
menghadapi proses selama kehamilan, si ibu dikasih hal-hal positif. Karena kan
tidak sedikit juga orang yang pas hamil takut dan kepikiran takutlah melahirkan,
takut lah ini itu alhasil si ibu banyak pikiran dan itu dapat menhambat
perkembangan dari calon anak yang akan dilahirkannya nanti, maka dari itu pada
pasahat ulos mula gabe ini si calon ibu dikasih motivasi agar siap dan kuat selama
proses kehamilan dan tidak takut menghadapi kelahiran anak, acara ini benar-
benar santai dan tidak formal.
Selanjutnya yaitu mamoholi adalah suatu kegiatan penyambutan atas
kelahiran bayi tersebut. Penyambutan ini dimaksud untuk juga merasakan suka
cita kedatangan keluarga baru. Suka cita ini dilakukan dengan mendatangi rumah
keluarga yang lahiran tersebut dan membawa makanan serta hadiah-hadiah utuk
bayi tersebut. Selain mamoholi ada juga yang menyebutnya dengan manomu-
nomu. Nah acara ini tuh menurut orang Batak Toba sangat penting, dikarenakan
apalagi kita disini adalah sebagai seorang perantau jadi berkunjung ke rumah
orang orang yang baru melahirkan itu sangat membantu untuk keluarga tersebut.
Misalkan begini, biasanya kan si ibu itu abis melahirkan kan tidak bisa bekerja
terlalu keras ya, membutuhkan waktu istirahat. Nah ketika kita berkunjung itu,
kita akan menawarkan diri , apa sih yang misalkan dapat kita bantu, bisa aja kita
tanpa diminta kita ketika kerumahnya bersih-bersih rumahnya seperti menyapu,
mengepel dan apapun itu, intinya maksud dari adat ini adalah membantu
meringankan beban si ibu. Tidak sedikit yang biasanya selalu membawa makanan
untuk dimakan bersama.
Kemudian ada yang dinamakan proses adat mangkroani. Kegiatan ini
adalah kegiatan yang diadakan oleh kedua orangtua dari bayi tersebut, pesta ini
bertujuan mengucapkan rasa syukur dan berterimakasih kepada pihak kerabat
yang sudah memberikan segala bantuan dari mulai hamil dan sampai anak ini
sudah dilahirkan. Rasa syukur dan terimakasih ini dituangkan ke dalam pesta dan
mengundang kerabat serta sanak saudara untuk datang ke rumahnya.
Mebat itu berkunjung. Setelah si anak sudah bisa diajak keluar rumah,
biasanya bagi orang Batak Toba, si anak itu pertamakalinya dia berkunjung ke
rumah kakek dan neneknya, jika tidak ada kakek neneknya maka dia akan
berkunjung ke rumah pamannya (abang dari bapak dan ibunya). Ini kegiatan
dilakukan sebagai rasa hormat kepada orang yang berpengaruh di dalam
kehidupan bapak dan ibu dari anak tersbut, karena telah memberikan dukungan
materil dan moril misalnya sehingga mereka membalasnya dengan cara
lxxii
berkunjung ke rumah kakek dan nenek serta paman atau dalam bahasa batak
disebut opung dan tulannya.
Bagamana kegiatan dalam tradisi adat kematian?
Biasanya pada kegiatan adat pada kematian ini , kita orang Batak
melakukannya semata-mata untuk penghormatan kepada jenazah tersebut.
Penghormatan untuk terakhir kalinya. Di Depok ini juga dilakukan proses adat
pada kematian. Adat tersebut bisanya kita itu menonton jenazah dan
mendoakannya. Maksud menonton adalah kita melihat wajah si jenazah untuk
yang terakhir kalinya dengan suka cita tidak boleh menangis, karena kita percaya
bahwa jenazah tersebut sudah berbahagia dan kita keluarga yang ditinggalkan
ikhlas jenazah tersebut pergi untuk selama-lamanya. Sehinga tidak sedikit dari
kita ya memang pada saat kematian justru malah menyanyi dan berdendang dan
tidak menagisi kepergian jenazah tersbut.
Pesta tersebut juga diadakan makan-makan dan santap bersama dengan
snaak saudara dan kerabat, sambil berdendang dan kita sebisa mungkin
menunjukan wajah bahagia kita di hadapan jenazah untuk yang terakhir kalinya,
walaupun kita tahu dia sudah meningal dan terbujur kaku, tapi kita percaya bahwa
dia pada saat itu masih bisa melihat kita dan maka dari itu kita harus terlihat
bahagia agar dia pun pergi dengan bahagia dan tenang tidak bersedih karena kita
di dunia juga tidak bersedih melihat dia pergi. Kemudian acara tersebut juga
dengan pemberian ulos kepada jenazah tersebut sebagai rasa terimakasih karena
sudah ada dan pernah menemani hari-hari kita semua yang telah ditinggalkannya.
cxxii
Dokumentasi:
cxxiii
cxxiv
cxxv
cxxvi
cxxvii
cxxviii
Proses adat pernikahan. Gambat sebelah kiri resepsi pesta pernikahan untuk umum dan
gambar kanan adalah proses adat yang hanya dihadirkan oleh sanak saudara Batak.
cxxix
Proses adat pada saat kegiatan kematian pada masyarakat Batak Toba. mereka
bisanya tidak melihatkan wajah sedih dan malah tersenyum bahagia. Maksud dari
dilakukan adat ini adalah sebagai rasa penghormatan terakhir untuk jenazah .
cxxx
Menjenguk warga sakit. Kegiatan ini adalah sebagai kegiatan tambahan bagi para
perantau di Kota Depok. Karena mereka di sini adalah sebagai para pendatang,
maka dari itu ketika sakit dan mereka menjenguk kerabat mereka yang sakit. Agar
si yang sakit dapat segera pulih dengan diberikan dukungan dan menunjukan rasa
simpati yang dalam kepada keluarga dan orang sakit tersebut. Mereka juga
bisanya melakukan iuran kepada para anggota paguyuban untuk memberikan
bantuan berupa dana yang sudah tekumpul.
Salah satu contoh perkumpulan paguyuban di Kota Depok. Bisanya mereka saling
bertukar informasi dan saling terbuka apa saja yang ingin dibahas dan masalah
apa yang sedang terjadi baik di paguyuban tersebut dan yang lainnya.
cxxxi
Anak-anak muda yang sedang berdiskusi dan tetap belajar tentang adat istiadat
tanah kelahirannya (Batak). Biasanya ada yang menjadi tutor bagi mereka. Yang
dapat menjadi tutor adalah orang yang benar-benar paham betul tentang tradisi
adat dari pada Batak Toba.
Kegiatan makan bersama , kegiatan ini juga sering dilakukan paguyuban Batak
Toba, makan bersama tidak hanya secara formal saja tetapi juga bisa dilakukan
secara santai. Dengan kegiatan ini diharap semakin mempererat hubungan
persaudaraan sesama etnis Batak Toba di Kota Depok.
cxxxii
Babi atau Kerbau menjadi salah satu menu makanan yang biasa disantap bersama
saat ada kegiatan dalam tradisi adat mereka.
cxxxiii
Salah satu moment yang sering mereka lakukan adalah meminta arahan
dari petua adat / orang yang dituakan dan biasanya mereka adalah orang yang
mengerti adat dan menjadi panutan. Arahan atau saran ini dilakukan ketika
seseorang / membutuhkannya, misalnya ketika mereka sedang ingin
menggelarkan kegiatan adat, minta arahan apa saja yang dipersiapkan,
misalnya juga ketika ada konflik yang dialami dalam lingkungan terdekat
(paguyuban), meminta saran dalam langkah atau keputusan yang tepat yang
akan diambil.