1
ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
SKRIPSI
Oleh :
Romi Dwi Rahmoko
NIM. 16.01.0052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA
2020
ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
2
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
Skripsi
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swastamandiri Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Strata
Satu (S1) Program Studi Akuntansi
Oleh :
Romi Dwi Rahmoko
NIM. 16.01.0052
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SWASTAMANDIRI
SURAKARTA
2020
SKRIPSI
ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
ii
3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Romi Dwi Rahmoko
Nim : 16.01.0052
Judul Skripsi : ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus
pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar –
benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan – kutipan dan ringkasan
– ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian
hari terbukti / dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah
yang diberikan oleh STIE Swastamandiri batal saya terima.
Surakarta, 25 Juli 2020
Yang Membuat pernyataan
materai 6000
Romi Dwi Rahmoko
NIM. 16.01.0052
SKRIPSI
ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
iii
iv
4
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMISWASTAMANDIRI
Dengan ini saya menyatakan bahwa, Skripsi dengan judul :
ANALISIS RETRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)
Oleh :Romi Dwi Rahmoko
NIM. 16.01.0052
Telah saya baca dengan seksama dan telah dinyatakan memenuhi standar ilmiah, baik jangkauannya maupun kualitasnya, sebagai skripsi jenjang pendidikan sarjana (S1)
Pembimbing :
Dr. Abu Bakar Akbar, MM
Tugas akhir ini telah diserahkan kepada Program Sarjana Jurusan Akuntansi STIE Swastamandiri dan telah diterima sebagai syarat memenuhi jenjang pendidikan sarjana (S1)
Surakarta, 25 Juli 2020Ketua Program Studi Akuntansi
Yuni Pristiwati NW., SE., MSi
5
v
6
HALAMAN PERSEMBAHANSkripsi ini kami persembahkan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Bapak dan Ibu tercinta
3. Keluarga dan saudara - saudara yang saya sayangi
4. Dosen Pembimbing
5. Kepada rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang telah memberikan
dorongan untuk menyelesaikan sekripsi ini
6. Almamater
vi
7
HALAMAN MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..”
(QS Al Baqarah 216)
“Barang siapa yang menghendaki dunia wajib atasnya dengan ilmu, barang siapa mengehendaki akhirat maka wajib atasnya
dengan ilmu dan barang siapa yang menghendaki kedua-duanya maka
wajib atasnya dengan ilmu”
(H. R Bukhari)
“Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya,
ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk,
maka perbuatan itu buruk.”
(Imam An Nawawi)
vii
8
KATA PENGANTAR
Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi
ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Retribusi Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus pada Dinas Kepemudaan
dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)”.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu :
1. Bapak Amru Sukmajati, SP., MM.. selaku Ketua STIE Swastamandiri
Surakarta
2. Ibu Yuni Pristiwati Noer W., SE., Msi, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi.
3. Dr. Abu Bakar Akbar, MM selaku Dosen Pembimbing, yang telah
memberikan waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Sentot Sujarwoko, SH, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olah raga dan
Pariwisata, yang telah membantu dan memberikan waktu dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Akuntansi, yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya
selama penulis menyelesaikan studi di STIE Swastamandiri Surakarta
6. Teman-teman sekelas Angkatan 2016, yang telah melewatkan waktu bersama
selama masa studi.
Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis
terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis
mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Wonogiri, 25 Juli 2020
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................................i
Halaman Judul ........................................................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Halaman Pernyataan Keaslian, bermaterai.............................................................iv
Halaman Persetujuan................................................................................................v
Halaman Persembahan............................................................................................vi
Halaman Motto......................................................................................................vii
Kata Pengantar......................................................................................................viii
Daftar Isi ................................................................................................................ix
Daftar Gambar ...................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................xii
Daftar Lampiran ..............................................................................................xiii
Abstrak (Inggris dan Indonesia)............................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitihan..........................................................................4
1.4 Manfaat Penelitihan........................................................................5
1.5 Sistematika Pembahasan.................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
2.1. Landasan Teori ..............................................................................7
2.1.1 Pengertian Analisis ..............................................................7
2.1.2 Pendapatan Daerah ..............................................................8
2.1.3 Retribusi Daerah ................................................................15
2.1.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga .......................17
2.1.5 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa........18
2.1.6 Retribusi Izin Usaha Pariwisata.......................................19
2.1.7 Pariwisata...........................................................................19
ix
10
2.1.8 Kontribusi, Pertumbuhan dan Efektifitas ......................21
2.2. Penelitian Terdahulu....................................................................23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................26
3.1 Metode Penelitian ........................................................................26
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................26
3.3 Populasi dan Objek ......................................................................27
3.3.1 Populasi ..............................................................................27
3.3.2 Objek Penelitian .................................................................27
3.4 Data Penelitian ............................................................................28
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data ...............................................28
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................28
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................31
4.1. Deskripsi Singkat Obyek Penelitian ............................................31
4.2. Kedudukan, Visi-Misi, dan Susunan Organisasi..........................32
4.3 Hasil Penelitian ...........................................................................34
4.4 Pembahasan .................................................................................40
BAB V. PENUTUP...........................................................................................42
5.1. Kesimpulan.................................................................................42
5.2. Keterbatasan Penulisan...............................................................42
5.3. Saran............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi.........................................................................33
DAFTAR TABEL
xi
12
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................23
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Sektor Pariwisata ......28
Tabel 4.1 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019 .....34
Table 4.2 Kontribusi Retribusi Pariwisata Wonogiri ......................................35
Tabel 4.3 Biaya Pemungutan Retribusi (Insentif Pemungutan Retribusi .....36
Tabel 4.4 Efisiensi Retribusi Pariwisata Kabupaten Wonogiri .....................37
Tabel 4.5 Kriteria Efektifitas ........................................................................39
Tabel 4.6 Efektifitas Retribusi Pariwisata Kabupaten Wonogiri ..................39
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Realisasi Pendapatan Tahun 2017-2019
Lampiran 2 Data Target dan Realisasi Retribusi Sektor Pariwisata
Lampiran 3 Rekap Realisasi Penerimaan PAD Tahun 2017-2019
Lampiran 4 Blangko Konsultasi Skripsi
xiii
14
ABSTRAK
Penerimaan retribusi daerah diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui besarnya kontribusi, laju pertumbuhan, tingkat efisiensi dan tingkat efektivitas pemungutan retribusi sektor pariwisata terhadap PAD di Kabupaten Wonogiri Tahun 2017 - 2019.
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 61 Sukerejo, Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Obyek penelitian ini adalah Retribusi Sektor Pariwisata di Kabupaten Wonogiri Tahun 2017 - 2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kontribusi retribusi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2017 sebesar 1,55 % tahun 2018 sebesar 2,08 % dan tahun 2019 sebesar 1,98 % dengan rata-rata 1,87 %. Dengan rata-rata kontribusi retribusi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah yang masih dibawah 20% dapat dikategorikan kurang berkontribusi, ini disebabkan oleh masih banyaknya obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat sekitar. (2) Tingkat efisiensi pemungutan retribusi pariwisata di Kabupaten Wonogiri terus mengalami peningkatan selama tahun 2017 - 2019 yaitu berada pada kriteria efisien dengan rata – rata 3,18 %.(3) Tingkat efektivitas pemungutan retribusi selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 berada pada kriteria sangat efektif dengan trend prosentase yang fluktuatif. Rata-rata efektivitas pemungutan retribusi dalam 3 tahun terakhir sebesar 110,48%.
Kata Kunci : Kontribusi, Pertumbuhan, Efisiensi, dan Efektivitas
.
xiv
15
ABSTRACT
The reception of regional levies is expected to support regional funding sources in carrying out regional development. The purpose of this study was to determine the magnitude of the contribution, the rate of growth, the level of efficiency and the level of effectiveness of collecting the tourism sector levies on PAD in Wonogiri Regency in 2017 - 2019.
This research was conducted at the Youth and Sports and Tourism Office of Wonogiri Regency which is located at Jl. Jendral Sudirman No. 61 Sukerejo, Giritirto, Wonogiri District Wonogiri Regency. The object of this research is the Tourism Sector Retribution in Wonogiri Regency in 2017 - 2019. Data collection techniques used are observation and literature study. Data were analyzed using qualitative descriptive methods.
The results showed that (1) The contribution of tourism levies to the 2017 Original Regional Revenues amounted to 1.55% in 2018 amounted to 2.08% and in 2019 amounted to 1.98% with an average of 1.87%. With the average contribution of tourism retribution to the Original Regional Revenue which is still below 20% can be categorized as less contributing, this is do to the large number of tourist objects managed by the surrounding community. (2) The level of efficiency of collecting tourism levies in Wonogiri Regency continued to increase during 2017 - 2019, which is on the efficient criteria with an average of 3.18%. (3) The level of effectiveness of levies collection during 2017 to 2019 is on the criteria of being very effective with a fluctuating percentage trend. The average effectiveness of collection fees in the last 3 years is 110.48%.
Keywords: Contribution, Growth, Efficiency, and Effectiveness
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah memerlukan pembiayaan dalam
melaksanakan pembangunan, penyelenggaraan tugas dan
fungsi pemerintahan, juga memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu sumber dana dalam membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat di daerah adalah dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan adanya
desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia, misalnya pembiayaan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang dikenal dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang komponennya berasal
dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pegelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Salah satu faktor pendukung yang
menentukan keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah
kemampuan daerah untuk membiayai pelaksanaan
kekuasaan/kewenangan yang dimilikinya. Oleh karena itu,
maka sebaiknya PAD ditingkatkan dengan meningkatkan
pendapatan dari retribusi yang dalam hal ini adalah semua
retribusi yang dapat dipungut dari sektor pariwisata, yaitu
retribusi pariwisata.
Penerimaan sektor retribusi daerah diharapkan dapat
mendukung sumber pembiayaan daerah dalam
menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan
membantu dalam meningkatkan dan memeratakan
2
perekonomian serta kesejahteraan masyarakat didaerahnya.
Upaya peningkatan PAD dapat dilakukan salah satunya
dengan cara meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana
yang terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan
yaitu dengan mengoptimalkan potensi yang ada, serta terus
diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan baru yang
potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak
atau retribusinya sesuai dengan ketentuan yang ada.
Pelaksanaan pembangunan di daerah merupakan salah
satu bagian
dasar dari pembangunan nasional yang diharapkan dapat
mengembangkan
daerah dan memeratakan laju pertumbuhan antar daerah di
Indonesia. Oleh
karena itu pemerintah membuat Undang-Undang No. 32 Tahun
2004
tentang Pemerintahan Daerah yang menjadi landasan bagi
pengembangan
otonomi daerah di Indonesia. Di dalam Undang-Undang tersebut
telah
dijelaskan bahwa dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan
daerah
yang sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang Dasar Tahun
1945,
maka pemerintah daerah berkewajiban mengatur dan mengurus
sendiri
urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan,
serta diarahkan untuk dapat mempercepat terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan
3
peran
serta dari masyarakat.
Di dalam mengurus dan mengatur rumah tangganya
sendiri tentu
membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melaksanakan
beberapa
kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan daerah. Oleh karena itu, daerah memperoleh hak
dan
wewenang untuk menggali potensi sumber-sumber pendapatan
yang ada di
daerahnya sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan dalam Pasal
157 UU
No. 32 Tahun 2004 yang mengatur tentang sumber-sumber
penerimaan pendapatan daerah, yang meliputi: Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Dengan adanya undang-undang tersebut, diharapkan mampu
untuk mendorong pemerintah daerah agar lebih mandiri dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah masing-masing. Hal
ini mendorong pemerintah daerah untuk lebih mandiri terutama
pada kondisi finansial yang menjadi tolak ukur kemandirian
suatu daerah yang dilihat dari tinggi rendahnya PAD.
Setiap daerah tentu akan selalu berusaha untuk
meningkatkan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah baik dengan mencari
sumber
pendapatan baru maupun dengan mengoptimalkan sumber
penerimaan
yang sudah ada. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu
4
Kabupaten
yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Wonogiri
memiliki image sebagai kota gaplek. Dengan adanya image
tersebut mengisyaratkan bahwa Kabupaten Wonogiri sebagai
kota yang pasif. Untuk mengubah image sebagai kota gaplek
yang pasif maka pemerintah daerah berusaha untuk terus
membangun infrastruktur. Sementara itu, untuk pemanfaatan
sumber-sumber penerimaan daerah masih kurang optimal yaitu
ditunjukkan dengan perolehan pendapatan asli daerah yang
belum sesuai dengan harapan.
Salah satu Kabupaten yang memiliki daya tarik wisata
adalah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Terdapat beberapa
tempat wisata di Wonogiri yang dapat dikunjungi, antara lain:
(1) Wisata Museum Karst Dunia. Tempat Berlibur Museum
Karst Dunia ini terletak di Desa Gebangharjo, Pracimantoro, 38
km dari Kota Wonogiri, dikelilingi Gua Gilap, Gua Mrica, Gua
Potro Bunder, Gua Sodong, Gua Sonya Ruri, Gua Tembus, dan
Luweng Sapen, (2) Wisata Cagar Alam Danalaya. Tempat
Berlibur di Kecamatan Slogohimo, berupa hutan jati, yang
kayunya khusus diperuntukkan untuk membangun istana raja
Surakarta, (3) Wisata Air Terjun Kahyangan.Wisata Air Terjun
Kahyangan ini terletak di dusun Dlepih, Desa Taman,
Kecamatan Tirtomoyo, ada pula puncak Kahyangan yg konon
merupakan tempat di mana Sutowijoyo menemui Kanjeng Ratu
Kidul, dan Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur.
Tempat Berlibur Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur ini
terletak di Desa Sendang, Kec. Wonogiri, (5) Waduk Gajah
Mungkur menjadi andalan objek wisata di Wonogiri karena
tempat wisata ini menyajikan perpaduan wisata alam, permainan
anak, dan aneka pagelaran budaya dengan dukungan fasilitas
yang terbilang cukup lengkap. Retribusi dari sektor pariwisata
5
ini sangat diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
cukup besar terhadap PAD Kabupaten Wonogiri, sehingga
dapat membantu meningkatkan dan memeratakan
perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Wonogiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di
atas, penulis mencoba melakukan penelitian yang dituangkan
dalam bentuk skripsi dengan judul: “Analisis Retribusi Sektor
Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus
pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri Tahun 2017-2019)”.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam
penulisan ini perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besarkah kontribusi retribusi sektor pariwisata (Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) terhadap PAD di
Kabupaten Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019?
2. Bagaimana tingkat efisiensi pemungutan retribusi sektor pariwisata
(Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) di Kabupaten
Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019?
3. Bagaimana tingkat efektifitas pemungutan retribusi sektor pariwisata
(Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) di Kabupaten
Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
6
1. Mengetahui besarnya kontribusi retribusi sektor pariwisata (Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) terhadap PAD di
Kabupaten Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
2. Mengetahui tingkat efisiensi pemungutan retribusi sektor pariwisata
(Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) terhadap PAD di
Kabupaten Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
3. Mengetahui tingkat efektifitas pemungutan retribusi sektor pariwisata
(Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa, Retribusi Ijin Usaha Pariwisata) terhadap PAD di
Kabupaten Wonogiri tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, menambah penggalaman dan pengetahuan terutama di
bidang akuntansi sektor publik dan dapat mengaplikasikan teori dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi.
2. Bagi pemerintah daerah, dapat digunakan sebagai panduan dalam
mengevaluasi retribusi sektor pariwisata dan mengambil kebijakan dalam
rangka meningkatkan PAD terutama yang berasal dari retribusi sektor
pariwisata.
3. Bagi pembaca, sebagai penambah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
sebagai bahan acuan atau referensi.
1.5. Sistematika Pembahasan
Secara umum penulisan skripsi ini terbagi dalam lima
bab. Pembahasan yang terkandung dalam bab satu dan bab
lainnya saling berkaitan satu sama lain. Sehingga pada akhirnya
7
akan membentuk suatu karya tulis yang runtut dan sistematis.
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas pada penelitian ini khususnya tentang
Retribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD. Selain itu juga
dikemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti dan kerangka pemikiran yang mendasari
penelitian. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti untuk dibuktikan
kebenarannya juga dibahas pada bab ini.
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metoda penelitian yang digunakan meliputi
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek
penelitian, sumber data, metoda pengumpulan data, dan metode
analisis data.
HASIL PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis dan pembahasan dari hasil
penelitian yang meliputi analisis dan pembahasan mengenai
kontribusi, pertumbuhan, efisiensi dan efektifitas.
PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
yang diperoleh dari analisis dan pembahasan, serta keterbatasan
dalam penelitian yang perlu untuk disampaikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Analisis
Secara linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang
dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa
tersebut secara mendalam. Menurut Departemen Pendidikan Nasional
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2011 : 58) Analisis,
adalah penyelidikan terhadap suatu pristiwa (kerangka, perbuatan) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab atau duduk
perkaranya).
Menurut pendapat Sofyan Syafri Harahap (2009: 207): Analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit
terkecil. Analisis secara umum sering juga disebut dengan pembagian.
Dalam logika, analisis atau pembagian berarti pemecah belahan atau
penguraian secara jelas berbeda ke bagian-bagian dari suatu keseluruhan.
Untuk lebih seksama dapat juga mengadakan subbagian, yakni
menguraikan atau memecah belah dari suatu bagian sampai ke unsur
dasarnya. Berdasarkan batasan arti tersebut maka yang dapat dianalisis
atau diuraikan adalah sesuatu keseluruhan, jika betul-betul tunggal tidak
9
dapat diuraikan ke bagian-bagiannya.
Pengertian analisis menurut Satori dan Komariyah, (2014:200)
mengatakan bahwa analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu
masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition)
sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan
jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau
lebih jernih dimengerti duduk perkaranya.
Moleong (2014 : 248) menyatakan bahwa analisis dalam data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan pada orang lain.
Menurut Sugiyono (2010 : 244) melakukan analisis adalah
pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Tidak ada cara tertentu yang
dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus
mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
Bahan yang sama bisa diklasifikasikan berbeda.
Berdasarkan definisi – definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi
bagian-bagian atau komponen sehingga akan dapat diketahui ciri atau
tanda tiap bagian, kemudian hubungan satu sama lain serta fungsi masing-
masing bagian dari keseluruhan.
2.1.2 Pendapatan Daerah
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 meyebutkan bahwa
pendapatan daerah terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah penerimaan yang
berasal dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang
7
10
undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri
dari:
a. Pajak Daerah
Defini pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
(Mardiasmo, 2008:1) adalah:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”.
Berdasarkan Undang-Undang No.34 tahun 2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yangdigunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
b. Retribusi Daerah
1) Pengertian Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud retribusi
daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan
oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi/badan.
2) Jenis Retribusi Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.66 tahun 2001
jenis retribusi daerah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
a) Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang
disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
11
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
(1) Retribusi Jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat
bukan Retribusi Jasa Usaha atau Perizinan Tertentu;
(2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;
(3) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang
pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi,
disamping untuk melayani kepentingan dan
kemanfaatan umum;
(4) Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi;
(5) Retribusi tidak bertentangan kebijakan nasional
mengenai penyelenggaraannya;
(6) Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efisien,
serta merupakan salah satusumber pendapatan daerah
yang potensial; dan
(7) Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa
tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan
yang lebih baik.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah sebagai berikut:
(1) Retribusi pelayanan kesehatan
(2) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
(3) Retribusi panggantian biaya cetak KTP dan akte
catatan sipil
(4) Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan
mayat
(5) Retribusi parkir ditepi jalan umum
(6) Retribusi pasar
(7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor
12
(8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
(9) Retribusi penggantian biaya cetak peta
(10)Retribusi pengujian kapal perikanan
b) Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang
diberikan atau disediakan oleh pemerintah daerah dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor swasta.
Retribusi Jasa Usaha ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :
(1) Retribusi Jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat
bukan Retribusi Jasa Umum atau Perizinan Tertentu;
(2) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat
komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor
swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta
yang dimiliki/dikuasai yang belum dimanfaatkan secara
penuh oleh pemerintah Daerah.
Jenis-jenis jasa usaha adalah sebagai berikut:
(1) Reribusi pemakaian kekayaan daerah
(2) Retribusi pasar grosir dan pertokoan
(3) Retribusi terminal
(4) Retribusi tempat khusus parker
(5) Retribusi tempat penitipan anak
(6) Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa
(7) Retribusi penyedotan kakus
(8) Retribusi rumah potong hewan
(9) Retribusi tempat pendaratan kapal
(10)Retribusi rekreasi dan olah raga
(11)Retribusi penyeberangan diatas air
(12)Retribusi pengolahan limbah air
(13)Retribusi penjualan produk asli daerah
13
c) Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas
kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, peraturan, pengendalian,
dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana/fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
Retribusi Perizinan Tertentu ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
(1) Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah
yang diserahkan kepada daerahdalam rangka asas
desentralisasi;
(2) Perizinan tersebut benar-benardiperlukan guna
melindungi kepentingan umum;dan
(3) Biaya yang menjadi beban daerah dalam
menyelenggarakan izin tersebut dari biaya untuk
menanggulangi dampak negatif dari perizinan tersebut
cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi
perizinan
Jenis-jenis perizinan tertentu adalah sebagai berikut:
(1) Retribusi ijin mendirikan bangunan
(2) Retribusi ijin tempat penjualan minuman beralkohol
(3) Retribusi ijin gangguan
(4) Retribusi ijin trayek
Fungsi retribusi ada 2 yaitu:
(1) Fungsi sebagai sumber keuangan Negara, maksudnya
adalah bahwa retribusi digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan uang dari rakyat ke kas Negara untuk
14
membiayai pengeluaran- pengeluaran pemerintah, baik
pengeluaran yang bersifat rutin maupun untuk
pembangunan.
(2) Fungsi mengatur maksudnya adalah bahwa retribusi
digunakan sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan
kebijakan Negara dalam laporan sosial dan ekonomi.
d) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Hasil perusahaan daerah adalah bagian keuntungan
atau laba bersih perusahaan daerah yang berupa
pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja
daerah yang disetor ke kas daerah baik bagi perusahaan
daerah yang modalnya untuk seluruhnya terdiri dari
kekayaan daerah yang dipisahkan maupun bagi perusahaan
daerah yang modalnya sebagian terdiri dari kekayaan
daerah yang dipisahkan.
e) Lain-lain Usaha Daerah yang sah
Menurut Undang-Undang No.33 tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah, lain-lain PAD yang sah
bersumber dari:
(1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
(2) Jasa giro
(3) Pendapatan bunga
(4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing
(5) Komisi, potongan, maupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan dan/atau jasa oleh daerah
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan merupakan dana yang berasal dari
penerimaan APBD yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai
15
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana
perimbangan terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan
angka prosentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
desentralisasi.
b. Dana Alokasi Umum
Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi.
c. Dana Alokasi Khusus
Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kebutuhan yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu
atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan hibah
yang berasal dari pemerintah Negara asing, badan/lembaga asing,
badan/lembaga internasional, pemerintah badan/lembaga dalam negeri
atau perseorangan, baik yang dalam bentuk devisa, rupiah maupun
dalam bentuk barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli, dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
4. Pinjaman Daerah
Pinjaman daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan
yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan
16
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Undang-
Undang No.54 tahun 2005 “Tentang Pinjaman Daerah” jenis pinjaman
daerah terdiri atas :
a. Pinjaman jangka pendek yang digunakan untuk menutup
kekurangan arus kas pada tahun anggaran yang bersangkutan.
Pinjaman ini bersumber dari pemerintah daerah lain, lembaga
keuangan bank dan lembaga keunagan bukan bank
b. Pinjaman jangka menengah dipergunakan untuk membiayai
penyediaan layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan.
Pinjaman ini bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah lain,
lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan
masyarakat.
c. Pinjaman jangka panjang dipergunakan untuk membiayai proyek
investasi yang menghasilkan penerimaan. Pinjaman ini bersumber
dari pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank,
lembaga keunagan bukan bank dan masyarakat
2.1.3 Retribusi Daerah
Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran
jasa atau izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan. Retribusi adalah iuran dari masyarakat tertentu
(individu) yang bersangkutan yangditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah yang prestasinya ditinjau secara langsung dan pelaksanaannya
dapat dipaksakan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, retribusi adalah
pungutan yang dibebankan kepada seseorang karena jasa secara langsung.
Retribusi seperti halnya pajak tidak langsung dapat dihindarkan oleh
masyarakat, artinya masyarakat dapat tidak membayar dengan menolak
atau mengambil manfaat terhadap jasa yang disediakan untuk masyarakat
(Permana, 2013).
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Retribusi Jasa Umum Di Kabupaten Wonogiri bahwa
17
Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah guna
membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.
Menurut Suandy (2005:424) retribusi adalah pungutan yang
dilakukan oleh pemerintah atas jasa-jasa yang disediakan oleh pemerintah
dan terdapat kontraprestasi langsung dari pemerintah. Orang-orang yang
tidak menggunakan jasa yang telah disediakan tidak diwajibkan
membayar retribusi.
Lebih lanjut menurut Sutedi (2008:89) menyatakan bahwa
retribusi daerah adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada
mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, artinya retribusi daerah
sebagai pembayaran atasjasa atau karena mendapat pekerjaan usaha atau
milik daerah bagi yangberkepentingan, atau jasa yang diberikan oleh
daerah baik secara langsungmaupun tidak langsung. Melalui pungutan
retribusi yang dijalankan secara tertibdan teratur, dapat menunjang bagi
pembangunan daerah yang lancar dan berkelanjutan. Jika pembangunan
daerah berjalan dengan baik, maka masyarakatpada daerah tersebut akan
merasakan dampak yang positif, misal kesejahteraan meningkat.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pajak dan retribusi daerah, menyebutkankan bahwa retribusi daerah
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Berbeda dengan
pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Menurut pendapat Halim (2004:94). Retribusi juga dapat diartikan
sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai akibat
adanya kontra-prestasi yang diberikan oleh Pemda atau pembayaran yang
didasarkan atas prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda yang langsung
dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat dan
pelaksanaannya didasarkan atas peraturan yang berlaku.
18
Dasar hukum pungutan Retribusi Daerah adalah Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Retribusi Daerah (PDRD) diambil dari jasa umum, jasa usaha dan
perizinan tertentu.
Menurut Mahmudi (2010:18) subyek retribusi dapat dibagi
menjadi 3, yaitu :
1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum yang
bersangkutan. Retribusi jasa umum meliputi retribusi pelayanan
kesehatan, retribusi pelayanan persampahan atau kebersihan, retribusi
penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil,
retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi
pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pasar,
retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pemeriksaan alat
pemadam kebakaran, retribusi penggantian biaya cetak peta, retribusi
penyediaan dan atau penyedotan kakus, retribusi pengolahan limbah
cair, retribusi pelayanan tera atau tera ulang, retribusi pelayanan
pendidikan dan retribusi pengendalian menara telekomunikasi.
2. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
Retribusi jasa usaha meliputi retribusi pemakaian kekayaan daerah,
retribusi pasar grosir dan atau pertokoan, retribusi tempat pelelangan,
retribusi terminal, retribusi tempat khusus parkir, retribusi tempat
penginapan atau pesanggrahan atau villa, retribusi rumah potong
hewan, retribusi pelayanan kepelabuhanan, retribusi tempat rekreasi
dan olahraga, retribusi penyeberangan di air dan retribusi penjualan
produksi usaha daerah.
3. Retribusi Perizinan.
Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan
19
yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah. Retribusi
perizinan meliputi retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin
tempat penjualan minuman beralkohol, retribusi izin gangguan,
retribusi izin trayek dan retribusi izin usaha perikanan.
2.1.4 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
1. Pengertian Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 2
tahun 2012, “Tentang Retribusi Jasa Usaha Di Kabupaten
Wonogiri”, maka Retribusi tempat rekreasi dan olahraga adalah
pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat rekreasi, pariwisata
dan olahraga yang dimiliki atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
2. Obyek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas
yang terdiri dari tempat rekreasi, tempat pariwisata, dan olahraga.
Namun, obyek retribusi tidak termasuk pelayanan penyediaan
tempat rekreasi, tempat pariwisata, dan olahraga yang dimiliki dan
dikelola oleh swasta. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Wonogiri No. 2 tahun 2012, “Tentang Retribusi Jasa Usaha Di
Kabupaten Wonogiri”, Objek Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga
yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
3. Subyek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 2
tahun 2012, subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menilkmati pelayanan penyediaan tempat rekreasi,
pariwisata dan olahraga yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola
oleh Pemerintah Daerah.
2.1.5 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa.
1. Pengertian Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
20
Retribusi Tempat Penginapan atau Pesanggrahan atau Villa
adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat penginapan
atau pesanggrahan atau villa yang dimiliki atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah tidak termasuk yang dimiliki atau dikelola oleh
Perusahaan Daerah dan pihak swasta.
2. Obyek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
Obyek retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas
Penginapan / Pesanggrahan / Villa yang dimiliki atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
3. Subyek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tempat penginapan/pesanggrahan/villa.
2.1.6 Retribusi Izin Usaha Pariwisata.
1. Pengertian Retribusi Izin Usaha Pariwisata
Reribusi Izin Usaha Pariwisata adalah pembayaran atas
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan atas pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan di bidang
pariwisata.
2. Obyek Retribusi Izin Usaha Pariwisata
Obyek Retribusi Izin Usaha Pariwisata adalah pemberian
izin usaha di bidang pariwisata yang meliputi Perizinan Usaha Jasa
pariwisata, Perizinan Penggusahaan Obyek dan Daya Tarik
Wisata, dan perizinan Usaha sarana Pariwisata.
3. Subyek Retribusi Izin Usaha Pariwisata
Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh izin usaha di bidang pariwisata.
2.1.7 Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Berdasarkan UU 10 Tahun 2009 “Tentang Kepariwisataan”,
yang dimaksud adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
21
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Sedangkan menurut Perda Kabupaten Wonogiri No. 2 Tahun 2012,
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Obyek wisata adalah suatu tempat yang mempunyai
keindahan dan dapat dijadikan sebagai tempat hiburan bagi orang
yang berlibur dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani dan
menemukan cinta keindahan alam.
Potensi wisata adalah kemampuan dalam suatu wilayah
yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup
alam dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.
2. Tanggungjawab dan Wewenang Pemerintah Daerah
Berdasarkan pasal 23 UU No.10 Tahun 2009 “Tentang
Kepariwisataan” maka kewajiban pemerintah / pemerintah daerah
adalah:
a. Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum,
serta keamanan dan keselamatan kepada wisatawan.
b. Menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha
pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama
dalam berusaha, memfasilitasi dan memberikan kepastian
hukum.
c. Memelihara, mengembangkan dan melestarikan asset nasional
yang menjadi daya tarik wisata dan asset potensial yang belum
tergali.
d. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam
rangka mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi
masyarakat luas.
Berdasarkan pasal 30 UU No.10 Tahun 2009 “Tentang
Kepariwisataan” maka wewenang pemerintah kabupaten adalah:
22
a. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kabupaten.
b. Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten.
c. Menetapkan daya tarik wisata kabupaten.
d. Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan
pendaftaran usaha pariwisata.
e. Mengatur penyelenggaran dan pengelolaan kepariwisataan
wilayahnya.
f. Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan
produk pariwisata yang berada di wilayahnya.
g. Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru.
h. Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan
dalam lingkup kabupaten.
i. Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di
wilayahnya.
j. Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata.
k. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
3. Jenis Objek Wisata
Penggolongan jenis objek wisata adalah sebagai berikut :
a. Objek wisata budaya
b. Objek wisata alam
c. Objek wisata buatan
Dalam UU No.9 Tahun 1990 disebutkan bahwa obyek
dan daya tarik wisata terdiri dari :
a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.
b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
museum, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata buru, wisata
petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
2.1.8 Kontribusi, Pertumbuhan dan Efektifitas
23
1. Pengertian Kontribusi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kontribusi dapat
diartikan sebagai sumbangan, uang iuran. Berdasarkan pegertian
tersebut jika dihubungkan dengan retribusi pariwisata maka, berarti
sumbangan uang iuran yang berasal dari penerimaan retribusi
pariwisata dibagi dengan PAD. Mengetahui kontribusi dari
retribusi pariwisata terhadap PAD dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Kontribusi=R etribusi Pariwisatan
Total PADn×100 %
2. Pengertian pertumbuhan.
Pengertian pertumbuhan adalah hal dalam keadaan tumbuh.
Untuk mengetahui laju pertumbuhan dari penerimaan retribusi
pariwisata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: (Halim, 2004: 134)
Gx=X t−X t−1
X (t−1)× 100 %
3. Pengertian Efisiensi
Efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan
realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah
dalam melakukan pemungutan dikatagorikan efisien apabila rasio
yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100 persen.
Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah
yang bersangkutan semakin baik. (Halim, 2004:135).
Efisiensi adalah mengukur perbandingan biaya pemungutan
retribusi pariwisata dengan realisasi penerimaan retribusi
pariwisata. Retribusi pariwisata dikatakan efisien apabila tingkat
24
efisiensi kurang dari 100%. Rumus pengukuran efektifitas (Halim,
2004:135).
Efisiensi= Biaya Pemugutan Retribusi PariwisataRealisasi Penerimaan Retribusi Pariwisata
×100 %
4. Pengertian Efektifitas
Efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah
dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dalam
melaksanakan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang
dicapai minimal 1 (satu) atau 100 persen, sehingga apabila rasio
efektifitasnya semakin tinggi, menggambarkan kemampuan daerah
semakin baik. (Halim, 2004:135).
Efektifitas adalah mengukur perbandingan antara realisasi
penerimaan retribusi pariwisata dengan target penerimaan retribusi
pariwisata. Retribusi pariwisata dikatakan efektif apabila tingkat
efektifitas lebih besar atau sama dengan 100%. Rumus pengukuran
efektifitas (Halim, 2004:135).
Efektifitas= Realisasi Penerimaan Retribusi PariwisataTarget Penerimaan Retribusi Pariwisata
× 100 %
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melangkah untuk melakukan penelitian
ini, penulis mempelajari dan membaca penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga keaslian
penelitian maka dapat dibandungkan dengan peelitian-penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh
25
beberapa peneliti terdahulu yang mengkaji antara lain :
Tabel 2.1 Penelitian - Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Nur Indah Kurnisari (2014)
Peranan Retribusi Obyek Pariwisata Terhadap Pendapatan AsliDaerah Kabupaten Gresik (Studi Kasus Pada Wisata Religi Makam SunanGiri di Kabupaten Gresik)
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 dan 2010 untuk tingkat kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah termasukkriteria kurang yaitu sebesar 17,82% dan 17,88%, tahun 2011 mulai naik dalam kriteria Sedang yaitu sebesar 22,15%, kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi 18,71 % dalam kriteria Kurang, sedangkan untuk tahun2013 kriterianya adalah sedang yaitu naik menjadi 20,89%.
2. Ni Nyoman Suarti, dkk (2013)
Pengaruh Jumlah KunjunganWisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan Restoran Terhadap PendapatanAsli Daerah di Kabupaten Gianyar
Hasilnya adalah penelitian menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan, pajak hiburan, pajak hotel dan restoran berpengaruhsignifikan terhadap PAD Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 1991 -2010.
3. Devilian Fitri (2014)
Pengaruh Sektor
Hasilnya adalah, pertama tidak ada pengaruh yang positif dan
26
Pariwisata Terhadap Pendapatan AsliDaerah (PAD) diKabupaten Pesisir Selatan
signifikan antara jumlah wisatawan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, kedua sarana akomodasi berpengaruh signifikandan positif terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Pesisir Selatan,ketiga tempat belanja tourist berpengaruh signifikan dan positif terhadappendapatan asli daerah, dan yang keempat Jumlah wisatawan, saranaakomodasi dan tempat belanja tourist secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
4. Fiqih Umi Zakiah (2019)
Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variable jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan, jumlah hotel dan PDRB berpengaruh positif dan siknifikan terhadap variable Pendapatan Asli Daerah. Secara parsial variable jumlah obyek wisata berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
27
Daerah (PAD) Dalam Membangun Insfrastruktur Kota Bandar Lampung Ditinjau Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam Periode 2010-2017 (Studi di Kota Bandar Lampung)
pendapatan asli daerah. Kemudian variable jumlah wisatawan berpengaruh positif dan siknifikan terhadap variable Pendapatan Asli Daerah.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono, 2017:2). Metode penelitian merupakan suatu
teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau
mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder
yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah
dan kemudian menganalisa faktor – faktor yang berhubungan
dengan pokok – pokok permasalahan sehingga akan
menghasilkan suatu kebenaran berdasarkan data – data yang
akan diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan
metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian,
data dalam penelitian ini berupa angka – angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2017:7). Adapun metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.
Nazir (2013:54), menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan penelitian deskriptif serta tujuannya adalah suatu metode
29
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
sistem kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta,
sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Jenis
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus, yang merupakan jenis penelitian tentang subyek
tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan
yang diperoleh hanya berlaku sebatas pada subyek yang
diteliti.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan pada Dinas
Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri.
Waktu Penelitian : Pada bulan Desember 2019
3.3. Populasi dan Objek
3.3.1. Populasi
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono
(2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang
ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Menurut Moleong (2010 : 132) Subjek penelitian adalah informan,
yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
26
30
Menurut Moleong (2010 : 132) menyatakan “objek penelitian
adalah hal yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian”, maka objek
di dalam penelitian ini adalah target dan realisasi penerimaan retribusi
sektor pariwisata Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri tahun 2017-2019.
3.3.2. Objek penelitian
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti
melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti
ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti.
Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi
populasi tersebut.
3.4. Data Penelitian
3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka-angka. Penelitian akan difokuskan pada Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Dinas Kepemudaan dan
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri.
Untuk melengkapi data penelitian dibutuhkan dua sumber data
penelitian yaitu data primer dan data sekunder, adalah sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer diperoleh dari observasi yang dilakuikan peneliti
pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Wonogiri.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan
antara lain mencangkup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, bukti,
catatan atau hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan
31
sebagainya.
Berikut ini Tabel target dan realisasi penerimaan retribusi
sektor pariwisata Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri tahun 2017-2019.
Tabel 3.1Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Sektor Pariwisata Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Wonogiri Tahun 2017-2019
Tahun Target (Rp)
Realisasi (Rp)
2017 4.000.000.000 5.175.329.946
2018 5.565.000.000 5.605.169.090
2019 5.600.000.000 5.675.247.0
32
50
Sumber data Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan
gabungan keempatnya Sugiyono (2015, 137).
Adapun Teknik Pengumpulan Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi
yaitu pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Wonogiri.
2. Library Research atau Studi Kepustakaan
Library research atau studi kepustakaan dilakukan melalui
membaca, mempelajari dan menelaah literatur – literatur yang berkaitan
dengan variabel – variabel dalam penelitian ini, yakni target dan realisasi
penerimaan retribusi sektor pariwisata.
33
3.5. Metode Analisis Data
1. Mengidentifikasi data-data yang diperlukan.
2. Melakukan pengukuran retribusi sektor pariwisata dengan menggunakan
rumus :
a. Menghitung kontribusi dari retribusi pariwisata terhadap PAD.
Kontribusi=Retribusi Pariwisatan
Total PADn× 100 %
Keterangan:
Kontribusi : Prosentase retribusi pariwisata terhadap total
pendapatan daerah.
Retribusi Pariwisatan : Besarnya retribusi pariwisata dalam tahun n Total
PADn : Total PAD tahun n.
b. Menghitung efisiensi pemungutan retribusi pariwisata dengan rumus.
Efisiensi= Biaya Pemungutan Retribusi PariwisataRealisasi Penerimaan Retribusi Pariwisata
×100 %
c. Menghitung efektifitas pemungutan retribusi pariwisata dengan rumus:
Efektifitas= Realisasi Penerimaan Retribusi P ariwisataTarget Penerimaan Retribusi Pariwisata
×100 %
34
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Singkat Obyek Penelitian
Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri
beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 61 Sukerejo, Giritirto Kecamatan
Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
Sebelum Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Wonogiri terbentuk, pada awalnya urusan Kepariwisataan yang ada di Kabupaten
Wonogiri di tangani oleh Badan Pengelola Obyek Wisata (BPOW). Pembentukan
Badan tersebut diatur melalui SK Bupati KDH Tk.II Wonogiri No.Hukum 6 /
1977. Pada awal mulanya Badan tersebut beranggotakan 5 (lima) terdiri dari
: 1 orang ketua, 1 orang sekretaris dan 3 orang anggota.
Pada tahun 1984 Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah menyerahkan
sebagaian urusan kepariwisataan kepada Daerah TK.II Wonogiri melalui
Peraturan Daerah Tk.I Jawa Tengah No.7 tahun 1984. Adapun beberapa urusan-
urusan yang diserahkan tersebut antara lain :
1. Urusan Obyek Wisata, sepanjang menurut paraturan perundang-undangan
yang berlaku tidak menjadi urusan Pemerintah Pusat dan Daerah Tk.I
(Propinsi).
2. Urusan Rumah Makan.
3. Urusan Pramu Wisata Khusus.
4. Urusan Penginapan Remaja, sepanjang menurut perundang- undangan yang
berlaku tidak menjadi urusan Daerah Tk.I ( Propinsi )
35
5. Urusan promosi pariwisata.
6. Urusan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum termasuk Urusan Rekreasi dan
Hiburan Umum yang diserahkan ke Daerah Tk.II adalah :
a. Gelanggang
b. Pemandian Alam.
c. Padang Golf.
d. Kolam Pancing.
e. Gelanggang Permainan dan Ketangkasan.
f. Gelanggang Bowling.
g. Rumah Billyard.
h. Panti Pijat.
Untuk menindak lanjuti penyerahan urusan
kepariwisataan tersebut diatas, Daerah Tk.II Wonogiri
membentuk Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Wonogiri
melalui Peraturan Daerah No. V tahun 1987 tanggal 27 Januari
1987. Jadi berdirinya Dinas Pariwisata Kabupaten Wonogiri
pada tanggal dan tahun tersebut diatas. Sedangkan dalam
memasuki Otonomi Daerah Dinas Pariwisata di gabung dengan
Cabang Dinas LLAJR Propinsi Jawa Tengah Kabupaten
Wonogiri serta LLASD Propinsi Jawa Tengah.
Dalam Penggabungan ini terbentuk Dinas baru dengan
nama Dinas Perhubungan, Pariwisata Dan Seni Budaya
Kabupaten Wonogiri melalui Perda No.3 Tahun 2001 Tentang :
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Wonogiri.
Menimbang tupoksi yang belum sesuai di dalam Dinas
Perhubungan, Pariwisata, Seni dan Budaya kemudian melalui
sidang antara Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan DPRD
Kabupaten Wonogiri, mulai tanggal 1 Januari 2009 dibentuk
dinas baru yaitu Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan
Olahraga Kabupaten Wonogiri yang saat ini berganti nama
menjadi Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
31
36
Kabupaten Wonogiri.
4.2. Kedudukan, Visi-Misi, dan Susunan Organisasi
Keberadaan Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Wonogiri diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Wonogiri. Di dalam Peraturan Daerah tersebut
ditetapkan organisasi, kewenangan, tugas dan fungsi dari
masing-masing sub unit kerja pada Dinas Kepemudaan dan
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri.
Visi dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Wonogiri adalah mewujudkan citra
budaya, pariwisata didukung inovasi pemuda dan prestasi olah
raga menuju masyarakat sejahtera. Sedangkan misi Dinas
Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri
adalah sebagai berikut :
1. Menggali dan melestarikan nilai keragaman dan kekayaan budaya daerah
dalam rangka memperkuat jati diri dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan industri pariwisata saing, destinasi yang berkelanjutan dan
menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab (responsible marketing)
3. Meningkatkan daya saing kepemudaan dan keolahragaan
Untuk menjalankan tugas-tugasnya, Dinas Kepemudaan
dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri dibagi ke
dalam beberapa bidang yang tersusun dalam struktur organisasi
yang bertugas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Adapun
susunan organisasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut :
Susunan OrganisasiDinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Wonogiri
KEPALA
Gambar 4.1Susunan Organisasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
BIDANG PEMUDADAN OLAH RAGA
SEKSI PEMBERDAYAAN DAN PEMUDA
SEKSI USAHA JASA DAN SARANA PARIWISATA
BIDANG PARIWISATA
BIDANG KEBUDAYAAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKSI PEMASARAN PARIWISATA
SEKSI KESEJARAHAN DAN NILAI TRADISISI
SEKSI SENI BUDAYA
SEKSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA
SEKRETARIAT
UNIT PELAKSANA TEKNIS KAWASAN WISATA
WADUK GAJAH MUNGKUR
SEKSI PENGEMBANGANOLAH RAGA
UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA SARANA DAN PRASARANAN OLAH RAGA
37
4.3. Hasil Penelitian
Berdasarkan data Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten
Wonogiri (BPKD) diketahui bahwa Total Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonogiri
Tahun 2017-2019
Tahun Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2017 333.840.434.904,912018 269.359.322.120,002019 287.221.631.013,15
4.3.1. Kontribusi
Kontribusi Retribusi Pariwisata merupakan sumbangan yang
diberikan oleh Retribusi Pariwisata terhadap Pendapatan asli Daerah
(PAD). Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari realisasi
38
penerimaan Retribusi Pariwisata tiap-tiap tahun terhadap PAD dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kontribusi=Retribusi Pariwisatan
Total PADn× 100 %
1. Kontribusi Retribusi Pariwisata terhadap PAD tahun anggaran
2017.
Kontribusi= Rp 5.175 .329.946Rp 333.840 .434 .904,91
×100 %
= 1,55 %
2. Kontribusi Retribusi Pariwisata terhadap PAD tahun anggaran
2018.
Kontribusi= Rp 5605169090Rp 269.359 .322.120
×100 %
= 2,08 %
3. Kontribusi Retribusi Pariwisata terhadap PAD tahun anggaran
2019.
Kontribusi= Rp 5675247050Rp 287.221 .631.013,15
× 100 %
= 1,98 %
Tabel 4.2Kontribusi Retribusi Pariwisata Wonogiri
Tahun Anggaran 2017-2019 (dalam rupiah)
TahunRealisasi Penerimaan Retribusi
Pariwisata
PAD Kontribusi Kategori
2017 5.175.329.946 333.840.434.904,91 1,55 % Kurang
2018 5.605.169.090 269.359.322.120,00 2,08 % K
2019 5.675.247.050 287.221.631.013,15 1,98 % K
39
u
r
a
n
g
Sumber: Diolah dari data Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan
Pariwisata
Berdasarkan Tabel 4.2 maka dapat diketahui bahwa
Kontribusi Retribusi Pariwisata terhadap PAD selama 3 (Tiga) tahun
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017 prosentase kontribusi Retribusi
Pariwisata terhadap PAD sebesar 1,55% hal ini berarti bahwa
sumbangan Retribusi Pariwisata terhadap PAD adalah sebesar 1,55 %
atau Retribusi Pariwisata memberikan kontribusi sebesar Rp
5.175.329.946,- dari total penerimaan PAD sebesar Rp
333.840.434.904,91.
Pada tahun 2018 prosentase kontribusi Retribusi Pariwisata
terhadap PAD sebesar 2,08 % yang berarti bahwa sumbangan Retribusi
Pariwisata terhadap PAD adalah sebesar 2,08 % atau Retribusi
Pariwisata memberikan kontribusi sebesar Rp 5.605.169.090,- dari
total penerimaan PAD sebesar Rp 269.359.322.120,00. Pada tahun ini
kontribusi Retribusi Pariwisata terhadap PAD mengalami kenaikan
sebesar 0,53% dikarenakan Total Penerimaan PAD Tahun 2018
mengalami penurunan sebesar Rp 64.481.112.784,91 dari tahun
sebelumnya.
Pada tahun 2019 sumbangan Retribusi Pariwisata terhadap
PAD adalah sebesar 1,98% atau Retribusi Pariwisata memberikan
kontribusi sebesar Rp 5.675.247.050,- dari total penerimaan PAD
sebesar Rp 287.221.631.013,15. Pada tahun ini kontribusi Retribusi
Pariwisata terhadap PAD mengalami penurunan sebesar 0,10 %.
Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa wisatawan yang mulai tertarik
dan mengunjungi obyek – obyek wisata di Kabupaten Wonogiri.
40
4.3.2. Efisiensi
Efisiensi adalah mengukur perbandingan biaya pemungutan
retribusi pariwisata dengan realisasi penerimaan retribusi pariwisata.
Biaya pemungutan retribusi daerah diperoleh dari 5% realisasi penerimaan
retribusi daerah, akan tetapi tidak semua bias dikenakan biaya
pemungutan, hanya yang rasio efektivitas retribusi daerahnya lebih dari
100% yang bisa dikenakan biaya pemungutan.
Dari data Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Wonogiri
diketahui bahwa biaya pemungutan retribusi (Insentif pemungutan
retribusi daerah) tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 dituangkan
kedalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3Biaya Pemungutan Retribusi (Insentif Pemungutan Retribusi
Daerah) Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Wonogiri Tahun Anggaran 2017-2019
(dalam rupiah)Tahun Biaya Pemungutan Retribusi2017 134.368.7302018 185.093.7502019 205.925.000
Sumber: Diolah dari data Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Efisiensi pemungutan retribusi pariwisata dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Efisiensi= Biaya Pemungutan Retribusi PariwisataRealisasi Penerimaan Retribusi Pariwisata
×100 %
1. Efisiensi Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2017
Efisiensi= 134.368 .7305.175 .329 .946
×100 %
= 2,60 %
2. Efisiensi Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2018
41
Efisiensi= 185.093 .7505.605 .169 .090
×100 %
= 3,30 %
3. Efisiensi Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2019
Efisiensi= 205.925 .0005.675 .247 .050
× 100 %
= 3,63 %
Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2002, jika perhitungan rasio efisiensi retribusi daerah memperoleh hasil prosentase yang tidak melebihi 5% maka pengelolaan retribusi daerah dikatakan efisien.
Tabel 4.4Efisiensi Retribusi Pariwisata Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2005-2009(dalam rupiah)
Tahun Efisiensi Kriteria
2017 2,60 % Efisien2018 3,30 % Efisien2019 3,64 % Efisien
Sumber: Diolah dari data Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat diketahui bahwa tingkat
efisiensi Retribusi Pariwisata selama 3 (tiga) tahun secara umum dapat
dikatakan efisien karena prosentase efisiensi Retribusi Pariwisata
kurang dari 100%.
Pada tahun 2017 tingkat efisiensi Retribusi Pariwisata adalah
sebesar 2,60 % dan hasilnya sangat efisien karena prosentase efisiensi
Retribusi Pariwisata kurang dari 60 % dan biaya pemungutan
Retribusi Pariwisata tahun 2017 yaitu sebesar Rp 134.368.730,-
sedangkan Realisasi penerimaan retribusi pariwisata sebesar Rp
5.175.329.946,-
Pada tahun 2018 tingkat efisiensi Retribusi Pariwisata adalah
42
sebesar 3,30 % dan hasilnya sangat efisien karena prosentase efisiensi
Retribusi Pariwisata kurang dari 60 % dan biaya pemungutan
Retribusi Pariwisata tahun 2018 yaitu sebesar Rp 185.093.750,-
sedangkan Realisasi penerimaan retribusi pariwisata tahun 2018
sebesar Rp 5.605.169.090,-.
Pada tahun 2019 tingkat efisiensi Retribusi Pariwisata adalah
sebesar 3,63 % dan hasilnya efisien karena prosentase efisiensi
Retribusi Pariwisata kurang dari 100 % dan biaya pemungutan
Retribusi Pariwisata sebesar Rp 205.925.000,- sedangkan Realisasi
penerimaan retribusi pariwisata sebesar Rp 5.675.247.050,-.
4.3.3. Efektifitas
Efektifitas merupakan perbandingan antara realisasi
penerimaan retribusi pariwisata dengan targetnya. Retribusi pariwisata
dikatakan efektif apabila tingkat efektifitas lebih besar atau sama
dengan 100%. Efektifitas pemungutan retribusi pariwisata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Efektifitas= Realisasi Penerimaan Retribusi PariwisataTarget Penerimaan Retribusi Pariwisata
× 100 %
1. Efektifitas Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2017
Efektifitas=5.175 .329 .9464.000 .000 .000
× 100 %
= 129,38 %
2. Efektifitas Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2018
Efektifitas=5.605 .169.0905.565 .000.000
×100 %
= 100,72 %
3. Efektifitas Retribusi Pariwisata tahun anggaran 2019
Efektifitas=5.675 .247 .0505.600 .000 .000
×100 %
43
= 101,34 %
Tabel 4.5Kriteria Efektifitas
Prosentase Kriteria
Diatas 100 % Sangat Efektif90 % - 100 % Efektif80 % - 90 % Cukup Efektif60 % - 80 % Kurang Efektif
Dibawah 60 % Tidak EfektifSumber: Mahmudi, (2016:141)
Tabel 4.6Efektifitas Retribusi Pariwisata Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2005-2009(dalam rupiah)
Tahun Efektifitas Kriteria
2017 129,38 % Sangat Efektif2018 100,72 % Sangat Efektif2019 101,34 % Sangat Efektif
Sumber: Diolah dari data Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat diketahui bahwa tingkat
efektifitas Retribusi Pariwisata selama 3 (tiga) tahun secara umum
dapat dikatakan sangat efektif karena prosentase efektifitas Retribusi
Pariwisata lebih dari 100%,
Pada tahun 2017 tingkat efektifitas Retribusi Pariwisata adalah
sebesar 129,38 % dan dapat dikatakan sangat efektif karena prosentase
efektifitas Retribusi Pariwisata lebih dari 100%. Seperti yang tertuang
dalam tabel 3.1 diketahui bahwa realisasi penerimaan pada tahun 2017
ini adalah Rp 5.175.329.946,- melampaui target penerimaan yang telah
ditetapkan sebesar Rp 4.000.000.000,- dan tingkat efektifitas Retribusi
Pariwisata tahun 2017 ini adalah yang tertinggi selama tahun 2017 –
2019.
Pada tahun 2018 tingkat efektifitas Retribusi Pariwisata adalah
44
sebesar 100,72 % dan dapat dikatakan sangat efektif karena prosentase
efektifitas Retribusi Pariwisata lebih dari 100%.
Pada tahun 2019 tingkat efektifitas Retribusi Pariwisata adalah
sebesar 101,34 % dan dapat dikatakan sangat efektif karena prosentase
efektifitas Retribusi Pariwisata lebih dari 100%.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Kontribusi Retribusi Pariwisata
Tabel 4.2, menunjukkan bahwa kontribusi retribusi pariwisata
terhadap PAD Kabupaten Wonogiri dalam 3 tahun terakhir cenderung
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Kontribusi retribusi sektor
pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2019 tingkat kontribusinya hanya mencakup prosentase
kisaran 1,55 % sampai dengan 2,08 % dengan rata-rata selama 3 tahun
tersebut adalah sebesar 1,87 %. Kontribusi retribusi sektor pariwisata
tertinggi yaitu pada tahun 2018 sebesar 2,08 % sedangkan kontribusi
retribusi sektor pariwisata terendah yaitu pada tahun 2017 sebesar
1,55 %. Dengan rata-rata kontribusi retribusi pariwisata terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Wonogiri yang masih dibawah 20%
yang dapat dikategorikan kurang berkontribusi.
4.4.2. Efisiensi Retribusi Pariwisata
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dikatakan bahwa trend dari tingkat
efisiensi pemungutan retribusi pariwisata di Kabupaten Wonogiri terus
mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir yaitu berada pada
kriteria efisien dengan rata – rata 3,18 %. Hal itu menandakan bahwa
pengelola retribusi pariwisata telah melakukan berbagai macam upaya
untuk terus memperbaiki kinerjanya dalam pemungutan retribusi pada
objek wisata di Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui besarnya rata-rata
rasio efisiensi dari tahun 2017 sampai 2019 yaitu kurang dari 5% yang
45
masuk dalam kategori efisien. Semakin besar jumlah realisasi daerah
dibandingkan dengan jumlah biaya pemungutan maka semakin efisien.
Biaya pemungutan yang rendah bisa terjadi karena realisasi retribusi
daerah tidak melebihi target yang telah direncanakan. Ketika realisasi
retribusi daerah mencapai target, maka akan ada upah pungut seperti yang
tertuang dalam Keputusan Mentri Dalam Negeri No. 35 Tahun 2002
mengenai upah pungut yang tidak lebih dari 5% dari realisasi retribusi
daerah yang disebut biaya pemungutan, akan tetapi jika realisasi retribusi
daerah tidak berhasil mencapai target maka upah pungut ini tidak akan
ada karena upah pungut ini merupakan sebuah reward. Jadi ketika upah
pungut ini tidak ada maka jumlah biaya pemungutan akan semakin kecil
sehingga semakin efisien.
4.4.3. Efektifitas Retribusi Pariwisata
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas
pemungutan retribusi dalam 3 tahun terakhir berada pada kriteria sangat
efektif dengan trend prosentase yang fluktuatif yaitu tahun 2017 sebesar
129,38 %, kemudian tahun 2018 turun menjadi 100,72 % lalu naik lagi
pada tahun 2019 sebesar 101,34 %. Rata-rata efektivitas pemungutan
retribusi dalam 3 tahun terakhir sebesar 110,48 %.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data
retribusi pariwisata selama tiga tahun yaitu pada tahun 2017
sampai tahun 2019 maka dapat di simpulkan bahwa :
46
1. Kontribusi retribusi pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2017
sebesar 1,55 % tahun 2018 sebesar 2,08 % dan tahun 2019 sebesar 1,98 %
dengan rata-rata 1,87 %. Dengan rata-rata kontribusi retribusi pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah yang masih dibawah 20% dapat
dikategorikan kurang berkontribusi, ini disebabkan oleh masih banyaknya
obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
2. Tingkat efisiensi pemungutan retribusi pariwisata di Kabupaten Wonogiri
terus mengalami peningkatan selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
yaitu berada pada kriteria efisien dengan rata – rata 3,18 %.
3. tingkat efektivitas pemungutan retribusi selama tahun 2017 sampai dengan
tahun 2019 berada pada kriteria sangat efektif dengan trend prosentase yang
fluktuatif. Rata-rata efektivitas pemungutan retribusi dalam 3 tahun terakhir
sebesar 110,48%.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Setelah melakukan penelitian mengenai Retribusi Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang ada di Kabupaten Wonogiri, maka
penulis ingin menyampaikan beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya terbatas pada retribusi sektor pariwisata, tidak
mencakup keseluruhan komponen sumber-sumber penerimaan PAD.
2. Penelitian ini terbatas pada satu daerah saja, maka akan lebih baik jika
penelitian selanjutnya dapat membandingkan dengan daerah lain.
3. Data penelitian yang terbatas yaitu tahun 2017 – 2019
5.3. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai Retribusi
Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang ada di
Kabupaten Wonogiri, maka penulis ingin menyampaikan
beberapa saran dan rekomendasi kebijakan demi kemajuan
Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten
Wonogiri yaitu sebagai berikut :
42
47
1. Diperlukan pengembangan system online dalam pelaksanaan penarikan dan
penyetoran retribusi daerah, sehingga semua jenis retribusi daerah dapat
melakukan penarikan dan penyetoran secara online.
2. Petugas yang menagih retribusi daerah diharapkan lebih telaten agar tidak ada
tunggakan dan tidak ada yang terlewat.
3. Diperlukan pengetatan sistem, agar tidak terjadi premanisme didalam
penagihan retribusi daerah.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri diharapkan menetapkan sanksi yang
tegas terhadap wajib retribusi yang menunggak pembayaran retribusi.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk berani terjun kelapangan agar bisa
mensurvey besarnya pajak dan retribusi secara langsung, dan
menyesuaikannya dengan data yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Wonogiri.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi. (2008). Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Bogor : Ghalia Indonesia
Erly Suandy. (2005). Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Halim, A. (2004). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
48
Halim, A. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah Edisi Ketiga Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat
Harahap, Sofyan Syafri. (2009). Managerial Accounting: Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Kabupaten Wonogiri, (2012). Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum Di Kabupaten Wonogiri.Wonogiri : Pemerintah Daerah
Kabupaten Wonogiri, (2012). Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Usaha Di Kabupaten Wonogiri.Wonogiri : Pemerintah Daerah
Kabupaten Wonogiri, (2008). Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008. Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri. Wonogiri : Pemerintah Daerah
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Penerbit Erlangga
Mardiasmo. (2008). Perpajakan edisi Revisi 2008. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J, (2014), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. 2013. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Permana, Ardana. (2013). Analisis Penerimaan Retribusi Pasar Di Kota Semarang. Semarang : Skripsi Undip
Republik Indonesia. (2000). Perubahan Atas Undang-Undang No.18 Tahun 1997. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2009).Undang-Undang No. 10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan, Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
49
Republik Indonesia. (2000). Undang-Undang No.34 Tahun 2000. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang No.33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang No.54 Tahun 2005. Tentang Pinjaman Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2000). Undang-Undang No.66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
Republik Indonesia. (1990). Undang-Undang No.9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Setianingsih, Wahyu. 2006. Pengembangan Obyek Wisata Serulingmas sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. (2010). Penelitian Deskriptif Kualitatif (Validitas Dan Realibitas Penelitian Kualitatif). Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. CV.
50
51
52
Lampiran 1
53
54
55
56
57
58
59
Lampiran 2
60
Lampiran 3