PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENGGUNAKAN KB HORMONAL DI PUSKESMAS
RONGA-RONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH
KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi
Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma IV
Kebidanan Universitas U’Budiyah Indoensia Banda Aceh
Oleh :
AGUSTINA RIZKI NIM : 131010210151
UNIVERSITAS U’BUDIYAH INDONESIA PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2014
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kebidanan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diajukan dalam naskah ini dan disebutkan pula dalam daftar
pustaka.
v
Takengon, Agustus 2014
Peneliti
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB
Hormonal Di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2014”
Skripsi ini merupakan salah satu tuntunan guna memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan skripsi pada pendidikan program D-IV Kebidanan Universitas
U’Budiyah Banda Aceh. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini. ucapan terima kasih
Peneliti kepada Bapak / Ibu :
1. Bapak Mawardi, SKM, M.Kes, Selaku pembimbing I sekaligus penguji III yang
telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam penyusunan Skripsi.
2. Bapak Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan Pendidikan U’Budiyah Indonesia.
3. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua Universitas U’Budiyah Banda Aceh.
4. Ibu Raudhatun Nuzul, ZA, SST, Selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Universitas U’Budiyah Banda Aceh.
5. Seluruh Staf Pengajar Sekolah Tinggi U’Budiyah Indonesia Program D-IV
Kebidanan Banda Aceh.
6. Ayahanda dan Ibunda dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberi
dukungan baik moril maupun materil.
7. Teman-teman di Program D-IV Kebidanan Universitas U’Budiyah Banda Aceh
yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada Peneliti.
Peneliti menyadari bahwa Penelitian Skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini
Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan mudah-
mudahan tulisan ini dapat berguna bagi Peneliti sendiri dan para pembaca khususnya.
Amin ya rabbal alamin
Banda Aceh, Agustus 2014
(Peneliti)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG .................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar .......................................................................................7
2.1.1 Keluarga Berencana ....................................................................7
2.1.2 Akseptor Keluarga Berencana (KB) ...........................................9
2.1.3 Pengertian Kontrasepsi Hormonal .............................................10
2.1.4 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal ....................................13
2.1.5 Pengertian Berat Badan ............................................................23
2.1.6 Faktor-Faktor Lain Yang Terdiri Dari Pengaruh Berat Badan ..28
2.2 Kerangka Teori ...................................................................................31
2.3 Kerangka Konsep ..............................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................33
3.2 Populasi dan Sampel ..........................................................................33
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................35
3.4 Defenisi Operasional .........................................................................35
3.5 Hipotesis .............................................................................................36
3.6 Pengumpulan Data ..............................................................................36
3.7 Pengolahan dan Analisa Data ............................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ..............................................41
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................41
4.3 Pembahasan ........................................................................................44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .........................................................................................46
5.2 Saran ..................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ................................................................................35
Tabel 4.1 Perbedaan Berat Badan Rata-Rata Akseptor KB Sebelum Dan Sesudah
Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga
Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 ..............42
Tabel 4.2 Perbedaan Berat Badan Akseptor KB Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga
Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 ..............43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Teori .....................................................................................31
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Format Cheklist
Lampiran 4 : Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Studi Pendahuluan
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8 : Master Tabel
Lampiran 9 : Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 10 : Jadwal Kegiatan Skripsi
Lampiran 11 : Lembaran Konsultasi Skripsi
Lampiran 12 : Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang seperti
di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola
pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah
Indonesia telah menerapkan program keluarga berencana (K%) yang dimulai sejak
tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang
kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Linasi Keluarga
Berencana Nasional). Gerakan Keluarga Berencana Nasional untuk mengontrol laju
pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(Hartanto, 2004).
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
1
Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak dalam
mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB yang didasarkan pada
Undang-undang. Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
perkembangan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan. Kebijakan operasional dikembangkan berdasarkan
empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga,
yang selanjutnya secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi pelayanan
kesehatan keluarga gerakan KB Nasional (Depkes RI. 2002).
Kontrasepsi hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama, tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya
tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pemakaian berlangsung cepat. Namun
setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri metode
hormonal seperti suntik ini umumnya mempunyai efek samping yang berupa
gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan tekanan
darah.
Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme yang paling sering
dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam KB Hormonal yaitu
hormon estrogen dan progesterott. (Hartanto, 2003).
Visi Keluarga Berencana Nasional adalah “Keluarga Berkualitas”. Keluarga
yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan dan berpikir kedepan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam
meningkatkan kualitas keluarga. (Sarwono, 2006).
Permasalahan kesehatan reproduksi masih banyak sekali yang harus dikaji,
tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya
adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi:
IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. (BKKBN, 2004).
Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik.
Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat(NETEN), Depo
Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem.Pencapaian peserta KB aktif
semua metode kontrasepsi pada tahun 2006 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak
4.778.608 yang terdiri atas peserta AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sebanyak
498.366 (10.4%), peserta MOP (Medis Operasi Pria) sebanyak 68.473 (1.4%), peserta
MOW (Medis Operasi Wanita) sebanyak 291.035 (6.1%), peserta implant sebanyak
442.778 (9.3%), peserta suntikan 2.560.039 (53.6%), peserta pil 862.307 (18%),
peserta kondom sebanyak 55.610 (1.2%). Pencapaian tertinggi pada suntikan (53.6%)
dan pencapaian terendah pada kondom (1.2%). (BKKBN Jawa Tengah, 2010).
Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari
kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhea
menoragiadan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian, peningkatan berat badan (Saifuddin, 2006).
Di Indonesia menurut penelitan The National And Economic Survey (1997-
1998). Akseptor kb suntik mencapai 21,1% dari total jumlah akseptor kb yang
popular dipakai adalah depo provera 150 mg. Sedangkan tahun 2002-2003, kontrsepsi
suntik dengan prevalensi 27,8% yang kemudian disusul pil 13,22% sedangkan peserta
pria masih relatif rendah yaitu mencapai 2%. Kontrasepsi hormonal seperti suntik
memiliki daya kerja yang lama, tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi
tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya tinggi, artinya kembali kesuburan setelah
pamakain berlangsung cepat (fk unpad:1996). Namun setiap metode kontrasepsi tentu
mempunyai efek samping tersendiri metode hormonal seperti suntik ini umumnya
menpunyai efek samping yang berupa gangguan haid, perubahan berat badan, pusing
atau sakit kepala dan kenaikan tekanan darah (Hartanto, 2003).
Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya yaitu
peningkatan berat badan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Hipotesa
para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hypothalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih daripada biasanya. Untuk mendapatkan
gambaran nyata tentang kejadian peningkatan berat badan yang dialami kontrasepsi
suntik maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan (Hartanto, 2004).
Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme yang
paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam
kontrasepsi suntik yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas ronga-ronga kecamatan
gajah putih kabupaten Bener Meriah tahun 2014 didapat jumlah akseptor KB
sebanyak 219 orang degan jenis alat kontrasepsi pil,suntik,Akdr,implant,kondom,dan
yang menggunakan KB hormonal sebanyak 149 orang.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai “Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Sesudah menggunakan
KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener
Meriah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui berapa
besar pengaruh pengunaan KB hormonal terhadap peningkatan berat badan di
puskesmas ronga-ronga kecamatan Gajah putih Kabupaten Bener Meriah.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan berat
badan ibu menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Tahun
2014
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisis bagaimana berat badan ibu sebelum
menggunakan alat Kb hormonal.
2. Untuk menganalisis bagaimana berat badan ibu setelah
menggunakan alat KB Hormonal.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1.4.1 Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang analisis perbedaan berat badan ibu
sebelum dan sesudah menggunakan alat KB Hormonal.
1.4.2 Bagi Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan)
Menjadi bahan masukan dan sumber informasi mengenai perbedaan berat
badan sebelum dan sesudah menggunakan KB Hormonal.
1.4.3 Bagi peneliti lain
Untuk dijadikan data dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.4 Bagi akseptor KB Hormonal
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi akseptor KB Hormonal
sebagai sumber pengetahuan tentang perbedaan berat badan sebelum dan
sesudah menggunakan KB Hormonal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Keluarga Berencana
1. Pengertian KB
a. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO (Expert Committe), KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan
dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan oleh
pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran (Manuaba, 1998). KB
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk
pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai
makhluk seksual (Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003)
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk
mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak
melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.
Menurut Entjang (Ritonga, 2003)
7
Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga
yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 2004). Keluarga berencana menurut Unda-
ng-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Arum, 2008).
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk
mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).
Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu
usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan KB
a. Tujuan Umum
1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar
bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1) Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
2) Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat bermacam-macam metode
kontrasepsi yang dapat dipilih oleh masing-masing akseptor. Tetapi
metode kontrasepsi yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah
metode KB hormonal dan non hormonal (Hartanto, 2003).
2.1.2 Akseptor Keluarga Berencana (KB)
Akseptor keluarga berencana adalah pasangan usia subur yang sedang
menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi (BKKBN, 1995).
Macam-macam akseptor KB yaitu:
1. Akseptor KB baru
Akseptor KB baru adalah: pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami persalinan atau
keguguran.
2. Akseptor KB Aktif
Akseptor KB aktif adalah: peserta KB yang terus menggunakan alat
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
3. Akseptor KB ganti cara
Akseptor KB ganti cara adalah: peserta KB yang berganti pemakaian
dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi kehamilan. Untuk
menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara komunikasi,informasi dan
edukasi (KIE). Berdasarkan pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang masih
menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.
2.1.3 Pengertian Kontrasepsi Hormonal
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau
‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam
pelayanan kependudukan/KB.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas,
keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan
kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain
hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta
peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor
lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil
lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa
depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak
berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%
Kontrasepsi hormonal adalah upaya untuk mengontrol kehamilan
menggunakan hormon. Beberapa metode kontrasepsi hormonal yang
umum dilakukan di antaranya melalui pil KB, pil mini, implan, dan
suntikan. Hormon yang dilibatkan dalam jenis kontrasepsi ini adalah
estrogen, progesteron, serta gabungan keduanya (estrogen + progesteron =
progestin). (Hanafi, 2004).
Kontrasepsi non hormonal adalah metode KB yang dipergunakan
tanpa bantuan obat-obatan atau bantuan orang lain yang termasuk dalam
metode ini adalah kondom. AKDR, tubektomi, dan vasektomi.
(Manuaba.1999).
Mekanisme kerja KB hormonal:
a. Mekaniseme kinerja kontrasepsi hormonal
1) Primer
Mencegah opulasi dengan cara kerja kadar folikel
setimulating hormon dan Luteninzing hormon respons kelenjar
hypophyse terhadap gonadotrofin realizing hormon tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada
kelenjar hipopise. Penggunaan KB hormonal tidak menyebabkan
hiposestrogenik (Hartanto, 2003).
2) Sekunder
Sekunder mengentalkan lendir servic sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa membuat endormetrium menjadi
kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah dibuahi,
mempengaruhi transpor ovum didalam tuba falopi (Hartanto, 2003).
3) Komponen Progestron
a) Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis sehingga
pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat ovulasi.
b) Progesteron mengubang endometrium sehingga kapasitas
spermatozoa tidak berlangsung.
c) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus sperema.
d) Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.
e) Menghindari implantasi melalui perubahan struktur
endometrium.
2.1.4 Jenis-jenis Alat Kontrasepsi Hormonal
Suntik, Pil, Implant
1. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis
KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang
efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk
memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan
tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama
dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai
suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5
tahun.
a. Jenis KB suntik
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia
antara lain:
1) Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2) Suntikan /2 bulan : Noristerat
3) Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati,
2008).
b. Cara kerja KB suntik
1) Menghalangi ovulasi (masa subur)
2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
c. Efek Samping
1) Siklus haid kacau
2) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
4) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
5) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit
kepala, nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan
berkurangnya libido seksual.
d. Keuntungan KB Suntik Kerugian KB Suntik
1) Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan
dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali
2) Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti
memakai PIL KB)
3) Tidak mengganggu hubungan suami istri
4) Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif
5) Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas
maupun kualitas
6) Dapat dipakai segera setelah masa nifas
7) Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
8) Dapat dipakai segera setelah keguguran
9) Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan
e. Kerugian
1) Perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian
2) Perdarahan bercak, dapat lama
3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak
4) Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
5) Menaikkan Berat Badan
6) Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri
payudara, "moodiness" (perubahan mood/perasaan), jerawat,
kurangnya libido seksual, rambut rontok.
Contoh obat injeksi beserta dosisnya
1) Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3
bulan (12 minggu)
2) Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
3) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen
Sipionat diberikan setiap bulan.
2. Pil KB
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah
diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil
dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif
bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah
terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi
para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran
anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.
Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau
menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan
keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu
dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-
wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi
menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya
seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi,
ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah
kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik
lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin
menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan
hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan
yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.
a. Jenis-jenis Pil
1) Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen
dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja
kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif
bila diminum secara teratur.
2) Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama
14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari
pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya.
Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah
daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1
atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan
terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil
berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada
estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan
kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-
efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
3) Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga
mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah
lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga
menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang
menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau
kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran
kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan
migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi
(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
4) Pil gabungan atau kombinasi
3. Implant
a. Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas
sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit
lebih pendek dan pada batang korek api dan dalam setiap batang
mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya
kehamilan (BKKBN, 2006).
Jenis Implant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai
berikut :
1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira
40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36
mg levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg.
Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba (1998) adalah :
1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
Efektifitas Implant
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
1) Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam
lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral,
IUD dan metode barier.
2) Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun
ke 6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
3) Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk
5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan
dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6
%. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam
pelepasan hormonnya.
Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat
dilakukan pada :
1) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
2) Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
3) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang.
4) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5) Perempuan pasca persalinan.
6) Perempuan pasca keguguran.
7) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak
sterilisasi.
8) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
9) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant
adalah sebagai berikut :
1) Perempuan hamil atau diduga hamil.
2) Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyababnya.
3) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi.
4) Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
5) Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :
1) Keuntungan kontrasepsi yaitu
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
2) Keuntungan non kontrasepsi yaitu :
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kerugian
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant
adalah:
a) Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi
dan pengangkatan implant.
c) Lebih mahal.
d) Sering timbul perubahan pola haid.
e) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya
sendiri.
f) Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya
karena kurang mengenalnya.
g) Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
2.1.5 Pengertian Berat Badan
1. Pengertian Berat Badan
a. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting yang
digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik, disamping itu berat
badan digunakan sebagai ukuran perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan
mineral pada tulang.
b. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan
(Supariasa,2003) yaitu parameter yang baik, mudah terlihat perubahan
dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan
dan kesehatan.
2. Perubahan Berat Badan
a. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah
atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi
lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan dibagi
menjadi:
1) Berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan
lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya.
2) Berat badan menurun jika hasil penimbangan berat badan lebih
rendah dibandingkan berat badan sebelumnya.
3) Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan
maupun tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan
berat badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan
akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat
sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus.
Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh
akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon
progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit.
Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang
berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak (Mansjoer,
2003).
3. Efek Samping Metode Keluarga Berencana Suntik Terhadap
Perubahan Berat Badan
a. Menurut Hartanto (2003:150) salah satu efek samping dari metode
suntikan adalah adanya penambahan berat badan. Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang
dari satu kilogram sampai lima kilogram dalam tahun pertama.
Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi
karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan
tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA (Depot medroxy progesterone acetate)
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya.
b. Wanita yang menggunakan kontrasepsi Depot medroxy progesterone
acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik tiga bulan, rata-rata
mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram,
dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu
tiga tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
University of Texas Medical Branch (UTMB) (Mansjoer,2003).
Sedangkan pada kontrasepsi suntik bulanan efek samping terhadap berat
badan sangatlah ringan, umumnya pertambahan berat badan sedikit
(Hartanto, 2003).
c. Efek samping utama pemakaian DMPA adalah kenaikan berat badan.
Sebuah penelitian melaporkan peningkatan berat badan lebih dari 2,3
kilogram pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap
hingga mencapai 7,5 kilogram selama enam tahun. Sedangkan
pemakaian cyclofem berat badan meningkat rata-rata dua hingga tiga
kilogram tahu pertama pemakaian, dan terus bertambah selama tahun
kedua (Varney, 2007).
d. Pada dasarnya perubahan berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Secara umum faktor tersebut dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu
faktor intern dan faktor ekstern (Bindiknakes, 2001):
1) Faktor intern
a) Adalah faktor yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang
dan bersumber dari atau pada tubuh itu sendiri. Dalam hal ini
terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
(1) Usia.
Analoginya perkembangan berat badan akan sangat
baik pada umur tertentu dan akan sangat berkurang sejalan
dengan bertambahnya grafik umur kita.
(2) Kejiwaan.
Secara tidak langsung aspek kejiwaan (psikologis)
juga dominan dalam mempengaruhi kerja metabolisme di
dalam tubuh.
(3) Hereditas.
Kadang-kadang dapat terjadi di dalam suatu keluarga
timbulnya sifat dominasi dalam hal menurunkan bentuk fisik
keturunannya.
2) Faktor ekstern
a) Maksudnya adalah semua faktor yang dapat berpengaruh
terhadap perubahan berat badan secara langsung dan bersumber
dari luar tubuh.
(1) Makanan.
Aneka jenis makanan yang kita konsumsi sehari-hari
sangat berguna dalam proses pertumbuhan berat badan kita.
(2) Lingkungan fisik.
Gangguan lainnya secara langsung mempengaruhi
berat badan seseorang misalnya luka yang menyebabkan
perdarahan berat, kecelakaan yang menyebabkan rusak atau
terpotongnya salah satu anggota tubuh kita.
4. Efek samping utama bagi beberapa akseptor pemakai kontrasepsi
suntik adalah kenaikan berat badan.
Bukti menunjukkan kenaikan berat badan selama penggunaan
DMPA, hal ini karena dalam kontrasepsi suntik mengandung hormon
progesteron dan estrogen. Hormon estrogen merangsang pusat nafsu makan
yang ada di hipotalamus.
Dengan bertambahnya nafsu makan, karbohidrat yang dikonsumsi
dari makanan oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak, sehingga
terjadi penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah
2.1.6 Faktor-faktor lain yang terdiri dari:
1. Bakat gemukfaktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan.
pengaruhnyasendiri sebenarnya belum jelas, tetapi memang ada bukti yang
mendukungfakta bahwa keturunan merupakan faktor penguat terjadinya
kegemukan.
2. Enzim seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun
lemaktubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat
metabolisme inimenunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk enzim
seperti AdiposeTissue Lipoprotein Lipase yang lebih aktif. Enzim ini
memiliki suatu perananpenting dalam proses mempercepat penambahan
berat badan karena enzimini bertugas untuk mengontrol kecepatan
trigliserida dalam darah yangdipecah-pecah menjadi asam-asam lemak dan
disalurkan ke sel-sel tubuhuntuk disimpan
3. Hormon Pada wanita yang sedang mengalami masa menopouse, dapat
terjadipenurunan fungsi hormon tiroid. Kemampuan untuk menggunakan
energiakan berkurang dengan menurunnya fungsi hormon ini. Hal tersebut
terlihatdengan menurunnya metabolisme tubuh sehingga mengakibatkan
kenaikanberat badan. Seseorang yang tidak peka terhadap hormon insulin
ataumengalami peningkatan hormon insulinlah yang mengakibatkan
penimbunanlemak meningkat
4. Metabolisme Kecepatan metabolisme basal masing-masing orang tidak
sama. Ada orangyang memiliki metabolisme basal tinggi, namun ada pula
yang rendah. Orangyang mempunyai kecepatan metabolisme rendah
cenderung lebih mudahgemuk dibandingkan orang yang mempunyai
metabolisme cepat karenapada metabolisme yang rendah, energi yang
dikonsumsi lebih lambat untukdipecah menjadi glikogen sehingga akan
lebih banyak lemak yang disimpandalam tubuh.
5. Pengaruh Obat-obatan Ada beberapa obat yang merangsang “pusat lapar”
sehingga pasien akan meningkat nafsu makannya. Dalam keadaan
penyembuhan yang cukuplama, penggunaan obat ini akan menyebabkan
timbulnya obesitas. Selain itu,pil kontrasepsi dapat juga menyebabkan
kenaikan berat badan secaraperlahan-lahan pada wanita yang
menggunakannya.(Wirakusumah, 1994)
Peningkatan Berat Badan pada Pemakai Kontrasepsi
SuntikProgesteron dengan Kombinasi (Progesteron dan estrogen) Pertambahan
berat badan merupakan keluhan yang mengganggu bagiwanita pemakai
kontrasepsi hormonal, walaupun peningkatan tersebut tidaklah merata.
Sebagian penambahan berat badan disebabkan oleh retensI cairan,tetapi
umumnya karena meningkatnya asupan makanan, (Cuningham, 2006)
Kontrasepsi suntik mempunyai banyak efek samping, salah
satudiantaranya yaitu berat badan yang bertambah. Umumnya pertambahan
berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg
dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas,
tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi
cairantubuh. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendali nafsu
makan dihipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
daripadabiasanya, (Hartanto, 2003).
Efek estrogen terhadap peningkatan berat badan yaitu estrogen
menyebabkan peningkatan pengendapan lemak pada kelenjar mammae
dan jaringan subkutis, estrogen khususnya menyebabkan pengendapan lemak
nyata pada pantat dan paha, menyebabkan pelebaran panggul. Sedangkan
progesteron mempunyai efek merangsang pusat lapar di Ventromedial
hipothalamus (VMH) sehinga menyebabkan nafsu makan meningkat
dancenderung makan banyak/ melebihi kebutuhan tubuh dan beresiko
gemuk.(Guyton, 1995)
Menurut Hartanto 2003, dikatakan bahwa dari beberapa percobaan
laboratorium ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolisme
karbohidrat.Pada sistem kardio-vaskuler efek DMPA sangat sedikit, mungkin
ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolestrol.
2.2 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian atas definisi-definisi terkait dengan Biasa
lahan yang akan dijadikan sebagai tujuan dalam melakukan penelitian (Notoatmodjo,
2002), Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Teori
Sumber: (Hartanto, 2003)
Efek Samping
KB Hormonal
Perubahan berat badan
Ganguan haid
Sakit kepala
Rasa mual
2.3 Kerangka Konsep
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Konsep
Sebelum Menggunakan
KB Hormonal
Sesudah Menggunakan
KB Hormonal
Berat Badan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah komparasi, dua mean
dependen (paired sample) yaitu untuk menguji perbedaan mean antara 2 kelompok
data. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antar
variabel yang diteliti. (Hidayat, 2011)
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua akseptor KB
Hormonal yang ada di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih
Kabupaten Bener Meriah yaitu semua akseptor KB hormonal sejumlah 149
orang.
3.2.2 Sampel
Sampel Pada penelitian ini yang itu akseptor KB hormonal di
Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah.
Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Purposive,
yaitu sampel yang didapatkan secara kebetulan ada atau tersedia selama
peneltian berlangsung dengan rumus :
33
n : 2N(d)1
N
Keterangan :
n : Sampel
N : Jumlah Populasi
d : Perkiraan tingkat kesalahan (Siregar, 2010)
Dik :
n : 2N(d)1
N
n : 2(0.1)4911
149
n : (0.01)1491
149
n : 49.11
149
n : 49.2
149
n : 59.8
n : 60 jadi sampel yang diteliti adalah sebanyak 60 orang dari akseptor KB
harmonal
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah
Putih Kabupaten Bener Meriah.
3.3.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
s/d Agustus 2014, pengumpulan data 11 s/d 16 Agustus 2014.
3.4 Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu penentuan mengenai wujud variabel yang
akan dikaji dalam suatu penelitian. Untuk mengkaji hipotesis, peneliti perlu
menentukan atau memastikan variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian
ini. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan
instrumen alat ukur. Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional dalam
penelitian ini adalah :
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
1. Berat badan
sebelum
menggunakan
KB Hormonal
Berat badan ibu
pada waktu
ditimbang sebelum
menggunakan KB
Hormonal
Kartu KIA Lembar
checklist
Skala ukur
berat
badan
Ratio
2. Berat badan
seudah
menggunakan
KB Hormonal
Berat badan ibu
pada waktu
ditimbang sesudah
menggunakan KB
Hormonal
Kartu KIA
Lembar
checklist
Skala ukur
berat
badan
Ratio
Tabel 3.2 Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Alat
Kontrasepsi Hormonal.
3.5 Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah
menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah
Putih Kabupaten Bener Meriah.
Ha : Ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB
Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten
Bener Meriah.
3.6 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh secara langsung terhadap responden dengan cara menimbang
berat badan sebelum menggunakan KB Hormonal dan sesudah menggunakan KB
Hormonal.
Menurut (Notoatmodjo 2002) instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
digunakan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
lembar kuesioner sebagai instrumen penelitian yang meliputi pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
3.7 Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, data kemudian diolah dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Editing
Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul
yaitu dengan memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian setiap jawaban
dari daftar pertanyaan sebagai persiapan untuk entry data ke dalam tabulasi.
2. Coding
Setelah data diedit langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu
memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk
memudahkan klasifikasi data, menghindari terjadinya pencampuran data
yang bukan jenis dan kategorinya. Juga untuk memudahkan pada saat
analisis data dan dan proses entry dengan bantuan perangkat lunak
komputer.
3. Transferring
Yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden
pertama sehingga responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam label.
4. Tabulating
Adalah teknik menghitung data atau mencatat data yang telah terkumpul,
selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode distribusi frekuensi.
3.7.2 Jenis Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data skunder,
yaitu data yang diperoleh melihat kartu KIA.
3.7.3 Analisa Data
3.7.3.1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam penelitian ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2002),
Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat
mengetahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti. Dalam analisa
univariat ini digunakan rata-rata (mean) untuk menganalisa hasil rata-rata hitung dari
semua hasil pengamatan yang telah dilakukan, analisa ini digunakan karena
kemungkinan ditemukan adanya kesamaan pada hasil pengukuran/pengamatan,
sedangkan standar deviasi digunakan untuk memperoleh gambaran adanya hasil nilai
tengah secara berbeda. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Menurut Budiarto, 2002 : 37 untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel
penelitian. Menggunakan Rumus:
x100%n
FP
Dimana P = Prosentase
F = Ferkuensi
n = Jumlah responden
3.7.3.2 Analisa Bivariat
Setelah didapatkan data dengan univariat,selanjutnya dilakukan analisa
data dengan menggunakan analisa komparatif berkolerasi, dimana penelitian ini
dilakukan pada 2 variabel yang diduga berbeda serta pengujiannya menggunakan
uji-t, dimana teknik ini digunakan untuk membuktikan perbedaan antara 2
variabel karena sekala pengukuran 2 variabel tersebut adalah uji dua sampel
independen (Sugiyono, 2005). Adapun rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai
berikut:
T = nS_d/
d
D = Nilai devisiasi ( selisih angka sebelum dan sesudah )
Sd.d = Nilai standar deviasi
n = Jumlah data
Dengan df = n-1 = 0,05 nilai P pada tabel distribusi t, keputusan uji
statistik: - Ho ditolak (p value> - Ho ditolak)
- Ho gagal ditolak (p value < = Ho gagal ditolak ), (Notoatmodjo,2002).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Lokasi penelitian di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih
Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014. Luas Wilayah Kerja Puskesmas -Ronga
Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah 5642 KM, jumlah penduduk
6457 jiwa. Wilayah Kerja Puskesmas -Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten
Bener Meriah terdiri dari 23 desa. Adapun batas dari lokasi penelitian yaitu :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Timang Gajah
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gajah Putih
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gajah Putih
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pintu Rime Gayo
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11-16 Agustus 2014 terhadap
60 akseptor KB hormonal yang datang ke Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan
Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014. Hasil penelitian dapat
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
a. Perbedaan berat badan rata-rata akseptor KB sebelum dan sesudah
menggunakan kontrasepsi hormonal
Tabel 4.1
Perbedaan Berat Badan Rata-Rata Akseptor KB Sebelum Dan Sesudah
Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas
Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih
Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2014
Berat Badan Mean Standar
Deviasi
Standar Eror
Mean N
Sebelum menggunakan
kontasepsi hormonal 54,77 8,422 1,087 60
Sesudah menggunakan
kontrasepsi hormonal
kontasepsi
57,08 9,245 1,194 60
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa berat badan responden
rata-rata (mean) sebelum menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 54,77 Kg
dan berat badan rata-rata (mean) sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal
adalah 57,08 Kg yang berarti rentang antara sebelum dan sesudah menggunakan
KB hormonal adalah 2,32.
2. Analisa bivariat
a. Perbedaan berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan
kontrasepsi hormonal
Tabel 4.2
Perbedaan Berat Badan Akseptor KB Sebelum dan Sesudah Menggunakan
Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas
Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih
Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2014
Variabel Mean Std.
Dev df t
p
value N
Berat badan sebelum
menggunakan
kontrasespsi hormonal
2,32 3,50 0,45 -5,126 0,000 60
Berat badan sesudah
menggunakan
kontrasespsi hormonal
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa rata-rata berat badan
akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal adalah
2,32 dengan Standar Deviasi 3,50.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t di dapatkan nilai p value
0,000. Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan kontrasepsi hormonal.
C. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa rata-rata berat badan
akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal adalah
2,32 dengan Standar Deviasi 3,50.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t di dapatkan nilai p value
0,000. Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan kontrasepsi hormonal
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Mardianingsih (2010) dengan judul “Analisis Perbedaan Berat Badan
Sebelum dan Selama Menggunakan KB Suntik 3 Bulan di Bps Ny. Ismiati Desa
Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian
menunjukkan analisis data menggunakan Paired t Test didapatkan p value =
0,000<0,05, berarti ada perbedaan berat badan sebelum dan selama
menggunakan KB suntik 3 bulan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Universiti of Texas Medical Branch (UMBT), wanita yang menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan
sebanyak 5,5 kg dalam waktu 3 tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang
dilakukan melibabtkan 703 wanita PUS. Peneliti membandingkan penggunaan
DMPA memiliki resiko 2 kali lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya
untuk mengalami obesitas selama 3 tahun pemakaian.
Hal ini sesuai dengan teori Hartanto (2008) yang menyatakan kandungan
hormonal yang terdapat dalam kontrasepsi hormonal terutama hormon
progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,
sehingga lemak dibawah kulit bertambah dan menurunkan aktifitas fisik,
akibatnya pemakaian kontrasepsi hormonal terutama yang mengandung hormon
progesteron dapat menyebabkan berat badan bertambah.
Menurut asumsi peneliti penggunaan kontrasepsi hormonal dapat
menyebabkan perubahan berat badan terhadap peningkatan berat badan hal ini
disebabkan karena efek samping dari kontrasepsi tersebut terutama kontrasepsi
hormonal yang mengandung hormon progesteron mempunyai efek samping yang
dapat merangsang pusat pengendaliaan nafsu makan sehingga meningkat asupan
lemak dan berat badan jadi meningkat. Dalam hal ini perlu adanya penyuluhan
yang lebih mendalam dari petugas kesehatan guna untuk meningkatkan
pengetahuan akseptor KB tentang efek samping dari kontrasepsi hormonal
tersebut termasuk penanganan peningkatan berat badan serta selalu memberikan
KIE kepada akseptor KB tentang macam-macam KB serta efek sampingnya
sehingga akseptor dapat memakai alat kontrasepsi secara efektif. Peningkatan
berat badan pada pada akseptor merupakan masalah bagi akseptor KB hal ini
dapat ditangani dengan olah raga secara teratur dan diet.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
ada perbedaan berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan
kontrasepsi hormonal dimana nilai p value < nilai (0,000 < 0,05).
B. Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Ronga-Ronga
Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah terus meningkatkan
pelayanan kontrasepsi khususnya petugas KB dapat memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan tentang
pentingnya menggunakan alat kontrasepsi sebagai pencegah kehamilan yang
tidak diinginkan dan menjarangkan kehamilan. Selain itu diupayakan untuk
terus memberikan informasi secara langsung kepada PUS maupun WUS
tentang pentingnya menggunakan KB dengan membagikan leaflet ataupun
memasang poster-poster mengenai KB.
2. Bagi Aseptor KB
Diharapkan kepada akseptor KB untuk dapat memanfaatkan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang diberikan oleh petugas kesehatan dalam
menurunkan angka fertilitas dan menjarangkan kelahiran bayi salah satunya
adalah dengan menggunakan kontrasepsi hormonal tanpa harus khawatir
secara berlebihan terhadap efek samping yang dapat ditimbulkan dari alat
kontrasepsi hormonal tersebut.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan hasil penelitian ini dapat
menambah pengetahuan mahasiswi akbid tentang kontrasepsi dan menambah
referensi perpustakaan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meneliti lebih jauh tentang faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal
seperti gangguan haid, sakit kepala, perubahan sistem kardiovaskuler yang
diduga berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal. Sehingga
hasil penelitian dapat sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Hubungan Karakteristik Ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik di
Wilayah Kerja Puskesmas Menggala Kabupaten Tulang Bawang Provinsi
Lampung tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas
Malahayati.................... 2007.
Alwi, Hasan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)rEdisi Ketiga. Pusat
Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Jakarta. 2005.
Aminar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akseptor Ganti Cora dari Suntik ke Pil di
EPS Endang IP ........ ........... tahun 2007. Karya Tulis Ilmiah
Amatiria, G & Nurchairina. 2008. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Di
Lingkungan Akademi Kebidanan. Departemen Kesehatan PJ.........
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. PT.
Rineka Cipta.
Arikonto, 2005 prosedur penelitian dengan pendekatan praktek,Jakarta rineka Cipta.
Binadiknakes, 2001,elektromedik dan pengembangan edisi No 17 BKKBN
_____, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek; edisi revisi
Jakarta. PT. Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik, Statistik Kesejahteraan Rakyat
^Welfare Statitistics',
Jakarta. BPS. 2002.
BKKBN, Panduan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan
Hormonal. Jakarta. BKKBN. 1993.
______, Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. BKKBN. 1995.
____, Soal KB. Pria TidakBoleh Ketinggalan ....'.' http://pikas.bkkbn.go.id, 2007.
diperoleh tanggal 23 Januari 2007.
Eiska Pebri, Hubungan Lama Pemakaian KB pada Akseptor KB Suntik dengan Siklus
Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Unit Swadana Kotabumi II
Lampung Utara Tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat-
Universitas Malahayati.................... 2007.
Hartanto, 2002 ilmu kebidanan,penyakit kandungan & keluarga berencana , Jakarta
EGC.
Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta. Media
Notoatmodjo, Soekidjo, Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2005.
___ , Emu Kesehatan Masyarakat Prinsip-primip Dasar. Rineka Cipta.
Jakarta. 2003.
Mansjoer 2003, kapita selekta kedokteran jilid 2 edisi 3 ,Jakarta Fakultas kedokteran
Universitas indonesia.
Saifuddin, Abdul Bahri, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2003.
Soedigdo 2002, Dasar-dasar metodelogi Riset keperawatan ,Jakarta infomedika.
Varney. 2007 ,buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 .Jakarta : EGC
Wiknjosatro, Hanifa, Emu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Jakarta. 1992.
KUESIONER
PERBEDAAN BERAT BADAN DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB
HORMONAL DI PUSKESMAS RONGA-
RONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH KBUPATEN
BENER MERIAH TAHUN 2014
I. IDENTITAS
Hari/Tanggal Pengumpulan Data :
No. Responden :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
II. Petunjuk Pengisian
A. Isilah Kotak Dibawah ini denga ukuran yang sesuai dengan berat
badan anda.
1. BERAT BADAN IBU SEBELUM MENGGUNAKAN KB
HORMONAL DAN NON HORMONAL
No Pertanyaan
Jeni KB
yang
digunakan
Lama
Mengguakan
KB
Berat
Badan
a. Berat badan sebelum
menggunakan KB Hormonal
dan non hormonal.
b. Berapakah berat badan ibu
sebelum menggunakan KB
non hormonal
2. BERAT BADAN IBU SESUDAH MENGGUNAKAN KB
HORMONAL DAN NON HORMONAL
No Pertanyaan
Jeni KB
yang
digunakan
Lama
Mengguakan
KB
Berat
Badan
a. Berapakah berat badan ibu
sesudah menggunakan KB
hormonal
b. Berapakah berat badan ibu
sesudah menggunakan KB
non hormonal
KUESIONER
PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN
KB HORMONAL DI PUSKESMAS RONGA-
RONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH
KBUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2014
III. IDENTITAS
Hari/Tanggal Pengumpulan Data :
No. Responden :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
IV. Petunjuk Pengisian
B. Isilah Kotak Dibawah ini denga ukuran yang sesuai dengan berat
badan anda.
1. BERAT BADAN IBU SEBELUM MENGGUNAKAN KB
HORMONAL DAN NON HORMONAL
No Pertanyaan
Jeni KB
yang
digunakan
Lama
Mengguakan
KB
Berat
Badan
c. Berat badan sebelum
menggunakan KB
Hormonal dan non
hormonal.
d. Berapakah berat badan
ibu sebelum
menggunakan KB non
hormonal
1. BERAT BADAN IBU SESUDAH MENGGUNAKAN KB
HORMONAL DAN NON HORMONAL
No Pertanyaan
Jeni KB
yang
digunakan
Lama
Mengguakan
KB
Berat
Badan
c. Berapakah berat badan
ibu sesudah
menggunakan KB
hormonal
d. Berapakah berat badan
ibu sesudah
menggunakan KB non
hormonal