Download - Skripsi Ninda Pak Joko
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia selalu membutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup setiap manusia sangat beragam, setiap manusia akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dikehendahi baik kebutuhan primer,
sekunder maupun tersier. Untuk mewujudkan hal tersebut setiap orang harus
mengerjakan sesuatu yang dapat memperoleh pendapatan, diantaranya adalah
dengan kegiatan industri kecil.
Pembangunan industri ditujukan untuk memperkuat perekonomian
nasional, memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha,
menunjang pembangunan daerah-daerah dan memanfaatkan sumber daya energi
serta sumber daya manusia.
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi, dari bahan
baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah besar,
sehingga barang-barang itu bisa diperoleh dengan harga satuan yang serendah
mungkin, tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin (Sandy,1985: 148).
Pembangunan industri yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan
nasional dan kesejahteraan penduduk harus sejalan dengan pemecahan masalah-
masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang
lebih gawat. Oleh karena itu, potensi berbagai daerah dengan segala masalah
yang ada pada daerah yang bersangkutan harus di integrasikan sebagai suatu
upaya untuk menyejahterakan masyarakat dan daerah yang bersangkutan
(Sumaatmaja, 1981: 183).
Industri kecil merupakan bidang usaha yang terus berkembang dan
dikembangkan terutama oleh para pengusaha golongan ekonomi lemah. Oleh
karena itu, industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menopang
perekonomian masyarakat. Bahkan pada keadaan krisis moneter yang
berkepanjangan di Indonesia, industri kecil mampu bertahan. Keunggulan
industri kecil untuk dapat bertahan terletak pada hubungan yang erat dengan
pelanggan, karyawan dan pensuplai serta adanya sifat yang fleksibel dan cepat
merespon perubahan kondisi pasar.
Selain itu, industri kecil mampu memenuhi selera para langganan melalui
kekhususan penyajian barang, kualitas dan jasa. Industri kecil juga memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk menekuni berbagai jenis aktivitas kerja dan
kesempatan mengembangkan kemampuan secara maksimal. Keunggulan-
keunggulan inilah yang semakin mendorong pemerintah untuk selalu
memperhatikan keberadaan industri kecil, sehingga diharapkan akan semakin
meningkatkan industri nasional di Indonesia.
Industri kecil sabagai suatu komunitas masyarakat, barangkali harus
diperhitungakan sebagai kekuatan strategis yang mendukung pengembangan
kekuatan masyarakat, baik dalam kekuatan material maupun kekuatan moral,
sebagai kekuatan material kelompok industri adalah pemberi kontribusi besar
terhadap keuangan pemda (penyumbang PAD) sekaligus didalamnya bernaung
masyarakat kecil (pekerja) rata-rata pengrajin berlindung 10 – 100 tenaga kerja,
sebagai kekuatan moral adalah memberikan kekuatan bergaining posision
terhadap berbagai pihak yang memiliki kompetensi.
Kabupaten Tulungagung sebagian besar wilayah geografisnya adalah
pertanian sekitar 60 %, tetapi disamping sabagai daerah agraris, Tulungagung
juga dikenal sebagai kawasan industri kecil, dimana ada beberapa titik kawasan
industri yang cukup dikenal oleh masyarakat nasional, bahkan industri memiliki
kotribusi yang cukup besar dalam menunjang PAD tulungagung. (BPS, 2009:
10).
Tingkat pendidikan seseorang dapat menggambarkan besarnya pengaruh
sikap dan perilaku dalam perkembangan pribadi secara utuh dan partipasinya
dalam mengerjakan aktivitas. Pendidikan merupakan salah satu kekuatan sosial
yang ikut dibentuk dan membentuk masa depan manusia dengan sendirinya,
sehingga pendidikan ikut berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan
industri kecil konveksi
Peran industri kecil dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan
penyerapan tenaga kerja untuk mendorong pembangunan suatu wilayah, salah
satu cara yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah pendapatan yang
rendah dan pengangguran adalah pengembangan industri kecil. Tulungagung
merupakan salah satu daerah yang ada di Jawa Timur dimana industry kecil
berkembang khususnya konveksi pakaian.
Industri kecil konveksi banyak dilakukan oleh penduduk Masyarakat
Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung karena mayoritas
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Industri kecil konveksi
mempunyai peranan yang besar dalam membantu kehidupan ekonomi pelaku
usaha, karena mereka dapat memanfaatkan waktu luang selain bercocok tanam
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Salah satu cara pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran adalah
pengembangan industry kecil. Industri kecil konveksi banyak dilakukan oleh
penduduk kelurahan Botoran Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung
karena mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Industri
kecil konveksi mempunyai peranan yang besar dalam membantu kehidupan
ekonomi pelaku usaha, karena mereka dapat memanfaatkan waktu luang selain
bercocok tanam sehingga dapat menambah penghasilan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh keberadan industri konveksi terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan Botoran, Kecamatan Tungagung,
Kabupaten Tulungagung?
2. Apakah industri konveksi dapat menpengaruhi jumlah pengangguran
kelurahan Botoran, Kecamatan Tungagung, Kabupaten Tulungagung?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh keberadan industri konveksi terhadap
kondisi sosial masyarakat
2. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan industri konveksi terhadap
jumlah pengangguran yang ada di Kecamatan Tulungagung
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khasanah pengetahuan
dan memperluas wawasan tentang industri kecil, khususnya industri
kecil konveksi.
2. Manfaat praktis
a) Bagi penulis Menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan di
daam mempraktekkan disiplin ilmu yang diperoleh dari bangku
kuliah.
b) Bagi pengusaha indistri kecil
Sebagai bahan masukan / pertimbangan agar lebih bisa berkembang
dan bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja, supaya angka
penganguran bisa berkurang.
c) Bagi pihak lain
Sebagai informasi yang memberikan gambaran serta sebagai
referensi tambahan bagi yang membutuhkan.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan untuk memberikan batasan
permasalahan yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan yang dikehendaki. Ruang lingkup penelitian ini
mencangkup variabel-variabel yang diteliti, populasi dan lokasi penelitian.
Variabel dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu industry konveksi,
Sosial Ekonomi dan kesejahteran masyarakat sebagai faktor terikat. Populasi
dalam penelitian ini adalah para pekerja konveksi yang ada di Desa Botoran .
Sedangkan lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Botoran , Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan agar tidak terjadi pemaknaan ganda.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Industry Konveksi, yang dimaksud industry konveksi adalah mengolah barang
mentah seperti kain menjadi pakaiaan jadi yang siap pakai
2. Pengangguran yang dimaksud dari kata pengangguran disisni merupakan
orang yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap/tidak memiliki pekerjaan.
G. Jabaran Variabel
No Variabel Sub Variabel Indikator Instrumen Sumberdata Analisis
1 Industry
konveksi
a. Tenaga
kerja
b. Pendapatan
-Jumlah
tenaga kerja
-Besar
-kecil
kuisioner Responden
pemilik
industri
konveksi
persentase
2 Kondisi sosial a. Tingkat
pendidikan
b. Ststus
sosial
-Formal
-Non Formal
-Bekerja
-Tidak
bekerja
kuisioner Wawancara
dengan
masyarakat
persentase
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Industri
Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan
merubah bahan dasar dan atau barang yang kurang nilainya manjadi barang yang
lebih tinggi nilainya. Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang
melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu industri
(BPS, 2002: 8).
Industri juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk memproduksi
barang jadi, bahan baku atau barang mentah melalui proses penggarapan dalam
jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah
mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sandy, 1985:148).
Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan
perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmaja, 1981: 179)
Dari definisi diatas maka dapat diperoleh pengertian industri adalah suatu
kegiatan produksi yang menggunakan bahan-bahan tertentu sebagai bahan baku
untuk diproses menjadi hasil lain yang lebih berdaya guna bagi masyarakat. Biro
pusat statistik Semarang memberikan batasan tentang industri rumah tangga yaitu
perusahaan industri pengolahan yang menggunakan atau mempunyai tenaga
kerja sebanyak 1– 4 orang (BPS, 2002: 56).
B. Penggolongan Industri
Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam kelompok.
Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4
golongan,yaitu: 1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau
lebih, 2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang, 3)
Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang, 4) Industri rumah
tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1–4 orang (BPS, 2002: 96).
Berdasarkan penggolongan diatas maka industri konveksi termasuk kedalam
golongan industri rumah tangga karena jumlah tenaga kerja yang digunakan
biasanya antara satu sampai empat orang. Industri berdasarkan skala produksi
dan tingkat teknologi yang digunakan dapat dikelompokan menjadi empat yaitu;
kelompok industri besar, kelompok industri menengah, kelompok industri kecil
dan industri rumah tangga. (BPS, 2002: 96).
Menurut eksistensinya industri rumah tangga dibedakan menjadi tiga
kelompok, diantaranya yaitu: industri lokal, industri sentra, dan industri mandiri.
(Sandy,1985: 148).
1. Industri lokal adalah kelompok industri yang menggantungkan kelangsungan
hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas dan relative tersebar di satu
lokasi saja. Skala industri sangat kecil dan mencerminkan pola industri yang
bersiifat sub bagian.
2. Industri sentra adalah industri bersakala kecil dengan membentuk kelompok
atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang
menghasilkan barang sejenis. Target pemasaran umumnya menjangkau pasar
yang lebih luas dari industri lokal, sehingga peranan perantara menonjol.
3. Industri mandiri adalah jenis industri yang masih memiliki sifat-sifat industri
rumah tangga tetapi telah memberi sarana yang canggih. Pemasaran hasil
produksinya tidak tergantung pada pedagang perantara.
C. Industri Konveksi
Pengertian industri rumah tangga Konveksi merupakan industri yang
memanfaatkan kain sebagai bahan baku utama. Industri Konveksi merupakan
industri rumah tangga karena mempunyai tenaga kerja 1 – 4 orang. (BPS, 2002:
96). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Industri Konveksi yaitu suatu
proses produksi yang di dalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang
berupa kain menjadi bentuk pakaian jadi , sehingga lebih berdaya guna.
Berdasarkan tuntutan jaman yang penuh dengan pembangunan, Dan masalah
yang dihadapi industri rumah tangga Konveksi adalah masalah modal yang kecil
dan sulitnya melakukan pemasaran keluar kota. Dengan adanya permasalahan
mengenai modal yang dialami oleh perajin, maka dapat disimpulkan bahwa
industri rumah tangga Konveksi ini dapat berlangsung bila ada kesinambungan
antara modal, bahan baku, dan tenaga kerja.
1. Modal
Modal sebagai penggerak usaha digunakan untuk pembelian alat-alat
dan pembayaran tenaga kerja. Sedangkan bahan baku sebagai bahan yang
akan diolah untuk proses produksi.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam
kegiatan industri diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan dan ketrampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara
potensial dapat menghasilkan barang dan jasa atau bagian dari penduduk yang
termasuk golongan tingkat usia 10-64 tahun. (Zaki Baridwan.2005).
3. Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva
suatu badan usaha / pelunasan hutangnya (atau kombinasi
keduanya) selama satu periode yang berasal dari
penyerahan/pembuatan barang, penyerahan jasa / dari
pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama
badan usaha” (Zaki Baridwan.2005:30).
D. Daya Serap Tenaga Kerja
Di negara berkembang atau membangun, masalah pengangguran selalu ada.
Makin banyak proyek yang dibangun dapat menyerap tenaga kerja setempat akan
makin besar dampak positifnya, sekalipun harus mengadakan pendidikan khusus.
Daya serap tenaga kerja adalah kemampuan suatu unit usaha dalam menyerap
tenaga kerja.
Daya serap tenaga kerja adalah kemampuan suatu badan/lembaga dalam
menampung dan mempekerjakan sejumlah tenaga kerja didalamnya. Berdasarkan
pengertian di atas daya serap tenaga kerja pada industri konveksi adalah
kemampuan industri konveksi dalam menyerap tenaga kerja. (Sumaatmaja, 1981).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Pada prinsipnya penelitian kualitatif adalah suatu prosedur untuk dapat
menghasilkan sejumlah deskripsi tentang apa yang akan ditulis dan diucapkan
oleh orang yang menjadi sasaran penelitian serta deskripsi mengenai perilaku
mereka yang diamati.
Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan, mendeskripsikan,
menyelidiki dan memahami secara menyeluruh terhadap peristiwa gejala-gejala
yang diteliti dengan situasi yang alami dan wajar. Melalui pemikiran induktif,
penelitian ini menekankan pada pentingnya data-data yang langsung diperoleh
dari lapangan. Peneliti berusaha memahami masyarakat atau obyek yang
menjadi kajian dalam penelitian dengan sudut pandang dari masyarakat itu
sehingga pandangan subjektif peneliti dikesampingkan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan digeneralisasikan
sebagai sampel penelitian. Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda,
hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwaperistiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
(Rachman, 1993:63).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua industri konveksi
kelurahan Botoran Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 280 rumah
industri.
2. Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dianggap mewakili dan
mencerminkan keadaan populasi (Hadi, 1991:70). Penetapan besar kecilnya
sampel tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu
ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil. Suatu hal yang harus
diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi
(Rachman, 1993: 66).
Penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi
diambil sebagai sampel, dalam hal ini adalah industri konveksi kelurahan
Botoran Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 80 rumah industri
C. Teknik Pangumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap, Dalam penelitian ini digunakan
4 macam metode pengumpulan data, Metode-metode tersebut diantaranya:
1. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam
penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui lokasi
industri konveksi kelurahan Botoran Kabupaten Tulungagung.
2. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen
atau catatan dan data yang sesuai dengan kepentingan penelitian. Dalam
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahaui keadaan
umum kelurahan botoran melalui data monografi desa.
3. Metode kuesioner
Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan
variabel. Dalam penelitian ini kuesioner di gunakan untuk mendapatkan
data primer tentang identitas responden, lokasi industri, dan tenaga kerja
industri konveksi kelurahan Botoran Kabupaten Tulungagung.
4. Metode wawancara
Metode ini untuk mencari informasi secara lisan dengan melakukan
tanya jawab dengan responden mengenai keadaan industri konveksi
kelurahan Botoran Kabupaten Tulungagung.
D. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif persentase dan metode analisis tabel.
1. Persebaran lokasi industri, metode analisis data yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan bantuan peta.
2. Daya serap tenaga kerja, metode analisis data yang digunakan adalah
metode deskriptif dengan bantuan tabel.
3. Sumbangan pendapatan keluarga, metode analisis data yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan bantuan tabel.
4. Jumlah pengangguran, metode analisis data yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan bantuan peta dan tabel.