resume pak joko
TRANSCRIPT
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 1/21
TUGAS RESUME
“PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM PENGELOLAAN SUMBER
DAYA ALAM TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN SUMBER DAYA
(PRIVAT, PUBLIC RESOURCES DAN OPEN ACCESS)”
Oleh
Nama : Vinda Kusuma Anggraeni
NIM : H0810119
Kelas : Agribisnis D
TUGAS MATA KULIAH
EKONOMI SUMBER DAYA PERTANIAN
Dr.Ir.Joko Sutrisno, MP
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS PERTANIAN
2012
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 2/21
RESUME
PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM PENGELOLAAN SUMBER
DAYA ALAM TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN SUMBER DAYA
(PRIVAT, PUBLIC RESOURCES DAN OPEN ACCESS)
A. Barang Publik
Kegagalan pasar juga dapat bersumber dari keberadaan barang publik
(public goods). Barang publik merupakan barang yang bebas dikonsumsi
(nonrival in consumption). Pemanfaatan barang atau jasa tersebut oleh
seseorang sama sekali tidak mengurangi kesempatan bagi orang lain untuk
turut menikmatinya, sebagai contoh jika seseorang menonton televisi, tidak
akan mengganggu kesempatan orang lain untuk turut menikmatinya dalam
waktu yang bersamaan. Tetapi ada pula barang publik yang eksklusif yang
hanya dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat, misalnya televisi kabel yang
hanya mereka yang membayar yang mendapat pelayanan. Namun secara
umum, siaran televisi merupakan barang publik yang bebas dinikmati siapa
saja. Barang publik yang noneksklusif antara lain seperti pertahanan nasional
suatu negara. Semua warga negara, baik yang membayar pajak maupun tidak,
dapat menikmatinya dengan bebas.
Barang publik yang noneksklusif seringkali menimbulkan masalah
penumpang gelap (free-rider problem), yaitu adanya sebagian orang yang tidak
bersedia berpartisipasi dalam pengadaan barang publik tersebut, misalnya
membayar pajak karena mereka berpendapat bahwa berpartisipasi atau tidak,
barang-barang publik tersebut pasti tersedia. Pada dasarnya, pengenaan pajak
yang dilakukan pemerintah merupakan wahana untuk mengajak semua anggota
masyarakat berpartisipasi dalam pengadaan barang-barang publik. Meskipun
cara ini tidak sepenuhnya mengatasi masalah tersebut karena individu tidak
memiliki insentif untuk mengungkapkan preferensi atau permintaan mereka
atas barang-barang publik secara tepat. Karena sebagian besar barang publik
dapat dinikmati oleh banyak orang dalam waktu bersamaan, permintaan
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 3/21
agregat atas barang publik dapat diperoleh dengan menjumlahkan secara
vertikal kurva-kurva permintaan setiap orang yang mengkonsumsi barang
publik tersebut.
Karakteristik Barang Publik
Suatu barang disebut tidak mempunyai tandingan (nonrival) dalam
konsumsi ketika konsumsi A atas barang ini tidak bercampur-baur dengan
konsumsi B atas barang tersebut. Hal ini berarti bahwa manfaat barang ini
adalah kolektif yang diberikan kepada setiap orang. Pertahanan nasional
misalnya, memberikan manfaat untuk semua masyarakat. Sebaliknya,
barang publik memiliki tandingan (rival) dalam konsumsi. Suatu barang
terkadang dapat menghasilkan manfaat kolektif dan masih merupakan rival
dalam konsumsi. Hal ini terjadi karena adanya kesesakan, misalnya suatu
taman atau lapangan dapat mengakomodasi banyak orang pada saat yang
sama, yang menghasilkan manfaat kolektif untuk setiap orang. Akan tetapi,
ketika terlalu banyak orang yang bersesakan di hari yang panas, mereka
akan mulai saling mencampuri kesenangan.
Sebagian besar barang publik juga tidak dapat dikendalikan
(nonexcludable). Begitu barang diproduksi, orang tidak dapat dikecualikan
dengan alasan apa pun dari menikmati manfaatnya. Begitu sistem
pertahanan nasional dibangun, sistem itu akan melindungi setiap orang.
Dalam mekanisme pasar bebas (privat), produsen akan memperoduksi
barang jika konsumen membutuhkan barang tersebut. Pertukaran barang ini
menuntut adanya penggunaan sumber daya yang efisien karena produsen
mengharapkan laba. Dari segi akuntansi, produsen harus mampu
menghitung harga pokok atau harga satuan produksi untuk dapat
menentukan harga jual yang memberikan untung.
Terdapat dua sifat barang publik, yaitu nonexcludability dan
nonrivalness in consumption. Nonexcludability berarti bahwa barang
tersebut dapat dinikmati oleh semua orang tanpa mengorbankan kenikmatan
orang lain, sedangkan nonrivalness in consumption berarti bahwa dalam
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 4/21
menggunakan barang tersebut orang tidak perlu bersaing untuk
mendapatkannya.
Dapat dinikmati oleh semua orang mengandung arti bahwa tidak
seorang pun yang dapat dikecualikan dari pemanfaatan barang publik.
Manfaat barang publik menyebar ke seluruh masyarakat dan tidak dapat
dipilih-pilih, terlepas dari apakah individu menginginkannya atau tidak.
Selain itu, karena sifatnya yang tidak ada persaingan dalam konsumsi, satu
orang dapat meningkatkan kepuasannya terhadap barang publik tanpa
mengurangi kepuasan orang lain. Dengan kata lain, biaya marginal dari
setiap tambahan konsumsi adalah nol.
Terdapat kelompok konsumen yang mau menikmati barang publik
tetapi tidak bersedia membayar, yang disebut dengan free rider (penumpang
gratis). Brown dan Jackson (1990) mendefinisikan istilah free rider sebagai
seseorang yang berharap bahwa ia dapat menikmati manfaat dari barang
publik kolektif tanpa membayarnya.
Penyediaan Barang Publik Oleh Publik
Semua masyarakat baik dulu maupun sekarang harus menghadapi
masalah penyediaan barang publik. Ketika anggota masyarakat bersatu padu
membentuk suatu pemerintah, mereka melakukan hal tersebut untuk
memberi mereka barang dan jasa yang tidak akan tersedia jika mereka
bertindak secara terpisah. Seperti halnya dengan barang dan jasa, suatu
badan hukum atau sistem keadilan dibuat dengan tenaga kerja, modal dan
input lain. Undang-undang dan pengadilan menghasilkan manfaat sosial dan
harus didirikan serta dikelola oleh beberapa jenis upaya kolektif dan
kooperatif.
Salah satu masalah langsung dari penyediaan barang publik adalah
bahwa hal tersebut sering menyebabkan ketidakpuasan publik. Sebagian
alasan ketidakpuasan berada pada sifat barang yang disediakan oleh
pemerintah. Perusahaan yang memproduksi atau menjual barang pribadi
membukukan harga, kita dapat memilih membeli barang dengan segala
kuantitas yang kita inginkan atau kita dapat pergi tanpa membawa apa saja.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 5/21
Tidak masuk akal jika marah pada toko sepatu misalnya, karena tidak ada
siapa pun yang memaksa kita untuk berbelanja di sana.
Penyediaan Optimal Untuk Barang Publik
Pada awal tahun 1950an, ekonom Paul Samuelson menunjukkan
bahwa ada tingkat output yang optimal atau yang paling efisien untuk setiap
barang publik.
Paul Samuelson berpendapat bahwa begitu kita mengetahui berapa
banyak yang bersedia dibayar oleh masyarakat untuk barang publik, kita
hanya perlu membandingkan jumlah itu pada biaya produksinya. Misalnya
pada kurva yang menjiplak pada kurva permintaan A dan B, dan kurva
permintaan total untuk barang publik. Selama masyarakat (dalam hal ini A
dan B) bersedia membayar lebih daripada biaya marjinal produksi, barang
itu seharusnya diproduksi. Jika A bersedia membayar $6 per unit barang
publik dan B bersedia membayar $3 per unit, maka masyarakat bersedia
membayar $9.
Dengan kurva MC, tingkat output efisien adalah pada X1 unit. Jika
pada tingkat itu A dikenai ongkos $6 per unit dari X yang diproduksi dan B
dikenai ongkos $3 per unit X, setiap orang seharusnya senang. Sumber daya
ditarik dari produksi barang dan jasa lain hingga tingkat di mana masyarakat
menginginkan barang publik dan bersedia membayar untuk itu, maka kita
telah sampai pada tingkat optimal penyediaan barang publik (optimal level
of provision for public goods).
Akan tetapi, salah satu masalah penting muncul. Untuk memproduksi
jumlah optimal tiap barang publik, pemerintah harus mengetahui sesuatu
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 6/21
yang mungkin tidak dapat diketahuinya atau preferensi setiap orang. Karena
pengecualian adalah mustahil, tidak ada yang dapat memaksa rumah tangga
untuk mengungkapkan preferensi mereka. Jika kita menanyai rumah tangga
secara langsung tentang kesediaan mereka untuk membayar, kita akan
membuat masalah.
Bagaimana masyarakat memutuskan barng publik mana yang akan
disediakan? Kita mengasumsikan bahwa anggota mayarakat menginginkan
barang publik tertentu. Produsen swasta di pasar tidak mendapatkan laba
dengan memproduksi barang ini dan pemerintah tidak dapat mendapatkan
informasi yang cukup untuk mengukur permintaan masyarakat secara
akurat. Tidak ada dua masyarakat yang menghadapi dilema seperti ini
dengan cara yang sama. Di beberapa negara, diktator hanya membuat
keputusan untuk rakyatnya. Di tempat lain, dewan perwakilan berbicara
untuk preferensi rakyatnya. Masih di tempat lain lagi, rakyat mengambil
suara langsung. Tidak ada solusi yang sukses dengan sempurna.
Penyediaan Lokal Untuk Barang Publik
Pada tahun 1956, ekonom Charles Tiebout mengemukakan bahwa jika
pemerintah lokal bertanggung jawab menyediakan barang publik,
mekanisme pilihan pasar yang efisien mungkin terjadi. Perhatikanlah
sekelompok kota yang identik, kecuali dalam hal perlindungan polisi. Kota-
kota yang memilih untuk membelanjakan banyak uang pada sektor polisi
cenderung memiliki tingkat kejahatan lebih rendah. Tingkat kejahatan lebih
rendah akan menarik rumah tangga yang tidak berani menanggung resiko
dan bersedia membayar pajak yang lebih tinggi untuk resiko menjadi korban
kejahatan yang lebih rendah. Orang yang bersedia menanggung resiko lebih
besar mungkin memilih untuk tinggal di kota yang mengenakan pajak
perlindungan polisi rendah tetapi kejahatan tinggi.
Menurut hipotesis Tiebout, bauran barang publik yang efisien
diproduksi ketika harga lokal (dalam bentuk pajak atau biaya perumahan
yang lebih tinggi) dapat mencerminkan preferensi konsumen tepat seperti
yang mereka lakukan di pasar barang swasta. Yang berbeda di dunia
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 7/21
Tiebout adalah bahwa orang menggunakan hak konsumennya tidak dengan
“membeli’ kombinasi barang yang berbeda di pasar, melainkan dengan
“tidak memilih lagi barang- barang tersebut” (memilih serangkaian barang
publik dan tingkat pajak yang diproduksi oleh kota yang berbeda dan
berpartisipasi di pemerintah lokal).
B. Eksternalitas dan Kegagalan Pasar
Eksternalitas
Just et al. (2004) mendefinisikan eksternalitas sebagai kasus ketika
tindakan satu pelaku ekonomi berdampak pada utilitas atau fungsi produksi
pelaku ekonomi lainnya, tanpa pihak lain tersebut ikut andil dalam
pengambilan keputusan atas tindakan tersebut. Stiglitz (2000)
mendefinisikan eksternalitas sebagai kerugian (atau manfaat) yang dialami
suatu individu atau perusahaan akibat kegiatan yang dilakukan oleh individu
atau perusahaan lain, namun individu atau perusahaan yang menderita
kerugian (atau memperoleh manfaat) tidak dibayar (atau tidak membayar)
atas dampak yang mereka rasakan. Sementara itu, Pyndick (2005)
mendefinisikan eksternalitas sebagai tindakan produsen atau konsumen
yang mempengaruhi (menimbulkan efek terhadap) konsumen atau produsen
lain, tetapi tidak diperhitungkan dalam pembentukan harga.
Berdasarkan ketiga konsep tersebut, secara umum terdapat tiga hal
yang menjadi ciri ekternalitas, antara lain:
1. Ada pelaku ekonomi yang secara riil terkena dampak aktivitas pelaku
lainnya.
2. Pihak yang terkena dampak, baik dampak negatif maupun positif tidak
ikut menentukan, atau mengambil keputusan, tentang aktivitas yang akan
berdampak pada dirinya tersebut.
3. Tidak ada aliran kompensasi yang menyertai dampak tersebut, baik
berupa pemberian ganti rugi bila dampaknya negatif atau pembayaran
kompensasi bila dampaknya positif.
Eksternalitas merupakan sebuah bentuk kegagalan pasar. Secara
umum, eksternalitas negatif timbul ketika produsen atau konsumen
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 8/21
menyebabkan timbulnya biaya bagi orang lain, namun tidak bisa dibebani
biaya tersebut. Eksternalitas positif timbul ketika produsen atau konsumen
menciptakan manfaat bagi orang lain, namun mereka tidak mungkin
memperoleh kompensasi atas manfaat yang diciptakannya. Eksternalitas
lingkungan memenuhi kriteria atau pengertian umum untuk disebut sebagai
kegagalan pasar eksternal. Eksternalitas lingkungan merupakan hal penting
berkenaan dengan penggunaan sumberdaya fisik, terutama tanah dan air
utntuk pertanian.
Sebuah contoh eksternalitas negatif adalah penggunaan pestisida pada
usahatani padi di lahan beririgrasi. Pestisida digunakan pada tanaman padi
yang pada masa tertentu harus digenangi air. Sisa-sisa bahan kimia dari
pestisida tersebut tetap berada dalam air ketika air tersebut dibuang. Orang
lain yang berlokasi di bagian hilir, kemudian menggunakan air tersebut
untuk minum, irigrasi, usaha peternakan atau beternak ikan di kolam. Para
pengguna air yang telah tercemar tersebut akan menanggung biaya bila air
tersebut berakibat buruk bagi kesehatan, baik bagi manusia maupun bagi
produksi hewan peliharaan. Namun orang-orang yang terkena dampak
negatif dari eksternalitas ini tidak mungkin menagih beban biaya kepada
penggunaan pestisida di bagian hulu yang telah mencemari air. Dalam hal
ini, pasar telah gagal memasukkan biaya eksternalitas negatif dari pestisida
pada biaya produksi padi para petani di bagian hulu. Sehubungan dengan
hal tersebut, diperlukan peranan pemerintah untuk melakukan intervensi
guna memperbaiki eksternalitas negatif tersebut.
Dalam hubungannya dengan pasar komoditas, eksternalitas dapat
dibagi menjadi eksternalitas yang berkenaan dengan teknologi
(technological externality) dan eksternalitas yang berkenaan dengan uang
(pecuniary externality). Eksternalitas yang berkenan dengan teknologi
adalah eksternalitas yang tidak bisa ditangkap oleh pasar bebas. Dengan
demikian, pasar bebas yang terkena eksternalitas positif maupun negatif
akan mengalami kondisi alokasi sunber daya yang tidak optimal karena nilai
sumber daya tidak mencakup seluruh nilai yang seharusnya. Dengan kata
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 9/21
lain, eksternalitas menyebabkan pasar bebas menjadi tidak efisien dan
selanjutnya gagal memaksimalkan surplus totalnya. In-efisiensi ekonomi
yang diciptakan oleh eksternalitas negatif ditunjukkan oleh tingkat
keseimbangan produksi barang (penyebab eksternalitas negatif) yang lebih
besar daripada jika biaya eksternalitas diperhitungkan sebagai bagian dari
biaya produksi barang tersebut. Eksternalitas yang berkenaan dengan uang
merupakan eksternalitas yang tidak menyebabkan pasar bebas tidak efisien.
Dengan kata lain, sumber daya tetap teralokasi pada tingkat optimumnya.
Kegagalan Pasar
Pasar bebas atau pasar persaingan sempurna secara definisi
merupakan pasar yang tercipta jika memenuhi syarat, yaitu terdapat banyak
perusahaan yang berkompetisi di pasar dan masing-masing perusahaan
hanya berperan sebagai price taker , adanya homogenitas produk yang
dihasilkan masing-masing perusahaan dan adanya kebebasan perusahaan
untuk masuk dan keluar dari pasar. Beberapa kelebihannya, antara lain
kemampuan untuk menggunakan faktor produksi secara efisien, kegiatan
ekonomi dalam pasar diatur dan diselaraskan secara efisien, pertumbuhan
ekonomi yang tercipta merupakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta
adanya kebebasan pelaku ekonomi memilih bidang usahanya. Namun dalam
suatu perekonomian terdapat kondisi-kondisi yang menyebabkan efisiensi
pasar tidak dapat terpenuhi. Penyebab hal tersebut terjadi adalah antara lain
1) kegagalan dalam bersaing, 2) keberadaan barang publik, 3) incomplete
market , 4) imperfect information, 5) pengangguran dan gangguan
makroekonomi lainnya, dan 6) keberadaan eksternalitas. Ketika terdapat
salah satu di antara keenam kondisi tersebut, maka akan terjadi kegagalan
pasar.
Mengoreksi pasar bebas yang tidak efisien karena adanya eksternalitas
(atau menginternalisasi eksternalitas) dapat dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat. Pada kondisi tertentu, persoalan eksternalitas dapat
ditanggulangi sendiri oleh masyarakat tanpa melibatkan pemerintah. Cara
paling sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengatasi
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 10/21
eksternalitas atau menginternalisasi eksternalitas adalah dengan membentuk
suatu unit ekonomi yang akan mendorong setiap anggotanya untuk
menanggung biaya (memperoleh manfaat) dari eksternalitas negatif (positif)
yang terjadi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
tawar-menawar antara kedua belah pihak, yaitu pihak yang menimbulkan
dan pihak yang terkena dampak.
Meskipun terdapat jalan bagi masyarakat untuk menginternalisasi
eksternalitas negatif yang terjadi, namun dalam kenyataannya masyarakat
sulit untuk melakukannya karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Adanya tindakan free rider dalam perilaku masyarakat. Banyak
eksternalitas
2. Adanya imperfect information (informasi yang tidak sempurna) tentang
seberapa besar nilai kompensasi yang dibutuhkan untuk mengatasi
eksternalitas.
3. Adanya biaya transaksi yang terkait dengan upaya mengatasi
eksternalitas melalui proses peradilan.
4. Adanya persoalan yang terkait dengan pelaksanaan internalisasi
eksternalitas, yaitu berupa ketidakpastian output yang dihasilkan dan
perbedaan akses.
Terdapat dua solusi umum dalam sektor publik untuk persoalan
eksternaliats, yaitu regulasi langsung atas perintah dan kontrol (command-
and-control) dan solusi berdasarkan mekanisme harga atau mekanisme
pasar (marked-based solution). Kebijakan regulasi langsung dilakukan
dengan cara membuat peraturan yang melarang atau memerintahkan secara
langsung perilaku tertentu kepada mereka yang menyebabkan eksternalitas
negatif.
Permasalahan Pemerintah dalam Perekonomian Mikro
Untuk mengatasi dampak kegagalan pasar seperti kekakuan harga,
monopoli dan eksternalitas yang merugikan, peranan pemerintah sangat
diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan dalam bentuk campur tangan
secara langsung maupun tidak langsung.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 11/21
1. Campur tangan pemerintah secara langsung
a. Penetapan harga minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk
produk dasar pertanian. Misalnya harga pasar gabah kering dianggap
terlalu rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan tidak ada tengkulak
yang membeli produk tersebut di luar harga yang telah ditetapkan
pemerintah. Jika para harga tersebut tidak ada yang membeli,
pemerintah membelinya melalui Badan Urusan Logistik (BULOG)
untuk mendistribusikan kepada pasar. Namun, mekanisme penetapan
harga seperti ini sering mendorong munculnya praktek pasar gelap,
yaitu pasar dalam pembentukan harganya di luar harga minimum yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Titik E menunjukkan harga pasar yang terbentuk dalam
permintaan dan penawaran pasar, yaitu pada tingkat harga P dan
kuantitas Q. Setelah pemerintah melakukan campur tangan harga
untuk melindungi produsen melalui ketetapan harga minimum, maka
akan terjadi perubahan dalam keseimbangan pasar ketika tingkat harga
menjadi P1 sehingga permintaan berkurang menjadi Q1 dan penawaran
bertambah menjadi Q1. Akibat kebijakan tersebut, ada sejumlah
barang yang tidak dibeli oleh konsumen sebesar daerah Q1 sampai Q2.
Untuk mengantisipasinya, produsen kemudian menurunkan harga
barangnya di bawah ketetapan pemerintah sehingga harga kembali
bergerak ke titik E. Daerag EFG merukan pasar gelap (black market).
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 12/21
b. Penetapan harga maksimum (celling price)
Penetapan harga maksimum atau harga eceran tertinggi yang
dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Hal ini
dilakukan pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi di luar
batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan
menetapkan harga di atas harga maksimum tersebut.
Titik E menunjukkan harga pasar yang terbentuk dalam
permintaan dan penawaran pasar, yaitu pada tingkat harga P dan
kuantitas Q. Setelah pemerintah melakukan campur tangan untuk
melindungi konsumen melalui ketetapan harga maksimum, maka akan
terjadi perubahan dalam keseimbangan pasar ketika tingkat harga
menjadi P1 sehingga permintaan bertambah menjadi Q1 dan
penawaran berkurang menjadi Q2. Akibat kebijakan tersebut, ada
sebagian konsumen yang tidak memperoleh barang sebesar Q1 sampai
Q2. Untuk mengantisipasinya, konsumen kemudian berani membeli
harga barang di atas ketetapan pemerintah sehingga harga kembalibergerak ke titik E. Daerah EFG merupakan pasar gelap (black
market).
2. Campur tangan pemerintah secara tidak langsung
a. Penetapan pajak penjualan
Kebijakan penetapan pajak penjualan dilakukan pemerintah
dengan cara mengenalkan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai
komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri,
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 13/21
pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk impor
barang. Dengan demikian, konsumen akan membeli produk dalam
negeri yang harganya lebih murah.
Titik E merupakan keseimbangan pasar sebelum pajak dengan
harga sebesar P dan jumlah sebesar Q. Titik E1 adalah keseimbangan
pasar setelah pajak dengan tingkat harga sebesar P1 dan jumlah
permintaan pasar sebesar Q1. Dari kurva tersebut terlihat bahwa
penetapan pajak akan mempengaruhi keseimbangan pasar. Semakin
tinggi pajak, semakin tinggi harga barang, semakin berkurang jumlah
permintaan.
b. Pemberian subsidi penjualan
Pemerintah dapat melakukan campur tangan dalam
pembentukan harga pasar, yaitu melalui pemberian subsidi penjualan.
Subsidi penjualan biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok atau kepada
perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi
agar mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan
tersebut ditempuh pemerintah dalam rangka pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen, sekaligus untuk menekan
laju inflasi.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 14/21
Kurva tersebut menunjukkan bahwa titik E merupakan
keseimbangan awal dengan harga pasae sebesar P dan jumlah sebesar
Q. Untuk mengembangkan produksi dalam negeri, pemerintahmemberikan sunbsidi yang mengakibatkan turunnya harga-harga
sehingga penawaran bertambah dari Q menjadi Q1 dan terbentuk
keseimbangan baru di titik E1.
Permasalahan Pemerintah dalam Perekonomian Makro
Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro,
seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang memerlukan
campur tangan pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam
lingkup ekonomi makro yang juga memerlukan kebijakan pemerintah. Di
negara-negara sedang berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah
besar pembangunan ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan
kemiskinan, kesenjangan ekonomi dan pengangguran yang terus meningkat.
Permasalah ekonomi Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak
hanya sebatas hal tersebut. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan
terhadap impor dan utang luar negeri juga merupakan masalah pemerintah
dalam bidang ekonomi.
C. Hak dan Rezim Kepemilikan
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Alam Bersama
Berdasarkan skala waktu pembentukan, sumber daya alam dapat
diklasifikasikan menjadi:
1. Kelompok stock, yaitu sumber daya alam yang dianggap memiliki
cadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan sumber daya
alam, dengan kata lain tidak dapat diperbaharui (non renewable).
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 15/21
2. Kelompok flows, yaitu jumlah fisik dari sumber daya alam berubah
sepanjang waktu, artinya berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa
mempengaruhi keterbatasan sumber daya alam masa datang. Dengan kata
lain, sumber daya ini dapat diperbaharui (renewable) dan untuk
regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang
tidak.
Sumber daya alam dapat juga diklasifikasikan menurut jenis
penggunaan akhir, antara lain:
1. Sumber daya alam material, yaitu sumber daya alam yang dimanfaatkan
sebagai bagian dari komoditas, misalnya biji besi menjadi besi menjadi
komponen lainnya. Sumber daya alam ini dibagi menjadi material
metalik dan non metalik.
2. Sumber daya alam energi, yaitu sumber daya alam yang digunakan untuk
menggerakkan energi melalui proses transformasi panas atau energi.
Masalah yang timbul sehubungan dengan sumber daya alam milik
umum adalah adanya pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa milik
semua orang itu berarti bukan milik siapa-siapa dan berarti pula milik setiap
orang. Pemikiran bahwa sumber daya alam itu dipelihara selagi masih
dalam keadaan baik dan mengapa harus menghemat penggunaan sumber
daya alam, sedangkan orang lain menghabiskannya. Pernyataan tersebut
cenderung menyebabkan penggunaan sumber daya alam secara berlebihan
atau cenderung menghabiskan sumber daya alam secara cepat, bahkan dapat
menghancurkan cadangan sumber-sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi persoalan itu
dengan berbagai cara agar pemanfaatan sumber daya milik bersama tidak
berlebihan. Ada dua syarat yang mencirikan sumber daya alam milik umum,
yaitu:
1. Tidak terbatasnya cara-cara pengambilan.
2. Terdapat interaksi di antara para pemakai sumber daya itu sehingga
terjadi saling berebut satu sama lain dan terjadi eksternalitas dalam biaya
yang sifatnya ekonomis.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 16/21
Beberapa sumber daya alam milik bersama yang penting adalah
sebagai berikut:
1. Air dan udara bersih
2. Cadangan minyak bawah tanah
3. Jalan raya
4. Ikan, ikan paus dan satwa liar lainnya
Sumber daya alam milik bersama sama halnya dengan barang publik,
yaitu tidak dapat dikendalikan. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa
saja yang ingin memanfaatkannya dan secara cuma-cuma atau tidak
membayar. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama
memiliki sifar bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang akan mengurangi
peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Keberadaan
sumber daya milik bersama ini menimbulkan suatu persoalan baru yang
diandaikan melalui pengandaian klasik yang disebut Tragedi Barang Umum
(Tragedy of the Commons).
Beberapa contoh dari adanya Tragedi Barang Umum (Tragedi of the
Commons) antara lain:
1. Jika seseorang yang tinggal di hulu sungai membuang sampah di aliran
sungai dengan asumsi pribadi hanya ia yang melakukannya, tentunya
tidak akan berefek negatif dengan sungai tersebut. Sampah tersebut bisa
dibawa ke hilir bahkan membusuk sebelum tiba. Celakanya semua orang
yang tinggal di bantaran sungai berpikir hal yang sama. Akibatnya
sampah menumpuk di hilir. Pada waktu hujan, terjadi peningkatan debit
air sehingga menimbulkan banjir.
2. Para penggembala diberi kebebasan untuk menggembalakan ternaknya di
lahan yang dianggap umum bagi masyarakat desa tanpa ada aturan
tentang kuantitas ternak dan berapa banyak rumput yang diambil.
Beberapa penggembala berpikir untuk meningkatkan keuntungan mereka
dengan menambah jumlah ternaknya. Namun, pemikiran tersebut tanpa
disadari diikuti oleh rekan-rekan lainnya. Lahan tersebut akhirnya habis
karena terjadi peningkatan jumlah ternak tanpa diimbangi luas lahan.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 17/21
Pandangan saperti ini awalnya terasa menguntungkan bagi kelompok-
kelompok yang memakai banyak sumber daya alam. Namun pada akhirnya
ketersediaan sumber daya alam akan habis yang berakibat pada manusia
lain, baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Tragedi of the
Commons terjadi karena adanya praktek-praktek ilegal dari kalangan
tertentu. Tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh instansi pemerintah
dan penegak hukum. Mungkin saja praktek tersebut tidak disadari dengan
alasan awal untuk memajukan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, serta
perluasan lapangan pekerjaan namun muaranya pada kerusakan lingkungan
dan kehancuran sumber daya.
Fungsi pemerintah sebagai organisasi yang memiliki kekuasaan
membuat dan menjalankan hukum demi tertibnya masyarakat terkadang
dianggap sebagai ancaman bagi berbagai pihak. Namun, tidak bisa
dipungkiri ada ulah-ulah nakal dari oknum pemerintah yang melakukan
deviasi terhadap kebijakan hingga menimbulkan keresahan di kalangan
masyarakat.
Anggapan bahwa hutan adalah milik bersama merupakan pemikiran
yang baik sepanjang tidak menimbulkan kerusakan. Masyarakat di sekitar
kawasan hutan tentunya berusaha menjaga sumber penghidupan mereka
agar terus diambil manfaat dan kegunaannya. Sebaliknya perlu
mendapatkan perhatian khusus adalah oknum-oknum dari luar wilayah
tersebut yang datang mengambil keuntungan dari hutan.
Common yang diungkapkan Garret diarahkan pada situasi yang
negatif untuk menggugah pemikiran kita bersama agar lebih peduli terhadap
lingkungan sekitar. Kepemilikan bersama bukan berarti kita bebas
mengambil semaunya, memperluas wilayah karena merasa mampu untuk
membelinya. Perlu disadari dengan bersikap arif terhadap sesama manusia
merupakan kunci keberhasilan menjaga lingkungan. Sebab, kelestarian
sumber daya bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Tetapi
masing-masing individu dapat berperan demi keberlangsungan kehidupan
pada generasi berikutnya.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 18/21
Hak Kepemilikan Sumber Daya Alam
Masalah hak kepemilikan (property rights) menjadi hal pokok untuk
berhasilnya efisiensi alokasi sumber daya dan bekerjanya pasar. Kegagalan
dalam menentukan dengan jelas hak kepemilikan juga akan menimbulkan
eksternalitas, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya
alam. Jika hak kepemilikan atas sumber daya tidak dimiliki oleh seseorang
atau sekelompok orang, tidak ada hak yang sah yang memungkinkan
mereka melarang pihak lain untuk mengkonsumsi sumber daya. Sumber
daya alam sering dikategorikan sebagai free of gift dimana hak kepemilikan
sering menjadi problematik.
Hak kepemilikan (property rights) merupakan klaim yang sah (secure
claim) terhadap sumber daya ataupun jasa yang dihasilkan dari sumber daya
tersebut. Hak kepemilikan juga dapat diartikan sebagai suatu gugus
karakteristik yang memberikan kekuasaan kepada pemilik hak (Hartwick
dan Olewiler, 1998). Karakteristik tersebut menyangkut ketersediaan
manfaat, kemampuan untuk membagi atau mentransfer hak, derajat
eksklusivitas dari hak dan durasi penegakan hak (Perman et al., 1996).
Meski hak kepemilikan menyangkut klaim yang sah, hak tersebut tidak
bersifat mutlak. Hak kepemilikan sering dibatasi oleh dua hal, yaitu hak
orang lain dan ketidaklengkapan (incompleteness). Bisa saja kita tidak
berhak melakukan penambangan mineral di pekarangan rumah kita, namun
pihak lain dapat melakukannya. Ketidaklengkapan hak kepemilikan
disebabkan oleh mahalnya biaya pemberlakuan (enforcement). Jika hutan
ditebang oleh penebangan ilegal, hak negara atas hutan dibatasi oleh
mahalnya mengawasi hutan tersebut dan melakukan penegakan hukum atas
tindakan ilegal tersebut. Sehingga antara sumber daya (resources) dan rezim
kepemilikan terhadap sumber daya tersebut harus dibedakan dengan jelas.
Satu sumber daya bisa saja mempunyai berbagai hak kepemilikan.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 19/21
Hakh
Hak kepemilikan terhadap sumber daya alam umumnya terdiri dari:
1. State property dimana klaim kepemilikan berada di tangan pemerintah.
2. Private property dimana klaim kepemilikan berada pada individu atau
kelompok usaha (korporasi).
3. Common property atau Communal property dimana individu atau
kelompok memiliki klaim atas sumber daya yang dikelola bersama.
Suatu sumber daya alam bisa saja tidak memiliki klaim yang sah
sehingga tidak bisa dikatakan memiliki hak kepemilikan, yang sering
disebut sebagai open access. Adanya tipe akses yang berbeda, yaitu akses
terbuka (open access) dan akses terbatas (limited access), maka secara
umum ada empat kemungkinan kombinasi antara hak kepemilikan dan
akses, antara lain sebagai berikut:
1. Tipe pertama adalah tipe di mana hak kepemilikan berada pada komunal
atau negara dengan akses yang terbatas. Tipe kombinasi ini
memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lestari.
2. Tipe kedua adalah di mana sumber daya dimiliki secara individu (privat)
dengan akses yang terbatas. Pada tipe ini karakteristik hak kepemilikan
terdefinisikan dengan jelas dan pemanfaatan yang berlebihan bisa
dihindari.
Hak
Pemilikan
Komunal
Negara
Individu
( rivat
Terbuka
(open access)
Terbatas
(limited access)
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 20/21
3. Tipe ketiga adalah kombinasi antara hak kepemilikan komunal dan akses
yang terbuka. Tipe inilah yang dalam perspektif Hardin (1968) akan
melahirkan “the tragedy of the common”. Tragedi terjadi karena apa
yang dihasilkan dari sumber daya dalam jangka panjang tidak lagi
sebanding dengan apa yang dimanfaatkan oleh pengguna.
4. Tipe keempat adalah kombinasi yang sebenarnya jarang terjadi di mana
sumber daya dimiliki secara individu, namun akses dibiarkan terbuka.
Pengelolaan sumber daya ini tidak akan bertahan lama karena rentan
terhadap intrusi dan pemanfaatan yang tidak sah sehingga sumber daya
akan cepat terkuras habis.
5/16/2018 Resume Pak Joko - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/resume-pak-joko 21/21
DAFTAR PUSTAKA
Almustofa. 2012. Kepemilikan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Alam
Umum. http://www.ilmupengetahuan.net/kepemilikan-sdm-umum/ . Diakses
pada tanggal 14 April 2012 pukul 17.37 WIB.
Anonim. 2012. Ruang Lingkup Sumber Daya Alam.
http://megabrilianingrum.blogspot.com/2011/10/ruang-lingkup-sumber-daya-
alam.html. Diakses pada tanggal 14 April 2012 pukul 16.50 WIB.
Arifin, I. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. PT Setia Purna Inves. Bandung.
Aziz, I.J dan L. M. Napitupulu. 2010. Pembangunan Berkelanjutan: Peran dan
Kontribusi Emil Salim. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta.
Case, K.E dan R.C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Delapan. Erlangga.
Jakarta.
Fauzi, A. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Mankiw, N. G. 2003. Pengantar Ekonomi Jilid Dua. Erlangga. Jakarta.
Pearson, S., C. Gotsch dan S. Bahri. 2005. Aplikasi Policy Analysisi Matrix pada
Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Rai, I. G. A. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik . Salemba Empat. Jakarta.
Sanjaya, I. 2012. Tragedi of the Commons.
http://radarlampung.co.id/read/opini/44992-tragedy-of-the-common. Diakses
pada tanggal 14 April 2012 pukul 18.07 WIB.
Salvatore, D. 2007. Mikroekonomi Edisi Empat . Erlangga. Jakarta.