Download - Skripsi Eka Setyawati.pdf
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
EKA SETYAWATI
NIM: 208082000002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama : Eka Setyawati
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Tempat/tanggal lahir : Jakarta/ 07 September 1990
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Pangkalan Rt 008/04 No. 16 Pondok
Ranggon Kec. Cipayung Jakarta Timur
13860
6. Telepon : 085695057805/021-8456670
7. E-mail : [email protected]
II. Data Pendidikan Formal
1. 1995 - 1996 : TK Fisabilillah
2. 1996 - 2002 : SDN 01 Pagi Pondok Ranggon
3. 2002- 2005 : SMP Negeri 230 Jakarta
4. 2005 - 2008 : SMA Bina Dharma Jakarta
5. 2008 - 2013 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta (Pajak).
vii
FACTORS AFFECTING THE WILLINGNESS TO PAY TAX INDIVIDUAL TAX
PAYERS ARE DOING INDEPENDENT
ABSTRACT
Eka Setyawati
This studyaimed to analyze the effect of paying taxes awareness, knowledge of tax
laws, a good perception of the taxation system, and the quality of service to the
willingness to pay taxes individual tax payers who do the work free. Sample of 100
respondents was selected by convenience sampling technique in the District of Ciputat
Timur. Data obtained by distributing questionnaires. Analysis of the data using linear
regression and determine the hypothesis used t test and f test.
The results showed that awareness of paying taxes with a beta value of 0.235,
knowledge of tax laws with a beta value of 0.217, the perception of a good tax system
with a beta value of 0.339, and the quality of the service with a beta value of 0.431 and a
significant positive effection the willingness to pay taxes individual tax payers who do the
work free.Variables that have the most significant effect on the willingness to pay taxes
an individual tax payer who performs is the quality of service. With most of the beta value
among the other independent variables of (0.431).
Keywords : Paying tax awareness, Knowledge of tax regulation, a good perception of
the taxation system, Quality of service and Willingness to pay taxes.
viii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN
PEKERJAAN BEBAS
ABSTRAK
Eka Setyawati
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesadaran membayar pajak,
pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, dan
kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas. Sampel terpilih sebanyak 100 responden dengan teknik
convenience sampling di Kecamatan Ciputat Timur. Data diperoleh dengan membagikan
kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, dan untuk menentukan
hipotesis digunakan uji t, dan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak dengan nilai beta
sebesar 0.235, pengetahuan peraturan perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.217,
persepsi yang baik atas sistem perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.339, dan kualitas
pelayanan dengan nilai beta sebesar 0.431 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas.Variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas adalah
kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara variable independen
lainnya sebesar (0.431).
Kata Kunci : Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Persepsi
yang baik atas Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Kemauan
untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
Pekerjaan Bebas.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Shalawat beserta salam semoga
terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana
(S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap
menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Terimakasih kepada Bapak dan Mamah tercinta yang selalu memberikan
limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya
untuk penulis. Saudara-saudara yang “cetarrrr membahana”, terimakasih Teh
Citi, A Misnan, DeAi, A’alip dan keponakanku Shabara atas kisah yang
mengharu biru dan kepada segenap keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materiil kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan.
x
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat,
dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingan dan
konsultasi yang telah diberikan selama ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Mas Heri, Mas Azis, Mba Ani
dan Mpo Heni yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta yang setia membantu peneliti,
Citra yang selalu menginspirasi, Irna yang selalu memotivasi, Alifah yang
selalu menyemangati, Afni dan Sallytha yang memberi pelajaran hidup kepada
peneliti untuk lebih mendewasakan diri. Sahabat terbaik terimakasih atas
bantuan dan do’anya.
9. Teman-teman seperjuangan satu angkatan 2008 khususnya Akuntansi A, Tika,
Putri, Mba Ani, Samsiyah, Aya, Iis, Anjani, Anggi, Irma, Silvi, Kiki, Mila,
Nike, TehLusi, Ka Dina, Maulana, Helmi, Sandy, Fazlun, Nawang, Fauzan,
Muchsin, Rizki yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah.
10. Teman-teman di luar sana yang telah memberi pengalaman berharga kepada
peneliti, Dimas, Linda, Yuri, Novita, Iing, Kak Andi, Kak Dimas, Mas Andri,
Kiki, Encis. Terimakasih atas perhatian, doa dan bantuannya
11. Terimakasih Mas Taufik dan keluarga atas perhatian, semangat, doa dan kasih
sayangnya, setia dan sabar menunggu penulis hingga merampungkan skripsi
ini.
12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu, terimakasih banyak
telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
xi
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Jakarta, Mei 2013
Eka Setyawati
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13
A. Kajian Teori .................................................................................... 13
1. Definisi Pajak .............................................................................. 13
2. Kemauan Membayar Pajak .......................................................... 20
2.1 Kesadaran Membayar Pajak ................................................. 22
2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan ....................................... 25
2.3 Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan ........ 27
2.4 Kualitas Pelayanan ............................................................... 30
xiii
3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas ... 33
B. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................... 36
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ..................................................... 41
1. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................... 41
2. Kerangka Pemikiran ................................................................... 47
D. Hipotesis .......................................................................................... 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 49
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 49
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 51
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 52
1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 52
2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 52
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 54
4. Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 56
5. Uji Hipotesis ............................................................................... 58
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ................................ 61
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 69
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong ...................................... 69
2. Wilayah Kerja ............................................................................. 70
3. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 72
4. Karakteristik Responden ............................................................. 72
B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 74
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 75
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................... 77
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 83
4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 88
5. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 92
xiv
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 103
A. Kesimpulan ................................................................................... 103
B. Implikasi ........................................................................................ 105
C. Keterbatasan dan Saran .................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109
LAMPIRAN ....................................................................................................... 113
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu ...................................................... 36
3.1 Pengukuran Terhadap Variabel Independen.................................... 65
3.2 Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 66
4.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong ............................................. 70
4.2 Distribusi Kuesioner Penelitian ...................................................... 72
4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 73
4.4 Data Responden Berdasarkan Usia................................................. 73
4.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 74
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 76
4.7 Hasil Uji Validitas Kesadaran Membayar Pajak ............................. 78
4.8 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Peraturan Perpajakan ................... 79
4.9 Hasil Uji Validitas Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem
Perpajakan ....................................................................................... 80
4.10 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan .......................................... 80
4.11 Hasil Uji Validitas Kemauan Membayar Pajak .............................. 81
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Data .............................................................. 82
4.13 Hasil Uji Mulitikolonieritas ............................................................ 85
4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................. 88
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 91
4.16 Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 93
4.17 Hasil Uji Statitik F .......................................................................... 95
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 47
4.1 Hasil Uji Normalitas Data (P – P Plot) ......................................... 84
4.2 Hasil Uji Heteroskedestisitas ........................................................ 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner ....................................................................................... 113
2 Data Mentah Kuesioner.................................................................. 121
3 Hasil Olahan Data Penelitian ........................................................ 141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai
sumber penerimaan merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih ketika
sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan.
Penerimaan dari sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas,
suatu saat akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak,
sumber penerimaan ini mempunyai umur yang tidak terbatas, terlebih dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk. Peranan penerimaan perpajakan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara
nominal maupun presentase terhadap seluruh pendapatan negara. Hal ini
diiringi dengan meningkatnya APBN dari tahun ke tahun. Ini memberikan tugas
kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk senantiasa melakukan usaha
untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak (Widayati dan Nurlis, 2010).
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri
dari sektor pajak dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara
menyeluruh pada tahun 1983, yaitu melalui perubahan sistem pemungutan
Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Official
2
Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak, sedangkan Self Assessment System yaitu suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Resmi, 2007).
Agenda aksi Direktorat Jenderal Pajak berupa usaha ekstensifikasi dan
intensifikasi pajak, dimana usaha ekstensifikasi dilakukan dengan menggali atau
memperluas objek pajak baru melalui perubahan perundang-undangan.
Sedangkan usaha intensifikasi ditempuh melalui perbaikan kualitas
pengumpulan dilapangan tanpa harus merubah undang-undang yang berlaku.
Usaha intensifikasi lebih murah dan efisien daripada usaha ekstensifikasi. Masih
banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual.
Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan
pengusaha saja tetapi juga terjadi pada pekerja professional, sedangkan
perkembangan usaha kecil dan menengah sangat dinamis yang barang kali jauh
meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi wajib pajak
(berupa Nomor Pokok Wajib Pajak) agar melaksanakan kewajiban
perpajakannya sudah dipasang terutama bagi usaha kecil menengah masih lepas
dari jeratan pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Pemungutan pajak bukan pekerjaan yang mudah disamping peran aktif
dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib pajak itu sendiri.
Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang penting.
3
Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak antara lain asas perpajakan
yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat
dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah
tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak
(Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Sangatlah relevan bila menempatkan kesadaran dalam membayar pajak
dari para wajib pajak bukan hanya sekedar sebagai wacana, tetapi lebih dari itu,
kita seharusnya juga memandang kesadaran dalam membayar pajak sebagai
objek sorotan secara objektif. Perlakuan tersebut memang tidak berarti akan
menempatkan wajib pajak dipihak yang lebih baik, tetapi harus diakui secara
jujur bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pajak
dikarenakan masih sangat minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat
mengenai pajak (Pardi, 2011). Selain itu, wajib pajak juga masih
mempersepsikan pajak itu sebagai pungutan wajib bukan sebagai wujud peran
serta mereka karena mereka merasa belum melihat dampak nyata pajak bagi
negara dan masyarakat, apalagi ditambah persepsi mereka terhadap aparat
pajak. Selama ini persepsi wajib pajak terhadap aparat pajak cenderung negatif,
terlihat pada pelayanan pada wajib pajak, apalagi disaat terjadi penelitian dan
pemeriksaan pajak banyak yang berpendapat bahwa aparat pajakpun yang
berkuasa. Kualitas dan profesionalisme aparat pajak telah menjadi pertanyaan
besar (Supriyati dan Hidayati, 2008).
4
Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi negara. Pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Kiswanto, 2008). Secara garis besar
instansi-instansi pemerintah biasanya dikembangkan untuk dua hal. Pertama
untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan,
pengadministrasian, dan pengawasan yang berkaitan dengan kewajiban-
kewajiban kenegaraan; dan kedua, untuk memberikan pelayanan umum.
Pelanggan memilih untuk meminta pelayanan dari instansi pemerintah, antara
lain karena motif-motif yang berkaitan dengan keharusan melaksanakan
kewajiban kepada negara hanya melalui instansi pemerintah tertentu saja,
misalnya pelayanan untuk pembayaran pajak (Sartika dan Rini 2010).
Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam
undang-undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan
untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian,
diharapkan agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib
pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi
perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Arum, 2012). Tetapi dilapangan
dapat terjadi seorang wajib pajak yang berskala besar dapat melakukan
kesepakatan dengan oknum petugas pajak untuk melakukan pengurangan
jumlah nominasi pajak sang wajib pajak. Pihak yang diuntungkan adalah wajib
5
pajak dan oknum petugas pajak, sedangkan pihak yang paling dirugikan adalah
pihak pemerintah. Semua ini bersumber dari kurangnya kesadaran tentang
perpajakan baik dari pihak wajib pajak dan petugas pajak (Widayati dan Nurlis,
2010).
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati (2011), melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak
dengan menggunakan sampel terpilih sebanyak 94 responden dengan teknik
convinien random sampling di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara
yang melaporkan SPT 2009. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner.
Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa
sikap wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak berpengaruh dan
signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap
pengetahuan peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan
tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, persepsi efektifitas
sistem perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak,
dan untuk kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar
pajak. Secara keseluruhan model tersebut fit.
Penelitian dari Atiqah dan Verisca Dena Fitria (2010), tentang pengaruh
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat pemeberitahuan (SPT).
Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi yang berada di
6
wilayah Jakarta Selatan.Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilakukan
muali tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2010. Peneliti mengambil
sampel sebanyak 4 KPP dari keseluruhan KPP yang berada di Jakarta Selatan.
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 kuesioner dan jumlah kuesioner
yang kembali adalah sebanyak 80 kuesioner atau 80%, sehingga yang dapat
dioleh berjumlah 80 kuesioner. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah
variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Penelitian ini menjelaskan semakin
besar pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran
maka akan semakin besar kepatuhan wajib pajak yang akan meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara yang dapat memberikan kesejahteraan rakyat. Variabel yang paling
dominan adalah variabel kesadaran wajib pajak.
Penelitian lain oleh Tatiana Ratung dan Priyo Hadi (2009), tentang
dampak program sunset policy terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan membayar pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak
yang memiliki usaha yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kota Salatiga. Teknik sampling yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria sampel
merupakan wajib pajak yang mempunyai NPWP. Hasil penelitian menunjukkan
7
bahwa kebijakan sunset policy memberikan pengaruh positif terhadap ketiga
faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Kebijakan sunset
policy direspon secara positif oleh wajib pajak, yaitu dengan semakin
meningkatnya kemauan membayar pajak. Hal ini berarti harapan terjadinya
penerimaan pajak yang signifikan dari adanya kebijakan ini bukanlah sesuatu
yang mustahil.
Penelitian Widayati dan Nurlis (2010) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
persamaan regresi berganda. Berdasarkan uji parsial faktor kesadaran
membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemauan wajib pajak
untuk membayar pajak. Sedangkan faktor pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan
membayar pajak.
Penelitian M. Khoiru Rusydi dan Fathoni (2008) dengan judul pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota
Batu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak PKB di Kota Batu dan
sekitarnya yang menjadi pelanggan di kantor samsat Batu. Penelitian ini
menggunakan metode judgment sampling, yang mempergunakan
pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu dalam pemilihan sampelnya.
Penelitian ini mendapatkan hasil yang secara simultan atau secara bersama-
8
sama variabel kualitas pelayanan yang meliputi variabel reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu. Secara parsial
variabel kualitas pelayanan yang meliputi reliability, responsiveness,
assurance, emphaty, dan tangibles mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu dengan arah hubungan positif
atau sifat hubungan searah.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), adapun
perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati menggunakan kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, pemahaman peraturan
perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan
kualitas pelayanan sebagai variabel independen. Sedangkan pada penelitian
ini adanya perubahan variabel pada penelitian Hardiningsih dan
Yulianawati yaitu pada variabel pemahaman peraturan perpajakan. Pada
penelitian ini tidak menggunakan variabel tersebut.
2. Sampel yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Serpong khususnya di kecamatan
Ciputat Timur, sedangkan penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Jepara
9
khususnya di dua kecamatan yaitu kecamatan Tahunan dan kecamatan
Jepara.
3. Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian
sebelumnya dilakukan pada tahun 2011.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
lebih lanjut dengan memberikan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN
BEBAS”.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kesadaran
membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
2. Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan
peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
3. Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial anatara persepsi yang baik
atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak
wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?
10
4. Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kualitas pelayanan
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?
5. Apakah terdapat pengaruh positif secara simultan antara kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik
atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?
6. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kesadaran
membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
b. Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan
peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
11
c. Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara persepsi
yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas.
d. Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kualitas
pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
e. Untuk menganalisis pengaruh positif secara simultan antara kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang
baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas.
f. Untuk menganalisis variabel independen manakah yang lebih dominan
mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini di harapkan akan menambah bahan referensi atau
acuan bagi studi tentang faktor yang mempengaruhi kemauan
membayar pajak atau penelitian dengan objek yang sejenis.
12
b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
Untuk memberikan evaluasi dan masukan yang dapat berguna
mengenai bagaimana tingkat pelayanan terhadap wajib pajak yang
telah dilakukan.
c. Bagi masyarakat atau pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemauan,
kesadaran, kualitas pelayanan dan persepsi yang baik terhadap
perpajakan di Indonesia.
d. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
banyak dan lebih luas mengenai hal-hal yang mempengaruhi kemauan
untuk membayar pajak. Selain itu, dapat membandingkan antara yang
di pelajari di perkuliahan dengan yang di temukan dalam praktek.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi Pajak
Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007 ( Himpunan Undang-
Undang Perpajakan, 2010 ) adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib
pajak pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undang-
undang dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Tentang perpajakan ada beberapa pendapat dari para ahli yang
dikutip dari Sukrisno dan Estralita (2009), antara lain:
Pajak menurut Andriani adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk
membiayai berbagai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan”.
Menurut Smeets adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan secara individual maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah”.
14
Menurut Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum namun wajib dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat
imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan
tanpa adanya kontraprestasi langsung yang diatur dalam undang-undang
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara demi
kemakmuran rakyat.
a. Fungsi Pajak
Berdasarkan definisi pajak yang telah dijabarkan sebelumnya,
secara implisit terlihat ada dua fungsi pajak berdasarkan Resmi (2009),
yaitu:
1) Fungsi Penerimaan (Budgetary)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun
intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan
peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh),
Pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM), Pajak bumi dan bangunan (PBB).
15
2) Fungsi Mengatur (Regulator)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
3) Fungsi Stabilitas
Fungsi ini berhubungan dengan kebijakan untuk menjaga
stabilitas harga (melalui dana yang diperoleh dari pajak)
sehingga laju inflasi dapat dikendalikan.
4) Fungsi Retribusi
Dalam fungsi retribusi, lebih ditekankan unsur pemerataan dan
keadilan dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya
lapisan tarif dalam pengenaan pajak. Contohnya dalam pajak
penghasilan, semakin besar jumlah penghasilan maka akan
semakin besar pula jumlah pajak yang terutang.
5) Fungsi Demokrasi
Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong
royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan
pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.
16
b. Jenis Pajak
Menurut Resmi (2009) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut
golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.
1) Menurut golongannya pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(a) Pajak langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
orang lain atau pihak lain.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). PPh dibayar atau
ditanggung oleh pihak-pihak tertentu yang memperoleh
penghasilan tersebut.
(b) Pajak Tidak Langsung
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN terjadi karena
terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa.
2) Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(a) Pajak Subjektif
Pajak yang pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi
wajib pajak atau pengenaan yang memerhatikan keadaan
subjeknya.
17
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). Dalam PPh terdapat
subjek pajak (wajib pajak) orang pribadi.
(b) Subjek Pajak Objektif
Pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak)
maupun tempat tinggal.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).
3) Menurut lembaga pemungutnya pajak dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
(a) Pajak Negara (Pajak Pusat)
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
Contoh: PPh, PPN dan PPnBM, PBB, serta Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
(b) Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah
Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
18
Contoh: Pajak Daerah Tingkat I (provinsi) antara lain; Pajak
Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
c. Asas Pemungutan Perpajakan
Dalam memungut pajak dikenal beberapa asas pemungutan
perpajakan yaitu (Mardiasmo, 2009):
1) Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini
berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
2) Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
3) Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Berdasarkan asas pemungutan pajak tersebut dapat disimpulkan
bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya
dan negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
19
bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
d. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan
yaitu (Resmi, 2009):
1) Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam
sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut
pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur perpajakan.
Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan
pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan
(peranan dominan ada pada aparatur perpajakan).
2) Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif
serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya
20
berada ditangan wajib pajak. wajib pajak diberi kepercayaan
untuk:
(a) Menghitung sendiri pajak yang terutang,
(b) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang,
(c) Membayar sendiri pajak yang terutang,
(d) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, dan
(e) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.
3) With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
2. Kemauan Membayar Pajak
Menurut Devano dan Rahayu (2006), kemauan membayar pajak
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pelayanan pada wajib pajak,
penegakan hukum perpajakan, tarif pajak, dan sistem administrasi
perpajakan.
Konsep kemuan membayar pajak (willingness to pay tax)
dikembangkan melalui dua subkonsep yaitu, konsep kemauan membayar
pajak dan konsep pajak. Pertama, konsep kemauan membayar pajak.
21
Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai dimana seseorang rela
untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk
memperoleh barang atau jasa (Widaningrum dalam Musyaroqoh, 2010).
Kedua, konsep pajak. Menurut Mr. Dr. NJ. Taylor (Waluyo, 2007) pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh negara dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa
adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum.
Berdasarkan definisi dari kedua subkonsep diatas, maka dapat
dikembangkan suatu definisi untuk kemauan membayar pajak. Kemauan
membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Hari,
2009).
Kemauan wajib pajak membayar pajak merupakan perilaku wajib
pajak terhadap pajak tersebut. Pandangan atau perasaan disertai oleh
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan pajak tersebut.
Perilaku tersebut tidak hanya berkaitan dengan respon atau reaksi terhadap
stimulus (rangsangan) secara fisiologis, tapi juga melibatkan pengetahuan,
keyakinan, dan penalaran. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara,
22
pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak
(Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus-menerus
kemauan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Mengingat kemauan wajib pajak untuk membayar
pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka
secara intensif perlu dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan wajib pajak, dalam hal ini wajib pajak dengan pekerjaan bebas.
Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
2.1 Kesadaran Membayar Pajak
Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002),
kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau
dialami oleh seseorang. Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu
dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan
perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang
terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan
pribadinya. Sehingga kesadaran perpajakan adalah kesadaran
mengetahui atau mengerti perihal pajak (Atiqah dan Fitria, 2010).
Kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak sangat sulit
untuk diwujudkan seandainya dalam definisi „pajak‟ tidak ada frase
“yang dapat dipaksakan” dan “yang bersifat memaksa”. Bertitik tolak
dari frase ini menunjukkan membayar pajak bukan semata-mata
23
perbuatan sukarela atau karena suatu kesadaran. Frase ini memberikan
pemahaman dan pengertian bahwa masyarakat dituntut untuk
melaksanakan kewajiban kenegaraan dengan membayar pajak secara
sukarela dan penuh kesadaran sebagai aktualisasi semangat gotong-
royong atau solidaritas nasional untuk membangun perekonomian
nasional. Sampai sekarang kesadaran masyarakat membayar pajak
masih belum mencapai tingkat sebagaimana yang diharapkan.
Umumnya masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap
keberadaan pajak karena masih merasa sama dengan upeti,
memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan, ketidak
mengertian masyarakat apa dan bagaimana pajak. Namun masih ada
upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya
untuk membayar pajak dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
Ketika masyarakat memiliki kesadaran maka membayar pajak akan
dilakukan secara sukarela bukan keterpaksaan (Susanto, 2012).
Menurut Irianto (2005), menguraikan beberapa bentuk
kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk
membayar pajak. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait
pembayaran pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk
partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari
hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak
dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari
24
digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan
pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan
negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa
penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak
berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran
bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan.
Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari
memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak
setiap warga negara.
Kesadaran membayar pajak ini tidak hanya memunculkan
sikap patuh, taat dan disiplin semata tetapi diikuti sikap kritis juga.
Semakin maju masyarakat dan pemerintahannya, maka semakin tinggi
kesadaran membayar pajaknya namun tidak hanya berhenti sampai
disitu justru mereka semakin kritis dalam menyikapi masalah
perpajakan, terutama terhadap materi kebijakan di bidang
perpajakannya, misalnya penerapan tarifnya, mekanisme pengenaan
pajaknya, regulasinya, benturan praktek di lapangan dan perluasan
subjek dan objeknya. Masyarakat di negara maju memang telah
merasakan manfaat pajak yang mereka bayar. Bidang kesehatan,
pendidikan, sosial maupun sarana dan prasarana transportasi yang
25
cukup maju maupun biaya operasional aparat negara berasal dari pajak
mereka. Pelayanan medis gratis, sekolah murah, jaminan sosial
maupun alat-alat transportasi modern menjadi bukti pemerintah
mengelola dana pajak dengan baik. Dengan digalakannya kesadaran
akan pajak ini diharapkan Indonesia akan menuju kesejahteraan yang
selama ini diharapkan (Susanto, 2012).
Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh kondisi
budaya, sosial, dan ekonomi akan dominan membentuk perilaku wajib
pajak yang tergambar dalam tingkat kesadaran mereka dalam
membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan
kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang
kewajiban membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan
nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan nasional (Suryadi 2006, dalam
Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang
dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau
yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
26
dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009). Jadi kesimpulannya
pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak
dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak
berdasarkan undang-undang yang akan mereka bayar maupun manfaat
pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Menurut Ruppert (1998) dalam Kertajaya (2007) menerangkan
ada tiga cara seseorang untuk mendapatkan informasi sebagai sumber
pengetahuan antara lain:
a. Pengetahuan diperoleh melalui belajar. Seseorang memperoleh
pengetahuan melalui sebuah proses belajar dengan didampingi
seorang atau beberapa orang pengajar.
b. Pengetahuan diperoleh melalui alat dan teknologi. Seseorang
memperoleh pengetahuan melalui media-media sumber informasi
seperti media cetak dan elektronik.
c. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan perasaan.
Seseorang yang mengalami proses perjalanan dalam hidupnya
memiliki informasi lebih luas dibandingkan dengan orang lainnya.
Hal ini terjadi karena proses perjalanan yang dijalani berbeda-
beda.
27
Menurut Carolina dan Simanjuntak (2010), pengetahuan pajak
adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai
dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh
arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya dibidang perpajakan. Sedangkan menurut (Palil 2005,
dalam Carolina dan Meythi, 2010) pengetahuan pajak merupakan
persyaratan dasar dalam penerapan self assessment system.
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa pengetahuan perpajakan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh wajib pajak
mengenai perpajakan, yang dapat dijadikan sebagai suatu informasi
dalam bertindak dan mengambil keputusan sehubungan dengan hak
dan kewajibannya dibidang perpajakan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa seorang wajib pajak atau masyarakat memiliki
pengetahuan pajak diperoleh dari media cetak dan media elektronik,
mengetahui dan memahami pentingnya membayar pajak, mengetahui
sistem perpajakan di Indonesia, memahami dan memiliki kemampuan
menghitung besaran nilai pajak, serta mengetahui undanng-undang
perpajakan.
2.3 Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), persepsi
adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancainderanya. Menurut Leavit dalam Pangestuti (2012) persepsi
28
dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah pandangan
atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.
Persepsi merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses
sensasi, tetapi deteruskan dengan proses mengelompokkan,
menggolong-golongkan, mengartikan, dan mengkaitkan beberapa
rangsangan sekaligus. Istilah persepsi biasanya digunakan untuk
mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun
sesuatu kejadian yang dialami. Persepsi juga dapat didefinisikan
sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data
indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa
sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan
diri kita sendiri (Shaleh, 2004).
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisasi
atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan
aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas
memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai (Widayati dan
Nurlis, 2010).
29
Secara umum persepsi dapat diartikan sebagai proses
pemberian arti terhadap rangsangan yang datang dari luar. Menurut
Gibson,et,al1997 dalam Dewi, 2011, persepsi berperan dalam
penerimaan rangsangan, mengaturnya dan menerjemahkan atau
menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk
mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sedangkan yang
dimaksud dengan sikap adalah perasaan positif dan negatif atau
keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh khusus kepada respon
seseorang terhadap orang, objek dan keadaan. Dengan kata lain
perilaku seseorang akan dipengaruhi akan persepsi orang tersebut.
Oleh karena persepsi selalu diawali dengan pemahaman terhadap objek
persepsi, maka konteks persepsi dalam penelitian ini dimaksudkan
sebagai aktualisasi sikap yang dicerminkan dalam pemahaman dan
penafsiran dari wajib pajak orang pribadi atas pengenaan pajak
penghasilan. Maksudnya adalah, apakah pajak penghasilan yang
dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi dirasa sudah sesuai
dengan kemampuannya (ability to pay) atau belum.
Melalui sistem perpajakan baru yang berbasis internet, wajib
pajak dapat mendaftar dan mengakses data perpajakannya tanpa batas
waktu dan tempat. Dalam penelitian Widayati dan Nurlis (2010)
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
30
signifikan terhadap kemauan membayar pajak karena wajib pajak
masih belum banyak yang menggunakan media online sebagai sarana
pembayaran pajak. Namun, apabila wajib pajak sudah memaksimalkan
sistem perpajakan yang baru, wajib pajak akan lebih dimudahkan
dalam pembayaran pajaknya. Wajib pajak hanya perlu membuka situs
Ditjen Pajak dan mengisi kolom ijin yang sudah disediakan. Data SPT
wajib pajak juga lebih aman karena tersimpan dalam bentuk elektronik
dan ter-enkripsi (memiliki kode kunci). Selain itu, terdapat sistem
pelaporan e-SPT dan e-filling yang memudahkan wajib pajak dan lebih
cepat dalam melaporkan pajak.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, mengakses internet
sudahlah sangat mudah. Wajib pajak sudah dapat membeli modem dan
paket internet dari berbagai provider dengan harga yang terjangkau
yang ditawarkan. Bahkan beberapa fasilitas umum sudah menyediakan
jaringan wifi secara gratis, sehingga mempermudah wajib pajak dalam
membayar pajak sehingga akan menimbulkan persepsi yang baik dan
kemauan untuk membayar pajak pun semakin meningkat (Handayani,
2012).
2.4 Kualitas Pelayanan
Kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002),
adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat, ataupun taraf.
Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), adalah
31
perihal atau cara melayani, kemudahan yang diberikan sehubungan
dengan jual beri barang atau jasa.
(Menurut Boediono, 2003) “Pelayanan adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan
keberhasilan.”
(Menurut Supadmi, 2009), “Pelayanan yang berkualitas adalah
pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta harus dilakukan secara terus menerus.”
(Menurut Jatmiko, 2006), “Pelayanan adalah cara melayani
(membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan seseorang). Sementara fiskus itu adalah petugas pajak.
Sehingga pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak
dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan seseorang (dalam hal ini adalah wajib pajak).”
Pelayanan adalah cara melayani (membantu menurus atau
menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Kualitas
layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang
dapat dipertanggung jawabkan serta harus dilakukan secara terus-
menerus (Dewi, 2011).
Secara sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang
menginginkannya. Sedangkan pelayanan mengandung pengertian
32
pemberian fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana dengan
tujuan agar pihak yang dilayani merasa aman, nyaman, puas, dan
dihargai (Atiqah dan Fitria, 2010). Kualitas layanan merupakan faktor
yang menjadi pertimbangan terpenting dalam memberikan pelayanan
pada masyarakat. Karena kualitas pelayanan yang kurang memuaskan
akan membuat pembayar pajak merasa terganggu dan merasa
dirugikan dalam hal waktu dan pelayanan (Sukarno dan Nirawati,
2007).
Menurut Kotler (dalam Rusydi dan Fathoni, 2008), ada 5 (lima)
dimensi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Bukti Fisik/Berwujud (Tangibles)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pihak eksternal yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta
penampilan pegawainya.
b. Keandalan (Reliability)
Kemampuan perusahaan unutk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c. Ketanggapan (Responsiveness)
Suatu kemauan unutk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas.
33
d. Jaminan (Assurance)
Pengetahuan, sopan santun dan kemampuan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, risiko
atau keraguan.
e. Empati (Empathy)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
Menurut Gunadi (2006), Pimpinan penyelenggara pelayanan
publik wajib secara berkala mengadakan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelayanan dilingkungan instansinya masing-masing,
dalam upaya mengetahui keberhasilan pelaksanaan pelayanan yang
prima kepada masyarakat, perlu dilakukan pengukuran sampai sejauh
mana pihak yang kita layani merasa puas atas layanan yang kita
lakukan.
3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketentuan dan
tata cara umum perpajakan, salah satu yang dikenai kewajiban untuk
menyetorkan pajak adalahwajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas. Kewajiban pajak ini dikenai atas orang pribadi yang
memiliki pekerjaan bebas. Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang
34
dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus untuk
memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.
Pekerjaan bebas dapat dibagi atas dua kelompok yaitu, pekerjaan
bebas yang dilakukan oleh tenaga ahli (liberal profesional service) dan
pekerjaan bebas lainnya (other personal service). Pekerjaan bebas yang
dilakukan oleh tenaga ahli adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
pengacara, PPAT, akuntan, dokter, notaris, arsitek, dan konsultan.
Sedangkan pekerjaan bebas yang dilakukan diluar tenaga ahli seperti artis,
seniman, atlet, penulis, peneliti, penceramah, dan profesional lainnya yang
bekerja secara independen, bukan sebagai karyawan (Gatot, 2009).
Tata cara penghitungan PPh Orang Pribadi untuk wajib pajak yang
melakukan pekerjaan bebas masih diperbolehkan menggunakan norma
penghitungan penghasilan netto selama peredaran usahanya selama satu
tahun tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat milyar delapan ratus juta
rupiah). Jika memilih cara ini, maka orang tersebut wajib
menyelenggarakan pencatatan atas peredaran usaha dan penghasilannya
(UU No. 28 Tahun 2007). Penghitungan PPh yang terutang (dalam hal ini
PPh 21) adalah jumlah kumulatif Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam
satu tahun takwim dikalikan tarif pasal 17. PKP diperoleh dari total
penghasilan bruto dikali 50%. Adapun tarif pasal 17 adalah:
a. ≥ 50 juta : 5%
b. ≤ 50 juta-250 juta : 15%
35
c. ≤ 250 juta-500 juta : 25%
d. ≤ 500 juta : 30%
Wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di
Indonesia harus mengadakan pembukuan yang dapat menyajikan
keterangan-keterangan yang cukup untuk menghitung Penghasilan Kena
Pajak atau harga perolehan atau penyerahan barang-barang atau jasa, guna
penghitungan jumlah pajak yang terhutang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Bagi wajib pajak yang karena
kemampuannya belum memadai, dimungkinkan untuk dibebaskan dari
kewajiban mengadakan pembukuan, dalam arti bahwa sepanjang
kemampuan untuk mengadakan pembukuan belum dimiliki, wajib pajak
dibenarkan untuk hanya membuat catatan-catatan sederhana yang memuat
data-data pokok yang dapat dipakai untuk melakukan penghitungan pajak
yang terhutang bagi wajib pajak yang bersangkutan (Arum, 2012).
Menurut data Ditjen Pajak, wajib pajak pribadi umumnya tidak
membuat pembukuan atas harta yang dimilikinya. Wajib pajak pribadi juga
kerap tidak melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran atas
harta tersebut. Berdasarkan catatan aparat pajak, para wajib pajak pribadi
umumnya juga melakukan transaksi secara tunai. Oleh karena itu, banyak
transaksi maupun investasi yang sebenarnya terjadi tapi tidak tercatat
(Arum, 2012).
36
B. Penelitian Terdahulu
Peneliti merujuk pada beberapa penelitian terdahulu dalam melakukan
penelitian, yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
Terdahulu
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Tatiana dan
Hari
(2009)
Dampak
program
sunset policy
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi kemauan
membayar
pajak (Studi
pada wajib
pajak orang
pribadi
pelaku usaha
di wilayah
KPP
Pratama)
Variabel:
Kesadaran
membayar
pajak, Persepsi
yang baik atas
efektifitas
sistem
perpajakan ,
Kemauan
membayar
pajak,
Metode:
Regresi
Berganda
Variabel:
Sunset policy,
Pemahaman
peraturan
perpajakan,
kualitas
pelayanan
Sampel Tatiana
dan Hadi:
WPOP terdaftar
di KPP Pratama
Salatiga
Sedangkan
sampel peneliti:
Wajib pajak yang
melakukan
pekerjaan bebas
yang terdaftar di
KPP Pratama
Serpong
Kebijakan
sunset policy
memberikan
pengaruh
positif
terhadap
ketiga faktor-
faktor yang
mempengaru
hi kemauan
membayar
pajak
Bersambung kehalaman berikutnya
37
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
Penelitian
Terdahulu
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Atiqah dan
Fitria
(2010)
Pengearuh
pengetahuan
perpajakan,
kualitas
pelayanan,
pemeriksaan
dan kesadaran
terhadap
kepatuhan
wajib pajak
dalam
menyampaikan
surat
pemberitahuan
(SPT)
Variabel:
Kesadaran
membayar
pajak, kualitas
pelayanan
Metode:
Regresi
Berganda
Variabel:
Pengetahuan
perpajakan,
pemeriksaan,
kepatuhan wajib
pajak dalam
menyampaikan
SPT
Sampel Atiqah
dan Fitria:
WP terdaftar di
4 KPP dari
keseluruhan
KPP yang yang
berada di Jakarta
Selatan
Sedangkan
sampel peneliti:
WPOP yang
melakukan
pekerjaan bebas
yang terdaftar di
KPP Pratama
Serpong
Pengetahuan
pajak, kualitas
pelayanan,
pemeriksaan
dan kesadaran
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
kepatuhan
wajib pajak
dalam
menyampaikan
SPT
Bersambung kehalaman berikutnya
38
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
Penelitian
Terdahulu
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Widayati dan
Nurlis
(2010)
Faktor-faktor
yang
Mempengaru
hi Kemauan
untuk
Membayar
Pajak Wajib
Pajak Orang
Pribadi yang
Melakukan
Pekerjaan
Bebas
Variabel:
Kesadaran
membayar
pajak,
Pengetahuan
peraturan
perpajakan,
Persepsi yang
baik atas
efektifitas
sistem
perpajakan,
Kemauan
membayar
pajak
Metode:
Regresi
Berganda
Variabel:
Kualitas
pelayanan,
Pemahaman
peraturan
Perpajakan
Sampel Widayati
dan Nurlis:
WPOP yang
melakukan
pekerjaan bebas
terdaftar di KPP
Jakarta Gambir
Tiga
Sedangkan
sampel peneliti:
Wajib pajak yang
melakukan
pekerjaan bebas
yang terdaftar di
KPP Pratama
Serpong
Pengetahuan
dan
Pemahaman
tentang
Peraturan
Pajak
berpengaruh
terhadap
Kemauan
Membayar
Pajak,
Kecuali
Kesadaran
Membayar
Pajak dan
Persepsi yang
Baik atas
Efektifitas
sistem
Perpajakan
Bersambung kehalaman berikutnya
39
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
Penelitian
Terdahulu
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Hardiningsih
dan
Yulianawati
(2011)
Faktor-faktor
yang
Mempengaru
hi Kemauan
Membayar
Pajak
Variabel:
Kesadaran
membayar
pajak,
Pengetahuan
peraturan
perpajakan,
Persepsi yang
baik atas
efektifitas
sistem
perpajakan,
Kualitas
pelayanan,
kemauan
membayar
pajak
Metode:
Regresi linier
Berganda
Variabel:
Pemahaman
peraturan
perpajakan
Sampel
Hardiningsih dan
yulianawati:
WP yang berada
di Kecamatan
Tahunan dan
Kecamatan Jepara
Sedangkan
sampel peneliti:
WPOP yang
melakukan
pekerjaan bebas
yang terdaftar di
KPP Pratama
Serpong
Kesadaran
membayar
pajak dan
kualitas
pelayanan
berpengaruh
positif
terhadap
kemauan
membayar
pajak.
Variabel
pengetahuan,
pemahaman,
dan persepsi
efektifitas
sistem
perpajakan
tidak
berpengaruh
terhadap
kemauan
membayar
pajak.
Bersambung kehalaman berikutnya
40
Tabel 2.1 ( Lanjutan )
Penelitian
Terdahulu
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
Handayani
(2012)
Faktor-faktor
yang
Mempengaru
hi Kemauan
untuk
Membayar
Pajak Wajib
Pajak Orang
Pribadi yang
Melakukan
Pekerjaan
Bebas
Variabel:
Kesadaran
membayar
pajak,
Pengetahuan
peraturan
perpajakan,
Persepsi yang
baik atas
efektifitas
sistem
perpajakan
,Kemauan
membayar
pajak.
Metode:
Regresi
Berganda
Variabel:
Pemahaman
peraturan
perpajakan,
hubungan antara
tingkat
kepercayaan
terhadap sistem
pemerintahan dan
hukum, kualitas
pelayanan
Sampel
Handayani:
WPOP yang
melakukan
pekerjaan bebas
terdaftar di KPP
Pratama
Purwokerto
Sedangkan
sampel peneliti:
Wajib pajak yang
melakukan
pekerjaan bebas
yang terdaftar di
KPP Pratama
Serpong
Pengetahuan
dan
Pemahaman
Perpajakan,ke
sadaran
membayar
pajak dan
tingkat
kepercayaan
terhadap
sistem
pemerintahan
dan hukum
berpengaruh
terhadap
Kemauan
Membayar
Pajak.
Persepsi yang
Baik atas
Efektifitas
sistem
Perpajakan
tidak
berpengaruh
positif
terhadap
kemauan
membayar
pajak
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
41
C. Kerangka Pemikiran
1. Keterkaitan Antar Variabel
a. Kesadaran Membayar Pajak dengan Kemauan Membayar Pajak
Menurut hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009) kesadaran
membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan membayar
pajak. Hasil penelitian Hardiningsih dan Yuliananwati (2011),
kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan
membayar pajak. Kesadaran perpajakan timbul dari dalam diri wajib
pajak sendiri, tanpa dilakukannya pemeriksaan. Hal paling
menentukan dalam keberhasilan pemungutan pajak adalah kemauan
wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya. Ketidak
mauan wajib pajak melakukan kewajiban tersebut adalah asas
perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak
langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Keinginan pemerintah untuk
meningkatkan jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan jumlah penerimaan negara, bukanlah pekerjaan yang
ringan. Kesadaran wajib pajak atas perpajakan amatlah diperlukan
untuk meningkatkan kemauan membayar pajak (Hardiningsih dan
Yulianawati, 2011).
42
b. Pengetahuan Peraturan Perpajakan dengan Kemauan Membayar
Pajak
Widayati dan Nurlis (2010) hasil penelitiannya untuk variabel
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan
berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012), menyatakan
bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan
berpengaruh terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang pajak mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak oleh wajib pajak. Pembayaran pajak
oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak dipandang sebagai
kekuatan yang dapat memaksa wajib pajak untuk mematuhi undang-
undang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar pajak
apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis,
konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar. Hal ini menunjukkan
bahwa responden dalam penelitian tersebut telah mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan sehingga memiliki kemauan untuk
membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam
peraturan perpajakan.
43
c. Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan dengan
Kemauan Membayar Pajak
Berdasarkan hasil penelitian Tatiana dan Hari (2009),
menunjukkan bahwa wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah
pajak yang harus dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib
pajak. Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib
pajak mengenai perpajakan.
Hasil penelitian dari Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang
mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat
dirasakan oleh wajib pajak antara lain: Pertama, adanya sistem
pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling. Wajib pajak dapat melaporkan
pajak secara lebih mudah dan cepat. Kedua, pembayaran melalui e-
Banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran
dimana saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop
box yang dapat dilakukan diberbagai tempat, tidak harus di KPP
tempat wajib pajak terdaftar. Keempat, adalah bahwa peraturan
perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa
harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak
terdaftar. Kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan
secara online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan
memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih
cepat.
44
d. Kualitas Pelayanan dengan Kemauan Membayar Pajak
Pengertian kualitas pelayanan menurut American Society for
Quality Control dalam Rusydi dan Fathoni (2008) adalah keseluruhan
ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu jasa dalam hal
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah
ditentukan atau bersifat laten.
Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), kemauan
wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak
tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu
pelayanan yang terbaik kepada wjaib pajak. Fiskus yang bertanggung
jawab dan mendayagunakan SDM sangat dibutuhkan guna
meningkatkan kemauan dalam membayar pajak. Para wajib pajak akan
mau dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada
bagaimana petugas pajak tersebut memberikan pelayanan yang terbaik
kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas
harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dibidang perpajakan
serta dalam hal perundang-undangan.
Sementara itu, menurut Parasuraman et.al. (1985) dalam
Rusydi dan Fathoni (2008) memodifikasi menjadi lima dimensi pokok
dalam penilaian mereka terhadap kualitas jasa/pelayanan yaitu:
tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
45
e. Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan Peraturan
Perpajakan, Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem
Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kemauan
Membayar Pajak
Penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati
(2011), Handayani (2012), Widayati dan Nurlis (2010), Tatiana dan
Hari (2009), serta Atiqah Fitria (2010) menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang cukup signifikan antara kesadaran membayar pajak,
pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk
membayar pajak.
Kesadaran wajib pajak diharapkan mampu meningkatkan
kemauan wajib pajak untuk membayar pajak, dengan didukung oleh
pengetahuan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku,
wajib pajak diharapkan menyetorkan pajaknya dengan jujur dan tepat
waktu. Dengan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
dari wajib pajak diharapkan dapat meningkatkan hal-hal yang
bermanfaat dan yang dibutuhkan oleh wajib pajak dari aparat pajak.
Dalam kondisi wajib pajak merasa puas atas kualitas pelayanan
terhadap wajib pajak yang diciptakan oleh aparat pajak, maka mereka
akan cenderung melaksanakan kewajiban membayar pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
46
Selain kemudahan dan kenyamanan untuk membayar pajak,
wajib pajak memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga
membuat masyarakat merasa tidak dirugikan atas kewajiban
membayar pajak tersebut. Pelayanan yang berkualitas harus
diupayakan dapat memberikan rasa aman, kelancaran, nyaman, dan
kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga
diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak
yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari
pemerintah.
Berdasarkan keterkaitan antar variabel dan uraian di atas, maka
gambaran menyeluruh tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Melakukan Pekerjaan Bebas adalah seperti pada gambar sebagai berikut:
47
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
1. Kesadaran membayar pajak(X1) 2. Pengetahuan Peraturan Perpajakan
(X2) 3. Persepsi yang Baik atas
Efektivitas Sistem
Perpajakan(X3) 4. Kualitas pelayanan(X4)
Kemauan untuk
Membayar Pajak WP OP
yang Melakukan Pekerjaan
Bebas (Y)
Convinience Sampling
Judul:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak
Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Variabel Penelitian
Uji Kualitas Data
Uji Asumsi Klasik:
1. Multikolonieritas
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis:
1. Uji F
2. Uji t
Uji Regresi Linier Berganda:
1. Uji Regresi Berganda
2. Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
48
D. Hipotesis
Ha1 : Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemauan membayar pajak.
Ha2 : Pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemauan membayar pajak.
Ha3 : Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
Ha4 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan
membayar pajak.
Ha5: Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi
yang baik atas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan, berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian di dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya
pengaruh dari kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan,
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan
terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas. Penelitian ini mengkaji kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas di kecamatan Ciputat
Timur.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2009), adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti itu (Sugiyono, 2010)
50
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture
di wilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama
Serpong.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, menarik beberapa populasi untuk menjadi
sampel, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode convinience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi
luasnya prosedur pemilihan responden. Convinience sampling berarti unit
sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk
mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007).
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel
dan furniture di wilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP
Pratama Serpong.
51
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan langsung dari
lapangan (tidak melalui perantara), berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian, atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner merupakan
penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada
responden, yaitu wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture di kecamatan Ciputat
Timur yang terdaftar di KPP Serpong. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data dengan memberikan tanggung jawab kepada responden
untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Metode kuesioner atau angket
yang digunakan peneliti, yakni menggunakan instrument cheklist (daftar
cocok), untuk melihat kecenderungan responden.
Dimana pada jawaban dari setiap pertanyaan yang peneliti berikan
telah tersedia pilihan jawabannya. Sehingga responden hanya memberikan
tanda cheklist pada kotak jawaban yang ada. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan peneliti adalah skala likert yang menggunakan ukuran
interval sebagai nilai skalanya.
52
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,
2008). Sedangkan menurut Supriyanto (2009) adalah data yang diperoleh
dalam bentuk sudah jadi, yaitu: diolah dan disajikan oleh pihak lain. Dalam
hal ini peneliti mendapatkan data yang sudah ada yang dikumpulkan oleh
pihak lain, dan juga dari berbagai sumber baik dari buku-buku, jurnal,
media internet, maupun studi pustaka lainnya.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali,
2009).
2. Kualitas Data
Dalam menganalisis data penelitian ini peneliti menggunakan
metode sebagai berikut:
53
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Pengujian validitas ini
menggunakan pendekatan Pearson Correlation. Jika korelasi antara
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut
dikatakan valid, dan sebaliknya.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Ghozali (2009), uji reliabilitas dikatakan untuk suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur koefisien
Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Apabila Cronbach Alpha dari suatu
variabel > 0,6 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian
tersebut adalah reliabel/dapat diandalkan. Sebaliknya jika nilai
Cronbach Alpha <0,6 maka butir pertanyaan tidak reliabel (Ghozali,
2009).
54
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik pada data primer ini, maka
peneliti melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu dan residual memiliki distribusi normal.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Jika melihat hanya mellaui histogram, akan kurang meyakinkan
untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2009).
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan
(Ghozali, 2009):
55
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Dikatakan terjadi multikolonieritas jika antar
independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90),
maka hal ini merupakan indikasi adannya multikolonieritas. Tidak
adanya kolerasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti
bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan
karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen
(Ghozali, 2009).
56
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2009).
4. Uji Regresi Linier Berganda
a. Regresi Linier Berganda
Menurut Usman dan Akbar (2006), analisis regresi berganda
digunakan apabila kita ingin meramalkan pengaruh variabel dua buah
variabel prediktor (X) atau lebih terhadap suatu variabel kriterium (Y)
atau untuk membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya
hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih
dengan sebuah variabel terikat (Y).
Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan
dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif dan negatif (Priyatno, 2010)
57
Dalam penelitian ini rumus regresi berganda yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + Ɛ
Keterangan:
Y : Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Melakukan Pekerjaan Bebas
α : Konstanta (harga Y, bila X=0)
β : Koefisiensi regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan
nilai variabel independen)
X1 : Kesadaran Membayar Pajak
X2 : Pengetahuan Peraturan Perpajakan
X3 : Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan
X4 : KualitasPelayanan
ε : error
b. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai
koefisiensi determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
58
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2009).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tamabahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009).
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time
series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Secara matematis jika nilai R2
= 1, maka adjusted R2
= R2
= 1
sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R
2 = (1-k)/(n-k), jika k > 1,
maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2009).
5. Uji Hipotesis
a. Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya mengukur seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai
berikut:
59
1) Quick look: Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik krisis menurut tabel.
Apabila nilai statistik thasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai ttabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009).
Uji hipotesis dilakukan dengan uji t untuk menguji signifikansi
koefisien regresi dengan ketentuan sebagai berikut:
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikasi antara
kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan,
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan
kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak
wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikasi antara kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi
yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas
60
pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
b. Uji statistik F (signifikansi simultan)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel
independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau;
Ho: b1 = b2 =……..= bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan
nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠……..≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel independen.
(Ghozali, 2009).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Quick look: Bila nilai F lebih besar dari pada 5 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
61
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel, maka Ho
ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2009).
E. Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini tediri atas variabel
independen dan variabel dependen, yaitu:
1. Variabel Independen (X)
a. Kesadaran Membayar Pajak (X1)
Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari
alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta
seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya
tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya. Sehingga
kesadaran perpajakan adalah kesadaran mengetahui atau mengerti
perihal pajak (Atiqah dan Fitria, 2010). Dalam penelitian ini kesadaran
membayar pajak diukur dengan menggunakan indikator yang
diperkenalkan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), yaitu:
1) Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang
pembangunan negara.
62
2) Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak
sangat merugikan negara.
3) Pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan.
4) Membayar pajak tidak sesuai dengan yang seharusnya dibayar
akan merugikan negara.
5) Pemungutan pajak sesungguhnya juga dirasakan oleh mereka
sendiri tapi tidak secara langsung dinikmati oleh para wajib pajak.
6) Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk kemajuan
kesejahteraan rakyat.
b. Pengetahuan Peraturan Perpajakan (X2)
Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pengetahuan akan pengetahuan perpajakan masyarakat melalui
pendidikan formal maupun non formal akan berdampak positif
terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Sebagian besar
wajib pajak memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak, selain
itu juga ada yang diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat
kabar, internet, buku perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak, dan
adapula yang diperoleh dari penelitian pajak. Namun frekuensi
pelaksanaan kegiatan tersebut tidak sering dilakukan. Bahkan,
pengetahuan tentang pajak belum secara komprehensif menyentuh
63
dunia pendidikan (Supriyati dan Hidayati, 2008). Dalam penelitian ini
pengetahuan wajib pajak diukur dengan indikator yang diperkenalkan
oleh Supriyati dan Hidayati (2008) yaitu:
1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang
2) Pajak berguna bagi masyarakat
3) Tidak dapat imbalan langsung
4) Adanya sanksi perpajakan
5) Self Assessment System
6) Kepemilikan NPWP
c. Persepsi yang Baik atas efektifitas Sistem Perpajakan (X3)
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisasi
atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan
aktivitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas
memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai (Widayati dan
Nurlis, 2010). Dalam penelitian ini persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan diukur dengan indikator yang diperkenalkan oleh
Widayati dan Nurlis (2010), yaiut:
1) Pembayaran pajak melalui e-Banking.
2) Pembayaran SPT melalui e-SPT dan e-Filling.
3) Penyampaian SPT melalui drop box.
64
4) Update peraturan pajak terbaru secara online melalui internet.
5) Pendaftaran NPWP melalui e-Register.
d. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan
memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan
pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat
dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Di samping itu, juga
kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
memahami kebutuhan wajib pajak, tersedianya fasilitas fisik termasuk
sarana komunikasi yang memadai dan pegawai yang cakap dalam
tugasnya (Supadmi, 2008). Dalam penelitian ini kualitas pelayanan
diukur dengan indikator yang digunakan oleh Rusydi dan Fathoni
(2008), yaitu:
1) Bukti fisik / Berwujud (Tangibles)
2) Keandalan (Reliability)
3) Ketanggapan (Responsiveness)
4) Jaminan (Assurance)
5) Empati (Empathy)
Alat yang digunakan untuk mengukur variabel kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan pajak, persepsi yang baik atas
efektivitas sistem perpajakan, kualitas pelayanan dan ketegasan sanksi
perpajakan adalah dengan menyebarkan kuisioner. Agar data hasil
65
kuesioner yang terkumpul dapat diolah dan dianalisis diperlukan suatu
skala pengukuran atas jawaban setiap reponden. Dalam hal ini skala 5
tingkat (likert) untuk mengukur kesadaran membayar pajak,
pengetahuan peraturan pajak, persepsi yang baik atas efektivitas sistem
perpajakan, dan kualitas pelayanan yang terdiri dari sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kelima
penelitian ini diberi bobot sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pengukuran Terhadap Variabel Independen
2. Variabel Dependen (Y)
Kemauan membayar pajak sebagai suatu nilai yang rela
dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Hari,
2009). Dalam penelitian ini diukur dengan indikator yang digunakan oleh
Hardiningsih dan Yulianawati (2010), yaitu:
No Uraian Skala
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
66
a. Konsultasi sebelum melakukan pembayaran pajak.
b. Dokumen yang diperlukan dalam membayar pajak.
c. Informasi mengenai cara dan tempat pembayaran pajak.
d. Informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak.
e. Membuat alokasi dana untuk membayar pajak.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Kesadaran
membayar
pajak (Tatiana
dan Hadi,
2009)(X1)
1. Indikasi Tingkat
Kesadaran
2. Fungsi Pajak
1. Pajak merupakan bentuk
partisipasi dalam
menunjang
pembangunan negara.
2. Penundaan pembayaran
pajak dan pengurangan
beban pajak sangat
merugikan negara.
3. Pajak ditetapkan dengan
UU dan dapat
dipaksakan.
4. Membayar pajak tidak
sesuai dengan yang
seharusnya dibayar akan
merugikan negara.
5. Pemungutan pajak
sesungguhnya juga
dirasakan oleh mereka
sendiri tapi tidak secara
langsung dinikmati oleh
para wajib pajak.
6. Membayar pajak akan
terbentuk rencana untuk
kemajuan kesejahteraan
rakyat
Likert
Bersambung ke halaman berikutnya
67
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Pengetahuan
Peraturan
Perpajakan
(Handayani,
2012)(X2)
1. Sumber
informasi
pengetahuan
wajib pajak
2. Pemahaman
wajib pajak
tentang
pentingnya
membayar
pajak
3. Mengetahui
sistem
perpajakan di
Indonesia
4. Kemampuan
wajib pajak
menghitung
besaran nilai
pajak
5. Mengetahui
undang-
undang
perpajakan
1. Media untuk
mendapatkan informasi
2. Memahami pentingnya
fungsi pajak
3. Self assessment system,
withholding, dan
official assessment
system
4. Ketepatan dalam
menghitung nilai pajak
5. Mengetahui ketentuan
dan tata cara umum
perpajakan
Likert
Persepsi yang
Baik Atas
Efektifitas
Sistem
Perpajakan
(Tatiana dan
Hari, 2009)
(X3)
Sistem
komputerisasi
yang
memudahkan
wajib pajak
1. e-SPT
2. e-Filling
3. Situs Ditjen Pajak
4. e-Registration
5. drop box
Likert
Bersambung kehalaman berikutnya
68
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Variabel Sub
Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
Kualitaas
pelayanan
(Hardinigsi
h dan
Yulianawati
, 2011) (X4)
Proses
bantuan
melalui
kepekaan
dan
hubungan
inter
personal
guna tujuan
keberhasilan
1. Fiskus telah memberikan
pelayanan pajak dengan baik
2. Dalam menentukan pajak,
ketetapan tarifnya telah adil
3. Anda merasa bahwa penyuluhan
yang dilakukan oleh Fiskus dapat
membantu pemahaman anda
mengenai hak dan kewajiban
anda selakuWP
4. Fiskus senantiasa memperhatikan
keberatan WP atas pajak yang
dikenakan
5. Mengarahkan tanpa
mempengaruhi
Likert
Kemauan
Membayar
Pajak
(Widayati
dan Nurlis,
2010)(Y)
1. Dorongan
diri Sendiri
2. Peraturan
Perpajakan
1. Konsultasi sebelum melakukan
pembayaran pajak
2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib
Pajak
3. Dokumen yang diperlukan dalam
membayar pajak
4. Informasi mengenai cara dan
tempat pembayaran pajak
5. Informasi mengenai batas waktu
pembayarn pajak
6. Membuat alokasi dana untuk
membayar pajak
Likert
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan objek Penelitian
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong
Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia
Nomor: 55/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk menerapkan
struktur organisasi baru guna mendukung dan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi sistem administrasi perpajakan. Implementasi dari proses ini
dilakukan dengan memodernisasi Kantor Wilayah DJP Banten dan
mendirikan kantor pelayanan pajak modern dengan nama Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Serpong. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong yang
dahulu bernama KPP Serpong yang berdiri tahun 1994, berkedudukan di
Jalan Raya Serpong Sektor VIII Blok 405 Bumi Serpong Damai
Tangerang.Menempati area tanah seluas 2000 m2dan gedung seluas 3.743
m2, terdiri atas dua lantai.
Adapun visi dan misi yang dimilikin oleh KPP Pratama Serpong
adalah menjadi Intitusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi pekerpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
70
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme tinggi. Menghimpun
penerimaan pajak negara berdasarkan undang-undang Perpajakan yang
mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan
Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
2. Wilayah Kerja
Berdasarkan Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 memiliki wilayah
kerja meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu: Kecamatan Pondok Aren,
Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong, dan Kecamatan Ciputat.
Seiring dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Tangerang
berdampak terhadap wilayah kerja KPP Pratama Serpong dari 4 kecamatan
menjadi 6 (enam) kecamatan, yaitu: Kecamatan Serpong, Kecamatan
Serpong Utara, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pamulang, dan Kecamatan Pondok Aren. Pembagian wilayahnya seperti
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong
KECAMATAN KELURAHAN WASKON
SERPONG
BUARAN
CIATER
SERPONG
CILENGGANG
RAWA BUNTU
LENGKONG GUDANG
LENGKONG WETAN
RAWA MEKAR JAYA
LENGKONG GUDANG TIMUR
1
1
2
1
1
1
1
1
1
Bersambung kehalaman berikutnya
71
Tabel 4.1 (lanjutan)
KECAMATAN KELURAHAN WASKON
SERPONG UTARA
CIPUTAT
PAMULANG
CIPUTAT TIMUR
PONDOK AREN
JELUPANG
PONDOK JAGUNG
PAKULONAN
PAKUJAYA
PAKUALAM
LENGKONG KARYA
PONDOK JAGUNG TIMUR
CIPAYUNG
CIPUTAT
SARUA
SARUA INDAH
JOMBANG
SAWAH BARU
SAWAH
KEDAUNG
BAMBU APUS
PONDOK CABE ILIR
PONDOK CABE UDIK
PAMULANG TIMUR
PAMULANG BARAT
BENDA BARU
PONDOK BENDA
PISANGAN
PONDOK RANJI
CEMPAKA PUTIH
CIREUNDEU
REMPOA
RENGAS
PERIGI
PERIGI BARU
PONDOK KACANG BARAT
PONDOK KACANG TIMUR
PONDOK PUCUNG
PONDOK AREN
JURANG MANGU BARAT
JURANG MANGU TIMUR
PONDOK KARYA
PONDOK BETUNG
PONDOK JAYA
2
2
2
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Sumber: KPP Pratama Serpong
72
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Berdasarkan data yang terkumpul dalam penelitian ini melalui
kuesioner yang dibagikan kepada sebanyak 130 responden yaitu wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Serpong mulai tanggal 3
februari sampai dengan 17 februari 2013 dan kuesioner yang kembali
sebanyak 100 responden, sehingga kuesioner yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah 100 responden. Rincian distribusi kuesioner dalam
penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Kuesioner Penelitian
Keterangan Kuesioner Jumlah Presentase
Penyebaran kuesioner 130 100%
Kuesioner yang terkumpul 100 76,923%
Kuesioner yang tidak terkumpul 30 23,077%
Kuesioner yang dapat diolah 100 76,923%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
4. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi
yang terdaftar pada KPP Pratama Serpong. Berikut deskriptif identitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan
terakhir.
73
a. Deskripsi responden wajib pajak berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Data responden wajib pajak berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 77 77%
Wanita 23 23%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 77 orang atau 77%
responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 23
orang atau 23% berjenis kelamin wanita.
b. Deskripsi responden Wajib Pajak berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Data Responden wajib pajak berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase
25-30 16 16%
31-40 21 21%
41-50 49 49%
51-60 11 11%
61-70 3 3%
Total 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden didominasi pada
usia antara 41 tahun sampai 50 tahun yaitu sekitar 49 orang atau 49%,
usia 25-30 sekitar 16 orang atau 16%, usia 31-40 sekitar 21 orang atau
21%, usia 51-60 sekitar 11 orang atau 11%, dan usia 61-70 sekitar 3
orang atau 3%.
74
c. Deskripsi responden wajib pajak berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Data responden wajib pajak berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 10 10%
SLTP 25 25%
SMA 50 50%
D3 8 8%
S1 7 7%
Total 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir SMA dengan jumlah 50 responden atau sebesar
50%. Responden yang berpendidikan terakhir Strata Satu (S1)
berjumlah 7 orang atau sebesar 7%, serta responden yang
berpendidikan Diploma Tiga (D3) berjumlah 8 orang atau sebesar 8%,
dan reponden yang berpendidikan terakhir SD dan SLTP masing-
masing berjumlah 10 orang atau 10% untuk yang lulusan SD, dan 25
orang atau 25% untuk yang lulusan SLTP.
B. Analisis dan Pembahasan
Analisis data dilakukan dengan cara yakni uji statistik deskriptif, uji
kualitas data, uji asumsi klasik dan model regresi linear berganda, data yang
tersedia bagi variabel dependen yaitu kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas dan variabel independen
75
yang terdiri dari kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan,
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan.
Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh keempat variabel
independen terhadap variabel dependen kemauan untuk membayar pajak secara
simultan melalui uji F, secara parsial melalui uji t dan untuk mengetahui
variabel manakah yang lebih dominan mempengaruhi kemauan untuk
membayar pajak.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan
fenomena atau karakteristik dari data. Statistik deskriptif berkaitan dengan
pengumpulan dan peringkat data, yang menggambarkan karakteristik
sampel yang digunakan dalam penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Serpong.
Analisis ini menjelaskan karakteristik target populasi terutama
mencakup mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum
serta standar deviasi.
76
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kesadaran Membayar Pajak 100 13.00 30.00 24.8900 3.05470
Pengetahuan Peraturan
Perpajakan
Persepsi yang baik atas
Efektifitas Sistem Perpajakan
100
100
17.00
15.00
33.00
25.00
25.6400
20.8300
3.56334
2.11801
Kualitas Pelayanan
Kemauan untuk Membayar
Pajak WP OP yang melakukan
Pekerjaan Bebas
100
100
18.00
23.00
30.00
40.00
24.9200
32.3500
2.14937
3.61918
Valid N (listwise) 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.6 menjelaskan pada variabel kesadaran membayar pajak
jawaban minimum responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 30 dengan
rata-rata (mean) total jawaban 24,89 dan standar deviasi 3,054. Variabel
pengetahuan peraturan perpajakan jawaban minimum responden 17 dan
maksimum sebesar 33 dengan rata-rata (mean) total jawaban 25,64 dan
standar deviasi 3,563. Pada variabel persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan minimum jawaban responden sebesar 15 dan maksimum
sebesar 25 dengan rata-rata (mean) total jawaban 20,83 dan standar deviasi
2,118. Untuk variabel kualitas pelayanan minimum jawaban responden 18
dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata (mean) total jawaban 24,92 dan
standar deviasi 2,149. Variabel kemauan untuk membayar pajak wajib
77
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas jawaban minimum
responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 40 dengan rata-rata (mean)
32,35 dan standar deviasi 3,619. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data
dari penelitian ini cukup baik, karena nilai mean lebih besar dari nilai
standar deviasi yang mengindikasikan bahwa standar error dari setiap
variabelnya kecil.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Pengujian validitas ini
menggunakan pendekatan Pearson Correlation. Jika korelasi antara
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikansi dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut
dikatakan valid, dan sebaliknya.
78
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji validitas instrumen Kesadaran
Membayar Pajak terhadap 100 responden.
Tabel 4.7
Uji Validitas Instrumen Kesadaran Membayar Pajak
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig. Keterangan
K1 .737** .000 Valid
K2 .666** .000 Valid
K3 .787** .000 Valid
K4 .817** .000 Valid
K5 .729** .000 Valid
K6 .761** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.7 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
yang memiliki subvariabel Kesadaran Membayar Pajak (K) berada
pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid.
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini mampu mengungkapakan sesuatu yang diukur
pada kuesioner tersebut.
79
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas instrumen Persepsi
yang baik atas Efektifitas sistem Perpajakan terhadap 100 responden.
Tabel 4.8
Uji Validitas Instrumen Pengetahuan Peraturan Perpajakan
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig. Keterangan
P1 .654** .000 Valid
P2 .596** .000 Valid
P3 .522** .000 Valid
P4 .351** .000 Valid
P5 .633** .000 Valid
P6 .578** .000 Valid
P7 .665** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.8 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
yang memiliki subvariabel Pengetahuan Peraturan Perpajakan (P)
berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid.
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
Tabel 4.9 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
yang memiliki subvariabel Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem
Perpajakan (PE) berada pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid.
80
Tabel 4.9
Uji Validitas Instrumen Persepsi yang baik atas Efektifitas Sistem
Perpajakan
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig. Keterangan
PE1 .468** .000 Valid
PE2 .557** .000 Valid
PE3 .667** .000 Valid
PE4 .638** .000 Valid
PE5 .635** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
Tabel 4.10 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk
variabel yang memiliki subvariabel Kualitas Pelayanan (KP) berada
pada tingkat signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam penelitian ini valid.
Tabel 4.10
Uji Validitas Instrumen Kualitas Pelayanan
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig. Keterangan
KP1 .658** .000 Valid
KP2 .553** .000 Valid
KP3 .591** .000 Valid
KP4 .656** .000 Valid
KP5 .593** .000 Valid
KP6 .741** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
81
Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
Tabel 4.11 terlihat bahwa semua butir pernyataan untuk
variabel yang memiliki subvariabel Kemauan untuk Membayar Pajak
WP OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas (KM) berada pada tingkat
signifikansi yaitu dibawah 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam penelitian ini valid
Tabel 4.11
Uji Validitas Instrumen Kemauan untuk Membayar Pajak WP
OP yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Pernyataan Pearson
Correlation
Sig. Keterangan
KM1 .628** .000 Valid
KM2 .593** .000 Valid
KM3 .531** .000 Valid
KM4 .590** .000 Valid
KM5 .540** .000 Valid
KM6 .714** .000 Valid
KM7 .478** .000 Valid
KM8 .616** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Hal ini berari bahwa semua item pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut.
82
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Ghozali (2005), uji reliabilitas dikatakan untuk suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas ini menghasilkan nilai Cronbach Alpha. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar
dari 0.06 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005).
Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen
terhadap 100 responden yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Serpong.
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha
N of
Item
Keterangan
Kesadaran membayar pajak 0.788 6 Reliabel
Pengetahuan Peraturan
Perpajakan
0.734 7 Reliabel
Persepsi yang baik atas
Efektifitas Sistem Perpajakan
0.731 5 Reliabel
Kualitas Pelayanan 0.747 6 Reliabel
Kemauan untuk Membayar
Pajak WP OP yang
Melakukan Pekerjaan Bebas
0.740 8 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0,06. Dan sebaliknya reliabilitas
suatu konstruk variabel dikatakan tidak baik jika memiliki nilai
83
Cronbach Alpha< 0,60. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas
yaitu tabel 4.11 menunjukkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,06.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti
bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang
relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Data-data bertipe skala pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa
uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel
independen terhadap variabel dependen. Berikut gambar grafik uji
normalitas data pada grafik pp – plot.
84
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan grafik normal pp - plot pada gamabr 4.1
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini
karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal
sehingga memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
85
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) T.K .924 1.082
T.P .767 1.304
T.PE
T.KP
.942
.768
1.062
1.302
a. Dependent Variable: T.KM
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai Tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) disekitar angka 1. Kesadaran membayar pajak
mempunyai nilai tolerance 0.924, pengetahuan peraturan perpajakan
mempunyai nilai tolerance 0.767, persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan mempunyai nilai tolerance 0.942, dan kualitas
pelayanan mempunyai nilai tolerance 0.768. Dan kesadaran membayar
pajak mempunyai nilai VIF 1.082, pengetahuan peraturan perpajakan
mempunyai nilai VIF 1.304, persepsi yang baik atas efektifitas sistem
perpajakan mempunyai nilai VIF 1.062, dan kualitas pelayanan
mempunyai nilai VIF 1.302.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi
tidak terdapat masalah multikolonieritas karena nilai tolerance di atas
0.10 dan nilai VIF (variance inflation factor) dibawah 10.
86
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka dapat disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan residualnya
SRESID. Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y diprediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
87
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Dari grafik scatterplots pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga layak dipakai untuk
memprediksi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas berdasarkan masukan
variabel independen kesadaran membayar pajak, pengetahuan
peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem
perpajakan, dan kualitas pelayanan.
88
4. Hasil Uji Regresi Berganda
a. Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk
memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu
demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga
yang paling lemah. Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat
tabel dibawah ini:
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients”
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.134 4.851
T.K 0.235 0.105 0.198
T.P 0.217 0.099 0.214
T.PE
T.KP
0.339
0.431
0.150
0.164
0.198
0.256
a. Dependent Variabel: KM
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
89
Berdasarkan tabel 4.14 diatas diketahui bahwa nilai koefisien
dari persamaan regresi. Dari output didapatkan model persamaan
regresi:
Y= α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4
Y = 3,134 + 0,235 X1+ 0,217X2 + 0,339 X3 + 0,431X4
Keterangan:
Y = kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas
α = Konstanta
β1 = Koefisien regresi kesadaran membayar pajak
β 2 = Koefisien regresi pengetahuan peraturan perpajakan
β 3 = Koefisien regresi persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan
β 4 = Koefisien regresi kualitas pelayanan
X1 = kesadaran membayar pajak
X2 = pengetahuan peraturan perpajakan
X3 = persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
X4 = kualitas pelayanan
Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 3,134 artinya
kesadaran membayar pajak (X1), pengetahuan peraturan perpajakan
(X2), persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3), dan
90
kualitas pelayanan (X4) dianggap konstan maka kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas konstan sebesar 3,134.
Koefisien regresi variabel kesadaran membayar pajak (X1)
sebesar 0,235 artinya kesadaran membayar pajak mengalami kenaikan
2%, maka kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar 0,235 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Koefisien regresi variabel pengetahuan peraturan perpajakan
(X2) sebesar 0,217 artinya pengetahuan peraturan perpajakan
mengalami kenaikan 2%, maka kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,217 dengan asumsi variabel
independen lain nilainya tetap.
Koefisien regresi variabel persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan (X3) sebesar 0,339 artinya persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan mengalami kenaikan 3%, maka kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,339
dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan (X4) sebesar
0,431 artinya kualitas pelayanan mengalami kenaikan 4%, maka
91
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
0,431 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
b. Uji Koefisiensi determinasi (R2)
Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel
independen (kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan
perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan
kualitas pelayanan) secara serentak terhadap variabel dependen
(kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas). Ini menunjukkan seberapa besar
persentase variasi variabel dependen, koefisien dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.553a 0.306 0.277 3.07822
a. Predictors: (Constant), T.K, T.PE, T.KP, T.KS
b. Dependent Variable: T.KM
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel 4.15 Model Summary, diperoleh nilai
Adjusted R2 sebesar 0,277. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen (kesadaran membayar
92
pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan) terhadap variabel
dependen (kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas) sebesar 27,7%. Atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model (kesadaran membayar pajak,
pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan) mampu menjelaskan
sebesar 27,7% variansi variabel dependen (kemauan untuk membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas).
Sedangkan sisanya sebesar 72,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini
(Ghozali, 2009), seperti variabel pemahaman peraturan perpajakan,
sunset policy, dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat
pada tinglat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada
93
tabel 4.16, jika nilai probability t < 0,05, maka Ha diterima, sedangkan
jika nilai probability t > 0,05 maka Ha ditolak.
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik t
Coefficients”
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.134 4.851 0.646 0.520
Kesadaran Membayar Pajak 0.235 0.105 0.198 2.228 0.028
Pengetahuan peraturan
perpajakan
0.217 0.099 0.214 2.191 0.031
Persepsi yang baik atas
Efektifitas Sistem
Perpajakan
Kualitas Pelayanan
0.339
0.431
0.150
0.164
0.198
0.256
2.252
2.525
0.027
0.010
a. Dependent Variabel: T.KM
Sumber : Data primer yang diolah, 2013
Tabel 4.16 diatas dapat diketahui tingkat signifikan untuk
masing-masing variabel bebas. Dari keempat variabel bebas tersebut
yang dimasukkan dalam model regresi menghasilkan nilai yang
signifikan p value< 0,05. Ini terlihat dari variabel bebas kesadaran
membayar pajak diperoleh t hitung = 2,228 yakni lebih besar dari t tabel =
1,98. Dengan demikian berarti bahwa secara individual kesadaran
membayar pajak berpengaruh positif terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
94
bebas. Demikian pula diperoleh nilai signifikan sebesar 0,028 < 0,05
yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya bahwa
Ha1 diterima.
Untuk variabel bebas yang kedua pengetahuan peraturan
perpajakan diperoleh nilai t hitung = 2,191 > t tabel. Hal ini berarti bahwa
secara parsial pengetahuan peraturan perpajakan berpengaruh positif
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas. Demikian juga hasil signifikan
menunjukkan nilai 0,31< 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan. Kesimpulannya Ha2 diterima.
Untuk variabel bebas ketiga yaitu persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan diperoleh nilai t hitung = 2,252 > t tabel. Hal
ini berarti bahwa secara parsial persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas. Demikian juga hasil signifikan menunjukkan nilai 0,027 < 0,05
yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya Ha3
diterima.
Untuk variabel bebas yang keempat kualitas pelayanan
diperoleh nilai t hitung = 2,525 > t tabel. Hal ini berarti bahwa secara
parsial kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
95
bebas. Demikian juga hasil signifikansi menunjukkan nilai 0,010 <
0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulannya
Ha4 diterima
b. Hasil Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama atau simultan variabel independen terhadap variabel
dependen atau terikat. Kriteria yang digunakan adalah apabila
probabilitas > 0,05 maka Ho diterima sedangkan sebaliknya jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolah.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 396,586 4 99,147 10,464 ,000b
Residual 900,164 95 9,475
Total 1296,750 99 a. Dependent Variable: T.KM
b. Predictors: (Constant), T.P, T.K, T.PE, T.KP
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikan
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0,05
(0,000 < 0,05) ini berarti bahwa variabel independen yaitu kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang
baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan)
96
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesadaran membayar
pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Dengan demikian semakin
tinggi kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan,
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas
pelayanan maka semakin tinggi pula tingkat kemauan untuk membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas
tersebut.
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas
Hasil uji hipotesis 1 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung
pada variabel kesadaran membayar pajak (X1) adalah 2,228 dengan tingkat
signifikansi 0,028. Karena niali t hitung2,228 lebih besar dari t tabel 1,98 dan
nilai signifikansinya 0,028 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05.
Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
kesadaran membayar pajak terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan
97
antara kesadaran membayar pajak dengan kemauan untuk membayar pajak
wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, semakin tinggi
tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak semakin tinggi pula
tingkat kemauan membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011), yang menyatakan bahwa
kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kemauan untuk membayar pajak.
Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran terhadap
perpajakan cukup baik.Artinya kesadaran wajib pajak cukup dimengerti
bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak secara
berkala guna perkembangan negara khususnya pembangunan masyarakat
luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar
pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh pihak-pihak terkait agar para wajib
pajak tetap sadar akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan
positif terhadap pajak.
98
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh pengetahuan peraturan perpajakan
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas
Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel t hitung pada
variabel pengetahuan peraturan perpajakan (X2) adalah 2,191 dengan
tingkat signifikansi 0,031. Karena nilai t hitung 2,191 lebih besar dari t tabel
1,98 dan nilai signifikansinya 0,031 lebih kecil dari probabilitas signifikan
α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dikatakan
bahwa pengetahuan peraturan perpajakan terjadi koefisien bernilai positif
dan signifikan antara pengetahuan peraturan perpajakan dengan kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki pengetahuan tentang
perpajakan maka akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk
membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Handayani (2012), yang menyatakan bahwa pengetahuan peraturan
perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
Faktor pengetahuan sangat penting peranannya dalam membantu
wajib pajak melaksanakan kewajibannya, khususnya pengetahuan tentang
peraturan perpajakan dan sanksi dendanya. Sebagian wajib pajak
memperoleh pengetahuan pajak dan petugas pajak, selain itu juga ada yang
diperoleh dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku
99
perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak dan ada juga yang diperoleh
dari pelatihan pajak atau kursus pajak. Tanpa adanya pengetahuan, wajib
pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan
membayar pajaknya (Supriyati dan Hidayati, 2008).
Pembayaran pajak oleh wajib pajak dilakukan apabila sanksi pajak
dipandang sebagai kekuatan yang memaksa wajib pajak untuk mematuhi
undang-undang dan peraturan perpajakan. Masyarakat akan membayar
pajak apabila sanksi pajak dipandang dapat dilaksanakan secara adil, logis,
konsisten, dan dapat menjangkau para pelanggar (Handayani, 2012). Hal
ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini yang mengetahui
dan paham tentang peraturan perpajakan memiliki kemauan untuk
membayar pajak, dikarenakan adanya sanksi yang diterapkan dalam
peraturan perpajakan.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas
Hasil uji hipotesis 3 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung
pada variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X3)
adalah 2,252 dengan tingkat signifikansi 0,027. Karena nilai t hitung 2,252
lebih besar dari t tabel 1,98 dean nilai signifikansinya 0,027 lebih kecil dari
probabilitas signifikan α = 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima,
100
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan terjadi koefisien bernilai positif dan signifikan dengan
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas, semakin wajib pajak memiliki persepsi yang
baik atas efektifitas sistem perpajakan maka akan meningkatkan kemauan
wajib pajak untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tatiana dan Hari (2009) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dengan kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas.
Wajib pajak mau membayar pajak apabila jumlah pajak yang harus
dibayar tidak memberatkan atau menyulitkan wajib pajak. Penegasan
sanksi pajak bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar, dinilai telah memperhatikan unsur keadilan dengan baik.
Dengan adanya sistem perpajakan yang baru akan sangat membantu dan
memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Dengan begitu wajib pajak dapat melihat adanya transparansi dalam
pengenaan pajak. Hal-hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik
oleh wajib pajak mengenai perpajakan.
101
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas
Hasil uji hipotesis 4 yang ditunjukkan pada tabel 4.16 nilai t hitung
pada variabel kualitas pelayanan (X4) adalah 2,525 dengan tingkat
signifikansi 0,010. Karena nilai t hitung 2,525 lebih besar dari t tabel 1,98 dan
nilai signifikansinya 0,010 lebih kecil dari probabilitas signifikan α = 0,05.
Maka Ho ditolak Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas
pelayanan nilai positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dengan
kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas, semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan maka
semakin meningkat kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
Hal ini menunjukkan sikap wajib pajak cukup memiliki
kepercayaan terhadap pelayanan yang berkualitas yang telah dilakukan
oleh fiskus, bahwa wajib pajak telah mendapatkan pelayanan yang cukup
baik dari aparat pajak dengan selalu memperhatikan keinginan wajib pajak.
Maka pelayanan berkualitas tetap dijaga dan diperhatikan oleh Kantor
Pajak maupun Ditjen Pajak. Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan
dapat memberikan 4K yaitu keamanan, kelancaran, kenyamanan, dan
kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga
102
diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-kebocoran pajak yang
dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari pemerintah.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hardiningsih dan Yulianawati (2011), Handayani (2012), Tatiana dan Hari
(2009), Widayati dan Nurlis (2010), Arum (2012), Atiqah dan Fitria
(2010), dan Sartika dan Rini (2010).
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kesadaran membayar
pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas
sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.Responden
dalam penelitian ini berjumlah 100 orang wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas, dalam hal ini pengusaha meubel dan furniture
diwilayah kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong.
Data yang diambil berdasarkan dari hasil kuesioner yang diisikan kepada para
responden dan di analisa dengan menggunakan model regresi berganda, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kesadaran
membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan
Yulianawati (2011).
104
2. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa pengetahuan
peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan
untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Handayani (2012) dan
Widayati dan Nurlis (2010).
3. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa persepsi yang
baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas. Hal ini mendukung penelitian Tatiana dan
Hari (2009).
4. Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas. Hal ini mendukung penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011).
5. Kesadaran membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi
yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan,
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauan untuk membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Handayani
(2012), Tatiana dan Hadi (2009), Hardiningsih dan Yulianawati (2011),
Widayati dan Nurlis (2010).
105
6. Variabel independen yang paling dominan pada penelitian ini adalah
variabel kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara
variabel independen lainnya yaitu sebesar 0,431.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa variabel kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas perpajakan berpengaruh secara
signifikan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pandangan kepada pihak terkait yang senantiasa dihadapkan pada usaha
ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Perlu disosialisasikan sikap sadar
membayar pajak agar masyarakat mau untuk membayar pajak. Sosialisasi ini
dapat melalui iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta media lainnya.
Perlu secara berkala Direktorat Jenderal Pajak mengadakan acara yang
mendidik serta menghibur masyarakat agar memiliki kesadaran untuk
membayar kewajiban perpajakan. Sosialisasi di acara tertentu dengan cara
mengundang tokoh yang disegani oleh kalangan profesional tertentu.
Dalam hal ini menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran
terhadap perpajakan cukup baik. Artinya kesadaran wajib pajak cukup
dimengerti bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban membayar pajak
secara berkala guna pembangunan negara khususnya pembangunan masyarakat
106
luas. Selain itu semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar
pajak maka semakin tinggi pula tingkat kemauan membayar pajak. Hal ini perlu
dipertahankan oleh pihak-pihak yang terkait agar para wajib pajak tetap sadar
akan pajak dan mereka telah mempunyai pandangan positif terhadap pajak.
Selain itu, pengetahuan tentang perpajakan juga sangat penting bagi
wajib pajak, karena dengan adanya pengetahuan tentang perpajakan maka akan
semakin meningkatkan kepdulian wajib pajak terhadap pembangunan negara.
Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam
mendaftarkan diri, mengisi SPT dan membayar pajak sehingga dapat
menghambat wajib pajak itu sendiri untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Maka dari itu pengetahuan tentang peraturan perpajakan sangat berdampak bagi
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak itu sendiri.pengetahuan pajak bisa
didapatkan melalui media elektronik maupun media massa. Saat ini sudah
sangat mudah mendapatkan informasi tentang perpajakan dan undang-undang
tentang perpajakan.
Hal ini pada akhirnya membentuk persepsi yang baik oleh wajib pajak
mengenai perpajakan. Saat ini sistem perpajakan yang baru sudah berbasis
internet sehingga memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Wajib pajak hanya perlu membuka situs Ditjen Pajak untuk
memperoleh informasi mengenai perpajakan. Untuk pembayaran pajaknya
sendiri sudah bisa melalui layanan e-banking sehingga memudahkan wajib
pajak. Dalam pelaporan SPTpun sudah menjadi lebih efektif dengan adanya e-
107
SPT, wajib pajak tidak perlu lagi datang ke kantor pajak. Untuk mengetahui
peraturan perpajakan terbaru dan pendaftaran NPWP dapat dengan mudah
dilakukan melalui website pajak.
Selain kemudahan dan kenyaman untuk membayar pajak, wajib pajak
memerlukan pelayanan yang berkualitas sehingga membuat masyarakat merasa
tidak dirugikan atas kewajiban membayar pajak tersebut. Pelayanan yang
berkualitas harus diupayakan dapat memberikan 4K yaitu, keamanan,
kelancaran, kenyamanan, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat mengurangi kebocoran-
kebocoran pajak yang dilakukan oleh petugas kantor pelayanan pajak atau dari
pemerintah.
C. Keterbatasan dan Saran
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Disisi
lain, keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat
menjadi masukan bagi penelitian yang akan datang. Adapun saran dan
keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yang mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas, sehingga penulis mengharapkan partisipasi
aktif peneliti berikutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
108
yang melakukan pekerjaan bebas seperti variabel ketegasan sanksi
perpajakan, pemahaman peraturan perpajakan, dan lain-lain
2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel pengusaha meubel dan furniture
di kecamatan Ciputat Timur yang terdaftar di KPP Pratama Serpong,
sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas wilayah
cangkupan agar diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya
lebih tinggi.
3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel 100 responden. Sehingga
diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak sampel
untuk dapat memperoleh hasil yang lebih akurat mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.
109
DAFTAR PUSTAKA
Atiqah dan Verisca Dena Fitria. “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas
Pelayanan, Pemeriksaan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Menyampaikan SPT”. Akuntabilitas, Vol. 3 No. 1, 2010.
Arum, Harjanti Puspa. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan
Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas”. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 1, No. 1, 2012.
Boediono, Drs. “Pelayanan prima perpajakan”. Jakarta: kawulamuda, 1999.
Carolina, Verani dan Timbul H.Simanjuntak. “Pengaruh Tax Knowledge dan
Persepsi Tax Fairness Terhadap Tax Compliance Wajib Pajak Badan yang
terdaftar di KPP Madya Bandung”. Prosiding Seminar Nasional, Bandung,
2010.
Carolina, Verani, Meythi dan Riki Martusa, “Tax Culture: Dasar Pelaksanaan
Reformasi Perpajakan Menuju Kepatuhan Sukarela”. Simposium Nasional
Perpajakan III, Bandung, 2010.
Devano, S dan Siti Rahayu. “Perpajakan: Konsep, Teori, Isu”, Kencana, Jakarta,
2006.
Dewi, Mira Riangga. “Persepsi Wajib Pajak atas Pengenaan Pajak Penghasilan:
Anteseden dan Konsekuensinya”. Skripsi Uneversitas Diponegoro Semarang,
2011.
Gatot Faisal, M. S. “How to be a Smarter Taxpayer: Bagaimana menjadi Wajib Pajak
yang Cerdas. Grasindo, Jakarta, 2009.
Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS”. Universitas
Diponegoro Edisi IV, Jakarta, 2009.
110
Gunadi. “Pelaksanaan Pelayanan Prima di Lingkungan Birokrasi”. Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusdiklat Pegawai Depkeu Magelang,
2006.
Handayani, Sapti Wuri. ”Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar
pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas”. Makalah
Simposium Nasional Perpajakan, 2012.
Hamid, Abdul. ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS, Jakarta, 2007.
Hardiningsih, Pancawati dan Nila Yulianawati. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak”. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3 No.
1, 2011.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, ”Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2008.
Irianto, Slamet Edi. ”Politik Perpajakan: Membangun Demokrasi Negara”, UII Press,
Yogyakarta, 2005.
Jatmiko, Nugroho, Agus. ”Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap wajib pajak orang pribadi di kota
Semarang)”. Tesis Universitas Diponegoro, 2006.
Kertajaya, Himawan, ”Perilaku Sosial Dalam Ekonomi”. Aksara, Jakarta, 2007.
Kiswanto dan M. Wahyuddin. ”Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat UPPD Dipenda Propinsi
Jateng Kabupaten Sragen”. Jurnal Daya Saing, 2008.
Mardiasmo. “Perpajakan edisi revisi 2009”, Edisi XIV, Andi, Yogyakarta, 2009.
Mulyodiwarno, Nuryadi. “Catatan Tentang Kebijakan Sanksi Perpajakan Sejak
Undang-undang KUP 2007”. Inside Tax, Jakarta, 2007.
111
Musyaroqoh, Riqah. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Wajib
Pajak dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Pangestuti, Dian Hayyu. “Pengaruh Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Pajak, dan
Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
Pajak Sewa Atas Tanah dan/atau Bangunan”. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Pardi. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak dalam Memenuhi
Kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di Surabaya”. 2010.
Priyatno, Dwi. “Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik”, PT
Buku Kita, Yogyakarta, 2010.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
Balai Pustaka, Jakarta, 2002.
Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Salemba empat, 2009.
Rusdyi, M. Khoiru dan Fathoni. “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Batu”. Terakreditasi SK Dirjen
Dikti No.43/Dikti/KEP/2008.
Santoso, Singgih. “Buku latihan SPSS statistik multivariabel”. Gramedia, Jakarta,
2004.
Sartika dan Rini. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kinerja Pelayanan Pajak dan
Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam
Memenuhi Kewajiban Perpajakan” Akuntabilitas, Vol.3 No.1, 2010.
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, “Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam”, Kencana, Jakarta, 2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. CV. Alfabeta, Bandung,
2009.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Cetakan ke-16, Bandung: Alfabeta, 2010.
112
Sukarno, Gendut dan Lia Nirawati. “Kontribusi Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Membayar Pajak”. Jurnal Neo-Bisnis, Vol.1 No.2, 2007.
Sukrisno, Agoes dan Estralita Trisnawati. “Akuntansi Perpajakan”, Salemba Empat,
2009.
Supadmi, Ni Luh. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas
Pelayanan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.4 No.2, 2009.
Supriyati dan Nur Hidayati. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Akuntansi dan Teknologi
Informasi, Vol.7 No.1, 2008.
Supriyanto, “Metodologi Riset Bisnis”, Indeks, Jakarta, 2009.
Susanto, Herry, 2012. “Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib
Pajak”.
http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-
sukarela-wajib-pajak.
Tatiana, Vanessa dan Priyo Hari. “Dampak Program Sunset Policy terhadap Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak”. Makalah
Simposium Nasional Perpajakan II, 2009.
Undang-Undang No.28 tahun 2007, Tentang Perubahan Ketentuan dan Tata Cara
Umum Perpajakan.
Waluyo. “Perpajakan Indonesia”. Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Widayati dan Nurlis. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”.
Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.
113
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
EKA SETYAWATI
NIM: 208082000002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013/1434 H
114
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Februari 2013
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Eka Setyawati
NIM : 208082000002
Jurusan/Smt. : Akuntansi / IX
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
menjadi respoden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktunya. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai
pendataan di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i tinggal, sehingga kerahasiaannya akan saya
jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan
faktor kunci untuk mengetahui Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Peraturan
Perpajakan, Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan, dan Kualitas
115
Pelayanan, Terhadap Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi
yang Melakukan Pekerjaan Bebas.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dan pernyataan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu
nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan ini dan sejumlah
pertanyaan agak sedikit kontroversial, mungkin anda akan bersifat netral, akan
tetapi usahakan memilih rating yang lebih menunjukkan perasaan
Bapak/Ibu/Saudara/i.
Apabila di antara Bapak/Ibu/Saudara/i ada yang membutuhkan hasil
penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Saudara/i dapat menghubungi saya (telp. dan email
tertera di bawah).Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk
mengisi dan menjawab semua pertanyaan dan pernyataan dalam penelitian ini, saya
sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof.Dr. Azzam Jasin, MBA Fitri Damayanti, SE, M.Si
NIP. - NIP. 19810731 200604 2 003
Hormat saya,
Peneliti
( Eka Setyawati )
116
A. Deskriptif Responden
*) Nama :
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Usia :
Pendapatan/tahun :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Pilihlah salah satu alternatif jawaban untuk setiap pernyataan berdasarkan
pendapat anda dengan membubuhkan tanda ( ) atau ( X ).
Setiap pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
R = Ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
*boleh tidak diisi
117
B. KESADARAN MEMBAYAR PAJAK
No. Uraian SS S R TS STS
1 Pajak ditetapkan dengan Undang-Undang (UU) dan
dapat dipaksakan.
2 Pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat
kepada negara.
3 Membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam
menunjang pembangunan negara.
4 Penundaan pembayaran pajak dan pengurangan pajak
dapat merugikan negara.
5 Pembayaran pajak yang tidak sesuai akan berakibat
pada kerugian yang akan ditanggung negara.
6 Membayar pajak akan terbentuk rencana untuk
kemajuan kesejahteraan rakyat.
C. PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN
No. Uraian SS S R TS STS
1 Pengetahuan Wajib Pajak tentang pajak dapat dengan
mudah diperoleh dari media massa (seperti televisi,
dan radio), spanduk, reklame, dan media cetak
lainnya.
2 Masyarakat mengetahui fungsi dan manfaat pajak
yang digunakan untuk membiayai pembangunan
negara dan sarana umum bagi masyarakat.
3 Masyarakat mengetahui bagaimana cara mengisi SPT
dengan benar, membuat laporan keuangan, dan cara
membayar pajak dengan benar.
118
No. Uraian SS S R TS STS
4 Masyarakat mengetahui bagaimana cara menghitung
jumlah pajak yang ditanggungnya.
5 Masyarakat telah mengetahui bahwa dalam Undang-
Undang perpajakan, bagi Wajib Pajak yang terlambat
atau tidak membayar pajak dapat diberikan sanksi
administrasi (denda) dan sanksi pidana (penjara).
6 Pajak bersifat memaksa sehingga apabila terjadi
pelanggaran maka akan dikenakan sanksi
7 Saya tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dari pajak yang saya bayarkan
D. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
No. Uraian SS S R TS STS
1 Pembayaran pajak melalui e-banking mudah, aman,
dan terpercaya.
2 Pelaporan pajak melalui e-SPT dan e-Filling sangat
efektif.
3 Penyampaian SPT melalui drop box dapat dilakukan
dimana saja dan memudahkan Wajib Pajak.
4 Peraturan pajak terbaru dapat di update melalui
internet dengan mudah dan cepat.
5 Pendaftaran NPWP dapat dilakukan melalui
e-Registration dari website pajak..
119
E. KUALITAS PELAYANAN
No. Uraian SS S R TS STS
1 Petugas pajak bersikap ramah dan sopan dalam
melayani setiap Wajib Pajak.
2 Petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan
kesulitan yang dialami oleh Wajib Pajak.
3 Petugas pajak memberikan informasi dan penjelasan
dengan jelas dan mudah dimengerti oleh Wajib Pajak
serta memberikan solusi yang tepat.
4 Dalam penyelenggaraan pajak, sejauh ini fiskus
berkapasitas untuk mengarahkan tanpa
mempengaruhi Wajib Pajak.
5 Fasilitas Call Center atau Kring Pajak adalah salah
satu sarana bertanya Wajib Pajak selain datang ke
KPP.
6 Kualitas pelayanan yang memuaskan akan membuat
Wajib Pajak merasa tertolong dan menguntungkan
dalam hal waktu dan pelayanan.
F. KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK
No. Uraian SS S R TS STS
1 Wajib Pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan
untuk membayar pajak.
2 Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai
tempat dan cara membayar pajak.
120
No. Uraian SS S R TS STS
3 Wajib Pajak berusaha mencari informasi mengenai
batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak.
4 Sebelum melalukan pembayaran pajak, Wajib Pajak
melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami
tentang peraturan pajak.
5 Wajib Pajak mendaftarkan sendiri sebagai Wajib
Pajak untuk mendapatkan NPWP.
6 Wajib Pajak menyampaikan SPT atas kemauan dan
keinginan sendiri.
7 Wajib Pajak mengalokasikan dana untuk membayar
pajak.
8 Wajib Pajak membayar pajak sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.
121
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden
Jawaban Responden Untuk Variabel Kesadaran Membayar Pajak
NO K1 K2 K3 K4 K5 K6 T.K
1 4 4 5 5 4 3 25
2 5 4 3 3 4 4 23
3 4 4 3 3 4 4 22
4 4 4 3 3 4 4 22
5 4 4 5 3 4 5 25
6 5 5 4 5 5 4 28
7 4 4 4 4 4 5 25
8 5 5 5 5 5 5 30
9 4 4 4 4 4 4 24
10 5 4 4 4 4 4 25
11 5 4 4 5 4 4 26
12 4 3 4 4 4 4 23
13 5 3 5 5 5 5 28
14 4 4 4 4 4 4 24
15 4 3 4 4 4 4 23
16 4 4 4 4 4 3 23
17 5 5 5 5 5 5 30
18 4 4 4 4 4 4 24
19 4 4 4 4 4 4 24
20 5 5 5 5 5 5 30
21 4 4 4 4 4 4 24
22 4 4 4 4 4 4 24
23 4 3 4 5 5 3 24
24 5 4 5 4 4 4 26
25 4 4 5 5 4 4 26
26 2 2 2 2 3 2 13
27 4 5 5 3 3 4 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 4 2 4 4 4 4 22
122
NO K1 K2 K3 K4 K5 K6 T.K
30 4 4 4 4 4 3 23
31 4 4 5 4 4 3 24
32 5 4 5 5 4 4 27
33 5 4 4 5 5 4 27
34 5 4 5 4 4 4 26
35 4 4 5 5 4 4 26
36 4 4 4 4 4 4 24
37 4 4 4 4 4 4 24
38 4 4 4 4 4 4 24
39 4 4 5 4 4 4 25
40 4 4 5 5 5 3 26
41 4 4 4 4 4 3 23
42 5 5 5 5 5 5 30
43 5 5 5 5 5 5 30
44 4 4 4 4 4 4 24
45 5 4 4 4 5 5 27
46 5 5 5 5 5 5 30
47 4 4 4 4 5 5 26
48 5 4 4 5 4 4 26
49 4 3 4 4 4 3 22
50 4 4 3 4 3 3 21
51 4 3 4 3 3 3 20
52 5 4 4 5 4 4 26
53 5 2 4 4 4 4 23
54 4 3 4 4 4 4 23
55 5 4 4 5 5 4 27
56 5 5 5 4 4 5 28
57 4 5 5 5 5 5 29
58 5 4 4 4 4 4 25
59 5 4 4 4 4 4 25
60 5 3 4 3 4 3 22
61 4 4 4 5 4 4 25
62 4 4 3 3 3 3 20
123
NO K1 K2 K3 K4 K5 K6 T.K
63 4 4 4 4 4 4 24
64 4 4 4 4 4 4 24
65 5 5 5 5 5 5 30
66 4 4 4 4 4 4 24
67 4 4 4 4 4 3 23
68 4 4 4 4 4 4 24
69 3 4 4 3 4 4 22
70 4 4 4 4 4 4 24
71 4 4 4 4 4 4 24
72 4 4 4 4 4 4 24
73 4 4 4 4 4 4 24
74 5 5 5 5 5 5 30
75 5 5 5 5 5 5 30
76 5 5 5 5 5 5 30
77 4 4 4 4 4 4 24
78 4 4 5 5 5 5 28
79 5 1 5 5 5 5 26
80 4 4 2 4 4 2 20
81 5 5 5 5 5 5 30
82 4 4 4 4 4 4 24
83 5 4 4 4 4 4 25
84 5 5 4 4 4 4 26
85 4 3 3 3 2 4 19
86 5 5 5 5 5 5 30
87 5 5 5 5 5 5 30
88 5 5 5 5 5 5 30
89 5 4 4 4 4 4 25
90 4 4 4 4 4 4 24
91 5 4 3 4 4 4 24
92 4 4 5 5 3 4 25
93 4 4 4 4 4 4 24
124
NO K1 K2 K3 K4 K5 K6 T.K
94 5 5 4 4 4 4 26
95 5 5 5 5 4 4 28
96 3 4 4 3 4 3 21
97 2 4 4 2 4 4 20
98 2 2 3 3 4 4 18
99 3 4 4 4 5 3 23
100 4 4 3 4 5 3 23
125
Jawaban Responden Untuk Variabel Pengetahuan Peraturan
Perpajakan
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 T.P
1 4 4 3 4 3 2 4 24
2 4 4 2 3 2 4 4 23
3 4 5 4 4 3 3 4 27
4 4 5 2 3 5 4 4 27
5 3 5 4 4 5 3 5 29
6 4 2 4 5 3 4 5 27
7 2 2 2 4 3 3 2 18
8 4 2 4 4 4 4 4 26
9 4 5 2 3 4 4 5 27
10 3 2 3 5 4 2 4 23
11 2 4 4 3 5 4 4 26
12 4 5 5 5 5 5 3 32
13 4 4 4 5 4 4 4 29
14 2 4 3 4 3 4 4 24
15 3 4 4 4 4 4 3 26
16 3 4 4 5 3 4 2 25
17 4 4 5 4 5 4 5 31
18 3 5 5 3 4 4 4 28
19 4 4 4 3 4 5 5 29
20 3 3 4 4 4 4 4 26
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 5 5 4 3 5 5 5 32
23 3 4 3 4 4 3 4 25
24 4 4 4 2 2 4 4 24
25 4 2 3 4 3 4 4 24
26 4 5 4 4 4 4 4 29
27 4 4 4 3 4 4 3 26
28 3 4 4 4 2 3 4 24
29 4 3 2 4 4 4 4 25
30 3 3 4 4 3 3 3 23
31 4 3 2 2 4 4 4 23
126
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 T.P
32 4 4 4 3 4 4 4 27
33 4 4 4 4 4 4 4 28
34 4 4 4 3 3 3 3 24
35 3 3 4 4 5 3 3 25
36 1 4 4 4 4 4 3 24
37 5 5 4 5 2 4 2 27
38 4 5 4 3 4 4 3 27
39 2 4 4 4 4 4 4 26
40 4 3 3 3 3 3 3 22
41 4 5 4 4 4 4 4 29
42 4 4 5 5 4 4 4 30
43 5 2 4 4 5 2 2 24
44 4 4 4 4 4 4 4 28
45 4 3 4 4 4 4 4 27
46 5 4 5 4 5 5 4 32
47 2 2 4 4 4 3 2 21
48 4 2 4 4 4 4 4 26
49 4 4 4 4 4 2 4 26
50 4 4 2 5 4 4 4 27
51 1 4 4 4 4 4 4 25
52 4 5 4 4 4 5 4 30
53 5 4 5 5 5 4 5 33
54 4 4 4 4 3 3 3 25
55 4 3 3 4 2 2 2 20
56 3 3 3 3 3 3 3 21
57 4 5 4 5 4 4 3 29
58 4 4 4 3 3 4 5 27
59 4 4 5 5 4 4 4 30
60 1 3 4 3 3 3 2 19
61 3 4 4 4 4 4 4 27
62 2 2 4 4 4 3 3 22
63 3 2 4 4 4 3 3 23
127
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 T.P
64 4 2 4 4 4 2 4 24
65 4 2 2 5 4 4 5 26
66 4 4 4 4 4 4 4 28
67 3 4 5 4 5 4 4 29
68 3 3 4 4 3 3 3 23
69 1 5 5 4 3 2 1 21
70 4 4 4 5 4 4 5 30
71 3 3 4 3 4 4 2 23
72 2 3 4 4 3 4 5 25
73 2 2 4 3 2 2 2 17
74 3 2 2 4 3 3 3 20
75 2 2 3 4 3 3 4 21
76 4 5 4 3 4 4 5 29
77 4 2 2 4 4 4 4 24
78 3 4 4 3 2 4 4 24
79 4 4 4 4 4 4 4 28
80 2 2 4 4 2 4 2 20
81 2 3 2 2 4 4 3 20
82 3 3 4 4 2 5 4 25
83 4 5 3 2 2 5 4 25
84 5 4 4 5 4 4 5 31
85 5 4 4 5 4 5 4 31
86 4 4 5 4 5 4 5 31
87 5 4 4 4 4 5 5 31
88 4 4 5 4 3 3 5 28
89 4 5 4 4 5 4 4 30
90 4 4 3 4 4 4 5 28
91 4 4 5 4 3 4 3 27
92 3 3 4 4 3 3 3 23
93 4 4 3 2 2 4 4 23
94 3 3 4 5 3 3 4 25
95 4 4 4 3 4 5 5 29
128
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 T.P
96 2 2 3 4 3 3 3 20
97 2 4 2 3 2 2 2 17
98 3 2 2 4 2 5 2 20
99 3 3 3 2 2 4 4 21
100 4 2 4 4 4 4 4 26
129
Jawaban Responden Untuk Variabel Persepsi yang Baik atas
Efektifitas Sistem Perpajakan
NO PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 T.PE
1 4 4 3 3 4 18
2 5 4 3 5 3 20
3 5 4 3 3 4 19
4 4 4 3 3 4 18
5 4 4 4 3 5 20
6 4 4 3 3 4 18
7 5 4 4 4 5 22
8 3 4 5 5 4 21
9 5 5 5 5 5 25
10 5 5 4 4 5 23
11 5 5 5 4 4 23
12 5 5 5 5 5 25
13 4 4 3 4 4 19
14 5 4 4 4 5 22
15 5 4 5 5 4 23
16 4 4 4 4 4 20
17 4 4 4 2 4 18
18 5 5 5 5 5 25
19 5 5 5 5 5 25
20 5 4 3 2 4 18
21 4 3 3 3 4 17
22 4 4 4 4 4 20
23 4 2 4 5 4 19
24 3 3 3 3 3 15
25 5 4 5 4 5 23
26 3 4 4 4 4 19
27 4 5 4 4 4 21
28 4 5 4 4 4 21
29 5 5 5 5 5 25
30 4 4 3 4 4 19
31 4 4 4 4 4 20
130
NO PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 T.PE
32 5 5 4 4 4 22
33 4 3 5 4 4 20
34 5 5 4 4 4 22
35 4 4 3 5 4 20
36 5 5 4 5 4 23
37 5 5 4 5 3 22
38 4 5 4 4 5 22
39 5 4 4 4 2 19
40 4 5 4 4 3 20
41 4 5 5 5 4 23
42 5 5 5 5 5 25
43 4 4 4 5 5 22
44 3 5 4 5 5 22
45 4 5 3 5 5 22
46 5 4 4 5 5 23
47 3 4 5 5 5 22
48 4 4 5 4 3 20
49 4 4 4 5 5 22
50 3 4 3 4 2 16
51 4 5 5 3 3 20
52 5 4 4 5 5 23
53 3 5 4 5 5 22
54 5 3 3 5 5 21
55 4 4 4 4 3 19
56 3 4 3 5 5 20
57 4 5 3 5 5 22
58 4 4 4 5 5 22
59 4 4 3 4 3 18
60 5 4 3 4 3 19
61 4 4 3 4 4 19
62 5 4 5 4 4 22
63 4 4 4 4 4 20
131
NO PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 T.PE
64 5 4 3 5 2 19
65 4 5 5 5 5 24
66 5 5 4 5 4 23
67 4 5 3 5 4 21
68 5 4 5 3 3 20
69 3 5 4 3 3 18
70 5 4 4 4 3 20
71 5 5 4 5 5 24
72 4 5 4 5 4 22
73 4 5 5 4 4 22
74 5 4 5 4 4 22
75 4 4 5 5 4 22
76 3 5 4 5 4 21
77 4 4 4 5 4 21
78 4 4 4 4 4 20
79 4 4 4 4 4 20
80 4 5 4 4 4 21
81 4 5 4 5 3 21
82 4 4 4 4 4 20
83 5 5 5 4 4 23
84 5 5 4 5 5 24
85 5 5 4 3 3 20
86 4 5 3 4 4 20
87 4 5 4 5 4 22
88 4 5 3 4 4 20
89 4 4 4 4 4 20
90 5 5 5 4 4 23
91 4 4 3 3 4 18
92 5 4 3 4 4 20
93 4 4 4 5 5 22
94 4 3 3 5 5 20
95 4 5 4 4 5 22
132
NO PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 T.PE
96 4 4 3 4 4 19
97 3 4 3 4 3 17
98 3 4 4 5 4 20
99 4 4 2 3 3 16
100 4 5 3 5 4 21
133
Jawaban Responden Untuk Variabel Kualitas Pelayanan
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 T.KP
1 4 4 4 4 4 4 24
2 4 4 4 4 4 4 24
3 5 4 5 5 5 5 29
4 5 4 4 4 4 5 26
5 3 5 5 4 4 3 24
6 5 4 5 5 4 5 28
7 4 3 3 4 4 4 22
8 5 4 4 4 4 4 25
9 4 4 4 4 4 4 24
10 4 4 4 3 4 4 23
11 4 4 4 4 4 4 24
12 5 4 5 4 5 5 28
13 4 4 4 4 4 4 24
14 4 4 4 4 4 5 25
15 4 4 4 4 3 4 23
16 4 4 4 4 4 4 24
17 4 5 5 5 4 5 28
18 5 4 4 4 4 4 25
19 4 4 4 4 4 4 24
20 4 5 5 5 5 5 29
21 4 5 5 4 4 4 26
22 5 5 5 5 5 5 30
23 4 5 5 5 4 5 28
24 4 4 4 4 4 5 25
25 4 4 4 5 4 4 25
26 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 3 4 5 24
28 4 4 4 4 4 4 24
29 5 4 4 5 4 5 27
30 4 4 4 4 4 4 24
31 5 4 4 5 5 5 28
32 4 4 4 4 2 4 22
134
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 T.KP
33 4 4 4 4 4 5 25
34 4 4 4 5 4 4 25
35 4 5 4 4 5 5 27
36 4 4 4 3 2 4 21
37 5 4 4 4 5 5 27
38 4 4 4 3 4 4 23
39 4 4 5 5 4 4 26
40 4 4 4 4 4 4 24
41 4 4 4 4 4 5 25
42 4 5 5 5 4 5 28
43 4 4 4 4 4 4 24
44 5 5 5 5 5 5 30
45 4 4 4 4 2 4 22
46 4 4 4 5 4 5 26
47 4 4 5 5 4 5 27
48 4 4 4 4 4 4 24
49 5 4 4 4 4 4 25
50 4 4 4 5 4 4 25
51 4 4 4 4 4 4 24
52 4 4 4 4 4 4 24
53 5 5 5 5 2 5 27
54 4 4 4 5 2 4 23
55 4 4 4 4 3 4 23
56 4 4 4 4 5 5 26
57 5 4 3 4 5 5 26
58 4 4 4 4 2 4 22
59 4 4 4 4 4 4 24
60 5 5 5 4 4 5 28
61 4 4 4 4 3 4 23
62 4 3 4 4 4 4 23
63 4 4 4 4 4 4 24
135
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 T.KP
64 4 4 4 4 5 1 22
65 4 4 4 5 4 4 25
66 4 4 4 4 4 5 25
67 4 4 4 4 5 5 26
68 3 3 3 4 4 3 20
69 3 3 3 3 3 3 18
70 4 3 3 4 4 4 22
71 4 5 4 5 2 5 25
72 5 4 4 4 4 4 25
73 4 4 4 4 4 4 24
74 4 4 4 4 4 4 24
75 4 4 3 4 4 4 23
76 4 4 4 5 5 5 27
77 4 4 4 4 4 4 24
78 4 4 4 4 4 4 24
79 4 4 4 4 4 4 24
80 4 4 4 4 2 4 22
81 4 4 4 4 3 4 23
82 4 4 4 4 4 4 24
83 5 4 4 4 4 4 25
84 5 4 4 5 5 5 28
85 5 3 3 5 5 5 26
86 5 4 4 5 5 5 28
87 5 4 4 5 5 5 28
88 5 4 4 5 5 5 28
89 5 4 4 4 5 5 27
90 4 3 3 5 5 5 25
91 5 5 4 4 4 5 27
92 5 4 5 5 4 4 27
93 4 4 4 4 4 5 25
94 5 4 3 4 4 5 25
136
NO KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 T.KP
95 5 5 5 4 4 4 27
96 4 4 4 4 4 4 24
97 4 4 4 4 2 4 22
98 4 4 4 4 3 4 23
99 4 4 4 4 4 4 24
100 5 4 4 4 4 4 25
137
Jawaban Responden Untuk Variabel Kemauan Membayar Pajak
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM
1 4 4 4 4 3 4 4 4 31
2 4 4 4 3 3 3 4 3 28
3 4 4 3 3 4 5 5 4 32
4 5 5 4 4 4 4 4 4 34
5 5 5 4 4 4 4 5 5 36
6 4 4 4 5 4 5 4 4 34
7 4 4 3 4 4 3 3 3 28
8 5 4 4 4 4 4 4 4 33
9 4 3 4 5 5 4 4 4 33
10 5 5 4 5 5 4 4 4 36
11 4 4 4 4 4 4 4 4 32
12 5 5 4 5 5 5 5 5 39
13 5 5 5 5 4 4 4 4 36
14 5 1 2 3 4 4 5 3 27
15 4 4 5 5 5 4 4 4 35
16 5 5 5 4 4 5 4 4 36
17 5 5 5 5 5 5 5 4 39
18 5 4 5 5 2 2 4 3 30
19 2 2 4 2 4 5 5 4 28
20 5 5 4 5 4 4 4 4 35
21 5 5 3 4 4 4 4 4 33
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40
23 4 3 3 4 4 4 3 4 29
24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
25 5 5 3 3 4 4 4 3 31
26 4 4 1 3 4 3 4 4 27
27 5 2 5 2 5 3 3 4 29
28 3 4 4 4 4 4 3 4 30
29 5 5 2 4 4 5 4 4 33
30 4 3 3 4 4 4 4 4 30
31 5 4 4 5 5 5 5 4 37
32 5 4 4 4 4 4 4 4 33
33 5 5 4 5 4 4 2 1 30
138
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 3 4 4 3 4 5 5 33
36 5 5 3 4 4 4 4 3 32
37 5 3 4 5 5 3 4 3 32
38 4 5 4 4 4 5 4 4 34
39 4 4 3 4 4 2 4 4 29
40 4 4 5 4 4 4 3 4 32
41 5 5 2 4 4 4 4 4 32
42 5 4 5 4 5 5 4 4 36
43 5 5 2 5 4 5 4 4 34
44 5 2 4 4 5 5 5 5 35
45 5 5 4 5 5 5 5 5 39
46 5 5 5 5 5 5 4 4 38
47 5 5 4 5 5 5 4 4 37
48 4 3 4 3 3 3 4 3 27
49 5 5 4 4 4 5 4 4 35
50 5 4 4 5 5 5 5 5 38
51 3 3 3 4 3 3 4 3 26
52 5 5 4 5 5 5 5 5 39
53 5 4 5 5 4 5 5 5 38
54 5 5 3 4 4 5 5 3 34
55 4 3 2 4 4 3 2 4 26
56 5 5 3 5 5 5 4 5 37
57 5 5 4 5 4 5 4 4 36
58 5 5 5 2 4 5 4 4 34
59 4 4 3 4 5 3 3 4 30
60 4 4 3 5 4 3 5 3 31
61 4 5 5 5 4 4 3 3 33
62 4 4 3 3 4 4 4 3 29
63 4 4 4 4 4 4 4 4 32
64 5 5 4 4 4 2 5 4 33
65 5 5 4 5 4 5 5 4 37
66 5 4 3 4 5 4 4 4 33
139
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM
67 5 5 3 3 4 4 4 3 31
68 3 2 2 3 4 3 3 3 23
69 3 3 3 3 3 3 3 3 24
70 4 3 3 4 4 3 4 3 28
71 5 5 4 4 5 5 5 4 37
72 5 4 3 4 4 4 4 4 32
73 4 4 4 4 4 4 4 4 32
74 4 5 5 5 3 4 4 4 34
75 5 5 3 4 3 4 3 3 30
76 5 5 4 4 4 4 4 3 33
77 5 5 4 5 5 4 4 4 36
78 4 4 4 4 4 4 4 4 32
79 4 4 4 4 4 4 4 4 32
80 4 3 4 4 4 4 4 4 31
81 5 4 3 3 3 3 4 3 28
82 4 4 4 4 4 4 4 4 32
83 4 4 4 5 4 4 5 4 34
84 5 4 4 5 4 5 5 4 36
85 3 3 3 5 5 3 5 3 30
86 4 4 4 4 3 4 4 3 30
87 5 5 4 5 4 5 5 4 37
88 4 4 4 5 3 3 3 4 30
89 4 4 3 3 4 4 5 3 30
90 4 4 3 4 4 5 5 3 32
91 3 3 5 2 4 4 5 3 29
92 4 5 3 4 4 4 3 3 30
93 5 5 3 5 5 3 3 3 32
94 5 5 3 5 5 4 4 4 35
95 3 3 3 5 4 5 5 4 32
96 3 4 3 3 4 1 5 3 26
97 4 5 3 3 4 3 4 4 30
140
NO KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM
98 5 1 2 5 4 3 3 4 27
99 3 4 3 4 3 3 3 3 26
100 5 5 5 4 4 4 4 4 35
141
Lampiran 3: Hasil Penghitungan SPSS 17
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kesadaran Membayar Pajak 100 13.00 30.00 24.8900 3.05470
Pengetahuan Peraturan
Perpajakan
Persepsi yang baik atas
Efektifitas Sistem Perpajakan
100
100
17.00
15.00
33.00
25.00
25.6400
20.8300
3.56334
2.11801
Kualitas Pelayanan
Kemauan untuk Membayar
Pajak WP OP yang melakukan
Pekerjaan Bebas
100
100
18.00
23.00
30.00
40.00
24.9200
32.3500
2.14937
3.61918
Valid N (listwise) 100
142
HASIL UJI VALIDITAS KESADARAN MEMBAYAR PAJAK Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 T.K
K1
Pearson Correlation 1 ,396** ,427** ,609** ,395** ,481** ,737**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
K2
Pearson Correlation ,396** 1 ,417** ,378** ,346** ,393** ,666**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
K3
Pearson Correlation ,427** ,417** 1 ,624** ,472** ,594** ,787**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
K4
Pearson Correlation ,609** ,378** ,624** 1 ,630** ,443** ,817**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
K5
Pearson Correlation ,395** ,346** ,472** ,630** 1 ,516** ,729**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
K6
Pearson Correlation ,481** ,393** ,594** ,443** ,516** 1 ,761**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
T.
K
Pearson Correlation ,737** ,666** ,787** ,817** ,729** ,761** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
143
HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 T.KS
P1
Pearson Correlation 1 ,278** ,102 ,137 ,254* ,332** ,447** ,654**
Sig. (2-tailed) ,005 ,312 ,173 ,011 ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P2
Pearson Correlation ,278** 1 ,295** -,092 ,206* ,326** ,261** ,596**
Sig. (2-tailed) ,005 ,003 ,361 ,040 ,001 ,009 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P3
Pearson Correlation ,102 ,295** 1 ,270** ,285** ,106 ,088 ,522**
Sig. (2-tailed) ,312 ,003 ,007 ,004 ,296 ,382 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P4
Pearson Correlation ,137 -,092 ,270** 1 ,243* -,049 ,043 ,351**
Sig. (2-tailed) ,173 ,361 ,007 ,015 ,626 ,669 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P5
Pearson Correlation ,254* ,206* ,285** ,243* 1 ,214* ,350** ,633**
Sig. (2-tailed) ,011 ,040 ,004 ,015 ,033 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P6
Pearson Correlation ,332** ,326** ,106 -,049 ,214* 1 ,422** ,578**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,296 ,626 ,033 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
P7
Pearson Correlation ,447** ,261** ,088 ,043 ,350** ,422** 1 ,665**
Sig. (2-tailed) ,000 ,009 ,382 ,669 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100
T.P
Pearson Correlation ,654** ,596** ,522** ,351** ,633** ,578** ,665** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
144
HASIL UJI VALIDITAS PERSEPSI EFEKTIFITAS Correlations
PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 T.PE
PE1
Pearson Correlation 1 ,145 ,226* ,020 ,083 ,468**
Sig. (2-tailed) ,150 ,024 ,840 ,412 ,000
N 100 100 100 100 100 100
PE2
Pearson Correlation ,145 1 ,276** ,203* ,134 ,557**
Sig. (2-tailed) ,150 ,005 ,042 ,185 ,000
N 100 100 100 100 100 100
PE3
Pearson Correlation ,226* ,276** 1 ,232* ,224* ,667**
Sig. (2-tailed) ,024 ,005 ,020 ,025 ,000
N 100 100 100 100 100 100
PE4
Pearson Correlation ,020 ,203* ,232* 1 ,368** ,638**
Sig. (2-tailed) ,840 ,042 ,020 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
PE5
Pearson Correlation ,083 ,134 ,224* ,368** 1 ,635**
Sig. (2-tailed) ,412 ,185 ,025 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
T.PE
Pearson Correlation ,468** ,557** ,667** ,638** ,635** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
145
HASIL UJI VALIDITAS KUALITAS PELAYANAN Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 T.KP
KP1
Pearson Correlation 1 ,189 ,200* ,315** ,332** ,468** ,658**
Sig. (2-tailed) ,060 ,047 ,001 ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
KP2
Pearson Correlation ,189 1 ,721** ,226* -,020 ,268** ,553**
Sig. (2-tailed) ,060 ,000 ,024 ,842 ,007 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
KP3
Pearson Correlation ,200* ,721** 1 ,346** ,033 ,199* ,591**
Sig. (2-tailed) ,047 ,000 ,000 ,742 ,047 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
KP4
Pearson Correlation ,315** ,226* ,346** 1 ,240* ,402** ,656**
Sig. (2-tailed) ,001 ,024 ,000 ,016 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
KP5
Pearson Correlation ,332** -,020 ,033 ,240* 1 ,288** ,593**
Sig. (2-tailed) ,001 ,842 ,742 ,016 ,004 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
KP6
Pearson Correlation ,468** ,268** ,199* ,402** ,288** 1 ,714**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,047 ,000 ,004 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
T.KP
Pearson Correlation ,658** ,553** ,591** ,656** ,593** ,714** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
146
HASIL UJI VALIDITAS KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK Correlations
KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 T.KM
KM1
Pearson
Correlation
1 ,455** ,158 ,344** ,295** ,334** ,126 ,268** ,628**
Sig. (2-tailed) ,000 ,116 ,000 ,003 ,001 ,211 ,007 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM2
Pearson
Correlation
,455** 1 ,226* ,323** ,115 ,303** ,058 ,095 ,593**
Sig. (2-tailed) ,000 ,024 ,001 ,255 ,002 ,567 ,345 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM3
Pearson
Correlation
,158 ,226* 1 ,196 ,097 ,281** ,162 ,247* ,531**
Sig. (2-tailed) ,116 ,024 ,050 ,337 ,005 ,106 ,013 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM4
Pearson
Correlation
,344** ,323** ,196 1 ,292** ,250* ,066 ,268** ,590**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,050 ,003 ,012 ,514 ,007 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM5
Pearson
Correlation
,295** ,115 ,097 ,292** 1 ,359** ,206* ,370** ,540**
Sig. (2-tailed) ,003 ,255 ,337 ,003 ,000 ,040 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM6
Pearson
Correlation
,334** ,303** ,281** ,250* ,359** 1 ,367** ,438** ,714**
Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,005 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM7
Pearson
Correlation
,126 ,058 ,162 ,066 ,206* ,367** 1 ,365** ,478**
Sig. (2-tailed) ,211 ,567 ,106 ,514 ,040 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
KM8
Pearson
Correlation
,268** ,095 ,247* ,268** ,370** ,438** ,365** 1 ,616**
Sig. (2-tailed) ,007 ,345 ,013 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
T.K
M
Pearson
Correlation
,628** ,593** ,531** ,590** ,540** ,714** ,478** ,616** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
147
UJI RELIABILITAS KESADARAN MEMBAYAR PAJAK
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
,788 ,897 7
UJI RELIABILITAS PENGETAHUAN PERATURAN PERPAJAKAN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
,734 ,778 7
UJI RELIABILITAS PERSEPSI EFEKTIFITAS
UJI RELIABILITAS KUALITAS PELAYANAN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
,747 ,811 6
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
,731 ,743 5
148
UJI RELIABILITAS KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
,740 ,814 8
HASIL UJI NORMALITAS
149
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) T.K .924 1.082
T.P .767 1.304
T.PE
T.KP
.942
.768
1.062
1.302
a. Dependent Variable: T.KM
150
HASIL UJI HETEROSKEDESTISITAS
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Coefficients”
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.134 4.851
T.K 0.235 0.105 0.198
T.P 0.217 0.099 0.214
T.PE
T.KP
0.339
0.431
0.150
0.164
0.198
0.256
b. Dependent Variabel: KM
151
HASIL ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.553a 0.306 0.277 3.07822
a. Predictors: (Constant), T.K, T.PE, T.KP, T.KS
b. Dependent Variable: T.KM
HASIL UJI STATISTIK t
Coefficients”
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.134 4.851 0.646 0.520
Kesadaran Membayar Pajak 0.235 0.105 0.198 2.228 0.028
Pengetahuan peraturan
perpajakan
0.217 0.099 0.214 2.191 0.031
Persepsi yang baik atas
Efektifitas Sistem
Perpajakan
Kualitas Pelayanan
0.339
0.431
0.150
0.164
0.198
0.256
2.252
2.525
0.027
0.010
b. Dependent Variabel: T.KM
HASIL UJI STATISTIK F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 396,586 4 99,147 10,464 ,000b
Residual 900,164 95 9,475
Total 1296,750 99 a. Dependent Variable: T.KM
b. Predictors: (Constant), T.P, T.K, T.PE, T.KP