Download - skabies KELOMPOK 2
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
1/19
MAKALAH SISTEM INTEGUMEN
SKABIES
Guna untuk memenuhi tugas Sistem Integumen
Dosen Pengampu : Fiki Wijayanti, S.Kep.,Ns
Disusun oleh Kelompok 5 :
1. Noor Anisya (010112a067)
2. Nurma Afriliana Ulva (010112a072)
3. Rainold Seprianus K. (010112a079)
4. Slamet Riadi (010112a097)
5. Muzaffar Ali R. (010111a075)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
2/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya
gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui
kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai
penderita, misal : baju, handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah :
Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil),
pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam,
Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas
papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Predileksi atau lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan, bagian fleksor
pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian depan, perut bagian bawah,
pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan pinggang. Pada pria khas
ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada bayi bisa dijumpai
pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya. Pemariksaan adanya skabies atau
Sarcoptes scabei dengan cara :Melihat adanya burrow dengan kaca pembesar Papula, vesikel
yang dicurigai diolesi pewarna (tinta) kemudian dicuci dengan pelarutnya sehingga terlihatalur berisi tinta Melihat adanya sarcoptes dengan cara mikroskopis, yaitu : Atap vesikelnya
diambil lalu diletakkan di atas gelas obyek terus ditetesi KOH 30%, ditutup dengan gelas
penutup dan diamati dengan mikroskop. Papula dikorek dengan skalpel pada ujungnya
kemudian diletakkan pada gelas obyek lalu ditutup dan diamati dengan mikroskop.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti seminar diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan
keperawatan pada klien skabie.
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan definisi skabies
b. Menjelaskan klasifikasi skabies
c. Menjelaskan faktor resiko dari skabies
d. Menjelaskan cara penularan skabies
e.
Menjelaskanetiologi skabies
f. Menjelaskan manifestasi klinik dari skabies
g. Menjelaskan patofisiologi skabies
h. Menjelaskan pemeriksaan penunjang skabies
i. Menjelaskanpenatalaksanaan medis dan keperawatan skabies
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
3/19
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
(kepekaan) terhadapSarcoptes scabiei var. H umini .s(Adhi Djuanda. 2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah
menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyebabnya
scabiesadalah Sarcoptes scabiei(Isa Marufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005).
Jadi menurut kelompok scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi kuman parasitik (Sarcoptes scabiei) yang mudah menular manusia ke manusia,
dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan yang
ada dimuka bumi ini. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.
Pengklasifikasian skabies :
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal,
sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut antara lain
(Sungkar, S, 2002):
1.
Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated). Bentuk ini ditandai dengan lesiberupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar
ditemukan.
2. Skabies incognito. Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan
masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak
biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
3. Skabies nodular. Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.
Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal
dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus
mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah
diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan. Di Amerika, sumber utama skabies adalah
anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan,
tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah
dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha,perut, dada
dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini
bersifat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var.
binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
4/19
5. Skabies Norwegia. Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang
luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak
tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan scabies biasa, rasa
gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat
menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies
Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.
6. Skabies pada bayi dan anak. Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,
termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi,
lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden). Penderita penyakit kronis dan orang tua
yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya
terbatas. (Harahap. M, 2000).
Faktor resiko dari skabies ini adalah :
1. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupaimpetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi terdapat di
muka.
2. Skabies yang ditularkan oleh hewan
Sarcoptes scabiei varian canis dapat menyerang manusia yang pekerjaanya
berhubungan erat dengan hewan tersebut. Misalnya peternak dan gembala. Gejalanya
ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat pada
tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan
mandi bersih-bersih.
3. Skabies inkognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda
skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya, pengobatan dengan steroid toikal
yang lama dapat menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini mungkin disebabkan oleh
karena penurunan respon imun seluler.
4. Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
Cara penularan :
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit), misalnya : berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan seksual
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
5/19
2. Kontank tak langsung (melalui benda), misalnya : pakaian, handuk, sprei, bantal,
dll.Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiaebetina yang sudah dibuahi atau bentuk
larva, dikenal pula Sarcoptes scabie var. animalis yang kadang-kadang dapat
menulari manusia, terutama yang memiliki binatang peliharaan seperti anjing.
B. ETIOLOGI
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman Sercoptes scabei varian
hominis.Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superfamili Sarcoptes.Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var hominis.Kecuali itu
terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata.Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak
bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk
dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang longlegs di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2pasang longlegs kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yangterjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk
betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas,
biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva
ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari.Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian
larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva
berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina akan mati
setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi. Sarcoptes
scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7-14 hari.Yang
diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang
dewasa.Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat
terserang penyakit skabies ini.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
6/19
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari ) Karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota
keluarga.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwana putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder
ruam kulit menjadi polimorfi (pustule, ekskoriasi, dll). Tempat predileksi biasanya
daerah dengan stratum korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku bagian luar, lipat kettiak bagian depan, areola mammae, dan lipat
glutea, umbilicus, bokong, genetalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkanseluruh permuakaan kulit.
Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4. Adanya tungau.
5. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga
diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis.
6.
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yangumumnya muncul disela-sela jari, siku, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul
gelembung berair pada kulit.
7. Gatal-gatal yang hebat akibat reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran
fesesnya.
8. Terbentuk terowongan bisa berupa lesi yang multiple, lurus atau bergelombang,
berwarna coklat atau hitam dan menyerupai benang, yang terlihat terutama diantara
jari-jari tangan serta pada pergelangan tangan.
9. Gatal-gatal pada malam hari ( gejala klasik) yang disebabkan karena peningkatan
kehangatan kulit yang menimbulkan efek stimulasi terhadap parasit tersebut.
10. Lesi sekunder sering di jumpai dan mencakup vesikel, papula, ekskoriasi serta kusta.
11. Superinfeksi bakteri terjadi akibat ekskoriasi yang tetap dari terowongan dan papula.
12. Lokasi yang sering adalah permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-
ujung sendi siku, daerah sekitar putting susu, lipatan aksila, di bawah payudara yang
menggantung, dan pada atau di dekat lipatan paha atau gluteus, penis atau skrotum.
13.
Erupsi yang berwarna merah dan gatal biasanya terdapat pada daerah-daerah kulit di
sekitarnya.
14. Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lembab dan panas.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
7/19
15. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga.
16. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada
uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan
stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea,
umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit.
Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
17. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu
atau lebih stadium hidup tungau ini.
18. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga
diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat timbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.
D. PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengansehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau
yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.Dengan garukan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.Kelainan kulit dan gatal yang
terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
Pathway :
Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk
Kontak kulit kuat (Bersalaman, bergandengan)
Timbul lesi (Pergelangan tangan)
Gatal (Sensitivitas terhadap secret)
Waktu 1 bulan setelah infestasi
Timbul papul,vesikel,urtika timbul erosi,eks koriosi, krusta
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
8/19
Digaruk infeksi sekunder
Kelainan kulit dermatitis menyebar luas
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa skabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang
berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak
dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam di
kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10
persen selanjutnya hasil kerokan tersebut diamati dengan mikroskop dengan perbesaran
10-40 kali. Cara lain adalah dengan meneteskan minyak immersi pada lesi, dan
epidermis diatasnya dikerok secara perlahan-lahan.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk,
seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.
2.
Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk
memutuskan rantai penularan.
4. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang
mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
5. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan pakaian
yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus dan
dikeringkan dengan alat pengering panas.
6. Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,
ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka dapat
dilakukan penatalakasanaan medis.Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua
stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor,
tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara
pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang
hiposesitisasi).
Jenis obat topikal:
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi
dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
9/19
Kekurangannya ialah pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif
terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
2. Emulsi benzil-benzoat 20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-
kadang semakin gatal setelah dipakai.
3. Gama benzena heksaklorida (gameksan=gammexane)1 % dalam bentuk krim atau
losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stdium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya
cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.
Pengguanaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada
bayi dan anak-anak jika digunakan berlebihan , dapat menimbulkan neurotoksisitas.
Obat ini tidak aman digunaka untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
4. Benzilbenzoat (krotamiton)Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai
dua efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan
uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam
beruturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian
digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah.
Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan untuk bayi dan
anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.5. Permethrin.Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Pengguanaanya selama 8-
12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat yang paling efektif dan
aman karena sangat mematikan untuk parasit S. Scabiei dan memiliki toksisitas
rendah pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik,
hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila
didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik.
G. KOMPLIKASI
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis,
dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal.Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan
preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang
terlalu sering.
1.
Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang
berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan
disertai rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
10/19
Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan
mungkin muncul di bagian kulit lain.
2. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit
yang terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut
tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan
membentuk keropeng.
3. Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara,
wajah dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga
atau pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan keras bewarna merah
yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi dan ditengahnya menjadi
putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau mengeluarkan
nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
4. Infiltrat
5. Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan
gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat menyebabkan
gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
11/19
ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Apakah pasien merasakan gatal terutama pada malam hari ?
b. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema
karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat ?
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah masuk R.S karena alergi dan sering barganti pakian dengan
orang lain?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami?
B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
Mengkaji TTV pada pasien secara rutin.
2.
Keadaan umumKeadaan umum tergantung pada berat ringannya penyakit yang dialami oleh klien dari
komposmentis apatis, samnolen, delirium, spoor, dan koma.
3. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kulit
1)Inspeksi : warna kulit
2)Palpasi : turgor kulit, ada edema, ada lesi.
b. Mulut
1)Inspeksi : bentuk mulut, lidah, dan gigi.
c. Paru
2)Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
3)Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri
4)Perkusi : resonan
5)Auskultasi : normal.
d. Abdomen
1)
Inspeksi : perut datar, simetris
2)Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri.
e. Ekstremitas
1)Atas : lengkap, tidak ada kelainan
2)Bawah : lengkap normal, ada tidaknya kelainan.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
12/19
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERIORITAS MASALAH
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
2.Nyeri berhubungan dengan lesi kulit.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gatal.
5. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan
perubahan
fungsi barier
kulit
Seteelahdilakukantin
daankeperawatansela
ma 3x24 jam
kerusakanintegritask
ulitdapatteratasideng
an KH:
a.Mempertahakan
integritas kulit.
b.Tidak ada
maserasi.c.Tidak ada tanda-
tanda cidera
termal.
d.Tidak ada
infeksi.
e. Memberikan obat
topikal yang
diprogramkan.
f. Menggunakan
obat yang
diresepkan sesuai
jadwal.
a.Lindungi kulit
yang sehat dari
kemungkinan
maserasi (hidrasi
stratum korneum
yg berlebihan)
ketika
memasang
balutan basah.
b.
Hilangkankelembaban dari
kulit dengan
penutupan dan
menghindari
friksi.
c.Jaga agar
terhindar dari
cedera termal
akibat
penggunaan
kompres hangat
dengan suhu
terlalu tinggi &
akibat cedera
panas yg tidak
terasa (bantalan
pemanas,
radiator).
a. Maserasi pada
kulit yang sehat
dapat
menyebabkan
pecahnya kulit dan
perluasan kelainan
primer
b.
Friksi dan maserasimemainkan
peranan yang
penting dalam
proses terjadinya
sebagian penyakit
kulit
c.Penderita
dermatosis dapat
mengalami
penurunan
sensitivitas
terhadap panas.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
13/19
d.Nasihati klien
untuk
menggunakan
kosmetik dan
preparat tabir
surya
d.Banyak masalah
kosmetik pada
hakekatnya semua
kelainan malignitas
kulit dapat
dikaitkan dengan
kerusakan kulit
kronis
2 Nyeri
berhubungan
dengan lesi
kulit
Setelahdilakukantind
akankeperawatansela
ma 3x24 jam
pasientidakmengala
minyeridengan KH:
a.Mencapai peredaan
gangguan rasa
nyaman:
nyeri/gatal.
b.Mengutarakan
dengan kata-katabahwa gatal telah
reda.
c.Memperllihatkan
tidak adanya gejala
ekskoriasi kulit
karena garukan.
d.Mematuhi terapi
yang
diprogramkan.
e.Menunjukkan kulit
utuh dan
penampilan kulit
yang sehat
a. Temukan
penyebab nyeri.
. Catat hasil
observasi secara
rinci.
c. Antisipasi reaksi
alergi (dapatkan
riwayat obat).
d. Pertahankan
kelembaban (+/-
60%), gunakan
alat pelembab.
e. Gunakan sabun
ringan
(dove)/sabun
yang dibuat untuk
kulit yang sensitif
f. Lepaskan
kelebihan
pakaian/peralatan
a. Membantu
mengidentifikasi
tindakan yang
tepat untuk
memberikan
b. Deskripsi yang
akurat tentang
erupsi kulit
diperlukan untuk
diagnosis
dan pengobatan.c. Ruam menyeluruh
terutama dengan
awaitan yang
mendadak dapat
menunjukkan
reaksi alergi obat.
d. Kesejukan
mengurangi gatal
e. Upaya ini
mencakup tidak
adanya detergen,
zat pewarna.
f. Meningkatkan
lingkungan yang
sejuk
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
14/19
di tempat tidur
g. Kompres
hangat/dingin.
. Menggunakan
terapi topikal
g. Pengisatan air
yang bertahap dari
kasa akan
menyejukkan kulit
dan meredakan
pruritus
h. Membantu
meredakan gejala
3 Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan
pruritus
Setelahdilakukantind
akankeperawatansela
ma 3x24 jam
gangguanpolatidurpa
siendapatteratasiden
gan KH:
a. Mencapai tidur
yang nyenyak.
. Melaporkan gatal
mereda.c. Mempertahankan
kondisi lingkungan
yang tepat.
d. Menghindari
konsumsi kafein.
e. Mengenali
tindakan untuk
meningkatkan
tidur.
a.Nasihati klien
untuk menjaga
kamar tidur agar
tetap memiliki
ventilasi dan
kelembaban yang
baik.
. Menjaga agar
kulit selalu
lembab.
c. Mandi hanya
diperlukan,
gunakan sabun
lembut, oleskan
krim setelah
mandi.
d. Menghindari
minuman yang
mengandung
kafein menjelang
tidur.
e. Melaksanakan
gerak badan
secara teratur.
a. Udara yang kering
membuat kulit
terasa gatal,
lingkungan yang
nyaman
meningkatkan
relaksasi.
. Tindakan ini
mencegah
kehilangan air,kulit yang kering
dan gatal biasanya
tidak dapat
disembuhkan tetapi
bisa dikendalikan.
c. memelihara
kelembaban kulit.
d. kafein memiliki
efek puncak 2-4
jam setelah
dikonsumsi
e. memberikan efek
menguntungkan
bila dilaksanakan
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
15/19
di sore hari
3 Gangguan citra
tubuh
berhubungan
dengan
penampakan
kulit yang
tidak bagus
Setelahdilakukantind
akankeperawatansela
ma 3x24 jam
gangguancitratubuhd
apatteratasidengan
KH:
a. Mengembangkan
peningkatan
kemauan untuk
menerima keadaan
diri.
. Mengikuti dan
turut berpartisipasi
dalam tindakan
perawatan diri.
c. Melaporkan
perasaan dalam
pengendaliansituasi.
d. Menguatkan
kembali dukungan
positif dari diri
sendiri.
e. Mengutarakan
perhatian terhadap
diri sendiri yang
lebih sehat.
a. Kaji adanya
gangguan citra
diri (menghindari
kontak
mata,ucapan
merendahkan diri
sendiri.
. Identifikasi
stadium
psikososial
terhadap
perkembangan.
c. Berikan
kesempatan
pengungkapan
perasaan.
d.Nilai rasa
keprihatinan dan
ketakutan klien,
bantu klien yang
cemas
mengembangkan
kemampuan
untuk menilai diri
dan mengenali
masalahnya
e. Dukung upaya
klien untuk
a. Gangguan citra diri
akan menyertai
setiap
penyakit/keadaan
yang tampak nyata
bagi klien, kesan
orang terhadap
dirinya
berpengaruh
terhadap konsep
diri
. Terdapat hubungan
antara stadium
perkembangan,
citra diri dan reaksi
serta pemahaman
klien terhadap
kondisi kulitnya.c. klien
membutuhkan
pengalaman
didengarkan dan
dipahami.
d. Memberikan
kesempatan pada
petugas untuk
menetralkan
kecemasan yang
tidak perlu terjadi
dan memulihkan
realitas situasi,
ketakutan
merusak adaptasi
klien
e. membantu
meningkatkan
penerimaan diri
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
16/19
memperbaiki
citra diri , spt
merias,
merapikan.
dan sosialisasi.
5 Kurang
pengetahuan
tentang
program terapi
berhubungan
dengan
inadekuat
informasi
Setelahdilakukantind
aakankeperawatansel
ama 3x24 jam
pasienmenunjukanpe
ngetahuantentang
proses
penyakitdengan KH:
a. Memiliki
pemahaman
terhadap perawatan
kulit.
. Mengikuti terapi
dan dapat
menjelaskan alasanterapi.
c. Melaksanakan
mandi,
pembersihan dan
balutan basah
sesuai program.
d. Menggunakan obat
topikal dengan
tepat.
e. Memahami
pentingnya nutrisi
untuk kesehatan
kulit.
a. Kaji apakah klien
memahami dan
salah mengerti
tentang
penyakitnya
. Jaga agar klien
mendapatkan
informasi yang
benar,
memperbaiki
kesalahan
konsepsi/informa
si
c. Peragakan
penerapan terapi
seperti, kompres
basah, obat
topikal.
d.Nasihati klien
agar kulit teap
lembab dan
fleksibel dengan
tindakan hidrasi
dan pengolesan
krim serta losion
kulit.
e. Dorong klien
untuk
a. memberikan
data dasar untuk
mengembangkan
rencana
penyuluhan
b. Klien harus
memiliki
perasaan bahwa
sesuatu dapat
mereka perbuat,
kebanyakan klien
merasakan
manfaat.
c. memungkinkan
klien
memperoleh cara
yang tepat untuk
melakukan terapi
d. stratum korneum
memerlukan air
agar tetap
fleksibel.
Pengolesan krim
/lotion akan
melembabkan
kulit dan
mencegah kulit
tidak kering,
kasar, retak dan
bersisik.
e. penampakan
kulit
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
17/19
mendapatkan
nutrisi yang
sehat.
mencerminkan
kesehatan umum
seseorang, perub
ahan
E.EVALUASI
1. Kaji kembali adanya pertahanan integritas kulit.
2. Kaji adanya gangguan rasa nyaman : gatal.
3. Kaji pemahaman pasien terhadap perawatan kulit.
4. Kaji ada tidaknya infeksi.
5. Kaji kembali pola tidur pasien.
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
18/19
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya
gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak
langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal :
baju, handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : Gatal yang hebat
terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil
bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam, Dengan bantuan
loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di atas papula (vesikel atau
plenthing/pustula).
-
8/11/2019 skabies KELOMPOK 2
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Closkey, Mc, et all. 2007.Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Carpenito, Linda Juall. 2001.Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Diagnosis Keperawatan NANDA Defenisi dan Klasifikasi. 2010.Jakarta: EGC.
Smeltzer,C. Suzanne, dan Bare, G. Brenda. 2001.Buku ajar keperawatanmedikal bedah. Jakarta
: EGC.