Download - sistem reproduksi I
Sistem Reproduksi Manusia
Organ reproduksi dalam
• Testis
• Saluran pengeluaran
Epididimis
Vas deferens
Saluran ejakulasi
Uretra
• Kelenjar asesoris
Vesikula seminalis
Kelenjar prostat
Kelenjar Cowper
Organ reproduksi luar
• Penis
• Skrotum
SISTEM
REPRODUKSI
PRIA
Proses pembentukan sperma
• Proses pembentukan sperma di dalam testis dinamakan spermatogenesis.
• Spermatogenesis terjadi ketika menginjak usia belasan tahun.
• Mula-mula sel-sel induk sperma (spermatogonium) membelah secara mitosis beberapa kali menghasilkan banyak spermatogonium.
• Sebagian dari sel spermatogonium terus membelah mitosis, sedangkan sebagian yang lain membesar menjadi spermatosit primer.
• Spermatosit primer membelah secara meiosis (tahap I) menghasilkan spermatosit sekunder.
• Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (tahap II) menghasilkan dua sel spermatid.
• Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi menjadi sel spermatozoa (sperma).
• Spermatogenesis dipengaruhi oleh banyaknya hormon, antara lain:
1. Hormon gonadotrophin, dihasilkan oleh hipotalamus yang merangsang kelenjar hipofisis bagian anterior agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2. FSH (Folicle Stimulating Hormon), berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang berfungsi memacu pembentukan sperma.
3. LH (Luteinizing Hormon), berfungsi merangsang sel-sel Leydig agar mensekresikan hormon testosteron.
4. Hormon testosteron, dihasilkan oleh testis, berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mempengaruhi proses spermatogenesis.
5. Estrogen, bibentuk oleh sel-sel sertoli
ketika distimuli FSH, bersama
testosteron berfungsi untuk pematangan
sperma
6. Hormon pertumbuhan, untuk mengatur
fungsi metabolisme testis, secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
Sperma
• Struktur sperma terdiri dari kepala, badan, dan ekor (flagel).
• Pada bagian kepala terdapat inti sel dan akrosom.
• Akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
• Pada bagian badan, terdapat mitokondria sebagai tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi agar dapat bergerak aktif.
• Bagian ekor berupa flagel yang merupakan alat gerak sperma.
Gambar Bentuk dan struktur sperma
Akrosom menghasilkan enzim :
1. Akrosin, berfungsi menembus lapisan
pelusida (menghancurkan glikoprotein
pada zona pelusida)
2. Hialuronidase, berfungsi melarutkan
senyawa hialuronid pada korona radiata
3. Antifertilizin, antigen terhadap oosit
sekunder, sehingga sperma dapat
melekat pada oosit sekunder.
Sistem Reproduksi
Wanita
Organ reproduksi dalam
2. Saluran Reproduksi
• Oviduk
• Uterus
• Vagina
Organ reproduksi luar
• Vulva
• Mons pubis
• Labium mayor
• Labium minor
• Klitoris
1. Ovarium
Ovarium
Jumlah sepasang, berbentuk oval,
panjang 3 – 4 cm
Terletak di daerah pinggang
Menghasilkan ovum setiap 28 hari sekali
Fungsi : menghasilkan ovum dan
menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron.
Saluran reproduksi
1. Oviduk / tuba falopii
• Jumlah sepasang, panjang 10 cm
• Pangkal berbentuk corong :
infundibulum
• Pada corong terdapat jumbai-jumbai :
fimbrae untuk menangkap ovum
• Berfungsi menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus.
2. Uterus
• Berbentuk seperti buah pir, bagian
bawah mengecil disebut serviks (leher
rahim)
• Fungsi : tempat perkembangan zigot
• Endometrium (dinding rahim), lapisan
endometrium menghasilkan lendir dan
pembuluh darah
• Lapisan endometrium menebal saat
ovulasi, meluruh saat menstruasi.
3. Vagina
• Saluran akhir dari saluran reproduksi
• Bermuara pada vulva
• Dinding berlipat-lipat, 3 bagian : bagian
terluar berupa selaput berlendir, bagian
tengah berupa lapisan otot, bagian
terdalam berupa jaringan ikat berserat
• Selaput berlendir (membran mukosa)
menghasilkan lendir. Lendir dihasilkan
oleh kelenjar Bartholin.
1. Vulva
• Celah paling luar
2. Mons pubis (mons veneris)
• Daerah atas dan terluar mengandung jaringan lemak
3. Labium mayor
• Bibir besar sepasang
4. Labium minor
• Bibir kecil sepasang
5. Klitoris
• Organ erektil
• Korpus kavernosa
• Pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa
Ovum• Proses pembentukan ovum di dalam ovarium dinamakan
oogenesis.
• Di dalam tubuh embrio (fetus) terdapat sekitar 600.000 sel induk telur (oogonium).
• Pada umur embrio lima bulan, oogonium memperbanyak diri secara mitosis, membentuk ±7 juta oosit primer.
• Pada saat embrio berumur 6 bulan, oosit primer berada dalam tahap meiosis I (khususnya berada pada tahap profase I).
• Setelah itu terjadi pengurangan jumlah oosit primer sampai lahir. Saat bayi perempuan lahir mengandung1 juta oositprimer / ovarium. Saat pubertas 200 ribu oosit primer.
• Setelah masuk masa pubertas, dan perempuan sudah mengalami menstruasi (haid), saat itu kelenjar hipofisis menghasilkan FSH yang merangsang oosit primer untuk melanjutkan pembelahan.
• Oosit primer membelah menjadi dua sel
yang ukurannya tidak sama.
• Sel yang berukuran kecil disebut badan polar
pertama.
• Sedangkan sel yang berukuran besar
disebut oosit sekunder.
• Oosit sekunder membelah meiosis (II)
• Pada meiosis II, oosit sekunder tidak
langsung diselesaikan sampai tahap akhir,
berhenti sampai terjadi ovulasi.
• Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder
degenerasi.
• Jika ada sperma sampai oviduk, meiosis II
dilanjutkan, menghasilkan satu sel yang
besar disebut ootid dan satu sel badan polar
kedua (polosit sekunder)
• Sel ootid berkembang menjadi sel telur
(ovum)
• Badan polar pertama membelah meiosis (II)
mengasilkan dua badan polar kedua.
Proses dan Siklus Terjadinya Mestruasi Pada Wanita
• Secara periodik, ovum yang matang akan dikeluarkan dariovarium.
• Ovum bergerak menuju rahim.
• Rahim secara periodik mengalami penebalan dinding (edometrium) sebagai persiapan menerima zigot hasil fertilisasi.
• Jika fertilisasi tidak terjadi maka ovum dan dinding rahim akan luruh keluar dari rahim sebagai menstruasi (haid).
• Siklus menstruasi rata-rata 28 hari (tidak semua orang siklusnya sama).
• Siklus menstruasi dikendalikan oleh hormon reproduksi.
• Saat menjelang dan sesudah menstruasi, sebagian remaja perempuan diliputi suasana yang tidak menentu, perasaan yang kurang nyaman, cepat marah, tersinggung dan terasa sakit di sekitar rahim.
• Fase menstruasi
• Bila hari ke 26 (x) fertilisasi → korpus
luteum → korpus albikans → estrogen &
progesteron ↓ → hipofisis →FSH &LH
• Estrogen & progesteron ↓ → ovum lepas
dari dinding uterus, endometrium robek /
luruh tjd pendarahan : menstruasi
• Selama 5 hari
• Darah ± 50 ml.
• Fase pra-ovulasi
• Hipotalamus → gonadotropin →
hipofisis → FSH → folikel-folikel →
folikel de graff
• Folikel → estrogen
• Estrogen → endometrium
• Estrogen → servik → lendir basa
• Fase ovulasi
• Estrogen ↑ → FSH ↓ → hipofisis → LH
→ ovulasi
• Ovulasi adalah peristiwa keluarnya
ovum yang telah masak. Biasanya,
setiap ovulasi dihasilkan satu oosit
sekunder.
• Umumnya terjadi pada hari ke 14
• Fase pasca ovulasi
• F.d.g → k. luteum → estrogen &
progesteron.
• Progesteron → penebalan
endometrium, sekresi lendir pada
vagina, pertumbuhan kelenjar susu.
• Berlangsung dari hari ke 15 – 28, tapi
bila hari ke 26 (X) fertilisasi → fase
menstruasi
Kehamilan (gestasi)
Tahapan pembelahan zigot hasil fertilisasi dalam perjalanan ke uterus
untuk proses implantasi.
• Blastosis terdiri dari :
• Sel bagian luar merupakan sel-sel trofoblas
• membantu implantasi blastosit
• membentuk tonjolan ke arah endometrium
sebagai kait
• Mensekresi enzim proteolitik untuk mencerna &
mencairankan sel-sel endometrium (cairan dan
nutrien dilepaskan dan ditransport agar zigot
berkembang lebih lanjut).
• Beserta sel-sel lain di bawahnya membelah
dengan cepat membentuk plasenta dan
berbagai membran kehamilan
• Membran kehamilan
• Sakus vitelinus :
• Membran berbentuk kantung terbentuk
dari perluasan endometrium (kantung
telur)
• Tempat pembentukkan sel darah dan
pembuluh darah pertama embrio
• Berinteraksi dengan trofoblas membentuk
korion.
• Korion :
• Membran terluar melingkupi embrio.
• Membentuk vili / jonjot (berisi pembuluh darah)
• dengan endometrium membentuk plasenta
• Amnion
• Memmbran yang melingkupi embrio, berisi
cairan amnion.
• Fungsi cairan amnion :
- menjaga embrio bergerak bebas
- Melindungi embrio dari perubahan suhu
drastis dan guncangan
• Alantois
• Membran pembentuk tali pusar
(menghubungkan embrio dengan
plasenta)
• Terdapat pembuluh darah yang
menyalurkan zat-zat makanan dan
oksigen dari ibu, mengeluarkan sisa
metabolisme (CO2 dan urea) untuk
dibuang oleh si ibu.
• Sel bagian dalam blastosit
• Berkembang menjadi bakal embrio /
embrioblas.
• Embrioblas terdiri dari :
• Ektoderm → saraf , mata, kulit, hidung
• Mesoderm → tulang, otot, jantung,
pembuluh darah, ginjal, limpa, kelenjar
kelamin
• Endoderm → organ-organ sistem
pencernaan dan pernapasan.
Kehamilan (gestasi) (2)
Proses pembentukan membran kehamilan pada embrio.
Amnion
Amnion
Korion
Sakus vitelinus
Kantung telurPembuluh darah
Awal korion
Massa sel dalam
Endometrium
Uterus
Blastosol
Trofoblas
Kehamilan (gestasi) (4)
Embrio manusia pada usia kehamilan: (a) 4 minggu, (b) 5-6 minggu,
(c) 8 minggu, dan (d) 16 minggu.
Hormon yang berpengaruh pada kontraksi uterus :
• Estrogen
Dihasilkan oleh plasenta, berfungsi untuk kontraksi uterus
• Oksitosin
Dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin, berfungsi untuk
kontraksi uterus
• Prostaglandin
Dihasilkan membran pada janin, berfungsi meningkatkan
intensitas kontraksi
• Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, befungsi relaksasi
atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul shg
mempermudah persalinan
Kontrasepsi
Penerapan prinsip biologi kontrasepsi
1.Menghambat atau menghentikan terjadinya
ovulasi secara hormonal.
2.Menghambat secara mekanik bertemunya
sperma dengan sel telur
3.Mencegah bertemunya sperma dan sel telur
dengan cara mematikan sperma secara kimiawi
4.Sterilisasi
5.Sistem kalender
Beberapa alat dan metode kontrasepsi
1. IUD (intra uterine device) atau spiral, diletakkan pada
uterus untuk mencegah fertilisasi atau implantasi.
2. Kondom, digunakan pria untuk mencegah sperma
membuahi sel telur.
3. Diafragma, digunakan wanita untuk menutupi uterus
sehingga mencegah sperma membuahi sel telur.
4. Kontrasepsi oral, merupakan pil yang mengandung
hormon yang menghambat atau mencegah terjadinya
ovulasi.
5. Suntikan, berupa hormon yang disuntikkan untuk
menghambat atau mencegah terjadinya ovulasi.
6. Implant (susuk), ditempatkan di bawah kulit lengan
dan akan mengeluarkan hormon yang menghambat
atau mencegah terjadinya ovulasi.
7. Jeli, buih atau vaginal douche, merupakan
spermatisida yang digunakan di vagina untuk
mematikan sperma sehingga mencegah sperma
membuahi sel telur.
8. Sterilisasi, dapat dilakukan dengan dua cara berikut
ini :
a. Vasektomi, dilakukan pada pria dengan cara
mengikat atau memutuskan saluran sperma (vasa
deferensia)
b. Tubektomi, dilakukan pada wanita dengan cara
mengikat atau memutuskan tuba fallopi.
9. Sistem kalender (pantang berkala),
merupakan cara pencegahan kehamilan
dengan tidak melakukan koitus pada saat
wanita dalam masa subur.
10.Coitus interuptus (senggama terputus),
merupakan cara pencegahan agar sperma
tidak membuahi sel telur.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Manusia
Gangguan pada Sistem
reproduksi wanita
• Gangguan menstruasi
• Kanker genitalia
Kanker vagina
Kanker serviks
Kanker ovarium
• Endometriosis
• Infeksi vagina
Kanker ovarium.
Endometriosis.
Gangguan pada sistem
reproduksi pria
• Hipogonadisme
• Kriptokorkidisme
• Uretritis
• Prostatitis
• Epididimitis
• Orkitis
Prostatitis.
Sistem Reproduksi Vertebrata
Fertilisasi
Fertilisasi eksternal
Perkembangan
embrio dan
kelahiran
keturunannya
Ovipar
Vivipar
Ovovivipar
Fertilisasi internal
Berbagai proses fertilisasi.
Sistem Reproduksi Invertebrata
Reproduksi
Invertebrata
Reproduksi
aseksual
Reproduksi
seksual
Fragmentasi
Partenogenesis
Pertunasan