-
109
SINOPSIS
Kyai Ageng Sutawijaya merupakan keturunan Raja Majapahit Brawijaya
V, pada waktu kerajaan Majapahit runtuh beliau meninggalkan istana dan
melarikan diri bersama saudara-saudaranya, kemudian pada saat perjalanan Kyai
Ageng Sutawijaya bertemu dengan Sunan Kalijaga dan beliau berguru denganya
untuk waktu yang cukup lama. Setelah itu Kyai Ageng Sutawijaya mendapat
perintah untuk berguru kepada Sunan Tembayat. Setelah berguru beberapa bulan
di Tembayat, Kyai Ageng Sutawijaya menuju bukit Majasto dan menyebarkan
agama Islam di sana sesuai dengan perintah Sunan Kalijaga. Semasa hidupnya
Kyai Ageng Sutawijaya adalah sosok yang sangat karismatik, karena Kyai Ageng
Sutawijaya adalah seorang ahli strategi perang yang dikenal dengan nama
Senopati Ing Ngalogo. Sesampainya di Bukit Majasto beliau mulai menata Desa
Majasto dan mengislamkan masyarakat sekitar. Kyai Ageng Sutawijaya menetap
di Bukit Majasto sampai akhir hayatnya. Beliau di makamkan di pemakaman
Bumi Arum.
Makam Bumi Arum Majasto berada di desa Majasto, Kecamatan
Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Selain terdapat peninggalan masjid yang
dibangun oleh Kyai Ageng Sutawijaya, di sisi barat bukit terdapat sendang yang
dipercaya dibuat oleh Kyai Ageng Sutawijaya yang bernama Sendang Tapak
Bimo. Banyak pengunjung datang ke makam Bumi Arum Majasto, kebanyakan
dari mereka datang pada malam Selasa dan Jumat Kliwon serta pada malam satu
Suro. Keistimewaan yang terdapat di dalam makam Bumi Arum majasto adalah
jika biasanya untuk membuat liang kubur dibutuhkan kedalaman 1,5 meter lebih,
-
110
maka di Makam Bumi Arum Majasto liang kuburnya hanya sedalam lutut orang
dewasa atau sekitar 50-70 cm. Meskipun kedalaman makam hanya setinggi lutut
orang dewasa, tanah tersebut tidak berbau, setelah itu makam tersebut dinamakan
Makam Bumi Arum Majasto.
-
111
DAFTAR PERTANYAAN INFORMAN ATAU NARA SUMBER
1. Apa yang anda ketahui tentang Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya?
2. Dari Siapa anda mengetahui Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya?
3. Sudah berapa lama anda mengetahui tempat tersebut?
4. Apakah anda masih sering datang ke tempat tersebut?
5. Apa tujuan anda ke Makam Kyai Ageng Sutawijaya?
6. Apakah anda percaya dengan Cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya?
7. Apakah ada acara ritual yang khusus diadakan oleh masyarakat setempat?
8. Jika ada, untuk memperingati apakah upacara ritual itu dilaksanakan?
9. Kapan acara ritual tersebut dilaksanakan?
10. Apa saja sesaji/ubarampe yang terdapat dalam ritual tersebut?
11. Apakah anda sering mengikuti upacara ritual tersebut?
12. Apakah tujuan anda mengikuti upacara ritual tersebut?
13. Bagaimana menurut pendapat anda dengan diadakan upacara ritual
tersebut. apakah upacara ritual itu harus dilaksanakan terus, alasanya
mengapa?
-
112
DAFTAR INFORMAN
CERITA RAKYAT KYAI AGENG SUTAWIJAYA
DI DESA MAJASTO KECAMATAN TAWANGSARI
KABUPATEN SUKOHARJO
JAWA TANGAH
1. Nama : Sayono
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Juru Kunci
Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 02
2. Nama : Rudi Hartono , SH.
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Kepada Desa Majasto, Tawangsari,
Sukoharjo
Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01
3. Nama : Suroto
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Perangkat Desa
Alamat : Majasto
4. Nama : Yoga Mahendra
Umur : 54 Tahun
Pekerjaan : Perangkat desa
-
113
Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01, Tawangsari,
Sukoharjo
5. Nama : Warsono
Umur : 39
Pekerjaan : TNI-AD
Alamat : Rejosari Rt 007/001, Keteguhan,
Tawangsari
6. Nama : Tugimin
Umur : 45
Pekerjaan : Tani
Alamat : Tawangsari
-
114
DATA INFORMAN
Nama : Sayono
Umur : 57 Tahun
Pekerjaan : Juru Kunci
Alamat : Majasto
Eyang Sutawijaya merupakan putra raja Brawijaya V, beliau merupakan
putra raja Brawijaya yang ke- 107. Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, para
putra Majapahit menyebar hampir keseluruh tanah jawa bahkan ke luar jawa.
sedangkan Eyang Sutawijaya yang kala itu menyamar sebagai petani agar tidak
diketahui oleh para pengikut Prabu Gitindrawardhana. Eyang Sutawijaya yang
kala itu masih bernama Raden Joko Bodo memulai perjalanan kearah barat sampai
akhirnya bertemu dengan Sunan Kalijaga serta berguru kepadanya. Setelah di
anggap mumpuni dalam olah kanuragan, Sunan Kalijaga memerintahkan kepada
Raden Joko Bodo untuk membuka hutan Ampel, nama Raden Joko Bodo digati
oleh Sunan Kalijaga menjadi Sutawijaya. dalam perjalanan Eyang Sutawijaya
beliau di suruh gurunya untuk pergi ke Bukit Majasto ini mas. Setelah sampai di
Bukit Majasto, ternyata bukit ini telah terlebih dahulu ditempati oleh raja jin yang
akhirnya di pindahkan ke Gunung Lawu. Setelah itu Eyang Sutawijaya mulai
menyebarkan agama Islam di Desa Majasto dan sekitarnya ini mas. Sampai
akhirnya beliau mempunyai banyak pengikut dan berhasil mendirikan pesantren
-
115
serta tempat beribadah yang sekarang bertempat di atas Bukit Majasto ini mas.
Konon masjid ini mempunyai umur yang sama dengan masjid Demak. Eyang
Sutawijaya menetap di Desa Majasto sampai ahirnya beliau di semayamkan disini
mas. Sampai akhirnya sekarang komlek makam Eyang Sutawijaya menjadi
makam umum Desa Majasto, makam ini bernama makam Bumi Arum mas,
kenapa di namakan Bumi Arum karena makam disini tidak berbau mas, meskipun
liang kuburnya hanya sedengkul orang dewasa saja. Tidak ada yang tau kenapa
hal seperti itu bisa terjadi, karena sudah menjadi turun temurun masyarakat Desa
Majasto menguburkan jenazah hanya setengah meter saja. Serta makam Bumi
Arum ini makam yang tidak pernah bertambah nisannya mas, makam satu itu
untuk seluruh trah keluarganya. Bahasa jawanya ditumpuk mas.
Pengunjung yang mengunjungi makam Eyang Sutawijaya sampai sekarang
ini masih cukup banyak, entah hanya untuk berziarah atau mendoakan dan banyak
juga yang ngalap berkah. Biasanya disini rame pada malam jumat dan malam
selasa kliwon. Banyak yang melakukan laku entah satu jumat, dua jumat, atau
bahkan lima jumat, tergantung pada niat masing-masing peziarah. Saya disini
hanya juru kunci, tugas saya hanya mempersilahkan untuk pada peziarah yang
ingin berdoa disini.
Sadranan adalah salah satu acara yang masih selalu dilaksanakan secara
rutin, sadranan dilakukan biasana dua minggu sebelum bulan ramadhan mas.
Warga berdatangan untuk berziarah dan mendoakan para leuhur mereka.
Sedangkan uborampenya macem-macem mas. Misalnya :
1. Tumpeng
-
116
Kata “tumpeng” berasal dari kata Tumungkula Sing Mempeng,
artinya kalau ingin selamat, hendaknya selalu rajin beribadah. Tumpeng
yang berbentuk kerucut dalam tradisi upacara Sadranan mengartikan
bahwa semakin hari manusia harus senantiasa ingat kepada Tuhan.
Tumpeng juga sebagai perumampaan alam semesta, dimana nasi
berwujud gunung dikelilingi oleh hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan
dan hewan darat/air.
2. Pisang Raja
Pisang raja sebagai lambang manusia yang harus bersatu,
manunggal(bersatu) antara pekerjaan dan panyuwunan (permintaan).
Pisang raja juga dapat dimaknai sebagaiperwujudan seorang pemimpin
yang didukungoleh seluruh rakyatnya. Masyarakatakan hidup
berdampingan dan saling melengkapi. Pemimpin seharusnya tidak
semena-mena kepada rakyatnya tetapi harus dapat mengayomi rakyatnya,
sehingga hidup mereka tentram, makmur dan bahagia.
3. Ayam Ingkung.
Ayam ingkung berupa ayam jago(jantan) yang dimasak utuh
(ingkung), adalah simbol menyambah Tuhan dengan Khusuk (manekung)
dengan hati yang tenang (wening). Menyembelih ayam jago juga
mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk yang dilambangkan oleh
ayam jago, antara lain : sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela
dan merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok). Manusia hanya bisa
berusaha kemudian berdoa dan hanya bisa berpasrah diri kepada Tuhan,
untuk itu digunakan ayam ingung sebagai lambang.
-
117
4. Kedelai Goreng
Kedelai goreng disini bermaksud untuk menghindarkan diri dari
masalah-masalah yang datang.
5. Cabai Merah
Cabai merah memiliki makna atau symbol dilah/api yang
memberikan penerangan/tauladan yang bermanfaat bagi orang lain.
Diibaratkan Kyai Ageng Sutawijaya yang selalu mengajarkan budi pekerti
yang baik dan menyebarkan Agama Islam.
-
118
DATA INFORMAN
Nama : Rudi Hartono , SH.
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Kepada Desa Majasto, Tawangsari, Sukoharjo
Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01
Cerita langkapnya saya kurang bagitu paham mas, soalnya saya bukan
warga asli Desa Majasto saya asli Karanganyar namun besar disini. Yang saya tau
Eyang Sutawijaya merupakan anak ke 107 dari raja Brawijaya V Majapahit.
Tatkala ada perang disana dan akhirnya kelah dan alhasil keluarganya terpecah
belah. Eyang Sutawijaya dulu awalnya bernama Joko Bodo, beliau di suruh oleh
romonya untuk menemui pamannya yang ada di bukit Tembayat, dari Jawa Timur
menuju Tembayat. Setelah berada di bukit Tembayat dan menemui eyang
Tembayat dan beliau di suruh untuk bergegas menuju bukit Twruwongso namun
sebelum menemui eyang taruwongso beliau disuruh untuk menuntut ilmu .setelah
itu Eyang Suyawijaya disuruh mencari bukit Majasto untuk menyebarkan agama
Islam. Sebelum Eyang Sutawiaya sampai di bukit Majasto.beliau melewati
beberapa bukit yaitu diantaranya adalah bukit wahyu, gunung barat cilik(gunung
angin-angin). Setelah sampai dibukit Majasto singkat cerita beliau menyebarkan
agama Islam disitu sampai akhir hayatnya. Dan sampai sekarang warga sekitar
-
119
Desa Majasto masih mempercayai tentang sejarah cerita tersebut, serta
mempercayai bahwa Eyang Sutawijaya di makamkan di bukit Majasto ini.
-
120
DATA INFORMAN
Nama : Suroto
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Perangkat Desa
Alamat : Majasto
Cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan, Kyai Ageng
Sutawijaya konon adalah putra raja Brawijaya V. beliau adalah sosok bangsawan
yang berwibawa. Pengembaraan Kyai Ageng Sutawijaya berakhir di Desa
Majasto yang saat itu masih sedikit pendukungnya, namun dengan kesabaran serta
mempunyai sifat kewibawaan beliau akhirnya dapat menyebarkan agama Islam di
sekitar Desa Majasto. Dan akhirnya beliau tinggal di Desa Majasto sampai akhir
hayatnya dan di makamkan di makam Bumi Arum ini mas.
Saya mengetahui cerita Kyai Ageng Sutawijaya dari embah buyut. Makam
tersebut merupakan tempat yang di keramatkan sehingga banyak orang yang
ngalap berkah, karena konon makam Kyai Ageng Sutawijaya membawa berkah
bagi mereka yang datang untuk ngalap berkah dengan cara ziarah serta berdoa.
-
121
DATA INFORMAN
Nama : Yoga Mahendra
Umur :54 Tahun
Pekerjaan : Perangkat desa
Alamat : Majasto, Rt 01 Rw 01
Menurut sejarah yang saya tau dari nenek moyang, Eyang Sutawijaya itu
adalah putra raja Brawijaya V. Setelah kerajaan mahapahit runtuh Eyang
Sutawijaya melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di jawa, sambil beliau
menuntut ilmu, sampai pada suatu saat beliau disuruh mencari bukit Majasto ini,
sesampainya di bukit majasto Eyang Sutawijaya beliau harus mengalahkan raja jin
yang menempati bukit majasto ini, setelah dapat mengalahkan raja jin beserta
pengikutnya, Eyang Sutawijaya mulai menyebarkan agama Islam di Desa Majasto
dan sekitarya. Beliau menata wilayah Majasto dan membangun pesantren di Bukit
Majasto. Sampai akhirnya para warga sekitar mulai mengikuti segala petunjuk
dari Eyang Sutawijaya. Sampai akhirnya Eyang Sutawijaya dan pengikutnya
mendirikan sebuah masjid untuk tempat beribadah di bukit Majasto. Dan konon
menurut cerita usia masjid yang sekarang berada di atas bukit Majasto itu usianya
sama tuanya dengan masjid Agung Demak. Dan sampai akhirnya Eyang
Sutawijaya wafat dan di makamkan di bukit Majasto ini mas.
Banyak orang yang mengunjungi makam Eyang Ageng Sutawijaya,
kebanyakan dari mereka menganggap bahwa makam ini merupakan tempat yang
-
122
sangat disakralkan dan biasanya mereka datang disini untuk menenangkan diri
dan ngalap berkah. Biasanya agar kehidupan keluarga makmur dan tentram.
Biasanya banyak yang datang di hari selasa kliwon dan malam jumat kliwon.
Berapa lama mereka datang tergantung pada niat mereka masing-masing, ada
yang 3 Jumat, 4 Jumat bahkan sampe 7 Jumat berturut-turut.
-
123
DATA INFORMAN
Nama : Warsono
Umur : 39
Pekerjaan : TNI-AD
Alamat : Rejosari Rt 007/001, Keteguhan, Tawangsari
Cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya menurut saya adalah warisan budaya
yang harus dijaga mas, namun soal perjalanan beliau saya kurang begitu tau. Yang
saya tau yang menyebarkan agama Islam di Desa Majasto ini adalah beliau. Dan
sekarang beliapun dimakamkan di Bukit Majasto. Banyak yang datang ke
komplek makam Kyai Ageng Sutawijaya entah hanya sekedar ingin berziarah dan
berdoa atau meminta kesuksesan dan lain-lain.
Saya mengetahui cerita Rakyat Kyai Ageng Sutawijaya dari embah buyut,
makam tersebut merupakan tempat yang dikeramatkan sehingga banyak orang
yang ngalap berkah, karena masyarakat percaya bahwa siapapun yang datang
untuk berziarah dan mendoakan akan dilancarkan jalan rejekinya.
Disana terdapat tradisi sadranan yang biasanya dilakukan sebelum
datangnya bulan ramadhan. Saya sebagai warga sekitar tentu sangat merespek
adanya acara seperti ini, karena menurut saya adanya upacara sadranan adalah
hasil dari kebudayaan yang harus di pertahankan. Banyak sekali manfaat yang
-
124
bisa saya ambil dari adanya cerita rakyat Kyai Ageng Sutawijaya ini. Saya sendiri
jarang datang ke sini karena rutinitas kantor yang harus saya jalani.
-
125
DATA INFORMAN
Nama : Tugimin
Umur : 45
Pekerjaan : Tani
Alamat : Tawangsari
Saya kurang begitu paham dengan cerita Eyang Sutawijaya mas. Tapi
menurut yang saya dengan dari teman saya Eyang Sutawijaya adalah orang yang
dulunya menyebarkan agama islam di desa ini. Konon beliau adalah sosok yan
sangat dihormati. Banyak pula yang terkabul bila meminta disini, entah meminta
kesuksesan, kelancaran dalam pekerjaan dan lain-lain. niatan seseorang itu
berbeda-beda ya mas, namun saya datang kesini tidak ada niatan untuk
menyekutuan Allah atau syirik mas, namun saya kesini berkeyakinan bahwa
Eyang Sutawijayamerupakan perantara untuk saya berdoa meminta kepada Tuhan
mas. Saya berdoa agar keluarga saya diberi keselamatan serta beli jalan rejeki
untuk keluarga saya.
Saya mengetahui cerita Kyai Ageng Sutawijaya dari teman dan warga
sekitar Desa Majasto karena kebetulan saya memunyai banyak teman yang
rumahnya disini. Percaya tidak percaya hal seperti ini sudah melekat bagi
masyarakat mas, tapi kalau dari saya pribadi, saya mempercayai cerita Kyai
Ageng Sutawijaya. menurut saya cerita ini tidak sekedar hanya dongeng yang
-
126
tercipta dari mulut kemulut, namun cerita ini adalah cerita yang benar-benar
terjadi dan pernah dilakukan oleh mbah buyut kita dahulu.
-
127
Gapura menuju Desa Majasto
Gapura menuju Makam Bumi Arum Majasto
-
128
Gapura Komplek Makam Bumi Arum
Masjid Bumi Arum Majasto
-
129
Gapura Menuju Makam Kyai Ageng Sutawijaya
-
130
Foto Penulis dengan Juru kunci sewaktu pengambilan data
Makam Kyai Ageng Sutawijaya
-
131
Makam Istri Kyai Ageng Sutawijaya
Makam Abdi Kyai Ageng Sutawijaya
-
132
Sendang Tapak Boma
Sendang Tapak Bima
-
133
Sendang Tapak Kuda
Komplek Makam Bumi Arum Majasto
-
134
Warga Desa Majasto Berdatangan Mengikuti Upacara Sadranana
Antusias warga dalam Upacara Sadranan
-
135
Para warga menyiapkan uborampe upacara Sadranan
-
136
Sambutan Bapak Kepala Desa Majasto
-
137
Bapak Bupati Sukoharjo Mengikuti upacara Sadranan
Potong tumpeng oleh Bapak Bupati Sukoharjo
-
138
Tabur Bunga oleh bapak Bupati Sukoharjo
Pembagian Sembako secara simbolik
-
139