Download - Sim Pt. Askes
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuransi kesehatan merupakan jenis usaha jasa keuangan yang sangat kompleks yang
melibatkan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu peserta (enrollee/insured), pemberi
pelayanan (provider) dan badan asuransi (insurer). Tuntutan utama kepada asuransi kesehatan
sebagai suatu perusahaan jasa keuangan adalah efisiensi dan profit. Di sisi lain, sebagai suatu
usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan, menuntut “art” tersendiri, untuk dapat
memberi kepuasan terhadap setiap individu terkait, baik peserta maupun pemberi pelayanan
kesehatan.
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau yang dikenal dengan nama PT. Askes Indonesia
(Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri
Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan Usaha lainnya. PT Askes (Persero) yang mengusung visi“spesialis dan
pusat unggulan asuransi kesehatan di Indonesia” telah melayani sebagian besar rakyat
Indonesia selama kurun waktu hampir 41 tahun dan akan terus berusaha memenuhi ekspektasi
dari peserta dan mitra perusahaan, yang tentunya semakin hari semakin memberikan
tantangan tersendiri.
Baik disadari atau tidak, kita telah memasuki era globalisasi dengan segala sisi positif dan
negatifnya. Aspek nyata yang ditimbulkan oleh era globalisasi ini salah satunya adalah
“kompetisi” yang semakin tajam dan semakin berat antar pelaku bisnis dalam rangka merebut
pasar atau pelanggan. Mengingat jumlah dan heterogenitas peserta Askes yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia, maka PT. Askes juga berusaha menjadi pusat unggulan dalam
Sistem Informasi Manajemen (SIM) di bidang asuransi kesehatan, sehingga informasi dapat
tersebar dengan baik dan setiap transaksi yang terjadi dapat dikomunikasikan secara serentak
keseluruh kantor PT Askes (Persero). Oleh sebab itu, dalam usahanya memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada seluruh pelanggan, PT. Askes (Persero) mengembangkan bridging
system antara PT. Askes dan rumah sakit-rumah sakit mitranya. Untuk menunjang SIM yang
berbasis teknologi, PT Askes (Persero) memperkenalkan suatu platform bernama ASTERIX
atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange, yang bertujuan untuk
memperlancar pertukaran informasi baik antara PT Askes (Persero) dengan peserta, PPK
dengan peserta ataupun PPK dengan PT Askes (Persero) sebagai mitra kerja. ASTERIX
diharapkan dapat mewujudkan cita-cita perusahaan yaitu memberikan pelayanan prima
(service excellence) bagi peserta maupun mitra perusahaan.
Dalam Surat Keputusan Direksi nomor 340/Kep/0808 disebutkan bahwa bridging sistem
merupakan suatu kerjasama antara PT Askes (Persero) dengan provider (pemberi pelayanan
kesehatan, instansi terkait dan perusahaan lain) yang ada didalam jaringan bisnis PT Askes
(Persero). Bridging system ini mengintegrasikan antara SIM PT Askes (Persero) dengan SIM
provider ,yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim,
mengendalikan pelayanan serta menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk
menunjang pelayanan. Dengan diterapkannya bridging system ini diharapkan kecepatan dan
ketepatan pelayanan dalam antrean dan penagihan klaim bagi peserta program Askes dapat
terwujud
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Umum
a. Menyampaikan informasi bagi PT. Askes dengan Rumah sakit mitranya.
b. Mengetahui berbagai aplikasi/ sistem komputerisasi berbasis internet yang dipakai
oleh PT askes dengan RS mitranya untuk memberikan pelayanan yang lebih maju
sesuai kemajuan globalisasi.
c. Mengetahui manfaat sistem aplikasi bridging, Teknologi Java, dan koneksi Virtual
Private Network (VPN) dalam memberikan pelayanan yang lebih baik.
d. Mengetahui konsep/ manfaat ASTERIX
e. Memeberi penjelasan mengenai Implementasi teknologi berbasis Web Services.
f. Menjelaskan cara kerja sistem yang digunakan.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
a. Apa manfaat sistem Informasi Manajemen bagi PT. ASKES dengan RS mitranya.
b. Bagaimana cara kerja sistem dari setiap aplikasi berbasis internet yang digunakan
c. Bagaimana manfaat dari setiap sistem yang digunakan
d. Bagaimana cara kerja sistem Bridging dalam pelayanan PT askes dengan Mitra
dan Masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen
Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan - kegiatan yang saling
berkaitan dan susunan prosedur - prosedur yang saling berhubungan yang melaksanakan dan
mempermudah kegiatan – kegiatan utama dalam organisasi atau institusi.
Informasi adalah data yang telah diproses atau diolah sehingga memiliki arti atau
manfaat yang berguna. Data adalah fakta – fakta, angka-angka, atau statistik-statistik yang
dari padanya dapat menghasilkan kesimpulan.
Manajemen sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan secara bersama-sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang
sama. Sebagai subyek adalah orang (atau orang-orang) yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Jadi Sistem Informasi Manajemen adalah prosedur pengolahan data yang
dikembangkan dalam suatu system (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi
( yang bersifat intern dan ekstern ) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan.
Bila digambarkan :
TEKNOLOGI
DATA MASUKAN PROSES KELUARAN TUJUAN PEMAKAI
MODEL PENGENDALIAN
Gambar : Komponen yang terlibat dalam sistem.
2.2 Bridging Sistem.
Menurut eBook dari wndw.net (2006) Bridge merupakan alat jaringan yang
menyambungkan dua jaringan pada lapisan sambungan data (data link layer). Sedangkan
Menurut Riyadi & Chris (2010),bridge adalah metode koneksi yang menggabungkan 2 atau
lebih interface yang bertipe ethernet atau sejenisnya, seolah-olah berada dalam segmen
network yang sama, dimana proses bridging pada layer data link. Menurut ebopedia.com
(2010), bridge adalah: "A device that connects two local-area networks (LANs), or two
segments of the same LAN that use the same protocol, such as Ethernet or Token-Ring."
Bridge adalah perangkat yang dirancang untuk menghubungkan dua LAN yang memiliki
protokol identik pada lapisan fisik dan data-link. Karena protokol sama maka Bridge tidak
memerlukan pengelolaan sinyal yang kompleks (Akib, 2010).
2.3 Teknologi Java
Sebagai sebuah bahasa pemrograman, Java dapat membuat seluruh bentuk aplikasi,
desktop, web dan lainnya, sebagaimana dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
konvensional yang lain. Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP) dan
dapat dijalankan pada berbagai platform sistem operasi. Perkembangan Java tidak hanya
terfokus oada satu sistem operasi, tetapi dikembangkan untuk berbagai sistem operasi dan
bersifat open source (Http://poss.ipb.ac.id).
2.4 Virtual Private Network (VPN)
Virtual Private Netmork (VPN) merupakan sebuah koneksi virtual yang bersifat
private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Jaringan ini tidak ada secara fisik
melainkan berupa jaringan virtual. VPN Menghubungkan PC dengan jaringan public atau
internet namun sifatnya private, karena bersifat private maka tidak semua orang bisa
terkoneksi ke jaringan ini dan mengaksesnya, oleh karena itu diperlukan keamanan data
(http://id.wikipedia.org/wiki/VPN).
Pada dasarnya Konsep kerja membutuhkan sebuah server yang berfungsing sebagai
penghubung antar PC. Jika digambarkan kira-kira seperti ini:
internet VPN Server VPN Client Client
Bila digunakan untuk menghubungkan 2 komputer secara private dengan jaringan internet
maka seperti ini:
Komputer A VPN Clinet Internet VPN Server VPN Client
Komputer B
2.5 Gambaran SIRS (Sistem Informasi RS)
Sistem Informasi Rumah Sakit (RS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi
serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah Sakit.
Unsur Sistem Informasi rumah sakit.
Tugas : Menyiapakan Informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit.
Tujuan : Sistem Informasi itu sendiri, dan subsistemnya antara lain:
Subsistem pengembangan dan operasional subsistem.
Struktur Hirarki : Sistem RS sebagai sistem Supra Sistemnya.
Komponen : ada Input, proses, Output dan balikan Kontrol
RS (Rumah Sakit) Kontrol
Proses SIRS
Data RS INFORMASI
balikan
Gambar : Sutruktur Hirarki RS
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Sistem Bridging PT ASKES
Bridging system merupakan system yang mengintegrasikan antara Sistem Informasi
Manajemen (SIM) PT Askes (Persero) dengan SIM pemberi pelayanan (provider), yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim, mengendalikan pelayanan
serta menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan
Anggota Asuransi Kesehatan PT. Askes (Persero). Dalam penerapan bridging sistem ini, PT
askes memilih menggunakan tekonologi java dan pemasangan jaringan virtual private
network (VPN), dengan memperkenalkan platform bernama ASTERIX atau Askes Integrated
and Responsive Information Exchange.
3.2 ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange.
Di dalam platform ini terdapat kumpulan kompilasi yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a. CORE atau Customer Oriented Retail Environment. PT Askes (Persero),
merupakan perusahaan jasa yang harus selalu mengutamakan kepuasan pesertanya,
dengan begitu prinsip berorientasi pada pelanggan harus menjadi bagian terpenting
dalam perjalanan bisnisnya.
b. ENERCOM atau Enterprise Resource Communication yang merupakan kumpulan
perangkat keras, kabel, jaringan komunikasi data dan suara yang tujuannya untuk
mengalirkan suatu informasi dari titik pusat ke titik lainnya. Perangkat-perangkat ini
harus bisa memastikan pertukaran informasi (data) tersebar dengan baik.
c. IRFAN atau Integrated Risk Management and Financial Analysis yang
menyajikan kumpulan data analisis yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen PT
Askes (Persero) untuk mengambil suatu kebijakan finansial maupun pengelolaan
resiko.
d. INTEGRA atau Integrated Global Responsive Accessibility, yang bertujuan
mengintegrasi dengan baik sistem informasi yang ada di rumah sakit dan provider
lainnya dengan SIM PT Askes (Persero). Dengan demikian dapat dilakukan
penyederhanaan prosedur serta menghilangkan resiko double entry data, peningkatan
jaminan ketepatan serta kecepatan pembayaran klaim, terdapat pemetaan (mapping)
antara rumah sakit dengan data PT Askes (Persero) yang dapat menjamin kepastian
nilai ganti klaim, serta transparansi pembayaran klaim (http://www.ptaskes.com).
PT. ASKES Pusat
ASTERIK
ENERCOM INFORMASI CORE
IRFAN
INTEGRA
Gambar : Peran Informasi dalam Pengambilan keputusan PT. ASKES
Menurut Santoso dalam Mohammad (2010) dengan pemanfaatan aplikasi Web-based yaitu
program komputer yang berbasis internet diatas platform Java, maka PT. Askes
mengembangkan aplikasi system bridging ini. Teknologi Java dipilih karena kemampuannya
berinteraksi dengan platform lain atau bersifat multi-platform. Teknologi Java ini mampu
mendukung pengembangan sistem secara lebih terstruktur dengan biaya pengembangan jauh
lebih murah, karena tidak terikat dengan lisensi produk software. Perlengkapan sarana dan
prasarana, antara lain; komputer, printer, TV LCD, pemasangan jaringan virtual private
network (VPN), pemasangan infrastruktur pendukung jaringan komunikasi data, server dan
bimbingan teknis.
Ada dua bagian utama yang terdapat pada aplikasi bridging system yamg dilakukan oleh PT
Askes yaitu :
a) Sistem Antrean Terpadu
Merupakan sistem informasi terintegrasi yang diarahkan untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan sistem antrean bagi peserta Askes. Caranya dengan otomasi alur proses dan
penyajian informasi strategis yang dibutuhkan peserta pada saat berobat. Dengan begitu,
kenyamanan peserta dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkat
secara signifikan
b) Sistem Penagihan Klaim Terpadu
Merupakan sistem informasi yang terintegrasi dengan konsep end-to-end dalam proses
adminitrasi pelayanan kesehatan bagi peserta Askes. Ini mencakup mulai dari proses
pendaftaran, pencatatan transaksi pelayanan kesehatan, sampai dengan pembayaran klaim
pelayanan kesehatan bagi peserta Askes.
Dalam aplikasi bridging system ini terdapat beberapa modul antara lain :
a. Modul pendaftaran peserta atau pasien, yang berfungsi memasilitasi validasi data
peserta Askes secara online ke database terpusat (selanjutnya, identitas peserta dikirim
ke SIM RS dengan teknologi Web services untuk dipergunakan dalam proses
pencatatan pelayanan kesehatan dan klaim secara individual).
b. Modul administrasi pelayanan kesehatan di poliklinik dan fasilitas penunjang medis
(laboratorium, radiologi, tindakan medis, dan sebagainya) pada SIM RS, buat
mengirimkan data individual secara online ke SIM Askes untuk setiap detail data
pelayanan yang dicatat.
c. Modul verifikasi klaim, yang menyediakan fasilitas verifikasi secara online
berdasarkan data yang dikirim dari SIM RS.
d. Modul penagihan klaim, dengan cara pengiriman data tagihan secara batch dari RS ke
pusat data PT Askes berdasarkan data hasil verifikasi yang telah disetujui RS dan PT
Askes.
e. Modul Decision Support System dan sistem antrean, yang berfungsi memfasilitasi
proses monitoring pelayanan kesehatan di RS secara online yang mampu menyediakan
informasi terkait dinamika kunjungan dan traffic tujuan perawatan. Dan, keenam,
modul administrasi pembayaran klaim di kantor cabang PT Askes, untuk memfasilitasi
administrasi pencatatan keuangan dan pembayaran klaim ke rekening RS.
3.3 Implementasi Teknologi berbasis Web Services (Sistem Informasi Manajemen PT.
Askes)
Implementasi teknologi berbasis Web Services ini dilakukan pada pertengahan 2008.
Pengembangannya dilaksanakan dengan pola atau konsep Joint Application Development
antara PT Askes dan Unit Teknologi Informasi tiap rumah sakit mitra. Stakeholders
pengembangan sistem yang terlibat meliputi manajemen PT Askes kantor pusat, kantor
regional, kantor cabang, serta manajemen rumah sakit mitra PT Askes.
Tahapan implementasi dimulai dengan integrasi data Surat Jaminan Pelayanan (melalui
kesepakatan parameter Web services, pengembangan aplikasi Web services, desain integrasi,
coding dan uji coba), integrasi pelayanan kesehatan (melalui mapping jenis
pelayanan/tindakan hingga uji coba aplikasi Web services terhadap hasil mapping jenis
pelayanan/tindakan) serta implementasi. Monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan
pekerjaan dilaksanakan secara bersama-sama antara seluruh stakeholder yang terlibat dan
dilaksanakan secara periodic.
Cara kerja system ini dimulai ketika peserta Askes datang ke rumah sakit, kartu Askesnya
akan diidentifikasi (dientri) secara online, sehingga datanya akan keluar. Proses itu terjadi
dalam satu interface yang dipakai bersama. Sebelum penerapan system ini, peserta Askes
harus mendatangi tiga loket: loket rumah sakit, loket PT Askes dan loket Rekam Medis
(Medical Record). Sekarang cukup datang ke satu loket. Data yang dientri tadi langsung
dikirim ke SIM rumah sakit untuk keperluan rumah sakit. Lalu, rumah sakit akan
mengirimkan rekam medis peserta tersebut ke PT Askes. Jadi Web service-nya berjalan dalam
pola request-response, tanpa saling mengganggu. Pihak PT Askes memberikan nomor kartu
ke rumah sakit, lalu sistem Web services rumah sakit memberikan informasi rekam medis,
sehingga database pasien ter-update.
Setelah itu, peserta akan masuk ke poliklinik yang merupakan bagian dari SIM rumah sakit.
Ketika peserta datang ke poliklinik, datanya sudah bisa langsung diakses di poliklinik
tersebut, karena data itu sudah masuk ke database rumah sakit . Ketika peserta di poliklinik
mendapat pelayanan dari dokter, rumah sakit kemudian mengirimkan kembali data itu
melalui sistem Web services ke SIM PT Askes. Ketika dientri, data di poliklinik akan
langsung dikirim ke PT Askes dan disimpan di sistem database-nya. Dengan begitu, ketika
terjadi pelayanan di poliklinik, Askes bisa langsung melakukan proses verifikasi klaim.
Sebelumnya proses verifikasi klaim ini dilakukan sebulan sekali yaitu ketika peserta Askes
datang ke poliklinik, lalu kemudian berkasnya dikumpulkan dari semua poliklinik, dan pada
akhir bulan dikirim ke Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit. Sekarang
verifikasi klaim bisa dilakukan di rumah sakit yang bersangkutan.. hal ini dapat mendongkrak
nilai tambah dari mutu layanan PT Askes di rumah sakit. Dari sisi antrean bisa lebih cepat,
dan dari sisi klaim juga bisa lebih akurat.
Pemanfaatan aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis
perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan efisiensi, dimana
diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa mengimplementasikan layanan ini. Sebanyak
425 rumah sakit dari total 600 rumah sakit kini sudah terkoneksi secara real-time dengan
teknologi VPN-IP MPLS. Rumah sakit yang ingin menerapkan layanan Web services dari PT
Askes ini hanya perlu memiliki database dengan format WXDL (bukan SQL). Sehingga
tidak harus memiliki platform Java. Teknologi Web services ini mampu memfasilitasi
pertukaran data antara dua mesin yang berbeda secara online, sehingga mampu mendukung
monitoring pelayanan kesehatan secara rinci per individu, jenis pelayanan medis, lokasi
pelayanan dan tindakan medis.
RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan
layanan Web services PT Askes sejak tahun 2009. Untuk mengembangkan layanan ini, bagian
teknologi informasi mempersiapkan fikasi aplikasi berbasis Web, infrastruktur jaringan dan
hardware LAN yang mendukung aplikasi Web, kesepakatan dan kesetaraan coding, (dengan
unit TI PT Askes) dan pelatihan penggunaan aplikasi baru. Sistem dibuat berdasarkan
teknologi Web services dan infrastruktur VPN disediakan Askes, sedangkan internal untuk
akses ke Web service tersendiri oleh pihak RSHS.
Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sistem tersebut antara lain; kecepatan proses
entri, kecepatan proses klaim, dan efisiensi dalam proses (waktu, tenaga, sumber daya lain).
Selain itu adanya kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan akuntabilitas.
Keuntungan lainnya adalah tidak adanya kegiatan saling intervensi, serta terjaganya keamanan
transaksi dan data dalam server masing-masing,akan tetapi kedua pihak memang mesti
berkomitmen terhadap pemeliharaan hasil system bridging agar diperoleh manfaat optimal.
3.4 Konsep Joint Aplication Devolopment
SIM PT ASKES Unit Teknologi SIRS MITRA
Peserta ASKES
Datang Ke loket (RS Mitra)
Entri Data (Online disediakan RS)
SIRS (Process)
Pemberian Obat Perawatan Pelayanan
Pemeriksaan Dokter
Rekam Medis
PROSES KLAIM
SIM PT ASKES
PT ASKES PUSAT
Gambar Konsep Joint Aplication Development (SIRS – SIM PT. ASKES)
Tabel 1
Perbedaan Proses Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Implementasi Aplikasi Bridging System yang Berbasis Web Services
Proses Sebelum Sesudah Benefit
Pendaftaran Peserta dan Validasinya
Pemeriksaan dokumen secara manual meliputi kartu Askes, fotokopi kartu Askes, surat rujukan, fotokopi surat rujukan.
Pemeriksaan keabsahan peserta secara online dan real-time berdasarkan nomor kartu Askes/NIP, dan tidak diperlukan lagi fotokopi dokumen kartu Askes dan surat rujukan.
Peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan administrasi penerbitan surat jaminan pelayanan kesehatan dari 10 menit menjadi 2 menit.
Penerbitan Surat Jaminan Pelayanan Kesehatan (SJP) dan Administrasi Pendaftaran RS
Penerbitan SJP secara manual terpisah dari administrasi pendaftaran di loket rumah sakit. Pasien mengunjungi dua loket pendaftaran.
Penerbitan SJP secara elektronik dan terintegrasi dengan pencatatan rekam medis pasien, dan pasien cukup mengunjungi satu loket pendaftaran
Penyederhanaan prosedur administrasi pelayanan.
Penagihan Klaim Entri data transaksional dilakukan dua kali: untuk kepentinganrumah sakit dan keperluan penagihan klaim pelayanan kepada PT Askes.
Pengumpulan bukti tagihan klaim dilaksanakan setiap bulan.
Dokumen penagihan klaim manual,
Pencatatan data transaksi secara online dari unit pemberi pelayanan (poliklinik, lab radiologi, dll.)
Pengumpulan dokumen bukti pelayanan dilaksanakan dalam waktu seminggu.
Dokumen penagihan ecara elektronik dilengkapi dengan formulir pengajuan
Proses penagihan klaim lebih cepat, tepat dan akurat.
Biaya operasional administrasi klaim berkurang karena tidak diperlukan pencatatan data klaim dua kali (SIM Askes dan SIM RS)
dokumen tagihan terdiri dari surat rujukan, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu Askes, SJP, bukti pelayanan dan tindakan medis, formulir pengajuan klaim, rekapitulasi klaim dan kuitansi.
klaim dan rekapitulasi pelayanan.
Verifikasi Klaim Secara manual terhadap berkas dokumen penagihan klaim, dilaksanakan di Kantor Cabang PT Askes (Persero)
Secara elektronik, dilaksanakan di RS (Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu RS)
Proses lebih cepat dan akurat.
Pembayaran Klaim Pembayaran klaim dilaksanakan di kancab setelah seluruh proses diselesaikan.
Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (35 hari).
Proses pembayaran klaim secara elektronik, data terintegrasi end-to- end.
Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (14 hari).
Proses pembayaran klaim lebih sederhana.
Data rekam individual tersedia untuk audit trail.
Tingkat kerincian data yang terintegrasi dapat digunakan untuk Decision Support System dan penyajian Executive Information System.
Legalisasi Pelayanan Suplemen dan Khusus
Secara manual mengacu kepada kartu kendali/buku register pelayanan suplemen (kacamata, prothese, dll.)
Dilaksanakan secara elektronik berdasarkan data transaksi individual.
Proses pelayanan administrasi lebih cepat, tepat dan akurat.
Pengendalian biaya pelayanan kesehatan melalui pencegahan fraud and abuse.
Penyedehanaan prosedur administrasi pelayanan
kesehatan di RS.
Customer Service Keterbatasan data/informasi yang diberikan kepada peserta.
Data terintegrasi, informasi dapat diakses secara fleksibel mendukung penyampaian informasi kepada peserta secara lebih cepat, tepat dan akurat.
Peningkatan mutu pelayanan kepada peserta Askes di RS.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem bridging merupakan system yang mengintegrasikan antara Sistem Informasi
Manajemen (SIM) PT. Askes (Persero) dengan SIM pemberi pelayanan (provideri).
Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sistem ini yaitu kecepatan pada proses entri,
proses klaim dan efisiensi pemanfaatan waktu, tenaga dan sumber daya lain. Selain itu adanya
kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan akuntabilitas. Keuntungan lainnya adalah
tidak adanya kegiatan saling intervensi, serta terjaganya keamanan transaksi dan data dalam
server masing-masing. Pemanfaatan aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap
kinerja bisnis perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan
efisiensi, dimana diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa mengimplementasikan
layanan ini.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akib, F. Perangkat Interkoneksi. http://teknik-informatika.com/images/pti/gateway-menggabungkan-dua-jaringan-tidak-sama.jpg. diakses tanggal 4 April 2012
Anonym . (2010). Wadirut PT Askes Raih "Best CIO". http://bataviase.co.id/detailberita-10561484.html. Diakses tanggal 4 April 2012
Anonym. (2010). Presentasi Pemanfaatan Sistem Bridging PT. Askes pada Konferensi FIKI 2010. http://simkes.fk.ugm.ac.id/2010/09/presentasi-pemanfaatan-sistem-bridging-pt-askes-pada-konferensi-fiki-2010. Diakses tanggal 6 April 2012
Anonim, 2009, Info Askes, Buletin Bulanan PT ASKES (Persero), Edisi Juni 2009. http://www.ptaskes.com/detail/2/158/uploads/bulletin/06_Juni%202009.pdf. Diakses tgl 10 April 2012
Anonim. Sejarah singkat PT Askes. http://www.ptaskes.com/http://www.ptaskes.com/. Diakses tanggal 10 April 2012
Cahyadi, D. (2010). Pemanfaatan Fitur Tunneling Menggunakan Virtual Interface EoIP di MikrotikRouterOS Untuk Koneksi Bridging Antar Kantor Melalui Jaringan ADSL Telkom Speedy. http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/07/06-jurnal-informatika-mulawarman-juni2010-v-1-1.pdf
Davis, Gordon B. (1999). Kerangka Dasar Sistem Informasi manajemen, bagian 1. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi
Mohammad, A. (2010). Antrean dan klaim Lancar, pasienpun pulang. http://swa.co.id/2010/02/antrean-dan-klaim-lancar-pasien-pun-senang. Diakses tanggal 10 April 2012
Purnomo, Ari Joko. (2008). Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) PT Askes online G1 Terhadap Kecepatan Pemrosesan Klaim Asuransi Kesehatan Di PT Askes Cabang Boyolali. http://etd.eprints.ums.ac.id/4007/1/J410060049.pdf. diakses tanggal 10 April 2012
www. cert.or.id /~budi/courses/ec5010/projects/rusdy-report.doc . diakses tanggal 7 April 2012
Virtual Private Network. http://id.wikipedia.org/wiki/VPN. diakses tanggal 7 April 2012