Download - Sap - Tuberkulosis Paru
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
TUBERKULOSIS PARU
Disusun Oleh :
LUSIANA
G01.2003.01616
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2006
PENDAHULUAN
Insidens penyakit tuberkulosis dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Di
Indonesia dari setiap 1.000 penduduk 3-6 orang menderita TB Paru. Kematian TB
Paru menduduki urutan keempat dari sebab kematian di Indonesia. Kenaikan ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti sosial ekonomi, pendidikan dan masalah-
masalah yang berkaitan dengan kesehatan (seperti alkoholisme, tuna wisma, naiknya
infeksi HIV-AIDS).
Berdasarkan data hasil laporan Puskesmas Banget Ayu dan berdasarkan
laporan dari petugas Puskesmas Banget Ayu bahwa didapatkan kasus TB Paru yang
semakin meningkat. Selama 1 tahun didapatkan jumlah penderita TB Paru sebanyak
87 orang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kemiskinan,
keadaan ekonomi yang kurang, perumahan yang kurang memenuhi standart
kesehatan, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan serta kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang tuberkulosis paru. Berdasarkan data tersebut saya akan
melakukan penyuluhan tentang tuberkulosis paru.
Topik kegiatan : Penyuluhan kesehatan tentang Tuberkulosis Paru
Hari/tanggal : Jum’at / 13 Januari 2006
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Banget Ayu
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang datang di Puskesmas Banget
Ayu
Pelaksana : Lusiana
TIU : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu
memahami/mengerti tentang TB Paru.
TIK : Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit tentang
TB Paru diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu:
1. Menjelaskan pengertian TB Paru
2. Menyebutkan penyebab TB Paru
3. Menyebutkan tanda dan gejala TB Paru
4. Menjelaskan cara penularan TB Paru
5. Menjelaskan cara mencegah penularan TB Paru
6. Menjelaskan cara merawat penderita TB Paru
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Lembar balik dan leaflet
Materi : Terlampir
Strategi Pelaksanaan:
a. Pembukaan (5 menit)
Salam terapeutik, perkenalan, menjelaskan tujuan.
b. Pelaksanaan (15 menit)
1. Menjelaskan pengertian TB Paru
2. Menyebutkan penyebab TB Paru
3. Menyebutkan tanda dan gejala TB Paru
4. Menjelaskan cara penularan TB Paru
5. Menjelaskan cara mencegah penularan TB Paru
6. Menjelaskan cara merawat penderita TB Paru
c. Penutup (10 menit)
1. Menanyakan pada pasien dan keluarga pasien tentang apa yang sudah
disampaikan (TB Paru).
2. Meminta pasien dan keluarga pasien untuk menjelaskan kembali pengertian,
menyebutkan penyebab, tanda dan gejala, cara penularan TB Paru, cara
mencegah penularan TB Paru, dan cara merawat penderita TB Paru.
Kriteria Evaluasi:
a. Struktur
Penyaji dapat memberikan penyuluhan sesuai dengan rencana dan materi yang
terlampir.
b. Proses
Dalam pelaksanaan penyuluhan pasien dan keluarga pasien mengikuti dari awal
sampai akhir, kooperatif dan mampu memahami materi yang telah disampaikan.
c. Hasil
- 90% pasien dan keluarga pasien memahami pengertian TBC
- 75% mampu menyebutkan penyebab TB Paru
- 75% mampu menyebutkan tanda dan gejala TB Paru
- 75% mampu menjelaskan cara penularan, cara mencegah dan cara merawat
penderita TB Paru
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
(Mansjoer, 2000)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
(Price, 1995)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menahun menurun yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa).
(Depkes RI, 1998)
B. Penyebab
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium
tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
udara (pernafasan) ke dalam paru-paru, kuman ini akan berkembang biak,
jumlahnya bertambah banyak sehingga dapat menimbulkan infeksi sehingga
terjadi tuberkulosa. Terjadinya tuberkulosa ini sangat ditentukan oleh keadaan /
atau daya tahan tubuh pasien, kuman penyebab dan faktor lingkungan.
(Depkes RI, 1998)
C. Tanda dan Gejala
1. Batuk berdahak lebih dari 3 minggu dan dahak yang keluar kemungkinan
bisa bercampur dengan darah.
2. Demam/meriang lebih dari sebulan dan kadang-kadang disertai keringat
malam hari walau tidak melakukan kegiatan apapun.
3. Tidak nafsu makan terus menerus atau selama makan berkurang dan berat
badan menurun.
4. Nafas terasa sesak dan dada terasa nyeri.
(Mansjoer, 2000, Depkes RI, 1998)
D. Cara Penularan
1. Secara langsung
Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara
berhadap-hadapan, berciuman atau bersin.
Kuman-kuman TB yang berasal dari percikan ludah atau cairn hidung
penderita bersama udara terhisap orang lain.
2. Secara tidak langsung
Bila penderita TB paru meludah di tempat yang lembab kemudian ludah yang
mengandung kuman TB itu akan terhisap oleh orang lain melalui udara.
(Depkes RI, 1998)
E. Cara Mencegah Penularan TB Paru
Tindakan pencegahan penularan yang dapat dilakukan oleh keluarga/pasien TB
Paru adalah:
1. Menutup mulut pada waktu bersin atau bantuk
2. Tidur terpisah dari keluarga
3. Tidak meludah di sembarang tempat atau membuang ludah atau dahak pada
wadah tertutup yang disediakan
4. Usahakan agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan
5. Perhatikan pergantian udara dalam ruangan di rumah maupun di tempat kerja
6. Memisahkan alat makan dan minum pasien
7. Meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan makan makanan bergizi
8. Pada bayi berikan imunisasi BCG (umur 3-14 bulan)
(Depkes RI, 1998)
F. Cara Merawat Penderita TB Paru
1. Mengawasi anggota keluarga yang sakit untuk menelan obat secara teratur
sesuai dengan anjuran dokter/Puskesmas/Rumah Sakit selama 6 sampai 8
bulan.
2. Jangan berhenti menelan obat sebelum dinyatakan sembuh oleh petugas
kesehatan/dokter. Jika berhenti berobat sebelum waktunya penyakit TBC
akan lebih sukar diobati.
3. Mengetahui adanya gejala samping obat dan menunjuk bila diperlukan.
4. Memberikan makanan yang bergizi.
5. Memberikan waktu istirahat kepada anggota keluarga yang sakit minimal 8
jam sehari.
6. Mengingatkan / membawa anggota keluarga yang sakit untuk pemeriksaan
ulang dahak bulan ke 2, 5 dan 6.
7. Memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesembuhan pasien yang
menderita TB Paru, antara lain mengupayakan rumah yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Misalnya punya jendela atau ventilasi yang cukup,
bebas debu dan lantai yang tidak lembab.
8. Apabila dalam keluarga kita ada yang menderita TBC bawalah secepat
mungkin ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat/dokter untuk mendapatkan
pengobatan.
(Depkes RI, 1998)
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1998, Petunjuk Khusus bagi Pelaksana Penanggulangan Tuberkulosis di Unit Pelayanan Kesehatan
Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid II, Media Ausculapius, FKUI, Jakarta
Price, S.A., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, Alih Bahasa : Peter Anugerah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG TUBERKULOSIS PARU
Topik Kegiatan : Penyuluhan kesehatan tentang Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Hari/Tanggal : Jum’at / 13 Januari 2006
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Banget Ayu
Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
Penyaji dapat memberikan penyuluhan sesuai dengan rencana dan materi yang
terlampir.
d. Proses
Dalam pelaksanaan penyuluhan pasien dan keluarga pasien mengikuti dari awal
sampai akhir, kooperatif dan mampu memahami materi yang telah disampaikan.
e. Hasil
- 90% pasien dan keluarga pasien memahami pengertian TBC
- 75% mampu menyebutkan penyebab TBC
- 75% mampu menyebutkan tanda dan gejala TBC
- 75% mampu menjelaskan cara penularan, cara mencegah dan cara merawat
penderita TBC