Download - SAP CA Ovarium-Tranfusi New
PAKET PENYULUHAN CA OVARIUM DAN TRANSFUSI DARAHDI RUANG 9 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH
TIM PKRS
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2013LEMBAR PENGESAHAN
PAKET PENYULUHANCA OVARIUM DENGAN TRANSFUSIdi RUANG 9 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
PSIK A BRAWIJAYANoorasani Manda M.
Dian AgustinMengetahui,
Kepala Ruang Anis Chabibah, Amd.Keb
Perseptor Klinik,
Indah Yuniarti, Amd.Kep
PAKET PENYULUHAN
Judul
: Ca Ovarium & Transfusi darahSasaran
: Pasien, Keluarga pasien, dan MasyarakatTempat
: Ruang 9 RSSA Malang
Hari/Tanggal
: Kamis, 16 Mei 2013 Alokasi Waktu
: 30 menit
Media/Sarana
: Power point
Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
A. Latar Belakang
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium merupakan kanker kelima tersering yang menyebabkan kematian wanita di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50 tahun 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 41,4 per 100.000 pada wanita di atas 50 tahun (Hurteau, 2001). Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak dari keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal, kulit dan limfoma (Djuana, 2001). Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silen killer). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal (Hurteau ; Djuana, 2001).Lima belas sampai dua puluh persen tumor ovarium berasal dari sel germinal dan teratoma matur merupakan kasus terbanyak (60%). Tumor ganas sel germinal ovarium merupakan 5% dari kanker ovarium dan banyak terjadi pada wanita muda dan remaja. Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun umumnya dapat diobati dengan kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun pembedahan memegang peranan penting dalam mendiagnosis dan sebagai terapi awal, reseksi komplet organ reproduksi jarang diperlukan pada wanita wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu peran surgical staging dan pembedahan reduksi tumor tidak dapat diabaikan. Informasi yang didapat dari patologi-pembedahan dapat membantu klinisi dalam penggunaan terapi adjuvant (Ghersenson, 1992).Dalam penanganannya, yang sering digunakan dalam penanganan kanker ovarium adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah tindakan/terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh pasien (hospes). Kemoterapi sebagai salah satu cara terapi kanker dengan menggunakan obat untuk membunuh atau meinimalkan proliferasi sel kanker. Metode pemberian kemoterapi sangat beragam dan tentunya mempunyai efek samping yang perlu dipahami oleh penderita dan petugas kesehatan. Salah satu efek dari kemoterapi adalah anemia atau kurang darah. Dimana apabila anemia ini tidak ditangani secara tepat maka akan mengakibatkan kondisi pasien semakin menurun. Sehingga untuk menangani anemia seorang pasien harus dilakukan transfusi darah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah pasien yang biasanya menurun dan juga untuk meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi secara maksimal ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat pentingnya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan kanker ovarium dan juga penangannanya serta kemungkinan atau efek saping yang akan terjadi.
B. Tujuan instruksional1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan memahami tentang kanker ovarium dan transfusi2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat: Mengetahui pengertian kanker ovarium Mengetahui penyebab kanker ovarium Mengetahui jenis/klasifikasi kanker ovarium
Mengehatui tanda dan gejala kanker ovarium
Mengetahui deteksi dini kanker ovarium
Mengetahui penanganan kanker ovarium Mengetahui pengertian transfusi Mengetahui indikasi pemberian transfusi Mengetahui jenis-jeins transfusi Mengetahui efek samping/reaksi transfusi Mengetahui penanganan dari reaksi transfusiC. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian kanker ovarium2. Penyebab kanker ovarium3. Jenis/klasifikasi kanker ovarium 4. Tanda dan gejala kanker ovarium5. Deteksi dini kanker ovarium 6. Penanganan kanker ovarium7. Pengertian transfusi8. Indikasi pemberian transfuse
9. Jenis-jeins transfusi10. Efek samping/reaksi transfuse
11. Penanganan dari reaksi transfusiD. Kegiatan Penyuluhan
TahapWaktuKegiatan PerawatKegiatan KlienMetodeMedia
Pendahuluan5 menit1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan pokok materi yang akan disampaikan
4. Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang perawatan masa nifas1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Menjawab pertanyaanCeramah dan Tanya Jawab-
Penyajian15 menitMenjelaskan materi:
Pengertian kanker ovarium Penyebab kanker ovarium
Jenis/klasifikasi kanker ovarium Tanda dan gejala kanker ovarium
Deteksi dini kanker ovarium Penanganan kanker ovarium
Pengertian transfusi Indikasi pemberian transfuse
Jenis-jeins transfusi Efek samping/reaksi transfuse
Penanganan dari reaksi transfusiMendengarkan dan memperhatikan
Ceramah dan Tanya JawabPPT
Penutup10 menit1. Penegasan materi
2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan singkat menggunakan bahasa peserta sendiri4. Memberikan pertanyaan kepada peserta tentang materi yang telah disampaikan
5. Menutup acara dan mengucapkan salam1. Mengajukan pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh
3. Membalas salamTanya Jawab
E. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
Audien hadir di ruang penyuluhan di ruang 9 RSSA
Jumlah audien yang datang minimal 7 orang
Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan
Kesiapan audien meliputi kesiapan menerima penyuluhan
2. Proses Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan 3. Hasil
Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:
Pre: 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat mengenai kanker ovarium dan transfusi sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta
Post: 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawatF. Media
Power pointG. Materi
(terlampir)KANKER OVARIUM DAN TRANSFUSI DARAHA. Kanker Ovarium
1. Definisi Kanker OvariumKanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium (Manuaba, 2004).Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium atau indung telur yang disebabkan oleh pertumbuhan cepat serta pembelahan yang terjadi dalam satu atau kedua kelenjar reproduksi ovarium di mana ova atau telur dan hormon pada wanita dibuat membelah banyak dan cepat serta menyebar hingga ke jaringan bahkan ke organ lain. Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita, menderita kanker ovarium (Prawirohardjo, 2005).2. EtiologiPenyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada wanita. Sebaliknya pada wanita pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga mempunyai faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4x lipat. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
a) Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
b) Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yang diperkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut:
a) Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara
b) Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial
c) Wanita diatas usia 50 75 tahun
d) Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara)
e) Wanita yang memiliki anak > 35 tahun
f) Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
g) Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid
h) Ras kaucasia > Afrika-Amerika
3. Jenis Klasifikasi Kanker Ovarium a) Tumor epitelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOCs : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).
Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.
b) Tumor germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.
c) Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.Stadium kanker ovarium menurut FIGO:
StagingKeterangan
ITumor terbatas pada ovarium
IA
Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan tumor di permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IB
Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IC
Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu kapsul tumor pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IITumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis
IIA
Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
IIB
Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
IIC
Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum.
IIITumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah bening regional.
IIIA
Metastasis mikroskopik di luar pelvis.
IIIB
Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi < 2 cm.
IIIC
Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening.
IVMetastasis jauh (di luar rongga peritoneum).
Derajat keganasan kanker ovarium
i) Derajat 1 : differensiasi baik
j) Derajat 2 : differensiasi sedang
k) Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik4. Tanda Dan GejalaKanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhankeluhan:
Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)
Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll
Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri
Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
Menstruasi tidak teratur
Lelah
Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)
Nyeri saat berhubungan seksual
Penurunan berat badan
5. Deteksi Dini Kanker OvariumSemakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan hidup akan semakin baik metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai penyaring kanker ovarium adalah:
a) Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui bentuk dan ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker ovarium.
b) Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan gambaran jaringan sehat, kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini rendah.
c) Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-125 dimana peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-125 (>35/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini, pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.
6. Penatalaksanaan Operasi
Radioterapi
Kemoterapi
Kanker ovarium epitelial :
a) Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi abdominal total (pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan abdominal, harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada stadium I dengan diferensiasi buruk atau stadium Ic pilihan terapi berupa:
Radioterapi
Kemoterapi sistemik
Histerektomi total abdominal dan radioterapi
b) Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi, dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80%.
c) Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites, omentektomi, reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika masih memungkinkan salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan atau radioterapi.
Kanker ovarium germinal :
a) Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker ditemukan dilanjutkan radioterapi atau kemoterapi.
b) Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan kemoterapi.Kanker ovarium stromal :Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel+cisplatin atau carboplatin), CP (cyclophosphamide+cisplatin), CC (cyclophosphamide+carboplatin).B. Transfusi Darah1. Pengertian Transfusi DarahTransfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah. Transfusi darah merupakan proses mentransfer darah dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang infus.2. Tujuan Transfusi Darah
Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
Memperbaiki volume darah tubuh
Memperbaiki kekebalan
Memperbaiki masalah pembekuan3. Indikasi Transfusi Darah
Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr% atau Ht 15%, dengan kadar Hb yang normal
Pada bayi anak, jika kehilangan darah hanya 10-15% dengan kadar Hb normal tidak perlu transfusi darah, cukup dengan diberi cairan kristaloid atau koloid, sedang >15% perlu transfusi karena terdapat gangguan pengangkutan Oksigen. Pada orang dewasa yang kehilangan darah sebanyak 20%, dengan kadar Hb normal Kehilangan darah sampai 20% dapat menyebabkan gangguan faktor pembekuan
4. Macam Transfusi Darah
Selama transfusi tubuh akan menerima whole blood atau komponen darah seperti:
Sel darah merah : sel yang membawa oksigen menuju dan dari jaringan atau organ
Platelet : sel yang dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan
Plasma : bagian cairan darah yang membantu pembekuan darah
Macam-macam transfusi darah:
Darah Lengkap/ Whole Blood (WB)Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan akut, syok hipovolemik, edah mayor dengan perdarahan >1500 ml. Darah lengkap ada 3 macam, yaitu:
a) Darah segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai