Transcript
  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    1/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    1

    Pasal 1

    U M U M

    1.1 

    Pelaksanaan pemasangan Jaringan Tegangan Menengah meliputi tambah daya listrik PLN,

    pemasangan Trafo, pengadaan genset, Panel, penggelaran Kabel dan Instalasi Jaringan

    serta kelengkapannya harus memenuhi standar yang memenuhi persyaratan tertentu

    sehingga jaringan dapat berfungsi juga dapat terpenhuinya unsur keselamatan dan

    keamanan kerja serta terpenuhinya kelangsungan aliran catu daya sehingga kehandalan

     jaringan dapat dicapai untuk mendukung operasional.

    1.2 

    Maksud dan Tujuan

    Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Pekerjaan " Optimalisasi Sistem Kelistrikan

    Bandara Vol = 1 Paket", sesuai dengan BoQ.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan dan keandalan catu daya listrik di

    Bandara udara, dalam rangka meningkatkan pelayanan Jasa Lalu lintas Udara dan Jasa

    Kebandar Udaraan di Kantor UPBU Mathilda Batlayeri-Saumlaki.

    1.3 

    Pada DIPA tahun anggaran 2016 Kantor UPBU Mathilda Batlayeri-Saumlaki terdapat

    pekerjaan Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara Vol = 1 Paket”. 

    1.4 

    Maksud Pedoman Teknis adalah sebagai Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam

    melaksanakan pekerjaan teknis Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara Vol = 1 Paket

    dengan tujuan agar dalam pengadaan dan pemasangan peralatan tersebut memenuhi

    standar teknis yang dipersyaratkan.

    1.5 

    Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini merupakan rencana kerja dan syarat-syarat

    teknis pekerjaan, sebagai satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhandokumen lelang. RKS ini dapat dijadikan sebagai pedoman teknis dalam pelaksanaan

    pekerjaan ” Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara Vol = 1 Paket”. 

    1.6 

    Dalam melaksanakan pekerjaan ini Penyedia/Kontraktor bertanggung jawab terhadap

    semua tenaga kerja dan lingkungan kerja atas :

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    2/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    2

    1.6.1 

    Keselamatan.

    1.6.2 

    Keamanan.

    1.6.3 

    Ketertiban.

    1.6.4  Kebersihan.

    1.6.5 

    Dan kerusakan akibat pekerjaan ini.

    1.7 

    Lingkup pekerjaan :

    1.7.1 

    Pekerjaan persiapan

    1.7.2  Pekerjan pengadaan material

    1.7.3 

    Pekerjaan Sipil

    1.7.4 

    Pekerjaan Instalasi

    1.7.5 

    Line Up Test / Commisioning

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    3/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    3

    Pasal 2

    PERATURAN DAN SYARAT SYARAT TEKNIS.

    2.1. 

    Peraturan - peraturan

    2.1.1 

    Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

    2.1.2 

    Standart Perusahan Listrik Negara (SPLN)

    2.1.3 

    Standart Industri Indonesia (SII)

    2.1.4 

    Standart Nasional Indonesia (SNI)

    2.1.5 

    International Elechtrical Comunity (IEC)

    2.1.6 

     Verband der Elektrotechnik (VDE)

    2.1.7 

    Deutsches Institut Fur Normung (DIN)

    2.1.8 

    National Electrical Manufacturers Association (NEMA).

    2.1.9 

    British Standards (BS)

    2.1.10 

    Japanese Industrial Standards (JIS)

    2.2. 

    Syarat - syarat Teknis

    2.2.1. 

    Trafo

    1. 

    Konstruksi transformator

    a.  Sirkit magnetis dari laminasi baja silikon atau baja amour phose ( amour

    phose steel) dengan rugi-rugi yang rendah. Harus dicegah adanya

    harmonik, khususnya yang ke 3 dan 5. Arus magnetisasi harus sekecil

    mungkin. Inti harus tahan terhadap tekanan mekanis

    b. 

    Susunan lilitan dan saluran sirkulasi minyak harus dapat memberikan

    pendinginan yang efisien. Klem –klem sirkit magnetis dan pasak-pasak

    belitan harus tahan terhadap tekanan hubung-singkat.

    c. 

    Busing transformator harus didesain untuk dapat dipasang pada pasangan

    luar maupun pasangan dalam. Busing dari pasangan luar dapat dilepas

    tanpa membuka tangki. Busing terbuat dari bahan-bahan porselin atau

     jenis plug in bushing. Untuk hal-hal khusus seperti penyarnbungan

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    4/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    4

    transformator dengan kabel, dimungkinkan adanya kotak sambungan

    kabel. Jarak rambat busing tegangan menengah minimum 500 mm. Untuk

    transformator yang akan digunakan pada sistem 3 fase 4 kawat, YNyn0

    bushing pada sisi netral boleh mempunyai kelas isolasi tegangan yang

    lebih rendah dari busing fase.

    d. 

    Tangki terbuat dari pelat dengan permukaan yang halus yang dilas dan

    diperkuat dengan lipatan-lipatan atau seksi-seksi. Konstruksi tangki adalah

    hermetically sealed untuk transformator dengan daya pengenal sampai

    dengan 800 kVA. Untuk daya pengenal di atas 800 kVA dapat hermetically

    seuled atau konvensional. Bagian luar harus dicat dengan cat yang tahan

    cuaca, dengan ketebalan minimum 70 mm, tidak mudah hilang dan

    berkualitas baik.

    e. 

    Transforrnator yang dilengkapi dengan radiator yang padu harus tetap

    memudahkan pengangkutan dalam keadaan terkait lengkap dan

    dimensinya sesuai dengan peraturan lalu lintas setempat. Bila diminta

    dapat dilengkapi dengan katup pelepas radiator.

    f. 

    Tingkat bising transformator distribusi maksimum sesuai dengan nilai yang

    tercantum dalam Tabel 1.

    g. 

    Penandaan terminal dan sadapan. Penandaan terminal dan sadapan

    transformator distribusi harus mengikuti Publikasi IEC No.616:1978 yaitu :

    Primer : lU; lV; IW; ( lN) * ), Sekunder 2U;2Y;2W; 2N

    h. 

    Untuk transformator yang menggunakan pengaman jenis pemutus tenaga

    pada sisi tegangan rendah, karakteristik pemutus tenaga terhadap beban

    lebih harus mengacu kepada SPLN 95:1994.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    5/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    5

    i. 

    Tabel 1.

    Tingkat Bising Transformator

    Daya pengenal

    (KVA)

    Tingkat bising

    dalam dB(A)

    25 50

    50 50

    100 51

    160 55

    200 55250 55

    315 56

    400 56

    630 56

    800 57

    1000 58

    1600 60

    2000 61

    2500 62

    2. 

    General Characteristics :

    a. 

    Design standars : IEC 76

    b. 

    Transformer type : Hermatically Sealed Totally Oil Filled

    a. 

    Service Condition : In door / out doorb.

     

    Type of Oil : Mineral Oil Class 1, acc to IEC 296

    c. 

    Number of phase : 3 phase

    d. 

    Frequency : 50 Hz

    e. 

    Bahan : Copper

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    6/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    6

    3. 

    Technical Specification :

    a Capacity ......... kVA (sesuai kebutuhan)

    c Primary Voltage ......... kVA (sesuai kebutuhan)

    d Secondary Voltage ......... kVA (sesuai kebutuhan)

    e Vector Group vektor Yzn5 untuk kapasitas ≤

    160 kVA dan vektor Dyn5 ≥

    200 kVA

    f Cooling ONAN

    g Temperatur rise – Oil < 60 ˚C  – Winding < 65 ˚C 

    h No load losses at nominal

    voltage

    Sesuai rekomendasi pabrikan

    (...watt)

    On load losses at principal

    tapping

    Sesuai rekomendasi pabrikan

    (...watt)

    i Impedance Voltage < 7 %

    J Off load current at nominal

    voltage

    Sesuai rekomendasi IEC

    K Temperature Insulation

    Class

     A

    L Noise Lihat Tabel 1

    M Off Circuit Tapping Value Sesuai rekomendasi IEC

    N Insulation Sesuai rekomendasi IEC

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    7/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    7

    4. 

    Efficiency dan voltage regulation

    Effisiensi %

    4/4 load 3/4 load 2/4 loat 1/4 load

    Pf 0.8 > 98 % > 98 % > 98 % > 98 %

    Pf 1.0 > 98 % > 98 % > 99 % > 99 %

    5. 

     Accessories :

    a. 

    Name plate and Rating plate

    b. 

    HV dan LV Porcelain Bushings

    c. 

    Off Circuit Tap Changerd.

     

    Oil filling plug

    e. 

    Oil draine plug

    f. 

    Lifting plug

    g. 

    Grounding Terminal

    h. 

    Bidirectional Roller

    i. 

    Pressure relief device without contact

     j. 

    Oil level and thermometer with contact.

    6. 

    Pengaman pada Transformator :

    a. 

    Rele Buchholz

    Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan

    terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas

    b.  Pengaman tekanan lebih

     Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau

    katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadapkenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada

    tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangi trafo

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    8/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    8

    c. 

    Rele tekanan lebih

    Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan

    terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh

    kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T

    d. 

    Rele Diferensial

    Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain

    flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan

    tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda

    kumparan

    e. 

    Rele Arus lebih

    Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang

    diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh

    karena beban lebih atau gangguan hubung singkat

    f. 

    Rele Tangki tanah

    Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat

    satu phasa ke tanah

    g. 

    Rele Termis

    Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi

    kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.

    Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur

    7. 

    Data-data teknis pada pelat nama / Name plate

    Pelat nama yang kuat dan tahan karat, bernomor seri dan mudah dikenali.

    Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah hilang, luntur, data yang

    tertulis pada pelat nama sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

    a. 

    Jenis transfomator (transformator distribusi);

    b. 

    Nomor Spesifikasi/standar,

    c. 

    Nama pabrikan dan merk perniagaan;

    d. 

    Nomor seri Pembuatan;

    e. 

    Tahun pembuatan:

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    9/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    9

    f. 

    Jumlah fase.

    g. 

    Daya pengenal ( untuk transformator belitan banyak ganda, daya

    pengenal tiap betitan harus diberikan, Kombinasi pembebanan harus

    ditunjukkan pula, jika tidak daya pengenal salah satu belitan merupakan

     jumlah daya pengenal belitan lainnya);

    h. 

    Frekuensi pengenal;

    i.  Tegangan pengenal;

     j. 

     Arus pengenal;

    k. 

    Lambang hubungan kelompok vektor;

    l. 

    Tegangan impedans nilai terukur pada arus pengenal dan pada suhu

    acuan;

    m. 

    Nilai kenaikan suhu beli tan dan minyak bagian atas;

    n. 

    Berat keseluruhan;

    o. 

    Berat minyak isolasi;

    p. 

    Jenis minyak yang digunakan misal Shell Diala B ;

    q.  Diagram hubungan (dalam hal lambang hubungan tidak dapat

    memberikan informasi lengkap mengenai hubungan didalam

    transformator). Bila hubungan dapat diubah dalam transformator, maka

    hubungan yang telah dibuat harus diperlihatkan

    2.2.2. 

    Spesifikasi Teknis Genset

    1. 

    Suatu Mesin Diesel Generator Set terdiri dari :

    a. 

    Prime mover/Engine atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel.

    b.  Generator

    c. 

     AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

    d. 

    Baterai dan Battery Charger

    e. 

    Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)

    f. 

    Pengaman untuk Peralatan

    g. 

    Perlengkapan Instalasi Genset.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    10/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    10

    2. 

    Spesifikasi Engine

    Peralatan Engine

    Masing-masing mesin diesel minimal harus dilengkapi dengan berbagai

    accessories yang dipasang dimesin panel atau lainnya, antara lain sebagai

    berikut :

    a. 

    Governor/engine speed control type hydraulics atau electronic, dilengkapi

    dengan electrical speed fine adjustment.

    b. 

    Engine Starting Equipment

    c. 

    Lubrication Oil System

    d. 

    Stroke = 4 strokes

    e. 

    Lube oil pump

    f. 

    Lube oil tank

    g. 

    lube oil cooler

    h. 

    lube oil filter

    i. 

    thermostat

     j.  electric lube oil pumping set untuk Automatic Prelubrication lengkap

    dengan timer switch

    k. 

    fuel oil shut down solenoid dipasang pada panel control diesel genset.

    l. 

    Peralatan Sistem Pengawasan Engine

    1) 

    Dipasang pada engine antara lain sebagai berikut :

    a) 

    Thermometer untuk air pendingin

    b) 

    Thermometer untuk exhaust

    c) 

    Thermometer untuk lube oil

    d)  Thermometer untuk charging udara

    2) 

    Dipasang pada panel diesel :

    a) 

    Lube oil pressure gauges pada sebelum dan sesudah lube oil filter

    b) 

    Pressure gauge untuk fresh water

    c) 

    Pressure gauge untuk charging udara

    d) 

    Tachometer

    e) 

    Elapsed time meter

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    11/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    11

    m. 

    Peralatan Sistem Monitoring / Protection Engine, antara lain :

    1) 

    Sensors untuk lube oil level (alarmed dan stopped engine)

    2) 

    Sensors untuk lube oil pressure (alarmed dan stopped engine)

    3) 

    Sensors untuk lube oil temperature (alarmed dan stopped engine)

    4) 

    Sensors untuk fresh water pressure (alarmed dan stopped engine)

    5)  Sensors untuk fuel pressure (alarmed)

    6) 

    Sensors untuk high turbo charging air temperature (alarmed)

    7) 

    Overspeed relay (stopped engine)

    8) 

    Ratio differential relay (alarmed and stopped engine)

    9) 

    Over voltage relay (alarmed and stopped engine)

    10) 

    Under voltage relay (alarmed and stopped engine)

    3. 

    Spesifikasi  Generator

    Generator terdiri dari

    a. 

    Rotor

    Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub

    magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser

    dan sikat-sikat

    b.  Stator

    Rangka Stator Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah

    dari bagian-bagian generator yang lain. Stator memiliki alur-alur sebagai

    tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat

    GGL induksi

    c. 

    Cincin geser 

    Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada

    poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama

    dengan poros dan rotor.

    d.  Generator penguat 

    Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai

    sumber arus.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    12/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    12

    e. 

     Automatic Voltage Regulator (AVR)

    4. 

     AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)

     AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan

    keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit

    Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya

    cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF

    dan bekerja secara bersama-sama.

     AFM minimal terdiri dari :

    a. 

    Start / stop genset

    b. 

    Digital input untuk deteksi switch oli, temperature, fuel dsb

    c. 

     Analog input untuk pembacaan sensor tekanan oli, temperature, fuel

    dsb

    d. 

    pengukuran tegangan, dan frekwensi pada sisi main dan genset

    e. 

    Timer internal

    f. 

    dapat dikonfigurasi dengan PC

    g.  dapat dioperasikan dengan mode manual, remote start, dan auto

    h. 

    pengukuran tegangan battrey

    i. 

     Automatic transfer switch

     j. 

    dipasang pada front panel

    k. 

    Back-lit icon LCD display

    l. 

    Front panel editing

    m. 

    LED and LCD alarm indication

    n. 

    Power Save mode

    o.  4 Digital inputs

    p. 

    3 Analogue inputs (2 fixed, 1 flexible)

    q. 

    6 configurable outputs

    r. 

    Configurable timers and alarms

    s. 

     Alternative configuration

    t. 

    Event Log (5)

    u. 

    CAN and Magnetic Pick up / Alt. sensing

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    13/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    13

    v. 

    3 Phase generator monitoring

    w. 

    Current monitoring and protection

    x. 

    3 Phase Mains (Utility) monitoring

    y. 

    Test button

    z. 

     Automatic load transfer

    aa. 

    Battery voltage monitoring

    bb. Engine pre-heat

    cc. 

    Hours counter

    dd. 

    Comprehensive shutdown or warning on fault condition

    ee. 

    Backed-up real-time clock

    ff. 

    Fully configurable via DSE Configuration Suite PC software

    gg. 

    USB connectivity

    hh. 

    Remote SCADA monitoring via DSE Configuration Suite PC software.

    1) 

    Timer (Time delay)

    a) 

    Main failure time delay yang digunakan untuk penundaan ketika

    terjadi pemadaman yang mungkin saja terjadi karena droptegangan sesaat yang tidak memerlukan panel AMF - ATS untuk

    bekerja

    b) 

    Cranking time delay, yang digunakan untuk pengaturan starting

    genset

    c) 

    Main transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan

    pemindahan transfer switch/contactor ke posisi main/PLN

    d) 

    Genset transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan

    pemindahan transfer switch/contactor ke posisi genset, biasanya

    digunakan untuk memberikan kesempatan melakukan pemanasan

    sesaat sebelum menerima beban

    e)  Recooling time delay, biasanya setelah tegangan Main/PLN pulih

    dan transfer switch pindah ke posisi Main lagi maka genset akan

    mati setelah proses recooling

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    14/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    14

    2) 

    Smart relay (dalam bentuk soft wire) 

    3) 

    Panel 

    dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan elektroda

    tanah rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman elektroda tanah

    sesuai kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm 

    5.  Baterai dan Battery Charger

    a. 

    Battery accu 12 Vdc – …. AH 

    b. 

     Automatic battery charger kapasitas Amper dan Voltage sesuai kebutuhan.

    c. 

    Peralatan Over current charger.

    6. 

    Panel ACOS (Automatic Change Over Switch)

    Panel ACOS minimal terdiri dari :

    a. 

     Automatic Main Failure (AMF)

    b. 

    2 (dua) unit Autimatic Circuit Breaker (ACB) kapasitas mensesuaikan (

    type solenoid, atau type Motorize)

    c. 

    2 (dua) unit ACB kapasitas mensesuaikan.

    d. 

    Proteksi Over load, Over current, Over temperatur.

    e.  Meter Reading meliputi (Volt meter, Amper meter, Watt meter, Frekuensi,

    Power factor, Hour Counter)

    f. 

     Volt Selector.

    g. 

    Bush bar kapasitas sesuai kebutuhan.

    Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari 3

    busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding,

    ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir

    dalam busbar tersebut, beban busbar tidak boleh mencapai suhu lebih

    dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi warna dan jarak sesuai peraturan

    PLN ( PUIL 2000 tabel 66-1), lapisan yang dipergunakan untuk memberi

    warna busbar harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang

    diperbolehkan.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    15/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    15

    h. 

    Selector Switch pengoperasian genset minimal Auto, Manual, Test Run,

    Test Load dan Off

    i. 

    Push button /Touch Screen Start/Off Genset, Push Button Emergency stop.

     j. 

    Over Under Voltage Relay (OUVR)

    k. 

    Pilot Lamp

    1) 

    Warna Merah phase R

    2)  Warna Biru phase S

    3) 

    Warna Kuning phase T

    l. 

    Baby Sirine

    m. 

    Door Switch

    n. 

    Battery Charger

    o. 

    Current Transformer

    p. 

    Over Voltage Arrester 4P surja .

    q. 

    Lampu TL 10/20 Watt.

    r. 

    Panel Cat Dark Grey

    s.  Material panel minimal tebal 2 mm

    t. 

    Dimensi sesuai kebutuhan.

    u. 

    Panel dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan elektroda

    tanah rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman elektroda tanah sesuai

    kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm 

    7. 

    Pengaman untuk Peralatan

    Sistem proteksi berfungsi untuk melindungi generator dari adanya gangguan,

    baik gangguan luar maupun gangguan dalam.

    Jenis-jenis proteksi pada generator meliputi:a. Stator

    1) 

    Overvoltage protection

    2) 

    Overcurrent protection

    3) 

    Overload protection

    4) 

    Differential protection

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    16/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    16

    5) 

    Distance protection

    6) 

    Earth-fault protection

    b. 

    Rotor

    1) 

    Negative sequence protection

    2) 

    Protection for loss of excitation

    3) 

    Rotor earth-faulth protection

    c. 

    Protection of prime mover

    d. Reverse-power protection

    2.2.3. 

    Panel

    1. 

    Kerangka Panel :

    a. 

    Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus

    mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

    b. 

    Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounted) pada siku-sikunya harus

    dibuat dari plat besi tebal minimal 2 mm dengan rangka besi.

    c. 

    Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja tebal 2 mm dan harus

    dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat Power Coating,

    warna cat abu-abu. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi

    dengan master key dan handel yang dapat di kunci.

    d. 

    Penggunaan baut dan mur tidak diperkenankan menggunakan baut seng,

    harus menggunakan baut yang tidak menimbulkan nilai tahanan konduktor

    naik melebihi 1 Ohm. Dianjurkan mempergunakan mur dan baut dari

    bahan yang tahan karat untuk kerangka panel dan untuk busbar

    menggunakan bahan tembaga.

    e. 

    Panel untuk type Free standing dinding bagian belakang harus dapat di

    buka, dengan menggunakan baut atau mur.

    f. 

    Konstruksi di dalam panel dan peletakan komponen-komponen panel

    harus diatur sedemikian rupa, sehingga apabila dilaksanakan

    pemasangan, perawatan dan perbaikan pada panel tersebut tanpa

    mengganggu komponen-komponen lainnya.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    17/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    17

    g. 

    Panel harus dilengkapi lubang Ventilasi udara yang peletakannya di

    utamakan di bagian atas dan bentuknya sirip.

    h. 

    Panel harus dilengkapi lubang yang jumlahnya minimal 4 buah untuk

    tempat pemasangan/penguncian dyna bolt, ukuran dyna bolt sesuaikan

    dengan beban panel.

    i. 

    Ukuran Panel

    1)  Panel Free standing

    a) 

    Tinggi 180 cm s/d 210 cm.

    b) 

    Lebar menyesuaikan dengan kebutuhan.

    c) 

    Tebal 60 cm s/d 100 cm.

    2) 

    Panel wall Mounted

    a) 

    Tinggi menyesuaikan dengan kebutuhan.

    b) 

    Lebar menyesuaikan dengan kebutuhan.

    c) 

    Tebal minimal 25 cm.

    2. 

    Isi panel

    a. 

    Panel Incoming PLN

    Panel Incoming PLN adalah panel utama yang mendistribusikan power

    supply ke Panel ACOS, Panel Kontrol genset atau ke panel Distribusi

    langsung sebagai pilihan. Panel Incoming PLN terdiri dari :

    1)  Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan kapasitasnya

    sesuai kebutuhan.

    2) 

    Breaker Incoming terdiri dari 3 pole 3 trip atau 4 pole 4 trip.

    3) 

    Metering instrumen (Current Transformer, Volt meter, Amper meter,

    Frequency meter, kW meter dan Power factor/Cos phi meter)

    ketelitian 1%. Ukuran meter instrumen minimal 96 x 96 mm.

    4) 

    Control relay,

    5) 

    Over Voltage Arrester 4P surja,

    6)  Pilot lamp meliputi :

    a) 

    Warna Merah phase R

    b) 

    Warna Biru phase S

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    18/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    18

    c) 

    Warna Kuning phase T

    7) 

    Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari

    3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk

    grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus

    yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak

    boleh mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi

    warna dan jarak sesuai peraturan PLN ( PUIL 2000 tabel 66-1),

    lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar harus dari

     jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

    8) 

    Untuk mempermudah pengoperasian ON  – Off pada panel Incoming

    dapat ditambah Saklar pemutus ( 2 pilihan) yang peletakkannya

    sebelum breaker.

    9) 

    Panel Incoming yang memiliki 2 Feeder dapat dilengkapi 1 unit

     Automatic Transper Switch (ATS) atau sebuah Change Over Switch

    (COS)

    10)  Panel Incoming PLN untuk kapasitas maksimal 200 Amp dapat

    menggunakan type wall mounted dan diatas 200 Amp harus

    menggunakan panel type free standing.

    11) 

    Kapasitas Panel dibawah atau sama 100 Amp menggunakan BC 35

    dan panel kapasitas diatas 100 Amp menggunakan BC 50.

    12) 

    Panel dilengkapi lampu penerangan, yang bila pintu panel di buka

    lampu panel akan menyala.

    b. 

    Panel Automatic Transper Switch (ATS).

    1)  Modul kontrol yang digunakan untuk mengoperasikan perpindahan

    Main power ke back up dan sebaliknya.

    2) 

    Magnetic Contactor ACB 2 unit, 3 Phase, 4 Pole, 4 Trip kapasitas

    sesuai beban.

    3) 

    Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB, jumlah dan kapasitas

    breaker sesuai kebutuhan.

    4) 

    Breaker Incoming terdiri dari 4 pole 4 trip.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    19/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    19

    5) 

    Metering instrumen (Current Transformer, Volt meter, Amper meter,

    Frequency meter, kW meter dan Power factor/Cos phi meter)

    ketelitian 1 %. Ukuran meter instrumen minimal 96 x 96 mm.

    6) 

    Control relay.

    7) 

    Over Voltage Arrester 4P surja.

    8) 

    Panel dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan

    elektroda tanah rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman

    elektroda tanah sesuai kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm 

    9) 

    Pilot lamp :

    1. 

    Warna Merah phase R

    2. 

    Warna Biru phase S

    3. 

    Warna Kuning phase T

    10) 

    Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari

    3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk

    grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus

    yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak

    boleh mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi

    warna dan jarak sesuai peraturan PLN ( PUIL 2000 tabel 66-1),

    lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar harus dari

     jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

    11) 

    Battery Charger.

    12) 

    Hour Counter.

    13) 

    Sirine.

    14)  Emergency Stop.

    15) 

    Sakelar Pilih minimal Auto, Manual, Test Run, Test Load dan Off.

    16) 

    Push Button/Touch Screen untuk Pengoperasian AMF/ACOS.

    17) 

    Minimal Indicator dan sensor protection untuk :

    a) 

    Low oil pressure.

    b) 

    Over speed.

    c) 

    Emergency Stop.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    20/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    20

    d) 

     Auto Start/Stop.

    e) 

    Over coolant temperature.

    f) 

    Failure to start (over crank).

    g) 

    Under and Over frequency.

    h) 

    Under and Over voltage.

    i) 

    Over current.

     j)  Engine cooling down dengan timer.

    18) 

    Panel dilengkapi lampu penerangan, yang bila pintu panel di buka

    lampu panel akan menyala.

    c. 

    Panel Distribusi :

    1) 

    Ohm saklar

    a) 

    Ohm saklar untuk 3 posisi harus dilengkapi 4 pole,

    b) 

    Ohm saklar untuk 2 posisi dilengkapi 3 atau 4 pole.

    2) 

    Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan kapasitasnya

    sesuai kebutuhan. Jumlah Pole Breaker Incoming pada panel

    distribusi :

    a) 

    Untuk 1 incoming terdiri dari 3 pole atau 4 pole.

    b) 

    Untuk 2 Incoming harus terdiri 4 pole 4 Trip

    3) 

    Metering instrumen (Current Transformer, Volt meter, Amper meter,

    Frequency meter, kW meter dan Power factor/Cos phi meter)

    ketelitian 1 %. Ukuran meter instrumen minimal 96 x 96 mm.

    4) 

    Control relay.

    5) 

    Over Voltage Arrester 4P surja.

    6)  Pilot lamp meliputi :

    a) 

    Warna Merah phase R

    b) 

    Warna Biru phase S

    c) 

    Warna Kuning phase T

    7) 

    Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari

    3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk

    grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    21/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    21

    yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak

    boleh mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi

    warna dan jarak sesuai peraturan PLN (PUIL 2000 tabel 66-1),

    lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar harus dari

     jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.

    8) 

    Panel Incoming PLN untuk kapasitas maksimal 200 Amp dapat

    menggunakan type wall mounted dan diatas 200 Amp harus

    menggunakan panel type free standing.

    9) 

    Kapasitas Panel dibawah atau sama 100 Amp menggunakan BC 35

    dan panel kapasitas diatas 100 Amp menggunakan BC 50.

    10) 

    Panel dilengkapi lampu penerangan, yang bila pintu panel di buka

    lampu panel akan menyala.

    2.2.4. 

    Kabel

    1. 

    Kabel NYY atau sejenisnya kekuatan Tegangan Kerja 0,6/1 kV untuk kabel

    penerangan.

    2.  Kabel NYY atau sejenisnya 0.6/1 kV untuk kabel power dari Panel Utama ke

    sub panel yang berada di dalam gedung.

    3. 

    Kabel NYFGbY atau sejenisnya untuk kabel power dari Panel Utama ke sub

    panel yang berada di luar gedung dan melalui jalur ground.

    4. 

    Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas beban.

    5. 

    Pemasangan kabel ke breaker harus menggunakan Scoen cable yang

    ukurannya sesuai dengan peruntukan ukuran kabel.

    6. 

    Semua kabel harus memiliki sertifikat SNI,SPLN dan memenuhi persyaratan

    PUIL.

    2.2.5. 

    Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai

    1. 

    Breaker

    a. 

     Air Circuit Breaker (ACB)

    1) 

    Kapasitas : Sesuai kebutuhan.

    2) 

    Rated continous current : Sesuai gambar.

    3) 

    Type : Fixed mounted.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    22/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    22

    4) 

    Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.

    5) 

    Rated operating voltage : 415 Volt.

    6) 

    Frequency : 50 Hz.

    7) 

    Permitted ambient temp. : max. 55 °C.

    8) 

    Rated short time current : maksimal 0.5 s.

    9) 

    Operator Mechanism : Motorize, Selenoid dan Vacum.

    10)  Over load release : adjustable.

    11) 

    Instantenous over current : adjustable

    b. 

    Moulded Case circuit Breaker (MCCB)

    1) 

    Kapasitas : Sesuai kebutuhan.

    2) 

    T y p e : Fixed mounted.

    3) 

    Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.

    4) 

    Rated operating voltage : : 415 Volt.

    5) 

    Rated Frequency : 50 Hz.

    6) 

    Permitted ambient temp. : max. 55 °C.

    7) 

    Rated short time current : Maksimal 0.5 s

    8) 

    Operator Mechanism : Manual, Motorize, Selenoid dan

     Vacum (for incoming).

    9)  Over load release : Adjustable.

    10)  Instantenous over current : Adjustable.

    c. 

    No Fuse Breaker (NFB) Non Adjustable 

    1) 

    Kapasitas : Sesuai kebutuhan.

    2) 

    T y p e : Fixed mounted.

    3) 

    Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.

    4) 

    Rated operating voltage : 415 Volt.

    5) 

    Rated Frequency : 50 Hz.

    6) 

    Permitted ambient temp. : max. 55 °C

    7) 

    Rated short time current : Maksimal 0.5 s.

    8) 

    Operator Mechanisem : Manual Operation

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    23/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    23

    d. 

    Miniatur Circuit Breaker (MCB). 

    1) 

    Kapasitas : Sesuai kebutuhan

    2) 

    T y p e : Fixed mounted

    3) 

    Rate operating voltage : 240 Volt / 415 Volt

    4) 

    Number of pole : 1 pole 1 Trip, 2 pole 2 Trip, 3 pole

    3 Trip atau 4 pole 4 Trip

    5)  Rated operating voltage : 415 Volt.

    6) 

    Permitted ambient temp. : max. 55 °C.

    e. 

    Electric Leakage Circuit Breaker (ELCB). 

    Digunakan untuk melindungi peralatan yang sensitiv terjadi arus

    gangguan. 

    2. 

    Termal Overload Relay

    3. 

    Surger ARRESTER

    2.2.6. 

    Syarat-syarat umum galian tanah, urugan pasir, pemasangan batu bata,

    pelindung kabel terhadap petir, urugan tanah dan penyempurnaan bekas galian

    dan pemasangan patok tanda kabel.

    1. 

    Galian tanah.

    Ukuran type galian tanah untuk penanaman ground cable disesuaikan

    dengan jumlah jalur kabel yang ditanam, dengan ketentuan sbb :

    JUMLAH JALUR KABEL TYPE GALIAN TANAH

    1 s/d 5 CT Size 1

    6 s/d 10 CT Size 2

    11 s/d 14 CT Size 3

    15 s/d 16 CT Size 4

    17 s/d 20 CT Size 5

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    24/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    24

    Detail ukuran galian tanah dan ketentuan lainnya dapat dilihat pada gambar

    nomor : ST.01.01./01/……. 

    Penanaman ground cable yang memotong parit, jalan mobil, ground cable

    lain dan pipa air, maka galian tanah dibuat dengan kedalaman 100 cm, lebar

    bagian bawah dan lebar bagian atas disesuaikan dengan ketentuan di atas.

    Khusus untuk penanaman ground cable yang memotong parit atau jalan

    mobil, maka pada lubang galian harus dipasang pipa sebagai pipa pelindung

    kabel.

    2.  Urugan pasir.

    Penanaman cable dalam lubang galian harus disertai dengan penimbunan

    pasir urug setebal 10 cm dibawah dan 10 cm diatas tarikan kabel.

    3.  Pemasangan batu bata.

    Sebelum galian ditimbun tanah kembali, terlebih dahulu diatas timbunan

    pasir sepanjang seluruh galian kabel, harus dipasangkan batu bata yang

    dipasang dengan jumlah batu bata sesuai dengan daftar pada gambar

    nomor : ST.01.01..........Batu bata dapat diganti dengan bahan lain yang

    lebih baik, disesuaikan dengan material yang tersedia dilokasi dan minimal

    mutunya sama dengan batu bata. Perubahan spesifikasi tersebut harus

    mendapat persetujuan Direksi.

    4. 

    Pelindung kabel terhadap petir.

    Pada setiap tiang lampu, kawat BC ini dihubungkan dengan sebuah

    elektroda tanah yang terbuat dari batang tembaga atau pipa galvanis

    sepanjang minimum 1.2 m, sesuai kondisi tanah setempat.

    5. 

    Urugan tanah dan penyempurnaan bekas galian

    1. 

    Tanah urugan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan tanah semula.

    2. 

    Untuk galian yang melalui jalan mobil, maka setelah tanah dipadatkan,

    harus dibuat konstruksi jalan diatasnya dan diaspal sehingga dicapai

    kembali keadan seperti semula.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    25/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    25

    6. 

    Pemasangan patok tanda kabel.

    a. 

    Sepanjang route penanaman kabel harus dipasangkan patok-patok tanda

    kabel, yang dibuat dari beton cor 1:2:3 dengan ukuran 10x10x60 cm

    ang ditanamkan sedalam 45 cm. Khusus untuk tanda kabel yang

    dipasang didaerah shoulder, maka pemasangan tidak boleh menonjol

    sehingga bentuknya disesuaikan dengan persyaratan tersebut diatas.

    b.  Tanda-tanda kabel tersebut dipasang pada route galian kabel dengan

     jarak 60 meter satu dengan yang lain, atau pada tempat-tempat dimana

    kabel berbelok, serta pada tempat sambungan kabel.

    c. 

    Tanda-tanda kabel mana harus bertuliskan yang sesuai dengan

    keperluannya (TR, TM, SAMBUNGAN dan sebagainya, sesuai gambar

    ST.01.01/01/……. 

    2.2.7. 

    Persyaratan lain - lain

    1. 

    Pelaksana

    Pelaksana pekerjaan ini haruslah pelaksana pekerjaan yang ahli dalam

    bidang pekerjaannya dan memiliki sertifikat dari Instansi Pemerintah/badan

    yang terakreditas/pabrik pembuat yang bersangkutan, dan untuk pekerjaan

    listriknya harus memiliki sertifikat sebagai Instalatur PLN, dengan Klasifikasi

    yang sesuai.

    Sebelum melaksanakan pekerjaan ini pelaksana pekerjaan harus melakukan

    Studi Final dan melaporkan hasilnya.

    Di dalam melaksanakan pekerjaan ini harus ada koordinasi yang sebaik-

    baiknya antara pelaksana dengan pelaksana pekerjaan, sehingga sesuai

    dengan ketentuan-ketentuan atau persyaratan-persyaratan yang

    ditetapkan.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    26/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    26

    2. 

    Pimpinan pelaksana pekerjaan

    a. Pimpinan pelaksana pekerjaan harus seorang Ahli Teknik sesuai bidang

    pekerjaan yang dilaksanakan dan yang berpengalaman sekurang-

    kurangnya 3 (tiga) tahun.

    b. Pimpinan pelaksana pekerjaan dapat menyerahkan pelaksanaan sehari-

    hari pada seorang Pelaksana yang berpengalaman mengerjakan dan

    mengetahui pelaksanaan pekerjaan yang ada didalam Kontrak.

    c. Penunjukan Pimpinan pelaksana pekerjaan dan Pelaksana oleh

    Perusahaan pelaksana pekerjaan harus mendapat pertimbangan dan

    persetujuan Direksi.

    3. 

    Pelaksana pekerjaan pelaksana wajib membuat Shop drawing sebagai acuan

    pelaksanaan kerja meliputi jadwal perkerjaan, metode pekerjaan dan bahan

    evaluasi Bill Of Quantity serta membuat dokumentasi aktifitas kegiatan dan

    laporan harian, mingguan, bulanan terhadap pekerjaan yang telah

    dilaksanakan dan menyerahkan setiap laporan tersebut kepada pengawas

    pekerjaan tepat pada waktunya.

    4. 

    Bilamana pada aktifitas ditemukan penjelasan serta uraian yang disampaikan

    kurang dimengerti atau ada pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai

    dengan Bill Of Quantity, maka pelaksanaannya terlebih dahulu harus

    dikoordinasikan dengan pengawas pekerjaan dengan persetujuan direksi.

    a. 

    Peralatan ex import harus dijamin keasliannya dengan dukungan

    sertifikat keaslian dari pabrik.

    b. 

    Peralatan ex import harus mempunyai agen representative di Indonesia

    untuk memudahkan garansi bilamana terjadi kerusakan.

    5. 

    Rapat-Rapat dan Koordinasi

    a. 

    Pelaksana pekerjaan wajib melaksanakan rapat-rapat terkait dengan

    progres pekerjaan, minimal dilaksanakan sekali setiap bulan bersama

    Pengawas dan Direksi pekerjaan.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    27/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    27

    b. 

    Pelaksana pekerjaan wajib melakukan koordinasi dalam rangka

    kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan unit-unit terkait dibawah

    koordinasi Direksi Pekerjaan.

    6. 

    Persetujuan Peralatan dan Material

    Setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan sebelum memulai

    pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Pelaksana Pekerjaan

    diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan,

    diajukan kepada direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan, yang

    meliputi data-data : nama-nama peralatan dan alamat manufacture, catalog

    dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu. Peralatan Dan Material

    Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang

    dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada

    gambar-gambar rencana kerja.

    7. 

    Pengiriman

    a. 

    Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan yang syah

    berlaku di Republik Indonesia ini harus betul-betul ditaati.

    b. 

    Pemborong diharuskan :

    1) 

    Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan.

    2)  Menyerahkan brosur dan Gambar Detail peralatan yang akan

    digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui Pengawas.

    3) 

     Apabila Pengawas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu,

    maka bahan tersebut akan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan

    bahan, atas biaya pelaksana pekerjaan dan alat dimaksud harus

    segera diganti bila tidak memenuhi syarat.

    4) 

    Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Pengawas

    lapangan maka pelaksana pekerjaan harus menyingkirkan bahan

    tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

    8.  Pengetesan Uji-Coba

    Pengetesan dan uji-coba dilapangan harus dilakukan pelaksana pekerjaan,

    dengan disaksikan oleh Pengawas dan Pemilik. pengetesan sesuai dengan

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    28/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    28

    yang direkomendasikan oleh pabrikan dan atau yang dipersyaratkan dalam

    RKS, dan harus dituangkan dalam berita acara.

    9. 

    Training

    Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus

    menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis

    operasi kepada orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang

    pengoperasian, perawatan dan penanganan troubleshooting, seluruh biaya

    pelaksanaan training menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

    2.3. 

    PERSYARATAN PEMASANGAN

    2.3.1 

    Persyaratan Teknis Khusus

    1. 

    Gulungan dan rel/kabel drum (coil dan reel), Semua kabel dan kawat harus

    dikirim ke lokasi dengan gulungan standar yang dibubuhi label panjang, ukuran

    kawat, tipe isolasi dan pabrik pembuat.

    2. 

    Penandaan (marking), nama atau simbol pabrik, bulan dan tahun pembuatan

    serta logo pengujian laboratorium (PPMK) harus tercantum pada permukaan

    lingkaran luar kabel.

    3.  Jenis dan ukuran kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.

    4.  Pemasangan kabel :

    a. 

    Kabel harus dipasang didalam pipa konduit, rak kabel, tray kabel atau kabel

    pit.

    b. 

    Semua sambungan kabel harus dikerjakan di dalam kotak tarik (pull box),

    kotak sambung (junction box), manhole atau handhole.

    c. 

    Kabel dari sistem yang berbeda harus dipasang sebagai berikut :

    1) 

    Pengawatan untuk penerangan harus dipasang di dalam pipa PVC

    konduit.

    2)  Kabel untuk sistem signal atau sistem radio tidak boleh ditampung dalam

    satu tempat yang sama dengan penerangan atau sistem daya (power

    system).

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    29/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    29

    3) 

    Semua kabel tegangan menengah harus terpisah dari kabel yang

    lainnya.

    d. 

    Semua terminal kabel dan sambungan harus dikerjakan sebagai berikut :

    1) 

    Harus aman, menggunakan pressure type konektor  yang tidak disolder

     jika tidak ditentukan lain.

    2) 

    Bila ditentukan sambungan yang disolder, sambungan kabel sebelum

    disolder harus kuat secara mekanik : solder harus digunakan secara

    hati-hati dan tanpa menggunakan larutan asam (acid) dan dibungkus

    dengan pita isolasi plastik dengan cara yang disetujui untuk tegangan

    sirkuit.

    3) 

    Semua sambungan kabel tegangan menengah, koneksi dan terminal

    harus menggunakan sambungan dan termination kit yang disetujui yang

    berisi material koneksi dan isolasi yang dibuat oleh pabrik kabel.

    5. 

    Penggelaran kabel yang melalui jalur dalam gedung/plafon harus dilengkapi

    penggantung (hanger), klem kabel dan penahan (support) yang diperlukan

    supaya rapi dan kuat.

    6. 

    Identifikasi :

    a. 

    Identifikasi nomor kabel harus sesuai dengan skedul kabel yang dipasang.

    b. 

    Skedul kabel tersebut harus menunjukkkan nomor kabel, ukuran konduktor,

    terminasi dan koneksi pada setiap ujung dan route kabel.

    7. 

    Bila kabel melewati dinding luar bangunan dan lubang kabel di bawah lantai

    harus terisi penuh dengan material pelapis yang tahan air dan tidak mudah

    terbakar.

    2.3.2  Pemasangan di dalam pipa conduit :

    1. 

    Tidak boleh ada kabel atau kawat yang dipasang di dalam pipa konduit sebelum

    konduitnya dibersihkan.

    2. 

    Jumlah luas penampang kabel atau kawat yang dipasang di dalam pipa konduit

    tidak boleh kurang dari 30% luas penampang konduit.

    3. 

    Panjang ujung konduktor sekurang-kurangnya 15 cm harus lebih pada masing-

    masing titik outlet dan switch untuk penyambungan atau koneksi ke peralatan.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    30/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    30

    4. 

    Semua kabel dan kawat harus dipasang dengan baik di dalam kotak tarik (pull

    box), kotak sambung (junction box), kabel pit, manhole dan handhole.

    5. 

    Kabel untuk sistem power dan penerangan harus di dalam konduit yang terpisah

    dari kabel komunikasi dan sistem sinyal.

    2.3.3 

    Pemasangan kabel di dalam saluran di bawah lantai (cable floor duct).

    1. 

    Melaksanakan pembuatan cable duct ukuran minimal 40 cm x 50 cm, Dilengkapi

    dengan penutupnya dari plat bordez tebal 6 mm dicat warna hitam dan diikat

    dengan mur baut,

    2. 

    Semua kabel harus di support di dalam floor duct menggunakan kayu atau klem

    plastic yang dipasang dengan jarak interval tidak kurang dari 50 cm.

    3. 

    Semua kabel harus dipasang berbaris dan rapi.

    4. 

    Bila kabel melewati tutup metal cable trench, maka harus ada ruang/jarak

    diantara kabel dan tutup cable trench.

    2.3.4 

    Pemasangan diatas kabel tray atau kabel rak.

    Sambungan kabel dan isolasi dibuat dengan cara yang disetujui dalam kabel

    tray atau rak.

    2  Kabel harus dikencangkan dengan aman terutama pada kabel tray yang

    melintang.

    Bila kabel single konduktor terdiri dari sirkuit phasa atau netral yang

    dihubungkan paralel, maka konduktor harus dipasang dalam group yang terdiri

    dari satu atau lebih dari satu reaktansi dan single konduktor harus diikat dengan

    aman dalam grup sirkuitnya untuk mencegah berlebihnya pergerakan arus

    gangguan magnit.

    2.3.5 

    Pemasangan kabel di dalam tanah.

    1. 

    Kabel yang ditanam di dalam tanah dengan kedalaman 80 cm – 100 cm.2.

     

    Lebar galian/parit disesuaikan dengan rumus {(n-1)10+20}, n = jumlah kabel

    yang digelar.

    3. 

    Galian/parit harus dipersiapkan dengan membuang semua debu, sisa arang,

    sampah, puing, batu atau material lain yang dapat melukai lapisan kabel.

    4. 

    Dasar galian/parit harus ditutup dengan pasir setebal 10 cm sebelum peletakan

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    31/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    31

    kabel, dan ditutup dengan 10 cm pasir setelah peletakan kabel lalu dipadatkan.

    5. 

    Setelah pasir dipadatkan, Kabel harus diproteksi dengan batu bata/concrete

    block dengan jumlah batu bata 10 buah/meter (diasumsikan ukuran bata 20 cm

    x 10 cm x 5 cm).

    6. 

    Tanda kabel (cable marker) yang terbuat dari beton harus dipasang diatas tanah

    dan diatas kabel yang ditanam.

    7.  Jarak antar tanda kabel maksimal 50 m, dan setiap belokan kabel dipasang

    tanda kabel.

    8. 

    Ukuran tanda kabel adalah 10 cm x 10 cm x 60 cm, dan dilengkapi dengan

    tulisan TR.

    9. 

    Tanda kabel ditanam sedalam 45 cm.

    10. 

    Jalur kabel dan peletakan patok kabel agar dibuat pada As built drawing.

    Termasuk penggunaan GPS untuk penentuan titik koordinat jalur kabel.

    2.3.6 

    Penarikan dan penyambungan ground cable.

    1. 

    Penarikan kabel harus dilaksanakan sewajar mungkin (tidak diperkenankan

    terjadi dimana kabel tergelar dalam keadaan menegang).

    2. 

    Pada waktu penarikan kabel, harus diusahakan agar kabel jangan sampai knik

    atau terpuntir.

    3. 

    Pada gelaran kabel yang membelok, maka belokan harus dibuat dengan radius

    minimum sebesar 20 x diameter kabel.

    4. 

    Pada tempat-tempat dimana terdapat sambungan kabel yaitu sambungan

    antara kabel dengan kabel atau kabel dengan panel, maka harus dibuat sling

    kabel, minimum sebanyak 2 putaran dengan radius minimum 20 x dameter

    kabel.

    5. 

    Penanaman kabel lebih dari satu saluran dalam sebuah galian, tidak

    diperkenankan memasangnya dengan tumpang tindih. Pemasangan kabel harus

    diatur sejajar dengan jarak satu dengan yang lainnya.

    6. 

    Semua sambungan ground cable harus menggunakan mof dan bahan resin

    sebagai bahan pengecornya. Bahan resin mana harus dipilih yang sesuai dengan

    tegangan kerja kabel yang akan disambung dan besarnya mof yang

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    32/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    32

    dipergunakan disesuaikan dengan besarnya ukuran kabel. Penggunaan bahan

    pengecor resin harus dikonsultasikan dengan dan atas persetujuan direksi.

    7. 

    Semua sambungan kabel, antara kabel dengan terminal atau antara kabel

    dengan peralatannya, harus menggunakan cable schoen yang besarnya sesuai

    dengan ukuran kabel

    2.4.  PENGUJIAN

    2.4.1 

    Pengujian pada kabel

    1. 

    Pengukuran tahanan isolasi kabel

    2. 

    Tahanan isolasi kabel harus diukur sebelum dan sesudah ditarik/digelar,

    pengukuran tahanan isolasi dengan menggunakan Megger 500/1000 Volt.

    Besar tahanan isolasi minimum 50 M Ohm.

    3. 

    Setelah penarikan kabel selesai, maka sebelum urugan pasir dilaksanakan,

    gelaran kabel diatas galian harus diukur kembali besarnya tahanan isolasinya

    dengan cara –cara pengukuran dan besarnya tahanan isolasi yang diperkenan

    kan seperti tersebut diatas.

    2.4.2 

    Pengujian pada Panel

    1. 

    Melakukan pengujian pisik terhadap kuncian-kuncian pemasangan Breaker, Bush

    bar, Terminal dan lain-lain.

    2. 

    Melakukan pengujian On - Off Breaker

    3. 

    Melakukan pengukuran pada terminal-terminal terhadap Tegangan meliputi :

    Panel Panel..... Panel..... Panel..... Panel..... dst

    R-S ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

    R-Tl ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

    S-T ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

    R-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

    S-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    33/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    33

    T-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

    F ....Hz ....Hz ....Hz ....Hz ....Hz

    R (A) ....A ....A ....A ....A ....A

    S (A) ....A ....A ....A ....A ....A

    T (A) ....A ....A ....A ....A ....A

    2.4.3 

    Pengujian pada Trafo

    1. 

    Pengechekan :

    a. 

    Pengechekan pada Transformator :

    b. 

    Pengechekan Indikator suhu minyakc.

     

    Pengechekan Indikator permukaan minyak

    d. 

    Pengechekan Indikator sistem pendingin

    e. 

    Pengechekan Indikator kedudukan tap

    f. 

    Pengechekan Dokumen Validasi Pabrik

    1) 

    pengujian tahanan isolasi

    2) 

    pengujian tahanan kumparan

    3) 

    pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group

    4) 

    pengujian rugi besi dan arus beban kosong

    5) 

    pengujian rugi tembaga dan impedansi

    6) 

    pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

    7) 

    pengujian tegangan induksi (Induce Test)

    2. 

    Pengukuran pada Transformator :

    a.  Pengukuran Tahanan Isolasi

    b. 

    Pengukuran kebocoran tangki

    c. 

    Pengukuran Kenaikan suhu

    d. 

    Pengukuran Voltage

    2.4.4 

    Pengujian Genset

    Pengechekan dan pengukuran pada Panel :

    1. 

    Pengukuran Voltage

    2. 

    Pengukuran Frekwensi

    3. 

    Pengechekan indikator - indikator

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    34/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    34

    4. 

    Pengujian ON/Off Breaker

    5. 

    Pengujian Proteksi

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    35/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    35

    Pasal 3

    URAIAN PEKERJAAN

    3.1 

    PEKERJAAN PERSIAPAN

    Persiapan yang meliputi :

    3.1.1 

    Melaksanakan Koordinasi dan inventarisasi seluruh kebutuhan rencana kerja, Jalur

    kabel, tata letak panel dan Instalasi serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait

    untuk mendukung kelancaran melaksanakan pekerjaan. 

    3.1.2 

    Melaksanakan pembuatan shop drawing pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan

    pembuatan pelaksanaan kerja. 

    3.1.3 

    Melaksanakan Factory Acceptence Test Genset, Trafo dan Panel di Pabrikan. 

    3.2 

    PEKERJAAN PENGADAAN MATERIAL. 

    3.2.1 

    Melaksanakan pengurusan penyambungan Daya baru kapasitas 81,5 kVA, 3 phase,

    220/380 Volt, 50 Hz ke Kantor PLN terdekat.

    3.2.2 

    Pengadaan Trafo Step down kapasitas 250 kVA 1 (satu) unit dengan spesifikasi

    Sesuai dengan pasal 2.2.1 dan tambahan :

    1. 

    Service Condition : Out door2.

     

    Type Of Oil : Mineral Oil Clas 1 acc. To IEC 296

    3. 

    Capacity : 250 kVA4.

     

    Primary Voltage : 20 kV5.

     

    Secondary Voltage : 0.4 kV6.

     

     Vector Group : Dyn57.

     

    Cooling : ONAN8.

     

    Temperatur rise

     – Oil : 50 ᵒC – Winding : 55 ᵒC

    9. 

    No load losses at nominal Voltage : 600 watt10.

     

    On Load Losses at principal tapping : 3000 Watt11.

     

    Impedance Voltage : 4 %

    12. 

    Off load current at nominal Voltage : 2,1 %13.

     

    Temperatur Insulation class : A14.

     

    Noise : 55 dB15.

     

    Off Circuit Tapping Value : +/-5; +/-10%

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    36/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    36

    3.2.3 

    Melaksanakan pengadaan kelengkapan alat sambung TM pada awal jaringan

    SUTM PLN dan pada akhir jaringan dekat Trafo meliputi :

    1. 

    Fuse Cut Out 24 kV, 100 A, 10 kA

    2. 

    Lighting Arrester 10 kA

    3. 

    Travers dudukan Cut Out / Arrester

    4. 

    Beugel D114 – 140 mm

    5. 

    Mur baut ½” x 50 mm 

    6. 

    Tap Conn / Bimetal Paralel Clam 70 sqmm

    7. 

    Kabel AAAC 1 x 70 sqmm

    8. 

    Sepatu cable tembaga 70 sqmm Cu

    3.2.4 

    Melaksanakan pengadaan pipa galvanis diameter 3” untuk pelindung kabel TR

    dari Trafo menuju ground sepanjang 10 (sembilan) meter.

    3.2.5 

    Melaksanakan pengadaan Genset kapasitas 150 kVA 1 (satu) unit yang di

    tempatkan di gedung Power House dengan spesifikasi seperti pasal 2.2.2 dan

    seperti berikut :

    1. 

    Spesifikasi teknis Generating set yang akan diadakan adalah sebagai berikut :

    a. 

    Diesel Engine

    1) 

    Kapasitas Output : ≥ 160 Kw / Prime power 100 % plus 10 %

    Overload dalam 5 menit.

    2) 

    Injection Tipe : Direct Injection

    3) 

     Aspiration Tipe : Turbo Charger Air /Air Charge Cooled

    4) 

    Governor : Electronic speed control Governor

    5) 

    Starting System : Electric Starter

    6) 

    Cooling System : Fan cooling with air to air charge air cooling,

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    37/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    37

    cooling water pump for engine circuit and

    cooling water thermostat.

    7) 

    Direction of Rotation : Anti – Clockwise viewed on Flywheel

    8) 

    Minimal Safety device : - High Water Temperature

    - Low oil Pressure

    - Emergency Stop

    b. 

     Alternator

    1) 

    Rating : 150 kVA

    2)  Tegangan : 220 / 380 V

    3) 

    Putaran : 1500 rpm

    4) 

    Excitation Voltage : Brushless with Permanen Magnet Exiter

    5) 

    Regulation : within 0.22% from No. Load to Full Load

    6) 

    Frekwensi : 50 Hz

    7) 

    Power Factor : 0.8

    8)  Connection : Star – 4 wires

    9) 

    Class Protection : IP 21

    10) 

    Insulation : Class H

    11) 

    Other : Manual and Automatic Voltage Adjusment

    12) 

    Minimal Safety device : - Under Voltage

    Over Voltage

    -  Over Current

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    38/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    38

    3.2.6 

    Melaksanakan pengadaan exhaust sistem yang terbuat dari pipa hitam (dimensi

    ukuran disesuaikan dengan kapasitas dan persyaratan yang dibuatoleh pabrik)

    dilengkapi dengan lilitan tali asbes diameter menyesuaikan untuk digunakan sebagai

    bahan penahan panas dan selanjutnya dibungkus dengan plat aluminium. Tiang-

    tiang penyangga pipa exhaust sistem dapat terbuat dari konstruksi besi UNP 12

    lengkap dengan flens, flexible pipe, boch serta klem, baut dan angker-angkernya.

    3.2.7 

    Melaksanakan pengadaan 1 (satu) unit tangki harian BBM solar kapasitas 300 (tiga

    ratus) liter yang digunakan untuk operasional Genset 150 kVA lengkap dengan

    konsole yang terbuat dari besi UNP 10 dan besi siku 50x50x5 mm berikut

    kelengkapan (pasak kayu, klem dan baut) termasuk fuel sistem yang terdiri dari

    pipa-pipa galvaniz diameter ¾ “, 1” dan 1 ¼” dan pipa galvaniz dia ¾ “ untuk fuel

    return dari genset 150 kVA ke tanki 300 liter, kelengkapan lain dari fuel system

    tersebut adalah sebagai berikut

    1. 

    Pengadaan / pemasangan pompa solar manual

    2. 

    Pengadaan / pemasangan pompa listrik kapasitas 1 HP 220V, 50 Hz –1 phase.

    3.2.8 

    Melaksanakan pengadaan Panel Incoming PLN kapasitas 250 Amp, type Free

    Standing sheet steel ready wired yang digunakan untuk pembagi catu daya listrik

    tegangan rendah ke beban-beban terpasang yang ditempatkan di ruang panel

    Power house.

    Panel terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 2 mm minimal berangka

    siku dengan ketebalan 2 mm. Dimensi panel ; tinggi 210 cm, Panjang minimal

    mensesuaikan lebar 70 cm berpintu yang dapat dikunci. Panel dicat dengan

    bahan cat tahan panas dan tahan karat bergaransi dengan warna kelabu.

    peletakkan MCCB/NFB/MCB pengaman harus sejajar agar muda penginstalaian

    atau membuat terminal untuk incoming kabel beban

    Pembuatan panel incoming harus mengacu pada item yang dipersyaratkan pada

    pasal 2.2.3

    1. 

    1 (satu) unit MCCB 4 P, kapasitas 300 A

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    39/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    39

    2. 

    1 (satu) unit NFB 3P, 100 A,

    3. 

    2 (dua) unit NFB 3P, 75 A,

    4. 

    1 (satu) set Over Voltage Arrester 4P surja rating 100 kAmp per pole, 8/20

    msec.

    5. 

    1 (satu) set metering meliputi :  Volt meter, Amp meter, Cos φ meter, Freq

    meter dan lampu indikator,

    6.  Bush bar untuk 3 (tiga) phase dan 2 bush bar untuk Netral dan Ground

    7. 

    Panel juga diperlengkapi dengan lampu penerangan guna penerangan

    saat pemeliharaan, lampu tersebut akan menyala bilamana pintu panel

    dibuka.

    3.2.9 

    Melaksanakan pengadaan Panel ACOS Genset 150 kVA, type Free Standing sheet

    steel ready wired yang digunakan untuk pembagi catu daya listrik tegangan rendah

    ke beban-beban terpasang yang ditempatkan di ruang panel Power house.

    Panel terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 2 mm minimal berangka

    siku dengan ketebalan 2 mm. Dimensi panel ; tinggi 210 cm, Panjang minimal

    mensesuaikan lebar 70 cm berpintu yang dapat dikunci. Panel dicat dengan

    bahan cat tahan panas dan tahan karat bergaransi dengan warna kelabu.

    peletakkan MCCB/NFB/MCB pengaman harus sejajar agar muda penginstalaian

    atau membuat terminal untuk incoming kabel beban.

    Pembuatan panel Distribusi harus mengacu pada item yang dipersyaratkan pada

    pasal 2.2.3

    1. 

    1 Modul AMF/ACOS yang digunakan adalah dari tipe NC.

    2. 

    2 (dua) unit MCCB 4P 250 Amp (adjustable)

    3.  2 (dua) unit Magnetik Contactor 4P 250 A

    4. 

    1 (satu) unit MCCB 3P 250 A (adjustable)

    5. 

    1 (satu) set metering meliputi : Volt meter, Amp meter, Cos φ meter, Freq

    meter dan lampu indikator (Red/Yellow/Blue),

    6. 

    1 (satu) unit Battery charger lengkap type,tegangan disesuaikan dengan

    tegangan operasi genset.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    40/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    40

    7. 

    1 (satu) set Over Voltage Arrester 4P surja rating 100 kAmp per pole, 8/20

    μsec. 

    8. 

    Panel minimal diperlengkapi dengan fungsi proteksi engine dari under voltage,

    over voltage, over current, high water temperature, low oil pressure dan

    emergency stop,

    9. 

    Panel juga diperlengkapi dengan lampu penerangan guna penerangan saat

    pemeliharaan, lampu tersebut akan menyala bilamana pintu panel dibuka,

    3.2.10 

    Melaksanakan pengadaan Panel Distribusi kapasitas 250 Amp, type Free Standing

    sheet steel ready wired yang digunakan untuk pembagi catu daya listrik tegangan

    rendah ke beban-beban terpasang yang ditempatkan di ruang panel Power house.

    Panel terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 2 mm minimal berangka

    siku dengan ketebalan 2 mm. Dimensi panel ; tinggi 210 cm, Panjang minimal

    mensesuaikan lebar 70 cm berpintu yang dapat dikunci. Panel dicat dengan

    bahan cat tahan panas dan tahan karat bergaransi dengan warna kelabu.

    peletakkan MCCB/NFB/MCB pengaman harus sejajar agar muda penginstalaian

    atau membuat terminal untuk incoming kabel beban

    Pembuatan panel Distribusi harus mengacu pada item yang dipersyaratkan pada

    pasal 2.2.3

    dengan materi antara lain terdiri dari :

    1. 

    1 (satu) unit Ohm Saklar 4 P, kapasitas 150 Amp.

    2. 

    2 (dua) unit NFB 3P, 50 A,

    3. 

    2 (dua) unit NFB 3P, 32 A),

    4. 

    2 (dua) unit MCB 3P, 16 Amp,

    5. 

    12 (duabelas) unit MCB 1P, 10 Amp,

    6. 

    1 (satu) set Over Voltage Arrester 4P surja rating 100 kAmp per pole, 8/20

    msec.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    41/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    41

    7. 

    1 (satu) set metering meliputi : Volt meter, Amp meter, Cos φ meter, Freq

    meter dan lampu indikator,

    8. 

    Bush bar untuk 3 (tiga) phase dan 2 bush bar untuk Netral dan Ground

    9. 

    Panel juga diperlengkapi dengan lampu penerangan guna penerangan saat

    pemeliharaan, lampu tersebut akan menyala bilamana pintu panel dibuka.

    3.2.11 

    Melaksanakan pengadaan Kabel NYY 4 x 95 sqmm/ 1 kV dari Trafo ke Panel

    Incoming PLN di Power House dan dari genset ke panel-panel.

    3.2.12 

    Melaksanakan pengadaan Kabel NYY 4 x 16 sqmm/ 1 kV dari Panel distribusi ke

    Panel Distribusi gedung Terminal.

    3.2.13 

    Melaksanakan pengadaan Kabel NYY 4 x 6 sqmm/ 1 kV dari Panel distrubusi Power

    House ke Panel Distribusi gedung kantor keamanan.

    3.2.14  Pengadaan Elektroda tanah tipe Rod Cu penampang minimal 5/8" panjang 3

    m/batang. Sebanyak 8 (delapan) batang.

    3.2.15 

    Pengadaan kawat BC 50 mm digunakan sebagai grounding system sepanjang 80

    (delapan puluh) meter.

    3.2.16 

    Melaksanakan pengadaan perlengkapan bantu test run dan commissioning Genset

    50 kVA, terdiri dari :

    1. 

    100 (seratus) liter BBM solar

    2. 

    20 (dua puluh) liter oli mediteran SAE 40

    3. 

    20 (dua puluh) botol Air Accumulator

    3.3  PEKERJAAN SIPIL 

    3.3.1 

    Melaksanakan pembuatan pondasi, pemasangan dan leveling tiang Trafo 2 tiang di

    dekat power house. 

    3.3.2 

    Melaksanakan pembuatan, pemasangan dan leveling untuk dudukan Trafo dankelengkapannya di Tiang beserta pipa pelindung kabel TR.

    3.3.3 

    Melaksanakan pembuatan kisi-kisi untuk lubang saluran udara panas pada dinding

    PH, digunakan sebagai pembuangan udara panas dari genset ke luar gedung. Kisi-

    kisi lubang saluran udara panas tersebut terbuat dari besi siku, plat dan kain

    terpal/kanvas, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    42/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    42

    3.3.4 

    Pembuatan pondasi genset 150 kVA dengan mempergunakan beton cor 1:2:3

    sedemikian sehingga mampu menahan getaran dari operasi mesin, pondasi harus

    dibuat terpisah dengan lantai sekitarnya dan celah pemisah diisi dengan pasir halus,

    dimensi dan ukuran pondasi disesuaikan dengan dimensi mesin diesel terutama

    terhadap ukuran lubang angkernya. Sebelum pembuatan pondasi genset terlebih

    dahulu dibuatkan lantai kerja beton cor 1 : 3 : 5.

    3.3.5 

    Pembuatan pondasi dan pemasangan exhaust silencer, sejauh tidak ada ketentuan

    khusus dari pabrik pembuat mesin diesel, exhaust silencer dapat dipasang lurus.

    Dalam pemasangan pipa exhaust harus mempunyai konsole tersendiri, tidak

    bertumpu pada mesin diesel dan tidak membebani exhaust manifold. Pipa exhaust

    didalam ruang harus diisolasi terhadap panas dengan kain asbes dan selanjutnya

    dibungkus dengan aluminium foil.

    3.3.6 

    Pembuatan pondasi fuel system dengan mempergunakan beton cor 1:2:3,

    sebelumnya terlebih dahulu dibuatkan lantai kerja dengan beton cor 1:3:5 dan

    diukur posisi lubang angkernya.

    3.3.7 

    Melaksanakan pembuatan Pondasi, dudukan, pemasangan dan leveling Panel

    Incoming PLN type Free Standing di Power House.

    3.3.8 

    Melaksanakan pembuatan Pondasi, dudukan, pemasangan dan leveling Panel ACOS

    type Free Standing di Power House.

    3.3.9 

    Melaksanakan pembuatan Pondasi, dudukan, pemasangan dan leveling Panel

    Dsitribusi type Free Standing di Power House.

    3.3.10  Melaksanakan pembuatan penutup cable duct di dalam ruangan power house

    dengan ukuran 50 x 60 cm yang terbuat dari plat bordez tebal 6 mm dan dicat

    warna hitam serta diikat dengan mur baut di gedung Power House.

    3.3.11 

    Melaksanakan pembuatan terminal grounding pada ruang PH serta melaksanakan

    pemasangan sistem pentanahan/grounding yaitu dengan cara melakukan

    penggalian, penggelaran, penimbunan kembali dan penyambungan kawat BC 50

    pada sistem pentanahan baru dan sistem pentanahan existing serta melaksanakan

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    43/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    43

    penggelaran dan penyambungan dengan sistem pentanahan genset dan panel yang

    diadakan melalui terminal grounding yang tersedia.

    3.3.12 

    Melaksanakan Penggalian untuk jalur kabel NYY 4 x 16 sqmm/1 kV dari power

    house ke gedung administrasi dan Kabel NYY 4 x 6 sqmm/1 kV dari Power house ke

    Kantor keamanan di lanjutkan dengan urug pasir, tanam batu bata sebagai

    pelindung kabel, penggelaran kabel power dan pengurugan ulang serta pemadatan

    kembali.

    3.4  PEMASANGAN DAN INSTALASI

    3.4.1 

    Melaksanakan penyambungan dan instalasi pada Jaringan SUTM ke tiang SUTMPLN dan Trafo 150 kVA.

    3.4.2  Melaksanakan Instalasi kabel NYY 4 x 95 sqmm dari outgoing Trafo 150 kVA dan

    Incoming Panel PLN di Gedung Power House.

    3.4.3 

    Melaksanakan Instalasi Kabel NYFGbY 4 x 16 pada panel Distribusi di Power House

    ke Panel Distribusi di Gedung Administrasi beserta penyesuaian out goingnya.

    3.4.4 

    Melaksanakan Instalasi Kabel NYY 4 x 6 pada panel Distribusi di Power House dan

    Panel Distribusi di Kantor Keamanan beserta penyesuaian out goingnya.

    5.  UJI COBA PERALATAN, ACCEPTANCE TEST / COMMISSIONING. 

    Setelah pekerjaan pemasangan/instalasi peralatan selesai, Penyedia/Kontraktor Pelaksana

    harus melaksanakan pengukuran dan uji coba peralatan secara menyeluruh dengan

    pengamatan atas bekerjanya lampu jalan tersebut sehingga didapatkan hasil yang

    memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dalam uji coba peralatan harus disaksikan

    oleh Teknisi Pengawas, dan selanjutnya Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Teknisi

    Pengawas melakukan pemeriksaan hasil instalasi terhadap kesesuaian dengan spesifikasi

    teknis dan bill of quantity.

    Hasil pengukuran dan uji coba dituangkan dalam bentuk format uji coba yang telah dibuat

    oleh Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh pihak Direksi, dan ditandangani oleh

    Pihak Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Teknisi Pengawas.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    44/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    44

    Kemudian hasil uji coba peralatan tersebut akan dijadikan lampiran/bagian yang tidak

    terpisahkan dari kegiatan acceptance test / commissioning yang dilakukan oleh pihak

    Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Direksi. Pihak direksi dapat menunjuk pejabat atau

    teknisi senior untuk melakukan kegiatan acceptance test / commissioning. Kegiatan

    acceptance test / commissioning meliputi pengecekan ulang secara keseluruhan spesifikasi

    teknis peralatan dan volume bill of quantitynya dan dilakukan on test condition sesuai

    dengan dokumen kontrak, selanjutnya dibuatkan Berita Acara Acceptance

    Test/Commissioning yang merupakan pernyataan pekerjaan tersebut telah selesai 100 %.

     Apabila dalam pelaksanaan acceptance test / commissioning terjadi kegagalan fungsi atau

    kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu dan jika telah dinyatakan benar dan berfungsi

    pelaksanaan acceptance test di ulang kembali.

    Sebelum penyerahan pekerjaan Penyedia/Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat

    standard operating procedure (SOP) dari peralatan tersebut, dan melakukan training

    pengoperasian dan peralatan tersebut kepada teknisi yang bertanggungjawab

    mengoperasikan peralatan tersebut.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    45/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    45

    Pasal 4

    Penutup

    4.1  Hal-hal yang belum termasuk dalam persyaratan ini serta hal-hal yang kurang jelas akan

    diberikan pada waktu diadakan penjelasan / aanwizjing.

    4.2  Didalam melaksanakan pekerjaan pada bangunan-banguanan dimana peralatan-peralatan

    penunjang operasi penerbangan ditempatkan atau pekerjaan pada peralatan-peralatannya

    sendiri atau pekerjaan pada tempat yang dapat memungkinkan terjadinya gangguan

    terhadap operasi penerbangan, maka pekerjaan harus dilaksanakan setelah selesainya Jam

    Operasi Penerbangan. Penyimpanan dari ketentuan tersebut diatas, hanya dapat dilakukandengan izin khusus dari Direksi.

    4.3   Apabila suatu pekerjaan yang dikerjakan pada waktu setelah selesainya Jam Operasi

    Penerbangan tidak dapat diselesaikan seketika, maka Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus

    merapikan segala sesuatunya sehingga pada jam-jam operasi yang telah ditentukan,

    operasi penerbangan tidak akan terganggu dengan adanya pekerjaan-pekerjaan tersebut

    diatas.

    4.4  Kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan pada waktu instalasi karena kelalaian

    Penyedia/Kontraktor Pelaksana adalah menjadi tanggung jawab Penyedia/Kontraktor.

    4.5  Hal-hal lain yang belum tercantum dalam RKS ini tetapi pekerjaannya mutlak diperlukan

    sehubungan dengan RKS, harus tetap dilaksanakan oleh Penyedia/Kontraktor.

    4.6   Apabila terdapat gambar-gambar yang kurang jelas atau pekerjaan yang tidak dapat

    dilaksanakan sesuai dengan RKS, maka pelaksanaannya terlebih dahulu harus

    dirundingkan dengan Direksi.

    4.7 

    Penyedia/Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat laporan mingguan pekerjaan yang

    telah dilaksanakan serta menyerahkan setiap laporan tersebut kepada Direksi padawaktunya untuk dapat dipergunakan sebagai dasar pengamatan/pemeriksaan pelaksanaan

    pekerjaan yang sedang berjalan.

    4.8  Untuk menetapkan setiap kemajuan pekerjaan, Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus

    membuat foto-foto yang nyata dari bagian-bagian pekerjaan yang ditunjuk oleh Direksi

    dengan foto ukuran post card dan atas biaya yang ditanggung Penyedia/Kontraktor.

  • 8/16/2019 RKS Optimalisasi Sistem Kelistrikan Bandara

    46/46

    KANTOR UPBU MATHILDA BATLAYERI-SAUMLAKIPEDOMAN TEKNIS

    OPTIMALISASI SISTEM KELISTRIKAN BANDARA

    4.9  Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar revisi setelah pekerjaan selesai

    dalam rangkap 4 (empat) dan menyerahkan kepada Direksi sebelum dilakukan penyerahan

    pekerjaan untuk pertama kalinya (Penyerahan I).

    4.10 

    Perubahan sebagian ataupun keseluruhan isi Pedoman Teknis ini hanya dapat dilakukan

    atas persetujuan dari Direktur Faslektrik Penerbangan  –  Ditjen Perhubungan Udara, dan

     jika terdapat perubahan dalam Pedoman Teknis ini harus dituangkan dalam bentuk Berita

     Acara Adendum.


Top Related