Download - Revisi Proposal 0k
UPAYA DPD PARTAI NASDEM PEKANBARU DALAM MEMENUHI
SYARAT VERIFIKASI PARTAI POLITIK TAHUN 2012
A. Latar Belakang Masalah
Partai politik adalah alat yang paling ampuh bagi manusia untuk mencapai
tujuan-tujuan politiknya. Dari urgensi masyarakat, hubungan antara partai sebagai
institusi yang menjadi alat manusia untuk mengendalikan kekuasaan dengan
masyarakatnya sangat erat sekali. Sebagai alat yang paling ampuh dalam
perkembangannya partai telah menapakkan sejarahnya yang telah mengalami pasang
naik dan pasang surut pada kurun waktu dan tempat tertentu, tergantung dengan
kebudayaan yang dianut oleh suatu masyarakat. Sebagai suatu warisan dari dunia
barat maka persepsi masyarakat terhadap partai politik juga terpengaruh oleh
kebudayaan masyarakat yang melahirkannya itu. Lebih-lebih jika diingat sejarah
kelahiran partai politik sebagai alat kedaulatan rakyat dalam politik formal.
Asas ciri partai dipandang sebagai sumber polarisasi yang akhirnya dapat
menimbulkan keresahan karena adanya fanatisme golongan, seperti terlihat dalam
masa kampanye pemilihan umum. Solidaritas kelompok sangat kuat dan karena itu
fanatisme golongan menimbulkan sikap-sikap ekstrim terhadap golongan lain yang
tidak seaspirasi. Penyeragaman asas dimaksudkan untuk mengurangi untuk fanatisme
golongan secara sempit tersebut agar terwujud stabilitas politik dalam pembanguna
bangsa. Hal ini didasarkan atas pengalaman sejarah masa lampau bahwa dengan
sistem multi partai yang juga ditandai oleh banyak asa dan ciri ternyata gagal dalam
1
membina stabilitas politik, untuk membangun pemerintahan yang efektif dan karena
itu gagal bangsa Indonesia pada kiprahnya pembangunan.
Sehubungan dengan gagasan pemerintah tersebut telah muncul banyak
pendapat yang pro dan kontra. Yang pro memandang bahwa tindakan seperti itu
sangat mendukung bagi upaya mengurangi pengkotak-kotakan di dalam masyarakat
yang akhirnya tidak mendukung ke arah terwujudnya persatuan dan kesatuan. Situasi
di tahun 1950 selalu dijadikan alasan pembenaran, karena saat itu bangsa kita
terkotak-kotak dalam banyak wadah yang ditandai dalam pertentangan yang tak
berkesudahan terutama antara kelompok nasionalis dengan kelompok islam yang
masing-masing berpegang teguh pada pandangan nya sehingga tidak diperoleh
konsensus. Bagi golongan ini untuk melihat perbedaan antara masing-masing
kekuatan politik terletak pada programnya. Bukan pada asas ciri seperti selama ini.
Dan dengan itu dimaksudkan ideologi tidak lagi menjadi sumber konflik karena
ketidakmampuan mengadaptasi konflik menjadi konsensus.
Dalam membahas partai politik di Indonesia dari masa ke masa kita tidak
dapat lepas dari kenyataan seperti dinyatakan di atas, kendatipun coraknya berbeda
antara suatu Negara dengan Negara lainnya, terlebih lagi pada masa sekarang corak
partai politik semakin memburuk dan sistem dari partai tersebut sudah mengalami
banyak kesalahan. Dari realita dan fenomena yang ada saat sekarang ini maka lahirlah
sebuah partai baru yang bernama partai Nasional Demokrat yang disingkat Partai
NasDem adalah sebuah partai politik di Indonesia yang baru diresmikan di Hotel
Mercure Ancol, Jakarta Utara pada tanggal 26 Juli 2011. Partai ini didukung oleh
Surya Paloh yang merupakan pendiri organisasi bernama sama yaitu Nasional
2
Demokrat. Hal ini terlihat dari bisnis media yang dipimpinnya, Metro TV, yang selalu
memberikan berita terbaru seputar aktivitas Partai NasDem. Meskipun demikian,
ormas tersebut mengatakan bahwa partai tersebut tidak memiliki kaitan apapun
dengan partai ini (www.nasdem0250.hotmail.com).
Sebelum Partai NasDem didirikan, Surya Paloh terlebih dahulu bergabung
dengan Partai Golkar yang dipimpin oleh jusuff kalla. Di dalam struktur
kepengurusan partai golkar terdapat petinggi-petinggi golkar yang memiliki
kompetensi tinggi, salah satunya Aburizal Bakrie yang mempunyai gaya politik yang
cerdas dan juga merupakan salah satu pemilik stasiun tv swasta dan beberapa media
lainnya. Persaingan politik diinternal sebuah partai besar sangat sering terjadi karna
masing-masing kader mempunyai keinginan untuk menguasai kedudukan tertinggi
didalam partai, agar bisa memberikan pengabdian yang akan membawa derajat partai
politik lebih mempunyai kualitas dan kompentitas yang lebih baik dari partai lain.
Sehubungan dengan perebutan kursi ketua umum Partai Golkar, Surya Paloh terlibat
persaingan yang kuat dengan Aburizal Bakrie yang mengakibatkan Surya Paloh
mundur menjadi kader dari partai golkar dan memutuskan membentuk sebuah Ormas
Nasdem yang telah lama ia naungi menjadi sebuah Partai Politik yang bernama Partai
NasDem. Dari terbentuknya sebuah Partai baru ini yang dulu nya sebuah Ormas dan
kini menjadi sebuah Partai Politik yang berjargon RESTORASI menciptakan tanda
tanya besar dikalangan masyarakat.
Guna mendapatkan status resmi sebagai badan hukum, Partai NasDem
didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak-hak Asasi Manusia pada bulan Maret
2011. Setelah resmi menjadi partai, NasDem terus berupaya memenuhi persyaratan
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang untuk menjadi partai peserta pemilu.
Bersama dengan 46 parpol yang mengajukan diri ikut Pemilu 2014, Partai
NasDem mengajukan berkas administrasi kepartaian ke Komisi Pemilihan Umum
(KPU). Pada verifikasi awal terdapat 34 parpol yang lolos dari total 46 parpol yang 3
mendaftar sebagai peserta Pemilu 2014 di KPU. Satu di antaranya yang lolos
verifikasi administrasi adalah Partai NasDem.
Setelah melakukan verifikasi administrasi atas 34 parpol yang berniat ikut
Pemilu 2014, KPU pada hari Minggu 28 Oktober 2012 malam, akhirnya
mengumumkan hasil verifikasi administrasi. KPU menyatakan ada 16 partai yang
lolos maju ke tahap verifikasi faktual dan 18 partai gugur. Adapun 16 partai politik
tersebut adalah sebagai berikut:
1 Partai NasDem
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 Partai Keadilan Sejahtera
4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
5 Partai Golongan Karya
6 Partai Gerakan Indonesia Raya
7 Partai Demokrat
8 Partai Amanat Nasional
9 Partai Persatuan Pembangunan
10 Partai Hati Nurani Rakyat
11 Partai Bulan Bintang
4
12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Dari 16 parpol yang dinyatakan lolos verifikasi administrasi, KPU menilai
Partai NasDem lolos verifikasi administrasi dengan kualifikasi terbaik. Parpol yang
lolos verifikasi administrasi, berhak mengikuti verifikasi faktual. Verifikasi faktual
adalah tahap verifikasi langsung KPU ke lapangan untuk mengecek infrastruktur
parpol di setiap daerah disesuaikan dengan hasil verifikasi administrasi.
Senin 7 Januari 2013 merupakan hari yang mendebarkan bagi Partai NasDem.
Pasalnya, hari itu KPU mengumumkan hasil verifikasi faktual dan menyatakan Partai
NasDem lolos dalam memenuhi persyaratan verifikasi faktual tingkat pusat
sebagaimana diatur dalam UU Pemilu Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pemilu. Partai NasDem memenuhi semua syarat verifikasi faktual
di seluruh provinsi, dengan bukti-bukti, antara lain:
1. Memiliki kepengurusan seperti Ketua, Bendahara, dan Sekretaris Jenderal.
2. Memiliki lebih dari 30% anggota perempuan.
3. Memiliki kantor yang digunakan sampai akhir Pemilu 2014.
Partai NasDem adalah satu-satunya partai baru yang lolos sebagai peserta
Pemilu 2014. Itu berarti Partai NasDem berhak mengikuti pemilu untuk pertama
kalinya pada 2014.
Keputusan KPU meloloskan Partai NasDem merupakan hasil dari rapat pleno
terbuka yang digelar di Gedung KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin 7
Januari 2013. Rapat pleno dihadiri Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), perwakilan
KPU tingkat provinsi se-Indonesia, dan pemantau Pemilu. KPU menilai Partai
NasDem mampu memenuhi syarat-syarat verifikasi partai politik dan tahapan partai
politik. Adapun syarat-syarat verifikasi partai politik dan tahapan partai politik
sebagai berikut (Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru):
5
1. Ada badan hukum partai politik.
2. Surat keputusan pusat partai politik mengenai kepengurusan tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.
3. Ada surat keterangan pengurus pusat partai politik mengenai:
a. Kantor serta alamat tetap pengurus partai politik di tingkat pusat / provinsi /
kabupaten / kota
b. Penyertaan keterwakilan wanita minimal 30 persen.
c. Pendaftaran nama, lambang serta tanda gambar partai politik.
d. Memiliki bukti keanggotaan partai politik sedikitnya seribu anggota atau
seperseribu dari jumlah masyarakat di tiap kabupaten atau kota.
e. Memiliki bukti kepemilikan rekening atas nama partai politik.
f. Mempunyai salinan AD atau ART partai politik.
Tahapan verifikasi partai politik yaitu:
1. Tahap pengambilan formulir pendaftaran.
2. Tahap pendaftaran partai politik serta penyerahan syarat pendaftaran.
3. Tahap verifikasi administrasi awal.
4. Tahap verifikasi administrasi tahap I.
Sebagai partai baru partai Nasdem mampu memenuhi persyaratan-
persyaratan verifikasi yang telah ditentukan oleh KPU sehingga partai NasDem
menjadi salah satu partai yang berhasil mengkuti pemilu pada tahun 2014 yang akan
datang.
Partai NasDem sebagai partai baru telah menampilkan perkembangannya
dari segi anggota, dimana anggotanya hadir di seluruh wilayah Indonesia kini sudah
mencapai seluruh provinsi, kabupaten atau kota, dan bahkan sudah menyentuh
6
wilayah kecamatan sampai desa. Ini merupakan dampak logis dari lolos verifikasi
partai politik dan menjadi salah satu partai politik peserta pemilu 2014.
Kota Pekanbaru adalah bagian dari beberapa kota yang tidak terlepas dari
jangkauan eksistensi partai NasDem, menurut penelusuran data di NasDem
Pekanbaru tercatat 53 ribu anggota DPD NasDem Kota Pekanbaru. Secara sruktural
seluruh kepengurusan Partai NasDem sudah terbentuk mulai dari tingkat
desa/kelurahan di 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru, yakni kepengurusan Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) di 12 kecamatan yang ada di Pekanbaru, Dewan Pimpinan
Ranting (DPRT) di 163 kelurahan (sumber: Nasdem Kota Pekanbaru).
Perkembangan anggota Partai NasDem yang sangat begitu cepat di
Pekanbaru pastinya tidak terlepas dari bagaimana partai ini mengelola partainya dari
segi bangunan internalnya. Hal ini telah mulai dibangun oleh Partai NasDem di kota
pekanbaru dengan membentuk Partai NasDem hingga kepelosok DPRt(Dewan
Pimpinan Ranting) sekalipun dengan hitungan waktu yang cukup singkat dengan
pengurus dan anggota yang memadai dalam melaksanakan kegiatan partai
sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai jumlah DPC NasDem
pekanbaru dan seterusnya. Dalam bahasan pelembagaan partai terdapat beberapa
dimensi antaralain dimensi kesisteman, dimensi identitas nilai, dimensi otonomi dan
dimensi reifikasi ( Efriza, 239: 2012).
Upaya perluasan strukutur yang dilakukan oleh Partai NasDem Pekanbaru
termasuk dalam dimensi kesisteman dimana menyangkut strukturisasi kepengurusan
partai yang merupakan mekanisme dalam memperluas jaringan politiknya. Di sinilah
ketertarikan yang ingin diteliti, dimana dimula dari fakta mengenai Partai NasDem
dengan beberapa upayanya yang salah satunya menghimpun anggota sebanyak
7
duaribuan dengan waktu yang cukup lumayan singkat, jumlah anggota yang
didapatkan selain menutupi kebutuhan verifikasi KPU Kota Pekanbaru juga
menopang kebutuhan substansial partai dari segi massa serta pengupayaan kedalaman
partai.
Hal yang dipaparkan di atas merupakan bagian dari upaya dari partai
NasDem dalam membentuk institusionalisai partainya, perlu diketahui dalam
membentuk kerangkanya hingga DPRt (Dewan Pimpinan ranting), NasDem
mengangkat pengurus inti dari kalangan tokoh masyarakat setempat, yang secara
tidak langsung memberi efek dalam pembangunan partai dari segi substansi dalam
menarik anggota-anggota lainnya.
Dari fenomena di atas peneliti menjadi tertarik untuk melakukan suatu
penelitian yang berkaitan dengan verifikasi partai NasDem yang berjudul strategi
partai NasDem dalam mencapai hasil verifikasi partai pada tahun 2012 di Kota
Pekanbaru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, Partai Politik sangat
penting bagi penyelenggaraan pemerintahan, maka peneliti merumuskan masalah
penilitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : Apa-apa saja strategi yang
digunakan Dewan Pimipinan Daerah (DPD) Partai Nasdem dalam mencapai hasil
verifikasi partai Nasdem pada tahun 2012 di Kota Pekanbaru?
C. Tujuan dan Kegunaan Penilitian
1. Tujuan Penelitian
8
Untuk mengetahui dan mejelaskan strategi yang digunakan Dewan
Pimipinan Daerah (DPD) Partai Nasdem dalam mencapai hasil verifikasi Partai
Nasdem pada tahun 2012 di Kota Pekanbaru.
2. Kegunaan Penelitian
2.1 Sebagai konstribusi ilmiah yang dituangkan dalam bentuk karya tulis serta
berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis.
2.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi
semua pihak yang memerlukan untuk bahan perbadingan penelitian yang
sama selajutnya.
2.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi ilmu pengetahuan pada
program studi ilmu pemerintahan di fisipol universitas riau.
D. Kerangka Teori
Untuk menjelaskan permasalahan yang telah diuraikan di atas tadi, maka
dianggap perlu untuk digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang akan dikaji.
Menurut Kerlingger, F.N dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (37:
1995) teori adalah serangkaian asumsi, konsep defenisi dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antara konsep, maka berikut ini peneliti akan mengemukakan beberapa teori yang
hubungannya dengan masalah peneliti ungkapkan.
1. Partai Politik
Ichlasul Amal (XV: 1996) mengatakan bahwa sebagai suatu organisasi,
partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat,
9
mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang
saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara absah
dan damai, karena itu partai politik dalam pengertian modern dapat didefenisikan
sebagai suatu kelompok yang mengajukan calon-calon bagi pejabat publik untuk
dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan-tindakan
pemerintah.
Heppy Harichyong (189-190: 1991) menyatalan bahwa partai politik sering
dikatakan sebagai organisasi perjuangan tempat seseorang atau kelompok mencari
dan memeperjuangkan kedudukan politik dalam Negara, kendatipun bentuk
perjuangan yang dilakukan oleh setiap partai politik dalam suatu Negara tidak harus
menggunakan kekerasan ataupun kekuatan fisik, tetapi satu hal bisa dicatat bahwa
berbagai konflik dan persaingan baik interen partai maupun antar partai senantiasa
dan seakan-akan sudah melembaga dalam partai politik pada umumnya.
Secara sederhana partai politik dapat diartikan sebagai perkumpulan
segolongan orang-orang yang seasas, sehaluan, setujuan (Terutama Dibidang Politik).
Namun secara umum, dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik (Biasanya) dengan cara konstitusionil untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka (Budiardjo, 160-161: 1988).
Apabila membicarakan partai politik, demikian Lapalombara dan Weiner
(dalam Ramlan Surbakti, 114: 1992) maka yang dimaksudkan bukan organisasi
10
politik yang mempunyai hubungan terbatas dan kadang-kadang saja dengan para
pendukungnya di daerah-daerah. Namun yang dimaksud dengan partai politik ialah
organisasi yang mempunyai kegiatan yang berkesinambungan. Artinya, masa
hidupnya tak bergantung pada masa jabatan atau masa hidup para pemimpinnya.
Organisasi yag terbuka dan tidak hanya ditingkat pusat, tetapi juga ditingkat lokal.
Ciri-ciri partai politik menurut ilmuwan ini ialah berakar dalam masyarakat lokal,
melakukan kegiatan secara terus menerus, berusaha memperoleh mempertahankan
kekuasaan dalam pemerintahan, dan ikut serta dalam pemilihan umum.
Menurut beberapa para ahli dikemukakan defenisi partai politik (parpol)
sebagai berikut :
a. Carl J.Friedrich yang mengatakan bahwa partai politik adalah sekelompok
manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pemimpin partainya dan
berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan
yang bersifat idiil maupun materil.
b. R.H Soltau yang mengatakan partai politik adalah sekelompok warga Negara
yang sedikit banyak terorganisir yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik
dan dengan memanfaatkan kekuasaan untuk memilih bertujuan menguasai
pemerintahan dan melakasanakan kebijakan umum mereka.
c. Sigmund Neumann yang mengatakan partai politik adalah organisasi dari aktifis-
aktifis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta
11
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan-golongan
lain yang mempunyai pandangan berbeda. (Miriam Budiardjo, 161-162: 2008)
d. Ahli lain yang juga turut merintis studi tentang kepartaian dan membuat
defenisinya adalah Geovani Sartori, yang karya nya juga menjadi klasik serta
acuan penting yaitu menurut Sartori partai politik adalah menjadi suatu kelompok
yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu
menempatkan calon-calonya untuk menduduki jabatan-jabatan publik. (Miriam
Budiardjo, 404-405: 2008)
2. Strategi
Ali Meortopo (1978) menyatakan bahwa adapun mengenai strategi bahwa
secara etimologis, ia berasal dari kata majemuk bahasa yunani (stratus) yang artinya
pasukan dan (agein) yang artinya memimpin jadi strategi berarti memimpin pasukan.
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia “strategi” adalah rencana cermat untuk
mencapai sasaran khusus, namun dalam kamus sosiologi kata strategi yaitu prosedur
yang mempunyai alternatif pada beberapa tahap atau langkah (Soekanto, 349:1983).
Menurut Iriantara (89:2005) strategi merupakan kebijakan untuk mencapai
tujuan yang kemudian dijabarkan kedalam sejumlah taktik untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, ada juga yang menyebutkan strategi sebagai rencana yang
memeberikan penjelasan atas metode yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan yang
sudah ditetapkan.
Menurut Christensen (dalam Supriyono, 19: 1988) strategi merupakan pola-
pola berbagai tujuan serta kebijaksanaan dasar dan rencana-rencana untuk mencapai
tujuan tersebut, dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas upaya apa yang sedang
12
atau akan dilaksanakan organisasi, demikian juga sifat organisasi baik sekarang
maupun akan datang.
Selain itu strategi juga mengenal tiga tahapan yaitu:
a. Formulasi; pada tahapan ini penekanan lebih diberikan kepada aktifitas-aktifitas
utama antara lain adalah :
1) menyiapkan strategi alternatif.
2) Pemilihan strategi.
3) Menetapkan strategi yang akan digunakan.
b. Implementasi; tahap ini adalah tahapan dimana strategi yang telah diformulasikan
tersebut diimplementasikan, beberapa cangkupan atau penekanan antara lain
pada :
1) Menetapkan tujuan tahunan
2) Menetapkan kebijakan
3) Memotifasi
4) Mengembangkan budaya yang mendukung
5) Menetapkan struktur organisasi yang efektif
6) Menyiapkan anggaran atau budget
7) Mendayagunakan sistem informasi
8) Menghubungkan kompensasi dengan kemampuan perusahaan atau organisasi
c. Pengendalian strategi; dilakukan sejauh mana efektifitas dari implementasi
strategi, maka dilakukan tahapan berikutnya yaitu evaluasi strategi yang
mencakup aktifitas-aktifitas utama sebagai berikut :
13
1) review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi yang
sudah ada
2) menilai performan strategi
3) melakukan langkah-langkah koreksi. (Crown Dirgantoro, 13-14: 2004)
Selanjutnya menurut Tedjo Tripomo (20: 2005) rumusan strategi akan
memberikan manfaat, antara lain:
a. Mendorong pemahaman terhadap situasi
Pada saat membuat, memahami dan melaksanakan rumusan strategi, orang
menjadi terangsang untuk memahami situasi yang bekal terjadi dimasa depan
yang dapat mempengaruhi organisasi. Dengan demikian diharapkan organisasi
menjadi lebih responsif terhadap perubahan karena mampu mendeteksi masalah
sebelum terjadi.
b. Mengatasi konflik karena pengembangan arah yang tidak jelas
Strategi yang baik dapat digunakan sebagai alat kordinasi untuk menghindari
masalah ketidakjelasan arah akibat adanya konflik, dan diharapkan strategi dapat
mencapai tujuan dan keputusan yang telah direncanakan.
c. Pendayagunaan dan alokasi sumber daya terbatas
Strategi dirumuskan untuk menggalang berbagai sumber daya organisasi,
mengarahkan sesuai dengan strategi organisasi, sehingga mampu menentukan
keputusan yang tepat dan efektif. Tanpa strategi yang tepat sumber daya
organisasi menjadi lamban sehingga organisasi gagal mencapai visinya.
d. Memenangkan kompetisi
14
Strategi dibutuhkan karena organisasi ingin bertahan hidup atau berkembang
dengan harus menghadapi pesaing-pesaing yang lain. Persaingan dapat
menyangkut perebutan konsumen, sumber daya, posisi dan lain-lain.
e. Mencapai keinginan dan memecahkan masalah
Dengan memusatkan perhatian permasalahan atau keinginan organisasi yang
paling kritis. Secara sistematis oraganisasi mampu memecahkan permasalahan
atau keinginan yang mungkin terkait satu sama lain walaupun sumber daya yang
dimilki terbatas.
Dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja yang baik, yang
memiliki tema, yang mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-
prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Dalam sistem kepartaian strategi merupakan salah satu hal yang sangat
penting dan berpengaruh besar terhadap kelajutan sebuah partai, diman suatu partai
politik sangat memerlukan dukungan dari banyak orang dalam pemilihan umum, dan
disinilah letak pentingnya suatu strategi yang gunakan partai politik dalam menarik
simpati banyak orang untuk mendukungnya dipemilu (Ichlasul Amal, 28: 1996).
3. Sosisalisai Politik
Sosialisasi politik menurut Miriam Budiardjo (18-19: 2008) adalah proses
seseorang memperoleh pandangan orientasi dan nilai-nilai dari masyarakat dimana ia
berada, proses itu juga mencakup proses dimana masyarakat mewariskan norma-
norma dan nilai-nilai dari suatu generasi kegenerasi berikutnya. Proses sosialisasi
15
politik sudah dimulai dari masa kecil dan diselenggarakan melalui berbagai lembaga
dan kegiatan, seperti pendidikan formal dan informal, media massa seperti radio, tv,
dan partai politik. Melalui kursus-kursus pendidikan partai menanamkan nilai-nilai
ideologi dan loyalitas kepada Negara dan partai.
Jika dilihat dari jenisnya sosialisasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sosialisasi Primer (dalam keluarga)
Sosialisasi ini pertama kali dijalankan oleh individu sewaktu masa kecil,
proses ini dilakukan untuk bisa menjadi anggota masyarakat, sosialisasi ini
berlangsung dari usia 1-5 tahun, disaat anak kecil mulai mengenali anggotanya
keluarganya, secara perlahan-lahan dia mampu membedakan dirinya dengan
keluarganya ataupun dengan orang lain.
Dalam proses ini, peran orang yang terdekat dengan anak menjadi suatu hal
yang penting, Karena kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian orang yang terdekat dengannya.
b. Sosialisasi Sekunder (dalam masyarakat)
Sosialisasi ini adalah suatu proses sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer
yang mengenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu
bentukanya resosialisasi dan desosialisasi, proses resosialisasi adalah dimana
seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi
adalah dimana seseorang mengalami “pencabutan” identitas dirinya yang lama.
Sosialisasi memiliki dua tipe yaitu:
a. Formal
16
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwewenang
menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara, seperti pendidikan disekolah dan
pendidikan militer.
b. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat dimasyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota kelompok dan
kelompok-kelompok sosial yang ada didalam masyarakat.
Dari kedua tipe sosialisasi ini, baik formal maupun informal tetap mengarah
kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dilingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti sekolah, seorang siswa bergaul
dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan gurunya, dalam interaksi tersebut
ia mengalami proses sosialisasi.
Dengan interaksi tersebut ia mengalami proses sosialisasi, dengan adanya
proses sosialisasi siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan,
dan siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran diri untuk menilai dirinya sendiri.
Meskipun sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat
sulit untuk dipisah-pisahkan, karena individu biasanya mendapatkan sosialisasi
formal maupun informal secara sekaligus.
Sosisalisasi bagi partai politik adalah proses memperkenalkan nilai-nilai
kepartaian kepada masyarakat untuk mempengaruhi, langkah-langkah yang dilakukan
oleh partai politik yang meliputi persaingan merebut suara untuk berusaha terbanyak
dalam pemilihan umum, atau dengan kata lain sosisalisasi memiliki tujuan yaitu
“kemenangan”.
17
4. Komunikasi Politik
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam
pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpang
siuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam masyarakat modern yang begitu
luas, pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan hilang tak berbekas
seperti suara di padang pasir, apabila tidak ditampung dan digabungkan dengan
pendapat dan aspirasi orang lain yang senada. Proses ini dinamakan “Penggabungan
Kepentingan “sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah dan dirumuskan
dalam bentuk yang teratur, proses ini dinamakan “Perumusan Kepentingan“.
Semua kegiatan diatas dilakukan oleh partai, partai politik selanjutnya
merumuskannya sebagai usulan kebijakasanaan. Usulan kebijakasanaan ini
dimasukkan dalam program partai untuk diperjuangkan atau disampaikan kepada
pemerintah agar dijadikan kebijaksanaan umum. Dengan demikian tuntutan dan
kepentingan masyarakat disampaikan kepada pemerintah melalui partai politik.
E. Defenisi Konseptual
Untuk memberikan kesamaan pandangan dan memudahkan analaisa serta
membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilaksanakan, maka berikut ini akan
membuat beberapa konsep yang akan dioperasional kan, selama proses penelitian ini
dilaksanakan:
1. Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir, yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini
ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik.
18
2. Strategi merupakan kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan
kedalam sejumlah taktik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ada juga
yang menyebutkan strategi sebagai rencana yang memberikan penjelasan atas
metode yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan.
3. Rekrutmen Politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan
seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam
sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
4. Sosialisasi Politik proses dimana seseorang memperoleh pandangan orientasi dan
nilai-nilai dari masyarakat dimana ia berada, proses itu juga mencangkup proses
dimana masyarakat mewariskan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi
kegenerasi berikutnya.
5. Komunikasi Politik suatu proses penyampaian informasi politik dari pemerintah
kepada masayarakatdan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Partai
politik disini berfungsi untuk menyerap, menghimpun, mengolah, dan
menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapakan
suatu kebijakan.
6. Partai NasDem adalah partai politik Indonesia yang menyuarakan gerakan
perubahan yang didasari oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-
citakan oleh Proklamasi 1945 belum terwujud hingga saat ini. Partai NasDem
bertujuan untuk menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan
Gerakan Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan
mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu
19
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan
berkepribadian secara kebudayaan
7. Verifikasi adalah pemeriksaan kebenaran/ keabsahan suatu dokumen, dalam hal ini
dokumen dokumen yang terkait syarat syarat partai politik.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang
bermaksud mencari fakta sebanyak-banyaknya untuk kemudian diambil suatu
kesimpulan (Winarno Surakhmad, 1989: 143).
Penulis menguraikan penulisan ini dengan cara deskriptif yang dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang dikelilingi dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan atau subjek atau objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pelaksanaan metode penelitian
deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut, selain itu semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti (Lexi J
Moleong, 2000).
2. Lokasi Penelitian
20
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Pekanbaru, dan di Sektretariat Dewan
Pimpinan Daerah Partai NasDem (DPD PN) Kota Pekanbaru.
3. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Informan sebagai objek
informasi tentang upaya DPD Partai NasDem dalam memenuhi syarat verifikasi
Partai Politik tahun 2012. Adapun informan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1.Informan Penelitian
No Informan Jumlah1. Ketua Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai
NasDem Kota Pekanbaru1
2. Sekretaris dewan Pimpinan Partai Nasdem Kota Pekanbaru
1
3. Ketua Komisi Pemilhan Umum 14. Anggota Partai NasDem Kota Pekanbaru 25. Masyarakat 3Jumlah 8 org
Sumber : Data Olahan 2013
1. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Pekanbaru
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Pekanbaru sebagai informan
karena sebagai Penggerak Organisasi Partai NasDem di Kota Pekanbaru.
2. Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Kota Pekanbaru
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Pekanbaru sebagai
Informan karena fungsi sekretaris sebagai kelengkapan administrasi syarat-syarat
verifikasi Partai NasDem.
3. Ketua KPU
21
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru sebagai Informan karena
merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum serta
memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
4. Anggota Partai
Anggota partai sebagai informan karna bisa menajaga kemurnian partai politik
dan kewibawaan ketua saat menjalankan tugas serta menjunjung tinggi atas
perintah ketua, pengurus lainnya disaat ditugaskan dan ditunjuk langsung.
5. Masyarakat
Masyarakat sebagai Informan karena memberikan aspirasi berupa moril terhadap
Partai Politik yang memberikan dampak positif.
G. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari informan dan pihak-pihak yang berkaitan
langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti (Rianto Adi, 57: 2004), adapun
data tersebut yang menyangkut syarat-syarat mengenai hasil verifikasi partai politik
yang harus dilengkapi partai NasDem Kota Pekanbaru.
2. Data Sekunder
Rianto Adi (57:2004) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang
diperoleh untuk melengkapi data primer yang diperoleh melalui studi dokumentasi
dimana data tersebut sudah berbentuk data matang dan tidak perlu diolah, data
sekunder berisikan berbagai informasi yang berkaitan dengan lokasi penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data
22
Dalam penelitian kualitatif sebagai alat pengumpul data utama pembuktian
hipotesanya dilakukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-
hukum yang diterima kebenarannya, baik yang menolak maupun yang mendukung
hipotesa tersebut (Hadari Nawawi, 2001; 33). Penelitian ini juga mengklasifikasikan
data bacaan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, kemudian data tersebut
dikumpulkan dan disatukan dalam penelitian.
1. Wawancara
Yaitu peneliti mengadakan tanya jawab terhadap informan guna memperoleh data
dan informasi mengenai hasil verifikasi partai politik yang dilakukan oleh partai
NasDem Kota Pekanbaru.
2. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar,
foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti
(Widodo, 2004; 50).
3. Analisa Data
Penelitian ini memusatkan perhatian secara intensif terhadap suatu objek
tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Dalam menganalisa data,
penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu membahas fenomena yang telah
terjadi kemudian membandingkan dengan suatu kriteria atau standar yang telah
ditetapkan, yaitu kriteria yang menjadi tujuan, selanjutnya diambil suatu kesimpulan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, P.T Gramedia, Jakarta, 1998
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
Harichyong, Heppy, Ilmu Politik Dan Perspektifnya, Yogyakarta, P.T Tiara Wacana Yogya, 1991
Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, P.T Gramedia Widiarsana Indonesia, Jakarta, 1992
Singarimbun, Masri Dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 37 : 1995
Amal, Ichlasul, Teori-teori Mutakhir Partai Politik, P.T Tiara Wacana, Yogyakarta, 1998
Moertopo, Ali, Strategi Kebudayaan, Jakarta, 1987
Soekanto, Soerjono, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Masyarakat, Rajawali, Jakarta, 1982
Iriantara, Yosal, Media Relations, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005
Supriyono, Manajemen Strategi Dan Kebijaksanaan Organisasi, BPFE UGM, Yogyakarta, 1988
24
Dirgantoro, Crown, Manajemen Stratejik: Konsep Kasus Dan Implementasi, P.T Grasindo, Jakarta, 2004
Tripomo, Tedjo, Managemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005
Adi, Rianto, Metode Penelitian Sosial, Granit, Jakarta, 2004
PROPOSAL PENELITIAN
UPAYA DPD PARTAI NASDEM PEKANBARU DALAM MEMENUHI SYARAT VERIFIKASI PARTAI POLITIK TAHUN 2012
25
DISUSUN OLEH :
FERRY FARISCA0801131474
JURUSAN ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2013
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirrabil’alamin... Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, rizki dan hidayah-Nya kepada
penulis. Juga atas perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
yang berjudul : UPAYA DPD PARTAI NASDEM PEKANBARU DALAM
MEMENUHI SYARAT VERIFIKASI PARTAI POLITIK
TAHUN 2012, diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Akhirnya dengan ketulusan hati, penulis menyadari akan ketidak
sempurnaan Proposal ini, namun dengan demikian penulis berharap kiranya hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
26
Wassalammu’alaikum Wr. WbPekanbaru, Oktober 2013
Penulis
FERRY FARISCANIM. 0801131474
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I.................................................................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
b. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................................... 4
1. Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
2. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 5
d. Kerangka Teori............................................................................................... 5
1. Partai Politik.............................................................................................. 5
2. Strategi....................................................................................................... 8
3. Sosialisasi Politik....................................................................................... 11
4. Komunikasi Politik.................................................................................... 13
e. Defenisi Konseptual....................................................................................... 14
f. Metode Penelitian........................................................................................... 15
1. Jenis Penelitian.......................................................................................... 15
2. Lokasi Penelitian....................................................................................... 15
3. Informan Penelitian................................................................................... 15
27
i
g. Jenis dan Sumber Data.................................................................................... 17
1. Data Primer................................................................................................ 17
2. Data Skunder............................................................................................. 17
h. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 17
1. Wawancara................................................................................................ 18
2. Dokumentasi.............................................................................................. 18
i. Analisis Data.................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
28
ii