Download - Resume 3
![Page 1: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/1.jpg)
ELEMEN DAN STRUKTUR TEORIUntuk mengetahui teori akuntansi, pada dasarnya yang harus dipelajari
terlebih dahulu yaitu kita harus menganalisa dan bisa mengurai unsur-unsur teori
akuntansi itu sendiri. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen-
elemen teori akuntansi. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk
mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para
pemakainya, struktur teori akuntansi ini dimulai dari perumusan tujuan laporan
keuangan. Baru dari tujuan ini dirumuskan apa itu postulat, konsep, prinsip, dan
akhirnya standar akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik penyusunan
laporan keuangan.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori
didefinisikan sebagai kumpulan gagasan, definisi, dan dalil yang menyajikan
suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan
antar variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi
fenomena tersebut.
A. PEMIKIRAN MENGENAI TEORI
1. Jenis Struktur TeoritisUnsur-unsur yang terkandung dalam teori adalah konsep, dalil,
dan hipotesis yang saling berhubungan dalam suatu struktur sistematis
yang memungkinkan diberikannya penjelasan dan prediksi. Hubungan
yang sistematis dari hipotesis yang saling berhubungan ini diperoleh
melalui formalisasi suatu teori, yaitu, dengan menggunakan sebuah
sistem bahasa formal yang telah diaksiomasi dan diartikan dengan
tepat. Aksiomasi itu sendiri terdiri atas aturan-aturan transformasi yang
mengindikasikan bagaimana pernyataan-pernyataan dikombinasikan
untuk mendeduksi pernyataan-pernyataan lain dalam teori
ini. Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis
utama struktur teoritis, yaitu:
a) Teori deduktif lengkap ( deductively complete theories) yang
memiliki sebuah struktur formal yang lengkap dengan
NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF
NPM : 0227 13 11 039
KELAS : AKUNTANSI VI (C)
![Page 2: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/2.jpg)
aksioma-aksioma yang dijelaskan secara penuh dna seluruh
langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya dinyatakan
dengan lengkap.
b) Teori hierarki(Hierarchical Theories) adalah teori-teori di mana
hukum-hukum komponennya disajikan sebagai deduksi-
deduksi dari satu kumpulan kecil prinsip-prinsip dasar
c) Prapengandaian sistematis(Systematic presuppositions)
meliputi formulasi-formulasi yang mengandaikan sebelumnya
suatu isi dari teori yang lengkap atau lengkap sebagian.
d) Teori kuasi-deduktif (Quasi-Deductive Theories) adalah teori
dengan deduktif kuasi (seolah-olah) karena menggunakan
logika induktif, penggunaan proses deduktif yang tidak
lengkap, atau mengandalkan pada primitive-primitif relatif.
e) Percobaan-percobaan teoretis(Theoretical Attempts) adalah
sistem-sistem yang dapat tanpa modifikasi yang signifikan
pada konsep atau manipulasi, dapat dibuat paling tidak
sebagian menjadi sebuah struktur formal atau sistem verbal
yang bahkan sebagian daripadanya tidak dapat diformalisasi
tanpa modifikasi yang substansial atau konsep-konsep yang
digunakan dan klarifikasi dari hubungan deduktif yang
diusulkan.
f) Teori yang saling berhubungan(Concatenated Theories)
adalah teori yang hukum-hukum komponennya bekerja dalam
jaringan hubungan sehingga membentuk suatu konfigurasi
atau pola yang dapat diidentifikasi.
2. Fungsi Dan Struktur TeoriTeori dapat diidentifikasikan melalui struktur dan fungsi yang
dijalankannya. Masing-masing fungsi ini menjadi kriteria dalam
evaluasi atas kontribusi yang diberikan oleh teori dalam memenuhi
kebutuhan dan disiplin lainnya. Klasifikasi fungsi menurut John
Harvard dan Sheth Jagdish:
a) Fungsi deskriptif (Descriptive Function) mencakup penggunaan
gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka miliki untuk
memberikan penjelasan terbaik atas suatu fenomena dan
kekuatan-kekuatan yang mendasarinya.
![Page 3: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/3.jpg)
b) Fungsi pembatasan (Delimiting Function) mencakup pemilihan
suatu peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan memberikan
suatu arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan
deskriptif tersebut.
c) Fungsi generatif (Generative Function) adalah kemampuan
untuk menghasilkan hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan
tujuan utama dari suatu teori, atau untuk memberikan prasangka,
pemikiran, dan ide-ide yang menjadi dasar pengembangan suatu
hipotesis.
d) Fungsi integratif (Integrative Function) adalah kemampuan untuk
menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dan
berbagai konsep dan hubungan dalam suatu teori.
e) Tingkat abstraksi (Level Of Abstraction) meliputi
penyederhanaan dan generalisasi konsep dan hubungan untuk
menghilangkan fitur-fitur yang kurang relevan dalam menjelaskan
suatu fenomena.
3. Evaluasi TeoriKeberhasilan pengembangan suatu teori bergantung pada
kebenaran yang ia miliki dan sampai sejauh mana ia memiliki
kesesuaian dengan kenyataan. Suatu teori dievaluasi untuk
membuktikan kecukupan dari permasalahan yang dikemukakannya.
Dari 70 kriteria teori-teori yang baik seperti diungkapkan oleh berbagai
literatur S.C. Dodd memilih 24 kriteria evaluasi yang paling relevan
yang disusun dengan urutan yang paling penting: 1)dapat diverifikasi,
2)dapat diprediksi, 3) konsisten, 4) andal, 5)akurat, 6) umum, 7)
utilitas, 8)penting, 9) multi-penerapan, 10)memiliki satu arti, 11)dapat
dikendalikan, 12)dapat distandarkan, 13)sinergi, 14)kehematan,
15)kesederhanaan, 16)stabilitas, 17)keseringan, 18)kemampuan untuk
diterjemahkan, 19)kelangsungan, 20) ketahanan, 21)pengenalan,
22)kepopuleran, 23)kemanjuran, 24) densitas.
4. Teori Umum Versus Teori Menengah Tentang AkuntansiSuatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep),
definisi, dan usulan yang saling bergantung satu sama lain, yang
menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari suatu fenomena.
![Page 4: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/4.jpg)
Istilah teori menengah telah diperkenalkan dan didefinisikan oleh
Robert Merton sebagai teori yang berada di antara hipotesis-hipotesis
minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari ke
hari dan usaha-usaha sistematis yang lengkap untuk mengembangkan
suatu teoru yang menyatukan.
Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan-
perbedaan yang terjadi dalam cara para peneliti mengartikan baik
“pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” di mana para
pengguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.
B. PEMIKIRAN MENGENAI KONSEP
1. Hakikat dan Pentingnya KonsepKonsep secara fundamental adalah sesuatu yang penting, baik
dalam akuntansi maupun dalam ilmu-ilmu yang lain. Konsep adalah
unit-unit utama dari suatu teori, dan pembuatan teori yang baik
mengandung artian pembentukan konsep yang baik. Konsep teoretis
adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung
dalam suatu teori tertentu.
Konsep disposisi mengacu kepada suatu kecenderungan untuk
menunjukkan reaksi-reaksi yang spesifik menurut kondisi-kondisi
tertentu yang dapat ditetapkan.
2. Validitas KonsepValidasi dari suatu konsep pada kenyataannya penting untuk
penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat
dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Jenis-jenis validitas konsep
yang terdapat dalam literature-literatur menurut Zaltman dan rekan-
rekannya:
1. Validitas Obsevasional
2. Validitas isi
3. Validitas yang berhubungan dengan kriteria :
a. validitas prediktif
b. validitas konkuren
4. Validitas gagasan :
a. validitas konvergen
b. validitas diskriminan
![Page 5: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/5.jpg)
c. validitas nomologi
5. Validitas sistematik
6. Validitas semantik
7. Validitas pengendalian
C. MENANGANI HIPOTESIS
1) Dari Dalil Ke Hipotesis
Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep-
konsep dalam teori tersebut. Ditunjukkan oleh sebuah kalimat. Secara
umum ciri-cirinya adalah angka dan tingkat predikat dan tingkat dari
keumuman.
Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-
fakta yang tidak berpengalam dan pada waktu yang bersamaan dapat
diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru diperoleh.Suatu
hipotesis, oleh karenanya, adalah dalil mengenai suatu hubungan yang
kebenaran atau kesalahannya masih harus ditentukan oleh suatu ujian
empiris.
2) Konfirmasi Ke Hipotesis
Akuntansi memiliki subjek masalah yang jelas dan mencakup
keseragaman dan keteraturan yang menjadi dasar dan kondusif bagi
hubungan empiris, generalisasi otoritatif, konsep-konsep, prinseip,
hukum, dan teori.
Konfirmasi adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu
menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia
nyata dengan akurat. Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh
mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris
tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan
akurat.
Hipotesis yang semata-mata dapat dikonfirmasikan dating dari
pernyataan-pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang
mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena. Hipotesis yang
semata-mata dapat disanggah dating dari hukum-hukum universal,
yaitu pernyataan-pernyataan yang dapat mengambil bentuk dari
persyaratan-persyaratan generalisasi yang universal.
3) Hakikat Dari Penjelasan
![Page 6: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/6.jpg)
Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan
ilmiah. Ernest Nagel menyatakan bahwa “tujuan khusus dari suatu
usaha ilmiah adalah untuk memberikan penjelasan yang sistematis
dan didukung secara bertanggung jawab”.
Syarat-syarat model-model penjelasan :
1. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model
penjelasan harus bagaimanapun caranya menunjukkan bahwa
fenomena yang akan dijelaskan adalah telah diekspektasikan
mengingat kondisi-kondisi yang ada.
2. Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa
penjelasan ilmiah harus dapat diuji secara empiris.
Model fungsional atau teleology-penjelasan menjawab
pertanyaan“mengapa” atas suatu fenomena dengan mengacu kepada
fungsi-fungsi tertentu dari fenomena tersebut. Model genetik-
penjelasan menjawab pertanyaan “mengapa” atas suatu fenomena
dengan mengacu kepada suatu kondisi sebelumnya atau suatu urutan
dari kondisi-kondisi sebelumnya. Model pola menjawab pertanyaan
“mengapa” dengan mencocokkan suatu fenomena ke dalam pola yang
diketahui.
Model peristiwa-peristiwa individual menjelaskan
pertanyaan“mengapa” dengan mengacu kepada penjelasan-
penjelasan I dividual sebagai penjelasnya. Model empiris logis
menjawab pertanyaan “mengapa” dengan tidak mengacu kepada
peristiwa-peristiwa individual namun kepada generalisasi empiris yang
menggolongkan dan secara induktif menggeneralisasi temuan-temuan
yang ada.
4) Hakikat Dari Prediksi
Prediksi dapat dilakukan dengan teknik-teknik ekstrapolasi, yang
memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel itu sendiri, atau
teknik-teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar
dari variabel (-variabel) lain. Kriteria yang dikenal dalam evaluasi suatu
prediksi antara lain adalah kemampuan untuk dapat dikonfirmasi atau
disangkal, ruang lingkup, presisi, akurasi, dan kekuatan.
![Page 7: Resume 3](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082902/577c828f1a28abe054b1493c/html5/thumbnails/7.jpg)
D. KONTEKS PENEMUAN
Ada empat prosedur yang harus digunakan untuk menghasilkan atau
menemukan generalisasi, hukum atau teori-teori empiris yaitu mimpi, eureka,
pendekatan deduktif, dan pendekatan induktif. Mimpi yang dialami ketika
tidur atau saat berangan-angan menjadi prosedur penemuan yang memiliki
peranan penting dalam penemuan ilmiah. Cara eureka. Pendekatan deduktif
terhadap penyusuna suatu teori apapun dimulai dengan dalil-dalil dasar dan
dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas subjek yang
dipermasalahkan.
Langkah yang digunakan untuk menghasilkan suatu pendekatan
deduktif adalah:
1. Menyatakan tujuan dari laporan-laporan keuangan
2. Memilih dalil-dalil akuntansi
3. Menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik-teknik akuntansi
Pendekatan induktif bagi penyusunan suatu teori dimulai dengan
observasi-observasi serta pengukuran dan selanjutnya bergerak ke arah
generalisasi kesimpulan. Tahapan dari pendekatan induktif yaitu:
1. Mencatat seluruh observasi yang dilakukan
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi-observasi ini
untuk mendeteksi adanya hubungan yang terus berulang
3. Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip-prinsip
akuntansi dari observasi-observasi yang menggambarkan
hubungan yang terus berulang
4. Menguji generalisasi tersebut.
Meskipun pendekatan deduktif diawali dengan usulan-usulan umum,
formulasi dari usulan-usulan tersebut sering dicapai dengan menggunakan
pemikiran induktif yang dikondisikan oleh pengetahuan dari penulis dan
pengalamannya dari praktik akuntansi.