Transcript
Page 1: REPUBLIKA Kamis 24 November 2011 Perbandingan …ftp.unpad.ac.id/koran/republika/2011-11-24/republika_2011-11-24... · ning katan aset, maka bank ... Tahap kedua menentukan faktor-fak

Perkembangan Bank Umum Sya -riah (BUS) di Indonesia semakinme ningkat dari tahun ke tahun.Dengan semakin pesatnya pe -ning katan aset, maka bankumum dituntut untuk tetap men -

jalankan fungsinya sebagai perantara keuangan(financial intermediary). Dalam melakukankegiatannya, BUS seperti halnya industri jasabank umum lainnya juga menghasilkan suatuoutput. Dalam hal ini, output dari industri per-bankan dapat berupa produk-produk yang ditu-jukan untuk nasabah bank tersebut. Untuk itu,salah satu indikator bank yang baik kinerjanyaialah bank yang efisien dalam melakukankegiatan untuk menghasilkan produk-produkbank umum dan sejumlah aktivitas lainnya.

Metode penelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbandingan nilai efisiensi dan menganalisisfaktor-faktor penentu yang mempengaruhi nilaiefisiensi perbankan syariah di Indonesia. Databank yang akan digunakan adalah lima BUS,yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank SyariahMandiri, Bank Syariah Mega, BNI Syariah, danBank Bukopin Syariah. Sebagai perbandingan,ma ka diambil lima BUK (Bank Umum Kon -ven sional) yang setara total asetnya, yaitu BankTa bungan Pensiunan Nasional, Bank MestikaDhar ma, Bank Jasa Jakarta, Bank Yudha Bhak -ti, dan Bank Ekonomi Raharja. Data sekunderdiambil dari laporan keuangan publikasi bankyang disediakan oleh Bank Indonesia danwebsite bank yang bersangkutan.

Pengukuran tingkat efisiensi dalam peneliti -an ini menggunakan Two Stage Data Enve lop -ment Analysis (DEA). Tahap pertama mengukurni lai efisiensi bank menggunakan pendekatannon-parametrik dengan metode DEA. Spe -sifikasi input yang digunakan adalah aktiva te -tap, biaya personalia, dan dana pihak ketiga.Se dangkan outputnya adalah jumlah pem biaya -an yang disalurkan dan pendapatan lain nya.Tahap kedua menentukan faktor-fak tor internaldan eksternal yang mempengaruhi nilai efisiensimenggunakan pendekatan parametrik denganmetode Regresi Tobit. Faktor internal, yaitu totalaset dan jumlah modal yang dilihat dari rasiomodal terhadap aset. Sedangkan faktor ekster-nal terdiri atas inflasi (INF), indeks produksi(IPI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Analisa hasilDari hasil perhitungan DEA dengan pen-

dekatan aset dan pendekatan produksi didapatbah wa BUK berada di atas rata-rata nilai efi -siensi. Sedangkan BUS berada di atas rata-ratanilai efisiensi ketika pendekatan intermediasiyang digunakan (lihat Gambar 1). Secara ke -seluruhan, ketidakefisienan yang terjadi padabank umum konvensional di tahun 2008, jikadilihat dari sudut pandang makro ekonomi,berkaitan dengan terjadinya krisis keuanganglobal yang menimpa Amerika Serikat (AS).Krisis keuangan di AS mengakibatkan penge -ringan likuiditas sektor perbankan dan institusikeuangan non-bank yang disertai berkurang -nya transaksi keuangan. Penger ingan li kui ditasmemaksa para inves tor dari institusi keuanganAS untuk melepas kepemilikan saham merekadi pasar modal Indonesia untuk memperkuatlikuiditas keuangan institusi mereka.

Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan

terhadap variabel mikro yaitu jumlah aset.Selain itu pada pendekatan aset, faktor yangjuga berpengaruh secara signifikan terhadapnilai efisiensi adalah IHSG. Oleh karena itu,dilihat dari sisi output, peningkatan efisiensibank umum dilakukan dengan cara me ning -kat kan penerimaan dari pos jumlah pembi-ayaan yang akan disalurkan. Beberapa alter-natif yang dapat dilakukan dalam mening kat -kan pos penerimaan lainnya antara lain melaluipeningkatan fee based income, misalnya dalambentuk pemanfaat layanan ATM milik bankumum, serta pendapatan dari kegiatan moneyremittance, agen asuransi dan money changer.

Sedangkan peningkatan penerimaan aktivalancar dapat dilakukan melalui optimalisasi asetlikuid melalui penempatan pada surat ber hargajangka pendek dengan tingkat risiko se ting katSBI atau peningkatan penempatan pada banklainnya. Namun alokasi terhadap aset likuid jugatetap mempertimbangkan kemampuan BankUmum untuk memitigasi risiko ser ta komposisiyang cukup untuk penyaluran dana dalambentuk kredit kepada nasabah, sehingga tidakmengganggu fungsi intermediasi perbankan.

Berdasarkan analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan, maka dapat disimpulkanbeberapa hal, yaitu: pertama, tingkat inefisiensiatau pemborosan rata-rata di bank umumrelatif besar yakni mencapai 61,73 persen padapendekatan aset, 28,42 persen pada pendekatanproduksi dan 7,12 persen pada pendekatanintermediasi. Kedua, rata-rata tingkat efisiensiBUS berada di atas rata-rata nilai efisiensi padapendekatan intermediasi. Sedangkan pada pen-dekatan aset dan pendekatan produksi, BUS

berada di bawah rata-rata nilai efisiensi BUK.Selanjutnya hasil pengolahan regresi tobitmenunjukkan bahwa ukuran bank yangdiproksi oleh total aset memiliki pengaruhpositif secara signifikan terhadap efisiensioverall technical BUS dan BUK. Sedangkandari sisi eksternal, inflasi, Indeks Produksi (IPI)dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)tidak memiliki pengaruh secara signifikan ter-hadap efisiensi BUS dan BUK.

PenutupDengan analisis sebagaimana disajikan di

atas, maka diperlukan upaya yang lebih maksi -mal dalam menghimpun dan menyalurkan danater kait dengan fungsi bank sebagai intermedia -si. Tanpa dukungan dan komitmen yang lebihse rius dari manajemen bank sebagai pihak pe -nge lola dan Bank Indonesia sebagai regulatorti dak mungkin optimalisasi peran bank inidapat dilakukan. Wallahu’alam. ■

JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA

Kamis > 24 November 2011 25

Tessa Magrianti

Alumnus MagisterManajemen IPB

Prof Dr MoussaLarbani

Guru Besar IIU Malaysia danPeneliti Tamu FEM IPB

Dr MuhammadFirdaus

Wakil Dekan FEM IPB

Prof Dr Po Lung Yu

Guru Besar National ChiaoTung University Taiwan dan

Peneliti Tamu FEM IPB

Perbandingan Efisiensi BUS denganBank Konvensional di Indonesia

Second Order Game : Paradigma Baru Game Theory

G ame Theory (GT) adalah metode ma -tematika untuk menganalisis situasiyang melibatkan setidaknya duapihak yang tindakannya saling mem-

pengaruhi satu sama lain. Dengan kata lain,GT adalah cara formal untuk menganalisiskonflik kepentingan. GT dirumuskan sebagaiteori independen dalam buku V Neumann yangditerbitkan pada tahun 1944 dengan judulTheory of Games and Economic Behavior, ber -sama-sama dengan O Morgenstern. GT telahdigunakan secara luas dalam berbagai bidangseperti kompetisi, organisasi industri, perta-hanan, jaringan sosial, sistem voting, biologi,sistem multi-agen, dan internet. GT mendapat -kan tiga kali hadiah Nobel Ekonomi pada tahun1994, 2005, dan 2007. Melalui game theoryini, dapat dianalisis perilaku dan kemungkinanstrategi dari dua (atau lebih) perusahaandalam memenangkan persaingan dan memak-simalkan keuntungan yang mereka dapat.

Dalam game theory ada dua jenis utamadari permainan, yaitu permainan kooperatif(berbasiskan kerjasama) dan permainan nonkooperatif (berbasiskan persaingan). Sebuahpermainan non kooperatif dalam bentuk nor -mal (juga disebut bentuk strategis) atau ex ten -sive form, terdiri dari satu set pemain, satuset strategi yang tersedia untuk para pemain,dan spesifikasi return untuk setiap bentukstrategi. Konsep paling terkenal dari solusi pa -da bentuk normal permainan ini adalah ke -seimbangan Nash atau Nash equilibrium, di -sing kat NE (J. Nash, 1951). Ketika para pe -main berada dalam keseimbangan Nash, tidakada pemain yang dapat lebih baik atau lebihsejahtera (better-off) secara sepihak, denganmenyimpang dari strategi keseimbangannya.

Sementara itu, kebanyakan permainankooperatif disajikan dalam bentuk ‘fungsi ka -

rakteristik’. Dalam bentuk ini, para pemainlebih fokus pada pembentukan “koalisi” antarmereka daripada memilih “strategi persaing -an” tertentu secara khusus. Secara formal,fungsi karakteristik didefinisikan sebagai pa -sangan (N, v (.)), dimana N = {1,2, ..., n} ada -lah himpunan pemain dan v (.) adalah fungsikarakteristik. Nilai v(N) merepresentasikan ni -lai yang didapat ketika semua pemain bertin-dak bersama-sama. Sebagai contoh, sekelom-pok perusahaan memproduksi jenis barangdan jasa yang sama atau sejenis. Maka, nilaiv(N) merupakan nilai pasar keseluruhan dannilai untuk setiap perusahaan yang terlibat da -lam koalisi atau kerjasama tersebut (K). Ada -pun nilai v(K) merupakan pangsa pasar yangdidapat oleh perusahaan-perusahaan yang ter-libat dalam koalisi atau kerjasama (K).

Dalam game theory, secara umum diasum-sikan bahwa para pemain (pelaku) adalahkelompok rasional, dalam arti bahwa merekaselalu berusaha memaksimalkan keuntunganyang didapatkan (model homo economicus).Kemudian, kumpulan strategi yang digunakan,keuntungan, dan fungsi karakteristik, diasum-sikan tetap dan merupakan pengetahuan yangbersifat umum. Permainan yang terjadi, bisabersifat kooperatif maupun non kooperatif.

Meski demikian, salah satu kelemahan uta -ma dari game theory adalah seringkali apli ka si -nya tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Pa -ling tidak, ada enam alasan terkait ini. Per -tama, dalam kehidupan nyata, perilaku manu -sia sering menyimpang dari asumsi rasionali-tas. Kedua, interaksi antara pemain denganling kungan hampir sepenuhnya diabaikan. Ke -tiga, aspek psikologis pihak-pihak yang terlibattidak diperhitungkan. Keempat, dinamikakehidupan nyata seringkali mengubah strukturstrategi, keuntungan, dan fungsi karakteristik,

dimana hal tersebut tidak diakomodasi oleh ga -me theory. Kelima, keseimbangan Nash ti dakmemprediksikan perilaku manusia. Ke enam,model GT tidak dapat mengakomodasi periodi -sasi permainan kooperatif dan non kooperatif.

Second Order Game (SOG)Dengan enam kelemahan tersebut, maka

pergeseran paradigma diperlukan diperlukanuntuk memperluas ruang lingkup aplikasi darigame theory. Second order game (SOG) atauorde kedua dari permainan merupakan jawab -an yang tepat.

Secara sederhana, kumpulan ide dan tin-dakan (termasuk cara memandang, berpikir,merespon, bertindak, dan memori) yang adapada otak kita, bersama-sama denganformasi, dinamika dan basis penga lam an danpengetahuan yang terekam, disebut sebagaidomain kebiasaan, atau habitual do main (HD).Sepanjang waktu, domain kebiasa an ini (HD)menjadi stabil seiring perjalan an waktu, terke-cuali jika ada pengalaman luar biasa yangterjadi pada diri seseorang.

Ada beberapa domain kebiasaan ini, antaralain potential domain (PD), yaitu kumpulan idedan tindakan yang berpotensi menarik perha -tian kita. Kemudian actual domain (AD), yaitukumpulan ide dan tindakan yang teraktualisa -sikan dalam kenyataan hidup. Activation pro -babilities (AP), yaitu peluang domain potensial(PD) menjadi domain aktual (AD). Terakhir,reachable domain (RD), yaitu kumpulan idedan tindakan yang dapat dicapai pada kondisidomain aktual tertentu. Secara matematis,domain kebiasaan atau HD ini diformulasikansebagai HDt = {PDt, ADt, APt, RDt} dimana tmenunjukkan waktu.

Ada delapan hipotesis dari SOG ini.Pertama, circuit pattern, yaitu pikiran, konsep

atau ide yang diwakili oleh pola sirkuit otak.Sebuah pola sirkuit akan semakin kuat ketikaide-ide yang sesuai terjadi berulang kali.Semakin kuat pola sirkuit, semakin mudahpikiran-pikiran yang sesuai akan diambil dalampemikiran kita dan proses pengambilan kepu-tusan. Kedua, unlimited capacity, yaitu kapa-sitas otak normal dalam memberi kode danmenyimpan seluruh pemikiran, konsep danpesan-pesan sesuai dengan niat seseorang.

Ketiga, efficient restructuring, dimanasetiap pemikiran dan konsep yang sudahmemiliki kode, disimpan sebagai databaseyang sewaktu-waktu dapat dibangkitkan kem -bali. Keempat, analogi dan asosiasi, di manasetiap peristiwa baru yang dihadapi, akan di -ana logikan sesuai dengan apa yang telah dike-tahui otak sebelumnya. Kelima, seting tujuandan evaluasi. Keenam, charge structure andattention allocation, dimana setiap kejadianpasti terkait dengan seperangkat tujuan terten-tu, dan perhatian akan diberikan pada setiapkejadian yang memberikan dampak paling ber -pengaruh terhadap pikiran kita. Ketujuh, dis-charge, dimana pikiran kita akan memilih tin-dakan yang akan memberikan beban palingkecil. Kedelapan, input informasi, dimana otakkita hanya akan memproses informasi yangmenarik perhatian kita saja. Hipotesis perta -ma hingga empat menggambarkan bagaimanaotak kita berfungsi, dan hipotesis lima hinggadelapan menggambarkan bagaimana pikirankita berfungsi.

Dalam SOG juga tidak dikenal asumsi ra -sionalitas. Setiap pemain akan sangat di -penga ruhi oleh domain kebiasaan dan hipote-sis yang ada. Karena itu, SOG merupakan pen-dekatan yang akan mampu mengatasi per-soalan-persoalan yang muncul pada gametheory tradisional. Wallahu a’lam. ■

Top Related