RENCANA KERJABALAI BESAR KSDA JAWA BARAT
TAHUN 2017
BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARATBANDUNG, OKTOBER 2016
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARATJl. Gedebage Selatan No. 117 Rancabolang - Gedebage
Bandung 40294
DIPA 029 TAHUN ANGGARAN 2016
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |i
KATA PENGANTAR
encana Kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam
(BBKSDA) Jawa Barat Tahun 2017 disusun sebagai amanat
dari Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. Renja
BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017 disusun dengan mengacu pada prioritas
pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan kehutanan bidang perlindungan
hutan dan konservasi alam. Renja BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017
disusun mengacu rencana strategis BBKSDA Jabar 2015-2019 serta
berpedoman pada Rencana Kerja Direktorat Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem Tahun 2017. Rencana Kerja BBKSDA Jawa
Barat sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan program,
kegiatan dan anggaran pembangunan kehutanan Bidang Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekositem Tahun 2017 di wilayah kerja BBKSDA
Jawa Barat.
Renja BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017 disusun sebagai bagian
dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas penyelenggaraan
pembangunan kehutanan bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem. Dokumen perencanaan tahunan ini diharapkan dapat menjadi
instrument dalam upaya-upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari program pengelolaan
kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati, beserta kegiatan dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Besar harapan kami bahwa Renja BBKSDA Jawa Barat Tahun
2017 ini dapat benar-benar dipedomani dalam penyusunan rencana kerja
dan anggaran, sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran strategis
dapat tercapai dalam rangka mewujudkan indikator kinerja BBKSDA Jawa
Barat Tahun 2015-2019. Dengan demikian, penyusunan Renja ini juga
merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan reformasi birokrasi
R
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |ii
dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, dalam
kerangka tertib perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan
tertib pelaporan.
Kepada para pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
dokumen perencanaan tahunan ini kami sampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan atas kesediaannya meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran.
Bandung, November 2016 Kepala Balai Besar,
Dr. Ir. Sylvana Ratina, M.Si, NIP. 196108131986032003
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor : P.8/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber
Daya Alam. BBKSDA Jawa Barat mempunyai tugas penyelenggaraan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan
kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dan taman
buru, koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung
serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di luar kawasan konservasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Aspek
legalitas BBKSDA Jawa Barat selaku Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah diatur oleh Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. SK. 171/MenLHK-
II/2015 tanggal 15 Juni 2015.
BBKSDA Jawa Barat sebagai salah satu UPT Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan di daerah wajib mengikuti arah
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selanjutnya untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, BBKSDA Jawa
Barat menyusun Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2017, sebagai salah
satu bentuk perencanaan pada tahun yang akan berjalan.
Rencana Kerja Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2017 disusun
sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas
penyelenggaraan pembangunan kehutanan bidang KSDAE di Provinsi
Jawa Barat dan Banten. Dokumen perencanaan tahunan ini diharapkan
dapat menjadi instrumen dalam upaya-upaya pencapaian tujuan dan
sasaran strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari
program pengelolaan kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati,
beserta kegiatan dan indikator kinerja yang telah ditetapkan secara
berjenjang. Dengan demikian, penyusunan Renja ini juga merupakan
bagian dari upaya untuk melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |iv
mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik, dalam kerangka tertib
administrasi perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan
tertib administrasi pelaporan.
Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai Direktorat Jenderal
PHKA dalam kurun waktu 2015-2019, yaitu: (1) Peningkatan efektivitas
pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi keanekaragaman
hayati; serta (2) peningkatan penerimaan devisa dan PNBP dari
pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi dan keanekaragaman
hayati. Sasaran program tersebut diindikasikan pencapaiannya dengan
sembilan indikator kinerja program. Upaya pencapaian sasaran Program
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, serta pencapaian indikator
kinerja programnya akan dilaksanakan melalui delapan kegiatan. Setiap
kegiatan menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing-
masing unit kerja mandiri (pusat dan UPT di daerah) di lingkup Direktorat
Jenderal KSDAE, yaitu: (1) Kegiatan Pemolaan dan Informasi Konservasi
Alam; (2) Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi; (3) Kegiatan
Konservasi Spesies dan Genetik; (4) Kegiatan Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi; (5) Kegiatan Pembinaan Konservasi
Kawasan Ekosistem Esensial; (6) Kegiatan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati; (7) Kegiatan Pengelolaan Taman Nasional; serta (8)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Direktorat Jenderal KSDAE.
Pembiayaan pelaksanaan program dan kegiatan BBKSDA Jawa
Barat pada tahun 2017, sebagaimana pagu indikatif tahun 2017,
direncanakan sebesar Rp.45.885.000.000- (Empat Puluh Lima Milyar
Delapan Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah).
Renja ini merupakan penjabaran tahun ketiga dari Rencana
Strategis (Renstra) BBKSDA Jawa Barat, yang hingga saat ini
penyusunannya masih mengacu pada rancangan teknokratik. Walaupun
Renstra yang diacu masih bersifat tentatif, Renja ini tetap merupakan
pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Tahun 2017.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tugas dan Fungsi ................................................................... 2
C. Arah Kebijakan KSDAE Tahun 2017 ...................................... 4
D. Program dan Kegiatan ............................................................ 6
BAB II. CAPAIAN KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 DAN
PROGNOSIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 ............................ 9
A. Capaian Kinerja s/d Tahun 2016 ............................................. 9
B. Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2017 ............................... 36
BAB III. RENCANA KERJA TAHUN 2017 ............................................... 40
A. Rencana Kerja ...................................................................... 40
B. Pengukuran Kinerja .............................................................. 43
C. Pembiayaan .......................................................................... 44
BAB IV. PENUTUP .................................................................................. 45
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Kinerja Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber
Daya Alam Lingkup Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem ................................................................................. 7
Tabel 2. Capaian Kinerja Tahun 2016 .................................................... 9
Tabel 3. Realisasi Capaian IKK 1 dan Realisasi Anggaran .................. 13
Tabel 4. Realisasi Capaian IKK 2 dan Realisasi Anggaran .................. 17
Tabel 5. Realisasi Capaian IKK 3 dan Realisasi Anggaran .................. 18
Tabel 6. Realisasi Capaian IKK 4 dan Realisasi Anggaran .................. 20
Tabel 7. Realisasi Capaian IKK 5 dan Realisasi Anggaran .................. 22
Tabel 8. Realisasi Capaian IKK 6 dan Realisasi Anggaran .................. 23
Tabel 9. Realisasi Capaian IKK 7 dan Realisasi Anggaran .................. 23
Tabel 10. Realisasi Capaian IKK 8 dan Realisasi Anggaran .................. 25
Tabel 11. Realisasi Capaian IKK 9 dan Realisasi Anggaran .................. 26
Tabel 12. Realisasi Capaian IKK 10 dan Realisasi Anggaran ................ 28
Tabel 13. Realisasi Capaian IKK 11 dan Realisasi Anggaran ................ 29
Tabel 14. Realisasi Capaian IKK 12 dan Realisasi Anggaran ................ 30
Tabel 15. Realisasi Capaian IKK 13 dan Realisasi Anggaran ................ 31
Tabel 16. Realisasi Capaian IKK 14 dan Realisasi Anggaran ................ 31
Tabel 17. Realisasi Capaian IKK 15 dan Realisasi Anggaran ................ 32
Tabel 18. Realisasi Capaian IKK 16 dan Realisasi Anggaran ................ 34
Tabel 19. Realisasi Capaian IKK 17 dan Realisasi Anggaran ................ 35
Tabel 20. Realisasi Capaian IKK 18 dan Realisasi Anggaran ................ 36
Tabel 21. Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2017 Program Konservasi
Sumber daya Alam dan Ekosistem ......................................... 36
Tabel 22. Indikator Kinerja dan Komponen Kegiatan Pencapaian Kinerja
Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem ....... 40
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat |vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi BBKSDA Jawa Barat ............................. 3
Gambar 2. Perbandingan Nilai METT Awal dan Hasil Verifikasi pada 3
Kawasan Konservasi .......................................................... 13
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
berkaitan erat dengan tercapainya tiga sasaran konservasi, yaitu: (1)
Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem
penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan
kesejahteraan manusia; (2) Menjamin terpeliharanya keanekaragaman
sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang
pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan
pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumberdaya alam
hayati bagi kesejahteraan; serta (3) Mengendalikan cara-cara
pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin kelestariannya.
Agar upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya dapat berjalan pada arah yang benar, mencapai tujuan dan
sasaran secara efektif dan efisien, serta pencapaian multi manfaat
sumberdaya alam hayati, maka diperlukan pedoman dan acuan dalam
melaksanakan program dan kegiatan pembangunan kehutanan bidang
KSDAE tahun 2017 di seluruh unit kerja lingkup Direktorat Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
BBKSDA Jawa Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di daerah wajib mengikuti
arah kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selanjutnya untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, BBKSDA Jawa
Barat menyusun Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2017, sebagai salah
satu bentuk perencanaan pada tahun yang akan berjalan.
Rencana Kerja Besar KSDA Jawa Barat Tahun 2017 disusun
sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas
penyelenggaraan pembangunan kehutanan bidang Konnservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dokumen
perencanaan tahunan ini diharapkan dapat menjadi instrumen dalam
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 2
upaya-upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari program pengelolaan kawasan
konservasi dan keanekaragaman hayati, beserta kegiatan dan indikator
kinerja yang telah ditetapkan secara berjenjang. Dengan demikian,
penyusunan Renja ini juga merupakan bagian dari upaya untuk
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola
kepemerintahan yang baik, dalam kerangka tertib administrasi
perencanaan, tertib pelaksanaan, tertib pemantauan, dan tertib
administrasi pelaporan.
Pedoman dan acuan dimaksud berupa Rencana Kerja (Renja)
BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017 disusun mengacu Rencana Strategis
BBKSDA Jawa Barat 2015-2019 serta pada Rencana Kerja Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Tahun 2017.
Renja disusun sebagai amanat dari Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
B. Tugas dan Fungsi
BBKSDA Jawa Barat, dibentuk berdasarkan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor : P.8/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tanggal
29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Konservasi Sumber Daya Alam, masuk dalam tipe A dengan kedudukan di
Bandung, membawahi 3 (tiga) Bidang Wilayah yaitu Bidang Wilayah I di
Bogor, Bidang Wilayah II di Soreang dan Bidang Wilayah III di Ciamis,
serta 6 (enam) Seksi Konservasi Wilayah. Sedangkan yang berkedudukan
di kantor terdiri dari 1 Bagian Tata Usaha dengan 3 Sub Bagian dan 1
Bidang Teknis KSDA dengan 2 seksi yang tergambarkan dalam struktur
Organisasi sebagai berikut.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 3
Gambar 1. Struktur Organisasi BBKSDA Jawa Barat
BBKSDA Jawa Barat mempunyai tugas menyelenggarakan
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan
pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam
dan taman buru, koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan
hutan lindung serta konservasi tumbuhan dan satwa liar diluar kawasan
konservasi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun fungsi yang diemban adalah :
1. Penataan blok, penyusunan rencana kegiatan, pemantauan dan
evaluasi
2. Pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata
alam, dan taman buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di
dalam dan di luar kawasan konservasi;
3. Koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung;
4. Penyidikan, perlindungan dan pengamanan hutan, hasil hutan dan
tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi;
5. Pengendalian kebakaran hutan;
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 4
6. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya;
7. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;
8. Kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya serta pengembangan kemitraan;
9. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi;
10. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata
alam;
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
C. Arah Kebijakan KSDAE Tahun 2017
“Ditjen KSDAE mendukung 8 dari 14 prioritas nasional Kementerian LHKpada RKP
tahun 2017”
Saat ini pengelolaan kawasan konservasi tidak hanya untuk tujuan
konservasi semata dimana pengelolaan kawasan konservasi
dikembangkan utamanya untuk perlindungan hidupan liar (conservation
for protecting wildlife), namun kini konservasi juga mencakup tujuan sosial
dan ekonomi (conservation for community welfare), restorasi, rehabilitasi
dan tujuan-tujuan sosial ekonomi dan budaya. Sejak abad ke20, upaya
konservasi lebih ditekankan pada aspek perlindungan, pengawetan, serta
pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan lingkungan. Hal ini sejalan
dengan tiga sasaran konservasi, sebagaimana ditekankan dalam World
Conservation Strategy, yaitu: (1) perlindungan sistem penyangga
kehidupan; (2) pengawetan sumber-sumber plasma nutfah; serta (3)
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Tujuan Pembangunan KSDAE adalah Perlindungan, Pengawetan
dan Pemanfaatan Ekosistem, Spesies dan Sumber Daya Genetik untuk
mewujudkan kelestarian Sumber Daya Alam hayati dan keseimbangan
ekosistem untuk mendukung peningkatan kesejahteraan dan mutu
kehidupan manusia.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 5
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Program Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem adalah peningkatan efektivitas
pengelolaan hutan konservasi dan konservasi keanekaragaman hayati
untuk pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan ekonomi, sosial
dan ekologi.
Melalui Sasaran Program:
1) Peningkatan efektivitas pengelolaan hutan konservasi dan upaya
konservasi keanekaragaman hayati.
2) Peningkatan penerimaan devisa dan PNBP dari pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati.
Tahun 2017 mekanisme pencapaian pembangunan mengalami
perubahan, hal ini seiring dengan penerapan perencanaan yang tematik-
holistik, integratif dan spasial. Pengelokasian anggaran tidak lagi mengacu
pada money follow function, tetapi telah bertransformasi menjadi money
follow program. Perencanaan dan anggaran harus dikendalikan oleh
tujuan atau manfaat yang akan dicapai (policy-driven), dan bukan semata-
mata dikendalikan oleh ketersediaan anggaran (budget-driven) atau
karena tugas fungsi organisasi (tusi).
Tahun 2017 Direktorat Jenderal KSDAE turut berperan dalam
mensukseskan 8 (delapan) Prioritas Nasional (PN), 8 (delapan) Program
Prioritas (PP) dan 12 (dua belas) Kegiatan Prioritas (KP). Kedelapan
Prioritas Nasional tersebut yaitu :
1) Revolusi Mental,
2) Kesehatan,
3) Kedaulatan Energi,
4) Kemaritiman dan Kelautan,
5) Pariwisata,
6) Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus,
7) Ekspor Non Migas, dan
8) Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.
Pada pelaksanaannya, pencapaian program prioritas nasional ini
diarahkan pada satker lingkup Ditjen KSDAE, sehingga UPT yang menjadi
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 6
lokus prioritas pelaksanaan pencapaian program prioritas nasional akan
mendapatkan prioritas dalam pengalokasian anggaran.
D. Program dan Kegiatan
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem menetapkan beberapa
arah kebijakan, yaitu (1) Mengembangkan dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi; (2) Meningkatkan upaya-upaya
konservasi species yang dibarengi dengan diversifikasi pemanfaatan
tumbuhan dan satwa liar; (3) Mengembangkan pemanfaatan jasa
lingkungan kawasan konservasi; (4) Meningkatkan efektivitas
pengendalian kebakaran hutan; (5) Meningkatkan efektivitas pengamanan
kawasan hutan; serta (6) Mewujudkan reformasi birokrasi dan tata kelola
kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal KSDAE.
Sasaran strategis yang ingin dicapai Direktorat Jenderal KSDAE
dalam kurun waktu 2015-2019, yaitu: (1) Peningkatan efektivitas
pengelolaan hutan konservasi dan upaya konservasi keanekaragaman
hayati; serta (2) peningkatan penerimaan devisa dan PNBP dari
pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi dan keanekaragaman
hayati. Sasaran program tersebut diindikasikan pencapaiannya dengan
sembilan indikator kinerja program. Upaya pencapaian sasaran Program
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, serta pencapaian indikator
kinerja programnya akan dilaksanakan melalui delapan kegiatan. Setiap
kegiatan menggambarkan pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing-
masing unit kerja mandiri (pusat dan UPT di daerah) di lingkup Direktorat
Jenderal KSDAE, yaitu: (1) Kegiatan Pemolaan dan Informasi Konservasi
Alam; (2) Kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi; (3) Kegiatan
Konservasi Spesies dan Genetik; (4) Kegiatan Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi; (5) Kegiatan Pembinaan Konservasi
Kawasan Ekosistem Esensial; (6) Kegiatan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati; (7) Kegiatan Pengelolaan Taman Nasional; serta (8)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 7
Direktorat Jenderal KSDAE.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran strategis
sebagaimana diuraikan di atas, Direktorat Jenderal KSDAE melaksanakan
Program Pengelolaan Hutan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati.
Sasaran dari program tersebut adalah kawasan konservasi dan
keanekaragaman hayati berperan signifikan sebagai penyangga
ketahanan ekologis, penggerak ekonomi, serta pengungkit martabat
bangsa dalam pergaulan global.
Sebagai penjabaran dari Program kerja Ditjen KSDAE, maka
BBKSDA Jawa Barat diamanatkan untuk melaksanakan kegiatan
Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam. Sasaran kegiatan
tersebut adalah meningkatnya efektivitas upaya konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya, kapasitas kelembagaan pengelola
kawasan konservasi dan ekosistem esensial, serta meningkatnya
dukungan dari para pemangku kepentingan.
Indikator kinerja kegiatan (IKK), lokasi target pencapaian kinerja,
serta komponen (tahapan/bagian dari proses pencapaian keluaran) dari
Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam, diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 1. Indikator Kinerja Kegiatan Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Lingkup Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
NO. IKK dan TARGET KINERJA
1. Beroperasinya KPH Konservasi pada kawasan konservasi non taman nasional
2. Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi (RP/Zonasi/Blok)
3. Terbentuknya kawasan ekosistem esensial 4. Pemulihan ekosistem kawasan konservasi yang terdegradasi 5. Terlaksananya pembinaan daerah penyangga kawasan
konservasi 6. Peningkatan populasi 25 species yang terancam punah menurut
IUCN Red List of Threatened Species (2%) 7. Tersertifikasinya penangkar yang melakukan peredaran
tumbuhan dan satwa liar ke luar negeri 8. Bertambahnya jumlah jenis satwa liar yang dikembangbiakkan
pada lembaga konservasi dari baseline tahun 2013
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 8
NO. IKK dan TARGET KINERJA
9. Meningkatnya nilai ekspor pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar serta bioprospecting
10. Meningkatnya kontribusi PNBP dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar
11. Meningkatnya kontribusi PNBPdari pengusahaan jasa lingkungan
12. Meningkatnya pengusahaanpariwisata alam dari baselinetahun 2013
13. Beroperasinya usahapemanfaatan jasa lingkungan air 14. Tercapainya registrasi dan sertifikasiVerified Carbon Standard
(VCS) atauClimate Community and Biodiversity Alliance(CCBA) REDD+ pada kawasan konservasi
15. Tersedianya Kader Konservasi(KK), Kelompok Pecinta Alam(KPA), Kelompok Swadaya Masyarakat/Kelompok Profesi(KSM/KP) yang berstatus aktif
16. Penurunan jumlah hotspot pada kawasan hutan di PulauSumatera, Kalimantan danSulawesi dari toleransi maksimum tahun 2014
17. Penurunan luas Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam yang terbakar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dari toleransi maksimal tahun 2014
18. Peningkatan kapasitas SDM pengendalian kebakaran hutan 19. Terbentuknya brigade pengendalian kebakaran hutan pada
kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
20. Terjaminnya penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana kehutanan sebanyak minimal 75 kasus per tahun
21. Terjaminnya pelaksanaanpengamanan dan penindakanterhadap gangguan dan ancaman bidang kehutananpada unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal PHKA (15lokasi)
22. Terpenuhinya standar minimumsarana dan prasaranapengamanan hutan pada unitpelaksana teknis DirektoratJenderal PHKA dan BrigadeSPORC
23. Peningkatan kapasitassumberdaya manusia di bidangpengamanan hutan
24. SAKIP Direktorat Jenderal PHKA dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 9
BAB II. CAPAIAN KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 DAN
PROGNOSIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017
A. Capaian Kinerja s/d Tahun 2016
Capaian kinerja pelaksanaan pembangunan kehutanan bidang
KSDAE pada BBKSDA Jawa Barat yang didasarkan pada pengukuran
capaian kinerja sasaran strategis merupakan hasil pengukuran terhadap
dokumen Penetapan Kinerja BBKSDA Jawa Barat Tahun 2016. Terdapat
delapan belas indikator sasaran yang juga menggambarkan kinerja
outcome BBKSDA Jawa Barat Tahun 2016. Berdasarkan hasil
pengukuran kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja
BBKSDA Jawa Barat, capaian kinerja masing-masing sasaran
strategis/outcome tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Capaian Kinerja Tahun 2016
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
1. Terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi non taman nasional ditingkat tapak serta pengelolaan keanekaragaman hayati di dalam dan di luar kawasan hutan
Jumlah kawasan konservasi yang ditingkatkan efektivitas pengelolaannya hingga memperoleh nilai indeks METT minimal 70% pada minimal 260 unit KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia
3 Unit 3 Unit 100 Sangat baik
2. Jumlah KPHK pada kawasan konservasi non taman nasional yang beroperasi sebanyak 100 Unit KPHK
3 Unit 3 Unit 100 Sangat baik
3. Jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 150 Dokumen Rencana Pengelolaan
1 Dokumen 1 Dokumen 100 Sangat baik
4. Luas kawasan konservasi yang terdegradasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya (termasuk penyelesaian konflik pemanfaatan lahan didalam kawasan konservasi)
60 ha 57,46 ha 95,77 Sangat baik
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 10
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
5. Jumlah desa di daerah penyangga kawasan konservasi yang dibina sebanyak 77 Desa selama 5 tahun
3 desa 3 desa 100 Sangat baik
6. Jumlah rekomendasi hasil evaluasi kesesuaian fungsi Kawasan konservasi untuk 521 unit KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia
0 Unit 0 Unit -*) Kurang baik
7. Jumlah paket data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable pada 521 KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia
1 Paket Data
1 Paket Data
100 Sangat baik
8. Jumlah pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi di 34 Provinsi
2 Provinsi 2 Provinsi 100 Sangat Baik
9. Persentase peningkatan populasi 25 jenis satwa terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List of Threatened Species sebesar 10% dari baseline data tahun 2013
2% 76,36% 150 Sangat Baik
10. Jumlah penambahan jenis satwa liar dan tumbuhan alam yang dikembangbiakkan pada lembaga konservasi sebanyak 10 spesies dari baseline tahun 2013
1 species 1 species 100 Sangat baik
11. Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan alam sebesar Rp 50 M
319 Juta 464,107 Juta
145,49 Sangat baik
12. Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan nusantara
1,6 juta 2,052 juta 128 Sangat baik
13. Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 Unit dari baseline tahun 2013
10 unit 12 unit 120 Sangat baik
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 11
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Target Realisasi % Kategori
14. Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi yang beroperasi di kawasan konservasi sebanyak minimal 5 unit
- Unit - Unit *) Kurang baik
15. Jumlah Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA), Kelompok Swadaya Masyarakat/ Kelompok Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif sebanyak 6.000 Orang
90 orang 90 orang 100 Sangat baik
16. Nilai SAKIP Direktorat Jenderal KSDA dan Ekosistem minimal 78,00
77 poin 83,11 poin 107,93 Sangat baik
17. Jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 150 Dokumen Zonasi dan/atau Blok
1 Dokumen 1 Dokumen 100 Sangat baik
18. Jumlah kerjasama pembangunan strategis dan kerjasama penguatan fungsi pada kawasan konservasi sebanyak 100 PKS
- PKS - PKS *) Kurang baik
JUMLAH 1647,19
Rata-Rata Pencapaian Sasaran 109,81
Sangat baik
Dalam Program KSDAE (Kegiatan Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati) Balai Besar KSDA Jawa Barat pada awalnya memiliki kewajiban
untuk memenuhi 18 IKK pada tahun 2016. Namun, pada perkembangan
selanjutnya, terdapat 3 (tiga) output/IKK yang harus dihilangkan dari daftar
target kinerja maupun 1 (satu) IKK yang diturunkan jumlah volumenya
dikarenakan adanya self-blocking anggaran untuk mendukung pencapaian
IKK.
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja (Tabel 2), dari 18
IKK yang telah ditetapkan, 15 di antaranya meraih kinerja sangat baik
dengan persentase capaian kinerja ≥95%. Tiga target IKK lainnya adalah
target yang direduksi akibat seluruh/sebagian besar anggarannya terkena
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 12
self-blocking. Ketiga IKK tersebut tidak dimasukkan ke dalam perhitungan
kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat secara keseluruhan. Dengan rata-
rata capaian kinerja untuk seluruh target sebesar 109,81%, menunjukkan
bahwa kinerja Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam mewujudkan target
kinerja organisasi pada tahun 2016 secara umum telah berjalan dengan
baik. Berikut ini penjelasan terkait pencapaian masing-masing IKK.
IKK 1 : Jumlah kawasan konservasi yang ditingkatkan efektivitas
pengelolaannya hingga memperoleh nilai indeks METT minimal
70% sebanyak 3 unit
Management Effectiveness Tracking Tool (METT) merupakan
sebuah perangkat untuk memonitor peningkatan efektivitas pengelolaan
suatu kawasan konservasi. METT dikembangkan oleh WWF dan Bank
Dunia di tahun 2007 dan menjadi pilihan yang ditetapkan oleh pemerintah
dalam melakukan monitoring.
Mengacu pada dokumen Penetapan Kinerja 2016, pada tahun
2016 Balai Besar KSDA Jawa Barat memiliki target sebanyak 3 (tiga)
kawasan konservasi harus memiliki nilai METT minimal sebesar 70%.
Ketiga kawasan yang telah ditetapkan tersebut adalah TWA Pangandaran
(nilai awal 55%), TWA Tangkuban Parahu (nila awal 51%), dan TWA
Telaga Warna (nilai awal 53%).
Guna mendukung pencapaian target kinerja, pada tahun 2016
telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 280.770.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 280.770.000,- atau sebesar 100%. Anggaran tersebut
digunakan untuk beberapa jenis kegiatan, yaitu :
1) Self Assesment METT;
2) Pengembangan Sarana Prasarana Pengelolaan Kawasan; dan
3) Koordinasi dan Konsultasi Pelaksanan Pengelolaan Kawasan.
Berdasarkan hasil verifikasi terhadap berbagai dokumen sebagai
bukti bahwa pengelolaan kawasan konservasi telah berjalan dengan
efektif, dapat disimpulkan bahwa ketiga kawasan yang telah
ditetapkan telah mencapai nilai METT lebih dari 70% dengan rincian
sebagai berikut : TWA Pangandaran (74%), TWA Tangkuban Parahu
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 13
(75%), dan TWA Telaga Warna (77%) (Gambar 2). Hal tersebut
menunjukkan bahwa target peningkatan nilai METT sebesar 70% yang
telah dibebankan kepada Balai Besar KSDA Jawa Barat telah tercapai.
Dengan demikian, target kinerja tercapai sebesar 100%.
Gambar 2. Perbandingan Nilai METT Awal dan Hasil Verifikasi pada 3
Kawasan Konservasi
Tabel 3. Realisasi Capaian IKK 1 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah kawasan konservasi yang
ditingkatkan efektivitas pengelolaannya
hingga memperoleh nilai indeks METT
minimal 70% pada minimal 260 unit KSA,
KPA dan TB di seluruh Indonesia
3 Unit 3 Unit 100 280.770.000 280.770.000 100,00
IKK 2 : Jumlah KPHK pada kawasan konservasi non taman nasional yang
terbentuk dan beroperasi sebanyak 3 unit
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal
17 mengamanatkan adanya pembentukan wilayah pengelolaan hutan
untuk tingkat provinsi, kabupaten, dan unit pengelolaan. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan unit pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan
hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari. Untuk kawasan konservasi, unit pengelolaan
yang dibentuk adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK).
Balai Besar KSDA Jawa Barat sebagai pemangku 50 kawasan
konservasi harus melihat, menganalisa, sekaligus mengelola berbagai
fungsi hutan beserta permasalahannya. Pada umumnya masyarakat
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 14
menginginkan akses sumberdaya hutan untuk eksistensinya, sedangkan
kawasan konservasi tidak memberikan ruang yang cukup untuk kebutuhan
tersebut, sehingga menimbulkan berbagai macam konflik yang saling
berkaitan dan pada akhirnya membentuk simpul-simpul permasalahan di
berbagai level yaitu di kawasan hutan, organisasi pengelola, dan
masyarakat.
Di dalam Rencana Strategisnya, Direktorat Jenderal KSDAE telah
menargetkan terbentuknya 100 KPHK non taman nasional selama tahun
2015 – 2019. Balai Besar KSDA Jawa Barat mendapatkan mandat untuk
mewujudkan 3 (tiga) KPHK yang terbentuk dan beroperasi pada tahun
2016 ini. Tiga KPHK tersebut termasuk KPHK Guntur-Papandayan yang
telah terbentuk dan beroperasi pada tahun 2015. Sedangkan 2 (dua)
KPHK lain yang menjadi target adalah KPHK Simpang – Tilu dan KPHK
Burangrang – Tangkuban Parahu.
Guna mendukung operasionalisasi KPHK Guntur-Papandayan,
KPHK Simpang-Tilu, dan KPHK Burangrang-Tangkuban Parahu pada
tahun 2015 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 554.995.000,-
dengan realisasi sebesar Rp 554.385.000,- (99,89%). Anggaran tersebut
digunakan untuk melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:
1) Operasional Pengembangan KPHK Guntur-Papandayan:
a. Pengembangan SDM KPHK
b. Penguatasan Sarana
c. Mobilisasi Minimal KPHK
d. Monitoring dan Evaluasi KPHK Guntur Papandayan
e. Koordinasi Pengeloaan KPHK
f. Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan KPHK
2) Pengelolaan KPHK Simpang-Tilu dan Burangrang-Tangkuban Perahu:
a. Inventarisasi Potensi Kawasan Konservasi Terkait Pengelolaan
KPHK
b. Penyusunan Rencana Pengelolaan KPHK Simpang-Tilu Dan
BurangrangTangkuban Perahu.
3) Operasional Pengembangan KPHK Simpang-Tilu dan Tangkuban
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 15
Perahu Burangrang
a. Pengembangan SDM KPHK
b. Penguatasan Sarana Mobilisasi Minimal KPHK
c. Monitoring dan Evaluasi KPHK
d. Koordinasi dan Konsultasi Pengelolaan KPHK Simpang -Tilu dan
Burangrang-Tangkuban Perahu
Mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem Nomor. P.03/KSDAE/SET/KSA.1/7/2016
tentang Petunjuk Teknis Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan
Konservasi terdapat 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi agar KPHK dapat
dikatakan beroperasi, yaitu syarat mutlak (penetapan wilayah, organisasi
KPHK, SDM, sarana dan prasarana, dan anggaran), syarat utama
(perencanaan, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan evaluasi
esesuaian fungsi), dan syarat pendukung (pembentukan dan
pengembangan daerah penyangga, pemberdayaan dan peran serta
mayarakat, kerjasama pengelolaan, pemantauan dan evaluasi
pengelolaan KPHK). KPHK lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat sendiri
secara keseluruhan berjumlah 9 (sembilan) KPHK. Dalam hal ini, satu
KPHK terdiri atas gabungan dari 2 (dua) atau lebih kawasan konservasi
yang secara total berjumlah 50 unit.
KPHK Guntur-Papandayan telah ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. SK.984/Menhut-II/2013 tanggal 27
Desember 2013 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Konservasi Guntur-Papandayan yang terletak di Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat seluas 15.318 (Lima Belas Ribu
Tiga Ratus Delapan Belas) Hektar.
Pada tahun 2016, 2 (dua) KPHK lainnya juga telah ditetapkan.
KPHK Simpang-Tilu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor. SK. 739/Menlhk/Setjen/PLA.0/9/2016 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Simpang-
Tilu , terletak di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kabupaten
Cianjur, Provinsi Jawa Barat seluas ± 23.356 (dua pluh tiga ribu tiga
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 16
ratuslima puluh enam) Hektar. Sementara KPHK Burangrang-Tangkuban
Parahu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK. 740/Menlhk/Setjen/PLA.0/9/2016 tentang Penetapan Wilayah
Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Burangrang-Tangkuban Parahu
, terletak di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Bandung
Barat, Provinsi Jawa Barat seluas ± 4.772 (empat ribu tujuh ratus tujuh
puluh dua) hektar.
Pada tahun 2016, sesuai dengan Rencana Strategis Balai Besar
KSDA Jawa Barat Tahun 2015-2019, terdapat 3 (tiga) KPHK lingkup Balai
Besar KSDA Jawa Barat yang harus beroperasi, yaitu KPHK Guntur-
Papandayan, KPHK Simpang-Tilu dan KPHK Tangkuban Parahu-
Burangrang. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) syarat
operasionalisasi KPHK, secara umum ketiga KPHK tersebut telah dapat
dikatakan beroperasi. Sementara itu, 6 (enam) KPHK lainnya baru sampai
pada tahap rancang bangun, dan dalam waktu 3 (tiga) tahun ke depan
secara bertahap akan beroperasi dengan dukungan anggaran yang
berasal dari APBN.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di 2 KPHK
(Burangrang Tangkuban Parahu dan Simpang Tilu) diawali dengan
kegiatan yang bersifat prakondisi seperti inventarisasi potensi kawasan,
penyusunan dokumen rencana pengelolaan dan penataan blok, serta
penguatan kapasitas SDM dalam pengelolaan KPHK. Hal tersebut
dilakukan agar KPHK dapat berjalan secara terarah sesuai dengan
rencana pengelolaan/tata blok yang telah disusun serta didukung oleh
sumber daya manusia yang cukup handal. Namun demikian, terdapat juga
beberapa kegiatan yang bersifat operasional.
Seperti halnya pada tahun 2015, pada tahun 2016 Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) telah melakukan
perekrutan tenaga Bakti Rimbawan yang bertujuan untuk mendukung
pengelolaan hutan lestari. Perekrutan ini juga bertujuan memenuhi
kebutuhan tenaga teknis, administrasi, dan kewirausahaan yang
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 17
diutamakan pada instansi kehutanan. Selain oleh BP2SDM, perekrutan
tenaga bakti rimbawan juga dilakukan oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat
guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di 2 (dua) KPHK baru
yang baru dibentuk, yaitu KPHK Burangrang-Tangkuban Parahu dan
KPHK Simpang-Tilu.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) syarat
operasionalisasi KPHK, secara umum ketiga KPHK tersebut telah dapat
dikatakan beroperasi. Dengan demikian, target terbentuk dan
beroperasinya KPHK sebanyak 3 (tiga) unit berhasil dicapai dengan
persentase capaian kinerja sebesar 100%.
Tabel 4. Realisasi Capaian IKK 2 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah KPHK pada kawasan
konservasi non taman nasional yang
beroperasi sebanyak 100 Unit KPHK
3 Unit 3 Unit 100 554.995.000 554.385.000 99,89
IKK 3 : Jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi
yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 1 dokumen
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA), setiap unit pengelola kawasan konservasi (selain
taman nasional) bertanggung jawab dalam menyusun blok pengelolaan.
Di samping itu, setiap unit pengelola juga mengemban amanah untuk
menyusun rencana pengelolaan KSA dan KPA, baik rencana pengelolaan
jangka panjang maupun rencana pengelolaan jangka menengah.
Dengan demikian, Balai Besar KSDA Jawa Barat yang mengelola
sebanyak 30 cagar alam, 16 taman wisata alam, 3 suaka margasatwa,
dan 1 taman buru, dituntut untuk memiliki 50 dokumen rencana
pengelolaan. Akan tetapi, sampai dengan tahun 2015 hanya sebagian
kecil saja dokumen tersebut yang telah disusun, apalagi yang telah
disahkan. Dari data yang ada sampai dengan tahun 2015, dokumen
rencana pengelolaan yang telah disahkan berjumlah 5 dokumen atau
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 18
hanya 10% dari total 50 dokumen rencana pengelolaan yang seharusnya
ada.
Pada tahun 2016 dokumen perencanaan sebanyak 1 dokumen
telah disusun dan saat ini masih dalam proses pengesahan. Pengesahan
dokumen perencanaan merupakan kewenangan Pusat, wewenang Balai
Besar KSDA Jawa Barat hanya sampai penyusunan dokumen
perencanaan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ditentukan di dalam
aturan perundang-undangan. Dengan melihat kondisi tersebut, target
kinerja berupa jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan
konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 1
dokumen tercapai dengan persentase pencapaian target kinerja sebesar
100%.
Tabel 5. Realisasi Capaian IKK 3 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah dokumen perencanaan
pengelolaan kawasan konservasi
yang tersusun dan mendapat
pengesahan sebanyak 150
Dokumen Rencana Pengelolaan
1 Dok 1 Dok 100 63.275.000 61.105.000 96,57
IKK 4 : Luas kawasan konservasi yang terdegradasi yang dipulihkan
kondisi ekosistemnya (termasuk penyelesaian konflik
pemanfaatan lahan di dalam kawasan konservasi) seluas 60 ha
Kawasan konservasi yang berfungsi sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa beserta ekosistemnya, serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya, sampai saat ini masih menghadapi
ancaman yang serius. Hutan konservasi yang merupakan benteng terakhir
hutan di Indonesia, ternyata belum lepas dari berbagai aktivitas ilegal
seperti perambahan, pembalakan liar, penambangan liar, dan sebagainya.
Hal tersebut yang menyebabkan kerusakan ekosistem pada kawasan
konservasi yang mengancam keberadaan tumbuhan dan satwa liar yang
hidup di dalamnya.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 19
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.48/Menhut-
II/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemulihan Ekosistem pada
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Tujuan pemulihan
ekosistem adalah untuk mengembalikan sepenuhnya integritas ekosistem
kembali ke tingkat/kondisi aslinya atau kepada kondisi masa depan
tertentu sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan.
Pemulihan ekosistem penyusun KSA atau KPA antara lain
meliputi kegiatan :
1) perlindungan dan pengamanan KSA atau KPA termasuk koridor bagi
penyebaran satwa liar dan transfer materi genetik;
2) pemulihan habitat bagi spesies satwa atau tumbuhan asli atau
endemik;
3) mempertahankan dan memulihkan dinamika populasi dan struktur
vegetasi;
4) mengurangi atau menghilangkan ancaman terhadap kerusakan
ekosistem.
Jumlah anggaran untuk mendukung pencapaian target kinerja ini
adalah sebesar 1.716.190.000,- dengan 2 sumber anggaran berbeda,
yaitu dari APBN sebesar Rp 216.190.000,- dan Hibah Luar Negeri (HLN)
sebesar Rp 1.500.000.000,-. Realisasi anggaran untuk pencapaian target
kinerja ini sebesar Rp 1.554.820.050,- atau sebesar 90,60%.
Anggaran yang berasal dari HLN digunakan untuk melaksanakan
kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi yang Berada di Sekitar DAS
Citarum yang pada tahun 2016 menginjak tahun keempat. Sementara
anggaran yang berasal dari APBN digunakan untuk kegiatan prakondisi
pemulihan ekosistem kawasan konservasi, yaitu penyusunan dokumen
rencana lokasi pemulihan ekosistem dan penguatan kapasitas SDM dalam
rangka pemulihan ekosistem. Tahun 2016 ini anggaran untuk penanaman
telah dialokasikan. Hanya saja, anggaran untuk penanaman tersebut
mengalami self blocking sehingga target IKK yang semula 100 ha direvisi
menjadi hanya 60 ha, menyesuaikan dengan jumlah anggaran yang
tersisa.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 20
Namun demikian, dari target 60 ha, hanya 57,46 ha (95,77%)
yang bisa terealisasi dengan rincian 14 ha di SM Gunung Sawal, 24,56 ha
di TWA Kamojang, dan 18,9 Ha di TWA Papandayan. Tidak terpenuhinya
target pemulihan ekosistem tersebut lebih dikarenakan satuan biaya
penanaman yang jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya
sehingga anggaran yang ada hanya cukup untuk membiayai pemulihan
ekosistem seluar 57,46 ha.
Kondisi tersebut menyebabkan target kinerja berupa luas kawasan
konservasi yang terdegradasi yang dipulihkan kondisi ekosistemnya
seluas 60 ha tidak tercapai sepenuhnya dengan persentase pencapaian
target kinerja 95,77%.
Tabel 6. Realisasi Capaian IKK 4 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Luas kawasan konservasi yang
terdegradasi yang dipulihkan kondisi
ekosistemnya (termasuk
penyelesaian konflik pemanfaatan
lahan didalam kawasan konservasi)
60 ha 57,46 ha 95,77 1.716.190.000 1.554.820.050 90,60
IKK 5 : Jumlah desa di daerah penyangga kawasan konservasi yang
dibina selama 5 tahun sebanyak 3 desa
Kawasan konservasi yang menjadi benteng terakhir hutan di
Indonesia, saat ini masih belum lepas dari berbagai ancaman yang bisa
menurunkan fungsi kawasan konservasi sebagai perlindungan
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kondisi masyarakat sekitar kawasan konservasi yang pada
umumnya adalah petani tradisional dengan beberapa karakteristik seperti
lemah dari sisi ekonomi, pengetahuan, keterampilan, serta memiliki akses
terbatas terhadap permodalan, informasi, dan teknologi semakin
menempatkan kawasan konservasi pada posisi yang sulit.
Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap
kawasan konservasi menyebabkan masyarakat kerap kali melakukan
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 21
interaksi negatif dengan kawasan konservasi untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka. Sebagai contoh, sebagian masyarakat menggunakan
kawasan konservasi sebagai area bercocok tanam, mengambil kayu
sebagai bahan bakar dan bahan bangunan, ataupun menebang kayu
hanya untuk kegiatan berladang. Jika kegiatan tersebut tidak dihentikan,
akan semakin memperparah kerusakan kawasan konservasi.
Balai Besar KSDA Jawa Barat telah melakukan berbagai upaya di
antaranya dengan membentuk Model Desa Konservasi (MDK) dengan
Grand Design baru. Dalam hal ini MDK dijadikan sebagai instrumen dalam
penangananan permasalahan kawasan konservasi melalui pendekatan
sosial. Hal ini dikarenakan pendekatan yang bersifat represif dirasakan
belum dapat mengatasi permasalahan kawasan secara optimal.
Guna mendukung pencapaian target kinerja, pada tahun 2016
telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 198.315.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 190.465.000,- atau sebesar 96,04%. Adapun kegiatan yang
telah dilaksanakan antara lain:
1) Pembinaan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi :
a. Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelompok Masyarakat;
b. Pendampingan pelaksanaan kegiatan oleh Penyuluh/Tenaga
Lapangan;
2) Koordinasi dan Konsultasi Pengelolaan Daerah Penyangga
Pembinaan dan pendampingan secara kontinu terhadap kelompok
MDK oleh para Kepala Resor Konservasi Wilayah dan tenaga Penyuluh
Kehutanan juga menjadi faktor penentu keberhasilan pencapaian target
kinerja. Melalui pembinaan dan pendampingan tersebut, kelompok MDK
senantiasa merasa termotivasi untuk berperan serta dalam
menjaga/melestarikan kawasan sekaligus juga sebagai bentuk
pengawasan terhadap usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
kelompok MDK, IKK 5 ini berhasil tercapai dengan capaian sebesar 100%.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 22
Tabel 7. Realisasi Capaian IKK 5 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah desa di daerah penyangga
kawasan konservasi yang dibina
sebanyak 77 Desa selama 5 tahun
3 desa 3 desa 100 198.315.000 190.465.000 96,04
IKK 6 : Jumlah rekomendasi hasil evaluasi kesesuaian fungsi Kawasan
konservasi sebanyak 2 unit
Mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: 49/Menhut-
II/2014 tanggal 14 Juli 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi
Kesesuaian Fungsi Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA), Evaluasi Kesesuaian Fungsi KSA dan KPA
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk melakukan evaluasi
terhadap kondisi kawasan untuk diketahui kesesuaiannya dengan kriteria
kawasan dan tujuan pengelolaannya.
Sementara tujuan dari evaluasi kesesuaian fungsi KSA dan KPA
adalah untuk menetapkan tindak lanjut penyelenggaraan KSA dan KPA
yang terdegradasi, baik dalam bentuk pemulihan maupun perubahan
fungsi.
Pada awalnya di tahun 2016 akan dilakukan evaluasi kesesuaian
fungsi untuk 2 (dua) kawasan, yaitu CA Gunung Tilu dan CA Telaga
Warna. Hanya saja, karena sebagian besar anggaran untuk mencapai IKK
ini mengalami self blocking, maka IKK ini direvisi dan dihilangkan dari
Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Target awal sebanyak 2 unit kawasan
konservasi berubah menjadi 0. Walaupun ada anggaran yang telah
digunakan sebesar Rp 5.000.000,-, anggaran tersebut hanya cukup untuk
melaksanakan koordinasi dan konsultasi saja. Secara keseluruhan, IKK 6
ini tidak dapat terlaksana dikarenakan hampir seluruh anggarannya
terkena self blocking. Dengan demikian, IKK ini tidak dijadikan sebagai
bagian dari perhitungan dalam menentukan kinerja Balai Besar KSDA
Jawa Barat.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 23
Tabel 8. Realisasi Capaian IKK 6 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah rekomendasi hasil evaluasi
kesesuaian fungsi Kawasan
konservasi untuk 521 unit KSA, KPA
dan TB di seluruh Indonesia
0 Unit 0 Unit - 5.000.000 5.000.000 100,00
IKK 7 : Jumlah paket data dan informasi kawasan konservasi yang valid
dan reliable sebanyak 1 paket data
Balai Besar KSDA Jawa Barat mengelola sebanyak 50 kawasan
konservasi yang tersebar di Jawa Barat dan Banten. Tentunya, masing-
masing kawasan tersebut memiliki potensi TSL, potensi ekosistem,
beberapa memiliki potensi wisata, dan potensi-potensi lainnya, baik yang
bersifat tangible maupun intangible. Semua potensi tersebut, termasuk
permasalahan yang ada perlu didata, diolah, dan dianalisis sehingga
dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendukung pengambilan kebijakan
dan juga keperluan layanan penyediaan data dan informasi. Oleh karena
itu, paket data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable
menjadi sebuah target yang harus dicapai.
Guna mendukung pencapaian target kinerja, pada tahun 2016
telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 150.240.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 134.705.000,- atau sebesar 89,66%. Anggaran tersebut
digunakan untuk kegiatan Pengelolaan Data dan Informasi dan
Pengelolaan Kawasan.
Tabel 9. Realisasi Capaian IKK 7 dan Realisasi Anggaran
No. Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah paket data dan informasi
kawasan konservasi yang valid dan
reliable pada 521 KSA, KPA dan TB
di seluruh Indonesia
1 Paket
Data
1 Paket
Data
100 150.240.000 134.705.000 89,66
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 24
IKK 8 : Jumlah pelaksanaan kegiatan pengamanan dan penindakan
terhadap gangguan dan ancaman bidang kehutanan di 2 Provinsi
Dalam rangka meningkatkan upaya perlindungan dan
pengamanan di dalam maupun di luar kawasan konservasi, Balai Besar
KSDA Jawa Barat melaksanakan berbagai jenis kegiatan di antaranya:
1) Patroli Pengamanan Kawasan Bersama Masyarakat Mitra Polhut;
2) Koordinasi Petugas Resor dalam rangka Pengamanan Kawasan;
3) Koordinasi Pengamanan Hutan;
4) Koordinasi Pengamanan Kawasan Tk. Balai Besar, Tk. Bidang, dan
Tk. Seksi.
Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp
400.325.000,- dengan realisasi sebesar Rp 379.598.800,- (94,82%).
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan suatu bentuk
fasilitasi bagi pemenuhan tugas dan fungsi Polisi Kehutanan. Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor. P.75/Menhut-II/2014 tentang Polisi Kehutanan
menyebutkan bahwa tugas dan fungsi polisi kehutanan adalah
melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan,
hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar. Pelaksanaan perlindungan dan
pengamanan hutan itu sendiri dilakukan secara bertahap mulai dari patroli,
operasi fungsional, maupun operasi gabungan. Operasi fungsional adalah
kegiatan operasi penegakan hukum yang dilaksanakan oleh satu kesatuan
Polhut, sedangkan operasi gabungan adalah kegiatan operasi penegakan
hukum yang dilaksanakan oleh unsur gabungan dalam satu kesatuan
komando.
Pada tahun 2016, kegiatan lebih difokuskan pada patroli
pengamanan kawasan bersama Masyarakat Mitra Polhut yang
dilaksanakan oleh masing-masing seksi konservasi wilayah dengan
melibatkan masyarakat yang telah ditetapkan sebagai Masyarakat Mitra
Polhut. Sementara kegiatan lain terkait perlindungan dan pengamanan
kawasan seperti operasi fungsional dan operasi gabungan menggunakan
anggaran dari Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Semua kegiatan tersebut dilakukan di 2 Provinsi, yaitu Jawa
Barat dan Banten.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 25
Secara umum, seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dan target
kinerja berupa jumlah pelaksanaan kegiatan pengamanan dan penindakan
terhadap gangguan dan ancaman di bidang kehutanan di 2 provinsi, dapat
terlaksana di 2 provinsi sehingga pencapaian target kinerja sebesar 100%.
Tabel 10. Realisasi Capaian IKK 8 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah pelaksanaan kegiatan
perlindungan dan pengamanan
kawasan konservasi di 34 Provinsi
2
Provinsi
2
Provinsi
100 400.325.000 379.598.800 94,82
IKK 9 : Presentase peningkatan populasi 25 spesies satwa terancam
punah prioritas (sesuai The IUCN Red List of Threatened Species)
dari baseline data tahun 2013 sebesar 2%
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan alam yang tak
ternilai harganya. Indonesia dikenal sebagai negara Biodiversity karena
memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Kondisi ini salah
satunya dapat dilihat di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang memiliki
flora dan fauna khas bahkan beberapa jenis endemik. Namun sampai saat
ini ketersediaan data base kawasan dalam hal potensi flora dan fauna
masih sangat kurang. Hampir seluruh kawasan konservasi di Provinsi
Jawa Barat dan Banten belum memiliki data mengenai potensi flora dan
fauna yang terbaru (up to date).
Pada tahun 2016, telah dilakukan beberapa jenis kegiatan untuk
mengungkap potensi flora dan fauna serta pembinaan habitat satwa yang
berada di kawasan konservasi lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat,
yaitu :
1) Inventarisasi Macan Tutul di SM Cikepuh dan CA Cibanteng;
2) Monitoring Potensi Elang Jawa di CA/TWA Telaga Warna dan CA/TWA
Tangkuban Perahu dan Kamojang;
3) Monitoring Populasi Owa Jawa di CA Sancang, Gunung Tilu dan
Burangrang;
4) Pembinaan Habitat Penyu Hijau di SM Cikepuh dan TWA Pulau
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 26
Sangiang;
5) Pengelolaan Demplot Penangkaran Penyu Semi Alami di SM Sindang
Kerta, dan SM Cikepuh;
6) Fasilitasi Pelestarian Penyu di Pantai Batu Hiu;
7) Pelepasliaran Satwa;
8) Translokasi Satwa;
9) Penanganan Satwa Liar.
Adapun alokasi anggaran untuk seluruh kegiatan tersebut adalah
sebesar Rp 471.596.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp
456.108.000,- (96,72%).
Mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor:
SK/IVKKH/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Penetapan 25 Satwa
Terancam Punah Prioritas untuk Ditingkatkan Populasinya Sebesar 10%
Pada Tahun 2015-2019, terdapat 2 (dua) jenis satwa di kawasan
konservasi lingkup Balai Besar KSDA Jawa Barat yang akan ditingkatkan
populasinya, yaitu Elang jawa dan Owa jawa, masing-masing jenis satwa
memiliki 3 (tiga) site monitoring.
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 8 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Realisasi Capaian IKK 9 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Persentase peningkatan populasi 25
jenis satwa terancam punah prioritas
sesuai The IUCN Red List of
Threatened Species sebesar 10%
dari baseline data tahun 2013
2% 76,36% 150 471.596.000 456.108.000 96,72
IKK 10 : Presentase Jumlah penambahan jenis satwa liar dan tumbuhan
alam yang dikembangbiakan pada lembaga konservasi dari
baseline tahun 2013 sebanyak 1 spesies.
Upaya konservasi jenis TSL juga dapat dilakukan secara ex-situ,
yaitu konservasi TSL yang dilakukan di luar habitat aslinya. Mengacu
pada Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.31/MenhutII/2012 tentang Lembaga Konservasi, maka konservasi ex-
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 27
situ dilakukan oleh lembaga konservasi baik berupa lembaga pemerintah
maupun lembaga non-pemerintah.
Di Jawa Barat sendiri saat ini terdapat 3 (tiga) lembaga konservasi
untuk kepentingan umum, yaitu Taman Safari Indonesia, Kebun Binatang
Bandung, dan CV Andy’s Antique (Taman Satwa Cikembulan).
Sedangkan untuk lembaga konservasi untuk kepentingan khusus (dalam
bentuk pusat penyelamatan satwa), saat ini di Jawa Barat terdapat 5
(lima) lembaga, yaitu Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (IARI),
Aspinal Foundation, Alam Satwa Tatar Indonesia (ASTI), Pusat
Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga, dan Suaka Elang.
Guna mendukung pencapaian target kinerja ini, kegiatan yang
telah dilaksanakan adalah pembinaan lembaga konservasi dengan
anggaran sebesar Rp 49.240.000,- dengan realisasi sebesar Rp.
49.240.000,- (100%). Pembinaan dilakukan terhadap seluruh lembaga
konservasi, baik yang umum maupun yang khusus.
Mengacu pada (draft) Peraturan Direktur Jenderal KSDAE tentang
Penetapan Target Jenis Satwa Liar yang Dikembangbiakan di Lembaga
Konservasi pada Tahun 2015-2019, terdapat 13 satwa yang menjadi
target. Dari 13 satwa tersebut, 9 di antaranya ditargetkan berkembang
biak di lembaga konservasi binaan Balai Besar KSDA Jawa Barat, yaitu
Taman Safari Indonesia I Cisarua. Berdasarkan hasil monitoring dan
pembinaan, pada tahun 2015 terdapat 1 satwa target, yaitu Julang mas
yang berhasil dikembangbiakan di Taman Safari Indonesia I Cisarua. Hal
tersebut menunjukkan bahwa target kinerja jumlah penambahan jenis
satwa liar dan tumbuhan alam yang dikembangbiakan pada lembaga
konservasi sebanyak 1 spesies tercapai sebesar 100%.
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 10, dapat dilihat pada tabel berikut.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 28
Tabel 12. Realisasi Capaian IKK 10 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah penambahan jenis satwa liar
dan tumbuhan alam yang
dikembangbiakkan pada lembaga
konservasi sebanyak 10 spesies dari
baseline tahun 2013
1 species 1 species 100 49.240.000 49.240.000 100,00
IKK 11 : Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan tumbuhan
alam sebesar Rp319 juta.
Upaya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar menyebutkan bahwa
tumbuhan dan satwa liar merupakan bagian dan sumber daya alam hayati
yang dapat dipergunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat,
dan pemanfaatannya dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan
potensi, daya dukung, dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
liar.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Kehutanan Pasal 1 menyebutkan bahwa Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan salah
satunya adalah penerimaan dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar.
Terkait dengan PNBP dari pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar,
pada tahun 2016 Balai Besar KSDA Jawa Barat mempunyai target
sebesar 319 juta rupiah. Guna mendukung pencapaian target kinerja
tersebut anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 185.140.000,- dengan
realisasi sebesar Rp 185.140.000.- (100%). Komponen kegiatan yang
telah dilaksanakan antara lain:
1) Identifikasi Potensi dan Penetapan Lokasi Usulan Kuota TSL Tahun
2017;
2) Bimbingan Teknis Kegiatan Penangkaran dan Peredaran TSL;
3) Workshop Penangkaran dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar;
4) Pelayanan Perijinan Penangkaran dan Peredaran TSL;
5) Koordinasi dan Konsultasi Kegiatan Pemanfaatan TSL.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 29
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 11 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Realisasi Capaian IKK 11 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Besaran PNBP dari hasil
pemanfaatan satwa liar dan
tumbuhan alam sebesar Rp 50 M
319
Juta
450,766
Juta
141,20 185.140.000 185.140.000 100,00
IKK 12 : Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke kawasan konservasi
sebesar 1,6 juta orang.
Balai Besar KSDA Jawa Barat mengelola sebanyak 16 kawasan
taman wisata alam yang tersebar di Jawa Barat dan Banten. Karakteristik
taman wisata alam yang dikelola Balai Besar KSDA Jawa Barat sangat
beragam mulai dari laut, pantai, situ/danau, sampai ke pegunungan.
Karakteristik inilah yang selama ini telah dipromosikan ke masyarakat
luas, dalam dan luar negeri.
Pada tahun 2016, Balai Besar KSDA Jawa Barat memiliki target
jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke kawasan konservasi sebesar
1,6 juta orang. Guna mendukung tercapainya target tersebut, telah
dialokasikan anggaran sebesar Rp. 688.873.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 667.373.000,- (96,88%). Adapun komponen kegiatan yang
telah dilaksanakan antara lain:
1) Pencetakan dan Penatausahaan Karcis Masuk;
2) Pengelolaan PNBP;
3) Pemeliharaan Bangunan Penunjang Wisata;
4) Pameran Indogreen Expo;
5) Pembinaan Petugas Pengelola Obyek Wisata Alam;
6) Peningkatan Pelayanan Pengunjung Pada Hari Raya Libur Nasional.
Melalui kegiatan promosi dan penyebarluasan informasi serta
peningkatan pelayanan pengunjung telah berdampak bagi meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan nusantara dengan target sebesar 1,6 juta
orang pada tahun 2016 ini tercapai dengan persentase capaian sebesar
137%.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 30
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 12, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Realisasi Capaian IKK 12 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah kunjungan wisata ke
kawasan konservasi minimal
sebanyak 20 juta orang wisatawan
nusantara
1,6 juta 2,192
juta
137 688.873.000 667.373.000 96,88
IKK 13 : Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan
konservasi bertambah sebanyak 10 Unit.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010,
pengusahaan pariwisata alam adalah suatu kegiatan untuk
menyelenggarakan usaha pariwisata alam di suaka margasatwa, taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam berdasarkan rencana
pengelolaan. Usaha pariwisata alam sendiri adalah usaha yang
menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata alam.
Pada tahun 2016 ini, Balai Besar KSDA Jawa Barat memiliki
target jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di kawasan
konservasi sebanyak 10 unit. Target 10 unit tersebut merupakan
akumulasi dari target tahun 2015 dan 2016 sebagaimana tertuang di
dalam Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat 2015 – 2019.
Guna mendukung tercapainya target tersebut, telah dialokasikan
anggaran sebesar Rp 69.817.000,- dengan realisasi sebesar Rp
69.817.000,- (100%). Adapun komponen kegiatan yang telah
dilaksanakan antara lain Penyusunan Desain Tapak dan bimbingan teknis
IUPSWA dan IUPJWA.
Target 10 unit usaha pemanfaatan pariwisata alam berhasil
dicapai melebihi target. Berdasarkan hasil rekapitulasi terdapat 12 izin
usaha yang diterbitkan pada tahun 2015 dan tahun 2016. Hal tersebut
menunjukkan bahwa target IKK terkait dengan izin pemanfaatan
pariwisata alam telah tercapai dengan persentase capaian sebesar 120%.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 31
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 13 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Realisasi Capaian IKK 13 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah unit usaha pemanfaatan
pariwisata alam di kawasan
konservasi bertambah sebanyak 100
Unit dari baseline tahun 2013
10 unit 12 unit 120 69.817.000 69.817.000 100,00
IKK 14 : Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi yang
beroperasi di kawasan konservasi sebanyak 1 unit
Mengacu Beberapa kawasan konservasi yang dikelola Balai Besar
KSDA Jawa Barat memiliki potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi listrik. Kawasan konservasi tersebut adalah
CA/TWA Papandayan dan CA/TWA Kamojang yang terletak di SKW V
Garut.
Kemitraan pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi merupakan
hal yang bersifat transisi sebelum para pemanfaatan jasa lingkungan
panas bumi tersebut mengajukan izin pemanfaatan jasa lingkungan panas
bumi. Sebelumnya, pada tahun 2009 – 2013 Balai Besar KSDA Jawa
Barat telah menjalin kerjasama dengan PT. PGE dan CGI, Ltd. Namun,
perjanjian kerjasama tersebut tidak diperpanjang setelah masa berlakunya
habis.
Pada tahun 2016 telah dialokasikan anggaran untuk mendukung
pencapaian IKK 14. Hanya saja, karena seluruh anggaran untuk mencapai
IKK ini mengalami self blocking, maka IKK ini direvisi dan dihilangkan dari
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 16. Realisasi Capaian IKK 14 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
%
1 Jumlah kemitraan pemanfaatan jasa
lingkungan panas bumi yang
beroperasi di kawasan konservasi
sebanyak minimal 5 unit
- Unit - Unit - - - -
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 32
IKK 15 : Jumlah Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam (KPA),
Kelompok Swadaya Masyarakat /Kelompok Profesi (KSM/KP)
yang berstatus aktif sebanyak 90 orang
Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam merupakan salah
satu mitra Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam pengelolaan kawasan
konservasi. Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam merupakan
generasi muda yang diharapkan dapat memiliki pemahaman mengenai
konservasi sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam hal pelestarian lingkungan.
Kader konservasi dan Kelompok Pecinta Alam lebih jauh lagi
diharapkan menjadi agen perubah yang dapat menularkan pengetahuan
tentang pentingnya menjaga kelestarian alam kepada masyarakat luas.
Dengan demikian, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memiliki
kesadartahuan tentang pentingnya konservasi bagi masa depan generasi
yang akan datang.
Guna mendukung pencapaian target kinerja, pada tahun 2015
telah dianggarkan sebanyak Rp 222.775.000,- dengan realisasi sebesar
Rp 220.974.367,- (99,19%) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan antara
lain :
1) Pembinaan Kader Konservasi Tk. Seksi Wilayah;
2) Fasilitasi Jambore Tk Nasional;
3) Fasilitasi Kegiatan Kader Konservasi dan Pencinta Alam Tk. Nasional
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 15 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Realisasi Capaian IKK 15 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah Kader Konservasi (KK),
Kelompok Pecinta Alam (KPA),
Kelompok Swadaya Masyarakat/
Kelompok Profesi (KSM/KP) yang
berstatus aktif sebanyak 6.000
Orang
90 orang 90 orang 100 222.775.000 220.974.367 99,19
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 33
IKK 16 : Nilai SAKIP Direktorat Jenderal KSDA dan Ekosistem minimal
78,00
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) menurut
Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2014 adalah adalah rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk
tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam
rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Pada tahun 2016 ini, Balai Besar KSDA Jawa Barat menargetkan
nilai SAKIP sebesar 70 poin. Untuk mencapai nilai tersebut telah
dialokasikan anggaran sebesar Rp 701.858.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 677.445.200,- (96,52%) yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut.
1) Program Dan Anggaran
a. Penyusunan Renja Tahun 2017;
b. Penyusunan RKA-KL Tahun 2017;
c. Rapat Kerja dan Koordinasi UPT Kementerian Kehutanan Lingkup
Provinsi Jabar;
d. Koordinasi/Konsultasi Penyusunan Program dan Anggaran;
e. Penyusunan Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat.
2) Evaluasi Pelaporan
a. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan DIPA Tahun 2016;
b. Koordinasi/Konsultasi Evaluasi Pelaporan dan Humas.
3) Data, Informasi dan Humas
a. Penyusunan Statistik Tahun 2015;
b. Penyusunan LAKIP Tahun 2015;
c. Penyusunan Laporan Tahunan;
d. Dukungan Kegiatan Koordinator UPT.
4) Kerjasama dan Kemitraan
a. Pemantauan dan Pelayanan Kerjasama Kemitraan;
b. Rapat Koordinasi Kerjasama Kemitraan.
5) Administrasi Kepegawaian
a. Bimbingan Teknis Penilaian DUPAK;
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 34
b. Pemutakhiran Data Pegawai;
c. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Lingkup BBKSDA
Jabar.
6) Administrasi Keuangan
a. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi
7) Ketatausahaan dan Umum
a. Pembinaan Persuratan dan Kearsipan;
b. Dukungan Operasional Unit Layanan Pengandaan Barang dan
Jasa.
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 16, baik capaian IKK maupun anggarannya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 18. Realisasi Capaian IKK 16 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Nilai SAKIP Direktorat Jenderal
KSDA dan Ekosistem minimal 78,00
77 poin 83,11
poin
107,93 701.858.000 677.445.200 96,52
IKK 17 : Jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi
yang tersusun dan mendapat pengesahan sebanyak 1 dokumen
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
mengamanatkan agar setiap unit pengelola kawasan konservasi (selain
taman nasional) bertanggung jawab dalam menyusun blok pengelolaan
yang akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan rencana
pengelolaan kawasan.
Pada Tahun 2016 ini ada 1 dokumen tata blok, yaitu dokumen tata
blok TWA Kamojang yang disusun dengan menggunakan anggaran
sebesar Rp 85.145.000,- dengan realisasi sebesar Rp 85.145.000,-
(100%).
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 17, baik capaian IKK maupun anggarannya dapat dilihat
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 35
pada tabel berikut.
Tabel 19. Realisasi Capaian IKK 17 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah dokumen perencanaan
penataan kawasan konservasi yang
tersusun dan mendapat pengesahan
sebanyak 150 Dokumen Zonasi
dan/atau Blok
1 Dok 1 Dok 100 85.145.000 85.145.000 100,00
IKK 17 : Jumlah kerjasama pembangunan strategis dan kerjasama
penguatan fungsi pada kawasan konservasi sebanyak 1 PKS
Kerjasama kemitraan menjadi hal penting karena Balai Besar
KSDA Jawa Barat mengelola sebanyak 50 kawasan konservasi yang
tersebar di Provinsi Jawa Barat dan Banten, baik yang berfungsi sebagai
kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa), kawasan
pelestarian alam (taman wisata alam), maupun taman buru.
Mengingat adanya keterbatasan sumber daya, terutama sumber
daya manusia maupun anggaran, sulit untuk mewujudkan pengelolaan
kawasan konservasi tersebut secara optimal jika hanya mengandalkan
Balai Besar KSDA Jawa Barat semata. Oleh karena itu, diperlukan
dukungan dari para pemangku kepentingan yang peduli terhadap upaya
menjamin kelestarian dan kemanfaatan kawasan konservasi di Provinsi
Jawa Barat dan Banten dalam bentuk kerjasama kemitraan.
Pada tahun 2016, Balai Besar KSDA Jawa Barat mendapatkan
target untuk menjalin kerjasama strategis dan kerjasama penguatan fungsi
pada kawasan konservasi sebanyak 1 PKS. Target tersebut sebenarnya
terpenuhi dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama antara Ditjen
KSDAE dan PT PLN Persero tentang Pembangunan Jaringan Saluran
Udara Tegangan Tinggi 150 KV di CA Kamojang. Namun demikian,
seluruh anggaran untuk IKK terkait kerjasama strategis ini telah
mengalami self blocking sehingga tidak menjadi target pada tahun 2016
ini.
Secara keseluruhan capaian kinerja Balai Besar KSDA Jawa
Barat untuk IKK 18 dapat dilihat pada tabel berikut.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 36
Tabel 20. Realisasi Capaian IKK 18 dan Realisasi Anggaran
No.
Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran
Uraian Target Realisasi % Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1 Jumlah kerjasama pembangunan
strategis dan kerjasama penguatan
fungsi pada kawasan konservasi
sebanyak 100 PKS
- PKS - PKS - - - 0,00
B. Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2017
Prognosis Capaian kinerja pelaksanaan pembangunan kehutanan
bidang PHKA pada BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 21. Prognosis Capaian Kinerja Tahun 2017 Program Konservasi
Sumber daya Alam dan Ekosistem
Kode Uraian Satuan Target Prediksi
029.05.08 Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
5419 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem
5419.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 1 1
005 Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit
5419.994 Layanan Perkantoran Bulan 12 12
001 Gaji dan Tunjangan
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
5425 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
5425.002 Tersedianya dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
Dokumen 22 22
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi
052 Pembinaan dan Koordinasi
053 Penyusunan dan Pengesahan Dokumen Zonasi dan/atau Blok
5425.004 Tersedianya data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable
Paket Data
1 1
052 Operasional dan Pemeliharaan Sistem IKA
5425.005 Terbentuknya 100 unit KPHK pada kawasan konservasi
Unit 2 2
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi
052 Pembinaan dan Koordinasi
5425.006 Terwujudnya kerjasama pembangunan dan penguatan pada kawasan konservasi
PKS 1 1
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi
052 Pembinaan dan Koordinasi
053 Monitoring dan Evaluasi
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 37
Kode Uraian Satuan Target Prediksi
5425.007 Keanekaragaman hayati di dalam kawasan konservasi non taman nasional dapat dilindungi dari gangguan kebakaran hutan
Ha 2.321 2.321
053 Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
055 Sarana dan Prasarana perlindungan dan pengamanan KK terhadap Karlahut
056 Pemadaman kebakaran hutan di kawasan konservasi
058 Patroli Pencegahan Kebakaran Hutan di Kawasan Konservasi
5425.008 Terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi non taman nasional di pesisir dan laut di tingkat tapak serta keanekaragaman hayati
Unit 8 8
052 Pemeliharaan Batas Kawasan Konservasi
053 Inhouse trainning dalam rangka penilaian METT
054 Monitoring dan Evaluasi
5425.009 Terbentuk dan beroperasinya KPHK non taman nasional di pesisir dan laut
Unit 3 3
051 Sosialisasi peraturan pengelolaan KPHK
053 Pembinaan dan Koordinasi
054 Sarana dan Prasarana KPHK
055 Kegiatan Teknis lapangan di KPHK
056 Monitoring dan Evaluasi
5425.010 Terciptanya usaha ekonomi produktif di desa sekitar kawasan konservasi non TN
Desa 2 2
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi
052 Pembinaan dan Koordinasi
054 Pengembangan Usaha Ekonomi Kelompok Masyarakat
055 Monitoring dan Evaluasi
5425.011 Menurunnya gangguan pada kawasan konservasi non taman nasional
Kejadian 2 2
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi
052 Pembinaan dan Koordinasi
055 Sarana dan Prasarana perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi
056 Patroli Fungsional Pengamanan Hutan
059 Administrasi Senjata Api dan pemegang senjata api
5425.012 Terbentuknya Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) dan penggiat lingkungan lainnya
Unit 12 12
054 Patroli bersama MMP, TPHL dan penggiat lingkungan lainnya
5425.013 Terpulihkannya kawasan konservasi yang terdegradasi
Ha 60 60
056 Pemeliharaan tanaman dalam rangka Pemulihan Ekosistem Tahun I
059 Monitoring dan Evaluasi
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 38
Kode Uraian Satuan Target Prediksi
5425.014 Terbentuknya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
Dokumen 3 3
053 Penyusunan Dokumen Rencana Pengelolaan
5425.015 Meningkatnya PNBP dari hasil pemanfaatan TSL
Juta Rupiah
232 232
054 Survey dan Analisa Data Pengusulan Kuota
055 Monitoring dan Evaluasi
5425.018 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi non taman nasional pesisir, laut dan terrestrial
% 2 2
053 Pembinaan Habitat Penyu dan Keanekaragaman Jenis Ikan
054 Pembinaan populasi penyu dan keanekaragaman jenis ikan
058 Rehabilitasi dan pelepasliaran penyu dan ikan lainnya
5425.020 Meningkatnya hasil penangkaran TSL Ekor/pcs 1.500 1.500
052 Bimbingan Teknis dan Supervisi
055 Monitoring dan Evaluasi
056 Koordinasi dan Konsultasi
5425.022 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati yang dilindungi di kawasan konservasi
Paket 1 1
052 Monitoring Populasi Tumbuhan Alam dan Satwa Liar
055 Penanganan Konflik Satwa Liar dan Manusia
056 Evakuasi Satwa Liar
058 Rehabilitasi dan Pelepasliaran Satwa Liar
5425.023 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati pada lembaga konservasi
Species 2 2
053 Monitoring dan Evaluasi Lembaga Konservasi
054 Pembinaan dan Koordinasi
5425.024 Meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi non taman nasional
Orang 125.000 125.000
051 Informasi dan Promosi Pariwisata Alam
052 Bimbingan Teknis dan Supervisi
053 Pembinaan dan Koordinasi
054 Monitoring dan Evaluasi
057 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam
058 Tata Kelola pemungutan PNBP
5425.027 Pemenuhan sarpras wisata alam yang layak dan memadai di TWA
Paket 9 9
051 Penyusunan Desain Tapak Wisata Alam termasuk DED
052 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Prasarana Wisata Alam
053 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam
054 Monitoring dan Evaluasi
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 39
Kode Uraian Satuan Target Prediksi
5425.028 Meningkatnya kesiapan dan kualitas pelayanan wisata alam bahari pada kawasan konservasi laut non taman nasional
Unit 1 1
055 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Prasarana Wisata Alam Bahari
056 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam
5425.029 Meningkatnya kontribusi TWA dalam penyediaan energi berbasis air (mini/mikro hidro)
KWatt 1 1
052 Koordinasi Pemanfaatan Sumberdaya Energi Air
053 Demplot Microhydro Electrical Powerplant
5425.030 Meningkatnya kontribusi Kawasan Konservasi non Taman Nasional dalam penyediaan energi berbasis panas bumi
Unit 1 1
052 Koordinasi Pemanfaatan Potensi Panas Bumi
053 Bimbingan Teknis dan Supervisi Pemanfaatan Potensi Panas Bumi
5425.031 Tersedianya unit usaha dalam pemanfaatan pariwisata alam di KK
Unit 3 3
051 Penyusunan Desain Tapak
055 Fasilitasi Forum Wisata Alam
056 Pembinaan dan Koordinasi
5425.032 Tersedianya unit usaha dalam pemanfaatan jasa lingkungan air di KK
Unit 1 1
051 Inventarisasi Potensi Sumberdaya Air
053 Koordinasi Pemanfaatan Sumberdaya Air
055 Bimbingan Teknis dan Supervisi IPA dan IUPA
056 Pembinaan dan Koordinasi IPA dan IUPA
5425.034 Terbentuknya dan berfungsinya forum kelembagaan pengelolaan ekosistem esensial
Kawasan Mangrove
1 1
051 Koordinasi Perlindungan KEE
053 Fasilitasi Pembentukan KEE oleh UPT
5425.036 Terwujudnya reformasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam rangka mendukung pencapaian Prioritas Nasional
Point 79 79
051 Penyusunan Program dan Anggaran
052 Evaluasi dan Pelaporan
053 Data dan Informasi
055 Administrasi Kepegawaian
056 Administrasi Keuangan
057 Ketatausahaan dan Umum
058 Administrasi Perlengkapan
059 Pengembangan Sarana dan Prasarana
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 40
BAB III. RENCANA KERJA TAHUN 2017
A. Rencana Kerja
Pada tahun 2017 sasaran yang harus dicapai BBKSDA Jawa
Barat mengacu pada Indikator Kinerja Direktorat Jenderal KSDAE
Kemneterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai berikut :
Tabel 22. Indikator Kinerja dan Komponen Kegiatan Pencapaian Kinerja
Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kode PROGRAM/KEGIATAN/IKK/KOMPONEN TARGET PERKIRAAN
BIAYA Rp.
029.05.08 Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
45.885.000.000
5419 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem
29.077.750.000
5419.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1 Layanan 974.750.000
005 Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit 974.750.000
5419.994 Layanan Perkantoran 12 Bulan 28.103.000.000
001 Gaji dan Tunjangan 25.653.000.000
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 2.450.000.000
5425 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 16.807.250.000
5425.002 Tersedianya dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
22 Dokumen 590.870.000
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi 31.500.000
052 Pembinaan dan Koordinasi 12.000.000
053 Penyusunan dan Pengesahan Dokumen Zonasi dan/atau Blok
547.370.000
5425.004 Tersedianya data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable
1 Paket Data
273.723.000
052 Operasional dan Pemeliharaan Sistem IKA 273.723.000
5425.005 Terbentuknya 100 unit KPHK pada kawasan konservasi
2 Unit 49.240.000
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi 37.240.000
052 Pembinaan dan Koordinasi 12.000.000
5425.006 Terwujudnya kerjasama pembangunan dan penguatan pada kawasan konservasi
1 PKS 74.160.000
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi 24.000.000
052 Pembinaan dan Koordinasi 12.000.000
053 Monitoring dan Evaluasi 38.160.000
5425.007 Keanekaragaman hayati di dalam kawasan konservasi non taman nasional dapat dilindungi dari gangguan kebakaran hutan
2.321 Ha 807.400.000
053 Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi 56.800.000
055 Sarana dan Prasarana perlindungan dan pengamanan KK terhadap Karlahut
190.000.000
056 Pemadaman kebakaran hutan di kawasan konservasi 276.400.000
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 41
Kode PROGRAM/KEGIATAN/IKK/KOMPONEN TARGET PERKIRAAN
BIAYA Rp.
058 Patroli Pencegahan Kebakaran Hutan di Kawasan Konservasi
284.200.000
5425.008 Terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan konservasi non taman nasional di pesisir dan laut di tingkat tapak serta keanekaragaman hayati
8 Unit 322.905.000
052 Pemeliharaan Batas Kawasan Konservasi 156.000.000
053 Inhouse trainning dalam rangka penilaian METT 119.500.000
054 Monitoring dan Evaluasi 47.405.000
5425.009 Terbentuk dan beroperasinya KPHK non taman nasional di pesisir dan laut
3 Unit 1.959.617.000
051 Sosialisasi peraturan pengelolaan KPHK 46.500.000
053 Pembinaan dan Koordinasi 10.000.000
054 Sarana dan Prasarana KPHK 1.186.000.000
055 Kegiatan Teknis lapangan di KPHK 695.712.000
056 Monitoring dan Evaluasi 21.405.000
5425.010 Terciptanya usaha ekonomi produktif di desa sekitar kawasan konservasi non TN
2 Desa 241.910.000
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi 24.320.000
052 Pembinaan dan Koordinasi 10.800.000
054 Pengembangan Usaha Ekonomi Kelompok Masyarakat 190.760.000
055 Monitoring dan Evaluasi 16.030.000
5425.011 Menurunnya gangguan pada kawasan konservasi non taman nasional
2 Kejadian 1.206.545.000
051 Bimbingan Teknis dan Supervisi 51.815.000
052 Pembinaan dan Koordinasi 129.880.000
055 Sarana dan Prasarana perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi
628.000.000
056 Patroli Fungsional Pengamanan Hutan 280.600.000
059 Administrasi Senjata Api dan pemegang senjata api 116.250.000
5425.012 Terbentuknya Masyarakat Mitra Polhut (MMP), Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) dan penggiat lingkungan lainnya
12 Unit 149.700.000
054 Patroli bersama MMP, TPHL dan penggiat lingkungan lainnya
149.700.000
5425.013 Terpulihkannya kawasan konservasi yang terdegradasi
60 Ha 255.150.000
056 Pemeliharaan tanaman dalam rangka Pemulihan Ekosistem Tahun I
246.150.000
059 Monitoring dan Evaluasi 9.000.000
5425.014 Terbentuknya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
3 Dokumen 137.880.000
053 Penyusunan Dokumen Rencana Pengelolaan 137.880.000
5425.015 Meningkatnya PNBP dari hasil pemanfaatan TSL 232 Juta Rp 299.575.000
054 Survey dan Analisa Data Pengusulan Kuota 28.120.000
055 Monitoring dan Evaluasi 271.455.000
5425.018 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi non taman nasional pesisir, laut dan terrestrial
2 % 191.025.000
053 Pembinaan Habitat Penyu dan Keanekaragaman Jenis Ikan
26.025.000
054 Pembinaan populasi penyu dan keanekaragaman jenis ikan
141.000.000
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 42
Kode PROGRAM/KEGIATAN/IKK/KOMPONEN TARGET PERKIRAAN
BIAYA Rp.
058 Rehabilitasi dan pelepasliaran penyu dan ikan lainnya 24.000.000
5425.020 Meningkatnya hasil penangkaran TSL 1.500 Ekor/pcs 173.130.000
052 Bimbingan Teknis dan Supervisi 127.950.000
055 Monitoring dan Evaluasi 37.180.000
056 Koordinasi dan Konsultasi 8.000.000
5425.022 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati yang dilindungi di kawasan konservasi
1 Paket 309.600.000
052 Monitoring Populasi Tumbuhan Alam dan Satwa Liar 85.350.000
055 Penanganan Konflik Satwa Liar dan Manusia 177.960.000
056 Evakuasi Satwa Liar 18.135.000
058 Rehabilitasi dan Pelepasliaran Satwa Liar 28.155.000
5425.023 Meningkatnya populasi keanekaragaman hayati pada lembaga konservasi
2 Species 19.385.000
053 Monitoring dan Evaluasi Lembaga Konservasi 15.785.000
054 Pembinaan dan Koordinasi 3.600.000
5425.024 Meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi non taman nasional
125.000 Orang 1.765.720.000
051 Informasi dan Promosi Pariwisata Alam 801.070.000
052 Bimbingan Teknis dan Supervisi 55.000.000
053 Pembinaan dan Koordinasi 12.500.000
054 Monitoring dan Evaluasi 45.060.000
057 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam 258.040.000
058 Tata Kelola pemungutan PNBP 594.050.000
5425.027 Pemenuhan sarpras wisata alam yang layak dan memadai di TWA
9 Paket 5.335.750.000
051 Penyusunan Desain Tapak Wisata Alam termasuk DED 292.460.000
052 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Prasarana Wisata Alam
4.801.745.000
053 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam 225.425.000
054 Monitoring dan Evaluasi 16.120.000
5425.028 Meningkatnya kesiapan dan kualitas pelayanan wisata alam bahari pada kawasan konservasi laut non taman nasional
1 Unit 544.000.000
055 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Prasarana Wisata Alam Bahari
400.000.000
056 Operasional Pengelolaan Objek Wisata Alam 144.000.000
5425.029 Meningkatnya kontribusi TWA dalam penyediaan energi berbasis air (mini/mikro hidro)
1 KWatt 105.040.000
052 Koordinasi Pemanfaatan Sumberdaya Energi Air 6.000.000
053 Demplot Microhydro Electrical Powerplant 99.040.000
5425.030 Meningkatnya kontribusi Kawasan Konservasi non Taman Nasional dalam penyediaan energi berbasis panas bumi
1 Unit 65.650.000
052 Koordinasi Pemanfaatan Potensi Panas Bumi 16.500.000
053 Bimbingan Teknis dan Supervisi Pemanfaatan Potensi Panas Bumi
49.150.000
5425.031 Tersedianya unit usaha dalam pemanfaatan pariwisata alam di KK
3 Unit 186.840.000
051 Penyusunan Desain Tapak 138.690.000
055 Fasilitasi Forum Wisata Alam 23.150.000
056 Pembinaan dan Koordinasi 25.000.000
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 43
Kode PROGRAM/KEGIATAN/IKK/KOMPONEN TARGET PERKIRAAN
BIAYA Rp.
5425.032 Tersedianya unit usaha dalam pemanfaatan jasa lingkungan air di KK
1 Unit 386.160.000
051 Inventarisasi Potensi Sumberdaya Air 151.590.000
053 Koordinasi Pemanfaatan Sumberdaya Air 41.650.000
055 Bimbingan Teknis dan Supervisi IPA dan IUPA 172.920.000
056 Pembinaan dan Koordinasi IPA dan IUPA 20.000.000
5425.034 Terbentuknya dan berfungsinya forum kelembagaan pengelolaan ekosistem esensial
1 Kawasan Mangrove
47.950.000
051 Koordinasi Perlindungan KEE 6.000.000
053 Fasilitasi Pembentukan KEE oleh UPT 41.950.000
5425.036 Terwujudnya reformasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam rangka mendukung pencapaian Prioritas Nasional
79 Point 1.308.325.000
051 Penyusunan Program dan Anggaran 218.825.000
052 Evaluasi dan Pelaporan 296.925.000
053 Data dan Informasi 259.000.000
055 Administrasi Kepegawaian 91.690.000
056 Administrasi Keuangan 201.985.000
057 Ketatausahaan dan Umum 47.700.000
058 Administrasi Perlengkapan 167.200.000
059 Pengembangan Sarana dan Prasarana 25.000.000
B. Pengukuran Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dan/atau kegagalan pencapaian
sasaran strategis yang telah ditetapkan, dilakukan pengukuran kinerja dan
analisis akuntabilitas kinerja.Metode pengukuran kinerja menggunakan
formula sederhana yaitu menentukan persentase pencapaian
kinerja.Untuk melengkapi gambaran setiap capaian kinerja maka disajikan
evaluasi kinerja dalam bentuk analisis deskriptif setiap capaian indikator
dan perhitungan tingkat efektifitas dan efisiensi pencapaian kinerja. Dalam
melakukan pengukuran kinerja digunakan formulasi Pengukuran Kinerja
sebagai berikut:
𝐶 = 𝑅
𝑇 𝑥 100 %
dimana, C : Tingkat capaian target kinerja R : Realisasi capaian target kinerja T : Target kinerja
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 44
Apabila diasumsikan semakin tinggi realisasi menunjukan semakin
rendahnya pencapaian kinerja, maka digunakan rumus sebagai berikut:
𝐶 = 𝑇 − (𝑅 − 𝑇)
𝑇 𝑥 100 %
dimana, C : Tingkat capaian target kinerja R : Realisasi capaian target kinerja T : Target kinerja
Jika terdapat beberapa indikator kinerja yang memiliki capaian
sangat tinggi, maka pengukuran nilai capaian indikator kinerja
menggunakan pembatasan maksimal yaitu sebesar 150% dengan tujuan
agar dapat menggambarkan capaian kinerja yang sesungguhnya dari
BBKSDA Jawa Barat.
C. Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan program Konservasi Sumber daya Alam
dan Ekosistem pada BBKSDA Jawa Barat pada tahun 2017, sebagaimana
pagu indikatif tahun 2017, direncanakan sebesar Rp. 45.885.000.000-
(Empat Puluh Lima Milyar Delapan Ratus Delapan Puluh Lima Juta
Rupiah) yang berasal terdiri dari:
Alokasi pagu indikatif tersebut direncanakan untuk membiayai gaji
dan tunjangan, operasional perkantoran serta belanja non operasional
perkantoran. Uraian rencana pembiayaan pelaksanaan program dan
kegiatan, Output, Komponen dan Sub Komponen Kegiatan BBKSDA Jawa
Barat.
Rencana Kerja Tahun 2017 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat | 45
BAB IV. PENUTUP
Rencana (Renja) Kerja BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017 yang
disusun mengacu pada Rencana Kerja Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Tahun 2017 dan Rencana Kerja Direktorat Jenderal
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Rencana Kerja ini
merupakan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan
pembangunan kehutanan pada BBKSDA Jawa Barat Tahun 2017.
Renja ini merupakan penjabaran tahun pertama dari Rencana
Strategis (Renstra) BBKSDA Jawa Barat, yang hingga saat ini
penyusunannya masih mengacu pada rancangan teknokratik.Walaupun
Renstra yang diacu masih bersifat tentatif, Renja ini tetap merupakan
pedoman dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) Tahun 2017. Namun demikian, apabila sekiranya dibutuhkan
penyempurnaan sebagai akibat dari adanya penyesuaian-penyesuaian
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 maka akan dilakukan
penyempurnaan sesuai arahan dari Direktorat Jenderal KSDAE –
Kementerian LHK.
Selain digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA Tahun
2017, Renja ini juga selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan dokumen Penetapan Kinerja BBKSDA Jawa Barat Tahun
2017. Untuk proses selanjutnya masih diperlukan penyesuaian-
penyesuaian sehubungan dengan kemungkinan akan adanya perubahan
arah kebijakan pemerintah dari kabinet yang baru akan terbentuk serta
adanya perubahan-perubahan prioritas dalam APBN Tahun 2017 dan
kodisi esksisting regulasi dan kelembagaan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan saat ini. Hal-hal tersebut perlu mendapat prioritas
dalam penanganannya dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
relevan, efektif, efisien, fleksibel, dan bermanfaat.