Transcript

Pengobatan Adalah logis untuk menduga bahwa terapi stimulan menyebabkan gangguan tidur karena hal ini menciptakan keadaan aerosol. Sebagai contoh, methylphenidate (MPH) dianggap salah satu obat utama untuk mengobati gejala mengantuk di siang hari pada narkolepsi dan kelelahan kronis. MPH meningkatkan norepinefrin dan dopamin dalam otak melalui penghambatan sebagian uptake norepinefrin dan dopamin serta peningkatan release norepinefrin dan dopamin di sinaps. Pencitraan tomografi emisi positron telah menunjukkan adanya peningkatan dopamin ekstraseluler secara akut akibat MPH26, hal ini menekankan bahwa MPH pada khususnya dan stimulan pada umumnya memperbaiki defisit yang mendasari regulasi dan ketersediaan dopamin. MPH mempengaruhi striatum dan prefrontal korteks otak, dimana hal ini penting untuk konsentrasi.Terdapat kekhawatiran yang meluas diantara orang tua dan tim medis mengenai pengobatan stimulan yang diberikan pada anak dengan ADHD dapat memperburuk gangguan tidur. Orang tua dari anak yang diobati dengan stimulan melaporkan prevalensi yang lebih tinggi dari masalah tidur (29% banding 10%) dan keluhan yang paling umum adalah peningkatan tidur latensi pada malam hari atau insomnia.27 Lebih dari 30 menit peningkatan tidur latensi sering dilaporkan.12,28 Ironside dkk29 melakukan percobaan pengobatan stimulan pada 16 anak dengan ADHD berusia antara 6 dan 12 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa MPH itu dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan dalam aktivitas motorik selama periode onset tidur latensi dan secara signifikan mengurangi amplitudo sirkardian relatif dan fase keterlambatan dalam irama keseharian.29

Selain itu menunda onset tidur, pengobatan dengan MPH juga bisa mempengaruhi pola tidur. Dengan menggunakan actigraphic yaitu sebuah perangkat untuk memperkirakan pola tidur pada orang dewasa yang diberi MPH atau plasebo, Boonstra dkk30 menunjukkan bahwa meskipun MPH mengurangi waktu tidur total, secara signifikan MPH mengurangi frekuensi terbangun dari tidur di malam hari dan memperbaiki kualitas tidur dengan mengkonsolidasikan tidur. Data ini menunjukkan bahwa keuntungan yang dihasilkan oleh MPH terjadi sebagai hasil dari sedikitnya tidur yang terganggu. Sebuah penelitian oleh OBrien dkk17 menemukan bahwa anak-anak dengan ADHD mengalami gangguan tidur lebih banyak daripada yang tanpa ADHD, tanpa memandang status pengobatan. Pengamatan ini dapat memberikan kesan bahwa tidur yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh keparahan gangguan bukan karena efek dari pengobatan.Tidak jelas sejauh mana obat-obatan stimulan mempengaruhi kualitas tidur. Apakah ada efek langsung atau apakah rebound terjadi setelah penurunan tingkat stimulan pada malam hari masih belum diketahui. Selama periode rebound anak menjadi lebih mudah marah dan gelisah.31 Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa remaja dan orang dewasa membutuhkan pengobatan stimulan pada malam hari supaya dapat tidur nyenyak11, sementara studi lain pada anak-anak pemberian dosis di malam hari mengakibatkan penundaan onset tidur yang lebih besar.32 Apalagi telah diketahui efek samping, stimulan dapat menyebabkan anorexia selama belangsungnya pengobatan. Sebagai obat yang mengalami penurunan level pada malam hari, peningkatan kelaparan dapat mengganggu kualitas tidur.Waktu pemberian obat juga bisa mempengaruhi efek pengobatan stimulan pada saat tidur. Ada kemungkinan bahwa pemberian dosis segera sebelum anak masuk ke tempat tidur mungkin menghindari efek rebound dijelaskan sebelumnya. Pemberian obat sebelum tidur juga dapat memiliki pengaruh positif pada kualitas tidur dengan memperlakukan defisit dari neurotransmiter seperti seperti dopamin, yang memainkan peran integral dalam patogenesis ADHD.

Pembuktian mengenai waktu pemberian obat telah dilakukan oleh Ashkenasi.33 Studinya mengevaluasi tentang efek individual waktu penggunaan MPH pada sistem transdermal pada parameter tidur. Sampelnya berupa 26 anak-anak dengan ADHD dan gangguan tidur yang telah diseleksi secara acak (setelah pemberian dosis optimal) kedalam satu dari empat kelompok dengan urutan perlakuan berbeda waktu penggunaan obat yaitu 9-12 jam per hari selama 1 minggu. Parameter yang diukur adalah tidur latensi, total waktu tidur, kualitas tidur dan penilaian klinis ADHD (menggunakan ADHD Rating Scale IV dan Connors Global Impression-Parent). Hasil menunjukkan kecenderungan peningkatan kualitas tidur ( p = 0.059 ) dengan pola penggunaan waktu tidur lebih panjang, lagi meski pola penggunaan waktu tidur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tidur latensi atau total waktu tidur. Parameter tidur tidak terpengaruhi oleh lagi penggunaan waktu tidur. Meskipun penelitian itu dibatasi oleh yang kecil ukuran, mendukung gagasan yang terus-menerus pengobatan dengan stimulan mungkin tidak selalu mengganggu kualitas tidur.

Selain waktu pemberian obat, hal ini penting untuk mempertimbangkan durasi pengobatan. Dampak MPH kemungkinan akan lebih besar pada anak-anak yang baru saja mulai menerima stimulan dibandingkan dengan mereka yang dalam pengobatan untuk jangka panjang dan karenanya terbiasa untuk itu.34 Apalagi mempelajari dosis fleksibel ( secara individual disesuaikan menurut perbaikan klinis ) yang kurang mungkin untuk mendeteksi dosis efek dalam tidur di mana dosis tidak meningkat setelah respon diperoleh.35


Top Related