Download - REFERAT-BASALIOMA
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami
peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris.
Berdasarkan beberapa penelitian, orang-orang kulit putih yang lebih banyak
menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya
mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker
kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian
kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak
penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.
Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan
mengadakan pemeriksaan biopsi, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh
karena itu sebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya
masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut,
disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal
ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera
dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena
itu pengetahuan mengenai tanda-tanda dini dari kanker kulit sangat penting,
baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan.
1
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
2/20
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah
karsinoma sel basal (basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong
nonmelanoma dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di
Amerika, sekitar 800.000 orang mengidap kanker ini setiap tahun, 75% kanker kulit
adalah kanker sel basal. Karsinoma sel skuamosa juga didapati pada 200.000 orang
Amerika setiap tahun. Di Australia jumlah kasus baru KSB 652 per tahun /100 ribu
penduduk, sedangkan di AS 480 per tahun/100 ribu penduduk. Di Indonesia menurut
data Badan Registrasi Ikatan Ahli Patologi Indonesia tahun 1989, dari 1530 kasus
kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus karsinoma sel basal yaitu 39,93%
(Tambunan G,W.1995).
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta
penatalaksanaan tumor ganas kulit.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari
tumor ganas kulit.
2
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
3/20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DefinisiBasalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal
dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit (Graham, R,
2005). Pertumbuhan tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan
sehingga memberikan gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasif, serta jarang
mengadakan metastasis (Nila, 2005). Basalioma adalah merupakan kanker kulit yang
timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut ; yang paling umum
dan jarang bermetastasis ; kekambuhan umum terjadi (Brunner and Suddarth, 2000).
Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit
dan berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit.
Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-
sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel,
maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena.
Epidemiologi
Menurut penelitian Tjarta di Indonesia peringkat kanker kulit adalah:
1. Karsinoma sel basal 36,67%
2. Karsinoma sel squamosa 11.4%
3. Melanoma maligna 0,59%
4. Tumor ganas adneksa kulit dan tumor ganas kulit lainnya 8,5%
Patogenesa
3
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
4/20
Komprecher (1903) mengatakan bahwa KSB berasal dari sel basal epidermis,
Adamson (1914) menyangsikan bahwa KSB berasal dari sel basal dan mengajukan
teori bahwa KSB berasal dari fokus embrionik laten yang timbul dari keadaan
dorman pada usia lanjut (Rata IGK. 1999).
Lever (1948) mengemukakan bahwa KSB bukan karsinoma dan tidak berasal
dari sel basal, tetapi adalah tumor nevoid dan hamartoma yang berasal dari sel
germinativum epithel primer (primary epithelial germ cell) yaitu sel-sel yang belum
matang (Rata IGK. 1999).
Teori lain dari Pinkus menyatakan bahwa KSB berasal dari sel pluri potensial
yang terbentuk secara kontinyu sepanjang hidup, menjadi aktif pada usia tua dan
mempunya potensi untuk membentuk rambut, kelenjar sebum, dan kelenjar apokrin.
Patogenesis KSB didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit
yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi
epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu
kelainan kulit (Ranhdle. 1999).
Melanin berfungsi sebagai energi amorf yang dapat menyerap energi dan
menghilangkan dalam bentuk panas. Jika energi terlalu besar dapat merusak dan
mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker
(Fitzpatrick TB. 1992).
Etiologi
4
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
5/20
Lebih dari 90% faktor pencetus basalioma yaitu terpapar sinar matahari
atau penyinaran ultraviolet lainnya. Sering muncul usia > 40 tahun. Faktor resiko
lainnya :
a) Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan
rambut pirang atau merah).
b) Pemaparan sinar X yang berlebihan.
c) Senyawa kimia arsen.
d) Trauma.
e) Ulkus kronis (Marwali, 2000).
Manifestasi klinis.
Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah
periorbital), leher. Meskipun jarang, dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan,
tungkai, kaki, dan kulit kepala (Buditjahjono S.2000)
5
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
6/20
Gambar 2.1
(sumber: Buditjahjono S.2000)
Gambaran klinik KSB bervariasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk:
1. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens
2. Berpigmen
3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing
4. Superfisial
5. Fibroepitelioma.
Tipe Nodulo-Ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai
lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan
tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi.
\
6
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
7/20
Gambar 2.2
(sumber: Fitzpatrick TB. 1992)
Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya telengiektasia, dan
kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperti
mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritema pucat. Lesi membesar
secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi
yang meninggi keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut
ulkus rodent), dengan dekstruksi jaringan disekitarnya.
Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodulo ulceratif. Bedanya, pada jenis
ini berwarna coklat, atau hitam berbintik-bontik atau homogen yang secara klinis
dapat menyerupai melanoma.
7
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
8/20
Gambar 2.3
(sumber: Fitzpatrick TB. 1992)
Tipe Morfea atau Fibrosing atau Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih kekuningan, dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan
perifer diikuti oleh perluasan sklerotik di tengahnya.
Gambar 2.4
(sumber: Fitzpatrick TB. 1999)
Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan. Secaran klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai irreguler
8
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
9/20
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat atau kawat.
Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronik.
G
Gambar 2.6
(sumber: Fitzpatrick TB. 1992)
Tipe Fibroepithelial.
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul
kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus dengan
warna yang bervariasi.
Sindrom Epitelioma Sel Basal Nevoid
Dikenal pula sebagai sindrom Gorli-goltz. Merupakan kelainan autosomal
dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor:
1. KSB multiple yang terjadi pada usia muda.
2. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.
3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.
4. Kista pada tulang rahang.
5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.
Disamping gejala mayor ini, dijumpai banyak kelainan sistem organ multiple, yang
berhubungan dengan sindroma ini.
9
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
10/20
Multiple Nodular Palmar Pits
Gambar 2.7(sumber: Fitzpatrick TB. 1992)
Nevus Sel Basal Unilateral Linier
Merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi berupa nodul dan komedo,
dengan daerah atropi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi
biasa dijumpai sejak lahir, dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia.
Sindrom Bazex
Sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan secara
dominan dengan ciri khas:
1. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar,
seperti ice pick marks, terutama pada ekstremitas.
2. Epitelioma sel basal kecil, multiple pada wajah, biasanya timbul pertama kali
saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga timbul pada
akhir masa anak-anak.
Di samping itu dapat pula di jumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis
generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.
10
http://ditandai/http://ditandai/http://ditandai/ -
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
11/20
Klasifikasi T.N.M
Tis: Carcinoma in situ (pre-invasive carcinoma)
To: Tidak jelas bentuk tumor primer
T1: 5cm
T4: Menyebar ke tulang atau otot
N0: Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening regional.
N1: Penyebaran homolateral dan mudah di gerakkan.
N2: Kontra atau bilateral dan mudah digerakkan.
N3: Melekat di jaringan sekitarnya.
M0: Tidak jelas metastasis.
M1: Jelas metastasis jauh.
Histopatologi
Lever membagi KSB dalam beberapa tipe histopatologi yang terdiri atas KSB
yang berdiferensi dan KSB tidak berdiferensi.
1. KSB yang berdiferensi
a. Jenis keratotik
Disebut juga tipe pilar oleh karena berdiferensiasi kearah
rambut, menunjukkan sel-sel parakeratotik dengan gambaran inti yang
memanjang dan sitoplasma agak eosinofilik dan di jumpai homcyst, selain
sel-sel undifferentiated dengan sitoplasma basofilik.
11
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
12/20
b. Jenis kistik
Di jumpai adanya bagianbagian kistik di bagian tengah massa
tumor yang terjadi akibat generasi sel-sel tumor atau deferensiasi sel-sel
kearah kelenjar.
c. Jenis adenoid
Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang yang di batasi
jaringan ikat kadang-kadang ditemukan lumen yang di kelilingi sel
bersekresi .dalam lumen dapat di temukan semacam bahan koloid atau massa
amorf.
2. KSB tidak berdifferensiasi atau KSB solid
Merupakan gambaran histopatologik yang banyak di temukan. Berupa pulau-
pulau sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid,
dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, sitoplasma sedikit sel-sel pada tepi
massa tumor tersusun palisade (Lever WF. 1983).
12
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
13/20
Gambar 2.8(sumber: Elsevier.2004)
13
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
14/20
Diagnosis
Diagnosis di tegakkan dengan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi
(Handayani. 1999).
Diagnosa Banding
Secara klinis KSB didiagnosis banding dengan :
1. Karsinoma sel skuamousa
Squamous Cell
Carcinoma
Gambar 2.9
(sumber : Elsevier,
2004).
14
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
15/20
2. Melanocytyc naevi.
Gambar 2.10
(sumber:
Elsevier.2004)
Gambar 2.11
15
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
16/20
(sumber : Elsevier, 2004)
3.Melanoma maligna.
Gambar 2.12
(sumber: Elsevier, 2004).
4.Keratosis seboroik.
Gambar 2.13(sumber: Elsevier.2004)
Gambar 2.14
(sumber : Tjarta A, 1995).
16
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
17/20
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan KSB bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan
hasil kosmetik yang baikserta hasil fungsional yang efektif. Dalam menentukan cara
penatalaksanaan KSB, banyak hal yang perlu diperhatikan, baik dari faktor tumornya
maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu di perhatikan adalah tipe tumor, ukuran,
lokasi, sifat pertumbuhan, dan apakah merupakan tumor primer atau rekurens.
Sedangkan faktor pasien yang perlu di pertimbangkan adalah usia, riwayat penyakit
lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan.
Secara garis besar, penatalaksanaan KSB di golongkan dalam 2 kelompok
yaitu dengan pembedahan dan tanpa pembedahan. Pembedahan dapat di lakukan
dengan cara eksisi dengan menggunakan skapel, bedah mikrografik Mohs, kuretase
dan elektrodesikasi jika diameter tumor kurang dari 0,5cm, bedah beku, serta bedah
laser. Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara radioterapi jika
ukuran tumor 0,5-kurang dari 8cm, interferon intralesi, kemotrapi, pemberian retinoid
dan foto dinamik (Handayani. 1999).
Komplikasi
Destruksi pada jaringan bawah kulit sampai tulang. Jarang sekali metastasis
ke organ lain (berbeda dengan karsinoma lainnya)
Prognosis
Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan sekitar 95%
sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Pengobatan pada KSB rekuren lebih sulit
17
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
18/20
dari pada KSB primer, dan angka kekambuhan setelah di lakukan prosedur yang ke
dua adalah tinggi
18
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
19/20
BAB 3
RINGKASAN
KSB adalah tumor kulit ganas yang jarang bermetastase, sering di jumpai
pada kulit putih, laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Faktor predisposisi dan
matahari sangat berperan dalam perkembangan KSB. Diagnosa ditegakkan dari gejala
klinis dan pemeriksaan histopatologi penatalaksanaan KSB dapat di lakukan dengan
pembedahan atau tanpa pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
19
-
7/14/2019 REFERAT-BASALIOMA
20/20
Tambunan G,W. 1995. Karsinoma Kulit Dalam Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di
Indonesia. EGC. Jakarta.
Handayani. 1999. Penalaksanaan Karsinoma Sel basal. MDVI Vol I, no 26.
Hamzah.M. 2000. Kanker Kulit: Aspek Deteksi, Diagnosis Penentusn Tongkst
Penyskit dsn Pencegahannya Dalam Kumpulsn Makalah Lengkap. PIT V,PERDOSKI, Semarang.
Rata IGK. 1999. Tumor Kulit. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI edisi3. Jakarta.
Ranhdle. 1999. Basal Cell Carcinoma In Dermatology Surg. Vol 22
Fitzpatrick TB. 1992. Dermatologi in General Medicine. Vol I, Mc-Graw Hill.
Habif TP. MD. Basal Cell Carcinoma Dalam : Premalignant and Malignant nonmelanoma skin Tumor Clinical Dermatology. A Color Guide to Diagnosis
and Therapy.
Tjarta A. 1995. Spektrum Kanker Kulit di Indonesia MDVI, Vol . No 22.
Buditjahjono S.2000. Tumot-Tumor Kulit.: dalam Harahap M. Ilmu Penyakit KulitHipokrates.
Lever WF. 1983. Histopathologi of The Skin. edition. JB Lippicont Company.
20