Download - RAKBIO SIAP
1. Viskositas
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
2. Turbiditas
Turbiditas adalah metode pengkuran sel dengan cara melarutkan
suspense sel kemudian diukur berdasarkan spektroskopi nya.
JURNAL CARA PENGUKURAN MASSA SEL
BAB I
PENDAHULUAN
I. Maksud dan Tujuan Praktikum
I.1 Maksud praktikum
Percobaan mikrobilogi kali ini dimaksudkan agar praktikan dapat
mempelajari tentang perhitungan mikroorganisme dengan metode
ALT (Angka Lempeng Total), metode MPN (Most Prabable Number),
dan metode Turbidimetri.
I.2 Tujuan Praktikum
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara
perhitungan mikroorganisme dengan metode ALT (Angka Lempeng
Total), metode MPN (Most Probable Number), dan metode
Turbidimetri.
I. Prinsip Praktikum
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat
kecil, maka sukar sekali untuk menghitung mikroorganisme. Oleh sebab
itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan
mikroorganisme dengan metode-metode tertentu, yaitu metode ALT
(Angka Lempeng Total), MPN (Most Probable Number), dan metode
Turbidimetri. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pengenceran dan setelah itu ditambahkan dengan medium yang sesuai dan
kemudian diinkubasikan. Setelah jangka waktu tertentu, diamati hasil
pertumbuhan mikroba dan kemudian dihitung jumlah mikroorganisme
dengan menggunakan metode-metode yang telah ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Dalam analisis kuantitatif, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme didalam suatu bahan atau
sediaan farmasi, makanan minuman dan kosmetika ( 4, hal 115).
Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan berbagai macam
cara, tergantung dari bahan dan jenis mikroba yang ditentukan. Pada umumnya
ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah sel,
perhitungan massa sel secara langsung, dan perhitungan massa sel secara tidak
langsung (5, hal. 251).
Beberapa bakteri penyebab penyakit seringkali terdapat dalam jumlah kecil di
dalam makanan. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena adanya
mikroba tersebut dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan terjadinya infeksi
dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun. Oleh karena itu
perlu dilakukan uji kuantitatif untuk mengetahui jumlah bakteri tersebut yang
terdapat di dalam makanan (2, hal. 125).
II.1 1 Perhitungan Jumlah Sel
Ada beberapa cara mengukur jumlah sel yaitu dengan hitungan cawan
(plate count), secara elektronik dengan bantuan alat Colony Counter
(Penghitung Koloni), dan MPN (Most Probable Number) (5, hal. 252)
II.1.1.1 Metode Hitungan Cawan
Prinsip metode ini adalah apabila ada satu sel mikroorganisme
yang masih hidup ditumbuhkan pada medium yang sesuai, maka
sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata pada media yang
digunakan dan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu.(4, hal.121).
Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan:
1) Hanya sel mikroba yang hidup
yang dapat dihitung.
2) Beberapa jasad renik dapat
dihitung sekaligus.
3) Dapat digunakan untuk isolasi
dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin
berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.
( 4, hal. 121)
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan
cawan juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1) Hasil perhitungan tidak
menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena beberapa sel
yang berdekatan mungkin membentuk koloni.
2) Medium dan kondisi inkubasi
yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
3) Mikroba yang ditumbuhkan
harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni
yang kompak, jelas, tidak menyebar.
4) Memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung.
(4, hal. 121-122)
Pada hitungan cawan ini, bahan yang diperiksa yang diperkirakan
mengandung lebih dari 300 koloni mikroorganisme per mL atau per-
gram atau per-cm, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum
diinokulasi ke dalam media agar dalam cawan petri. Setelah masa
inkubasi selesai, maka akan terbentuk koloni-koloni pada cawan
tersebut dalam jumlah yang terbaik yang dapat dihitung adalah 30-300
koloni percawan petri.(4, hal 122)
Syarat perhitungan jumlah bakteri dengan metode hitungan cawan
adalah sebagai berikut:
1) Jumlah koloni tiap cawan antara 30-300 koloni, bila tidak ada,
dipilih yang mendekati.
2) Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih
besar dengan pengenceran sebelumnya < 2, hasilnya dirata-rata,
tetapi bila > 2, yang dipakai jumlah bakteri dari pengenceran
sebelumnya.
3) Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-
rata.
(4, hal 125)
Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut:
= x
(4, hal. 125)
II.1.1.2 Metode MPN (Most Probable Number)
Pada metode ini digunakan medium cair dengan tabung-tabung
reaksi dan tabung durham. Perhitungannya dilakukan berdasarkan
atas jumlah tabung reaksi yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh
mikroorganisme setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan terhadap tabung yang positif dapat dilihat dan
diamati dengan adanya perubahan warna dari medium dan
terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan secara
terbalik.(4, hal.137)
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat
juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.
Kelompok mikroorganisme yang dapat dihitung dengan metode
MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan
Koloni per ml atau per gram
Jumlah koloni per cawan
untuk pertumbuhan. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah
tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba
setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Kriteria tabung
positif atau tidak ditandai dengan timbulnya kekeruhan atau gas
pada tabung Durham (5, hal. 261).
Nilai MPN sampel dapat dihitung sebagai berikut:
MPN sampel = Nilai MPN x
(4, hal. 139)
II.1.3 Perhitungan Massa Sel secara Tidak Langsung
a. Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya).
b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder,
panas).
c. Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino,
mineral, dan sebagainya.
(5, hal. 269)
II.2. Uraian Bahan dan Sampel
II.2.1. Metode SPC atau ALT
II.2.1.1. Bahan
a. Medium NA
b. Medium PDBc. Aquades
II.2.1.1. Sampel
a. Kue kering
b. Roti
c. Es jeruk
d. Es sirup
e. Es teh
II.2.2. Metode MPN
II.2.2.1. Bahan
a. Medium LB
b. Aquades
II.2.2.2. Sampel
a. Kue kering
b. Roti
c. Es jeruk
d. Es sirup
e. Es teh
II.2.3. Metode Turbidimetri
II.2.3.1. Bahan
a. Aquades
b. Larutan NaCl
II.2.3.2. Sampel
a. Suspensi mikroorganisme
BAB III
METODE KERJA
III.1. Metode SPC atau ALT
III.1.1 Alat – alat yang digunakan
1. Cawan Petri
2. Botol
3. Tabung reaksi
4. Spoid
5. Tabung durham
6. Kapas
7. Labu erlenmeyer
III.1.2 Bahan – bahan yang digunakan
1. Medium Potato Dextrosa Agar (PDA)
2. Medium Nutrien Agar (NA)
3. Medium Lactosa Broth (LB)
4. Larutan NaCl
5. Aquades
6. Roti
7. Kue Kering
8. Es Jeruk
9. Es Teh
10. Es Setrup
11. Bakteri E. Coli
12. Alkohol
III.2. Cara kerja
1. SPC (Standard Plate Count)
a. Digerus sampel dan ditambahkan air secukupnya.
Dihomogenkan dan diambil 1 ml larutan sampel.
b. Dimasukkan larutan sampel ke dalam tiap-tiap botol yang telah
berisi 9 ml aquades steril (dilakukan pengenceran).
c. Diambil 1 ml larutan dari tiap pengenceran, dimasukkan ke
dalam cawan petri sesuai dengan pengenceran masing-masing.
d. Dimasukkan medium PDA dan NA di dalam tiap cawan petri
sesuai pengencerannya. Untuk medium PDA pengenceran dimulai
dari 10-2 sampai 10-4 dan untuk medium NA pengenceran dimulai
dari 10-1 sampai 10-3.
e. Diinkubasi cawan petri yang berisi medium NA di dalam
inkubator dan medium PDA dengan suhu kamar.
2. MPN (Most Probable Number)
a. Diambil larutan sampel dari pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4,
dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah berisi
medium LB (Lactosa Broth) dan tabung durham.
b. Diinkubasi dalam inkubator dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Turbidimetri
a. Dilarutkan suspensi mikroba dengan larutan NaCl, dihomogenkan.
b. Diambil 5 ml dari tiap pengenceran yang telah dilakukan,
dimasukkan ke dalam tiap tabung reaksi yang telah berisi 5 ml
aquades steril. Dilakukan sampai pengenceran 10-10.
c. Dihitung transmitan tiap pengenceran dengan menggunakan
spektrofotometer.
d. Dicatat hasil yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brooks,Geo F.,dkk.,1996, Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit Buku
Kdokteran EGC; Jakarta, hal.49
2. Fardiaz, Srikandi, 1997, Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan,
Lembaga Sumber Daya Informasi IPB; Bogor, hal. 125
.3. Ibrahim, Arsyik, 2008, Penuntun Praktek Mikrobiologi Farmasi Dasar,
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi; Samarinda, hal. 68
4. Natsir, M dan Sartini, 2008, Analisis Mikrobiologi Farmasi, Universitas
Hasanuddin; Makassar, hal.115, 121 – 125 , 137 - 139
5. Waluyo, Lud, 2008, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi,
Universitas Muhammadiyah Malang Press; Malang, hal. 251-253,
256-258, 261-262, 269
TUGAS
MATA KULIAH REKAYASA BIOREAKTOR
Disusun Oleh :
M.RIDHO
E1F108206
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010