Download - PTS Nuraini
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya
dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya
mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada
peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan agamanya. Guru
profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, socsal, intelektual, moral,
dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami
dirinya.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi
seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui
proses edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”. Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi
maupun metode.
Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan
hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Guru adalah pendidik
1
2
profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik,
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, kedisiplinan guru dan
pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan
norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang
guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak
didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga
kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan
yang jauh lebih baik. Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, guru juga
berperan sebagai seorang pendidik. Pendidik adalah seiap orang yang dengan
sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang
lebih tinggi (Sutari Imam Barnado, 1989:44). Sehinggga sebagai pendidik,
seorang guru harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai tugas dan
kewajiban untuk mendidik
Peran guru yang demikian ini akan membentuk karak teristik anak
didik atau lulusan yang beriman, berahklak mulia, cakap mandiri, berguna
bagi agama ,nusa dan bangsa, terutama untuk kehidupan yang akan dating,
inilah yang disebut dengan manusia seutuhnya yautu berpengetahuan,
berahklak dan berkepribadian
Sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, kepala sekolah harus mampu
mengelola waktu secara efisien, baik untuk tugas-tugas sendiri maupun untuk
3
sekolah secara keseluruhan. Sehingga keluhan kegiatan proses belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien
Berdasarkan fenomena yang terlihat di lapangan ada guru yang belum
memiliki disiplin waktu, guru belum melaksanakan persiapan pembelajaran,
masih ada guru yang tidak memetuhi peraturan-peratun yang telah di tetapkan
oleh kepala sekolah, dan guru hanya memetuhi peraturan pada saat kepala
sekolah berada di sekolah
Melihat fenomena dilapangan maka penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai “Upaya Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Disiplin Kerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Di SD
Negari 15 Kinali Kabupaten Pasaman Barat”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi
sebagai berikut:
1. Masih ada guru yang tidak memiliki disiplin waktu
2. Guru belum melaksanakan persiapan pemebalajaran.
3. masih ada guru yang tidak memetuhi peraturan-peratun yang telah di
tetapkan oleh kepala sekolah
4. guru hanya patuh pada saat kepala sekolah sedang berada di sekolah.
4
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi
pada upaya yang dikaukan kepalah sekolah untu menigkatkan disiplin guru
dalam proses pembelajaran di SDN ...Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah
penelitian ini apakah upaya yang di lakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin kerja guru dalam proses pembelajaran di SDN ....
Kinali Kabupaten Pasaman Barat?.
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan masalah
sebagai upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam menigkatkan disiplin
kerja guru dalam proses pembelajaran di SDN 15 Kinali Kabupaten Pasaman
Barat
F. Mamfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
1. Bagi guru diharapkan dapat menjadi motivasi bagi guru dalam
meningkatkan disiplin dalam kehadiran mengajar di kelas
5
2. Bagi Kepala Sekolah, merupakan wujudnyata yang akan digunakan untuk
meningkatkan disiplin guru dalam mengajar di kelas dan disiplin secara
keseluruhan
3. Bagi Sekolah, dijadikan sebagai sumbagan dalam mewujudkan budaya
sekolah yang dapat mendorong keberhasilan dan peningkatan mutu
pembelajaran
4. Bagi Dinas Pendidikan, sebagai masukkan bagi dinas pendidikan dalam
meningatkan disiplin kerja
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian teori
1. Kepemimpinan kepala sekolah
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan upaya
yang dilakukan dan hasil yang adapat dicapaioleh kepala sekolah dalam
mencapai sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk
mewujukan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan
akuntabel.
Olekkerna itu kepala sekolahmemiliki potensi y6ang sangat
pentingdalm mengerakakan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman..
Dalam buku Mulyasa (2011:18) pentingnya kepemimpinan kepala
sekolah sebagai penmimpin pendidikan tingkat sekolah yang mewujudkan
peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan pembelajaran yang
berkualitas kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat di
analisis berdasarkan criteria sebagai berikut:
1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenega pendidik serta seluruh
warga sekolah lainya untuk meujudkan proses pembelajaran yang
berkualitas, lancer dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat
sasaran.
6
7
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis denagn masyrakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi
dan misi sekolah serta tujuan pendidikan
4. Mampu menerapkan prinsip kepemimpian yang sesuai denagn tingkat
kedewasaan pendidik dan tenaga pendidikan lain disekolah.
5. Dapat bekerja secara kolaboratif denagn tim manajemen sekolah
6. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien,produktif,dan
akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.
2. Kepala sekolah
Pengertian kepala sekolah menurut Wahjosumidjo (2002: 83)
Kepala dapat diartikan ‘‘ Ketua ’ atau ‘ Pemimpin ‘ dalam suatu organisasi
atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana
menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian
secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai : “Seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran”.
Daryanto 2006: 80 Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada
perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah. Kepala Sekolah harus bekerjasama
dengan para guru yang dipimpinnya, dengan orang tua murid atau BP3
serta pihak pemerintah setempat.
8
Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki dua jabatan
penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses pendidikan
sebagaimana yang telah digariskan oleh perundang-undangan. Pertama,
kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan.
Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
3. Proses belajar mengajar
a. Belajar
Dalam Syaiful Sagala (2010:14) menjelaskan bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau peneyesuain tingkah laku yang berlangsung
secara progresif, belajar juga difahami sebagai suatu prilaku pada saat
orang belajar, maka responya akan menjadi lebih baik, sebaliknya bila
ia tidak belajar ,maka responya, menurun.
Belajar menurut Slameto (2003:2)belajar adalah proses yang
dilakukan seseorang untuk mempetroleh suatu perubahan tinkah laku
yang barunsecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkunganya.
Selanjutnya dalam Purwanto (2006:84) mengemungkakan bahwa
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap situasi tertentu yang disebabkanoleh permasalahannya yang
ber ulang-ulang edalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu
tidak dapat dijelas atau dasar kecendrungan respon pembawa,
kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
9
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses pengembangan diri untuk melakukan suatu keinginan
yang ingin di capai dalam proses pengembangan diri.
b. Mengajar
Belajar mengajar adalah proses yang berda menrut Nasution
(2004:4) mengemungkakan bahwa mengajar adalah suatu akativitas
mengoganisasi atau mengatur lingkunagn sebaik-baiknya dan
menhubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Menurut Sudjana (2000:37) sebagai alat untuk merencanakan
melalui pengsturan dan penyedian kondisi yang mengiginkan siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin.
c. Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan kegiatan
melaksanakan inti dari pendidikan dan kurikulum pada suatu lembaga
pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu gabungan, yaitu
belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan oleh
guru sebagai instruktur. Kegiatan belajar mengajar berisi berbagai
konsep yang menyangkut misi pendidikan, landasan pendidikan dan
tujuan dari pendidikan itu sendiri. Selain itu, belajar tertuju pada apa
yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima
pelajaran. Sedangkan mengajar tertuju pada apa yang harus dialakukan
oleh guru sebagai yang memberikan pelajaran. Dua konsep tersebut
10
menjadi satu kegiatan pada saat terjadinya interaksi antara guru dan
siswa saat pembelajaran berlangsung.
Dalam proses balajar mengajar baik guru maupun siswa sama-
sama menjadi pelaku pendidikan untuk terlaksananya tujuan proses
belajar mengajar. Tujuan proses belajar mengajar akan mencapai hasil
yang maksimal apabila proses tersebut berjalan secara efektif. Ada dua
ciri yang menunujukan proses pembelajaran berjalan secara efektif,
yaitu : 1) Siswa mudah menerima sesuatu yang bermanfaat, 2)
Keterampilan yang diakui oleh mereka yang memberikan penilaian,
seperti guru, kepala sekolah atau bahkan siswa.
Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada setiap orang dan
berlangsung seumur hidup dan proses berkesinambungan seseorang
menuju perubahan tingkah laku sebagai pengalaman dalam suatu
interaksi dengan lingkungan sekitar. Perubahan tersebut dapat dilihat
dari perubahan sifat, pengetahuan, keterampilan ataupun yang
menyangkut nilai dan sikap.
4. Disiplin kerja guru
a. Pengertian disiplin kerja guru
Disiplin dala kerja sangat lah perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik maka dari itu perlu kita lihat pengetian disiplin kerja
Sinungan (2003:146) menyatakan “disiplin kerja adalah latihan yang
mengembangkan pengendalian diri, watak atau ketertiban dan efisiensi”. ”.
Menurut The Liang Gie dalam Ali Imron (1995), disiplin kerja adalah
11
suatu keadaan di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi dalam keadaan tata tertib dan tunduk pada peraturan-peraturan
yang ada dengan senang hati.
Nawawi (2000:66) mengemukakan “disiplin kerja adalah
kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku dalam
organisasi kerja, juga sebagai usaha untuk melaksanakan setiap pekerjaan
sebagaimana seharusnya”. Atmosudirjo (1999) menyatakan bahwa disiplin
kerja adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dengan
sadar dan tidak emosional.
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti
kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti
kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak
(Hasibuan ,1997:212). Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasi (Mangkunegara, 2000 : 129).
Dalam upaya penerapan kedisiplinan guru pada kehadiran dikelas
dalam kegiatan belajar mengajar, bisa ditempuh dengan beberapa upaya.
Adapun upaya dalam meningkatkan disiplin guru adalah sebagai berikut:
(a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan
baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku dimulai dari
12
pimpinan sekolah, (c) mewajibkan guru untuk mengisi agenda kelas dan
mengisi buku absen yang diedarkan oleh petugas piket, (d) pada awal
masuk sekolah kepala sekolah bersama guru membuat kesepakatan tentang
aturan kedisiplinan, (e) memperkecil kesempatan guru untuk ijin
meninggalkan kelas, dan (f) setiap rapat pembinaan diumumkan frekuensi
pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin guru
dalam kegiatan pembelajaran bisa terpelihara dengan baik, suasana
lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bias mencapai
prestasi belajar yang optimal.
Dari pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
disiplin kerja adalah kesedian memenuhi segala peraturan secara sadar dan
tanpa ada paksaann dari orang lain, atau tunduk pada peraturan yang
berlaku di sekolah.
b. Pentingnya disiplin kerja
Penerapan disiplin kerja guru terutama sekali dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, karena dengan disiplin itu
pelaksanaan tugas pokok serta fungsinya akan berjalan secara efektif
dan efisien. Sinungan (2003:148) mengatakan, “Dengan adanya
kedisiplinan tersbeut dapat diharapkan pekerjaan dapat dilakukan
secara efektif dan seefisien mungkin dan mendorong peningkatan
produktivitas kerja”.
13
Dalam buku Sutrisno (2011:87)tujuan utama disiplin adalah
untuk meningkatkan efisiensisemaksimal mungkin dengan cara
mencegah pemborosa waktu dan energy.
Selanjutnya Hasibuan (2002:212) mengemukakan, “Disiplin
adalah merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia
yang terpenting tanpa disiplin karyawan yang baik sulit bagi organsiasi
untuk mencapai hasil yang optimal”.
Guru yang disiplin mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga akan
mendukung terwujudnya tujuan suatu sekolah. Tanpa disiplin kerja,
maka sulit bagi suatu sekolah untuk mewujudkan tujuan secara efektif
c. upaya yang di lakukan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin
kerja guru
berbagai upaya yang dapat menigkatkan disiplin kerja guru di
antaranya:
1. Teguran
Teguran diberikan kepada guru baru satu kali atau dua kali
melakukan pelangaran disiplin kerja
2. Peringatan
Peringatan diberikan kepada guru yang telah beberapa kali
melakukan pelangatran dan telah diberikan teguran atas
pelangarannya, pemeberian teguran ini biasanya di lakukan dengan
ancaman atau sangsinya,bila terjadi pelanggraran lagi.
14
3. Pemberian hukuman yang kepada guru yang melanggar disiplin
kerja
Hukuman ialah tindakan yang paling akhir di ambil apabila
teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru tidak
diindahkan hal-hal yang mengarah kepada disiplin guru.. pemeberian hukuman
yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru yang melanggar disiplin
kerja adalah suatu cara dimana kepala sekolah memeberikan contoh
atau efek jera kepada guru yang lain agar apa yang di perbuat kawan-
kawan sesama guru bekarja tidak di contoh oleh yang lain
4. memberikan penghargaan kepada guru yang disiplin kerjanya bagus
penghargaan dalam konsep manajemen, penghargaan merupakan
salah satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini
bisa mengasosialisasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan
perasaan bahagia, senang berulang-ulang. Selain motivasi,
pengahargaan juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi
usahannya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah
dapat dicapainya . Penghargaan adalah alat pendidikan yang paling
menyenangkan. penghargaan yang telah diberikan kepada guru yang
telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.
15
Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan
supanyaka disiplinan guru dapat tumbuh dan berkembang pada hati
nurani setip guru Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah
tercapai, disiplin merupakan salah satu alat penentuan keberhasilan
pencapaian tujuan dari pendidikan.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang
diadaptasi dari penelitian tindakan kelas (PTK)
Pendekatan yang digunakan dalam peneltiian tindakan ini ialah
pendekatan kualitatif, artinya penelitian ini dilakukan karena ditemukan
permasalahan rendahnya disiplin guru dalam kehadiran di kelas pada proses
belajar mengajar. Permsalahan ini ditindaklanjuti dengan cara menerapkan
sebuah mdel pembinaan kepada guru berupa penerapan reward dan punisment
yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati kemudian
dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada
siklus-siklus berikutnya
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian : SDN..... Kinali Kabupaten
Pasaman Barat
2. Waktu Penelitian : 10 November 2014 s.d 25
Oktober 2015
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas adalah guru-guru SDN Kinali
Kabupaten Pasaman Barat
16
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pengamatan
SILKUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
HasilLaporan
17
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah peneltian tindakan model Stephen Kemmis dan MC
Taggart (dalam Arikunto, 2010) yang kemudian diadaptasikan dalam
penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spirall refleksi diri yang dimulai
dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang
merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu
1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi
Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah dapat digambarkan di bawah
ini: gambar 1
18
E. Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian teguran,
peringatan, hukuman, dan penghargaan kepada guru mengenai kedisiplinan
guru dalam kehadiran dalam proses belajar mengajar oleh kepala sekolah.
Diharapkan dengan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan
penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam proses pelajar
mengajar karena keterbatasan waktu, penelitian tindakan sekolah ini hanya
dilaksanakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan selama
satu minggu.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui
data kualitatif yang diperoleh dari observasi maupun wawancara
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dari informasi
secara langsung dalam melakukan wawancara dipergunakan pedoman
wawancara yang terbuka
2. Pengumpulan Data Sekunder
Teknik ini digunakan untuk mengumpulakan data sekunder melalui
dokumen-dokumen tertulis yang diyakini integritas karena mengambil dari
berbagai sumber yang relevan dengan penelitian. Pengambilan sumber
yang bersifat sekunder ini dapat diperoleh dari hasil dialog bersama
kolaborator data base sekolah dan lain-lain.
19
3. Observasi dan pengamatan
Observasi digunakan untuk melengkapi data dari wawancara dan
pengumpulan dokumentasi, terutama dalam lingkungan masalah
penelitian, antara lain mengamati implementasi kebijakan yang
berkaitandengan kedisiplinan guru dalam kehadiran dikelas pada kegiatan
belajar mengajar
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini
antara lain adalah,
1. Skala penilaian
2. Lembar pengamatan
3. Angket
H. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif yang bersumber dari data primer maupun empiris. Melalui analisis
data ini, diketahui ada tidaknya peningkatan kedisiplinan guru dalam
kehadiran di kelas melalui pemberian sanksi dan penghargaan yang
merupakan fokus dari penelitian tindakan sekolah ini.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah
penulis anggap cukup untuk peningkatan disiplin guru dalam kehadiran di
kelas pada kegiatan pembelajaran
1. Siklus I
Siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan dan evaluasi dan (4) refleksi. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan satu persatu:
a. Perencanaan
Dari hasil penelitian perencanaan adalah langkah awal yang
dilakukan oleh penulis saat akan akan memulai tindakan.agar
perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh penulis yang akan
melakukan tindakan, maka penulis membuat rencana tindakan sebagai
berikut:
1. Merumuskan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi
tantangan/tujuan melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian
ini penulis mengambil rencana untuk melakukan tindakan
memberikan teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan
kepada guru-guru untuk meningkatkan kedisiplinan guru dalam
dikelas pada proses belajar mengajar
20
21
2. Merumuskan indikator keberhasilan penerapan memberikan
teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan dalam
meningkatkan disiplin kerja guru dalam kehadiran dikelas pada
proses belajar mengajar. Indikator keberhasilan penerapan tindakan
ini penulis menetapkan sebesar 75%. Artinya tindakan ini
dinyatakan berhasil bila 75% guru tidak terlambat masuk kelas
dalam proses pembelajaran
3. Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian menghadapi
tantangan atau kegiatan melakukan tindakan. Langkah-langkah
yang penulis ambil dalam melakukan antara lain adalah melakukan
sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian yang akan
dilaksanakan. Serta menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan
yang dilakukan oleh penulis. Kepada para guru disosialisasikan
mengenai penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman,
dan penghargaan yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Pada
silus pertama ini. Akan dilakukan pemeberitahuan terlebih dahulu
kepada guru yang sering datang terlamabat dalam melaksanakan
tugasanya dalam proses belajar mengajar
4. Mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait
lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah/menghadapi
tantangan/melakukan tindakan. Penulis melakukan identifikasi
siapa saja yang dilibatkan dalam penelitian ini. Pihak-pihak yang
22
dilibatkan dalam penelitian ini adalah: guru, guru piket, Tata Usaha
(TU) dan siswa
5. Megidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan,
metode pengumpulan data yang diambil oleh penulis merupakan
data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta wawancara
kepada siswa mengenai kehadiran guru dikelas pada kegiatan
belajar mengajar.
6. Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi
Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrumen berupa
lembar observasi atau pengamatan. Skala penilaian serta angket
yang disebarkan kepada siswa. Untuk mengetahui penilain dari
siswa mengenai tingkat kehadiran guru dikelas dalam proses
kegiatan belajar mengajar
7. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan
Fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini atara
lain: kertas (lembar pengamatan),alat tulis berupa balpoin, serta
jam diding yang ada disetiap kelas, serta jam diding yang ada
disetiap kelas, serta rekap jumlah kahadiran dari setiap guru
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan, antara lain:
1. Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap ketua kelas
atau sekretaris kelas sbanyak 20 set, sesuai dengan banyakan
23
rombongan belajar di SDN... Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
dalam lembar pengamatan telah dibuat daftar guru yang
mengajar dikelas itu setiap jam dan diberikan kolom jam
masuk kelas serta jam keluar kelas. Lembar pengamatan dapat
dilihat pada lampiran.
2. Berkoordinasi dengan petugas piket yang setiap hari terdiri dari
2 orang petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai jam
mengajar pada hari itu dan satu orang dari tata usaha. Petugas
piket akan mengedarkan daftar hadir guru dikelas yang telah
dibuat agar dapat melihat tingkat kehadiran guru lebih dari 15
menit. Dianggap tidak hadir dan diberi tanda silang. Daftar
hadir guru kelas di berikankan pada setiap pergantian jam
pelajaran.
3. Setelah selesai jam pelajaran dilakukan reakapitulasi dari hasil
pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa maupun penulis.
4. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru
selama satu minggu(satu siklus)
c. Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan lembar obsertasi selama dua minggu (dua siklus), untuk
semua guru yang berjumlah 48 orang. Selama pengamatan peneliti
dibantu oleh kolabarasi dengan guru piket pengamatan oleh penelti
24
meliputi” kahadiran guru, tingkat keterlambatan guru masuk kelas,
waktu meninggalkan kelas setelah selesai jam pelajaran.
Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil observasi yang
dibagikan kepada pengurus kelas untuk mengemati tingkat kehadiran
guru dikelas. Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat kehadirian
guru dikelas pada proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel
berikuti ini:
REKAPITULASI TINGKAT KETERLAMBATAN GURU
SIKLUS IWaktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase
Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit
6 4 6
60% 40% 60%
Dari hasil rekapitulasi keterlambatan guru dikelas pada proses belajar
mengajar diperoleh data. Sebanyak 4 orang guru terlambat kurang dari 10
menit, 4 orang guru terlambat 10-15 menit dan 6 orang guru terlambat
lebih dari 15 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
25
Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit0
1
2
3
4
5
6
7
4
6
4
Gambar 2. Tingkat Keterlibatan Guru
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
terlambatan guru lebih dari 15 menit pada proses kegiatan belajar
mengajar masih tinggi yaitu 20,83%. Berdasarkan indikator yang tekah
ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini adalah 75%. Atau bila 75%
guru tidak terlambat lebih daria 10 menit. Pada siklus pertama ini guru
yang tidak terlambat lebih dari 10 menit 33,33%. Jadi peneliti
berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus
berikutnya atau siklus kedua.
d. Refleksi
Setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi mengenai
kelemahan atau kekurangan dari pelaksanan tindakan pada siklus
pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk
menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
26
Dari hasil. Refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu
penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan
yang lebih tegas lagi dari pada siklus pertama.
2. Siklus II
Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus I yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan evaluasi dan (4)
refleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi siklus pertama, peneliti merencanakan untuk
melakukan tindakan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan
penghargaan yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama.
Peneliti merencanakan untuk mengumumkan hasil observasi
mengenai tingkat keterlambatan guru dalam proses belajar mengajar,
pada kegiatan upacara bendera disampaikan kepada guru, yang
sebelumnya telah disosialisasikan kepada pada saat refleksi.
b. Pelaksanaan
Pelakasnaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini
dllaksankan melalui beberapa kegiatan antara lain:
1. Menyebarkan lembar pengamatan kepada setiap ketua kelas atau
sekretaris kelas sbanyak 10 set, sesuai dengan banyak rombongan
belajar di SDN.... Kinali Kabupaten Pasaman Barat. dalam lembar
pengamatan telah dimuat daftar guru yang mengajar dikelas setiap
27
jam dan diberikan kolom jam masuk kelas serta jam keluar kelas.
Lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran.
2. Berkoordinasi dengan petugas piket yang setiap hari terdiri dari 2
orang petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai jam
mengajar pada hari itu dan satu orang dari tata usaha. Petugas piket
akan mengedarkan daftar hadir guru dikelas yang telah dibuat agar
dapat melihat tingkat kehadiran guru lebih dari 15 menit. Dianggap
tidak hadir dan diberi tanda silang. Daftar hadir guru kelas di
berikankan pada setiap pergantian jam pelajaran.
3. Setelah selesai jam pelajaran dilakukan reakapitulasi dari hasil
pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa maupun penulis.
4. Kegiatan tersebut dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru
selama satu minggu(satu siklus kedua)
5. Observasi dan Evaluasi
Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti dengan
menggunakan lembar observasi selama satu minggu (satu siklus),
untuk semua guru yang berjumlah sebanyak 48 orang. Selama
pengamatan peneliti dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket.
Pengamatan oleh peneliti meliputi (1) kehadiran guru
dikelas, (2) tingkat keterlambatan guru masuk kelas, (3) waktu
meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran
Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil observasi yang
dibagikan kepada pengurus kelas untuk mengemati tingkat
28
kehadiran guru dikelas. Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat kehadirian guru dikelas pada proses belajar mengajar dapat
dilihat pada tabel berikuti ini:
REKAPITULASI TINGKAT KETERLAMBATAN GURUSIKLUS II
Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase
Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit
8 2 -
80% 20% 0%
Dari hasil rekapitulasi keterlambatan guru pada proses belajar
mengajar diperoleh data. Tidak ada guru yang terlambat masuk kelas
di atas 15 menit. 2 orang guru terlambat 10-15 menit dan 10 orang
guru kurang dari dari 10 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit0
1
2
3
4
5
6
7
8
98
2
Gambar I Tingkat keterlambatan guru siklus II
29
Dari hasil observasi pada siklus kedua dapat dilihat ada penurunan tingkat
keterlambatan guru dikelas pada kegiatan belajar mengajar, atau terdapat
peningkatan kehadirain guru di kelas
6. Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan
refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada
siklus kedua tersebut.
Dari hasil observasi dan data yang diperoleh, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan
berhasil, karena terdapat 80% guru yang terlambat kurang dari 10 mnit atau
melebihi terget yang telah ditentukan sebesar 75%.
B. Pembasan
Berdasarkan hasil analisis siklus I dan II didapatkan hasil bahwa
dengan menggunakan model pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan
penghargaan disiplin guru masuk kelas telah meningkat jika dibandingkan
sebelum menggadakan tindakan, upaya yang dilakukan bahwa dengan
menerapkan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan
tingkat kehadiran guru rata-rata meningkat dan tingkat keterlambatan sudah
menurut.Metode yang digunakan kepala sekolah dalam mendisiplinkan guru
adalah metode yang tepat karena dengan menerapkan pemberian pemberian
teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan guru menjadi lebih disiplin
dalam mengajar dikelas dan tingkat keterlambatan guru semakin
30
berkurang.hasil yang dilakukan kepala sekolah berhasil dalam meningkatkan
disiplin kerja guru dalam proses belajar mengajar.
Sejalan dengan pendapat Nawawi (2000:66) mengemukakan “disiplin
kerja adalah kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku
dalam organisasi kerja, juga sebagai usaha untuk melaksanakan setiap
pekerjaan sebagaimana seharusnya”. Atmosudirjo (1999) menyatakan bahwa
disiplin kerja adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional
dengan sadar dan tidak emosional.dengan adanya tidakan yang dilakukan
kepala sekolah dalam meninigkatkan disiplin kerja guru ini maka proses
belajar mengajar disekolah akan meningkat dan hasil belajar siswa akan
menjadi lebih baik.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan diperlukan upaya
optimalisasi terhadap semua komponen, pelaksana, dan kegiatan pendidikan.
Salah satu paling penting yang harus dilakukan adalah melalui optimalisasi
peran kepala sekolah.
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai
peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap
perkembangan pendidikan, suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan,
perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan kualitas
kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2002: 83) Kepala
dapat diartikan ‘‘ Ketua ’ atau ‘ Pemimpin ‘ dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga.
31
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke
arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala
sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim
sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien.
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan
penghargaan efektif untuk meningkatkan disiplin dan kehadiran guru pada
kegiatan proses belajar mengajar
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah diadakan penerapan
tindakan berupa pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan,
guru yang terlambat lebih dari 15 menit adalah 0, dan guru yang terlembat
kurang dari 10 menit sebanyak 8 orang. Penerapan pemberian teguran,
peringatan, hukuman, dan penghargaan dapat meningkatkan disiplin guru
kegiatan proses belajar mengajar di SDN.... Kinali Kabupaten Pasaman Barat
B. Saran
adanya pengaruh yang positif penerapan pemberian teguran, peringatan,
hukuman, dan penghargaan terhadap disiplin guru pada kegiatan proses
belajar mengajara di sekolah:
1. Semua kepala sekolah disarankan melakukan penerapan pemberian
teguran, peringatan, hukuman, dan penghargaan untuk meningkatkan
disiplin guru hadir didalam kelas pada kegiatan belajar mengajar
33
2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas dapat meningkatkan
kesadaran diri dan disiplin dalam kehadiran dikelas sebagai bentuk
pelayanan minimal kepada peserta didik di sekolah.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih mendalam
tentang penerapan pemberian teguran, peringatan, hukuman, dan
penghargaan dalam meningkatkan disiplin kerja
34
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Daryanto.2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Edy Sutrisna. 2011.Manajemen sumber daya manusia. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.Jakarta.
Malayu S.P.Hasibuan. 2011.Manajemen sumber daya Manusia: PT.Bumi Aksara.Jakarta.
Mulyasa.2011. manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta. Grafika Offset.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sinungan.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Syaiful Sagala.supervisi pemebelajaran.2010. Alfabeta.Jakarta.
DAFTAR LAMPIRAN
35
LEMBAR PENILAIAN DISIPLIN KERJA GURU SIKLUS 1
Nama Guru :
Kelas :
Rombel :
Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase
Kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit Lebih dari 15 menit
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN DISIPLIN KERJA GURU SIKLUS I
Waktu Keterlambatan/Jumlah/Persentase