Download - Ptk for Novita
-
8/6/2019 Ptk for Novita
1/219
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG
SKRIPSI
Oleh:
Efi Nurdiana06130060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANGJuli, 2010
-
8/6/2019 Ptk for Novita
2/219
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)
Diajukan oleh:Efi Nurdiana
06130060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAHUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANGJuli, 2010
-
8/6/2019 Ptk for Novita
3/219
LEMBAR PENGESAHANPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN EKONOMI KELAS VII DI SMP NEGERI 4 MALANG
SKRIPSIDipersiapkan dan disusun oleh
Efi Nurdiana (06130060)telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
28 Juli 2010 dengan nilai B+dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(S.Pd)pada tanggal: 28 Juli 2010Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua SidangDr. Abdul Bashit, M. Si :NIP. 197610022003121 003
Sekretaris Sidang dan PembimbingSamsul Susilawati, M.Pd :
NIP.19760619200501 2 005
Penguji UtamaDr. HM. Padil, M. Pdi :NIP. 196512051994031 003
Mengesahkan,Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 196205071995031 001
-
8/6/2019 Ptk for Novita
4/219
Samsul Susilawati, M.PdDosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Efi Nurdiana Malang, 20 Juli 2010Lamp : 4(Empat) Eksemplar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MalangDi
Malang
Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:
Nama : Efi NurdianaNIM : 06130060Jurusan : Pendidikan IPSJudul : Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII diSMP Negeri 4 Malang.
Maka selaku pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.Demikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Samsul Susilawati, M. PdNIP : 19760619 200501 2 005
-
8/6/2019 Ptk for Novita
5/219
LEMBAR PERSETUJUANSKRIPSI
JUDUL :
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGDALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIIDI SMP NEGERI 4 MALANG
Oleh :
Efi NurdianaNIM: 06130060
Telah Disetujui Tanggal 20 Juli 2010
Oleh Dosen Pembimbing :
Samsul Susilawati, M. PdNIP : 19760619 200501 2 005
Mengetahui :Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Drs. M. Yunus, M. SiNIP. 19620507 199503 1 002
-
8/6/2019 Ptk for Novita
6/219
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karyayang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruantinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulisdiacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 20 Juli 2010
Efi Nurdiana
-
8/6/2019 Ptk for Novita
7/219
Persembahan
Dengan rahmat dan syukur kehadirat Illahi Rabbi serta hormat dan kasih sayang kupersembahkan karya kecil ini untuk,
Ayahku tercinta dan ibundaku tersayang yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangnya, doa, dan s elalu
memberi semangat dalam menjalani hari-hariku menuju masa depan cerah.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
8/219
MOTTO
Artinya: .da n tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalamberbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamukepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al- Maidah: 2)1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya ,(Surabaya: Al-Hidayah,2000), hlm:107
-
8/6/2019 Ptk for Novita
9/219
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillaahi robbil alamiin, segenap puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah menganugerahkan nikmat dan kekuatan pada kami. Dan atas karunia
dan petunjuk yang Engkau berikan kepada hamba-Mu ini kami dapat
menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul "Penerapan Model
Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada MataPelajaran Ekonomi Kelas VII di SMP Negeri 4 Malang".
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada
teladan suci kita Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing abadi
umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang
dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.
Penulisan skripsi ini kami buat dengan harapan memberikan suatu
wawasan baru dalam dunia pendidikan kita dalam menghadapi tantangan zaman
yang akan datang. Serta sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ucapan terima kasih juga tidak lepas dari pihak yang telah membantu
terselesainya skripsi ini, maka dengan segala hormat kami haturkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik
moril, materiil, dan spirituil.
2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
10/219
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan pendidikan IPS beserta
segenap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang yang dengan ikhlas
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Ibu Samsul Susilawati, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus
ikhlas serta penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan dalam
penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas VII SMPN 4 Malang yang
dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
7. Kakakku Siti Eka Murniasih, yang senantiasa memberikan motivasi dalam
menyelesaikan karya ini.
8. Sayank_q dan Sahabat-sahabat terbaikku Putri, Ninis, Lia, Alfi serta kawan-
kawan OPC yang selalu membantuku dan selalu mengisi hari-hariku dengan
indah dan tak akan pernah terlupakan. I love u all
9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya
penyusunan skripsi ini. Thanks all Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali jazaakumullah
Ahsanal jazaa semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Untuk itu
penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca demi
memperbaiki karya tulis yang sederhana ini.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
11/219
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kami menyembah dan kepada-Nya
kami memohon pertolongan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 20 Juli 2010
Penulis
-
8/6/2019 Ptk for Novita
12/219
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedomantransliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikandan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besardapat diuraikan sebagai berikut:
A. Huruf
a = = z q =
b = = s k =
t = = sy l =
ts = = sh m =
j = = dl n =
h = = th = w
kh = = zh ? = h
d = = =
dz = = gh y =
r = = f
B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang =
Vokal (i) panjang =
Vokal (u) panjang =
C. Vokal Diftong aw =
= ay
=
=
-
8/6/2019 Ptk for Novita
13/219
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMPN 4 Malang ..................... 914.2 Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin, dan jumlah guru ................ 914.3 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan .............................................................................................. 924.4 Tenaga kependidikan SMPN 4 Malang.................................................... 934.5 Keadaan peserta didik SMPN 4 Malang ................................................. 94
4.6 Keragaman agama peserta didik .............................................................. 944.7 Data kelas VII B ...................................................................................... 96
-
8/6/2019 Ptk for Novita
14/219
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................... 814.1 Struktur Organisasi SMPN 4 Malang ...................................................... 91
-
8/6/2019 Ptk for Novita
15/219
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
I Silabus .................................................................................................... 133II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 143III Daftar Siswa Kelas VII B ........................................................................ 178IV Daftar Nilai Siswa ................................................................................... 179V Pedoman Wawancara .............................................................................. 181VI Hasil Wawancara .................................................................................... 184VII Instrumen Dokumentasi .......................................................................... 188VIII Foto Penelitian ........................................................................................ 189IX Soal Pre Test ........................................................................................... 192X Soal Siklus I ............................................................................................ 195XI Soal Siklus II ........................................................................................... 198XII Bukti Konsultasi ..................................................................................... 201XIII Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas untuk DIKNAS..................... 202XIV Surat Rekomendasi Penelitian dari DIKNAS ........................................... 203XV Surat Permohonan Penelitian untuk SMPN 4 Malang .............................. 204XVI Surat Keterangan dari SMPN 4 Malang ................................................... 205
XVII Biodata Mahasiswa .................................................................................
-
8/6/2019 Ptk for Novita
16/219
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iiNOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ivPERNYATAAN .............................................................................................. vPERSEMBAHAN ............................................................................................ viMOTTO........................................................................................................... viiKATA PENGANTAR ..................................................................................... viiiTRANSLITERASI........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xivDAFTAR ISI ................................................................................................... xvABSTRAK..xviii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ............................... 10
F. Definisi Operasional .................................................................... 11
G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Cooperative Learning .................................................................. 14
1. Pengertian Cooperative Learning ........................................... 14
2. Tujuan Cooperative Learning ................................................ 193. Teori yang Melandasi Cooperative Learning ......................... 23
4. Peranan Guru dalam Cooperative Learning ........................... 26
5. Teknik-teknik Pembelajaran Cooperative Learning ................ 29
6. Unsur-unsur Cooperative Learning ........................................ 37
7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ............... 45
8. Pembelajaran kooperatif dalam perspektif islam..................... 49
B.
Mata Pelajaran Ekononi ............................................................... 51
-
8/6/2019 Ptk for Novita
17/219
1. Pengertian Ekonomi ............................................................... 51
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi .......................... 54
3. Srandar Kompetensi Ekonomi ............................................... 55
C. Hasil Belajar ................................................................................ 57
D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 66
BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 68
B. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 70
C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 72
D. Sumber Data ................................................................................ 72
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 73
F. Analisis Data ............................................................................... 75
G. Pengecekan Keabsahan Temuan .................................................. 77
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 78
BAB IV HASIL PENELITIANA. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................. 82
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Malang .................................. 822. Motto, Visi, Misi SMP Negeri 4 Malang ................................ 83
3. Tujuan dan Target SMP Negeri 4 Malang .............................. 85
4. Profil SMP Negeri 4 Malang .................................................. 89
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Malang............................. 90
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri
4 Malang ................................................................................ 91
7. Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 4 Malang ....................... 94
8. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Malang ......................... 94
B. Paparan Data Sebelum Melakukan Tindakan .............................. 95
C. Siklus Penelitian .......................................................................... 102
1. Siklus I .................................................................................. 102
a. Rencana Tindakan Siklus I ............................................... 102
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 103
c. Pengamatan Siklus I ......................................................... 107
-
8/6/2019 Ptk for Novita
18/219
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ........................................... 108
2. Siklus II ................................................................................. 109
a. Rencana Tindakan Siklus II .............................................. 110
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 111
c. Pengamatan Siklus II........................................................ 117
d. Analisis Siklus II ............................................................. 118
BAB V PEMBAHASANA. Perencanaan Penerapan Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas VII B .................................................................... 121
B. Pelaksanaan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi VII B............... 123
C. Hasil Penilaian Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi VII B .............................................................................. 126
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 128B. Saran ............................................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
8/6/2019 Ptk for Novita
19/219
ABSTRAKNurdiana, Efi. 2010. Penerapan Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII diSMP Negeri 4 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik IbrahimMalang. Samsul Susilawati, M.Pd.
Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang berkualitas.Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatanbelajar mengajar. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan gurudalam melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam
menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Oleh karena itu, dalam prosesbelajar mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yangmenekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.
Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar pesertadidik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan carasaling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secaraberkelompok. Dengan cooperative learning ini diharapkan hasil belajar siswadapat meningkat. Terutama pada mata pelajaran ekonomi. Hasil belajar adalahpola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian sikap-sikap apresiasi danketerampialan. Untuk itu mata pelajaran ekonomi ini memiliki tujuan yaitu untuk membekali peserta didik dengan sejumlah konsep ekonomi dalam mengetahuimasalah yang berkaitan dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutamayang terjadi dilingkungan rumah tangga (keluarga) dan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalahyang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalammendeteksi dan memecahkan masalah. Pendekatan penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaansaat ini, dengan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai hasil penelitianyang dilakukan.
Berdasarkan hasil catatan peneliti selama penerapan model cooperativelearning pada siklus II menjadi lebih baik dari siklus I. Hasil penelitianmenunjukan bahwa pelaksanaan siklus II ini hasil belajar siswa telah mengalamipeningkatan, hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian hasil belajar padasiklus I hanya 12,8 % sedangkan pada siklus II mencapai 34,5%. Selain itu,penerapan model cooperative learning ini juga dapat mempererat hubungan kerjasama antar siswa.
Kata Kunci : Cooperative Learning ,.Hasil Belajar, Ekonomi
-
8/6/2019 Ptk for Novita
20/219
ABSTRACT
Nurdiana, Efi. 2010. Implementation of Cooperative Learning Model inImproving Student Learning Outcomes in Subjects Economy Class VII in SMPNegeri 4 Malang. Thesis, Department of Social Sciences Education, Faculty of MT, the State Islamic University (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim. SamsulSusilawati, M.Pd.
Education is very important in the life of the nation and state, because thedecline in the nation and developed countries is determined by education.Embodiment of a quality community needed a quality education. In the
educational success is strongly influenced by the success of teaching and learningactivities. One factor that strongly supports the success of teachers inimplementing the learning process is the ability of teachers to master and applythe learning method. Therefore, in the teaching and learning needs to be balancedwith cooperation-based approach, cooperative learning is one model thatemphasizes the collaborative activities of students in small groups, learning thesubject matter and solve problems collectively.
The main objective in the implementation of cooperative learning is thatlearners can learn in groups with their friends by way of opinion and respect eachother provide the opportunity for others to express their opinions by sending ideain the group. With cooperative learning expected student learning outcomes can
be improved. Mainly on economic subjects. Learning outcome is a pattern of behavior, values, understanding and appreciation skill attitude. For that economicsubjects which have the purpose is to equip learners with a number of economicconcepts to identify problems relating to economics in everyday life, especiallythose that occur in the household (family) and society.
This research is a class action (Class Action Research). classroom actionresearch is one of problem-solving strategies that utilize real action and its abilityto detect and solve problems. The research approach used in this study is aqualitative naturalistic approach. This study aimed to obtain information about thecurrent situation, by describing the information because based on the results of research undertaken.
Based on the results of research notes for the implementation of cooperative learning model on the second cycle of the cycle better than I. Theresults showed that the implementation of this second cycle student learningoutcomes have improved, this can be seen from the percentage of success forlearning outcomes in the first cycle, while only 12.8% in cycle II reached 34.5%.In addition, the implementation of cooperative learning model can also strengthenthe cooperative relationship among its students.Key words : Cooperative Learning Outcomes of Economic
-
8/6/2019 Ptk for Novita
21/219
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,
karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan
berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya
secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek
psikomotorik. 2
Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang
berkualitas. Dengan adanya kualitas pendidikan, diharapkan peserta didik
menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang
kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan
yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung
arti bahwa berhasil tidaknya pencapaiaan tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai
ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan
2
Darwanto, Televisi sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)hlm.89
-
8/6/2019 Ptk for Novita
22/219
pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model
pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran
adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakuan
peserta didik. 3
Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai
dan menerapkan model pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses belajar
mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,
kebersamaan dan pembelajaran secara kooperatif agar peserta didik mampu
menghadapi masa depan yang lebih baik.
Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai
tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan
fasilitator aktifitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif
dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung
jawab atas hasil pembelajarannya.
Secara sederhana kata cooperative berarti mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
3 Isjoni, Cooperative Learning (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm.11
-
8/6/2019 Ptk for Novita
23/219
tim. Jadi, cooperative leraning dapat diartikan belajar bersama-sama, saling
membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa
setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa cooperative
learning menyangkut teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja
terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya
terdiri dari 4-6 orang. 4
Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk
kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah
secara kolektif. Model pembelajaran ini menganut prinsip saling
ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka,
komunikasi antar anggota dan evaluasi proses secara kelompok. 5
Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar
peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya
dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara berkelompok.6
Dalam pembelajaran cooperative learning , setiap siswa dituntut untuk
bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah di
4 Ibid., hlm.6
5Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm.31
6 Isjoni, op.cit., hlm.6
-
8/6/2019 Ptk for Novita
24/219
persiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. Dengan
model ini, proses pembelajaran Ekonomi diharapakan mampu menghasilkan
prestasi akademik yang lebih baik dan menimbulkan kemampuan yang lebih
baik untuk menjalin hubungan sosial, meningkatkan rasa percaya diri dan
kemampuan mengembangkan rasa saling mempercayai diantara teman, serta
mengembangkan nilai-nilai agama.
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative
learning merupakan srtategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning , belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 7
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Namun dalam hal pelaksanaanya yang dilaksanakan justru
menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu menghadapi
perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode
merupakan suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses
dan segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan
7 Ibid, hlm.11-12
-
8/6/2019 Ptk for Novita
25/219
berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran
di samping menunjukkan kegairahan belajaran yang tinggi, semangat belajar
yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. 8
Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu
dilakukan pada siswa. Pertama, siswa terlibat dalam tingkah laku
mendefinisikan, menyaring, dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan
tingkah laku-tingkah laku partisipasi sosial. Kedua, memperlakukan orang lain
dengan penuh pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat
penggunaan pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Ketiga, berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi,
negosiasi, kerja sama, dan penataan mayoritas ketika bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa setiap
anggota kelompoknya belajar. Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan
kemampuan yang di harapkan, menangani berbagai problem dan membuat
pilihan-pilihan yang merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang
mungkin mereka temukan dalam perkembangan dunia ini. 9
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model
kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan
pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat
(sharing ideas ). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada
8Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , (Semarang:RaSAILMedia Group, 2008), hlm:30
9Isjoni, op.cit., hlm.6-7
-
8/6/2019 Ptk for Novita
26/219
latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, cooperative
learning sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan
saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu
teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi
dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. 10
Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat guna.
Maksudnya dengan memakai metode tertentu tetapi dapat menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah
bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan
semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku
secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan
diamati, bersifat khusus dan opearsional, dalam arti mudah diukur.11
Kondisi proses pembelajaran khususnya pada siswa kelas VII B SMP
Negeri 4 Malang masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan.
Proses pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VII B kurang merangsang
10 Ibid., hlm.13
11
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , (Semarang:RaSAILMedia Group, 2008), hlm:31
-
8/6/2019 Ptk for Novita
27/219
siswa untuk terlibat secara aktif sehingga siswa kurang mandiri, bahkan
cenderung pasif, main sendiri dan berbicara dengan temannya selama proses
pembelajaran.
Dengan adanya model cooperative learning diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMP.
Kehadiran model ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar Ekonomi
lebih menyenangkan karena model pembelajaran yang menekankan aktivitas
kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari
materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Model
pembelajaran ini menganut prinsip saling ketergantungan, tanggung jawab
perseoarangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi
proses secara kelompok.
Sebagian besar model dan suasana pembelajaran disekolah-sekolah
yang diterapkan oleh guru tampaknya lebih banyak menghambat dari pada
memotivasi potensi siswa. Misalnya siswa hanya disiapkan sebagai seorang
anak yang mau mendengarkan, menerima seluruh informasi, dan mentaati
segala bentuk perlakuan gurunya saja tanpa adanya usaha untuk mengarahkan
para siswa aktif dan mandiri.
Melalui cooperative learning , guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling
membutuhkan ini dapat menimbulkan adanya saling ketergantungan positif
yang menuntut adanya interaksi yang memungkinkan sesama siswa saling
memberikan motivasi untuk meraih hasil prestasi yang optimal.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
28/219
Apabila model cooperative learning tersebut di terapkan di SMP tentu
akan memberi variasi model pembelajaran yang tidak bersifat monoton. Untuk
itu, peneliti mengambil judul Penerapan Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII
di SMP Negeri 4 Malang .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses perencanaan model cooperative learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII
di SMP Negeri 4 Malang?
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan model cooperative learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII
di SMP Negeri 4 Malang?
3. Bagaimanakah proses dan hasil penilaian model cooperative learning
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi
kelas VII di SMP Negeri 4 Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
maka tujuan umum penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
8/6/2019 Ptk for Novita
29/219
1. Mendeskripsikan proses perencanaan model cooperative learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII
di SMP Negeri 4 Malang.
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan model cooperative learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII
di SMP Negeri 4 Malang.
3. Mendeskripsikan proses dan hasil penilaian model cooperative learning
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi
kelas VII di SMP Negeri 4 Malang.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan khasanah
ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif.
Secara praktis penelitian ini berguna bagi:
1. Guru mata pelajaran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan dalam
memilih, menggunakan model pembelajaran sehingga membuat siswa
mudah dan cepat memahami pelajaran Ekonomi.
2. Siswa
Sebagai inovasi baru untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belajar
mengajar dan dapat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami
kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan
memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar,
-
8/6/2019 Ptk for Novita
30/219
mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih kreatif,
sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Lembaga pendidikan
Sebagai kontribusi pemikiran dan konsep tentang upaya peningkatan
kualitas hasil belajar siswa. Serta memberikan masukan dan pertimbangan
serta pijakan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses
belajar mengajar.
4. Peneliti
Sebagai latihan dalam mengkaji model yang digunakan dalam
pembelajaran dan hasil penelitiannya juga dapat di jadikan acuan sebagai
upaya peningkatan pengetahuan.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup
pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran
dalam pembahasan. Sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang
ingin dicapai.
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi siswa, yang di maksud
siswa disini adalah khusus siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang.
Karena dalam kelas VII B siswanya sangat heterogen dan semangat serta
antusias belajar mata pelajaran Ekonomi siswa masih kurang.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
-
8/6/2019 Ptk for Novita
31/219
mata pelajaran Ekonomi kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang. Untuk itu,
dalam penelitian tindakan kelas ini hanya akan meneliti atau menerapkan
model pembelajaran secara kooperatif .
F. Definisi Operasional
1. Cooperative learning adalah berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran ini
berhubungan dengan tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati
sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan
berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang di hadapkan pada mereka.
2. Hasil belajar adalah adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian sikap-sikap apresiasi dan keterampialan. Hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang harus di
ingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana
tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif. 12
12 Agus suprijono, op. cit ., hlm.5-7
-
8/6/2019 Ptk for Novita
32/219
3. Istilah ekonomi berasal dari bahasa latin oikonomia yang terdiri kata oikos
dan nomos artinya mengatur rumah tangga. Apabila kita menyusun suatu
batasan maka dapat didefinisikan ilmu ekonomi dengan rumusan berikut:
a. Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari bagaimana cara
manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan sebaik-
baiknya dalam upaya mencapai kemakmuran.
b. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari persoalan pemilihan
kemungkinan penggunaan sumberdaya yang terbatas agar dapat
memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas. 13
G. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini akan memaparkan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional dan sistematika
pembahasan.
Bab II Kajian Pustaka
Dalam bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang
teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan
mengenai cooperative learning . Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan.
13
Maksum Habibi, dkk, Ekonomi SMP Kelas 1 , (Jakarta: PT.Piranti Darma Kalokatama), hlm. 18
-
8/6/2019 Ptk for Novita
33/219
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini penulis memaparkan tentang bagaimana penelitian
dilakukan yang meliputi, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis
data, dan pengecekan keabsahan temuan dan tahap penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari
gambaran obyek penelitian mengenai latar belakang SMP Negeri 4 Malang
yang meliputi sejarah SMP Negeri 4 Malang, visi misi dan tujuan
sekolah,struktur organisasi, data guru dan siswa, sarana dan prasarana serta
memaparkan data hasil penelitian yang berisi tentang deskripsi siswa kelas
VII B, observasi awal, perencanaan tindakan, pre tes, siklus penelitian
Bab V Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini di paparkan pembahasan terhadap temuan-temuan
penelitian yang diperoleh dari penerapan model cooperative learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII di
SMP Negeri 4 Malang.
Bab VI Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan terhadap pembahasan data
yang telah di analisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
34/219
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dari uraian tersebut
dapat di kemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. 14
Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai
tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik
bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada
mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi
tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan
sebelumnya. Bentuk-bentuk assesment oleh sesama peserta didik
digunakan untuk melihat hasil prosesnya. 15 Istilah cooperative learning
dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran
14 Isjoni, op.cit. , hlm. 15
15 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54
-
8/6/2019 Ptk for Novita
35/219
koopeartif. Beberapa ahli mencoba mengungkapkan pengertian istilah
cooperative learning , diantaranya sebagai berikut:16
a. Johnson & Johnson (1994) cooperative learning adalah
mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil
agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang
mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok
tersebut.
b. Nasution (1989) mengemukakan belajar kelompok itu efektif bila
setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kelompok, anak
turut berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu lain secara
efektif, menimbulkan perubahan yang konstruktif pada kelakuan
seseorang dan setiap anggota aman dan puas di dalam kelas.
c. Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan model
pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-
kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya.
Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi
mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut
untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar
mengajar sesama mereka.
Pembelajaran kooperatif mengupayakan seorang peserta didik
mampu mengajarkan kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya
16 Isjoni, op.cit., hlm. 17
-
8/6/2019 Ptk for Novita
36/219
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi nara sumber bagi
teman yang lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan dengan siswa
yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk
bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Mereka akan
berbagi penghargaan bila mereka berhasil sebagai kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih di arahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada
akhir tugas. 17
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat
ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar pada
siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru
dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang
lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan
17 Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54
-
8/6/2019 Ptk for Novita
37/219
berbagai usia. Selain itu juga ada istilah untuk menggambarkan tentang
cooperative learning :
Watchword of the American Revolution dalam Johnson & Johnson(1994) mengemukakan istilah Together we stand, divided we fall atau bersama kita bisa, berpisah kita jatuh, untuk menggambarkan tentang cooperative learning. Denganmempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, suatuhal kelak kita akan menuai buah persahabatan dan perdamaian,karena cooperative learning memandang siswa sebagai makhluk sosial ( homo homini socius ), bukan homo homini lupus (manusiaadalah srigala bagi sesamanya). Dengan kata lain, cooperativelearning adalah cara belajar mengajar berbasiskan peace education(metode belajar mengajar masa depan) yang pasti mendapatperhatian. 18
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang
biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif
menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran
kooperatif meletakkan tanggung jawab individu sekaligus kelompok,
sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling
ketergantungan secara positif. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk
belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja,
tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang di sebut keterampilan kooperatif. Keterampilan
koopeartif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dapat
dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan.
18 Isjoni, op.cit., hlm. 18-19
-
8/6/2019 Ptk for Novita
38/219
Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan
pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan
sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kooperatif ini adalah
sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni
hanya sebagian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang
lainnya semakin tenggelam dalam ketidaktahuannya.tidak sedikit siswa
yang kurang pengetahuannya merasa malu bila kekurangannya di-expose.
Sikap mental seperti inilah yang dirasa perlu untuk mengalami
improvement (perbaikan). 19
Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan
disebut kelompok apabila ada interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur,
groupness. Struktur kelompok menunjukan bahwa dalam kelompok ada
peran. Peran dari tiap-tiap anggota kelompok, berkaitan dengan posisi
individu dalam kelompok. Peran masing-masing anggota kelompok akan
bergantung pada posisi maupun kemampuan individu masing-masing.
Setiap anggota kelompok berinteraksi berdasarkan peran-perannya
sebagaimana norma yang mengatur perilaku anggota kelompok.
Groupness menunjukkan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan.
Kelompok bukanlah semata-mata kumpulan orang yang saling berdekatan.
Kelompok adalah kesatuan yang bulat di antara anggotanya. 20
19
Ibid., hlm. 1820 Agus suprijono, op.cit. , hlm.57
-
8/6/2019 Ptk for Novita
39/219
Jadi disini kelompok bukanlah semata-mata hanya untuk
berkumpul saja akan tetapi yang dilihat adalah efek pencapaian dari
pembelajaran kooperatif itu sendiri.
2. Tujuan Cooperative Learning
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar
cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok. 21
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative
learning sebagaimana di kemukakan Slavin (1995), yaitu: 22
a. Penghargaan kelompok
Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok
untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok
diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan.
Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai
anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang
saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
b. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu
dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
21
Isjoni, op. cit., hlm.2122 Ibid., hlm 21-22
-
8/6/2019 Ptk for Novita
40/219
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling
membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu
juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-
tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Cooperative learning menggunakan metode skoring yang
mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang
diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode
skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau
tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan
melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan penuh dalam
suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai
objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman
sebayanya.
Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu
dilakukan para siswa antara lain:23
a. Siswa terlibat di dalam tingkah laku mendefinisikan, menyaring, dan
memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku partisipasi
sosial
23 Ibid., hlm 25
-
8/6/2019 Ptk for Novita
41/219
b. Respek pada orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh
pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat penggunaan
pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama
c. Berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi, negosiasi, kerja
sama dan pentaatan aturan mayoritas ketika bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa
setiap anggota kelompoknya belajar.
Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan kemampuan yang
diharapkan, mereka juga menemukan diri bagaimana memecahkan konflik,
menangani berbagai problem, dan membuat pilihan-pilihan yang
merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang mungkin mereka
temukan dalam situasi dunia ini.
Mengacu pada pendapat tersebut maka dengan cooperative
learning, para siswa dapat membuat kemajuan besar ke arah
pengembangan sikap, nilai, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka
dapat berparisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai
dengan tujuan, karena tujuan utama cooperative learning , adalah untuk
memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Jadi, tidak lagi
pengetahuan itu diperoleh dari gurunya, dengan belajar kelompok seorang
teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk
-
8/6/2019 Ptk for Novita
42/219
mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain,
saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.24
Pada dasarnya model cooperative learning di kembangkan untuk
mencapai hasil belajar akademik. 25 Model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah
menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi
tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari
teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam
proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan
akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan
pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di
dalam materi tertentu.3. Teori yang Melandasi Cooperative Learning
Terdapat berbagai teori dalam kita mempelajari cooperative
learning . Tiga diantaranya sebagaimana disebutkan berikut: 26
a. Teori Ausubel
24 Ibid., hlm.2625
Ibid., hlm.27 26 Ibid. , hlm.35
-
8/6/2019 Ptk for Novita
43/219
David Ausubel adalah seoarang ahli psikologi pendidikan.
Menurut Ausubel (1996) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah
bermakna (meaning full ). Pembelajaran bermakna merupakan
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur
kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasai-generalisasi
yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Suparno (1997) mengatakan pembelajaran bermakna adalah
suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan
struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila pelajar
mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan
kemampuan pelajar dan harus relevan dengan struktur kognitif yang
dimiliki pelajar. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan dengan
konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan
demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Teori Piaget
Menurut Piaget (1996), setiap individu mengalami tingkat-
tingkat perkembangan intelektual. Bila merujuk pada teori Piaget, maka
pelajar yang berada pada jenjang SMP (usia berkisar antara 12-14/15
tahun), termasuk dalam kategori tingkat operasional formal. Pada
-
8/6/2019 Ptk for Novita
44/219
periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi yang lebih
kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah ia tidak
perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa
konkret. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, karena itu
cooperative learning dapat di laksanakan pada jenjang SMP.
Menurut Surya (2003), perkembangan kognitif pada perangkat
ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju
kearah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat
berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat
perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya banyak diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang
ditunjang dengan interaksi dengan teman sebaya, dan dibantu
pertanyaan tilikan dan guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada pelajar agar mau berinteraksi dengan lingkungan
dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dan lingkungan.
c. Teori Vygotsky
Vygotsky (1997) mengemukakan pembelajaran merupakan
suatu perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian
yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian
yang didapatkan dan pengalaman anak sehari-hari. Pengertian ilmiah
adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh
dan pelajaran di sekolah.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
45/219
Ide penting lain yang diturunkan Vygotsky adalah scaffolding,
yaitu memberikan sejmlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi kesempatan
kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka
mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,
menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi
contoh, ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh
mandiri. 27 Dan untuk selanjutnya siswa dapat melanjutkannya sendiri
bersama kelompok yang sudah dibentuk dan bertanggung jawab atas
tugasnya masing-masing.
4. Peranan Guru Dalam Cooperative Learning
Dalam pembelajaran cooperative learning guru harus mampu
menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peserta didik
terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Kebiasaan ini penting di kondisikan
sejak di bangku sekolah, agar peserta didik terbiasa berbeda pendapat,
jujur, sportif dalam mengakui kekuranganya sendiri dan siap menerima
pendapat orang lain yang lebih baik, serta mampu mencari pemecahan
masalah. Hal yang perlu dihindari ialah bila perbedaan pendapat itu
menjurus pada konflik yang bersifat intrapersonal yang dapat merugikan
kesehatan mental siswa.
Dalam pengembangan pengalaman belajar, guru tidak berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi
27 Ibid., hlm.40
-
8/6/2019 Ptk for Novita
46/219
pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa belajar.28
Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai
berikut: 29
a. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan
b. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan
menjelaskan keinginan dan pembicaraanya baik secara individual
maupun kelompok
c. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan
serta membantu kelancaran belajar mereka
d. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat
bagi yang lainnya
e. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran
dalam bertukar pendapat.
Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam
menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas
melalui cooperative learning dengan permasalahan yang nyata ditemukan
dilapangan. Di samping itu, guru juga berperan dalam menyediakan sarana
pembelajaran, agar suasana pembelajaran tidak monoton dan
28 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ,(Jakarta:kencanaprenada media group, 2009), hlm.184
29 Isjoni, op.,cit, hlm.62
-
8/6/2019 Ptk for Novita
47/219
membosankan. Dengan kreativitasnya, guru dapat mengatasi keterbatasan
sarana sehingga tidak menghambat suasana pembelajaran di kelas.30
Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing
serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi
tidak memberikan jawaban. Disamping itu, sebagai motivator guru
berperan seabagi pemberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. 31
Motivasi belajar merupakan kekuatan ( power motivation ), daya pendorong
(driving force ), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat
dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,
dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. 32
Sebagai evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil,
tapi lebih ditekankan pada proses pembelajaran. Penilaian dilakukan baik
secara perorangan maupun secara kelompok. Alat yang digunakan dalam
evaluasi selain berbentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk
catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas. 33
Guru mempunyai peranan penting terutama pada saat proses belajar
mengajar berlangsung seperti halnya penentuan topik, permasalahan apa
saja yang akan didiskusiakan, memberikan saran-saran dan juga kalau
30 Ibid., hlm 6331 Ibid.,32 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2009), hlm.26
33 Isjoni, op.cit., hlm.64
-
8/6/2019 Ptk for Novita
48/219
-
8/6/2019 Ptk for Novita
49/219
5. Teknik-teknik pembelajaran cooperative learning
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dialkukan sesuai dengan
kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki
tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. 35
Sebagai seorang professional, guru harus mempunyai pengetahuan
dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang
diketahuinya harus bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari diruang
kelas. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan
strategi dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti akan selalu bermanfaat
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. 36
Adapun model pembelajaran cooperative learning adalah sebagai
berikut:
a. Mencari pasangan ( make a match )
Teknik belajar mengajar mencari pasangan ( make a match )
dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik. 37
35 Ibid., hlm.4936
Anita Lie, op.cit., hlm.54-5537 Ibid., hlm.55
-
8/6/2019 Ptk for Novita
50/219
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model
pembelajaran ini adalah:38
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang
dipegang
4) Setap psesrta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin
6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7) Kesimpulan
b. Berpikir-berpasangan-berempat ( think pair and share )
Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan
sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik
ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
dengan orang lain, keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi
partisipasi siswa. 39
38
Nanang Hanafiah, op.cit., hlm.4639 Anita Lie, op.cit., hlm.57
-
8/6/2019 Ptk for Novita
51/219
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengajar ini
sebagai berikut:40
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi atau
permasalahan yang disampaikan guru.
3) Pesrta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing.
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa.
6) Guru member kesimpulan.
c. Kepala bernomor ( numbered head together )
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-
ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu,
teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatan semangat kerja
mereka. 41
40
Nanang Hanafiah, op. cit., hlm.46-4741 Anita Lie, op. cit., hlm.59
-
8/6/2019 Ptk for Novita
52/219
-
8/6/2019 Ptk for Novita
53/219
2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua
kelompok yang lain.
3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
4) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
e. Model tim ahli (jigsaw)
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al
sebagai metode cooperative learning.
Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, gurumemperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswadan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahanpelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjadengan sesama siswa dalam suasana gotong royong danmempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi danmeningkatkan keterampilan berkomunikasi. 45
Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah: 46
1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi
empat bagian.
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan
pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan topik di papan
45
Ibid., hlm.6946 Ibid. , hlm.69-70
-
8/6/2019 Ptk for Novita
54/219
tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik
tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk
mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan
pelajaran yang baru.
3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,
sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.
Demikian seterusnya
5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka
masing-masing.
6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang
dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa
saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan
bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
Siswa membaca bagian tersebut.
8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam
bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan
atau dengan seluruh kelas.
Dengan menerapkan teknik-teknik seperti diatas di harapkan dapat
membantu siswa agar lebih aktif di dalam kelas. Oleh karena itu,
pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif inovatif sehingga
-
8/6/2019 Ptk for Novita
55/219
-
8/6/2019 Ptk for Novita
56/219
d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam
kelompok. 48
Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab
individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.
Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah
mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama.
Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan
adalah: 49
a. Kelompok belajar jangan terlalu besar
b. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa
c. Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada
seluruh peserta didik di depan kelas
d. Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam
membantu kelompok
e. Menguasai seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa
dikelompoknya
48
Ibid. hlm.5949 Ibid.., hlm.60
-
8/6/2019 Ptk for Novita
57/219
f. Menugasi peserta didik mengajar temannya
Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan
positif.
Ciri-ciri interaksi promotif adalah: 50
a. Saling membantu secara efektif dan efisien
b. Saling member informasi dan sarana yang diperlukan
c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien
d. Saling mengingatkan
e. Saling membantu dan merumuskan dan mengembangkan argumentasi
serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang
dihadapi
f. Saling percaya
g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama
Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial.
Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan
peserta didik harus: 51
a.
Saling mengenal dan mempercayai
b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c. Saling menerima dan saling mendukung
d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif
50
Ibid.., hlm.6051 Ibid.., hlm.61
-
8/6/2019 Ptk for Novita
58/219
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan
kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok
dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok
yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan
pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai
tujuan kelompok. 52
Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu
Manfaat pembelajaran Cooperative Learning bagi siswa:
a.
Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi
b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan
perilaku selama bekerjasama
c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri
52 Ibid..,
-
8/6/2019 Ptk for Novita
59/219
d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang
positif, sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu
kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain
e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,
sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif: 53
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor urut.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka
e. Tanggapan dari kelompok yang lain
f. Teknik kepala bernomor ini juga dapat di lanjutkan untuk mengubah
komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa
lain yang bernomor sama dari kelompok lain.
Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi
dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat
meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-
menolong dalam beberapa perilaku sosial.
53
Ahmad Dharojat, Pembelajaran Kooperatif , (http:www.yahoo.com, diakses 29November 2009).
-
8/6/2019 Ptk for Novita
60/219
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran
kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu
pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu
yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan
bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan
keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. 54
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu
model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi
peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-
nya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Sruktur
tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetisi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward .55
Dalam model ini, tujuan utamanya adalah agar peserta didik dapat
belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain
54
Agus Suprijono, op. cit., Hlm. 58.55 Ibid.., hlm.61
-
8/6/2019 Ptk for Novita
61/219
untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok.
Dalam pelaksanaan model cooperative learning ini dibutuhkan
kemauan dan kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelola
lingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model ini guru
bukannya bertambah pasif, tapi harus menjadi lebih aktif terutama saat
menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan kelas saat
pelaksanaan, dan membuat tugas untuk dikerjakan siswa bersama dengan
kelompoknya.
Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam
perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik
prinsipil seperti dibawah ini: 56
a. Tujuan kelompok
b. Tanggung jawab individual
c. Kesempatan sukses yang sama
d. Kompetisi tim
e. Spesialisasi tugas
f.
Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus diterapkan: 57
a. Saling ketergantungan positif
56 Robert E. Salvin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik , (Bandung: Nusa
Media, 2005), Hlm. 26-28.57 Anita Lie, op. cit., hlm. 31-35.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
62/219
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa
mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi
dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi.
d. Komunikasi antaranggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerjakelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Untuk tercapainya siswa sebagaimana yang di gambarkan di atas
diperlukan adanya iklim yang sehat melalui jenjang sekolah sehingga
memungkinkan siswa sebagai generasi muda berkembang secara wajar dan
bertaggung jawab. Karena itu, perlu ada usaha-uasaha mengembangkan
pemikiran siswa untuk dapat menganalisis hal-hal yang terjadi dalam
-
8/6/2019 Ptk for Novita
63/219
masyarakat, dengan cooperative learning ini dapat membantu siswa untuk
belajar secara aktif dan mampu mengembangkan kemampuannya secara
maksimal.
7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning
a. Keunggulan Cooperative Learning
Jarolimek dan Parker (1993) mengatakan keunggulan yang
diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 58
1) Saling ketergantungan positif
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
3) Siswa dilibatkan perencanaan dan pengelolaan kelas
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru
6) Memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan
Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi
pembelajaran adalah sebagai berikut: 59
1) Melalui cooperative learning siswa tidak terlalu menggantungkan
pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan
berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan
belajar dari siswa yang lain.
58 Isjoni, op. cit., hlm.2459
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm:249-250
-
8/6/2019 Ptk for Novita
64/219
2) Cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal
dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Cooperative learning dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan.
4) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir,
hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
5) Cooperative learning dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
6) Cooperative learning merupakan suatu strategi yang cukup ampuh
untuk meningkatkan prestasi akademik skaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif
dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me- manage
waktu.
7) Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat
berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,
karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab
kelompoknya.
-
8/6/2019 Ptk for Novita
65/219
8) Cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata.
b. Kelemahan Cooperative Learning
Kelemahan model pembelajaran cooperative learning
bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam ( intern ) dan faktor
dari luar ( ekstern ). Faktor dari dalam, yaitu: 60
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping
itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak
yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4) Saat diskusi kelas, terkadang di dominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif
Cooperative learning juga memiliki keterbatasan atau
kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut:61
1) Ciri utama dari cooperative learning adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang
efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,
60
Isjoni, op. cit., hlm:2561 Wina Sanjaya, op. cit., hlm:250-251
-
8/6/2019 Ptk for Novita
66/219
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari
dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.
2) Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning
memang butuh waktu, sangat tidak rasional kalau kita
mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning . Siswa yang dianggap
memimliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat
oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,
keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam
kelompok.
3) Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada
hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari,
bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah
prestasi setiap individu siswa.
4) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu
kali atau sesekali penerapan model cooperative learning .
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu, idealnya melalui cooperative learning
selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar
-
8/6/2019 Ptk for Novita
67/219
bagaimana membangun kepercayaan diri, dan untuk mencapai
kedua hal itu dalam cooperative learning memang bukan pekerjaan
yang mudah.
8. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam
Kewajiban pokok pelajar adalah belajar. Belajar merupakan usaha
sadar yang dilakukan individu atau manusia untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam interaksinya dengan
lingkungan. Manfaat yang diperoleh dari belajar adalah kita jadi tahu apa
yang belum kita ketahui. Dalam Al- Quran dijelaskan bahwa seseorang
yang mempunyai ilmu maka akan ditinggikan derajatnya dan terhindar dari
keterpurukan. Seperti dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlahniscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabiladikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allahakan meninggikan orang-orang yang beriman