Download - psikopatologi depresi
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala
klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-IV merupakan salah satu
instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi Jika manifestasi
depresi muncul dalam bentuk keluhan yang berkaitan dengan mood (seperti
murung sedih rasa putus asa) diagnosis depresi dapat dengan mudah ditegakkan
tetapi jika gejala depresi muncul dalam keluhan psikomotor atau somatik seperti
malas bekerja lamban lesu nyeri ulu hati sakit kepala terus-menerus adanya
depresi yang melatarbelakanginya sering tidak terdiagnosis Ada masalah-masalah
lain yang juga dapat menutupi diagnosis depresi misalnya pasien
menyalahgunakan alkohol atau obat untuk mengatasi depresi atau muncul dalam
bentuk gangguan perilaku
Prevalensi selama kehidupan pada wanita 10-25 dan pada laki-laki 5-12
(52) Depresi bisa terjadi pada setiap umur tetapi paling banyak terjadi pada usia
25-44 tahun Ada kecenderungan hubungan keluarga dengan kejadian depresi
yaitu 8-18 pasien depresi memiliki sedikitnya satu keluarga dekat (ayah ibu
kakak atau adik) yang memiliki sejarah depresi
Penyebab depresi secara pasti belum diketahui Faktor-faktor yang diduga
berperan yaitu peristiwa-peritiwa kehidupan yang bersifat stresor (problem
keuangan perkawinan pekerjaan penyakit dan lain-lain) faktor kepribadian
genetik dan biologik lain seperti gangguan hormon keseimbangan
neurotransmiter biogenik amin dan imunologik
Sedangkan di Indonesia Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga yang
dilakukan di 11 kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 1995
menunjukkan angka 185 per 1000 penduduk rumah tangga dewasa
memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa Studi Proporsi Gangguan Jiwa
oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan di 16 kota selama kurun
waktu 1996 - 2000 menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan depresi
dsb) sebanyak 162 Terakhir adalah Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
1995 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes menunjukkan
prevalensi gangguan mental emosional pada anggota rumah tangga dewasa (di
atas 15 tahun) 140 per 1000 Pada anak dan remaja (5-15 tahun) 104 per 1000
B Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut
1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke
2 Tujuan Khusus
a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke
b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke
c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi
pasca stroke
II ISI
A Definisi
Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya
penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau
rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya
konsentrasi
B Etiologi dan Patofisiologi
Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan
menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan
neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada
pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian
kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil
dibanding orang normal akan timbul depresi
Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu
The Biogenic Amine Hypothesis
The Receptor Sensitivity Hypothesis
The Permissive Hypothesis
The dysregulation hypothesis
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin
Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor
atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta
mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal
obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan
oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan
berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh
neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif
(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi
berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat
antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan
stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini
membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi
secara segera
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
yaitu 8-18 pasien depresi memiliki sedikitnya satu keluarga dekat (ayah ibu
kakak atau adik) yang memiliki sejarah depresi
Penyebab depresi secara pasti belum diketahui Faktor-faktor yang diduga
berperan yaitu peristiwa-peritiwa kehidupan yang bersifat stresor (problem
keuangan perkawinan pekerjaan penyakit dan lain-lain) faktor kepribadian
genetik dan biologik lain seperti gangguan hormon keseimbangan
neurotransmiter biogenik amin dan imunologik
Sedangkan di Indonesia Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga yang
dilakukan di 11 kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 1995
menunjukkan angka 185 per 1000 penduduk rumah tangga dewasa
memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa Studi Proporsi Gangguan Jiwa
oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan di 16 kota selama kurun
waktu 1996 - 2000 menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan depresi
dsb) sebanyak 162 Terakhir adalah Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
1995 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes menunjukkan
prevalensi gangguan mental emosional pada anggota rumah tangga dewasa (di
atas 15 tahun) 140 per 1000 Pada anak dan remaja (5-15 tahun) 104 per 1000
B Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut
1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke
2 Tujuan Khusus
a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke
b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke
c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi
pasca stroke
II ISI
A Definisi
Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya
penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau
rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya
konsentrasi
B Etiologi dan Patofisiologi
Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan
menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan
neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada
pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian
kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil
dibanding orang normal akan timbul depresi
Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu
The Biogenic Amine Hypothesis
The Receptor Sensitivity Hypothesis
The Permissive Hypothesis
The dysregulation hypothesis
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin
Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor
atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta
mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal
obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan
oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan
berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh
neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif
(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi
berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat
antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan
stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini
membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi
secara segera
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
B Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut
1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke
2 Tujuan Khusus
a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke
b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke
c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi
pasca stroke
II ISI
A Definisi
Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya
penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau
rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya
konsentrasi
B Etiologi dan Patofisiologi
Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan
menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan
neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada
pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian
kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil
dibanding orang normal akan timbul depresi
Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu
The Biogenic Amine Hypothesis
The Receptor Sensitivity Hypothesis
The Permissive Hypothesis
The dysregulation hypothesis
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin
Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor
atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta
mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal
obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan
oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan
berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh
neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif
(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi
berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat
antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan
stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini
membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi
secara segera
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
II ISI
A Definisi
Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya
penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau
rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya
konsentrasi
B Etiologi dan Patofisiologi
Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan
menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan
neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada
pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian
kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil
dibanding orang normal akan timbul depresi
Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu
The Biogenic Amine Hypothesis
The Receptor Sensitivity Hypothesis
The Permissive Hypothesis
The dysregulation hypothesis
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin
Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor
atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta
mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal
obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan
oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan
berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh
neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif
(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi
berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat
antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan
stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini
membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi
secara segera
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
Hipotesis Amina Biogenik
Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena
kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin
Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat
meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor
atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta
mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal
obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan
oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan
berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh
neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif
(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi
berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat
antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan
stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini
membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi
secara segera
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
Hipotesis permisif
Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan
noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin
menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar
serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah
noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin
tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan
memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood
Dysregulation hypothesis
Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter
antara lain
Gangguan regulasi mekanisme homeostasis
Gangguan pada ritmik sirkadian
Gangguan pada sistem regulasi
Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline
C Prognosis
Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun
menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan
fungsi sosial
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
D Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai
kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau
disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian
orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya
sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh
diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan
gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)
Diagnosa depresi ditegakkan jika
Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu
Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau
menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya
Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau
penggunaan obat tertentu
E Gejala dan Tanda
Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu
major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain
perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari
kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas
berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan
penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari
insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
kemunduran psikomotor
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
kelelahan atau kehilangan energi
perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
semestinya
tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun
secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh
diri
Kumpulan gejala depresi adalah
gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)
gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi
negatif)
kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)
gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)
gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot
Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders)
Major depressive disorder single episode
Major depressive disorder recurrent
Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi
hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
Depressive disorder not otherwise specified
Subklasifikasi lain berdasarkanngejala
melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan
atipikal BB naik hipersomnia
psikotik terjadi halusinasi delusi
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
F Jenis Depresi
1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive
terhadap obat
2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di
musim dingin sembuh di musim semi atau panas)
3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah
melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major
depression)
G Sasaran Terapi
Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood
pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan
terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke
kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan
atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin
di otak
Terapi nir-obat terdiri dari
Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi
dan hubungan pasien dengan orang lain
Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi
pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis
pasien
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan
bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak
ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan
Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif
namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi
kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada
Depresi yang berat
diperlukan respons yang cepat
treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya
respon terhadap obat jelek dan
merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang
akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain
1048708 riwayat respons pasien terhadap obat
1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)
1048708 jenis depresi
1048708 kemungkinan interaksi obat
1048708 profil adverse event obat
1048708 Harga obat
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
H Evaluasi ObatProduk
`1 LINI PERTAMA
a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin
imipramin nortriptilin
Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua
tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat
Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara
memblok re-uptakenya
ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi
dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim
kolinergik neurologik dan kardiovaskuler
Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik
b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin
fluvoksamin paroksetin sertralin
SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)
Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS
mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya
Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi
berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun
perlu penelitian lebih lanjut
Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler
Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat
digunakan oleh ibu menyusui
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
2 LINI KEDUA
Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors
Contoh venlafaksin trazodon bupropion
3 LINI KETIGA
Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)
tranilsipromin
bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS
dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda
mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)
bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan
makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam
makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya
(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi
Penggunaan obat pada kondisi khusus
Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut
1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya
yang lebih rendah daripada TCA
2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena
range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus
diberikan dengan hati-hati
3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping
anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk
dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan
Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka
penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini
Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih
sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman
Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi
Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di
bawah ini perlu dicermati
1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat
2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat
3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi
selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk
meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir
rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum
Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai
berikut
SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita
terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita
Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada
kehamilan
Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)
sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada
efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya
Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan
Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah
banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui
dengan baik
Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara
perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat
dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan
Evidence tentang strategi terapi
1 Switching
Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti
dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke
antidepresan golongan yang lain
Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan
respon baik terhadap fluoksetin
Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari
SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi
kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara
sertralin dengan imiperamin
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
2 Penambahan dan kombinasi
Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association
menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain
seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan
dopamine agonists
Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)
telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar
Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari
golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter
dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan
3 Kombinasi dengan psychotherapy
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi
dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy
yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy
(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85
response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat
terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP
saja (52 response 24 remission)
4 Mencegah kekambuhan
Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled
antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara
berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American
Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5
bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000
Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with
Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan
sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)
Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat
Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi
dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9
bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan
dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan
Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada
dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya
Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara
dengan terapi dosis penuh seumur hidup
Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan
datang
EVALUASI OUTCOME TERAPI
Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan
1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional
1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual
1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA
dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi
1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri
1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama
antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
DAFTAR PUSTAKA
1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ
Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of
Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
1284-98
2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of
major depression in a national community sample the National Comorbidity
Survey Am J Psychiatr 1994151979-86
3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and
Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of
Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American
Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal
679-700
4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock
BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999
242-50
5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional
neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and
depression Can J Psychiatr 199742467-75
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural
neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106
7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-
bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13
8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior
therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized
comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
PSIKOPATOLOGI DEPRESI
Oleh
MEILLYSSA CH
NINDYA YESSICA
RENNY FERBIYANTI
Pembimbing
dr Woro Pramesti Sp KJ
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis
PRAKATA
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi
Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut
membantu dalam proses penyusunan referat ini
Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang
Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
semua
Bandar Lampung 9 April 2012
Tim Penulis