Proses dan Perbedaan antara Pembelahan Sel Mitosis dan Miosis*
Yehiel Flavius Kabanga**
102011063
E2
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Jumlah sel dalam tubuh manusia diatur oleh pembelahan sel dan kematian sel. Semua
sel manusia, kecuali sel testis dan ovarium, membelah untuk memperbanyak jumlahnya
melalui proses mitosis, misalnya pada masa pertumbuhan, untuk memperbaiki kerusakan
jaringan kulit, untuk menggantikan sel-sel tua atau mati. Kematian sel menurunkan jumlah
sel. Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan sehingga bertambah
banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh bertambah besar dan
tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam
jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit kita terluka, sel-sel pada jaringan tersebut
juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sel merupakan
unit dasar semua makhluk hidup. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam
tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang
sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu
sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.1 Makalah
ini di buat untuk mempelajari proses dan perbedaan pembelahan sel mitosis dan miosis yang
terjadi.
* Studi Literatur
* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario
Amir kelas 1 SMP mempunyai kakak yang sedang kuliah di Fakultas Kedokteran. Amir
minta tolong kakaknya untuk membantu tugas sekolah tentang pembelahan sel yang terjadi
dalam tubuh. Amir tidak mengerti dengan jelas apa perbedaan mitosis dan meiosis.
Istilah-istilah yang tidak diketahui
Mitosis: Pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik
Miosis: Pembelahan sel yang terjadi pada sel gonad
Rumusan masalah
Amir tidak mengerti dengan jelas perbedaan antara mitosi dan miosis
Hipotesis
Dengan mempelajari tentang pembelahan sel Amir menjadi lebih mengerti tentang perbedaan
mitosis dan miosis.
Sel
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel dan zat intraseluler
membentuk keseluruhan jaringan tubuh.2
Jumlah sel ada triliunan jumlah sel dalam tubuh manusia sebagai contoh jumlah total sel
darah merah dalam tubuh manusia dengan ukuran tubuh rata-rata adalah 25 triliun.
Bentuk sel :
1. Bentuk dasar dari sel yang diisolasikan adalah bulat seperti sel darah, sel lemak, dan
sel telur.
2. Bentuk sferikal dasar biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya.
Contoh, sebuah sel saraf berbentuk seperti bintang dengan prosesus yang panjang
dengan sel otot polos berbentuk seperti spindel.
3. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan.2
Ukuran sel Sel tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter sekitar 10 mikron
dan 30 mikron.3
Fungsi sel dalam semua sel adalah sama yaitu :
1. Sel mempertahankan suatu barler yang selektif (membran plasma) diantara
sitoplasma dan lingkungan ekstraseluler. Semua zat yang masuk atau keluar harus
melalui barrier. Derivatif membran plasma yang melalui serangkaian pembungkus
kompleks. Membagi interior sel dan membentuknya menjadi banyak kompartemen
untuk aktivitas spesifik.
2. Sel yang berisi materi heredritas membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses
sintesis sebagian besar komponen selular. Materi heredritas ini sebelumnya di
gandakan melalui reproduksi sel, sehingga setiap sel baru membawa satu set penuh
instruksi.
3. Sel melakukan aktivitas metabolik, yang dikatalis reaksi kimia sehingga terjadi proses
sintesis dan penguraian molekul organik.2,3
Jenis Sel
Manusia memiliki dua jenis sel yaitu yaitu sel somatik yang menyusun hampir seluruh tubuh
manusia, dan sel gamet atau sel gonad yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan
keturunan.3
Sel gonad
sel-sel germinal/ sel gonad adalah sel-sel yang menimbulkan dalam gamet dari organisme
yang bereproduksi secara seksual. Pada banyak binatang, sel-sel germinal berasal dekat usus
dan bermigrasi dengan peningkatan gonad . Di sana, mereka mengalami pembelahan sel dari
dua jenis, mitosis dan meiosis,diikuti oleh diferensiasi selular ke dalam gamet dewasa,
baik telur atau sperma . Tidak seperti hewan, tumbuhan tidak memiliki garis kuman
disisihkan dalam pembangunan awal.3
Sel gamet terdiri atas sel sperma dan sel telur. Seperti juga sel somatik, sel sperma dan sel
telur juga memiliki autosom atau kromosom seks. Hanya saja jumlahnya hanya setengah.
Pada sel sperma yang masak (spermatozoa) jumlah kromosomnya adalah haploid, maksudnya
tunggal tidak berpasangan. Jumlah keseluruhan kromosom sperma masak adalah 23 buah
yang terdiri atas 22 buah autosom dan 1 buah seks kromosom. Seks kromosom pada sperma
bisa X bisa Y
Sementara itu jumlah keseluruhan kromosom sel telur masak (oosit) juga 23 buah yang terdiri
22 buah autosom dan 1 buah seks kromosom. Hanya saja seks kromosom yang dibawa oleh
sel telur hanyalah kromosom X saja.4
Sel somatis
Sel somatik adalah semua jenis sel yang membentuk suatu organisme, kecuali sel gamet
organisme tersebut. Kata somatik berasal dari bahasa Yunani sōma yang berarti tubuh.4Sel
somatik manusia mengandung 46 kromosom (23 pasang) yang terdiri dari 44 (22 pasang)
autosom, dan 2 (1 pasang) kromosom seks. Autosom yang berjumlah 22 pasang itu semuanya
tepat sama, dan diberi nama dengan urutan 1 hingga 22, sedangkan pasangan kromosom seks,
bisa sama bisa tidak. Kromosom seks dinamai X atau Y. Bila pasangan kromosom seks
seorang individu tersusun atas XX, secara genetik dia adalah wanita. Demikian bila pasangan
kromosom seks seorang individu terssebut adalah XY, secara genetik dia adalah pria.4
Pembelahan Sel
Pertumbuhan, pemulihan, pembaharuan, dalam semua organisme multisel tergantung pada
pembentukan sel baru oleh pembelahan sel yang ada. Ada dua jenis pembelahan sel yaitu
mitosis yang terjadi dalam sel somatik, dan meiosis yang hanya terdapat pada sel benih yang
berkembang dalam ovarium dan testis. Keduanya memiliki banyak kesamaan, tetapi berbeda
dalam perlakuan terhadap kromosom selama tahap awal pembelahan.5 Pembelahan sel terjadi
melalui tahap-tahap tertentu. Tujuan adanya tahap-tahap pembelahan sel adalah untuk
mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi genetic yang sama persis
dengan sel induknya. Jika tidak demikian, akan terjadi kelainan pada sel-sel anakan yang
dihasilkan. Terdapat 2 jenis pembelahan sel berdasarkan tempat pembelahan dan fasenya.5,6
Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang
memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis
merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel.6
Siklus Sel
Kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan berikutnya disebut siklus sel
atau daur sel. Siklus sel mencakup dua fase yaitu interfase dan fase mitosis atau fase
pembelahan.7
Tahap Interfase
Interfase dibagi menjadi 3 tahap :
1. Fase G1 : ketika sintesis makromolekul penting untuk duplikasi DNA dimulai.
2. Fase S : bila DNA diduplikasi.
3. Fase G2 : ketika sel mengalami persiapan untuk mitosis.6
Gap 1
Sel anak terbentuk selama mitosis memasuki fase G1. Selama tahap ini, sel-sel mensintesis
RNA , protein regulasi penting untuk replikasi DNA, dan enzim yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut sintetis. Demikian, volume sel, dikurangi dengan membagi
sel dalam setengah sema mitosis, yang dikembalikan ke normal. Tambahan, yang nukleolus
adalah membangun kembali selama fase G1. Itu adalah selama ini bahwa mulai sentriol
menduplikasi diri, sebuah proses yang selesai dengan fase G2.8
Pemicu menginduksi sel untuk masuk ke siklus sel dapat :
1. Kekuatan mekanik (peregangan otot halus)
2. Cedera pada jaringan (iskemia)
3. Kematian sel
Semua insiden ini menyebabkan pelepasan ligan oleh sinyal sel-sel dalam jaringan yang
terlibat. Sering ligan ini adalah faktor pertumbuhan yang secara tidak langsung menginduksi
eksprese proto-onkogen, gen yang bertanggung jawab untuk mengendalikan jalur proliferasi
sel.8
Jelas ekspresi proto-onkogen harus sangat ketat diatur untuk mencegah proliferasi sel yang
tidak dinginkan dan tidak terkendali. Mutasi pada proto-onkogen yang memungkinkan sel
untuk melarikan diri kontrol dan membagi dalam mode bebas bertanggung jawab untuk
kanker banyak. Bermutasi seperti proto-onkogen dolkenal sebagai onkogen.8
Ligan dirancang untuk mendorong proliferasi mengikat protein reseptor sel permukaan sel
sasaran, maka sinyal ekstraseluler yang dirasakan pada permukaan sel ditransmutasikan
peristiwa intraseluler, sebagian besar yang melibatkan aktivasi berurutan dari riam
proteinkinases sitoplasma. Kinase ini mengaktifkan serangkaian faktor transkripsi
intranuklear yang mengatur ekspresi proto-onkogen, sehingga membelah sel. 8
Kemampuan sel untuk memulai dan mejukan melalui siklus sel diatur oleh kehadiran dan
interaksi dari sekelompok protein yang dikenal sebagai siklin terkait, dengan siklin kinase
bergantung spesifik (CDKs). Jadi :
Cyclin D, disintesis selama tahap G1 awal, mengikat CDK 4 serta CDK 6. Tambahan,
dalam fase E cyclin terlambat G1 disintesis dan mengikat CDK2. 3 kompleks, melalui
perantara lain, izin sel untuk masik dan kemajuan melalui fase S.
Cyclin mengikat CDK2 dan CDK1 dan kompleks ini memungkinkan sel untuk
meninggalkan fase S dan memasuki fase G2 dan merangsang pembentukan cyclin B.
Cyclin B mengikat CDK1 dan kompleks ini memungkinkan sel untuk meninggalkan
tahap G2 dan memasuki fase M. 8
Setelah siklin sudah menjalankan fungsi spesifik mereka, mereka memasuki jalur ubiquitin,
proteasome, dimana mereka terdegradasi kemolekul komponen mereka. Sel juga
menggunakan mekanisme kontrol kualitas, yang dikenal sebagai pos pemeriksaan, untuk
menjaga terhadap transisi awal antara fase. Pos pemeriksaan ini memastikan penyelesaian
teliti peristiwa penting, seperti pertumbuhan sel yang memadai, sintesis DNA yang benar,
dan segregasi kromosom yang tepat, sebelum memungkinkan sel untuk meninggalkan tahap
ini dari siklus sel. Sel menyelesaikan penundaan tersebut dalam perkembangan melalui sel
dengan mengaktifkan jalur lambat dan / atau dengan jalur mengaktifkan menekan.9
Mekanisme kontrol sebenarnya adalah jauh lebih terlibat dan rumit daripada nucleolus
memainkan peranan regulasi dalam siklus sel dengan protein eksekusi tertentu, fungsi mereka
sehingga menghambat.9
Fase S
Selama fase S, fase sintetis dari siklus sel, genom diduplikasi, semua protein-nukleosida yang
diperlukan, termasuk histon, diimpor dan dimasukkan ke dalam molekul DNA, membentuk
materi kromatin. Sel sekarang berisi dua kali normal komplemen dari DNA-nya. Jumlah
DNA pada sel autosom dan kuman juga bervariasi. Autosomal sel mengandung jumlah (2n)
diploid DNA sebelum fase (S) sintetis dari siklus sel ketika jumlah (2n) diploid DNA
digandakan (4n) dalam persiapan untuk pembelahan sel. Sebaliknya, sel benih yang
diproduksi oleh meiosis memiliki nomor (1n) haploid DNA.8,9
Gap 2
Selama fase G2 , RNA dan protein penting untuk pembelahan sel disintesis, energi untuk
mitosis disimpan, tubulin disintesis untuk dirakit menjadi mikrotubulus yang diperlukan
untuk mitosis, replikasi DNA dianalisis untuk kemungkinan kesalahan, dan setiap kesalahan
tersebut diperbaiki.8,9
Fase pembelahan sel mitosis
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis
adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase,
dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak
hasil pembelahan.9
Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda – beda pada tiap fasenya.
Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi inti berlangsung
adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti, mikro tubulus dan sentriol.9
Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
Profase
Tahap pertama dari mitosis, disebut profase. Sewaktu kumparan sedang dibentuk, kromosom
dalam nukleus, yang dalam fase interfase terdiri atas rangkaian kumparan longgar,
dipadatkan menjadi bentuk kromosom yang lebih mantap.6
Prometafase
Selama fase ini, duri-duri mikrotubulus yang sedang tumbuh dari aster menusuk dan
memecahkan pembungkus nukleus. Pada waktu yang sama, berbagai mikrotubulus dari aster
melekat pada kromatid di sentromer, dimana kromatid yang berpasangan masih berkaitan
satu sama lain; tubulus kemudian menarik satu kromatid dari setiap pasang menuju satu
kutub sel dan pasangannya menuju kutub yang berlawanan.6
Metafase
Selama metafase kedua aster dari aparatus mitosis akan didorong lebih jauh lagi. Keadaan ini
diyakini karena duri-duri mikrotubulus dari kedua aster, dimana duri-duri tersebut saling
berinterdigitase satu sama lain untuk membentuk gelendong mitosis, sesungguhnya didorong
menjauhi satu sama lain. Ada alasan untuk mempercayai bahwa sejumlah kecil mplekul
protein kontraktil yang disebut “molekul motor” yang mugkin terdiri atas protein otot aktin,
akan meluas di antara duri-duri yang berurutan dan, dengan menggunakan kerja bertahap
seperti dalam otot, secara aktif akan menggeser duri masing-masing dalam arah yang
berlawanan. Secara bersamaan, kromatid ditarik dengan ketat oleh mikrotubulus ke bagian
pusat sel, tersusun membentuk lempeng ekuatorial dari gelendong mitosis.6
Anafase
Selama fase ini, kedua kromatid dari setiap kromosom ditarik terpisah pada sentromer.
Semua pasang 46 kromatid dipisahkan, membentuk dua perangkat 46 kromosom anak yang
terpisah. Satu dari perangkat ini ditarik menuju satu aster mitotik dan yang lain menuju aster
yang lain sewaktu kedua kutub yang berurutan dari sel yang membelah didorong menjauh.6
Telofase
Dalam telofase , kedua perangkat kromosom anak sekarang secara menyeluruh ditarik
menjauh. Kemudian aparatus mitosis menghilang , dan terbentuk sebuah membran nukleus
yang baru terbentuk di sekitar setiap perangkar kromosom. Membran ini dibentuk dari bagian
retikulum endoplasmik yang sudah terdapat di dalam sitoplasma. Segera setelah itu, sel akan
terjepit pada bagian pertengahan antara kedua nukleus. Proses ini disebabkan oleh cincin
kontraktil mikrofilamen yang terdiri atas aktin dan mungkin miosin, dua protein kontraktil
otot, yang terbentuk pada persambungan dari sel yang baru terbentuk dan menjepitnya satu
sama lain. Pada tahap telofase sitokinesis telah terjadi.6
Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti
sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan
terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel.
Pada sel hewan, sitokinesis terjadi dengan proses yang dikenal sebagai pembelahan. Tanda
pertama pembelahan ialah penampakan alur pembelahan, yang berawal dari pelekukan pada
permukaan sel di dekat daerah bekas pelat metafase lama. Pada sisi sitoplasmik alur ini
terdapat cincin kontraktil yang terdiri dari mikrofilamen aktin yang berkaitan dengan
molekul protein miosin. Aktin dan miosin merupakan protein yang bertanggung jawab pula
atas kontraksi otot dan banyak tipe pergerakan sel lainnya. Kontraksi cincin mikrofilamen
dari sel yang membelah sama seperti penarikan tali pundi. Alur pembelahan ini semakin
dalam hingga dua sel anak yang terpisah sama sekali.4
Sitokinesis pada sel tumbuhan yang berdinding, mempunyai gejala yang berbeda. Tidak ada
alur pembelahan. Sebagai gantinya, selama telofase, vesikula yang diturunkan dari aparatus
golgi berpindah di sepanjang mikrotubula ke tengah-tengah sel , di mana vesikula itu bersatu,
dan menghasilkan pelat sel. Materi dinding sel yang dibawa dalam vesikula berkumpul pada
pelat yang terbentuk. Pelat sel ini membesar hingga membran di sekelilingnya bergabung
dengan membran plasma di sekeliling sel. Dua sel anak terbentuk dengan membran
plasmanya masing-masing. Sementara itu dinding sel baru telah terbentuk di antaranya.6
Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.6
Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk menghasilkan
gamet pria dan wanita, yaitu masing-masing sperma dan sel telur. Meiosis memerlukan dua
pembelahan sel, meiosis I dan meiosis II, untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi
jumlah haploid 23.10 Seperti pada mitosis, sel germinativum pria dan wanita (spermatosit dan
oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA mereka sehingga setiap ke-46 kromosom
tersebut digandakan menjadi sister chromatid. Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom-
kromosom homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang
disebut sinapsis. Pembentukan pasangan bersifat eksak dan titik demi titik kecuali kombinasi
XY. Pasangan-pasangan homolog kemudian berpisah menjadi dua sel anak. Segera
sesudahnya, terjadi meiosis II yang memisahkan kromosom ganda (sister chromatid) tersebut.
Karena itu, setiap gamet mengandung 23 kromosom.10 Meiosis berlangsung dalam dua
tingkatan, yaitu meiosis I dan meiosis II.6
Miosis I
Meiosis I (divisi reductional) memisahkan homolog pasang kromosom, sehingga mengurangi
jumlah dari diploid (2n) untuk haploid(1n). Dalam gametogenesis, ketika sel-sel germinal
berada dalam fase S dari siklus sel meiosis sebelumnya, jumlah DNA dua kali lipat menjadi
4n tetapi jumlah kromosom tetap pada 2n (46 kromosom).10
Crossover (tukar silang), suatu proses yang sangat penting dalam meiosis I, adalah pertukaran
segmen-segmen dkromatid antara pasangan kromosom yang homolog. Segmen-segmen
kromatin putus dan dipertukarkan sewaktu kromosom homolog memisah. Sewaktu terjadi
pemisahan, titik-titik pertukaran menyatu untuk sementara dan membentuk struktur seperti
huruf X. Umumnya terjadi sekitar 30 sampai 40 crossover (satu atau dua per kromosom)
antara gen-gen yang terpisah jauh di satu kromosom pada setiap pembelahan meiosis I.10
Fase miosis I
Profase I, dimulainya meiosis, dimulai setelah DNA telah dua kali lipat menjadi 4n dalam fase S. 3
Profase dari meiosis I bertahan lama dan dibagi ke dalam lima tahapsebagaiberikut:
1. Leptotene
kromosom individu, terdiri dari dua kromatid bergabung di sentromer, mulai
berkondensasi, membentuk helai panjang dalam nukleus, dimana kromatin berpilin.6
2. Zygotene
Proses dimana kromosom homolog menggandeng yang homolog di sebelah induk
betina sedangkan yang sebelah lain dari induk jantan. Pada beberapa tempat terjadi
persilangan (tunggal chiasma, jamak chiasmata) diantara kromosom tersebut.6
3. Pakiten
Proses dimana kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya, dari
pangkal ke ujung kromosom homolog yang membentuk tetrad.6
4. Diploten
Proses dimana kromosom membelah longitudinal, sehingga menjadi 2 kromatid.
Sentromer masih satu. Terjadi pula chiasmata timbul pindah silang fragmen
kromosom homolog ( crossing over ).6
5. Diakinesis adalah proses dimana kromatid mencapai pilinan maksimal sehingga
menjadi besar maksimal.6
Metafase I
Metafase I ditandai dengan homolog pasang kromosom, masing-masing terdiri dari untuk
kromatid, berbaris pada pelat khatulistiwaporosmeiosis. 3
Selama metafase I, kromosom homolog sejajarkan sebagai pasangan pada pelat khatulistiwa
aparatus gelendong secara acak, memastikan reshuffle berikutnya kromosom ibu dan
ayah. serat spindle menjadi melekat pada kinetochores kromosom. 3
Anafase I
Anafase I terbukti ketika pasang kromosom homolog mulai menarik terpisah, mulai migrasi
mereka ke kutub yang berlawanan dari sel. 3
Dalam anafase I, kromosom homolog bermigrasi dari satu sama lain, pergi ke kutub yang
berlawanan. Setiap kromosom masih terdiri dari dua kromatid.
Telofase I
Selama telofase I, kromosom migrasi, masing-masing terdiri dari dua kromatid, mencapai
kutub yang berlawanan. 3
Telofase I mirip dengan telofase mitosis. Kromosom mencapai kutub berlawanan, inti yang
direformasi dan sitokinesis terjadi, sehingga menimbulkan dua sel anak.Setiap sel memiliki
23 kromosom, yang haploid (Dalam) nomor, tetapi karena masing-masing kromosom terdiri
dari dua kromatid, kandungan DNA masih diploid. Setiap dua sel anak yang baru dibentuk
memasuki meiosis II. 3
Miosis II
Profase I
Selaput inti hilang, sentriol mengganda dan pergi ke kutub yang bersebrangan inti. Kromatid
tiap kromomosom belum berpisah, karena sentromer masih satu. Kromatid tidak lagi
mengganda untuk kedua kalinya.6
Metafase II
Dinding inti menghilang lagi dan di bagian kutub dari setiap sel anakan terbentuk benang gelendong inti lagi. Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuator dari sel. Sentromer membelah dan pasangan kromosom homolog (semula disebut kromatid) memisahkan diri.6
Anafase II
Kromosom-kromosom bergerak ke masing-masing kutub sel. Sentromer tiap kromatid memebelah sehingga kromatid kembarannya lepas.6
Telofase II
Ini merupakan fase terakhir dari meiosis II. Terbentuklah 4 inti anakan, masing-masing memiliki sebuah kromatid dari tiap tetrad, sehingga jumlah kromosomnya haploid. Jadi selama meiosis II tiada lagi pembelahan reduksi, melainkan berlangsung pembelahan biasa.6
Tahap pembentukan spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis
dan mitosis. Spermatogenesis pada sperma biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat
menyimpan sperma sementara, terletak di vas deferens.
Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.
Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
Spermatosit primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis I dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N
kromatid.
Spermatid
Spermatid merupakan meiosis II dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap
sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.7
Tahap pembentukan oogenesis
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)
dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan
secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan
sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan
intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada
waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de
Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
Oogonium
Menghasilkan 2 anak sel kemudian menjadi oosit primer
Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai
sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder.
Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini
dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus
zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi
menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum
masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai
mengalami perkembangan embrional. Dari oosit sekunder jika ada dibuahi oleh sperma maka
akan menjadi ovum.10
Perbedaan Mitosis dan miosis
Tabel 1. Perbedaan Mitosi dan Miosis
No Perbedaan Mitosis Miosis
1 Tempat terjadi Pada sel somatis Pada sel gonad
2 Banyaknya pembelahan Satu kali Dua kali
3 Fase pembelahan Profase, metafase,
anafse, dan telofase
Meiosis I (profase I,
metafase I, anafase I,
telofase I), meiosis II
(profase II, metafase II,
anafase II, telofase II)
4 Hasil 2 sel anak 4 sel anak
5 Jumlah kromosom sel anak Sama dengan sel
induk 2n
Setengah dari sel induk 2n
menjadi 1n
6 Sifat sel anak Sama dengan sel
induk
Tidak sama dengan sel
induk
7 Tujuan Mengganti sel yang
rusak
Agar keturunanya memiliki
jumlah kromosom yang
sama dengan sel induknya
Kesimpulan
Pada organisme multiseluler, sel memperbanyak diri melalui pembelahan sel, ini dilakukan
melalui tahapan mitosis dan meiosis. Pembelahan sel ini dilakukan pada masa pertumbuhan,
untuk memperbaiki kerusakan jaringan kulit, untuk menggantikan sel-sel tua atau mati.
Terdapat perbedaan antara mitosis dan meiosis dari mulai tempat terjadinya, jumlah anakan,
maupun jumlah kromosom dari sel.
Daftar Pustaka
1. Adnan dan Kaseng ES. Biologi, untuk SMA kelas XI IPA. Jakarta: Widya Utama;
2008.h.1.
2. Sloane E. Anatomi dan fsiologis untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.34-47, 56-90
3. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Sel germinal. Halaman ini terakhir
diubah pada tanggal 29 November 2010 jam 16:20. Diunduh dari:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http://
en.wikipedia.org/wiki/Germ_cell, 13 desember 2011, Jam 16.48.
4. Sucahyono A. Merencanakan jenis kelamin anak. Jakarta : Elex Media Komputindo;
2009.h.11-8, 78-90.
5. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Sel somatik. Halaman ini terakhir
diubah pada 23:59, 1 Desember 2010. Diunduh dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_somatik, 13 desember 2011, Jam 18.48.
6. Priastini Rina, Hartono Budiman. Dasar biologi sel. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Ukrida; 2011.h.26-37.
7. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, dan Minarnani EW. Biologi 3. Jakarta :
Erlangga.h.106-109.
8. Corwin EJ. Patofisiologis. Ed. 3. Jakarta : EGC; 2009.h.26-37.
9. Suryo. Genetika manusia. Cet. 5. Yogyakarta: Gajah Mada UPniversity ress;
2003.h.89-111.
10. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan
program starta 1 fakultas bioeksakta. Jakarta : EGC; 2008.h.326