Download - PROPOSAL_BAB_I_III.docx
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar akan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa
jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian.. Penilaian terhadap hasil
belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran
belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar (Wahyuningsih, 2004).
Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi
dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient(IQ) yang
tinggi. Sedangkan IQ hanya menyumbang sekitar 20% bagi
kesuksesan,sedangkan selebihnya merupakan faktor-faktor lain yang berperan
(Goleman, 2000).
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu faktor fisiologis yaitu kesehatan badan dan pancaindera dan juga faktor
psikologis yaitu inteligensi, sikap dan motivasi. Faktor eksternal dibagikan
kepada faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan juga
faktor lingkungan masyarakat (Suryabrata, 2004).
1
2
Pola tidur yang termasuk dalam faktor fisiologis juga mempengaruhi
prestasi belajar pada siswa. Tidur merupakan proses fisiologis yang amat penting
untuk manusia serta memberi pengaruh besar terhadap psikologi dan
kesehatan fisik terutama kepada siswa yang sedang dalam proses belajar. Selain
itu, prestasi belajar juga sangat berhubung rapat dengan circadian rhythmyaitu
variasi dalam ritme fisiologis berdasarkan tempoh 24 jam yang diatur oleh
suprachiasmatic nucleusdi hipotalamus (Noboru Kobayashi, 2010). Ritme ini
berubah dari masa anak-anak ke masa remaja yaitu terjadi kelambatan dalam
fase tidur tanpa berkurangnya kebutuhan tidur (Eliasson dkk, 2009).
Istirahat dan tidur sendiri merupakan kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi oleh semua orang. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu gerakan
bola mata cepat atau rapid eye movement (REM) dan tidur dengan gerakan
bola mata lambat atau non–rapid eye movement (NREM). Selama NREM
seseorang mengalami 4 tahapan selama siklus tidur. Tahap 1 dan 2
merupakan karakteristik dari tidur dangkal dan seseorang lebih mudah bangun.
Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam dan sulit untuk dibangunkan
(Potter&Perry, 2005; Martono, 2009).
Kuantitas dan kualitas tidur seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu usia, aktifitas fisik, stres psikologis (penyakit dan situasi yang menyebabkan
stres), motivasi, kebudayaan, diet, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi kafein,
lingkungan, gaya hidup, penyakit, serta pengobatan(Taylor C et al, 1997).
Sedangkan kualitas tidur seseorang tidak tergantung pada jumlah atau lama tidur
seseorang, tetapi bagaimana pemenuhan kebutuhan tidur orang tersebut. Indikator
3
tercukupinya pemenuhan kebutuhan tidur seseorang adalah kondisi tubuh waktu
bangun tidur, jika setelah bangun tidur merasa segar berarti pemenuhan kebutuhan
tidur telah tercukupi (Potter&Perry, 2006).
Menurut satu penelitian yang dilakukan pada anak remaja di China
mendapati bahwa 18.8% melaporkan pola tidur yang buruk, 26.2% tidak berpuas
hati dengan masa tidur mereka, 16.1% mengalami insomnia dan 17.9%
mengantuk pada siang hari. (Liu, 2007). Di Amerika, setelah dilakukan
survei kepada 12.000 responden didapati bahwa rata-rata 10% daripada
mereka tidur hanya sekitar 5 jam dan 23% tidur sekitar 6 jam pada waktu
malam pada hari persekolahan (Duval, 2007).
Survey awal yang di lakukan peneliti pada mahasiswa tingkat III S1
keperawatan STIKes flora medan, beberapa mahasiswa menyatakan bahwa pola
tidurnya tidak teratur dan tidur kurang dari 8 jam,serta menyatakan bahwa kalau
tidurnya kurang dalam proses belajar mengajar susah untuk berkonsentrasi,dan
menyatakan kalau prestasi belajarnya buruk.Maka dari itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “ Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
Apakah ada Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Gambaran Kualitas Tidur Mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.
b. Untuk mengetahui Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1
Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.
1.4 Hipotesis
Ada Hubungan yang positif antara Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Instansi Pendidikan
a. Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora Medan Tahun 2014
b. Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti yang
mempunyai peminatan di bidang pengelolaan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang berkaitan dengan Hubungan Kualitas Tidur
dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Flora
Medan Tahun 2014
5
1.5.2 Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai Hubungan
Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes
Flora Medan Tahun 2014 dengan cakupan yang lebih luas, sampel yang lebih
banyak dan metode analisis yang lebih akurat.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Prestasi Belajar
2.1.1 Defenisi
Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses
belajar mengajar yakni,penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah
laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)
Prestasi belajar adalah hasil maksimumyang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu
(Ilyas, 2008).
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah
M, 2006).
2.1.2 Tujuan Belajar
Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang.
Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar,
sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011) bahwa tujuan
belajar pada umumnya ada tiga macam, yaitu :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan
berpikir, karena antara kemampuan berpikir dan pemilihan pengetahuan
tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan
6
7
tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan
memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan, penanaman konsep memerlukan
keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun keterampilan rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat diamati sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan penampilan atau gerak dari
seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah
teknik atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit,
karena lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, keterampilan
berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
konsep.
c. Pembentukan sikap, pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik
tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi
nilai, anak didik akan dapat menumbuhkan kesadaran dan kemampuan
untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
2.1.3 Ciri-ciri Belajar
Tujuan belajar merupakan perubahan tingkah laku, hal ini dapat
diidentifikasikan melalui ciri-ciri belajar, sebagaimana pendapat yang
dikemukakan oleh Sri Rumini (1995) ada beberapa elemen penting yang
menggambarkan ciri-ciri belajar :
a. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang
dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara
langsung.
8
b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif,
afektif, psikomotor dan campuran.
c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku yang terjadi karena mukjizat,
hipnosa, hal-hal yang gaib, proses pertumbuhan, kematangan, penyakit
ataupun kerusakan fisik, tidak dianggap sebagai hasil belajar.
d. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif
menetap. Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat membaca, maka
kemampuan membaca tersebut akan tetap dimilliiki.
e. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung
dalam kurun waktu cuukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku
kadang-kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak
dapat diamati secara langsung.
f. Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besarnya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan
atas:
a. Faktor Internal
Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun
mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang
meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat,
kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain.
9
1) Kondisi Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan
segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam
keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya
berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anakanak yang
kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima
pelajaran.
2) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua
keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhibelajar seseorang.
Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti
faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor
daridalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan
intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor
psikologis tidak mendukung maka faktor luar itu akan kurang signifikan.
Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-
kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses dan hasil belajar mahasiswa (Djamara, 2008).
3) Kondisi Panca Indera
Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya
adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.
Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan
10
dan pendengaran. Orang belajar dengan membaca, melihat contoh atau
model, melakukan observasi, mengamati hasil eksperimen, mendengarkan
keterangan guru dan orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain
sebagainya.
4) Intelegensi/Kecerdasan
Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk
belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang
rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika
tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan
berhasil.
5) Bakat
Bakat merupakan kemampuan yang menonjol disuatu bidang tertentu
misalnya bidang studi matematika atau bahasa asing.Bakat adalah suatu
yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah lahan dan merupakan
perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu
dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu
sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-
kelamaan akanmenghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk
berkembang.
6) Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan
11
kegiatanbelajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit
yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang
turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan terutama yang berasal daridalam diri (motivasi intrinsik) dengan
cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus
untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu
optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.. Bila ada mahasiswa
yang kurang memiliki motivasi instrinsik diperlukan dorongan dari luar
yaitu motivasi ekstrinsik agar mahasiswa termotivasi untuk belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini
sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal
dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di
lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan
udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar padasuhu
udara yang lebih panas dan pengap.
12
b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan
representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain
langsungberpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang
sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain
yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.
Representasi manusia misalnya memotret, tulisan, dan rekaman suara
juga berpengaruh terhadap hasil belajar.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah yangpenggunaannya dirancang sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan yang telah dirancang.
Faktor-faktor ini dapat berupa :
a) Perangkat keras /hardware misalnya gedung, perlengkapan belajar,
alat-alat praktikum, dan sebagainya.
b) Perangkat lunak /software seperti kurikulum, program, dan
pedoman belajar lainnya.
2.1.5 Pengukur Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa
pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes. Menurut pendapat
Nana Sudjana (2005) prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu :
13
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap nilai yang terdiri dari lima
aspek, yaitu penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi,
internalisasi. Pengukuran ranah efektif tidak dapat dilakukan setiap saat
karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.
c. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Pengukuran ranah psokomotorik dilakukan
terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
2.2 Konsep Kualitas Tidur
2.2.1 Defenisi Tidur
Tidur adalah suatu proses perubahan kesadaran yang terjadi berulang-ulang
selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005).
Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang bertolak
belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga
menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode
bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari.
2.2.2 Fisiologis Tidur
Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular
activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional(BSR) yang terletak
pada batang otak (Potter & Perry, 2005).
14
RAS merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan
saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon
dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual,
pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron
dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga
pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus
yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2005).
2.2.3 Tahapan Tidur
Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid
Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye
Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat
stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur
stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM (Patlak, 2005). Fase NREM dan REM
terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005).
a. Tidur Stadium Satu
Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat
terbangun dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap
pertama tidur, mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot melambat
(Patlak, 2005).
15
b. Tidur Stadium Dua
Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung
melambat dan suhu tubuh menurun (Smith & Segal, 2010). Pada tahap ini
didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak, 2005).
c. Tidur Stadium Tiga
Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya (Ganong, 1998). Pada tahap
ini individu sulit untuk dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak
dapat segera menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit
(Smith & Segal, 2010).
d. Tidur Stadium Empat
Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat
lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan
energi fisik (Smith & Segal, 2010).
2.2.4 Siklus Tidur
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan NREM
terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami
REM, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi
hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah.
Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit
(Mardjono, 2008). Siklus tidur normal dapat dilihat pada skema berikut :
16
Gambar 1. Tahap-tahap siklus tidur (Potter & Perry, 2005)
Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus
dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan
keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis
dapat terganggu (Potter & Perry, 2005).
2.2.5 Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu
dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah,
mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau
mengantuk (Hidayat, 2006)
Kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola
tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan
kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat
memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh
17
gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan
vital untuk hidup sehat semua orang (Wavy, 2008).
Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila
tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah
dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik
dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan
psikologis yang dialami.
a. Tanda fisik
Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata,
konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering
menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat
tandatanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.
b. Tanda psikologis
Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas
berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan
atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan
menurun.
2.2.6 Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya,
miskin, berpendidikan tinggi dan rendah, orang muda serta yang paling sering
ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang
berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur
biologisnya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah
18
tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain (Potter & Perry, 2001).
2.2.7 Pengukuran Kualitas Tidur
Tidur merupakan aspek penting untuk memelihara irama sirkadian tubuh.
Kurang tidur kontribusi terhadap penyakit jantung, diabetes, depresi, jatuh,
kecelakaan, gangguan kesadaran, dan kualitas hidup yang buruk. Sementara
perubahan proses penuaan normal mengganggu kualitas tidur, kondisi penyakit
lain dan obat yang digunakan oleh orang dewasa yang lebih tua mempengaruhi
pola tidur. Sebuah penilaian keperawatan mengenai tidur telah dimulai dengan
penilaian yang komprehensif dari kualitas tidur dan pola tidur. Perawat mungkin
dapat mengatasi masalah tidur segera dengan intervensi atau bekerja dengan
kesehatan lain untuk menilai masalah tidur secara lebih mendalam.
Sleep Quality Index Pittsburgh (PSQI) adalah kuesioner untuk menilai
kualitas tidur dan gangguan tidur selama interval waktu 1 bulan. Sembilan belas
item individual menghasilkan tujuh "komponen" nilai: kualitas tidur subjektif,
latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur kebiasaan, gangguan tidur, penggunaan
obat tidur, dan disfungsi siang hari (Greenberg, 2012).
19
2.3 Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Kualitas Tidur (Penilaian PSQI) :- Kualitas tidur subjektif- Latensi tidur- Durasi tidur- Efisiensi tidur kebiasaan- Gangguan tidur- Penggunaan obat tidur- Disfungsi siang hari
Prestasi Belajar (Hasil KHS yang mencakup) :
- Penilaian Kognitif- Penilaian Afektif- Penilaian
Psikomotorik
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasi dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional, dimana penelitian dilakukan untuk
menjelaskan hubungan antara dua variable dan dilakukan pada suatu waktu
tertentu (Notoadmodjo, 2002)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di STIKes Flora Medan. Adapun waktu
penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai dengan Juni 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
memeliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi
S1 Keperawatan yang berjumlah 56 mahasiswa. Adapun metode sampling yang di
gunakan adalah total sampling.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di STIKes Flora Medan dengan prosedur
sebagai berikut: Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari institusi
peneliti kepada Ketua STIKes Flora Medan. Setelah mendapat izin dari Ketua
STIKes Flora Medan, kemudian mengadakan pendekatan dengan mahasiswa
tingkat III STIKes Flora Medan, selanjutnya kepada mahasiswa akan di berikan
20
21
penjelasan tujuan penelitian dan dimohon bantuannya menjadi responden. Bila
bersedia menjadi responden dan selanjutnya dipersilahkan menandatangani
informed consent.
Responden yang memenuhi kriteria di berikan kuesioner agar mengisinya
dan peneliti berada di dekat responden agar apabila ada pertanyaan dari
responden, peneliti dapat segera menjelaskannya. Responden diingatkan agar
semua pertanyaan diisi dengan lengkap.
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional
No Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala1 Kualitas tidur adalah
kepuasan seseorang dalam tidur sehingga mengalami gangguan fisiologis tubuh yang salah satunya adalah konsentrasi
Kuesioner PSQI
Total Skor 21- < 5 Kualitas
Tidur baik- > 5 Kualitas
Tidur Buruk
Ordinal
2 Prestasi belajar adalah hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan melewati suatu ujian yang biasa dikenal dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
KHS IP Semester Terakhir
- > 3.00 Prestasi Belajar Baik
- < 3 Prestasi Belajar Buruk
Ordinal
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Instrument
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data sesuai
dengan tujuan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1986) observasi merupakan
22
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis (Sugiyono, 2010)
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesiner mengenai
kualitas tidur dan Kartu Hasil Studi mahasiswa untuk prestasi belajar. Penilaian
pada kualiatias tidur dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Durasi Tidur
1) Jika Pertanyaan 4 > 7, diberikan nilai 0
2) Jika Pertanyaan 4 < 7 dan > 6, diberikan nilai 1
3) Jika Pertanyaan 4 < 6 dan > 5, diberikan nilai 2
4) Jika Pertanyaan 4 < 5, diberikan nilai 3
b. Gangguan Tidur
Jumlah nilai 5b hingga 5j, jika total nilai 0 diberikan skor 0, jika total nilai
1-9 diberikan skor 1, total nilai 10-18 diberikan skor 2, total nilai 19-27
diberikan skor 3
c. Latensi Tidur
Pertanyaan 2, diberikan skor (<15 menit = 0), (16-30 menit = 1) (31-60
menit = 2) (>60 menit = 3). Dan dijumlahkan dengan pertanyaan 5a (P2 +
P5a), apabila nilai hasil dari penjumlahan 0 diberikan skor 0, 1-2 diberikan
skor 1, 3-4 diberikan skor 2, 5-6 diberikan skor 3.
d. Disfungsi Siang Hari
Pertanyan 8 dijumlahkan dengan pertanyaan 9 (P8+P9), apabila nilai hasil
dari penjumlahan 0 diberikan skor 0, 1-2 diberikan skor 1, 3-4 diberikan
skor 2, 5-6 diberikan skor 3.
23
e. Efisiensi Tidur
Pertanyaan 1 dan 3 dijumlahkan menjadi lama tidur, kemudian dilakukan
perhitungan LamaJam Tidur Pulas(P 4 )
LamaTidurX 100 % , apabila hasilnya > 85 %
diberikan skor 0, 75-84 % diberikan skor 1, 65-74 % diberikan skor 2, < 65
% diberikan skor 3.
f. Kualitas Tidur Subjektif
Tidak pernah diberikan skor 0, Sekali seminggu diberikan skor 1, 2 kali
seminggu diberikan skor 2, >3 kali seminggu diberikan skor 3
g. Penggunaan Obat Tidur
Tidak pernah diberikan skor 0, Sekali seminggu diberikan skor 1, 2 kali
seminggu diberikan skor 2, >3 kali seminggu diberikan skor 3.
Kemudian hasil dari 7 item penilaian di jumlahkan dan apabila < 5
dikategorikan kualitas tidur baik, dan apabila > 5 dikategorikan kualitas tidur
buruk. Begitu pula dengan KHS mahasiswa apabila IP semester terakhir > 3,00
maka dikategorikan prestasi belajar baik, < 3,00 dikategorikan prestasi belajar
buruk.
24
3.6.2 Validitas dan Reliabilitas
Pada penelitian ini tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas hal ini
dikarenakan pada instrument kualitas tidur menggunakan kuesioner yang sudah
baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan pada instrument prestasi
belajar digunakan KHS mahasiswa, instrument ini baku dikarenakan pada KHS
mahasiswa merupakan hasil penilaian Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian
Akhir Semester (UAS) dimana dimasing-masing nilai merupakan hasil
penjumlahan dari 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
3.7 Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisa univariat
Dilakukan untuk mendeskripsikan variabel dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi tentang karakteristik responden.
b. Analisa bivariat
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji
Spearman Rank karena skala data yang digunakan menggunakan skala
data ordinal dan merupakan teknik analisis untuk jenis hubungan
(korelasi)
3.8 Pertimbangan Etik
Penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia segi etika
penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007) antara lain :
25
a. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan
sebelum penelitian dilakukan.
b. Anonymity
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang dicapai.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang dilaporkan pada
hasil penelitian.
26
DAFTAR PUSTAKA
QUISIONER PENELITIAN PSQI (PIRTZBURG SLEEP QUALITY
INDEX)
Petunjuk Umum
- Isi setiap pertanyaan dengan lengkap dan jelas
- Untuk soal pilihan, berilah ( √ ) pada kolom yang disediakan
- Untuk soal isian, jawablah pertanyaan pada tempat yang disediakan
- Jika saudara ingin mengganti pertanyaan, coret jawaban awal
- Jika ada yang kurang jelas, saudara bias menanyakannya kepada peneliti
Data Demografi
Nama : Kode (diisi peneliti) :
Umur :
Jenis kelamin :
Selama sebulan ini :
1. Jam berapa anda tidur malam hari? ____________
2. Berapa menit anda perlukaan sampai anda tidur di malam hari? ____________
3. Jam berapa anda bangun di pagi hari? ____________
4. Berapa jam anda tidur pulas di malam hari? ____________
5Seberapa sering masalah-
masalah dibawah inimengganggu tidur anda?
TidakPernah
(0)
1xseminggu (1)
2xseminggu (2)
≥ 3 xSeminggu (3)
a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring
b) Terbangun ditengah malam atau terlalu dini
c) Terbangun untuk ke kamar mandi
d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa
e) Batuk atau mengorokf) Kedinginan dimalam harig) Kepanasan dimalam harih) Mimpi buruki) Terasa nyerij) Alasan lain ………6 Seberapa sering anda
menggunakan obat tidur7 Seberapa sering anda mengantuk
ketika melakukan aktifitas disiang hari
TidakAntusias (0)
Kecil (1)
Sedang (2)
Besar (3)
8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan masalah yang anda hadapi
SangatBaik (0)
Baik(1)
Kurang (2)
SangatKurang (3)
9 Dalam sebulan ini bagaimana kualitas tidurmu secara keseluruhan
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
Judul :Hubungan Kualitas Tidur Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi S1 keperawatan STIKes Flora Medan
Nama Mahasiswa :Amri Bernardo Simatupang
NIM :0915201004
Jurusan :S1 Keperawatan (S.Kep)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Proposal ini telah diperiksa dan dapat di ajukan untuk proses selanjutnya.
Medan 22 Februari 2014
Pembimbing,
MuhammadIrfanudin,S.Kep.,Ns