Download - Proposal Ptk Revisi
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan informasi yang diperoleh melaui pertemuan
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) bidang studi matematika
SMP dan MTs. pada umumnya mereka mengeluhkan siswanya
berada jauh pada kenyataan yang diharapkan. Lebih jauh berdiskusi
dengan guru SMP dan MTs baik swasta dan negeri di Kecamatan
Bajeng, Kabupaten Gowa mengenai keadaan siswanya dalam belajar
matematika, menyatakan bahwa siswa cenderung cepat menyerah
pada saat mengerjakan soal, siswa cepat bosan dengan tugas yang
diberikan guru. Siswa menganggap bahwa pelajaran matematika itu
sulit untuk dipahami, tidak hanya karena dari faktor siswa yang malas
belajar, tetapi bisa juga karena motivasi belajar matematika siswa
yang masih rendah.
Motivasi merupakan faktor penggerak atau doronganseseorang untuk melakukan kegiatan tertentu yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan. Sehingga motivasi menentukan tingkat
aktivitas seseorang, semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin
besar pula aktivitas dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Sehingga motivasi belajar sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Kurangnya motivasi dikarenakan sampai saat ini masih banyakguru yang menggunakan metode konvensional, yaitu guru hanya
menbacakan dan memberikan materi dengan ceramah kemudian
memberikan tugas untuk dikerjakan siswa. Serta guru jarang
memanfaatkan media atau teknologi modern dalam proses
pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi
membosankan dan akhirnya menjadikan motivasi belajar siswa
rendah. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
2/18
bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, dalam hal ini: 1).
Menimbulkan kegairahan belajar, 2). Memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan,
3). Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya (Fatah Syukur, 2005:28).
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru jarang memanfaatkan media atau teknologi modern dalam
proses pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi
membosankan.
2. Proses belajar mengajar masih kurang menumbuhkan motivasi
dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah
matematika agar hasil belajar matematika yang dicapai siswa
dapat meningkat.
3. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan:
1. Apakah motivasi belajar siswa kelas VII.1 SMP Muhammadiyah
Limbung mengalami peningkatan setelah memanfaatkan media
kelereng dan cincin pada Pokok bahasan Operasi Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan Bulat?
2. Apakah hasil belajar siswa kelas VII.1 SMP Muhammadiyah
Limbung mengalami peningkatan setelah memanfaatkan media
kelereng dan cincin pada Pokok bahasan Operasi Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan Bulat?
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
3/18
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masaah di atas, maka dalam penelitian
tindakan ini ditawarkan solusi bagi pemecahan masalah tersebut
sebagai berikut :
a. Pembelajaran dengan memanfaatkan media kelereng dan cincin
sebagai alat Bantu dalam pembelajaran matematika di harapkan
dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Pembelajaran dengan memanfaatkan media kelereng dan cincin
sebagai alat Bantu dalam pembelajaran matematika di harapkan
dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas VII.1 SMP Muhammadiyah Limbung melalui
pemanfaatan media kelereng dan cincin pada pokok bahasan Operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru matematika tentang
pemanfaatan media kelereng dan cincin pada Pokok bahasan
Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika.
2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar matematika.
3. Bagi peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan atau dikembangkan lebih lanjut serta sebagai
referensi terhadap penelitian yang sejenis.
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
4/18
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPORESIS TINDAKAN
A. KAJIAN TEORI
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Hilgard (Sagala : 2003) mengatakan bahwa Learning is the
process by which an activity originates or is changed through
responding to a situation, provided the changes can ot be attributed
to growth or the temporary state of the organism as in fatique or
under drugs.
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh
pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan
tingkah laku. Misalnya, setelah belajar matematika siswa itu mampu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya
di mana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. (Sudjana 2004)
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang salingberkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut
Sudjana (2004), mengemukakan bahwa Belajar bukan menghafal
dan bukan pula mengingat , belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil yang dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk.
Menurut Nasution S. (1997:10) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan/pandangan
dan keterampilan yang akan menghasilkan suatu kekuatan
(power=tahu,mau,mampu), pemecahan sesuatu bagi seseorang,
menghadap suatu keadaan tertentu. H. Roth melihat belajar (dari
segi ilmu mendidik) berarti perbaikan-perbaikan tingkah laku
(memperoleh tingkah laku baru) dan kecakapan-kecapakan.
Dari uraian beberapa pendapat diatas maka dapat dirumuskan
definisi belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
5/18
perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah
perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan
tingkah laku yang bersifat menetap.
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep
3. Strategi kognitif yaitu kecakapa menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarka penilaian terhadap objek tersebut.
Sasaran kegiatan belajar mengajar adalah hasil belajar.
Apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka hasil
belajar juga baik. Artinya hasil belajar harus bisa dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh pengajar sebagai pertimbangan dalam langkah
selanjutnya. Adapun pengertian hasil belajar menurut Abdurrahman
(1991:38) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.
Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1991:39) disebutkan bahwa
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak,
sedangkan pengertian tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh
Sudjana (1996:34) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
6/18
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar.
Hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Intelegensi dan penguasaan anak tentang materi yang akan
dipelajari
b. Adanya kesempatan yang diberikan anak
c. Motivasi
d. Usaha yang dilakukan anak
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat
evaluasi yang biasa disebut tes hasil belajar. Sedangkan hasil
belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990:139)
adalah gambaran tingkat penguasaan siswa dalam belajar
matematika dan terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil
belajar matematika. Oleh karena itu hasil belajar dapat dicapai
melalui proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Mc. Donald (Sardiman,1990:73) motivasi ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap tujuan. Motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu:
a. Mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Karena menyangkut energi manusia, maka
penampakannya menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
c. Motivasi akan dirangsang adanya tujuan. Tujuan ini muncul
karena adanya kebutuhan baik kebutuhan yang muncul dari
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
7/18
dalam seseorang maupun yang muncul akibat rangsangan dari
luar seseorang.
Motivasi mempengaruhi kegiatan seseorang, sehubungan
dengan hal ini maka motivasi mempunyai tiga fungsi:
a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Sardiman,1990:84)
Di dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan motivasi
kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu
atau ingin melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai
jantungnya proses belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam belajar
maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangun
motivasi terhadap apa yang akan dipelajari siswa. Biasanya siswa
yang rajin akan memiliki motivasi yang kuat sehingga dia belajar
dengan tekun. Sebaliknya siswa yang malas tidak memiliki motivasi
dalam belajar, dalam hal ini guru perlu mengetahui dan menyelidiki
mengapa seorang siswa berbuat demikian.
Siswa yang malas harus diberi rangsangan atau dibangkitkan
kemauannya untuk belajar. Guru berperan selaku motifator, pemberi
semangat agar motif-motif positif pada siswa dapat dibangkitkan,
ditingkatkan dan dikembangkan.
Ada dua jenis motivasi, yaitu:
1. Motivasi yang timbul dari dalam diri anak (instrinsik)
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
8/18
Motivasi instrinsik dapat dilakukan dengan cara menggairahkan
perasaan ingin tahu anak, keinginan untuk mencoba dan hasrat
untuk sukses.
2. Motivasi yang timbul dari luar anak (ekstrinsik)
Motivasi ini dapat dilakukan dengan memberi ganjaran, hukuman
atau penugasan untuk berbagai kebaikan. (Moh Uzer
Usman,1993:88)
Ada beberapa cara dan bentuk untuk menumbuhkan moativasi
dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:
a. memberi angka, angka dalam hal ini sebagai simbul dari nilai
kegiatan belajarnya.
b. Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi bagi anak
yang senang dan berbakat
c. saingan atau kompetisi, saingan digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa secara kelompok maupun
individual
d. ego-involvement, menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan, sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri
e. memberi ulangan, memberi ulangan merupakan cara guru untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa, karena ulangan maka
siswa akan
f. giat belajar , mengetahui hasil dengan mengetahui hasil
pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong
siswa untuk giat belajar.
g. Pujian, pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan pujian motivasi yang baik, pujian perlu
diberikan kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik.
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
9/18
4. Materi
B. KERANGKA BERFIKIR
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dipandang berkualitas jika berlangsung
efektif, bermakna, dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Dikatakan
berhasil jika siswa menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap
tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar
bertanggung jawab merencanakan dan mengolah kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang ingin dicapai.
Proses belajar mengajar bukanlah hal yang sederhana, karena siswa tidak
sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan
maupun tindakan yang harus dilaksanakan terutama bila diinginkan hasil
belajar yang lebih baik. Salah satu belajar mengajar yang menekankan berbagai
kegiatan dan tindakan tertentu dalam belajar mengajar, karena pendekatan
dalam proes belajar mengajar pada hakekatnya merupakan upaya dalam
mengembangkan keaktifan belajar oleh siswa dan guru.
Sebagaimana umum diketahui bahwa dalam pembelajaran konvensional
hanya berorientasi pada target penguasaan materi. Salah satu contoh
fenomena pembelajaran konvensional adalah menghapal. Berdasarkan segi
penguasaan materi, menghapal terbukti berhasil dalam kompetisi belajar
jangka pendek, tetapi juga dala membekali anak didik memecahkan persoalan
dalam kehidupan jangka panjang. Sehingga pada umumnya anak dalam
proses belajar mengajar memiliki siswa. Salah satu bentuk kreatifitas dan
inovasi pengajaran guru adalah pemanfaatan media kelereng dan cincin pada
pokok bahasan Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ,
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
10/18
dipandang efektif karena memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka yang telah di uraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Pemanfaatan media cincin dan kelereng dapat menigkatkan motivasi
belajar siswa pada pokok bahasan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas VII. 1 SMP
Muhammadiyah Limbung.
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
11/18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang melibatkan refleksi yang
berulang, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dan perencanaan
ulang.
B. SETTING PENELITIAN
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah SMP Muhammadiyah
Limbung yang berlokasi di Jl. Pendidikan Limbung Kecamatan Bajeng,
Kabupaten Gowa. Penelitian tindakan kerlas dilakukan pada semester
ganjil tahun ajaran 2013/2014.
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 SMP Muhammadiyah
Limbung dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang.
D. FAKTOR YANG DITELITI
Hal-hal yang ingin dikumpulkan sebagai data dasar yang selanjutnya akan
dianalisis adalah:
1. Faktor input: Observasi awal di kelas VII.1 SMP Muhammadiyah
Limbung yang meliputi penelitian tentang:
a. Strategi-strategi pembelajaran apa saja yang digunakan oleh guru
sebelum dilakukannya penelitian.
b. Hasil belajar matematika siswa kelas VII.1 SMP Muhammadiyah
Limbung sebelum dilakukannya pembelajaran dengan pemanfaatan
media kelereng dan cincin pada pokok bahasan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat , dimana diperoleh dari data hasil ujian
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
12/18
masuk siswa baru tahun ajaran 2013/2014 untuk mata pelajaran
matematika.
2. Faktor proses: Melihat hubungan antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru dalam proses belajar mengajar berlangsung
3. Faktor output: Melihat hasil yang diperoleh setelah diberikan tes akhir dan
respon siswa setiap siklus setelah pemanfaatan media kelereng dan cincin
pada pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
E. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014 yang terbagi dalam dua siklus, dengan perincian sebagai
berikut:
1. Siklus pertama berlangsung selama 4x pertemuan
2. Siklus kedua berlangsung 3x pertemuan
Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas, siklus kedua
merupakan pelaksanaan perbaikan siklus pertama. Selanjutnya hal-hal penting
yang akan dilakukan pada kedua siklus diatas yaitu:
1. Mengidentifikasi keadaan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung di dalam kelas untuk mencatat hal-hal sebagai berikut:a. Sikap siswa terhadap pemanfaatan media kelereng dan cincin pada pokok
bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
b. Kemampuan siswa dalam memahami konsep yang berhubungan dengan
pelajaran matematika
c. Keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
13/18
d. Menganalisis refleksi yang diberikan guru mata pelajaran dan refleksi
balik dari siswa.
Siklus I
1. Tahap perencanaan
a)Analisis kurikulum Sekolah Menengah Atas mata pelajaran matematika
kelas XI IPA pokok bahasan Differensial
b)Membuat rencana pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Question Student Have (QSH).
c)Membuat alat bantu mengajar seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
diperlukan dalam rangka optimalisasi pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH).
d)Membuat alat bantu pelajaran disesuaikan dengan materi
e)Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika strategi itu digunakan.
f) Merancang dan membuat kisi-kisi soal serta membuat alat evaluasi berupa
soal-soal yang disusun berdasarkan materi-materi yang telash diajarkan
g)Membuat angket untuk mengetahui tanggapan murid tetang model
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have (QSH)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Penyajian materi dimulai guru menyampaikan tujuan pmbelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar sekaligus menyajikan informasi dan
materi.
b) Membagi Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan kelompok
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
14/18
c) Membagikan secarik kertas kosong kepada setiap kelompok
d) Setiap kelompok diminta menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau tentang situasi kelas yang sedang
berlangsung (nama siswa tidak ditulis)
e) Edarkan kertas itu searah jarum jam (untuk setiap kelompok) ketika
kertas tersebut beredar kepada siswa berikutnya, dia harus membaca
dan memberikan tanda ceklis () pada kertas yang berisi pertanyaan
yang juga menjadi permasalahan baginya
f) Ketika masing-masing kertas sudah kembali kepada penulisnya, setiap
orang telah membaca semua pertanyaan yang muncul di dalam kelas.
Sampai disini identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak
tanda ceklis ().
g) Merespon setiap pertanyaan ini dengan:
Segera berikan jawaban singkat
Menunda pertanyaan pada waktu yang tepat dalam
pembelajaran
Memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya
(janjikan respon secara pribadi bila memungkinkan)
h)Meminta beberapa siswa secara sukarela berbagi penjelasan tentang
pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda ceklis ()
terbanyak
i) Mengumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada
pertanyaan yang akan direspon pada pelajaran yang akan datang.
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
15/18
j) Guru dan siswa menyimpulkan kembali hasil belajar pada materi
tersebut.
k)Siswa mengerjakan tes formatif.
3. Tahap Observasi
o Observasi terhadap siswa.
1. Kehadiran siswa.
2. Perhatian terhadap guru cara menjelaskan materi pelajaran pada
masing-masing kelompok.
3. Bekerjasama siswa dalam kelompok.
o Observasi terhadap guru.
1. Kehadiran guru.
2. Penampilan guru.
3. Cara menyampaikan materi pelajaran.
4. Cara pengelolaan kelas.
5. Cara menyampaikan dalam bimbingan kelompok.
4. Tahap Evaluasi
a)Mengumpulkan data melalui tes
b)Melakukan analisis terhadap data yang ada
5. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.
Refleksi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang
terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil refleksi pada siklus II.
SIKLUS II
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
16/18
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakuan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siklus I.
b. Guru mengevaluasi kembali hasil belajar siswa pada siklus I.
c. Guru merancang kembali RPP
d. Guru mengganti beberapa kelompok belajar yang pada siklus I kurang bisa
bekerja dengan baik
e. Guru mempersiapkan lembar kegiatan proses belajar mengajar yang baru
dan kunci jawaban soal LKS II
f. Guru membuat kisi-kisi soal tes siklus II
g. Guru mempersiapkan alat evaluasi dengan membuat soal dan kunci
jawaban soal tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus
II
h. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk memantau kinerja guru
i. Mempersiapkan lembar observasi siswa untuk memantau segala kegiatan
siswa
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru mengadakan presentasi kembali terhadap siswa.
b. Guru menjelaskan materi.
c. Guru membagi lagi lembar kerja siswa untuk dikerjakan kelompok
d. Setiap kelompok diminta menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau tentang situasi kelas yang sedang
berlangsung (nama siswa tidak ditulis)
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
17/18
e. Edarkan kertas itu searah jarum jam (untuk setiap kelompok) ketika kertas
tersebut beredar kepada siswa berikutnya, dia harus membaca dan
memberikan tanda ceklis () pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga
menjadi permasalahan baginya
f. Ketika masing-masing kertas sudah kembali kepada penulisnya, setiap
orang telah membaca semua pertanyaan yang muncul di dalam kelas.
Sampai disini identifikasi pertanyaan yang menerima paling banyak tanda
ceklis (.
g. Merespon setiap pertanyaan siswa
h. Guru dan siswa menyimpulkan kembali hasil belajar pada materi tersebut
i. Siswa mengerjakan tes formatif.
3. Tahap Observasi
a. Observasi terhadap siswa.
1. Kehadiran siswa.
2. Perhatian terhadap guru dalam cara menjelaskan.
3. Banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan.
4. Kerja sama dalam mengerjakan soal-soal.
b. Observasi terhadap guru
1. Kehadiran guru.
2. Penampilan guru dalam menerangkan materi pelajaran.
3. Penampilan dalam pengelolaan kelas.
4. Tahap Refleksi
-
7/30/2019 Proposal Ptk Revisi
18/18
Dari pengamatan saat pelaksanaan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Question Student Have (QSH) akan diukur sebagai berikut.
a. Tentang kinerja guru mulai dari persiapan mengajar sampai menutup
pelajaran diharapkan jadi lebih baik.
b. Tentang perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran
diharapkan jadi lebih baik.
c. Hasil evaluasi siklus II diharapkan lebih baik dibanding siklus I.
Cara merefleksinya adalah dengan melihat hasil pengamatan guru,
pengamatan siswa dan hasil evaluasi yang diharapkan lebih baik dibanding
siklus I, kemudian akan digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian
ini.
F. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
G. VALIDASI DATA
H. ANALISIS DATA
I. INDIKATOR KINERJA
J. PROSEDUR PENELITIAN