Download - Prognosis Dan Psikologis
5/17/2018 Prognosis Dan Psikologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/prognosis-dan-psikologis 1/3
PROGNOSIS INFERTILITAS
Menurut Behrman & Kistner, prognosis terjadinya kehamilan tergantung pada umur
suami, umur istri, dan lamanya dihadapakan pada kemungkinan kehamilan (frekuensi
sanggama dan lamanya perkawinan). Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun,
kemudian menurunkan perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun
dengan cepat. Menurut MacLeod, fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24-25 tahun.
Hampir pada setiap golongan umur pria proporsi terjadinya kehamilan dalam waktu kurang
dari 6 bulan meningkat dengan meningkatnya frekuensi senggama. Ternyata senggama 4 kali
seminggu paling meluangkan terjadinya kehamilan, karena ternyata kualitas dan jenis
motilitas spermatozoa menjadi lebih baik dengan seringnya ejakulasi dini.
Penyelidikan jumlah bulan yang diperlukan untuk terjadinya kehamilan tanpa
pemakaian kontrasepsi telah di lakukan di kawasan Taiwan dan Amerika Serikat dengan
kesimpulan bahwa 25% akan hamil dalam 1 bulan pertama, 63% dalam 6 bulan pertama,
75% dalam 9 bulan pertama, 80% dalam 12 bulan pertama, dan 90% dalam 18 bulan pertama.
Dengan demikian makin lamanya pasangan kawin tanpa hasil, makin turun prognosis
kehamilannya.
Pengelolaan mutakhir terhadap pasangan infertile dapat membawa kehamilan kepada
lebih dari 50% pasangan, walaupun masih selalu ada 10-20% pasangan belum diketahui
etiologinya. Separuhnya lagi terpaksa harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan
jalan lain, umpamanya dengan inseminasi buatan donor, atau mengangkat anak (adopsi).
Jones & Pourmand berkesimpulan sama, bahwa pasangan yang telah dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 3 tahun kurang, dapat mengharapkan angka kehamilansebesar 50% yang lebih dari 5 tahun, menurun menjadi 30%.
Turner et at. Menyatakan pula bahwa lamanya infertilitas sanga mempengaruhi prognosis
terjadinya kehamilan.
PENANGANAN PSIKOLOGIS
Menghadapi stress infertilitas yang dialami diperlukan pengelolaan yang tepat.
Menggunakan pendekatan mind-body connection, berbagai program manajemen stress dapat
ditawarkan antara lain training coping-skills, relaksasi, guided imahery, terapi kognitif, terapi
kelompok, terapi agama, membiasakan pola hidup sehat, dan upaya medis yang sesuai.
Program-program tersebut cukup efektif dalam menurunkan tingkat stress, khususnya pada
wanita. Penekanan program ini adalah mengalihkan konsentrasi subjek dari usaha untuk
memperoleh anak menjadi usaha untuk mengisi hidup dengan lebig bermakna.
Pelatihan coping-skills dilakukan dengan mengenal lebih dalam stress yang dialami,
mengindentifikasi dan menyadari stresor, serta merestrukturisasi prioritas stresor yang akan
ditangani. Relaksasi dapat berupa relaksasi otot maupun kesadaran indera. Adapun terapi
kognitif berupa restrukturisasi kognitif, meningkatkan positive thingking denganmenghilangkan distorsni kognitif. Penggunaan humor juga dapat menghilangkan ketegangan.
5/17/2018 Prognosis Dan Psikologis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/prognosis-dan-psikologis 2/3
Terapi kelompok dapat dilakukan secara rutin dengan tujuan meningkatkan dukungan
sosial dari sesama pasangan infertil. Terapi agama dengan memperkuat keimanan terhadap
takdir bahwa Allah Maha Kuasa untuk menjadikan hambaNya fertil atau infertil (QS. Asy-
Suro : 49-50) dengan tetap berikhtiar, yang secara spiritual dapat dilakukan berupa
memperbanyak istighfar dan bersedekah (Suwaid, 2004). Sementara membiasakan pola hidupsehat mencangkup pola makan, pola tidur, berolah raga dan menghilangkan kebiasan buruk
seperti merokok, minum alkohol dan obat-obatan terlarang.
http://images.ikapsi.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/ScTV9woKCGcAAAb5AlI1/
ka1-nurul%20hidayah-
%20identifikasi%20dan%20pengelolaan%20stress%20infertilitas.pdf?key=ikapsi:journal:22&nmid=2
21545165
http://akbiduniska.blogspot.com/2010/12/infertilitas.html