Download - preskas eva
Oleh : Eva Fitriana
Moderator:dr. Erita Ilyas, SpA
STATUS PASIEN
Identitas PasienNama : An.BP
Umur : 2 tahun 1 hari
TTL :Jayapura, 17 Januari 2009
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Asrama Kesdam 17 Cendrawasih,
Papua
No. RM : 35-22-31
Tanggal masuk : 23 Desember 2010
Identitas orang tuaData Orang Tua Ayah Ibu
NamaTn. K Ny. DS
Usia47 tahun 37 tahun
Pendidikan Terakhir D3 SMA
PekerjaanPNS Ibu Rumah Tangga
PangkatIII/B -
AgamaIslam Islam
Anamnesa
Alloanamnesa dari ibu pasien pada tanggal 18 Januari 2011
Keluhan Utama:DEMAM
Keluhan Tambahan:Batuk, pilek, BAB
warna dempul, BAK seperti teh
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS 1 hari SMRS
Demam terus menerus sampai suhu 38°C,
batuk,, dahak bening& encer,
pilek , cairan bening & encer
BAB warna dempul, padat,BAK seperti teh, perut semakin besar,
badan kuning
Sesak nafas (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
2 bulan 5 bulan 16 bulan 19 bulan
Mata Kuning,
BAB dempul,BAK teh
Perut tampak
membesar, sering mual dan muntah
Kista duktus koledokus
Operasi kista tidak
jadi dilakukan
Pemeriksaan histopatologi:
SIROSIS HEPATIS
Riwayat Penyakit KeluargaPasien merupakan anak pertama tunggal.Ibu pasien mempunyai riwayat alergi
terhadap ikan. Ibu pasien juga memiliki riwayat penyakit asma pada saat usianya masih kecil. Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat KehamilanIbu mengatakan selalu kontrol secara teratur ke
praktek bidan. Selama kehamilan ibu mengaku selalu dalam kondisi yang sehat.
Riwayat KelahiranAnak pertama, tunggal, spontan, ditolong oleh
dokter, cukup bulanSaat lahir langsung menangis, BL = 2300 g, PB =
orang tua pasien lupa, trauma saat lahir dan kelainan bawaan tidak ada
Riwayat PerkembanganMengangkat kepala : orang tua lupaMeraih dan menggenggam : orang tua lupaSenyum sosial : 3 bulanBereaksi terhadap suara : orang tua lupaTengkurap : 4 bulanMengoceh : 3 bulanPertumbuhan gigi I : orang tua lupaDuduk : 9 bulanBerdiri : 12 bulanBerjalan : belum bisa
KESAN : Perkembangan tidak bisa dinilai karena ibu pasien lupa dengan waktu perkembangan anaknya.
Riwayat makananUmur ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi Tim
0-2 bln ASI - - -
2-4 bln ASI - - -
4-6 bln ASI √ √ -
6-8 bln PASI (Chilkid) √ √ √
8-10 bln PASI (Chilkid) √ √ √Jenis makanan Frekuensi
Nasi pasien diberi bubur nasi, tiap hari, 4-5x/hari, 5 sendok makan, terkadang
diselingi dengan bubur milna sebanyak 2x/hari
Sayuran setiap hari, 3-4 kali/hari, jumlah tidak tentu
Daging setiap hari, 1 kali/hari, 1 potong/kali
Telur setiap hari, 1 kali/hari, 1 butir telur/kali
Ikan 2 – 3 kali/minggu, 1 x sehari, 1 potong/kali
Tahu setiap hari, 3-4 kali/hari, 1 potong/kali
Tempe setiap hari, 3-4 kali/hari, 1 potong/kali
Susu susu bubuk, 3-4 kali/hari, @60 cc/hari
kualitas dan kuantitas pemberian makanan baik, nafsu makan pasien sebelum sakit baik namun setelah sakit pasien mengalami penurunan nafsu makan.
Riwayat imunisasiJenis I II III
BCG √1 bulan
- -
DPT √2 bulan
√4 bulan
√6 bulan
Polio √2 bulan
√4 bulan
√6 bulan
Campak - - -
Hep B √1 hari
√1 bulan
√5 bulan
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap, imunisasi campak belum dilakukan karena pasien demam
Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 18 Januari 2011 jam 13.30
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 81 cm
Berat badan : 10,1 kg
Berat badan ideal : 11,5 kg
Nadi : 125 x/menit , reguler, kuat angkat
Suhu : 36,30C (axilla)
Pernafasan :35 x/menit, teratur
Berdasarkan grafik CDC yang dimodifikasi :
BB ideal = 11,5 kg
Status Gizi = 10,1 x 100%=87,82%
11,5 = mild malnutrition
Tinggi Umur = sesuai dengan usia 17 bulan perawakan pendek
Kepala : Normocephal, ubun-ubun besar datar, dan sudah menutup
Mata: Konjunctiva tidak anemis, sklera ikterik +/+
Telinga : Bentuk simetris, sekret tidak adaHidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung
tidak ada, sekret -/-Mulut : mukosa bibir lembap, terdapat
caries, stomatitis (+)Tenggorokan: tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemisThoraks : normochest, simetreis saat statis
dan dinamis, tidak ada retraksi
ParuInspeksi : Simetris saat statis dan dinamisPalpasi : Simetris kiri dan kanan, fremitus vokalis
simetrisPerkusi : Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
JantungInspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi : Iktus kordis teraba, tidak kuat angkat pada
sela iga IV linea midclavicula sinstraPerkusi : Batas atas : ICS II linea paraternal
sinistra Batas kanan : ICS IV linea parasternal
dextra Batas kiri : ICS V linea midclavicula
sinistraAuskultasi : BJ I-II reguler, murmur tidak ada, gallop
tidak ada
Abdomen :Inspeksi : Cembung, tegang, terdapat
venektasi, asites (+), sikatriks (+)Auskultasi: Bising usus (+) normalPalpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lein
sulit dirabaPerkusi : Redup
Ekstremitas Penilaian Tangan kanan
Tangan kiri Tungkai kanan
Tungkai kiri
Suhu akral Hangat Hangat Hangat Hangat
Sianosis Ada Ada Ada Ada
Edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Jari tabuh Ada Ada Ada Ada
Kulit Ikterik Ikterik Ikterik Ikterik
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium tanggal 23/12/2010 –
17/1/2011Jenis pemeriksa
an
24/12/2010
24/12/2010
25/12/2010
27/12/2010
31/12/2010
03/1/2011
10/1/2011
13/1/2011
17/1/2011
Hematologi Darah Rutin
Hb7.8* 10.4* 10.4* 9.0* 9.3* 9.3* 7.7* 7.8*
Hct25* 338 35* 30* 30* 29* 25* 26*
Eritrosit2.9* 3.8* 4.0* 3.4* 3.6* 3.5* 3.0* 2.9*
Trombosit68000* 45000
*28000* 25000* 58000* 68000* 32000
*50000*
MCV88 86 87 89 84 83 82 87
MCH27 27 26* 26* 26* 26* 26* 27
MCHC31* 32 30* 30* 31* 328 318 31*
Leukosit38000* 2700* 3500* 5400 4500* 4700* 38008 5300
Basofil 0 0 0 0 0 0
Eosinofil 4* 2 2 1 0 1
Batang 4 4 3 3 9 1
Segmen 72* 59 37* 73* 51 50
Jenis pemeriksa
an
24/12/2010
24/12/2010
25/12/2010
27/12/2010
31/12/2010
03/1/2011
10/1/2011
13/1/2011
17/1/2011
Limfosist18* 34 56* 21 35 45*
Monosit 2 1* 2 2 5 3
Kimia
Protein total 5.7* 5.6*
Albumin 2.5* 3.1* 2.78 2.88 2.9* 2.5*
Globulin 3.0 3.1
Cholesterol 97
Trigliserida 181*
Bilirubin total 24.0* 28.9*
Bil.direct 13.7* 16.0*
Bil. Indirect 10.3* 12.9*
SGPT 94* 101
SGOT 207* 191
Jenis pemeriksa
an
24/12/2010
24/12/2010
25/12/2010
27/12/2010
31/12/2010
03/1/2011
10/1/2011
13/1/2011
17/1/2011
Limfosist18* 34 56* 21 35 45*
Monosit 2 1* 2 2 5 3
Kimia
Protein total 5.7* 5.6*
Albumin 2.5* 3.1* 2.78 2.88 2.9* 2.5*
Globulin 3.0 3.1
Cholesterol 97
Trigliserida 181*
Bilirubin total 24.0* 28.9*
Bil.direct 13.7* 16.0*
Bil. Indirect 10.3* 12.9*
SGPT 94* 101
SGOT 207* 191
Jenis pemeriksa
an
24/12/2010
24/12/2010
25/12/2010
27/12/2010
31/12/2010
03/1/2011
10/1/2011
13/1/2011
17/1/2011
Ureum15* 16*
Kreatinin 0.7 0.6*
Hematologi
PT 17”K14”
16”K11” 14”{K10”
APTT 36”K32”
55”K36” 59”K36”
Kesan: anemia, pansitopenia, albuminemia, hiperbilirubinemia,peningkatan enzim hati, dan pemanjangan PT serta APTT
Pemeriksaan USG AbdomenKESAN :
Hepatosplenomegali Kista duktus koledokus lebih besar Dilatasi duktus bilier intra hepatic terutama kiri Asites
Resume Pasien anak ♂, 23 bulan, datang dengan keluhan
demam terus menerus sejak 2 hari SMRS Demam timbul perlahan-lahan hingga suhu
mencapai 38°C, demam naik turun tanpa pola yang jelas.
Demam turun setelah diberi obat penurun panas oleh dokter.
Selain demam, pasien batuk, berdahak, dahak berwarna bening dan berlendir, tidak mengandung darah.
Pasien juga pilek dengan cairan berwarna bening dan encer. Batuk pilek muncul bersamaan dengan demam.
Selain itu, pasien mengalami sesak nafas, timbul 1 hari setelah demam.
Ibu juga mengeluh BAB anaknya berwarna dempul, padat, dan BAK seperti teh.
Perut pasien semakin hari semakin membesar dan badannya kuning.
RPD:Usia 2 bulan: mata kuning, BAB berwarna
dempul, BAK warna teh pekat.Usia 5 bulan: perut pasien semakin membesar,
pasien sering mual muntah berobat ke RS jayapura diagnosis Kista Duktus Biliaris
Usia 16 bulan: operasi tidak jadi karena perdarahan
Usia 19 bulan: pemeriksaan histopatologi SIROSIS HEPATIS
RPK: tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama.
Pemeriksaan fisik:Mata: kedua sklera ikterikMulut: terdapat caries dan tanda stomatitisParu: sudah tidak ditemukan ronkiAbdomen: cembung, tegang, venektasi (+),
sikatriks (+), asites (+)Ekstremitas: ikterik, sianosis, jari tabuh (+)
Pemeriksaan laboratorium:AnemiaPansitopeniaPT dan APTT memanjangHipoalbuminemiaHiperbilirubinemiaPeningkatan kadar enzim hati
Pemeriksaan USG:HepatosplenomegaliKista duktus koledokusDilatasi duktus bilier intrahepatikAsites
DiagnosisDiagnosis Banding Diagnosis KerjaSirosis hepatis dengan
Kista duktus koledokus
Bronkopneumonia e.c viral
Bronkopneumonia e.c bakteri
BronkiolitisStomatitisCaries dentis
Sirosis hepatis dengan Kista duktus koledokus
Bronkopneumonia e.c viral
StomatitisCaries dentis
Rencana pemeriksaan Cek ulang pemeriksaan laboratorium darah
lengkap: Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit, Trombosit.
Cek ulang pemeriksaan kimia darah: protein total, albumin, bilirubin total, bilirubin direct, bilirubin indirect, SGPT, SGOT, PT, dan APTT
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan foto thorax
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad malamQuo ad functionam : dubia ad malamQuo ad sanationam : dubia ad malam
S Demam (+), mual (-), muntah (-), BAB dempul, BAK seperti teh dengan pengeluaran tidak ada keluhan
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 39,20C RR : 40x/menit Nadi : 145x/menitKepala : Normochepal
Mata : Sklera Ikterik +/+ conjunctiva anemic -/-
Hidung : sekret (-)Telinga : sekret (-)Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Thorax : simetris, reraksi (-)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki +/+ Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” Kulit : ikterik + +
A Sirosis Hepatis, Hiperpireksia e.c Bronkopneumonia, stomatitis
P IVFD D5 ¼ S+ KCl 10 meq : 600cc/24 jamCefotaxime 3x250 mg IVAlbumin 50ccInjeksi farmadol 150 mg drip dalam ½ jam tiap 6 jam
24 Desember 2010
S Demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dempul
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 370C RR : 40x/menit Nadi : 142x/menitKepala : Normochepal
Mata : Sklera Ikterik +/+ conjunctiva anemic -/-
Hidung : sekret (-)Telinga : sekret (-)Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Thorax : simetris, reraksi (-)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki +/+ Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” Kulit : ikterik + +
A Sirosis Hepatis, Hiperpireksia e.c Bronkopneumonia, stomatitis
P IVFD D5 ¼ S + KCl 10 meq : 600cc/24 jamCefotaxime 3x250 mg IVAlbumin 50ccInjeksi farmadol 150 mg drip dalam ½ jam tiap 6 jam
25 Desember 2010
S Malam demam (+), sudah diberi obat penurun panas, sempat turun, mual (-), batuk (+), pilek (+), muntah (-), sesak (+), BAB dempul, BAK tseperti the pekat
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 36,45C RR : 35x/menit Nadi : 130x/menitKepala : Normochepal
Mata : Sklera Ikterik +/+ conjunctiva anemic -/-
Hidung : sekret (-)Telinga : sekret (-)Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Thorax : simetris, reraksi (-)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki +/+ Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” Kulit : ikterik + +
A Sirosis Hepatis, Hiperpireksia e.c Bronkopneumonia, stomatitis
P IVFD D5 ¼ S + KCl 10 meq : 600cc/24 jamCefotaxime 3x250 mg IVAlbumin 50ccInjeksi farmadol 150 mg drip dalam ½ jam tiap 6 jam
26 Desember 2010
S Pagi ini demam (-),muntah 1x, isi makanan, darah (-), batuk (+), pilek (+),, sesak (+), BAB dempul, BAK seperti the pekat
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 36.80C RR : 32x/menit Nadi : 132x/menit
Mata : Sklera Ikterik +/+
Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki +/+ Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” kulit: ikterik
A Sirosis Hepatis, Hiperpireksia e.c Bronkopneumonia, stomatitis
P IVFD D5 ¼ S + Kcl 10 meQ / kolf : 600 cc/24 jamMinum F75 8 x 50 cc Inj. Cefotaxime 3 x 250 mg (IV) (7)Urdafalk 50 mg/ kg / x = 2 x 150 mg (PO)PCT 4 x 1 cth (PO)Farmadol 150 mg (drip dalam ½ jam, tiap 6 jam)Cek PT, aPTTUSG abdomenLasix 2 x 10 mg (IV)Albumin 20% 25 cc (2 hari) habis dalam 4 jamVit A 1 x 6000 IU (PO)Vit. D 2 x seminggu 1 caps (PO)Vit. E 1 x 100 IU (PO)Vit K 1 x 2,5 mg (2 x seminggu) (PO)Minum ↑ sesuai dalam cairan
27 Desember 2010
S Demam (-) batuk (+), BAB dempul, BAK seperti the pekat
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 37.30C RR : 30x/menit Nadi : 132x/menit
Mata : Sklera Ikterik +/+
Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki +/+ Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” kulit: ikterik
A Sirosis Hepatis, Hiperpireksia e.c Bronkopneumonia, stomatitis
P IVFD D5 ¼ S + Kcl 10 meQ / kolf : 600 cc/24 jamMinum F75 8 x 50 cc TC 2 unitFFP 75 ccCryopresipitate 75 ccAlbumin 20% 25 ccPRC stopInj. Cefotaxime 3 x 250 mg (IV) (7)Urdafalk 50 mg/ kg / x = 2 x 150 mg (PO)PCT 4 x 1 cth (PO)Farmadol 150 mg (drip dalam ½ jam, tiap 6 jam)USG abdomenLasix 2 x 10 mg (IV)Albumin 20% 25 cc (2 hari) habis dalam 4 jamVit A 1 x 6000 IU (PO)Vit. D 2 x seminggu 1 caps (PO)Vit. E 1 x 100 IU (PO)Vit K 1 x 2,5 mg (2 x seminggu) (p.o)
28 Desember 2010
S Demam (-), batuk mulai berkurang,, sesak (-), BAB dempul, BAK seperti the pekat, sudah minum F75 dan makan
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 36.10C RR : 40x/menit Nadi : 120x/menit
Mata : Sklera Ikterik +/+
Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki -/- Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” kulit: ikterik
A Sirosis Hepatis, Bronkopneumonia, terattasi, stomatitis perbaikan
P IVFD D5 ¼ S + Kcl 10 meQ / kolf : 600 cc/24 jamMinum F75 8 x 50 cc Inj. Cefotaxime 3 x 250 mg (IV) (7)Urdafalk 50 mg/ kg / x = 2 x 150 mg (PO)PCT 4 x 1 cth (PO)Lasix 2 x 10 mg (IV)Vit A 1 x 6000 IU (PO)Vit. D 2 x seminggu 1 caps (PO)Vit. E 1 x 100 IU (PO)Vit K 1 x 2,5 mg (2 x seminggu) (PO)Inhalasi 3x/hari
4 Januari 2011
S Minum susu tiap 3 jam 90 cc, BAB (+) warna dempul, BAK kuning pekat
O KU/KS : tampak sakit berat, cm TTV : T : 36.10C RR : 40x/menit Nadi : 120x/menit
Mata : Sklera Ikterik +/+
Mulut : mukosa basah, stomatitis, caries dental (+)Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler Rhonki -/- Wheezing -/-
Abdomen : * cembung, tegang, venektasi (+) * Perut membesar * hepar / lien sulit dinilaiEkst : akral hangat CRT < 2” kulit: ikterik
A Sirosis Hepatis, Bronkopneumonia, terattasi, stomatitis perbaikan
P Minum susu Chilkid 8x 100 ccUrdafalk 50 mg/ kg / x = 2 x 150 mg (PO)Lasix 2 x 10 mg (IV)Vit A 1 x 6000 IU (PO)Vit. D 2 x seminggu 1 caps (PO)Vit. E 1 x 100 IU (PO)Vit K 1 x 2,5 mg (2 x seminggu) (PO)Inhalasi stop
Acc pulang, control 1 minggu kemudian
21 Januari 2011
Tinjauan Pustaka
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI
Sirosis hepatis adalah bentuk akhir dari kerusakan hati dengan digantinya jaringan yang rusak oleh jaringan fibrotic yang akan menyebabkan penurunan fungsi dan peningkatan tekanan portal.
Sirosis merupakan gambaran akhir dari kerusakan hati yang kronis. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh infeksi, autoimun, zat toksik maupun faktor dismorfik.
Sirosis merupakan penyakit hati menahun yang difus yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul.
EtiologiGizi yang buruk, Hepatitis virus, Intoksikasi, Colestasis keras baik
intrahepatik maupun ekstrahepatik,
Infeksi
Kekurangan nutrisi seperti protein hewani terutama asam amino kolin, metionin, vitamin B kompleks, tokoferol, kistein atau alfa 1-antitripsin dapat menyebabkan sirosis
Klasifikasi Etiologik Patologik
MikronodulerMakronodulerSirosis septal incompleteSirosis bilier
KlinisSirosis terkompensasiSirosis dekompensasi
Patogenesis Nekrosis pada sel hati yang luas (hepatoseluler),
↓kolaps lobulus hati
↓memacu timbulnya pembentukan jaringan parut
↓disertai terbentuknya septa fibrosis difus
↓beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul
↓distorsi percabangan pembuluh hepatic
↓ gangguan aliran darah porta
↓hipertensi portal
Manifestasi klinisGagal sel hati
ikterus, edema perifer,kecenderungan
perdarahan, eritema palmaris,angioma laba-laba,fetor hepatikum,ensefalopati hepaticasites
Hipertensi portalsplenomegali, varises esophagus,
dan lambung ascites
Diagnosis Anamnesis:
tampak kelelahan,tidak nafsu makan,sering muntah, nausea, lemah, penurunan BB, sakit perut demam.
Pemeriksaan fisikmata kuningspider naevites undulasi (+)perkusi abdomen:
redup limpa membesarpembengkakan
kedua tungkaitremor pada jari-jari
tangan
DiagnosisPemeriksaan lab
anemia normokromik normositer,hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer.
Kenaikan SGOT, SGPT
Kenaikan kadar gamma GT
Penurunan albumin,
Penurunan kolinesterase
Pemanjangan PTPeninggian kadar
gula darahPemeriksaan
marker serologi pertanda virus
Diagnosis Pemeriksaan penunjang
RadiologiEsofagoskopiUltrasonografiAngiografi
Komplikasi Kegagalan hati (hepatoseluler)Hipertensi portalAsitesEnsefalopati hepaticPeritonitis bacterial spontanSindrom hepatorenalTransformasi kearah kanker hati primer
(hepatoma)
Tata Laksana
Istirahat yang cukup lama, dan makanan yang adekuat serta seimbang,
Protein diberikan dengan jumlah 1-1,5 gram/kgBB,
Lemak antara 30 – 40%,Pembatasan NaCl, Diet rendah garam
1-4 tahun <5 mEq/hari,5-10 tahun <20 mEq/hari 12-14 tahun 30mEq/hari.
Tata LaksanaDiuretic dengan dosis:
1-3 tahun 4x12,5 mg/hari4-7 tahun 4x25 mg/hari8-11 tahun4x27,5 mg/hari>12 tahun 4x50 mg/hari
Prognosis
Dengan menggunakan kriteria Child-Pug dengan menilai: Kadar bilirubinKadar albumin Protrombin timeAsitesHepatic ensephalopathy
Adapun kriteria Child Pug, terdiri dari:Kriteria A : 100%Kriteria B : 80%Kriteria C : 45%
KISTA DUKTUS KOLEDOKUS
Definisi Kista Duktus Koledokus adalah suatu
keadaan dimana terjadinya pelebaran saluran empedu baik ekstra maupun intrahepatik.
Manifestasi Klinikikterus,nyeri perut yang hilang timbul,massa tumor pada perut kanan atas.
klasifikasiTipe I : Tipe kistik dan
fusiform/dilatasi segmental dari duktus biliaris ekstra hepatic
Tipe II : Dilatasi sakulat tunggal/divertikulum dari duktus biliaris ekstra hepatic
Tipe III : Dilatasi intraduodenal/koledokel dari duktus biliaris
Tipe IVA : Kombinasi dilatasi intra dan ekstra hepatic
Penatalaksanaaneksisi total
PrognosisTergantung dari:Kerusakan heparBaik tidaknya drainaseBerkembang tidaknya menjadi kolestasisBerulang tidaknya kistaBerkembang atau tidaknya menjadi ganas
BRONKOPNEUMONIA
Definisi
Bronkopneumonia (pneumonia lobularis) yaitu suatu infeksi saluran pernafasan akut bawah yang mengenai parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
Epidemiologi Insiden penyakit ini pada negara
berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.5
Etiologi Bakteri:
Pneumococcus, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia
Virus: Adenovirus, Virus parainfluenza, Virus influenza,
Virus respiratori sinsisial, Cytomegalo virusJamur:
Histoplasmosis, Candida albicans, Aspergillus speciesProtozoa :
Pneumokistis kariniiBahan kimia
KLASIFIKASIBerdasarkan predileksi infeksi:
1. Pneumonia lobaris2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)3. Pneumonia interstisialis (bronkiolitis)
Berdasarkan klinis dan epidemiologis: 1. Pneumonia komuniti (community-acquired
pneumonia).2. Pneumonia nosokomial3. Pneumonia aspirasi.4. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan penyebab: Pneumonia bakteri/tipikalPneumonia virusPneumonia jamur
Patofisiologi • Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan
pernafasan secara percikan (droplet). Pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena efek gravitasi.1,3
• Agen-agen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki 3 bentuk transisi primer :
1.Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring
2.Inhalasi aerosol yang infeksius3.Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
Gejala klinis• Didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas • Suhu dapat naik mendadak sampai 39–40°C• Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan cepat
dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.
• BatukHasil pemeriksaan fisik:
Perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi: ronki basah halus nyaring.
Pemeriksaan laboratorium
1. Leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
2. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
3. Peningkatan LED.4. Kultur dahak dapat positif5. Analisa gas darah (AGDA) hipoksemia dan
hiperkarbia. Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik
DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala dan tanda serta pemeriksaan penunjang.
Foto rontgen: bercak-bercak didapati pada satu atau beberapa lobus. Foto rontgen komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi.
Pedoman diagnosa dan tata laksana menurut WHO:
• Pneumonia sangat berat :Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
• Pneumonia berat :Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup
minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
• Pneumonia :Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :– > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan– > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun– >40 x/menit pada anak usia 1 – 5 tahun
• Bukan Pneumonia :Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak
perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.7
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :Bed restAnak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta
vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.
Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
• Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan :• Untuk kasus pneumonia community base :
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
• Untuk kasus pneumonia hospital base :- Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian- Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
• Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri• Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral• Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan
enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
Pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi:
Komplikasi yang dapat dijumpai:- Empyema dan otitis media akut
Komplikasi lain seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.
PrognosisAntibiotika yang tepat dan adekuat
mortalitas <1%.Mortalitas tinggi pada anak-anak dengan
keadaan malnutrisi energi protein, datang terlambat untuk pengobatan
Pencegahan menghindari kontak dengan penderitamengobati secara dini penyakit-penyakit
yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia
Meningkatkan daya tahan tubuh:cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan
teratur, menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, rajin berolahraga
BRONKIOLITIS
Definisi Infeksi akut pada saluran napas kecil atau
bronkiolus yang pada umumnya disebabkan oleh virus, sehingga menyebabkan gejala–gejala obstruksi bronkiolus.
Bronkiolitis sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun dengan insiden tertinggi pada bayi usia 6 bulan.
Gejala klinisMula-mula ISPA atasDemam Distres nafas (RR>60 x/menit) yang ditandai oleh batuk
paroksismal, Wheezing,Sesak napas,Rewel, Muntah Sulit makan dan minum.Nafas cuping hidungHepar dan lien teraba akibat pendorongan diafragma
karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi
DIAGNOSISKriteria bronkiolitis terdiri dari: (1) wheezing pertama kali, (2) umur 24 bulan atau kurang, (3) pemeriksaan fisik sesuai dengan gambaran
infeksi virus misalnya batuk, pilek, demam (4) menyingkirkan pneumonia atau riwayat atopi
yang dapat menyebabkan wheezing.
pemeriksaan x-foto dada: hyperaerated
Penatalaksanaan1. Cairan dan nutrisi: adekuat2. Oksigenasi : oksigen nasal atau masker, monitor
dengan pulse oxymetry. Gagal nafas: ventilasi mekanik.
3. Bronkodilator: nebulasi agonis beta2: salbutamol 0,1 mg/kg BB/dosis, diencerkan dengan cairan normal saline, diberikan 4 – 6 kali per-hari
4. Steroid, pada bronkiolitis berat: deksametason 0,1-0,2 mg/kg/dosis, IV 5. Antibiotika: penyakit berat, keadaan umum kurang baik, curiga infeksi sekunder
6. Digitalisasi: tanda payah jantung
ANALISA KASUS
Demam Suhu pasien pada saat pertama kali masuk
perawatan sebesar 37,4°C.
Berdasarkan teori dalam protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center tahun 2000, demam: suhu rektal > 38 °C, suhu aksila 37,5°C, hiperpireksia: suhu > 41,1°C
Pasien ini dikatakan subfebris, dan berdasarkan alloanamnesis orangtua dirumah suhu pasien mencapai 38°C riwayat demam
Bronkopneumonia e.c.viralAnamnesis (saat pertama kali masuk perawatan):
Demam terus menerus sejak 2 hari SMRS, sampai suhu 38°C, naik turun
Batuk berdahak berwarna bening dan berlendirPilek dengan cairan berwarna bening,encerSesak nafas
Pemeriksaan fisik (saat pertama kali masuk perawatan): Frekuensi nafas cepat (50 kali/menit)Pada paru: ronki (+), wheezing (-) ≠
Bronkiolitis
Diagnosis Bronkopneumonia dapat ditegakkan karena terdapat 3 dari 5 gejala khas Bronkopneumonia
Sekret dari hidung bening dan encer, dahak pun encer
Demam tidak terlalu tinggi Pemeriksaan penunjang: leukopenia
Bronkopneumonia e.c. viral
Terapi IVFD D5 ¼ S + KCl 10 mEq/kolf = 600 cc/24 jam
Dekstrose 5% digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien dengan pembatasan intake natrium.
Penggunaannya untuk:Membantu berlangsungnya metabolisme Mencegah hipoglikemiMempertahankan protein yang ada dengan mencegah
dipecahnya protein tubuhMenurunkan level asam lemak bebas dan keton
Terapi sesuai, karena intake natrium pada pasien ini dibatasi karena pasien mengalami asites, tidak nafsu makan,dan menjaga jumlah cairan tubuh agar pasien tidak mengalami dehidrasi
KCl menjaga keseimbangan kadar kalium di dalam darah karena pasien diberi diuretik lasix (furosemid), efek dari furosemid bisa menyebabkan deplesi cairan tubuh, salah satunya kalium.
2. Cefotaxime 3 x 250 mg IVCefotaxime adalah antibiotik golongan
sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri.
Cefotaxime memiliki aktivitas spectrum yang lebih luas terhadap organisme gram positif dan gram negatif.
Dosis anak: 50 – 100 mg/kgBB/hari
Pemberian antibiotik kurang rasional karena Bronkopneumonia pada pasien lebih mengarah pada bronkopneumonia e.c. viral
3. PCT 4 x 1 cth p.o. Parasetamol adalah drivat p-aminofenol
yang mempunyai sifat antipiretik / analgesic
Dosis oral 10 – 15 mg/kgBB/x
Dosis yang diberikan pada pasien ini kurang sesuai, karena BB = 10,1 KG, sehingga dosis yang diberikan setiap kali minum seharusnya antara 101 mg – 151,5 mg.
4. Inhalasi Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan.
Terapi diberikan karena pasien mengalami sesak dan bertujuan untuk memperbaiki transport mukosilier.Berdasarkan teori, pasien Bronkopneumonia sebaiknya diberikan O2 dengan kecepatan 1-2 liter/menit.
Sirosis HepatisAnamnesis:
BAB dempul, BAK seperti teh, perut semakin hari semakin membesar, dan badan berwarna kuning.
Pemeriksaan fisik: Mata ikterik +/+, abdomen cembung, tegang,
venektasi (+), asites (+), sikatriks (+), bunyi redup (+), lingkar abdomen 57 cm.
Pemeriksaan penunjang:Anemia, pansitopenia, hipoalbuminemia,
hiperbilirubinemia, peningkatan enzim hati dan pemanjangan PT dan APTT
Pemeriksaan histopatologi:Menunjukkan gambaran sirosis hepatis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta dari pemeriksaan histopatologi didapatkan diagnosis pasti berupa SIROSIS HEPATIS
Kista Duktus KoledokusHasil USG didapatkan:
Hepatosplenomegalintra Kista duktus koledokusDilatasi duktus bilier intrahepaticAsites
Tipe I Tipe kistik dan fusiform/dilatasi segmental dari duktus biliaris ekstra hepatic
Stomatitis Dari pemeriksaan fisik:
Gambaran berupa ulkus di daerah mukosa buccal pasien yang berwarna merah dengan di tengahnya berwarna keputihan
Caries gigiDiskolorasi coklat atau hitam, terdapat
kavitas, terasa ada lubang dalam gigi dengan sentuhan lidahnya, atau nyeri
Terapi Kebutuhan cairan pasien:
Cairan pasien dengan BB 10,1 kg = 100 cc/kgBB
Jumlah total cairan = 100 x 10,1 = 1010 cc/ 24 jam
Cairan yang diberikanIVFD D5 ¼ S + KCl 10 mEq/kolf = 600 cc/24
jamMinum F75 8x50 cc = 400 cc/hari
- Dalam tiap 50 cc F75 mengandungEnergy sebesar 37,5 kaloriProtein sebesar 0,45 gramKCl sebesar 0,1 gram
TC 2unitdiberikan karena pasien mengalami trombositopenia
FFP 75 ccMengandung antibodi, komplemen, dan protein
lain seperti C-reaktive protein dan fibronectin.Kebutuhan plasma: 10 – 20 cc/kgBB/hariPemberian plasma pada pasien ini masih
kurang, seharusnya 100 – 200 cc/hari
Cryopresipitate 75 ccMengandung faktor VIII dalam jumlah
80 – 110 unit, faktor Von Willebrand, faktor XIII, fibronectin dan fibrinogen yang mempunyai fungsi dalam proses pembekuan darah.
Pada pasien ini, sebaiknya pemberian dinaikkan hingga mencapai antara 80 – 100 unit.
Albumin 20% 25 ccDiberikan untuk mempertahankan kadar
albumin, karena pasien mengalami hipoalbuminemia
Kadar albumin: rumus = delta Albumin x 0,8 x BB
Berdasarkan rumus, kadar albumin yang dibutuhkan adalah 40,4 cc – 100,10 cc, sehingga dosis yang diberikan masih kurang
Lasix 2 x 10 mg IVMerupakan obat diuretik untuk mengurangi
asites pada pasien.Dosis maksimal dan minimal pada anak 0,5 – 6
mg/kgBBDosis yang dapat diberikan sebanyak 5,05 –
60,6 mg/hariDosis pada pasien ini sudah sesuai, yaitu
sebesar 20 mg
Vitamin A,D,E, dan KDiberikan larena adanya gangguan hati yang
menyebabkan fungsi dalam penyimpanan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) menjadi terganggu sehingga tubuh mengalami defisiensi
Vitamin K untuk memperbaiki masa protrombin, karena vit.K penting dalam pembentukan faktor intrinsik
UrdafalkMengandung asam ursodeoksilatFungsinya u/hepatoprotein melindungi hati
dari kerusakan yang diakibatkan oleh bilirubin direct/indirect.
Dosis : 50 mg/KALIDosis yang diberikan kurang, seharusnya 500
mg/kali
Farmadol 150 mg (drip dalam ½ jam, tiap 6 jam)Mengandung acetaminophen, sebagai
analgesik dan antipiretikSebaiknya obat ini tidak digunakan karena
pasien sudah mendapat terapi parasetamol
Diet makanan lunak 1010 kalori + PASI Height Age = anak usia 17 bulanKebutuhan kalori = 100 kkal/kgBBKebutuhan kalori = 100 x 10,1 = 1010 kkalKH 50%Protein 35%Lemak 15%
Pada pasien sebaiknya dilakukan Diet Hati I Garam rendah
Dimana indikasi pemberian Diet Hati I Rendah garam adalahKU perbaikanTidak nafsu makanTidak demamTidak sesak dan ronki -/-BAB sudah lebih kecoklatanAsites yang masih berat
Prognosis Skor parameter
1 2 3
Bilirubin (mg%) < 2,0 2 – 3 >3,0
Albumin (mg%) > 3,5 2,8 – 3,5 < 2,8
Protrombin time
< 4 4 – 6 > 6
Protrombin time INR
< 1,7 1,7 – 2,3 > 2,3
Asites 0 Min. – sedang (+) – (++)
Banyak (+++)
Hepatic Ensephalopathy
Tidak Ada Stadium 1 & 2 Stadium 3 & 4
Interpretasi :Grade A = 5 – 6Grade B = 7 – 9Grade C = 10 -15
Pada pasien ini, dihitung skornya dan didapat :1.Bilirubin total = 28,9 mg/dl, skornya 32.Albumin = 2,5 g/dl, skornya 33.Protrombin time = 16 detik, skornya 34.Asites = banyak, skornya 35.Hepatic ensephalopathy = tidak ada, skornya 1
Skor pasien ini adalah 13 dan termasuk kriteria Child-Pugh C angka harapan hidup sebesar 45 %