Download - ppt jiwa
MALINGERING DISORDER
PEMBIMBING :dr. Vita Camelia M.Ked SpKJ
DISUSUN OLEH :SYARIFAH KHAMSIAWAN
111001304
PENDAHULUANBerdasarkan American Psychiatric
Association (2000), malingering didefinisikan sebagai pembuatan gejala-gejala yang palsu atau gejala-gejala fisik dan psikis yang dilebih-lebihkan dalam rangka untuk mencapai beberapa insentif eksternal. Insentif eksternal tersebut dapat berupa menghindar dari tugas wajib militer, menghindari pekerjaan, mendapatkan kompensasi finansial, menghindari tuntutan hukum ( kasus kriminal ), atau ingin mendapatkan obat-obatan.
DEFINISI Malingering merupakan suatu kelainan
di mana seseorang berpura-pura sakit untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Malingering merupakan suatu upaya penciptaan gejala-gejala palsu atau gejala fisik dan psikis yang dilebih-lebihkan yang dimotivasi oleh tujuan tertentu yang dapat disimpulkan oleh orang lain, seperti menghindarkan diri dari tugas militer, menghindari tanggung jawab pekerjaan, mendapatkan kompensasi finansial, dan ingin mendapatkan obat-obatan.
EPIDEMIOLOGI Pada penelitian lain Dreber dan
Johannesson (2008) menemukan angka kejadian yang lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita di mana pada populasi umum diperkirakan kejadian berpura-pura sakit pada pria sebanyak 3% dan pada wanita sebanyak 1%.
ETIOLOGIAdanya permasalahan kriminal
Kewajiban dalam melaksanakan tugas negara
Menghindari pekerjaan tertentu
Untuk mendapat kompensasiUntuk memenuhi keinginannya
GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS Ada beberapa point penting yang harus diperhatikan pada penderita untuk
menegakkan diagnosis malingering antara lain : Cerita yang terlalu berlebihan. Penampakan lemas. Adanya keganjilan antara apa yang dikeluhkan oleh pasien dengan
temuan objektif. Jawaban yang tidak jelas ketika diajukan pertanyaan yang seharusnya
jawabannya jelas, hal ini dapat ditemukan bila penderita tidak yakin mana jawaban yang menunjukkan suatu psikopatologi.
Mudah menerima sugesti dan induksi dengan maksud untuk menambah keyakinan orang lain bahwa dirinya sakit.
Kurangnya pengetahuan tentang apakah peristiwa aneh seperti tidur atau kebisingan dapat mempengaruhi gejala, misalnya suara-suara yang didengarkan bahkan pada saat tidur.
Lebih cenderung untuk mengalami halusinasi yang berupa perintah, yang dalam pengaturan forensik mungkin meringankan hukuman atau di ruang gawat darurat dapat memfasilitasi rawat inap.
Permusuhan terhadap dokter dan perilaku tidak kooperatif terutama bila dokter telah menampakkan keraguan pada keluhan penderita.6
Kriteria dari DSM-IV-TR:1. Penderita datang dengan adanya surat
penyerta dari pihak kepolisian atau penderita datang sementara proses hukum terhadap dirinya masih sementara berjalan
2. Ada ketidaksesuaian antara keluhan yang secara subjektif dipaparkan oleh penderita dengan temuan objektif yang dilihat oleh pemeriksa.
3. Penderita sering menampakkan kesan sebagai penderita yang tidak kooperatif selama pemeriksaan dan tidak mengeluh ketika telah diberikan resep pengobatan.
4. Penderita dengan gangguan personal antisosial.
DIAGNOSIS BANDINGDD/ GGN. BUATAN GGN. KONVERSI MALINGERING
Tujuan Tidak ada niat atau manfaat sekunder
Bisa ada niat atau manfaat
Manfaat sekunder
Prevalensi Sering pada perempuan umur 20-40 tahun
Sering pada umur 20-40 tahun, sosial ekonomi rendah
Sering pada laki-laki utamanya yang memiliki masalah hukum, pekerjaan, dan ketergantungan obat
Gejala Klinis Gejala tidak konsisten memiliki berbagai jenis penyakit yang susah dipercaya kebenarannya
Lebih sering gejala neurologis
Gejala bervariasi biasanya dengan gejala psikotik yang dipalsukan
Kesadaran akan gejala
Produksi gejala disadari
Produksi gejala tanpa disadari
Produksi gejala disadari
PENATALAKSANAAN• Mulai dengan anggapan bahwa keluhan adalah benar, dan
singkirkan berbagai penyakit medis dan psikiatrik.• Harus waspada bila ada pasien yang menampilkan diri dengan
masalah medikolegal dan pasien tidak pernah patuh dalam minum obat.
• Laksanakan pemeriksaan laboratorium dan diagnosis lainnya sesuai dengan keluhan.
• Bila diduga adanya pura-pura, pastikan bahwa segala sesuatu diperiksa tanpa terlupa sebelum berhadapan dengan pasien.
• Usahakan untuk menegakkan diagnosis pasti.• Setelah semua data terkumpul ,beritahu pasien bahwa
intervensi medik sebenarnya tidak ada. Banyak pasien akan meninggalkan terapi saat itu. Beritahukan gejalanya adalah suatu gaya untuk menghadapi masalah dalam hidup pasien dan tawarkan bantuan untuk mengatasinya.
• Jangan obati suatu kondisi yang sebenarnya tidak ada atau terjebak untuk memenuhi tuntutan orang yang malingering untuk membenarkan suatu diagnosis yang diinginkannya.
PROGNOSISKarena individu yang berpura-pura sakit biasanya tidak mengikuti rekomendasi pengobatan, status mereka tetap tidak terpengaruh. Malingering tetap bertahan sampai individu yang berpura-pura sakit mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan lebih memberat apabila pasien merasa tidak senang atau kesulitan dalam mencari konfirmasi medis mengenai penyakitnya dan gejalanya akan mereda setelah mendapatkannya.
KESIMPULANMalingering merupakan suatu upaya penciptaan gejala yang palsu atau gejal yang dilebih-dilebihkan yang termotivasi oleh suatu tujuan yang dapat disimpulkan orang lain, seperti perolehan obat (racun) atau ganti rugi, menghindarkan tugas militer atau pekerjaan, atau menghindarkan dari tuntutan pidana. Prevalensi malingering tidak diketahui pasti, walaupun beberapa klinisi percaya bahwa gangguan ini lebih sering daripada yang diketahui. Keadaan ini lebih banyak dijumpai pada pria daripada wanita.
Hal yang penting dalam menangani pasien malingering adalah:
1. Menghindari sikap konfrontasi dengan pasien, dengan alasan pasien malingering
2. Memandang gejala medis sebagai sebagai suatu masalah medis yang sah.